REALITAS NIKAH SIRRI -...

105
REALITAS NIKAH SIRRI (Studi Empiris Masyarakat di Wilayah Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S. Sy) Oleh : AHMAD ZULFAHMI NIM : 105043101292 KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIQH PRODI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2010 M

Transcript of REALITAS NIKAH SIRRI -...

Page 1: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

REALITAS NIKAH SIRRI

(Studi Empiris Masyarakat di Wilayah Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S. Sy)

Oleh :

AHMAD ZULFAHMI

NIM : 105043101292

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIQH

PRODI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2010 M

Page 2: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

REALITAS NIKAH SIRRI

(Studi Empiris Masyarakat di Wilayah Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMencapai Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)

Oleh:

AHMAD ZULFAHMI

NIM. 105043101292

Di bawah Bimbingan

Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA

NIP. 1957 0312 1985 031003

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIQH

PRODI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2010 M

Page 3: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya pergunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 13 Desember 2010

Ahmad Zulfahmi

Page 4: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

i

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرحمن الرحیم

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji dan syukur penulis hanturkan

kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, serta yang

telah memberikan hidayah dan ‘inayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad

SAW, manusia mulia lagi dimuliakan Rabb-Nya, rasul yang menjadi suri tauladan

bagi seluruh umat, dalam membuka gerbang jalan ilmu pengetahuan. Begitupun juga

semoga seluruh keluarga, sahabat, serta seluruh umat yang mengikuti jejak kebenaran

dan kebaikannya senantiasa tercurahkan keselamatan sampai tiba hari pembalasan

kelak.

Dengan tetesan keringat, basuhan air mata, serta beribu-ribu do’a, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Realitas Nikah Sirri (Studi

Empiris Masyarakat di Wilayah Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat)”.

Penulisan skripsi ini guna memenuhi dan melengkapi persayaratan untuk mencapai

gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum,

Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fiqh, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sebagai hamba yang lemah dan penuh salah, penulis menyadari dan

memaklumi, bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun demikian,

Page 5: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

ii

skripsi ini merupakan buah atau hasil karya yang maksimal dari penulis, karena

dalam menyelesaikannya tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis temui.

Untuk itulah perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada

pelbagai pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik secara moril

maupun materiil. Ucapan terimakasih ini penulis persembahkan kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan

Fakultas Syari’ah dan Hukum beserta para pembantu Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA sebagai ketua Program Studi Perbandingan

Mazhab dan Hukum beserta Bapak Dr. H. Muhammad Taufiki, M. Ag sebagai

Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulllah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA yang telah tulus ikhlas membantu dan

membimbing dengan penuh kesabaran, sehingga penyelesaian skripsi ini berjalan

baik.

4. Seluruh Dosen dan Civitas Akademi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Pimpinan dan seluruh pegawai Perustakaan di lingkungan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

iii

6. Ibunda Hj. Umayah dan seluruh Keluarga yang selalu memberikan spirit dan do’a

serta dukungannya dalam menyelesaikan skripsi sekaligus studi di perguruan

tinggi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta..

7. Bapak Drs. H. Abd. Rachman selaku Kepala KUA Kecamatan Kebon Jeruk dan

seluruh staff Kelurahan Kebon Jeruk, yang telah memberikan waktu dan

kesempatan kepada penulis dalam mengadakan penelitian dan memperoleh

informasi.

8. Warga Kebon Jeruk (Ita, Karumi, dan Sari) beserta tokoh masyarakat Kebon

Jeruk (H. Urwah Salim) Dan Amil sekaligus tokoh masyarakat (H. Zarkasih)

yang telah bersedia untuk memberikan informasinya dalam penelitian yang

penulis lakukan.

9. Teman-teman yang telah mensupport penulis dalam menyusun skripsi ini yaitu

Firman, Ibnu, Boy, Hasan, Amarullah Beserta Tim Hadro ISPAM, Fadly dan

Dian Sari yang telah sabar menemani dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah turut

serta membantu dalam penyusunan skripsi ini dari tahap awal hingga akhir.

Dengan segenap ketulusan dan keikhlasan dari hati yang paling dalam atas

jasa dan bantuan semua pihak, penulis panjatkan do’a semoga Allah SWT

memberikan balasan pahala yang berlipat dan menjadikannya sebagai amal ibadah

yang tidak akan pernah berhenti mengalir pahalanya hingga akhir hayat.

Page 7: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

iv

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

sendiri dan umumnya bagi para pembaca, serta Allah SWT senantiasa selalu

memberikan kemudahan bagi kita semua. Amin.

Jakarta, 30 November MMuharram 1431 H

Penulis

Page 8: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 7

D. Review Studi.............................................................................................. 8

E. Metode Penelitian ...................................................................................... 10

F. Sistematika penulisan................................................................................. 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................... 15

A. Pengertian dan Dasar Hukum Pernikahan................................................... 15

B. Pengertian Nikah Sirri ................................................................................ 28

C. Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Nikah Sirri

1) Nikah Sirri Menurut Hukum Islam ....................................................... 29

2) Nikah Sirri Menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974.... 38

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.................................. 44

A. Letak Geografis Wilayah Kelurahan Kebon Jeruk

Jakarta Barat .............................................................................................. 44

Page 9: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

vi

B. Kondisi Masyarakat Wilayah Kelurahan Kebon Jeruk

Jakarta Barat .............................................................................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................... 53

A. Profil Informan Masyarakat Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat ............. 53

B. Sekilas Tentang Masyarakat Kel. Kebon Jeruk

Jakarta Barat Terkait Pernikahan Sirri ........................................................ 54

C. Faktor yang menyebabkan pernikahan sirri di Wilayah Kel. Kebon Jeruk

Jakarta Barat................................................................................................ 61

D. Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Dari Pernikahan Sirri ............................ 65

E. Analisa Tentang Realitas Nikah Sirri.......................................................... 67

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 70

A. Kesimpulan................................................................................................ 70

B. Saran-saran ................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 73

LAMPIRAN

Page 10: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia adalah mahluk “Zoon Politicon” artinya manusia

selalu bersama manusia lainnya dalam pergaulan hidup dan kemudian

bermasyarakat atau yang biasa disebut adalah makhluk sosial. Hidup bersama

dalam masyarakat merupakan suatu gejala yang biasa bagi manusia dan hanya

manusia yang memiliki kelainan saja yang ingin hidup mengasingkan diri dari

orang lain. Salah satu bentuk hidup bersama yang terkecil adalah keluarga.

Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang terbentuk karena

perkawinan

Perkawinan merupakan aspek penting dalam ajaran Islam. Di dalam Al-

Qur’an dijumpai tidak kurang dari delapan puluh ayat yang berbicara soal

perkawinan, baik yang memakai kata nikah (berhimpun) maupun yang memakai

kata Zawwaja (berpasangan).1 Keseluruhan ayat tersebut memberikan tuntunan

kepada manusia bagaimana seharusnya menjalani jalan yang menghantarkan

manusia baik laki-laki maupun perempuan menuju kehidupan yang bahagia

dunia akhirat sesuai dengan ridha Illahi. Karena memang pada dasarnya tujuan

1 Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,1974), Cet. ke-1, hal. 1

Page 11: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

2

daripada perkawinan adalah menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan

rahmah.

Allah sangat menganjurkan manusia untuk menikah karena pernikahan

tersebut akan mendatangkan kemaslahatan bagi umat manusia. Di antaranya,

Allah akan melapangkan rizki yang baik dan halal untuk hidup berumah tangga,

sebagaimana firman Allah SWT Q.S Al-Nahl (16): 72.

) . 72:…16/النحل(

Artinya: “Dan Allah Menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiridan menjadikan bagi mu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dancucu-cucu dan memberimu rizki dari yang baik-baik” . (QS. Al-Nahl(16): ...72

Proses pernikahan manusia akan menghasilkan regenerasi yang tumbuh

dan berkembang, sehingga dalam kehidupan umat manusia dapat dilestarikan.

Sebaliknya tanpa pernikahan generasi akan berhenti, kehidupan manusia akan

terputus dan duniapun akan berhenti, sepi, dan tidak berarti.2

Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 1 tahun 1974 Tentang

Perkawinan dinyatakan bahwa : “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan maha

2 Chaeruddin, Perkawinan, Eksiklopedi Tematis DUNIA ISLAM, (Jakarta, PT. Lehtiar baruVan Hoeve, t.t), Jilid-1, h. 65

Page 12: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

3

esa). pernikahan adalah aqad atau ikatan yang menghalalkan seorang pria dan

wanita hidup bersama sebagai suami isteri” .

Al-Qur’an menyebutnya dengan istilah “Mitsaqan galizan” (Perjanjian

yang kuat) …… “dan mereka (Istri-istrimu) telah mengambil dari kamu

perjanjian yang kuat” (Surah Annisa’ ayat: 21), istilah ini pun digunakan oleh

Kompilasi Hukum Islam (KHI) pada BAB II pasal 2 yang berbunyi “Perkawinan

menurut Hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau

Mitsaqan galizan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya

merupakan Ibadah”.

Untuk menciptakan ikatan yang mitsaqan galizan seperti yang dimaksud di

atas selain harus memenuhi memenuhi ketentuan pasal 2 ayat (2) nya yakni

pencatatan pada tiap-tiap perkawinan dengan tujuan untuk menjalin ketertiban

dan kepastian hukum. Namun dalam prakteknya, tak dapat dipungkiri bahwa

sampai sekarang masih sering terjadi pernikahan-pernikahan yang bermasalah

biasanya masalah tersebut cacat atau kekurangan rukun-rukun dan syarat-syarat

perkawinan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh hukum islam dan hukum

Positif. salah satu pernikahan yang bermasalah itu adalah apa yang dikenal

dengan pernikahan Sirri atau nikah dibawah tangan. Biasanya sesuatu yang

sengaja disembunyikan mengandung atau menyimpan masalah, masalah itu

mungkin ada pada diri orang melakukan perkawinan. Mungkin pula pada

ketentuan hukum yang mereka tidak penuhi.

Page 13: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

4

Dalam menegakkan supremasi hukum perlu kiranya membangun image

(pandangan) yang positif terhadap efektifitas hukum itu sendiri. Untuk itulah

perwujudan hukum yang baik sangat tergantung pada tiga pilar hukum, yaitu:

1) Aparat Hukum

2) Peraturan Hukum Yang Jelas

3) Kesadaran Hukum masyarakat3

Dilihat dari tiga pilar di atas, penulis tertarik untuk meneliti kesadaran

hukum dari salah satu aspeknya. Emile Durkheim mengemukakan dalam buku

Law In Society, yaitu situasi dimana norma sosial dasar yang memberikan sistem

yang berbeda dengan kebiasaan yang terdahulu, atau dimana mereka bukannya

tidak mengerti dengan jelas terhadap peraturan atau norma-norma yang ada.4

Di Indonesia perkawinan yang tidak bermasalah adalah perkawinan yang

dilakukan menurut perundang-undangan yang berlaku. Bagi orang islam

perkawinan yang tidak bermasalah itu adalah perkawinan yang diselenggarakan

menurut hukum islam seperti yang disebutkan dalam pasal 2 ayat (1) Undang-

undang No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan serta dicatat menurut ayat (2) pada

pasal yang sama. Sesuai dengan sunah Rasulullah SAW diumumkan melalui

walimah supaya diketahui orang banyak. Pernikahan yang diatas ketentuan

3Bustanul Arifin, Kompilasi fiqih dalam Bahasa Undang-undang, (Bandung, CV.Diponegoro, 1985), h. 28.

4 Adam podgorecki, Law in Society, (London, D van Nostrand Company, Inc, 1974), Cet-1,h. 200.

Page 14: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

5

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebiasaan tersebut diatas dapat

dikategorikan sebagai pernikahan rahasia yang menyimpan masalah. Masalah ini

tidak juga akan berimbas pada status pernikahan itu sendiri.

Nikah sirri adalah pernikahan yang sah menurut agama tetapi “cacat”

menurut hukum positif yang berlaku di Indonesia karena pernikahannya tidak

dicatatkan oleh (Pegawai Pencatat Nikah) PPN secara resmi. Oleh karena itu

Pemerintah memberikan solusi bagi Umat Islam yang telah melakukan

pernikahannya tanpa atau belum dicatatkan secara resmi untuk segera

melegitmasi pernikahannya dengan yang disebut dengan itsbat nikah.

Akan tetapi di Indonesia pada masa sekarang ini sedang ramai

diperbincangkan tentang nikah sirri setelah pemerintah mengeluarkan peraturan-

peraturan baru tentang masalah nikah sirri, karena dalam Peraturan-peraturan

baru tersebut ditegaskan bahwa bagi siapa saja yang melakukan nikah sirri baik

yang menikahkan maupun yang di nikahkan akan mendapatkan sanksi pidana.

Oleh karena itu peraturan-peraturan baru itu membuat para pelaku nikah

sirri merasa terdesak dan dirugikan dengan adanya peraturan-peraturan baru

tersebut sehingga mereka menolak dengan berbagai macam alasan yang

membenarkan perbuatan mereka.

Kemudian seiring dikeluarkannnya peraturan-peraturan baru oleh

Pemerintah tentang nikah sirri banyak sekali pro dan kontra di dalam

masyarakat, karena bagi kelompok yang tidak setuju dengan praktik nikah sirri

itu sangat setuju sekali dengan peraturan-peraturan baru tersebut, namun

Page 15: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

6

sebaliknya bagi kelompok yang melakukan nikah sirri sangat tidak setuju dengan

peraturan-peraturan baru tersebut.

Berdasarkan kenyataan itulah, mendorong penulis untuk membahas dan mencari

kejelasan mengenai “REALITAS NIKAH SIRRI (Studi Empiris Pada Masyarakat

Kel. Kebon Jeruk Jak-Bar)”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Karena luasnya masalah pembahasan mengenai nikah sirri maka pada

pembahasan skripsi ini penulis membatasi hanya menyangkut realitas nikah

sirri yang terjadi pada masyarakat di wilayah kelurahan kebon Jeruk Jakarta

Barat. Adapun masyarakat yang penulis batasi dalam penelitian ini adalah

khusus pada warga masyarakat yang melakukan nikah sirri, Amil, tokoh

masyarakat dan kepala KUA.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pokok yang akan diteliti dan diuraikan

dalam skripsi ini adalah:

1) Bagaimana pandangan masyarakat di wilayah kelurahan Kebon Jeruk

Jakarta Barat terhadap pernikahan sirri?

2) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat di wilayah kelurahan

Kebon jeruk melakukan nikah sirri?

Page 16: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

7

3) Apa akibat Hukum yang timbul dari nikah sirri di wilayah Kelurahan

Kebon Jeruk Jakarta Barat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini yaitu

a. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat di wilayah Kel.

Kebon Jeruk Jakarta Barat.

b. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat di

wilayah kelurahan Kebon jeruk Jakarta Barat melakukan nikah sirri.

c. Untuk mengetahui apa akibat hukum yang timbul dari nikah sirri di

wilayah Kel. Kebon Jeruk Jakarta Barat.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Masyarakat

Memberikan serta menambah wawasan tentang nikah sirri bagi masyarakat

Kel. Kebon Jeruk Jakarta Barat.

b. Bagi Penulis

Menambah wawasan tentang Pengembangan dan pengaktualisasian dalam

konteks hukum perkawinan tentang praktik nikah sirri.

Page 17: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

8

c. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai informasi dan sumber ilmu serta memberikan

gambaran tentang praktik nikah sirri yang terjadi pada masyarakat

Kelurahan Kebon Jeruk.

D. Studi Review Terdahulu

Penulis melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu sebelum menentukan

judul proposal, diantaranya adalah sebagai berikut:

NoNama penulis / judul /

TahunSubstansi Keterangan

1

Siti Jubaedah, Praktek

Nikah Sirri ditinjau dari

Hukum Islam dan UU

No.1 Th 1974 (Studi

Kasus Desa Lengkong

Karya), 2006. Fakultas

Syari’ah dan Hukum.

Berisikan bahwasanya

nikah sirri tidak

mempunyai kekuatan

hukum, bila ditinjau dari

UU No.1 Th 1974. Tetapi

mempunyai keabsahan

menurut hukum Islam.

Praktek nikah sirri dilihat

dari hukum Islam dan UU

No.1 Th 1974, serta

perbandingannya.

2

Syarif Hidayatullah,

Hukum Pengulangan

Nikah Sirri, Perspektik

Hukum Islam dan

Skripsi ini menjelaskan

pengulangan Nikah Sirri

yang oleh masyarakat

Kedoya menurut hukum

Mengulas hukum

pengulangan akad yang

disebabkan oleh Nikah

Sirri menurut Hukum Islam

Page 18: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

9

Hukum Positif. (studi

Kasus masyarakat

Kedoya Kebon Jeruk

Jak-Bar), 2006. Fakultas

Syari’ah dan Hukum.

Islam dan hukum positif. dan Hukum Positif.

3

Hafizh, Perkawinan di

Bawah Tangan dan

Pengaruh Terhadap

Sengketa Pengadilan

Agama Jak-Bar, 2005.

Fakultas Syari’ah dan

Hukum.

Disni membahas

perkawinan di bawah

tangan berdampak pada

sengketa pengadilan

Agama, diantaranya

menuntut hak-hak isteri

dan anak ketika

perceraian terjadi.

Perkawinan di bawah

tangan dapat menimbulkan

persengketaan dikarenakan

tidak adanyan bukti-bukti

akta surat pernikahan yang

menguatkan dalam

menuntut hak di pengadilan

Agama.

4

A. Syaadzali, mahalnya

Biaya Pernikahan

Sebagai Faktor Pemicu

Nikah di Bawah Tangan

(studi kasus di KUA

Kec. Benda Tangerang),

2006. Fakultas Syari’ah

dan Hukum

Skripsi ini mengulas,

dengan mahalnya biaya

pernikahan sebagai faktor

seseorang melakukan

nikah si bawah tangan.

Disini hanya membahas

dengan mahalnya biaya

sebagai pemicu seseorang

melakukan nikah di bawah

tangan, tidak ada

perbandingan hukumnya.

Page 19: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

10

Berbeda dengan skripsi-skripsi terdahulu, skripsi ini lebih berfokus

pada pembahasan mengenai praktek nikah sirri yang terjadi pada masyarakat

dari aspek sosiologisnya, selain itu dalam skripsi ini lebih menonjolkan aspek

empirisnya dibandingkan aspek normatifnya.

Dari perbedaan tersebut, Penulis merasa yakin bahwa skripsi ini tidak

hanya bersifat normatif saja, akan tetapi lebih bersifat empiris. Namun, daripada

itu titik perbedaan yang penulis dapatkan dari karya tulis lain merupakan data

yang akan mendukung konsep pemikiran dari skripsi ini.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan valid maka diperlukan

metode yang representatif. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode

penelitian dengan pendekatan kualitatif sebagai pendekatan umum yang

menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif. Karena, pendekatan

kualitatif merupakan pendekatan yang berusaha memahami gejala tingkah

laku manusia menurut sudut pandang subjek penelitian, dan memungkinkan

peneliti memahami gejala sebagaimana subjek mengalaminya, memfokuskan

pada proses-proses yang terjadi dalam individu, serta lingkungannya sebagai

satu kesatuan. Hal ini penting agar dapat diperoleh gambaran utuh dari

penghayatan subjek terhadap keadaan yang dialaminya. Metode kualitatif

Page 20: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

11

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.5

2. Subyek Penelitian

Subjek atau responden dan narasumber yang dilibatkan dalam penelitian

ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Subyek penelitian adalah warga masyarakat yang mempunyai pengalaman

pribadi terkait dengan praktek nikah sirri.

b. Subyek penelitian bertempat tinggal di wilayah kelurahan Kebon Jeruk

Jakarta Barat.

Jumlah subyek penelitian ini sebanyak 6 orang, hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu serta kesulitan peneliti dalam memperoleh kasus dan

informan yang banyak diantara warga masyarakat Kebon Jeruk yang

mempunyai pengalaman pribadi terkait praktek nikah sirri, dan pemilihan

narasumber dalam penelitian ini didasarkan atas tujuan tertentu.

3. Jenis Data dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan adalah:

a. Data primer diperoleh melalui survey lapangan dan observasi.

b. Data skunder didapat dari studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan

cara membaca dan mempelajari buku literature dan teori dibangku kuliah

5 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),hal. 3

Page 21: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

12

serta sumber lainya yang relevan dengan penelitian ini, seperti jurnal yang

terkait dengan penelitian, surat kabar, majalah dan sumber tertulis lainya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Agar di dalam penelitian ini penulis mendapatkan hasil yang sesuai

dengan variable yang akan diteliti, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah:

Wawancara, Penulis menggunakan teknik wawancara untuk

memperoleh informasi yang berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan

data-data tentang Realitas Nikah Sirri Pada Masyarakat Kel. Kebon Jeruk Jak-

Bar.

5. Teknis Analisis Data

Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara dan kepustakaan

yang diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi data,

yaitu usaha menggolong-golongkan data berdasarkan katagori tertentu.

Setelah data-data yang ada diklasifikasi lalu diadakan analisis data, dalam hal

ini data yang dikumpulkan penulis adalah kualitatif, maka teknik analisis data

yang digunakan adalah content analysis atau biasa yang disebut analisis isi.

Page 22: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

13

Data-data yang telah terkumpul diperiksa kembali mengenai

kelengkapan jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban atau

informasi yang biasa disebut editing.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penyusunan penelitian ini ialah berformat kerangka outline

dalam bentuk bab dan sub bab, secara ringkas terurai dalam penjelasan berikut :

BAB I :Pendahuluan

Menerangkan latar belakang masalah, pembatasan-perumusan

masalah, tujuan-manfaat penelitian, studi pendahuluan,

metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II :Tinjauan Teoritis

Menguraikan pengertian dan dasar hukum pernikahan,

pengertian nikah sirri, tinjauan hukum islam dan hukum

positif terhadap nikah sirri.

BAB III :Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Bab ini menerangkan tentang letak geografis Kel. Kebon

Jeruk, kondisi Masyarakat Kel. Kebon Jeruk.

BAB IV :Hasil Penelitian

Dalam bab ini penulis menganalisis tentang profil informan

masyarakat kelurahan kebon jeruk jakarta barat, sekilas

tentang masyarakat kel. kebon jeruk jakarta barat terkait

pernikahan sirri, faktor-faktor nikah sirri di wilayah kel.

Page 23: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

14

kebon jeruk jakarta barat, akibat hukum yang ditimbulkan

dari pernikahan sirri, analisa tentang realitas nikah sirri.

BAB V : PENUTUP

Menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang

menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.

Page 24: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

15

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian dan Dasar Hukum Nikah

1. Pengertian Hukum

Secara etimologis kata “hukum” berasal dari bahasa Arab yang berarti

“memutuskan” atau “menetapkan” dan “menyelesaikan”. Kata “hukum” dan

kata lain yang berakar pada kata tersebut terdapat dalam 88 tempat dalam Al-

Qur’an, tersebar dalam beberapa surat yang mengandung arti tersebut. kata

hukum itu telah menjadi bahasa baku dalam bahasa Indonesia.1

Dalam memberikan arti secara definitive kepada kata “hukum” itu terdapat

beda rumusan yang begitu luas, termasuk dalam konteks siapa pembuat

hukum itu, apakah pembuat hukum (syar’i)nya Allah SWT, ataukah

sekelompok manusia yang disepakati seperti DPR dan lainnya. Meskipun

demikian dalam arti yang sederhana bahwa dalam konteks si pembuat hukum

sekelompok manusia, maka dapat dikatakan bahwa hukum adalah :

“Seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang ditetapkan dan

1 A. Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama dalam Perspektif Fikih dan Kompilasi HukumIslam, (Jakarta: Qalbun Salim, 2005), Hal. 9

Page 25: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

16

diakui oleh satu Negara atau kelompok masyarakat, berlaku dan mengikat

untuk seluruh anggotanya.”2

Sedang dalam konteks pembuat hukumnya (syar’i) Allah, maka hukum itu

adalah :

Artinya: “Firman Allah Ta’ala yang berhubungan dengan perbuatan orang

mukalaf, yang mengandung tuntutan atau membolehkan memilih atau adanya

(suatu hukum) karena adanya yang lain.”3

2. Pengertian Hukum Islam

Istilah “hukum Islam” merupakan istilah khas Indonesia bagaikan

terjemahan Al-Fiqh Al-Islamy atau dalam konteks tertentu dari Al-Syari’ah

Al-Islamiyah. Istilah ini dalam wacana ahli hukum barat digunakan nama

Islamic Law. Dalam Al-Qur’an maupun Al’Sunah, istilah hukum Al-Islam

tidak dijumpai. Yang digunakan adalah syari’at yang dalam penjabarannya

kemudian lahir istilah fiqh. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai

pengertian hukum Islam, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian syari’ah

dan fiqh.4

2 Amir Syarifuddin. Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2000), Hal. 2813 A. Basiq Djalil, Ilmu Ushul fiqh, (Semarang: Toha Putra, 1982), Hal. 194 Ahmad Rafiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), Hal. 3

Page 26: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

17

A. Pengertian syari’ah

secara etimologis syariah berarti “jalan ketempat pengairan” atau

“tempat lalu air sungai”. 5 menurut para ahli defenisi syari’ah adalah: segala

titah Allah yang berhubungan dengan tingkah laku manusia diluar yang

mengenai akhlak. Dengan demikian “syari’ah itu adalah nama bagi hukum-

hukum yang bersifat amaliah”.

Walaupun pada mulanya syari’ah itu diartikan “agama” sebagaimana

yang disinggung dalam surah al-Syura: 13 diatas, namun kemudian

dikhususkan penggunanya untuk hukum amaliah. Pengkhususan ini

dimaksudkan karena agama pada dasarnya adalah satu dan berlaku universal,

sedangkan syari’ah berlaku untuk masing-masing umat yang berbeda dengan

umat sebelumnya. Dengan demikian syari’ah lebih khusus dari agama.6

B. pengertian fiqh

kata “Fiqh” secara etimologis berarti “paham yang mendalam.” Bila

“paham” dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriah, maka fiqh

berarti faham yang menyampaikan ilmu zhahir pada ilmu batin, karena itulah

5 A. Basiq Djalil, Ilmu Ushul fiqh, (Semarang: Toha Putra, 1982), Hal. 206 A. Basiq Djalil, Ilmu Ushul fiqh, (Semarang: Toha Putra, 1982), Hal. 21

Page 27: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

18

Al-Tarmizi menyebutkan, “Fiqh tentang sesuatu” berarti mengetahui batinnya

sampai kepada kedalamannya.7

Secara defenitif, fiqh berarti “Ilmu tentang hukum-hukum syar’I yang

bersifat amaliah yang digali dan ditentukan dalil-dalil yang tafsili.8

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa, syari’ahlah adalah

segala titah Allah yang berhubungan dengan tingkah laku manusia diluar yang

mengenai akhlaq. Dengan kata lain syari’ah itu adalah nama bagi hukum-

hukum yang bersifat amaliah. Sedangkan fiqih ialah ilmu tentang hukum-

hukum syar’I yang bersifat amaliah yang digali ditemukan dalil-dalil yang

tafsili.

Untuk lebih memperjelas dapat kita angkat beberapa pokok perbedaan antara

syari’at dengan fiqih, yakni:

Syari’at berpendapat dalam al-Qur’an dan kitab-kitab Hadits. Kalau kita

berbicara tentang syari’at yang dimaksud adalh Firman Allah atau Sunnah

rasul. Fiqih terdapat dalam kitab-kitab fiqh, kalau berbicara tentang fiqih,

maka yang dimaksud adalah pemahaman manusia, dalam hal ini adalah

ahli hukum Islam (Mujtahid) yang memenuhi syarat-syarat berijtihad.

7 A. Basiq Djalil, Ilmu Ushul fiqh, (Semarang: Toha Putra, 1982), Hal. 228 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2000), Hal. 2

Page 28: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

19

Syari’at bersifat fundamental, mempunyai ruang lingkup lebih luas dari

fiqh. Sedangkan fiqh bersifat instrumental, lingkupnya terbatas pada apa

yang biasanya disebut perbuatan hukum.

Syari’at adalah ciptaan Tuhan dan Rasulnya, karena itu berlaku abadi.

Sedangkan fiqh adalah karya manusia yang dapat berubah dari masa ke

masa atau sesuai zamannya.

Syari’at hanya satu, dan fiqh beragam (lebih dari satu), sesuai jumlah

aliran hukum yang disebut mazhab.

Syari’at menunjukkan kesatuan dalam islam. Sedangkan fiqh

menunjukkan keragamannya, sesuai dengan jumlah aliran-aliran hukum

atau mazhab-mazhab yang terdapat dalam Islam.

Dari penjelasan di atas, menggambarkan kepada kita bahwa syari’at

dan fiqh hubungannya sangat erat sekali, bias dibedakan tapi tidak dapat

dipisahkan, karena fiqh adalah hasil dari pemahaman dari syari’at, sedangkan

syari’at adalah landasan pemahaman fiqh. Dan untuk memahaminya harus

melalui ilmu fiqh.

Kalau ibarat hukum islam yang kategori syari’at disebutkan Islamic

law, sedangkan kategori fiqh disebut Islamic of yurisprudence. Tetapi di

Page 29: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

20

Indonesia namanya hanya satu yakni hukum islam. Tidak ada istilah Indonesia

yang membedakannya.9

Istilah “ahkam” bentuk jamak dari “hukum”. Adapun arti “al-hukmu”

adalah: menetapkan suatu hal atau perkara. Ahkamul khamsah artinya

ketentuan atau lima ketetapan. Pada dasarnya “ahkamul khamsah” erat

kaitannya dengan perbuatan manusia. Menurut Syari’at Islam perbuatan

manusia dapat dihukumkan kepada ketetapan yang lima (ahkamul khamsah).

Menurut imam syafi’I susunan kaidah buruk baik itu ada lima, yaitu yang

terkenal dengan istilah “al-khamsah” (lima golongan hukum). Seluruh

perbuatan manusia dapat dimasukkan dalam satu golongan hukum yang lima

tersebut dan hukum itu adalah:

1. fardh (diharuskan) atau wajib (mesti dikerjakan, ia mendapatkan pahala,

sebaliknya bila ditinggalkan ia berdosa atau dikenakan hukuman. Contoh,

shalat 5 kali dalam sehari, puasa di bulan ramadhan dan sebagainya.

2. sunnah (sudah menjadi adat), mustahab (disukai) atau mandub (dianjurkan)

dengan ketentuan kalau perintah sunnah itu dikerjakan, ia dapat pahala;

sebaliknya jika tidak dikerjakan tidak berdosa. Contoh shalat hari raya,

member sedekah dan sebagainya.

9Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2000), Hal. 30

Page 30: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

21

3. Mubah ja’iz, yaitu sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan.

Kalau ditinggalkan tidak berpahala dan tidak berdosa, kalau dikerjakanpun

tidak berpahala dan tidak berdosa. Contoh, melakukan gerak badan di pagi

hari.

4. makruh (tercela) dengan ketentuan kalau perintah larangan dihentikan

mendapat pujian, sebaliknya jika dilanggar hanya dicela tidak sampai

dihukum. Contoh masuk rumah orang dengan tidak mengucapkan salam.

5. haram, yaitu larangan keras dengan pengertian kalau dikerjakan kita

berdosa atau dikenakan hukuman dan jika ditinggalkan kita mendapat

pahala. Contoh mencuri, menipu dan sebagainya.

3. Pengertian Nikah

Nikah ialah akad yang menghalalkan kedua belah pihak (suami dan

istri) menikmati pihak satunya, pernikahan sangat penting dalam kehidupan

manusia, karena hanyan dengan pernikahan pergaulan hidup manusia baik

secara individu maupun kelompok menjadi terhormat dan halal. Hal ini sesuai

dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang terhormat diantara

makhluk-makhluk tuhan yang lain. Dengan melaksanakan pernikahan,

manusia diharapkan dapat memperoleh keturunan yang dapat melanjutkan

kehidupan berikutnya.

Page 31: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

22

Pernikahan atau perkawinan mempunyai nilai-nilai kemanusiaan,

untuk memenuhi naluri hidup umat manusia, juga untuk melangsungkan

kehidupan dengan jenisnya, mewujudkan ketentraman hidup, dan

menumbuhkan serta memupukkan rasa kasih sayang dalam hidup

bermasyarakat. Perkawinan dapat saja berlangsung tanpa adanya kebutuhan

biologis semata, kemungkinan hidup bersama antara seorang laki-laki dan

perempuan, dilakukan tanpa berhubungan suami isteri. Hal ini biasa terjadi

karena kekuatan untuk melakukan hubungan badan tidak selalu ada pada

seseorang dan tidak merupakan syarat untuk bersama. Ini terbukti dan

kenyataan bahwa diperbolehkan suatu perkawinan antara dua orang yang

sudah lanjut usia, bahkan diperbolehkan pula suatu perkawinan “ In extreme”

yaitu pada waktu salah satu pihak sudah hampir meninggal dunia.10

Nikah (kawin) menurut arti asli ialah hubungan seksual tetapi menurut

arti majazi atau arti hukum ialah aqad atau perjanjian yang menjadikan halal

hubungan seksual sebagai suami istri antara seorang pria dengan seorang

wanita.11

Menurut Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, “perkawinan adalah akad antara

calon suami dengan calon isteri untuk memenuhi hajat jenisnya menurut yang

10 Wirjono projodikoro, Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung, Sumur Bandung, 1981).H. 7

11 Ramulya idris, Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis Dari UU No. 1 Tahun 1947,(Jakarta, Bumi Aksara, 1996), h. 1

Page 32: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

23

diatur syari’at”.12 Menurut Sayuti Thalib, SH Berpendapat “Perkawinan itu

ialah perjanijan suci membentuk keluarga antara seorang laki-laki dengan

perempuan”.13 M. Idris Ramulyo, SH, berpendapat “Perkawinan menurut

Islam adalah suatu perjanjian suci yabg kuat dan kokoh untuk hidup bersama

secara sah antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan membentuk

keluarga yang kekal, santun menyantuni, kasih mengasihi, aman tentram,

bahagia dan kekal.14 Wirjono Projodikoro, SH, berpendapat bahwa hidup

bersama sangat penting dalam masyarakat dan mempunyai akibat yang

penting pula. Oleh karena itu diperlukan suatu peraturan untuk hidup bersama

antara seorang laki-laki dengan perempuan yang memenuhi syarat-syarat

dalam peraturan tersebut.15

Prof. Subekti, SH juga menyatakan bahwa perkawinan adalah

pertalian yang sah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk

waktu yang lama. Kitab Undang-undang hukum perdata sendiri tidak

memberikan definisi secara jelas tentang perkawinan. Hanya dalam pasal 26

kitab Undang-undang Hukum Perdata disebutkan bahwa Undang-undang

12 Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam, (Jakarta, PT. Hidakarya Agung, 1996),cet-15, h. 1

13 Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia (berlaku bagi umat Islam), (Jakarta, UIPress, 1974), Cet-1, h. 47

14 M. Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Peradilan Agama dan HukumPerkawinan Islam, (Ja karta, Ind. Hill Co, 1985), Cet-4, h. 147

15 Wirjono Projodikoro. Hukum Perkawinan di Indonesia, h. 9

Page 33: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

24

memandang soal perkawinan hanya dalam hubungan keperdataan saja. Hal ini

berarti bahwa suatu perkawinan yang sah hanyalah perkawinan yang

memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam kitab Undang-undang

Hukum Perdata dan syarat serta peraturan agama dikesampingkan.16

Sedangkan menurut Ahmad Azhar Basyir, perkawinan dalam agama

Islam disebut “Nikah” yaitu melakukan akad atau perjanjian untuk

mengikatkan diri antara seorang laki-laki dengan seorang wanita untuk

menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak, dengan dasar suka

rela dan keridhoan kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu kebahagiaan

hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan

cara yang diridhoi Allah SWT.17

Kebanyakan Ulama Fiqh mendefinisikan nikah sedikit berbeda,

walaupun lebih banyak kemiripan:18

ةمف: ةفم-

Artinya: “Sebagian Ulama Hanafiyah : nikah adalah akad yang memberikanfaedah (mengakibatkan) kepemilikan untuk bersenang-senangsecara sadar (sengaja)”.

ةمبذةى: ةكلبم-

16 Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta, PT. Intermasa, 1980), Cet-XV, h. 2317 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta, UI Press, 2000), Cet-9, h.1018 Abdurrahman Al-Jaziri, al-Fiqh ‘ala al- Mazahib al- Arbaah, (Beirut Libanon, Dar al- Fikr,

1990), juz- 4.

Page 34: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

25

Artinya: “Sebagian mazhab Malikiyah : nikah adalah sebuah ungkapan ataubagi suatu akad yang dilaksanakan dan dimaksud untuk meraihkenikmatan (seksual) semata”.

جظبئمب: ةعافع- ا

Artinya: “Menurut ulama Syafi’iyah : nikah dirumuskan dengan akad yangmenjamin kepemilikan untuk bersetubuh dengan menggunakanlafal “Inkah” atau “Tazwij” atau yang semakna dengankeduanya”.

تالةىيجظب: ةابع-

Artinya: “Ulama Hanabilah : nikah adalah akad (yang dilakukan denganmenggunakan) kata “Inkah” atau “Tazwij” guna mendapatkankesenangan”.

Dari beberapa pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa nikah adalah akad antara pria dan wanita yang diikat melalui suatu

perjanjian suci, kuat dan kokoh untuk salin memiliki dan bersenang-senang

dan menghalalkan pergaulan suami isteri dalam rangka membentuk keluarga

atau rumah tangga, dengan menggunakan kata-kata menikahkan atau dengan

kata lain yang semakna dengan kata tersebut.

Dengan melakukan perkawinan, seseorang muslim berarti telah

mengikuti dan menghormati sunnah Rasul-nya, dan dengan perkawinan pula

maka membuat terang keturunan, sehingga tidak aka nada orang-orang yang

tidak jelas asal usulnya. Di samping itu perkawinan diharapkan dapat

Page 35: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

26

melahirkan rasa kasih sayang sesame anggota keluarga dan menjauhkan

perbuatan maksiat yang dilarang oleh agama.

Islam memandang perkawinan sebagai fase pertama keluarga, karena

keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah yang dapat memberikan

manfaat bagi kehidupan sesama jenisnya untuk melakukan kebaikan dan

melarang kemunkaran, meninggikan derajat manusia dan mewujudkan fungsi

manusia sebagai khalifah dimuka bumi berdasarkan Ayat-ayat al- Quran :

.

)21: 30/الروم (Artinya :“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia Menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderungdan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramurasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itubenar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. QS.Al- Ruum (30): 21

1. Dasar-dasar Hukum Nikah

Dalil-dalil yang menunjukkan pensyariatan nikah adalah:

a. Surat An-Nisa ayat 3

Page 36: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

27

.) 3: 4/النساء(

Artinya : “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamumengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yangkamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamutakut tidak akan dapat berlaku adil[265], Maka (kawinilah)seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu miliki. yangdemikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”.QS. An-Nisa (3): 3

b. Surat An-Nur Ayat 32

.) 24/النور :

32(Artinya :“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara

kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamuyang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukanmereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. QS. An-Nuur (24): 32

c. Hadist dari‘Alqomah

Page 37: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

28

)(19

Artinya :“Hai pemuda-pemuda, barang siapa diantara kamu yng mampuserta berkeinginan hendak menikah, hendaklah menikah, karenasesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandanganmata terhadap orang yang tidak halal dilihatnya dan akanmemeliharanya dari godaan-godaan syahwat dan barang siapayang tidak mampu menikah, hendaklah berpuasa, karena denganpuasa hawa nafsunya terhadap perempuan akan berkurang”.(H.R. Al- Bukhari).

Dari ayat dan hadist diatas, dapat penulis simpulkan di sini antara lain :

1. Nikah merupakan suatu perintah agama.

2. Nikah dihukumkan wajib bagi orang yang mampu lahir bathin.

3. Nikah untuk menjaga dirinya dari perbuatan yang dilarang Allah SWT.

B. Pengertian Nikah Sirri

Nikah sirri berasal dari kata sirriyyun yang berarti secara rahasia atau

secara sembunyi-sembunyi. Jadi perkawinan sirri adalah perkawinan yang

dilaksanakan secara rahasia atau sembunyi-sembunyi, itu dimaksudkan bahwa

perkawinan itu dilakukan semata-mata untuk menghindari berlakunya hukum

negara yaitu Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Dalam prakteknya perkawinan sirri ini adalah suatu perkawinan yang

dilakukan oleh orang-orang Islam di Indonesia, yang memenuhi baik rukun-

19 Abi Abdillah Muhammad Ibn Ismail, Shohih al-Bukhari, (Semarang, Toha Putra tt), Juz 6,h. 117

Page 38: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

29

rukun maupun syarat-syarat perkawinan, tetapi tidak didaftarkan atau dicatatkan

pada Pegawai Pencatat Nikah seperti yang diatur dan ditentukan oleh Undang-

Undang No. 1 Tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975.20

Menurut A. Zuhdi, nikah sirri adalah pernikahan yang dilangsungkan diluar

pengetahuan petugas resmi (PPN/Kepala KUA), karenanya pernikahan itu tidak

tercatat di Kantor Urusan Agama, sehingga suami istri tersebut tidak mempunyai

surat nikah yang sah21.

H. masjfuk Zuhdi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan nikah sirri

adalah nikah yang hanya dilangsungkan menurut ketentuan syari’at islam saja

namun karena terbentur PP no. 10 / 1983 (tentang izin perkawinan dan perceraian

bagi Pegawai Negeri Sipil) jo. PP No. 45 / 1990, pernikahan tersebut dilakukan

secara diam-diam, dan dirahasiakan untuk menghindari hukuman disiplin.

Dilihat dari kata-katanya, sirri itu berarti sembunyi-sembunyi atau tidak

terbuka. Jadi nikah sirri bisa bararti nikah sesuai dengan ketentuan Agama, tetapi

tidak dicatat didalam pencatatan administrasi pemerintah (KUA dan lain-lain) ,

atau nikah sesuai dengan ketentuan agama islam dan dicatat oleh pencatat nikah,

tetapi tidak dipublikasikan dalam bentuk walimah.

C. Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Nikah Sirri

20 Ramulya Idris, Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis Dari UU No. 1 Tahun 1947,(Jakarta, Bumi Aksara, 1996), h. 239

21 A. Zuhdi Muhdlor, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk).(Bandung : Al-Bayan,1994), cet. 1, h. 22

Page 39: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

30

1. Nikah Sirri Menurut Hukum Islam

Dalam Hukum Islam Nikah Sirri bukan masalah baru, sebab dalam kitab

Al- Muwatha karya Imam Malik telah mencatat, bahwa istilah nikah sirri

berasal dari ucapan Umar Ibnu al- Khattab r.a :

، اله22هفجر:

Artinya :“Bahwasanya Umar dihadapkan kepadanya seorang laki-laki yangmenikah tanpa saksi, kecuali seorang laki-laki dan seorangperempuan. Lalu Umar berkata : ini nikah sirri, aku tidakmembolehkannya, seandainya kamu melakukannya pasti akurajam”

Pengertian nikah sirri dalam persepsi Umar tersebut adalah bahwa

syarat jumlah saksi belum terpenuhi, kalau jumlah saksi belum lengkap

meskipun sudah ada yang datang, maka nikah semacam ini memakai kriteria

Umar dapat dipandang sebagai nikah sirri.23

Dilihat dari keterangan nikah sirri tersebut dapat ditarik suatu pengertian

bahwa nikah sirri itu bersangkut-paut dengan kedudukan saksi dan syarat-

syarat pada saksi itu sendiri.

Mengenai saksi ini Para Imam Mazhab (Abu Hanifah, Syafi’I dan

Maliki) telah sepakat bahwa saksi merupakan syarat dalam pernikahan,

22 Abi Abdillah Malik bin Anas Al-Asbahi, Muwatha Imam Malik, (Kairo : Al-Maktabah Al-Islamiyah, 1967), juz 2. H. 179

23 Mahful M. dan Herry Mohammad, Fenomena Nikah Sirri, (Jakarta : IKAPI, 1996), cet. 1.H. 31

Page 40: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

31

bahkan Syafi’I berpendapat bahwa saksi sebagai rukun nikah, dan tidak sah

pernikahan tanpa dihadiri saksi. Berdasarkan dalil :

ندعمنندررنعدالنل24دشيلا: ار

Artinya :“Tidak sah nikah kecuali dengan adanya dua orang saksi yang adildan wali yang cakap”.

Menurut Jumhur Ulama, pernikahan yang tidak dihadiri saksi-saksi

tidak sah. Jika ketika ijab qabul tidak ada saksi yang menyaksikan, sekalipun

diumumkan kepada orang ramai dengan cara lain, pernikahannya tidak sah.25

Beberapa syarat yang harus ada pada seseorang yang menjadi saksi

adalah : berakal sehat, dewasa, dan mendengar omongan kedua belah pihak

yang berakad, serta memahami bahwa ucapan-ucapannya itu maksudnya

adalah ijab qabul pernikahan. Bila para saksi itu buta, maka hendaklah

merekabisa mendengarkan suaranya dan mengenal betul suara tersebut adalah

suaranya kedua orang yang berakad.

Jika yang menjadi saksi itu anak-anak, atau orang gila, atau orang yang

sedang mabuk, maka nikahnya tidak sah, sebab mereka dipandang tidak ada.26

24 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Idris As-Syafi’i, Al-Umm, juz 5, h. 1925 Sayid Sabiq, Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 6, (Bandung, PT Alma’arif, 1973), cet. 1, h. 8726 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1996), cet.

Ke-1, h. 101

Page 41: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

32

Ibnu Qudamah membedakan antara saksi dan pengumuman.

Menurutnya saksi termasuk rukun nikah yang harus ada (wajib) ketika

melakukan akad nikah, sedangkan pengumuman adalah hal lain diluar akad

nikah, yang hukumnya hanya sunah.

Fungsi saksi dalam pernikahan oleh Ibnu qadamah disebut lebih rinci,

yakni ada dua : pertama ; untuk menghindari adanya tuduhan zina, dan kedua ;

untuk menghindari adanya fitnah, sebab dengan adanya saksi akan

menyebarluaskan berita tentang sudah terjadinya pernikahan antar pasangan.

Imam Abu Hanifah dan Syafi’i sependapat bahwa nikah sirri (rahasia)

tidak boleh.27 Kemudian mereka berselisih pendapat apabila terdapat dua

orang saksi dan keduanya diamanati untuk merasahasiakan pernikahan,

apakah hal ini dianggap nikah sirri atau tidak?

Imam Abu Hanifah dan Imam syafi’i berpendapat bahwa hal itu bukan

nikah sirri. Imam Malik berpendapat bahwa yang demikian itu adalah nikah

sirri dan dibatalkan.28

Perbedaan pendapat ini disebabkan, apakah kedudukan saksi dalam

pernikahan merupakan hukum syara’ , ataukah dengan saksi itu dimaksudkan

untuk menutup jalan perselisihan dan pengingakaran?

27 Ibnu Rusd, Bidayatul Mujtahid, Penerjemah M.A Abdurrahman dan A. Haris Abdullah,(Semarang : CV. Asy-syifa’), cet. Ke-1, 1990, h. 383

28 Ibnu Rusd, Bidayatul Mujtahid, h. 383

Page 42: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

33

Bagi fuqaha yang berpendapat bahwa saksi merupakan hukum syara’,

maka mereka mengatakan bahwa saksi menjadi salah satu syarat sahnya

pernikahan. Sedangkan bagi fuqaha yang berpendapat bahwa kedudukan saksi

adalah untuk menguatkan pernikahan, maka mereka menganggap saksi

sebagai syarat kelengkapan.

Jumhur ulama mengatakan jika para saksi dipesan oleh pihak yang

mengadakan aqad nikah agar merahasiakan dan tidak memberitahukannya

kepada orang ramai, maka pernikahannya tetap sah, namun Imam Malik

memandang pernikahan tersebut batal.29

Alasan yang digunakan Jumhur Ulama adalah30 :

a) Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda :

ربكت: لهلن). (ةي

Artinya : “Pelacur yaitu perempuan-perempuan yang menikahkan dirinyatanpa saksi”.

b) Dari Aisyah, Rasulullah bersabda :

29 Sayid Sabiq., h. 7930 Sayid sabiq., h. 79

Page 43: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

34

. لهىل)(31

Artinya : “A’isyah r.a meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda “Tidaksah nikah kecuali dengan adanya wali dan dua orang saksiyang adil”.

c) Dari Abu Zubair Al- Makkiy, Umar bin Khattab menerima pengaduan

adanya pernikahan yang disaksikan oleh seorang laki-laki dan seorang

perempuan, lalu jawabnya : ini kawin gelap, dan aku tidak

membenarkannya, dan andaikan saat itu aku hadir tentu akan kurajam.

(HR. Malik, dalam kitab Al- Muwatha).

Imam Malik, Ibnu Abi Laila dan Al- Batta menyatakan bahwa saksi

dalam pernikahan tidak wajib, baginya fungsi saksi adalah untuk

mengumumkan, yaitu cukup diumumkan saja sebelum terjadi persenggamaan.

Menurut golongan ini, jika waktu ijab qabul tidak dihadiri para saksi, tetapi

sebelum mereka bercampur sebagai suami istri kemudian dipersaksikan maka

pernikahannya tidak batal (sah). Akan tetapi jika suami istri sudah bercampur

tetapi belum dipersaksikan maka pernikahannya batal, meskipun pada waktu

ijab qabul dihadiri oleh para saksi.32

31 Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad al-Syaukani, Nayl al-Authar VI, (Misr : MustafaI’Babi I’Halabi wa Auladuh, t.t), h. 256

32 Sayid Sabiq, h. 79

Page 44: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

35

Alasan golongan yaitu bahwa jual beli yang didalamnya disebut soal

mempersaksikan ketika berlangsungnya jual beli sebagaimana yang disebut

dalam Al-Qur’an, yakni surat Al- Baqarah : 282, bukan merupakan syarat

yang wajib dipenuhi dalam jual beli. Sedangkan soal pernikahan Allah tidak

menyebut dalam Al- Qur’an adanya syarat mempersaksikan. Karena itu

tentulah lebih baik jika dalam pernikahan ini masalah mempersaksikan tidak

termasuk salah satu syaratnya, tetapi cukuplah diberitahukan dan disiarkan

saja guna memperjelas keturunan.

Ibnu Wahab meriwayatkan dari Imam Malik tentang seorang laki-lai

tetapi dipesan agar mereka merahasiakannya?

Jawabnya : keduanya harus diceraikan dengan satu talak, tidak boleh

menggaulinya, tetapi istrinya berhak atas maharnya yang telah diterimanya,

sedangkan kedua orang saksinya tidak dihukum.33

Menurut ajaran Islam, nikah tidak boleh secara sembunyi-sembunyi,

tetapi harus dipublikasikan, diwalimahkan, dan disebarluaskan kepada

keluarga dan tetangga. Bahkan beliau menganjurkan agar melaksanakan

walimah walaupun hanya seekor kambing.34

Diriwayatkan dalam sebuah hadist :

33 Sayid Sabiq, h. 18734 K.H. Miftah Faridl, 150 Masalah Nikah dan Keluarga, (Jakarta : Gema Insani Press,

1999), cet. 1, h. 54

Page 45: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

36

: ااا

ااىى35.ىي

Artinya :“Telah meriwayatkan kepada kami Ahmad bin Abdah, telahmeriwayatkan kepada kami Hammad bin Zaid, telahmeriwayatkan kepada kami Tsabit bin Bunani, dari Anas binMalik, ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw melihat‘Abdurrahman bin Auf membawa benda kekuning-kuningan,lalu nabi bertanya : ada apa gerangan ? kenapa kamumelakukan ini ?” Lalu ia berkata : “Wahai Rasulullah,sesungguhnya saya telah menikah dengan seorang perempuandengan maskawin sekeping emas” Lalu rasulullah sawbersabda : “Semoga Allah SWT. Memberikan berkahkepadamu dan adakah walimah walau dengan menyembelihhewan kambng”. (HR. Ibnu Majah)

Dasar lain yang mengharuskan adanya persyaratan I’lan (aqad

pernikahan harus diumumkan), yaitu hadist Nabi :

: ااا

(.اى(36

Artinya :“Telah kami meriwayatkan kepada kami Ahmad bin Mani’,telah meriwayatkan kepada kami Husyaim, telah memberitahukan kepada

kami Abu Baljin, dari Muhammad bin Hathib Al-Jumahiy, berkata :Rasulullah saw, bersabda, “Sesungguhnya pembeda antara halal

(pernikahan) dan haram (perzinahan) adalah permainan rebana dan nyanyi-nyanyian dalam pernikahan. (HR. At-Tirmizi)

35 Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al- Qarwain, Sunan Ibnu Majah, (Beirut : Dar Al-Fikr), Juz 2, h. 559

36 Abi Isa Muhammad bin Isa Ibn Saurah, Sunan At-Tirmizi, (Beirut : Dar Al-Fikr, 1994), Juz2, Jilid 3, h. 398

Page 46: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

37

Hadist tersebut dapat diketahui bahwa unsur yang menjadi pembatas

boleh atau tidaknya pernikahan adalah ada atau tidaknya unsure merahasiakan

maka tergolong kelompok pernikahan yang tidak boleh (haram), maka agar

pernikahan tersebut sah harus diumumkan kepada khalayak ramai (i’lan).

Pengumuman tersebut berguna untuk menghindari akan tuduhan orang lain

atau keraguan orang lain.37

Hikmah yang dapat kita peroleh dari publikasi nikah itu adalah agar

terhindar dari fitnah dan buruk sangka orang lain kepada yang bersangkutan,

sekaligus menutup adanya kemungkinan yang besangkutan (khususnya istri)

diminati oleh orang lain.

Dari pembahasan diatas tampak, bahwa pada prinsipnya Imam Syafi’I,

Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad bin Hanbal mewajibkan adanya saksi

dalam akad nikah. Hanya saja Imam Malik terlihat lebih menekankan fungsi

saksi, yakni sebagai sarana pengumuman dari pada hanya sekedar hadirnya

pada waktu akad nikah.

Dalam masalah saksi yang dipesan untuk merahasiakan, juga terdapat

perbedaan pendapat : Jumhur Ulama membolehkan pernikahan tersebut,

asalkan saksi itu hadir pada saat ijab dan qabul berlangsung.

37 Syamsuddin As-Sarakhsy, Al-Mabsuth, (Libanon : Darulqutub al-ilmiyah), jilid 5, h. 31

Page 47: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

38

Akan tetapi, Ulama Mazhab Maliki mengatakan bahwa pernikahan

tersebut batal, karena menurut Maliki fungsi saksi adalah sebagai I’lan yaitu

pengumuman nikah. Karena itu kehadiran saksi pada waktu ijab dan qabul

tidak diwajibkan, tetapi dianjurkan saja. Oleh karena itu, saksi tersebut boleh

hadir ketika ijab dan qabul berlangsung atau sesudahnya, dan sebelum terjadi

ad-dukhul (pergaulan suami istri). Agar pernikahan tidak menimbulkan fitnah

maka sebaiknya diumumkan kepada orang lain.

Akad pernikahan adalah suatu batas dimana hubungan seorang laki-

laki dengan seorang perempuan yang semula haram menjadi halal. Demikian

juga akad pernikahan merupakan ikatan baru yang menambah ikatan-ikatan

dalam masyarakat. karena itu akad pernikahan akan lebih sempurna jika tidak

hanya disaksikan oleh dua orang, melainkan juga oleh masyarakat luas.38

2. Nikah Sirri Menurut Undang-Undang Perkawinan No. Tahun 1974

Undang-undang di Indonesia yang membahas tentang perkawinan

adalah undang-undang No. 1 tahun 1974. Yang merupakan undang-undang

yang bersifat nasional (unifikasi). Artinya ada satu undang-undang yang

berlaku diseluruh Indonesia

Sistem hukum Indonesia tidak mengenal istilah nikah sirri dan

semacamnya dan tidak mengatur secara khusus dalam sebuah peraturan.

38 A. Zuhdi Muhdlor, cet. 2, h. 64

Page 48: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

39

Namun, secara sosiologis, istilah ini diberikan bagi pernikahan yang tidak

dicatatkan dan dianggap dilakukan tanpa memenuhi ketentuan.

Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 mulai berlaku pada

tanggal 2 Januari 1974, dan pelaksanaanya secara efektif mulai berlaku pada

tanggal 1 oktober 1975 (pasal 67 UUP No. 1 /74 jo pasal 49 PP No. 9 /75).

Berdasarkan pasal 2 ayat (1) Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun

1974, sah tidaknya suatu pernikahan ditentukan oleh hukum masing-masing

agamanya dan kepercayaanya itu.

Yang dimaksud dengan hukum masing-masing agamanya dan

kepercayaanya itu termasuk ketentuan perundang-undangan yang berlaku bagi

golongan dan kepercayaanya itu sepanjang tidak bertentangan atau tidak

ditentukan lain dalam undang-undang ini.39

Dari ketentuan pasal 2 ayat (1) beserta penjelasannya itu Prof.

Hazairin, S.H menafsirkan bahwa dengan demikian hukum yang berlaku

menurut UU No. 1 / 1974 pertama-tama adalah hukum masing-masing agama

dan kepercayaan bagi masing-masing pemeluk-pemeluknya. Jadi bagi orang

39 Hazairin, Tinjauan Mengenai UUP No. 1 / 1974, (Jakarta : PT Tinta Mas Indonesia, 1986),h. 5

Page 49: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

40

Islam tidak ada kemungkinan untuk kawin dengan melanggar agamanya

sendiri.40

Pihak yang melangsungkan pernikahan harus tunduk dan telah

memenuhi berbagai ketentuan serta persyaratan yang telah ditentukan oleh

hukum agama dan kepercayaanya masing-masing. Maka dengan sendirinya

perkawinan yang dilaksanakan dengan tidak berdasarkan hukum masing-

masing agamanya dan kepercayaanya itu adalah tidak sah.

Dilihat dari segi teori hukum yang menyatakan bahwa perbuatan

hukum adalah tindakan seseorang yang dilakukan berdasarkan suatu ketentuan

hukum sehingga dapat menimbulkan akibat hukum.41 Sebaliknya suau

tindakan yang dilakukan tidak menurut aturan hukum tidak dapat dikatakan

sebagai perbuatan hukum, sekalipun tindakan itu belum tentu melawan hukum

Dan karenanya sama sekali belum mempunyai akibat yang diakui dan

dilindungi oleh hukum.

Karena perkawinan merupakan perbuatan hukum yang secara otomatis

melahirkan akibat-akibat hukum serta diperlukan adanya kepastian hukum,

maka pasal 2 ayat (2) menegaskan : “Tiap-tiap pekawinan harus dicatatkan

menurut Undang-undang yang berlaku”.

40 Hazairin, Tinjauan Mengenai UUP No. 1 / 1974, (Jakarta : PT Tinta Mas Indonesia, 1986),., h. 6

41 Soedjono Dirojosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994),Cet. Ke-4, h. 126

Page 50: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

41

Rumusan tersebut menegaskan bahwa dalam memenuhi jaminan

kepastian hukum, perkawinan harus dicatat sesuai dengan Undang-undang

yang berlaku guna memenuhi persyaratan administratif

Dalam Undang-undang perkawinan dan peraturan pelaksanaanya

ditetapkan bahwa suatu perkawinan baru dapat dilaksanakan apabila telah

dipenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.

Selain ketentuan tersebut diatas perkawinan pun memiliki syarat-

syarat materil maupun formil42 yang harus dilaksanakan oleh warga Negara di

Indoesia yang ingin melaksanakan pernikahan.

Syarat-syarat materil yaitu syarat-syarat yang mengenai diri pribadi

calon mempelai ; sedangkan syarat formil menyangkut formalitas-formalitas

atau tata cara yang harus dipenuhi sebelum pada saat dilangsungkannya

pernikahan.

a. Syarat-syarat materil, diantaranya :

1) pasal 6 ayat (1) ; harus ada persetujuan dari kedua calon mempelai.

2) pasal 7 ayat (2) ; usia calon mempelai pria sudah mencapai 19 tahun dan

wanita sudah mencapai 16 tahun.

3) pasal 9 ; tidak terikat tali perkawinan dengan orang lain.

42 Asmin SH, Status Perkawinan Antar Agama, (Ditinjau dari Undang-undang PerkawinanNo. 1/1974),( Jakarta : PT Dian Rakyat, 1986), Cet. Ke-1, h.22

Page 51: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

42

4) pasal 11 UU No. 1/1974 dan PP No. 9/1975 ; mengenai waktu tunggu

bagi seorang wanita yang putus perkawinannya, yaitu :

a. 130 hari, bila perkawinan putus karena kematian

b. 3 kali suci atau minimal 90 hari, bila putus karena perceraian dan ia

masih berdatang bulan

c. 90 hari, bila putus karena perceraian, tapi tidak berdatang bulan

Waktu tunggu sampai melahirkan, bila si janda dalam keadaan

hamil

d. Tidak ada waktu tunggu, bila belum pernah terjadi hubungan

kelamin

e. Perhitungan waktu tunggu dihitung sejak jatuhnya putusan

pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap baku suatu

perceraian, dan sejak hari kematian bila perkawinan putus karena

kematian.

Tidak dipenuhinya syarat-syarat tersebut menimbulkan

ketidakwenangan untuk melangsungkan perkawinan dan berakibat

batalnya suatu perkawinan.

b. Syarat-syarat formil meliputi :

1) Pemberitahuan kehendak akan melangsungkan perkawinan kepada

pegawai pencatat perkawinan

2) Pengumuman oleh pegawai pencatat perkawinan

Page 52: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

43

3) Pelaksanaan perkawinan menurut hukum agamanya dan kepercayaanya

masing-masing

4) Pencatatan perkawinan oleh pegawai pencatat perkawinan

Pengumuman dalam pernikahan wajib dilakukan, baik kepada sahabat

maupun anggota keluarga lainnya. Caranya dapat dilakukan menurut

kehendak yang bersangkutan.43 Dalam hukum positif, pengumuman tentang

pemberitahuan hendak nikah dilakukan oleh pegawai pencatat nikah apabila ia

telah meneliti apakah syarat-syarat pernikahan sudah dipenuhi dan apakah

tidak terdapat halangan pernikahan.44

Dari uraian tersebut, jika mengacu pada hukum islam, pernikahan siri

boleh saja dilakukan jika pernikahannya menghadirkan wali dan saksi

walaupun setelah akad tidak diumumkan kepada masyarakat umum, tetapi

apabila dihubungkan dengan undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974

pernikahan sirri belum memperoleh pengakuan dan perlindungan hukum

berupa akta nikah, karena tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh

Undang-undang perkawinan diantaranya tidak adanya unsur tatacara

pencatatan nikah.

43 Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta : Yayasan Penerbit UniversitasIndonesia, 1974), Cet. 1, h. 76

44 Asmin SH, h. 24

Page 53: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

44

BAB III

KONDISI OBYEKTIF WILAYAH PENELITIAN

A. Letak Geografis Wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta nomor : 1746 tahun 1987 tanggal 10 September 1987, luas wilayah

Kelurahan Kebon Jeruk, Kotamadya Jakarta Barat adalah : 262,36 Ha, kemudian

dengan adanya Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Nomor : 1815 tahun 1989 tanggal 29 Desember, yang merupakan

perubahan dari Sk. Gubernur KDKI Jakarta nomor : 1746, tentang perubahan

batas wilayah Kelurahan diwilayah Kotamadya Jakarta Selatan, Kotamadya

Jakarta Barat dan Kotamadya Jakarta Utara, maka untuk Kelurahan Kebon Jeruk,

luas wilayah bertambah : 106,78 Ha. Sehingga luas keseluruhan menjadi : 369,15

Ha, dan sekaligus terjadi perubahan-perubahan, batas wilayah Kelurahan Kebon

Jeruk sebagai berikut :

Sebelah Utara : Tol Jakarta Merak, Kel. Kedoya Selt, Kel. Duri Kepa

dan Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat

Sebelah Timur : Jl. Budhi Raya, Kel. Kemanggisan dan Kecamatan

Palmerah Jakarta Barat

Sebelah Selatan : Jl. Anggrek, Jl. H. Domang, Jl. E. Kel. Sukabumi Utara

dan Kel. Kelapa Dua

Page 54: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

45

Sebelah Barat : Kali Pesanggrahan Kel. Serengseng, dan Meruya

Utara Kecamatan Kembangan

Kelurahan Kebon Jeruk memiliki 13 Rw dan 132 Rt, adapun luas tanah di

kelurahan Kebon Jeruk terbagi atas:

Tabel 1

Pembagian Luas Tanah: Berdasarkan Status Tanah

No Keterangan Luas

1 Milik Adat 258,81 Ha

2 Girik Partikelir 68,42 Ha

3 Kavling 30,11 Ha

4 Kartu Sewa - Ha

5 Garapan 11,81 Ha

Sumber data: Monografi Kelurahan Kebon Jeruk

B. Kondisi Masyarakat Wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat

Dalam pemerintahan, Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat dipimpin oleh

satu orang Lurah yang dibantu oleh beberapa orang staff yang berjumlah 17

(sebelas) orang di tingkat Kelurahan. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut

Page 55: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

46

Tabel 2

Karyawan Kantor Kelurahan kebon Jeruk menurut Golongan/Pangkat

No Jabatan Golongan/Pangkat Jumlah

1 LURAH III D 1

2 WAKIL LURAH III C 1

3 SEKRETARIS KELURAHAN III C 1

4 KASUBSIE PEMERINTAHAN III C 1

5KASUBSIE PEMBERDAYAAN

MASYARAKATIII B 1

6 STAFF PRASARANA UMUM II C 2

7 STAFF PEMERINTAHAN II A 2

8STAFF PEMBERDAYAAN

MASYARAKATI D 2

9 KASUBSIE KEBERSIHAN I D 1

10 KASUBSIE DUKCAPIL III B 1

11 PKB III B 2

12 PKB III B 2

JUMLAH 17

Sumber data: Laporan Kelurahan Kebon Jeruk bulan Agustus 2010, hal. 20

Wilayah Kelurahan Kebon Jeruk sama halnya dengan Kelurahan lainnya,

dalam hal kependudukan, tiap tahun jumlah penduduk di Kelurahan Kebon Jeruk

Page 56: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

47

terus bertambah, begitu juga dengan pembangunan fisik kian berkembang,

mengikuti arus perubahan dan perkembangan zaman. Data yang telah penulis

peroleh dari buku laporan Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat memperlihatkan

gambaran sebagai berikut:

1. Kondisi Penduduk.

Tabel 3

Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan RW

NoRukun

Warga (RW)Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan

1 01 1599 1530 3129

2 02 1949 1779 3727

3 03 2339 2119 4458

4 04 1668 1759 3425

5 05 2546 2428 4974

6 06 726 670 1393

7 07 1905 1299 3194

8 08 849 808 1655

9 09 947 889 1830

10 010 2218 2879 5097

11 011 1169 1499 2668

12 012 849 849 1698

13 013 597 509 1094

Jumlah 19.783 19.516 39.299 Sumber data: Laporan Kelurahan Kebon Jeruk bulan Agustus 2010, hal.5

Page 57: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

48

Berdasarkan data statistik yang bersumber dari data laporan Kelurahan

Kebon Jeruk, saat ini jumlah penduduk Kelurahan Kebon Jeruk berjumlah

39.299 jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah 19.783 orang (50.34%) dan

perempuan berjumlah 19.516 orang (49.66%)

Tabel 4

Penduduk Kelurahan Kebon Jeruk Menurut Kelompok Umur dan jenis

Kelamin

No KelompokUmur

Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan

1 0-4 2135 2782 49172 5-9 2074 1977 40513 10-14 2023 1817 38404 15-19 1660 1628 32885 20-24 1527 1462 29886 25-29 1291 1386 26777 30-34 1135 1304 24358 35-39 1405 1263 26669 40-44 1233 1008 224110 45-49 1185 992 217511 50-54 1076 894 196812 55-59 1027 869 189713 60-64 883 781 166214 65-69 501 576 107715 70-74 227 323 55016 75 keatas 181 201 390

Jumlah 19.779 19.512 39.299Sumber data: Laporan Kelurahan Kebon Jeruk bulan Agustus 2010, hal 6

Berdasarkan tabel di atas penduduk sebagian besar didominasi warga

yang berusia 20 tahun ke atas berjumlah 22.726 orang (57.83%). Hal ini,

menunjukkan bahwa penduduk Kelurahan Kebon Jeruk tersebut sudah

termasuk memasuki usia produktif.

Page 58: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

49

2. Kondisi Ekonomi.

Mata pencaharian merupakan aktifitas penduduk untuk memperoleh

nafkah secara maksimal. Setiap aktifitas penduduk dalam memperoleh

nafkahnya mempunyai mata pencaharian yang berbeda-beda. Lingkungan

geografis meliputi iklim, tanah, dan sumber-sumber mineral yang terkandung

di dalamnya akan mempengaruhi sifat mata pencaharian penduduknya.

Sedangkan tingkat kebudayaan akan mempengaruhi kegiatan penduduk dalam

usahanya. Begitu pula mata pencaharian penduduk di wilayah Kebon Jeruk

berbeda-beda.

Berdasarkan dari buku monografi Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta

Barat Tahun 2009, kondisi ekonomi dan mata pencaharian penduduk dapat

kita lihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5

Mata Pencaharian

No Keterangan Jumlah1 Tani 1593 Buruh 2.7504 Pedagang 3.8905 Karyawan Swasta 8.8796 PNS 4.0157 ABRI 3688 Pensiunan 1.5129 Swasta Lainnya 6.98910 Lain-lain 10.739

Sumber data: Monografi Kelurahan Kebon Jeruk

Page 59: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

50

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perekonomian

penduduk di Kelurahan Kebon Jeruk sebagian besar bekerja pada sektor

swasta.

3. Kondisi Sosial Keagamaan

Secara obyektif agama yang dianut di wilayah Kebon Jeruk beraneka

ragam yaitu Islam, Kristen, Hindu, Budha dan aliran kepercayaan lainnya.

Akan tetapi dapat dikatakan bahwa mayoritas penduduk Kelurahan Kebon

Jeruk beragama Islam.

Dari segi sosial keagamaan, masyarakat Kebon Jeruk cukup ramah dan

bersahaja. Kepedulian mereka terhadap sesama sangatlah tinggi. Pada saat

merayakan Maulid, tahlilan dan kegiatan keagamaan lainnya, mereka

biasanya bergotong-royong dengan saling membawa berbagai jenis makanan

atau bahan pokok makanan seperti beras, minyak dan lain sebagainya.

Kepedulian mereka juga tampak disaat musibah datang, seperti banjir,

meninggalnya seorang warga, dan lain-lain. Mereka beramai-ramai membantu

korban musibah tersebut dengan mengumpulkan uang secara kolektif tanpa

adanya batasan materi. Bantuan yamg mereka tujukan kepada semua yang

membutuhkan tanpa melihat status sosial dan agama.

Pembinaan bidang keagamaan di kelurahan ini dapat berjalan dengan

baik karena ditopang oleh banyaknya tempat pendidikan, tempat ibadah dan

fasilitas lainnya yang cukup memadai.

Page 60: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

51

Dari sumber yang didapatkan diketahui bahwa sarana peribadatan kebon jeruk

berjumlah 549 buah, dengan rincian masjid 4 buah, mushalla 65 buah, dan

majlis ta’lim 480 buah.

Tidak dapat dipungkiri, dalam hal keagamaan masyarakat Kebon Jeruk

ialah masyarakat yang agamis. Banyaknya masjid, mushalla, dan majlis ta’lim

menjadi wadah tersendiri atas kegiatan keagamaan mereka. Daerah yang

memiliki banyak kyai, ustadz, dan ustadzah, maupun guru ngaji ini

menjadikannya kental dengan nuansa Islam.

4. Kondisi Pendidikan

Salah satu penunjang keberhasilan tujuan pembangunan nasional adalah

dari sektor pendidikan dan sumber daya manusia. Dimana dengan majunya

tingkat dan mutu pendidikan serta sumber daya manusia akan mempengaruhi

suasana pembangunan. Begitu pula di wilayah Kelurahan Kebon Jeruk tingkat

pendidikan dan sumber daya manusia akan mempengaruhi suasana

pembangunan.

Page 61: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

52

Tabel 5

Tingkat Pendidikan Formal Penduduk Kel. Kebon Jeruk

NO KATEGORI JUMLAHPERSENTASE

(%)

1234567

SDSLTPSLTAAKADEMIS1S2S3

9.54311.87412.2481.5644.010

548

24,2830,2131,163,9810,210,140,02

Jumlah 39.301 100

Sumber data: Monografi Kelurahan Kebon Jeruk

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan di

wilayah Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta barat sudah cukup tinggi dan

memadai sehingga sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan terutama

di bidang hukum. Pembangunan di bidang hukum dikatakan berhasil apabila

tercipta suasana baru yaitu penduduk yang mempunyai kesadaran hukum yang

tinggi. Kesadaran hukum akan melekat di hati masyarakat apabila masyarakat

memiliki pendidikan formal dan informal yang cukup baik. Karena tingkat

pendidikan yang cukup tinggi dan memadai, seharusnya warga di wilayah

Kelurahan Kebon Jeruk sudah tidak ada lagi yang melakukan pernikahan sirri.

Page 62: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

53

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Informan Masyarakat Kebon Jeruk

Data untuk tulisan ini bersumber dari wawancara yang penulis lakukan

kepada beberapa informan yang penulis dapatkan di wilayah Kebon Jeruk.

informan yang dimaksud adalah warga masyarakat Kebon Jeruk yang

mempunyai pengalaman pribadi terkait dalam hal nikah sirri. Dari sekian banyak

warga di wilayah Kebon Jeruk penulis mengambil sampel hanya 6 orang yang

penulis bagi menjadi empat kategori, 3 orang adalah pelaku pernikahan, 1 orang

tokoh masyarakat, 1 orang Amil, dan 1 orang aparatur hukum yaitu Kepala KUA.

6 orang informan yang penulis wawancarai yaitu:

a. Drs. H. Abdul Rachman, selaku Aparatur Hukum yaitu Kepala KUA.

b. al-Ustadz H. Urwah Salim, selaku Tokoh Masyarakat.

c. al-Ustadz H. Zarkasih, selaku Amil sekaligus Tokoh Masyarakat.

d. Ita (inisial), Karumi (inisial), Sari (inisial), selaku pelaku praktek pernikahan

sirri.

Sebagai tahap awal, penulis mengajukan pertanyaan yang berkenaan

dengan karakteristik informan, karena menurut pengamatan penulis identitas

informan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan dan status dapat

mempengaruhi pola pikir informan dalam memandang praktek nikah sirri.

Kemudian tahap selanjutnya adalah mengajukan pertanyaan yang berkenaan

Page 63: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

54

dengan pengalaman pribadi dari masing-masing informan terhadap pernikahan

sirri yang dilakukannya..

Dalam hal pendidikan, sebagian informan mengenyam pendidikan sampai

di tingkat SLTP 2 orang, tingkat SLTA 3 orang dan tingkat sarjana S1 1 orang.

Sedangkan dari segi pekerjaan sebagian informan adalah wiraswasta 2 orang,

karyawan 2 orang, dan ibu rumah tangga 2 orang.1

B. Sekilas Tentang Masyarakat Kelurahan Kebon Jeruk Terkait Pernikahan

Sirri

Menanggapi masalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang

perempuan yang dimana pernikahannya itu cacat menurut Undang-Undang No. 1

Tahun 1974, dikarenakan pernikahannya tidak tercatat di Kantor Urusan Agama

atau disebut pernikahan sirri, Sesuai dengan namanya, perkawinan sirri ini

umumnya merupakan perkawinan yang dilakukan secara rahasia, terselubung,

atau sembunyi-sembunyi. Praktik nikah sirri ini telah banyak dikenal dan

dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Sementara itu jika dilihat dari

perspektif hukum pemerintahan dan norma sosial sering dinilai sebagai suatu

penyimpangan, beberapa informan memandang bahwa nikah sirri itu sah apabila

sesuai dengan syari’at Islam. Seorang informan (Amil), Ust. H. Zarkasih

menyatakan “Nikah sirri itu sah jika dilaksanakan sesuai dengan syari’at Islam

hanya saja pernikahan tersebut bersembunyi dari ketentuan hukum

1 Hasil Wawancara Pada Warga Masyarakat Kebon Jeruk, 12 September-12 Oktober 2010

Page 64: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

55

pemerintah”.2 Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang informan

(pelaku), sebut saja Ita. Dia mengungkapkan “Menurut Saya nikah sirri itu sah-

sah saja jika dilaksanakan sesuai dengan syari’at Islam hanya saja tidak dicatat

di KUA”.3

Sejalan dengan pendapat Ita, sebut saja Sari (informan) yang juga sebagai

pelaku menyatakan bahwa nikah sirri itu boleh-boleh saja asalkan sesuai dengan

Syari’at Islam. Katanya, “Klo menurut agama kan sah-sah saja asalkan sesuai

dengan syari’at Islam tapi klo menurut Negara yang saya tahu itu dilarang”.4

Namun, sebagian informan lainnya memandang bahwa nikah sirri itu tidak

diperbolehkan. Karena dari pernikahan tersebut yang paling dirugikan itu adalah

dari pihak perempuan, sebab tidak mendapatkan perlindungan hukum dan jika

terjadi suatu perceraian pihak perempuan tidak bisa menuntut haknya. Bahkan

penikahan tersebut adalah suatu pelanggaran terhadap Undang-undang

Perkawinan dan dapat dikenakan sanksi Pidana. Seorang informan (Kepala

KUA) Drs. H. Abd. Rachman menyatakan “Menurut saya nikah sirri itu tidak

sah dan tidak diperbolehkan, karena pernikahan tersebut tidak dicatatkan dan

2 Zarkasih, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 19November 2010

3 Ita, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 1November2010

4 Sari, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 7 November2010

Page 65: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

56

merupakan suatu pelanggaran terhadap Undang-undang Perkawinan dan dapat

dikenakan sanksi Pidana”.5

Sejalan dengan pendapat seorang informan (tokoh masyarakat) yang juga

mempunyai pandangan terhadap nikah sirri, Ust. H. Urwah Salim mengatakan

“Sebenarnya setiap pernikahan itu dikatakan sah apabila proses

pelaksanaannya sesuai dengan syari’at Islam dan resmi menurut Undang-

undang Perkawinan. Dan menurut Saya nikah sirri itu sah tapi sebaiknya jangan

dilakukan karena dibandingkan dengan mashlahatnya mudharatnya lebih

banyak, karena kita hidup didunia bukan hanya diatur oleh Syari’at Islam saja

tetapi juga diatur dalam Aturan-aturan Di Negara ini”.6

Dengan demikian Pernikahan sirri biasanya dilakukan tanpa ada

pemberitahuan resmi, pelaksanaan akad dengan cara ini adalah benar dan sah,

walaupun tidak tercatat resmi, mungkin timbul pertanyaan, “Mengapa sebagian

orang mencari cara perkawinan seperti ini, tanpa ada pemberitahuan dan catatan

resmi?”

Berdasarkan temuan penelitian ini penulis dapat melihat bahwa, pandangan

masyarakat Kebon Jeruk terhadap nikah sirri adalah saling berbeda pandangan.

Ada yang memandang nikah sirri adalah sah dan dibolehkan, asal saja sesuai

dengan syari’at Islam (khususnya pendapat Jumhur Ulama yang membolehkan

5 Abd. Rachman. Penghulu KUA, Wawancara Pribadi, Kec. Kebon Jeruk 28 Oktober 2010

6 Salim, Urwah, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 15November 2010

Page 66: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

57

nikah sirri, sekalipun aqad nikahnya dirahasiakan dan tidak memberitahukannya

kepada orang ramai). Tetapi, ada pula sebagian masyarakat yang tidak setuju

terhadap pernikahan tersebut karena dapat menimbulkan dampak sosial dan

psikologis yang besar. Perbedaan tersebut disebabkan karena tingkat pendidikan

yang mereka miliki serta kondisi sosial warga masyarakat Kebon Jeruk yang

saling berbeda, sehingga mempengaruhi cara berfikir dan memandang mereka

(informan) terhadap nikah sirri. Meskipun demikian orang yang melakukan nikah

sirri tersebut tetap saja ada di wilayah Kebon Jeruk sekalipun tidak banyak dan

itupun sangat rahasia sehingga tidak banyak orang yang tahu.

Masyarakat Kebon Jeruk juga memandang bahwa nikah sirri disebabkan

oleh beberapa faktor. Yang pertama, karena faktor sosial dan budaya diantaranya

: 1. Menginginkan mendapatkan keturunan, 2. Kepuasan seks, 3. Poligami, 4.

Tidak direstui keluarga.

Hasil wawancara dengan salah seorang pelaku pernikahan tersebut, Ita

menjelaskan bahwa “Alasan Saya melakukan Pernikahan sirri karena status

suami saya sudah beristri dan orang tua Saya tidak merestui hubungan kami,

tapi kami tetap melakukan pernikahan itu, karena daripada saya berzina ya saya

nikah sirri aja karena sudah terlanjur sayang dan cinta. Karena alasan itulah

saya tidak menikah di KUA, sekalipun awalnya saya tidak setuju nikah sirri”.7

7 Ita, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 1November2010

Page 67: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

58

Kedua, karena faktor Agama diantaranya : 1. Keyakinan tidak perlu

pencatatan, tapi cukup kepada Amil, 2. Pencatatan bukan syarat atau rukun

nikah, 3. Rendahnya kesadaran agama sehingga melakukan perzinahan atau

untuk melampiaskan syahwat dengan kedok nikah siri, Seperti yang dituturkan

oleh Karumi. Katanya, ”Menurut Saya banyak faktor yang menyebabkan

seseorang nikah sirri, contohnya saja Saya, faktor Saya nikah sirri karena

Pasangan saya Berbeda Agama dengan Saya, jadi tidak mungkin kan saya

menikah di KUA”.8

Ketiga, karena faktor hamil diluar nikah akibat zina yang menyebabkan

seseorang lebih memilih melakukan nikah sirri daripada nikah resmi, karena

alasan malu dikhawatirkan akan mencemarkan nama baik keluarga. Salah

seorang pelaku lainnya, Sari berkata “Waktu itu saya sudah terlanjur hamil

duluan jadi orang tua saya malu kalau harus menikahkan Saya di KUA”.9

Kemudian, pernikahan sirri telah banyak terjadi di wilayah Kebon Jeruk.

Menurut keterangan warga dalam sebulan cukup banyak orang yang melakukan

pernikahan tersebut. Salah seorang Amil dan sekaligus seorang tokoh

masyarakat, Ust H. Zarkasih mengatakan bahwa “Ya tidak tentu kadang-kadang

5 pasangan dan paling sedikit dalam sebulan ada 3 pasangan yang minta

8 Karumi, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 1November 2010

9 Sari, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 7 November2010

Page 68: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

59

dinikahkan secara sirri”.10 Dan seorang amil tersebut yang sekaligus tokoh

masyarakat juga mengatakan bahwa banyak yang minta dinikahkan sirri itu

karena ingin melakukan poligami agar tidak diketahui oleh isteri pertamanya,

yang dalam pernyataannya “Kebanyakan dari mereka orang-orang yang ingin

melakukan poligami agar tidak diketahui oleh isteri pertamanya, karena kalau

nikah resmi rumit sekali prosesnya. Dan faktor lainnya ya paling karena

kecelakaan atau hamil diluar nikah, karena orang tua mereka sudah terlanjur

malu jika harus dinikahkan di KUA”.11

Selain itu juga, kebanyakan dari kualitas pernikahan mereka tidak berjalan

dengan harmonis dan penuh dengan konflik, sedangkan yang lainnya merasa hal

tersebut tidak berpengaruh pada kualitas pernikahan mereka dan merasa rukun-

rukun saja rumah tangganya. Tetapi hampir semua pernikahan sirri berpengaruh

pada dampak sosial diantaranya, Tidak tercatat di Kantor Administrasi

Pemerintah akan pernikahannya, serta Berdampak sulitnya mengurus akte

kelahiran anak dan Pada dampak psikologisnya yaitu Merasa tidak percaya diri

dimasyarakat akan pernikahannya, karena disebabkan nikahnya di bawah tangan,

dan Kurang baiknya bagi perkembangan kehidupan anak.

Berikut pernyataan beberapa informan (pelaku):

10 Zarkasih, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 19November 2010

11 Zarkasih, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 19November 2010

Page 69: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

60

Menurut Ita:

“Setiap keluarga pasti ada saja masalah-masalah didalam keluarga, akan tetapi

mengenai dampak dari nikah sirri menurut saya dibanding positifnya

kebanyakan negatifnya, contohnya aja saya tidak bisa membuat akta kelahiran

untuk anak saya karena syaratnya harus ada surat nikah, saya sudah minta

diurusin sama suami saya tapi tetap aja tidak ditanggapi,saya sangat khawatir

tentang status anak saya nantinya”.12

Menurut Karumi:

“Biasa-siasa saja, paling tidak enaknya punya suami yang beda Agama pada

bulan ramadhan dan hari-hari besar Islam lainnya Saya merayakannya sendiri

saja sekalipun suami Saya memberikan kebebasan untuk beribadah sesuai

dengan keyakinan Saya”.13

Menurut Sari:

“Pada awalnya sih kurang harmonis karena usia kami masih sangat muda tapi

sekarang hubungan kami baik-baik saja, tetapi yang Saya khawatirkan adalah

status anaknya Saya Nantinya di masyarakat”.14

Itulah beberapa pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh beberapa

warga yang mengaku mempunyai pengalaman pribadi mengenai pernikahan ini.

12 Ita, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 1November2010

13 Karumi, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 1November 2010

14 Sari, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 7 November2010

Page 70: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

61

Penulis sengaja tidak mencantumkan nama asli warga tersebut khususnya pelaku

pernikahan tersebut untuk menjaga nama baik mereka.

Sebenarnya pernyataan-pernyataan tersebut merupakan sebuah realita

kehidupan yang menceritakan tentang kondisi warga (pelaku), meskipun tidak

semua warga Kebon Jeruk seperti itu, karena tidak dapat dipungkiri masih

banyak warga wilayah Kebon Jeruk yang tidak mengalami pernikahan sirri

tersebut.

C. Faktor-faktor yang menyebabkan praktek nikah sirri di Wilayah Kel.

Kebon Jeruk Jakarta Barat

Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa ketentuan keshahihan dari

nikah sirri dalam hukum Islam terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Ada yang berpendapat membolehkan dengan beberapa ketentuan dan ada juga

yang berpendapat mengharamkannya. Sedangkan, di dalam hukum positif yakni

Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

terutama pada pasal 2 ayat 2, pernikahan sirri secara nyata tidak dijelaskan dalam

pasal itu, namun apabila kita mau memahami hakikat yang tersirat dalam pasal 2

ayat 2 maka nyatalah bahwa pernikahan sirri itu tercakup didalamnya yang

menjelaskan bahwa setiap pernikahan harus dicatat menurut Undang-undang

yang berlaku.

Proses pernikahan sirri di wilayah Kebon Jeruk, sebagaimana hasil

penelitian dan wawancara yang penulis lakukan baik dengan aparat hukum,

Page 71: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

62

pelaku, amil, dan juga tokoh masyarakat setempat, secara singkat akan penulis

uraikan bagaimana proses pernikahan sirri di wilayah Kebon Jeruk.

Pelaku pernikahan tersebut pada saat ingin melaksanakan pernikahannya,

biasanya meminta bantuan kepada salah satu keluarga dan seorang tokoh agama

setempat atau yang bisa dikenal sebagai Amil yang biasa menikahkan pasangan

yang ingin melakukan pernikahan secara sirri. Mereka meminta bantuan tersebut

dimaksudkan untuk dapat memproses pernikahannya secara sirri. Karena

disebabkan oleh beberapa faktor yang telah dijelaskan sebelumnya.

Sebenarnya proses dan tata cara pernikahan secara sirri biasanya hampir

sama dengan proses penikahan pada umumnya, pernikahan sirri hanya sah secara

agama, namun tidak dicatatkan dalam lembaga pencatatan negara. Pernikahan

yang terjadi sudah memenuhi ketentuan agama, misalnya: menghadirkan 2 saksi

adil, wali perempuan, adanya calon mempelai dan ijab qabul. Banyak faktor yang

menyebabkan warga negara Indonesia tidak mencatatkan pernikahannya di

lembaga pencatatan sipil negara, tetapi. Seorang informan (pelaku), Ita

mengungkapkan “Ya Prosesnya hampir sama dengan Proses nikah seperti

biasanya, hanya saja tidak di catat di KUA aja. Pada awalnya yang menjadi

wali nikah Saya bukan orang tua Saya, tetapi setelah beberapa lama Saya

menikah akhirnya orang tua saya merestui dan menikahkan kami kembali

dengan Ayah saya sendiri yang menjadi walinya karena khawatir pernikahan

kami yang sebelumnya tidak sah, karena status suami Saya sudah beristeri jadi

Page 72: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

63

tetap tidak bisa nikah resmi”.15 Hal senada juga diungkapkan Sari, katanya “Ya

sama saja si dengan pernikahan yang resmi bedanya saya tidak dapat surat

nikah, yaitu dengan mengumpulkan kedua anggota keluarga calon mempelai

baik dari pihak laki-laki maupun pihak perempuan, ada wali, saksi dan yang

pasti ada yang menikahkan, akan tetapi yang menikahkan saya waktu itu

seorang Ustadz didaerah saya”.16 Sedangkan, menurut Karumi, katanya

“Awalnya pasangan Saya membacakan dua kalimat syahadat didepan amil atau

penghulu, kemudian sama seperti pernikahan pada umumnya yaitu membaca

ijab qabul dan dengan syarat-syarat yang lainnya seperti ada Wali, dan

saksi.tapi bedanya tidak dicatat saja di KUA”.17

Sebenarnya pernikahan itu sungguh sangat mudah dan murah, karena

dalam Islam segala macam bentuk ibadah itu di mudahkan demi kelancaran

umatnya dalam menunaikan ibadah yang diperintahkan oleh Allah Swt. Nikah

juga sebagai peredam hawa nafsu kita. Banyak kemaksiatan yang di lakukan dua

insan pria dan wanita alangkah lebih baiknya bila disyahkan dalam bentuk

pernikahan. karena tata cara pernikahan yang dibenarkan dalam Islam adalah

sebagai berikut. Dalam agama Islam, syarat perkawinan adalah:

1) persetujuan kedua belah pihak,

15 Ita, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 1November2010

16 Sari, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 7 November2010

17 Karumi, Warga Masyarakat Kebon Jeruk, Wawancara Pribadi, Kel. Kebon Jeruk 1November 2010

Page 73: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

64

2) mahar (mas kawin),

3) tidak boleh melanggar larangan-larangan perkawinan.

Bila syarat perkawinan tak terpenuhi, maka perkawinan tersebut tidak sah

atau batal demi hukum. Sedangkan rukun perkawinan adalah:

1) calon suami,

2) calon isteri,

3) wali,

4) saksi dan

5) ijab Kabul

Kemudian, dari hasil penelitian dan wawancara terhadap informan

(pelaku), penulis dapat menarik kesimpulan bahwa, proses dan tata cara

pernikahan sirri yang dilakukan oleh pelaku nikah sirri adalah pernikahan yang

memenuhi baik rukum-rukun maupun syarat-syarat yang telah ditentukan

menurut hukum Islam tetapi tidak dilakukan melalui pendaftaran atau pencatatan

di Kantor Urusan Agama yang mewilayahi daerah tempat tinggal mereka.

Sedangkan yang menjadi masalah dari pernikahan sirri yang dilakukan oleh

para pelaku bukan karena alasan faktor ekonomi tetapi karena faktor-faktor lain

seperti,

1. Karena tidak mendapat restu dari orang tua disebabkan pasangannya sudah

beristeri.

2. Karena alasan beda agama.

3. Karena hamil diluar nikah akibat zina.

Page 74: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

65

Demikianlah beberapa alasan dari mereka yang melakukan nikah sirri di

wilayah Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat, yang penulis dapatkan langsung

dari informan yang mempunyai pengalaman pribadi terkait pernikahan sirri.

D. Akibat Hukum Yang Ditimbulkan dari pernikahan Sirri di Wilayah

Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat

Setiap perbuatan hukum pasti akan mempunyai akibat hukum, begitu pula

pernikahan sirri yang merupakan perbuatan hukum pastilah menimbulkan akibat-

akibat hukum, seperti yang yang akan penulis uraikan secara singkat akibat-

akibat hukum yang ditimbulkan dari pernikahan sirri di bawah ini :

a. Akibat hukum pernikahan sirri bagi suami dan isteri

Apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan berkata sepakat untuk

melakukan perkawinan, berarti mereka saling berjanji untuk memenuhi hak

dan kewajiban masing-masing pihak. Hak dan kewajiban suami istri yang

melaksanakan perkawinan sirri tergantung kesepakatan bersama.

Dalam perkembangan selanjutnya muncul suatu persoalan yaitu apakah

hak suami dan istri itu dilindungi oleh Undang Undang dan apakah istri dapat

menuntut hak nya di Pengadilan Agama apabila terjadi perceraian. Sudah

barang tentu karena dalam perkawinan sirri tidak memiliki alat bukti yang

otentik tentang perkawinannya maka hak suami maupun istri tidak dilindungi

oleh Undang-Undang. Oleh karena itu, jika suami atau istri ingin mengajukan

gugatan ke Pengadilan Agama tidak dapat diterima oleh Pengadilan Agama

karena pernikahannya tidak mempunyai kekuatan hukum sebab perkawinan

Page 75: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

66

itu dilaksanakan tidak dimuka atau diawasi oleh Pegawai Pencatat Nikah yang

berwenang untuk itu.

Akan tetapi yang paling dirugikan dari pernikahan sirri adalah dari

pihak isteri dan perempuan pada umumnya, karena mereka secara hukum

dianggap bukan sebagai isteri yang sah, tidak berhak atas nafkah dan warisan

dari suami jika ia meninggal dunia, serta tidak berhak atas harta gono-gini jika

terjadi perpisahan, karena secara hukum perkawinan dianggap tidak pernah

terjadi. Sedangkan bagi pihak laki-laki atau suami hampir tidak ada kerugian

yang mengkhawatirkan akibat dari pernikahan sirri yang dilakukannya.

b. Akibat hukum pernikahan sirri bagi anak yang lahir

Kalau kita lihat dari pasal 42 Undang-Undang No. 1 Th. 1974 tentang

Perkawinan merumuskan bahwa : “Anak yang sah adalah anak yang lahir

dari atau sebagai akibat perkawinan yang sah”. Ada informan yang dalam

melakukan nikah sirri ini sudah mempunyai anak tetapi pernikahannya belum

juga diajukan pengesahan pada Pengadilan Agama yang berwenang. Sehingga

status anak yang dilahirkan tersebut dianggap tidak sah menurut Undang-

Undang yang berlaku yang mengakibatkan anak tersebut tidak bisa

memperoleh kepastian hukum karena tidak mempunyai alat bukti yang berupa

akta kelahiran

Kemudian dari banyaknya dampak negatif dari pernikahan sirri ini

muncullah usulan-usulan tentang pemidanaan terhadap pernikahan yang tidak

dicatatkan. Seperti yang terangkum dalam Rancangan Undang-undang tentang

Page 76: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

67

Hukum Materil Peradilan Agama Bidang Perkawinan yang masuk dalam

daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2010 dimuat ketentuan

pidana (Pasal 143-153), khususnya terkait perkawinan sirri, perkawinan

mut’ah, perkawinan kedua, ketiga, dan ke empat, serta perceraian yang tanpa

dilakukan di muka pengadilan. Ancaman hukuman untuk tindak pidana itu

bervariasi, mulai dari 6 bulan hingga tiga tahun dan denda mulai dari Rp6 juta

hingga Rp 12 juta.

Dari perjalanan munculnya Rancangan Undang-undang tentang Hukum

Materil Peradilan Agama Bidang Perkawinan ini tidak terlepas dari realita

pentingnya pencatatan pernikahan untuk menjaga hak setiap pihak. Pencatatan

ini hanya diisyaratkan secara sekilas saja dalam UU Perkawinan nomor 1

tahun 1974 pasal 2 ayat 2, dimana dinyatakan: “Tiap-tiap perkawinan dicatat

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

E. Analisa Tentang Realitas Nikah Sirri

Praktek nikah sirri seharusnya tidak boleh terjadi dan harus dihindarkan

bagi laki-laki atau perempuan, karena perbuatan tersebut sangat berdampak

negatif bagi kehidupan sosial di masyarakat serta melanggar ketentuan hukum

yang berlaku, karena tanpa akta nikah, berarti tak ada proteksi hukum bagi istri

dan anak-anak. Hal ini seharusnya menyadarkan masyarakat untuk tidak menikah

secara sirri. Jika terjadi masalah dalam perkawinan, sangat sulit bagi istri dan

anak-anak untuk memperoleh hak-haknya, seperti hak nafkah, hak tunjangan,

hak waris, dan hak istri atas harta gono-gini, serta sejumlah hak lain. Akan tetapi

Page 77: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

68

pernikahan seperti ini masih saja terjadi di wilayah manapun termasuk di wilayah

Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta barat.

Praktek pernikahan sirri yang kini masih saja terjadi, hal ini disebabkan

karena di dalam Perundang-undangan negara Indonesia tidak terdapat sanksi

yang tegas terhadap pernikahan sirri yang sering terjadi di negara ini dan

kurangnya penyuluhan-penyuluhan tentang hukum-hukum perkawinan kepada

masyarakat awam, serta proses pencatatan pernikahan yang masih terlalu rumit.

Oleh sebab itu, maka para pelaku menganggap enteng masalah nikah sirri,

Karena itu, dapatlah dipahami respon yang sangat kuat terhadap Rancangan

Undang-Undang Materiil Peradilan Agama (RUU MPA) di bidang perkawinan

akhir-akhir ini, baik dari pihak yang setuju maupun pihak yang menolak. Sebab,

RUU tersebut merumuskan sanksi pemidanaan bagi mereka yang menikah tanpa

pencatatan atau dikenal dengan kawin sirri (pasal 143). Spiritnya adalah

memberikan proteksi terhadap istri dan anak-anak. Selama ini merekalah yang

paling banyak merasakan kesengsaraan akibat tiadanya pencatatan perkawinan

yang menjadi bukti legal bagi pemenuhan hak-hak mereka. Bahkan, juga

memproteksi laki-laki dari tuntutan orang-orang yang mengaku istri atau anak.

Karena itu, pencatatan perkawinan bukan dimaksudkan sebagai intervensi

negara terhadap masalah agama, melainkan harus dilihat dalam konteks

pemenuhan hak-hak sipil warga.

Dari data empiris yang telah dipaparkan, ada beberapa gagasan

penyelesaian yang perlu penulis sampaikan pada akhir tulisan ini untuk

Page 78: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

69

menanggulangi merebaknya praktek nikah sirri tersebut. Pertama, Dengan

memahami realita pernikahan siri yang telah terjadi pada masyarakat diharapkan

muncul pemecahan yang tepat, bijak, solutif, dan melegakan semua pihak. Pada

kasus pernikahan sirri yang sah secara agama, namun tidak dicatatkan dalam

lembaga pencatatan negara, maka perlu dikaji lebih dalam. Secara aspek

pernikahan sirri-nya sah dan halal menurut agama Islam. Orang yang

melakukannya tidaklah berdosa atau bermaksiat kepada Allah. Oleh karena itu,

tidaklah sepantasnya negara memberikan sanksi berupa denda membayar

sejumlah uang atau dipenjara kepada seseorang yang sedang menjalankan ibadah

sesuai agamanya dalam ikatan pernikahan yang sah. Kita hendaknya meninjau

faktor yang menyebabkan kenapa orang tersebut tidak atau belum mencatatkan

ke lembaga pencatatan sipil. Sehingga, menurut penulis kebijakan aturan

pencatatan sipil kian mempermudah orang yang sedang menjalankan ibadah

agama, bukan mempersulit.

Kedua, bagi pihak KUA atau Kepada instansi pemerintah yang

berkepentingan hendaknya lebih ditingkatkan dalam memberikan penyuluhan-

penyuluhan tentang hukum-hukum perkawinan kepada masyarakat awam secara

merata, sehingga masyarakat tahu dan agar tidak ada alasan lagi bagi pelaku

untuk menghindar dari ketidaktahuan tentang akibat hukum dari perkawinan

yang mereka lakukan dan tata cara perkawinan yang sah menurut Undang-

Undang Perkawinan yang diakui oleh pemerintah secara Hukum Nasional.

Page 79: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan ke dalam

beberapa uraian, yakni:

1. Masyarakat di wilayah Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat terkait

praktek nikah sirri saling berbeda pandangan ada yang memandang

pernikahan sirri itu sah dan diperbolehkan, asalkan sesuai dengan syari’at

Islam (khususnya mengacu kepada pendapat jumhur yang membolehkan

pernikahan sirri dengan pengecualian harus sesuai dengan syari’at

Islam). Namun, ada pula sebagian masyarakat yang menganggap hal

tersebut tidak diperbolehkan sekalipun dalam proses pelaksanaannya

sesuai dengan syari’at Islam karena hal pernikahan tersebut telah

melanggar ketentuan hukum Perkawinan dan sangat merugikan bagi

pihak isteri dan anak. Bahkan dalam pandangan KUA terhadap

pernikahan sirri adalah tidak membolehkan serta menyatakan bahwa

pernikahan tersebut merupakan suatu pelanggaran terhadap Undang-

undang Perkawinan dan dapat dikenakan sanksi pidana.

Page 80: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

71

2. Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Kelurahan Kebon jeruk

Jakarta Barat yang melakukan praktek nikah sirri berdasarkan dari hasil

penelitian yang penulis dapatkan di wilayah Kelurahan Kebon Jeruk. Dan

dari faktor yang pertama adalah Karena tidak mendapat restu dari orang

tua disebabkan status pasangannya sudah beristeri, kedua Karena alasan

beda agama, dan yang ketiga Karena hamil diluar nikah akibat zina.

3. Akibat hukum yang timbul dari pernikahan sirri, pertama, bagi suami dan

isteri apabila terjadi suatu perceraian, bagi suami dan istri tidak dapat

menuntut haknya di Pengadilan Agama karena pernikahannya tidak

memiliki alat bukti yang otentik tentang pernikahannya sehingga tidak

dilindungi oleh Undang-undang. Karena sebab tidak memiliki akta nikah

maka tidak ada proteksi hukum bagi hak-hak suami dan isteri, khususnya

bagi pihak isteri yang paling dirugikan, karena Jika terjadi masalah dalam

perkawinan, sangat sulit bagi istri dan anak-anak untuk memperoleh hak-

haknya, seperti hak nafkah, hak tunjangan, hak waris, dan hak istri atas

harta gono-gini, serta sejumlah hak lain. Kedua, akibat hukum yang

timbul bagi anak yang lahir, akibatnya anak itu tidak bisa mendapatkan

kepastian hukum Sehingga mengenai hak mewarisi, anak yang lahir dari

perkawinan sirri menurut Undang-Undang tidak bisa mewarisi dari pihak

bapak, tetapi hanya bisa mewarisi dari pihak ibunya saja. Karena anak

Page 81: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

72

yang lahir dari perkawinan sirri ini hanya mempunyai hubungan perdata

dengan ibunya dan keluarga ibunya saja.

B. Saran-saran

1. Aturan mengenai pernikahan sirri sebaiknya lebih dipertegas oleh

Undang-undang Perkawinan sehingga tidak ada lagi yang melakukan

pernikahan tersebut, dan memudahkan proses pencatatan pernikahan.

2. Bagi pihak KUA sebaiknya lebih ditingkatkan dalam memberikan

penyuluhan-penyuluhan tentang hukum-hukum perkawinan kepada

masyarakat awam secara merata, sehingga masyarakat tahu dan agar tidak

ada alasan lagi bagi pelaku untuk menghindar dari ketidaktahuan tentang

akibat hukum dari perkawinan yang mereka lakukan dan tata cara

perkawinan yang sah menurut Undang-Undang Perkawinan yang diakui

oleh pemerintah secara Hukum Nasional.

3. Dan untuk para Tokoh Agama dan Masyarakat sebaiknya selalu

memberikan nasihat-nasihat dan saran-saran mengenai hukum pernikahan

baik dari segi hukum Islam maupun hukum positif agar praktek

pernikahan sirri lebih diminimalisir bahkan sampai tidak ada lagi.

Page 82: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

73

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet dan Aminuddin. Fiqh Munakahat, (Bandung : CV Pustaka Setia,1996), cet. Ke-1

Al- Jaziri, Abdurrahman, al- Fiqh ‘ala al- Mazahib al- Arbaah, (Beirut Libanon, Daral- Fikr, 1990), juz-4

Al-Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh al-Islaami wa Adillatu, (Libanon: Dar al- Fikr, tt)

Abidin, Slamet dan Aminuddin. Fiqh Munakahat, (Bandung: CV Pustaka Setia)

Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta, UII Press, 2000)

Bustanul, Arifin. Kompilasi Fiqh Dalam Bahasa Undang-undang, (Bandung: CV)

Chaeruddin, Perkawinan, Eksilopedi Tematis DUNIA ISLAM, (Jakarta: PT. LehtiarBaru Van Hoeve, t.t)

Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan DalamLingkungan Peradilan Agama, (Jakarta: Depag, 2001)

Hosen, Ibrahim, fiqh Perbandingan Masalah Pernikahan, (Jakarta: Pustaka Firdaus,2003)

Muhammad Ibn Ismail, Abi Abdillah, Shohih al- Bukhari, (Semarang, Toha Putra, tt),Juz- 6

Republik Indonesia. UU No. 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan

Kinani, Abdurrahman Ismail. Zuwaidin ibn Majah, (Beirut: Daar Kutub al- ilmiah)

M, Mahful dan Mohammad, Herry. Fenomena Nikah Sirri, (Jakarta : IKAPI, 1996),cet. 1

Malik bin Anas Al-Asbahi, Abi Abdillah. Muwatha Imam Malik, (Kairo : Al-Maktabah Al-Islamiyah, 1967), juz 2

Muhdlor, A. Zuhdi. Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk).(Bandung : Al-Bayan,1994), cet. 1

Page 83: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

74

Ramulya, Idris, M, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Peradilan Agama danHukum Perkawinan Islam, (Jakarta, Ind. Hill Co, 1985), Cet-4

Romulya, Idris, Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis Dari UU No. 1 Tahun1947, (Jakarta, Bumi Aksara, 1996)

Rusd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid, Penerjemah M.A Abdurrahman dan A. HarisAbdullah, (Semarang : CV. Asy-syifa’), cet. Ke-1, 1990

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 6, Bandung, PT Alma’arif, cet. 1, 1973

Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan, (Yogyakarta,Liberty, 1997)

Soekanto, Soerjono, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2006)

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta, PT. Intermasa, 1980), Cet-XV

Tholib, M, 40 Petunjuk Menuju Perkawinan Islam, (Irsyad Bai Tussabuni Bandung:1995)

Thalib, Sayuti, Hukum Kekeluargaan Indonesia (berlaku bagi umat Islam), (Jakarta,UI Press, 1974), Cet-1

Projodikoro, Wirjono, Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung, Sumur Bandung,1981)

Yunus, Mahmud, Hukum Perkawinan Dalam Islam, (Jakarta, PT. Hidakarya Agung,1996), cet-15

Page 84: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

LEMBARAN OBSERVASI

Wawancara ke : Tanggal :Subjek : 1/2/3 Jam :Tempat :

1. Keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di sekitar tempat wawancara.2. Gambaran fisik dan penampilan subjek.3. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara (intonasi suara, sikap tubuh, antusiasme, sikap responden kepada interviwer, dan lain-lain).4. Ringkasan awal dan akhir wawancara meliputi hal-hal apa saja yang dilakukan interviwer dan subjek.5. Gangguan dan hambatan selama wawancara.6. Catatan khusus selama wawancara.

Identitas SubjekNama (Inisial) :Usia :Pendidikan :Pekerjaan :Urutan dalam Keluarga :Usia Perkawinan :Status pencatatan Pernikahan :Usia Anak :Status Tinggal :

Identitas PasanganUsia :Pendidikan :Pekerjaan :Urutan dalam Keluarga :

Pewawancara Informan

(Ahmad Zulfahmi) (....................................)

Page 85: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

PEDOMAN WAWANCARA

No Masalah Responden

Pertanyaan Pelaku(Masyara

kat)

TokohMasyarak

at

AparatHukum

Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan? Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan? Apa yang Anda ketahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan? Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini? Apakah sudahsesuai dengan syari’at Islam atau belum?

Bagaimana pandangan Anda terhadap pernikahan wanita hamil di luar nikah? Mengapa? Menurut pendapat Anda, faktor apa yang menyebabkan seseorang melakukan pernikahanwanita hamil di luar nikah?

Apa dampak hamil di luar nikah terhadap kualitas pernikahan? (berdasarkanpengalaman/pendapat Anda)

Apa problem yang dialami oleh calon pasangan pengantin yang sudah terlanjur hamil diluar nikah? (berdasarkan pengalaman Anda) terutama ketika Anda mengurus prosespernikahan di KUA

Menurut Anda, apakah pernikahan wanita hamil di luar nikah sah menurut hukum Islamdan hukum positif?

Kenapa Anda melakukan hubungan seksual di luar nikah tersebut? Apakah Anda tahu konsekwensi yang akan diterima akibat hubungan tersebut? Apakah pernikahan merupakan solusi terbaik? Siapa yang menyarankan pernikahan yang Anda jalankan ini? Bagaimana komentar dan tanggapan pihak-pihak lain terhadap pernikahan yang andajalankan ini?

Sepengetahuan Bapak, Apakah ada warga masyarakat Kebagusan yang melakukanpernikahan wanita hamil akibat zina (hubungan seksual di luar nikah yang sah)?

Bagimana Bapak/Ibu menyikapi pernikahan wanita hamil akibat zina (hubungan seksual diluar nikah yang sah)?

Bagaimana peranan Bapak dalam mengantisipasi terjadinya pernikahan wanita hamil diluar nikah (cara-cara mengatasinya)?

Saran apa yang dapat Anda berikan untuk warga masyarakat Kebagusan di sini terkaitdengan kasus-kasus nikah karena kehamilan di luar nikah?

Berapakah jumlah pernikahn wanita hamil akibat hubungan seks diluar nikah yang sahyang Bapak ketahui di Wilayah Kebagusan ini?

1.

Bagaimana PandanganMasyarakat KebagusanTerhadap PernikahanWanita Hamil AkibatHubungan Seksual diLuar Nikah Yang Sah?

Apakah seseorang yang terlanjur hamil di luar nikah harus dinikahi oleh yang

Page 86: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

menghamilnya?Pada usia berapakah Anda menikah? dan Apakah pernikahan saat ini, dilakukan untukpertama kalinya?

Dengan siapa Anda menikah (dengan yang menghamili atau bukan yang menghamili)? Bagaimana gaya pacaran Anda?(terutama bagaimana sikap orangtua Anda terhadap caraberpacaran Anda)

Bagaimana proses pernikahan Anda mulai dari proses awal sebelum pernikahan hinggasampai pada pernikahan?

Pada saat mendaftar di KUA, apakah aparatur terkait mengetahui hal yang terjadi padaAnda (sudah terlanjur hamil di luar nikah)? Dan apakah Anda sudah melakukanpernikahan sirri terlebih dahulu sebelum mendaftar ke KUA?

Bagaimana strategi Anda menutupinya (jika tidak diketahui) dari aparatur hukum tersebut? Bagaimana cara pihak KUA mengetahui kondisi wanita tersebut dalam keadaan hamilakibat hubungan seksual di luar nikah yang sah?

Apakah KUA memeriksa terlebih dahulu kondisi fisik calon pengantin wanita atau tidak?Mengapa?

Apakah mereka tidak mendaftarkan diri secara langsung atau diwakilkan kepada salahseorang dari anggota keluarga mereka ke KUA ? Mengapa?

Langkah apa yang dilakukan KUA menghadapi kasus pernikahan wanita hamil akibat zina(di luar nikah) tersebut?

Berapakah kasus pernikahan wanita hamil di luar nikah di KUA Pasar Minggu JakartaSelatan? dan apakah dicatat dalam sebuah laporan?

Bagaimana proses pernikahan wanita hamil akibat hubungan seksual di luar nikah? Bagaimanakah penerapan hukum pernikahan wanita hamil di luar nikah tersebut padamasyarakat Kebagusan?

Bagimana Bapak menyikapi pernikahan wanita hamil di luar nikah? Bagaimana peranan Bapak dalam mengantisipasi terjadinya pernikahan wanita hamil diluar nikah (cara-cara mengatasinya)?

Saran apa yang dapat Anda berikan untuk warga masyarakat Kebagusan di sini? Bagaimana sikap dan pandangan masyarakat luas sekitar Daerah Kebagusan terhadappraktek pernikahan pasangan yang sudah terlanjut hamil di luar nikah?

Bagaimana perjalanan kehidupan keluarga pernikahan akibat hamil di luar nikah?

2

Bagaimana PraktekPernikahan WanitaHamil di Luar Nikah diWilayah KebagusanPasar Minggu Jak-Sel?

Bagaimana saran semua Bapak/Ibu?saudara terhadap fenomena pernikahan akibat hamil diluar nikah?

Page 87: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

LEMBARAN OBSERVASI

Wawancara ke : Tanggal :Subjek : 1/2/3/4 Jam :Tempat :

1. Keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di sekitar tempat wawancara.2. Gambaran fisik dan penampilan subjek.3. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara (intonasi suara, sikap tubuh, antusiasme, sikap responden kepada interviwer, dan lain-lain).4. Ringkasan awal dan akhir wawancara meliputi hal-hal apa saja yang dilakukan interviwer dan subjek.5. Gangguan dan hambatan selama wawancara.6. Catatan khusus selama wawancara.

Identitas SubjekNama :Usia :Pendidikan :Pekerjaan :Jabatan :Status Tinggal :

Pewawancara Informan

(Ahmad Zulfahmi) (....................................)

Page 88: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Wawancara dengan Informan I

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 1 november 2010, pukul 20.45 WIB, bertempat dikediaman informan Jl. Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Wawancara ini dilakukan terhadapAlita, sebagai pelaku Nikah Sirri.

Ahmad Zulfahmi (Az) : Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan?

Ita (I) : Membentuk sebuah keluarga yang harmonis.

Az : Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan?

I : Menjadi Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah.

Az : Apa yang Anda ketahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan?

I : Yang saya tahu Calon pengantinnya seagama, ada wali, dua orang saksi dari masing-

masing keluarga pengantin, Ijab qabul, sama mahar .

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini? Apakah

sudah sesuai dengan syari’at Islam atau belum?

I : Kayaknya sudah, Karena saya kurang tahu mengenai Undang-undang Perkawinan.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap praktek nikah sirri?Mengapa?

I : Menurut Saya nikah sirri itu sah-sah saja jika dilaksanakan sesuai dengan syari’at Islam

hanya saja tidak dicatat di KUA.

Page 89: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Az : Kapan dan dimana Anda dahulu Menikah?

I : sekitar 11 tahun yang lalu, didaerah Kemanggisan

Az : Siapakah Yang menikahkan Anda?

I : seorang Ustadz atau Amil.

Az : Menurut pendapat Anda, faktor apa yang menyebabkan Anda melakukan pernikahan

sirri? Dan kenapa tidak menikah di KUA?

I : Alasan Saya melakukan Pernikahan sirri karena status suami saya sudah beristri dan

orang tua Saya tidak merestui hubungan kami, tapi kami tetap melakukan pernikahan

itu, karena daripada saya berzina ya saya nikah sirri aja karena sudah terlanjur sayang

dan cinta. Karena alasan itulah saya tidak menikah di KUA, sekalipun awalnya saya tidak

setuju nikah sirri.

Az : Siapa yang mengurus pernikahan Anda?

I : Suami saya yang mengurus semuanya.

Az : Apakah Anda melakukan nikah sirri atas kemauan sendiri atau atas dorongan dari pihak

lain?

I : Sebenarnya saya tidak mau tapi karena cinta akhirnya saya mau nikah sirri.

Page 90: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Az : Bagaimana proses pernikahan yang Anda lakukan? Mulai awal sampai pada

pernikahan?

I : Ya Prosesnya hampir sama dengan Proses nikah seperti biasanya, hanya saja tidak di

catat di KUA aja. Pada awalnya yang menjadi wali nikah Saya bukan orang tua Saya,

tetapi setelah beberapa lama Saya menikah akhirnya orang tua saya merestui dan

menikahkan kami kembali dengan Ayah saya sendiri yang menjadi walinya karena

khawatir pernikahan kami yang sebelumnya tidak sah, karena status suami Saya sudah

beristeri jadi tetap tidak bisa nikah resmi.

Az : Apakah ada biaya untuk melakukan nikah sirri?

I : Ya pasti ada, tapi klo untuk biaya amil kami tidak di patokin harganya, seikhlasnya aja.

Az : Bagaimana perjalanan kehidupan keluarga Anda?apa saja dampak yang ditimbulkan

dari pernikahan yang Anda lakukan? (Positif dan negatif)

I : setiap keluarga pasti ada aja masalah-masalah,akan tetapi mengenai dampak dari nikah

sirri menurut saya dibanding positifnya kebanyakan negatifnya, contohnya aja saya tidak

bisa membuat akta kelahiran untuk anak saya karena syaratnya harus ada surat nikah,

saya sudah minta diurusin sama suami saya tapi tetap aja tidak ditanggapi,saya sangat

khawatir tentang status anak saya nantinya.

Az : Apakah Masyarakat mengetahui pernikahan yang Anda lakukan? Bagaimana sikap dan

pandangan masyarakat terhadap pernikahan Anda?

I : ya tahu, biasa-biasa aja.

Page 91: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Az : Apa sebelumnya Anda sudah tahu konsekuensi yang akan anda terima apabila

melakukan pernikahan sirri tersebut?

I : Ya saya tahu.

Az : Saran apa yang dapat Anda berikan untuk warga masyarakat Kebon Jeruk?

I :Bagi pasangan yang belum menikah sebaiknya jangan melakukan pernikahan sirri

sekalipun keadaanya terdesak karena enaknya hanya sesaat dan lebih banyak susahnya.

Jakarta, 1 November 2010

(Ita)

Page 92: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Wawancara dengan Informan

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 1 november 2010, pukul 13.30 WIB, bertempat di

kediaman informan Jl. Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Wawancara ini dilakukan terhadap

Karumi, sebagai pelaku Nikah Sirri.

Ahmad Zulfahmi (Az) : Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan?

Karumi (K) : Membentuk sebuah keluarga yang harmonis.

Az : Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan?

K : Menjadi Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah.

Az : Apa yang Anda ketahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan?

K : Ada wali, dua orang saksi dari masing-masing keluarga pengantin, Ijab qabul, sama

mahar .

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini? Apakah

sudah sesuai dengan syari’at Islam atau belum?

K : Menurut Saya sudah sesuai.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap praktek nikah sirri?

K :.Menurut Saya boleh-boleh saja

Page 93: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Az : Kapan dan dimana Anda dahulu Menikah?

K : 7 tahun yang lalu di didaerah Cileduk.

Az : Siapakah Yang menikahkan Anda?

K : Seorang Amil sekaligus tokoh agama setempat.

Az : Menurut pendapat Anda, faktor apa yang menyebabkan Anda melakukan pernikahan

sirri? Dan kenapa tidak menikah di KUA?

K : Menurut Saya banyak faktor yang menyebabkan seorang nikah sirri, contohnya saja

Saya faktor Saya nikah sirri karena Pasangan Berbeda Agama dengan Saya, jadi tidak

mungkin kan saya menikah di KUA.

Az : Siapa yang mengurus pernikahan Anda?

K : Saudara Saya.

Az : Apakah Anda melakukan nikah sirri atas kemauan sendiri atau atas dorongan dari pihak

lain?

K : Ya atas dasar cinta.

Az : Bagaimana proses pernikahan yang Anda lakukan? Mulai awal sampai pada

pernikahan?

Page 94: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

K : Awalnya pasangan Saya membacakan dua kalimat syahadat didepan amil atau

penghulu, kemudian sama seperti pernikahan pada umumnya yaitu membaca ijab

qabul dan dengan syarat-syarat yang lainnya seperti ada Wali, dan saksi.tapi bedanya

tidak dicatat saja di KUA.

Az : Apakah ada biaya untuk melakukan nikah sirri?

K : Ya pasti adalah, tapi seikhlasnya..

Az : Bagaimana perjalanan kehidupan keluarga Anda?apa saja dampak yang ditimbulkan

dari pernikahan yang Anda lakukan? (Positif dan negatif)

K : Biasa-siasa saja, paling tidak enaknya punya suami yang beda Agama pada bulan

ramadhan dan hari-hari besar Islam lainnya Saya merayakannya sendiri saja sekalipun

suami Saya memberikan kebebasan untuk beribadah sesuai dengan keyakinan Saya.

Az : Apakah Masyarakat mengetahui pernikahan yang Anda lakukan? Bagaimana sikap dan

pandangan masyarakat terhadap pernikahan Anda?

K : Ya tahu, biasa-biasa saja.

Az : Apa sebelumnya Anda sudah tahu konsekuensi yang akan anda terima apabila

melakukan pernikahan sirri tersebut?

K : Ya tahu.

Az : Saran apa yang dapat Anda berikan untuk warga masyarakat Kebon Jeruk?

Page 95: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

K : Nikah sirri boleh-boleh saja tapi kalo bisa jangan dan usahakan cari pasangan yang

seiman.

Jakarta, 1 November 2010

(Karumi)

Page 96: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Wawancara dengan Responden IV

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 19 November 2010, pukul 13.30 WIB,

bertempat di kediaman responden Jl. Masjid As-Surur Kebon jeruk Jakarta Barat.

Wawancara ini dilakukan terhadap Ust. H. Zarkasyi, sebagai Amil sekaligus Tokoh

Masyarakat di wilayah ini

Ahmad Zulfahmi (Az): Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan?

H. Zarkasyi (Hz) :. Menjalankan sunnah Rasul SAW untuk mensyiarkan agama

Islam.

Az : Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan?

Hz : Memperoleh keturunan dalam keluarga yang sakinah, mawaddah dan

warrahmah.

Az : Apa yang Anda ketahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan?

Hz : Ada calon pengantin pria dan wanita dan keduanya sama-sama Islam, baligh

dan berakal, dua orang saksi, wali, ijab qabul dan mahar

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini?

Apakah sudah sesuai dengan syari’at Islam atau belum?

Hz : Sudah.

Az : Apa yang Anda ketahui tentang pengertian nikah sirri?

Hz : Nikah sirri itu sah jika dilaksanakan sesuai dengan syari’at Islam hanya saja

pernikahan tersebut bersembunyi dari ketentuan hukum pemerintah.

Az : Bagaimana asal usul nikah nirri tersebut?

Page 97: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Hz : Kalau menurut saya ya karena daripada orang-orang melakukan perbuatan

zina lebih baik nikah sirri karena prosesnya tidak sulit.Kata nikah sirri itu

hanya sebutan dari pemerintah saja bagi pernikahan yang tidak resmi menurut

Undang-undang Perkawinan.

Az : Adakah pedoman yang dipakai dalam pelaksanaan nikah sirri?

Hz : Ya, ada.

Az : Lalu bagaimana pelaksanaan nikah sirri tersebut?

Hz : Sama saja seperti pernikahan pada umumnya bedanya, proses pernikahannya

hanya sesuai dengan ketentuan syari’at Islam saja tetapi tidak sesuai dengan

ketentuan hukum yang ditetapkan Pemerintah.

Az : Dimanakah proses akad nikah sirri dilakukan, dirumah Anda atau dirumah

pasangan tersebut?

Hz : Kadang dirumah Saya dan kadang dirumah calon pengantin nikah sirri

Az : Apakah ada biaya atau tarif dalam melakukan nikah sirri itu?

Hz : Kalau itu saya tidak pernah kasih tarif, tapi biasanya mereka memberikan

sesuatu kepada saya, ya misalnya dalam berbentuk uang.

Az : Sejak kapan Anda menikahkan pasangan yang ingin melakukan nikah sirri?

Hz : Sudah lama sekali, kalau tidak salah dari tahun 1983 sampai sekarang.

Az : Pada Umumnya dalam sebulan berapa jumlah pasangan yang sudah Anda

nikahkan?

Hz : Ya tidak tentu kadang- kadang 5 pasangan dan paling sedikit dalam sebulan

ada 3 pasangan.

Page 98: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Az : Dari mana Anda mendapatkan ilmu tersebut (belajar atau diwarisi)?

Hz : Sebenarnya Saya dulu seorang penghulu Di KUA tapi saya sudah lama

pensiun, makanya orang-orang banyak yang minta dinikahkan.

Az : Dari kalangan mana saja yang melakukan nikah sirri itu menurut

pengalaman Anda?

Hz : Biasanya yang minta dinikahkan itu dari kalangan orang-orang yang

menengah keatas.

Az : Faktor-faktor apa saja yang membuat seseorang lebih memilih melakukan

nikah sirri dibandingkan dengan nikah yang resmi menurut agama dan

Negara?

Hz : Kebanyakan dari mereka orang-orang yang ingin melakukan poligami,

karena kalau nikah resmi rumit sekali prosesnya. Dan faktor lainnya ya paling

karena kecelakaan atau hamil diluar nikah, karena orang tua mereka sudah

terlanjur malu jika harus dinikahkan di KUA.

Az : Apakah dengan nikah sirri kehidupan rumah tangga akan baik-baik saja?

Hz : Yang pasti tidak tenteram kalau menurut saya, bagaimana mau tenteram

nikahnya aja ngumpet-ngumpet.

Jakarta, 19 November 2010

(Ust. H. Zarkasyi)

Page 99: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’
Page 100: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Wawancara dengan Responden V

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 15 November 2010, pukul 08.30 WIB,

bertempat di kediaman informan di jl. Anggrek kelurahan Kebon Jeruk Jakarta Barat.

Wawancara ini dilakukan terhadap Ust. H. Urwah Salim, sebagai tokoh masyarakat di

wilayah ini

Ahmad Zulfahmi (Az) : Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan?

Urwah Salim (Us) : Untuk mengikuti sunah Rasul.

Az : Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan?

Us :Menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.

Az : Apa yang Anda ketahui mengenai rukun dan syarat sebuah pernikahan?

Us : Ada calon pengantin laki-laki dan perempuan, dua orang saksi, ijab qabul,

wali dan mahar.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini?

Apakah sudah sesuai dengan syari’at Islam atau belum?

Us : Sudah sesuai..

Az : Apakah Anda mengetahui perihal tentang praktek nikah sirri pada

masyarakat di wilayah Kebon Jeruk?

Us : Kalo denger-denger saja si pernah, tapi kalo lihat secara langsung belum

pernah.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap praktek nikah sirri, Alasannya?

Us : Sebenarnya setiap pernikahan itu dikatakan sah apabila proses

pelaksanaannya sesuai dengan syari’at Islam dan resmi menurut Undang-

Page 101: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

undang Perkawinan. Dan menurut Saya nikah sirri itu sah tapi sebaiknya

jangan dilakukan karena dibandingkan dengan mashlahatnya mudharatnya

lebih banyak, karena kita hidup didunia bukan hanya diatur oleh Syari’at

Islam tetapi juga diatur dalam Aturan-aturan Di Negara ini.

Az : Apakah nikah sirri itu ada dasarnya dalam Agama?

Us : Tidak ada.

Az : Menurut Anda faktor apa saja yang dapat membuat seseorang melakukan

nikah sirri itu?

Us : Kalo yang saya tahu karena faktor ekonomi. Atau karena ingin nikah lagi

agar tidak diketahui isterinya.

Az : Bagaimana dampak dan pengaruh sosial bagi kehidupan rumah tangga pada

masyarakat akibat nikah sirri?

Us : Ya bisa menjadi omongan masyarakat, bisa menimbulkan fitnah dan dapat

merusak hubungan keluarga.

Az : Menurut Anda bagaimana tingkat kesadaran hukum masyarakat Kebon Jeruk

Tentang perkawinan menurut Undang-undang Perkawinan di Indonesia?

Us : Menurut saya sudah cukup tinggi tingkat kesadaran hukum masyarakat

Kebon Jeruk tentang perkawinan, karena sekalipun ada yang melakukan tapi

sangat jarang sekali saya mendengar orang yang melakukan pernikahan

seperti itu.

Az : Bagaimana pemahaman masyarakat Kebon Jeruk tentang perkawinan

Islam?

Page 102: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Us : Sepertinya sudah banyak yang mengerti.

Az : Bagaimana peranan Anda dalam mengantisipasi terjadinya praktek nikah

sirri?

Us : Saya hanya sebagai guru ngaji di wilayah ini dan yang hanya bisa saya

lakukan ya sebagai pemberi nasihat agar kalo bisa jangan nikah sirri.

Az : Bagaimana sikap dan pandangan masyarakat luas sekitar wilayah Kebon

Jeruk terhadap praktek nikah sirri pada pasangan yang sudah melakukannya?

Us : Biasa-biasa saja habis mau bagaimana lagi sudah terlanjur terjadi.

Az : Bagaimana tanggapan para Ulama mengenai nikah sirri?

Us : Boleh-boleh saja asal sesuai dengan syari’at Islam tapi kalo bisa jangan.

Az : Saran apa yang dapat Anda berikan untuk warga masyarakat Kebon Jeruk di

sini?

Us : Usahakan melakukan pernikahan yang sah menurut agama Islam dan resmi

menurut Undang-undang Perkawinan.

Jakarta, 12 Oktober 2009

(Ust. H. Urwah Salim)

Page 103: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Wawancara dengan Informan VI

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2010, pukul 13.45 WIB,

bertempat di kantor informan KUA Kebon Jeruk Jakarta Barat. Wawancara ini

dilakukan terhadap Drs. H. Abd. Rachman, sebagai Kepala KUA di wilayah Kebon

Jeruk Jakarta Barat..

Ahmad Zulfahmi (Az): Apa yang Anda ketahui mengenai hakikat pernikahan?

Abd. Rachman (Ar) : untuk mengikuti sunah Rasul.

Az : Apa yang Anda Ketahui mengenai tujuan dari pernikahan?

Ar : Untuk mencapai suatu ketetangan.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap Undang-undang pernikahan saat ini?

Apakah sudah sesuai dengan syari’at Islam atau belum?

Ar : Sudah sesuai, sebab Undang-undang tersebut mampu melindungi hak-hak

perempuan dan anak.

Az : Bagaimana pandangan Anda terhadap praktek nikah sirri? Mengapa?

Ar : Menurut saya nikah sirri itu tidak sah dan tidak diperbolehkan, karena

pernikahan tersebut tidak resmi dan merupakan suatu pelanggaran terhadap

Undang-undang Perkawinan dan dapat dikenakan sanksi Pidana.

Az : Menurut pendapat Anda faktor apa seseorang melakukan praktek nikah sirri?

Ar : Yang saya tahu salah satu faktornya mereka hanya ingin melampiaskan

hasratnya atau hanya ingin bersenang-senang.

Az : Berapakah jumlah kasus praktek nikah sirri yang bapak ketahui di wilayah

Kebon Jeruk?

Page 104: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Ar : Tidak tahu, karena saya tidak pernah mendengar apalagi melihat secara

langsung dan jika saya tahu maka mereka akan saya laporkan.

Az : Bagaimana tingkat kesadaran hukum masyarakat Kebon Jeruk tentang

pernikahan?

Ar : Tingkat kesadaran hukum masyarakat di wilayah Kebon Jeruk sudah cukup

tinggi mengenai pernikahan.

Az : Apa saja dampak yang timbul diakibatkan karena praktek nikah sirri? Positif

dan negatif.

Ar : Untuk masalah negatifnya banyak sekali dan yang paling dirugikan itu

adalah dari pihak perempuan dan anak, dan untuk yang positifnya saya kira

tidak ada.

Az : Apakah masyarakat di wilayah Kebon Jeruk sudah mengetahui tata cara

pernikahan dan prosedur-prosedur yang benar?

Ar : Ya, mereka sudah tahu.

Az : Bagaimana proses pernikahan bagi pasangan yang melakukan nikah sirri?

Ar : setahu saya sama aja dengan pernikahan yang resmi hanya saja tidak dicatat

saja oleh pihak KUA.

Az : Saran apa yang dapat Anda berikan bagi masyarakat khususnya di wilayah

Kebon Jeruk?

Ar : Sebaiknya masyarakat melakukan pernikahan yang sah menurut hukum

Islam dan hukum Positif.

Page 105: REALITAS NIKAH SIRRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4208/1/AHMAD... · Ahmad Zulfahmi. i KATA PENGANTAR þâßÿþ£þfiþß’ þæþäþ£þfiþß’

Az : Apakah ada sanksi hukum bagi mereka yang melakukan nikah sirri?

Bagaimana dan apa alasannya?

Ar : Sudah jelas ada sanksi hukumnya bahkan sekarang dikenakan sanksi pidana

bagi mereka yang melakukan praktek nikah sirri, karena sudah jelas itu

melanggar Undang-undang perkawinan.

Az : Langkah-langkah apa saja yang sudah dilakukan pihak KUA dalam

menghadapi kasus pernikahan sirri di wilayah Kebon Jeruk?

Ar : Yang sudah berjalan kami melakukan program penuluhan di wilayah sekitar

Kecamatan Kebon Jeruk mengenai pernikahan sebanyak 2x dalam sebulan, dan

mengadakan program nikah gratis selama 1 tahun sekali.

Jakarta, 30 September 2009

(Drs. H. Abd. Rachman)