refarat

11
LICHEN PLANUS MENYERANG SEORANG GADIS 12 TAHUN (Lichen planus affecting a 12-year-old girl) Natalie Kelner, Ana Paula Vivas, Rosana Morelatto, Fabio Alves ABSTRAK Lichen planus (LP) merupakan suatu kondisi inflamasi mukokutaneus kronis yang relatif umum pada orang dewasa tapi jarang menyerang anak-anak. Selain itu, beberapa kasus dengan lesi oral yang menyerang anak-anak telah dilaporkan dalam literatur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melaporkan kasus yang tidak biasa dari oral LP yang melibatkan lidah dan mukosa bukal pada anak. Seorang gadis 12 tahun mengeluhkan lesi oral yang tanpa rasa sakit selama 18 bulan. Pada evaluasi klinis, beberapa lesi putih pada lidah dan mukosa bukal diamati tanpa lesi kulit. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan gambar histopatologi. Tidak diperlukan pengobatan aktif. Pasien saat ini sedang dalam evaluasi secara berkala. Meskipun jarang dilaporkan di masa kecil, lichen planus harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding dari lesi hiperkeratosis dan / atau retikuler pada mukosa mulut anak- anak. Kata kunci: Lichen Planus, Oral, Oral Diagnosis, Anak; Diagnosis; Diferensial 1. PENDAHULUAN Lichen planus (LP) merupakan suatu kondisi inflamasi mukokutaneus kronis yang relatif umum, yang pertama kali

Transcript of refarat

Page 1: refarat

LICHEN PLANUS MENYERANG SEORANG GADIS 12 TAHUN

(Lichen planus affecting a 12-year-old girl)

Natalie Kelner, Ana Paula Vivas, Rosana Morelatto, Fabio Alves

ABSTRAK

Lichen planus (LP) merupakan suatu kondisi inflamasi mukokutaneus kronis yang relatif

umum pada orang dewasa tapi jarang menyerang anak-anak. Selain itu, beberapa kasus

dengan lesi oral yang menyerang anak-anak telah dilaporkan dalam literatur. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk melaporkan kasus yang tidak biasa dari oral LP yang melibatkan

lidah dan mukosa bukal pada anak. Seorang gadis 12 tahun mengeluhkan lesi oral yang tanpa

rasa sakit selama 18 bulan. Pada evaluasi klinis, beberapa lesi putih pada lidah dan mukosa

bukal diamati tanpa lesi kulit. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan

gambar histopatologi. Tidak diperlukan pengobatan aktif. Pasien saat ini sedang dalam

evaluasi secara berkala. Meskipun jarang dilaporkan di masa kecil, lichen planus harus

dipertimbangkan dalam diagnosis banding dari lesi hiperkeratosis dan / atau retikuler pada

mukosa mulut anak-anak.

Kata kunci: Lichen Planus, Oral, Oral Diagnosis, Anak; Diagnosis; Diferensial

1. PENDAHULUAN

Lichen planus (LP) merupakan suatu kondisi inflamasi mukokutaneus kronis yang relatif

umum, yang pertama kali diuraikan oleh Eramus Wilson pada tahun 1869. Lesi oral lebih

pleomorfik daripada lesi kulit dan subtipe dikategorikan sebagai retikular, papular, mirip

plak, atropi, erosif, dan bulosa. Gambaran klinis yang berbeda ini menggambarkan variasi

intensitas dan durasi penyakit. Saat ini, kriteria diagnostik oral lichen planus (OLP) harus

mencakup baik klinis maupun gambar histopatologi. Lesi yang bilateral dan agak simetris

dengan striae adalah biasa[1]. Subtipe lainnya, seperti erosi, atrofi, bulosa dan mirip plak,

juga ditemukan dalam pola retikular. Selain itu, biopsi harus menggambarkan zona yang

didefinisikan dengan baik mirip pita infiltrasi selular terbatas pada bagian superfisial dari

jaringan ikat, tanda-tanda degenerasi pencairan lapisan sel basal dan tidak adanya displasia

epitel [1].

Oral lichen planus pada anak (OLPC) jarang, dengan beberapa laporan yang tersedia

dalam literatur [2-5]. Kondisi predisposisi seperti penyakit graft-versus-host, hepatitis aktif,

imunisasi hepatitis B dan penyakit autoimun sering disebutkan dalam laporan [3,4,6,7].

Page 2: refarat

Selain itu, dinyatakan bahwa OLPC lebih sering terjadi di daerah tropis [8]. Dalam sebuah

penelitian terhadap 420 pasien Iran dengan histopatologi-dikonfirmasi OLP, kurang dari 1%

mengalami OLP yang berkembang sebelum usia 13 [9]. Makalah ini melaporkan kasus lichen

planus yang langka pada anak dan membahas poin-poin utama pada subjek.

2. LAPORAN KASUS

Seorang gadis Kaukasoid berusia 12 tahun dirujuk ke Departemen Stomatologi untuk

dilakukan evaluasi lesi oral yang tanpa rasa sakit selama 18 bulan. Setelah pemeriksaan

klinis, ditemukan tiga lesi putih yang berbeda. Mukosa bukal dan dorsum lidah memiliki lesi

retikuler khas / pola striate dan pola hiperkeratotik yang diamati di perbatasan lateral lidah

(Gambar 1 (a) - (c)).

Kebersihan mulut pasien sangat baik tanpa restorasi gigi. Namun, pasien berada di

bawah perawatan ortodontik. Tidak ada lesi mukosa atau kulit lainnya yang tampak. Dugaan

diagnosis utama kami adalah lichen planus dan lesi lichenoid. Untuk mengecualikan reaksi

lichenoid, kami menyelidiki status medis dan tidak ada riwayat dari konsumsi obat. Pasien

dan orang tuanya juga membantah kebiasaan yang berpotensi menyebabkan reaksi mukosa

mulut. Selain itu, kami menyarankan untuk melepas alat ortodontik untuk menghilangkan

reaksi lichenoid yang berhubungan dengan logam. Setelah 40 hari, ada sedikit peningkatan

pada gambar klinis inflamasi, tetapi lesi masih tetap ada. Pada saat ini, dilakukan biopsi insisi

dari tepi lateral lidah dan mukosa bukal kanan.

Pemeriksaan histopatologi menunjukkan hiperparakeratosis dari epitel skuamosa

berlapis dan degenerasi sel basal dengan infiltrasi limfositik simpul pita yang padat pada

jaringan ikat-epitel. Ada juga beberapa badan Civatte (Gambar 2 (a) - (c)). Kedua gambar

klinis dan histopatologi yang mirip dengan oral lichen planus. Dari segi sifat asimtomatik

lichen planus, pengobatan aktif diyakini pantas diberikan dan pasien sedang diamati secara

berkala (total waktu 20 bulan).

Page 3: refarat

(a)

(b)

(c)

Gambar 1. (A) Pola retikuler mukosa bukal bagian kanan, (b) pola retikuler di dorsum

lidah, (c) pola hiperkeratotik di perbatasan kiri lidah.

Page 4: refarat

(a)

(b)

(c)

Gambar 2. (a) Temuan histopatologi. Hiperparakeratosis dan infiltrat inflamasi band-linked

yang padat (Pewarnaan HE 20 ×), (b) perbesaran bertenaga tinggi yang menunjukkan infiltrat

inflamasi pada dasarnya disusun oleh limfosit. Beberapa badan Civatte juga dapat diamati

(Pewarnaan HE 40 ×), (c) perbesaran bertenaga tinggi menunjukkan degenerasi lapisan sel

basal (Pewarnaan HE).

Page 5: refarat

3. PEMBAHASAN

Lichen planus (LP) secara dominan digambarkan sebagai penyakit tengah baya atau lebih tua.

Kejadiannya pada anak diamati semakin meningkat. Prevalensi total LP lebih rendah dari 1%

total populasi dan frekuensi pada anak dapat bervariasi antara 0,56% sampai 13% dari kasus

lichen planus yang umum. Namun, prevalensi pastinya masih belum diketahui. Dalam sebuah

penelitian di Arab, kasus pada anak-anak 7,5% dari pasien dengan LP [10]. Namun, tidak

tampak jarang di populasi India / Asia. Selain itu, kasus terbesar dari lichen planus pada anak

(LPC) dilaporkan berasal dari India [11,12]. Bahkan dalam penelitian di negara lain,

beberapa pasien merupakan orang Asia. Dalam sebuah penelitian di Inggris, empat dari enam

kasus OLPC dilaporkan berasal dari orang Asia asli [3]. Dalam penelitian lain di Inggris, 21

dari 26 kasus LPC berasal dari anak benua India [13]. Dalam sebuah penelitian di Belanda,

dua dari tiga pasien dengan OLPC berasal dari orang Asia asli, di daerah di mana kira-kira

1% dari populasi adalah orang Asia [4]. Dalam penelitian lain, Scully et al. (1994) [2]

melaporkan tiga gadis dengan OLPC, salah satunya adalah berasal dari Asia. Anteseden

diselidiki dalam kasus ini dan tidak ditemukan adanya hubungan dengan orang Asia.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa keterlibatan oral LP sangat jarang pada

anak-anak. Walton et al. (2010) [7] menunjukkan bahwa 8 dari 36 anak yang mengalami lesi

oral. Selain itu, kasus terbesar dari LPC, yang dievaluasi pada 100 anak, 17 di antaranya

disajikan OLP [12]. Gambaran klinis yang digambarkan untuk OLPC pada dasarnya sama

dengan yang di OLP pada orang dewasa (OLPa), di mana mukosa bukal, bagian lateral lidah,

dan gingiva adalah daerah utama yang terkena [2-4]. Pada orang dewasa, LP terjadi lebih

sering pada wanita, namun laporan LPC menunjukkan perbedaan. Beberapa penelitian telah

menunjukkan tidak ada predileksi jenis kelamin yang konsisten untuk LPC [14]. Sebaliknya,

Walton et al. (2010) [7] menunjukkan dominasi perempuan (Ratio wanita dibanding pria 2:1)

pada 36 pasien. Namun, dalam kasus besar [11-13], anak laki-laki telah terbukti melebihi

anak perempuan. Selain itu, semua 6 kasus yang dilaporkan oleh Alam dan Hamburger

(2001) [3], adalah anak laki-laki. Kasus yang digambarkan di sini adalah gadis 12 tahun,

memiliki lesi yang terjadi pada bagian dorsum dan lateral lidah dan mukosa bukal.

Ada spektrum lesi lichenoid oral (OLL) yang dapat menentukan diagnosis banding dari

OLP. OLL mencakup beberapa tanda klinis : 1) Lesi oral kontak lichenoid sebagai akibat dari

stomatitis kontak alergi. Lesi terlihat berkontak dekat dengan bahan restorasi gigi, paling

sering amalgam, atau bahan lainnya, 2) reaksi obat oral lichenoid, dimana lesi oral dan / atau

lesi kulit muncul dalam hubungan temporal dengan konsumsi obat tertentu, seperti agen oral

Page 6: refarat

hipoglikemik, inhibitor angiotensin pemecah enzim, dan agen anti-inflamasi nonsteroid; 3)

Lesi oral lichenoid lesi penyakit graft-versus-host, komplikasi umum dari transplantasi

alogenik sel induk hematopoietik atau transplantasi sumsum tulang [15].

Penghilangan faktor yang dapat memicu atau memprovokasi lesi oral merupakan

langkah awal yang penting dalam diagnosis oral lichen planus. Pasien kami tidak memiliki

riwayat medis atau keluarga yang relevan, atau tidak menunjukkan setiap kebiasaan mulut

yang merusak dan kebersihan mulutnya sangat baik, tanpa restorasi gigi. Pasien berada di

bawah perawatan ortodontik, dan akibatnya diagnosis banding pertama kami adalah reaksi

lichenoid, yang kemudian dikesampingkan setelah alat ortodontik dilepas. Diagnosis banding

dari OLPC mungkin cukup luas dan, tentu saja, tergantung pada usia pasien, variasi klinis,

dan keparahan dan masih adanya lesi dan termasuk kandidosis, morsicatio buccarum,

leucoplakia, stomatitis migrans, penyakit auto-imun bulosa, lupus eritematosus, beberapa

penyakit infeksi virus (herpes simpleks, virus Epstein-Barr, Coxsackie, HIV), reccurent

aphthous stomatitis (kaustik) trauma, eritema multiforme (mayor), alergi gingivostomatitis,

enteropati gluten sensitivitas, dan penyakit Crohn Behçet , lesi oral pada imunodefisiensi,

dyskeratosis follicularis, pachyonychia congenita, dyskeratosis congenita, white sponge

nevus, alergi terhadap perasa mungkin relevan dalam mendiagnosis stomatitis kontak alergi

[16].

Secara klinis dan histopatologi, OLL dapat dibedakan dari OLP. Namun, gambar yang

membedakan dari lesi oral kontak lichenoid adalah hubungan langsung topografi lesi

terhadap agen penyebab yang dicurigai, daerah yang memiliki kontak langsung dengan bahan

pengisian / restorasi gigi atau terkena kontak dari bahan lain (misalnya kayu manis).

Penghilangan faktor penyebab yang dicurigai harus menghasilkan perubahan lesi, sehingga

diagnosis dapat ditegakkan [15].

Pengobatan LPC terdiri dari kortikosteroid topikal dan antihistamin secara oral [11].

Untuk oral lichen planus, pilihan pengobatan topikal termasuk kortikosteroid Orabase,

tretinoin topikal, isotretinoin gel dan tacrolimus atau pimekrolimus telah diresepkan [4,11-

12,15]. Agen oral seperti glukokortikoid sistemik, griseofulvin, hydroxychloroquine,

azathioprine, mycophenolate mofetil dan triamcinolone juga telah dijelaskan dalam literatur

[4,12,15]. Mayoritas anak-anak yang terserang oral lichen planus yang telah asimtomatik.

Kasus kami adalah asimtomatik, oleh karena itu, tidak ada pengobatan aktif diberikan.

Prognosis dan efek pengobatan pada OLPC tampaknya lebih menguntungkan daripada di

OLPa, yang biasanya berlangsung selama bertahun-tahun meskipun pengobatan intensif dan

penyelidikan menyeluruh dari faktor terkait [3,5]. Transformasi maligna dari OLPa, terutama

Page 7: refarat

berbagai erosif, telah didokumentasikan, dengan sekitar 0,07% sampai 5% [5,9]. Namun,

untuk pengetahuan kita, transformasi maligna dari OLPC belum ada yang dilaporkan.

Hal ini tidak mungkin untuk menarik kesimpulan tegas tentang banyak aspek dari OLPC

terutama factor terkait, pengobatan, prognosis, preferensi usia, dan rasio laki-laki :

perempuan, karena rendahnya jumlah anak-anak yang terpengaruh dengan OLP. Namun

demikian, jadwal tindak lanjut dari OLPC dan juga penghilangan faktor iritasi lokal harus

diutamakan setidaknya pada satu atau dua kunjungan per tahun, selama OLPC masih ada dan

bahkan lebih sering pada orang-orang yang simtomatik, sejalan dengan OLPa. Meskipun oral

lichen planus di masa kecil jarang, diagnosis ini harus dipertimbangkan pada anak-anak yang

mengalami lesi putih oral.

REFERENSI

1. Van der Meij, E.H. and Van der Waal, I. (2003) Lack of clinicopathologic correlation in the diagnosis of oral li-chen planus based on the presently available diagnostic criteria and suggestions for modifications. Journal of Oral Pathology and Medicine, 32, 507-512. doi:10.1034/j.1600-0714.2003.00125.x

2. Scully, C., de Almeida, O.P. and Wellbury, R. (1994) Oral lichen planus in childhood. British Journal of Der-matology, 134, 131-133. doi:10.1111/j.1365-2133.1994.tb06905.x

3. Alam, F. and Hamburger, J. (2001) Oral mucosal lichen planus in children. International Journal of Paediatric Dentistry, 11, 209-214. doi:10.1046/j.1365-263X.2001.00266.x

4. Laeijendecker, R., Joost, T.V., Tank, B., et al. (2005) Oral lichen planus in childhood. Pediatric Dermatology, 22, 299-304. doi:10.1111/j.1525-1470.2005.22403.x

5. Eisen, D. (2002) The clinical features, malignant poten-tial, and systemic associations of oral lichen planus: A study of 723 patients. Journal of the American Academy of Dermatology, 46, 207-214. doi:10.1067/mjd.2002.120452

6. Cottoni, F., Ena, P., Tedde, G., et al. (1993) Lichen planus in children: A case report. Pediatric Dermatology, 10, 132-135. doi:10.1111/j.1525-1470.1993.tb00038.x

7. Walton, K.E., Bowers, E.V., Drolet, B.A., et al. (2010) Childhood lichen planus: Demographics of US popu- lation. Pediatric Dermatology, 27, 34-38. doi:10.1111/j.1525-1470.2009.01072.x

8. Ramsay, D.L. and Hurley, H.J. (1985) Papulosquamous eruptions and exfoliative dermatitis. In: Moschella, S.L. and Hurley, H.J., Eds., Dermatology, Vol. 1, 2nd Edition, W.B. Saunders, Philadelphia, 529-535.

Page 8: refarat

9. Pakfetrat, A., Javadzadeh-Bolouri, A., Basir-Shabestari, S., et al. (2009) Oral lichen planus: A retrospective study of 420 Iranian patients. Medicina Oral Patologia Oral y Cirurgia Bucal, 14, E315-E318.

10. Kanwar, A.J. and Belhaj, M.S. (1984) Lichen planus among Arabs—A study from Libya. The Journal of Dermatology, 11, 93-96.

11. Sharma, R. and Maheshwari, V. (1999) Childhood lichen planus: A report of fifty cases. Pediatric Dermatology, 16, 345-348. doi:10.1046/j.1525-1470.1999.00074.x

12. Kanwar, A.J. and D. De (2010) Lichen planus in child-hood: Report of 100 cases. Clinical and Experimental Dermatology, 35, 257-262. doi:10.1111/j.1365-2230.2009.03613.x

13. Balamasubramanian, P., Ogboli, M. and Moss, C. (2008) Lichen planus in children: Review of 126 cases. Clinical and Experimental Dematology, 33, 457-459. doi:10.1111/j.1365-2230.2008.02694.x

14. Handa, S. and Sahho, B. (2002) Childhood lichen planus: A study of 87 cases. International Journal of Dermatol-ogy, 41, 423-427. doi:10.1046/j.1365-4362.2002.01522.x

15. Al-Hashimi, I., Schifter, M., Lockhart, P.B., et al. (2007) Oral lichen planus and oral lichenoid lesions: Diagnostic and therapeutic considerations. Oral Surgery, Oral Medi-cine, Oral Pathology, Oral Radiology, and Endodontol-ogy, 103, e1-e12.

16. Yiannias, J.A., El-Azhary, R.A., Hand, J.H., et al. (2000) Relevant contact sensitivities in patients with the diagno-sis of oral lichen planus. Journal of the American Acad-emy of Dermatology, 42, 177-182. doi:10.1016/S0190-9622(00)90123-3