Rhinosinusitis Slide

download Rhinosinusitis Slide

of 65

description

Rhinosinusitis kronik

Transcript of Rhinosinusitis Slide

Rhinosinusitis

Rhinosinusitis Aisyah Fithri SyafwanShabrin IzzatiMulfa Satria Asnel

Bab 1 pendahuluan Latar BelakangRhinosinusitis merupakan masalah kesehatan yang signifikan yang tampaknya mencerminkan dari peningkatan frekuensi rhinitis alergi dan yang menyebabkan beban keuangan yang besar pada masyarakat. Penyebab utamanya adalah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, alergi dan gangguan anatomi yang selanjutnya dapat diikuti infeksi bakteri. Rhinosinusitis adalah penyakit inflamasi yang sering ditemukan dan mungkin akan terus meningkat prevalensinya. Rhinosinusitis dapat mengakibatkan gangguan kualitas hidup yang berat, sehingga penting bagi dokter umum atau dokter spesialis lain untuk memiliki pengetahuan yang baik mengenai definisi, gejala dan metode diagnosis dari penyakit rhinosinusitis. Bahaya dari rhinosinusitis adalah komplikasinya ke orbita dan intrakranial. Komplikasi ini terjadi akibat tatalaksana yang inadekuat atau faktor predisposisi yang tidak dapat dihindariBatasan Masalah

Case ini membahas mengenai rhinosinusitis dengan komplikasinya meliputi anatomi, fisiologi sinus paranasal, definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi rhinosinusitisTujuan Penulisan

Tujuan penulisan case ini adalah unutk memahami mengenai anatomi, fisiologi sinus paranasal, definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi rhinosinusitisMetode Penulisan

Case ini disusun berdasarkan studi kepustakaan dengan merujuk ke berbagai literatur BAB 2 Tinjauan PustakaANATOMI

Sinus paranasal adalah ruang berisi udara yang terletak di dalam tulang tengkorak dan wajah. Terdapat empat pasang sinus yaitu maksila, frontal, sphenoid, dan ethmoid. Masing-masing sinus mempunyai muara ke rongga hidung. Seluruh sinus dilapisi oleh epitel saluran pernapasan yang mengalami modifikasi, mampu menghasilkan mukus, dan bersilia. Dibagi menjadi dua kelompok:Anterior : sinus yang terbuka ke arah anterior basal lamella dari konka di meatus tengah, membentuk kelompok anterior sinus paranasal. Terdiri dari sinus maksila, frontal dan anterior sinus ethmoidPosterior : sinus yang terbuka kearah posterior dan superior pada basal lamella dari konka media. Terdiri dari sinus ethmoid dan sinus sphenoid. Posterior sinus etmoidalis terbuka di meatus superior dan sinus sphenoid terbuka reses sphenoethmoidal

FISIOLOGI SINUS PARANASALMeringankan berat kepalaPelembab dan pemanasan menghirup udaraMeningkatkan resonansi suaraMembantu produksi mukus

DEFINISI RHINOSINUSITIS

Rhinosinusitis didefinisikan sebagai peradangan pada selaput lendir hidung dan sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rhinosinusitis. Penyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri. Rhinosinusitis pada dewasa didefinisikan sebagai inflamasi pada hidung dan sinus paranasal dengan karakteristik dua atau lebih gejala dimana salah satunya harus ada sumbatan/obstruksi/kongesti pada hidung atau keluarnya cairan dari hidung (anterior/posterior nasal drip) : nyeri pada wajah/ rasa tertekan pada wajah penurunan/hilangnya rasa penciuman

epos 2012ETIOLOGIBeberapa faktor etiologi dan predisposisi antara lain:Common cold, bermacam rinitis terutama rinitis alergi, rinitis hormonal pada wanita hamil, polip hidung, kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka, sumbatan kompleks osti-meatal (KOM), infeksi tonsil, infeksi gigi, kelainan imunologik, diskenesia silia seperti pada sindrom Kartgener.Cont..Faktor predisposisi yang paling lazim adalah poliposis nasal yang timbul pada rinitis alergika; polip dapat memenuhi rongga hidung dan menyumbat sinusPada anak, hipertrofi adenoid merupakan faktor penting penyebab sinusitisKLASIFIKASI RHINOSINUSITISPatofisiologi

Gejala klinisKeluhan utama pada rhinosinusitis adalah hidung tersumbat yang disertai nyeri atau rasa tekanan pada muka dan ingus yang purulent. Ingus sering kali turun ke tenggorok dimana pada pemeriksaan rinoskopi akan terlihat post nasal drip.Nyeri tekan pada sinus yang terkena merupakan ciri khas pada sinusitis akut.

Nyeri pada pipi merupakan tanda sinusitis maksila, nyeri di ke dua bola mata menandakan sinusitiss etmoid, nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan sinusitiss frontal. Nyeri alih ke gigi dan telinga bisa terjadi pada sinusitis maksila.Gejala lain adalah sakit kepala, hiposmia atau anosmia, halitosis. Pada anak-anak gejala berupa batuk lebih bayak ditemukan dari hiposmia atau nyeri tekan pada wajahFaktor yang terkait menurut taskforceGejala mayorGejala minorNyeri wajahRasa penuh di wajahObstruksi hidungSecret hidungHiposmia/anosmiaSecret purulen pada cavum nasiDemam (khusus untuk rhinosinusitis akut)Sakit kepalaDemam (untuk semua rhinosinusitis non akut)HalitosisFatigueNyeri pada gigiBatuk Nyeri pada telinga/rasa penuhDiagnosisDiduga kuat rhinosinusitis apabila terdapat 2 atau lebih gejala mayor atau 1 mayor 2 minor atau lebih dari 3 minor. Mengarah ke rhinosinusitis bila 1 mayor atau 2 atau lebih minor

taskforceEpos 2012 Gejala utamaGejala tambahanTandaHidung tersumbat dan / atauPengeluaran cairan/discharge dari hidung baik ke anterior atau ke posterior nyeri wajah / rasa tertekan di wajah berkurang atau hilangKemampuan penghiduTanda dari endoskopi :Polip nasi dan atauDischarge mukopurulen dari meatus nasi media dan atauUdem/penyumbatan di meatus nasi media dan atauPerubahan gambaran CT Adanya perubahan mukosa di daerah osteomeatal kompleks dan atau di daerah sinus. Pada rinosinisitis viral akut ditemukan 2 atau lebih dari gejala tersebut dan sudah berlangsung kurang dari 10 hari. Pada rhinosinusitis akut post viral ditemukan gejala apabila lebih dari 10 hari dengan tidak ditemukan bakteri dan sekretnya mukoid tidak purulen. Pada rhinosinusitis bakterial ditemukan gejala apabila terdapat bakteri pada pemeriksaan laboratorium dan sekret berubah menjadi purulen dalam waktu kurang dari 12 minggu.Pada rhinosinusitis kronis, ditemukan 2 atau lebih gejala dan sudah berlangsung lebih dari 12 minggu. Pemeriksaan fisik dilakukan rinosokopi anterior dan rinoskop posterior. Tanda khas pada sinusitis maksila dan etmoid anterior dan frontal adalah pus yang ditemukan di meatus media. Pus pada meatus superior ditemukan pada sinusitis etmoid posterior dan sfenoid. Pada rhinosinusitis akut ditemukan mukosa edema dan hiperemisPemeriksaan penunjang Dapat dilakukan berupa :foto polos CT Scanpemeriksaan tranluminasipemeriksaan mikrobiologi dan sinuskopiFoto polos Posisi PA dan lateral, Waters umumnya hanya mampu menilai sinus-sinus besar seperti maksila dan frontal.

CT Scan

CT scan merupakan gold standar dalam merupakan sinusitis karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus

PENATALAKSANAANRhinosinusitis akutAntibiotik merupakan kunci dalam penatalaksanaan rhinosinusitis akut. Amoksisilin merupakan terapi pilihan untuk bakteri gram positif dan negatif. Jika diperikirakan kuman telah resisten maka dapat diberikan amoksisilin-klavunat atau jenis sefalosporin generasi kedua. Terapi lain yang dapat diberikan jika diperlukan adalah analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal, pencucian rongga hidung dengan NaCl, dan antihistamin. Antihistamin hanya diberikan pada rhinosinusitis alergi. Analgetik dan kompres hangat dapat diberikan untuk mengurangi nyeri. 2 gejala : salah satunya harus ada obstruksi hidung atau perubahan warna sekret +/- nyeri frontal,sakit kepala +/- penciuman tergangguPemeriksaan : rinoskopi anteriorx-ray dan ct tidak direkomendasikanGejala kurang dari 5 hari atau membaik setelahnyaCommon coldPengobatan simtomatik: analgetik,cuci hidungTidak ada perbaikan setelah 14 hariRujuk ke dokter spesialisTeruskan terapi untuk 7-14 hariPerbaikan dalam 48 jamSteroid topikalSedang (post viral)Rujuk ke dokter spesialisTidak ada perbaikan dalam 48 jamAntibiotik + steroid topikalBerat (termasuk bakteri)Gejala menetap atau memburuk setelah 5 hari Keadaan yang harus segera di rujuk/ dirawatEdema periorbitaPendorongan letak bola mataPenglihatan gandaOftalmoplegiPenurunan visusNyeri frontal unilateral atau bilateralBengkak daerah frontalTanda meningitis atau tanda fokal neurologis 2 atau lebih gejala, salah satunya berupa hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek; sekret hidung anterior/ posterior; nyeri/ rasa tertekan di wajah; Penghidu terganggu/ hilangPemeriksaan: Rinoskopi Anteriorx-ray dan ct scan tidak direkomendasikan Tersedia EndoskopiIkuti skema rhinosinusitis kronik dokter spesialis THTRujuk Dokter Spesialis THT jika Operasi DipertimbangkanPemeriksaan Rinoskopi AnteriorFoto Polos SPN/ TomografiKomputer tidak direkomendasikan

Endoskopi tidak tersediaLanjutkan terapi

Perbaikan

Reevaluasi setelah 4 minggu

Steroid topikalCuci hidung

Rujuk spesialis THTTidak ada perbaikanInvestigasi dan intervensi secepatnyaPikirkan diagnosis lain :Gejala unilateralPerdarahanKrustaGangguan penciumanGejala OrbitaEdema PeriorbitaPendorongan letak bola mataPenglihatan gandaOftalmoplegiNyeri kepala bagian frontal yang beratBengkak daerah frontalTanda meningitis atau tanda fokal neurologis fokal Bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF/FESS) merupakan operasi terkini untuk sinusitis kronik yang memerlukan operasi. Tindakan ini telah menggantikan hampir semua jenis bedah sinus terdahulu karena memberikan hasil yang lebih memuaskan dan tindakan lebih ringan dan tidak radikal. Indikasi tindakan ini berupa sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi adekuat, sinusitis kronik disertai kista atau kelainan yang ireversibel, polip ekstensif, adanya komplikasi sinusitis serta sinusitis jamurKOMPLIKASI

Komplikasi merupakan hal yang sering terjadi dan seringkali membahayakan nyawa penderita, namun seiring berkembangnya teknologi diagnostik dan antibiotika, maka hal tersebut dapat dihindariCont..Komplikasi orbita Komplikasi oseus/tulangKomplikasi intrakranial

ILUSTRASI KASUSIDENTITAS PASIENNama: Tn. RSUmur: 27 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiPekerjaan : Pekerja SwastaAlamat : PariamanSuku bangsa: Minangkabau

Seorang pasien laki-laki berumur 27 tahun dirawat di rumah sakit RSUP Dr M Djamil Padang pada tanggal 6 Mei 2015

Keluhan Utama : Hidung tersumbat sejak 4 bulan yang lalu

Riwayat penyakit sekarang :Hidung tersumbat sejak 4 bulan yang lalu, terus menerus. Sebelumnya pasien sudah merasakan hidung tersumbat sejak sekitar 1 tahun namun hilang timbul. Keluar cairan dari hidung sejak 4 bulan yang lalu, cairan berwarna kehijauan, agak kental, dan berbau amis. Sebelumnya pasien sudah merasakan keluar cairan dari hidung sejak sekitar 1 tahun yang lalu namun cairan berwarna bening dan agak encer.Nyeri pada pipi kiri sejak 3 bulan yang lalu, nyeri terus menerus.Wajah terasa berat terutama saat sedang menunduk atau sujud pada saat shalat. Pasien merasa penciumannya berkurang sejak 2 bulan yang laluBersin-bersin lebih dari 5 kali ketika terkena debu dan udara dingin.Gatal gatal pada hidung bila terkena debu dan udara dingin.

Terasa cairan mengalir dari belakang hidung ke tenggorokan sejak 4 bulan yang lalu.Nyeri kepala tidak adaNyeri telinga tidak adaBatuk tidak adaNyeri pada gigi tidak adaDemam tidak adaRiwayat keluar cairan dari telinga 3 bulan yang lalu namun sekarang sudah tidak keluar lagi.Riwayat gangguan pendengaran tidak ada.

Riwayat telinga berdenging tidak ada.Riwayat sakit gigi tidak adaRiwayat nyeri menelan tidak ada.Pasien sebelumnya sudah berobat ke poliklinik THT RSUP Dr M Djamil Padang, namun pasien tidak mengetahui obat apa yang berikan, gejala yang dirasasakan berkurang setelah mendapatkan pengobatan.Pada tahun 2013 pasien mengalami kecelakaan yang mengenai daerah wajah.

Riwayat penyakit dahulu :Riwayat hipertensi tidak adaRiwayat Diabetes Melitus tidak ada.Riwayat penyakit keluarga :Tidak ada anggota keluarga pasien mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi dan kebiasaan :Pasien seorang pekerja swastaMerokok sejak 10 tahun yang lalu sebanyak setengah bungkus perhariRiwayat konsumsi alkohol tidak ada.

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALISKeadaan umum : SedangKesadaran: CMCTekanan darah :120/80Frekwensi Nadi : 84 x/menitFrekwensi Nafas : 20 x/menitSuhu TubuhPEMERIKSAAN SISTEMIKKepalaMata : Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterikThoraks : Jantung dan Paru dalam batas normalAbdomen : Dalam batas normalEkstremitas : Akral Hangat perfusi baikSTATUS LOKALIS THTTELINGAPemeriksaanKelainanDekstraSinistraDaun telingaKel kongenitalTidak adaTidak adaTraumaTidak adaTidak adaRadangTidak adaTidak adaKel. MetabolikTidak adaTidak adaNyeri tarikTidak adaTidak adaNyeri tekan tragusTidak adaTidak adaDiding liang telingaCukup lapang (N)Cukup lapang (N)Cukup lapang(N)SempitHiperemiTidak adaTidak adaEdemaTidak adaTidak adaMassaTidak adaTidak adaSekret/serumenAda / TidakAda AdaBauTidak adaTidak adaWarnaKekuninganKekuniganJumlahSedikitsedikitJeniskeringkeringMembran timpaniUtuhWarnaKeruhKeruhReflek cahayaTidak adaTidak adaBulgingTidak adaTidak adaRetraksiTidak adaTidak adaAtrofiTidak adaTidak adaPerforasiJumlah perforasiAdaadaJenisSentralsentralKwadranPinggirRatarataMastoidTanda radangTidak adaTidak adaFistelTidak adaTidak adaSikatrikTidak adaTidak adaNyeri tekan Tidak adaTidak adaNyeri ketokTidak adaTidak adaTes garpu talaRinne( -)( - )SchwabachMemanjangMemanjangWeberTidak ada lateralisasiKesimpulanTuli konduktif telinga kiri dan kananAudiometri dan timpanometriTidak dilakukanTidak dilakukanHIDUNGPemeriksaanKelainanDektraSinistraHidung luarDeformitasTidak adaTidak adaKelainan kongenitalTidak adaTidak adaTraumaTidak adaTidak adaRadangTidak adaTidak adaMassaTidak adaTidak adaPemeriksaanDekstraSinistraNyeri tekanTidak adaAda (sinus maksila)Nyeri ketokTidak Ada Ada (sinus maksila)Sinus paranasalRinoskopi AnteriorPemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra VestibulumVibriseAda Ada RadangTidak ada Tidak ada Cavum nasiCukup lapang (N)Cukup lapang (N)SempitSempit Tidak adaAdaLapangTidak adaTidak adaSekretLokasiAdaAdaJenisMukopurulen Mukopurulen JumlahSedikit Sedikit BauTidak adaTidak adaKonka inferiorUkuranHipertrofiHipertrofiWarnaLivide Livide PermukaanLicin LicinEdemaTidak adaTidak adaKonka mediaUkuranSukar dinilaiSukar dinilaiWarnaSukar dinilaiSukar dinilaiPermukaanSukar dinilaiSukar dinilaiEdemaSukar dinilaiSukar dinilaiSeptumCukup lurus/deviasiDeviasi ke arah kiriPermukaanLicin LicinWarnaMerah mudaMerah muda SpinaTidak adaTidak adaKristaTidak adaTidak adaAbsesTidak adaTidak adaPerforasiTidak adaTidak adaMassaLokasiTidak adaTidak adaBentukTidak adaTidak adaUkuranTidak adaTidak adaPermukaanTidak adaTidak adaWarnaTidak adaTidak adaKonsistensiTidak adaTidak adaMudah digoyangTidak adaTidak adaPengaruh vasokonstriktorTidak adaTidak adaRinoskopi PosteriorPemeriksaanKelainanDekstraSinistraKoanaCukup lapang (N)SempitLapang Sukar dinilaiSukar dinilaiMukosaWarnaSukar dinilaiSukar dinilaiEdemSukar dinilaiSukar dinilaiJaringan granulasiSukar dinilaiSukar dinilaiKonka inferiorUkuranSukar dinilaiSukar dinilaiWarnaSukar dinilaiSukar dinilaiPermukaanSukar dinilaiSukar dinilaiEdemSukar dinilaiSukar dinilaiAdenoidAda/tidakSukar dinilaiSukar dinilaiMuara tuba eustachiusTertutup sekretSukar dinilaiSukar dinilaiEdem mukosaSukar dinilaiSukar dinilaiMassaLokasiSukar dinilaiSukar dinilaiUkuranSukar dinilaiSukar dinilaiBentukSukar dinilaiSukar dinilaiPermukaanSukar dinilaiSukar dinilaiPost Nasal DripAda/tidakSukar dinilaiSukar dinilaiJenisSukar dinilaiSukar dinilaiOrofaring dan mulutPemeriksaanKelainanDekstraSinistraPalatum mole + Arkus FaringSimetris/tidakSimetrisSimetrisWarnaMerah mudaMerah mudaEdemTidak adaTidak adaBercak/eksudatTidak adaTidak adaDinding faringWarnaKemerahanMerah mudaPermukaanLicinLicinTonsilUkuranT1T1WarnaMerah mudaMerah mudaPermukaanRataRataMuara kriptiTidak MelebarTidak MelebarDetritusTidak adaTidak adaEksudatTidak adaTidak adaPerlengketan dengan pilarTidak adaTidak adaPeritonsilWarnaMerah mudaMerah mudaEdemaTidak adaTidak adaAbsesTidak adaTidak adaTumorLokasiTidak adaTidak adaBentukTidak adaTidak adaUkuranTidak adaTidak adaPermukaanTidak adaTidak adaKonsistensiTidak adaTidak adaGigiKaries/RadiksAdaAdaKesanOral Higiene kurangLidahWarnaMerah mudaMerah mudaBentukNormal NormalDeviasiTidak adaTidak adaMassa Tidak adaTidak adaLaringiskopi Indirek PemeriksaanKelainanDekstraSinistraEpiglotisBentukNormalNormalWarnaMerah mudaMerah mudaEdemaTidak adaTidak adaPinggir rata/tidakRataRataMassaTidak adaTidak adaAriteniodWarnaSukar dinilaiSukar dinilaiEdemaSukar dinilaiSukar dinilaiMassaSukar dinilaiSukar dinilaiGerakanSukar dinilaiSukar dinilai Ventrikular bandWarnaSukar dinilaiSukar dinilaiEdemaSukar dinilaiSukar dinilaiMassaSukar dinilaiSukar dinilaiPlica vokalisWarnaSukar dinilaiSukar dinilaiGerakanSukar dinilaiSukar dinilaiPingir medialSukar dinilaiSukar dinilaiMassaSukar dinilaiSukar dinilaiSubglotis/trakeaMassaSukar dinilaiSukar dinilaiSekretSukar dinilaiSukar dinilaiSinus piriformisMassaSukar dinilaiSukar dinilaiSekretSukar dinilaiSukar dinilaiValekulaMassaSukar dinilaiSukar dinilaiSekret ( jenisnya )Sukar dinilaiSukar dinilaiPemeriksaan Kelenjar getah bening leher : tidak ada pembesaran KGB

Inspeksi: tidak terlihat pembesaran kelenjar getah bening di leherPalpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening di leher

RESUMEAnamnesisHidung tersumbat sejak 4 bulan yang lalu, terus menerus. Sebelumnya pasien sudah merasakan hidung tersumbat sejak sekitar 1 tahun namun hilang timbul. Keluar cairan dari hidung sejak 4 bulan yang lalu, cairan berwarna kehijauan, agak kental, dan berbau amis. Sebelumnya pasien sudah merasakan keluar cairan dari hidung sejak sekitar 1 tahun yang lalu namun cairan berwarna bening dan agak encer.Nyeri pada pipi bagian kiri sejak 3 bulan yang lalu, nyeri terus menerus.Wajah terasa berat terutama saat sedang menunduk atau sujud pada saat shalat. Pasien merasa penciumannya berkurang sejak 2 bulan yang laluBersin-bersin lebih dari 5 kali ketika terkena debu dan udara dingin.

Gatal gatal pada hidung bila terkena debu dan udara dingin.Terasa cairan mengalir dari belakang hidung ke tenggorokan sejak 4 bulan yang lalu.Riwayat keluar cairan dari telinga ada 3 bulan yang lalu namun sekarang sudah tidak keluar lagi.Pasien sebelumnya sudah berobat ke poliklinik THT RSUP Dr M Djamil Padang, namun pasien tidak mengetahui obat apa yang berikan, gejala yang dirasasakan berkurang setelah mendapatkan pengobatan.Pada tahun 2013 pasien mengalami kecelakaan yang mengenai daerah wajah.

Pemeriksaan fisikSinus Paranasal : Nyeri ketok dan nyeri tekan pada sinus maksila sinistra. Rinoskopi anterior KND : Kavum nasi sempit sekret ada, mukopurulen, sedikit, tidak berbau. konka inferior hipertrofi, livid, permukaan licin, konka media sukar dinilai, septum deviasi kearah kiri.KNS : Kavum nasi sempit, sekret ada, mukopurulen, sedikit, tidak berbau. konka inferior hipertrofi, livid, permukaan licin, konka media sukar dinilai, septum deviasi kearah kiri.TelingaADS : Membran timpani keruh, perforasi sentral, kuadran anterior inferior, pinggir rata. Tes garpu Tala : Tuli konduktif ADS.

Pemeriksaan penunjang Foto polos sinus paranasal posisi waters, Audiometri, Timpanometri.

Diagnosis Kerja : Rhinosinusitis kronik maksila sinistra ec susp septum deviasi dan rhinitis alergi

Diagnosis Tambahan Otitis Media Supuratif Kronis ADS tipe aman fase tenang

Pemeriksaan anjuran Prick test

Terapi :Ciproproksasin 2 x 500 mgPseudoefedrin HCl 30 mg + Terferadin 40 mg (3x1 tab)Ambroxol 3 x30 mgCuci Hidung Nacl 0, 9 %

Anjuran Terapi :septoplasti

Prognosis :Quo ad vitam : bonamQuo ad sanam : dubia et bonam Quo as funtionam : dubia ad malam

diskusiTelah dilaporkan seorang pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosa kerja. rhinosinusitis kronik maksila sinistra ec susp septum deviasi dan rhinitis alergi. Diagnosa Pada pasien ini ditegakkan dari Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan anamnesis didapatkan hidung tersumbat , keluar cairan dari hidung berwarna kehijauan, nyeri pada pipi bagian kiri, nyeri terus menerus dan wajah terasa berat terutama saat sedang menunduk atau sujud pada saat shalat, serta pasien merasa penciumannya berkurang. Pada anamnesis ini didapatkan lima kriteria mayor dari penegakkan diagnosis rinosinusitis menurut Task Force. Pasien mengeluhkan pula bersin-bersin lebih dari 5 kali ketika terkena debu dan udara dingin, serta gatal gatal pada hidung juga dirasakan bila terkena debu dan udara dingin. Hal ini sesuai dengan etiologi dari rinosinusitis yang dapat disebabkan oleh rinitis alergi. Keluhan pada pasiennya ini dimulai sejak 4 bulan yang lalu. Menurut European Position Paper on Nasal Polyps ini termasuk dalam rinosinusitis kronis.

Pada Pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan kavum nasi dekstra sinistra pada pasien sempit, sekret ada, mukopurulen, sedikit, dan tidak berbau konka inferior hipertrofi dan livid. Pada pasien terdapat pula septum deviasi ke arah sinistra. Pemeriksaan Sinus Paranasal di dapatkan nyeri ketok dan nyeri tekan pada sinus maksila sinistra. Keadaan konka inferior yang hipertrofi dan livid merupakan tanda dari adanya rinitis alergi. Nyeri ketok dan nyeri tekan pada maksila menandakan adanya infeksi pada sinus. Terdapat berbagai faktor predisposisi rinosinusitis. Faktor predisposisi pada pasien ini berupa adanya rinitis alergi dan deviasi pada septum ke arah kiri karena trauma daerah wajah. Faktor lain yang juga adalah kebiasaan merokok pada pasien yang perubahan mukosa dan merusak silia. Faktor predisposisi pada pasien yakni rinitis alergi dan deviasi septum menyebabkan sumbatan pada ostium sinus. Organ-organ pembentuk KOM letaknya berdekatan dan bila terjadi edema mukosa yang berhadapan akan saling bertemu hingga silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan adanya OMSK ADS tipe aman fase tenang. Berdasarkan anamnesis yakni riwayat keluar cairan dari telinga sekitar 3 bulan yang lalu namun sekarang sekret sudah tidak keluar. Pemeriksaan fisik pada telinga pasien ditemukan membran timpani telinga kiri dan kanan keruh, perforasi sentral, anterior inferior, pinggir rata dan tes garpu tala tuli konduktif Auris Dekstra dan Sinistra. Adanya perforasi dari membran timpani dan riwayat keluar cairan dari telinga lebih dari 2 bulan menandakan adanya OMSK. Letak perforasi pada membran timpani di sentral mengarahkan pada diagnosa OMSk tipe aman (benigna). Saat ini pada liang telinga pasien tidak ada sekret yang keluar secara aktif, menandakan OMSK tipe aman pasien berada dalam fase tenang.Pada kasus ini diberikan terapi medikamentosa seperti Ciproproksasin 2 x 500 mg yang berguna sebagai antibiotik. Diberikan juga Pseudoefedrin HCl 30 mg + Terferadin 40 mg (3x1 tab), ambroxol 3 x30 mg, Cuci Hidung Nacl 0, 9 %, dan 2x5 tetes ADS. Pada pasien dianjurkan dilakukan septoplasti untuk mengatasi septum deviasi .

terima kasih