Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain...

15
2 Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Sukoharjo Berbasis WebGIS 1. Pendahuluan Indonesia merupakan Negara agraris, sampai saat ini dalam menunjang ketahanan pangan, Indonesia mengembangkan irigasi seluas 7.400.000 Ha meliputi daerah irigasi kurang lebih 17.500 lokasi. Daerah irigasi ini terdiri dari irigasi teknis, setengah teknis, dan sederhana. Menurut statusnya terdiri dari irigasi yang dikelola pemerintah, masyarakat tani atau pemerintah desa, dan swasta. Di Indonesia irigasi tradisional pun telah berlangsung sejak jaman nenek moyang. Hal tersebut dapat dilihat juga dalam cara pengairan dan bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia yaitu dengan cara membendung sungai secara bergantian untuk dialirkan ke sawah-sawah. Cara lain untuk pengairan adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang disambungankan. [1] Daerah irigasi diwilayah Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari jaringan irigasi Wonogiri yang bersumber dari waduk Gajah Mungkur Wonogiri, mengalir melalui Bendung Colo. Jaringan irigasi di daerah Kabupaten Sukoharjo luas seluruhnya 9.675 Ha dengan perincian: 1). Sebagian besar yaitu seluas 8.228 Ha telah mendapatkan air dari Saluran Induk Colo Timur (SICT). 2). Daerah irigasi seluas 1.447 Ha yang mendapatkan air dari Saluran Induk Colo Barat (SICB). [2] Kabupaten Sukoharjo diambil sebagai lokasi penelitian karena mempunyai letak daerah irigasi yaeng sangat strategis. Dikatakan sangat strategis kerena kabupaten sukoharjo terletak di persimpangan jurusan Semarang, Yokyakarta, Solo dan termasuk di dalam kawasan strategis SUBOSUKA WONOSRATEN (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten) yang dapat mendukung perkembangan pertanian, pembangunan khususnya bidang-bidang irigasi di kabupaten sukoharjo. Dalam mengelola data-data irigasi di kabupaten sukoharjo, pengurus Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) menggunakan aplikasi Aset irigasi, aplikasi tersebut dibangun menggunakan Visual Basic.Net. Dimana aplikasi tersebut masi berdiri sendiri- sendiri antara database dan peta, dan aplikasi asset irigasi tidak menampilkan gambar dari daerah irigasi tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah penulis mengambil judul ”Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Kabupaten Sukoharjo Berbasis WebGis”. Sistem ini akan berisi informasi mengenai data- data irigasi kabupaten sukoharjo. Informasi tersebut berupa nama daerah irigasi, nama- nama irigasi, peta lokasi irigasi, koordinat lokasi daerah irigasi, kode aset irigasi dan jadwal survei mengenai daerah irigasi. Permasalahan dalam pengembangan sistem ini adalah bagaimana merancang aplikasi sistem informasi geografis yang dapat memberikan informasi mengenai daerah irigasi kabupaten sukoharjo berbasis webgis. Jurnal ini disusun dengan tujuan untuk membangun sistem informasi geografis daerah irigasi berbasis webgis di kabupaten sukoharjo. Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini yaitu data-data daerah irigasi menjadi terorganisir, memberikan kemudahan kepada pegawai BBWSBS khususnya para pegawai bagian pengelola data agar dapat mengelola data-data daerah irigasi dengan ceapt dan mudah.

Transcript of Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain...

Page 1: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

2

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi Balai Besar

Wilayah Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Sukoharjo Berbasis WebGIS

1. Pendahuluan Indonesia merupakan Negara agraris, sampai saat ini dalam menunjang

ketahanan pangan, Indonesia mengembangkan irigasi seluas 7.400.000 Ha meliputi daerah irigasi kurang lebih 17.500 lokasi. Daerah irigasi ini terdiri dari irigasi teknis, setengah teknis, dan sederhana. Menurut statusnya terdiri dari irigasi yang dikelola pemerintah, masyarakat tani atau pemerintah desa, dan swasta. Di Indonesia irigasi tradisional pun telah berlangsung sejak jaman nenek moyang. Hal tersebut dapat dilihat juga dalam cara pengairan dan bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia yaitu dengan cara membendung sungai secara bergantian untuk dialirkan ke sawah-sawah. Cara lain untuk pengairan adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang disambungankan. [1]

Daerah irigasi diwilayah Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari jaringan irigasi Wonogiri yang bersumber dari waduk Gajah Mungkur Wonogiri, mengalir melalui Bendung Colo. Jaringan irigasi di daerah Kabupaten Sukoharjo luas seluruhnya 9.675 Ha dengan perincian: 1). Sebagian besar yaitu seluas 8.228 Ha telah mendapatkan air dari Saluran Induk Colo Timur (SICT). 2). Daerah irigasi seluas 1.447 Ha yang mendapatkan air dari Saluran Induk Colo Barat (SICB). [2]

Kabupaten Sukoharjo diambil sebagai lokasi penelitian karena mempunyai letak daerah irigasi yaeng sangat strategis. Dikatakan sangat strategis kerena kabupaten sukoharjo terletak di persimpangan jurusan Semarang, Yokyakarta, Solo dan termasuk di dalam kawasan strategis SUBOSUKA WONOSRATEN (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten) yang dapat mendukung perkembangan pertanian, pembangunan khususnya bidang-bidang irigasi di kabupaten sukoharjo. Dalam mengelola data-data irigasi di kabupaten sukoharjo, pengurus Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) menggunakan aplikasi Aset irigasi, aplikasi tersebut dibangun menggunakan Visual Basic.Net. Dimana aplikasi tersebut masi berdiri sendiri-sendiri antara database dan peta, dan aplikasi asset irigasi tidak menampilkan gambar dari daerah irigasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah penulis mengambil judul ”Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Kabupaten Sukoharjo Berbasis WebGis”. Sistem ini akan berisi informasi mengenai data-data irigasi kabupaten sukoharjo. Informasi tersebut berupa nama daerah irigasi, nama-nama irigasi, peta lokasi irigasi, koordinat lokasi daerah irigasi, kode aset irigasi dan jadwal survei mengenai daerah irigasi.

Permasalahan dalam pengembangan sistem ini adalah bagaimana merancang aplikasi sistem informasi geografis yang dapat memberikan informasi mengenai daerah irigasi kabupaten sukoharjo berbasis webgis. Jurnal ini disusun dengan tujuan untuk membangun sistem informasi geografis daerah irigasi berbasis webgis di kabupaten sukoharjo. Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini yaitu data-data daerah irigasi menjadi terorganisir, memberikan kemudahan kepada pegawai BBWSBS khususnya para pegawai bagian pengelola data agar dapat mengelola data-data daerah irigasi dengan ceapt dan mudah.

Page 2: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

3

2. Tinjauan Pustakan

Dalam penelitian yang berjudul Sistem informasi jaringan irigasi (sijari) kabupaten sukoharjo berbasis program arcview Gis 3.3. tujuan dari penelitian ini adalah membuat software SIJARI ( system informasi jaringan irigasi) yang berisi database tentang data-data irigasi dalam sistem informasi Geografis (SIG), berbasis program Arcview GIS 3.3. manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil yang optimal, dimana data mudah di peroleh, data dapat di-update setiap saat, cepat, serta akurat baik untuk tahap pra rencana, perencanaan, implementasi, monitoring serta pengendalian. [3]

Kesamaan dari peneliti diatas dan peneliti sekarang adalah sistem yang dibangun bertujuan untuk meberikan informasi. Perbedaannya pada peneliti diatas membangun software untuk menentukan lokasi jaringan irigasi. Sedangkan peneliti sekarang bertujuan membangun aplikasi unutk megolah data aset irigasi berbasis WebGis menggunakan pemrograman Php, database menggunakan MySql sedangkan peta memanfaatkan peta dari layanan Google Maps.

Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah irigasi sampean baru). Sistem dirancang untuk memudahkan pengelola irigasi mengakses informasi tentang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. database di rancang untuk memudahkan menyimpan dan memperbaharui data terkait dengan jaringan irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Sistem Informasi Daerah Irigasi (SIDI) yang berbasis Mapwindow GIS. Sistem diharapkan dapat menjadi tool untuk operasional sehari-hari bagi pengelolaan Daerah Irigasi. Penggunaan OSS-GIS diharapkan dapat member solusi bagi mahalnya biaya software yang harus dialokasikan untuk manajemen irigasi, Mapwindow GIS. Sistem dikembangkan sebagai tool untuk membantu operasi dan manajemen jaringan irigasi( dan infrastruktur-nya). Sistem Iinformasi Daerah Irigasi ini dikembangkan menggunakan Visual Basic.Net. [4]

Peneliti di atas membuat sistem informasi untuk mengakses informasi tentang operasi dan pemeliharaan irigasi. Pada Penelitian ini memiliki kelemahan tidak dapat melakukan penambahan fiture secara langsung melalui web interface, dan masih membutuhkan aplikasi desktop SIG untuk penambahan fiture, sehingga sulit untuk melakukan update terhadap fiture yang dimiliki. Database yang digunakan adalah Microsoft Acces, sedangkan pada peneliti sekarang bertujuan untuk membangun aplikasi berbasis web Gis menggunakan pemrograman Php, database menggunakan MySql sedangkan peta memanfaatkan peta dari layanan Google Maps.

Selain itu penelitian lain dengan judul Sistem Informasi special kondisi fisik jaringan Irigasi Bantimurung Kabupaten Maros. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menyajikan kondisi fisik jaringan irigasi Bantimurung Kabupaten Maros secara spasial dalam bentuk SIDI dan mengetahui tingkat fungsional komponen bangunan irigasi Bantimurung dalam pengoperasiannya. Kegunaan penelitian ini adalah memudahkan dalam mengawasi dan evaluasi kinerja bangunan-bangunan irigasi sebagai bahan pertimbangan dalam rehabilitasi jaringan irigasi Bantimurung Kabupaten Maros. Hasil penelitian ini berupa SIDI Bantimurung yang terdiri dari peta administrasi, jaringan irigasi, daerah layanan irigasi, lokasi bangunan, skema irigasi dan aset bangunan irigasi. Pada evaluasi SIDI diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dari Sistem ini. Kelebihannya yaitu; memudahkan pengguna dalam mencari informasi mengenai daerah

Page 3: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

4

irigasi Bantimurung, tidak membutuhkan koneksi internet dalam mengakses informasi, mampu mencetak daerah irigasi secara lengkap dengan nama daerah layanan, memudahkan instansi terkait dalam penyusunan, penyimpanan dan pembaruan data irigasi, mampu menampilkan lokasi bangunan irigasi lengkap dengan posisi geografisnya. SIDI ini memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat menyajikan informasi pola tanam yang cocok bagi saluran tersebut karena keterbatasan data yang diperoleh. [5]

Berdasarkan dari beberapa penelitian diatas, maka dalam penelitian ini “rancang bangun aplikasi sistem informasi daerah irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Sukoharjo”, peneliti membuat sebuah aplikasi sistem informasi daerah irigasi yang ditampilkan dalam bentuk sistem informasi dan sedangkan peta memanfaatkan peta dari layanan Google Maps. yang diterapkan di KabupatenSukoharjo khusunya di BBWSBS. Dimana sistem ini dibangun dengan menggunakan pemrograman Php, database menggunakan MySql sedangkan peta memanfaatkan peta dari layanan Google Maps. Maksud dari aplikasi ini adalah bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam melihat mengolah dan mencari informasi mengenai daerah irigasi dan lokasi dari irigasi yang ada di Kabupaten Sukoharjo

Web GIS bisa dikatakan adalah sebuah web mapping yang berarti pemetaan internet, tetapi bukan memetakan internet. Web mapping memanfaatkan fungsi interaktifitas yang ada pada aplikasi SIG dalam bentuk web [6], WebGIS adalah aplikasi yang memanfaatkan jaringan internet sebagai media komunikasi yang berfungsi mendistribusikan, mempublikasikan, mengintegrasikan, mengkomunikasikan dan menyediakan informasi dalam bentuk teks, peta dijital serta menjalankan fungsi–fungsi analisis dan query yang terkait dengan SIG melalui jaringan internet. Sementara menurut Setiawan dan Rabbasa [7] , penggunaan data spasial dirasakan semakin diperlukan untuk berbagai keperluan seperti penelitian, pengembangan dan perencanaan wilayah, serta manajemen sumber daya alam. Pengguna data spasial merasakan minimnya informasi mengenai keberadaan dan ketersediaan data spasial yang dibutuhkan. Penyebaran (diseminasi) data spasial yang selama ini dilakukan dengan menggunakan media yang telah ada yang meliputi media cetak (peta), cd rom, dan media penyimpanan lainnya dirasakan kurang mencukupi kebutuhan pengguna. Pengguna diharuskan datang dan melihat langsung data tersebut pada tempatnya (data provider). Hal ini mengurangi mobilitas dan kecepatan dalam memperoleh informasi mengenai data tersebut, karena itu dirasakan perlu adanya WebGIS.

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku atau air sebagai media. Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang mendorong degradasi tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat kehadiran air. Oleh karena itu, tepat kalau dikatakan air merupakan sumber kehidupan. Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang efisien selain

Page 4: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

5

dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman. [8]

Sumber daya air di Kabupaten Sukoharjo diambil dari air permukaan, air tanah dan mata air. Sumber air tersebut telah dimanfaatkan dan dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan air untuk minum atau masak dan air bersih untuk rumah tangga, fasilitas komersial dan industry serta dimanfaatkan untuk irigasi pertanian. Penggunaan air permukaan untuk irigasi pertanian yang ada mampu mengairi sawah baik yang setahun dua kali panen seluas 17.178 Ha maupun yang setahun sekali panen seluas 4.559 Ha dengan prasarana yang ada yaitu saluran irigasi. Jaringan irigasi diwilayah Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari jaringan irigasi Wonogiri yang bersumber dari waduk Gajah Mungkur Wonogiri, mengalir melalui Bendung Colo. Jaringan irigasi di daerah Kabupaten Sukoharjo luas seluruhnya 9.675 Ha dengan perincian, Sebagian besar yaitu seluas 8.228 Ha telah mendapatkan air dari Saluran Induk Colo Timur (SICT). Daerah irigasi seluas 1.447 Ha yang mendapatkan air dari Saluran Induk Colo Barat (SICB). [9]

3. Metode Dan Perancangan Sisitem

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu Analisis kebutuhan dan pengumpulan data, Perancangan sistem, Pembuatan aplikasi/program, Implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, Penulisan laporan hasil penelitian.

Gambar 1 Tahapan Penelitian [9] Tahapan penelitian diawali dengan membuat hipotesa yang bersifat kualitatif

mengenai sumber data, siapa saja yang akan menjadi pengguna sistem dan data apa saja yang dibutuhkan dan perlu dipelajari. Adapun sumber data atau kebutuhan yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Dinas BWSBS tentang kebutuhan aplikasi yang dibuat dan dan melakukan wawancara dengan Pak Debi dan Ibu Ika selaku pegawai di bagian pengolah data. Data yang didapatkan berupa nama irigasi, alamat irigasi, jaringan irigasi, gambar-gambar daerah irigasi, dan koordinat lokasi daerah irigasi. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik dari buku literatur, internet, arsip – arsip dan

Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data

Perancangan Sistem meliputi Perancangan Proses (UML), Perancangan Database, Perancangan Antarmuka

Pembuatan Aplikasi/Program

Implementasi dan Pengujian Sistem, serta Analisis Hasil Pengujian

Penulisan Laporan Hasil Penelitian

Page 5: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

6

dokumen – dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan mengenai informasi jaringan irigasi kabupaten Sukoharjo.

Perancangan sistem yang meliputi perancangan proses menggunakan diagram Unified Modelling Language (UML), perancangan use case diagram, perancangan class diagram, perancangan antarmuka, berupa tampilan interface aplikasi yang dibuat yaitu aplikasi untuk user dan admin. pembuatan aplikasi/program yaitu membuat aplikasi/program sesuai kebutuhan sistem berdasarkan perancangan sistem yang telah dilakukan, implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, yaitu mengimplementasikan program yang sudah dibangun, selanjutnya dilakukan pengujian, serta dianalisis untuk melihat apakah aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan perancangan sistem, dan penulisan laporan hasil penelitian, yaitu mendokumentasikan proses penelitian yang sudah dilakukan dari tahap awal hingga akhir ke dalam tulisan, yang nantinya akan menjadi laporan hasil penelitian.

Metode perancangan sistem yang digunakan adalah metode prototyping. Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan untuk interaksi antara pembuat aplikasi dan pengguna aplikasi selama proses pembuatan sistem. Metode ini dipilih karena prototype yang dibuat dapat digunakan untuk mengelola kembali kebutuhan dari perangkat lunak yang akan dikembangkan, sehingga pengembang perangkat lunak tidak harus merancang lagi semua dari awal. Model metode ini ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Prototyping Model [11]

Listen to Customer. Tahapan dimana harus dilakukan analisa seluruh kebutuhan yang diperlukan dalam perancangan perangkat lunak. Analisa kebutuhan untuk pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi Kabupaten Sukoharjo dilakukan dengan cara melakukan penelitian dan wawancara terhadap pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa sistem yang digunakan untuk mengolah data daerah irigasi masih menggunakan aplikasi aset irigasi, dimana aplikasi tersebut masih terpisah dengan database sehingga data yang di input dari aplikasi tersebut tidak tersimpan ke database, tapi di simpan dalam bentuk Microsoft Office Excel, dan pada peta masih menggunakan google earth, dan juga dari penelitian dan wawancara tersebut didapat kebutuhan yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan aplikasi.

Page 6: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

7

Build / revise Mock – up; Merupakan proses perancangan sementara yang berfokus pada penyajian rancangan dengan membuat format input dan output berupa diagram dan perancangan tampilan antarmuka aplikasi dari sistem yang dibangun berdasarkan kebutuhan user. Proses ini akan memberikan gambaran kepada user dan khususnya kepada pembangun prototyping dalam mengembangkan aplikasi ataupun sistem yang akan dibangun.

Evaluation; Pengevaluasian prototyping yang dibuat guna penyempurnaan kebutuhan. Evaluasi ini dilakukan dengan melakukan pengujian aplikasi pada user yang menjadi tujuan pembuatan aplikasi. Dari proses ini akan diketahui kekurangan yang masih ada pada prototyping yang sudah dibangun. Proses ini sangatlah penting karena proses ini juga menentukan pengembangan prototyping.

Usecase diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah sistem mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Pada tahap ini akan dijelaskan interaksi yang dilakukan oleh aktor-aktor yang terdapat pada sistem yang dirancang. Usecase diagram pada aplikasi ini terdiri dari dua aktor yaitu, administrator, dan user. Setiap aktor memiliki peran yang berbeda pada penggunaan aplikasi ini. Use case diagramditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Use Case Diagram

Gambar 3 menunjukkan use case diagram yang menjelaskan bahwa administrator bertindak sebagai aktor yang mempunyai hak mengelola data daerah irigasi, dan administrator juga berhak untuk menambah admin baru dan pegawai, dan objek pendukung yaitu dengan menambah, mengubah maupun menghapus data. User merupakan aktor yang hanya dapat melihat data berupa informasi daerah irigsi dan mencetak data irigasi tersebut. Untuk lebih menjelaskan aktivitas apa saja yang bisa dilakukan oleh admin dan user maka digunakan activity diagram dalam menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir.

admin

pegawai

menambah pegawai

kelola data admin<<include>>

menambah admin

<<include>>

ubah data irigasi

hapus data irigasi

tambah data irigasi

cetak data irigasi

kelola data irigasi

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

lihat data irigasi

<<include>>

Page 7: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

8

Gambar 4 Activity Diagram User Administrator

Gambar 4 menunjukkan activity diagram admin yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Admin memulai aktivitas dengan login. Jika tidak valid maka sistem akan menampilkan menu login hingga valid. Setelah masuk, aplikasi sistem akan menampilkan halaman menu utama admin. Admin dapat memakai aplikasi sesuai hak aksesnya, yaitu mengelola aset irigasi, mengelola kategori aset irigasi, mengelola data-data daerah irigasi. Admin dapat keluar dari aplikasi setelah selesai pemakaian.

mulai

login

mengelola data irigasi

mengelola data admin

tambah DI hapus DI

ubah DI

ubah data admin

tambah pegawai

simpan perubahan

simpan perubahan

logout

selesai

gagal

ya ya

tidak tidak

validasi

menampilkan halaman utama

menyimpan perubahan di database

menampilkan data semula

sukses

SistemAdmin

Page 8: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

9

Gambar 5 Activity Diagram User

Gambar 5 menunjukkan bahwa hak akses dari user sangat terbatas karena tidak mempunyai akun untuk melakukan login. User hanya dapat melihat home yang di dalamnya terdapat informasi irigasi, dan user juga dapat mencetak data irigasi yang ada pada aplikasi tersebut.

4. Hasil dan Pembahasan Aplikasi Sistem Informasi daerah irigasi kabupaten sukoharjo berbasis WebGIS

ini memiliki desain antarmuka yang terdiri dari halaman utama yang berisi data-data yang terkait dengan data lokasi daerah irigasi yang ada. Menu yang terdapat di halaman utama adalah menu daerah irigasi, menu daerah irigasi berisi nama daerah irgasi yang di kelola oleh BBWS Kabupaten Sukoharjo yaitu Daerah Irigasi Colo Barat. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 6.

mulai

memilih menu

melihat data irigasi

cetak data irigasi

keluar

selesai

menampilkan halaman utama

menampilkan informasi Irigasi

SistemUser

Page 9: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

10

Gambar 6. Tampilan Home

Pada home yang di tampilkan pada gambar 6 ini akan muncul pertama kali saat user atau pegawai melakukan browsing sistem informasi daerah irigasi Kabupaten Sukoharjo. Pada halaman home memberikan informasi peta secara visual mengenai bendung, jembatan desa, bangunan sadap, gorong-gorong. Untuk dapat menggunakan peta pada form ini, disediakan menu untuk view, yang bisa digunakan pegawai (user) untuk memposisikan semua objek di tengah viewport, Zoom In, yang bisa digunakan user untuk memperbesar tampilan peta, Zoom Out, yang bisa digunakan user untuk memperkecil tampilan peta, Pan Map, yang bisa digunakan user untuk menggerakkan peta ke berbagai arah .

Gambar 7. Halaman tampilan input data aset

Gambar 7 menunjukan halaman penginputan data. Berfungsi sebagai halaman penginputan data-data daerah irigasi, seperti nama daerah irigasi, jenis aset, kode aset,

Page 10: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

11

nomenklatur, nama irigasi dan koordinat lokasi. Dimana nama data-data tersebut, hanya sekali input dalam pengolahan data daerah irigasi, karna data-data tersebut merupakan data-data tetap atau aset tetap dari suatu daerah irigasi. Sedangkan data-data yang diolah oleh para pegawai adalah seperti pada gambar 8.

Gambar 8. Halaman tampilan Input data detail

Gambar 8 menunjukan halaman input data detail atau data-data yang sering di update. Dimana para pegawai melakukan input data seperti : tipe aset irigasi , fungsi dari aset irigasi tersebut, kondisi dari suatu bangunan aset irigasi, Tahun rehabilitasi/perbaikan besar dari suatu aset irigasi, biaya yang diperlu untuk perbaikan kerusakan pada suatu aset irigasi seperti biaya pekerjaan sipil, dan tujuan pekerjaan pemeliharaan. Data-data tersebut yang diinput atau dikelola setiap saat.

Gambar 9. Halaman tampilan aset bangunan sadap

Page 11: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

12

Gambar 9 menunjukan tampilan awal bangunan sadap, dimana data-data tersebut adalah data tetap atau disebut dengan aset tetap dari suatu bangunan irigasi. Seperti nama daerah irigasi, kode aset, nama irigasi, nomenklatur, dan koordinat lokasi. Dalam hal ini, sistem tersebut membantu para pegawai dalam melakukan pengolahan data karna data-data diatas tidak perlu di inputkan lagi saat mengelola data daerah irigasi, sedangkan data-data yang di update adalah seperti data-data yang terdapat pada gambar 8 dibwah ini.

Gambar 10. Halaman tampilan detail bangunan Sadap

Gambar 10 menunjukan salah satu halaman detail aset bangunan sadap yaitu tampilan detail bangunan sadap colo barat. Dimana informasi atau data-data terseut yang di kelola oleh user atau pegawai . Halaman tampilan detil aset bangunan sadap digunakan untuk melihat detil informasi bangunan sadap yang ada di daerah irigasi colo barat. Detil informasi yang di tampilkan adalah tahun survei, tipe bendung, material tubuh bendung, dan kondisi bangunan. Dan user juga bisa melihat langsung gambar-gambar seperti pada gambar 11.

Gambar 11. Tampilan detail halaman gambar

Page 12: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

13

Gambar 11 menunjukan detail dari aset bangunan sadap yaitu gambar bendung colo, dimana user atau pegawai tidak hanya dapat melihat lokasi aset irigasi dari peta saja, tetapi user juga bisa melihat langsung gambar-gambar dari bangunan tersebut, sehingga user atau pegawai juga bisa mengetahui apakah kondisi dari bangunan sadap tersebut sesuai dengan informasi yang di tampilkan.

Gambar 12. Tampilan halaman cetak data irigasi

Pada gambar 12 di atas, menunjukan halaman cetak. Dimana sistem yang dibangun sesuai dengan permntaan user atau para pegawai yang mengatakan bahwa user tidak hanya melihat data-data aset irigasi tersebut, tapi user juga bias mencetak atau print data tersebut . Dan user juga bias melihat data sebelumnya atau data histori, seperti gambar 13 dibawah ini.

Gambar 13. Melihat Data Sebelumnya

Manfaat yang didapat dari implementasi sistem ini adalah pengguna sistem dapat mengelolah data-data irigasi. Maksud dari system ini adalah untuk mendapatkan hasil yang optimal, dimana data mudah di peroleh, data dapat diubdate setiap saat, cepat, akurat baik untuk tahap prarencana, tahap perencanaan, implementasi, monitoring serta pengendalian.

Kelebihan utama dari sistem informasi daerah irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Kabupaten sukoharjo yaitu memberikan kemudahan bagi para pegawai BBWSBS khusunya bagian pengelola data agar data-data irigasi dapat dikelola dengan cepat dan akurat. Sehingga para pegawai dapat mengakses atau meihat data daerah irigasi yang dibutuhkan setiap saat.

Page 13: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

14

Pengujian Sistem Agar mengetahui sejauh mana keberhasilan aplikasi yang dibuat, maka

dibutuhkan suatu pengujian pada aplikasi Sistem yang dibangun. Tahapan pengujian atau testing dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi pada aplikasi yang dibangun. Bentuk-bentuk kesalahan yang mungkin ditemukan pada tahapan pengujian antara lain seperti kesalahan kode program, kesalahan memasukkan data, kesalahan proses. Apabila dalam proses pengujian ditemukan kesalahan program, maka program harus diperbaiki sehingga diperoleh program yang benar-benar bersih dari kesalahan. Pengujian Black-Box

Pengujian sistem dilakukan kepada user yang mengakses sistem. Mengetahui kinerja dari sistem yang telah dibangun dilakukan dilakukan melalui pengujian dengan menggunakan Unit testing black box yaitu dengan mencari bug/error yang terdapat pada aplikasi yang dibuat. Berikut ini merupakan tabel pengujian sistem yang telah dilakukan :

Tabel 1 Black Box Testing pada Sistem Point Pengujian Respon sistem Hasil

Membuka Aplikasi Koneksi ke database server Berhasil masuk ke halaman utama

Melihat lokasi daerah irigasi di peta

Koneksi ke database server Berhasil menampilkan lokasi daerah irigasi

Melihat salah satu aset lokasi daerah irigasi di peta

Koneksi ke database server Berhasil menampilkan asset lokasi dari daerah irigasi tersebut

Melihat data histori atau data sebelumnya

Koneksi ke database server Berhasil melihat data sebelumnya atau data histori

Memilih menu asset irigasi Koneksi ke database server Berhasil menampilkan semua asset irigasi

Memilih asset bangunan sadap

Koneksi ke database server Berhasil menampilkan semua data tentang bangunan sadap

Mencetak salah satu asset irigasi

Koneksi ke database server Berhasil mencetak halaman dari salah satu daerah irigasi tersebut

Melakukan login ke administrator

Koneksi ke database server Berhasil masuk ke halaman admin

Melihat menu kategori Koneksi ke database server Berhasil Menampilkan semua data kategori

Melakukan input data asset irigasi

Koneksi ke database server Berhasil menginput data asset irigasi

Melakukan update dan delete salah satu asset irigasi

Koneksi ke database server Berhasil merubah dan menghapus salahsatu aset daerah irigasi

Page 14: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

15

Uji Responden

Pengujian user bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan user terhadap sistem yang telah dibangun. Pengujian dilakukan dengan membagi kuisioner kepada user, pengujian user yang dilakukan menggunakan 9 orang responden. Pernyataan untuk pengujian user sebagai berikut: 1) Tampilan desain sistem menarik , 2) Pemilihan warna pada keseluruhan sistem sudah bagus, 3) Peta dapat dimengerti dengan baik, 4) Pembesaran dan penggeseran pada peta dapat digunakan dengan baik, 5) Fungsi pencetakan dapat bekerja dengan baik, 6) Keterangan nama tempat pada peta sudah sesuai kebutuhan, 7) Informasi asset irigasi yang ditampilkan sudah cukup lengkap, 8) Sistem mempermudah mengolah data irigasi. Penyusunan dan perhitungan pengujian menggunakan Rumus Skala Likert yang merupakan cara sistematis untuk memberi skor pada indeks [11] . Pada skala Likert tersebut diberi nilai 1 sampai 5 yaitu: Sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan Sangat baik. Hasil dari kuesioner yang dilakukan dengan Rumus Skala Likert dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil pengujian user

No Pertanyaan 1 2 3 4 5 Total Persentase

1 Apakah tampilan desain sistem menarik?

3 5 1 34

75.55

2 Apakah pemelihan warna pada sistem sudah bagus?

1 3 5 31 68.88

3 Apakah peta dapat di mengerti dengan baik ?

5 3 1 32 71.11

4 Apakah pembesaran dan penggeseran pada peta dapat digunakan dengan baik ?

3 5 29 64.44

5 Apakah fungsi pencetakan dapat berfungsi dengan baik ?

2 7 43 95.55

6 Apakah Keterangan nama tempat pada peta sudah sesuai kebutuhan ?

3 6 33 73.33

7 Apakah Informasi asset irigasi yang ditampilkan sudah cukup lengkap ?

6 3 30 66.66

8 Apakah Sistem mempermudah mengolah data irigasi ?

2 7 34 75.55

Total 266 632.73

Rata-rata 266 632.73

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil penilaian keseluruhan memperoleh nilai

rata – rata 79.80 dari hasil penilaian skala Likert. Kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval adalah Angka 0% – 19,99% = Sangat kurang, Angka 20% – 39,99% = Kurang, Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral, Angka 60% – 79,99% = baik, Angka 80% – 100% = Sangat baik. Berdasarkan kriteria skor tersebut maka hasil

Page 15: Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi ...€¦ · Penelitian yang berjudul Desain fitur dan implementasi system informasi daerah irigasi” ( studi kasus: daerah

16

kuisioner user termasuk dalam kategori baik dengan skor nilai 63.73 karena terletak antara rentang nilai baik.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi daerah irigasi ini dapat digunakan untuk megolah data daerah irigasi yang ada di kabupaten sukoharjo, data yang di kelola berupa lokasi daerah irigasi, yaitu berupa nama irigasi, lokasi irigasi, jalur irigasi, yang ditampilkan dalam bentuk peta geografis dengan menggunakan google map API. Karena dengan adanya aplikasi ini pengolahan data spasial yang tadinya masih dilakukan dengan cara yang masih sederhana menjadi lebih mudah karena dengan menggunakan aplikasi sistem informasi ini data daerah irigasi kabupaten sukoharjo menjadi terorganisir dan memberikan kemudahan kepada para pegawai dalam mengelola data atau informasi daerah irigasi kabupaten suko harjo dengan baik yang dapat diakses melalui website. DAFTAR PUSTAKA

[1] S,soekrasno, subari, 2009, Kajian tujuh substansi perencanaan fanatik dalam pengembangan irigasi di Indonesia

[2] Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011. Gambaran umum

Kabupaten Sukoharjo. Diakses pada bulan September 2013 [3] Sriyana - 2010. Sistem informasi jaringan irigasi (SIJARI) Kabupaten Sukoharjo

Berbasis Program Arcview Gis 3.3 [4] Indarto - 2011. Desain fitur dan implementasi sistem informasi daerah irigasi

(studi kasus: daerah irigasi sampean baru) [5] Andi Tenri were Sidra 2012. Sistem informasi special kondisi fisik jaringan irigasi

bantimurung Kabupaten Maros. [6] Aliyah, FJ, 2012, Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Mengenai

Penyebaran Fasilitas Pendidikan, Perumahan, Dan Rumah Sakit Di Kota Bekasi.

[7] Setiawan dan Rabbasa, 1998, Aplikasi Open Source untuk Pemetaan Online, Bogor

[8] Bagiawan agung, 2013, perhitungan kebutuhan kapasitas tamping bagi rencana pengembangan areal layanan irigas.

[9] Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011. Gambaran umum

Kabupaten Sukoharjo pdf. Diakses pada bulan September 2013 [10] Pressman, (2000): “Software Enginering: A Practitioner’s Approach fifth

Edition” America: Mc Graw Hill [11] Kristiyaningrum, Nova, 2012, Perancangan Sistem Informasi Pencarian Lembaga

Pendidikan di Kota Salatiga Berbasis Web, Salatiga: FTI UKSW.