RAHASIA negara

download RAHASIA negara

of 5

Transcript of RAHASIA negara

  • 8/20/2019 RAHASIA negara

    1/9

    1

    EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

    UNTUK TANAMAN CENGKEH ( Eugenia aromatica L.) 

    DI KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG

    Yuli Purwati

    Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial

    Universitas Negeri Malang

    Abstrak:  Cengkeh ( Eugenia aromatica L.) merupakan tanaman yang memiliki

     peluang pasar yang besar di dalam negeri maupun di luar negeri. Cengkeh padaawalnya hanya digunakan sebagai bahan obat tradisional, namun kini dimanfaatkan

    sebagai bahan campuran rokok kretek serta di bidang industri farmasi juga digunakansebagai bahan pembuatan minyak atsiri. Kebutuhan akan cengkeh yang terus

    meningkat menyebabkan keharusan penyediaan cengkeh yang besar, salah satunyadengan perluasan lahan untuk cengkeh. Kabupaten Jombang memiliki potensi untuk

     pengembangan cengkeh. Kebutuhan cengkeh di Kabupaten Jombang dipasok olehsatu kecamatan saja, yakni Wonosalam sehingga produksi cengkehnya rendah.

    Kecamatan Bareng memiliki kondisi wilayah yang cocok untuk perkebunan.Kecamatan Bareng berada pada ketinggian ±500 m di atas permukaan laut dan curah

    hujan berkisar 1.700 mm/tahun dengan suhu berkisar antara 23°C-30°C di manadengan kondisi tersebut memungkinkan dikembangkan budidaya cengkeh. Tujuan

     penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik lahan dan kesesuaian lahan diKecamatan Bareng untuk tanaman cengkeh. Penelitian ini merupakan penelitian

    survei dengan analisis matching   yaitu pembandingan karakteristik lahan daerah

     penelitian dengan syarat tumbuh tanaman cengkeh. Hasil penelitian menunjukkankesesuaian lahan untuk pengembangan cengkeh di Kecamatan Bareng tergolongsesuai marginal (S3) pada semua lahan dengan faktor pembatas ketersediaan air

    (S3wa), retensi hara (S3nr), dan bahaya erosi (S3eh).

    PENDAHULUAN

    Cengkeh ( Eugenia aromatica L.) merupakantanaman yang cocok ditanam baik di dataran

    rendah dekat pantai maupun hidup di pegunungan pada ketinggian 500-1100 meter

    dpl dan di tanah yang berdrainase baik.Tanaman cengkeh memerlukan intensitas

    cahaya yang kuat. Tanah yang sesuai untuktanaman cengkeh adalah tanah yang gembur,

    humus sedang-tinggi, permeabilitas sedang,kemasaman tanah (pH) berkisar antara 5,0-6,5,

    suhu udara 25°C-28°C, curah hujan yang1.500-2500 mm/tahun.

    Dalam perkembangannya, kebutuhankomoditas cengkeh untuk bahan baku industri

    terutama industri rokok dan obat-obatan terusmeningkat sehingga pengadaannya secara

    teratur, berkualitas baik, cukup, dan berkesinambungan makin dirasakan sebagai

    suatu keharusan. Dirjen Perkebunan (2011)menyatakan kebutuhan cengkeh masih

  • 8/20/2019 RAHASIA negara

    2/9

    2

    mengalami kekurangan sebesar 40 ribu sampai50 ribu ton per tahunnya untuk produksi rokok

    kretek. Artinya, produksi cengkeh tidakmencukupi kebutuhan pasar. Kebutuhan

    cengkeh yang kian meningkat, mendorong

     petani untuk mengembangkan budidayatanaman cengkeh. Dalam hubungannyadengan peningkatan pengadaan cengkeh,

     beberapa daerah telah mengembangkan usaha penanaman cengkeh.

    Kabupaten Jombang merupakan satudari beberapa kabupaten di Jawa Timur yang

    memiliki potensi pengembangan cengkeh.Lahan di Kabupaten Jombang yang digunakan

    untuk tanaman cengkeh seluas 2.602 Hadengan produksi 918,98 ton. Sampai saat ini,

     produksi cengkeh hanya dihasilkan dariKecamatan Wonosalam saja, padahal untuk

    kebutuhan cengkeh yang kian meningkatmemerlukan pasokan cengkeh yang

     berkualitas dan dalam skala besar. Salah satuusaha untuk menanganinya adalah dengan cara

    memperluas lahan untuk penanaman cengkeh.Kecamatan Bareng memiliki kondisi

    wilayah yang cocok untuk perkebunan karenatermasuk tanah pegunungan. Kecamatan

    Bareng berada pada ketinggian ±500 m di atas permukaan laut dan curah hujan berkisar 1.700

    mm/tahun dengan suhu berkisar antara 23°C-30°C di mana dengan kondisi tersebut bisa

    dikembangkan cengkeh.Kecamatan Bareng belum banyak

    mengembangkan cengkeh sebagai komoditi perkebunan. Dibandingkan dengan Kecamatan

    Wonosalam, Kecamatan Bareng sebagian besar penggunaan lahan untuk jati dan buah-

     buahan, sedangkan Kecamatan Wonosalamuntuk perkebunan dan kawasan penyangga.

    Kecamatan Bareng merupakan salah satu daritiga kecamatan yang pengembangannya

    diarahkan pada kegiatan agroindustri dengan pengelolaan hasil pertanian dan komoditi

    tanaman perkebunan seperti mete, kelapa,cengkeh, kapuk, kenanga, temulawak, lada,

    kencur, jahe, serai, kunyit, lengkuas, pandan,

    kakao, tebu, tembakau virginia, tembakau jawa, dan kopi.

    Pengembangan budidaya cengkeh inidimaksudkan untuk meningkatkan produksi

    cengkeh. Guna mengetahui potensi lahan di

    Kecamatan Bareng sesuai atau tidak untuk pengembangan budidaya cengkeh, makadiperlukan suatu pekerjaan yang kita kenal

    dengan evaluasi lahan. Evaluasi lahan adalah proses dalam menduga kelas kesesuaian lahan

    dan potensi lahan untuk penggunaan tertentu baik pertanian maupun nonpertanian (FAO

    1976 dalam Djaenudin 2003). Evaluasi lahan bertujuan untuk menduga dan memberikan

    informasi seberapa besar suatu lahan dapatmendukung kegiatan produksi sebelum

    digunakan untuk tujuan tertentu sehingga potensi lahan dapat dimaksimalkan. Dengan

    adanya kegiatan evaluasi lahan tersebut makadapat diketahui tingkat kesesuaian lahan serta

    kendala-kendalanya.

    METODE PENELITIAN

    Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian survei

    yaitu penelitian yang dilakukan secara

    sistematis dengan metode-metode tertentuyakni pengamatan di lapangan, pengukuran dilapangan, dan analisis laboratorium terhadap

    suatu daerah yang ditunjang dari informasi lainyang relevan. Pendekatan yang digunakan

    dalam penelitian survei ini adalah pendekatan

    evaluatif .

    Penelitian ini dilakukan di Kecamatan

    Bareng Kabupaten Jombang yang mencakupkebun, tegalan/ladang, dan semak belukar

    dengan luas total 6.275 Ha. Objek penelitian

    ditentukan dari hasil overlay tiga peta yaitu peta jenis tanah, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan yang menghasilkan satuan

    unit lahan yang kemudian ditentukansampelnya dengan purposive sampling .

     Purposive sampling  yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

    tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

  • 8/20/2019 RAHASIA negara

    3/9

    3

    Penelitian survei ini didukung olehdata primer dan data sekunder. Data primer

    diperoleh dari pengamatan, pengukuranlangsung di lapangan, dan uji laboratorium

    serta wawancara. Data sekunder diperoleh dari

    Dinas atau Badan terkait. Analisis data yangdigunakan adalah pembandingan (matching )antara karakteristik lahan dengan syarat

    tumbuh tanaman cengkeh yang telahditentukan oleh Djaenudin (2003).

    Subyek dan Objek Penelitian

    1) Subjek

    Subjek dalam penelitian ini adalah

    kebun (1.311,71 Ha), tegalan (689,20 Ha), dansemak belukar (18,86 Ha) di Kecamatan

    Bareng Kabupaten Jombang.2) Objek

    Objek dalam penelitian ini ditentukandari hasil tumpang susun (overlay) tiga peta

    yakni, peta jenis tanah, peta kemiringanlereng, dan peta penggunaan lahan dengan

     purposive sampling . Dalam penelitian ini,diambil lima unit sampel dari 29 unit lahan

    yang ada. Pengambilan lima sampel tersebutdidasarkan pada ketinggian tempat, suhu

    udara, penggunaan lahan terutama kebun dan

    tegalan, dan kemiringan lereng titik sampel.

    Alat dan Bahan

    Alat: Software ESRI ArcGIS 9.3 untuk

    kegiatan digitasi dan overlay peta, GPS(Global Positioning System) untuk mengetahui

     posisi atau letak koordinat daerah tempat penelitian, alat tulis, plastik, bor tanah dan

    meteran, abney level , kamera, alat-alatlaboratorium untuk uji tanah: gelas ukur erlen

    meyer 500 ml, botol kocok, ph meter,

    timbangan tekstur, pipet, conductivity meter .Bahan: K 2CrO7 1N (kalium kromat), H2SO4 (asam sulfat), H3PO4 (asam fosfat), H2O2 

    (hydrogen peroksida) untuk mengukurkandungan C-organik, KCl 1N dan H2O untuk

    mengukur kandungan pH, NH4O (amoniakhidroksida) pH 7, NH4Cl 1N (ammonium

    klorida), H2SO4 1N (asam sulfat), NaOH(natrium hidroksida) untuk mengukur

    kandungan KTK dan Kejenuhan Basa.Peta-peta: Peta Administrasi Kecamatan

    Bareng (skala 1: 250.000), Peta Jenis Tanah

    Kecamatan Bareng (skala 1: 250.000), PetaKemiringan Lereng Kecamatan Bareng (skala1: 250.000), Peta Penggunaan Lahan

    Kecamatan Bareng (skala 1: 250.000).

    Pengumpulan Data

    Data dalam penelitian ini adalah data primer

    (tingkat bahaya erosi, bahan kasar, kedalamanefektif tanah, drainase, banjir, batuan di

     permukaan, batuan tersingkap, kemiringanlereng, tekstur tanah, KTK liat, kejenuhan

     basa, pH, dan C-organik) dan sekunder (datacurah hujan, temperatur, kelembaban udara,

     peta administrasi, peta jenis tanah, petakemiringan lereng, peta penggunaan lahan,

    dan data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini). Teknik Pengumpulan Data

    meliputi observasi, dokumentasi, pengukurandi lapangan, uji laboratorium, dan wawancara.

    Analisis Data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah menggunakan metode matching  atau pembandingan antara karakteristik lahandengan syarat tumbuh tanaman cengkeh yang

    akan menghasilkan kelas kesesuaian lahan beserta faktor pembatasnya.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Penelitian

    Satuan lahan diperoleh dari hasiltumpang susun tiga peta yakni peta jenis tanah,

     peta kemiringan lereng, dan peta penggunaanlahan. Hasil overlay menunjukkan bahwa

    terdapat 29 unit lahan di Kecamatan Bareng.Unit lahan dapat dilihat pada Tabel 5.1

     berikut:

  • 8/20/2019 RAHASIA negara

    4/9

    4

    Tabel 5.1 Unit Lahan Kecamatan Bareng

    No Unit lahan Jenis tanah Kelerengan (%) Penggunaan lahan

    1 A1k Alluvial Kelabu 0-2 Kebun

    2 A1p Alluvial Kelabu 0-2 Pemukiman

    3 A1s Alluvial Kelabu 0-2 Sawah irigasi

    4 A2k Alluvial Kelabu 2-8 Kebun

    5 A2l Alluvial Kelabu 2-8 Tanah Ladang6 A2p Alluvial Kelabu 2-8 Pemukiman

    7 A2s Alluvial Kelabu 2-8 Sawah irigasi

    8 A2t Alluvial Kelabu 2-8 Sawah tadah hujan

    9 A3b Alluvial Kelabu 8-25 Semak belukar

    10 A3k Alluvial Kelabu 8-25 Kebun

    11 A3l Alluvial Kelabu 8-25 Tanah Ladang

    12 A3p Alluvial Kelabu 8-25 Pemukiman

    13 A3s Alluvial Kelabu 8-25 Sawah irigasi

    14 A3t Alluvial Kelabu 8-25 Sawah tadah hujan

    15 A4b Alluvial Kelabu 25-40 Semak belukar

    16 A4k Alluvial Kelabu 25-40 Kebun

    17 A4l Alluvial Kelabu 25-40 Tanah Ladang

    18 A4p Alluvial Kelabu 25-40 Pemukiman19 A4s Alluvial Kelabu 25-40 Sawah irigasi

    20 A4t Alluvial Kelabu 25-40 Sawah tadah hujan

    21 B1k Ass Mediteran Coklat dan Grumosol Kelabu 0-2 Kebun

    22 B1p Ass Mediteran Coklat dan Grumosol Kelabu 0-2 Pemukiman

    23 B1s Ass Mediteran Coklat dan Grumosol Kelabu 0-2 Sawah irigasi

    24 B1t Ass Mediteran Coklat dan Grumosol Kelabu 0-2 Sawah tadah hujan

    25 B2k Ass Mediteran Coklat dan Grumosol Kelabu 2-8 Kebun

    26 B2p Ass Mediteran Coklat dan Grumosol Kelabu 2-8 Pemukiman

    27 B2s Ass Mediteran Coklat dan Grumosol Kelabu 2-8 Sawah irigasi

    28 B2t Ass Mediteran Coklat dan Grumosol Kelabu 2-8 Sawah tadah hujan

    29 B3s Ass Mediteran Coklat dan Grumosol Kelabu 8-25 Sawah irigasi

    Sumber: Peta Unit lahan Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang

    Satuan unit lahan yang diambil meliputi A3b,A3k, A3l, A4k, dan A4l. Pengambilan sampel

    ini didasarkan pada ketinggian tempat, suhuudara, penggunaan lahan terutama kebun dan

    tegalan, dan kemiringan lereng. Sampel ayngdiambil dapat dilihat pada Tabel 5.2.

    Tabel 5.2 Sampel Unit Lahan Kecamatan Bareng

    No Unit lahan Jenis tanah Kelerengan (%) Penggunaan lahan

    1 A3b Alluvial Kelabu 8-25 Semak belukar

    2 A3k Alluvial Kelabu 8-25 Kebun3 A3l   Alluvial Kelabu 8-25 Tanah Ladang

    4 A4k Alluvial Kelabu 25-40 Kebun

    5 A4l   Alluvial Kelabu 25-40 Tanah Ladang

    Karakteristik Lahan di Kecamatan Bareng

    Karakteristik satuan lahan di KecamatanBareng diuraikan sebagai berikut:

  • 8/20/2019 RAHASIA negara

    5/9

    5

    Tabel 5.2 Karakteristik Lahan Daerah Penelitian

    No Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan

    Kelas Kesesuaian Lahan

    A3b A3k A3l A4k A4l

    1 Temperatur (tc)

    Temperatur rerata 27 25,1 26,7 25 25,92 Ketersediaan Air (wa)

    Curah hujan (mm)Lamanya masa kering (bulan)

    1.785,43,8

    1.785,43,8

    1.785,43,8

    1.785,43,8

    1.785,43,8

    Kelembaban Udara 80,05 80,05 80,05 80,05 80,05

    3 Ketersediaan Oksigen (oa)Drainase Agak Baik Agak Baik Agak Baik Agak Baik Agak Baik

    4 Keadaan Perakaran (rc)Tekstur Halus Halus Agak halus Halus Halus

    Bahan Kasar 0,876 0 0,00008 0 0

    Kedalaman Efektif Tanah 75 110 75 105 90

    5 Retensi Hara (nr)KTK liat (cmol) 58,70 30,71 28,64 26,25 25,82

    Kejenuhan Basa (%) 39 23 38 30 31 pH H2O 6,7 6,6 6,6 6,2 6,3

    C-Organik (%) 0,35 0,07 0,19 0,27 0,59

    6 Bahaya Erosi (eh)Lereng (%) 30 15 24 16 16Bahaya Erosi Sedang Sangat

    Ringan

    Sedang Ringan Ringan

    7 Bahaya Banjir (fh)Banjir F0 F0 F0 F0 F0

    8 Penyiapan Lahan (lp)Batuan di Permukaan (%) 0 3 1 0 0

    Batuan Tersingkap (%) 4 0 0 0 2

    Kelas Kesesuaian Lahan S3  S3  S3  S3  S3 

    Subkelas Kesesuaian Lahan S3wa, S3eh, S3wa, S3nr S3wa, S3eh S3wa, S3nr S3wa, S3nr

    Sumber: Analisis Data 2012 

    Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Cengkeh di Kecamatan Bareng Kabupaten

    Jombang

    Berdasarkan data karakteristik lahan di atas maka untuk lebih jelasnya akan dilakukan

     pengklasifikasian tingkat kesesuaian lahan yakni termasuk kelas sangat sesuai (S1), cukup sesuai(S2), sesuai marginal (S3) atau tidak sesuai (N). Metode yang digunakan adalah matching  atau

     pembandingan nilai kelas kesesuaian lahan didasarkan pada nilai terendah sebagai faktor pembatas evaluasi kesesuaian lahan. Data mengenai hasil evaluasi kesesuaian masing-masing

    lahan bisa dilihat pada Tabel 5.3. 

  • 8/20/2019 RAHASIA negara

    6/9

    6

    Tabel 5.3 Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Daerah Penelitian 

    No Persyaratan penggunaan/

    karakteristik lahan

    Kelas Kesesuaian Lahan

    A3b A3k A3l A4k A4l

    1 Temperatur (tc)

    Temperatur rerata S1 S1  S1  S1  S1 2 Ketersediaan Air (wa)Curah hujan (mm)

    Lamanya masa kering (bulan)

    S1S3 

    S1S3 

    S1S3 

    S1S3 

    S1S3 

    Kelembaban Udara S2  S2  S2  S2  S2 

    3 Ketersediaan Oksigen (oa)Drainase S1  S1  S1  S1  S1 

    4 Keadaan Perakaran (rc)Tekstur S1  S1  S1  S1  S1 

    Bahan Kasar S1  S1  S1  S1  S1 

    Kedalaman Efektif Tanah S2  S1  S2  S1  S2 

    5 Retensi Hara (nr)KTK liat (cmol) S1  S1  S1  S1  S1 

    Kejenuhan Basa (%) S2  S3  S2  S3  S3 

     pH H2O S1  S1  S1  S1  S1 

    C-Organik (%) S2  S2  S2  S2  S2 

    6 Bahaya Erosi (eh)Lereng (%) S3  S2  S3  S2  S2 Bahaya Erosi S2  S1  S2  S2  S2 

    7 Bahaya Banjir (fh)Banjir S1  S1  S1  S1  S1 

    8 Penyiapan Lahan (lp)Batuan di Permukaan (%) S1  S1  S1  S1  S1 

    Batuan Tersingkap (%) S1  S1  S1  S1  S1 

    Kelas Kesesuaian Lahan S3  S3  S3  S3  S3 

    Subkelas Kesesuaian Lahan S3wa,

    S3eh,

    S3wa,

    S3nr

    S3wa,

    S3eh

    S3wa,

    S3nr

    S3wa,

    S3nr

    Sumber: Analisis Data 2012

    Berdasarkan Tabel 5.3, maka diperolehhasil sebagai berikut: Karakteristik lahan di

    Kecamatan Bareng adalah memilikitemperatur rata-rata 25,9°C, curah hujan

    1.785,4 mm, lamanya masa kering 3,8 bulan,kelembaban udara 80,05%, drainase agak baik,

    tekstur tanah halus (liat) dan agak halus(lempung berliat), bahan kasar 16, kejenuhan basa 23-39%, pH H2O 6,2-6,7,

    C-organik

  • 8/20/2019 RAHASIA negara

    7/9

    7

    d.  Satuan lahan IV (A4k) dengan faktor pembatas ketersediaan air (S3wa) berupa

    lamanya masa kering dan faktor pembatasretensi hara (S3nr) berupa kejenuhan basa.

    e.  Satuan lahan V (A4l ) dengan faktor

     pembatas ketersediaan air (S3wa) berupalamanya masa kering dan faktor pembatasretensi hara (S3nr) berupa kejenuhan basa.

    Faktor pembatas yang mempengaruhi

    kelas kesesuaian lahan di atas diuraikansebagai berikut:

    Ketersediaan air Muljana (2002) menjelaskan bahwa

    tanaman cengkeh membutuhkan curah hujanyang merata untuk setiap tahunnya. Hal ini

    disebabkan karena pohon cengkeh tidak kuatterhadap musim kemarau yang panjang, untuk

     bisa tumbuh dan berkembang tanamancengkeh memerlukan curah hujan atau air

    antara 60-80 mm tiap bulannya pada musimkering.

    Permasalahan yang dihadapi semualahan adalah lamanya masa kering yang terlalu

     panjang yakni 3,8 bulan. Kecamatan Barengmemiliki curah hujan 1.785,4 mm/tahun

    dengan bulan basah 6,2 bulan. ArtinyaKetersediaan air untuk tanaman cengkeh di

    Kecamatan Bareng tergolong rendah, bahkan pada bulan Juni-Oktober besarnya curah hujan

    tiap bulan

  • 8/20/2019 RAHASIA negara

    8/9

    8

    kesuburan tanah. Tanah bertekstur kasarmemiliki kapasitas infiltrasi kecil, sehingga

    curah hujan yang cukup rendah akanmenimbulkan limpasan permukaan

    (Rahim:2000:33). Pada tanah bertekstur liat

    atau halus yakni pada semua satuan lahanmemiliki daya rekat yang kuat sehingga tahanterhadap erosi. Tekstur tanah yang paling peka

    terhadap erosi adalah debu dan pasir sangathalus. Sebagaimana diungkapkan oleh Rahim

    (2000) bahwa jenis tanah pada daerah penelitian yaitu Alluvial Kelabu tidak peka

    terhadap erosi.

    Faktor Pembatas Retensi Hara (nr)Pada satuan lahan A3k, A4k, dan A4l  

    masing-masing memiliki tingkat kesesuaianlahan sesuai marginal (S3) pada faktor

     pembatas retensi hara dengan karakteristikkejenuhan basa. Menurut Djaenudin (2003)

    kejenuhan basa yang sesuai untuk pengembangan tanaman cengkeh adalah

    >50%. Kondisi di lapangan, kejenuhan basa pada satuan lahan A3k, A4k, dan A4l  masing-

    masing sebesar 23%, 30%, dan 31%. Nilaitersebut menandakan bahwa kejenuhan basa

     pada masing-masing lahan tergolong rendah.Kejenuhan basa merupakan salah satu

    indikator kesuburan kimia tanah. Tanah yangsubur adalah tanah dengan kejenuhan basa

    tinggi sebab belum terjadi pencucian tanahyang serius. Sebaliknya, tanah dengan

    kejenuhan basa rendah menandakan tanahtersebut asam sehingga menghambat

     penyerapan unsur hara oleh akar tanaman(Indranada, 1986).

    Selain karakteristik lahan kejenuhan basa, semua satuan lahan di daerah penelitian

    memiliki kelas kesesuaian lahan cukup sesuai(S2) pada C-organik. Bahan organik tanah

    mengandung semua hara termasuk humusyang sangat diperlukan untuk pertumbuhan

    tanaman. Peran bahan organik terhadapketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas

    dengan proses mineralisasi yang merupakantahap akhir dari proses perombakan bahan

    organik. Bahan organik memiliki peranankimia dalam menyediakan N, P, dan S untuk

    tanaman.Tanaman cengkeh membutuhkan

    kandungan bahan C-organik >0,8%, namun

    hasil uji laboratorium menunjukkankandungan C-organik yang rendah. Hal initerkait dengan daerah penelitian yang berjenis

    tanah Alluvial di mana tanah ini mengalami pencucian selama bertahun-tahun yang dapat

    mengangkut unsur hara pada tanah. Untukmengatasi hal ini diperlukan tindakan

     penambahan bahan organik seperti pemakaianmulsa (sisa-sisa tanaman), pupuk hijau, pupuk

    kandang, dan kompos (Indranada, 1986:82).

    DAFTAR PUSTAKA

    Arsyad, Sitanala. 2006. Konservasi Tanah dan

     Air . Bogor: IPB Press.Djaenuddin, Marwan H., H. Subagyo,

    Mulyani, Anny, Suharta. 2003. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas

     Pertanian. Jakarta: Pusat Penelitian Tanahdan Agroklimat, Balai Penelitian dan

    Pengembangan Pertanian.FAO. 1976. A Framework for Land

     Evaluation. Soil Resources Managementand Conservation Service Land and Water

     Development Division. FAO Soil Bulletin No.32. FAO-UNO, Rome.

    Foth, Henry D. 1995. Dasar-dasar IlmuTanah. Terjemahan Oleh Endang

    Dwi Purbayanti, Dwi Retno Lukiwati,Rahayuning Trimulatsih,

    Editor Sri Andayani B. Hudoyo. GadjahMada University Press, Edisi

    ketujuh,781pp.Hadiwijaya, Toyib. 1983. Cengkeh, Data dan

     Petunjuk ke Arah Swasembada. Jakarta:Gunung Agung.

    Hardjowigeno, Sarwono. 1993. KlasifikasiTanah dan Pedogenesis. Jakarta: CV

    Akademika Pressindo.

  • 8/20/2019 RAHASIA negara

    9/9

    9

    Indranada, Henry K. 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: PT Bina

    Aksara.Muljana, Wahyu. 2002. Bercocok Tanam

    Cengkeh. Semarang: Aneka Ilmu.

    Rahim, S. E. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. Jakarta: Bumi Aksara.

    Rayes, M. Luthfi. 2007. Metode InventarisasiSumber Daya Lahan. Yogyakarta:

    Penerbit Andi.Ritung S, Wahyunto, Agus F, Hidayat H.

    2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian

     Lahan dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh

     Barat . Balai Penelitian Tanah dan WorldAgroforestry Centre (ICRAF), Bogor,

    Indonesia.

    Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung: Penerbit Tarsito.Wiratama, Erland Altis. 2010. Cengkeh

    (Syzygium aromaticum), (online), (http://management01.wordpress.com/201

    0/10/29/mengenal-tanaman-cengkeh/),diakses 05 Maret 2012.

    http://management01.wordpress.com/2010/10/29/mengenal-tanaman-cengkeh/http://management01.wordpress.com/2010/10/29/mengenal-tanaman-cengkeh/http://management01.wordpress.com/2010/10/29/mengenal-tanaman-cengkeh/http://management01.wordpress.com/2010/10/29/mengenal-tanaman-cengkeh/