Ahmad Jailolo

download Ahmad Jailolo

If you can't read please download the document

Transcript of Ahmad Jailolo

PENGARUH KENAIKAN TARIF AIR MINUM TERHADAP JUMLAH PEMAKAI AIR MINUM DI KOTA KENDARI. Oleh ACHMAD JAILOLO 200221009 Pembimbing : Nurwati, SE.MS dan Hj Patwayati, SE.MSBAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia berkembang seiring dengan pertumbuhan jati dirinya, dimana semakin bertambah usia dan bentuk tubuh, semakin besar pula kebutuhan yang harus dipenuhi untuk melengkapinya seperti kebutuhan akan pakaian, makanan, barang dan jasa serta kebutuhan lainnya. Salah satu kebutuhan utama tersebut adalah kebutuhan masyarakat akan air minum yang bersih dan sehat serta dapat dan mudah diperoleh masyarakat sesuai kebutuhannya. Pemerintah Kota Kendari dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Kendari akan air minum tersebut mempercayakan pengelolaannya kepada salah satu badan usaha milik daerah yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Kota Kendari yang bertujuan untuk menyediakan kebutuhan air minum bagi masyarakat Kota Kendari. Sejak didirikan hingga saat ini Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kendari telah melakukan berbagai langkah-langkah maupun kebijaksanaan untuk meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan air minum di Kota Kendari. Peningkatan pelayanan tersebut salah satunya dapat dilihat pada jumlah pelanggan yang mampu dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari yaitu sebesar 12.048 pelanggan pada tahun 1999 meningkat menjadi sebesar 14.562 pelanggan pada tahun 2003 (seperti pada tabel 1 berikut ini). Tabel 1. Jumlah Pelanggan Air Minum Tahun 1999-2003 pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari Tahun RT 1999 2000 2001 2002 2003 11.619 12.199 12.686 13.447 14.119 Golongan Pelanggan Niaga 333 334 335 338 341 Sosial 96 97 99 99 102 Industri Jumlah Pelanggan 12.048 12.630 13.120 13.884 14.562

Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kendari Langkah-langkah dan kebijaksanaan tersebut terus dilakukan dengan mengutamakan kepuasan konsumen/pelanggan melalui peningkatan pelayanan disamping tetap memperhatikan kepentingan perusahaan sebagai suatu badan usaha yang bertujuan memperoleh laba untuk menjamin kesinambungan perusahaan. Namun demikian jumlah tarif yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari belum dapat mengimbangi jumlah pengeluaran perusahaan untuk mengolah air dan membiayai karyawan Biaya produksi air tidak semata-mata kepada jumlah pelanggan yang besar akan tetapi yang terpenting adalah pelayanan akan kualitas air minum, tarip atau harga yang

2dapat dijangkau oleh masyarakat, fasilitas-fasilitas pelayanan dapat memuaskan dan sistim distribusi air minum yang lebih merata. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari antara lain fasilitas pelayanan air bersih kegiatan produksi air yang terbatas pada pompa induk di Sungai Pohara sehingga ketergantungan sumber air bersih hanya pada satu titik produksi. Kenyataan ini menyebabkan terkadang pelayanan air bersih menjadi tidak berjalan dengan baik dan bahkan digunakan sistem giliran. Selain itu keterbatasan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari akan jaringan pipa-pipa transmisi. Keterbatasan ini menyebabkan sehingga beberapa lokasi dalam Kota kendari masih belum terlayani, termasuk pula golongan pelanggan industri, dimana golongan pelanggan ini memiliki tarif air minum yang lebih besar dibandingkan dengan golongan pelanggan lainnya. Pengaruh lain akan keterbatasan ini adalah sistem distribusi air minum. Sistem distribusi air minum terpaksa dilakukan secara bergilir setiap 2 hari sekali. Hal ini menimbulkan keluhan bagi pelanggan, dimana pelanggan terpaksa harus menyediakan wadah penampungan air minum (tong, gentong atau bak penampungan) yang cukup besar guna mencukupi kebutuhan air minum selama dua hari hingga tiba giliran pada hari berikutnya. Untuk memenuhi kenyataan tersebut pihak manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari perlu mengambil kebijaksanaan yang dipandang perlu sehubungan dengan kegiatan produksi air bersih berupa penetapan tarif air minum yang transparansi sehingga dapat terjangkau oleh pelanggan Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang Pengaruh Kenaikan Tarif Air Minum Terhadap Jumlah Pemakai Air Minum di Kota Kendari. 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah kenaikan tarif air minum berpengaruh terhadap jumlah pemakai air minum di Kota Kendari ?. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan tarif air minum terhadap jumlah pemakai air minum di Kota Kendari 1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain : a. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan besarnya tarif air minum pada masa yang akan datang. b. Sebagai bahan reverensi bagi peneliti lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini 1.4. Ruang Lingkup Penelitian yang dilakukan tentang pengaruh kenaikan tarif air minum terhadap jumlah pemakai air minum di Kota Kendari dibatasi pada ruang lingkungan pembahasan yang meliputi biaya produksi, harga pokok produksi dan biaya operasional. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu

3Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurlina (2002) dengan judul analisis harga jual ticket kapal cepat pada PT. Daka Lima Nusantara Cabang Kendari dengan menggunakan analisis pendapatan dengan rumus : a. Untuk menentukan harga jual Harga pokok penjualan = biaya total + marjin Dimana = Biaya total = keseluruhan biaya operasional Marjin = tingkat keuntungan yang diinginkan b. Analisis penentuan harga jual Penjualan yang dicapai Harga jual ticket = Jumlah ticket Menyimpulkan bahwa analisis perhitungan harga pokok dan penentuan harga jual merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk melihat tingkat penjualan yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menetapkan harga jual ticket kapal cepat secara tepat guna memperoleh tingkat keuntungan yang ingin dicapai perusahaan. Selanjutnya Selanjutnya dikatakan bahwa penetapan harga jual dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan dalam mengantisipasi keuntungan yang diinginkan dengan menggunakan perhitungan harga pokok dan metode perhitungan penentuan harga jual. Hal ini berdampak juga pada persentase laba atau keuntungan perusahaan dan kebijakan laba yang diinginkan dengan memperhitungkan berbagai variabel yang berhubungan dengan penentuan harga. 2.2. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran bagi perusahaan tidak lain merupakan suatu prinsip dan falsafah bisnis perusahaan untuk memberikan tingkat kepuasan yang optimal bagi konsumen produknya disatu pihak dan maksimalisasi profit dilain pihak. Sehingga pengertian tegas tentang konsep pemasaran (marketing concept), menurut Basu Swastha DH (1996;5) sebagai berikut : Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Murti Sumarni dan John Suprihanto (1993;220) mengemukakan : Konsep pemasaran menitik-beratkan pada kebutuhan dan keinginan pembeli. Jadi perusahaan menentukan apa kebutuhan konsumen dan mencari keuntungan serta menyalurkan produk untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Di sini orientasinya ke pasar (ekstern). Dalam konsep pemasaran dikenal ada tiga unsur pokok, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Orientasi Pada Konsumen Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. Menentukan kelompok pembeli yang akan dilayani. Menentukan produk dan program pemasarannya. Mengadakan penelitian pada konsumen. Menentukan dan melaksanakan strategi yang terbaik. Penyusunan Kegiatan Pemasaran Secara Integral (Integrated Marketing)

4Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat terealisir. Kepuasan Konsumen (Consumer Satisfaction) Faktor kepuasan konsumen merupakan tujuan perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan konsumen. Pengertian Pemasaran (Marketing) yang dikemukakan oleh Murti Sumarni (1993;5) adalah : Marketing adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Dari pengertian di atas dapat dikatakan belum memadai untuk dijadikan suatu patokan apabila dihubungkan dengan kondisi obyektif peradaban ekonomi manusia sekarang ini didalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya sehingga Philip Kotler (1991;26) mencoba memodifikasi pengertian pemasaran tersebut, yang mengemukakan bahwa : Pemasaran adalah kegiatan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran. William J. Stanton (1996;5) mengemukakan : Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensil James F. Engel, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard (1994;413) mengemukakan : Pemasaran (marketing) proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individual dan organisasi. Jelas bahwa pengertian di atas lebih berorientasi pada sifat dan proses pemasaran yang dihubungkan dengan prilaku manusia didalam mencapai kebutuhannya. Sehingga didalam definisi di atas tidak menyebutkan tentang apa yang dipertukarkan. Dengan dasar pengertian pemasaran di atas jika dihubungkan dengan konsep produk sebagai tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka pada gilirannya akan mengarah pada pemahaman tentang proses terjadinya pertukaran. Hal ini apa yang dikenal dengan istilah Manajemen Pemasaran. Adapun definisi manajemen pemasaran yang dikemukakan oleh Philip Kother (1991;22) adalah sebagai berikut : Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pemasaran merupakan pencapaian tujuan perusahaan dengan pendekatan aktualisasi fungsi-fungsi manajemen terhadap aktivitas untuk memuaskan masyarakat/konsumen dalam hal pemenuhan akan alat-alat pemuas kebutuhan masyarakat/konsumen dalam bentuk barang dan jasa usaha yang ditujukan untuk memuaskan. 2.3. Pengertian Harga dan Metode Penetapan Harga Setiap orang yang hendak memiliki suatu barang, secara automatis ia harus mengeluarkan sejumlah uang sebagai alat tukar barang tersebut, dan jumlah uang sebagai penukar barang itu adalah nilai pasar barang tersebut disertai keuntungan dan dengan nilai inilah seseorang dapat memiliki suatu barang yang ada nilainya. Harga merupakan masalah penting atau yang mendasar dalam dunia usaha yang didalamnya berguna bagi pembeli dan penjual.

5Basu Swastha, DH. (1996 : 5) mengemukakan bahwa Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang dan jasa serta layannya. Pendapat ini menekankan pada sejumlah uang yang harus dikeluarkan pembeli untuk mendapatkan suatu barang tertentu dan harga digambarkan juga sebagai kombinasi dari barang beserta layanannya. Bagi setiap perusahaan, penetapan harga jual harga dilakukan setepat mungkin agar dapat mendatangkan keuntungan yang diharapkan bagi perusahaan, baik untuk jangka waktu pendek, maupun jangka waktu panjang. Sehingga persoalan yang akan timbul dan harus ditangani oleh manajer perusahaan dengan baik adalah bagaimana menetapkan posisi harga atau tingkat harga yang tepat, yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang memuaskan bagi perusahaan dimasa mendatang. Dalam penetapan harga jual yang didasarkan pada pesaing, terdiri dari Going Rate Pricing dan Sealed Bid Pricing. Kedua metode ini dipakai untuk mengantisipasi persaingan dalam penetapan harga. a. Going Rate Pricing Metode ini merupakan cara penetapan harga yang ditentukan sejajar dengan harga rata-rata dari industri. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan harga yang terjadi dalam pasar. b. Sealed bid pricing Metode ini merupaka cara penetapan harga yang berorientasi pada harga pesaing. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan harga antara produk yang bersangkutan dengan barang pengganti atau barang yang sama namun pesaing menaik-turunkan harga sehingga membuat tingkat harga menjadi berbeda-beda. 2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Harga dan Prosedur Penetapan Harga Basu Swatha, DH. (1996 : 232) mengemukakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga adalah : a. Kondisi perekonomian Keadaan perekonomian ini sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. Pada periode resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana harga berada pada suatu tingkat yang lebih rendah. b. Permintaan dan penawaran Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Sedangkan penawaran merupakan kebalikan dari permintaan yaitu jumlah yang ditawarkan penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih tinggi. c. Elastisitas permintaan Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar tidak hanya mempengaruhi penentuan harga tetapijuga mempengaruhi penjualan. d. Persaingan Harga jual beberapa macam barang atau jasa sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. e. Biaya

6Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup baiya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya. Baik produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, maka akan menghasilkan keuntungan. f. Tujuan Manajer Penetapan suatu barang sering dikatakan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai antara lain : g. Laba maksimum Penguasaan pasar Volume penjualan tertentu Pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga suatu produk lain yang mendorong atau mencgah usaha-usaha ke arah monopoli. Prosedur penetapan harga bagi setiap perusahaan tidaklah sama, misalnya ada perusahaan yang terlebih dahulu memperkirakan (mengestimasi) permintaan atau demand untuk barang yang akan dijual, kemudian mengetahui dan menentukan market share yang diharapkan setelah terlebih dahulu mengetahui reaksi dari persaingan. Setelah itu barulah menentukan harga tertentu. Indriyo Gitosudarmo (1988 : 121) sebenarnya ada bermacam-macam yaitu : a. b. c. d. Memaksimalkan profit Alat persaingan utama untuk perusahaan sejenis Menyeimbangkan harga itu sendiri mngemukakan bahwa tujuan penetapan harga

Mencapai target pengembalian investasi dan tingkat penjualan netto suatu perusahaan.

e. Sebagai penentu market share karena dengan harga tertentu dapat diperkirakan kenaikan atau penurunan penjualannya. Dalam menentukan harga jual, metode yang digunakan telah dikemukakan oleh berbagai ahli. Bila disimpulkan akan lebih banyak berorientasi pada biaya, permintaan, persaingan dan laba yang diharapkan. Hal ini disesuaikan dengan sifat produk, pasar yang dituju dan tujuan dari perusahaan itu sendiri. Suhardi Sigit (1986 : 37) mengemukakan bahwa salah satu cara penetapan harga jual adalah dengan berorientasi harga pokok produk, permintaan dan persaingan. Berdasarkan argumen tersebut maka dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut : 1. Penetapan harga jual yang berorientasi pada harga pokok produk perusahaan. Dalam menetapkan harga jualnya, yang diutamakan adalah harga yang selalu berpedoman pada harga pokok (biaya produksi) produk/jasa yang dihasilkan, kemudian ditambah sekian persen dari harga pokok sebagai keuntungan atau harga pengadaan ditambah margin. Dengan cara ini ditemukan tiga istilah yang digunakan yaitu : a. Cost Plus Pricing

7Cara ini dimana penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah laba yang diinginkan pada tiap unit. b. Mark Up Pricing Mark up pricing merupakan cara pedagang menambah sejumlah rupiah pada biaya dari suatu produk untuk menetapkan harga jual. Jadi Mark Up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Cara ini lebih banyak dilakukan oleh mereka dibidang perdagangan. c. Target Pricing Bentuk target pricing merupakan suatu prosedur penetapan harga yang berorientasi pada biaya dimana pihak perusahaan berikhtiar menetapkan suatu harga yang dapat menghasilkan pendapatan yang ditargetkan terhadap keseluruhan biaya dengan volume standar yang diperkirakan. Cara ini lebih banyak digunakan oleh mereka yang bergerak dibidang konstruksi. 2. Penetapan harga jual yang berorientasi pada permintaan pasar. Dalam menetapkan harga jual, perusahaan terlebih dahulu mengetahui berapa besar kekuatan pasar, berapa besar produk yang dapat dihasilkan disesuaikan dengan kemampuan membayar dari konsumen, untuk itu pihak perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pasar, seperti harga dari produk yang dihasilkan, penghasilan pembeli, dan selera dari pembeli. Menurut cara ini, maka harga ditentukan berdasarkan persepsi konsumen dan permintaan yang ada di pasar. Berdasarkan kenyataan di atas, maka perlu ditentukan segmentasi pasar dengan harga ditetapkan berdasarkan diskriminasi harga. Philip Kotler yang dikutip oleh Hendra Teguh dkk (1997 : 317) mengemukakan penetapan harga dngan cara diskriminasi harga yang antara lain : a. Diskriminasi harga berdasarkan pelanggan. Disini beberapa pelanggan membayar sejumlah harga yang berbeda untuk produk dan jasa yang sama. b. Diskriminasi harga berdasarkan bentuk produk. Disini beberapa jenis produk diberikan harga berbeda, tetapi tidak secara proporsional dengan biayanya. c. Diskriminasi harga menurut tempat. Disini beberapa lokasi berdasarkan harga yang berbeda meskipun biaya penawaran tiap lokasi sama d. Diskriminasi harga menurut waktu. Dalam kondisi ini harga berubah-ubah menurut musim, perhari, bahkan perjam. Bila diskriminasi harga ingin berhasil, maka kondisi tertentu haruslah ada sebagai berikut : a. Pasar harus dapat disegmentasikan, dan segment ini harus memperhatikan intensitas yang berbeda. b. Anggota segmen yang membayar harga rendah haruslah tidak boleh berpaling dan menjual kembali produk ini pada segmen yang membayar pada harga yang tinggi. c. Pesaing harus tidak boleh menjual dibawah harga pada segmen yang dibebankan harga lebih tinggi. d. Biaya penetapan segmen dan penentuan kebijaksanaan pasar haruslah tidak melebihi hasil ekstra yang diperoleh dari diskriminasi harga. e. Bentuk diskriminasi harga ini tentu haruslah tidak bertentangan dengan hokum. 3. Penetapan harga jual yang berorientasi pada persaingan Jika perusahaan menetapkan harga jualnya berdasarkan pada harga saingan, maka perusahaan tersebut dapat menetapkan harga sedikit dibawah harga jual saingannya. 2.5. Konsep Biaya

8Bi aya me rupak an j uml ah uang yang di ke l uark an untuk me ndan ai suatau k e gi atan, apak ah ke gi atan produk si atau k e gi atan pe masaran, atau k e gi atan l ai nnya de ngan mak sud me nc apai suatu ke untu nga n te rte ntu (Sud arsono, 1 99 2 : 8 7). Hampi r se ti ap ak ti vi tas me ngg unak an bi aya untuk me nduk un g te rl ak sananya ope rasi onal pe rusahaa n untuk me nc apai tuj uan yang di harapk an. Me nurut Sudarso no (1 99 2 : 9 4) me nge muk ak an bahw a bi aya adal ah se mua be ban yang harus di bayar produse n untuk me nghasi l k an suatu barang sampai baran g te rse but si ap di k onsumsi ole h k onsume n. O le h k are na i tu be sar k ec i l nya bi aya yang di k el uark an te rgant un g pada be sar k e ci l nya barang yang di produk si . Me nurut Mul yadi (1 99 7 : 8 9 ) me nge muk an bahw a bi aya adal ah pe ngorb ana n sumbe r ek onomi yang di uk ur dal am satuan uang yang te rj adi atau k e mungk i na n ak an te rj adi untuk me nc apai tuj uan te rte ntu. Selain itu Helmi Rony (1990 : 15) mengemukakan bahwa biaya adalah pengeluaran untuk memperoleh barang dan jasa yang mempunyai manfaat bagi perusahaan lebih dari satu periode operasi. Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan tentang biaya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan jumlah satuan nilai uang yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa. 2.6. Pengertian Pendapatan Dalam menguraikan pengertian pendapatan, penulis akan bertitik tolak pada 2 aspek yaitu pengertian pendapatan hubungannya dengan rumah tangga Negara/ daerah (pendapatan Negara/regional). dan pengertian pendapatan dalam hubungan seseorang warga masyarakat secara individu ( pendapatan Warga Negara/masyarakat). Untuk memberikan pengertian pendapatan dalam hubungannya dengan negara/daerah (pendapatan Nasional/Regional) maka menurut Sadono Sukirno (1981), pendapatan didefinisikan sebagai nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa yang diproduksi sebagai nilai seluruh barangbarang jadi dan jasa yang diproduksikan suatu negara dalam satu tahun tertentu. Dari definisi yang dikemukakan di atas, maka yang dimaksud dengan pendapatan Nasional atau Regional adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara atau daerah dalam satu periode tertentu. Dengan demikian istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti produk domestik bruto atau produk nasional bruto. Produk domestik bruto merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor yang ada di dalam suatu negara serta faktorfaktor negara asing misalnya penanaman modal asing sedangkan produk nasional bruto merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi yang ada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri misalnya tenaga kerja. Dalam pembicaraan secara umum apabila dinyatakan pendapatan nasional, yang dimaksud adalah produk nasional atau produk domestik bruto (Sadono Sukitno :1981 ). Dari kutipan ini, dapat diketahui bahwa meskipun banyak istilah dalam menggambarkan pendapatan nasional suatu negara, namun pada dasarnya pendapatan nasional dalam artian lain adalah nilai barang-barang jadi dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian yang dihitung berdasarkan nilai uang dari barang-barang dan jasa-jasa itu. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka pada dasarnya pendapatan seseorang warga masyarakat sudah inklusif dalam pendapatan nasional/regional, hal ini dapat dipahami mengingat warga masyarakat/penduduk yang ada di suatu negara atau daerah adalah merupakan pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam suatu proses produksi di suatu negara/daerah. Menurut Boediono: income atau pendapatan dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor roduksi yang dimilikinya kepada sektor-sektor produksi (Boediono,1982).

9Di sini pendapatan seseorang diartikan sebagai hasil penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Ini mengandung pengertian bahwa besar kecilnya pendapatan seseorang akan ditentukan oleh 2 hal yaitu : 1. Jumlah faktor produksi atau kekayaan yang dimilikinya 2. Harga zat perunit dari setiap kekayaan atau faktor-faktor produksi yang milikinya 2.7. Kerangka Pikir PDAM Kota Kendari merupakan perusahaan daerah yang memproduksi air bersih guna memenuhi kebutuhan pelanggan. Air yang diproduksi oleh PDAM ini menggunakan sejumlah biaya produksi untuk melaksanakan kegiatan produksi. Untuk memenuhi kebutuhan akan biaya produksi, maka pihak perusahaan menetapkan harga atau tarif air bersih untuk dapat mengembalikan biaya yang digunakan dalam proses produksi air bersih untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan air bersih yang ada di Kota Kendari. Penetapan tarif air ditentukan oleh besarnya biaya yang digunakan oleh perusahaan, baik biaya operasional, biaya karyawan, maupun biaya administrasi dan biaya pemasaran, hal ini ditujukan untuk meningkatkan pendapatan usaha perusahaan dan meningkatkan pelayanan air bersih bagi masyarakat khususnya pelanggan air bersih yang ada di Kota Kendari. Untuk menganalisis penelitian ini digunakan analisis harga margin melalui penambahan sejumlah biaya untuk memperoleh harga jual atau tarif air yang sesuai dengan kemampuan pelanggan dalam membeli. Dengan demikian akan diperoleh kesimpulan dan rekomendasi tentang penetapan tarif air minum pada PDAM Kota Kendari. Untuk jelasnya dapat dilihat pada skema berikut :

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

PDAM KOTA KENDARI

KEGIATAN PRODUKSI AIR BERSIH Penetapan Tarif Air Biaya Produksi Biaya Karyawa Biaya Administrasi dan Pemasaran ANALISIS KUANTITATIF

REKOMENDASI DAN KESIMPULAN

10

2.8.

Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini maka hipotesis penelitian diduga bahwa tarif air minum yang ditetapkan oleh PDAM Kota Kendari dapat meningkatkan pendapatan dan kelangsungan usaha perusahaan di masa yang akan datang.

B A B III METODE PENELITIAN 3. 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PDAM Kota Kendari dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini mempunyai kegiatan utama adalah produksi air minum. 3. 2. Jenis dan Sumber Data 3.2.1. Jenis Data Primer Jenis data prime yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Gambaran umum perusahaan. b. Jumlah karyawan. c. Jumlah produk d. Jumlah pelanggan e. Biaya Tarif. 3.3.2 Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sejenis yang meliputi data tarif air, dan jumlah produksi serta jumlah karyawan. Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer bersumber dari PDAM Kota Kendari dan data sekunder bersumber instansi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. 4. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini data dikumpul dengan metode sebagai berikut : 1. Interview, yaitu mengadakan tanya jawab dengan pimpinan perusahaan dan staf yang bertugas dalam kegiatan penetapan tarif air bersih serta data lain yang berhubungan dengan penelitian. 2. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang telah didokumentasikan perusahaan untuk dijadikan referensi guna menunjang kegiatan penelitian. 3. 5. Metode Pengolahan Data Data yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan metode sebagai berikut : a. Editing, yaitu kegiatan untuk meneliti kembali data data yang diperoleh dan kemudian disesuaikan dengan keperluan analisis dalam penelitian ini. b. Koding, yaitu mengklasifikasikan data data jawaban responden menurut jenisnya dan disesuaikan dengan kebutuhan analisa dalam penelitian ini. oleh

3.3.3. Sumber Data

11c. Tabulasi, yaitu penyusunan data data kedalam bentuk bentul tabel sesuai kebutuahan analisa, selanjutnya data data tersebut akan dianalisa dengan peralatan analisis yang ditetapkan. 3. 6. Metode Analisa Data Untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini digunakan analisis pendapatan dengan menggunakan rumus : Tarif = Biaya total Margin (Basu Swastha DH, 1996 : 215) Keterangan : Biaya Total = Keseluruhan biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha Margin = perubahan pertambahan nilai untuk memperoleh keuntungan 3. 7. Definisi Oprasional Untuk mengarahkan penelitian ini diarah permasalahan yang dibahas, maka perlu diberi batasan dalam mengkaji variabelvariabel yang berhubungan dengan penelitian ini yang antara lain : a. Biaya adalah pengeluaran perusahaan yang digunakan untuk kelancaran usaha produksi air bersih, diukur dengan satuan rupiah.

b.

Barang yang dimaksud adalah air bersih yang diolah dan diproduksikan, diukur dengan m3 c. Pendapatan adalah nilai yang diperoleh dari aktivitas PDAM Kota Kendari, diukur dengan satuan rupiah d. Harga adalah nilai tukar yang ditetapkan untuk menunjang kegiatan perusahaan dalam memproduksi air bersih diukur dengan satuan rupiah BAB 4.1. IV H ASIL DAN PEM BAH ASAN Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kendari didirikan pada tahun 1976, melalui Perda Kabupaten Daerah tingkat II Kendari No. 3 tanggal 3 Agustus 1976 di Kendari. Pada saat itu didirikan instalasi yang dikelola berasal peninggalan Belanda tahun 1928, yang memanfaatkan sumber mata air Gunung Jati dengan kapasitas pasokan air sebesar 5 liter perdetik dengan sistem Gravitasi tanpa pengolahan, dan dikelolah oleh 14 orang perintis. Sumber ini hanya mampu melayani 3 Desa saja yaitu desa Sadoha, Desa Kandai, sebagian Desa Kendari Cadi Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan kota Kendari, mulai tahun 1975 hingga 1982 Pemerintah Pusat melalui Departemen Pekerjaan Umum Cq. Proyek Air Bersih Sulawesi Tenggara membangun suatu sistem instalasi baru yang menggunakan sistem pengolahan lengkap (penjernihan), dengan kapasitas terpasang sebesar 200 liter perdetik. Kemampuan pelayanan pada saat itu jika dikaitkan dengan luas wilayah dan penduduk Kota kendari (18790 Ha dan 112.844 jiwa) dapat mencapai 41,07 %. b. Aspek Organisasi (organizational) Dalam menyelenggarakan kegiatan operasional, Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kendari dipimpin oleh Dewan Direksi yang terdiri dari Direktur Utama, Direktur Bidang Umum dan Direktur Bidang Tehnik. Dewan direksi ini dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Daerah selaku Komisaris melalui Badan Pengawas. Susunan organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kendari terdiri dari : 1. Direktur Utama mempunyai tugas, wewenang dan tanggungjawab :

12 Menterjemahkan kebijaksanaan pokok yang digariskan oleh Kepala Daerah/badan pengawas dalam kebijaksanaan umum perusahaan. Membina praktek manajemen yang baik dalam perusahaan dan membina hubungan kerja dengan pihak luar perusahan baik instansi pemerintah dan swasta lainnya. Memimpin perencanaan dan pelaksanaan kerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Bertindak sebagai otorisator dalam anggaran perusahaan daerah, serta menandatangani perjanjian dan keputusan-keputusan penting direksi. Melaksanakan tanggungjawab administrasi dan tugas-tugas lainnya yang dicanangkan oleh Kepala Daerah. Membentuk dan melaksanakan satuan pengawasan intern perusahaan. 2. Direktur Bidang Umum dan Keuangan dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama. Tugas, wewenang dan tanggung jawab direktur bidang umum meliputi : Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dibidang umum dan keuangan logistik, langganan, pemakaian air, penerbitan rekening, penagihan, perbendaharaan dan pengelolaan data elektronika. Merencanakan dan mengendalikan pendapatan dan belanja perusahaan. Mengendalikan aset perusahaan serta pelaksanaan tugas lainnya dari direktur utama. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya direktur bidang umum dan keuangan dibantu dan membawahi : Bagian hubungan langganan Bagian akuntansi pembukuan Bagian keuangan Bagian umum 3. Direktur Bidang Tehnik memiliki tugas, wewenang dan tanggungjawab : Memimpin, mengkoordinasikan, dan pengendalian kegiatan dibidang produksi, distribusi, perencanaan tehnik dan peralatan tehnik. Memimpin, mengkoordinasikan, dan pengendalian aktivitas pemeliharaan instalasi produksi, jaringan pipa transmisi dan distribusi beserta perangkatnya. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan penentuan standar peralatan tehnik dan bahan kimia serta pelaksanaan tugas lainnya dari direktur utama. Dal am mel ak sanak a n tugas- tugas nya di re k tur bi dang te hni k di ban tu dan me mbaw ahi : Bagian produksi Bagian distribusi Bagian perencanaan tehnik Bagian perawatan tehnik 4. Satuan Pengawas Intern mempunyai tugas wewenang dan tanggungjawab mengadakan penilaian atas sistim pengendalian pengelolaan perusahaan, melakukan pengawasan terhadap bidang keuangan serta mekanisme operasional dan umum perusahaan sesuai ketentuan serta melaporkan dan menyampaikan saran kepada direktur utama. Satuan pengawasan intern dalam melaksanakan tugasnya dibantu dan membawahi : Pengawas keuangan Pengawas Operasional Pengawas umum 5. Kelompok Jabatan Fungsional merupakan satuan kerja dalam perusahaan yang memiliki tugas melaksanakan sebagian tugas perusahaan sesuai dengan keahlian dan keterampilan kelompok jabatan. Jumlah dan jenis jenjang jabatan fungsional

13ditetapkan berdasarkan kebutuhan beban kerja. Struktur organisasi Perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PADM Kota Kendari

Walikota Kendari Badan Pengawas Direktur Utama

Direktur Umum

Direktur Teknik

Jabatan Fungsional

Kabag Umum

Kabag Keu

Kabag Akt

Kabag Hub Lang

Kabag Produksi

Kabag Distribusi

Kabag Prenc Tek

Kabag Peraw Tek

Sumber : PDAM Kota Kendari c. Proses Produksi Aktivitas pengelolaan penyediaan air minum bersih dan sehat bagi kebutuhan masyarakat di Kota Kendari dilaksanakan dengan proses produksi mekanisasi penuh (Pengolahan Lengkap). Penggunaan sumber air sebagai sumber pengambilan air baku adalah pada Sungai Pohara yang terletak di Kecamatan Sampara Kabupaten Kendari. Proses produksi air minum melalui fasilitas-fasilitas instalasi produksi dapat dikemukakan sebagai berikut :

14Sumber air baku Sungai Pohara memiliki tingkat kekeruhan yang cukup tinggi. Pada musim hujan tingkat kekeruhan sangat tinggi mencapai 250-300 NTU (normality turbidity unit) dengan potensial hidrogen (pH) 7,5-8,0. 2. Instalasi pengambilan air baku (intake house), merupakan bangunan pengambilan air baku yang terletak di sumber pengambilan air baku (sungai Pohara) + 20 kilometer dari Kota Kendari. Instalasi ini terdiri dari 2 instalasi utama yaitu : Instalasi pembangkit listrik (power house) yang didukung oleh mesin pembangkit listrik tenaga diesel (gen-set) sebanyak 3 unit dengan kapasitas masing-masing 350 KVA, 350 KVA dan 800 KVA beserta fasilitas pendukung lainnya termasuk pula tambahan daya yang berasal dari PLN sebesar 550 KVA. Instalasi penyadap air baku (pumping station) merupakan bangunan penyadap air baku yang selanjutnya akan dipompakan ke instalasi penjernihan air baku di Punggolaka. Bangunan ini terdiri dari ; kanal / saluran masuk, bak pengendap lumpur, ruang pompa, control panel, hydrophor-anti water hammer tank. Kapasitas terpasang mesin pompa yang dimiliki 400 liter perdetik. Kapasitas operasi sebesar 200 liter perdetik dengan masa operasi 24 jam. Instalasi jaringan pipa pengaliran air baku (pipa transmisi) merupakan jaringan pipa yang mengalirkan air baku dari sumber pengambilan air baku di Pohara ke instalasi penjernihan di Punggolaka. Jaringan ini menggunakan konstruksi pipa DCIP-600 mm sepanjang + 16 kilometer dengan perbedaan ketinggian hingga + 70 meter. Kapasitas nominal jaringan transmisi ini adalah 280 ltr/det (tanpa booster) dan 350 ltr/det (dengan booster). Kapasitas terpasang adalah 200 ltr/det. 3. Instalasi penjernihan air baku (reservoir), merupakan bangunan proses penjernihan air yang berada pada ketinggian 600 meter dari tepi jalan raya di Punggolaka dan memiliki fasilitas pengolahan lengkap yang terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut : 1 Unit Repartition : Yaitu bak pencampuran air baku dengan bahan-bahan kimia 2 Unit flocculator/pulsattor : Yaitu bak koagolasi dan pengendapan floc. Dilengkapi dengan alat pembuang lumpur secara automatis maupun secara manual. 3. Unit Filter : Yaitu bak saringan pasir cepat. 3 Unit (syphon) : Yaitu fasilitas pengaliran air yang sudah bersih, dilengkapi pembubuhan desinfectant (Post chloriration) untuk membunuh mikro-organisme pathogen yang mungkin ada dalam air. 1 Unit laboratorium : Untuk penelitian air baku maupun air yang sudah bersih. 1 Unti Power House : Yaitu fasilitas yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga diesel dengan kekuatan 105 KVA. Kapasitas terpasang yang dimiliki instalasi penjernihan air ini sebesar 400 ltr/det, sedangkan kapasitas operasi 200 ltr/det dengan jam operasi 23 jam. 4. Instalasi penampungan air bersih (reservoir) merupakan bangunan penampungan air bersih yang siap untuk disalurkan kepada konsumen dengan kapasitas 2.500 m3. Bangunan ini terletak di Punggolaka. Dengan posisi tersebut memungkinkan distribusi air bersih kepada pelanggan dapat dilakukan secara gravitasi. Sistim pengaliran tersebut dilakukan secara bergiliran dengan cara pengaturan katup distribusi (gatevalve). 5. Instalasi jaringan pipa distribusi air bersih merupakan jaringan pipa yang dipasang pada reservoir. Pengaliran air dari bak reservoir ke konsumen melalui pipa distribusi primer yang kemudian disalurkan ke pipa distribusi sekunder. Selanjutnya disalurkan melalui pipa tersier dan melalui pipa tersier inilah air disalurkan ke rumah-rumah konsumen di sambung melalui pipa dinas sampai batas water-meter.

1.

15

Sungai Pohara :Sumber air baku

Intake House Gambar 4.2. Skema Proses Produksi Air Minum Pada PDAM Kota Kendari Kapasitas Terpasang : 400 ltr/det Kapasitas Operasi : 200 ltr/det

Jaringan Pipa Transmisi Air Baku (16 Km) Kapasitas Terpasang : 350 ltr/detKapasitas Operasi : 200 ltr/det

Instalasi Penjernihan Air Punggolaka Kapasitas Terpasang : 400 ltr/det Kapasitas Operasi : 200 ltr/det

Sistem Distribusi/Pelayanan Pengairan air minum

Pelayanan Pelanggan Daerah pelayanan : Kec. Kendari, Mandonga Sambungan langsung : 12.159 SL & 8 HU Pangsa pasar : 73.671 jiwa Pasar Potensial : 186.322 jiwa

16

Jaringan Distribusi Pipa Dia. 500 mm-50 mm = 235.798 meter

Sumber : Perusahaan PDAM Kota Kendari

d. Aspek Pelayanan (Services)Daerah pelayanan yang dilayani saat ini meliputi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Kendari, Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Poasia. Kemampuan perusahaan melayani pelanggan berdasarkan jumlah sambungan pada daerah pelayanan tersebut meliputi 12.048 unit sambungan rumah (SR) pelanggan dan 8 unit sambungan berupa hidran umum (HU) (kondisi eksisting desember 1999; sumber: PDAM Kendari). Jenis-jenis golongan pelanggan perusahaan saat ini meliputi pelanggan golongan rumah tangga, sosial, niaga dan industri. Pada saat ini, perusahaan hanya mampu melayani 3 golongan pelanggan yaitu golongan rumah tangga, sosial, dan niaga. Pada saat ini sasaran pelayanan kebutuhan air minum ditujukan bagi kepentingan masyarakat umum. Kemampuan pelayanan kebutuhan air minum bagi masyarakat sebesar 73.671 jiwa. Jika hal ini dikaitkan dengan jumlah penduduk Kota Kendari sebanyak 186.322 jiwa maka kemampuan perusahaan sebesar 73.671 jiwa hanya mencapai 39,5 %. Sistem distribusi air minum atau sistem pelayanan yang diterapkan oleh perusahaan adalah pelayanan pengaliran air secara bergilir dengan frekwensi pelayanan sekali dalam dua hari selama rata-rata 9 jam/3 hari. Metode pengaliran air menggunakan metode pengaliran secara gravitasi. Sistem pelayanan dan pembagian daerah pemasaran tersebut dapat penulis sajikan pada tabel berikut. Tabel 2. Pembagian Daerah dan Sistem Pelayanan Perusahaan PDAM Kota Kendari

No

Wilayah

Topograf

Jadwal pengaliran Waktu Pukul 06.00 11.00 15.00 05.00

1 2

Kecamatan Mandonga : Jurusan Wua-wua Kecamatan Mandonga :

Dataran Re nd ah

Pagi : 5 jam Sore : 14 jam

17Jurusan Wua-wua 3 4 Kecamatan Kendari Jurusan Kota Lama Kecamatan Kendari Jurusan Kota Lama : : Dataran Tinggi Dataran Rendah Dataran Tinggi Sumber Data : Perusahaan PDAM Kota Kendari 4.2. Deskripsi Variabel Penelitian Pemakaian air minum yang diproduksi oleh PDAM Kota Kendari yang diteliti dalam penelitian ini meliputi a. Jumlah pelanggan Jumlah pelanggan yang diteliti merupakan pelanggan air minum pada PDAM Kota Kendari yang terdiri dari konsumen rumah tangga, niaga dan sosial. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jumlah konsumen dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 3. Konsumen pemakai air bersih tahun 2003 No. 1. 2. 3. Jumlah Konsumen Rumah tangga Niaga Sosial Jumlah 14.119 341 102 14.562 Pagi : 6 jam Sore : 9 jam 08.00 13.00 17.00 02.00

Sumber : Data Primer Diolah, 2004 Pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa konsumen air minum pada tahun 2003 berjumlah 14.562 pelanggan yang terdiri dari konsumen rumah tangga 14.119 pelanggan, konsumen niaga 341 pelanggan dan konsumen sosial sebanyak 102 pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan air minum yang ada pada PDAM Kota Kendari terdiri dari beragam konsumen dengan kebutuhan air yang berbeda-beda. Dalam penelitian pelanggan yang diteliti adalah pelanggan rumah tanggal sebanyak 1.597 pemakai dan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 pemakai dengan karakteristik yang disajikan sebagai berikut :

Tabel 4. Responden menurut tingkat pendapatan Jumlah Jumlah Pendapatan (Rp) Responden (Orang) < Rp. 500.000 500.001 750.000 750.001 850.000 850.001 1.000.000 1 11 8 6

Persentase (%) 3,33 36,67 26,67 20,00

18> 1.000.001 4 13,33

30 100 Sumber : Data primer diolah, 2004 Pada tabel di atas, tampak bahwa para pelanggan/pemakai air bersih mempunyai pendapatan yang berbeda-beda, pendapatan yang kurang dari Rp.500.000 sebanyak 1 responden, pendapatan Rp.500.001- Rp.750.000 sebanyak 11, pendapatan Rp.750.001Rp.850.000 sebanyak 8, pendapatan Rp.850.001- Rp.1000.000 sebanyak 6 dan pendapatan lebih dari Rp.1.000.000 sebanyak 4 responden. Selain itu kakateristik responden menurut jenis pekerjaan memberikan kondisi yang menunjang penggunaan air bersih pada PDAM Kota Kendari dan disesuaikan dengan kemampuan responden dalam mengkonsumsi. Terutama konsumsi air bersih. Jenis pekerjaan yang dimiliki responden dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 5. Responden menurut Jenis Pekerjaan Jumlah Jenis Pekerjaan (Rp) Responden (Orang) Tani Pedagang Pegawai Negeri Karyawan Swasta TNI/POLRI 2 6 10 8 4

Persentase (%) 6,67 20,00 33,33 26,67 13,33

30 100 Sumber : Data primer diolah, 2004 Pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 2 orang, pedagang 6, pegawai negeri sebanyak 10 orang, karyawan swasta sebanyak 8 orang dan TNI POLRI sebanyak 4 orang. b. Kapasitas produksi Kebutuhan air minum tergantung dari kapasitas produksi air yang dihasilkan oleh PDAM Kota Kendari. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kapasitas air yang diproduksi dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 6. Kapasitas Produksi air yang digunakan oleh Konsumen No. 1. 2. 3. Jumlah Konsumen Rumah tangga Niaga Sosial Jumlah (m3) 423.570 34.100 20.402 478.072

Sumber : Data Primer Diolah, 2004 Dapat tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk memenuhi permintaan pelanggan, perusahaan menjual air dalam tahun 2003 sebanyak 478.072 m3 sedangkan masih terdapat sisa produksi yang tidak terjual dan dijadikan cadangan produksi.

19Kapasitas terpasang yang dimiliki instalasi penjernihan air ini sebesar 400 ltr/det atau 552.000 liter perjam, sedangkan kapasitas operasi 200 ltr/det atau 276.000 liter perjam dengan jam operasi 23 jam. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kebutuhan air bersih yang dikelolah PDAM Kota Kendari mempunyai kapasitas produksi untuk kebutuhan 30 pelanggan rumah tangga yang menjadi responden adalah sebanyak 14.119 m3. Air bersih tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan dari setiap responden yang diteliti. Kemampuan responden untuk mengkonsumsi air bersih, sangat tergantung pada jumlah pemakaian air bersih dari masing-masing responden. c. Tarif Tarif air minum yang ditetapkan oleh perusahaan didasarkan pada harga tawas dan kaporit, biaya gaji dan biaya operasional perusahaan yang diputuskan sesuai kesepakatan dari Walikota Kendari. adapun besarnya tarif air yang berlaku, penulis sajikan pada tabel berikut : Tabel 7. Tarif Air Minum No. 1. 2. 3. Konsumen Rumah tangga Niaga Sosial Harga (Rp/m3) 1.597 2.046 2.201

4.3.

Sumber : Data Primer Diolah, 2004 Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa tarif air yang ditetapkan oleh perusahaan untuk kelompok rumah tangga sebesar Rp.1.597 per m3, untuk niaga tarif air sebesar Rp. 2.046 per m3, sedangkan untuk kelompok sosial tarif air sebesar Rp.2.201 per m3. Analisis Pengaruh Tarif Terhadap Pemakai Air Minum Dalam menganalisis penelitian ini perlu dijelaskan bahwa terdapat factor lain seperti factor pendapatan masyarakat dan , jumlah penduduk yang memberikan pengaruh terhadap permintaan air bersih, namun dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut dianggap sebagai variable konstan dan yang diteliti adalah tarif air bersih. Untuk mempermudah penulis dalam penelitian ini ditetapkan konsumen rumah tangga sebanyak 30 pelanggan dengan pemakaian air dan tarif yang disajikan pada tabel berikut :

20

Tabel 8. Pemakaian air minum No. Urut Jumlah pemakaian (m3) (Y) Total Tarif (Rp/m3) (X)

1. 30 47.910 2. 60 95.820 3. 20 31.940 4. 40 63.880 5. 30 47.910 6. 40 63.880 7. 50 79.850 8. 65 103.803 9. 20 31.940 10. 40 63.880 11. 25 39.925 12. 26 41.522 13. 28 44.716 14. 30 47.910 15. 31 49.507 16. 35 55.895 17. 40 63.880 18. 42 67.074 19. 41 65.477 20. 47 75.059 21. 50 79.850 22. 20 31.940 23. 10 15.970 24. 10 15.970 25. 50 79.850 26. 40 63.880 27. 32 51.104 28. 15 23.955 29. 16 25.552 30. 18 28.746 Sumber : Data Primer Diolah, 2004 Dari data pada tabel tersebut di atas, maka dapat dilakukan analisis regersi sederhana yang hasilnya dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Bebas Koefisien Regresi 123.270 = = = = = Standar Error 178.225 thitung

Signifikan t.

X1 Tarif Air minum

6.942

0.000

Sumber : Hasil Perhitungan Konstanta ( a ) Koefisien Determinasi Multiple R F. Ratio Signifikan F

7.383.354 0,795 0,633 48,194 0,00

21Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai-nilai koefisien regresi sebagai berikut : Y = 7.383,354 + 178,225 X Dari persamaan tersebut diperoleh bahwa koefisien regresi bernilain positif maka variabel tarif tersebut dapat meningkatkan pemakaian air minum. Konstanta bernilai positif sebesar 7.383.354 yang berarti variabel lain masih diperlukan, oleh karena pemakaian air mempunyai nilai yang positif Tanda nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa jika nilai-nilai variabel bebas yakni tarif meningkat atau ditingkatkan maka akan mendorong peningkatan pemakaian air minum. a. Uji - F Pengujian hipotesis yang mengatakan bahwa tarif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemakaian air minum secara simultan dimana F hitung = 48.194 dengan demikian penetapan tarif air minum dapat mempengaruhi pemakaian air minum. Analisis hasil uji serentak (Uji F) dimaksudkan untuk membuktikan bahwa tarif air minum secara serentak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemakaian air minum. Hasil perhitungan uji F diperoleh bahwa nilai Fhitung untuk tarif air minum sebesar 48,194 apabila dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikan ( = 0,05) atau 5 % yaitu 1,84 adalah lebih kecil dari Fhitung Hal ini berarti bahwa tarif air minum secara serentak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemakaian air minum. b. Uji - t Uji partial pada level of confidence sebear 95% ( = 0,05) kemaknaan pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap pengaruh pemakai air minum. Dengan demikian untuk membuktikan hipotesis digunakan uji t Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, ternyata tarif air minum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemakai air minum. Hal ini ditunjukan oleh nilai thitung = 6,942 dan probabilitas =0,000, apabila dibandingkan dengan taraf signifikan () sebesar 5 % (p > 0,05) yaitu 1,645 lebih kecil dari nilai thitung. 1. Ho : yang menyatakan bahwa tarif air minum tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemakai air minum di tolak. 2. Ha : yang menyatakan bahwa tarif air minum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemakai air minum di terima. c. Koefisien Determinasi Dari hasil uji diperoleh bahwa koefisien korelasi sebesar 0,795 atau 79,5 persen yang menunjukkan bahwa tarif air mempunyai pengaruh sebesar 79,5 persen, terhadap pemakai air minum, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain sebesar 20,5 persen. d. Koefisien Korelasi Dari hasil uji diperoleh bahwa koefisien korelasi menunjukkan tingkat korelasi sebesar 0,633 atau 63,30 persen yang berarti bahwa tarif air mempunyai hubungan yang cukup erat dengan pemakaian air minum pada PDAM Kota Kendari. Pembahasan Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa penetapan tarif pada PDAM Kota Kendari mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemakaian air bersih. Penetapan tarif air bersih mengandung sejumlah variabel yang telah dikaji oleh pihak perusahaan sehingga dalam penelitian ini tarif air bersih dapat dijadikan sebagai variabel tunggal yang dapat mewakili variabel-variabel yang mempengaruhi penetapan tarif tersebut. Nilai tarif yang ditetapkan telah disesuaikan dengan kebijakan pimpinan perusahaan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tarif mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dengan nilai Fhitung = 48.194 yang dibuktikan dengan uji secara serentak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemakaian air minum. Hasil perhitungan uji F dapat dinilai bahwa nilai Fhitung untuk tarif air minum sebesar 48,194 apabilan dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikan ( = 0,05) atau 5 % yaitu 1,84 adalah lebih kecil dari Fhitung

4.4.

22Uji partial pada level of confidence sebear 95% ( = 0,05) kemaknaan pengaruh dari tarif air minum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemakai air minum. Hal ini ditunjukan oleh nilai thitung = 6,942 dan probabilitas =0,000, apabila dibandingkan dengan taraf signifikan () sebesar 5 % (p > 0,05) yaitu 1,645 lebih kecil dari nilai thitung. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh bahwa variabel tarif air minum mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pemakai air minum di Kota Kendari. 2. Secara parsial thitung lebih besar dari ttabel dan secara simultan Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga secara keseluruhan variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan. Dengan demikian h1 diterima dan ho ditolak. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan produksi air minum, harusnya perusahaan menetapkan tarif yang lebih sesuai dengan kondisi harga bahan baku dan bahan penolong serta biaya operasional sekarang ini sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dalam kegiatan operasi pada masa yang akan datang 2. Untuk memperoleh pangsa pasar yang besar, maka penetapan tarif air minum harus ditetapkan secara proporsional yang menyangkut keseluruhan biaya yang digunakan dalam kegiatan produksi sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

5.1.

DAFTAR PUSTAKA Basu Swastha DH.1996, Asas-Asas Marketing, BPFE-UGM, Yogyakarta Helmi Rony, 1990, Audit Pemasaran, Andi Offset, Yogyakarta Hendra Teguh dkk, 1997, Manajemen Pemasaran, PT. Perhalindo, Jakarta Indriyo Gitosudarmo, 1994, Konsep Pemasaran, Erlangga, Jakarta James F. Engel, Roger D. Blackwell, dan Paul Miniard, 1994, Perilaku Konsumen, PT. Rineka Cipta, Jakarta Mulyadi, 1997, Akuntansi Manajemen, PT. Gunung Agung, Jakarta Murti Sumarni, 1993, Pemasaran Barang dan Jasa, PT. Bina Usaha, Jakarta Murti Sumarni dan John Suprihanto, 1993, Manajemen Pemasaran, PT.Gramedia Persada, Jakarta Philip Kotler, 1987, Manajemen Pemasaran, PT. Perhalindo Persada, Jakarta. Philip Kotler, 1991, Manajemen Pemasaran Perencanaan dan Pengendalian, PT. Perhalindo Persada, Jakarta. Sadono Sukirno, 1981, Teori Ekonomi, BPFE-UGM, Yogyakarta Sudarsono, 1992, Teori Ekonomi, BPFE-UGM, Yogyakarta Suhardi Sigit, 1986, Pemasaran Barang dan Jasa, BPFE-UGM, Yogyakarta William J. Stanton, 1996, Manajemen Pemasaran, Liberty, Yogyakarta