RAWAN DAN TULANG

23
36 RAWAN DAN TULANG Adnan Biologi, FMIPA UNM, 2010 Secara umum jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan (rawan) dan tulang sejati (tulang). Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat khusus, dan seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabur, dan subtansi dasar. Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi intersel atau matriks. Seperti jaringan ikat lain, rawan berkembang dari jaringan mesenkim yang diturunkan dari mesoderem embrional. Tulang rawan memiliki beberapa sifat yaitu (i) matriks ekstra selnya padat, (ii) sel-selnya disebut kondrosit, terdapat di dalam rongga-rongga yang disebut lakuna, (iii) bersifat avaskuler, tidak mempunyai serabut saraf, dan pembuluh limfe. Pada kehidupan pasca natal, jaringan rawan hanya ditemukan pada dua jenis tempat dan tidak bertumbuh lagi yaitu (i) tulang rawan ekstrakletal misalnya pada tulang rawan periode prenatal umumnya bersifat sementara saja dan akan diganti oleh tulang, namun pembentukannya merupakan tahapan menentukan dalam perkembangan tulang panjang. A. FUNGSI RAWAN 1.1. Menyokong jaringan lunak 1.2. Mempermudah gerakan tulang. Hal ini dapat berlangsung sebab permukaan rawan halus sehingga memberikan suatu daerah pergeseran yang baik bagi persendian. 1.3. Untuk pertumbuhan tulang panjang sebelum dan setelah lahir. 1.4. Sebagai kerangka pada embrio dan pada individu dewasa B. KOMPOSISI

description

36RAWAN DAN TULANG Adnan Biologi, FMIPA UNM, 2010 Secara umum jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan (rawan) dan tulang sejati (tulang). Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat khusus, dan seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabur, dan subtansi dasar. Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi intersel atau matriks. Seperti jaringan ikat lain, rawan berkembang dari jaringan mesenkim yang diturunkan dari mesoderem embrional

Transcript of RAWAN DAN TULANG

Page 1: RAWAN DAN TULANG

36

RAWAN DAN TULANG

Adnan

Biologi, FMIPA UNM, 2010

Secara umum jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan

(rawan) dan tulang sejati (tulang). Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat

khusus, dan seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabur, dan

subtansi dasar. Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi

intersel atau matriks. Seperti jaringan ikat lain, rawan berkembang dari jaringan

mesenkim yang diturunkan dari mesoderem embrional.

Tulang rawan memiliki beberapa sifat yaitu (i) matriks ekstra selnya padat,

(ii) sel-selnya disebut kondrosit, terdapat di dalam rongga-rongga yang disebut

lakuna, (iii) bersifat avaskuler, tidak mempunyai serabut saraf, dan pembuluh limfe.

Pada kehidupan pasca natal, jaringan rawan hanya ditemukan pada dua jenis tempat

dan tidak bertumbuh lagi yaitu (i) tulang rawan ekstrakletal misalnya pada tulang

rawan periode prenatal umumnya bersifat sementara saja dan akan diganti oleh

tulang, namun pembentukannya merupakan tahapan menentukan dalam

perkembangan tulang panjang.

A. FUNGSI RAWAN 1.1. Menyokong jaringan lunak

1.2. Mempermudah gerakan tulang. Hal ini dapat berlangsung sebab

permukaan rawan halus sehingga memberikan suatu daerah pergeseran

yang baik bagi persendian.

1.3. Untuk pertumbuhan tulang panjang sebelum dan setelah lahir.

1.4. Sebagai kerangka pada embrio dan pada individu dewasa

B. KOMPOSISI

Page 2: RAWAN DAN TULANG

37

37

Tulang rawan terdiri atas dua komponen utama yaitu komponen seluler dan

komponen non-seluler atau bahan intrasel (matriks rawan).

Komponen-komponen seluler berupa kondrosit yang terdapat di dalam suatu

rongga yang disebut lacuna. Kondrosit mensintesa dan mempertahankan matriks

rawan. Matriks mengandung serabut yang terdiri atas serabut kolagen dan serabut

elastin serta air dengan perbandingan yang cukup tinggi (sampai 70%) membentuk

dasar sifat penyokong dari tulang rawan. Variasi dalam kadar dan jenis serabut

kolagen dan elastik menentukan jenis tulang rawan.

C. NUTRISI Tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan

pembuluh saraf. Karena tidak mengandung pembuluh darah, maka makanannya harus

mencapai sel-sel melalui diffusi dari kapiler dalam jaringan penyambung di dekatnya

atau melalui cairan sinovial dari cavum sendi.

D. HISTOGENESIS Tulang rawan berasal dari sel-sel mesenkim (gambar 1). Perubahan pertama

yang dapat diamati adalah sel-sel mesenkim menjadi bulat dengan cara manarik

juluran sitoplasmanya dan dengan cepat berfloriferasi membentuk kumpulan sel-sel

yang rapat. Sel-sel yang didapat dari hasil differensiasi langsung sel-sel mesenkim

ini disebut kondroblas, mempunyai sitoplasma basofilik yang banyak mengandung

ribosom. Sintesis dan pengumpulan matriks menyebabkan kondroblas terpisah satu

sama lain. Differensiasi tulang rawan terjadi dari bagian tengah ke luar. Oleh sebab

itu sel-sel yang terdapat di tengah memiliki ciri-ciri kondrosit, sedangkan bagian tepi

merupakan kondroblas yang khas.

Page 3: RAWAN DAN TULANG

38

38

Gambar 1. Histogenesis rawan

E. PERTUMBUHAN TULANG RAWAN Pertumbuhan secara interstitial terjadi pada tulang rawan yang relatif muda

dan lunak sehingga memungkinkan pengembangan dari dalam. Pertumbuhan ini

disebabkan oleh pembelahan mitosis kondrosit yang sudah ada yang diikuti dengan

penambahan matriks rawan yang ada, sehingga sel-sel rawan letaknya menjadi

berjauhan. Cara ini berlangsung pada rawan muda dan relatif lama.

Pertumbuhan aposisi merupakan suatu proses penambahan lapisan rawan

pada permukaannya akibat aktivitas lapisan dalam perikondrium, yaitu pembungkus

fibrosa sekeliling tulang rawan. Pertumbuhan ini disebabkan oleh differensiasi sel-sel

perikondrium perifer. Pertumbuhan rawan berlangsung pada permukaan rawan yang

sudah ada. Berlangsung pada rawan yang sudah tua dan relatif tidak lama. Pada

pertumbuhan secara aposisi. Sel-sel fibroblas pada bagian perifer perikondrium

berubah menjadi kondroblas dan kemudian menjadi kondrosit. Kondrosit di sini juga

mensintesis matriks tulang rawan seperti pada pertumbuhan intertitial. Pada kedua

cara pertumbuhan tersebut kondrosit yang baru dibentuk mensintesis serabut kolagen

dan glikosaminoglikan yang amorf. Pertumbuhan interstitial hanya berlangsung pada

awal pembentukan tulang rawan dan ketika ia meningkatkan massa jaringan dengan

Page 4: RAWAN DAN TULANG

39

39

memperbanyak matriks tulang rawan dari dalam. Ketika matriks menjadi keras,

tulang rawan hanya tumbuh secara aposisi. Sel perikondrium di dekat tulang rawan

berploriferasi dan berdifferensiasi menjadi kondroblas yang kemudian menjadi

kondrosit dalam tulang rawan yang sudah ada (gambar 2).

Gambar 2. Pertumbuhan rawan secara aposisi

F. PERIKARDIUM Semua tulang rawan hialin dilapisi oleh suatu lapisan jaringan penyambung

padat yang disebut perikondrium yang penting bagi pertumbuhan dan pemeliharaan

tulang rawan kecuali pada kartilago artikularis persendian (rawan persendian).

Perikondrium mengandung serabut kolagen dan sel-sel yang menyerupai fibroblas

yang diduga sebagai kondrogenik atau sel-sel mesenkim yang belum berdifferensiasi

dan dapat berdifferensiasi menjadi kondroblas (gambar 2).

G. JENIS-JENIS TULANG RAWAN

Page 5: RAWAN DAN TULANG

40

40

Berdasarkan perbedaan jenis dan jumlah serabut yang terdapat di dalam

matriknya, dikenal tiga macam rawan, yaitu :

a. Rawan hialin; matriksnya mengandung serabut kolagen dalam jumlah

moderat.

b. Rawan elastik; matriksnya mengandung serabut kolagen dan sejumlah

besar serabut elastik.

c. Rawan serabut atau fibrosa (Fibrokartilago) : mengandung matriks

yang umumnya dibentuk oleh suatu jalinan jala-jala serabut kolagen

kasar.

1. Rawan Hialin

Tulang rawan hialin merupakan jenis yang paling umum dijumpai. Di dalam

keadan segar berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya. Pada embrio

berfungsi sebagai rangka sementara sampai ia digantikan secara berangsur-angsur

oleh tulang. Diantara diafisis yang sedang tumbuh “discus efiseal” rawan hialin

bertanggungjawab untuk pertumbuhan longituginal dari tulang.

Serabut-serabut kolagen tersebar diseluruh jaringan dalam bentuk anyaman

halus dan rapat. Sel-sel rawan disebut kondrosit dan yang mudah disebut kondroblas

dalam sitoplasma kondrosit, terdapat butir-butir lemak dan glikogen. Tulang rawan

hialin terdapat dalam lempengan tertentu membentuk kelompok sel isogen atau cell

nest (gambar 3). Pada bagian perifer terdapat perikondrium longgar dan pada bagian

dalam terdapat perikondrium padat. Kondrosit terdapat dalam lacuna. Dinding lacuna

disebut kapsul yang tidak lain adalah matriks rawan yang sangat muda. Matriks di

sekitar kapsula disebut matriks rawan teritorium yang banyak mengandung

kondromukoid. Kondromukoid tidak lain sebagai kompleks protein karbohidrat.

Matriks rawan sisanya disebut daerah interteritorium. Pada rawan hialin, endapan

kalsium terjadi pada kehidupan yang sangat dini.

Empat puluh persen berat kering tulang rawan terdiri atas kolagen yang

terdapat di dalam zat amorf intersel. Glikosaminoglikan merupakan komponen utama

Page 6: RAWAN DAN TULANG

41

41

matriks rawan. Terdiri atas dua golongan utama yaitu asam hialuronat. Suatu

polisakarida tidak bercabang yang panjang dan proteoglikan yang terdiri atas suatu

inti protein dari inti ini tersebar banyak mukopolisakarida fosfat (Kondrotin 4- sulfat),

kondrotin 6 – sulfat dan keratin sulfat) pendek dan tidak bercabang.

Tulang rawan hialin dapat dijumpai pada dinding saluran pernapasan, ujung-

ujung ventral dari rusuk dan persendian ada tulang.

Gambar 3. Rawan Hialin

2. Tulang rawan Elastik

Pada dasarnya tulang rawan elastik identik dengan tulang rawan hialin kecuali

bahwa disamping serabut kologen, ia mengandung banyak jala-jala serabut elastik

halus. Dalam keadaan segar berwarna kekuning-kuningan disebabkan oleh adanya

elastin di dalam serabut elastik tersebut. Seperti pada tulang rawan hialin, tulang

rawan elastik memiliki perikondrium dan pertumbuhannya terutama berlangsung

secara oposisi dan jarang terjadi proses kalsifikasi (pengendapan garam-garam kapur)

seperti sering terjadi pada rawan hialin. Rawan elastik dapat dijumpai pada daun

Page 7: RAWAN DAN TULANG

42

42

teliga, dinding kanalis auditorius eksternal, tuba auditorius (saluran eustachius),

epiglottis dan beberapa tulang rawan larinks (gambar 4).

Gambar 4. Rawan elastik

3. Tulang Rawan Serabut

Tulang rawan serabut adalah suatu jaringan dengan sifat-sifat pertengahan

diantara sifat jaringan penyambung padat dan tulang rawan hialin. Ia ditemukan di

dalam discus intervertebralis, pada perlekatan ligamen tertentu ke tulang dan di dalam

simfisis pubis. Fibrokartilago selalu berhubungan dengan jaring penyambung padat

dan daerah perbatasan diantara kedua jaringan ini tidak jelas, tetapi memperlihatkan

suatu peralihan secara berangsur-angsur.

Page 8: RAWAN DAN TULANG

43

43

Fibrokartilago tidak memiliki perikondrium, serabut kolagen banyak sekali

sehingga matriks rawan menjadi sangat sedikit, mengandung kondrosit yang mirip

dengan kondrosit tulang rawan hialin baik tunggal maupun dalam kelompok isogen

kecil. Jumlah sel rawan sedikit dan jauh lebih kecil dibandingkan dengan sel rawan

biasa. Umumnya terdapat di tempat-tempat yang sering mengalami tarikan, dan

susunan serabutnya sejajar dengan arah tarikan tersebut (gambar 5)

Gambar 5. Rawan serabut

Page 9: RAWAN DAN TULANG

44

44

TULANG A. FUNGSI TULANG

Tulang merupakan jaringan terkeras dalam tubuh manusia yang berfungsi :

i. Menyusun kerangka tubuh manusia.

ii. Menyokong struktur-struktur berdaging.

iii. Melindungi sistem tuas yang melipat gandakan kekuatan

selama kontraksi otot rangka dan mengubahnya menjadi

gerakan tubuh.

B. KOMPOSISI

Tulang terdiri atas komponen seluler dan komponen interseluler (matriks).

Komponen seluler terdiri atas osteoprogenitor, osteoblast, osteosit dan osteoklas.

Matriks tulang terdiri atas bahan-bahan anorganik serta zat dasar yang amorf.

1. Osteoprogenitor

Merupakan sel yang belum berdiffrensiasi, serupa dengan fibroblas. Sel-sel

tersebut memiliki kemampuan yang tinggi untuk bermitosis. Umumnya terdapat pada

embrio selama pembentukan tulang, dan pada tulang dewasa terdapat pada

periosteum. Selain itu ia dijumpai di dekat semua permukaan bebas tulang seperti

periosteum, endosteum, batas kanalis Havers, dan trabekel tulang rawan yang

berdegenerasi karena bertumbuhnya lempeng epifisis.

Page 10: RAWAN DAN TULANG

45

45

2. Osteoblas

Osteoblas terdapat pada permukaan tulang (gambar 1) dan berfungsi antara

lain :

a. Membuat tulang.

b. Mensintesis komponen-komponen matriks tulang (kolagen dan glikoprotein).

Ada dua bentuk osteoblas, tergantung pada aktivitas metabolismenya, yaitu :

a. Kuboid : Bila aktif mensintesis matriks.

b. Gepeng : Bila kegiatan sintesis matriks menurun.

Selama sintesis matriks tulang, retikulum endoplasma dan badan golgi

berkembang dengan baik, inti bulat dan besar, memiliki kromatin halus yang tersebar.

Matriks yang baru disintesis belum mengalami kalsifikasi terletak di dekat osteoblas

dan disebut osteoid (gambar 1).

Gambar 1. Stadium lanjut osifikasi intra membran

Page 11: RAWAN DAN TULANG

46

46

3. Osteosit (sel tulang)

Osteosit adalah sel matur yang ditemukan terbungkus di dalam lapisan

matriks tulang yang telah mengalami mineralisasi. Berbeda dengan kondrosit, osteosit

memiliki banyak juluran-juluran sitoplasma yang berhubungan satu sama lain. Dalam

matriks tulang, osteosit terdapat dalam lacuna, sedangkan juluran-juluran sitoplasma

(filopodia) terdapat dalam saluran-saluran halus yang disebut kenakuli (gambar 2).

Osteosit berbentuk agak pipih, retikulum endoplasma kasar dan badan golgi lebih

sedikit, kromatin inti lebih padat.

Gambar 2. Skema dua buah osteosit dan sebahagian sistem Havers

Uluran-uluran sitoplasma di dalam kenakuli saling berhubungan, sehingga

memungkinkan terjadinya aliran ion dan molekul-molekul kecil antar sel (misalnya

hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tulang). Dengan demikian

Page 12: RAWAN DAN TULANG

47

47

pertukaran antara osteosit dengan kapiler darah tergantung pada hubungan seluler

melalui kenakuli. Kenakuli menghubungkan antara :

1. Sel osteosit yang satu dengan sel osteosit tetangganya.

2. Sel osteosit dengan permukaan luar dan permukaan dalam tulang.

3. Sel osteosit dengan kapiler darah.

Osteosit berfungsi memelihara matriks tulang dan membebaskan kalsium dari

matriks tulang bila kadar kalsium meningkat.

4. Osteoklas

Osteoklas merupakan sel yang motil besar (giant cell) dan berinti banyak (gambar 1),

biasanya 6 – 50 buah. Osteoklas biasanya terdapat pada permukaan matriks atau pada

permukaan tulang yang dirombak di dalam lacuna yang disebtu lakuna Howship.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa osteoklas dibentuk dari persatuan monosit

berinti tunggi yang berasal dari darah. Osteoklas mengandung banyak lisosom, mereka

mensekresikan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang menyerang matriks tulang dan

melepaskan zat dasar yang mengalami klasifikasi.

Osteoklas berfungsi untuk merombak tulang yang telah jadi dan aktif dan pembersih

debris yang terbentuk selama responsi tulang. Adapun proses reabsorbsi tulang berlangsung

dengan cara :

1. Dekalsifikasi oleh asam organik yang menumpuk di bawah tepian juluran osteoklas.

2. Perencanaan ekstra sel oleh asam hidrolase yang diproduksi dan dilepaskan melalui

proses eksositosis.

C. Substansi interseluler (Matriks tulang)

Di antara empat jaringan dasar, tulang merupakan jaringan yang paling keras.

Matriks tulang terdiri atas garam-garam anorganik dan bahan-bahan organik

1. Bahan anorganik (kurang lebih 50%) berat kering matrik tulang, terdiri atas:

a. Kalsium dan fosfor dalam jumlah yang sangat banyak

b. Bikarbonat

Page 13: RAWAN DAN TULANG

48

48

c. Magnesium, kalsium dan natrium

d. Kalsium sitrat

e. Ion magnesium

Kalsium dan fosfor membentuk kristal hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(HO)2) yang

berbentuk jarum disamping serabut kolagen.

2. Bahan organik terdiri atas:

a. Serabut kolagen (kurang lebih 95 %)

b. Osteonektin yaitu protein non kolagen yang berfungsi menghubungklan kolagen

dengan mineral tulang

c. Osteokalsin yaitu protein non kolagen yang mengikat kalsium

d. Zat dasar yang amorf yang mengandung glukosaminoglikan seperti keratin sulfat,

kondroitin sulfat dan asam hialuronat.

Matriks tulang bersifat fibriller; serabut kolagen dio dalam tulang disebut

osteokolagen yang membentuk keping tulang atau lamella tulang

D. Peristeum dan Endosteum

Periosteum merupanan suatu lapisan jaringan penyambung padat, terdapat

pada permukaan luar tulang. Pada bagia luar, komponen serabut lebih banyak

dibandingkan komponen luar, komponen serabut lebih banyak dibandingkan

komponen selulernya. Pada bagian dalam komponen selulernya lebih banyak

dibandingkan komponenn serabutnya, dan vaskuler. Serabut kolagen periosteum yang

menembus matriks tulang dan mengikatkan periosteum ke tulang disebut Sharpey.

Sel-sel periosteum secara morfologi mirip fibrioblas, dapat berproliferasi secara

mitosis dan berdifferensiasi menjadi osteoblas.

Endosteum memiliki komponen yang mirip periosteum, hanya lebih tipis dan

tidak menunjukkan adanya dua lapisan yang jelas seperti pada periosteum.

Page 14: RAWAN DAN TULANG

49

49

Gambar 3. Diagram sebagian tulang kompak

E. Jens-jenis jaringan tulang.

Jenis-jenis tulang dapat dibagi berdasarkan:

a. konstruksinya

b. histologinya

c. bentuknya

d. menurut cara pembentukannnya

1. Menurut konstruksinya, tulang dikelompokkan menjadi:

a. tulang bunga karang

b. tulang kompak

Page 15: RAWAN DAN TULANG

50

50

1.1. Tulang Bunga Karang

Terdiri atas keping-keping tulang yang disebut trabekula tulang, bentuk dan

ukurannya bermacam-macam dan memiliki banyak rongga yang saling berhubungan dengan

susunan yang tidak teratur. Pada penampang melintang terlihat bahwa diantara lamella-

lamella tulang terdapat osteosit. Rongga-rongga trabekula tulang diisi oleh sumsum tulang,

terutama sumsum tulang merah

Gambar 4. Tulang bunga karang

1.2. Tulang Kompak

Memiliki susunan yang teratur dimana lamella tulang tersusun konsentri

mengelilingi saluran Havers yang arahnya selalu menurut kepanjangan tulang.

Lamella tulang terdiri atas (i) lamella sirkumfrensial luar, (ii) lamella sirkufrensial

dalam (iii) lamella interstisial, dan (iv) lamella konsentris.

Lamella sirkumfrensial luar terletak pada bagian di bawah periosteum,

sedangkan lamella sirkumfrensial dalam terdapat diatas endosteum. Kedua lamella

medulla sebagai pusat lamella sirkumfrensial luar memiliki lamella yang lebih

banyak dibandingkan dengan lamella sirkumfrensial dalam.

Lamella interstisial merupakan lamella yang terdapat diantara lamella

konsentris dan berada diantara kedua lamella sirkumfrensial. Lamella ini berjalan

sejajar berbentuk segi tiga dan kadang-kadang tidak teratur. Ia merupakan sisa-sisa

Page 16: RAWAN DAN TULANG

51

51

lamella yang ditinggalkan oleh sistem havers yang dirusak selama pertumbuhan

tulang.

Lamella konsentris dibentuk oleh serabut kolagen yang tersusun

konsentris/sejajar mengelilingi suatu saluran yang disebut saluran Havers. Saluran

Havers dan lamella yang tersusun konsentris disebut sistem Havers. Di dalam saluran

havers terdapat:

a. pembuluh darah

b. pembuluh syaraf

c. pembuluh limfe

d. jaringan ikat

Sistem havers terdiri atas:

a. Saluran sentral (Havers)

b. Havers dikelilingi oleh 4-20 lamella yang tersusun konsentris

c. Saluran sentral dilapisi oleh endosteum. Di dalamnya terdapa: pembuluh

darah, pembuluh syaraf, pembuluh limfe dan jaringan ikat

d. Saluran havers berhubungan dengan rongga sumsum, periosteum & saluran

havers lain melalui saluran volkman

Di dalam diafisis. Lamella-lamella memperlihatkan suatu susunan khas.

Terdiri atas sistem havers. Sistem sirkumferensial luar dan dalam dan sistem

intermediat. Setiap sistem havers merupakan suatu serabut yang panjang, sering

bercabang dua dan sejajar dengan diafisis.

Sel ini penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang. oleh sebab itu

bersifat osteogenik. Sifat osteogenik periosteum berlangsung secara aposis dan tidak

pernah secara interstitial. Dalam periosteum terdapat pembuluh darah. Pembuluh

syaraf dan limfe (pada rawan tidak ada)

Saluran havers dihubungkan dengan permukaan sebelah dalam dan sebelah luar

oleh saluran Volkman. Saluran ini tidak dikelilingi oleh lamella tulang. Saluran ini

melewatkan pembuluh darah, pembuluh syaraf pembuluh limfe dan jaringan ikat

2. Secara histologi tulang dibedakan atas dua jenis, yaitu:

Page 17: RAWAN DAN TULANG

52

52

a. Tulang primer = tulang immatur = woven

b. Tulang sekunder = tulang matur = lamellar

Kedua tulang tersebut memiliki komponen struktural yang, namun dalam

beberapa hal terdapat perbedaan antara lain:

a. Pada tulang primer berkas kolagen tersusun acak, sedangkan pada tulang

sekunder tersusun teratur membentuk lamella tulang yang sejajar satu sama

lain dan tersusun konsentris di sekitar saluran vaskuler.

b. Pada tulang primer kandungan mineral sedikit, sedangkan pada tulang

sekunder banyak

c. Pada tulang primer osteosit banyak, sedangkan pada tulang sekunder sedikit

Tulang primer dijumpai dalam pembentukan setiap tulang, bersifat temporer,

dan pada orang dewasa digantikan dengan jaringan tulang sekunder kecuali dekat

sutura pipih tengkorak, dan dalam insersi beberapa tendon.

Sistem sirkumferensial luar dan dalam terletak di sekitar rongga sumsum tepat

di bawah periosteum dengan lamella-lamella yang tersebar secara sirkuler. Sistem

sirkumferensial luar meliliki lamaella yang banyak dibandingkan dengan sitem

sirkumferensial dalam. Di antara sistem sirkumferensial terdapat banyak havers dan

diantara mereka ada kelompok lamella berbentuk segitiga atau tidak teratur yang

disebut sistem intermediet

3. Menurut bentuknya, tulang terdiri atas:

- Tulang pipa (tulang panjang)

- Tulang pendek (tulang irreguler)

- Tulang pipih

1) Tulang pipa memiliki bagian:

a. Epiphyse : Berupa bonggol, terdapat sepasang, berupa tulang

bunga karang yang dilapisi tulang kompak tipis

b. Diaphyse : Merupakan bagian tengah dari tulang, berisi sum-sum

kering, dibangun oleh tulang kompak yang dilapisi periasten

Page 18: RAWAN DAN TULANG

53

53

c. Rawan epiphyseal : Terdapat di antara epiphyse, diaphyse, berupa

keping rawan, hanya terdapat pada tulang yang masih dapat tumbuh.

Contoh : femur, humerus, radius dan ulna

2) Tulang pipa memiliki bagian:

Bila dipotong maka terlihat bahwa pada :

a. Bagan dalam diangun oleh tulang bunga karang

b. Bagian luara terdiri dari tulang kompak yang tipis yang membungkus tulang

bunga karang Contoh:

- Tulang-tulang karpalis

- Tulang-tulang tarsalis

- Tulang-tulang phalangs

c. Tulang-tulang pipih

- Bagian tengah berupa tulang bunga karang

- Bagian luar berupa tulang kompak yang tipis Contoh :

- Tulang rusuk

- Tulang tengkorak

4. Menurut cara pembentukannnya

a. Tulang-tulang yang dibentuk secara langsung

- Dibentuk dengan osifikasi inter membran. Biasanya disebut sebagai

tulang-tulang dermal atau tulang membran

- Proses penulangan belangsung secara:

Jaringan ikat (mesenkim) → proses osifikasi → tulang dermal

b. Tulang-tulang dibentuk secara endokondral

- Proses penulangan belangsung:

Mesenkim → rawan → tulang

- Proses yang membangun tubuh dibentuk dengan cara esifikasi

endokondral

c. Tulang-tulang heterotrofik

Page 19: RAWAN DAN TULANG

54

54

- Merupakan tulang-tulang yang dibentuk d luar sistem tulang, prosesnya

disebut penulangan etopik:

Contoh: - dionding jantung

- Sklera mata, penis dll.

F. Histogenesis

Sebelum membahas mengenai histogenesis tulang, ada beberapa ciri tertentu

yang harus dipertimbangkan (Lesson, Lesson, dan Paparo., 1987), yaitu:

1. Adanya sistem kenalikuli, yaitu saluran-saluran halus yang

memungkinkan pertukaran metabolit antara aliran darah dengan sel-sel

tulang.

2. Adanya sistem vaskuler interen yang terdapat di dalam saluran Havers

dan Volkmann.

3. Adanya unsur anorganik di dalam matriks yang mencegah pertumbuhan

dari dalam, akibatnya tulang hanya tumbuh secara aposisional.

4. Sifat arsitektur tulang yang non statis. Tulang dirusak setempat dan

dientuk kembali secara berulang kali. Jadi terdapat proses rekonstrksi

yang berkelanjutan

Histogenesis berlangsung melalui osifikasi intramembran dan osifikasi

endokondral atau intrakartilago.

5. Osifikasi intra membran.

Tempat berlansungnya : OS. Frontalis, farietalis, tulang tengkorak, os.

Oksipitalis, temporalis, madibula, maksila.

Fungsi : Pertumbuhan dan penebalan tulang pendek.

Page 20: RAWAN DAN TULANG

55

55

Proses : - Osifikasi dimulai pada pusat osifikasi primer di dalam

jaringan peyambung.

- Sel-sel mesenkim :

- Menggelembung dan berubah menjadi osteoblas

- Osteoblas mensintesis dan menggetahkan maxailes tulang muda

(osteosid) ke dalam subtansi interseluler yang kaya akan serabut

kolagen.

- Selanjutnya terjadi vaskularisasi yang membawa garam-garam

kapur (kalsium fosfat) dll.

- Akhirnya terjadi pengendapan garam-garam kapur hingga

subtansi interseluler mengeras dan osteoblas terkurung dan

menjadi osteosit.

6. Osifikasi endokondral

Bertanggung jawab untuk pembentukan tulang pendek dan tulang panjang.

Berlangsung pada tempat tulang hialin yang awalnya merupakan suatu

model. Terdiri atas dua proses:

a. Hipertropi dan destrulesi kondrosit model tulang sehingga menghasilkan

lacuna-lakuna yang meluas dan dipisahkan oleh septum matriks tulang rawan

yang mengalami kalsifikasi.

b. Suatu tunas ostegenik yang terdiri atas prekusor osteogenik dan kapiler darah

menembus ke dalam ruang-ruang yang ditinggalkan oleh kondrosit yang

mengalami degenerasi.

Jadi osifikasi endokondral merupakan pembentukan tulng yang diawali

dengan pembentukan model tulang rawan. Osifikasi ini terjadi pada proses

pemnbentukan tulang pendek dan tulang panjang. Pertumbuhan tulang rawan dimulai

dari sel mesenkim yang berdifferensiasi menjadi kondroblas, kemudain membentuk

tulang rawan melalui pertumbuhan secara interstisial dan oposisional, sehingga

terbentuk model tulang rawan.

Page 21: RAWAN DAN TULANG

56

56

Sementara model terus bertumbuh, kondrosiut pada bagian tengah mengalami

hipertrofi menjadi matang dan pada tahap ini terjadi proses klasifikasi, bagian

tersebut mulai diganti dengan tulang, pada pericardium, pada saat bersamaan sel-

selnya mulai berdifferensiasi manjadi osteoblas dan mulai meletakkan lapisan tipis

matriks tulang mengelilingi model. Perikondrium sekarang berubah menjadi

periosteum, dan dengan bertambahnya vaskularisasi, periosteum ini terus

berkembang.

Kapiler perioteal bersama sel-sel osteogenik akan menyusup ke dalam bagian

tengah model tulang rawan yang sudah mengalami klasifikasi dan membentuk

bangunan yang disebut kuncup periosteum yang mengawali terbentuknya pusat

osifikasi primer yang pada akhirnya akan mengganti sebagian besar model tulang

rawan. Prose tersebut pad akhirnya akan membentuk tulang rawan. Proses tersebut

pada akhirnya akan membentuk tulang buang karang dengan model tulang rawan

yang telah mengalami klasifikasi dalam trabekelnya. Akhirnya pada bagian pusat

tulang bunga karang pada bagian tengah model mengalami reabsorbsi dan

terbentuklah medulla yang dikelilingi oleh korteks. Bagian medulla diisi oleh sel-sel

hematopoietik multipoten yang nantinya berkembang menjadi jaringan myeloid.

Dalam pertumbuhan tulang ini terbentuk tulang bagian tengah yang terbentuk

batang dan disebut diafisis, dan di sini tetap terjadi pertumbuhan tulang secara

osifikasi primer (osifikasi dan diafisis), sedngakn pada ujungnya yang masih berupa

tulang rawan disebut efifisis dan pertumbuhan tulang pada bagian ini berlangsung

secara osifikasi sekunder.

Epifisis yang pada mulanya terdiri dari odel tulang rawan akan berubah

menjadi tulang bunga karang dengan meninggalkan tulang rawan pada (i) kartilago

artikulasio, yaitu tulang rawan yang menutupi tulang pada permukaan persendian,

dan tetap tinggal sampai dewasa dan tidak ikut dalam proses pembentukan tulang (ii)

lempeng epifisis yaitu tulang rawan yang terletak melintang membatasi epifisis

dengan diafisis dan berfungsi untuk memungkinkan pertumbuhan tualng samapi

bentuk dewasa tercapai (pertumbuhan secara longituginal).

Page 22: RAWAN DAN TULANG

57

57

Page 23: RAWAN DAN TULANG

58

58