Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

14
Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3

description

Kimia Organik

Transcript of Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Page 1: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena

Oleh :Kelompok 3

Page 2: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Outline

• Tujuan• Prinsip• Sifat fisik dan kimia bahan• Cara kerja• Hasil pengamatan• Pembahasan • Kesimpulan

Page 3: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Tujuan

• Mensintesis Sikloheksena• Menentukan rendemen dari sikloheksena

yang dibuat

Page 4: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Prinsip

Dehidrasi dilakukan dengan cara memanaskan alkohol dalam asam pada suhu yang tidak terlalu tinggi, katalis yang digunakan dalam percobaan ini yaitu asam fosfat, hasil reaksi segera dikeluarkan melalui proses destilasi. Campuran reaksi akan terdiri dari campuran azeotrop dari sikloheksena,air, dan sedikit bahan-bahan lain yang mempunyai titik didih tinggi. Asam fosfat yang ikut bereaksi akan hilang dengan cara mencuci campuran secara terus menerus dengan air dan NaHCO3 . Fasa organik yang terbentuk dipisahkan dengan CaCl2 kering sehingga air terikat sebagai hidrat dan sikloheksena dihasilkan.

Page 5: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Nama Bahan Rumus Kimia

Sifat Zat

Natrium Klorida (Sodium Chloride)

Toluena (Toluene)

Asam Posfat (Phosphoric Acid)

Kalsium Klorida (Calcium Chloride)

Sikloheksanol

NaCl

C6H5CH3

H3PO4

CaCl3

-

Zat padat berwarna putih, berbentuk Kristal, larut dalam air, larut dalam glycerol dan amoniak, massa molar 58.44 g/mol, titik lebur 801 0C, titik didih 1465 0C

Zat cair tak berwarna, sukar larut dalam air, berbau khas, titik lebur -93 0C, titik didih 110.6 0C, mudah terbakar, kelarutan dalam air 6.4794 0C

Zat cair tak berwarna, kental seperti sirup, asam lemah, kadar 85% (14.6 M), BJ: 1.69, titik didih 198.85 0C, titik leleh 42.35 0C, merupakan senyawa polar, toxic, bersifat korosif

Zat padat berwarna putih, larut dalam air, bersifat higroskopik, lebih keras dari natrium tetapi lebih kuat dari aluminium, titik leleh 176 0C, titik didih >1600 0C, massa jenis 2 g/cm3, titik lebur 8400 C, korosif

Merupakan alkohol sekunder siklik, larut dalam air, larut dalam alkohol, BM:100.1589 g/mol, titik lebur 25.93 0C, titik didih 160.84 0C

Sifat kimia dan fisika bahan

Page 6: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Prosedur Kerja20 g Sikloheksanol

•Dimasukan dalam labu bundar 100 ml•Tambahkan dengan hati-hati 5 ml larutan H3PO4 85%•Kocok dengan baik

Campuran dalam labu

•Panaskan labu dengan pemanas listrik sampai mendidih•Lakukan destilasi sampai terbentuk sedikit destilat

Campuran dalam labu

Page 7: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Lanjutan…..campuran dalam labu

•alat destilasi dibiarkan dingin,dan lepaskan thermometer dengan cepat•tambahkan 20ml toluene kedalam labu destilasi•perhatikan jumlah lapisan campuran reaksi•destilasi kembali sampai volume berkurang ½ nya

destilat

•Dipindahkan dalam corong pisah•Dibilas dengan sedikit toluene•Dicuci dengan NaCl jenuh•Dilakukan ekstraksi dan pisahkan lapisan air

Lapisan Organik

Page 8: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Lanjutan….

Lapisan Organik

•dipindahkan dalam wadah bersih•ditambah 2-3 g CaCl anhidrat•disaring

filtrat

•Dilakukan destilasi bertingkat•Kumpulkan fraksi destilat pada suhu 80-85oC•Timbang destilat yang diperoleh

Hasil

Page 9: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Cara Kerja Pengamatan

- 20 gram sikloheksena- + 5 ml H3PO4 85%

- kocok- Pasang alat destilasi bertingkat dan simpan

labu dasar bulat berisi sikloheksena dan H3PO4 85% diatas pemanas dibawah kondensor

- Lakukan destilasi campuran sampai volume dalam labu 5-10 ml

- + 20 ml toluene kedalam labu dasar bulat

- Amati larutan

- Lakukan destilasi kembali sampai volume dalam labu dasar bulat berkurang ½

- Cairan tak berwarna- Cairan berwarna kekuningan kental, setelah

bercampur larutan jadi tidak berwarna- Larutan campuran homogen- Alat destilasi bertingkat terpasang

- Volume campuran berkurang ½ volume awal, suhu 50 0C, tetesan pertama pada suhu 60 0C

- Larutan tak berwarna, setelah bercampur larutan jadi berwarna coklat transparan

- Terdapat 2 fasa:• Fasa atas: tidak berwarna• Fasa bawah: berwarna coklat kekuningan- Volume campuran berkurang ½ volume

awal, tetesan pertama pada suhu 56 0C, larutan berwarna coklat pudar

Hasil Pengamatan

Page 10: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Cara Kerja Pengamatan

- Destilat dituangkan kedalam corong pisah dan bilas labu dasar bulat dengan sedikit toluene

- Destilat dalam corong pisah dicuci dengan NaCl jenuh dengan volume yang sama

- ekstraksi dan pisahkan fasa organik dan fasa air

- + 3 gram Na2SO4 anhidrat kedalam fasa organik 2.5 gram

- Larutan disaring- Lakukan destilasi bertingkat pada filtrat,

kumpulkan fraksi destilat pada suhu antara 80-85 0C

- Timbang destilat

- Destilat berada dalam corong pisah, terdapat 2 fasa:

• Fasa atas: tidak berwarna• Fasa Bawah: larutan putih keruh- Terdapat 2 fasa:• Fasa atas: Organik• Fasa Bawah: air- Fasa organik: berwarna kuning kental, fasa

air: keruh tak berwarna- Campuran tidak berwarna, tidak larut

sempurna, Kristal Na2SO4 mengandap- Filtrat tidak berwarna- Destilat berwarna putih keruh, tetesan

pertama pada suhu 64 0C, suhu akhir pada suhu 85 0C

- Diperoleh destilat sebanyak 9.45 ml

Page 11: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Proses penambahan NaCl jenuh

Hasil ekstraksi dengan NaCl jenuh

Penyaringan campuran dengan Na2SO4 anhidrat

Hasil sintesis sikloheksena

Page 12: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

PembahasanPada percobaan kali ini, dilakukan pembuatan sikloheksena melalui dehidrasi sikloheksanol. Pertama-tama, sikloheksanol ditambahkan dengan larutan H3PO4 pekat, yang berfungasi sebagai katalis asam yang juga merupakan agen pengoksidasi kuat.Katalis ini dapat menimbulkan banyak reaksi sampingan, dimana ia dapat mengoksidasi beberapa alkohol menjadi karbon dioksida dan disaat yang sama tereduksi dengan sendirinya menjadi sulfur oksida. Yang mana kedua gas ini harus dikeluarkan melalui proses selanjutnya, yaitu distilasi. Selain itu, senyawa dengan ikatan rangkap yang dihasilkan selama dehidrasi alkohol dapat menghasilkan reaksi polimerisasi dengan adanya H3PO4 yang berperan sebagai katalis asam. Kemudian kedalam filtrat juga ditambahkan toluene dengan menggunakan pipet ukur yang seharusnya menggunakan corong panjang. Untuk mengikat spesi-spesi yang tidak diinginkan.

Page 13: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Distilasi dilanjutkan sampai volumenya berkurang setengah. Campuran reaksi kemudian dicuci denganlarutan NaCl jenuh yang berfungsi sebagai salting out, dimana ia akan menarik senyawa polar dalam larutan (air) dan mencegah terbentuknya emulsi akibat pengotor-pengotor dalam distilat. Campuran kemudian diekstraksi sampai terbentukdua fasa, dimana lapisan atas merupakan senyawa organik dan lapisan atas adalah fasa air yang akan dipisahkan. Ke dalam lapisan organik kemudian ditambahkan Na2SO4 anhidrat yang berfungsi sebagai pengikat air yang mungkin terbawa pada saatpemisahan.Laritan disaring, didistilasi, dan distilatnya diamati. Hasil percobaan menunjukkan bahwa rendeman fraksional dari distilat yang diperoleh sebanyak 7,6545 gr.

Page 14: Reaksi Dehidrasi - Pembuatan Sikloheksena

Kesimpulan

• Sikloheksena dapat disintesis dari sikloheksanol dengan katalis H3PO4 pekat dengan reaksi dehidrasi alkohol

• Rendemen dari percobaan ini adalah 7,6545 gram