Rapat Umum Pemegang Saham
Click here to load reader
Transcript of Rapat Umum Pemegang Saham
![Page 1: Rapat Umum Pemegang Saham](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100507/5571fb6f497959916994df2a/html5/thumbnails/1.jpg)
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
Menurut UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dimaksud dengan Rapat
Umum Pemegang Saham, yang biasa disebut RUPS, adalah Organ Perseroan yang
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam
batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.
Jadi dalam suatu Perseroan Terbatas (PT) Rapat Umum Pemegang Saham mempunyai
wewenang khusus dan tertinggi yang memberikan kewenangan bagi para pemegang
sahamnya untuk memutuskan hal-hal penting yang tidak termasuk dalam hal-hal yang
bersifat operasional sehari-hari. Sedangkan hal yang sifatnya operasional sehari hari tersebut
di dalam suatu perseroan terbatas menjadi wewenang bagi Direksi di bawah pengawasan
Dewan Komisaris. Pengaturan mengenai Rapat Umum Pemegang Saham ini diatur di dalam
Pasal 8, 9 dan 10 setiap anggaran dasar (akta pendirian) perseroan terbatas dan pasal 75
sampai dengan pasal 91 UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas.
Sebagai sebuah forum, pada prinsipnya RUPS harus diselenggarakan di Indonesia.
Penyelenggaraan itu dilakukan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan
melakukan kegiatan utamanya. Selain di tempat Perseroan, RUPS juga dapat diselenggarakan
melalui media elektronik, misalnya media telekonferensi atau video konferensi. Semua
peserta RUPS yang diselenggarakan dengan media elektronik harus bisa saling melihat dan
mendengar secara langsung serta berpartisipasi di dalam rapat. Meskipun sifatnya
telekonferensi, RUPS itu juga harus dibuatkan risalah rapatnya dan ditandatangani oleh
semua peserta rapat.
DIREKSI
Tugas dan tanggung jawab Direksi aadalah menjalankan pengurusan perseroan. Dalam
menjalankan pengurusan Perseroan, Direksi dapat memberikan kuasa tertulis kepada
karyawan Perseroan, atau kepada orang lain, untuk melakukan perbuatan hukum tertentu atas
nama Perseroan. Sebagai pengurus Perseroan, Direksi dapat mewakili Perseroan baik di
dalam maupun di luar pengadilan. Kewenangan itu dimiliki Direksi secara tak terbatas dan
tak bersyarat, selama tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Anggaran Dasarnya
serta Keputusan RUPS. Menurut Undang-undang, anggota Direksi tidak berwenang mewakili
![Page 2: Rapat Umum Pemegang Saham](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100507/5571fb6f497959916994df2a/html5/thumbnails/2.jpg)
Perseroan di pengadilan untuk sengketa yang terjadi diantara Perseroan dan anggota Direksi
yang bersangkutan. Ketidakberwenangan mewakili itu juga berlaku apabila anggota Direksi
yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan. Karena pengurusan
Perseroan merupakan tanggung jawab Direksi, maka Direksi bertanggung jawab pula
terhadap kerugian Perseroan yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelaliannya dalam
menjalankan tugasnya.
Orang yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang
cakap melakukan perbuatan hukum. Selain syarat umum tersebut, secara khusus undang-
undang juga mengatur bahwa seseorang tidak dapat diangkat menjadi anggota Direksi jika
dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatannya ia pernah dinyatakan pailit, menjadi anggota
Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan
dinyatakan pailit, atau dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
negara atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.
Anggota Direksi diangkat oleh RUPS. Pada saat pendirian, pengangkatan itu untuk
pertama kalinya dilakukan oleh Pendiri Perseroan dan dicantumkan dalam akta pendiriannya.
Pengangkatan itu dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelahnya dapat diangkat
kembali. Anggaran dasar dapat mengatur tentang tata cara pengangkatan, penggantian, dan
pemberhentian anggota Direksi, termasuk tata cara pencalonannya. Keputusan RUPS
mengenai pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Direksi juga menetapkan
saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian tersebut. Jika RUPS
tidak menetapkannya, maka mulai berlakunya pengangkatan, penggantian, dan
pemberhentian anggota Direksi mulai berlaku sejak ditutupnya RUPS.
Pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Direksi harus diberitahukan
kepada Menteri Hukum dan HAM – Departemen Hukum dan HAM. Pemberitahuan itu
bertujuan agar perubahan anggota Direksi dicatat dalam Daftar Perseroan. Dengan pencatatan
tersebut, maka calon anggota Direksi telah sah menjadi anggota Direksi, dan efektif dalam
menjalankan pengurusan Perseroan. Pemberitahuan itu dilakukan dalam jangka waktu 30 hari
sejak tanggal keputusan RUPS. Jika pemberitahuan itu belum dilakukan, Menteri akan
menolak setiap permohonan atau pemberitahuan yang disampaikan kepada Menteri oleh
Direksi yang baru – yang belum tercatat dalam Daftar Perseroan.
![Page 3: Rapat Umum Pemegang Saham](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100507/5571fb6f497959916994df2a/html5/thumbnails/3.jpg)
Segala ketentuan mengenai besarnya gaji dan tunjangan anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan RUPS. Kewenangan RUPS tersebut juga dapat dilimpahkan kepada
Dewan Komisaris. Dalam hal kewenangan RUPS dilimpahkan kepada Dewan Komisaris,
selanjutnya besarnya gaji dan tunjangan anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan
rapat Dewan Komisaris.
Sanksi dalam Pemberhentian anggota Direksi dapat dilakukan sewaktu-waktu
berdasarkan keputusan RUPS – dengan menyebutkan alasannya. Keputusan pemberhentian
itu diambil setelah anggota Direksi diberi kesempatan untuk membela diri dalam RUPS.
Pemberian kesempatan untuk membela diri itu tidak diperlukan dalam hal anggota Direksi
yang akan diberhentikan tidak keberatan atas pemberhentian tersebut.
Selain oleh RUPS, anggota Direksi juga dapat diberhentikan untuk sementara waktu
oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya. Pemberhentian sementara itu
diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi, dan anggota Direksi yang diberhentikan
sementara itu tidak berwenang melakukan tugas-tugasnya. Dalam jangka waktu paling
lambat 30 hari setelah tanggal pemberhentian sementara harus diselenggarakan RUPS. Dalam
RUPS anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri. Dalam hal
RUPS menguatkan keputusan pemberhentian sementara, anggota Direksi yang bersangkutan
diberhentikan untuk seterusnya. Jika jangka waktu 30 hari itu telah lewat dan RUPS tidak
juga diselenggarakan, atau RUPS tidak dapat mengambil keputusan, pemberhentian
sementara itu menjadi batal.
KOMISARIS
Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan terbatas (PT). Di Indonesia Dewan
Komisaris ditunjuk oleh RUPS dan di dalam UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas dijabarkan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab dari dewan komisaris.
Pengangkatan dan pemberhentian. Anggota dewan komisaris diangkat dan diberhentikan
dengan persetujuan dari RUPS yang kemudian dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM
untuk dicatatkan dalam daftar wajib perusahaan atas pergantian dewan komisaris. Dalam
![Page 4: Rapat Umum Pemegang Saham](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100507/5571fb6f497959916994df2a/html5/thumbnails/4.jpg)
pengangkatan dewan komisaris diusulkan oleh anggota RUPS yang memiliki wewenang
untuk mengusulkan dewan komisaris.
Dalam hukum Indonesia, selain Dewan Komisaris dikenal Dewan Pengawas Syariah
yang merupakan pengawas yang harus dibentuk dalam sebuah PT yang menjalankan usaha
dengan prinsip syariah yang ditunjuk oleh RUPS dan rekomendasi dari Majelis Ulama
Indonesia.
Tugas dan kewenangan melakukan pengawasan atas jalannya usaha PT dan
memberikan nasihat kepada direktur dalam melakukan tugas, dewan direksi berdasarkan
kepada kepentinganPTdansesuaidenganmaksuddantujuanPT.kewenangan khusus dewan
komisaris, bahwa dewan komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu direktur, apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan
tertentu.
Syarat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah cakap melakukan perbuatan hukum.
Selain syarat umum tersebut, secara khusus calon anggota Dewan Komisaris tidak dapat
diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris apabila dalam waktu 5 tahun sebelum
pengangkatannya pernah dinyatakan pailit, atau menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit,
atau dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara atau yang
berkaitan dengan sektor keuangan.
Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS. Untuk pertama kalinya
(pada saat pendirian Perseroan), pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh
pendiri dalam akta pendirian Perseroan. Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk jangka
waktu tertentu dan setelahnya dapat diangkat kembali. Anggaran Dasar Perseroan dapat
mengatur tentang tata cara pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Dewan
Komisaris serta dapat juga mengatur tentang pencalonannya. Dalam hal terjadi pengangkatan,
penggantian, dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris, Direksi wajib memberitahukan
perubahan tersebut kepada Menteri Hukum dan HAM agar dicatat dalam Daftar Perseroan.
Pemberitahuan itu dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak
tanggal keputusan RUPS. Jika pemberitahuan tersebut tidak dilakukan, Menteri dapat
menolak setiap pemberitahuan tentang perubahan susunan Dewan Komisaris selanjutnya
![Page 5: Rapat Umum Pemegang Saham](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100507/5571fb6f497959916994df2a/html5/thumbnails/5.jpg)
yang disampaikan kepada Menteri oleh Direksi. Ketentuan mengenai besarnya gaji atau
honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS.
Ketentuan mengenai pemberhentian anggota Dewan Komisaris mengikuti tata cara
yang berlaku bagi pemberhentian anggota Direksi. Pemberhentian anggota Dewan Komisaris
dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS – dengan menyebutkan
alasannya. Keputusan pemberhentian itu diambil setelah anggota Dewan Komisaris diberi
kesempatan untuk membela diri dalam RUPS. Pemberian kesempatan untuk membela diri itu
tidak diperlukan dalam hal anggota Dewan Komisaris yang akan diberhentikan tidak
keberatan atas pemberhentian tersebut.
![Page 6: Rapat Umum Pemegang Saham](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100507/5571fb6f497959916994df2a/html5/thumbnails/6.jpg)
RESUME TENTANG RUPS,DIREKSI DAN
KOMISARIS
Nama: Dedy Wahyu PN
NIM: 09010172
Kelas : IVC
![Page 7: Rapat Umum Pemegang Saham](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100507/5571fb6f497959916994df2a/html5/thumbnails/7.jpg)
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
SURABAYA