RANGKUMAN JURNAL OBESITAS PADA BAYI DAN BALITA.docx

download RANGKUMAN JURNAL OBESITAS PADA BAYI DAN BALITA.docx

of 7

Transcript of RANGKUMAN JURNAL OBESITAS PADA BAYI DAN BALITA.docx

RANGKUMAN JURNAL OBESITAS PADA BAYI DAN BALITAKELOMPOK 4Anggota Kelompok :1. Boris Anggara S (101411123044)2. Dewi Fitria P (101411123047)3. Dona Sri P (101411123056)4. Paramita Boni L (101411123066)5. Anisa Kusuma H (101411123070)6. Handika Tri T101411123072)7. Mariyam Ulfa S(101411123074)8. Irma Hidayah (101411123104)

Jurnal :

1. HUBUNGAN PERILAKU ORANG TUA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) DI TAMAN FLORA SURABAYA . Penyebab obesitas adalah multifaktorial, antara lain: faktor genetik yang ikut menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh, suku tertentu terkadang mempunyai budaya tertentu dalam konsumsi makanan, pandangan masyarakat yang menganggap obesitas merupakan suatu simbol kemakmuran akan memicu anggota masyarakat untuk menjadi obesitas.Adanya peran orang tua yang mengambil inisiatif untuk memberikan semua makanan yang dianggap menjadi sumber gizi tanpa adanya kontrol serta pemilihan makanan yang tidak didasari sebagai kebutuhan kesehatan tetapi sebagai sebuah praktis food bagi anak . Upaya PenanggulanganMengubah cara berfikir orang tua tentang kriteria anak sehat, orang tua juga diharapkan mampu memberikan kebutuhan gizi pada anak yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga tidak melebihi batas kadar gizi anak yang dampaknya dapat menyebabkan obesitas pada anak. Pemberian pola asuh aktivitas fisik sehingga anak menjadi aktif dengan adanya pola pengasuhan tersebut, diharapkan dari pola tersebut anak akan terhindar dari obesitas. Meluangkan waktu dengan anak juga penting, karena kebanyakan orang tua yang sibuk, mereka kurang memperhatikan tingkat kebutuhan anak khususnya masalah gizi dan cenderung melengkapi kebutuhan gizi pada anak secara instan.2. HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUNMasalah obesitas merupakan masalah global. Hampir di semua negara di dunia, termasuk Indonesia mengalami masalah tersebut. Obesitas tidak hanya di alami oleh orang dewasa saja namun juga di alamai oleh bayi maupun balita. Obesitas pada anak beresiko lebih besar 1,8 kali menjadi obesitas pada orang dewasa. Terdapat beberapa faktor yang berperan terhadap kejadian obesitas pada anak. Faktor tersebut antara lain, keturunan/ genetik, asupan makanan, aktifitas fisik, riwayat makan seperti pemberian ASI dan berat badan lahir. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebesar 78,6% balita yang obesitas tidak ASI Eksklusif. Kemudian pada penelitian ini juga disebutkan bahwa parental obesity juga mempengaruhi obesitas pada anak. Asupan energi yang berlebih pada balita juga mempengaruhi terjadinya obesitas. Anak dengan asupan berlebih mempunyai resiko 3,26 kali lebih besar dibandingkan dengan anak dengan asupan energi normal. Asupan energi berlebih dapat meningkatkan simpanan lemak dalam tubuh sehingga dapat memicu obesitas. Asupan energi yang tidak diimbangi dengan aktivitas fisik juga akan menyebabkan obesitas. Kebiasaan makan keluarga tidak kalah penting menjadi faktor pengaruh asupan energi yang berlebih. 3. Childhood obesity, prevalence and prevention, ditulis oleh Mahsid Dehghan, Noori AKhtar-Danesh dan Anwar T MerchantBahwa obesitas adalah suatu penyakit kronis yang mempunyai banyak faktor penyebab. Kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak mempunyai pengaruh yang signifikan tehadap gangguan fisik dan psikologi anak. Semakin meningkatnya gangguan psikologi seperti depresi ditandai dengan naiknya frekuensi kejadian obesitasn pada anak-anak. Pada anak-anak dengan obesitas, maka pada masa dia dewasa dia akan cenderung menderita penyakit saluran pencernaan dan penyakit jantung. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah obesitas ini penanganan yang terbaik seharusnya dilakukan pada anak-anak. Karena pada masa anak-anak berat badan masih bisa dikendalikan, berbeda dengan pada dewasa.

4. THE CORRELATION OF HISTORY OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND CHILDREN OBESITY Ermy Liesma Saputri1 , Ahmad Syauqy2Obesitas merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Obesitas pada anak berdampak pada penurunan prestasi belajar dan dampak psikososial seperti kurang percaya diri. Obesitas dapat dipengaruhi oleh asupan makanan, aktivitas fisik dan riwayat pemberian ASI eksklusif. Riwayat pemberian ASI eksklusif dapat mencegah terjadinya obesitas pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian obesitas pada anak. Metode Subyek penelitian case control ini terdiri dari 28 anak dengan obesitas sebagai kasus, dan 28 anak yang tidak obesitas sebagai kontrol di TK IT Bina Amal Semarang dan TK Negeri Semarang. Penentuan obesitas dengan nilai Z-skor berdasarkan IMT/U. Data riwayat pemberian ASI eksklusif diperoleh melalui wawancara. Asupan energi diperoleh dengan wawancara menggunakan FFQ dan aktivitas fisik diperoleh dari formulir recall aktivitas fisik. Riwayat pemberian ASI tidak eksklusif berisiko 4,2 kali meningkatkan kejadian obesitas pada anak. Asupan energi tinggi berisiko 3,2 kali meningkatkan kejadian obesitas pada anak. Aktifitas fisik rendah berisiko 1,3 kali meningkatkan kejadian obesitas pada anak.

5. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DILINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013Obesitas adalah permasalahan umum pada anak-anak pada masa sekarang ini. obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan. Obesitas menyebabkan 10,3% kematian dari seluruh kematian di dunia, Menurut WHO angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab kematian di dunia.

6. Kelebihan Berat Badan pada Balita Sihadi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Kementerian Kesehatan RI Persentase kelebihan berat badan (BB) pada balita secara nasional untuk Gizi Lebih sebesar 4,3%, dan Gemuk sebesar 12,2%. Dampak gizi lebih pada anak terhadap kesehatan pada umumnya lebih ringan, jika dibandingkan dengan obesitas pada orang dewasa yang biasanya telah menimbulkan gangguan kesehatan. Akan tetapi pada kasus gizi lebih pada anak dengan derajat berat, mungkin telah disertai gangguan pernapasan, hipertensi, dermatitis dan lain-lain. Karakteristik kelebihan BB pada balita lebih banyak terjadi pada usia yang lebih muda, anak laki-laki, tingkat pendidikan kepala keluarga yang lebih tinggi, pekerjaan orang tua sebagai TNI/POLRI/PNS/BUMN, tinggal di perkotaan, dan tingkat ekonomi orangtua yang makin kaya. Saran pencegahannya: pertama, pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan .

7. Incidence of Childhood Obesity in the United States, Solveig A. Cunningham, Ph.D., Michael R. Kramer, Ph.D., and K.M. Venkat Narayan, M.DN Engl J Med 2014; 370:403-411January 30, 2014DOI: 10.1056/NEJMoa1309753Anak obesitas merupakan masalah kesehatan utama di Amerika States.1 Prevalensi indeks massa tubuh (BMI; berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter) di persentil ke-95 atau lebih tinggi di antara anak-anak antara usia 6 dan 11 tahun meningkat dari 4,2% pada tahun 1963-1965 menjadi 15,3% pada 1999-20002,3 dan mungkin telah plateaued selama dekade pertama century.4,5 ke-21 Meskipun tren prevalensi obesitas didokumentasikan, sangat sedikit adalah diketahui tentang kejadian obesitas. Memeriksa kejadian dapat memberikan wawasan ke dalam sifat epidemi, usia kritis rentan, dan kelompok yang paling berisiko untuk obesitas. Di sini dilaporkan kejadian obesitas menurut data dari, studi longitudinal perwakilan nasional besar anak-anak yang diikuti dari masuk ke taman kanak-kanak sampai akhir kelas delapan (usia 5 sampai 14 tahun); studi termasuk langsung pengukuran antropometri pada tujuh poin antara 1998 dan 2007.Anak TK yang Kegemukan memiliki empat kali risiko menjadi obesitas pada usia 14 tahun sebagai anak TK dengan berat badan normal . Risiko relatif obesitas di kalangan anak TK kelebihan berat badan, dibandingkan dengan anak TK dengan berat badan normal, yang tertinggi di antara anak-anak dari dua kelompok sosial ekonomi tertinggi. Dengan demikian, anak-anak kelebihan berat badan dari dua kelompok sosial ekonomi tertinggi memiliki lima kali resiko menjadi obesitas sebagai anak-anak dengan berat badan normal dari status sosial ekonomi yang sama, sedangkan anak kelebihan berat badan dari kelompok sosial ekonomi terendah hanya 3,4 kali risiko obesitas sebagai berat badan normal anak status sosial ekonomi yang sama. Anak TK berkulit putih dan hitam non-Hispanik yang kelebihan berat badan memiliki insiden yang lebih tinggi dari obesitas (oleh faktor dari 4.4 dan 4.3, masing-masing) daripada anak-anak dengan berat badan normal; antara anak-anak Hispanik, insiden lebih tinggi dengan faktor 2,8. Perbedaan terbesar dalam risiko di antara anak-anak yang memiliki berat badan lahir lebih dari 4000 g dan telah menjadi kelebihan berat badan pada usia 5 tahun. Anak-anak ini adalah 5,1 kali lebih mungkin untuk menjadi gemuk selama 9 tahun berikutnya seperti anak-anak dengan berat badan lahir yang sama tinggi yang pertumbuhan lintasan menyebabkan berat badan normal pada usia 5 tahun.

Kesimpulan : Obesitasataukegemukanbukan saja melanda orang dewasa. Statistik menunjukkan bahwa di banyak negeri, obesitas juga melanda anak-anak sampai taraf yang memprihatinkan. Kurangnya pengetahuan orang-tua atau pandangan yang mengatakan anakbertubuh gemuk ataugendutadalah anak yang sehat dan menggemaskan dapat memperparah kondisi ini .Obesitasataukelebihan berat badandapat menyebabkan berbagai efek negatif untuk kesehatan. Anak-anak yang masih lugu tentu tidak memahami bahaya ini. Maka, merupakan tanggung jawab orang-tua menjaga agar anak mereka tetap sehat. Orang-tua harus mengetahui apa penyebab obesitas dan bagaimana cara mencegah atau mengatasi masalah obesitas anak.Akibat ObesitasPenyakit yang dapat ditimbulkan akibat obesitas adalahdiabetes,darah tinggi, ataupenyakit jantung. Penyakit-penyakit yang dulu dianggap sebagai penyakit usia lanjut dan dewasa, kini dapat dialami pada anak akibat timbunan lemak,kolesteroldangulayang terdapat dalam tubuh. Gangguan pernapasan atau asma berisiko lebih besar dialami anak yang mengalami obesitas.Selain itu, anak-anak dengan kelebihan berat badan atau kegemukan juga dapat mengalami kesulitan bergerak dan terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak yang berlebihan pada organ-organ tubuh yang seharusnya berkembang. Belum lagi efek psikologis yang dialami anak, misalnya ejekan dari teman-teman sekelas pada anak-anak yang telah bersekolah.Penyebab ObesitasBeberapa penyebab obesitas pada anak adalah: Faktor genetikMerupakan faktor keturunan dari orang-tua yang sulit dihindari. Bila ayah atau ibu memiliki kelebihan berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anak. Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasanMaraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji ataufast foodbahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan makanan cepat saji. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji meski rasanya nikmat namun tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilahjunk foodatau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan. Minuman ringanSama seperti makanan cepat saji, minuman ringan(soft drink)terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat menggemari minuman ini. Kurangnya aktivitas fisikMasa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu, permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah tergantikan dengan game elektronik, komputer,Internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan berat badan.Solusi ObesitasUntuk Anda yang memiliki anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas, hendaknya tidak memaksakan diet ketat untuk anak karena hal ini dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatannya. Sebaliknya untuk mengatasi obesitas anak atau mencegah anak Anda agar tidak mengalami obesitas, langkah-langkah yang dapat Anda lakukan antara lain sebagai berikut. Perhatikan makanan yang akan diberikan untuk anakKurangi mengkonsumsi makanan cepat saji ataufast food, makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau makanan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan sayuran segar. Perbanyak konsumsibuahdansusuyang baik untuk pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan jangan terlalu berlebihan. Berikan sarapan dan bekal untuk anakSarapan merupakan awal baik untuk anak saat memulai harinya. Ini diperlukan agar anak dapat kuat saat beraktivitas di sekolah dan mencegah makan berlebihan setelahnya. Dengan membawa makanan dari rumah, orang-tua dapat mengontrol gizi anak dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar. Perbaiki teknik mengolah makananJangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak lemak yang dikonsumsi. Anda dapat mencoba untuk mengukus, merebus atau memanggang makanan agar makanan lebih sehat. Tetapkan aturan makanBiasakan agar anak Anda makan di meja makan bukan di depan televisi atau komputer. Banyak orang akan tidak menyadari berapa banyak makanan yang sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di depan komputer. Batasi kegiatan menonton televisi, video game atau penggunaan komputerMelakukan kegiatan tersebut akan membuat anak Anda malas bergerak, maka diperlukan aturan tegas tentang berapa lama kegiatan ini boleh dilakukan. Selanjutnya, Anda dapat membantu anak Anda agar menyenangi hiburan lain seperti bersepeda, bermain bola atau sekedar lompat tali. Lakukan kegiatan yang memerlukan aktivitas fisikAnda dan anak-anak dapat merencanakan untuk melakukan kegiatan olahraga bersama seperti jogging, lari pagi, berenang, badminton atau olahraga lainnya. Atau rencanakanliburanbersama di pantai, kebun binatang atau taman sehingga Anda dan anak dapat lebih banyak berjalan kaki.Anak yang gemuk memang lucu dan menggemaskan. Namun jagalah putra dan putri kesayangan kita agar mereka bertumbuh dengan sehat dan juga memiliki pola hidup dan pola makan yang sehat. Orang-tua bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Ingatlah bahwaobesitasataukegemukanbukanlah hal yang bagus bagi seorang anak.