RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

download RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

of 13

Transcript of RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    1/13

    TUGAS RISET BISNIS TELEKOMUNIKASI

    RESUME SKRIPSI ATAU JURNAL

    FADLY MILDAN

    108400196 / MBTI

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    2/13

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1

    Deskripsi Objek Penelitian

    PT. Sinar Sosro dengan merek Teh Botol sosro merupakan leader produsen teh

    siap minum dalam kemasan (TSMDK). Merek sosro yangsudah terkenal di masyarakat

    tak lain diambil dari pengalaman namakeluarga Sosrodjojo, yang mulai merintis usaha

    teh wangi melati pada 1940 di slawi, Jawa tengah. Teh merek Sosro diperkenalkan

    pertama kalipada 1970 dengan merek teh Cap Botol soft Drink Sosrodjojo, baru pada

    tahun 1974 menjadi Teh Botol Sosro dengan kemasan botol seperti sekarang. Merek

    tersebut dipakai untuk mendompleng merek teh seduhcap botol yang sudah sudah lebih

    dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo. Dibawah

    kendali sinar Sosro, teh Botol Sosro tumbuh menjadi pemimpin pasar dengan penguasa75 % dan menjadi umbrella branduntuk merek fruit Tea sosro, Joy Tea Green Sosro

    dan Teh celup Sosro.(SWA,2009). Pada tahun 2009 Top Brand Index dari Teh Botol

    Sosro ini sebesar 62,5%. (MARKETING,2009).

    PT. Sinar sosro bukan saja pabrik minuman teh botol siap saji pertama di

    indonesia tetapi juga di dunia. Teh Botol sosro terus merangsek pasar tanpa tanding,

    menjadi ikon teh dalam kemasan, menjadi kebutuhan banyak orang sehingga satu demi

    satu pabrik pun terus dibuka agar Teh Botol Sosro makin dekat dengan mereka. Sampai

    saat ini belum ada produk sejenis yang mampu menandingi Teh Botol Sosro, kendati

    sejumlah pemain, tak terkecuali pemain asing, menggrogoti pasarnya. Namun hal itu

    tidak berhasil, dominasi sosro begitu kuat. Tak salah kalu dibilang sebagai raja di raja

    the siap saji dalam kemasan dengan omset pada 2004 saja diperkirakan mencapai

    Rp.2triliun. (SWA,2009). Hal ini membuktikan Teh Botol Sosro sangat lekat di

    masyarakat sebagai teh siap minum dalam kemasan. Oleh karena itu Teh Botol Sosro

    telah berupaya melalui media televisi dengan menayangkan iklan-iklan unggulannya

    seperti : iklan televisi dengan slogan Apa Pun Makananya, Minumnya Teh Botol

    Sosro, begitulah slogan minuman Teh Botol Sosro yang begitu mendibenak konsumen.

    Slogan yang dipopulerkan PT. Sinar Sinar Sosro sejak 2002 ini menggantikan slogan

    sebelumnya Ahlinya Teh dirilis pada 1997.

    4.2 Gambaran Umum Responden4.2.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang jenis kelamin pelanggan

    kartu Teh Botol Sosro di kota Semarang dapat dilihat dalam tabel berikut :

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    3/13

    Tabel 1.1. Distribusi Jenis

    Kelamin Responden Penelitian

    No

    Jenis

    Kelamin

    Jumlah Persentase

    (%)

    1.

    2.

    Pria

    Wanita

    78

    42

    65,00

    35,00

    Jml 120 100

    Berdasarkan data pada tabel 1.1 di atas bahwa pelanggan Teh Botol Sosro

    ternyata yang terbanyak adalah pria sebesar 78 responden atau (65,00%),

    sedangkan paling sedikit adalah wanita sebanyak 42 orang atau (35%).

    4.2.2 Responden Berdasarkan UsiaBerdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang usia pelanggan Teh Botol

    Sosro di kota Semarang dapat dilihat dalam tabel berikut :

    Tabel 1.2. Distribusi Umur

    Responden Penelitian No

    Usia Jumlah Persentase

    (%)

    1.

    2.

    3.

    4.

    1525 tahun

    2635 tahun

    3645 tahun

    4655 tahun

    43

    37

    23

    17

    35,83

    30,83

    19,17

    14,17

    Jml 120 100

    Berdasarkan data pada tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa pelanggan Teh

    Botol Sosro di Kota Semarang yang terbesar adalah berusia 15-25 tahun yaitu

    sebesar 43 orang atau (35,83%), sedangkan yang paling sedikit berusia 46-55

    sebesar 17 responden atau (4,17%).

    4.2.3

    Responden Berdasarkan Uang Saku

    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang uang saku pelanggan Teh

    Botol Sosro di kota Semarang dapat dilihat dalam tabel berikut :

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    4/13

    Tabel 1.3. Distribusi

    Umur Responden

    Penelitian No

    Uang Saku per bulan Jumlah Persentase

    (%)

    1.

    2.

    3.

    4.

    Rp 200.000Rp 500.000

    Rp 500.000Rp 800.000

    Rp 800.000Rp 1.500.000

    > Rp 1.500.000

    33

    47

    23

    17

    27,5 %

    39,1 %

    19,2 %

    14,2 %

    Jml 120 100 %

    Berdasarkan data pada tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa pelanggan Teh

    Botol Sosro di Kota Semarang yang terbesar adalah yang memilki uang saku sekitar

    Rp 500.000 Rp 800.000 yaitu sebesar 47 orang atau (39,1%), sedangkan yang

    paling sedikit yang memiliki uang saku > Rp 1.500.000 sebesar 17 responden atau

    (14,2%).

    4.3 Analisis Data4.3.1 Analisis Data Deskriptif

    Gambaran dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu harga (X1),

    pelayanan (X2) dan kepuasan pelanggan Teh Botol Sosro (Y) di Kota Semarang dapat

    dilakukan dengan analisis deskriptif persentase berikut ini:

    a. Deskriptif Variabel HargaDalam rangka mengungkap variabel harga digunakan 8 butir pertanyaan dan

    diperoleh rata-rata skor sebesar 26,2 atau 81,8% dan termasuk kategori sangat murah.

    Ditinjau dari pernyataan masing-masing responden tentang harga Teh Botol Sosro di

    kota Semarang diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel berikut ini :

    Tabel 1.4 Distribusi Kategori Harga

    Skor Jawaban Kriteria f Persentase

    26,132,0 Sangat murah 84 70.00%

    20,126,0 Murah 36 30.00%

    14,120,0 Agak mahal 0 0.00%

    8,114,0 Sangat mahal 0 0.00%

    Jumlah 120 100%

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    5/13

    Berdasarkan tabel 1.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

    responden pelanggan Teh Botol Sosro menyatakan bahwa harga termasuk kategori

    sangat murah yaitu sebesar 70,00%. Sedangkan paling sedikit responden

    menyatakan bahawa harga Teh Botol Sosro murah yaitu sebesar 30,00%.

    b. Deskriptif Variabel PromosiDalam rangka mengungkap variabel pelayanan digunakan 12 butir

    pertanyaan. Berdasarkan jawaban responden terhadap keduabelas pertanyaan tersebut

    diperoleh rata-rata skor sebesar 38,4 atau (80,05%) dan termasuk kategori baik.

    Ditinjau dari pernyataan masing-masing responden tentang pelayanan Teh Botol

    Sosro di kota Semarang diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel berikut ini :

    T

    a

    b

    Tabel 1.5 Distribusi Kategori Promosi

    Berdasarkan gambar 1.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

    responden menyatakan bahwa promosi Teh Botol Sosro termasuk kategori sangat

    baik yaitu 76 orang atau (63,33%). Sedangkan paling sedikit dari reponden yang

    menyatakan bahwa promosi tidak baik sebesar 1 orang atau (0,83%).

    c. Deskriptif Variabel Keputusan PembelianBerdasarkan hasil penskoran angket pada indikator keandalan diperoleh rata-

    rata skor sebesar 6,3 atau (78,85%) dan termasuk kategori baik. Ditinjau dari

    pernyataan masing-masing responden diperoleh hasil seperti disajikan pada diagram

    batang berikut ini :

    T

    a

    Tabel 1.5 Distribusi Kategori Promosi

    Skor jawaban Kriteria f Persentase

    39,148,0 Sangat baik 76 63.33%

    30,139,0 Baik 35 29.17%

    21,130,0 Kurang baik 8 6.67%

    12,021,0 Tidak baik 1 0.83%

    Jumlah 120 100%

    Skor jawaban Kriteria f Persentase

    39,148,0 Sangat baik 76 63.33%

    30,139,0 Baik 35 29.17%

    21,130,0 Kurang baik 8 6.67%

    12,021,0 Tidak baik 1 0.83%

    Jumlah 120 100%

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    6/13

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    7/13

    Sesuai dengan Arikunto (1998:136) bahwa apabila r hitung > r tabel, maka

    dapat dikatakan bahwa suatu instrumen adalah valid. Dari hasil pengujian

    validitas pada tabel 9 dapat dilihat bahwa keseluruhan item variabel penelitianmempunyai r hitung > r table yaitu pada taraf signifikan 95% ( a =0,05) dan n =

    40 diperoleh r tabel = 0,312, maka dapat diketahui r hasil tiap-tiap item > 0,312

    sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variable penelitian adalah valid

    untuk digunakan sebagai instrument dalam penelitian atau pertanyaan-pertanyaan

    yang diajukan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.

    4.3.3 Analisis RegresiHipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh kualitas

    produk,harga,promosi, dan cuaca terhadap kepuasan pembelian pelanggan Teh Botol

    Sosro di kota Semarang. Guna pengujian secara statistik maka dirumuskan hipotesis

    nihil (Ho) Tidak ada pengaruh kualitas produk,harga,promosi, dan cuaca terhadap

    keputusan pembelian pelanggan Teh Botol Sosro di kota Semarang.

    Dalam rangka menguji hipotesis tersubut digunakan analisis regresi berganda.

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda dengan menggunakan program

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    8/13

    komputasi SPSS for windows release 11.0 diperoleh hasil seperti terangkum pada table

    berikut ini :

    a. Pengujian Secara Simultan (Uji F)Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan perhitungan analisis

    regresi berganda menggunakan program komputasi SPSS for Windows

    release 11.0 yang terangkum pada tabel 4.8. diperoleh nilai Fhitung

    = 57,373

    dengan harga signifikansi sebesar 0,000. Karena harga signifikansi kurang

    dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung

    yang diperoleh tersebut

    signifikan (terangkum pada lampiran 19), sehingga hipotesis nihil (Ho) yang

    diuji dalam penelitian ini yaitu Tidak ada pengaruh kualitas

    produk,harga,promosi, dan cuaca terhadap kepuasan pelanggan Teh Botol

    Sosro di kota Semarang ditolak. Sehingga hipotesis kerja (Ha) yang

    berbunyi Ada pengaruh kualitas produk,harga,promosi, dan cuaca terhadap

    kepuasan pelanggan Teh Botol Sosro di kota Semarang diterima.

    Derajat hubungan antara harga dan pelayanan secara bersama-sama

    atau secara simultan dengan kepuasaan pelanggan dapat diketahui dari harga

    korelasi secara simultan atau R. Berdasarkan hasil analisis dengan

    menggunakan program komputasi SPSS for Windows release 11.0 yang

    terangkum pada tabel 4.8 diperoleh harga koefisien korelasi secara simultan

    sebesar 0,704. Keberartian dari korelasi secara simultan ini diuji dengan uji F

    seperti pada uji keberartian persamaan regresi. Berdasarkan hasil pengujian

    Tabel 1.6. Ringkasan Analisis Regresi antara kualitas

    produk,harga,promosi, dan cuaca

    Nilai

    Konstanta

    Harga

    Pelayanan

    Fhitung

    R

    R2

    thitung

    variabel harga

    thitung

    variabel pelayanan

    r parsial harga

    r parsial pelayanan

    0,179

    0,202

    0,112

    57,373

    0,704

    0,495

    5,079

    5,881

    0,425

    0,478

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    9/13

    tersebut di mana menunjukkan bahwa Fhitung

    signifikan, maka dapat diartikan

    bahwa hubungan antara harga dan pelayanan dengan kepuasan pelanggan

    Teh Botol Sosro di Kota Semarang adalah signifikan.

    Besarnya pengaruh kualitas produk,harga,promosi, dan cuaca terhadapkepuasan pelanggan dapat diketahui dari harga koefisien determinasi

    simultan (R2

    ). Berdasarkan hasil analisis pada lampiran dan terangkum pada

    tabel 4.8. diperoleh koefisien determinasi atau R2

    sebesar 0,495. Dengan

    demikian menunjukkan bahwa harga dan pelayanan secara bersama-sama

    mempengaruhi dengan kepuasan pelanggan sebesar 49,5% dan sisanya yaitu

    50,5% dari kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

    dikaji dalam penelitian ini.

    b.

    Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

    Pengujian hipotesis secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji keberartian

    pengaruh dari masing-masing variabel bebas yaitu harga (X1), dan pelayanan

    (X2) terhadap variabel terikat kepuasan pelanggan (Y).

    1) Pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan

    Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 19 dan terangkum pada tabel

    4.8 di atas menunjukkan bahwa untuk variabel harga diperoleh koefisien

    regresi sebesar 0,202. Uji keberartian koefisien regresi dengan uji t diperoleh

    thitung = 5,079 dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi yangdiperoleh kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh

    tersebut signifikan, hal ini berarti bahwa variabel harga (X1) berpengaruh

    secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y).

    2) Pengaruh pelayanan terhadap kepuasan pelanggan

    Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 19 dan terangkum pada tabel

    4.8 di atas menunjukkan bahwa untuk variabel pelayanan diperoleh koefisien

    regresi sebesar 0,112.

    Uji keberartian koefisien regresi dengan uji t diperoleh thitung = 5,881 dengansignifikansi 0,000. Karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari

    0,05 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan, hal ini

    berarti bahwa variabel pelayanan (X2) berpengaruh secara signifikan

    terhadap kepuasan pelanggan (Y).

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    10/13

    Hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat

    dalam penelitian ini dapat diketahui dari harga koefisien korelasi secara parsial.

    Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program komputasi SPSS for

    Windows release 11 seperti terangkum pada tabel 4.8. diperoleh kofisien korelasi

    parsial antara harga dengan kepuasan pelanggan sebesar 0,425 dan kofisien

    korelasi parsial antara pelayanan dengan kepuasan pelanggan sebesar 0,478.

    Besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat

    diketahui dari besarnya koefisien determinasi secara parsial (r2

    ) dari masing-

    masing variabel tersebut. Dengan demikian besarnya pengaruh harga terhadap

    kepuasan pelanggan adalah 18,6% dan besarnya pengaruh promosi terhadap

    kepuasan pelanggan adalah 8,8%., kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan

    adalah 10,5 %, sedangkan cuaca terhadap kepuasan pelanggan adalah 23,8%

    .Hal ini berarti bahwa variabel cuaca memberikan pengaruh lebih besar terhadap

    kepuasan pelanggan dibandingkan variabel lainnya.

    4.3.4 Uji Asumsi KlasikUji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah penaksir dalam regresi

    merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik. Untuk memperoleh persamaan yang

    paling tepat digunakan parameter regresi yang dicari dengan metode kuadrat terkecil

    atau Ordinary Least Square (OLS). Metode regresi OLS akan dapat dijadikan alat

    estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan Best Linear Unbiased

    Estimation (BLUE). Oleh karena itu diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model

    yang telah diformulasikan, yang mencakup pengujian normalitas, multikolinieritas, dan

    heteroskedastisitas.

    a. Uji NormalitasUji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

    variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distribusi

    normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

    atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan

    melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan

    melihat histogram dari residualnya.Hasil perhitungan normalitas data pada lampiran menunjukkan bahwa

    penyebaran plot berada di sekitar dan sepanjang garis 45o

    ,dengan demikian

    menunjukkan bahwa data-data pada variabel penelitian berdistribusi normal.

    b. Uji Multikolinearitas

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    11/13

    Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah

    antara variabel independentyang terdapat dalam model memiliki hubungan yang

    sempurna. Menurut Algifari (2000:84), apabila hal ini terjadi berarti antara variabel

    bebas itu sendiri saling berkorelasi, sehingga dalam hal ini sulit diketahui variabel

    bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat. Salah satu cara untuk mendeteksi

    multikolinieritas dilakukan dengan mengorelasikan antar variabel bebas dan apabilakorelasinya tinggi yaitu lebih besar dari 0,8 maka antar variabel bebas tersebut

    terjadi multikolinieritas.

    Berdasarkan hasil uji multikolinieritas dengan melihat korelasi antara variabel

    bebas yaitu variabel harga dan pelayanan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,588.

    Dengan demikian koefisen korelasi antar variabel bebas dalam penelitian ini kurang

    dari 0,8, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak mengandung

    multikolinieritas.

    c. Uji HeteroskedastisitasPengujian terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan

    terhadap pola scatter plotyang dihasilkan melalui SPSS. Apabila pola scatter plot

    membentuk pola tertentu, maka model regresi memiliki gejala heteroskedastisitas.

    Munculnya gejala heteroskedastisitas menunjukkan bahwa penaksir dalam model

    regresi tidak efisien dalam sampel besar maupun kecil (Algifari, 2000: 85-88)

    Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for Windows

    release 11.0 diperoleh scatter plotyang tidak membentuk pola tertentu, maka model

    regresi tidak memiliki gejala heteroskedastisitas.

    4.3.5 PembahasanKepuasan atau ketidakpuasan pelanggan sangat tergantung dari kinerja aktual produk

    yang dirasakan oleh pelanggan setelah menggunakan produknya. Pada dasarnya kepuasan

    pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-

    kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan,

    sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan

    pelanggan.

    Berdasarkan hasil analisis data uji simultan, dapat diketahui bahwa variabel kualitas

    produk,harga,promosi, dan cuaca secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang

    signifikan terhadap tingkat kepuasan pelanggan Teh Botol Sosro di kota Semarang, hal

    tersebut dibuktikan dari uji pengaruh dengan menggunakan analisis regresi. Bentuk

    pengaruh kualitas produk,harga,promosi, dan cuaca kepuasan pelanggan tersebut dapat

    digambarkan dengan persamaan regresi yang diperoleh nilai koefisien regresi yang

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    12/13

    bertanda positif, hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh antara kualitas

    produk,harga,promosi, dan cuaca terhadap kepuasan pelanggan tersebut adalah pengaruh

    positif. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika variabel kualitas

    produk,harga,promosi, dan cuaca ditingkatkan masing-masing satu point, maka akan

    diikuti dengan meningkatnya kepuasan pelanggan dan sebaliknya jika variabel kualitas

    produk,harga,promosi, dan cuaca menurun masing-masing satu point, maka akan diikuti

    dengan menurunnya kepuasan pelanggan. Dengan demikian untuk menjamin kepuasan

    pelanggan, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan jasa komunikasi

    proXL melalui kartu prabayarnya tersebut adalah dengan menjamin harga agar tetap

    terjangkau oleh pelanggan dari seluruh kalangan konsumen dan menjamin kualitas

    pelayanan untuk tetap baik. Sebab kontribusi atau pengaruh harga dan pelayanan

    terhadap kepuasan pelanggan ini cukup besar. Hal tersebut sejalan dengan poendapat

    Rangkuti (2003:30) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh

    persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta

    bersifat situasi sesaat.Penetapan harga Teh Botol Sosro prabayar di kota Semarang termasuk dalam

    kategori murah. Hal ini dilihat dari keterjangkauan oleh para pelanggan Teh Botol Sosro

    dan Teh Botol Sosro sering memberikan promosi kepada pelanggan sehingga dengan

    demikian pelanggan akan merasa puas dengan Harga yang ditetapkan oleh proXL. Hal

    tersebut sejalan dengan pendapat Lupiyoadi (2001:88), para ekonom harus memberikan

    terminology consumer surplus untuk mengartikan perbedaan harga yang dibayar oleh

    konsumen dengan jumlah lebih dari yang tadinya akan dibayar oleh konsumen tersebut

    untuk mendapatkan manfaat (benefits) yang ditawarkan produk tersebut. Bila perceived

    costyang dimiliki suatu produk melebihi perceived benefits yang ada, maka yang terjadi

    adalah bahwa produk tersebut memiliki negative value. Sebaliknya jika perceivedbenefits yang lebih berat maka yang terjadi produk tersebut adalah positive value Jadi

    apabila perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan manfaat produk yang baik

    maka pelanggan akan merasa puas.

  • 7/30/2019 RBT Hasil Dan Pembahasan Teh Botol Sosro

    13/13

    BAB V

    PENUTUP

    5.1KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut disampaikan kesimpulan:

    1. Dari hasil analisis didapatkan bahwa variabel faktor kualitas produk,harga,promosi dan

    cuaca secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan (bermakna)terhadap keputusan pembelian produk Teh Botol Sosro.

    2. Variabelpsikologis mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk

    Teh Botol Sosro

    5.2 Saran

    Dari hasil penelitian, analisis dan kesimpulan di atas, berikut beberapa saran yang dapat

    disampaikan:

    1. Mengingat keberadaan Teh Botol Sosro mudah didapat, harga terjangkau, iklan, dan

    kandungan gizi hendaknya kondisi tetap terjaga agar konsumen tidak berpindah ke merek

    lain. Dengan demikian saluran distribusi perlu di jaga.

    2. Karena pengaruh faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi dan pengetahuanmenjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian pada produk

    mie instant merek Sedaap, maka perusahaan (produsen mie instan merek Sedaap) lebih

    hati-hati karena dari konsumen yang diteliti yaitu mahasiswa terlihat keputusan beli

    mereka tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain, daya beli sedang dan kebanyakan

    belum berpenghasilan sehingga faktor perimbangan harga dan kualitas menjadi

    pertimbangan tersendiri

    3. Dari besarnya nilai koefisien determinasi maupun kontribusi yang diberikan oleh faktor

    perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa masih diperlukan

    adanya penelitian lanjutan bagi peneliti lain untuk meneliti variabel lain yang tidakdimasukkan dalam penelitian ini, karena munculnya sebuah perilaku pembelian

    konsumen merupakan akibat dari banyak faktor antara lain marketing mix (produk, harga,

    promosi dan distribusi), situasional (lingkungan sosial, lingkungan fisik, dampak

    sementara, dan keadaan sebelumnya).