Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

16
Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan Oleh: Fairuz Ramadhan

Transcript of Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Page 1: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Rangkaian Resistor dan Rangkaian KelistrikanOleh: Fairuz Ramadhan

Page 2: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Sistem Satuan Dasar Internasional

No Besaran Simbol Besaran Satuan Simbol

Satuan

1 Panjang l meter m

2 Massa m kilogram

kg

3 Waktu t detik s

4 Kuat Arus l Ampere A

5 Temperatur T Kelvin K

6 Kuat Cahaya lv Candela

cd

7 Jumlah Molekul Mol Mol n

Page 3: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Satuan Turunan dari Satuan Dasar SI

Besaran Simbol Satuan

Ekuivalen

Sat Das SI

frequensi hertz Hz 1/s s-1

sudut radian rad m/m satuan tak berdimensi

sudut ruang steradian

sr m2/m2 satuan tak berdimensi

gaya, berat newton N kg.m/s2 kg.m.s-2

tekanan pascal Pa N/m2 kg.m-1.s-2

energi, usaha, kalor

joule J N.mC.VW.s

kg.m2.s-2

daya, fluks radiant watt W J/sV.A

kg.m2.s-3

muatan listrik coulomb C s.A s.A

tegangan listrik, beda potensial, gaya gerak listrik

volt V W/AJ/C

kg.m2.s-3.A-1

Page 4: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Lanjutan...Besaran Simbol Satua

nEkuivalen

Sat Das SI

kapasitansi farad F C/V kg-1.m-2.s4.A2

hambatan, impedansi, reaktansi

ohm Ω V/A kg.m2.s-3.A-2

konduktansi, admitansi

siemens S 1/ΩA/V

kg-1.m-2.s3.A2

fluks magnet weber Wb J/A kg.m2.s-2.A-1

kuat medan magnet, kerapatan fluks magnet

tesla T V.s/m2

Wb/m2

N/(A.m)

kg.s-2.A-1

induktansi henry H V.s/AWb/A

kg.m2.s-2.A-2

suhu relatif terhadap 273,15 k

celsius oC K-273,15 k-273,15

fluks cahaya lumen lm cd-sr cd

iluminansi lux lx lm/m2 m-2.cd

Page 5: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Lanjutan...Besaran Simbol Satua

nEkuivalen

Sat Das SI

Peluruhan radioaktif (peluruhan per satuan waktu)

becquerel

Bq 1/s S-1

Dosis terserap (pada radiasi pengion)

gray Gy J/kg m2.s-2

Dosis ekuivalen (pada radiasi pengion)

sievert Sv J/kg M2.s-2

Aktivitas katalis katal kat mol/s S-1.mol

Page 6: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Arus Listrik

Arus Listrik (I) yang mengalir melalui penghantar didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik (Q) yang mengalir setiap satuan waktu (t).

I = arus listrik (A)

Q = muatan listrik (C)

T = selang waktu (s)

Page 7: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Beda Potensial

Beda potensial listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Agar terjadi aliran muatan (arus listrik) dalam suatu rangkaian tertutup, maka harus ada beda potensial di kedua ujung rangkaian, Beda potensial listrik adalah energi tiap satuan muatan. Beda potensial listrik memiliki satuan Volt dengan simbol V, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

V = Beda Potensial (V)

W = Usaha yang diperlukan (W)

Q = muatan listrik (C)

Page 8: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Hukum OHM

Hukum ohm digunakan untuk menentukan hubungan arus listrik dan tegangan dalam sebuah gambatan. Hukum ohm sendiri berbunyi “Kuat arus yang melalui penghantar sebanding dengan beda potensial pada kedua ujung penghantar”.

Atau

V = beda potensial, satuan volt (V)

I = kuat arus listrik, satuan ampere (A)

R = Hambatan listrik, satuan ohm (Ω)

Page 9: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Hukum Kirchoff 1Hukum Kirchoff untuk Menghitung Kuat Arus pada Rangkaian tidak Bercabang berbunyi:

“Pada rangkaian listrik tak bercabang, kuat arus di setiap titik pada rangkaian sama besar”.

Hukum Kirchoff untuk arus listrik bercabang berbunyi:

“Jumlah kuat arus yang masuk pada titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut”.

Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Kirchoff I.

Secara matetatis dapat ditulis :

I masuk = I keluar

Page 10: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

ResistorGerakan pembawa muatan dengan arah tertentu di bagian dalam suatu penghantar terhambat oleh terjadinya tumbukan dengan atom-atom (ion-ion atom) dari bahan penghantar tersebut. “Perlawanan” penghantar terhadap pelepasan arus inilah disebut dengan tahanan

Page 11: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Urutan Resistor Menurut IEC (International Electrical Commision)Seri E24

Seri E12

Seri E6 Seri E24

Seri E12

Seri E6

1,0 1,0 1,0 3,3 3,3 3,3

1,1 3,6

1,2 1,2 3,9 3,9

1,3 4,3

1,5 1,5 1,5 4,7 4,7 4,7

1,6 5,1

1,8 1,8 5,6 5,6

2,0 6,2

2,2 2,2 2,2 6,8 6,8 6,8

2,4 7,5

2,7 2,7 8,2 8,2

3,0 9,1

Page 12: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Kode Warna Resistor Tetap

Page 13: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Resistor Tidak Tetap (R. Variabel)

Resistor tidak tetap, Resistor Variabel atau dikenal juga sebagai Resistor tak Linier adalah Resistor yang nilai hambatannya dapat diubah – ubah sesuai dengan kebutuhan dengan besar hambatan 0 Ohm sampai dengan nilai maksimal hambatan yang tertera pada resistor Variabel tersebut. Resistor Variabel memiliki kemampuan daya yang relative lebih kecil dibandingkan dengan resistor tetap. Hal ini karena resistor Variable terbuat dari serbuk karbon.

Salah satu contoh sederhana untuk resistor semacam itu adalah LDR ( Light Dipendent Resistor ). Resistor tidak tetap ( variable ) ada beberapa jenis sesuai dengan fungsi pemakaiannya, diantaranya adalah ; Potensiometer, Tripot, LDR, NTC, PTC.

Page 14: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Rangkaian Resistor Seri

Resistor yang disusun seri selalu menghasilkan resistansi yang lebih besar. R1, R2 dan R3 disusun secara seri, resistansi dari gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan satu resistor pengganti yaitu Rs, yang besarnya dapat dirumuskan

Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn

Page 15: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Rangkaian Resistor Pararel

Resistor yang disusun secara pararel selalu menghasilkan resistansi yang lebih kecil. Pada rangkaian pararel, arus akan terbagi pada masing-masing resistor, tetapi tegangan pada ujung-ujung resistor sama besar. Resistansi dari gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan satu resistor pengganti yaitu Rp, yang besarnya dapat dirumuskan:

Page 16: Rangkaian Resistor dan Rangkaian Kelistrikan

Terimakasih