Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu...

15
1 Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Perawatan Dentofasial Ortopedik Twin Block , Laporan Kasus Dr.drg.Muh. Harun Achmad, M.Kes, Sp.KGA Staf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: Perawatan dentofasial ortopedik merupakan penanganan ketidakseimbangan otot dan disproporsi skeletal dengan menggunakan piranti ortopedik fungsional. Piranti fungsional dikembangkan untuk mengoreksi penyimpangan otot dan relasi rahang yang bertujuan mengembalikan keseimbangan wajah melalui perbaikan fungsi otot dan tulang. Untuk mendapatkan perbaikan fungsi otot dan tulang secara lebih maksimal dan efektif diperlukan kombinasi terapi piranti cekat dan piranti fungsional. Overjet merupakan hubungan horizontal antara insisivus rahang atas dan bawah. Rentang normal overjet adalah 2-4 mm. Masalah klinis akibat peningkatan overjet pada anak adalah trauma pada gigi insisivus permanen atas selama usia pertumbuhan, kerusakan jaringan periodontal, kesulitan mendapatkan penutupan bibir yang normal, dan pengaruh sosial berupa kurangnya rasa percaya diri pada seorang anak. Penanganan kasus peningkatan overjet bergantung pada faktor yang berkaitan terhadap pola skeletal dan jaringan lunak, serta usia pasien. Salah satu piranti efektif pada upaya pengurangan overjet perawatan maloklusi Klas II adalah piranti fungsional twin blok. Twin blok dipakai pada usia pertumbuhan anak dalam waktu periode tertentu yang memungkinkan terjadi pergerakan pada rahang bawah, penggunaannya yang mudah dan pasien dapat kooperatif. Perawatan yang maksimal tergantung kerjasama tiap pasien anak. Alat dibuat dengan sudut kemiringan 70 0 terhadap bidang oklusal. Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai dengan sekrup ekspansi. Pasien diinstruksikan untuk memakai alat selama 24 jam sehari. Laporan kasus ini, seorang anak berusia 10 tahun 6 bulan dengan overjet 13 mm, dirawat menggunakan alat Twin Block dan dilanjutkan dengan alat cekat orthodontik untuk memperbaiki posisi dan oklusi giginya. Pemakaian alat fungsional Twin blok menunjukkan pengurangan overjet menjadi 4 mm dalam waktu 11 bulan perawatan. Perawatan dini secara efektif pada usia tumbuh kembang kasusu ini menghasilkan pengurangan overjet, perubahan bentuk pola skeletal, dan peningkatan psikologi anak yakni kepercayaan diri dengan perbaikan estetika pada wajah anak secara signifikan. Key Word : Dentofasial ortopedik, Reduksi overjet, Growing child, Twin blok

Transcript of Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu...

Page 1: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

1

Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Perawatan Dentofasial Ortopedik Twin Block , Laporan Kasus

Dr.drg.Muh. Harun Achmad, M.Kes, Sp.KGA

Staf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS

Abstrak:

Perawatan dentofasial ortopedik merupakan penanganan ketidakseimbangan otot

dan disproporsi skeletal dengan menggunakan piranti ortopedik fungsional. Piranti

fungsional dikembangkan untuk mengoreksi penyimpangan otot dan relasi rahang yang

bertujuan mengembalikan keseimbangan wajah melalui perbaikan fungsi otot dan

tulang. Untuk mendapatkan perbaikan fungsi otot dan tulang secara lebih maksimal dan

efektif diperlukan kombinasi terapi piranti cekat dan piranti fungsional.

Overjet merupakan hubungan horizontal antara insisivus rahang atas dan bawah.

Rentang normal overjet adalah 2-4 mm. Masalah klinis akibat peningkatan overjet pada

anak adalah trauma pada gigi insisivus permanen atas selama usia pertumbuhan,

kerusakan jaringan periodontal, kesulitan mendapatkan penutupan bibir yang normal,

dan pengaruh sosial berupa kurangnya rasa percaya diri pada seorang anak.

Penanganan kasus peningkatan overjet bergantung pada faktor yang berkaitan

terhadap pola skeletal dan jaringan lunak, serta usia pasien. Salah satu piranti efektif

pada upaya pengurangan overjet perawatan maloklusi Klas II adalah piranti fungsional

twin blok. Twin blok dipakai pada usia pertumbuhan anak dalam waktu periode tertentu

yang memungkinkan terjadi pergerakan pada rahang bawah, penggunaannya yang

mudah dan pasien dapat kooperatif. Perawatan yang maksimal tergantung kerjasama

tiap pasien anak. Alat dibuat dengan sudut kemiringan 700 terhadap bidang oklusal.

Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai dengan sekrup ekspansi. Pasien

diinstruksikan untuk memakai alat selama 24 jam sehari.

Laporan kasus ini, seorang anak berusia 10 tahun 6 bulan dengan overjet 13 mm,

dirawat menggunakan alat Twin Block dan dilanjutkan dengan alat cekat orthodontik

untuk memperbaiki posisi dan oklusi giginya. Pemakaian alat fungsional Twin blok

menunjukkan pengurangan overjet menjadi 4 mm dalam waktu 11 bulan perawatan.

Perawatan dini secara efektif pada usia tumbuh kembang kasusu ini menghasilkan

pengurangan overjet, perubahan bentuk pola skeletal, dan peningkatan psikologi anak

yakni kepercayaan diri dengan perbaikan estetika pada wajah anak secara signifikan.

Key Word : Dentofasial ortopedik, Reduksi overjet, Growing child, Twin blok

Page 2: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

2

Pendahuluan

Konsep perawatan dentofasial ortopedik bertujuan memperbaiki relasi gigi geligi

secara ortopedik dan keseimbangan wajah pada sistem stomatognatik. Pada kasus

maloklusi yang berkaitan dengan diskrepansi muskoloskeletal, dibutuhkan suatu

pendekatan ortopedik. Pendekatan dentofasial ortopedik merupakan perawatan

ketidakseimbangan otot dan disproporsi skeletal dengan penggunaan piranti ortopedik

fungsional. Piranti fungsional dikembangkan untuk mengoreksi penyimpangan otot dan

relasi rahang yang bertujuan mengembalikan keseimbangan wajah melalui perbaikan

fungsi otot dan tulang. Untuk mendapatkan kedua hal tersebut (perbaikan fungsi otot

dan tulang) maka diperlukan kombinasi terapi piranti cekat dan piranti fungsional.

Prinsip perawatan ortopedik dentofasial adalah memodifikasi pola pertumbuhan wajah

dan struktur tulang pada wajah, tujuannya menstimulasi pertumbuhan wajah melalui

perubahan lingkungan otot fungsional pada masa perkembangan gigi geligi.

Prinsip terapi piranti fungsional twin blok adalah mereposisi rahang bawah

retrusif ke posisi anterior melalui konstruksi piranti lepasan yang mempengaruhi gigi

protrusif saat piranti dipasangkan dalam mulut. Tekanan ortopedik tidak hanya aktif

pada tingkat toleransi membran periodontal namun lebih kepada aktifitas toleransi otot

orofasial. Pendekatan ortopedik pada perawatan maloklusi tidak didesain khusus untuk

menggerakkan gigi, namun lebih pada perubahan posisi rahang sehingga dapat

mengoreksi relasi rahang bawah terhadap rahang atas.

Terapi piranti fungsional twin blok bertujuan meningkatkan hubungan fungsional

dari struktur dentofasial dengan menghilangkan faktor perkembangan yang tidak

diinginkan dan meningkatkan fungsi otot yang berpengaruh terhadap oklusi, dengan

mengubah posisi gigi dan jaringan pendukung. Twin block dirancang untuk gigitan

protrusif dengan modifikasi bidang inklinasi oklusal melalui bidang inklinasi akrilik

pada bite blok oklusal. Tujuannya adalah untuk protrusi rahang bawah sebagai

perbaikan skeletal maloklusi Klas II. Bidang inklinasi oklusal berperan mengarahkan

mekanisme rahang bawah untuk ditempatkan pada posisi ke bawah dan ke depan.

Dengan adanya piranti twin blok di dalam rongga mulut, pasien tidak bisa beroklusi

secara nyaman dalam posisi distal dan rahang bawah didorong untuk mendapatkan

gigitan protrusi dengan bidang inklinasi sesuai oklusi. Kontak cusp yang tidak

diinginkan dari oklusi distal digantikan dengan kontak proprioseptif yang diinginkan

Page 3: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

3

pada bidang inklinasi dari Twin Block untuk memperbaiki maloklusi dan membebaskan

rahang bawah dari posisi fungsional distal yang terkunci

Overjet merupakan hubungan horizontal antara insisivus rahang atas dan bawah.

Rentang normal overjet adalah 2-4 mm. peningkatan overjet ditandai dengan insisivus

rahang atas yang lebih maju ke depan. Overjet yang berukuran lebih dari 6mm dapat

berdampak pada beban psikologi dan sosial seseorang anak akibat dari estetika pada

bentuk profil wajah seorang anak. Peningkatan overjet berkaitan dengan maloklusi

Klass II, hubungan sagital skeletal Klas II dan retrognati mandibula. Peningkatan

overjet dapat disebabkan oleh beberapa faktor, dapat terjadi karena pola skeletal, yakni

pola skeletal Klas I, klas II atau bahkan Klas III. Paling sering terjadi pada pola Klas II

(75%), yang disebabkan karena mandibula berukuran normal dengan posisi yang lebih

posterior terhadap basis kranial. Kedua karena faktor Jaringan lunak, Efek jaringan

lunak ditentukan oleh pola skeletal, semakin besar diskrepansi yang terjadi maka

semakin kurang kecenderungan pasien memiliki bibir yang kompeten. Ketika bibir

inkompeten, penutupan area anterior akan mempengaruhi posisi insisivus; jika bibir

bawah terbenam dibawah insisivus rahang atas, maka berpengaruh terhadap

peningkatan overjet, tetapi jika insisivus dapat diretraksi dengan kontrol pada bibir

bawah maka prognosis dari stabilitas akan mengalami peningkatan. Faktor ketiga adalah

kebiasaan buruk seperti menghisap jari dapat menyebabkan proklinasi insisivus rahang

atas dan retoklinasi insisivus rahang bawah. Efek dari kebiasaan ini berhubungan

dengan frekwensi, intensitas, dan durasi bad habit. Diperlukan langkah yang tepat untuk

menghentikan kebiasaan buruk sebelum memulai penanganan menurunkan overjet

secara aktif. Peningkatan overjet mencerminkan adanya diskrepansi skeletal. Posisi

bibir bawah juga dapat berperan sebagai salah satu faktor pemicu overjet yang berlebih,

jika pada posisi istirahat bibir bawah berada di belakang insisivus rahang atas, kondisi

ini akan menyebabkan proklinasi lebih lanjut pada insisivus rahang atas yang

menyebabkan peningkatan overjet.

Peningkatan overjet dapat memberikan efek: 1) Trauma. Penelitian menunjukkan

insidensi tinggi dari insisivus yang mengalami trauma akibat overjet yang besar. Faktor

yang terlibat pada terjadinya trauma seperti bibir atas yang pendek, bibir yang tidak

kompeten, penutupan bibir yang sulit dan bernapas melalui mulut. Semua faktor

tersebut saling berkaitan satu sama lain. 2) Kerusakan jaringan. Seseorang dengan

Page 4: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

4

overjet yang lebih besar dari 8 mm cenderung menunjukkan kehilangan dukungan

tulang yang lebih besar dibanding seseorang dengan overjet dalam rentang normal.

Migrasi yang berkelanjutan dari gigi merupakan proses fisiologis yang disebabkan oleh

gangguan pada jaringan periodontal. Kerusakan periodontal yang sejalan dengan

peningkatan usia, ligament periodontal menjadi kurang resisten terhadap tekanan bibir

atipikal yang berhubungan dengan kesulitan untuk mendapatkan penutupan bibir yang

normal. 3) Akumulasi plak dan gingivitis. Dalam penelitian yang mengkombinasikan

skor untuk gingivitis dan poket periodontal, didapatkan skor yang lebih tinggi pada

individual dengan overjet yang lebih besar (Helm and Petersen, 1989). 4) Pengaruh

sosial. Sejumlah hasil penelitian menunjukkan dampak sosial yang dirasakan oleh

seorang anak yang memiliki overjet yang berlebihan. Kondisi peningkatan overjet

dianggap sebagai suatu tampilan yang tidak menarik. Overjet yang lebih besar dari 6-9

mm menimbulkan reaksi pengejekan, penolakan, lelucon, rasa kasihan, penasaran dan

menatap yang tidak sewajarnya yang dilakukan oleh orang lain disekitar pasien.

Pada klasifikasi Angle dilihat dari pola oklusal, peningkatan overjet yang

merupakan ciri khas dari diagnosis maloklusi klas II divisi 1 berkaitan dengan hubungan

relasi rahang atas skeletal, protrusi gigi anterior serta retrusi mandibula skeletal.

Peningkatan overjet dapat ditemukan sebagai ketidakharmonisan orofasial wajah pada

seseorang yang mempunyai kebiasaan menghisap jempol atau bibir yang biasanya

disertai dengan bibir inkompeten. Penelitian Baccetti et.al. (2010) menunjukkan bahwa

peningkatan overjet merupakan karakteristik oklusal signifikan yang berhubungan

dengan dentoskeletal dari maloklusi klas II divisi 1.1

Alat fungsional twin block didefinisikan sebagai alat ortodontik fungsional rongga

mulut dengan memaksimalkan gaya yang dihasilkan oleh otot-otot yang terlibat sekitar

rongga mulut menghasilkan perubahan tulang dan gigi ke arah yang ideal dan harmonis.

Alat twin block telah lama digunakan dalam orthodonsi klinis kedokteran gigi dan telah

dipublikasikan secara luas dalam berbagai literatur, termasuk penelitian klinis

ortodonti.1 Alat fungsional twin block banyak digunakan pada perawatan maloklusi klas

II meskipun masih banyak praktisi dokter gigi belum mengetahui efekivitas dan

efisiensi penggunaan dari alat twin block ini. Alat fungsional twin block dapat berupa

lepasan atau cekat. Kekuatannya dapat berbeda tergantung pada desain alat yang

digunakan, efeknya dihasilkan dari gaya yang berasal dari peregangan otot.2

Page 5: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

5

Alat Twin Block dikembangkan oleh Clark pada tahun 1980-an, yang merupakan

alat lepasan fungsional yang terdiri dari plat akrilik dengan blok gigitan rahang atas dan

rahang bawah. Alat fungsional twin block digunakan sesuai kebutuhan dan indikasi

pasien. Berikut adalah laporan kasus seorang pasien anak laki-laki berusia 11 tahun 6

bulan dengan maloklusi klas II div.1 dirawat menggunakan alat fungsional Twin Block

dengan kombinasi alat cekat.

LAPORAN KASUS

Seorang anak laki-laki, umur 10 tahun 6 bulan datang ke Rumah Sakit Gigi

Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Makassar dengan keluhan

utama gigi depan rahang atas lebih ke depan dari gigi depan rahang bawah (protrusif).

Pasien memiliki kesehatan umum yang baik. Profil wajah pasien konveks (cembung),

wajah simetris, bibir tampak inkompeten dengan posisi bibir bawah berada di belakang

gigi insisivus sentralis atas pada saat fase istirahat (Gambar 1.). Penilaian intraoral

didapatkan kebersihan mulut sedang sehingga diperlukan perawatan scaling sebelum

perawatan ortodontik Pada pemeriksaan intra oral, relasi gigi molar kiri dan kanan

pasien yaitu maloklusi Angle Klas II, dengan overbite 6 mm mencapai palatal dan

overjet 13 mm (Gambar 2,3). Setelah pemeriksaan dan penilaian seflometri, penulis

mendiagnosis pasien mengalami maloklusi skeletal dan dental Klas II (ANB=50) yang

disebabkan oleh retroposisi mandibula dan protrusi maksilla. Semua gigi molar kedua

permanen telah erupsi, baik pada lengkung rahang atas dan rahang bawah. Terdapat

crowding labial pada rahang bawah. Hubungan gigi insisivus yaitu klas II divisi 1. Pada

Dental Panoramic Tomogram (DPT) memperlihatkan semua gigi molar pertama

permanen telah erupsi, gigi kaninus rahang atas belum erupsi, serta premolar yang

sedang berkembang Akar morfologi tampak normal dan tidak ada lesi karies yang jelas

(Gambar 4.). Dalam analisis sefalometri nilai ANB 5˚ menunjukkan klas II skeletal.

Proporsi vertikal berada dalam nilai normal. Gigi insisivus rahang atas mengalami

proklinasi dan gigi insisivus rahang bawah rata-rata inklinasi 73˚. Sudut interinsisal

113˚. (Tabel 1.)

Perawatan ortodonsi tahap pertama bertujuan untuk mengoreksi hubungan

rahang dengan tahap : memperbaiki relasi kelas II, meningkatkan profil jaringan lunak,

menyelaraskan relasi atas dan bawah, mencapai overjet dan overbite yang normal,

Page 6: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

6

membuat garis senyum yang baik dengan menggunakan alat fungsional twin block.

Pasien diinstruksikan menggunakan alat fungsional twin block lebih dari 20 jam sehari

selama 12 bulan, tidak hanya sebagai blok gigitan RA dan RB untuk memajukan

mandibula tetapi juga untuk meretraksi maksilla dengan tambahan sekrup ekspansi pada

maksila (Gambar 6.). Karena alat fungsional twin block menutupi permukaan gigi,

pasien diinstruksikan untuk rutin membersihkan alat twin blok dan giginya sebelum

menggunakan alat tersebut, untuk mencegah terjadinya karies.

Pada perawatan tahap II, tujuannya adalah menghilangkan crowding pada lengkung

rahang bawah, meratakan dan meluruskan lengkung rahang, menutupi jarak yang

terdapat pada segmen labial rahang atas dan mencapai hubungan gigi insisivus dan

caninus Klas I.

Gambar 1. Foto klinis profil wajah pasien sebelum perawatan

Page 7: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

7

Gambar 2. Foto intraoral Pra-perawatan

Gambar 3.Model studi pra-perawatan.

Gambar 4. Dental panoramic tomography pra-perawatan.

Gambar 5. Radiografi cephalometri, tracing pra-perawatan.

Perawatan Awal

Perawatan tahap I dengan alat fungsional Twin Block bertujuan mengurangi overjet,

mencapai hubungan molar kelas I dan memperoleh anchorage pada awal perawatan

sehingga memudahkan tahap penggunaan alat cekat (Gambar.5). Pada desain alat

rahang atas komponen twin block dengan baseplate akrilik menutupi palatal rahang atas

Page 8: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

8

dan permukaan oklusal gigi premolar kedua dan molar pertama. Terdapat bidang

inklinasi di ujung mesial blok gigitan akrilik. Penggunaan labial bow untuk retensi

anterior dan penggunaan sekrup midline pada rahang atas. Komponen rahang bawah

terdiri dari baseplate akrilik yang menutupi permukaan lingual. Kedua block

menggunakan klamer Adam pada molar pertama dan premolar pertama sebagai retensi

posterior. Pasien diinstruksikan untuk memasang sendiri alat twin block baik rahang

atas maupun rahang bawah dan dinstruksikan mengaktifkan sekrup ekspansi dua kali

seminggu dan dikontrol kembali setiap dua minggu. Pasien diintruksikan untuk tetap

menjaga kebersihan mulutnya terutama di sekitar regio yang tertutupi plat akrilik. Selain

itu, pasien juga perlu menjaga kebersihan plat atau alat twin blocknya setelah makan

karena makanan biasanya akan menumpuk dibawah plat, dibersihkan secara

menyeluruh menggunakan sikat gigi dan pasta gigi kemudian dibilas dengan air dingin.

Tahap ini diikuti dengan alat cekat rahang atas dan bawah (0,022 Slot brackets) untuk

menutupi ruang yang tersisa, perbaikan angulasi dan finishing dari kasus ini.

Gambar 6. Desain Alat twin block

Kemajuan Perawatan

Kemajuan dari tahap perawatan fungsional berhasil dicapai karena pasien koperatif

(gambar.6). Tahap perawatan ini diselesaikan selama 8 bulan. Gigi insisivus rahang atas

retroklinasi 9˚ sedangkan gigi insisvus rahang bawah proklinasi 4˚. Hasil yang dicapai

ini memberikan efek berkurangnya overjet (Gambar.7). Tahap kedua perawatan dengan

alat cekat bertujuan untuk menutup ruang yang tersisa dan tahap ini dilakukan selama

12 bulan (Gambar.8). Gigi posterior rahang atas diikat dengan stainless steel ligatures

Page 9: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

9

sepanjang tarikan gigi kaninus untuk memperkuat anchorage penjangkaran. Waktu

perawatan secara keseluruhan yang digunakan yaitu 24 bulan (8 bulan menggunakan

alat fungsional, 4 bulan tahap transien kombinasi piranti fungsional dan cekat dan 12

bulan perawatan menggunakan alat cekat)

Gambar 7. Foto klinis profil wajah pasien

Gambar 8. A. Foto intraoral post-fungsional. B. Foto model studi pasien post-

fungsional

Hasil Perawatan

Hasil perawatan tercapai yang mana profil pasien telah membaik setelah

perawatan (Gambar.9). Crowding lengkung rahang bawah berkurang oleh proklinasi

dari gigi insisivus rahang bawah. Pada akhir perawatan didapatkan hasil hubungan gigi

insisivus, kaninus dan molar yaitu klas I (Gambar.10). Overbite dan overjet berkurang.

Perubahan perkembangan ditunjukkan pada (Gambar.11), keseluruhan superimposisi

Page 10: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

10

dari radiografi cephalometri lateral ditunjukkan pada (Gambar.12) dan perubahan profil

wajah sebelum dan setelah perawatan dengan piranti twin blok menghasilkan profil

yang lebih harmonis dan seimbang (Gambar.13).

Gambar 9.Foto klinis profil wajah pasien Post-perawatan

Hasil perawatan dengan menggunakan alat fungsional twin block yaitu overbite, overjet,

dan profil wajah dapat dikoreksi, dan hubungan gigi molar Klas I terinterdigitasi.

Superimposisi sebelum dan sesudah perawatan menunjukkan bahwa sudut SNA sedikit

meningkat dan sudut SNB sangat meningkat, sehingga ANB turun dari 50 menjadi 30.

Pergerakan gigi insisivus rahang atas dan rahang bawah secara tipping ke arah lingual

dan labial terjadi secara bertahap. Sudut mandibular plane (FMA) mengalami

perubahan sebelum dan sesudah perawatan.

Gambar 10. Foto perubahan hasil treatment menunjukkan alat ortodontik cekat

pada rahang atas dan rahang bawah.

Gambar 11. Foto perubahan hasil treatment intra oral pasien

Page 11: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

11

Tabel 1. Perubahan analisis sefalometri sebelum dan setelah Perawatan

Sebelum Rata2 Sesudah

<SNA (*) 76 82 79

<SNB (*) 71 80 76

<ANB (*) 5 2 3

1 ke NA (mm) 9 4 mm 6

<1 ke NA (*) 36 22 27

1 ke NB (mm) 7 4 mm 5

<1 ke NB (*) 32 25 23

<Pg ke NB (mm) 5 2 mm 3

<1 ke 1 (*) 113 131 120

<Okl ke SN (*) 25 14 22

<GoGn ke SN (*) 37 32 36

Gambar 12. Foto profil wajah pasien sebelum dan setelah perawatan

Page 12: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

12

Pembahasan

Tekanan piranti ortopedik efektif membatasi pertumbuhan rahang atas ke bawah

dan ke depan, menghasilkan retraksi gigi geligi rahang atas. Penggunaan twin block

merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengoreksi masalah overjet maloklusi

Klas II. Tekanan piranti ortopedik disebarkan pada lengkung gigi geligi melalui sebuah

piranti yang tidak didesain untuk menggerakkan gigi individual, namun untuk

menggerakkan keseluruhan rahang bawah dan menstimulasi adaptasi pada otot

mastikasi. Otot merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan, dan remodelling

tulang berkaitan dengan kebutuhan fungsional aktivitas otot. Tujuan piranti fungsional

yaitu untuk mengurangi respon prosperioseptif dalam reseptor peregangan otot orofasial

dan ligamen, dan sebagai respon sekunder yang mempengaruhi pola pertumbuhan

tulang berdasarkan pada dukungan fungsional lingkungan baru untuk perkembangan

gigi geligi.

Pada koreksi retrusi rahang bawah menggunakan piranti twin block, rahang

bawah berada pada posisi protrusi melalui kontak oklusal pada piranti fungsional yang

melibatkan sebanyak mungkin gigi di kedua lengkung rahang. Tujuan dari piranti

fungsional tidak hanya untuk menggerakkan gigi, namun untuk menggeser rahang

bawah ke bawah dan ke depan, dan untuk meningkatkan ruang interrahang atas pada

dimensi antroposterior dan vertikal. Reposisi rahang bawah menstimulasi respon positif

proprioseptif pada otot mastikasi, tujuannya mendorong pertumbuhan skeletal adaptif

dengan cara mempertahankan rahang bawah pada posisi lebih keanterior yang

terkoreksi untuk periode waktu tertentu sehingga memudahkan perubahan skeletal

adaptif untuk bisa terjadi pada stimulus fungsional.

Twin Block didesain pada pemakaian 24 jam per hari untuk memperoleh gaya

fungsional yang diaplikasikan ke gigi, mencakup gaya mastikasi. Bite blok interlock

atas dan bawah pada sudut 700 ketika dipakai dalam posisi tertutup. Ini disebabkan

posisi rahang bawah yang di depan ke posisi edge to edge dengan anterior rahang atas,

dapat menghasilkan kenyamanan pada pasien pada posisi tersebut. Pada perawatan

maloklusi Klas II bidang inklinasi dengan posisi mesial terhadap premolar atas dan

bawah dengan block rahang atas yang menutup molar atas dan premolar kedua atau

molar desidui, dan block bawah dengan perpanjangan mesial dari regio premolar kedua

atau molar desidui. Bite blok atas dan bawah yang melibatkan mesial molar pertama

Page 13: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

13

permanen pada sudut kemiringan 700 ke bidang oklusal ketika rahang bawah diposisikan

ke depan. Posisi insisivus edge to edge dengan 2 mm terdapat pemisahan vertikal untuk

menahan dan mengarahkan insisivus keluar dari oklusi. Pasien harus berusaha untuk

memposisikan rahang bawahnya ke depan untuk mengoklusikan bite block dalam

gigitan protrusi. pada perawatan kasus ini pasien berhasil melakukan secara konsisten

proses kontrol aktifasi pirantinya sehingga dapat tercapai perbaikan fungsional yang

nyata. Dalam hal ini, tujuan perawatan sebagian besar tercapai disebabkan oleh

keoperatifan dari pasien

Piranti fungsional twin block memiliki beberapa keunggulan termasuk fakta

bahwa dapat diterima dengan baik oleh pasien, kuat, mudah diperbaiki dan cocok

digunakan pada gigi bercampur dan gigi permanen. Alat ini juga memiliki ukuran yang

mudah digunakan oleh pasien sehingga gangguan dalam berbicara diminimalkan..

Keluhan utama pasien yaitu meningkatnya overjet. Sehingga mengurangi overjet

dengan alat fungsional, kepercayaan diri pasien akan menjadi lebih baik. Pemilihan alat

fungsional tergantung pada beberapa faktor yang dapat dikategorikan kedalam faktor

pasien misalnya, usia dan tingkat kooperatif pasien, dan juga faktor kebiasaan pasien

termasuk fasilitas laboratorium yang ada.

Selama perawatan, nilai SNA meningkat 3˚ sedangkan nilai SNB meningkat 5˚.

Sebagai konsekuensi nilai ANB menurun 2˚ menuju pola skeletal klas I (Gambar.11).

Sudut bidang maksila mandibula relatif tidak berubah. Inklinasi gigi insisivus rahang

atas berkurang menjadi 27˚ tetapi tetap mengalami proklinasi. Gigi insisivus rahang

bawah proklinasi 26˚. Proporsi vertikal meningkat selama perawatan.

Pada kasus ini dengan perawatan overjet yang besar, bite block dikurangi secara

selektif untuk mendorong proses erupsi gigi posterior bawah pada peningkatan dimensi

vertikal dan bidang oklusal. Block rahang atas dikurangi secara okluso distal dan

menyisakan ruang molar rahang bawah 1-2 mm bebas dari oklusi dengan tujuan

mendorong proses erupsi gigi molar rahang bawah dan sekaligus mengurangi overbite.

Dengan mempertahankan jarak ruang minimal antara bite block rahang atas dan molar

rahang bawah, lidah dibatasi pergerakannya ke lateral antara gigi. Jarak ini

menyebabkan molar dapat erupsi lebih cepat. Pada beberapa kontrol kunjungan

berikutnya bite block rahang atas dikurangi secara bertahap untuk membebaskan oklusi

dengan molar rahang bawah untuk erupsi gigi tersebut, sampai akhirnya semua akrilik

Page 14: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

14

telah dilepas dari bidang oklusal molar atas diikuti dengan molar bawah untuk erupsi

keseluruhan saat oklusi. Terlepas dari sedikit pengurangan block rahang atas, aktivasi

ini menurunkan overjet dari 13 mm ke 4 mm dalam 10 bulan. Dalam penelitian Lund

dan Sandler tahun 1998 dengan menggunakan twin block dan kontrol untuk mengetahui

efek pemakaian alat twin blok terhadap gigi dan skeletal menunjukkan bahwa sudut

ANB berkurang 2˚ yang hampir seluruhnya disebabkan peningkatan panjang mandibula

yaitu 2,7 mm dibandingkan dengan kontrol yang diukur dari Ar-Pog. Tidak ada bukti

batasan perkembangan rahang atas. Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa alat fungsional

dapat memfasilitasi tahap penggunaan alat cekat untuk mencapai hasil yang baik. Dalam

kasus ini, profil pasien membaik (Gambar 11). Perlu menjelaskan kepada pasien bahwa

memakai retainer jangka panjang diperlukan untuk menjamin stabilitas.

Simpulan

Alat fungsional Twin Block sebagian besar berpengaruh terhadap dentoalveloar dengan

komponen skeletal kecil. Terdapat beberapa situasi di mana alat fungsional dapat

berhasil digunakan untuk memperbaiki maloklusi klas II. Satu hal yang paling penting

bahwa alat fungsional dapat mencapai hasil maksimal bila digunakan pada pasien yang

sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Kemudahan tahap

penggunaan alat cekat dengan diperolehnya anchorage dan mencapai hubungan molar

klas I.

Daftar Pustaka

1. David M., Laura M. 2015. Oxford handbook of clinical dentistry. 6th edition. Oxford

University Press :United Kingdom, 144-145p

2. Martin C., Andrew DB. 2016. Handbook of othodontics. 2nd edition. Elsevier:

China. 415-417p

3. Laura M. 2013. An introduction to orthodontics. 4th edition. Oxford University

Press: United Kingdom,120-121p

4. O’Brien et al., 2003a. The effectiveness of treatment of class II Malocclusion with

the Twin Block appliance: a randomised,controlled trial. Am. J. Orthod.

Dentofac.Orthop. 124, 128–137.

5. Mills, J.R., 1991. The effect of functional appliances on the skeletal pattern. Br. J.

Orthod. 18 (4), 267–275.

6. Lund, D.I., Sandler, P.J., 1998. The effect of Twin Blocks: aprospective controlled

study. Am. J. Orthod. Dentofac.Orthop.113, 104–110.

7. Asli B, Tancan U., 2014. Dentoskeletal effects of Twin Block and Herbst appliances

in patients with Class II division 1 mandibular retrognathy. European J. Orthod. 36,

164-72.

Page 15: Reduksi Overjet Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan ... · PDF fileStaf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS Abstrak: ... Ekspansi lateral lengkung rahang atas dicapai

15

8. Chadwick, S.M., Banks, P., Wright, J.L., 1998. The use of myofunctional appliances

in the UK: a survey of British orthodontists.Dent. Update 25 (7), 302–308.

9. O’Brien et al., 2003b.The effectiveness of treatment of class II malocclusion with

the Twin Block appliance.A randomised,controlled trial. Part 1: dental and skeletal

effects. Am. J. Orthod.Dentofac.Orthop. 124, 234–243.

10. Wieslander, F.W. et al., 1993. Long-term effect of treatment with the headgear-

Herbst appliance in the early mixed dentition.Stability orrelapse? Am. J. Orthod.

Dentofac.Orthop. 104, 319–329.

11. Harradine, N., Gale, D., 2000. The effects of torquing spurs in Clark Twin Block

appliances. Clin.Ortho. Res. 3, 202–210.

12. O’Brien et al., 2003c. The effectiveness of treatment of class II malocclusion with

the Twin Block appliance: a randomised,controlled trial. Part 2: psychological

effects. Am. J. Orthod.Dentofac.Orthop. 124, 488–495.

13. Krishna USN, Varun G, Nikhil M., 2011. To phase treatment of class II

malocclusion in young growing patient. Comtemporary clinical denstistry. 2 (4).

376-80.

14. Mills, C.M., McCulloch, K., 1998. Treatment effects of the twin block appliance: a

cephalometric study. Am. J. Orthod. Dentofac.Orthop. 118, 24–33.

15. Lee, R.T., Kyi, C.S., Mack, G.J., 2007. A controlled clinical trial of the effects of

the Twin Block and Dynamax appliances on the hard and soft tissues.Eur. J. Ortho.

29 (3), 272–282.