Refarrat Slide

6
Langkah-Langkah Pemeriksaan klinis untuk diagnosis mati batang otak Pemeriksaan neurologis untuk menentukan apakah pasien sudah mati otak dapat dilanjutkan hanya jika prasyarat berikut terpenuhi : 1. Penyingkiran kondisi medis yang dapat mengganggu penilaian klinis,khususnya gangguan elektrolit, asam–basa, dan endokrin. 2. Tidak adanya hipotermia berat, yang berarti bahwa suhu tubuh kurang lebih 32°C 3. Tidak adanya hipotensi dan bukti intoksikasi obat,racun dan penyakit neuromuscular.

description

,

Transcript of Refarrat Slide

PowerPoint Presentation

Langkah-Langkah Pemeriksaan klinis untuk diagnosis mati batang otakPemeriksaan neurologis untuk menentukan apakah pasien sudah mati otak dapat dilanjutkan hanya jika prasyarat berikut terpenuhi : Penyingkiran kondisi medis yang dapat mengganggu penilaian klinis,khususnya gangguan elektrolit, asambasa, dan endokrin.Tidak adanya hipotermia berat, yang berarti bahwa suhu tubuh kurang lebih 32CTidak adanya hipotensi dan bukti intoksikasi obat,racun dan penyakit neuromuscular.

Menetapkan penyebab langsung dan irreversibiltas koma dan memantau pasien.Memulai kebijakan rumah sakit untuk memberitahukan wali Pengambil Keputusan. Melakukan dan mendokumentasikan penilaian klinis refleks batang otakLakukan dan mendokumentasikan tes apneaMelakukan pemeriksaan tambahan, jika diindikasikanJika keberatan agama atau moral individu untuk standar kematian otak diketahui, menerapkan kebijakan rumah sakit untuk akomodasi yang wajarSertifikasi kematian otak, dan Menghentikan dukungan cardio-pernafasan sesuai dengan kebijakan rumah sakit, termasuk untuk donasi organ.

Langkah 1Dokter memastikan bahwa tidak terdapat respon motorik dan mata tidak membuka, ketika suatu stimulus nyeri diberikan pada kukujari atau saraf supraorbital Langkah 2 :Penilaian klinis terhadap refleks batang otak dikerjakan secara menyeluruh. Nervus cranialis yang diperiksa ditunjukkan dengan angka romawi; garis panah utuh menunjukkan jaras aferen; garis panah terputus menunjukkan jaras eferen. Hilangnya respon menyeringai atau mata tidak membuka terhadap rangsang tekanan dalam pada kedua condyles setinggi temporomandibular joint(afferent n. V dan efferent N. VII), hilangnya refleks kornea terhadap rangsang sentuhan tepi kornea mata (n. V dan n. VII), hilangnyarefleks cahaya (N. II dan N. III), hilangnya respon oculovestibular ke arah sisi stimulus dingin oleh air es (N. VIII dan N. III dan N. VI), hilangnya refleks batuk terhadap rangsangan pengisapan yang dalam pada trachea (N. IX dan n. X)

Langkah 3Diskoneksi ventilator dan penggunaan oksigenasi apneik difusi (apneic diffusion oxygenation) memerlukan syarat tertentu. Suhu tubuh harus 36.5 C, tekanan darah sistolik harus 90 mmHg, dan keseimbangan cairan harus positif selama enam jam. Setelah pre-oksigenasi (fraksi oksigen insprasi harus 1.0 selama 10 menit), tingkat ventilasi harus dikurangi. Ventilator harus diputus apabila PaO2 arterial mencapai 200 mmHg, atau apabila PaCO2arterial mencapai 40 mmHg. Pipa oksigen harus berada pada carina (menghantarkan oksigen 6 liter per menit). Dokter harus mengamati dinding dada dan abdomen untuk mengamati adanya gerakan pernafasan selama 8-10 menit, dan harus mengawasi pasien terhadap adanya perubahan fungsi vital. Apabila PaO2 arterial 60mmHg, atau terdapat peningkatan > 20 mmHg dari nilai dasar yang normal, maka tes apnea dinyatakan positif.

Pemeriksaan konfirmatif apabila ditemukan indikasi

Angiography (conventional, computerized tomographic, magnetic resonance,and radionuclideElektroensefalografiNuclear brain scanning omatosensory evoked potentials Transcranial doppler ultrasonography