Rangkaian RLC
-
Upload
i-putu-adi-surya-mahardika -
Category
Documents
-
view
363 -
download
4
Transcript of Rangkaian RLC
RANGKAIAN RLC
(RL.2)
I. TUJUAN
1. Memahami rangkaian indikator dan kapasitor secara seri
2. Mencari frekuensi resonansi f0 dari kurva resonansi, pengukuran lebar pita
3. Menentukan besaran selektifitas Q
II. DASAR TEORI
Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor, dan kapasitor dalam
rangkaiannya dan akan menghasilkan arus dalam rangkaian yang mempunyai beda fase
terhadap tegangan. Resistor berfungsi sebagai pengatur besarnya resistivitas pada
rangkaian, induktor adalah lilitan kawat yang dapat memiliki krem, yaitu isi feromagnetik
atau paramagnetik untuk memperkuat medan magnet, dan kapasitor adalah komponen
listrik yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik. Rangkaian RLC umumnya
dipasang secara seri yang disebut rangkaian seri RLC. Karena seri, maka arus yang
mengalir pada ketiga komponen adalah sama besar, meskipun besar hambatan masing-
masing tidak sama. Rangkaian RLC dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1.
Rangkaian RLC
Resonasi pada rangkaian seri RLC
Ada tiga kemungkinan sifat rangkaian yang dapat terjadi pada RLC yaitu :
1
1. Reaktansi induktif rangkaian lebih besar daripada reaktansi kapasitif rangkaian XL < XC
sehingga bernilai negatif, atau sudut fase bernilai negatif, dalam hal ini
tegangan mendahului arus dan rangkaian disebut bersifat kapasitif. Seperti yang
ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar 2.
Rangkaian yang bersifat kapasitif
2. Reaktansi induktif rangkaian lebih besar daripada reaktansi kapasitif rangkaian
XL > XC sehingga bernilai positif, atau sudut fase bernilai positif. Dalam
hal ini, tegangan mendahului arus dan rangkaian disebut bersifat induktif yang
ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar 3.
Rangkaian yang bersifat induktif
3. Reaktansi induktif rangkaian sama dengan rekatansi kapasitif rangkaian XL = XC. Sudut
fase bernilai nol dan impendansi rangkaian sama dengan hambatan rangkaian Z = R.
Dalam hal ini tegangan sefase dengan arus dan rangkaian disebut bersifat resistif. Dimana
2
XL
XL-XC<0
XC
XL
XL-XC>0
XC +
peristiwa ketika sifat induktif saling meniadakan dengan sifat kapasitif sehingga
rangkaian bersifat resistif disebut peristiwa resonansi.
Gambar 4.
Rangkaian yang bersifat resistif
Frekuensi resonansi rangkaian pada rangkaian seri RLC
Resonansi pada rangkaian seri RLC terjadi ketika reaktansi induktif sama dengan
reaktansi kapasitif. Dari sini kita dapat menentukan frekuensi sudut resonansi wr dan
frekuensi resonansi fr. Dimana syarat resonansi adalah XL = XC.
Keterangan :
fr = Frekuensi resonansi (Hz)
wr = Frekuensi sudut resonansi (rad/s)
L = Induktansi induktor (H)
C = Kapasitas kapasitor (F)
Kuat arus dan impendansi rangkaian seri RLC pada keadaan resonansi
Arus yang mengalir melalui rangkaian seri RLC dapat kita nyatakan dengan
persamaan di bawah ini :
3
XC
XL
R=Z
Gambar 5.
Grafik kuat arus listrik i terhadap frekuensi sudut w
Dari gambar di atas tampak bahwa kuat arus rangkaian mencapai nilai maksimum
ketika frekuensi arus bolak balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian. Hal ini dapat
kita buktikan dengan mengaliri persamaan sebelumnya. Ketika frekuensi sumber arus bolak-
balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian (w = wr) maka XL = XC sehingga :
Impendansi rangkaian Z = = R (nilai minimum)
Kuat arus rangkaian I = = R (nilai maksimum)
Jadi, ketika frekuensi arus bolak-balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian maka :
a. Impendansi rangkaian mencapai nilai minimum (terkecil), yaitu sama dengan
hambatan rangkaian (2 = R).
b. Kuat arus rangkaian mencapai nilai maksumum (terbesar) yaitu .
c. Daya disipasi rangkaian mencapai maksimum, yaitu p = i2 . R.
Besaran selektifitas (Q)
Rumus dari besaran selektifitas (Q) pada rangkaian seri RLC adalah :
Q =
III. ALAT
4
w
i
Im
wr
Satu set peralatan untuk percobaan rangkaian resonansi RLC.
IV. CARA KERJA
1. Rangkai peralatan sebagaimana gambar di bawah ini.
2. Hubungkan rangkaian dengan Generator Function.
3. Atur alat pengatur frekuensi pada skala frekuensi tertentu dari kecil ke besar.
4. Catat besar voltase pada kapasitor pada setiap frekuensi yang ditentukan pada 3.
5. Lakukan langkah 3 dan 4 untuk dua kapasitor yang lain.
6. Catat tegangan yang dihasilkan.
V. DATA PENGAMATAN
L = 0,1 H
No
Kapasitor C1 (C = 0,1 μF)
Hambatan
(Ω)
Voltase
(Volt)
Frekuensi
(Hz)
1 100 2,5 2821,66
2 150 2,5 2821,66
3 1000 2,5 2821,66
4 10.000 1,5 2821,66
5 27.000 1 2821,66
No Kapasitor C2 (C = 10 μF)
5
Hambatan
(Ω)
Voltase
(Volt)
Frekuensi
(Hz)
1 100 3,5 282
2 150 3,5 282
3 1000 3 282
4 10.000 2 282
5 27.000 1 282
No
Kapasitor C3 (C = 100 μF)
Hambatan
(Ω)
Voltase
(Volt)
Frekuensi
(Hz)
1 100 3,5 89
2 150 3,5 89
3 1000 3 89
4 10.000 2 89
5 27.000 1 89
VI. PERHITUNGAN DATA
1. Menghitung frekuensi
1.1 Untuk kapasitor yang pertama( )
C1= 0,1 F = 1 x 10-7F
L1 = 0,1 H
1.2 Untuk kapasitor yang kedua( )
6
C2= 10F = 1 x 10-5F
L1 = 0,1 H
1.3 Untuk kapasitor yang ketiga( )
C3= 100F = 1 x 10-4F
L1 = 0,1H
2. Menghitung Besar Induktansi Lilitan (L)
2.1 Untuk kapasitor yang pertama( )
C1=0,1μF=1x10-7F
2821,66Hz
2.2 Untuk kapasitor yang kedua ( )
=10μF=1x10 F
282,1Hz
7
2.3 Untuk kapasitor yang ketiga( )
=100μF=1x10 F
89Hz
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa :
Titik tertinggi ( ) = 2,5
8
Frekuensi resonansi ( ) = 2821,66 Hz
Grafik Frekuensi – Tegangan Kapasitor 2
Tegangan volt
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa :
Titik tertinggi ( ) = 3,5
Frekuensi resonansi ( ) = 282 Hz
Grafik Frekuensi – Tegangan Kapasitor 3
Tegangan volt
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa :
Titik tertinggi ( ) = 3,5 dan frekuensi resonansi ( ) = 89 Hz
9
VII. RALAT KERAGUAN
1. Ralat untuk fo
1.1 Kapasitor C1
(Hz) (Hz) (Hz) 2(Hz)
2821,66 2821,66 0 0
2821,66 2821,66 0 0
2821,66 2821,66 0 0
2821,66 2821,66 0 0
2821,66 2821,66 0 0
2 = 0
Ralat nisbi =
Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100%
1.2 Kapasitor C2
2
282 282 0 0
282 282 0 0
282 282 0 0
282 282 0 0
282 282 0 0
2 = 0
Ralat nisbi =
Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100%
10
1.3 Kapasitor C 3
Ralat untuk fo2
89 89 0 0
89 89 0 0
89 89 0 0
89 89 0 0
89 89 0 0
2= 0
Ralat nisbi =
Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100%
2. Ralat Untuk L
Karena pada ketiga kapasitor ini kami menggunakan L yang sama yaitu 0,1 H,
maka :
0,1 0,1 0 0
0,1 0,1 0 0
0,1 0,1 0 0
0,1 0,1 0 0
0,1 0,1 0 0
Ralat nisbi =
Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100%
3. Ralat Untuk V
11
3.1 Kapasitor C 1
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt)
2,5 2,0 0,5 0,25
2,5 2,0 0,5 0,25
2,5 2,0 0,5 0,25
1,5 2,0 -0,5 0,25
1 2,0 -1,0 1,00
Ralat nisbi =
Kebenaran praktikum = 100%-16% = 84%
3.2 Kapasitor C 2
3,5 2,6 0,9 0,81
3,5 2,6 0,9 0,81
3 2,6 0,4 0,16
2 2,6 -0,6 0,36
1 2,6 -1,6 2,56
Ralat nisbi
Kebenaran praktikum = 100% -18,65 % = 81,35%
12
3.3 Kapasitor C 3
3,5 2,6 0,9 0,81
3,5 2,6 0,9 0,81
3 2,6 0,4 0,16
2 2,6 -0,6 0,36
1 2,6 -1,6 2,56
Ralat nisbi =
Kebenaran praktikum = 100%-18,65% = 81,35%
4 Ralat untuk R
Untuk ketiga kapasitor kami menggunakan R yang sama :
100 7610 -7550 57.002.500
150 7610 -7500 56.250.000
1000 7610 -6550 44.222.500
10000 7610 2350 5.522.500
27000 7610 19350 374.422.500
Ralat nisbi
13
Kebenaran praktikum = 100%-68,7% = 32,3%
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran hambatan (R), tegangan atau voltase
(V), serta frekuensi (f) pada suatu rangkaian RLC yang disusun secara seri. Pengukuran yang
dilakukan sebanyak lima kali untuk tiga buah kapasitor. Hambatan yang dipergunakan
nilainya bervariasi, mulai dari 100 Ω, 150 Ω, 1 kΩ, 10 kΩ, 27 kΩ.
Pada kapasitor pertama (0,1 μF) diperoleh nilai tegangan atau voltase yakni masing-
masing 2,5 V, 2,5 V, 2,5 V, 1,5 V, dan 1 V. Setelah mendapatkan nilai dari hambatan serta
tegangan atau voltase, maka yang harus kita tentukan selanjutnya adalah nilai frekuensinya.
Nilai dari frekuensi dapat ditentukan dengan mempergunakan persamaan :
Dan setelah dilakukan perhitungan data, diperoleh nilai frekuensi untuk kapasitor pertama
adalah 2821,66 Hz. Pada kapasitor kedua (10 μF) diperoleh nilai tegangan atau voltase yakni
masing-masing 3,5 V, 3,5 V, 3 V, 2 V, dan 1 V. Setelah mendapatkan nilai dari hambatan
serta tegangan atau voltase, maka nilai frekuensi dapat ditentukan dengan mempergunakan
persamaan yang sama seperti halnya penghitungan frekuensi pada kapasitor pertama. Dan
diperoleh nilai frekuensi untuk kapasitor kedua adalah 282 Hz. Yang terakhir pada kapasitor
ketiga (100 μF) diperoleh nilai tegangan atau voltase yakni masing-masing 3,5 V, 3,5 V, 3 V,
2 V, dan 1 V. Setelah mendapatkan nilai dari hambatan serta tegangan atau voltase, maka
nilai frekuensi dapat ditentukan dengan mempergunakan persamaan yang sama seperti halnya
penghitungan frekuensi pada kapasitor pertama dan kedua. Dan diperoleh nilai frekuensi
untuk kapasitor ketiga adalah 89 Hz.
Disini dapat kita lihat adanya perubahan nilai tegangan atau voltase dari masing-
masing kapasitor pada rangkaian RLC. Dimana semakin besar hambatan yang ada pada
rangkaian RLC, semakin kecil tegangan atau voltase yang akan kita peroleh. Selain itu
perubahan dari frekuensi di setiap kapasitor sangat terlihat jelas. Kapasitor pertama memiliki
nilai frekuensi yang terbesar dan kapasitor ketiga memiliki nilai frekuensi terkecil. Hal ini
disebabkan karena frekuensi berbanding terbalik dengan kapasitas kapasitor (C). Kapasitor
14
pertama yang memiliki kapasitas kapasitor 0,1 μF pasti akan memiliki nilai frekuensi yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan kapasitor kedua yang memiliki kapasitas kapasitor 10
μF ataupun kapasitor ketiga yang memiliki kapasitas kapasitor 100 μF. Semakin besar
kapasitas suatu kapasitor yang digunakan, maka makin kecil frekuensinya. Hal ini sesuai
dengan persamaan :
, dimana fo berbanding terbalik dengan induktansi serta kapasitas kapasitor.
Selain melakukan perhitungan data untuk mencari frekuensi, pada praktikum kali ini
juga dilakukan perhitungan data untuk besar induktansi lilitan (L) menurut persamaan :
Setelah dilakukan perhitungan data, diperoleh hasil nilai dari masing-masing induktansi
lilitan (L) pada kapasitor pertama, kapasitor kedua, maupun kapasitor ketiga adalah sama
yakni 0,1 H. Nilai ini sesuai dengan besar induktansi lilitan yang dipergunakan pada
praktikum kali ini yaitu 0,1 H.
Dalam setiap pengukuran ataupun perhitungan data tidak ada yang pasti. Untuk
memperbaiki hasil pengambilan data maupun perhitungan data itu, maka data-data tersebut
perlu diralat dengan metode ralat keraguan. Dan setelah dilakukan ralat, hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
fo pada kapasitor pertama :
dengan kebenaran praktikum sebesar 100%.
fo pada kapasitor kedua :
dengan kebenaran praktikum sebesar 100%.
fo pada kapasitor ketiga :
dengan kebenaran praktikum sebesar 100%.
Untuk kapasitor pertama, kedua,maupun ketiga kami menggunakan L yang sama yaitu
0,1 H:
dengan kebenaran praktikum sebesar 100%.
V pada kapasitor pertama :
dengan kebenaran praktikum sebesar 84%.
V pada kapasitor kedua :
dengan kebenaran praktikum sebesar 81,35%.
V pada kapasitor ketiga :
dengan kebenaran praktikum sebesar 81,35%.
15
Untuk kapasitor pertama, kedua,maupun ketiga kami menggunakan R yang sama :
dengan kebenaran praktikum sebesar 32,3%.
Keraguan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain :
1. Ketelitian praktikan
Ketelitian praktikan sangat mempengaruhi hasil pengukuran dan juga hasil perhitungan.
Apabila terjadi sedikit saja kesalahan pengukuran akibat kekurangtelitian praktikan, maka
secara otomatis akan terjadi kesalahan pula saat kita mengerjakan perhitungan data.
Ketidaktelitian praktikan misalnya saat melakukan pembacaan skala pada voltmeter. Pada
saat membaca skala pada voltmeter pandangan praktikan tidak tepat sehingga dapat
mempengaruhi pengukuran.
2. Penguasaan materi yang tidak baik
Dalam hal ini penguasaan materi sangat penting untuk mempermudah praktikan dalam
merangkai rangkaian RLC, sehingga apabila tidak dapat merangkai rangkaian dengan
benar maka percobaan ini tidak akan berhasil dan memperoleh data yang akurat.
3. Kerusakan alat
Kerusakan pada alat yang digunakan pada saat praktikum juga dapat mempengaruhi data
percobaan. Apabila alat yang dipergunakan rusak, maka data yang diperoleh akan
menjadi salah, sehingga dapat mempengaruhi perhitungan data dan hasil perhitungan
data.
IX. KESIMPULAN
Dari data-data diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor, dan kapasitor dalam
rangkaiannya dan akan menghasilkan arus dalam rangkaian yang mempunyai beda fase
terhadap tegangan.
2. Reaktansi induktif rangkaian lebih besar daripada reaktansi kapasitif rangkaian disebut
bersifat induktif.
3. Reaktansi induktif rangkaian lebih besar daripada reaktansi kapasitif rangkaian disebut
bersifat kapasitif.
4. Reaktansi induktif rangkaian sama dengan rekatansi kapasitif rangkaian, dalam hal ini
tegangan sefase dengan arus dan rangkaian disebut bersifat resistif.
16
5. Resonansi pada rangkaian seri RLC terjadi ketika reaktansi induktif sama dengan
reaktansi kapasitif. Dari sini kita dapat menentukan frekuensi sudut resonansi wr dan
frekuensi resonansi fr. Dimana syarat resonansi adalah XL = XC.
6. Ketika frekuensi sumber arus bolak-balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian (w
= wr) maka XL = XC sehingga :
Impendansi rangkaian Z = = R (nilai minimum).
Kuat arus rangkaian I = = R (nilai maksimum).
7. Pada kapasitor pertama (0,1 μF) diperoleh nilai tegangan atau voltase yakni masing-
masing 2,5 V, 2,5 V, 2,5 V, 1,5 V, dan 1 V. Setelah dilakukan perhitungan data, diperoleh
nilai frekuensi untuk kapasitor pertama adalah 2821,66 Hz.
8. Pada kapasitor kedua (10 μF) diperoleh nilai tegangan atau voltase yakni masing-masing
3,5 V, 3,5 V, 3 V, 2 V, dan 1 V. Setelah mendapatkan nilai dari hambatan serta tegangan
atau voltase, maka nilai frekuensi dapat ditentukan dengan mempergunakan persamaan
yang sama seperti halnya penghitungan frekuensi pada kapasitor pertama. Dan diperoleh
nilai frekuensi untuk kapasitor kedua adalah 282 Hz.
9. Pada kapasitor ketiga (100 μF) diperoleh nilai tegangan atau voltase yakni masing-masing
3,5 V, 3,5 V, 3 V, 2 V, dan 1 V. Setelah mendapatkan nilai dari hambatan serta tegangan
atau voltase, maka nilai frekuensi dapat ditentukan dengan mempergunakan persamaan
yang sama seperti halnya penghitungan frekuensi pada kapasitor pertama dan kedua. Dan
diperoleh nilai frekuensi untuk kapasitor ketiga adalah 89 Hz.
10. Semakin besar hambatan yang ada pada rangkaian RLC, semakin kecil tegangan atau
voltase yang akan kita peroleh. Selain itu perubahan dari frekuensi di setiap kapasitor
sangat terlihat jelas. Kapasitor pertama memiliki nilai frekuensi yang terbesar dan
kapasitor ketiga memiliki nilai frekuensi terkecil. Hal ini disebabkan karena frekuensi
berbanding terbalik dengan kapasitas kapasitor (C).
11. pada praktikum kali ini juga dilakukan perhitungan data untuk besar induktansi lilitan (L)
menurut persamaan :
Setelah dilakukan perhitungan data, diperoleh hasil nilai dari masing-masing induktansi
lilitan (L) pada kapasitor pertama, kapasitor kedua, maupun kapasitor ketiga adalah sama
17
yakni 0,1 H. Nilai ini sesuai dengan besar induktansi lilitan yang dipergunakan pada
praktikum kali ini yaitu 0,1 H.
12. Setelah dilakukan ralat, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
fo pada kapasitor pertama :
dengan kebenaran praktikum sebesar 100%.
fo pada kapasitor kedua :
dengan kebenaran praktikum sebesar 100%.
fo pada kapasitor ketiga :
dengan kebenaran praktikum sebesar 100%.
Untuk kapasitor pertama, kedua,maupun ketiga kami menggunakan L yang sama
yaitu 0,1 H :
dengan kebenaran praktikum sebesar 100%.
V pada kapasitor pertama :
dengan kebenaran praktikum sebesar 84%.
V pada kapasitor kedua :
dengan kebenaran praktikum sebesar 81,35%.
V pada kapasitor ketiga :
dengan kebenaran praktikum sebesar 81,35%.
Untuk kapasitor pertama, kedua,maupun ketiga kami menggunakan R yang sama :
dengan kebenaran praktikum sebesar 32,3%.
18
19