Rangkuman Bab 1-8
-
Upload
ika-alam-sari -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
description
Transcript of Rangkuman Bab 1-8
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
BAB 1
PROSES PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
1.1 PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap engineer dituntut untuk bisa mencari solusi dari setiap
masalah. Dengan bertambah kompleksnya permasalahan yang ada dimasyarakat diiringi
dengan keadaan masyarakat yang semakin kritis dalam memandang suatu persoalan
dilingkungannya menjadi tantangan baru bagi seorang engineer agar hasil kerjanya
diterima oleh masyarakat luas.
1.2 PERAN PEREKAYASA
Seorang engineer harus bisa mengoptimalkan fungsinya sebagai penyedia
kebutuhan-kebutuhan masyarakat khususnya dalam konteks memperbaiki kualitas hidup.
Selain itu juga, seorang engineer juga harus bisa menangani masalah-masalah yang timbul
di masyarakat.
Seorang engineer harus bisa membedakan antara masalah yang sebenarnya dengan
masalah yang merupakan dampak dari masalah. Sebagai contoh, kemacetan transportasi.
Itu bukanlah masalah yang sebenarnya ada melainkan hanya dampak dari masalah yang
lain, seperti kurangnya jumlah ruas jalan yang di bangun, dan kurangnya transportasi-
transportasi alternative.
Dalam mengoptimalkan fungsinya, seorang engineer terlibat dalam lingkaran
interaksi yang bersifat kontinyu dengan lingkungan dimana berbagai kebutuhan akan
pemecahan suatu masalah muncul dan teridentifikasi dengan baik sehingga alternatif
terbaik dapat dipilih, dirancang, dan diterapkan. Secara umum, peran seorang engineer
dalam menghadapi sebuah kasus / permasalahan dapat digambarkan dengan siklus sebagai
berikut :
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 1.1
Lebih jauh lagi, seluruh aktivitas perencanaan dan keterlibatan secara professional
seorang engineer, membutuhkan pertimbangan aspek disain yang mendetil dari objek yang
bersangkutan. Selain itu, dalam aktifitas mendisain diperlukan penentuan yang luas
terhadap objek yang bersangkutan dan usaha apa saja yang akan ditempuh dalam setiap
fase perencanaan. Sehingga antara perencanaan dan pendisainan dapat berjalan seiringan.
Meskipun gambar 1.1 menggambarkan usaha-usaha tersebut, namun dimungkinkan
terjadinya alur yang berulang antara planning dan proses disain. Hal ini terjadi ketika :
1 Investigasi lanjutan yang dilakukan ternyata menemukan hal baru sehingga perlu
dilakukan identifikasi ulang terhadap masalah tersebut.
2 Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan menganalisa tidak memungkinkan adanya
pendalaman yang berkelanjutan pada setisp aspek
3 Penemuan teknologi terbaru, masalah keuangan, masalah sosial, dan masalah politik,
membuat penerapan solusi menjadi terbatas.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
1.2 CONTOH PENERAPAN
Ketika seorang engineer menangani suatu proyek, maka ia harus membuat model
rencana dan penjadwalan untuk mengarahkan dan mengontrol proyek tersebut. Pada setiap
aktifitas proyek, diperlukan pembelian berbagai material untuk menyelesaikan proyek.
Dalam aktifitas ini diperlukan study perencanaan dan disain yang luas dimana nantinya
akan menjadi problem tersendiri bagi engineer yang bersangkutan.
Sebagai contoh, suatu aktifitas proyek konstruksi spillway membutuhkan study
tentang ukuran pembetonan yang pas yang berbiaya jutaan dolar dan kontinyu selama
beberapa bulan. Engineer yang bersangkutan menghadapi masalah bagaimana mengadakan
material-material agregat, semen, pasir, dan material-material tambahan untuk mencari
mutu beton yang sesuai.
1.4 PENDEKATAN SISTEM
Dalam menerima suatu tugas secara professional, seorang engineer harus
menyusun ruang lingkup perannya. Diantaranya adalah tanggung jawabnya dalam
merumuskan masalah dan menerapkan solusi yang terbaik.
Pendekatan sistem adalah suatu teknik semacam itu dan merupakan pendekatan
sistematik yang berlandaskan luas terhadap masalah yang mungkin bersifat antardisiplin.
pendekatan itu terutama bermanfaat bilamana masalah yang bersangkutan bersifat
kompleks. Seorang engineer harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup
agar bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dengan menggunakan pendekatan yang
cocok.
Pendekatan yang sistemis seperti masalah teknis, membutuhkan pengetahuan luas
yang mungkin melibatkan antar disiplin ilmu. Hal ini diperlukan ketika terjadi suatu
masalah yang rumit dimana banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga dibutuhkan
rekayasa model masalah yang sesuai dengan kenyataan dilapangan.
Pada dasarnya, pendekatan sistemis menekankan pada kebutuhan engineer untuk
melihat faktor-faktor, berbagai pengaruh, dan aspek-aspek dilapangan yang relevan yang
melingkupi suatu masalah. Dengan cara ini engineer bisa mengidentifikasi masalah secara
lebih comperhensif. Selain itu, dengan pendekatan sistemis, Engineer akan memperoleh
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
pemahaman lebih luas tentang segala hal yang terjadi dilapangan dimana berbagai masalah
tersimpan dan berkembang, dan sekaligus dapat menerapkan solusi yang sesuai.
1.5 PEMECAHAN MASALAH PEREKAYASAAN
Dalam menerapkan pendekatan sistem dan pengembangan cara menanggulangi
suatu masalah, serangkaian langkah pemecahan masalah dapat dilakukan. Langkah-
langkah ini merupakan kegiatan-kegiatan spesifik yang harus dilaksanakan guna
menemukan pemecahan profesional untuk masalah tersebut. Langkah-langkah ini disajikan
pada gambar 1.4. Seperti telah dikemukakan dalam pembahasan seorang perekayasa
mungkin saja terdapat pengulangan dalam proses pemecahan masalah dengan
berkembangnya analisis dan pemecahan masalah. Batu-tonggak (milestone) utama yang
berkaitan dengan ststus dari usaha-usaha ini juga disajikan pada gambar 1.4. Batu tonggak
ini mencerminkan jenis pertanyaan yang harus disajikan dan dijawab pada setiap titik
tertentudalam proses.
Tahap Pemecahan Masalah
Kebutuhan dikenali
Pendefinisian masalah
Batu Tonggak
Pemahaman masalah dirumuskan
Pendekatan rencana
Masalah dirumuskan
Pengalokasian sumber daya
Upaya pemecahan masalah ditetapkan
Model dan analisis
Prosedur analisis ditetapkan
Perancangan dan evaluasi alternatif
Usulan pemecahan tersedia
Pilih alternative yang paling sesuai
Penyelesaian tercapai
Definisi dari permasalahan diatas, perlu untuk menggaris bawahi dan
merencanakan pendekatan ke solusi dari masalah tersebut. Langkah ini termasuk dalam
pencapaian atas apa yang diinginkan, alternative umum yang akan dipertimbangkan dan
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
seberapa efektif alternative tersebut. Hasil dari proses ini adalah pernyataan dari seluruh
permasalahan dan elemen-elemen yang mengarah padanya, bersama dengan sebuah
indikasi dari alternatif untuk diperhitungkan.
Langkah selanjutnya dalam proses ini adalah desain dan evaluasi dari
altkedalamernative. Dalam bagian ini, setiap alternative harus diperhitungkan kedalam
analisis dari keuntungan dan kerugian (cost and benefit) dan konsekwensi yang
menyebabkan analisis ini harus didukung oleh sebuah basis untuk mengurutkan
alternative-alternatif dengan acuan dari yang terbaik hingga yang terburuk. Selanjutnya
setiap alternative harus dilihat kembali berdasarkan sensitifitas dari solusi permasalahan
tersebut untuk merubah disain parameter atau kondisi yang dapat ditemui saat umur pada
bangunan atau fasilitas tersebut. Identifikasi dari alternatif yang terpilih harus cocok
dengan langkah ini.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
BAB 2
PERUMUSAN MASALAH
2.1 SIFAT SISTEM DARI MASALAH PEREKAYASAAN
Dalam menyelesaikan suatu masalah, salah satu hal yang sangat menjadi tantangan
bagi seorang engineering adalah untuk memperhatikan masalah lingkungan dan
mewujudkannya dan hasil yang akan didapatkan selama perkembangan dengan masalah
dan dampak yang akan dihasilkan dalam mewujudkan solusi untuk lingkungan. Masalah
alam dapat di ketahui melalui indikasi lewat beberapa factor dalam yang mempengaruhi
dalam menciptakan masalah dan menyelesaikannya; oleh karena itu solusi dari masalah
tersebut harus memuat factor-faktor ini. Lingkungan memuat beberapa hal yang perlu
diatur yang memenuhi, membuat, atau melingkupi masalah. Hasil yang didapat dapat di
indikasikan melalui permalahan daerah dan lingkungannya akan merespons terhadap
beberapa rangsangan. Rangsangan ini dapat berupa suatu modifikasi yang didapat dari
hasil suatu masalah yang telah muncul.
Jika seorang engineering mengambil alih dan memberikan solusi yang masuk akal
terhadap suatu masalah. Untuk itu harus ada pengertian terhadap kompleksitas suatu
masalah lingkungan dan mempertimbangkan aspek alam sebagaimana social dan politik
yang mempengaruhi. Karena tiu, pembatasan ini harus diperhitungkan dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Ada banyak contoh yang menunjukkan hubungan alam yang sangat kompleks
dengan permasalahan engineering sebagimana interaksi dan respon masalah area dan
lingkungan.
1. Kesalahan bagian mesin yang dapat menyebabkan ketidak fungsian atau pembatasan
dalam pengoperasian mesin sehingga produksi berkurang drastic ataupun berhenti.
2. Kerusakan atau perubahan terhadap beberapa bagian pondasi bangunan dapat
menyebabkan dampak yang besar terhadap beban bangunan yang dapat ditahan dan
menyebabkan keterbatasan dalam pemakaian bangunan.
Dalam banyak kasus, efek dari interaksi, response dan ketidak fungsian dapat
secara besar mempengaruhi dampak sosial, politik atau ekonomi yang di dapat. Efek ini
penting dan menarik bagi engineer dalam 2 hal. Pertama, rangsangan menghasilkan suatu
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
masalah; oleh karena itu perlu adanya pengidentifikasian rangsangan ini yang membuat
engineer memberikan suatu solusi yang tepat terhadap suatu masalah. Kedua, ketika suatu
solusi didapatkan, engineer harus memahami dampak yang akan dihasilkan terhadap
lingkungan jika solusi tersebut diterapkan.
Fasilitas memuat banyak bagian atau komponen yang harus diintegrasikan untuk
dapat mencapai suatu tujuan atau berfungsi. Dalam hal ini, engineer harus berhubungan
dengan sebuah sistem atau sebuah sistem dari suatu sistem. Sistem dapat dianggap sebagai
suatu kumpulan komponen, dihubungkan oleh beberapa tipe hubungan yang merespon
terhadap rangsangan dan mengerjakan suatu tujuan tertentu atau berfungsi. Dalam suatu
sistem, setiap komponen merespon terhadap rangsangan yang sesuai karakteristiknya,
tetapi rangsangan yang tepat didapat dan menghasilkan kondisi yang diketahui melalui
keadaan saat itu dan interksinya terhadap komponen sistem yang lain. Respon suatu
sistem yang dihasilkan dari suatu beban yang diterima dan mempengaruhi perkembangan
dari percampuran keadaan dari masing-masing komponen.
Dalam berhadapan dengan suatu sistem, sedapat mungkin mengidentifikasi
beberapa hal berikut:
1. Ada tujuan khusus atau fungsi khusus yang harus dilakukan.
2. Ada beberapa komponen minimal 2 yang harus di identifikasi sebagai bagian dari suatu
sistem.
3. Setiap komponen salimng berhubungan satu sama lain.
Karakteristik ini dapat diterapkan hampir di semua sistem yang berhubungan dalam
mendisain dan perencanaan. Tipe sistem menunjukkan hubungan dengan engineering dan
dapat di clasifikasikan kedalam beberapa hal seperti fisik, organisasi, dan proses sistem.
Jika sistem dianggap sebagai komponen dalam hal ini komponen fisik, sistem da[at
dicalsifikasikan kedalam sistem fisik, contohnya seperti sebuah automobile, bangunan,
bendungan dan lain-lain.
Lebih spesifik dan dengan contoh, sebuah persimpangan jalan raya dapat dikatakan
sebagai suatu sistem fisik. Walaupun itu adalah subkomponen dari sistem jalan, itu dapat
didefinisikan dengan karakteristik berikut :
Tujuan sistem Untuk mengatur arus lalu lintas di persimpangan dua jalan raya
Komponen sistem Dua jalan raya, pengontrol lalu lintas, rambu-rambu atau komunikasi
jalan
Struktur sistem Bentuk fisik persimpangan
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Batas sistem Jumlah lalu lintas, manusia, peraturan lalu lintas, karakteristik mobil
dan lain-lain
Dalam beberapa kasus lebih baik mengidentifikasikan suatu sistem kedalam suatu
interaksi proses komponen. Sebagai contoh, saluran pembuangan dapat dianggap dibuat
untuk mengumpulkan, mengolah dan proses pembuangan.
Komponen-komponen suatu sistem yang terorganisir dapat memuat aktifitas atau
aksi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek atau tujuan. Sebagai contoh,
kegiatan memilih, membeli, pengecekan ulang, penanganan tempat, dan menginstalasikan
komponen fisik dari suatu proses pembuatan sebuah konstruksi yang mendukung sistem
yang terorganisir.
Karena masalah sistem akibat alam, engineer harus membuat suatu formula sistem
yang relevan untuk masalah tersebut. Formula permasalahan termasuk pengidentifikasian
yang diperlukan dalam menciptakan masalah dan pengidentifikasian sistem yang relevan
dan komponen-komponennya.
2.1 RUMUSAN KEBUTUHAN
Rumusan kebutuhan (Need Statement) adalah suatu ekspresi dari kebutuhan yang
tidak tepenuhi. Itu menunjukkan arti yang abstrak dari suatu lingkungan yang kompleks
yang khusus terfokus pada kebutuhan yang dianggap sebagai jalan untuk mendapatkan
solusi.
Arti dari rumusan kebutuhan adalah menunjukkan antara kebutuhan dan keadaan.
Hal ini membutuhkan realokasi sumber daya sehingga yang kita butuhkan dapat terpenuhi.
Kita dapat melihat skemanya di gambar berikut :
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 2.1 Gambar skematis rumsan kebutuhan
Dibutuhkan skill engineer untuk mendeteksi dan menggunakan formula yang tepat
untuk needs statement yang berhubungan dengan masakah yang dihadapi. Akibatnya,
penting untuk mengformulasikan proses masalah untuk dikembangkan agar needs
statement terpenuhi.
2.3 SIFAT HIERARKIS DARI SISTEM
Tugas yang utama dalam mendisain dan proses perencanaan adalah formulasi dan
pengidentifikasian dari masalah yang dihadapi. Dalam langkah ini perlu untuk mengenali
masalah lingkungan yang diperbolehkan dalam sistem yang diperlukan dalam
mengidentifikasi masalah. Lebih jauh, komponen-komponen dalam sistem yang
terpengaruhi harus diidentifikasi.
Dalam banyak kasus pengidentifikasian komponen sistem adalah tidak mudah
karena memerlukan pencarian dan penelusuran untuk mengerti sistem dan merubahnya.
Jika ada suatun sistem yang tidak biasanya, perlu adanya usaha untuk mengetahui material
yang tersedia untuk mengetahui hubungannya dengan sistem.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Pengidentifikasian dan interaksi alam antar komponen harus dijelaskan untuk setiap
komponen yang diidentifikasi untuk sistem. Atribut dari tiap-tiap komponen dapat
memberikan petunjuk interaksi dengan alam. Dengan sistem yang tidak biasanya, masih
memungkinkan untuk mengetahui adanya suatu interaksi. Lebih lanjut, interaksi menunjuk
kepada bentuk suatu sistem terstruktur yang berhubungan dengan komponen sistem dan
caranya berfungsi dengan komponen yang lain.
Gambar 2.2 Identifikasi lingkungan dan komponen masalah
Engineer harus dapat mengetahui masalah yang dapat berhubungan dengan sistem
lain. Oleh karena itu, sistem yang lain ini harus diidentifikasi. Sebagai contoh, sistem
dimana engineer berhubungan secara langsung adalah kenyataan dalam komponen dari
suatu sistem yang besar. Oleh karena itu, sebagai perbandingan masalah, engineer harus
dapat menentukan komponen dan struktur dari sistem yang besar. Atribut dari komponen
yang besar bisa saja berbeda dengan atribut atau karakteristik dari setiap subkomponen.
Sebuah penyelidikan kecil sistem dalam pembelajaran di bagi menjadi setiap
komponen kedalam bagian komponen. Ini memperbolehkan penyelidikan yang mendetail
dari komponen utama untuk menentukan modifikasi yang masih bisa dilakukan.
Berkebalikan dengan hal itu, untuk menyelidiki sistem level, penyelidikan subkomponen
lebih ketat dalam fungsi dan dampak.
Hierarki dasar dan sistem struktur mengizinkan analisi sistem tidak hanya pada
sistem yang diperlukan, tetapi juga sistem yang lebih besar dan lebih kecil. Lebih jauh,
struktur ini memerlukan cara kerja untuk menganalisa aspek masalah sebagaimana detail
teknis yang harus diketahui dan dimengerti. Tentu saja cara kerja memperlihatkan
keseluruhan sistem yang telah berkembang dalam lingkup formula masalah. Dalam hal ini,
struktur sistem memperbolehkan penyelidikan terhadap respon kepada perubahan bagian
suatu sistem. Hal ini sanagt penting dalam perencanaan dan desain karena memerlukan
komponen yang sangat sensitif terhadap solusi masalah tertentu.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Untuk menunjukkan konsep multilevel sistem, transportasi dipilih sebagai
contohnya dimana spesifiknya adalah parkir area. Sesungguhnya ini bukan masalah yang
sangat kompleks; bagaimanapun, diperlukan penyelidikan yang menghasilkan bahwa
parkir dapat memiliki efek yang besar dalam mendesain dan perencanaan.
Gambar 2.4 Struktur Sistem Hierarkis
Parkir kendaraan dapat dianggap sebagai komponen dasar sistem jalan raya,
bersama dengan kendaraan dan komponen jalan raya. Tiap-tiap dari ketiga komponen ini
memiliki karakteristik yang dapat diidentifikasi. Sebagai contoh, komponen parkir
memiliki karakteristik fisik yang menunjukkan keadaan area parkir. Karakteristik lain
dapat dilihat dari kemampuan parkir dan atribut yang berhubungan dengan peraturan
pemerintah yang berhubungan dengan pengelolaan parkir. Karakteristik yang sama
terhadap kendaraan dan komponen jalan raya dapat pula di identifikasi.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 2.5 Tingkat-tingkat sistem (Foto udara dimuat atas izin dari Chicago Aerial Survey)
Untuk sistem ini, setiap komponen dapat saling berinteraksi dengan elemen
komponen lainnya dan interaksi ini dapat menunjukkan komponen atribut. Perubahan pada
dimensi kendaraan, sebagai contoh, berakibat terhadap dimensi fisik area parkir. Perubahan
pada berat kendaraan akan mengakibatkan desain keamanan di jalan raya atau struiktur
jalan. Begitu pula dengan perubahan pada sitem jalan raya dapat mengakibatkan kebutuhan
untuk parkir. Akhirnya, peraturan dalam berkendara memerlukan interaksi khusus dengan
kebutuhan parkir dan jalan raya.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 2.6 Formulasi masalah jalan raya
Atribut dari setiap komponen ditunjukkan bersama beberapa interaksi komponen.
Perlu dicatat bahwa perbedaan deasin dan perencanaan, teknik dan permodelan akan
diperlukan untuk mengetahui area masalah dengan membedakan tipe interaksi. Sebagai
contoh, dalam kasus interaksi kendaraan dan komponen parkir, pengkoordinasian
karakteristik fisik dari automobile dan parkir akan terfokus dari teknik untuk menganalisa
keadaan area yang sebenarnya. Di level yang lebih tinggi, keseimbangan antara penyediaan
dengan kebutuhan akan membutuhkan perencanaan model pengeluaran yang
mengasumsikan jumlah total yang diperlukan untuk kebutuhan kendaraan.
Pemilihan fasilitas parkir akan mengimplikasikan kebutuhan untuk akses jalan
raya; karena komponen jalan raya akan di pengaruhi juga. Pengguna sistem jalan raya
dapat meningkatkan fasilitas parkir yang baru dan penggunaan yang berbeda dari sistem
jalan raya akan berkembang. Di lain pihak, kesalahan karena menyediakan parkir akan
berakibat pada pilihan masyarakat terhadap tujuan perjalanan yang mengakibatkan jumlah
pengguna dan pemakai kendaraan dan jalan raya meningkat.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 2.7 Sistem Hierarkis
Sistem hirarki menyediakan cara kerja yang mendefinisikan konsekuensi dari
sebuah tindakan dengan komponen yang terdapat pada hirarki sistem. Sebagai contoh
asumsikan jika sebuah pemerintah kota membuat sebuah peraturan yang mengatur batas
dari luas parkir area di sebuah kota. Pada kasus ini, sebuah solusi telah dispesifikkan dan
seorang engineer harus bisa mengevaluasi sebuah masalah dan mendefinisikan sebuah
solusi. Jika dilihat dari bagan 2.7. maka jika area parkir dimodifikasi, dampak yang akan
terjadi akan berhubungan dengan kendaraan dan komponen jalan raya. Dampaknya lalu
housing
Industri
Transportation
Coomerse
Highway
Mode B
Mode c
Vehicle
Parking
Roadway
Level 1 Urban System
Level 2 Transport System
Level III Higway System
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
dikaitkan berbagai jenis dari macam transportasi dan digabungkan dengan konsekuensi
dari sistem kota. Sebagai contoh, pada level sistem transportasi , dampaknya dapat
dikaitkan dengan kebutuhan atau penggunaan bentuk lain dari transportasi, pada level
system kota, konsekuensi dapat dikaitkan dengan pengaruh dari lokasi rumah, kawasan
bisnis dan industri.
2.4 SIFAT HIERARKIS DARI LINGKUNGAN MASALAH
Gambar 2.8 Tujuan sistem seperti didefinisikan oleh peran sistem dalam kaitannya dengan sistem yang
tingkatannya lebih tinggi
Hubungan dasar terlihat antara need statement yang telah dipresentasikan pada sesi
2.2. dan formulasi suatu masalah dalam struktur sistem hirarki. Mengingat bahwa tujuan
akhir adalah suatu keinginan yang harus diterima, dan tujuan akhir dapat diartikan sebagai
sebuah fungsi yang harus dipenuhi oleh solusi dari suatu permasalahan.
Model dari kebutuhan atau konsep pernyataan dapat juga dikaitkan dengan system
hirarki. Need statement mengatakan bahwa seorang engineer menyelesaikan suatu konflik
antara apa yang dibutuhkan dan apa yang tersedia. Ketika mengacu pada sistem hirarki ,
Need statement dapat diekspresikan dalam suatu fungsi dari sebuah sistem.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 2.9 Model Kebutuhan dikaitkan dengan sistem hierarkis
Rumusan kebutuhan dimana yang terkait dengan sistem hirarki, tujuan dan target
dapat dilihat dari gambar 2.9. Yang terpenting dari rumusan kebutuhan dalam desain dan
proses perencanaan bergantung pada fakta bahwa tantangan tidak hanya untuk
mendefinisikan bagaimana cara untuk menyediakan semua kebutuhan, tetapi juga untuk
memikirkan suatu alternativ untuk mengurangi atau menghilangkan suatu kebutuhan.
Sebagai contoh, dalam sistem jalan raya tujuan akhir mungkin dapat diartikan dari
banyknua mobilitas yang diperlukan. Alternatif dari sistem jalan raya untuk meningkatkan
mobilitas adalah tergantung dari banyak kendaraan, jalan raya, dan komponen tempat
parkir.
Dalam beberapa kasus, beberapa need statement nungkin dapat dikembangkan
yang mengindikasin definisi dari banyak tujuan. Sebagai contoh, menggunakan hirarki
transportation, asumsikan bahwa sebuah kota berharap untuk mengembangkan sistem
transport yang dibuat untuk :
1. Menstimulasi bisnis di pinggiran kota.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
2. Mengurangi polusi udara.
3. Mengurangi kemacetan.
2.5 DEFINISI RUANG LINGKUP DAN KENDALA MASALAH
Gambar 2.10 Deskripsi rumusan kebutuhan berganda (multiple need statements)
Dalam pengelompokkan suatu sistem, kesulitan terbesar bergantung pada
bagaimana menjelaskan berapa banyak permasalahan lingkunagan yang harus dipahami
untuk mendefinisikan suatu masalah. Juga solusi yang didapatkan bergantung pada banyak
bagian dari lingkungan yang dapat seorang engineer hadapi.
Dalam kasus pertama, sebuah batas dapat diraih ketika semua aspek dari suatu
masalah bergantung dengan seorang profesional yang menghadapi masalah tersebut. Harus
dapat dipahami bahwa berbagai jenis masalah dapat dikembangkan, bergantung pada
berapa banyak dan sistem mana yang dipakai oleh seorang engineer dari sudut pandangnya
memandang suatu masalah.. Sebagai contoh gambar 2.11 menggambarkan secara
konsepetual 2 pendefinisian masalah yang berbeda yang dihasilkan dari komponen yang
berbeda. Gambar 2.11.a. Mengindikasikan bahwa suatu permasalahan berbasis pada 2
komponen. Gambar 2.11.b mengindikasikan gabungan dari semua komponen.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 2.11 Rumusan masalah yang berbeda berdasarkan componen-komponen yang dicakup.
Dalam mengembangkan suatu masalah, seorang engineer sekarang harus dapat
memutuskan bagaimana suatu masalah dapat diselesaikan dan langkah-langkah dimana
semua komponen perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan suatu masalah. Untuk
menganalisa dan mendesain, seorang engineer harus dapat mengembangkan suatu model
yang memrepresentasikan masalah yang ada.untuk masalah parkir, gambar 2.12
memrepresentasikan 3 permasalahan yang dihasilkan dari berbagai pertimbangan dari
lingkup permasalahan. Perlu dicatat bahwa setiap masalah, desain masalah berubah seiring
dengan kenyataan bahwa komponen yang berbeda harus atau dapat dipertimbangkan.
Gambar 2.12.a menggambarkan suatu permasalahan sederhana dari koordinasi desain dari
kendaraan dan fasilitas parkir. Tipe masalah ini berfokus pada aspek geometrik dari besar
lahan meliputi jalan raya atau aspek jaringan.
Gambar 2.12.b menggambarkan suatu masalah dengan penambahan lingkup
pembahasan, walaupun demikian itu tidak meliputi pertimbangan dari pengaruh dari
bentuk lain transportasi.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 2.12 Definisi rumusan masalah
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Seorang engineer harus bisa menggunakan sistem hirarki umtuk membantu dalam
membuat keputusan. Dalam setiap sistem level, fungsi dari partikular sistem bisa
dievaluasi oleh sistem yang lebih besar dengan fungsinya. Kompleksitas dari desain dan
perencanaan masalah membutuhkan sebuah kerangka kerja khusus yang dikembangkan
untuk memeriksa semua bagian dari komponen yang terlibat dan konsekuensi yang
dihasilkan. Struktur yang punya sistem bertingkat mempunyai fungsi dan didukung oleh
engineer dan kemampuan rasional basis untuk memetakan masalah. Kenyataannya
pengguna dari kerangka sistem yang bertingkat berakibat pada beberapa implikasi yang
mempengaruhi engineer dalam membuat desain dan perencanaan untuk mendukung sistem
dalam permasalahan yang lebih kompleks, implikasi ini bekerja tergantung dari
keunggulan engineer dalam memilih desain yang tepat.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
BAB 3
PENGANTAR TEORI SISTEM
3.1 PENDAHULUAN
Setelah terdapat rumusan masalah, maka kemudian perlu untuk mempelajari metode, atau
cara, dengan mana masalah dapat diuraikan untuk dianalisis dan diselesaikan. Bab ini
diawali dengan membahas alternatif-alternatif untuk mengolah dan mengatasi masalah
dalam betuk deskripsinya, metode untuk meramalkan respon model, serta formulasi
analisis perancangan sebagai keputusan. Sebagai contoh, berdasarkan formulasi masalah
dalam konteks sistem, pertanyaan mendasar yang harus diajukan adalah bagaimana sistem
atau bagian-bagian dari sistem akan digambarkan diolah dan dianalisis.
3.2 SUDUT PANDANG ANALISIS SISTEM
Beberapa pengelompokan teori atau pandangan yang umumnya dijumpai dan diterapkan
dalam upaya perancangan dan perencanaan adalah :
1. Pendekatan kotak hitam. Pendekatan kotak hitam digunakan bilamana tidak ada atau
sedikit sekali yang diketahui mengenai kaitan atau komposisi intern dari suatu sistem.
Sistem digambarkan dan dianalisis berdasarkan respon sistem kotak hitam terhadap
masukan tersebut.
2. Pendekatan teori keadaan. Dalam teori keadaan, upaya keras dilakukan untuk
mengurangi kerja dan respon intern sistem dalam bentuk seperangkat minimal
indikator sistem yang konsisten. Kepentingan utama dalam kasus ini adalah pada
penjelasan mengenai keadaan sistem serta pada deteksi, atau ramalan, mengenai
perubahan keadaan sistem dengan masukan yang baru.
3. Pendekatan integrasi komponen. Pendekatan ini berusaha menetapkan respon sistem
dalam bentuk perilaku komponen yang diketahui dan kaitan komponen-komponen ini
secar spesifik telah dikenali atau ditentukan.
4. Pendekatan proses keputusan. Suatu pendekatan teori sistem yang mnerumuskan
sebagai seperangkat keputusan dan proses keputusan yang terpadu.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
3.3 PENDEKATAN KOTAK HITAM
Konsep keperilakuan dasar dar suatu sistem adalah bahwa sistem merupakan suatu
alat yang menerima satu atau lebih masukan ini menghasilkan satu atau lebih keluaran.
Dalam pendekatan keperilakuan sistem ini, komposisi atau kerja intern alat tersebut
mungkin tidak diketahui, hanya diketahui sebagian, atau diabaikan. dalam setiap hal,
perhatian sesungguhnya dipusatkan pada perilaku masukan-keluaran dari sistem. Alat
sistem itu sendiri sesungguhnya merupakan, atau dianggap sebagai, sebuah kotak hitam
yang merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dimasuki. Pendekatan keperilakuan sistem
yang sederhana ini umumnya dikenal sebagai pendekatan kotak hitam dan digambarkan
secara skematis pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kotak Hitam
Secara matematis, sistem kotak hitam dapat dirumuskan dalam bentuk hubungan
antar amasukan (x) dan keluaran (y). Dengan menggunakan konsep ini, sistem kotak hitam
umumnya digambarkan dengan suatu fungsi, F, dan transformasi masukan-keluaran yang
dihasilkannya berbentuk
( )xfy =
Contoh pendekatan kotak hitam yang sangat bermanfaat untuk gejala alam yang
kompleks adalah penggunaan hidrograf satuan sesaat (instantaneous unit hydrograph)
unutk menyelidiki hubungan antara hujan badai dan limpasan (runoff) yang diakibatkannya
pada suatu daerah aliran (catchment area). Hidrograf satuan sesaat untuk limpasan dari
suatu lembah daerah aliran (watershed basin) merupakan konsep fundamental dalam
hidrologi dimana sebuah masukan sistem sesaat dapat menghasilkan keluaran sistem yang
berkepanjangan. HIdrograd satuan sesaat ditetapkan sebagai limpasan pada daerah aliran
yang akan terjadi jika pada satu saat tertentu, suatu badai dengan curah hujan sebesar satu
inci secara serentak dan merata membasahi seluruh daerah aliran. Ilustrasi skema dari
sistem ini disajikan pada Gambar 3.2.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 3.2Hidrograf satuan sesaat untuk suatu daerah aliran model kotak hitam masukan-keluaran
3.4 PENDEKATAN TEORI KEADAAN
Pendekatan konseptual yang relative sederhana dan sekilas menarik utuk
menjelaskan dan memahami perilaku suatu sistem adalah denagn menyusun seperangkat
variabel sistem acuan yang memberikan ukuran deskriptif yang unik dan bermakna
mengenai keadaan sistem tersebut pada suatu waktu tertentu. Perangkat variabel acuan
seperti itu dinamakan vektor keadaan dari sistem dan masing-masing variabel acuan dalam
vektor keadaan dinamakan variabel keadaan dari sistem. Konfigurasi dan perilaku sistem
kemudian ditangkap dan digambarkan dalam bentuk kumpulan nilai masing-masing
variabel keadaan sistem yang berubah-ubah selam dibaca dan dievaluasi secara kontinu,
atau hanya diukur pada selang waktu tertentu saja, akan tergantung terutama pada sifat
sistem serta maksud dibalik penelitian sistem yang bersangkutan.
Sebagai contoh pengembangan model keadaan suatu masalah perekayasaan, kita
ambil sistem penyediaan air yang digambarkan dalam Gambar 3.3, yag pada dasarnya
menggambarkan aliran dan penggunaan air dalam suatu situasi kota-tanah pertanian yang
khas. Menguraikan sistem distribusi air secara terperinci akan memerlukan penjelasan
mengenai kompone-komponen sistem dan interaksi di antara komponen-komponen
tersebut: sungai, bendungan, jaringan pipa, pusat khlorinasi, sistem retrikulasi kota, sistem
drainase,pusat pengolahan limbah, saluran irigasi, daerah irigasi, aliran sistem rembesan,
dan sebagainya. Vektor-vektor keadaan komponen individual untuk maisng-masing
komponen ini akan memerlukan banyak penjelasan: secar fisik, ekonomi, sosial, dan
sebagainya.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 3.3 Sistem penyediaan air kota-tanah pertanian yang umum
Pengembangan model pengendalian pengelolaan yang utama untuk bak penampung
memerlukan, sebagai langkah pertama, pengembangan model yang cocok untuk volume
penampungan bak penampung. Model yang sederhana dapat dibuat dengan memandang
bak penampung semata-mata dari segi pandang volume penampungan saja. Untuk model
ini, volume air yang tertampung merupakan variabel keadaan, karena keadaan bak
penampung dapat diterangkan dalam bentuk berapa penuhnya bak tersebut pada suatu saat,
seperti diperlihatkan dalam gambar 3.4. Keadaan ini dapat berubah tergantung pada sifat
aliran masuk dan aliran keluar. Walalupun aliran masuk dapat dengan mudah dianggap
sebagai masukan lingkungan ke dalam sistem, aliran keluar, yang teruatama merupakan
akiabt dari tindakan manusia, dapat dianggap sebagai suatu masukan negative dari sudut
pandang volume penampungan.
Gambar 3.4 Sistem penampung air
Karena penyederhanaan ini, konsep grafis akan digunakan, seperti diperlihatkan
dalam Gamabr 3.5. Pertambahan volume kapasitas bak penampung setiap seperempatnya
digunakna untuk membedakan berbagai keadaan bak penampung; Oleh karena itu, Si = 1,
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
, dan untuk menunjukkan bahwa bak penampung dalam keadaan penuh, tiga
perempat penuh, setengah penuh dan seperempat penuh, berturut-turut. Si = 1 dan wi =
berarti bahwa bak penampuing mengalami kelabihan beban sebagai akibat hujan lebat dan
seperempat volume satuan air akan meluap, mengakibatkan terjadinya banjir kecil selama
periode berikutnya. Dalam Gambar 3.5b, suatu respon sistem diperliahtkan. Aliran masuk
musiman actual dari sungai dapat diperoleh dari data histories dan dapat dimodelkan
sebagai simpul peluang (change node) dengan probabilitas yang berkaitan dengan berbagai
aliran masuk yang berbeda untuk setiap pertambahan waktu musiman. Di musim semi,
misalnya, terdapat probabilitas sebesar P1 bahwa aliran masuk akan sebanyak tiga
perempat volume, P2 bahwa aliran masuk akan sebanyak setenga volume bak penampung,
dan P3 bahwa aliran masuk akan sebanyak seperampat volume, seperti digambarkan dalam
Gamabr 3.6. Kemungkinan-kemungkinan serupa untuk musim panas, musim gugur dan
musim dingin juga diperlihatkan dalam Gambar 3.6.
Gambar 3.5 Keadaan sistem potensial dan perilaku sistem yang khas untuk model sistem bak penampung
Gambar 3.6 Arus sungai musiman
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Sebagai contoh lain tentang penggambaran grafis skematis dari suatu situasi sistem
keadaaan, tinjaulah permodelan pelataran parkir suatu instalasi pencmapuran beton siap-
pakai dalam bentuk ketersediaan truk pengangkut adukan beton. Misalkan instalasi
tersebut memiliki lima truk, maka status pelataran parkir akan berkaitan langsung dengan
jumlah truk yang ada di situ. Karena perusahaan memiliki lima buah truk, pelataran parkir
hanya akan berada dalam salah satu dari enam keadaan yang mungkin : kosong (So), atau
dengan satu (S1), dua (S2), tiga (S3), empat (S4, atau lima (S5) truk parkir. Gambar 3.7
menggambarkan keadaankeadaan ini beserta model keadaan skematisnya.
Gambar 3.7 Keadaan pelataran parkir untuk instalasi pencampuran beton siap-pakai
Transformasi keadaan untk pelataran parkir hanya berhubunagn denga kedatangan
dan keberangkatan truk saja. Gambar 3.8 memperlihatkan transformasi keadaan pelataran
parkir untuk sebuah truk sedangkan Gambar 3.9 memperlihatkan transformasi yang
berhubungan dengan kebutuhan instalasi akan dua buah truk. Model-model transformasi
yang berhubungan dengan kebutuhan instalasi akan dua buah truk. Model-model
transformasi keadaan lainnya dapat dikembangkan untuk kebutuhan akan tiga, empat, dan
lima buah truk. Tetapi, untuk masing-masing kasus, keadaan pelataran parkir sama dengan
jumlah truk yang diparkir, dan transformasi menyebabkan penambahan atau pengurangan
jumlah truk yang diparkir.
Gambar 3.8 Transformasi keadaan pelataran parkir untuk pemesanan bagi satu truk untuk instalasi
pencampuran beton siap-pakai
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 3.9 Transformasi keadaan pelataran parkir untuk pemesanan bagi dua truk untuk instalasi
pencampuran beton siap-pakai
Vektor keadaan total dapat dikembangkan untuk keseluruhan segi operasional dari
operasi instalasi pencampuran beton siap-pakai dan sam dengan gabungan vektor-vektor
keadaan komponen sistem, seperti diperlihatkan pada Gmabar 3.10. Pemantauan atas
operasi instalasi pencampuran kemudian akan dilakukan dengan mengevaluasi masing-
masing variabel keadaan selama periode operasi.
Secara umum, gambaran vektor keadaan dari suatu sistem akan mengandung
berbagai macam variabel keadaan atau variabel yang memantau atau yang diperlukan
untuk berbagai kepentinagn dalam pendekatan teori sistem. Ilustrasi dari berbagai
kelompok variabel keadaan yang mungkin relevan dengan teori sistem diberikan dalam
daftar berikut :
1. Karakteristik sistem yang berkaitan dengan jumlah komponen, struktur sistem.
2. Variabel yang menerangkan konfigurasi sistem saat ini, komponen yang saat ini
beroperasi, lokasi special dan relative.
3. Variabel yang menerangkan konfigurasi sistem masa lalu.
4. Parameter masukan saat ini.
5. Variabel yang menerangkan masukan sistem masa lalu.
6. Variabel yang menunjukkan seperangkat keadaan sistem berikutnya yang mungkin saat
ini.
7. Variabel yang menunjukkan sejarah masa lalu dari keadaan sistem berikutnya yang
mungkin, ditambah dengan sejarah keadaan, ditambah sejarah keadaan yang secar
aktual dicapai.
8. Variabel-variabel dengan tujuan khusus atau variabel peringkat terpadu.
Gambar 3.10 Vektor keadaan untuk instalasi pencampuran beton siap-pakai
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
3.5 PENDEKATAN INTEGRASI KOMPONEN
Dalam sebagian besar masalh perekayasaan, fasilitas pemecahan yang dikehendaki
diperoleh dengan membuat (manufacture) atau menyusun (construction), atau keduanya,
berbagai komponen yang secara fisik terkait atau terhubungkan berdasarkan cara atau
konfigurasi tertentu. Fasilitas sistem ini merupakan kumpulan komponen sistem yang
terpadu secar khusus. Biasanya, komponen sistem mempunyai karakteristik yang sudah
diketahuiatau mempunyai fungsi dan pola atau konfigurasi terlekat (built-in) yang
dirancang secara spesifik sehingga menghubungkan dan memadukan komponen-
komponen untuk membentuk struktur dan perilaku intrinsic dari sistem secara keseluruhan.
Pendekatan sistem untuk menangani berbagai masalah proses perancangan dan
perencanaan yang berkaitan dengan integrasi komponen harus mampu melakukan
identifikasi komponen serta spesifikasi perilakunya secara spesifik, dan memperlihatkan
rumsan konfigurasi hubungan yang spesifik.
Contoh yang sederhana mengenai kaitan fisik komponen-komponen diperlihatkan
pada Gambar 3.11a. Speerti ditunjukkan, sistem struktural pada gambar tersebut terbentuk
dari sejumlah komponen struktural yang dihubungkan secara sendi satu sama lain dan pada
tumpuan sendi di bagian dasar serta pada sambungan ikat di bagian atas. Bila sistem ini
dikenai suatu beban vertikal seperti tampak dalam gambar, berbagai komponen sistem,
sendi dan tumpuan akan bereaksi terhadap beban masukan sistem dengan menerima beban
dan melakukan perubahan bentuk (deformasi) sehingga respon sistem keseluruhan berupa
perpindahan (displacement) sendi dan regangan anggota komponen mencapai suatu
keadaan keseimbangan. Gambar 3.11b, misalnya, menunjukkan dalam bentuk yang terinci
sifat dari gaya-gaya anggota komponen pada masing-masing elemen komponen secara
individual akibat dikenakannya beban vertikal. Prosedur analisis sistem untuk menentukan
gaya reaksi, gaya anggota komponen, perpindahan serta lendutan (defleksi) sistem yang
dihasilkan harus secara eksplisit memperhitungkan lokasi spatial (ruang), orientasi, serta
konfigurasi hubungan masing-masing komponen sistem.
Sebagai contoh yang spesifik, tinjaulah suatu operasi pemindahan tanah (earth
moving) yang melibatkan mesin pengikis (scrapers) dan bulldozer. Scraper diberi beban-
dorong dan diakselerasikan dnegan sebuah dasar pendorong, kemudian mengangkut dan
membuang muatannya di suatu daerah timbunan sebelum kembali untuk mengangkut
beban lain. Model sistem yang menggambarkan struktur teknologis dari operasi
pemindahan tanah ini diperlihatkan dalam gambar 3.12.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 3.11 Model sistem struktural
Gambar 3.12 Modela sistem operasi pemindahan tanah
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
3.6 PENDEKATAN PROSES KEPUTUSAN
Keputusan dapat dipandang sebagai pemilihan alternatif yang disukai, atau
serangkaian tindakan, diantara alternatif-alternatif yang diketahui dan tersedia bagi
pengambil keputusan. Pengambilan keputusan menyiratkan bahwa pengambil keputusan
sadar akan adanya sejumlah alternatif dan kemungkinan konsekuensi-konsekuensi yang
dapat timbul akibat pemilihan alternatif tertentu. Selain itu, pengambil keputusan dapat
mengambil keputusan bilamana keinginan akan hasil tertentu akan dievaluasi dengan cara
tertentu berdasarkan satu atau lebih dalam proses keputusan, maka tidak akan didapat
keputusan yang sahih (valid).
Sebagai contoh pemodelan proses keputusan perekayasaan, tinjaulah model
keadaan yang sebelumnya telah dikembangkan untuk masalah bak penampung. Masalah
ini dapat dengan mudah diperluas sehingga mencakup keputusan-keputusan manajemen
bak penampung yang mungkin. Misalkan pada suatu saat tertentu telah diambil keputusan
untuk menyalurkan air yang setara dengan seperempat volume bak penmapung dan hujan
setempat yang turun setelah itu menghasilkan aliran-masuk dari sungai sebanyak setengah
volume bak penampung. Kemudian asumsikanlah bahwa kandungan bak penampung awal
adalah Si. Gambar 3.13 memodelkan interaksi keputusan manajemen guna memenuhi
komitmen unutk memasok air selama selang waktu berikutnya dan arus-masuk actual yang
dapat terjadi akibat aliran suagi dan hujan alamiah.
Gambar 3.13 Transformasi keadaan untuk model sistem bak penampung
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 3.14 Model pengelolaan sistem bak penampung
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
BAB 4
PENGANTAR PEMODELAN SISTEM
4.1 KEBUTUHAN AKAN PEMODELAN
Salah satu langkah dalam proses pendesainan dan proses perencanaan adalah
proses pemodelan dari suatu permasalahan yang telah diformulasikan. Seorang engineer
harus memutuskan bagaimana suatu masalah harus diselesaikan dan cara-cara yang yang
bertentangan dengan penyelesaian masalah tersebut. Untuk mengajukan suatu desain dan
menganalisa suatu proses, seorang engineer harus mengembangkan satu atau lebih suatu
model yang bisa menggambarkan semua aspek yang relevan dari yang ada pada masalah
tersebut. Model biasa digunakan secara luas oleh seorang engineer, untuk membantu
mendeskripsikan, menganalisi, dan tahap-tahap dari dalam menyelesaikan suatu masalah;
untuk menfasilitasi penyampaian ide pihak lain. Suatu model adalah penggambaran bentuk
dari suatu kenyataan.
4.2. MACAM-MACAM PEMODELAN DAN TUJUANNYA
Seorang engineer bisa menggunakan berbagai macam jenis variasi dari tipe
pemodelan. Diantaranya :
1. Model fisis, yang merupakan penggambaran fisik sesungguhnya.
2. Model grafis, yang merupakan gambaran garis atau skematis
3. Model matematis, yang menggambarkan masalah dalam bentuk/ungkapan matematis
Setiap model tersebut mempunyai kegunaan dalam mendesain dan proses perencanaan.
Model fisik biasanya digunakan untuk menyediakan gambaran desain yang berskala,
contohnya bendungan, gedung, dan airport. Model model grafik biasa digunakan engineer
yang berkaitan dengan gambar, atau dikenal dengan nama blue print, histogram. Kurva
menunjukkan hubungan antara 2 parameter. Model matematik menggunakan symbol-
simbol atau notasi-notasi. Biasa digunakan untuk menggambarkan hukum alam dan
hubungan antara parameter dan batasan masalah. Dengan meningkatnya kecanggihan
teknologi komputer maka model matematika memegang peranan penting dalam proses
pendesainan dan perencanaan.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Untuk tujuan pengklasifikasian model dalam berbagai tipe, model dapat diklasifikasikan
dalam 3 bentuk sesuai dengan tujuanya, diantaranya sebagai berikut :
1. Descriptive models. Deskriptive model biasanya digunakan untuk menghadirkan detail
spesifikasi dari apa yang terlibat dan apa yang harus dipenuhi.
2. Behavioral model, Behavioral model biasanya digunakan untuk merepresentasikan
respn karakteristik dari suatu sistem.
3. Decision models, Decision model biasa digunakan untuk memilih alternative solusi
terbaik dari berbagai macam alternative yang ada berdasarkan apa yang dibutuhkan
seorang engineer.
4.3. KONSEP PEMODELAN GRAFIK LINEAR
Konsep Linear grafik sebenarnya sederhana tetapi sangat berguna dalam proses
pemodelan. Grafik linear dilengkapi dengan nodes (biasanya ditandai dengan sebuah titik)
dan cabang (biasanya digambarkan dengan sebuah garis antara nodes). Nodes bisa
dipergunakan untuk merepresentasikan sistem komponen dan cabang untuk
merepresentasikan hubungan antar 2 komponen.. Grafik linear tidak digambarkan sesuai
dengan skala, dan letak posisi cabang dan titik tidak harus sesuai dengan posisi
aslinya.linear grafik teori adalah konsep abstrak. Tujuan utama dari linear grafik adalah
untuk membuat ringkasan. Gambar dari 4.1 menggambarkan 2 grafik linear model dari
suatu sistem yang terdiri dari 4 komponen.
Gambar 4.1 Model grafik linear
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Contoh 4.1
Terdapat sebuah masalah yang dialami oleh seorang kontraktor konstruksi yang
memilih rute untuk memindahkan beberapa barang berat konstruksi dari Chicago menuju
Urbana, Illnois. Kontraktor tersebut tidak mempunyai gambaran antar 2 jalan atau 4 jalan
raya, tetapi mau menghindari perjalanan pada jalur kedua karena batas beban angkut.
Kontraktor tersebut mengharapkan jalan tercepat dengan waktu tersingkat.setelah
mempelajari peta jalan, terdapat 3 pilihan seperti yang tertera pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.2 Gambaran grafik linear jaringan jalan raya
Di gambar ini titik menggambarkan kota dan cabangnyamenggmbarkan jalan raya,
anaka yang terdapat sepanjang jalan raya mengindikasikan waktu perjalanan. Dapat dilihat
dari gambar diatas rute terbaik adalah Chicago- kankakee-Paxtron- Rantoul- Urbana yang
membutuhkan waktu perjalanan 160 menit, dan pilihan terbaik kedua adalah rute Chicago-
Dwight-Urbana yang membutuhkan waktu 170 menit. Rute melalui boomiongton
membutuhkan waktu sekitar 200 menit.
Contoh 4.2
Gambar 4.3 Menggambarkan grafik linear yang merepresentasikan jadwal masalah
pembangunan rumah susun. Setiap panah menggambarkan aktivitas pekerjaan dan
dilengkapi dengan waktu dalam jam, Arah panah menggambarkan urutan pekerjaan yang
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
harus dilaksanakan. Sebagai contoh pembuatan rangka tidak bisa dikerjakan sebelum
pembuatan lantai diselesaikan tetapi boleh dimulai sebelum penyelesaian kabel listrik dan
pipa.
Gambar 4.3 Model grafik linear suatu rencana konstruksi
Contoh 4.3
Permasalahan yang dihadapi oleh seorang kontraktor adalah memasang sebuah
peralatan di dalam sebuah sungai datar yang ambang batas ainya telah melebihi batas
normal yang dapat mengakibatkan banjir. Kontraktor tersebut harus memilih dari 3 pilihan
yang ada :
1. Memindahkan peralatan
2. Meningalkan peralatan di area tersebut dan membangun platform pelindung
3. Meninggalkan peralatan di area yang tak terlindungi
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Gambar 4.4 adalah grafik linear dari masalah dalam mengambil keputusan di atas.
Tipe dari grafik linear ini biasa disebut Decision tree.
Gambar 4.4 Model grafik linear untuk masalah keputusan kontraktor
4.4 KONSEP PEMODELAN MATEMATIS
Model matematik mengandung informasi yang digambarkan dalam suatu bentuk
spesifik dari suatu masalah yang ada. Model matematik dapat dipertimbangkan
dikembangkan menjadi beberapa nomor komponen modeling. Tipe komponen modeling
adalah :
1. Descriptive komponen
2. Schemative komponen
3. Symbolic Definition Komponen
4. Matematik komponen
Gambar 4.5 Komponen dasar dari suatu model matematis
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Sebagai ilustrasi dari model matematik proses dapat dilihat di bawah ini
Modelling komponen 1 : Pendeskripsian dari masalah dan tujuan.
Sebuah batang lurus yang mempunyai panjang terbuat dari material elastis, batang tersebut
tergantungvertikal dari tumpuan dan membawa beban triaksial
Modellling komponen 2 : arti simbol
A = titik penghubung dari suatu batang menuju tumpuan
B = titik ujung dari batang
L = panjang batang , dalam inchi
Ax
= deformasi
Modelling komponen 3
= cross section area dari batang
E = Modulus yong
P = Gaya axial
= tekanan batang
= regangan batang
Modelling komponen 4 : Formula matematik dari sifat batang
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Komponen dari modelling 4 adalah formulasi matematik dari teknologi
pendeskripsian dari sifat batang. Pemilihannya bergantung pada tingkat teknologi yang
tersedia dan diketahui oleh pembuat model dan juga yang relevan untuk mengahadapi
masalah yang ada.
Modelling komponen 5 : Formula matematik dari interaksi komponen sistem
L = ub-ua
Ua = 0
P=Pb
Pa= pb
Metode komponen 5 menyatakan sistem struktur terkait dengan kompnen dari parameter
batang dan titik parameter.
Modelling Komponen 6 : asal sistem matematik dari respon sistem
Dari komponen 4 AxEPLL =
Dari komponen 5 suL '=
P=Ps
Komponen modeling 6 adalah pernyataan yang mengindikasikan bagaimana pemodel
bermaksud untuk membaca sistemnya
Modelling komponen 7 : formulasi matematika dari masalah pendesainan
=AxE
bLPbu ''
Sehingga,
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
=
bLPAxE ' a constant
Komponen modelling 7 adalah formulasi matematika yang mengekspos design
variabel Ax dan E. Pemodel sekarang dapat menetapkan kriteria desain untuk mengetes
apakah desainnya sesuai atau tidak.
Total dari model matematik untuk masalah desain dirangkum dalam gambar di
bawah ini. 7 Komponen digambarkan dalam berbagai jenis cara seperti perwujudan dari
tujuan atau fungsi model, ruang lingkup penyelidikan, batasan realita dan pengetahuan
pemodel akan teknologi
Gambar 4.6 Model matematis masalah perancangan sistem
4.5 PEMODELAN MATEMATIS: SISTEM BATANG GABUNGAN
Jika suatu persamaan dianggap sebagai suatu permodelan dari suatu kondisi atau
bagian, maka kumpulan persamaan dapat menggambarkan sebuah permodelan suatu
sistem. Kenyataannya, banyak sistem menggunakan bentuk sekumpulan persamaan secara
bersamaan, baik itu secara aljabar, fungsionil, diferensial atau integral.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Dalam beberapa kasus, setiap satu persamaan menunjukkan suatu kondisi yang
baru dimulai dengan mempertimbangkan komponen lain dalam permodelan sistem. Dalam
kasus lain, setiap persamaan menunjukkan suatu pembatasan baru dalam hubungan antara
kumpulan variable sistem.
Pengetahuan yang sangat dalam kedalam permodelan matematik dapat di dapatkan
jika macam-macam persamaan di kelompokkan ke dalam kumpulan dimana sekumpulan
persamaan focus ke dalam suatu tipe spesifik dari pembatasan sistem ( contohnya, sifat
komponen, sistem struktur, kesetimbangan sistem )
Dalam permodelan matematik dalam sistem engineering, setiap komponen sistem
mungkin memerlukan komponen permodelan yang di definisikan diatas dan di gambarkan
dalam gambar 4.6.
Sebagai contoh, dengan mempertimbangkan penggabungan sistem batang yang
ditunjukkan dalam gambar 4.7. Walaupun dalam penggabungan khusus sistem batang
dapat dipertimbangkan sebagai contoh yang sederhana dan memiliki nilai yang kecil dalam
aplikasi yang praktis, contoh yang akan ditunjukkan untuk menggambarkan suatu
pendekatan yang dapat di aplikasi kedalam permodelan oleh banyak sistem engineer.
Kenyataanya, beberapa dari program komputer yang hebat yang telah dikembangkan untuk
menganalisa jaringan struktur didasarkan pada permodelan matematik yang salah satunya
sangat mudah untuk ditunjukkan disini.
4.5.1 RUMUSAN MASALAH
Penggabungan sistem batang yang ditunjukkan dalam gambar 4.7 terdiri
dari 4 batang komponen 1, 2, 3 dan 4, yang dihubungkan oleh 3 batang horizontal
yang pendek A, B dan C, dimana batang A telah ditentukan. Pembuatan batang-
batang horizontal ini dapat dianggap sebagai potongan melintang yang kaku
sehingga batang vertikal dipaksa mengalami hanya deformasi aksial; oleh karena
itu, batang horizontal tetap horizontal dan dapat dianggap sebagai sambungan yang
individual dalam struktur.
Sistem ini dapat di bebani dengan beban sambungan PB dan PC di B dan
C, menghasilkan tegangan reaksi PA. Beban sambungan PB dan PC
Sebagai hasil sistem aplikasi beban, batang akan terbebani, menghasilkan
gaya axial P
dapat
dianggap sebagai input sistem.
1, P2,...,P4, dan batang akan mengalami deformasi sebesar u1, u2,..., u4.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
beban dalam dan deformasi sistem akan mengakibatkan sambungan B dan C
mengalami pergeseran sebesar uB dan uC. Karena sambungan A adalah perletakan
kaku, pergeseran uA adalah nol. Pergeseran sambungan uB dan uC dapat
dianggap sebagai ukuran respon sistem terhadap beban input sistem.
Permasalahannya adalah untuk mengembangkan suatu permodelan
matematik yang dapat digunakan untuk menganalisa respon sistem dalam berbagai
macam kombinasi beban di B dan C. Ini didapati jika sekumpulan persamaan dapat
dikembangkan untuk menunjukkan respon parameter sistem uB dan uC sebagai
fungsi input parameter sistem PB dan PC
1. Sifat komponen. Respon batang ketika permasalahan terhadap beban axial di
pengaruhi oleh hukum fisik, biasanya di anggap sebagai equation of state.
.
4.5.2 KENDALA SISTEM
Beberapa pembatasan dalam struktur dapat diketahui sebagi berikut :
2. Kompatibilitas sistem. Hubungan geometrik yang ada antara perpanjangan
batang dan perpindahan dari sambungan.
3. Kesetimbangan sistem. Komponen kesetimbangan yang stabil dalam beban
statis.
4.5.3 PERILAKU KOMPONEN
Telah ditunjukkan bahwa hubungan yang ada antara gaya axial Pi dalam
batang dan perpanjangan ui (4.1)
:
Dimana Ei adalah modulus young dari material yang digunakan dalam
batang i dalam pon per inch persegi, Ai adalah luas area batang i dalam inch persegi
dan Li adalah panjang batang dalam inch. Dalam ilmu teknik yang berhubungan
dengan struktural, ki adalah koefisien kekakuan batang i dan ditunjukkan dalam
satuan gaya batang per satuan pergeseran (lb/in). Koefisien kekakuan ki
iiii
iii ukuL
AEP ==
menunjukkan kekakuan batang i dan merupakan fungsi dari suatu material, luas
area dan panjang.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Untuk dapat menyelesaikan permodelan batang, sebuah tanda angka-angka
perlu dikembangkan untuk persamaan 4.1. Karena batang mengalami perpanjangan
ketika gaya axial meregang dan memendek ketika gaya axial menekan dan negatif
ketika dalam menekan. Dengan cara yang sama, ui bernilai positif ketika batang
mengalami perpanjangan dan bernilai negatif ketika mengalami pemendekan.
Satu persamaan dapat digunakan untuk menunjukkan respon dari tiap-tiap ke 4
batang dalam struktur yang telah diberikan.
P1 = k1u1 P2 = k2u2 P3 = k3u3 (4.2)
P4 = k4u
=
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
000000000000
uuuu
kk
kk
PPPP
4
Dalam matrik angka-angka, persamaan 4.2 menjadi
(4.3)
Menjadi, P(4x1) = K(4x4) u(4x1) (4.4)
Dimana
P(4x1) = kolom matrik dari komponen gaya axial
u(4x1) = kolom matrik dari komponen deformasi axial
K(4x4)
Menyambungkan batang-batang bersamaan untuk membentuk sistem
struktur memerlukan pengembangan tanda matematik untuk melakukan
kompatibilitas geometrik antara batang yang mengalami perpanjangan dan
sambungan yang mengalami pergeseran. Kompatibilitas sistem dapat dipastikan
jika tiap batang terus terhubung kesambungan walaupun sambungan mengalami
= matrik diagonal dari komponen kekakuan; bentuk
diagonalnya menunjukkan kebebasan dari keempat
persamaan
4.5.4 KESESUAIAN SISTEM
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
pergeseran. Kita anggap pergeseran kebawah sambungan ditunjukkan oleh nilai
positif dan pergeseran keatas oleh nilai negatif. Kemudian kondisi kompatibilitas
geometrik antara pergeseran sambungan dan perpanjangan batang dapat
ditunjukkan oleh sekumpulan persamaan :
u1 = uA + uB
u2 = uA + uB
u3 = uB + uC
u4 = uA + uC (4.5)
Karena sambungan A diasumsikan kaku, uA = 0, dan persamaan diatas dapat
dengan mudah menjadi :
u1 = uB
u2 = uB
u3 = uB + uC
u4 = uC
=
'''
101110011011
4
3
2
1
C
B
A
uuu
uuuu
(4.6)
Dalam matrik, persamaan 4.5 menjadi
(4.7)
Menjadi, u(4x1) = (4x3) u(3x1) (4.8)
Dimana
u(3x1) = kolom matriz pergeseran sambungan
(4x3) = matrik segi empat dari koefisien yang menghasilkan pergeseran
relatif dalam perkalian matrik dengan u
Karena beban yang dipakai P
(3x1)
. 4.5.5 KESEIMBANGAN SISTEM
B dan PC adalah statis, sistem ada dalam
persamaan jika jumlah aljabar beban yang bekerja di setiap sambungan struktur
bernilai sama dengan nol. Gambar 4.8 menunjukkan gaya yang bekerja di struktur
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
yang ada. Gaya axial batang ditunjukkan sebagai gaya rentang dan gaya pada
sambungan melengkung ke bawah. Kita anggap lengkungan ke bawah karena gaya
pada sambungan bernilai positif dan lengkungan ke atas karena gaya pada
sambungan bernilai negatif. Persamaan berikut dapat ditunjukkan sebagai berikut.
Di sambungan A :PA + P1 + P2 + P4 = 0 Di sambungan B :PB - P1 - P2 + P3 = 0
Di sambungan C : PC - P3 - P4 = 0 (4.9)
Mengatur kembali hubungan untuk memisahkan beban pada sambungan
yang ada dari komponen beban batang menghasilkan
PA = - P1 - P2 - P4 PB = + P1 + P2 - P3 PC = P3 + P4
=
4
3
2
1
110001111011
'''
PPPP
ppp
C
B
A
(4.10)
Dalam matrik
(4.11)
Dengan membandingkan matrik koefisien dari persamaan 4.11 dengan matrik
koefisien dalam persamaan 4.7, kita dapatkan
P(3x1) = T(3x4) P(4x1) (4.12)
Dimana P adalah matrik kolom dari gaya sambungan dan Tadalah matrik
transpose dari ; sehingga, baris dan kolom saling menggantikan.
4.5.6 MODEL SISTEM
Permodelan matematik yang lengkap dari gabungan sistem batang didapat
dengan mengkelompokkan persamaan 4.4, 4.8 dan 4.12 bersama-sama sehingga
didapatkan :
4 persamaan bagian :
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
P(4x1) = K(4x4) u(4x1)
(4.4)
4 persamaan kompatibilitas :
u(4x1) = (4x3) u(3x1)
(4.8)
4 persamaan kesetimbangan :
P(3x1) = T(3x4) P(4x1) (4.12)
Persamaan 11 berisi 14 variable sistem P1, P2, P3, P4, u1, u2, u3, u4, PA, PB, PC, uA, uB dan uC. sebagai solusinya, 3 variable harus di spesifikkan.
Dalam contoh ini, uA = 0 dan PB dan PC diketahui dari kondisi beban yang
diketahui.
Lebih jauh, dengan melakukan substitusi yang simpel, permodelan
matematik dapat dikembangkan untuk menunjukkan hubungan antara respon sistem
vektor u dan input sistem vektor P. Sehingga, dengan menyubstitusi persamaan
4.4 kedalam persamaan 4.12, sehingga didapat :
P = TKu
Kemudian, menyubstitusi persamaan 4.8 kedalam persamaan ini
P = (TK)u (4.13)
Dimana memerlukan permodelan matematik.
Persamaan 4.13 menunjukkan hubungan antara P dan u dalam
penggabungan sistem batang. Jika u ditentukan, P dapat dihitung langsung dari
persamaan 4.13. jika P ditentukan, u dapat dihitung dari persamaan matrik berikut
:
u = (TK)-1
=
3
2
4
3
2
1
'''
101110011011
000000000000
110001111011
'''
uuu
kk
kk
PPP A
C
B
A
P (4.14)
Dalam bentuk tulisan tangan, persamaan 4.13 menjadi
Dengan menyelesaikan perkalian matrik,
=
3
2
43
321
121
'''
101110011011
000
0
'''
uuu
kkkkk
kkk
PPP A
C
B
A
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Didapatkan
+
++
++
=
3
2
4334
332121
421421
'''
'''
uuu
kkkkkkkkkkkkkkkk
PPP A
C
B
A
(4.15)
Persamaan 4.15 memiliki 3 persamaan aljabar sebagi berikut :
PA = (k1 + k2 + k3)uA (k1 + k2)uB k4uC
(4.16) PB = (k1 + k2)uA + (k1 + k2 + k3)uB k3uC (4.17) PC = k4uA k3uB + (k3 + k4)uC (4.18)
Karena uA = 0, persamaan ini dapat disederhanakan menjadi :
PA = (k1 + k2)uB k4uC (4.19) PB = (k1 + k2 + k3)uB k3uC (4.20) PC = k3uB + (k3 + k4)uC (4.21)
Sehingga, diberikan PB dan PC, uB dan uC. Dapat ditentukan dengan
menyelesaikan persamaan 4.20 dan 4.21. Reaksi beban sambungan PA
+++
=
C
B
C
B
uu
kkkkkkk
PP
''
''
433
3321
dapat
dihitung dari persamaan 4.19. Dalam matrik, persamaan 4.20 dan 4.21 dapat ditulis
sebagai berikut
(4.22)
Dan solusinya adalah sebagai berikut
+++
=
C
B
C
B
PP
kkkkkkk
uu
''
'' 1
433
3321 (4.23)
Dimana menunjukkan hasil akhir input-output dari respon permodelan.
Invers matrik ini memasukkan semua 3 jenis pembatasan sistem dalam masalah :
sifat komponen, kompatibilitas sistem dan kesetimbangan sistem dan menunjukkan
material yang digunakan sebagai batang, geometri dan kesetimbangan struktur.
Sehingga, untuk desain struktur yang diberikan, matrik invers ini tetap konstan dan
permodelan matematik dalam persamaan 4.23 dapat digunakan untuk
menyelesaikan pergeseran sambungan uB dan uC untuk berbagai kumpulan beban
sambungan PB dan PC Permodelan ini dapat digunakan dalam prosedur untuk mendesain sebuah
struktur. Properti dari komponen struktural dan konfigurasi dapat dipilih dan uji
.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
respon melalui permodelan. Jika respon tidak memenuhi kriteria, properti dari
komponen struktural dan konfigurasi harus diganti dan analisa harus diulang.
4.5.7 CONTOH NUMERIK
Sebagai contoh, mengingat kasus spesifik yang ditunjukkan gambar 4.9.
Sesuai dengan persamaan 4.23,
=
85
5.54412
'' 1
B
B
uu
Oleh karena itu,
=
=
.32.2.19.1
85
24.008.008.011.0
''
inin
uu
B
B
Dan PA = -8uB 1.5uC = - 13 lb
Jika beban diganti maka PB = 6 lb dan PC
=
=
.88.2.46.1
106
24.008.008.011.0
''
inin
uu
B
B
= 10 lb, solusi yang baru dapat dihitung
sebagai berikut :
Dan PA = -8uB 1.5uC
Dalam banyak manajemen engineering dan situasi keputusan tidak jelas untuk
diputuskan dan/atau dengan teliti perumusan permasalahn dapat dimunculkan. Dalam
kasus ini engineer harus membuat sebuah perumusan dan permodelan sistem yang khusus
jika keputusan harus ditetapkan. Sebagai contoh pendekatan ini, anggap permodelan
matematik dengan pendekatan untuk permasalahan area sekumpulan gedung-gedung dari
= 16.00 lb
Grafik linear dan perumusan matrik topologi dari penggabungan masalah
batang dimungkinkan dan sangat berguna sekali sebagaimana dasar logika untuk
perumusan automatis dari permasalahan untuk solusi dengan digital komputer.
4.6 PENDEKATAN PEMODELAN MATEMATIS UNTUK INSTALASI
PENGADUKAN BETON
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
beton disebutkan dengan jelas sebagai bagian dari permasalahan perencanaan daerah yang
dijelaskan dalam chapter 1.
Diperlukan ketelitian mengingat desain dan opersai dari sekumpulan gedung-
gedung dari beton berhubungan dengan besarnya beton yang diperlukan dalam proyek.
Jika diperlukan beton dalam jumlah yang besar lebih dari waktu yang ditentukan,
kesempatan akan muncul untuk meningkatkan kapasitas produksi dan untuk menyadari
ekonomi dalam mendapatkan beton. Para engineer kemudian dapat diperlukan untuk
mengembangkan secara matematik ekonomi dan contoh permodelan simulasi untuk
keseluruhan proses dan untuk mengembangkan kebijakan manajemen untuk operasi
mereka.
Secara umum, permodelan matematik akan diperlukan untuk fitur sistem sebagai
berikut :
1. System component and technology models. Permodelan ini menjelaskan angka, tipe,
ukuran dan karakteristik dari bangunan secara keseluruhan termasuk dalam usaha
mendapatkan beton berhubungan dengan sekumpulan gedung. Sebagai tambahan,
komponen permodelan teknologi akan menjelaskan perubahan dalam proses produksi
material.
2. The Procurement process structure definition models. Permodelan ini menjelaskan cara
yang diambil oleh macam-macam material (pasir, aggregate, semen, additif, beton, dan
lain-lain) melalui bermacam komponen sistem dari sekumpulan gedung. Tergantung
dari persoalan yang ada, cara yang akan didefinisikan dari sumber untuk tujuan akhir.
3. The management policy models. Permodelan ini menjelaskan bermacam tindakan yang
diambil ketika kondisi tertentu muncul, atau memberikan criteria untuk memilih
alternative ketika ada beberapa pilihan. Permodelan ini harus focus kedalam fitur
inventaris dari persediaan material, memulai dan mengakhiri pencampuran beton,
dimana kecepatan penggalian barang tambang meningkat dan persediaan barang
tambang dapat tergantikan dan seterusnya.
4. System response models. Permodelan ini menunjukkan karakteristik dari jumlah total
usaha mendapatkan sistem dalam sekumpulan gedung yang terdapat masalah dalam
pertimbangan. Beberapa lebih fokus terhadap karakteristik waktu dari sistem, seperti
waktu respon untuk mengganti campuran beton, mengkosongkan dan menggantikan
persediaan dan waktu lenggang. Beberapa akan fokus dalam permasalahan manajemen
yang berhubungan dengan biaya produksi dan kemungkinan terjadinya tambahan dan
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
pengorbanan untuk menghilangkan kemacetan dalam sistem atau untuk meningkatkan
produktifitas.
Pengembangan permodelan matematik akan menghasilkan analisa dari sekumpulan
gedung dengan menunjukkan dasar dari langkah-langkah fungsional dalam program
komputer. Material berikut dimaksudkan untuk menggambarkan pendekatan terhadap
permodelan matematik dari sekumpulan gedung tetapi bukan usaha untuk
menetukantingkat dari permodelan atau menunjukkan permodelan yang lengkap.
Sekumpulan gedung terbuat dari beton memiliki sekumpulan komponen berat yang
dihubungkan dengan sistem dari belt conveyer, feed chutes dan hoppers. Bentuk layoutnya
dapat dilihat pada gambar 4.10.
Komponen gedung yang ditunjukkan dalam simbol dengan menghubungkan vektor
atribut untuk menjelaskan secara fisik dan karakteristik fungsional dari komponen. Sebagai
contoh, tempat penyimpanan semen dapat ditunjukkan denagn simbol TEMPAT
PENYIMPANAN SEMEN. Bermacam atribut dari tempat penyimpanan dapat menarik
perhatian : volumenya, jumlah kapasitas semen yang dapat ditampung dan keadaannya saat
tempat penyimpanan itu berisi semen. Atribut ini dapat ditandai dengan posisi vektor N x l
yang disebut TEMPAT PENYIMPANAN SEMEN (N) atau diberikan simbol yang unik
untuk petunjuk. Bangunan pencampur beton akan memiliki kapasitas MIX VOLUME,
waktu untuk memuat MIX LOAD TIME, waktu pencampuran MIX TIME dan waktu
pengosongan MIX DUMP TIME. Waktu pencampuran dapat dianggap tetap atau dapat
dianggap waktu probabilitas tergantung pada kebiasaaan operasi pencampuran dan tingkat
detail permodelan dan permasalahan yang memerlukan solusi. Dengan cara yang sama,
setiap komponen ditunjukkan pada gambar 4.10 dapat ditunjukkan sehingga sekumpulan
simbol dan atribut vektor dihasilkan.
Arus proses material dihubungkan dengan properti dari belt conveyer, feed chutes
dan bagian mekanikal lainnya. Arus ini dapat ditunjukkan sebagai waktu teergantung pada
persamaan dengan batas kapasitas. Sebagai contoh, the Ith aggregat belt conveyer BELT
CONVEYER (I) akan memiliki karakteristik seperti panjang, lebar dan inklinasi,
sebagaimana menunjukkan rata-rata volume atau satuan berat per satuan waktusebagai
fungsi dari kecepatan tali dan penyebaran horsepower yang ada. Terhadap perubahan
efisiensi peralatan, kondisi aggregat yang besar dalam tali, feed dan sebagainya, kecepatan
rata-rata dapat merupakan sebuah variabel dengan probabilitas distribusi khusus yang
dapat ditunjukkan dalam cara dan standar deviasi. Observasi lapangan dalam peralatan
yang sama dapat menghasilkan data mentah untuk mendefinisikan karakteristik model
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
khusus. Untuk proses pengantaran semen dan beton, ketidak bersambungan arus properti
harus diasumsikan sebagai fungsi waktu.
Pernyataan kebijakan manajemen dapat dihubungkan dengan kondisi dari keadaan
atau bagian sistem. Sebagai contoh, jika tingkat semen didalam tempat penyimpanan
semen, CEMENT BIN LEVEL (T), dibawah nilai tertentu, CEMENT BIN LEVEL (A),
feed chute, CEMENT FED CHUTE, dari tempat penyimpanan semen harus diaktifkan
oleh operator untuk waktu tertentu, DELTA TREFILL, untuk menjamin bahwa tempat
penyimpanan semen selalu terisi penuh. Pernyataan kebijakan untuk situasi ini dapat
ditunjukkan dalam bentuk :
Jika CEMENT BIN LEVEL (T) CEMENT BIN LEVEL (A) maka diaktifkan
CEMENTFEDCHUTE untuk waktu DELTA
TREFILL
Pernyataan kebijakan yang sama dapat dikembangkan untuk setiap poin keputusan
dalam operasi sekumpulan gedung. Gedung yang terbuat dari beton dimaksudkan untuk
meproduksi jumlah total beton, TOTAL CONCRETE, diluar waktu konstruksi
OPERATION LIFE. Mendapatkan jumlah permintaan ORDER SIZE untuk tiap tipe
pencampuran, seperti MIX TYPE (I). Kenyataannya, ORDER SIZE adalah fungsi dari
waktudan macam-macam tipe pencampuran beton memerlukan proporsi yang berbeda dari
aggregat, pasir dan semen.
Sekalinya variabel terpenuhi dan barang telah teridentifikasi, sejumlah hubungan
dapat dikembangkan berdasarkan pada simbol kedalam persamaan fungsional sistem.
Sebagai contoh, dari pertimbangan yang berlanjut, Jumlah detail yang diperlukan
dan jangkauan permodelan sistemyang dikembangkan akan menjadi fungsi dari
permasalah yang didefinisikan dan objektif. Bermacam-macam alternatif yang ada untuk
kedua permodelan dalam tingkat detail dan kebiasaan dimana parameter telah
dikarakteristikkan. Sebagai hasil dari permodelan menjadi pernyataan formal dari sistem
dan permasalahan sistem.
Bagian awal permodelan untuk waktu produksi penggabungan, MIXER
PRODUCTION TIME, untuk permintaan Nth dari ORDER SIZE(N) dapat diberikan oleh
= CTIONTIMEMIXERPRODU
IDLETIMEE)MIXDUMPTIM MIXTIME ME(MIXLOADTI x MIXVOLUME
N)ORDERSIZE( +++
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Dimana IDLETIME adalah jumlah waktu selam proses waktu untuk pemesanan
dimana sekumpulan gedung tidak dilayani oleh truk pengantar di tempat pemuatan.
Akibatnya, IDLETIME adalah fungsi dari ukuran lebar truk, TRUCKFLEETSIZE dan
karakteristik dari circle pengantar dan operasi beton yang mengalir dilapangan.
Model yang ada yang engineer kembangkan harus cocok dengan prosedur sistem
analisis yang ada dan didukung oleh data yang relevant ke dalam permasalahan khusus
dalam pertimbangan.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
BAB 5
KONSEP OPTIMASI
5.1 PROSES OPTIMASI
Proses optimasi adalah proses siklis yang terdiri dari kegiatan perancangan, analisis
dan penyusunan peringkat alternatif pemecahan yang berlangsung berkesinambungan dan
saling mempengaruhi. Dalam kerangka pendekatan sistem, telah dikembangkan beberapa
metode dan prosedur untuk membantu pengambil keputusan dalam mencari pemecahan
yang optimal
1. Menentukan ruang lingkup permasalahan.
2. Menemukan solusi awal.
3. Mengembangkan system design model.
(menjelaskan tentang the design characteristics and the interactions of the system
requirements; berupa model grafis, matematis, ataupun fisis).
4. Analisis
5. Evaluasi solusi
6. Urutkan masing-masing alternatif solusi
5.2 MOTIVASI DAN KEBEBASAN MEMILIH
Untuk memungkinkan optimasi, seorang perekayasa harus mempunyai keinginan
atau setidak-tidaknya rangsangan untuk mencari pemecahan terbaik. Motivasi ini harus
datang dari kebutuhan untuk memanfaatkan bahan dan sumber daya secara efisien guna
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
meningkatkan kualitas kehidupan. Derajat keberhasilan dalam optimasi sering kali
ditentukan oleh sejauh mana si perancang merasa termotivasi untuk menemukan
pemecahan yang optimal.
5.3 TUJUAN, SASARAN, DAN KRITERIA
Maksud proses optimasi adalah menentukan sistem yang memungkinkan
pengambil keputusan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diterapkan sedekat
mungkin. Derajat pencapaian tujuan dan sasaran harus diukur dengan seperangkat kriteria
yang spesifik. Oleh karena itu, mutlak perlu bahwa tujuan, sasaran dan kriteria suatu
masalah ditetapkan secara jelas selama tahap penentuan batasan (pendefinisian) masalah.
Tujuan harus benar-benar mencerminkan maksud akhir dari mereka yang mempunyai
kepentingan langsung ataupun tak langsung dengan masalah. Sebagai contoh, pelajarilah
masalah perancangan sebuah gedung bertingkat tinggi. Sebagai contoh masalah
perancangan sebuah gedung bertingkat tinggi.
Masalah yang muncul tidak hanya melibatkan soal teknologi saja dan dapat dibagi
menjadi dua masalah yang luas:
1. Intern : Masalah yang berhubungan dengan kebutuhan akan ruang di dalam gedung
yang terbatas serta persyaratan pelayanan dan lingkungan yang bersangkutan.
2. Ekstern : Masalah yang berhubungan denga tuntutan yang ditimbulkan oleh
bangunan terhadap lingkungan politik, sosial dan ekonomi setempat dimana
bangunan tersebut dibangun.
5.4 OPTIMAL
Pemecahan yang optimal biasanya didefinisikan sebagai pemecahan terbaik secarqa
teknis yang dicapai tanpa mengkompromikan tujuan dan sasaran apa pun. Ini
menggambarkan pemecahan ideal yang memungkinkan dicapainya semua tujuan dan
sasaran. Dalam kenyataan, pemecahan seperti ini jarang ada. Sifat permasalahan
perekayasaan selalu saja melibatkan kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan.
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
Oleh karena itu, proses optimasi hanyalah menghasilkan pemecahan optimal , yaitu
pemecahan terbaik yang dapat dicapai dalam batas-batas kendala perancangan dan
teknologi.
5.5 SUBOPTIMASI
Kualitas dan prestasi bagiam-bagian komponen ini kemudian dikendalikan dengan
seperangkat spesifikasi yang menetapkan tujuan dan sasaran bagi setiap komponen. Proses
mengoptimalkan satu komponen dari sebuah sistem menurut bagian kumpulan (subset)
tujuan, sasaran dan kriteria dinamakan suboptimasi.
5.6 METODE OPTIMASI
1. Pendekatan Analitis (mathematical Programming)
Aplikasi hanya untuk jumlah perintah sistem problem (berupa variabel). Misal,
x1, x2, , xn = Desain permasalahan
at = Nilai satu unit xt untuk seluruh sistem
maka jumlah nilai seluruh sistem dalam fungsi matematis:
n C = at xt
i=1
Batasan sistem :
Batas bawah G1 = (x1, x2, , xn) / a1
Batas atas H1 = (x1, x2, , xn) / b1
Persamaan P1 = (x1, x2, , xn) = c1
Perkiraan Q1 = (x1, x2, , xn) ~ d1
-
Civil Engineering University of Indonesia
CIVIL ENGINEERING SYSTEM KELOMPOK 7
2. Pendekatan Kom