Rangkaian Upacara Mecaru Mancasata dan Mapakelem di Gunung ... · bencana (banjir, longsor, gunung...
Transcript of Rangkaian Upacara Mecaru Mancasata dan Mapakelem di Gunung ... · bencana (banjir, longsor, gunung...
1
Rangkaian Upacara Mecaru Mancasata dan Mapakelem
di Gunung Batur, Kintamani, Bangli
Kehidupan di alam diatur oleh hukum ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa telah
mengajarkan kepada kita semua bahwa tidak ada satupun makhluk di alam ini bebas dari hukum alam
karena penegakannya terus berjalan tanpa pandang bulu tanpa mengenal waktu. Pengelingsir kita yang
membangun di Bali telah meletakan dirinya (Bhuwana Alit) sama dengan alam (Bhuwana Agung) yaitu
sama–sama dijiwai oleh ”Jiwa Agung” dari Ida Sang Hyang Widhi, juga menempatkan tanah (Ibu
Pertiwi) sebagai ”IBU” yang telah menyusui dan Matahari (Bape akase) sebagai ”AYAH” yang telah
selalu bersinar menyebabkan kita dapat hidup.
Pengelingsir kita telah memberikan titipan yang luar biasa kepada generasi penerusnya berupa”Deresta,
sastra, Bhisama, Laknat Jagat Upedrawe serta pemastu bagi sipelanggarnya. Saat ini banyak terjadi
bencana (banjir, longsor, gunung meletus, dll) keberebehan seperti anjing kena rabies menular ke
manusia, kekeringan, hama dan penyakit tanaman , pencemaran tanah, sungai, danau, laut, udara,
penyakit pada manusia semakin sulit diatasi (kanker, mutasi gen, ginjal dll). Mengatasi masalah saat ini
tidaklah mudah, karena perlu adanya pembangunan karakter serta sistem pembangunan yang selaras
terhadap alam. Berdasarkan pengalaman leluhur kita di Bali segala sesuatu yang dilakukan pasti diawali
nunas ice kepada Ide Hyang Perame Kawi dengan sarana upacara, upakara secara niskala.
Pengurus dan relawan Yayasan BOA bersama banyak pencinta pertanian organik serta sekeha Bakti
Bali telah melaksanakan beberapa kali doa bersama. Doa itu dirangkaikan dalam upacara mecaru –
pekelem baik di laut, di danau, maupun di kawah gunung. Rangkaian kegiatan itu termasuk melakukan
pembinaan pembangunan karakter, pendampingan terhadap masyarakat di Bali mengenai lingkungan
hidup. Setelah upacara mecaru mancasata + pekelem kambing di Gunung Agung 19 -20 Juli 2015, baru-
baru ini kami melanjutkan doa bersama di Pura Jati Batur untuk mecaru mancasata (Sabtu, 15 Agustus
2015), dan mepekelem kerbau, kambing, angsa, bebek dan burung-burung di kawah Gunung Batur
(Minggu, 16 Agustus 2015) untuk memohon kerahayuan dan kelanduhan jagat Bali dan Nusantara.
Tujuan acara dan upacara ini adalah untuk berdoa bersama bagi keselamatan krama Bali serta alam Bali
dan Nusantara agar terhindar dari berbagai bencana. Dalam rangkaian acara ini pihak Yayasan BOA juga
berupaya membangun kesadaran dan karakter krama Bali dan masyarakat lain yang berdiam ataupun
berkunjung ke Pulau Bali, terutama ke arah cinta lingkungan hidup alami.
Rangkaian acara dimulai pada Sabtu pk. 18.00 WITA di Pura Jati (tapi di Google Map sebagai Pura
Ulun Danu Batur). Ida Resi Nabe, Ida Resi Istri, Sepasang Ida Resi lainnya, dan Ida Resi Alit
memimpin doa bersama dari panggung suci. Upacara diakhiri dengan kegiatan Agni Hotra, yaitu duduk
melingkari api dengan melemparkan beberapa yadnya sambil mengaminkan doa para resi, dengan ucapan
”svaha”.
3
Pagi hari setelah melakukan sembahyang, rombongan membawa yadnya hewan-hewan kurban dan
yadnya lainnya ke atas Gunung Batur. Gunung ini mempunyai dua kawah, Kawah Batur Kawan (barat)
dan Kawah Batur Kangin (timur). Yadnya utama berupa 1 ekor kerbau, 1 ekor kambing hitam, 1 ekor
angsa putih, 1 ekor bebek hitam, untuk masig-masing kawah. Adapun yadnya pelengkap berupa beberapa
ekor burung dan pejatian dll.
Sebelum saat puncak mecaru mapakellem, yaitu melemparkan yadnya ke dalam kawah, dilakukan
persembahan tari, Tari Baris Jojor oleh beberapa pemuda remaja, dan Tari Baris Gede oleh beberapa
4
lelaki dewasa. Juga doa bersama, dan doa pelepasan yadnya utama di hadapan panggung suci dimana Ida
Resi Nabe dan Ida Resi Istri memimpin doa. Doa diawali dan diakhiri dengan tiupan Sangkakala (Kerang
Laut) oleh kedua Ida Resi.