RANGKUMAN AKUNTANSI ISLAM - ibec-febui.com · Perlakuan Akuntansi untuk Bank sebagai Pembeli...
Transcript of RANGKUMAN AKUNTANSI ISLAM - ibec-febui.com · Perlakuan Akuntansi untuk Bank sebagai Pembeli...
RANGKUMAN AKUNTANSI ISLAM
RANGKUMAN AKUNTANSI ISLAM
UNTUK UAS
Akuntansi Penyaluran Dana dengan Akad Salam dan Istishma’
1. Perlakuan Akuntansi dan Ilustrasi Salam
Definisi
- Salam = Akad jual beli barang pesanan dengan pengiriman di kemudian hari
oleh penjual dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad
disepakati sesuai dengan syarat-syarat.
- Salam Pararel = Melaksanakan dua transaksi salam secara simultan,
misalnya akad pertama antara Bank dan nasabah; dan akad kedua antara
Bank dan pemasok. Bnetuk akad seperti inilah yang terjadi di Bank Syariah
- Syarat Salam Pararel:
a. Akad pertama dan kedua harus terpisah dan tidak boleh saling
tergantung (Ta’alluq)
b. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah
Ilustrasi Salam
Skema Salam
Karakteristik (Fatwa DSN)
- Karakteristik Pembayaran
a. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang,
barang, atau manfaat
b. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati
c. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang
- Karakteristik Barang
Ketika akad terjadi, hal-hal berikut harus sudah ditentukan dan
disepakati:
1. Harga (tidak boleh berubah)
2. Spesifikasi
3. Jenis
4. Kualitas
5. Kuantitas
6. Waktu penyerahan barang
a. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang
b. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
c. Penyerahannya dilakukan kembali
d. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesapakan
e. Pembeli tidak boleh menjual barang sebellum menerimanya
f. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan
- Karakteristik Penyerahan Barang
a. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan kualitas
dan jumlah yang telah disepakati
b. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi,
penjual tidak boleh meminta tambahan harga
c. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih rendah,
dan pembeli rela menerimanya, maka ia tidak boleh menuntut
pengurangan harga (diskon)
d. Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang
disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan
kesepakatan, dan ia tidak boleh menuntut tambahan harga
e. Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan,
atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya,
maka ia memiliki dua pilihan:
Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya
Menunggu sampai barang tersedia
- Pembatalan Kontrak
Pada dasarnya pembatalan Salam boleh dilakukan, selama tidak merugikan
kedua belah pihak.
Perlakuan Akuntansi untuk Bank sebagai Pembeli (PAPSI)
- Piutang Salam
Piutang salam merupakan bentuk tagihan yang diselesaikan dalam bentuk
penyerahan barang, bukan penerimaan dalam bentuk uang tunai.
Piutang salam diakui pada saat penyerahan uang kepada pemasok
senilai barang yang dipesan Rp9.000.000.
Db. Piutang salam 9.000.000
Kr. Kas/Rek. Pemasok 9.000.000
- Penerimaan Aset Salam
Pada saat Bank menerima barang tersebut dari pemasok.
Pada saat Bank menerima barang dari pemasok senilai barang yang
dipesan Rp9.000.000
Db. Persediaan/asset salam 9.000.000
Kr. Piutang salam 9.000.000
- Barang Pesanan tidak sesuai Spesifikasi
Jika barang pesanan yang dikirim salah atau cacat maka pembeli memiliki
hak untuk menolak atau menerima.
Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan,
maka:
a. Tanggal jatuh tempo pengiriman dapat diperpanjang
b. Akad Salam dapat dibatalkan sebagian atau seluruhnya; maka
piutang salam berubah menjadi piutang qardh
Db. Piutang qardh dari pemasok 9.000.000
Kr. Piutang Salam 9.000.000
- Jaminan atas Barang Pesanan
Jaminan atas barang pesanan dapat dieksekusi
a. Penjualan jaminan dengan hasil lebih kecil (Rp8.000.000) dari piutang
Salam (9.000.000), maka selisihnya diakui sebagai piutang kepada
pemasok.
Db. Kas/kliring 8.000.000
Db. Piutang qardh (pemasok) 1.000.000
Kr. Piutang Salam 9.000.000
b. Penjualan jaminan dengan hasil lebih besar (Rp12.000.000) dari piutang
Salam (9.000.000), maka selisihnya menjadi hak pemasok.
Db. Kas/kliring 12.000.000
Kr. Rekening pemasok 3.000.000
Kr. Piutang Salam 9.000.000
Perlakuan Akuntansi untuk Bank sebagai Penjual (PAPSI)
- Utang Salam
Utang Salam merupakan kewajiban Penjual yang harus diselesaikan dalam
bentuk penyerahan barang (bukan uang tunai) kepada nasabah.
Ex: Utang Salam diakui pada saat penerimaan uang dari pembeli
sebesar Rp10.000.000
Db. Kas/rekening nasabah 10.000.000
Kr. Utang Salam 10.000.000
- Penyerahan Barang Pesanan
Pada saat Penjual menyerahkan barang kepada nasabah senilai
Rp9.000.000
Db. Utang Salam 10.000.000
Kr. Persediaan/asset Salam 9.000.000
Kr. Pendapatan Salam 1.000.000
*Pendapatan Salam= harga jual + harga beli
Penyajian
- Piutang Salam disajikan sebesar jumlah tercatat
- Piutang Salam yang tidak dapat dipenuhi oleh pemasok dan pemasok
menyatakan tidak dapat memenuhi kewajibannya disajikan sebagai piutang
qardh
- Utang Salam disajikan sebesar jumlah tercatat
- Persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai
terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila
nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka
selisihnya diakui sebagai kerugian.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
- Rincian piutang salam dan utang salam berdasarkan jumlah, jangka waktu,
jenis valuta, dan kuantitas barang pesanan
- Piutang Salam dari pemasok dan utuang salam kepada nasabah yang
merupakan berelasi
2. Perlakuan Akuntansi dan Ilustrasi Istishna’
Definisi
- Istishna’ = Akad jual beli dalam benntuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat/shani’)
- Istishna’ Pararel = Bentuk akad Istishna’ antara pemesan
(pembeli/mustashni’) dengan penjual (pembuat/shani’),kemudian untuk
memenuhi kewajibannya kepada mustashni’, penjual memerlukan pihak
lain sebagai shani’
- Bank tidak membuat sendiri pesanan nasabah, tetapi mengadakan
perjanjian istishna’ lain dengan pihak pemasok/shani’.
- Istishna’ pertama antara nasabah dengan bank, Istishna’ kedua antara bank
dan pemasok
- Skema Pembayaran Istishna’
Penyediaan dana dari Bank kepada nasabah untuk membeli barang sesuai
dengan pesanan nasabah yang menegaskan harga belinya kepada pembeli
(nasabah) dan pembeli (nasabah) membayarnya dengan harga yang lebih
sebagai keuntungan Bank yang disepakati.
Skema Istishna’
- Istishna
- Istishna Pararel
- Posisi Bank
a. Pada Istishna’
Sebagai penjual (shani’)
b. Pada Istishna’ Pararel
Sebagai penjual (shani’) antara bank dan nasabah (pembeli)
Sebagai pembeli (mustashni’) antara bank dan pemasok
Karakteristik
- Spesifikasi dan harga barang disepakati diawal akad
- Harga tidak boleh berubah selama jangka waktu akad, kecuali disepakati
kedua pihak
- Jenis, macam, kuantitas, dan kualitas disepakati dari awal
- Penyerahan dilakukan kemudian. Waktu dan tempat berdasarkan
kesepakatan
- Pada dasarnya akad istishna’ tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi
kondisi:
Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya
Akad batal demi hokum karena timbul kondisi hokum yang dapat
menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad
- Cara Pembayaran:
Pembayaran dimuka seluruhnya atau sebagian setelah akad,
sebelum pembuatan barang
Saat penyerahan barang atau selama dalam proses pembuatan
barang boleh ada termin sesuai tingkat penyelesaian
Ditangguhkan setelelah penyelesaian barang
Kombinasi dari cara ketiga pembayaran diatas
Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang
- Ketentuan Barang:
Jelas ciri-ciri dan spesifikannya
Pembeli (mustashni’) tidak boleh menjual barang sebelum
menerimannya dari penjual (bank)
Waktu dan tempat penyerahan ditetapkan berdasarkan kesepakatan
Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan
Jika barang yang dikirim tidak sesuai, maka penjual (bank, shani’)
harus bertanggung jawab. Pemesan memiliki hak memilih (khiyar)
untuk melanjutkan atau membatalkan akad
Perlakuan Akuntansi
- Penyatuan dan Segmentasi Akad
- Pengakuan Pendapatan
Metode presentase penyelesaian
Sebesar proporsi penyelesaian barang
Metode akad selesai
Saat varang telah diserahkan kepada nasabah
Jika estimasi penyelesaian akad dan biaya untuk penyelesaiannya
tidak dapat ditentukan secara rasional pada akhir periode Laporan
Keuangan, maka digunakan metode akad selesai dengan ketentuan
sebagai berikut:
a.
b. tidak ada pendapatan Istishna yang diakui sampai dengan
pekerjaan tersebut selesai;
c. tidak ada harga pokok Istishna yang diakui sampai dengan
pekerjaan tersebut selesai;
d. tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam Aktiva Istishna
Dalam Penyelesaian sampai dengan pekerjaan tersebut selesai;
e. pengakuan pendapatan Istishna, harga pokok Istishna, dan
keuntungan dilakukan hanya pada saat penyelesaian pekerjaan
Metode Presentase Penyelesaian
Apabila proses pelunasan lebih dari satu tahun, maka pendapatan
dibagi 2:
a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan (sebagaimana
istishna’ dilakukan secara tunai) diakui sesuai persentase
penyelesaian, dan
b. Selisih nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui
selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan
jumlah pembayaran
Nilai tunai
nilai barang antara pemasok dengan bank (penjual). Walaupun
dibayar dengan tangguhan, nilai tunai telah ditentukan sejak tanggal
penyerahan barang.
Nilai akad
harga yang disepakati antara penjual (bank) dan pembeli (nasabah)
- Metode Akad selesai
Apabila dibayar dengan tangguhan lebih dari 1 tahun, maka pendapatan
dibagi 2:
Margin keuntungan pembuatan barang pesanan (sebagaimana
istishna’ dilakukan secara tunai) diakui saat penyerahan barang
pesanan, dan
Selisih nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama
periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah
pembayaran
Ilustrasi dan Pencatatan Akuntansi
- Transaksi Biaya Pra-akad dan penandatanganan akad
Biaya pra-akad diakui sebagai “beban tangguhan”
Apabila akad disepakati, diperhitungkan sebagai biaya istishna
Apabila tidak disepakati, dibebankan periode berjalan
Bank “SYARIAH” mengeluarkan biaya pra-akad istishna’ (tenaga
kerja dan overhead) untuk perjanjian dengan Tn.Hariri sebesar
Rp3.000.000.
Db. Beban pra-akad tangguhan 3.000.000
Kr. Kas 3.000.000
a. Bila akad disepakati, diakui sebagai beban periode berjalan.
Db.Aset istishna’ dalam penyelesaian 3.000.000*
Kr. Beban pra-akad tangguhan 3.000.000
b. Bila akad tidak disepakati, diakui sebagai beban periode
berjalan.
Db. Beban operasional 3.000.000
Kr. Beban pra-akad tangguhan 3.000.000
*dalam praktik, terkadang bank membebankan pada aku “piutang istishna’
- Uang Muka
Uang muka pesanan yang diterima dari nasabah/pembeli dibukukan
sebagai uang muka istishna’ yang disajikan sebagai liabilitas. Dan
dianggap sebagai pembayaran termin (isitshna’)
Uang muka pesanan yang dibayar bank kepada pemasok diakui
sebagai uang muka kepada pemasok sebesar uang yang diserahkan
dan diakui sebagai Aset Istishna’ dalam Penyelesaian pada saat
barang diserahkan oleh supplier. (isishna’ paralel)
a. Bank “SYARIAH” menerima uang muka dari Tn.Hariri sebesar
Rp10.000.000.
Db. Kas/rekening 10.000.000
Kr. Uang Muka Istishna’ 10.000.000
b. Bank “SYARIAH” menyerahkan uang muka kepada PT.
SUPPLIER sebesar Rp5.000.000.
Db. Uang Muka Kepada Pemasok 5.000.000
Kr. Kas/rekening 5.000.000
- Tagihan kepada Pembeli (Nasabah)
Tagihan diakui sebgai piutang istishna’ dan termin istishna’
Bank “SYARIAH” menagih kepada Tn. Hariri sebesar
Rp20.000.000/termin selama 5 termin.
a. Tagihan termin 1:
Db. Uang muka istishna’ 10.000.000
Db. Piutang istishna’ 10.000.000
Kr. Termin istishna’ 20.000.000
b. Tagihan termin 2-5:
Db. Piutang istishna’ 20.000.000
Kr. Termin Istishna’ 20.000.000
- Biaya Perolehan Istishna’
Kondisi: barang diproduksi sendiri oleh bank
Diakui sebagai Aset Istishna’ dalam penyelsaian pada saat terjadi
Terdiri daro
a. Biaya langsung (material dan Tenaha kerja langsung)
b. Biaya tidak langsung
Biaya administrasi, beban penjualan, biaya R&D tidak termasuk
biaya Istishna’
- Biaya Perolehan Istishna’ Pararel
Barang diperoleh dari pemasok
Diakui sebagai Aset istishna’ dalam Penyelesaian pada saat
diterimanya tagihan dari pemasok
Terdiri dari:
a. Biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan pemasok
kepada bank
b. Biaya tidak langsung (overhead) termasuk biaya akad dan
praakad
c. Semua biaya akibat pemasok tidak dapat memenuhi
kewajibannya (jika ada)
- Tagihan dari Pemasok
Diakui sebagai Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian.
a. Bank “SYARIAH” menerima tagihan dari pemasok untuk
termin pertama sebesar Rp16.000.000
Db. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian 16.000.000
Kr. Uang Muka kepada Pemasok 5.000.000
Kr. Utang Istishna’ 11.000.000
b. Menerima tagihan dari pemasok untuk termin 2 dan 3 (masing-
masing Rp32.000.000):
Db. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian 32.000.000
Kr. Utang Istishna’ 32.000.000
- Membayar Tagihan kepada Pemasok
Bank “SYARIAH” membayar tagihan kepada pemasok:
Kr. Utang Istishna’ 11.000.000
Db. Kas/rekening pemasok 11.000.000
Jurnal yang sama untuk pembayaran termin 2 dan 3 masing-masing sebesar
Rp32.000.000
- Pengakuan Pendapatan metode presentase penyelesaian
Dilakukan saat dilakukan sesuai persentase tingkat penyelesaian
Pengakuan pendapatan dapat dilakukan bulanan, triwulanan, dll
atau pada periode tertentu sepanjang memiliki dokumen persentase
penyelesaian.
PSAK 104 (par. 18): Apabila menggunakan metode persentase
penyelesaian, maka:
a. Bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah
diselesaikan dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan
istishna pada periode bersangkutan.
b. Bagian marjin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode
pelaporan ditambahkan pada Aset Istishna Dalam Penyelesaian.
c. Pada akhir periode, harga pokok istishna’ diakui sebesar biaya
istishna’ yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.
Perhitungan:
nilai akad: Rp100.000.000
nilai tunai: Rp80.000.000
margin/keuntungan: Rp20.000.000
20% tingkat penyelesaian:
Nilai pendapatan = 20%*100.000.000= Rp20.000.000
Harga pokok=20%*80.000.000= Rp16.000.000
Bagian margin/keuntungan Rp4.000.000
Kondisi
Nilai akad pendapatan)= Rp100.000.000
Nilai tunai= Rp80.000.000
Margin/keuntungan istishna’= Rp20.000.000
Perhitungan pendapatan:
- Penagihan Piutang Istishna’
Penagihan dapat sama dengan persentase penyelesaian bisa juga
tidak, sesuai dengan kesepakatan bank (penjual) dan nasabah
(pembeli)
Diakui sebagai piutang isitishna’, Akun lawan diakui sebagai termin
istishna’
Jurnal Pembayaran oleh nasabah (pembeli)
- Saat Penyerahan Barang pada Nasabah
Db. Termin Istishna’ 100.000.000
Kr. Aset Istishna Dalam Penyelesaian 100.000.000
- Pengakuan Pendapatan Metode Akad Selesai
Contoh yang dipakai di atas adalah jurnal apabila pengakuan
pendapatan menggunakan metode persentase penyelesaian.
Apabila menggunakan metode akad selesai, maka
a. Pengakuan pendapatan, harga pokok, dan keuntungan hanya
dilakukan pada saat penyelesaian pekerjaan :
Db. Aset Istisna’ dalam Penyelesaian 20.000.000
Db. Harga Pokok Istishna’ 80.000.000
Kr. Pendapatan Istishna’ 100.000.000
Catatan tentang Perlakuan Akuntansi Terkait Akad Istishna’
- Penyelesaian lebih awal
Apabila nasabah (pembeli) melunasi piutang istishna’ lebih awal dan bank
memberikan potongan, maka potongan tersebut menjadi pengurang
Pendapatan Isitshna’ dengan cara:
a. Potongan secara langsung dan dikurangkan dari piutang istishna’ pada
saat pembayaran.
Db. Kas 35.000.000
Akun 20% 60% 100%
Db. Piutang Istishna 20.000.000 40.000.000 40.000.000
Kr. Termin Istishna 20.000.000
40.000.000
40.000.000
Akun 20% 60% 100%
Db. Rekening Pembeli 20.000.000 40.000.000 40.000.000
Kr. Piutang Istishna 20.000.000 40.000.000 40.000.000
Db. Potongan 5.000.000
Kr. Piutang Istishna’ 40.000.000
Nasabah melunasi lebih awal untuk termin 3 (Rp40.000.000), dan bank
memberi potongan 5.000.000
Db. Kas 35.000.000
Db. Potongan 5.000.000
Kr. Piutang Istishna’ 40.000.000
b. Penggantian (reimbusement) pada pembeli sebesar jumlah keuntungan
yang dihapuskan tersebut setelah menerima pembayaran piutang
istishna’ secara keseluruhan.
Bank memberi potongan tunai 5.000.000 kepada nasabah setelah
menerima pembayaran dari nasabah
Db. Kas 40.000.000
Kr. Piutang Istishna’ 40.000.000
Db. Pendapatan istishna’ tangguhan 7.500.000*
Kr. Kas 5.000.000
Kr. Pendapatan Istishna’ 2.500.000 *saldo istishna’ tangguhan
- Hal yang harus diungkapkan
1. Rincian piutang Istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis
valuta dan kualitas piutang dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
piutang Istishna.
2. Jumlah piutang murabahah yang diberikan kepada pihak yang
berelasi.
3. Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam pengakuan
pendapatan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai, penghapusan dan
penanganan piutang Istishna yang bermasalah.
4. Besarnya piutang Istishna baik yang dibiayai sendiri oleh Bank
maupun secara bersama-sama dengan pihak lain sebesar bagian pembiayaan
Bank.
5. Jumlah akumulasi biaya atas kontrak berjalan serta pendapatan
dan keuntungan sampai dengan akhir periode berjalan. 42 Akuntansi Islam
(ECIE603003)/Program Studi Bisnis Islam/FEB UI
6. Jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan
syarat kontrak.
7. Klaim tambahan yang belum selesai dan semua denda yang
bersifat kontinjen sebagai akibat keterlambatan pengiriman barang.
8. Nilai kontrak Istishna paralel yang sedang berjalan serta rentang
periode pelaksanaannya.
9. Nilai kontrak Istishna yang telah ditandatangani Bank selama
periode berjalan tetapi belum dilaksanakan dan rentang periode
pelaksanaannya.
10.Rincian utang Istishna berdasarkan jumlah, tujuan (pemasok atau
nasabah), jangka waktu dan jenis mata uang.
11.Utang Istishna kepada nasabah yang merupakan pihak berelasi.
12.Jenis dan kuantitas barang pesanan.
Akuntansi Penyaluran dan dengan Akad Wa’ad dan Akad lainnya
1. Akad Ijarah
Definisi
Akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
aset itu sendiri.
Jenis Akad Ijarah (PAPSI)
- Ijarah
- Ijarah muntahiyah bittamlik adalah Ijarah dengan wa’ad perpindahan
kepemilikan obyek Ijarah pada saat tertentu.
- Ijarah Sales and Leaseback adalah ijarah dimana dilakukan penjualan asset
oleh pemilik lalu oleh pembeli asset dilakukan penyewaan kembali.
- Ijarah dan Ijarah lanjut merupakan akad ijarah antara penyedia jasa awal
dengan LKS, lalu LKS mengijarahkan kembali dengan penyewa akhir.
- Perhatikan:
- Akad Vs Wa’ad
- Tidak boleh ta’alluq
IMBT (Ijarah Muntahiuah bit tamlik)- Fatwa DSN MUI
- Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiah bi al-Tamlik harus
melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan,
baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat dilakukan setelah masa
Ijarah selesai.
- Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah
wa'd ( الوعد ) , yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin
dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang
dilakukan setelah masa Ijarah selesai.
- perpindahan kepemilikan suatu aset dari Bank kepada nasabah dapat
dilakukan jika aktivitas penyewaan telah berakhir atau diakhiri dan aset
Ijarah telah diserahkan kepada nasabah dengan membuat akad terpisah
secara:
hibah;
penjualan sebelum akad berakhir;
penjualan pada akhir masa Ijarah;
- Penjualan secara bertahap apabila objeknya bisa dipindahkan secara
bertahap.
Ijarah dan Sales Leaseback (Fatwa DSN MUI-PAPSI)
- Akad yang digunakan adalah Bai' dan Ijarah yang dilaksana-kan secara
terpisah.
- Dalam akad Bai', pembeli boleh berjanji kepada penjual untuk menjual
kembali kepadanya aset yang dibelinya sesuai dengan kesepakatan.
- Akad Ijarah baru dapat dilakukan setelah terjadi jual beli atas aset yang akan
dijadikan sebagai obyek Ijarah
- Dalam transaksi jual dan Ijarah-balik (sale and leaseback) harus merupakan
transaksi yang terpisah dan tidak saling bergantung (ta’alluq) sehingga
harga jual harus dilakukan pada nilai wajar.
Jenis Objek Akad Ijarah (PAPSI)
- Benda Berwujud ->berupa asset tetap
- Tidak Berwujud -> berupa jasa ->biasa disebut sebagai ijarah multijasa
2. Perlakuan Akuntansi dan Ilustrasi
Ketentuan Akad Ijarah
- Kepemilikan : baik yang dilakukan oleh pemilik maupun yang dilakukan
oleh nasabah dengan persetujuan pemilik dan biaya tersebut dibebankan
kepada pemilik,
- Biaya Perbaikan:
aset Ijarah, baik yang dilakukan oleh pemilik maupun yang
dilakukan oleh nasabah dengan persetujuan pemilik dan biaya tersebut
dibebankan kepada pemilik
Aset Ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan secara bertahap
sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing.
- Substance Over Form
- Penyusutan/Amortisasi: Ijarah sesuai dengan manfaat asset sejenis dan
IMBT/Ijarah Lanjut : sesuai masa sewa
IMBT
- Perpindahan kepemilikan aset Ijarah dari Bank kepada nasabah, dalam
Ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:
hibah, maka jumlah tercatat aset Ijarah yang dihibahkan diakui
sebagai beban.
penjualan sebelum berakhirnya masa Ijarah, maka selisih antara
harga jual dan jumlah tercatat aset Ijarah diakui sebagai keuntungan
atau kerugian.
penjualan setelah selesainya masa Ijarah, maka selisih antara harga
jual dan jumlah tercatat Ijarah diakui sebagai keuntungan atau
kerugian.
- penjualan secara bertahap, maka:
selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek Ijarah
yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian;
sedangkan
bagian objek Ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai aset
tidak lancar atau aset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan aset
tersebut.
Ijarah Multijasa
- Perolehan asset ijarah atas jasa diakui sebagai asset ijarah pada saat
perolehan ha katas jasa sebesar biaya yang terjadi
Pengakuan-Pengakuan
- Aset Ijarah diakui pada saat diperoleh sebesar biaya perolehan.
Dr. Aset Ijarah
Kr. Kas
- Pendapatan sewa diakui selama masa akad Bank dengan nasabah.
Db. Piutang sewa (porsi pokok)
Db. Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah)
Kr. Pendapatan Ijarah
- Pada saat penerimaan sewa dari nasabah
Dr. Kas/rekening
Kr. Piutang sewa (porsi pokok)
Kr. Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah)
- Jika Non Performing Loan:
Db. Pendapatan Ijarah
Kr. Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah)
Db. Piutang sewa (porsi pokok)
Kr. Pendapatan Ijarah
- Aset Ijarah disusutkan sesuai kebijakan penyusutan aktiva sejenis
Db. Beban penyusutan
Kr. Akumulasi penyusutan
- Biaya perbaikan aset Ijarah, diakui sebagai beban Ijarah.
Db. Beban perbaikan
Kr. Kas/rekening
- Pada saat terjadi penurunan nilai aset Ijarah, Bank mengakui sebagai
kerugian penurunan nilai aset sebesar selisih antara nilai buku dengan nilai
wajar aset Ijarah.
Db. Beban kerugian penurunan nilai aset Ijarah
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah
- Jika berdasarkan evaluasi secara periodik diketahui bahwa jumlah
penurunan nilai berkurang, maka Bank dapat memulihkan kerugian
penurunan nilai yang telah diakui, paling tinggi sebesar Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai yang telah dibentuk.
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah
Kr. Beban kerugian penurunan nilai aset Ijarah/
Keuntungan pemulihan nilai aset Ijarah
- Pada saat pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas piutang
sewa
Db. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan – piutang sewa
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset keuangan –
piutang sewa
- Pada saat pemulihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas piutang sewa
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset keuangan – piutang sewa
Kr. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan – piutang
sewa / Keuntungan pemulihan nilai – piutang sewa
Pengakuan dan Pengukuran IMBT
- Pada saat Pengalihan:
Melalui hibah
Db. Akumulasi penyusutan/amortisasi
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah
Db. Beban kerugian
Kr. Aset Ijarah
Melalui penjualan
Db. Kas/rekening
Db. Akumulasi penyusutan/amortisasi
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset Ijarah
Db/Kr. Kerugian/keuntungan
Kr. Aset Ijarah
Pengakuan dan Pengukuran Multijasa
- Perolehan aset Ijarah atas jasa diakui sebagai aset Ijarah pada saat
perolehan hak atas jasa sebesar biaya yang terjadi.
- Pendapatan Ijarah diakui selama masa akad Bank dengan nasabah.
Amortisasi atas perolehan aset Ijarah diakui sebagai beban Ijarah.
Db. Beban Amortisasi
Kr. Akumulasi Amortisasi
- Bank wajib membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk
piutang pendapatan multijasa sebesar porsi pokok sewa yang tertunda
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK yang terkait.
Penyajian dan Pengungkapan
- Objek sewa yang diperoleh Bank disajikan sebagai aset Ijarah.
- Akum. penyusutan/amortisasi dan CKPN aset Ijarah disajikan sebagai pos
lawan aset Ijarah.
- Porsi pokok atas pendapatan sewa yang belum dibayar disajikan sebagai
piutang sewa.
- Porsi ujrah atas pendapatan sewa yang belum dibayar disajikan sebagai
pendapatan sewa yang akan diterima yang merupakan bagian dari aset
lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila
nasabah tergolong non-performing maka pendapatan sewa yang akan
diterima disajikan pada rekening administratif.
- CKPN piutang sewa disajikan sebagai pos lawan piutang Ijarah.
- Beban penyusutan/amortisasi aset Ijarah disajikan sebagai pengurang
pendapatan Ijarah pada laporan laba rugi.
Akuntansi Dana Asuransi Islam (Dana peserta & pengelola)
1. Akuntansi Dana Peserta Tafakul
Istilah
- Dana Peserta
Kumpulan dana kontribusi dari para peserta yang diperuntukkan sebagai
dana tolong-menolong antarsesama peserta (Fatwa No. 21/DSN-
MUI/X/2001)
- Kontribusi
Jumlah bruto yang menjadi kewajiban peserta untuk porsi resiko dan ujrah
- Surplus atau deficit underwriting dan tabarru’
Selisih antara pendapatan dan bahan underwriting dari dana tabarru’
- Surplus atau deficit dana tabarru’
Selisih antara pendapatan underwriting dan investasi dari dana tabarru’
dengan beban underwriting dan investasinya.
- Akad asuransi Syariah jangka pendek
Akad asuransi syariah yang memberi proteksi untuk periode ≤ 12
bulan, atau
Akad asuransi syariah yang memberikan proteksi untuk periode ≥
12 bulan dan memungkinkan penyesuaian persyaratan akad pada ulang
tahun polis.
- Akad asuransi Syariah jangka panjang
Selain akad asuransi Syariah jangka pendek
Transaksi Dana Peserta
Kedudukan Entitas Pengelola
Jenis Transaksi Dana Peserta
a. Transaksi Kontribusi
- Kontribusi: Dana tabarru’ dan Ujrah unutk perusahaan tafakul sebagai
pengelola
- Akuntansi dan tabarru’:
Setoran dana tabarru’
Hasil investasi dana tabarru’
Surplus atau deficit underwriting dana tabarru’
- Pengakuan Awal
Diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’
Untuk akad asuransi Syariah jangka pendek
o Sesuai periode akad asuransi
Untuk akad asuransi Syariah jangka panjang
o Saat jatuh tempo pembayaran dari peserta
b. Transaksi Dana Tabarru’
- Merupakan dana yang menjadi bagian dari kontribusi untuk risiko.
- Adalah komponen utama kontribusi yang mencerminkan karakteristik risk
sharing transaksi perusahaan takaful.
- Dana tabarru’ = Kontribusi – Ujrah sebagai pengelola
c. Transaksi Investasi
- Diambil dari dana kontribusi yang dibayarkan peserta.
- Biasanya terdapat pada produk asuransi jiwa.
- Dana investasi beserta hasil keuntungan investasi akan dikembalikan
pada peserta.
- PSAK 108 paragraf 17:
Bagian penerimaan dari peserta untuk investasi diakui sebagai
dana investasi mudharabah, dana investasi mudharabah musytarakah, dan
dana investasi wakalah.
d. Transaksi Klaim
- nilai pertanggungan yang diberikan ke peserta takaful atas kerugian yang
dialaminya.
- Bagi perusahaan takaful, klaim bukan beban perusahaan TAPI beban
asuransi atau underwriting yang dikurangi dari Dana Peserta.
e. Penyisihan Teknis
- Penysihan teknis diakui pada saat akhir periode pelaporan sebagai beban
dari dana tabarru’
- Jurnal:
Dr. Perubahan penyisihan
Kr. Penyisihan
2. Akuntansi Dana Pengelola Tafakul
Jenis transaksi dana pengelola
a. Investasi perusahaan
- Merupakan kegiatan investasi yang dilakukan oleh pengelola yang
bersumber dari modal perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
- Ilustrasi Jurnal
Investasi:
Dr. Investasi xxx
Cr. Kas/Bank xxx
Hasil Pengelolaan Investasi Perusahaan
Dr. Piutang Hasil Investasi xxx
Cr. Hasil Pengelolaan Investasi Perusahaan xxx
b. Penerimaan bagian dari hasil investasi dana tabarru’
- Ilustrasi Jurnal
Dr. Kas/bank/piutang hasil investasi xxx
Cr.Bagi hasil pengelolaan investasi dana tabarru’ xxx
c. Penerimaan bagian dari hasil investasi dana peserta
- Ilustrasi Jurnal:
Dr. Kas/ bank/ piutang hasil investasi xxx
Cr. Bagi hasil pengelolaan investasi dana peserta xxx
d. Pendapatan Ujrah
- Ujrah: Sebagian jumlah bruto yang menjadi kewajiban peserta dalam
bentuk kontribusi yang merupakan hak perusahaan asuransi selaku entitas
pengelola.
- Ilustrasi jurnal:
Penerimaan Pendapatan Ujrah yang Diterima atas Pengelolaan
Risiko
Dr. Kas/Piutang Pendapatan Ujrah ke Peserta
Cr. Pendapatan Ujrah yang Diterima atas Pengelolaan Risiko
Penerimaan Pendapatan Ujrah yang Diterima atas Pengelolaan
Investasi Dana Tabarru’
Dr. Kas/Piutang Pendapatan Ujrah ke Peserta
Cr. Pendapatan Ujrah yang Diterima atas Pengelolaan Investasi Dana
Tabarru’
Penerimaan Pendapatan Ujrah yang Diterima atas Pengelolaan
Investasi Dana Peserta
Dr. Kas/Piutang Pendapatan Ujrah ke Peserta
Cr. Pendapatan Ujrah yang Diterima atas Pengelolaan Investasi Dana
Peserta
e. Bagian surplus underwriting untuk pengelola
- Penetapan pembagian surplus underwriting dana tabarru’ tergantung pada
peserta secara kolektif, regulator, dan/atau manajemen.
- Ilustrasi Jurnal:
Piutang Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’
Dr. Piutang Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’ xxx
Cr. Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’ xxx
Pendapatan Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’
Dr. Kas/Bank xxx
Cr. Piutang Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’
xxx
f. Ujrah Reasuransi
- Ujrah reasuransi dibayarkan oleh perusahaan tafakul kepada perusahaan
retafakul yang ditunjuk
- Ilustrasi Jurnal:
Dr. ujrah reasuransi
Cr. Kas/Utang ujrah reasuransi
g. Beban operasional pengelola
- Meliputi seluruh pengeluaran yang menjadi beban perusahaan takaful,
seperti:
Biaya akuisisi, seperti: Komisi agen takaful
Beban pemasaran
Beban umum dan administrasi
Beban lainnya
- Ilustrasi Jurnal
Biaya Akuisisi
Dr. Beban Komisi – Tahun Pertama xxx
Dr. Beban Komisi – Tahun Lanjutan xxx
Dr. Beban-beban lainnya xxx
Cr. Kas/Bank xxx
Beban Pemasaran
Dr. Beban Pemasaran xxx
Cr. Kas/Bank xxx
Beban Umum dan Administrasi
Dr. Beban Umum dan Administrasi xxx
Cr. Kas/Bank xxx
h. Pinjaman defisit (Qardh)
- Pinjaman defisit (qardh) dikeluarkan oleh perusahaan takaful untuk
menutupi defisit underwriting dana tabarru’.
- Pengembalian qardh tersebut berasal dari surplus underwriting dana
tabarru’ yang akan datang.
- Ilustrasi Jurnal:
Dr. Piutang Qardh xxx
Cr. Kas/Bank xxx
Akuntansi Sukuk (Investor & Penerbit)
1. Akuntansi Sukuk Mudharabah
Ilustrasi Sukuk Mudharabah
- Perusahaan ABC menerbitkan sukuk mudharabah dengan nilai
Rp100miliar pada 1 Oktober 2014 dengan masa 5 tahun (1 tahun = 360
hari).
- Sukuk ini diterbitkan untuk membiayai satelit no. “123” milik PT ABC.
- Bagi hasil yang ditawarkan (nisbah bagi hasil) oleh PT ABC adalah 20%.
Imbal hasil ini didasarkan atas pendapatan yang diperoleh atas
penggunaan satelit tersebut, dan dibagikan setiap 3 bulan.
- Biaya yang dikeluarkan terkait dengan penerbitan emisi adalah:
o Biaya penjamin efek: 0,25%
o Biaya profesi penunjang pasar modal (seperti: akuntan, konsultan
hukum, penilai, notaris, dll) : 0,18%
o Biaya penunjang lembaga pasar modal (seperti: bank kustodian, biro
administrasi efek, wali amanat, pemeringkat efek): 0,1%
o Biaya penebitan tidak langsung : Rp500juta
- Bank XYZ membeli 10% dari jumlah sukuk yang ditawarkan oleh PT
ABC. Bank XYZ menetapkan bahwa pembelian ini adalah untuk
memperoleh arus kas kontraktual.
- Biaya transaksi adalah 0,1%
Sebelum Pengakuan
Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan dan Pengukuran atas Biaya Transaksi
Setelah Pengakuan awal
Return Sebagai Investor
Amortisasi Biaya Emisi
Penyajian
Pengungkapan
2. Akuntansi Sukuk Ijarah
Struktur Sukuk Ijarah
Pendapat ke-1 atas Struktur Sukuk Ijarah yang banyak dipraktikan saat
ini
Pendapat ke-2 atas Struktur Sukuk Ijarah yang banyak dipraktikan saat
ini
Solusi
- Rekomendasi seminar “Sukuk Islami: Pemaparan dan Kritikan”, Jeddah,
1431H
Kepemilikan underlying asset di tangan investor sukuk haruslah
kepemilikan yang hakiki dan dapat dikuasai penuh dan
kepemilikan tersebut terus berlangsung hingga berakhirnya akad
sukuk.
- Keputusan Divisi Fiqih OKI No. 178 (4/19)
Pada akhir periode sewa, underlying asset tidak boleh dibeli
kembali oleh pemerintah dengan nilai nominal, tetapi berdasarkan
nilai pasar atau dengan kesepakatan yang dibuat oleh kedua belah
pihak pada saat itu.
Ilustrasi Sukuk Ijarah
- Perusahaan ABC menerbitkan sukuk ijarah dengan nilai Rp100miliar pada
1 Oktober 2014 dengan masa 5 tahun (1 tahun = 360 hari).
- Sukuk ijarah tersebut diterbitkan pada nilai nominal.
- Ujrah atas obligasi tersebut adalah 20% per tahun.
- Imbal hasil akan dibagikan setiap 3 bulan.
- Biaya yang dikeluarkan terkait dengan penerbitan emisi adalah:
Biaya penjamin efek: 0,25%
Biaya profesi penunjang pasar modal (seperti: akuntan, konsultan
hukum, penilai, notaris, dll) : 0,18%
Biaya penunjang lembaga pasar modal (seperti: bank kustodian,
biro administrasi efek, wali amanat, pemeringkat efek): 0,1%
Biaya penebitan tidak langsung : Rp500juta
- Bank XYZ membeli 10% dari jumlah sukuk yang ditawarkan oleh PT
ABC. Bank XYZ menetapkan bahwa pembelian ini adalah untuk
memperoleh arus kas kontraktual.
- Biaya transaksi adalah 0,1%
Sebelum Pengakuan
Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan dan Pengukuran atas Biaya Transaksi
Setelah Pengakuan Awal
Return Bagi Investor
Amortisasi Biaya Emisi
Penyajian
Pengungkapan
Fungsi Sosial Lembaga Keuangan Islam
1. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Definisi
- sebagian harta yang wajib diserahkan oleh wajib zakat (muzakki) untuk
diserahkan kepada penerima zakat (mustahiq). Pembayaran zakat
dilakukan apabila nisab dan haulnya terpenuhi dari harta yang memenuhi
kriteria wajib zakat.
- Kerugian aset tidak boleh ditutup dengan dana zakat.
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Strategi pengelolaan dan zakat yang dilakukan oleh BUS di Indonesia
Rekapitulasi penghimpunan dan Penyaluran zakat BUS, 2011
- Laporan keuangan 2011: hanya 7 dari 10 BUS yang melaporkan sumber
dan
Penyaluran Dana Zakat/ZIS-nya pada laporan keuangan entitasnya.
- Alasan Tidak membuat LPDZ:
Bank tidak melakukan kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana
zakat secara langsung
Menyajikannya di Laporan Corporate Social Responsibility (CSR)
bank
Proporsi Sumber dana zakat pada BUS, 2011 (dalam miliar Rp)
Rekapitulasi penghimpunan dan Penyaluran zakat BUS, 2011
Beberapa faktor penyebab besarnya
saldo zakat:
• Kebijakan bank untuk menyisakan
saldo dana zakat untuk antisipasi keperluan
dana mendesak.
• Belum adanya manajemen yang jelas
dan terfokus untuk mengelola zakat
2. Laporan sumber dan penggunaan dan kebajikan
- Penerimaan dana kebajikan oleh entitas syariah diakui sebagai kewajiban
paling likuid dan diakui sebagai pengurang kewajiban ketika disalurkan.
Penerimaan Non-Halal:
- semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah,
seperti penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank umum
konvensional.
- umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan
oleh entitas syariah karena ada pelanggaran prinsip syariah.
Tentang Denda
- “Apabila pembeli (barang secara kredit) terlambat membayar angsuran
pada tempo yang telah ditentukan, maka tidak boleh memberikan sanksi
berupa penambahan utang; baik hal ini disyaratkan sebelumnya pada akad
maupun tidak, karena ini merupakan riba yang diharamkan”
Keputusan Muktamar Majma’ Al Fiqh Al Islami (Divisi Fikih OKI No. 51
(2/6) tahun 1990)
- “Pinalti boleh diterapkan pada seluruh bentuk kontrak (akad, perjanjian),
kecuali pada akad yang kewajibannya berbentuk utang, karena ini
hukumnya jelas-jelas adalah riba.”
Keputusan Muktamar Majma’ Al Fiqh Al Islami (Divisi Fikih OKI No. 109
(3/12) tahun 2000)
- “Apabila kreditur mensyaratkan atau mewajibkan kepada debitur untuk
membayar sejumlah yang dalam bentuk denda (pinalti), dikarenakan
keterlambatan pembayaran angsuran yang jatuh tempo maka persyaratan
dan kewajiban ini batil, tidak harus dipenuhi dan bahkan tidak halal
dipenuhi, baik pihak yang membuat persyaratan adalah bank atau
perorangan. Karena persyaratan ini merupakan riba jahiliyah yang telah
diharamkan oleh Al Qur’an”
Keputusan Muktamar ke-11 Majma’ Al Fiqh Al Islami (Divisi Fikih
Rabithah Alam Islami tahun 1989)
Yang harus dilakukan:
- Eksekusi barang jaminan dalam jual beli kredit
o Menjadikan seluruh sisa angsuran menjadi tunai
o Nilai sisa angsuran harus disesuaikan (semestinya ada diskon atas
pembayaran dipercepat)
o Jika terdapat hasil penjualan barang jaminan lebih besar daripada
sisa angsuran, maka kelebihan tersebut harus diserahkan kepada
debitur.
- Penetapan sanksi sosial
Analisis Laporan Keuangan dan Kesehatan Bank Islam
Penilaian Kesehatan Bank Islam
Beberapa Istilah dalam Penilaian Kesehatan Bank
- Tingkat Kesehatan Bank
Penilaian kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank
- Peringkat Komposit
Peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank
- Perusahaan Anak
Perusahaan yang dimiliki dan/atau dikendalikan oleh bank secara langsung
maupun tidak langsung, baik didalam maupun diluar negeri.
Penilaian kesehatan bank islam
-Prosedur penilaian
Self Assessment
BUS: penilaian individual dan konsolidasi
UUS: penilaian individual saja
- Periode penilaian
Setidaknya dilakukan setiap semester (akhir bulan Juni dan
Desember)
Sewaktu-waktu apabila diperlukan
- Faktor penilaian
BUS: Profil risiko, GCG, rentanbilitas (earnings), dan permodalan
(capital)
UUS: hanya profil risiko
- Kewajiban BUS dan UUS
Menyampaikan laporan profil risiko secara semesteran (merupakan
bagian dari hasil penilaian tingkat kesehatan bank)
Menyampaikan laporan profil risiko secara triwulan
Prinsip-prinsip yang perlu diterpakan dalam menjaga kesehatan bank
Islam
a. Prinsip kehati-hatian
b. Manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha
c. Prinsip Syariah
Hasil penilaian kesehatan bank Islam
- Jika hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh OJK
berbeda dengan hasil self assessment
OJK wajib melakukan prudential meeting dengan bank.
Jika masih terdapat perbedaan hasil penilaian, maka yang berlaku
adalah hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh
OJK
Penilaian terhadap profil risiko
a. Risiko kredit
b. Risiko pasar
c. Risiko likuiditas
d. Risiko operasional
e. Risiko hokum
f. Risiko stratejik
g. Risiko kepatuhan
h. Risiko reputasi
i. Risiko imbal hasil
j. Risiko investasi
Penilaian kesehatan lainnya
- GCG
Penerapan GCG di BUS
- Rentabilitas
Kinerja rentabilitas
Sumber-sumber sentabilitas
Stabilitas rentabilitas
- Permodalan
Tingkat kecukupan permodalan
Pengelolaan permodalan
Penilaian Tingkat kesehatan bank
- Terkait risiko
Penetapan peringkat risiko inheren untuk @ risiko
Penetapan peringkat kualitas penerapan manaemen risiko untuk @
risiko
- Terkait GCG
Penetapan peringkat faktor GCG
- Terkait rentabilitas
Penetapan peringkat rentabilitas
- Terkait permodalan
Penetapan peringkat permodalan
Peringkat Komposit (PK) tingkat kesehatan bank
Penetapan Peringkat Risiko
Tindak lanjut hasil penilaian kesehatan bank
- Jika
o Peringkat faktor Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan dengan
peringkat 4 atau peringkat 5
o Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan
dengan peringkat 4 atau peringkat 5
o Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan
dengan peringkat 3, namun terdapat permasalahan signifikan yang
perlu diatasi agar tidak mengganggu kelangsungan usaha Bank
- Maka
o Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau pemegang saham pengendali
Bank wajib menyampaikan rencana tindak (action plan) kepada
OJK
Sanksi
- Pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur dalam POJK tersebut:
o teguran tertulis
o penurunan Tingkat Kesehatan Bank
o pembekuan kegiatan usaha tertentu
o pencantuman pengurus dan/atau pemegang saham
Bank dalam daftar pihak-pihak yang mendapatkan
predikat tidak lulus dalam penilaian kemampuan dan
kepatutan (fit and proper test).