STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun...

200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK DI INDONESIA, SWISS DAN SINGAPURA DALAM UPAYA PENINGKATAN CADANGAN DEVISA NEGARA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Hukum Minat Utama : Hukum Bisnis Oleh: ABDUL LUKY SHOFI’UL AZMI S NIM. S. 320610001 PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun...

Page 1: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA

BANK DI INDONESIA, SWISS DAN SINGAPURA DALAM UPAYA

PENINGKATAN CADANGAN DEVISA NEGARA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Derajat Magister Program Studi Ilmu Hukum

Minat Utama : Hukum Bisnis

Oleh:

ABDUL LUKY SHOFI’UL AZMI S

NIM. S. 320610001

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK

DI INDONESIA, SWISS DAN SINGAPURA DALAM UPAYA

PENINGKATAN CADANGAN DEVISA NEGARA

DISUSUN OLEH :

ABDUL LUKY SHOFI’UL AZMI S

NIM : S. 320610001

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing :

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. H. Setiono, S.H., M.S. ……………… ……….

NIP. 19440505 196902 1 001

Pembimbing II Endang Mintorowati, SH, MH ………………. ………..

NIP. 19490505 198003 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum

Prof. Dr. H. Setiono, SH, MS.

NIP. 19440505 196902 1 001

Page 3: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK

DI INDONESIA, SWISS DAN SINGAPURA DALAM UPAYA

PENINGKATAN CADANGAN DEVISA NEGARA

DISUSUN OLEH :

ABDUL LUKY SHOFI’UL AZMI S

NIM : S. 320610001

Telah Disetujui Oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Penguji Prof. Dr. Supanto, S.H., M.Hum.

NIP. 196011071986011001 ……………….. …………

Sekretaris Penguji Burhanudin H, S.H, M.H, M.SI., Ph.D.

NIP. 196007161985031004 ……………….. …………

Anggota Penguji 1. Prof. Dr. H. Setiono, S.H., M.S.

NIP. 194405051969021001 ……………….. …………

2. Endang Mintorowati, S.H., M.H.

NIP. 194905051980032001 ……………….. …………

Mengetahui

Ketua Program

Studi Ilmu Hukum

Prof. Dr. H. Setiono, S.H., M.S.

NIP. 194405051969021001 ……………….. ……………

Direktur Program

Pascasarjana

Prof.Dr. Suranto, M.Sc, PhD.

NIP. 195708201985031004 ……………….. ……………

Page 4: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Nama : ABDUL LUKY SHOFI’UL AZMI S

NIM : S. 320610001

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ―STUDI

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK DI

INDONESIA, SWISS DAN SINGAPURA DALAM UPAYA PENINGKATAN

CADANGAN DEVISA NEGARA”, adalah benar-benar karya saya. Hal yang

bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya di atas tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik, yang berupa pencabutan tesis dan

gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Oktober 2011

Yang Membuat Pernyataan,

Abdul Luky Shofi’ul Aami S

Page 5: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan ini ijinkan penulis menyampaikan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada berbagai pihak yang telah sangat banyak membantu baik

selama penyusunan penelitian tesis ini, maupun selama penulis menuntut ilmu di

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, diantaranya;

1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Suranto, M.Sc, Ph. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Prof. Dr. H. Setiono, S.H., M.S. selaku Ketua Program Studi

Magister Ilmu Hukum dan pembimbing I yang banyak memberikan

dorongan dan kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan

pengetahuan mengenai hukum bisnis.

5. Ibu Endang Mintorowati, S.H.,M.H selaku pembimbing II penelitian tesis

yang memberikan bimbingan, arahan dan kemerdekaan berpikir bagi penulis

dalam proses penyusunan hingga penyelesaian penelitian tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. Supanto, S.H, M.Hum selaku Ketua Penguji dan Bapak

Burhanudin H, S.H, M.H, M.SI, Ph.D selaku Sekretaris Program Studi

Magister Ilmu Hukum dan Sekretaris Penguji yang telah bersedia menjadi

penguji dalam sidang pendadaran untuk tesis ini, dan memberikan banyak

masukan yang sangat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi penulisan

tesis ini sendiri.

7. Segenap dosen pengajar Program Studi Pascasarjana Ilmu Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Istri tercinta Dyah Lusiana Prabandari, S. Psi. dan anak pertama kami Itzhak

IYLU atas segala dukungan dan bantuannya.

Page 6: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

9. Ayahanda Drs. H. Sunarto dan Ibunda Hj. Asfi’ah, B.A. yang telah

mendidik penulis untuk dapat menjadi insan yang bertaqwa dan berguna

dalam kehidupan ini.

10. Bapak Mertua Ngudi Nor Hadi Cahyo, S.Pd dan Ibu Mertua Painah, S.Pd.

yang telah memberikan kasih sayang tulus dan kepercayaan penuh kepada

penulis sehingga membuat penulis percaya diri dalam mengarungi

kehidupan ini.

11. Adik-adik ku tercinta serta keluarga besar atas segala doa dan bantuannya.

12. Mr. Sang Jin Bae, Bos Andre Adriansyah Nasution, Bos Awing Hardiansyah,

Pak Indra Aggriyana, Pak Mhd Athiahnada, Pak Ade Rizki, Pak I Dewa

Gede, dan seluruh rekan kerja di PT. Samsung Electronics Indonesia yang

telah banyak memberikan izin dan membantu panulis untuk menyelesaikan

studi di S2 ini.

13. Special thanks pada Pak Guru Om Taufik&keluarga atas tumpangannya dan

berbagai pelajaran kehidupannya serta Bu Guru Lik Mami&keluarga atas

pelajaran ketulusannya.

14. Rekan-rekan seangkatan dan sekelas pada Program Pasca Sarjana Ilmu

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala kebersamaannya.

15. Semua pihak yang belum penulis sebutkan dalam kesempatan ini, terima

kasih atas segala bantuannya.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi kehidupan berbangsa yang lebih baik.

Surakarta, 24 November 2011

Penulis

Page 7: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 11

A. Bank dan Rahasia Bank ................................................................... 11

1. Bank ............................................................................................ 11 a. Fungsi Bank Sebagai Lembaga Intermediasi ......................... 11 b. Fungsi Bank Sebagai Lembaga Kepercayaan ........................ 16

2. Rahasia Bank ............................................................................... 24 a. Alasan Bank Menjaga Kerahasiaan Bank .............................. 24

b. Pengertian Rahasia Bank ........................................................ 28 c. Latar Belakang Rahasia Bank ................................................ 31 d. Sifat Rahasia Bank ................................................................. 33

B. Cadangan Devisa ............................................................................. 36

C. Perbandingan Hukum ...................................................................... 42

D. Politik Hukum dan Harmonisasi Hukum ......................................... 49

E. Teori Kontraktual ............................................................................. 51

1. Pengertian Kontrak...................................................................... 51

2. Asas-asas Hukum Kontrak .......................................................... 53

Page 8: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

a. Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract) ............. 54 b. Asas Konsensualisme (Concensualism) ................................. 55 c. Asas Kepastian Hukum (Pacta Sunt Servanda) ..................... 56

d. Asas Itikad Baik (Good Faith) ............................................... 56 e. Asas Kepribadian (Personality) ............................................. 57 f. Asas Kepercayaan .................................................................. 58 g. Asas Persamaan Hukum ......................................................... 58 h. Asas Kesimbangan ................................................................. 58

i. Asas Kepastian Hukum .......................................................... 59

j. Asas Moralitas ........................................................................ 59 k. Asas Kepatutan ....................................................................... 59 l. Asas Kebiasaan ....................................................................... 59 m. Asas Perlindungan .................................................................. 59

F. Teori Stakeholders dan Teori Legitimasi ......................................... 60

1. Teori Stakeholders ...................................................................... 60 a. Stakeholders Internal dan Stakeholders Eksternal ................. 60 b. Stakeholders Primer, Stakeholders Sekunder dan

Stakeholders Marjinal............................................................ 61 c. Stakeholders Tradisonal dan Stakeholders Masa Depan ..... 61

d. Proponents, Opponents, dan Uncommitted (Pendukung,

Penentang, dan yang Tidak Peduli) .......................................... 61 e. Silent Majority dan Vocal Minority (Pasif dan Aktif) ............... 61

2. Teori Legitimasi .......................................................................... 62

G. Teori Hukum Responsif ................................................................... 65

H. Teori Prinsip Legalitas Lon L Fuller ............................................... 69

I. Penelitian yang Relevan ................................................................... 72

J. Kerangka Berfikir ............................................................................ 72

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 74

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 75

B. Jenis Data dan Sumber Data ............................................................ 77

C. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................... 79

D. Tehnik Analisis Data ....................................................................... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 83

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 83

Page 9: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

1. Pengaturan Rahasia Bank di Indonesia Berkaitan dengan Upaya

Peningkatan Cadangan Devisa Negara ....................................... 83 a. Dasar Hukum Berlakunya Rahasia Bank ............................... 83

b. Batasan Rahasia Bank ............................................................ 91 c. Pihak-pihak yang Berkaitan dengan Rahasia Bank ................ 93 d. Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank ........................... 97 e. Sanksi Terhadap Pelanggaran Rahasia Bank ....................... 111

2. Pengaturan Rahasia Bank di Swiss Berkaitan dengan Upaya

Peningkatan Cadangan Devisa Negara ..................................... 115 a. Dasar Hukum Berlakunya Rahasia Bank ............................. 118 b. Batasan Rahasia Bank .......................................................... 119 c. Pihak-pihak yang Berkaitan dengan Rahasia Bank .............. 120 d. Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank ......................... 121

e. Sanksi Terhadap Pelanggaran Rahasia Bank ....................... 123

3. Pengaturan Rahasia Bank di Singapura Berkaitan dengan Upaya

Peningkatan Cadangan Devisa Negara ..................................... 124 a. Dasar Hukum Berlakunya Rahasia Bank ............................. 128

b. Batasan Rahasia Bank .......................................................... 129 c. Pihak-pihak yang Berkaitan dengan Rahasia Bank .............. 131

d. Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank ......................... 132 e. Sanksi Terhadap Pelanggaran Rahasia Bank ....................... 136

B. Pembahasan ................................................................................... 137

1. Kesesuaian Antara Pengaturan Rahasia Bank di Indonesia, Swiss

dan Singapura Berkaitan dengan Upaya Peningkatan Cadangan

Devisa Negara ........................................................................... 137

a. Kaitan Antara Pengaturan Rahasia Bank Indonesia, Swiss dan

Singapuradengan Upaya Peningkatan Cadangan Devisa

Negara .................................................................................. 137 b. Perbandingan Pengaturan Rahasia Bank di Indonesia, Swiss

dan Singapura ....................................................................... 141

1) Sistem Hukum .................................................................. 162

2) Bentuk Pelanggaran ......................................................... 162

3) Sifat Rahasia Bank ........................................................... 162 4) Batasan Rahasia Bank ...................................................... 162

5) Pihak-pihak yang Berkaitan dengan Rahasia Bank ......... 162 6) Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank ..................... 162 7) Sanksi terhadap Peanggaran Rahasia Bank ..................... 162

2. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pengaturan Rahasia Bank di

Indonesia dalam Upaya Peningkatan Cadangan Devisa Negara160

a. Sistem Hukum Dipresentasikan dalam Aturan-aturan Hukum

.............................................................................................. 162

b. Publikasi Peraturan ............................................................... 163

Page 10: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

c. Kejelasan Perumusan Peraturan ........................................... 163 d. Pemberlakuan Peraturan yang Non-retroaktif ...................... 171 e. Tidak Ada Pertentangan dalam Peraturan ............................ 171

f. Tidak Ada Tuntutan atau Kewajiban yang Mustahil dalam

Peraturan ............................................................................... 172 g. Peraturan Harus Relative Konstan ....................................... 175 h. Berbagai Pihak Berpegang Teguh pada Aturan-aturan Hukum.

.............................................................................................. 177

BAB V PENUTUP.............................................................................................. 183

A. Kesimpulan .................................................................................... 183

B. Implikasi ........................................................................................ 187

C. Saran .............................................................................................. 188

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 189

LAMPIRAN ......................................................................................................... 197

Lampiran 1. Swiss Federal Act on Banking and Saving Banks 1934

(status as of 1 January 2009) ......................................................... 197

Lampiran 2. Singapore Banking Act (Cap 19, 2008 Rev Ed) ............. 220

Page 11: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Abdul Luky Shofi’ul Azmi S, S320610001, 2011, Studi Perbandingan Pengaturan

Rahasia Bank di Indonesia, Swiss dan Singapura dalam Upaya Peningkatan

Cadangan Devida Negara. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis perbandingan

hukum tentang pengaturan rahasia bank di Negara Indonesia, Swiss, dan

Singapura terhadap upaya peningkatan cadangan devisa negara. Tujuan tersebut

juga mengkerucut pada kelebihan dan kekurangan dalam pengaturan rahasia bank

di Indonesia dalam upaya peningkatan cadangan devisa negara.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dan jenis data yang

digunakan adalah data sekunder. Berdasarkan sifatnya, penelitian yang dilakukan

adalah penelitian deskriptif yakni penelitian yang dimaksudkan untuk

memberikan data yang diteliti seteliti mungkin baik tentang manusia, keadaan

ataupun gejala-gejala lainnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi

kepustakaan untuk mengumpulkan dan menyusun data yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti. Dalam penulisan ini menggunakan logika deduksi yakni

menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap

permsalahan konkret yang dihadapi. Analisis dilakukan dengan pendekatan

perundang-undangan, pendekatan konsep dan juga pendekatan perbandingan.

Hasil penelitian dan pembahasan yaitu dalam pola pengaturan mengenai

rahasia bank dari setiap negara memang berbeda termasuk Indonesia, Swiss, dan

Singapura baik dari sisi batasan rahasia bank itu sendiri, pihak yang berkaitan

dengan rahasia bank, pengecualian pengungkapan rahasia bank, maupun sanksi

terhadap pelanggaran rahasia bank. Kepastian hukum mengenai pengaturan

rahasia bank dapat menjadi daya tarik bagi calon nasabah untuk menyimpan

dananya serta menjalin hubungan dengan pihak bank setempat. Oleh karena itu,

baik Indonesia, Swiss dan bahkan Singapura yang menganut sistem common law

pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang

Perbankan masing-masing. Negara-negara tersebut menganut teori relatif dalam

pengaturan rahasia bank dan menganggap pelanggaran terhadap rahasia bank

sebagai pelanggaran pidana. Dibandingkan Indonesia dan Swiss, Singapura

memiliki pengaturan rahasia bank yang lebih baik dan telah menunjukkan

peningkatan jumlah cadangan devisa yang sangat signifikan dari sumber jasa

keuangan perbankan. Prinsip Legalitas Fuller digunakan untuk menilai peraturan

rahasia bank di Indonesia termasuk kelebihan dan kekurangannya. Perbedaan

yang ada dibandingkan dengan Swiss dan Singapura tidak serta merta menjadi

kekurangan di Indonesia, karena diperlukan harmonisasi hukum agar masukan

yang diberikan sesuai dengan situasi Indonesia. Indonesia telah memiliki Undang-

Undang Perbankan yang telah memenuhi delapan Prinsip Legalitas Fuller.

Meskipun demikian, masih diperlukan beberapa penambahan terutama dalam

kaitannya dengan kejelasan, non-kontradiksi, tuntutan yang mustahil, konsistensi

dan upaya persamaan antara pelaksanaan dan peraturan. Kata kunci: Rahasia Bank, Perbandingan Hukum, Cadangan Devisa Negara.

Page 12: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Abdul Luky Shofi’ul Azmi S, S320610001, 2011, Comparative Study on Banking

Secrecy Regulation of Indonesia, Switzerland and Singapore in order to Increase

Foreign Exchange Reserve. Thesis: Post-graduate Program, University of Sebelas

Maret Surakarta.

This study aims to investigate and analize bank secrecy regulation in

Indonesia, Switzerland and Singapore in order to increase foreign exchange

reserve. Such objective will be narrowed into investigating advantage and

disadvantage of Indonesian regulation on banking secrecy in order to increase

Indonesian foreign exchange reserve’s number.

This reseach is a normative legal research which use secondary data as its

source. This reseach is also called as a descriptive reseach, since it describe about

human, condition or other phenomena. Data collection process is done by literary

study, collecting and arranging some relevant data. The writing of this thesis is

using deductive logics, that is, taking conclusion from general problems into

narrower one. Statute approach, conceptual approach and comparative approach

are used for analysing the available data in this reseach.

Result of this study and discussion shows that regulation on banking secrecy

in each nations differs in their identification border, parties relating to bank

secrecy, banking secrecy’s disclosure exceptions as well as penalties for violation

to banking secrecy regulations. Legal certainty on banking secrecy regulation

would be big attraction for prospective customers to save their funds and foster

relationship with bank. Therefore, Indonesia, Switzerland and even Singapore

which use common law system codify its regulation in a Banking Act. Indonesia,

Switzerland and Singapore adopt relative theory in their banking secrecy

regulation and identifying its violation as criminal. Compared to Indonesia and

Switzerland, Singapore has better banking secrecy regulation and shows

significant increase in the number of its foreign exchange reserve which comes

from banking services. Lon L Fuller’s legality principles are used to assess

Indonesian banking secrecy regulation including to identify its advantages and

disadvantages. The available differences between Indonesian regulation with

Switzerland and Singapore cannot be directly seen as Indonesia’s disadvantage,

since law harmonization need to be applied in order to get suitable regulation for

Indonesian unique condition. Indonesia has had a banking act which is stated as

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan which has fulfill the Eight

Fuller Legality Principles. Nevertheless, some addition is still needed for

Indonesian banking secrecy regulation, especially related to clarity, non-

contradiction, impossible demand and consistency between adjudication/

administration and legislation principle.

Keyword: Banking Secrecy, Comparative Law, Foreign Exchange Reserve.

Page 13: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional dilaksanakan oleh bangsa Indonesia untuk

mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD

1945. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

sumber pembiayaan yang sangat penting adalah devisa.1

Masalah cadangan devisa adalah masalah yang amat penting karena

cadangan devisa suatu negara dapat menopang kestabilan ekonomi nasional.

Kondisi cadangan devisa harus dipelihara supaya transaksi internasional

dapat berlangsung dengan stabil. Tujuan pengelolaan devisa merupakan

bagian yang tak terpisahkan juga dari upaya menjaga nilai tukar. Menipisnya

cadangan devisa akan mengundang spekulasi rupiah dari para spekulator yang

akan menyebabkan tergoncangnya stabilitas nilai tukar rupiah.

Saat terjadi krisis ekonomi tahun 1997 Indonesia memutuskan untuk

meminta bantuan pada IMF untuk mengatasi defisit neraca pembayaran dan

menanggulangi nilai tukar yang melemah. Pinjaman IMF diberikan dalam

bentuk Balance of Payments Support atau pinjaman yang dipergunakan untuk

memperkuat cadangan devisa suatu negara. Pinjaman ini dimaksudkan agar

tercipta kepercayaan yang lebih besar kepada kemampuan negara tersebut

dalam menghadapi berbagai kewajiban pembayaran ke luar negeri, termasuk

untuk impor, dengan memunculkan angka yang lebih baik pada cadangan

devisa negara peminjamnya. Karena itu, tujuannya memang bukan untuk

dipergunakan oleh Pemerintah untuk menutupi defisit APBN.2 Aliran dana

asing yang masuk (capital inflow) dapat menambah cadangan devisa. Aliran

dana ini selain berasal dari pengiriman dana sebagai penanaman modal asing

1 Penjelasan atas UU RI No. 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar

2 Cyrillus Harinowo, Utang Pemerintah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, hlm. 63

Page 14: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

serta pemasukan dari para tenaga kerja indonesia (TKI), dapat juga berasal

dari dana masyarakat luar negeri yang disimpan dalam perbankan dalam

negeri.

Perbankan sebagai lembaga kepercayaan masyarakat memegang

peranan yang penting dalam sistem perekonomian suatu negara, sehingga

sering dikatakan bahwa bank merupakan jantung sistem keuangan. Perbankan

menerima simpanan dari jutaan orang, pemerintah, badan usaha milik negara

maupun dari badan usaha milik swasta. Selain menyimpan dana dari

masyarakat, perbankan juga menyalurkan dana kepada masyarakat dalam

bentuk kredit. Perbankan merupakan pokok dari sistem keuangan setiap

negara, karena perbankan merupakan salah satu motor penggerak

pembangunan seluruh bangsa.

Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai

peran yang sangat strategi dalam pembangunan Indonesia. Peran yang sangat

strategis dari bank sebagai suatu badan usaha adalah bank yang mempunyai

fungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan dana yang dihimpun tersebut kepada masyarakat.3

Keberadaan bank sangat krusial bagi perekonomian suatu negara,

karena itu aset bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting

dijaga guna meningkatkan efisiensi penggunaan bank dan efisiensi

intermediasi serta untuk mencegah terjadinya bank runs and panic.4 Oleh

karena itu perbankan harus dapat bekerja secara profesional, mampu

membaca, menelaah, dan menganalisis semua kegiatan dunia usaha serta

perekonomian nasional. Mempunyai entrepreneurship dan kemampuan

3 Teguh Pudjomuljono, Analisis Laporan Keuangan Untuk Perbankan, Jambatan, Bandung, 1992,

hlm. 9

4 Zulkarnain Sitompul, Problematika Perbankan, Books Terrace, Bandung, 2005, hlm. 1

Page 15: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

membaca pasar agar dapat menjalankan fungsi intermediasi dengan baik,

sebagaimana dimaksud Pasal 1 Angka 2 Undang-undang Perbankan.5

Untuk mencapai tujuan tersebut badan pengawas bank perlu memiliki

kewenangan luas untuk mengatur dan mengawasi industri perbankan.

Kewenangan tersebut antara lain kewenangan menetapkan besarnya modal

yang harus dimiliki, besarnya kredit yang boleh diberikan kepada suatu

perusahaan, siapa yang boleh menjadi pengurus bank dan sebagainya.

Kewenangan mengawasi diberikan dengan tujuan untuk memonitor apakah

bank tersebut melakukan kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Perlu dikaji untuk memberikan kewenangan penyidikan kepada

badan pengawas. Kewenangan tersebut bertujuan untuk melindungi nasabah,

melindungi perekonomian dan menjaga agar tidak terjadi konsentrasi bisnis.

Perlindungan terhadap nasabah merupakan alasan paling dasar untuk

mengawasi bank karena nasabah merupakan target yang mudah bagi

pencurian oleh pengurus bank.6

Mengingat peranan dari lembaga perbankan tersebut, maka dalam

rangka mencapai tujuan pembangunan nasional tidak berlebihan apabila

lembaga perbankan ditempatkan begitu strategis dan mendapat perhatian

pemerintah melalui pembinaan yang intensif. Semuanya itu didasari oleh

landasan pemikiran agar lembaga perbankan di Indonesia mampu berfungsi

secara efisien, sehat, wajar dan mampu melindungi secara baik dana yang

dititipkan masyarakat kepadanya, serta mampu menyalurkan dana masyarakat

tersebut ke bidang-bidang yang produktif bagi pencapaian sasaran

pembangunan.7

5 Pasal 1 Angka 2 mengatakan Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran., lihat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

6 Zulkarnain Sitompul, op cit., hlm. 3

7 Menurut Soedradjat J, dalam tulisannya ―Menuju Sistim Perbankan Untuk mendukung

Pembangunan Nasional‖ (selasa, 23 Maret 2004), http//kolom.pasific.net.id/ind. Bahwa:

―Perbankan yang sehat disini menyangkut: Pertama, bank-bank dalam arti mikro harus sehat

dalam aspek yang menyangkut permodalan, manajemen, dan kegiatan, sesuai dengan peraturan

Page 16: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Bank sebagai suatu lembaga yang melindungi dana nasabah juga

berkewajiban menjaga kerahasiaan terhadap dana nasabahnya dari pihak-

pihak yang dapat merugikan nasabah. Sebaliknya, masyarakat yang

mempercayakan dananya untuk dikelola oleh bank juga harus dilindungi

terhadap tindakan yang semena-mena yang dilakukan oleh bank yang dapat

merugikan nasabahnya. Hal ini sangat dibutuhkan karena sebagai lembaga

keuangan, bank harus mendapat kepercayaan dari masyarakat, dan

kepercayaan dari masyarakat tersebut akan lahir apabila semua data hubungan

masyarakat dengan bank tersebut dapat tersimpan secara rapi atau

dirahasiakan.8 Hal demikian membawa konsekuensi kepada bank, yaitu bank

memikul kewajiban untuk menjaga kerahasiaan tersebut, sebagai timbal balik

dari kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bank selaku lembaga

keuangan atau sumber dana masyarakat.

Sebagai suatu badan usaha yang dipercaya oleh masyarakat untuk

menghimpun dana masyarakat, sudah sewajarnya bank memberikan jaminan

perlindungan kepada nasabah yang berkenaan dengan ―keadaan keuangan

nasabah‖ yang lazim dinamakan dengan ―Kerahasiaan Bank‖. Kerahasiaan

bank sangat penting karena bank memerlukan kepercayaan dari masyarakat

yang menyimpan uangnya di bank. Nasabah hanya mempercayakan uangnya

kepada bank atau memanfaatkan jasa bank apabila bank memberikan jaminan

dan pengawasan perbankan yang berlaku. Kedua, adanya pengaturan dan pengawasan yang

efektif yang dilakukan oleh lembaga yang secara independent bertanggung jawab untuk itu.

Ketiga, adanya kelembagaan yang mendukung bekerjannya perbankan, selain lembaga

pengawasan dan pengaturannya, termasuk pula hukum dan peradilan. Keempat, adanya

kerjasama serta koordinasi internasional yang menjalankan surveillance secara efektif. Dengan

demikian, perbankan yang sehat, bukan hanya dalam arti mikro yang meliputi kondisi internal

dan operasi bank, tetapi juga pengawasan dan pengaturan bank serta kelembangaan

penunjangnya, baik nasional maupun internasional harus tersedia dan berjalan efektif.

Mengenai kondisi sehatnya bank secara mikro, sebagaimana bank harus sehat dalam arti tidak

mengalami masalah likuiditas, artinya kalau dalam operasi hariannya mengalami mismatch

likuiditas dapat segera mengatasinya dengan mekanisme dan sarana yangs sesuai ketentuan.

Selain itu, bank harus sehat dalam arti solvable, artinya memenuhi ketentuan kecukupan modal

yang berlaku‖

8 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003,

hlm.161

Page 17: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

bahwa pengetahuan bank tentang simpanan dan keadaan keuangan nasabah

tidak akan disalahgunakan.9

Masyarakat dari berbagai negara lebih memilih untuk menyimpan dana

mereka di Negara-negara seperti Swiss, Liechtenstein, Cayman dan Panama

karena bank-bank di negara tersebut sangat menjaga aturan Rahasia Bank

mereka10

, demikian juga yang terjadi di bank-bank Singapura.11

Banyak

sekali dana masyarakat Indonesia yang dilarikan ke bank-bank negara

tersebut.

OECD12

melaporkan jumlah uang yang disimpan individu dan

korporasi di negara atau wilayah-wilayah tersebut berkisar antara US$ 5

triliun-US$ 7 triliun.13

Saat ini Swiss mengelola setidaknya satu pertiga dari

aset likuid swasta yang ada di seluruh dunia, hal ini menjadikan Swiss

sebagai pemimpin pasar dalam perbankan swasta internasional. Negara yang

akan menjadi pesaing utama untuk pusat keuangan Swiss adalah Singapura

dengan 19%, Inggris dengan 15% dan Dubai dengan 8%.14

9 Racmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama ,

Jakarta, 2001, hlm.153

10 Fritz Kaiser, Switzerland is an island in ailing Europe 2008, wawancara dengan Peter Hossli

dan Roman Seiler. Sonntagsblick, 18-07-2010

11 Lihat James Chia, Bank Secrecy Law, Money Laundering and Tax Evasions, 2007, terdapat

dalam http://singaporesundry.blogspot.com/2007/10/bank-secrecy-law-money-laundering-

and.html.

12 OECD singkatan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (Organisasi

Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan) merupakan sebuah organisasi internasional dengan

tiga puluh negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas,

bekerjasama dalam bidang ekonomi dan sosial. OECD juga telah menguji kebijakan dari tiap-

tiap bidang yang ada pada masing-masing negara anggota yang di analisis sehingga berbagai

kebijakan tersebut bisa saling berhubungan satu sama lain yaitu antara negara anggota dan non-

anggota OECD. Hal ini tampak pada isu-isu global yang dikerjakan, seperti pembangunan

berkelanjutan, perhatian-perhatian terhadap lingkungan dan juga pemahaman yang lebih baik

mengenai sosial dan ekonomi.

13 Indonesia Masuk Daftar Korban Tax Havens, terdapat dalam

http://www.rumahpajak.com/index.php?option=com_content&task=view&id=10959

14 The Swiss Banking Industry in the Year 2010, Accenture and University of St. Gallen, 2010,

hlm. 12

Page 18: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Pertimbangan utama para pemilik dana memilih menyimpan uangnya di

negara-negara tersebut adalah faktor keamanan15

. Faktor keamanan tersebut

dilakukan oleh pemerintahan setempat dengan bentuk prinsip ―kerahasiaan

bank‖ yang terjamin dalam industri keuangan di sana.16

Kerahasiaan perbankan sendiri berasal dari negara-negara Anglo Saxon

yang menganut sistem hukum Anglo Saxon (Common Law), yang berakar

pada putusan hakim. Lewat putusannya yang kemudian menjadi Leading

Case Law, Court of Appeal Inggris secara bulat memutuskan pendiriannya

dalam kasus Tournier vs. National Provincial and Union Bank of England, di

mana terdapat kewajiban bagi bank untuk tidak boleh mengungkapkan

keadaan keuangan nasabah bank yang bersangkutan kepada pihak lain.17

Secara umum mengenai rahasia bank di Indonesia diatur di dalam Bab

VII yaitu Pasal 40 sampai dengan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 tentang Perbankan. Menurut Pasal 1 angka 28 yang dimaksud dengan

rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan

mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya, di mana menurut Pasal 40

Ayat (1) dan (2), bank dan pihak terafiliasi mempunyai kewajiban menjaga

hal tersebut.

Sistem hukum yang digunakan di Swiss sama dengan yang digunakan

di Indonesia, yakni Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law System).

Rahasia bank di Swiss diperkenalkan pada 1930-an dengan tujuan untuk

melindungi privasi deposan bank. Menurut Besson18

, hukum ini dibuat

sebagai respon atas upaya-upaya pemerintahan Perancis untuk memperoleh

15

Ji Nan Lie, terdapat dalam http://www.epochtimes.co.id/internasional.php?id=796

16 Rizal Malik, Sekjen TI Indonesia, Jakarta, 27 April 2007, Perjanjian Ekstradisi Indonesia-

Singapura, terdapat dalam http://www.ti.or.id/news/8/tahun/2007/bulan/04/tanggal/27/id/932/

17 Sejarah Rahasia Bank, terdapat dalam

http://www.hukumperbankan.blogspot.com/2008/12/sejarah-rahasia-bank.html

18 Besson, Sylvain, Le Secret Bancaire, Polytechniques et Universitaires Romandes, Lausanne,

2004, hlm. 26-27

Page 19: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

informasi tentang deposito di Swiss yang dimiliki oleh warga Perancis.

Pemerintah Swiss sangat menyadari pentingnya dana asing yang disimpan di

bank-bank Swiss. Swiss tidak memiliki kepentingan kerjasama dengan

lembaga Perancis yang memiliki konsekuensi merugikan bisnis deposito

warga asing yang diletakkan di bank-bank Swiss19

. Tiga perempat abad

kemudian, hukum Swiss menghukum pelanggaran rahasia bank dengan denda

hingga 50.000 CHF20

dan kurungan penjara hingga 6 bulan.

Sedangkan Singapura yang merupakan negara tetangga Indonesia,

menganut sistem hukum Common Law dan juga sangat sukses dengan jasa

keuangannya. Berdasarkan penelitian dari Merril Lynch dan Capgemini

beberapa tahun lalu, dapat diketahui hampir 33% dari orang kaya (high

networth individual) yang ada di Singapura berasal dari Indonesia. Kekayaan

yang ditanamkan di Singapura diperkirakan sekitar US$ 70 miliar.21

Pengaturan rahasia bank merupakan sumber ketertarikan para nasabah

untuk mempercayakan kekayaannya kepada bank-bank Swiss dan Singapura.

Karena ketertarikan masyarakat yang sudah sangat besar ini sehingga bank-

bank Swiss dan Singapura dapat menerapkan biaya lebih besar dari

kebanyakan bank 22

dan memberikan bunga deposito yang lebih rendah dari

kebanyakan bank lainnya23

.

Pendidikan Hukum di Fakultas Hukum dalam jenjang Strata 2 (S2)

direfleksikan pada penguasaan terhadap teori hukum. Karena karakter

interdisipliner teori hukum yang memiliki dimensi praktis dan dimensi

empiris, maka penelitian hukum dalam jenjang Strata 2 (S2) dapat

19

Ibid; hlm. 24

20 CHF = Franc Swiss, 1 CHF= 10.031 IDR (kurs per 22 Oktober 2011)

21 Indonesia Masuk Daftar Korban Tax Havens, terdapat dalam

http://www.rumahpajak.com/index.php?option=com_content&task=view&id=10959

22 Besson, op.cit¸ hlm. 64

23 English, Mary, and Wassim Shahin, ―Investigating the Interest Rate Impact of Changing Secret

Bank Deposit Laws: Switzerland‖, dalam Journal of Banking and Finance 18, 1994, hlm. 461-

475.

Page 20: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

menggunakan metode normatif atau metode empiris. Jika menggunakan

metode normatif, maka penelitian normatif di jenjang pendidikan Strata 2

harus memanfaatkan teori-teori ilmu hukum empiris dan ilmu-ilmu lain

sebagai ilmu bantu (hulp wetenschap) terhadap eksplanasi hukum secara

maksimal, tanpa harus kehilangan karakter khasnya sebagai ilmu normatif.

Untuk itu, diperlukan pemahaman terhadap teknik dan cara-cara pendekatan

(approach) terhadap permasalahan hukum yang dihadapi dan yang ingin

diteliti sehingga tidak kehilangan orientasi dasar sebagai ilmu normatif.24

Perkembangan hukum positif di Indonesia senantiasa sarat dengan

terjadinya proses impor sistem hukum sejak zaman penjajahan, kemerdekaan

hingga era globalisasi yang terjadi saat ini. Setidaknya ditandai oleh

berkembangnya tradisi hukum Eropa di Indonesia sampai saat ini, sementara

tumbuh desakan untuk mengakomodasi nilai dan norma-norma lokal maupun

pengaruh hukum yang berkarakter Common Law (Anglo- American Law)

sistem tidak dapat dipungkiri. Kegiatan perbandingan hukum bermanfaat bagi

penyingkapan latar belakang terjadinya ketentuan hukum tertentu untuk

masalah yang sama dari dua negara atau lebih. Penyingkapan ini dapat

dijadikan rekomendasi bagi penyusunan atau perubahan perundang-

undangan.25

Guna didapatkannya tatanan hukum yang lebih baik, harmonisasi

hukum perlu diperhatikan karena adanya perbedaan politik hukum di masing-

masing negara. Harmonisasi dalam hukum mencakup penyesuaian peraturan

perundang-undangan, keputusan pemerintah, keputusan hakim, sistem hukum

dan asas-asas hukum dengan tujuan peningkatan kesatuan hukum, kepastian

hukum, keadilan dan kesebandingan, kegunaan dan kejelasan hukum, tanpa

24

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing,

Malang, 2010, hlm 295.

25 Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2005, hal 351

Page 21: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mengaburkan dan mengorbankan pluralisme hukum.26

Pelaksanaan

harmonisasi hukum sangat erat kaitannya dengan berbagai prinsip kontraktual.

Untuk itu penulis tertarik untuk menulis tesis yang berjudul ‖STUDI

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK DI

INDONESIA, SWISS DAN SINGAPURA DALAM UPAYA

PENINGKATAN CADANGAN DEVISA NEGARA‖

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaturan tentang rahasia bank di Indonesia, Swiss dan

Singapura berkaitan dengan upaya peningkatan cadangan devisa negara?

2. Antara pengaturan rahasia bank di Indonesia, Swiss dan Singapura,

manakah yang paling sesuai dengan upaya peningkatan cadangan devisa

negara?

3. Apakah kelebihan dan kekurangan dalam pengaturan rahasia bank di

Indonesia dalam upaya peningkatan cadangan devisa negara?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Dari

sudut tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui perbandingan hukum tentang pengaturan rahasia Bank

di Indonesia, Swiss dan Singapura dalam upaya peningkatan cadangan

devisa negara.

2. Untuk mengetahui kesesuaian pengaturan rahasia bank di Indonesia,

Swiss dan Singapura dengan upaya peningkatan cadangan devisa negara.

3. Untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan yang ada dalam pengaturan

rahasia di Indonesia dalam upaya peningkatan cadangan devisa negara.

26

L.M. Gandhi, ―Harmonisasi Hukum Menuju Hukum yang Responsif‖, Makalah, yang

disampaikan pada Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap FH-UI, 1995, hlm.2

Page 22: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan aspek

ilmu hukum pada umumnya di mana di dalamnya terdapat perbandingan

hukum, teori hukum, model dan sebagainya, pada khususnya dalam

hukum bisnis tentang Pengaturan Rahasia Bank dalam Upaya

Peningkatan Cadangan Devisa Negara.

2. Menambah perbendaharaan khasanah kepustakaan yang berhubungan

dengan penelitian di bidang hukum dan merupakan aspek pemahaman

pengaturan rahasia bank sehingga dapat membantu peningkatan

cadangan devisa negara.

Page 23: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bank dan Rahasia Bank

1. Bank

a. Fungsi Bank Sebagai Lembaga Intermediasi

Sebelum penguraian fungsi bank sebagai lembaga intermediasi,

terlebih dahulu akan diuraikan pengertian bank. Sebagai gambaran

umum, berikut ini dikutip beberapa pendapat tentang bank.

1) Menurut O.P. Simorangkir, bank merupakan salah satu badan usaha

lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa.

Adapun pemberian kredit tersebut dilakukan baik dengan modal

sendiri atau dengan dana-dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga

maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat pembayaran yang

berupa uang giral.27

2) Di dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan diuraikan

oleh A.Abdurrachman bahwa bank adalah jenis lembaga keuangan

yang melaksanakan berbagai macam jasa seperti pemberian

pinjaman, pengedaran mata uang, pengawasan terhadap mata uang,

bertindak sebagai tempat penyimpanan benda - benda berharga,

membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain.28

3) Hart sebagaimana dikutip oleh J. Milnes Holden menguraikan :

A banker or bank as a person or company carrying on the

business of receiving moneys, collecting drafts, for customers

subject to obligation of honouring cheques drawn upon them from

27

O. P. Simorangkir. Dasar - Dasar dan Mekanisme Perbankan, Cetakan ke 4, Yograt, Jakarta,

1983, hlm. 18

28 A.Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Pradnya Paramita, Jakarta,

1982.

Page 24: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

time by the customers to extent of the available on their current

accounts.29

4) Menurut Pasal 1 butir 2 Undang - Undang No. 10 Tahun 1998, bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

bank merupakan suatu badan usaha yang berbadan hukum bergerak di

bidang jasa keuangan. Bank sebagai badan hukum berarti secara yuridis

formal merupakan subjek hukum, yang dapat mengikatkan diri dengan

pihak ketiga. Dalam pelaksanaannya bank diwakili oleh para

pengurusnya.

Definisi bank seperti dimaksudkan dalam Pasal 1 butir 2 diatas

harus dikaitkan dengan Pasal 3, yaitu tentang tugas utama perbankan di

Indonesia. Pada dasarnya tugas pokok bank terdiri dari tiga hal:

1) Menerima simpanan atau dana yang dipercayakan oleh masyarakat

kepada bank.

2) Upaya pengerahan dana (raising funds) masyarakat.

3) Sebagai perantara (intermediary institution) antara nasabah

penyimpan dana dan nasabah dalam perkreditan.30

Karena keberadaan bank diperlukan dalam kehidupan masyarakat

dewasa ini. Untuk itu, dirasakan pentingnya lembaga perbankan

khususnya bank umum yang merupakan inti dari sistem keuangan setiap

negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi

perusahaan, badan- badan pemerintah dan swasta maupun perorangan

untuk menyimpan dana-dananya. Sebaliknya, bank menyalurkan kredit

dan berbagai jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan melayani

29

J. Milnes Holden, The Law and Practice of Banking Vol. Banker and Customer.London: Pitmen

Publishing, 1991, hlm. 2.

30 Lihat dan bandingkan Simorangkir, op.cit., hlm. 3

Page 25: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem

pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 31

Dengan demikian, keberadaan bank semakin penting jika

dikaitkan dengan transaksi bisnis yang dilakukan oleh masyarakat

modern saat ini. Sebagai contoh, sistem pembayaran yang dilakukan

telah menggunakan pembayaran secara giral. Yang dimaksud dengan

pembayaran secara giral adalah pembayaran yang dilakukan dengan

menggunakan instrumen surat berharga seperti cek, giro bilyet dan surat

- surat berharga lain yang dapat digunakan dalam kebiasaan dunia

perbankan.

Hal tersebut dapat dilihat dalam kontrak bisnis selalu ditemukan

klausul seperti Document Against Payment (DP) atau Document Against

Acceptance (DA), yang berarti pembayaran baru dapat dilakukan

apabila dokumen telah diserahkan atau diakseptasi oleh penjual kepada

pembeli. Selanjutnya, pembayaran tidak dilakukan dengan uang tunai,

me1ainkan menggunakan instrumen surat berharga. Ini berarti

keterlibatan lembaga perbankan dalam pembayaran harus diikutsertakan

karena bank yang memiliki instrumen tersebut.

Dalam ketentuan Undang - Undang No.10 Tahun 1998 tentang

Perbankan telah dirumuskan fungsi bank dalam Pasal 3 bahwa fungsi

utama perbankan sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

Jika diperhatikan ketentuan Pasal 3 tersebut, dapat diketahui bahwa

fungsi utama bank sebagai berikut:

1) Sebagai sarana penghimpun dana masyarakat. Untuk merealisasikan

fungsi ini, bank harus menjalankan usahanya secara profesional

sehingga masyarakat percaya untuk menyimpan dana di bank akan

aman. Selain itu dengan menggunakan jasa perbankan

mempermudah aktivitas masyarakat penyimpan dana.

31

Suyatno, dkk. op.cit., hlm. xi

Page 26: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Sebagai sarana penyalur dana kepada masyarakat, bank

mengumpulkan dana tersebut. Selanjutnya dana disalurkan kembali

kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Oleh karena itu bank

mempunyai kewajiban untuk membayar bunga kepada penyimpan

dana. Untuk itu, bank dalam memberikan kredit menetapkan bunga

kredit yang lebih besar dari bunga dana simpanan masyarakat. Di

lain pihak, bank membutuhkan biaya-biaya dalam melaksanakan

kegiatannya. Dilihat dari sudut pandang ini, bank berfungsi sebagai

tempat mencari dana bagi masyarakat. Dengan kata lain, adalah

tempat menjual kredit (bank is a shop for sale of credit).32

Selain kedua fungsi tersebut di atas, lembaga perbankan di

Indonesia mempunyai misi tersendiri seperti yang dimaksud dalam

Pasal 4 Undang - Undang No. 10 Tahun 1998. Dalam pasal ini

dinyatakan,

Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan

rakyat banyak.

Dengan demikian, suatu bank sebagai badan usaha yang tidak

semata-mata bertujuan bisnis, tetapi mempunyai misi meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Dengan demikian, suatu bank

sebagai badan usaha yang tidak semata-mata bertujuan bisnis, tetapi

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Karena bank adalah sebagai lembaga intermediasi yang bekerja

dengan menggunakan dana milik masyarakat, mengerahkan dana

simpanan masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada

masyarakat dalam bentuk kredit, bank bukan suatu perusahaan biasa.

Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu

negara. Dilihat dari segi ini, jika suatu bank berdiri dan memperoleh izin

usaha untuk beroperasi, bank tersebut bukan hanya milik para

32

Suyatno, dkk., op.cit., hlm. 20

Page 27: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pemegang saham bank saja, tetapi juga telah menjadi milik

masyarakat.33

Untuk itu, eksistensi suatu bank tergantung atas kesediaan

masyarakat untuk menyimpan uangnya di suatu bank yang bersangkutan.

Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, dalam

garis besarnya dapat dibedakan atas pengawasan langsung (on-site

examination) dan pengawasan tidak langsung (on-site supervision).

Namun, dalam praktek yang berlangsung selama ini walaupun

kadangkala Bank Indonesia melakukan pemeriksaan langsung terhadap

pemberian kredit oleh sebuah bank, Bank Indonesia cenderung lebih

menekankan perhatiannya pada pe1aksanaan pengawasan tidak

langsung dalam bentuk post audit, artinya Bank Indonesia cenderung

memusatkan perhatiannya pada pemantauan pemenuhan asas pemberian

kredit oleh tiap-tiap bank.

Apabila diperhatikan uraian tersebut di atas, di lain pihak besar

sekali kepentingan masyarakat penyimpan dana terhadap terjaminnya

eksistensi suatu bank. Bubarnya suatu bank tidak sekedar menyangkut

kepentingan pemegang saham bank saja, tetapi juga kepentingan sistem

keuangan dan pembayaran suatu negara serta kepentingan masyarakat

penyimpan dana. Kepentingan nasabah jauh lebih besar daripada

sekedar kepentingan para pemegang saham bank tertentu. Hal tersebut

berkaitan dengan kesediaan masyarakat untuk menyimpan uangnya di

bank yang bersangkutan. Kesediaan itu akan diperoleh oleh bank

apabila masyarakat mempunyai kepercayaan kepada suatu bank. Untuk

itu, lembaga perbankan dikenal sebagai lembaga kepercayaan.

Mengingat hal yang demikian itu, jika suatu bank telah

memperoleh izin berdiri dan beroperasi dari otoritas moneter dari negara

yang bersangkutan, bank tersebut telah menjadi "milik" masyarakat oleh

karena eksistensinya bukan hanya harus dijaga oleh para pemilik bank

itu, tetapi juga harus dijaga oleh masyarakat. Kepentingan masyarakat

33

Remy Sjahdeini, Likuidasi dan Tanggung Jawab Pengurus dan Pemegang Saham terhadap

Pihak Ketiga, Jakarta 30 Maret 1998, hlm. 3

Page 28: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

untuk menjaga eksistensi suatu bank menjadi sangat penting jika diingat

bahwa domino effect, yaitu : menular kepada bank-bank yang lain pada

ambruknya suatu bank, akan mempunyai akibat rantai atau gilirannya

tidak mustahil dapat menganggu fungsi sistem keuangan dan fungsi

pembayaran dari negara yang bersangkutan. Hal ini pernah terjadi pada

tahun 1929 - 1933 ketika kurang lebih 9000 bank di Amerika Serikat,

atau kurang lebih setengah dari jumlah bank yang ada ambruk secara

berantai ketika terjadi Great Depression.34

Oleh karena itu, diperlukan informasi untuk nasabah penyimpan

dana yaitu informasi mengenai tingkat bonafiditas bank tersebut dari

kegiatan yang menjadi sasaran penggunaan dan penempatan dana.

Apabila informasi telah disediakan, bank dianggap telah melaksanakan

kewajibannya. Hal tersebut perlu dilaksanakan oleh bank, dalam hal

bertindak sebagai perantara dalam penempatan dana nasabah atau

membeli/ menjual surat berharga untuk kepentingan dan atas perintah

nasabah.

Peranan lembaga perbankan yang demikian strategis sebagai

lembaga intermediasi dan menunjang sistem pembayaran merupakan

faktor yang sangat menentukan dalam proses penyesuaian saat ini guna

mencapai tingkat penyempurnaan terhadap sistem perbankan nasional.

Dengan demikian, bank diharapkan mampu menghadapi persaingan

yang bersifat global, mampu melindungi secara baik dana yang

dititipkan masyarakat kepada suatu bank, serta mampu menyalurkan

dana masyarakat tersebut ke bidang-bidang yang produktif bagi

pencapaian sasaran pembangunan nasional.

b. Fungsi Bank Sebagai Lembaga Kepercayaan

Bank merupakan lembaga keuangan, dalam kegiatannya dapat

membantu kepentingan setiap perusahaan ataupun perorangan yang

akan memanfaatkankan jasanya. Dalam hal ini, arus barang dan jasa

34

Sutan Remy Sjahdeini, Rahasia Bank Suatu Dilema, Jakarta 15 September 1997, hlm. 1

Page 29: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dapat dilaksanakan dengan lancar karena lalu lintas pembayaran dapat

berjalan lebih efisien. Meskipun demikian, bagi suatu bank cara dan

mutu pemberian pelayanan jasa bank adalah penting. Untuk itu, bank

harus beroperasi secara sehat dan memberikan kepercayaan dan

keyakinan kepada nasabahnya. Dengan demikian, kepentingan semua

pihak dapat dilayani.

Laporan bank dunia menunjukkan bahwa bobroknya sistem

perbankan, bahkan jauh sebe1um krisis terjadi merupakan munculnya

bank sakit akibat terlalu dibebani ekspansi kredit yang pesat, terus

mengucurkan kredit untuk kelompoknya sendiri. Standar kelayakan

pemberian kredit dilanggar tanpa terkena sanksi. Banyak bank yang

modalnya tidak mencukupi, beberapa diantaranya sudah insolven

sebelum masa krisis.

Saat rupiah mulai melemah, portofolio bank sakit tidak mampu

menghadapi keadaan yang memburuk. Dalam keadaan demikian,

Keputusan Pemerintah yang te1ah melikuidasi bank menunjukkan

adanya perubahan sikap Pemerintah tentang doktrin "too big to fail'.

Doktrin itu memandang bahwa bank sebagai institusi keuangan tidak

boleh bangkrut.

Karena eksistensi bank menyangkut masalah kepercayaan

masyarakat terhadap sistem keuangan nasional, Pemerintah mempunyai

kewajiban untuk membantu dengan segala cara dan dengan biaya berapa

saja untuk menyelamatkan bank yang sedang mengalami kesulitan. Jadi

doktrin "too big to fail‖ telah menjadi dasar bagi pelembagaan

penyelamatan bank atau dalam kalangan perbankan internasional

dikenal dengan konsep "jaring penye1amat" (safety net). Hal tersebut

sebagai jaminan dari pemerintah untuk membantu mengurangi kerugian

yang diderita nasabah penyimpan dana atau nasabah kreditur bank, bila

suatu bank yang bersangkutan bangkrut.

Akhir-akhir ini dapat terwujud kesediaan dari bank sentral untuk

memberikan kredit likuiditas atau mengambil alih sebagian saham dan

Page 30: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

manajemen suatu bank. Hanya saja belum sampai pada pembentukan

lembaga asuransi deposit, seperti Federal Deposit Insurence Corporation

di Amerika Serikat. Dengan demikian, jaring penyelamat akan

menimbulkan kepercayaan publik terhadap perbankan karena nasabah

dan kreditur bank dapat merasa tenang. Adanya jaminan pemerintah

menyebabkan nasabah tidak terburu-buru menarik depositonya dari

bank yang sudah bermasalah.

Jika diperhatikan, pelayanan bank di Indonesia tidak hanya bagi

para pihak pengusaha besar atau masyarakat berada, tetapi bagi semua

lapisan masyarakat. Bank di Indonesia mempunyai tugas membantu

pemerintah dalam pelaksanaan dan bertujuan untuk mensukseskan

pembangunan dalam mencapai cita-cita bangsa yaitu terciptanya

masyarakat adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan pemerataan

pelayanan bank sampai ke pelosok desa, perbankan Indonesia

menyediakan sarana bank umum dan bank perkreditan rakyat.35

Berkaitan dengan hal tersebut, Undang- Undang No.10 Tahun

1998 menentukan bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan

usahanya wajib menggunakan prinsip kehati-hatian. Dengan

ditentukannya prinsip kehati-hatian dalam Pasal 2 tersebut, perbankan

Indonesia hanya melaksanakan hal yang dinyatakan sebagai prinsip

kehati hatian atau prudential banking. Maksud diberlakukannya prinsip

kehati - hatian supaya bank selalu dalam keadaan sehat sehingga selalu

dalam keadaan likuid dan solvent. Dengan diberlakukannya prinsip

kehati-hatian, diharapkan kadar kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan se1alu tinggi. Akhimya, masyarakat bersedia dengan tidak

ragu-ragu menyimpan dananya di bank.

Walaupun prinsip kehati-hatian dan rambu-rambu kesehatan bank

telah ditentukan agar dibina dan diawasi oleh Bank Indonesia, masih

tetap banyak bank yang tidak dikelola dengan sehat dan melanggar

35

Djuhendah Hasan. Transparansi Tingkat Kesehatan Bank, Badan Pembinaan Hukum Nasional,

1996.

Page 31: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

prinsip kehati-hatian, rambu-rambu dan kesehatan bank. Selanjutnya

Pemerintah dan Bank Indonesia menyadari tidak cukup hanya

menetapkan prinsip kehati-hatian dan rambu-rambu kesehatan saja.

Kemudian, ditetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang yang

akan menjadi pemegang saham dan pengurus suatu bank. Syarat-syarat

tersebut belum ditetapkan di dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992.

Sehubungan dengan hal itu, Direksi Bank Indonesia telah mengeluarkan

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.27/118/KEP/DIR tanggal

25 Januari 1995 di dalam Pasal 2 dijelaskan mengenai kriteria perbuatan

tercela.

Dengan melalui surat keputusan tersebut mereka yang melakukan

perbuatan tercela di bidang perbankan dilarang menjadi pemegang

saham bank atau pengurus suatu bank. Selain itu, beroperasinya suatu

bank ditentukan juga oleh faktor modal, ini merupakan hal yang sangat

vital. Modal bank dapat terdiri dari modal sendiri atau dan modal pihak

ketiga. Yang dimaksud pihak ketiga adalah pihak-pihak yang

memperoleh manfaat dana simpanan nasabah. Apabila pihak ketiga

menanamkan modal dalam jumlah besar, maka pihak bank dapat

beroperasi dengan baik. Penanaman modal oleh para investor sangat

membantu kelancaran operasional bank. Makin besar modal disetor oleh

para investor, makin sedikit kesulitan yang dialami oleh pihak bank

dalam memenuhi tagihan para krediturnya. Dengan penggunaan modal

pihak ketiga, dapat diharapkan jalannya perusahaan akan dapat

terlaksana dan tentu memperoleh keuntungan.

Sebagai lembaga keuangan, suatu bank dalam hal ini menjual

kepercayaan dan jasa untuk memperoleh bunga, komisi atau provisi dari

penjualan kredit dan jasa tersebut.36

Selanjutnya, dengan penggunaan

modal pihak ketiga terdapat kesempatan yang leluasa pada bank untuk

memberikan kredit dengan harapan dapat memperoleh keuntungan dari

36

Simorangkir. Seluk Beluk Bank Komersial. PT Aksara Persada, Jakarta, 1986, hlm. 39

Page 32: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

bunga (trading on equity). Trading on equity ini mengandung resiko

besar karena makin kecil modal sendiri, makin kecil pula margin of

safety, margin merupakan tulang punggung dari resiko kerugian.37

Karena ada kaitan antara kepentingan nasabah penyimpan dana

dan bank, para penyimpan dana perlu mengetahui jumlah simpanannya

di bank dari waktu ke waktu. Hal tersebut antara lain dapat diketahui

melalui neraca dan perhitungan laba atau rugi dari bank tersebut.

Sebenarnya, kewajiban memenuhi untuk mengumumkan neraca dan

perhitungan laba/ rugi tahunan tersebut sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

Hal ini diperlukan masyarakat mengingat tingkat kesehatan

masing-masing bank. Namun, pe1aksanaan kewajiban pernyataan bank-

tersebut bersifat rahasia dan tidak dapat diketahui oleh umum, sebagai

contoh neraca yang diumumkan oleh suatu bank tidak dapat diperoleh

gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan suatu bank. Selain itu,

masyarakat tidak mengerti untuk membaca neraca suatu bank.

Seperti diuraikan oleh Remy Sjahdeini, neraca yang diumumkan

oleh suatu bank hanya terbatas menyangkut keadaan keuangan,

sedangkan kesehatan suatu bank tidak hanya dinilai berdasarkan

keuangan saja, masih terdapat faktor-faktor lain: Menurut ketentuan

Bank Indonesia, penilaian terhadap manajemen suatu bank meliputi 100

(seratus) faktor, aspek manajemen tersebut tidak terungkap di dalam

neraca yang diumumkan oleh bank.38

Tidak diperolehnya informasi mengenai tingkat kesehatan dan

keadaan keuangan yang sesungguhnya dari suatu bank akan

mengakibatkan timbulnya krisis kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan apabila ada bank yang dilikuidasi. Hal tersebut terjadi ketika

37

Simorangkir. op.cit. hlm. 76

38 Remy Sjahdeini, Bank...op.cit. hlm. 9

Page 33: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pemerintah RI mengambil tindakan pencabutan izin usaha terhadap 16

(enam belas) bank pada tanggal 1 November 1997 yang setelah itu

disusul pencabutan izin usaha kembali terhadap beberapa bank pada

tahun berikutnya.39

Dalam uraian tersebut di atas, sebenarnya fungsi modal adalah

sebagai faktor untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat. Fungsi

esensial modal bank adalah untuk menjaga agar bank tetap dapat

beroperasi sehingga penghasilan bank dapat menutupi kerugian yang

diderita. Hal ini semua untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat

terhadap bank. Kepercayaan masyarakat terhadap bank merupakan

unsur yang vital untuk menentukan berhasilnya usaha suatu bank.

Apabila kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank hilang akan

membawa akibat buruk, masyarakat tidak akan menyimpan dananya

lagi pada bank. Mengingat bank adalah suatu lembaga kepercayaan,

maka eksistensi suatu bank sangat tergantung kepada kepercayaan

masyarakat. Makin tinggi kepercayaan masyarakat kepada bank, makin

banyak masyarakat menyimpan dana dan menggunakan jasa-jasa bank

tersebut.

Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan hanya

dapat ditumbuhkan apabila lembaga perbankan dalam kegiatan

usahanya selalu dalam keadaan sehat. Dalam rangka memperoleh

kebenaran atas laporan yang disampaikan oleh bank, Bank Indonesia

diberi wewenang untuk melakukan pemeriksaan buku-buku dan berkas-

berkas yang ada pada bank. Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh Bank

Indonesia baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan.

Hal tersebut dinyatakan dalam Pasal 31 Undang-Undang No.10 Tahun

1998.

Bank sebagai lembaga kepercayaan memberikan keyakinan dalam

hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabah penyimpan dana

39

Ibid

Page 34: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

(fiduciary relationship). Menurut pendapat Edwar L. Symons, Jr dan

James J. White seperti diuraikan oleh Remy Sjahdeini, hubungan antara

bank dan nasabah bukanlah hanya sekedar hubungan debitur dan

kreditur semata, tetapi lebih dari itu. Transaksi kredit dan penyimpan

dana adalah hubungan debitur dan kreditur. Bank adalah a place of

special safety and probity, fungsi bank tersebut merupakan suatu fungsi

fiduciary.40

Selanjutnya, Remy Sjahdeini menyatakan bahwa hubungan

tersebut memberikan sugesti tentang penetapan kewajiban yang sangat

sempit. Istilah tersebut berkonotasi pada suatu janji yang tak bersyarat

oleh debitur untuk membayar sejumlah uang yang pasti jumlahnya pada

suatu waktu tertentu kepada kreditur yang telah menyediakan uang

tersebut. Hal ini lebih lanjut memberikan konotasi tegas, khususnya

yang menyangkut penggunaan dana yang dipinjam tersebut. Sebagai

contoh adalah deposito bank, bank dapat menggunakan uang tersebut

dengan bebas menurut kehendaknya, namun hubungan antara bank dan

nasabah penyimpan dana tidak semata-mata hubungan debitur dan

kreditur saja, tetapi merupakan suatu fiduciary relationship.41

Remy Sjahdeini menguraikan pendapat Ogilvie dalam bukunya

Canadian Banking Law. Dia berpendapat serupa dengan Symons, Jr.

Fiduciary Relationship itu menimbulkan fiduciary obligations.

Unsur-unsur kunci formulasi dari kewajiban yang disebut fiduciary

obligations, sebagaimana telah disetujui pengadilan-pengadilan

Canada adalah trust (kepercayaan), relience (pengandalan) dan

resulting loss (kerugian). Ogilvie mengemukakan bahwa yang

dimaksud dengan suatu fiduciary relationships adalah suatu

hubungan bahwa pihak yang satu meletakan kepercayaan

(confidence or trust) kepada yang lain sedemikian rupa, sehingga

pihak yang satu mengandalkan tindakan dan nasehat yang lain dan

40

Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para

Pihak dalam Perjanjian Kredit di Indonesia, ctk Pertama, Institut Bankir Indonesia, Jakarta,

1993, hlm. 162

41 Ibid

Page 35: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dalam me1akukan hal yang demikian itu pihak yang bersangkutan

berkemungkinan menderita kerugian.42

Berikut ini unsur kepercayaan akan dikaitkan dengan kedudukan

nasabah penyimpan dana dalam perjanjian penyimpanan dana bahwa

hubungan antara bank dengan deposan diikat oleh suatu perjanjian

pembukaan simpanan deposito.

Sebagaimana diketahui dalam hukum perjanjian berlaku asas

kesepakatan (asas konsensualisme).43

Dengan adanya kesepakatan akan

muncul hak dan kewajiban antara para pihak. Lalu, apakah asas ini

berlaku sepenuhnya dalam perjanjian pembukaan simpanan nasabah

penyimpan dana ataukah asas ini dapat disimpangi. Untuk itu, perlu

disimak hal yang dikemukakan oleh Remy Sjahdeini 44

, sebagai berikut.

Menurut hemat penulis, sebagai pengaruh dari persepsi pengadilan-

pengadilan di manca negara dan kalangan bisnis perbankan

internasional bahwa hubungan antara bank dan nasabah, baik

nasabah penyimpan dana maupun nasabah debitur, mempunyai sifat-

sifat sebagai hubungan kepercayaan atau fiduciary relation yang

membebankan kewajiban kepercayaan : fiduciary obligation kepada

bank terhadap nasabahnya, maka masyarakat bisnis dan perbankan

Indonesia telah melihat pula bahwa hubungan antara bank nasabah

adalah hubungan kepercayaan. Di dalam praktek, memang nasabah

selalu percaya apa yang dikemukakan oleh pejabat bank (informasi)

sebagai terpercaya kebenarannya dan dapat diandalkan.

Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, hal ini tidak

ditentukan secara jelas. Hanya dalam Pasal 1 butir 5 dinyatakan,

"Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada

bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana... ." Penjelasan Pasal

29 bahwa"... bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang

disimpan pada bank atas dasar kepercayaan...... "

42

Remy Sjahdeini, ―Beberapa Pokok Pikiran Mengenai Reformasi Hukum Perbankan Indonesia‖,

dalam Seminar Reformasi Hukum Perbankan, 1997.

43 Perhatikan Pasal 1320 KUHPerdata tentang Syarat - syarat sahnya suatu perjanjian, salah satu

diantaranya harus ada kata sepakat.

44 Remy Sjahdeini, Kebebasan..., op.cit. hlm. 167

Page 36: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Hal ini berarti hubungan antara nasabah penyimpan dana dan

pihak bank dilandasi atas kepercayaan. Sebaliknya, bank mempunyai

kewajiban untuk membayarkan kembali simpanan nasabah penyimpan

dana tersebut pada saat diperlukan. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

mengakui hubungan hukum antara pihak-pihak tersebut adalah

hubungan kepercayaan (fiduciary relation).

2. Rahasia Bank

a. Alasan Bank Menjaga Kerahasiaan Bank

Kegiatan usaha utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan

dana. Penyaluran dana yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh

penerimaan akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun dari

masyarakat dalam hal ini nasabah. Penghimpunan dana dari masyarakat

perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat

disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan

suatu bank dalam memenuhi tujuan itu dipengaruhi salah satunya oleh

kepercayaan masyarakat dalam hal ini nasabah kepada bank yang

bersangkutan.

Gambaran sebuah bank secara umum di mata masyarakat sangat

mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat pada bank tersebut.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi gambaran sebuah bank di

mata masyarakat seperti berita-berita di mass media tentang bank

tersebut, laporan-laporan Bank Indonesia tentang bank tersebut,

pengalaman masyarakat dalam hal ini nasabah berhubungan dengan

bank tersebut, dan lain-lain. Semakin tinggi tingkat kepercayaan

masyarakat pada suatu bank, semakin tinggi pula kemungkinan bank

tersebut menghimpun dana dari masyarakat secara efisien dan sesuai

rencana penggunaan dananya.45

Hal ini sesuai dengan yang dimaksud

dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana yang

45

Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso, Bank dan Lembaga Keuangan lain,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2000, hlm. 61

Page 37: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

telah diubah oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan yang menyatakan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia

adalah sebagai penghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

Demikian juga halnya dengan pelayanan yang diberikan oleh bank

kepada penyimpan dana. Pelayanan yang baik akan membuat

penyimpan dana merasa dihargai, diperhatikan, dan dihormati, sehingga

nasabah merasa senang untuk bertransaksi keuangan dengan bank

tersebut.

Selain faktor kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam hal

ini nasabah bank dan juga pelayanan yang baik diberikan bank kepada

nasabah sehingga nasabah bersedia menyimpankan dananya ke bank

tersebut, faktor kerahasiaan bank juga mempengaruhi nasabah untuk

bersedia menyimpan/ menyalurkan dananya untuk dikelola oleh bank.

Nasabah tidak ingin bank membocorkan atau memberitahukan

simpanannya (nasabah) kepada orang lain sehingga orang mengetahui

simpanan nasabah tersebut. Kerahasiaan bank merupakan hal yang

mutlak diharapkan masyarakat dalam hal ini nasabah agar bank

menerapkan dan menjaga informasi-informasi tentang keadaan

keuangan nasabah sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang

Nomor 10 Tahun 1998 khususnya dalam Pasal 1 ayat 28 yang

mengatakan bahwa rahasia bank adalah segala suatu yang berhubungan

dengan keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan simpanannya.

Dari ketentuan di dalam Pasal 1 ayat 28 tadi jelaslah bahwa bank

mempunyai kewajiban untuk menjaga keterangan atau informasi tentang

nasabah penyimpan dan simpanannya.

Konsep rahasia bank bermula timbul dari tujuan untuk

melindungi nasabah yang bersangkutan. Hal ini nyata terlihat ketika

Court of Appeal Inggris secara bulat memutuskan pendiriannya dalam

kasus Tournier v. National Provincial and Union Bank of England

tahun 1942, suatu putusan pengadilan yang kemudian menjadi leading

case yang menyangkut ketentuan rahasia bank di Inggeris dan kemudian

Page 38: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menjadi acuan oleh pengadilan-pengadilan negara-negara lain yang

menganut commond law system. Bahkan 80 tahun sebelum putusan

Tournier tersebut, yaitu dalam perkara Foster v. The Bank of London

tahun 1862, juri telah berpendapat bahwa terdapat kewajiban bagi bank

untuk tidak boleh mengungkapkan keadaan keuangan nasabah bank

yang bersangkutan kepada pihak lain, namun pada waktu itu, pendirian

tersebut belum memperoleh afirmasi dari putusan-putusan pengadilan

berikutnya.46

Timbulnya pemikiran untuk perlunya merahasiakan

keadaan keuangan nasabah bank sehingga melahirkan ketentuan hukum

mengenai kewajiban rahasia bank, semula bertujuan untuk melindungi

kepentingan nasabah secara individual.47

Dalam hubungan ini, alasan yang dapat dikemukakan mengapa

ketentuan rahasia bank perlu ada dalam menjaga kerahasiaan sebagai

wujud perlindungan nasabah, yaitu:

1) Untuk meyakinkan dan menenangkan nasabah ketika ia

menyerahkan keterangan pribadinya yang bersifat rahasia kepada

bank yang mempunyai hubungan kontraktual dengannya.

Penyerahan keterangan dan dokumen yang bersifat rahasia ini sudah

tentu untuk keuntungan kedua belah pihak. Bank tidak dapat

menjalankan dan usahanya apabila nasabah tidak memberikan dan

menyediakan berbagai keterangan yang diperlukan. Hubungan antara

bank dan nasabah tersebut dapat dibandingkan dengan hubungan

antara pengacara dan kliennya, serta hubungan antara dokter dan

pasiennya. Pengacara dan dokter memerlukan segala macam

keterangan yang bersifat rahasia dari klien dan pasiennya dalam

rangka pelaksanaan tugas dengan lebih baik dan sempurna. Oleh

46

Sutan Remi Sjahdeni, ―Rahasia Bank dan berbagai masalah di sekitarnya‖, dalam Jurnal Hukum

Bisnis , Vol 8, 1999. hlm. 8. Makalah ini disajikan pada seminar tentang Kerahasiaan bank

yang diselenggarakan oleh O.C Kaligis & Associates – Advocates and Legal Consultans, pada

tanggal 11 Agustus 1999 di Sahid Jaya Hotel Jakarta.

47 Ibid.

Page 39: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

karena itu keterangan yang diberikan klien dan pasien itu harus

dirahasiakan untuk mendorong mereka agar mau memberikan

keterangan selengkapnya.

2) Agar nasabah mau menyimpan uangnya di bank, maka rahasia

pribadi tentang penyimpan dan simpanannya harus dirahasiakan.

3) Pengaturan rahasia bank di dalam undang-undang suatu negara

biasanya didasarkan pada pola berfikir dikotomis, yaitu adanya

negara/pemerintah yang berkuasa di satu pihak dan adanya rakyat

yang tunduk pada pemerintah atau negara tersebut. Pengaturan

tersebut terutama dimaksudkan untuk membatasi campur tangan

negara/ pemerintah pada kehidupan pribadi (privacy) masyakat/

rakyat.48

Hubungan antara bank dengan nasabah, khususnya mengenai

kerahasiaan bank merupakan suatu keharusan untuk disusun secara

lebih baik dan komprehensif mengingat perbankan, selain sebagai suatu

lembaga ekonomi tertua, juga memegang peranan penting dalam

kehidupan rakyat modern. Tanpa adanya industri perbankan yang sehat,

membuat industri-industri lain akan tidak bisa hidup dan berkembang

secara baik. Rentannya keadaan perbankan ini dapat dilihat ketika

Indonesia mengalami krisis perbankan pada tahun 1997, yang ditandai

dengan:

1) Kepercayaan masyarakat terhadap bank sangat rendah, sehingga

likuiditas perbankan merosot drastis dan banyak bank mengalami

saldo negatif pada rekening gironya di bank Indonesia.

2) Industri perbankan menawarkan tingkat suku bunga simpanan yang

sangat tinggi, bahkan pernah mencapai 65-70% pertahun, sementara

bank tidak dapat menawarkan dana tersebut kepada masyarakat

dengan bunga setinggi atau lebih tinggi dari bunga simpanan tersebut.

Akibatnya, bank mengalami negative spread yang akhirnya

48

Yunus Husein. Rahasia Bank Privasi Versus Kepentingan Umum, Program Pasca Sarjana

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 20-21

Page 40: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mengerogoti permodalan bank itu sendiri sehingga menjadi negatif

(negative net worth).

3) Tingkat bunga yang relatif tinggi mengakibatkan turunnya

kemampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada bank,

sehingga pinjaman bermasalah (non performing loan) menjadi

semakin besar dan bahkan pernah mencapai 50% dari total portofolio

perkreditan pada tahun 1998.

4) Bank-bank yang memiliki kewajiban dalam valuta asing di pasar

uang internasional mengalami kesulitan untuk memenuhi

kewajibannya, karena sejak Juli 1997 nilai Rupiah merosot drastis

terhadap mata uang asing, misalnya terhadap US Dollar.

b. Pengertian Rahasia Bank

Yang dimaksud dengan rahasia bank yaitu :

1) Menurut Munir Fuady.

Hubungan antara bank dengan nasabah ternyata tidaklah seperti

hubungan kontraktual biasa. Akan tetapi dalam hubungan tersebut

terdapat pula kewajiban bagi bank untuk tidak membuka rahasia

nasabahnya kepada pihak lain manapun kecuali jika ditentukan lain

oleh perundang–undangan yang berlaku. Hal ini dinamakan rahasia

bank. Dengan demikian, istilah rahasia bank mengacu pada rahasia

dalam hubungan antara bank dengan nasabahnya.49

2) Menurut Kasmir.

Dikarenakan kegiatan dunia perbankan mengelola uang masyarakat,

maka bank wajib menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat.

Bank wajib menjaga keamanan uang tersebut agar benar–benar aman.

Agar keamanan uang nasabahnya terjamin, pihak perbankan dilarang

untuk memberikan keterangan yang tercatat pada bank tentang keadaan

keuangan dan hal–hal lain dari nasabahnya. Dengan kata lain bank

harus menjaga rahasia tentang keadaan keuangan nasabah dan apabila

melanggar kerahasiaan ini perbankan akan dikenakan sanksi.50

49

Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm. 87

50 Kasmir, Dasar – Dasar Perbankan, PT Rajawali Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 57

Page 41: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3) Menurut Sutan Remy Syahdeni.

Untuk dapat memelihara dan meningkatkan kadar kepercayaan

masyarakat terhadap suatu bank pada khususnya dan perbankan pada

umumnya adalah ‖dapat tidaknya bank dipercaya oleh nasabah yang

menyimpan dananya dan atau menggunakan jasa – jasa lainnya dari

bank tersebut untuk tidak mengungkapkan keadaan keuangan dan

transaksi nasabah serta keadaan lain dari nasabah yang bersangkutan

kepada pihak lain‖. Dalam hal ini prinsip kerahasiaan bank sangat

penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat. 51

Pada dasarnya bank menjalankan prinsip kepercayaan yang

diberikan oleh penyimpan dana dengan menjaga kerahasiaan rekening

nasabahnya. Oleh karena hubungan bank dan nasabah bersifat

kerahasiaan, hal ini sering disebut dengan rahasia bank (bank secrecy).

Istilah rahasia bank ini mengacu kepada hal-hal yang berhubungan

dengan interaksi antara bank dengan nasabahnya. Nasabah tentu tidak

mengharapkan bank untuk memberitahu pihak ketiga tentang keadaan

keuangan nasabah tersebut.

Kerahasiaan informasi yang lahir dalam kegiatan perbankan ini

pada dasarnya lebih banyak untuk kepentingan bank itu sendiri sebagai

lembaga keuangan, kepercayaan adalah keutamaan dalam melaksanakan

kegiatannya. Untuk menjamin hal itu, pemerintah telah menjamin hak-

hak nasabah dengan undang-undang, yaitu Undang-Undang Perbankan.

Pada mulanya Bank muncul dan berkembang dari kegiatan tukar-

menukar yang dikenal sejak zaman purbakala di Athena, dan Romawi.

Pada zaman itu, di Athena orang yang menjalankan tugas tukar-

menukar uang dinamakan trapezites (orang dihadapan meja) atau

argentarius di Romawi. Selain melakukan tugas tukar-menukar uang

mereka juga menjalankan tugas menyimpan serta meminjamkan uang

bagi mereka yang memerlukan. Usaha tukar-menukar dan simpan-

pinjam ini menjadi lebih berkembang pada akhir abad pertengahan. Hal

ini disebabkan karena perkembangan usaha-usaha perdagangan di Eropa

51

Sutan Remy Syahdeni, ―Rahasia...‖, op.cit., hlm. 5

Page 42: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

serta timbulnya berbagai mata uang yang dimiliki oleh beberapa negara.

Tugas peminjaman uang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, kemudian

diikuti oleh orang-orang Italia yang berasal dari Lombardia.52

Sejak 4000 tahun yang lalu di Babylonia, kerahasiaan bank

sebagai suatu kelaziman telah dipraktekkan sebagaimana tercantum

dalam Code of Hamourabi. Begitu juga pada Kerajaan Romawi Kuno,

hal yang menyangkut hubungan antara nasabah dan perbankan sudah

diatur, termasuk di dalamnya kerahasiaan bank. Sejarah mencatat pula

aturan tentang pelarangan-pelarangan yang berkaitan tentang bank

termaktum dalam ketentuan Banco Ambrosiano di Milano-Italia pada

tahun 1593. Bank-bank yang melanggar ketentuan rahasia bank, ijin

usahanya dapat dicabut.53

Di Indonesia pengaturan rahasia bank untuk pertama kali

dilakukan pada tahun 1960 dengan keluarnya Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 23 Tahun 1960 tentang

Rahasia Bank. Pengaturan rahasia bank selanjutnya mengalami

perubahan dari waktu ke waktu yang dapat dikelompokkan menjadi dua

bagian:54

1) Pengertian rahasia bank meliputi keterangan-keterangan mengenai

keadaan keuangan dan lain-lain dari segala macam nasabah yang

hanya menggunakan jasa bank. Pengertian ini sangat luas meliputi

segala sesuatu yang berkaitan dengan nasabah dan diterapkan dalam

ketentuan yang berlaku dari tahun 1960 sampai tanggal 10

November 1998 dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998.

52

C.S.T Kansil dan Christine Kansil, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia,

Penerbit Sinar Grafika Offset, Jakarta, 2002, hlm. 245

53 Yunus Husein, op.cit, hlm. 133

54 Ibid; hlm. 193

Page 43: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2) Pengertian rahasia bank yang hanya meliputi keterangan mengenai

nasabah penyimpan dana dan simpanannya saja. Pengertian ini

sangat terbatas dan berlaku sejak 10 November 1998 dengan

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan.

Pengertian rahasia bank dalam Undang-Undang Nomor. 7 Tahun

1992 yang dimuat Pasal 1 ayat 16 mengatakan bahwa Rahasia Bank

adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain

dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib

dirahasiakan. Pengertian ini kemudian diubah dengan pengertian baru

oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang mengatakan bahwa

Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

ketentuan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.

c. Latar Belakang Rahasia Bank

Pada dasarnya setiap orang, baik sebagai pribadi maupun sebagai

pengusaha tidak menginginkan keadaan mengenai pribadinya termasuk

keadaan keuangannya diketahui oleh orang lain. Tiap – tiap kepentingan

dari setiap orang itu harus mendapat perhatian dan dihormati

sepenuhnya oleh siapapun juga termasuk negara. Bagi seorang

pengusaha kerahasiaan ini sangatlah penting artinya demi menunjang

kelancaran perusahaannya, karena tanpa hal ini setiap orang atau

pengusaha akan dengan mudah mempelajari keuangan perusahaan lain

yang nantinya akan dapat dipergunakan untuk mempersulit atau

menjatuhkan usahanya. Keadaan ini benar – benar disadari oleh dunia

perbankan sehingga bank merasa perlu untuk merahasiakan keadaan

keuangan nasabahnya yang dipercayakan kepadanya. Tindakan ini

dalam dunia perbankan dikenal dengan sebutan ‖Rahasia Bank‖.

Guna melindungi suatu informasi dikenal adanya hukum

kerahasiaan. Hukum kerahasiaan adalah hukum yang berisikan kaidah–

kaidah yang berkaitan dengan perlindungan rahasia bank yang

Page 44: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

menyangkut rahasia perdagangan, rahasia yang sifatnya pribadi atau

mengenai rahasia pemerintahan. Objek dari hukum kerahasiaan ini

meliputi informasi yang terjadi karena suatu tugas dan fungsi jabatan

seseorang, dan atau karena suatu kegiatan. Informasi yang harus

dirahasiakan karena tugas dan jabatan misalnya informasi dalam

hubungan pasien dengan dokter, klien dengan pengacaranya, notaris

atau rohaniawan. Sedangkan informasi yang harus dirahasiakan karena

kegiatannya, misalnya informasi bisnis mengenai data tentang desain,

dan proses – proses teknik; prosedur kendali mutu; daftar pelanggan;

rencana bisnis dan sebagainya atau seorang wartawan yang harus

merahasiakan sumber beritanya.55

Kewajiban untuk menyimpan rahasia sebuah informasi bersumber

kepada kewajiban moral serta tuntutan kepentingan masyarakat untuk

terbentuknya suatu hubungan berdasarkan rasa saling percaya. Semua

itu merupakan azas terpenting dan berhubungan secara intrinsik dengan

tugas dan fungsi suatu jabatan/ pekerjaan.

Informasi mengenai kegiatan bank terutama mengenai hubungan

antara nasabah dengan bank merupakan bagian dari rahasia bank dan

hal itu merupakan salah satu bagian yang dilindungi oleh hukum

kerahasiaan. Dasar yang melandasi hukum kerahasiaan ini adalah bahwa

hukum tersebut dapat mencegah seseorang untuk membuka atau

membocorkan informasi yang diberikan kepadanya atau

menyalahgunakan informasi yang diketahuinya tersebut. Dengan

demikian bila terjadi pembocoran atau pembukaan informasi secara

melawan hukum atau menyalahgunakan informasi tersebut maka

ketentuan hukum dapat dikenakan kepada si pelaku pembocoran atau

penyalahgunaan informasi tersebut.

55

Muhamad Djumhana. Rahasia Bank (Ketentuan dan Penerapannya di Indonesia), PT Citra

Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 129

Page 45: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Pelanggaran atas hukum kerahasiaan terjadi, bila56

1) Informasi itu dapat dikategorikan mempunyai nilai rahasia atau

untuk dirahasiakan, maksudnya informasi tersebut bukan merupakan

hal yang lumrah atau telah menjadi pengetahuan umum;

2) Informasi tersebut diberikan kepada pihak tertentu (seperti bank)

dalam kondisi si penerima mempunyai kewajiban untuk

merahasiakannya;

3) Adanya penggunaan atau pembukaan informasi secara tidak sah.

Oleh karena itu agar terhindar dari adanya penyelewangan–

penyelewengan ini, maka bank harus melindungi kerahasiaan mengenai

nasabah dan simpanannya. Rahasia bank mutlak diperlukan bukan

hanya untuk nasabah saja, melainkan juga mutlak diperlukan bagi

kepentingan bank itu sendiri yakni untuk menumbuhkan kepercayaan

masyarakat yang menyimpankan uangnya di bank. Masyarakat hanya

akan mempercayakan dananya pada bank apabila ada jaminan bahwa

pengetahuan bank tentang simpanan dan keadaan keuangan nasabah

tidak akan disalahgunakan.

d. Sifat Rahasia Bank

Mengenai sifat rahasia bank, ada dua teori yang dapat

dikemukakan, yaitu teori yang mengatakan rahasia bank yang bersifat

mutlak (absolute theory) dan yang mengatakan bersifat relatif (relative

theory). Kedua teori ini berpegang pada alasan atau argumentasinya

masing-masing. Adapun dua teori mengenai kekuatan berlakunya asas

rahasia bank, yaitu57

:

56

Ibid; hlm. 132

57 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2001, hlm. 155

Page 46: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1) Teori Mutlak (Absolute Theory)

Menurut teori ini, Rahasia Bank bersifat mutlak. Semua

keterangan mengenai nasabah dan keuangannya yang tercatat di bank

wajib dirahasiakan tanpa pengecualian dan pembatasan. Dengan

alasan apa pun dan oleh siapapun kerahasiaan mengenai nasabah dan

keuangannya tidak boleh dibuka (diungkapkan). Apabila terjadi

pelanggaran terhadap kerahasiaan tersebut, bank yang bersangkutan

harus bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkannya.

Keberatan terhadap teori mutlak adalah terlalu individulis,

artinya hanya mementingkan hak Individu (perseorangan). Di

samping itu, teori mutlak juga bertentangan dengan kepentingan

negara atau masyarakat banyak dikesampingkan oleh kepentingan

individu yang merugikan Negara atau masyarakat banyak. Teori

mutlak ini terutama dianut di Negara Swiss sejak tahun 1934.58

Sifat

mutlak rahasia bank tidak dapat diterobos dengan alasan apapun. Hal

ini dapat dilihat di dalam Undang-Undang Pemerintah Swiss No. 47

mengenai ―Perbankan dan bank Tabungan‖ November 1934.59

Dengan demikian, para koruptor atau pedagang narkotika kelas kakap

58

Abdulkadir Muhamad dan Rilda Murniati, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, PT. Citra

Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm. 77

59 Undang-Undang Pemerintah Swiss Nomor 47 mengenai ―Perbankan dan Bank Tabungan‖

November 1934, menyatakan bahwa:

1. Barang siapa sebagai badan, pegawai, pelaksana, likuidator, atau komisi sebuah bank,

sebagai pengawat komisi bank, sebagai organ, atau pegawai dari bagian revisi yang diakui atau

yang menerima tugas ini membuka rahasia yang dipercayakan kepadanya atau barang siapa

yang melanggar rahasia pekerjaan/ profesi, akan didenda hukuman kurungan selama enam

bulan atau denda sampai 50.000 franc.

2. Jika itu merupakan kecerobohan si pelaku, maka ia dikenakan denda sebesar 30.000 franc

3. Pelaku pelanggaran rahasia bank akan dikenakan hukuman juga, meskipun masa jabatannya

atau masa dinasnya telah berakhir.

4. Keterangan hanya dapat diberikan berdasarkan ketetapan Kanton (Negara bagian) dan

dibawah sumpah mengenai kewajiban memberikan keterangan kepda yang berwajib.

Muhamad Djumhana. Op.Cit, hlm. 116

Page 47: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

di dunia merasa aman menyimpan uang hasil kejahatannya di bank-

bank Swiss.

Salah satu contoh pelaku yang memanfaatkan teori mutlak

tentang kerahasiaan bank di bank-bank Swiss adalah mantan Presiden

Ferdinand Marcos dari Filipina, dan gembong narkotika Dennis

Levine. Ketatnya rahasia bank dilaksanakan di Swiss, mengakibatkan

beberapa negara tidak dapat menjangkau uang hasil kejahatan warga

negaranya yang merugikan Negara atau masyarakat banyak, yang

disimpan di bank-bank Swiss. Oleh karena itu, teori mutlak yang

dianut oleh Negara Swiss mendapat reaksi keras dari beberapa negara

yang kepentingannya dirugikan. Sebagai contoh adalah kasus gugatan

pemerintah Amerika Serikat melalui Stock Exchange Commission

(SEC) kepada sejumlah bank di Swiss sehubungan dengan

penampungan dana hasil insider trading yang disimpan di beberapa

bank di Swiss, Agar bank-bank yang bersangkutan membuka rahasia

keuangan nasabahnya.

Ternyata rahasia bank yang bersifat mutlak itu dapat

dikompromikan. Sifat mutlak ini ditinggalkan oleh bank-bank di

Swiss sejak tahun 1991 dengan menghapuskan nama samaran dari

kode rekening nasabah yang terkenal dengan ―Formulir B‖, yang

harus diganti dengan nama aslinya melalui pendaftaran ulang. Jika

para nasabah yang bersangkutan tidak mendaftar ulang, mereka harus

menutup rekeningnya.60

2) Teori Relatif (Relative Theory)

Menurut teori ini, rahasia bank bersifat relatif (terbatas). Semua

keterangan mengenai nasabah dan keuangannya yang tercatat di bank

wajib dirahasiakan. Namun bila ada alasan yang dapat dibenarkan

oleh undang-undang, rahasia bank mengenai keuangan nasabah yang

bersangkutan boleh dibuka (diungkapkan) kepada pejabat yang

60

Abdulkadir Muhamad dan Rilda Murniati, op.cit., hlm. 77-78

Page 48: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

berwenang, misalnya pejabat perpajakan, serta pejabat penyidik

tindak pidana ekonomi.

Keberatan terhadap teori mutlak adalah rahasia bank masih

dapat dijadikan perlindungan bagi pemilik dana yang tidak halal,

yang kebetulan tidak terjangkau oleh aparat penegak hukum (law

enforcer) karena tidak terkena penyidikan. Dengan demikian, dana

tetap aman. Tetapi teori relatif sesuai dengan rasa keadilan (sense of

justice), artinya kepentingan negara atau kepentingan masyarakat

tidak dikesampingkan begitu saja. Apabila ada alasan dan sesuai

dengan prosedur hukum maka rahasia keuangan nasabah boleh

dibuka (diungkapkan). Dengan demikian, teori relatif melindungi

kepentingan semua pihak, baik individu, masyarakat, ataupun negara.

Teori relatif dianut oleh negara-negara pada umumnya antara lain

Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Singapura, Indonesia. Rahasia

bank yang berdasarkan teori relatif diatur dalam Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.61

B. Cadangan Devisa

Devisa adalah alat pembayaran luar negeri yang antara lain berupa

emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya dalam valuta asing kepada

pihak luar negeri.62

Sedangkan cadangan devisa (Foreign Exchange

Reserves) merupakan posisi bersih aktiva luar negeri yakni simpanan oleh

bank sentral dan otoritas moneter Pemerintah dan bank-bank devisa, yang

harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional. Simpanan ini

merupakan (asset/ aktiva) bank sentral yang tersimpan dalam beberapa (mata

uang cadangan) (Reserve Currency) seperti dolar, euro, yen dan digunakan

61

Abdulkadir Muhamad dan Rilda Murniati, op.cit., hlm. 78

62 Rachbini, Didik.J dan Suwidi Tono dkk. Bank Indonesia menuju Independensi Bank Sentral,

PT. Mardi Mulyo, Jakarta, 2000, hlm. 113

Page 49: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

untuk menjamin (kewajibannya) yaitu mata uang lokal yang diterbitkan dan

cadangan berbagai (bank) yang disimpan oleh bank sentral (Pemerintah).

Cadangan devisa banyak disimpan dalam mata uang asing dalam hal ini

Amerika Serikat dengan mata uangnya US Dolar, Jepang-Yen, Inggris-

Poundsterling, Perancis-Franc, Switzertland-Franc, Germany-DM (Deutsche

Mark), Canada-Dollar dan European-Euro yang merupakan ―Hard

Currencies‖ mata uang keras di perdagangan internasional. Cadangan devisa

tidak hanya disimpan dalam bentuk mata uang asing melainkan dalam bentuk

surat-surat berharga ataupun logam mulia.

Namun demikian dalam proses perdagangan internasional semua mata

uang negara-negara barat dan negara-negara Asia bebas dipertukarkan di

Indonesia (Freely Convertible), dan Dana Moneter Internasional

(International Monetary Fund/ IMF) telah menyatakan mata uang rupiah,

sebagai mata uang yang ‗convertible‘ (dapat dipertukarkan dengan mata uang

asing). Transfer valuta asing ke dalam negeri, begitupun sebaliknya transfer

dari luar ke dalam negeri juga bebas.63

Devisa diperlukan untuk membiayai impor dan membayar hutang

luar negeri. Bank Indonesia sebagai bank sentral negara Indonesia

bertanggung jawab atas pengaturan lalu lintas devisa. Sistem cadangan devisa

1970 menerapkan sistem devisa bebas. Peraturan tentang devisa bebas

tertuang dalam UU No. 24 Tahun 1999. Tentang lalu lintas devisa dan sistem

nilai tukar menggantikan UU lama yaitu UU No. 32 Tahun 1964.

Pengelolaan devisa oleh Bank Indonesia dilakukan dengan melalui

berbagai jenis transaksi devisa yaitu menjual, membeli dan atau

menempatkan devisa, emas dan surat-surat berharga secara tunai atau

berjangka termasuk pemberian pinjaman. Pengelolaan dan pemeliharaan

cadangan devisa didasarkan pada prinsip keamanan dan kesiagaan

memenuhi kewajiban segera tanpa mengabaikan prinsip untuk

memperoleh pendapatan yang optimal. Tujuan pengelolaan dan

63

Ibid; hlm. 60

Page 50: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pemeliharaan cadangan devisa ini merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari upaya menjaga nilai tukar, di mana menipisnya cadangan

devisa akan mengundang spekulasi rupiah dari para spekulator.

Menurut Bank Dunia, peranan cadangan devisa adalah: 64

1) Untuk melindungi negara dari guncangan eksternal. Krisis keuangan

pada akhir 1990-an membuat para pembuat kebijakan memperbaiki

pandangannya atas nilai dari cadangan devisa sebagai proteksi dalam

melindungi dari krisis mata uang.

2) Tingkat cadangan devisa merupakan faktor penting dalam penilaian

kelayakan kredit dan kredibilitas kebijakan secara umum, sehingga

negara dengan tingkat cadangan devisa yang cukup dapat mencari

pinjaman dengan kondisi yang lebih nyaman.

3) Kebutuhan likuiditas untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar.

Sedangkan kegunaan valuta asing secara langsung adalah:

1) Mengimpor barang konsumsi, bahan baku industri dan sektor produksi

lainnya, peralatan dan perlengkapan (barang modal), perlengkapan

pertahanan, keamanan, dsb.

2) Melunasi jasa pihak asing, seperti jasa perbankan, asuransi, pelayaran,

penerbangan, perekayasaan, wisatawan Indonesia dan sektor jasa lainnya.

3) Membiayai kantor perwakilan pemerintah Indonesia (Kedutaan dan

Konsulat) di luar negeri.

4) Melunasi hutang luar negeri

Untuk meningkatkan cadangan devisa, sejak tahun 1970 pemerintah

telah menerapkan sistem devisa bebas. Peraturan tentang sistem devisa

bebas tersebut dituangkan dalam UU No. 24 tahun 1999 tentang Lalu

Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar menggantikan UU lama yaitu UU

No. 32 tahun 1964.

Dalam mengelola cadangan devisa ini, Bank Indonesia lebih

mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada

64

Peranan Cadangan Devisa Negara, terdapat dalam www.pikiran-rakyat.com

Page 51: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

keuntungan yang tinggi. Walaupun demikian, Bank Indonesia tetap

mempertimbangkan perkembangan yang terjadi di pasar internasional,

sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya pergeseran dalam

portofolio komposisi jenis penempatan cadangan devisa.

Dalam mengelola cadangan devisa yang optimal, Bank Indonesia

menerapkan sistem diversifikasi, baik berdasarkan jenis valuta asing

maupun berdasarkan jenis investasi surat berharga. Dengan cara tersebut

diharapkan penurunan nilai dalam salah satu mata uang dapat

dikompensasi oleh jenis mata uang lainnya atau penempatan lain yang

mempunyai nilai yang lebih baik. Posisi cadangan devisa resmi yang

dikuasai Bank Indonesia perlu dipertahankan pada tingkat yang wajar. Hal

ini terutama untuk menjaga kestabilan ekonomi dan moneter serta untuk

menghindarkan terjadinya gejolak kurs mata uang asing dan pelarian

modal ke luar negeri. Dalam hubungan ini sebagai ukuran yang lazim

digunakan adalah rasio cadangan resmi terhadap impor. Jika cadangan

devisa itu cukup untuk menutup impor selama tiga bulan pada lazimnya

dipandang sebagai tingkat yang aman dan jika hanya untuk dua bulan atau

kurang, maka akan menimbulkan tekanan terhadap neraca pembayaran.65

Faktor utama sumber cadangan devisa Indonesia yang paling

diandalkan adalah dari hasil ekspor komoditas perdagangan internasional

yang mana sumber pemasukannya sangat besar menambah cadangan devisa.

Ekspor-Impor share pendapatan nasional sebesar 30%. Dan ini akan

menambah surplus devisa yang merupakan kas pemerintah dalam melakukan

pembiayaan dan pembangunan. Posisi cadangan devisa Indonesia 1985

senilai US$ 5,846 Miliar. Tahun 1991 cadangan devisa US$ 9,868 Miliar.

Pada tahun 1998 cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 28,004 Miliar dan

terus meningkat sampai tahun 2004 menjadi US$ 36,320 Miliar. Tahun 2005

cadangan devisa Indonesia menurun pada nilai US$ 34,724 Miliar dan Tahun

2007 meningkat kembali sebesar US$ 56,920 Miliar, dan data per-September

65

Rusdian Kamaluddin, Pengantar Ekonomi Pembangunan. Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta, 1999, hlm. 187

Page 52: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2011 menunjukan posisi cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 114,5

Milliar66

.

Cadangan devisa bertambah atau berkurang akan tampak dalam neraca

lalu lintas moneter. Jika tandanya negatif (-) berarti cadangan devisa

bertambah dan bila positif (+) berarti cadangan devisa berkurang. Seperti

yang sudah dijelaskan bahwa cadangan devisa mengambil peranan penting

dalam perdagangan internasional suatu negara maka tanpa ditopang cadangan

devisa yang kuat, perekonomian suatu negara dapat runtuh dalam seketika.

Seperti masa krisis yang dialami Indonesia. Karena pengaruh pembiayaan

cadangan devisa guna keperluan impor, pembayaran utang serta serangan dari

para spekulan mampu menggoncang perekonomian negara kita. Hal ini

berarti bahwa pertumbuhan cadangan devisa yang tinggi dalam kaitannya

dengan krisis bersifat positif. 67

Menurut Tjahjono, cadangan devisa suatu negara dipengaruhi oleh

transaksi berjalan dan ekspor. Perkembangan transaksi berjalan suatu negara

perlu diwaspadai dengan cermat, karena defisit transaksi berjalan yang

berlangsung dalam jangka panjang dapat menekan cadangan devisa. Oleh

karena itu defisit transaksi berjalan sering kali dipandang sebagai signal

ketidakseimbangan makro ekonomi yang memerlukan penyesuaian nilai tukar

atau kebijakan makro ekonomi yang lebih ketat. Laju ekspor yang tinggi akan

menghasilkan hard currency yang dapat memperkuat cadangan devisa,

namun mengakibatkan apresiasi domestic currency, yang kemudian

menambah jumlah uang beredar melalui NFA (Net foreign asset) pada

akhirnya dapat mendorong inflasi. Ini merupakan suatu siklus ekonomi yang

berkesinambungan dan erat kaitannya dalam proses pertahanan pengolahan

cadangan devisa.

66

Dewi Indriastuti, Cadangan Devisa Setara 6,5 Bulan Impor, Koran Kompas edisi Selasa 11

Oktober 2011

67 Dwi Tjahjono Endi, Sulistiowaty Hendy, ―Kebijakan Pengendalian Aliran Masuk Di

Indonesia‖ dalam Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, UREM, 1998, hlm. 2

Page 53: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Menurut Amir. M.S dalam Teori & Penerapan Ekspor Impor68

sumber

cadangan devisa suatu negara pada umumnya terdiri dari banyak sumber.

Sumber-sumber tersebut, di antaranya berasal dari:

1) Kegiatan ekspor;

Untuk negara yang menganut sistem ekonomi terbuka kegiatan ekspor

merupakan salah satu andalan bagi negara untuk memperoleh devisa.

Semakin banyak ekspor barang atau jasa semakin besar pemasukan

devisa bagi negara.

2) Perdagangan jasa;

Negara-negara yang tidak kaya akan sumber daya alam, biasanya akan

mengandalkan sumber devisanya dari sektor jasa. Hal ini sebagaimana

dilakukan Singapura dan Swiss yang mengandalkan jasa perdagangan

dan perbankan sebagai sumber utama devisa.

3) Kegiatan pariwisata;

Salah satu sumber devisa adalah dari jasa pariwisata yang diperoleh

dari kunjungan turis mancanegara maupun domestik. Semakin banyak

turis yang berkunjung semakin banyak devisa yang mengalir ke dalam

negara tersebut.

4) Pinjaman luar negeri (bantuan luar negeri)

Pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber devisa suatu

negara, terutama negara-negara dunia ketiga/ berkembang. Negara-

negara ini biasanya sangat bergantung dari bantuan luar negeri selain

sumber-sumber lain.

5) Hibah dan hadiah dari luar negeri.

Hibah atau hadiah merupakan sumber devisa bagi suatu negara yang

sifatnya tidak mengikat. Hibah atau hadiah dapat bersumber dari

dalam negeri ataupun luar negeri.

6) Warga negara yang bekerja di luar negeri.

68

Amir MS, Ekspor impor: Teori dan Penerapannya , Penerbit PPM, Jakarta, 2003, hlm. 55

Page 54: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Sumber devisa yang lain adalah dana yang berasal dari warga negara

yang bekerja di luar negeri, seperti TKI atau TKW. Para pekerja ini

akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa suatu

negara melalui uang yang ditransfer dari asal negara dia bekerja.

Dari data di atas tidaklah mengherankan jika negara-negara

berkembang seperti Indonesia rentan akan intervensi pihak luar dalam

perekonomiannya bahkan politiknya karena melakukan usaha peningkatan

cadangan devisa negara dengan cara mencari pinjaman maupun hibah dari

luar negeri. Dan meskipun pada awalnya sumber devisa yang berasal dari

perdagangan jasa, yang termasuk di dalamnya jasa perbankan, merupakan

usaha yang terpaksa dilakukan karena terbatasnya sumber daya alam negara

setempat, namun sekarang sumber devisa ini terbukti lebih baik dibandingkan

yang berasal dari kegiatan non-jasa baik dari segi jumlah maupun ketahanan

sumber devisa ini sendiri.

C. Perbandingan Hukum

Pengertian perbandingan hukum sendiri banyak dijumpai pendapat dari

beberapa ahli antara lain :

1) Rudolf D. Schlessinger.69

Dalam bukunya Comparative Law (1959) mengemukakan :

a. Comparative Law merupakan metode penyelidikan dengan tujuan

untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam tentang bahan

hukum tertentu.

b. Comparative Law bukanlah suatu perangkat peraturan dan asas-asas

hukum, bukan suatu cabang hukum.

c. Comparative Law adalah tehnik atau cara menggarap unsur hukum

asing yang aktual dalam suatu masalah hukum.

69

Romli Atmasasmita, Perbandingan Hukum Pidana,Mandar Maju, Bandung, 2000, hlm 6.

Page 55: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2) Dr. G. Guitens Bourgois70

Perbandingan hukum adalah metode perbandingan yang diterapkan pada

ilmu hukum. Perbandingan hukum bukanlah ilmu hukum, melainkan

hanya suatu metode studi, suatu metode untuk meneliti sesuatu, suatu

cara kerja, yakni perbandingan. Perbandingan hukum sebagai suatu

metode mengandung arti, bahwa ia merupakan suatu cara pendekatan

untuk lebih memahami suatu objek atau masalah yang diteliti. Oleh

karena itu sering digunakan istilah metode perbandingan hukum.

3) Sunaryati Hartono71

Perbandingan hukum bukanlah suatu bidang hukum tertentu seperti

misalnya hukum tanah, hukum perburuhan atau hukum acara, akan

tetapi sekedar merupakan cara penyelidikan suatu metode untuk

membahas suatu persoalan hukum dalam bidang manapun juga.

4) Van Apeldoorn72

Objek ilmu hukum adalah hukum sebagai gejala kemasyarakatan. Untuk

mencapai tujuannya maka digunakan :

a. Metode Sosiologis

Dimaksud untuk meneliti hubungan antara hukum dengan gejala-

gejala sosial lainnya.

b. Metode Sejarah, untuk meneliti perkembangan hukum.

c. Metode perbandingan hukum, untuk membandingkan berbagai tertib

hukum dan bermacam-macam masyarakat

5) Soerjono Soekanto73

Mengemukakan ketiga metode yang disampaikan oleh Van Apeldoorn

saling berkaitan dan hanya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipishkan

antara lain :

70

Ibid, hlm. 7

71 Munir Fuady, Perbandingan Ilmu Hukum, PT. Refika Aditama, Bandung, 2007, hal 4

72 Soerjono Soekanto, Perbandingan Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm.26

73 Ibid.

Page 56: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a. Metode Sosiologis

Tidak dapat diterapkan tanpa metode sejarah, karena hubungan

antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya merupakan hasil

dari suatu perkembangan (dari zaman dahulu), metode perbandingan

hukum juga tidak boleh diabaikan, karena hukum merupakan gejala

dunia.

b. Metode Sejarah

Memerlukan bantuan dari metode sosiologis, karena perlu diteliti

faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan hukum.

c. Metode Perbandingan

Tidak akan membatasi diri pada perbandingan yang bersifat

deskriptif, tetapi juga diperlukan data tentang berfungsinya atau

efektifitas hukum, sehingga diperlukan metode sosiologis, juga

diperlukan metode sejarah untuk mengetahui perkembangan dari

hukum yang diperbandingkan.

Dari beberapa pendapat sarjana di atas dapat diperoleh gambaran bahwa :

1) Perbandingan hukum bukanlah suatu cabang hukum, bukan suatu

perangkat peraturan.

2) Perbandingan hukum merupakan cabang ilmu hukum.

3) Perbandingan hukum merupakan metode penelitian hukum.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahmatullah Khan dan Susshil Kumar dalam

Introduction to the Study of Comparative Law, yang menyatakan, ―It is self

evident that comparative law is not a subject but a method.‖74

E. Lambert mengetengahkan 3 (tiga) bagian yang bisa dimasukkan dalam

terminologi perbandingan hukum, yakni 75

:

74

Erman Radjagukguk, Perbandingan Sistem Hukum (Civil Law – Common Law), Fakultas

Hukum UI Program Pasca Sarjana, 2000, hlm. 1

75 Sunarmi, Perbandingan Sistem Hukum Kepailitan antara Indonesia (Civil Law System) dengan

Amerika Serikat (Common Law System), Universitas Sumatera Utara Repository, 2004, hlm. 6

Page 57: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1) Descriptive comparative law.

Descriptive comparative law ini berkenaan dengan inventarisasi sistem

pada masa lalu dan kini sebagai suatu keseluruhan, seperti aturan-aturan

individual yang mana sistem ini ditegakkan untuk beberapa kategori

hubungan-hubungan hukum.

2) Comparative history of law.

Comparative history of law secara tertutup berkaitan dengan ilmu

hukum etnologis (ethnological jurisprudence), folklore, sosiologi

hukum, dan filsafat hukum.

3) Comparative legislation (atau tepatnya comparative jurisprudence).

Comparative legislation mempresentasikan usaha untuk mendefinisikan

ruang umum yang menjadi doktrin hukum nasional, sebagai hasil

pembangunan studi hukum sebagai suatu ilmu dan usaha

membangunkan kesadaran hukum internasional.

J.H. Wigmore juga membagi perbandingan hukum ke dalam 3 (tiga)

bagian76

: comparative nomoscopy, yang menggambarkan sistem-sistem hukum,

comparative nomothetics, yang menganalisis kebaikan-kebaikan sistem, dan

comparative nomogenetics, yang melakukan studi pembangunan ide-ide dan

sistem-sistem hukum dunia. Dengan demikian maka perbandingan hukum

sebagai disiplin akademis tidaklah berdiri sendiri, artinya bukan hanya

merupakan studi tentang satu sistem hukum asing atau bagian dari sistem asing

itu.

Sedangkan Munir Fuady membagi pendekatan yang dipergunakan

dalam perbandingan hukum sebagai berikut:77

1. Pendekatan perbandingan hukum substantif.

2. Pendekatan perbandingan infrastruktir hukum.

Perbandingan hukum substantif yang dimaksudkan di sini adalah

perbandingan hukum yang memperbandingkan antara dua atau lebih dari

76

Sunarmi, op.cit, hlm. 7

77 Munir Fuady, op.cit., hal 15

Page 58: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

hukum substantif, seperti perbandingan tentang hukum pidana, kontrak,

hukum tata negara, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan

perbandingan infra struktur hukum, justru yang diperbandingkan adalah infra

struktur dari hukum. Dalam hal ini, yang diperbandingkan antara lain adalah

kultur hukum, sejarah hukum, metode pembagian hukum, sumber hukum, dan

lain-lain.

Umumnya, pendekatan perbandingan yang dilakukan dengan

menggunakan komparasi mikro, yaitu memperbandingkan isi aturan hukum

negara lain yang spesifik dengan aturan hukum yang diteliti, atau dapat juga

dalam rangka mengisi kekosongan dalam hukum positif. Penelitian seperti itu

hanya dilakukan terhadap unsur-unsur yang dapat diperbandingkan (tertium

comparationis) dengan bahan hukum yang menjadi fokus penelitian. Sekali

lagi Meuwissen mengingatkan bahwa, ―Perbandingan hukum dapat berfungsi

sebagai ilmu bantu terhadap dogmatik hukum, dalam arti ia

mempertimbangkan pengaturan dan penyelesaian-penyelesaian tertentu dari

tatanan hukum lain dan menilai keadekuatan mereka untuk hukum sendiri‖.78

Peter mahmud menekankan bahwa dengan menggunakan pendekatan

komparatif, penulis harus mengumpulkan ketentuan perundang-undangan

ataupun putusan-putusan pengadilan negara lain mengenai isu hukum yang

hendak dipecahkan. Dalam hal ini disarankan untuk melakukan perbandingan

dengan negara-negara yang mempunyai sistem hukum yang sama, misalnya

Belanda atau Jepang atau negara Eropa dan Amerika Latin. Akan tetapi hal

itu bergantung dengan isu hukum yang diajukan. Apabila memang isu hukum

yang diajukan bersifat universal misalnya tentang Hak Kekayaan Intelektual,

dapat saja dilakukan perbandingan dengan negara dengan sistem hukum yang

berbeda. Hanya saja kuncinya, bahwa harus ada reasoning mengapa harus

membandingkan dengan negara tersebut.79

78

D. H. M. Meuwissen, Rechtswetenschap dikutip dari Johny Ibrahim, op.cit., hal 316

79 Peter Mahmud, op.cit., hlm 195

Page 59: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Peter Mahmud juga menyatakan bahwa melakukan perbandingan harus

mengungkapkan persamaan dan perbedaan.80

Di samping itu, Munir Fuady

menjabarkan bahwa untuk dapat mempelajari ilmu perbandingan hukum

dengan baik, diperlukan beberapa prasyarat bagi pihak yang akan

mempelajari ilmu perbandingan hukum, yaitu sebagai berikut81

:

1. Asumsi bahwa semua sistem hukum dari satu negara dengan negara

lain secara umum mempunyai derajat yang sama.

2. Asumsi bahwa semua tradisi hukum secara umum mempunyai derajat

yang sama.

3. Asumsi bahwa tidak ada dua sistem hukum yang persis sama.

Ketidaksamaan tersebut disebabkan oleh perbedaan sejarah, nilai

sosial, agama, kebudayaan, perkembangan ekonomi, dan lain-lain.

4. Menghindari sikap suka atau tidak suka (like or dislike) terhadap

berbagai sistem hukum yang diperbandingkan.

5. Mempelajari perbandingan hukum bukan untuk memuji atau

menghina hukum dalam sistem hukum tertentu, tetapi hanya untuk

mengetahui mengapa negara tertentu mempunyai sistem hukum

seperti itu.

6. Menggunakan pendekatan dialektikal, sehingga harus diasumsikan

bahwa tidak ada sistem hukum yang benar-benar buruk atau benar-

benar bagus.

Kegiatan perbandingan hukum bermanfaat bagi penyingkapan latar

belakang terjadinya ketentuan hukum tertentu untuk masalah yang sama dari

dua negara atau lebih. Penyingkapan ini dapat dijadikan rekomendasi bagi

80

Ibid; hlm 135

81 Munir Fuady, op.cit., hlm 18

Page 60: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

penyusunan atau perubahan perundang-undangan.82

Menurut Soerjono

Soekanto, kegunaan perbandingan hukum adalah sebagai berikut83

:

1. Memberikan pemahaman tentang persamaan dan perbedaan di antara

pengertian dasar dari berbagai bidang tata hukum

2. Mempermudah untuk mengadakan keseragaman hukum (unifikasi).

Kepastian hukum, dan kesederhanaan hukum.

3. Memberikan pegangan atau pedoman tentang keanekawarnaan hukum

yang harus diterapkan.

4. Memberikan bahan-bahan tentang faktor-faktor hukum apakah yang

perlu dikembangkan atau dihapuskan berangsur-angsur demi integrasi

masyarakat.

5. Memberikan bahan tentang hal-hal apa yang diperlukan untuk

mengembangkan hukum antar tata hukum pada bidang-bidang di mana

kodifikasi dan unifikasi terlalu sulit untuk diwujudkan.

6. Untuk memecahkan masalah-masalah hukum secara adil dan tepat, jadi

bukan hanya sekedar menemukan persamaan atau dan/atau

perbedaannya saja.

7. Memberikan kemungkinan untuk mengadakan pendekatan fungsional.

Yakni pendekatan dari sudut masalah hukum yang dihadapi dengan

terlebih dahulu menemukan hakikatnya.

8. Mendapatkan bahan untuk dianalisis tentang motif-motif politis,

ekonomis, sosial dadnpsikologis yang menjadi latar belakang suatu

aturan, traktat, kebiasaan atau yurisprudensi.

9. Berguna bagi pelaksanaan pembaharuan hukum

10. Untuk mempertajam dan mengarahkan proses penelitian hukum.

11. Memperluas kemampuan untuk memahami sistem hukum yang ada serta

penegakan hukum yang adil dan tepat.

82

Peter Mahmud, op.cit., hal 133

83 Munir Fuady, op.cit., hlm 21

Page 61: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

D. Politik Hukum dan Harmonisasi Hukum

Salah satu tugas utama politik hukum nasional adalah selalu mengawal dan

mengalirkan hukum-hukum yang sesuai dengan dan dalam rangka menegakkan

konstitusi. Pembangunan politik hukum nasional harus selalu dijaga agar tidak

menyimpang dari aliran konstitusi dan sumber nilai yang mendasarinya. Hukum

atau sistem legal nasional harus dipandang sebagai sistem yang holistik dan

mencakup hubungan antara sistem sosial, sistem politik dan sistem ekonomi

dengan sistem hukum.84

Harmonisasi hukum adalah upaya mencari titik temu dari prinsip yang

bersifat fundamental dari berbagai sistem hukum yang ada. Usaha untuk

melakukan harmonisasi sistem hukum berkenaan dengan terjadinya

ketidakseimbangan dan perbedaan unsur-unsur sistem hukum, dilakukan

dengan cara menghilangkan ketidakseimbangan dan melakukan penyesuaian

terhadap unsur-unsur sistem hukum yang berbeda itu. Harmonisasi bukanlah

unifikasi hukum yang memberlakukan satu macam hukum tertentu kepada

semua rakyat di negara tertentu.85

Harmonisasi dalam hukum mencakup penyesuaian peraturan

perundang-undangan, keputusan pemerintah, keputusan hakim, sistem hukum

dan asas-asas hukum dengan tujuan peningkatan kesatuan hukum, kepastian

hukum, keadilan dan kesebandingan, kegunaan dan kejelasan hukum, tanpa

mengaburkan dan mengorbankan pluralisme hukum.86

Tanpa adanya

harmonisasi hukum dapat menimbulkan gangguan dalam kehidupan

bermasyarakat, ketidaktertiban dan rasa tidak dilindungi, sehingga kepastian

hukum akan dirasakan sebagai kebutuhan yang hanya dapat terwujud melalui

84

Sofian Efendi, Politik Hukum atau Kebijakan Hukum, makalah, Yogyakarta 7 Agustus 2006

85 Muhammad Bakri, Unifikasi dalam Pluralisme Hukum Tanah di Indonesia (Rekonstruksi

Konsep Unifikasi dalam UUPA), Kerta Prathika, Malang, 2008, hlm. 2

86 L.M. Gandhi, loc.cit.

Page 62: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

harmonisasi hukum.87

Di sisi lain, dengan menempuh langkah harmonisasi

hukum demikian, norma-norma hukum yang dihasilkan lebih mempunyai

nilai-nilai yang bersifat transnasional.88

Secara teoritis dikenal tiga model harmonisasi hukum, yaitu tinkering

harmonization, following harmonization dan leading harmonization.

Tinkering harmonization merupakan harmonisasi hukum melalui optimalisasi

penerapan hukum yang ada (existing law) dengan beberapa penyesuaian,

dengan pertimbangan efisiensi. Following harmonization, menunjuk pada

harmonisasi hukum bidang-bidang tertentu yang ditujukan untuk penyesuaian

hukum yang ada (existing law) dengan perubahan-perubahan sosial. Leading

harmonization, menunjuk pada penerapan atau penggunaan hukum untuk

melakukan perubahan-perubahan sosial.

Langkah ideal yang dapat ditempuh dalam harmonisasi hukum,

sebagaimana dikemukakan oleh L. Friedman, adalah melakukan penyesuaian

unsur-unsur tatanan hukum yang berlaku dalam kerangka sistem hukum

nasional (legal system) yang mencakup komponen materi hukum (legal

substance), komponen struktur hukum beserta kelembagaannya (legal

structure) dan komponen budaya hukum (legal culture).89

Dengan demikian

harmonisasi sistem hukum nasional melibatkan mata rantai hubungan ketiga

komponen sistem hukum tersebut dalam kerangka sistem hukum nasional.

Selanjutnya memperhatikan sistem hukum nasional sebagai masukan,

yaitu memperhitungkan keberadaan sistem hukum nasional yang sedang

berjalan (existing legal system), yang menyangkut unsur-unsur substansi

hukum, tata hukum yang terdiri tatanan hukum eksternal yaitu peraturan

perundang-undangan, hukum tidak tertulis termasuk hukum adat dan

yurisprudensi serta tatanan hukum internal yaitu asas-asas hukum yang

87

Kusnu Goesniadhie, Harmonisasi Hukum dalam Perspektif Perundang-undangan: Lex

Specialis Suatu Masalah, JP Book, Surabaya, 2006, hlm. 100

88 Ibid

89 L.M. Gandhi, op.cit., hlm. 84-85

Page 63: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

melandasinya, struktur hukum beserta kelembagaannya (legal structure),

yang terdiri atas berbagai institusional atau kelembagaan publik dengan para

pejabatnya.90

E. Teori Kontraktual

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 melihat hubungan hukum antara

bank dan nasabah penyimpan sebagai suatu hubungan kontraktual yang

ditunjukkan pada Pasal 1 yang berbunyi ―simpanan adalah dana yang

dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian

penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu.‖

1. Pengertian Kontrak

Istilah hukum perjanjian atau kontrak merupakan terjemahan dari

bahasa Inggris yaitu contract law, sedangkan dalam bahasa Belanda

disebut dengan istilah overeenscomsrecht.91

Suatu perjanjian adalah suatu

peristiwa di mana seseorang berjanji kepada seorang lain atau di mana dua

orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.92

Dari peristiwa

ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan

perikatan. Dengan demikian perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan

antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu

berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau

kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Pengaturan umum tentang

kontrak diatur dalam KUHPerdata buku III.

Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau

dua pihak, berdasarkan yang mana pihak yang satu berhak menunutut

sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk

90

Ibid.

91 Salim H.S, ―Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak,‖ Cet. II, Sinar Grafika,

Jakarta, 2004, hlm. 3

92 Subekti , Hukum Perjanjian, ctk. XII, PT. Intermasa, Jakarta, 1990, hlm. 1.

Page 64: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

memenuhi tuntutan itu. Maka hubungan hukum antara perikatan dan

perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian

adalah sumber perikatan. Hubungan hukum adalah hubungan yang

menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum disebabkan karena timbulnya

hak dan kewajiban, di mana hak merupakan suatu kenikmatan, sedangkan

kewajiban merupakan beban.

Di samping perjanjian dan kontrak, masih dikenal istilah persetujuan

atau dalam bahasa Inggris disebut agreement. Sama seperti yang dimaksud

oleh perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata, pengertian agreement

dalam pengertian luas dapat berarti sebagai kesepakatan yang mempunyai

konsekuensi hukum dan juga kesepakatan yang tidak mempunyai

konsekuensi hukum. Agreement akan mempunyai kualitas atau pengertian

perjanjian atau kontrak apabila ada akibat hukum yang dikenakan terhadap

pelanggaran janji (breach of contract) dalam agreement tersebut. Dalam

pengertian kesepakatan para pihak yang mempunyai konsekuensi hukum

yang mengikat, maka agreement sama artinya dengan perjanjian. Dari

uraian ini dapat disimpulkan istilah kontrak juga merupakan agreement

karena agreement dalam bahasa Indonesia merupakan perjanjian,

sedangkan sebuah perjanjian merupakan persetujuan yang melahirkan

perikatan, maka istilah perjanjian, kontrak, ataupun agreement memiliki

pengertian yang sama. Dalam paparan tulisan ini, penggunaan ketiga

istilah itu merujuk kepada hal yang sama.

Sekalipun dalam KUHPerdata definisi dari perikatan tidak

dipaparkan secara tegas, akan tetapi dalam Pasal 1233 KUHPerdata

ditegaskan bahwa perikatan selain dari Undang-undang, perikatan dapat

juga dilahirkan dari perjanjian. Dengan demikian suatu perikatan belum

tentu merupakan perjanjian sedangkan perjanjian merupakan perikatan.

Dengan kalimat lain, bila definisi dari pasal 1313 KUHPerdata tersebut

dihubungkan dengan maksud dari pasal 1233 KUHPerdata, maka terlihat

bahwa pengertian dari perikatan, karena perikatan tersebut dapat lahir dari

perjanjian itu sendiri.

Page 65: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Sebagai bahan perbandingan untuk membantu memahami perbedaan

dua istilah tersebut, perlu dikutip pendapat Prof Subekti dalam bukunya

Hukum Perjanjian mengenai perbedaan pengertian dari perikatan dengan

perjanjian. Beliau memberikan definisi dari perikatan sebagai berikut:

Suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau

dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu

hal dari pihak lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi

tuntutan itu.‖93

Sedangkan perjanjian didefinisikan sebagai berikut:

―Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji

kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan sesuatu hal.‖94

Hakekat antara perikatan dan perjanjian pada dasarnya sama, yaitu

merupakan hubungan hukum antara pihak-pihak yang diikat di dalamnya,

namun pengertian perikatan lebih luas dari perjanjian, sebab hubungan

hukum yang ada dalam perikatan munculnya tidak hanya dari perjanjian

tetapi juga dari aturan perundang-undangan. Hal lain yang membedakan

keduanya adalah bahwa perjanjian pada hakekatnya merupakan hasil

kesepakatan para pihak, jadi sumbernya benar-benar kebebasan pihak-

pihak yang ada untuk diikat dengan perjanjian sebagaimana diatur dalam

Pasal 1338 KUHPerdata. Sedangkan perikatan selain mengikat karena

adanya kesepakatan juga mengikat karena diwajibkan oleh undang undang,

contohnya perikatan antara orangtua dengan anaknya muncul bukan

karena adanya kesepakatan dalam perjanjian diantara ayah dan anak tetapi

karena perintah undang-undang.

2. Asas-asas Hukum Kontrak

Berdasarkan teori, di dalam suatu hukum kontrak terdapat 5 (lima)

asas yang dikenal menurut ilmu hukum perdata. Kelima asas itu antara lain

93

Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 2003, hlm.87

94 Ibid; hlm 123

Page 66: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

adalah: asas kebebasan berkontrak (freedom of contract), asas

konsensualisme (concensualism), asas kepastian hukum (pacta sunt

servanda), asas itikad baik (good faith) dan asas kepribadian (personality).

Berikut ini adalah penjelasan mengenai asas-asas dimaksud:

a. Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract)

Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal

1338 ayat (1) KUHPerdata, yang berbunyi: ―Semua perjanjian yang

dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang

membuatnya.‖

Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan

kepada para pihak untuk:

1) membuat atau tidak membuat perjanjian;

2) mengadakan perjanjian dengan siapa pun;

3) menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya, serta

4) menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.

Latar belakang lahirnya asas kebebasan berkontrak adalah adanya

paham individualisme yang secara embrional lahir dalam zaman Yunani,

yang diteruskan oleh kaum Epicuristen dan berkembang pesat dalam

zaman renaissance melalui antara lain ajaran-ajaran Hugo de Grecht,

Thomas Hobbes, John Locke dan J.J. Rosseau.95

Menurut paham

individualisme, setiap orang bebas untuk memperoleh apa saja yang

dikehendakinya. Dalam hukum kontrak asas ini diwujudkan dalam

―kebebasan berkontrak‖. Teori ini menganggap bahwa the invisible

hand akan menjamin kelangsungan jalannya persaingan bebas. Karena

pemerintah sama sekali tidak boleh mengadakan intervensi didalam

kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Paham individualisme

memberikan peluang yang luas kepada golongan kuat ekonomi untuk

menguasai golongan lemah ekonomi. Pihak yang kuat menentukan

kedudukan pihak yang lemah.

95

Salim HS, op.cit, hlm. 9

Page 67: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pada akhir abad ke-19, akibat desakan paham etis dan sosialis,

paham individualisme mulai pudar, terlebih-lebih sejak berakhirnya

Perang Dunia II. Paham ini kemudian tidak mencerminkan keadilan.

Masyarakat menginginkan pihak yang lemah lebih banyak mendapat

perlindungan.96

Oleh karena itu, kehendak bebas tidak lagi diberi arti

mutlak, akan tetapi diberi arti relatif dikaitkan selalu dengan

kepentingan umum. Pengaturan substansi kontrak tidak semata-mata

dibiarkan kepada para pihak namun perlu juga diawasi. Pemerintah

sebagai pengemban kepentingan umum menjaga keseimbangan

kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Melalui penerobosan

hukum kontrak oleh pemerintah maka terjadi pergeseran hukum kontrak

ke bidang hukum publik. Oleh karena itu, melalui intervensi pemerintah

inilah terjadi pemasyarakatan hukum kontrak/ perjanjian.

b. Asas Konsensualisme (Concensualism)

Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1)

KUHPerdata. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat

sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah

pihak. Asas ini merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian

pada umumnya tidak diadakan secara formal, melainkan cukup dengan

adanya kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan adalah persesuaian

antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.

Asas konsensualisme muncul diilhami dari hukum Romawi dan hukum

Jerman. Dalam hukum Jerman tidak dikenal istilah asas konsensualisme,

tetapi lebih dikenal dengan sebutan perjanjian riil dan perjanjian formal.

Perjanjian riil adalah suatu perjanjian yang dibuat dan dilaksanakan

secara nyata (dalam hukum adat disebut secara kontan). Sedangkan

perjanjian formal adalah suatu perjanjian yang telah ditentukan

bentuknya, yaitu tertulis (baik berupa akta otentik maupun akta bawah

tangan). Dalam hukum Romawi dikenal istilah contractus verbis literis

96

Ibid

Page 68: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dan contractus innominat. Yang artinya bahwa terjadinya perjanjian

adalah apabila memenuhi bentuk yang telah ditetapkan. Asas

konsensualisme yang dikenal dalam KUHPerdata adalah berkaitan

dengan bentuk perjanjian.

c. Asas Kepastian Hukum (Pacta Sunt Servanda)

Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt

servanda merupakan asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian.

Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak

ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak,

sebagaimana layaknya sebuah undang-undang. Mereka tidak boleh

melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para

pihak. Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338

ayat (1) KUHPerdata. Asas ini pada mulanya dikenal dalam hukum

gereja. Dalam hukum gereja itu disebutkan bahwa terjadinya suatu

perjanjian bila ada kesepakatan antar pihak yang melakukannya dan

dikuatkan dengan sumpah. Hal ini mengandung makna bahwa setiap

perjanjian yang diadakan oleh kedua pihak merupakan perbuatan yang

sakral dan dikaitkan dengan unsur keagamaan.

d. Asas Itikad Baik (Good Faith)

Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata

yang berbunyi: ―Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.‖

Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan

debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan

atau keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak. Asas

itikad baik terbagi menjadi dua macam, yakni itikad baik nisbi dan

itikad baik mutlak. Pada itikad yang pertama, seseorang memperhatikan

sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada itikad yang kedua,

penilaian terletak pada akal sehat dan keadilan serta dibuat ukuran yang

Page 69: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

obyektif untuk menilai keadaan (penilaian tidak memihak) menurut

norma-norma yang objektif.97

e. Asas Kepribadian (Personality)

Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa

seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk

kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315

dan Pasal 1340 KUHPerdata. Pasal 1315 KUHPerdata menegaskan:

―Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau

perjanjian selain untuk dirinya sendiri.‖ Inti ketentuan ini sudah jelas

bahwa untuk mengadakan suatu perjanjian, orang tersebut harus untuk

kepentingan dirinya sendiri. Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi:

―Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya.‖ Hal ini

mengandung maksud bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak

hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Namun demikian,

ketentuan itu terdapat pengecualiannya sebagaimana dalam Pasal 1317

KUHPerdata yang menyatakan:

―Dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, bila

suatu perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian

kepada orang lain, mengandung suatu syarat semacam itu.‖

Pasal ini mengkonstruksikan bahwa seseorang dapat mengadakan

perjanjian/kontrak untuk kepentingan pihak ketiga, dengan adanya suatu

syarat yang ditentukan. Sedangkan di dalam Pasal 1318 KUHPerdata,

tidak hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri, melainkan juga

untuk kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang yang

memperoleh hak daripadanya. Jika dibandingkan kedua pasal itu maka

Pasal 1317 KUHPerdata mengatur tentang perjanjian untuk pihak ketiga,

sedangkan dalam Pasal 1318 KUHPerdata untuk kepentingan dirinya

97

JM.Van Dunne dan Van der Burght,Gr. Perbuatan Melawan Hukum, Dewan Kerja sama Ilmu

Hukum Belanda dengan Indonesia, Proyek Hukum Perdata, Ujung Pandang, 1988, hlm 15

Page 70: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

sendiri, ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak dari yang

membuatnya. Dengan demikian, Pasal 1317 KUHPerdata mengatur

tentang pengecualiannya, sedangkan Pasal 1318 KUHPerdata memiliki

ruang lingkup yang luas.

Di samping kelima asas yang telah diuraikan diatas, dalam

Lokakarya Hukum Perikatan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan

Hukum Nasional (BPHN), Departemen Kehakiman RI pada tanggal 17 –

19 Desember 1985 telah berhasil dirumuskannya delapan asas hukum

perikatan nasional.98

Kedelapan asas tersebut sebagai pelengkap dari

kelima asas sebelumnya adalah sebagai berikut:

f. Asas Kepercayaan

Asas kepercayaan mengandung pengertian bahwa setiap orang

yang akan mengadakan perjanjian akan memenuhi setiap prestasi yang

diadakan di antara mereka dibelakang hari.

g. Asas Persamaan Hukum

Asas persamaan hukum mengandung maksud bahwa subjek hukum

yang mengadakan perjanjian mempunyai kedudukan, hak dan

kewajiban yang sama dalam hukum. Mereka tidak boleh dibeda-

bedakan antara satu sama lainnya, walaupun subjek hukum itu berbeda

warna kulit, agama, dan ras.

h. Asas Kesimbangan

Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki kedua belah

pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Kreditur mempunyai

kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut

pelunasan prestasi melalui kekayaan debitur, namun debitur memikul

pula kewajiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik.

98

Tim Naskah Akademis BPHN, Naskah Akademis Lokakarya Hukum Perikatan, Badan

Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, 1985

Page 71: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

i. Asas Kepastian Hukum

Perjanjian sebagai figur hukum mengandung kepastian hukum.

Kepastian ini terungkap dari kekuatan mengikatnya perjanjian, yaitu

sebagai undang-undang bagi yang membuatnya.

j. Asas Moralitas

Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yaitu suatu perbuatan

sukarela dari seseorang tidak dapat menuntut hak baginya untuk

menggugat prestasi dari pihak debitur. Hal ini terlihat dalam

zaakwarneming, yaitu seseorang melakukan perbuatan dengan sukarela

(moral). Yang bersangkutan mempunyai kewajiban hukum untuk

meneruskan dan menyelesaikan perbuatannya. Salah satu faktor yang

memberikan motivasi pada yang bersangkutan melakukan perbuatan

hukum itu adalah didasarkan pada kesusilaan (moral) sebagai panggilan

hati nuraninya.

k. Asas Kepatutan

Asas kepatutan tertuang dalam Pasal 1339 KUHPerdata. Awsas ini

berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian yang diharuskan

oleh kepatutan berdasarkan sifat perjanjiannya.

l. Asas Kebiasaan

Asas ini dipandang sebagai bagian dari perjanjian. Suatu perjanjian

tidak hanya mengikat untuk apa yang secara tegas diatur, akan tetapi

juga hal-hal yang menurut kebiasaan lazim diikuti.

m. Asas Perlindungan

Asas perlindungan mengandung pengertian bahwa antara debitur

dan kreditur harus dilindungi oleh hukum. Namun, yang perlu mendapat

perlindungan itu adalah pihak debitur karena pihak ini berada pada

posisi yang lemah. Asas-asas inilah yang menjadi dasar pijakan dari

para pihak dalam menentukan dan membuat suatu kontrak/ perjanjian

dalam kegiatan hukum sehari-hari. Dengan demikian dapat dipahami

Page 72: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

bahwa keseluruhan asas di atas merupakan hal penting dan mutlak harus

diperhatikan bagi pembuat kontrak/perjanjian sehingga tujuan akhir dari

suatu kesepakatan dapat tercapai dan terlaksana sebagaimana diinginkan

oleh para pihak.

F. Teori Stakeholders dan Teori Legitimasi

1. Teori Stakeholders

Stakeholders yang biasa diartikan sebagai pemangku kepentingan

adalah pihak atau kelompok yang berkepentingan, baik langsung

maupun tidak langsung, terhadap eksistensi atau aktivitas perusahaan,

dan karenanya kelompok tersebut mempengaruhi dan/ atau dipengaruhi

oleh perusahaan99

, yang dalam hal ini adalah Bank. Definisi lain

dilontarkan oleh Rhenald Kasali sebagaimana dikutip oleh Yusuf

Wibisono, yang menyatakan bahwa yang dimaksud para pihak adalah

setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang

mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Dalam

hal ini Rhenald Kasali membagi stakeholders menjadi sebagai

berikut100

:

a. Stakeholders Internal dan Stakeholders Eksternal

Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam

lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer, dan pemegang

saham (shareholder), sedangkan stakeholders eksternal adalah

stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi seperti

penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat,

pemerintah, pers, dsb.

99

Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho Grafika, Surakarta, 2007, hal. 96

100 Ibid; hlm. 96-98

Page 73: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b. Stakeholders Primer, Stakeholders Sekunder dan Stakeholders

Marjinal

Dalam hal ini stakeholders yang paling penting disebut

stakehoders primer dan stakeholders yang kurang penting disebut

stakeholders sekunder, sedangkan yang biasa diabaikan disebut

stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini bagi setiap perusahaan

berbeda-beda, meskipun produk atau jasanya sama dan bisa berubah-

ubah dari waktu ke waktu.

c. Stakeholders Tradisonal dan Stakeholders Masa Depan

Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders

tradisional. Karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi,

sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa

yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada

organisasi seperti mahasiswa, peneliti, dan konsumen potensial.

d. Proponents, Opponents, dan Uncommitted (Pendukung, Penentang, dan

yang Tidak Peduli)

Di antara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi

(proponents), menentang organisasi (opponents) dan yang tidak peduli atau

abai (uncommitted). Dalam hal ini, organisasi perlu untuk mengenal

stakeholders yang berbeda-beda ini, agar dengan jernih dapat melihat

permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan

yang proporsional.

e. Silent Majority dan Vocal Minority (Pasif dan Aktif)

Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau

mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan penentangan atau

dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan

secara silent (pasif).

Page 74: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2. Teori Legitimasi

Teori legitimasi didasarkan pada pengertian kontrak sosial yang

diimplikasikan antara institusi sosial dan masyarakat. Teori tersebut

dibutuhkan oleh institusi-institusi untuk mencapai tujuan agar kongruen

dengan masyarakat luas. Dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau

perusahaan akan terus berlanjut keberadaannya jika masyarakat menyadari

bahwa organisasi beroperasi untuk sistem nilai yang sepadan dengan

sistem nilai masyarakat itu sendiri.101

Teori legitimasi menganjurkan

perusahaan (bank) untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat

diterima oleh masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat

tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat

meningkatkan laba perusahaan. Hal tersebut dapat mendorong atau

membantu investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi.

Seperti diindikasikan di atas, salah satu faktor yang banyak dibahas

oleh peneliti dalam dunia perbankan mengenai pengaturan rahasia bank

adalah untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat khususnya atas

kelangsungan organisasi dan peningkatan devisa negara dengan

meningkatnya jumlah dana simpanan baik dari dalam negeri maupun luar

negeri. Pandangan ini dicakup dalam teori legitimasi. Teori legitimasi,

sama seperti teori lain, yaitu teori political ekonomi dan teori stakeholder

dipandang sebagai teori orientasi sistem. Menurut Gray et al;

―..a systems-oriented view of the organisation and society ...permits us

to focus on the role of information and disclosure in the relationship(s)

between organisations, the State, individuals and groups.‖102

Teori legitimasi menyarankan organisasi secara terus menerus

mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai

dengan batasan dan norma-norma masyarakat di mana mereka berada.

101

Tri Juniati Andayani, Corporate Social Responsibility (Csr) Disclosure Alternatif

Pengambilan Keputusan Bagi Investor, terdapat dalam www.wordpress.com

102 Meutia, 2008, Menyibak Kepentingan Dibalik Pengungkapan Tanggungjawab Sosial,

mymeutia.blogspot.com., 1 November 2010, 15.20

Page 75: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi atau asumsi

bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan

tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma,

nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial

(Suchman, 1995).103

Lindblom (1993) dan Dowling dan Pfefer (1975)

mengatakan bahwa terdapat empat strategi legitimasi yang dapat diadopsi

organisasi ketika mereka dihadapkan pada gangguan atas legitimasinya

atau jika dipandang terdapat gap legitimasi. Gap legitimasi terjadi jika

kinerja perusahaan tidak sesuai dengan harapan dari masyarakat yang

relevan atau stakeholder. Dalam hal ini suatu organisasi dapat :104

1) Merubah outputnya, metode atau tujuan agar sesuai dengan harapan

dari masyarakat yang relevan dan kemudian mereka menginformasikan

perubahan ini kepada kelompok masyarakat tersebut.

2) Tidak mengubah output, metode ataupun tujuan, tapi

mendemonstrasikan kesesuaian dari output, metode dan tujuan melalui

pendidikan dan informasi.

3) Mencoba untuk mengubah persepsi dari masyarakat dengan

menghubungkan organisasi dengan simbol-simbol yang memiliki

status legitimasi yang tinggi dan

4) Mencoba untuk mengubah harapan masyarakat dengan menyesuaikan

harapan mereka dengan output, tujuan dan metode organisasi.

Legitimasi berkaitan dengan keterterimaan dan penerimaan, masuk

akal, kesesuaian dan kesamaan. Suchman memperkenalkan definisi yang

mengaitkan kesemuanya, legitimasi adalah persepsi atau asumsi yang

menerangkan bahwa suatu perilaku pada sebuah lingkungan sosial

diharapkan, tepat dan sesuai dengan banyak sistem sosial.105

Oleh karena

103

Ibid.

104 Ibid

105 David l. Deephouse and Suzanne M, An Examination Of Differences Between

Organizational Legitimacy And Organizational Reputation, dalam Journal of Management

Studies, 42:2 March 2005, Blackwell Publishing Ltd, USA, 2005.

Page 76: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

itu, terlihat bahwa unsur pusat dari legitimasi adalah pertemuan dan ikatan

pada apa yang masyarakat harapkan dari sistem sosial yang terbangun dari

norma, nilai dan kepercayaan. Sebagai contoh, Lawrence menyarankan

bahwa legitimasi mengindikasikan bahwa seseorang tepat untuk profesi

tertentu.106

Yakni karena dia memiliki pengetahuan, bakat dan kompetensi

untuk menjadi bagian dari profesi itu.

Teori legitimasi mengandung pengertian bahwa aktivitas berupa

tanggung jawab sosial perusahaan, dalam hal ini perbankan, merupakan

suatu usaha yang berkenaan dengan tekanan dari lingkungan sekitar,

misalnya tekanan politis, sosial ataupun ekonomi. Pihak manajemen

berusaha untuk mencari kesepahaman diantara sudut pandang orang lain

terhadap nilai sosial yang dimilikinya serta apa yang dianggap oleh

masyarakat sebagai dorongan sosial yang paling sesuai (Mathews, 1993)107

.

Jika suatu perusahaan tidak memperlihatkan kepada masyarakat bahwa

mereka menggunakan apa yang menjadi bahan pertimbangan masyarakat

maka hal itu akan sangat sesuai daripada menggunakan usahanya sendiri

untuk melanjutkan proses pelaksanaan yang sangat mungkin memiliki

pengaruh yang merugikan.

Teori legitimasi sangatlah berkaitan dengan konsep kontak sosial.

Teori ini mengandung pengertian bahwa bisnis yang berkait erat dengan

kontrak sosial di mana pihak perusahaan telah setuju untuk menyediakan

berbagai aksi dari kebutuhan masyarakat sekitar untuk memperoleh

persetujuan untuk tujuannya atau pemberiannya tersebut, dan hal ini secara

penuh juga menjamin keberlangsungan dari perusahaan tersebut di

masyarakat. Berkaitan dengan konteks hubungan organisatoris didalam

masyarakat, teori legitimasi muncul untuk menekankan keberlangsungan

perusahaan dalam memastikan bahwa mereka bekerja sesuai dengan ikatan

106

Ibid.

107 Andre Kah Hin KHOR, ‖ Social Contract Theory, Legitimacy Theory and Corporate

Social and Environmental Disclosure Policies: Constructing a Theoretical Framework‖. Dala

Jurnal Social Science Research Network. Nottingham University Business School.

Page 77: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dan norma dari masyarakat sekitar yang sangat mereka hormati itu

sehingga mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktivitas yang mereka

lakukan diperlukan oleh pihak lain di luar keduanya bahwa usaha yang

mereka lakukan ―legitimate‖ (benar atau valid).

G. Teori Hukum Responsif

Sebagai penggagas teori hukum responsif, Philippe Nonet dan Philip

Selznick memberikan sebuah konsepsi yang cukup mendalam tentang

apa itu hukum responsif. Menurut keduanya, hukum yang baik

seharusnya memberikan sesuatu yang lebih daripada sekedar prosedur

hukum. Hukum tersebut harus berkompeten adil dan juga harus mampu

mengenali keinginan publik dan punya komitmen terhadap tercapainya

keadilan substantif.108

Menurutnya pencarian hukum responsif merupakan upaya terus-

menerus yang dilakukan oleh teori hukum modern. Hukum responsif

berusaha mengatasi dilema antara integritas dan keterbukaan, suatu

institusi responsif mempertahankan secara kuat hal-hal yang esensial bagi

integritasnya sembari tetap memperhatikan atau memperhitungkan

keberadaan kekuatan-kekuatan baru di dalam lingkungannya. Untuk

melakukan ini hukum responsif memperkuat cara-cara di mana

keterbukaan dan integritas dapat saling menopang walaupun terdapat

benturan di antara keduanya.

Hukum responsif menganggap tekanan-tekanan sosial sebagai sumber

pengetahuan dan kesempatan untuk mengoreksi diri. Oleh karena itu

diperlukan panduan berupa tujuan, tujuan-tujuan ini menetapkan standar

untuk mengkritisi tindakan yang mapan dan karenanya membuka

kesempatan untuk terjadinya perubahan. Pada saat yang bersamaan, jika

benar-benar dijadikan pedoman tujuan dapat mengontrol diskresi

administratif, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya penyerahan

108

Philippe Nonet dan Philip Selznick, Hukum Responsif, Nusa Media, Bandung, 2008, hlm. 6

Page 78: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

institusional. Sebaliknya ketiadaan tujuan berakar pada kekakuan serta

oportunisme. Hukum responsif beranggapan bahwa tujuan dapat dibuat

cukup obyektif dan cukup berkuasa untuk mengontrol pembuatan

peraturan yang adaptif.

Ciri khas hukum responsif adalah mencari nilai-nilai tersirat yang

terdapat dalam peraturan dan kebijakan. Suatu contoh yang lazim untuk

hal ini adalah doktrin "due process". Sebagai doktrin kontitusional "due

process" mungkin hanya dipahami sebagai nama untuk serangkaian

peraturan, yang dipaparkan secara historis, yang melindungi hak-hak atas

pemberitahuan (right of notice), untuk didengar dalam persidangan,

peradilan dengan sistem juri, dan hal lain semacam itu. Secara lebih

spesifik hukum responsif mendorong dan mengembangkan kesopanan

dalam dua cara pokok yaitu:

1) Mengatasi kondisi sempitnya pandangan dalam moralitas komunal.

Otoritas tujuan yang tumbuh cenderung mengurangi preskripsi dan

simbolisme. Hukum responsif menuntut bahwa kebiasaan dan

moralitas, sejauh moralitas dan kebiasaan ini mengklaim otoritas

hukum, harus dijustifikasi oleh suatu penilaian rasional mengenai

pengorbanan dan manfaat. Salah satu akibatnya adalah tekanan untuk

mendeskriminilisasi pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai

moral yang berlaku. Tatanan hukum lalu lebih beradab, atau tepatnya

bahwa tatanan tersebut menjadi lebih santun, lebih menerima

keragaman budaya, tidak terlalu mudah menjadi kejam terhadap hal-

hal yang menyimpang dan eksentrik. Hal ini tidak lantas berarti bahwa

hukum melepaskan diri dan konsensus moral masyarakat. Ia hanya

lebih menemukan konsensus di dalam aspirasi-aspirasi yang umum

daripada di dalam norma perilaku yang spesifik, ia berusaha

mengklarifikasi nilai-nilai yang dipertaruhkan dalam tatanan moral,

sehingga akan membebaskan budaya dan tafsiran-tafsiran sempitnya.

2) Mendorong suatu pendekatan baru terhadap krisis-krisis ketertiban

umum yaitu suatu pendekatan yang berpusat pada masalah (problem

Page 79: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

centered) dan yang integratif secara sosial. Menurut hukum responsif

rekontruksi hubungan sosial dianggap sebagai sumber utama untuk

mencapai ketertiban umum. Dengan kata lain, hukum responsif dapat

lebih siap mengadopsi "paradigma politik" dalam meninterpretasikan

ketidakpatuhan dan ketidaktertiban. Paradigma tersebut menggunakan

suatu model pluralistik dari struktur kelompok di dalam masyarakat,

dan karenanya menekankan realitas dan meneguhkan legitimasi

konflik sosial. Ketidakpatuhan mungkin dapat dilihat sebagai

perbedaan pendapat, dan penyimpangan sebagai munculnya suatu gaya

hidup baru, kerusuhan tidak dianggap sebagai aksi massa yang tidak

masuk akal atau sekedar merusak namun dipuji karena relevansinya

sebagai proses sosial. Dengan jalan ini, seni negosiasi, diskusi, dan

kompromi secara politis dan juga sopan ikut dilibatkan.

Aliran hukum ini juga mengatakan bahwa "ideal pokok" hukum

resposif adalah legalitas. Bahwa kontinuitas dipertahankan, namun ideal

mengenai legalitas seharusnya tidak dikacaukan dengan pernak-pernik

"legalisasi", pengembangan peraturan dan formalitas prosedural. Pola-pola

birokratis yang diterima sebagai due process (dipahami sebagai "bidang

rintangan") atau sebagai akuntabilitas (dipahami sebagai dipenuhinya

peraturan-peraturan jabatan) merupakan hal yang asing bagi hukum

responsif. Ideal mengenai legalitas perlu dipahami secara lebih umum dan

dibebaskan dari formalisme. Berikut bagan tiga tipe hukum menurut Nonet

dan Selznick109

:

Tabel 1. 3 Tipe Hukum Menurut Nonet dan Selznick

Hukum Represif Hukum Otonom Hukum Responsif

Tujuan Hukum Ketertiban Legitimasi Kompetensi

Legitimasi Ketahanan sosial dan

tujuan Negara

Keadilan

prosedural

Keadilan subtantif

109

Ibid; hlm.19

Page 80: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Peraturan Keras dan rinci

namun berlaku

lemah terhadap

pembuat hukum

Luas dan rinci;

mengikat penguasa

maupun yang

dikuasai

Subordinat dari

prinsip dan

kebijakan

Pertimbangan Ad hoc;

memudahkan

pencapaian tujuan

dan bersifat

partikular

Sangat melekat

pada otoritas legal;

rentan terhadap

formalisme dan

legalisme

Purposif

(berorientasikan

tujuan); perluasan

kompetensi

kognitif

Diskresi Sangat

luas;oportunistik

Dibatasi oleh

peraturan;delegasi

yang sempit

Luas tetapi sesuai

dengan tujuan

Paksaan Ekstensif; dibatasi

secara lemah

Dikontrol oleh

batasan-batasan

hukum

Pencarian positif

bagi berbagai

alternatif, seperti

insentif, sistem

kewajiban yang

mampu bertahan

sendiri

Moralitas Moralitas

komunal;

moralisme

hukum;

moralitas

pembatasan

Moralitas

kelembagaan

yakni dipenuhi

dengan

integritas proses

hukum

Moralitas sipil;

moralitas

kerjasama

Politik Hukum

subordinat

terhadap politik

kekuasaan

Hukum

independen dari

politik;

pemisahan

kekuasaan

Terintegrasinya

aspirasi hukum

dan politik,

keberpaduan

kekuasaan

Harapan akan

Ketaatan

Tanpa syarat;

ketidaktaatan

dihukum sebagai

pembangkangan

Penyimpangan

peraturan yang

dibenarkan,

misalnya, untuk

menguji

validitas

undang-undang

atau perintah

Pembangkangan

dilihat dari aspek

bahaya

subtantif dipandang

sebagai

gugatan terhadap

legitimasi

Partisipasi Pasif; kritik

dilihat sebagai

ketidaksetiaan

Akses dibatasi

oleh prosedur

baku muncul

kritik atas

hukum

Aspek diperbesar

dengan integrasi

advokasi hukum

dan sosial

Page 81: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

H. Teori Prinsip Legalitas Lon L Fuller

Lon L. Fuller (1902-1978) berpandangan bahwa peran utama manusia

bukan akalnya dan juga bukan kemauannya, tetapi kemampuannya

berkomunikasi dengan orang lain110

. Dengan demikian tingkah laku manusia

dapat diarahkan dan apakah hal itu akan berhasil tergantung dari ketrampilan

mengarahkan dari orang yang menyusun peraturan.

Bertolak dari teori Fuller yang mengatakan bahwa hukum itu adalah

suatu ketrampilan, yaitu suatu seni111

. Dengan demikian dianalogikan dengan

seorang juru gambar maka seorang ―pembentuk hukum‖ haruslah seorang

ahli. Aturan hukum Fuller dapat dibandingkan dengan undang-undang

―alamiah‖ yang berlaku bagi arsitek, yang mengharapkan rumah yang harus

dibangun itu konstruksinya baik dan tepat untuk tujuannya seperti yang

direncanakan. Rumah tersebut harus menjadi rumah yang ―nyaman‖ bagi para

penghuninya, sehingga mereka dapat tinggal dengan senang. Dengan

pemikiran yang sama, pembuat peraturan harus menjaga bahwa stelsel hukum

yang dikonstruksikannya benfungsi dengan baik dan hal yang tidak boleh

dilupakan bahwa hukum haruslah tersedia untuk komunikasi yang lancar dan

menyenangkan bagi para warga negara112

.

Lon L. Fuller membedakan antara ―morality of duty‖ (eksternal) dan

―morality of aspiration‖ (internal)113

. Dengan demikian, menurut Fuller,

hukum memiliki arti ganda, yaitu ke luar hukum adalah suatu kewajiban,

sedangkan ke dalam, hukum itu adalah ―pekerjaan mencipta‖. Menurut

Fuller, untuk mengukur dan memberikan kualifikasi terhadap hukum sebagai

110

Thomas W. Strahan, The Natural Law Philosophy of Lon L. Fuller in Contrast to Roe v. Wadw

and Its Progeny, University Faculty for Life, Nebraska, 2007, hlm. 94

111 Kusnu Goesniadhie, Harmonization of Law, 1009, terdapat dalam

http://kgsc.wordpress.com/harmonization-of-law/

112 Colleen Murphy, Lon Fuller and The Moral Value of The Rule of Law, dalam Journal of Law

and Philisiphy (2005), Edisi 24, accepted on 15 january 2004, hlm. 254

113 Barry Macleod, Lon L. Fuller and The Enterprise of Law, Libertarian Alliance, London, 1995,

hlm. 2

Page 82: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

sistem hukum harus mengandung moralitas tertentu yang diletakkan

pada ‗eight negative criteria‘sebagai ‗principles of legality‘. Moralitas

tertentu yang dapat memungkinkan terjadinya hukum, disebutnya

sebagai ―internal morality‖hukum, ―…set out by Fuller as ‗eight ways to fail

to make law‘…‖. Disebutnya sebagai ―internal‖ sebab, ―… they are implicit

in the concept of law‖, dan sebagai ―morality‖ sebab, ―… they set up

standards for evaluating official conduct‖114

.

Eight negative criteria yang berfungsi sebagai principles of legality

(prinsip legalitas) Fuller yang diperlukan dalam suatu sistem hukum yang

baik adalah sebagai berikut:

1) The lack of rules or law, which leads to ad-hoc and inconsistent

adjudication.

Suatu sistem hukum harus berupa aturan umum, mengandung suatu

peraturan-peraturan, tidak boleh sekadar keputusan-keputusan yang

bersifat ad-hoc. Dalam hal ini akan ada aturan-aturan sebagai pedoman

dalam pembuatan keputusan. Perlunya sifat tentang persyaratan sifat

keumuman, artinya memberikan bentuk hukum kepada otoritas berarti

bahwa keputusan-keputusan otoritatif tidak dibuat atas suatu dasar ad hoc

dan atas dasar kebijakan yang bebas, melainkan atas dasar aturan-aturan

yang umum.

2) Failure to publicize or make known the rules of law.

Peraturan-peraturan yang telah dibuat harus dipublikasikan kepada

masyarakat luas. Aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi otoritas

tidak boleh dirahasiakan melainkan harus diumumkan. Seringkali

otoritas-otoritas cenderung untuk tidak mengumumkan aturan-aturan

dengan tujuan mencegah orang mendasarkan klaim-klaimnya atas aturan-

aturan tersebut, sehingga aturan-aturan tadi mengikat otoritas-otoritasnya

sendiri;

114

Lon L Fuller, The Morality of Law, dikutip dari Kusnu Goesniadhie, Loc Cit.

Page 83: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

3) Unclear or obscure legislation that is impossible to understand;

Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yang mudah

dimengerti. Hal ini sangat diperlukan sehingga tidak ada multi tafsir

terhadap suatu peraturan yang dikarenakan tidak jelasnya isi peraturan itu

sendiri.

4) Retroactive legislation; (aturan tak boleh berlaku surut)

Aturan-aturan harus dibuat untuk menjadi pedoman bagi kegiatan-

kegiatan di kemudian hari, artinya, hukum tidak boleh berlaku surut.

Peraturan yang berlaku surut akan merusak integritas peraturan yang

ditujukan untuk berlaku bagi waktu yang akan datang.

5) Contradictions in the law;

Suatu sistem hukum tidak boleh mengandung peraturan yang

bertentangan satu sama lain.

6) Demands that are beyond the power of the subjects and the ruled;

Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa

yang dapat dilakukan oleh pihak yang berkaitan dengannya. Dengan kata

lain, hukum tidak boleh memerintahkan sesuatu yang tidak mungkin

dilakukan;

7) Unstable legislation;

Dalam hukum harus ada ketegasan. Tidak boleh ada kebiasaan untuk

mengubah peraturan sehingga menyebabkan seseorang akan kehilangan

orientasi. Hukum tidak boleh diubah sewaktu-waktu.

8) Divergence between adjudication/administration and legislation

Harus ada konsistensi antara peraturan yang diundangkan dengan

pelaksanaan sehari-harinya. Dalam hal ini termasuk tindakan pejabat juga

harus konsisten dengan hukum yang berlaku.

Page 84: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

I. Penelitian yang Relevan

Hasil-hasil penelitian antara lain :

1. Penulisan Tesis, 2003 oleh Rita Susanti yang berjudul Pelaksanaan

Peraturan Rahasia Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 di Indonesia.

2. Penulisan Tesis, 2005 oleh Hartono yang berjudul Ketentuan Rahasia

Bank dan Tindak Pidana Pencucian Uang: Suatu Analisis Yuridis.

Kedua penelitian ini membahas terkait implementasi Rahasia Bank

yang ada di Indonesia dengan studi kasus bank-bank serta kaitannya dengan

tindak pidana pencucian uang. Perbedaan dengan penulisan ini bahwa

penulisan ini berkaitan dengan perbandingan pengaturan rahasia bank yang

ada di Indonesia dengan di Negara Swiss dan Singapura dengan kaitannya

pada usaha peningkatan cadangan devisa negara. Selain itu juga membahas

kelebihan dan kekurangan pengaturan rahasia bank yang ada di Indonesia

dikaitkan dengan teori-teori yang ada.

J. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran ini dibuat berdasarkan fenomena pentingnya

pengaturan Rahasia Bank dalam upaya peningkatan jumlah simpanan dari

luar negeri sehingga cadangan devisa negara dapat meningkat. Dalam

menjawab permasalahan menggunakan teori Stakeholder dan Teori

Legitimasi yang nantinya akan dikaitkan dengan teori Hukum Responsif.

Teori bermaksud meningkatkan cadangan devisa negara dengan menciptakan

pengaturan rahasia bank yang sesuai dengan melihat kelebihan dan

kekurangan pengaturan rahasia bank itu sendiri. Kerangka Pemikiran itu

dapat terlihat pada bagan sebagai berikut :

Page 85: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bank

Lembaga Intermediasi Lembaga Kepercayaan

Teori Mutlak (Absolute Theory) dan Teori Relatif (Relative Theory)

Rahasia Bank

Teori Stakeholder

Teori Legitimasi

Teori Hukum Responsif dari Philippe Nonet dan Philip Selznick

Teori Prinsip Legalitas Lon L Fuller

Teori Kontraktual

Harmonisasi Hukum

Rahasia Bank

Upaya peningkatan cadangan devisa negara

SINGAPURA

Kelebihan dan kekurangan

Pengaturan Rahasia Bank

di Indonesia

INDONESIA

UU No. 14 Tahun 1967 jo. UU

No.7 Tahun 1992 jo. UU No. 10

Tahun 1998 tentang Perbankan

UU No. 15 Tahun 2002 jo. UU

No. 25 Tahun 2003 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang

UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU

No. 20 Tahun 2001 tentang

Tindak Pidana Korupsi

UU No. 30 Tahun 2002 tantang

Komisi Pemberantas Tindak

Pidana Korupsi

Upaya Peningkatan Devisa Negara Melalui Pengaturan Rahasia Bank

SWISS

Swiss Federal Act on

Banks and Savings

Banks of 1934; Status

as of 1 January 2009

Swiss Civil Code of

1907

Swiss Federal Act on

Labour 1911

Singapore Banking Act

Cap 19, 2008 Rev Ed

Third Schedule of

Singapore Banking Act,

2008 Rev Ed

Singapore Monetary

Authority Act Cap 186,

1999 Rev Ed

Page 86: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah alat untuk mencari jawab dari suatu permasalahan115

. Agar

dapat dipercaya kebenarannya suatu penelitian ilmiah harus disusun dengan

menggunakan suatu metode yang tepat. Kata metode berasal dari Bahasa Inggris

―method‖, Bahasa Latin ―methodus‖, Bahasa Yunani ―methodos‖, dengan asal

kata ―meta‖ yang berarti sesudah atau di atas, dan ―hodos‖ yang berarti suatu

jalan atau suatu cara. Van Peursen menerjemahkan pengertian metode secara

harfiah, mula-mula metode diartikan sebagai suatu jalan yang harus ditempuh,

menjadi: penyelidikan atau penelitian berlangsung menurut suatu rencana

tertentu.116

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata metode berarti cara teratur

yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan

yang dikehendaki; atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Sedangkan penelitian merupakan terjemahan dari research – artinya

mencari; mencari jawaban117

, yakni suatu usaha untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan

secara metodologi dan sistematis. Metodologi berarti cara ilmiah untuk mencari

kebenaran, sedangkan sistematis berarti sesuai pedoman/ aturan penelitian yang

berlaku untuk karya ilmiah. Sedangkan Morris L. Cohen mendefinisikan

penelitian hukum sebagai berikut, ―Legal Research is the process of finding the

law that governs activities in human society. Selanjutnya Cohen menyatakan

bahwa, ―It involces locating both the rules which are enforced by the states and

commentaries which explain or analyze these rules.‖118

115

Setiono, Pemahaman Terhadap Metode Penelitian Hukum, Program Studi Ilmu Hukum Pasca

Sarjana UNS, Surakarta, 2005, hlm. 19

116 Johny Ibrahim, op.cit., hlm 25

117 Setiono, Loc. Cit.

118 Morris L. Cohen & Kent C. Olson, Legal Research, dikutip dari Peter Mahmud, op cit, hal 29

Page 87: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

A. Jenis Penelitian

Soetandyo Wignyosoebroto mengemukakan lima konsep hukum,

sebagimana yang dikutip oleh Setiono, konsep hukum tersebut yaitu:119

1. Hukum adalah asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan

berlaku universal.

2. Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundang-

undangan.

3. Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim in concreto dan

tersistematis sebagai judge made law.

4. Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis

sebagai variabel sosial yang empirik.

5. Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik para perilaku sosial

sebagimana tampak dalam interaksi antar mereka.

Penelitian dalam penulisan tesis ini dilakukan dengan mengikuti

pendapat Soetandyo Wignyosoebroto tentang lima konsep hukum di atas dan

sesuai dengan konsep hukum kedua yaitu hukum adalah norma-norma positif

di dalam sistem perundang-undangan hukum nasional. Dalam konsep

normatif, hukum adalah norma yang diidentikkan dengan keadilan yang harus

diwujudkan (ius constituendum), ataupun norma yang telah terwujudkan

sebagai perintah yang eksplisit dan secara positif telah terumus jelas (ius

constitutum) untuk menjamin kepastiannya.

Penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah

untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi

normatifnya. Logika keilmuan yang ajeg dalam penelitian hukum normatif

dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum

normatif yaitu ilmu hukum yang obyeknya hukum itu sendiri120

. Menurut

119

Setiono, op.cit., hlm. 30

120 Johny Ibrahim, op.cit., hlm. 57

Page 88: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Soerjono Soekanto, penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti

bahan pustaka atau data sekunder belaka dapat dinamakan penelitian hukum

normatif atau penelitian hukum kepustakaan121

.

Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis

normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-

undangan (statute-approach), pendekatan konsep (conceptual approach), dan

pendekatan perbandingan (comparative approach). Pendekatan perundang-

undangan dilakukan untuk meneliti aturan-aturan yang berkaitan dengan

pengaturan rahasia bank. Pendekatan konsep digunakan untuk memahami

konsep-konsep rahasia bank sehingga diharapkan penormaan dalam aturan

hukum tidak lagi memungkinkan ada pemahaman yang ambigu sehingga

dapat lebih meningkatkan devisa negara melalui jasa keuangan. Sedangkan,

pendekatan perbandingan dilakukan untuk melihat bagaimana negara lain

mengatur rahasia bank tersebut, terutama dari negara-negara yang telah

terbukti sukses melakukan pengaturan rahasia bank sehingga bisa

memberikan sumbangan yang cukup signifikan kepada peningkatan devisa

negara. Masukan dari badan hukum negara lain akan menjadi bahan analisis

terhadap apa yang sama dan apa yang mungkin berbeda dalam penormaan

aturan rahasia bank.

Penelitian normatif yang dilakukan juga disebut dengan penelitian

doktrinal yang dijelaskan oleh Terry Hutchinson sebagai berikut, ―Doctrinal

Research- Research which provides a systematic exposition of the rules

governing a particular legal category, analyses the relationship between

rules, explains areas of difficulty and, perhaps, predicts future

development.‖122

Dalam uraiannya tentang penelitian hukum doktrinal

(doctrinal research), Hutchinson menjelaskan bagaimana tipe dan cakupan

penelitian itu dilaksanakan sebagai berikut, ―Doctrinal research is library

based, focusing on reading and analysis of the primary and secondary

121

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum , UI-Press, Jakarta, 2001, hlm. 13-14

122 Terry Hutchinson, Researching and Writing in Law, dikutip dari Johny Ibrahim, op cit, hlm 44

Page 89: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

materials. The primary materials are the actual sources of the law-

legislation and case law. The secondary materias include the commentary of

law found in textbook and legal journals. Often, reference source such as

legal encyclopedias, case digest and case citators are needed to index and

access the primary sources.‖

Jika dilihat dari sifatnya, penelitian yang dilakukan termasuk penelitian

deskriptif. Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data

yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya123

.

Sedangkan menurut bentuknya penelitian ini merupakan penelitian diagnostik

yakni penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai

sebab-sebab terjadinya suatu gejala atau beberapa gejala124

, yang dalam hal

ini gejala tentang munculnya pengaturan tentang rahasia bank dan

mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pengaturan rahasia bank di

Indonesia dengan menganalisa pengaturan rahasia negara yang ada di

Indonesia, Swiss dan Singapura dalam upaya peningkatan cadangan devisa

negara.

B. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder,

yaitu data atau informasi hasil penelaahan dokumen penelitian serupa yang

pernah dilakukan sebelumnya, bahan kepustakaan seperti buku-buku, literatur,

koran, majalah, jurnal ataupun arsip-arsip yang sesuai dengan penelitian yang

akan dibahas.

Mengacu pendapat Soerjono Soekanto dalam menggunakan data

sekunder di bidang hukum ditinjau dari kekuatan mengikatnya dapat

dibedakan menjadi 3 (tiga), maka penulis menggunakan data sebagai

berikut:125

123

Ibid; hlm. 10

124 Setiono, op.cit., hlm. 5

125 Ibid; hlm. 19

Page 90: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

1. Bahan hukum primer, merupakan bahan hukum yang berkaitan langsung

dengan problematika penelitian, yang dalam hal ini adalah rahasia bank

dan devisa negara baik peraturan Indonesia, Swiss maupun Singapura.

Bahan hukum primer terdiri atas: Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia 1945, UU No. 14 Tahun 1967 jo. UU No.7 Tahun 1992 jo. UU

No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan UU No. 15 Tahun 2002 jo. UU

No. 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, UU No. 31

Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi,

UU No. 30 Tahun 2002 tantang Komisi Pemberantas Tindak Pidana

Korupsi, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)

Nomor 23 Tahun 1960, Surat Edaran Bank Indonesia

No.2/377/UPPB/Pb.B tanggal 11-9-1969, Surat Menteri Keuangan

Nomor R-29/MK/IV/1969 tertanggal 3-9-1969, Surat Menteri Keuangan

Nomor R-25/MK/IV/7/1969 tertanggal 24-7-1969, Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia No.27/118/KEP/DIR tanggal 25 Januari 1995,

Surat Edaran Nomor Direktur Jenderal Pajak SE-31/PJ.7/1990 tertanggal

7 Desember 1990, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor2/337/UPPB/PbB,

tanggal 11 September 1969, Swiss Federal Act on Banks and Savings

Banks of 1934; Status as of 1 January 2009, Swiss Civil Code of 1907,

Swiss Federal Act on Labour 1911, Singapore Banking Act Cap 19,

2008 Rev Ed, Third Schedule of Singapore Banking Act, 2008 Rev Ed,

dan Singapore Monetary Authority Act Cap 186, 1999 Rev Ed.

2. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang memberi

penjelasan terhadap bahan hukum primer, terdiri atas: buku-buku teks

(textbook) yang ditulis para ahli hukum yang berpengaruh (de herseende

leer), berbagai hasil penelitian, hasil penemuan ilmiah, dan artikel yang

berkaitan dengan pengaturan Rahasia Bank.

3. Bahan hukum tersier atau penunjang, yaitu bahan yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

dalam tesis ini penulis menggunakan bahan dari media internet, kamus

Page 91: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Black‘s Law Dictionary, kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

Dalam penulisan tesis ini penulis meneliti dengan studi kepustakaan,

adapun studi kepustakaan merupakan studi terhadap bahan-bahan hukum.

Secara singkat, studi kepustakaan dapat membantu penulis dalam berbagai

keperluan misalnya:126

1. Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang sejenis

dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

2. Mendapatkan metode, tehnik, atau cara pendekatan pemecahan

permasalahan yang digunakan sebagai sumber data sekunder.

3. Mengetahui historis dan perspektif dari permasalahan penelitiannnya.

4. Mengetahui informasi tentang cara evaluasi dan analisis data yang

digunakan.

5. Memperkaya ide-ide baru.

6. Mengetahui siapa saja peneliti lain di bidang yang sama dan siapa

pemakai hasilnya

C. Tehnik Pengumpulan Data

Sehubungan dengan jenis penelitian yang merupakan penelitian

normatif maka untuk memperoleh data yang mendukung, kegiatan

pengumpulan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengumpulan

(dokumentasi) data-data sekunder. Tehnik pengumpulan data dilakukan

dengan studi kepustakaan untuk mengumpulkan dan menyusun data yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

126

Rorry Hartono, Penerapan Informed Consent Pada Pelayanan Medik DL Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. Moewardi Surakarta, Tesis Pasca Sarjana UNS, 2007, hlm. 38

Page 92: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

D. Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data

dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan

jawaban terhadap permasalahan yang diteliti dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja, yang dalam hal ini analisis dilakukan secara logis, sistematis dan

yuridis normatif dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adapun yang

dimaksud dengan logis adalah pemahaman data dengan menggunakan prinsip

logika baik deduksi maupun induksi. Dalam penulisan ini menggunakan

prinsip logika deduksi yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan

yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang dihadapi.

Dalam hal ini permasalahan yang bersifat makro atau umum yaitu

tentang perbandingan pengaturan Rahasia Bank di Indonesia, Swiss, dan

Singapura, sedangkan permasalahan yang bersifat mikro atau khusus yaitu

kekurangan dan kelebihan pengaturan Rahasia Bank di Indonesia. Data yang

diperoleh dalam penulisan ini bersifat kualitatif, maka analisis dalam

penulisan ini adalah analisis data kualitatif dengan pendekatan masalah yaitu

Statute Approach (Pendekatan Perundang-undangan). Dalam hal ini suatu

penelitian normatif tentu harus menggunakan pendekatan perundang-

undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang

menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian. Dalam pendekatan ini

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut127

:

1. Comprehensive

Norma-norma hukum yang ada di dalamnya terkait antara satu dengan

yang lain secara logis.

2. All-inclusive

Kumpulan norma hukum tersebut cukup mampu menampung

permasalahan hukum yang ada, sehingga tidak ada kekurangan hukum.

127

Johnny Ibrahim, op.cit., hlm. 303

Page 93: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

3. Systematic

Di samping bertautan antara satu dengan yang lain, norma-norma hukum

tersebut juga tersusun secara hierarkis.

Selain itu untuk mendapatkan analisis hukum yang dihasilkan oleh

suatu penelitian hukum yang normatif yang menggunakan pendekatan

perundang-undangan, akan lebih akurat bila dibantu dengan pendekatan

perbandingan (Comparative Approach)128

. Munculnya UU No. 10 Tahun

1998 tentang Perbankan yang dalam pasal 40 mengatur terkait Rahasia Bank

diperlukan adanya konsep hukum pelaksanaan yang mengatur Rahasia Bank.

Hal tersebut juga muncul dikarenakan kebutuhan dari pemerintah dan

masyarakat agar jumlah dana yang disimpan baik dari dalam maupun luar

negeri di bank-bank dalam negeri meningkat sehingga dapat membantu

meningkatkan jumlah cadangan devisa negara.

Selain itu penulis juga menggunakan Comparative Approach yang

menurut Van Apeldorn (dalam Peter Mahmud) bahwa perbandingan hukum

merupakan suatu ilmu bantu bagi ilmu hukum dogmatik dalam arti untuk

menimbang dan menilai aturan-aturan hukum dan putusan-putusan

pengadilan yang ada dengan sistem hukum lain.129

Disamping itu studi

perbandingan hukum merupakan kegiatan untuk membandingkan hukum

suatu negara dengan hukum negara lain dari suatu waktu tertentu dengan

hukum waktu yang lain130

. Sehingga berkaitan dengan Pasal 40 UU No. 10

tahun 1998 tentang Perbankan, maka dalam pengaturan rahasia bank di

Indonesia perlu adanya perbandingan dengan pengaturan hukum yang ada di

negara lain karena hal tersebut dapat digunakan untuk rekomendasi

penyusunan hukum yang lebih sempurna.

Perbandingan yang dilakukan adalah berbagai peraturan yang mengatur

mengenai rahasia bank di Indonesia, Swiss dan Singapura. Peraturan

128

Ibid., hlm. 305

129 Peter Mahmud, op.cit., hlm. 133

130 Ibid; hlm. 133

Page 94: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Indonesia yang diperbandingkan adalah UU No. 14 Tahun 1967 jo. UU No.7

Tahun 1992 jo. UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan UU No. 15 Tahun

2002 jo. UU No. 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, UU

No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana

Korupsi dan UU No. 30 Tahun 2002 tantang Komisi Pemberantas Tindak

Pidana Korupsi. Peraturan berkaitan dengan rahasia bank di Swiss yang

diperbandingkan adalah Swiss Federal Act on Banks and Savings Banks of

1934; Status as of 1 January 2009, Swiss Civil Code of 1907 dan Swiss

Federal Act on Labour 1911. Sedangkan peraturan mengenai rahasia bank di

Singapura yang diperbandingkan adalah Singapore Banking Act Cap 19,

2008 Rev Ed, Third Schedule of Singapore Banking Act, 2008 Rev Ed, dan

Singapore Monetary Authority Act Cap 186, 1999 Rev Ed.

Page 95: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengaturan Rahasia Bank di Indonesia Berkaitan dengan Upaya

Peningkatan Cadangan Devisa Negara

a. Dasar Hukum Berlakunya Rahasia Bank

Berdasarkan penelitian kepustakaan tidak ditemui adanya

peraturan perundang-undangan Indonesia yang mengatur masalah

rahasia bank sebelum tahun 1960. Walaupun demikian terdapat

pendapat yang menyatakan bahwa sesuai dengan prinsip konkordansi,

maka ketentuan rahasia bank yang ada di negeri Belanda sebagai negeri

yang menjajah Indonesia dapat diberlakukan di Indonesia sebagai

negeri jajahannya. Setelah merdeka, peraturan dari negeri Belanda

tersebut berdasarkan ketentuan Pasal II Aturan Peralihan Undang-

undang Dasar 1945 yang mengatakan bahwa masih berlaku sampai

diadakannya ketentuan mengenai masalah rahasia bank ini.

Sebelum tahun 1964 diketahui bahwa di Negeri Belanda tidak

memiliki undang-undang atau ketentuan tertulis lainnya yang mengatur

tentang kewajiban bank untuk merahasiakan keterangan tentang

nasabahnya, Tetapi ditahun 1964 Asosiasi Perbankan Belanda membuat

suatu ketentuan mengenai rahasia bank ini di mana bank memiliki

kewajiban bank untuk merahasiakan itu didasarkan pada ―General

Conditions‖ yang disusun oleh Asosiasi Perbankan Belanda.131

Sebelum tahun 1960 jumlah bank tidak banyak dan kesadaran

masyarakat untuk menggunakan jasa bank (bank mindedness) dan usaha

bank belum begitu maju, lagi pula masalah rahasia bank ini belum

131

Yunus Husein, op.cit., hlm. 191

Page 96: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

menonjol, sehingga belum memerlukan pengaturan secara tertulis.

Kekosongan pengaturan rahasia bank tersebut diisi dengan kelaziman

yang berlaku, dan demikian pula halnya dengan perjanjian antara bank

dan nasabah. Pada priode sebelum tahun 1960 ini ditemukan adanya

masalah rahasia bank antara tahun 1857-1858. Pada waktu itu, Kantor

besar jawatan pajak (sebelum bernama Direktorat Jenderal Pajak)

mengeluarkan ketentuan mengenai keharusan setiap bank untuk

melaporkan kegiatan bank dengan nasabahnya kepada Kantor Inspeksi

Keuangan (nama kantor daerah sebagai pelaksana dari instansi

perpajakan pusat yang sejak tahun 1970 bernama Inspeksi Pajak).

Kewajiban tersebut menggoyahkan usaha perbankan karena banyaknya

penarikan dana dari bank oleh nasabah. Sebagian dari nasabah bank

tersebut ketakutan karena dengan adanya ketentuan tersebut maka

semua simpanan mereka akan diketahui oleh petugas pajak (fiskus).132

Oleh sebab itulah maka di dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 23 Tahun 1960 dibuat

ketentuan berikut:

Bank tidak boleh memberikan keterangan tentang keadaan

keuangan langganannya yang tercatat padanya dan hal-hal lain

yang harus dirahasiakan oleh bank menurut kelaziman dalam dunia

perbankan, kecuali dalam hal yang ditentukan pada Pasal 3 yang

mengatakan bahwa :

1. Menteri Keuangan atas permintaan tertulis dari Kepala Jawatan

Pajak berwenang untuk memerintahkan kepada bank, supaya

memberikan keterangan-keterangan dan memperlihatkan buku-

buku, bukti-bukti tertulis atau surat-surat kepada pejabat pajak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Ordonansi Pajak

Pendapatan 1944, Pasal 54a Ordonansi Pajak Kekayaan 1932,

Pasal 43a Ordonansi Pajak Perseroan 1925, Pasal 16 Peraturan

Pajak Deviden 1959. Permintaan tersebut di atas harus

menyebutkan wajib pajak yang dikehendaki keterangannya.

2. Permintaan tertulis tersebut di atas harus menyebutkan wajib

pajak yang dikehendaki keterangannya.

3. Untuk kepentingan peradilan dalam perkara tindak pidana

Menteri Pertama dapat member izin kepada Jaksa/ Hakim untuk

132

Ibid; hlm. 191-192

Page 97: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

meminta kepada bank keterangan tentang keadaan keuangan

tersangka/ terdakwa.

Izin diberikan secara tertulis atas permintaan Jaksa Agung apabila

yang memerlukan keterangan adalah jaksa, dan atas permintaan

Ketua Mahkamah Agung apabila hakim yang memerlukan

keterangan-keterangan itu. Apabila yang memerlukan keterangan

adalah jaksa, maka harus disebutkan nama tersangka sebab-sebab

keterangan diminta dan hubungan antara pidana yang bersangkutan

dengan keterangan-keterangan yang diminta oleh peraturan ini.133

Ketentuan rahasia bank yang berlaku di Indonesia sekarang ini,

merupakan bagian dari ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun1992

sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-undang nomor 10 Tahun

1998 tentang Perbankan, begitu juga pada Undang-undang Perbankan

sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang

Pokok-pokok Perbankan, pada bab VII, yaitu dalam Pasal 36 dan Pasal

37134

. Ketentuan rahasia bank tersebut pada masa Undang-Undang

Perbankan Tahun 1967 ini dilengkapi dengan penafsiran yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang dituangkan dalam Surat Edaran

Bank Indonesia Nomor2/337/UPPB/PbB, tanggal 11 September 1969

Penafsiran tentang pengertian rahasia bank yang mengatakan sebagai

berikut:

1) Keadaan keuangan nasabah yang tercatat padanya, ialah keadaan

mengenai keuangan yang tercatat pada bank yang meliputi segala

simpanan yang tercantum dalam semua pos-pos pasiva, dan segala

pos-pos aktiva yang merupakan pemberian kredit dalam pelbagai

macam bentuk kepada yang bersangkutan.

2) Hal-hal lain yang harus dirahasiakan oleh bank menurut kelaziman

dalam dunia perbankan, ialah segala keterangan orang, dan badan

yang diketahui oleh bank karena kegiatan usahanya sebagaimana

133

Lihat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 23 tahun 1960

134 Thomas Suyatno,dkk Kelembagaan Perbankan. cetakan ketiga, PT.SUN, Jakarta, 2005, hlm.

104

Page 98: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

dimaksud dalam Pasal 23 Undang-Undang No 14 Tahun 1967

tentang Pokok-pokok Perbankan.135

Pada masa berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967

tentang Pokok-pokok Perbankan, pemeriksaan pajak terhadap wajib

pajak lembaga keuangan tidak dapat dilakukan secara tuntas, hal ini

disebabkan karena penegasan Direktur Jenderal Pajak dengan Surat

Edaran Nomor SE-31/PJ.7/1990 tertanggal 7 Desember 1990 perihal

pemeriksaan terhadap bank. Surat ini pada intinya mengatakan bahwa

ketentuan pemeriksaan terhadap bank sebagai wajib pajak, di mana di

dalam pemeriksaan pajak tidak diperkenankan untuk memeriksa catatan

dan dokumen mengenai rekening para nasabah bank yang bersangkutan,

khusus mengenai:

1) Perkembangan Deposito, tabungan, rekening giro, dan rekening

lainnya dari para nasabah;

2) Rincian bunga yang diterima dan atau yang dibayarkan oleh bank.

Setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, maka peraturan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi,

begitu pula dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang

Pokok-pokok Perbankan dinyatakan tidak berlaku lagi. Ketentuan

mengenai rahasia bank pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Perbankan merupakan penyempurnaan, meskipun kenyataannya

masih belum terwujud dengan baik.

Dari ketentuan yang ada di dalam Undang-Undang nomor 7

Tahun 1992 tentang Perbankan ternyata dirasakan belum jelas dan rinci,

apa dan bagaimana kerahasiaan bank yang sesuai dengan kondisi

hukum dan perkembangan perbankan Indonesia. Hal tersebut dirasakan

karena belum adanya peraturan pelaksana lainnya seperti peraturan

pemerintah mengenai kerahasiaan bank. Adanya keadaan belum

lengkapnya peraturan perundang-undangan yang mengatur kerahasiaan

135

Muhamad Djumhana. 2, Rahasia Bank Ketentuan dan Penerapannya di Indonesia, PT. Citra

Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 137

Page 99: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

bank serta belum jelasnya ketentuan rahasia bank pada perundang-

undangan ada, lebih memungkinkan lagi digunakannya cara penafsiran

perundang-undangan. Setelah keluarnya Undang-undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan masalah kerahasiaan bank dianggap

telah lebih baik dan jelas dari pada ketentuan yang terdapat didalam

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.136

Pada kurun waktu tahun 1969 pemerintah telah tiga kali

mengeluarkan penafsiran resmi tentang Rahasia Bank seperti yang

tertuang dalam:

1) Surat Menteri Keuangan Nomor R-25/MK/IV/7/1969 tertanggal

24-7-1969;

2) Surat Menteri Keuangan Nomor R-29/MK/IV/1969 tertanggal 3-9-

1969;

3) Surat Edaran Bank Indonesia No.2/377/UPPB/Pb.B tanggal 11-9-

1969;

Dalam surat-surat tersebut pada dasarnya menjelaskan kata-kata

―hal-hal lain yang harus dirahasiakan oleh Bank menurut kelaziman

dalam dunia perbankan‖ antara lain:

1) Pemberian pelayanan dan jasa dalam lalu lintas uang, baik dalam

maupun luar negeri;

2) Mendiskontokan dan jual-beli surat-surat berharga;

3) Pemberian kredit.137

Ketentuan mengenai rahasia bank dalam Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1992 tentang Perbankan diatur pada Bab VII dari Pasal 40

sampai dengan Pasal 45, sedangkan di dalam undang-undang perbankan

yang berlaku saat ini yaitu Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang

merupakan perubahan terhadap Undang-undang tentang perbankan

136

Ibid; hlm. 137-138

137 Rasjim Wiraatmaja, ―Ketentuan Baru Rahasia Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun

1998 serta dampaknya terhadap perbankan di Indonesia dan kejahatan ekonomi‖, dalam Jurnal

Hukum Bisnis, Vol. 8, 1999, hlm. 18

Page 100: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

sebelumnya yakni Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 diatur dalam

Pasal 40 sampai dengan Pasal 45.

Adapun Pasal yang mengatur tentang rahasia bank dalam

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah Pasal

40 yang berbunyi:

1. Bank dilarang memberikan keterangan yang tercatat pada bank

tentang keadaan keuangan dan hal lain-lain dari nasabahnya,

yang wajib dirahasiakan oleh bank menurut kelaziman dalam

dunia perbankan, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44.

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula

bagi pihak terafiliasi.

Di dalam penjelasan Pasal 40 khususnya pada ayat (1) dikatakan

bahwa dalam hubungan ini yang menurut kelaziman wajib dirahasiakan

oleh bank adalah seluruh data dan informasi mengenai segala sesuatu

yang berhubungan dengan keuangan, dan hal lain-lain dari orang, dan

badan yang diketahui oleh bank karena kegiatan usahanya. Kerahasiaan

ini diperlukan untuk kepentingan bank sendiri yang memerlukan

kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank.

Masyarakat hanya akan mempercayakan uangnya pada bank atau

memanfaatkan jasa bank apabila dari bank ada jaminan bahwa

pengetahuan bank tentang simpanan dan keadaan keuangan nasabah

tidak disalahgunakan. Dengan adanya ketentuan tersebut ditegaskan

bahwa bank harus memegang teguh rahasia bank. Walaupun demikian

pemberian data dan informasi kepada pihak lain dimungkinkan, yaitu

berdasarkan Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44.138

Setelah keluarnya Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan sebagai perubahan dari Undang-undang Nomor 7 tahun 1992

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790), maka

secara otomatis Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 ini tidak berlaku

138

Lihat Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, khususnya Pasal 40

Page 101: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

lagi, dimana undang-undang perbankan yang baru yakni Undang-

undang Nomor 10 Tahun 1998 memberikan penambahan-penambahan

pasal tentang rahasia bank.

Pasal 40 berbunyi:

(1) Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah

penyimpan dan simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal

44, dan Pasal 44A.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 berlaku pula

bagi Pihak yang terafiliasi.

Pasal 41 berbunyi:

(1) Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia atas

permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan

perintah tertulis kepada bank agar memberikan keterangan dan

memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai

keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat

pajak.

(2) Perintah tertulis sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)

harus menyebutkan nama pejabat pajak dan nama nasabah wajib

pajak yang dikehendaki keterangannya.

Pasal 42A berbunyi:

(1) Untuk penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada

Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/ Panitia Urusan

Piutang Negara, Pimpinan Bank Indonesia memberikan izin

kepada pejabat Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/

Panitia Urusan Piutang Negara untuk memperoleh keterangan

dari bank mengenai simpanan Nasabah Debitur.

(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan secara

tertulis atas`permintaan tertulis dari Kepala Badan Urusan

Piutang dan Lelang Negara/Ketua Panitia Urusan Piutang

Negara.

(3) Permintaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus

menyebutkan nama dan jabatan Badan Urusan Piutang dan

Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara, nama Nasabah

Debitur yang bersangkutan dan alasan diperlukannya keterangan.

Pasal 42 berbunyi:

(1) Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, Pimpinan

Bank Indonesia dapat memberikan izin kepada polisi, jaksa atau

hakim untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai

simpanan tersangka atau terdakwa pada bank.

Page 102: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan secara

tertulis atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Republik

Indonesia, Jaksa Agung, atau Ketua Mahkamah Agung.

(3) Permintaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) harus

menyebutkan nama dan jabatan polisi, jaksa atau hakim, nama

tersangka/ terdakwa, alasan yang diperlukannya keterangan dan

hubungan perkara pidana yang bersangkutan dengan keterangan

yang diperlukan.

Pasal 42A berbunyi:

―Bank wajib memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 41, Pasal 42A dan Pasal 42‖

Pasal 43 berbunyi:

―Dalam perkara perdata antar bank dengan nasabahnya, Direksi

bank yang bersangkutan dapat menginformasikan kepada

pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah yang bersangkutan

dan memberikan keterangan lain yang relevan dengan perkara

tersebut.‖

Pasal 44 berbunyi:

(1) Dalam tukar-menukar informasi antar bank, Direksi bank dapat

memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank

lain.

(2) Ketentuan mengenai tukar-menukar informasi sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Bank Indonesia.

Pasal 44A berbunyi:

(1) Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari Nasabah

Penyimpan yang dibuat secara tertulis bank wajib memberikan

keterangan mengenai simpanan Nasabah Penyimpan pada bank

yang bersangkutan kepada pihak yang ditunjuk oleh Nasabah

Penyimpan tersebut.

(2) Dalam hal Nasabah Penyimpan telah meninggal dunia, ahli

waris yang sah dari Nasabah Penyimpan yang bersangkutan

berhak memperoleh keterangan mengenai simpanan Nasabah

Penyimpan tersebut.

Pasal 45 berbunyi:

―Pihak yang merasa dirugikan oleh keterangan yang diberikan oleh

bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43

dan Pasal 44, berhak untuk mengetahui isi keterangan tersebut dan

Page 103: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

meminta pembetulan jika terdapat kesalahan dalam keterangan

yang diberikan.‖

b. Batasan Rahasia Bank

Pengaturan rahasia bank di Indonesia untuk pertama kali

dilakukan pada tahun 1960 dengan keluarnya Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 23 Tahun 1960 tentang

Rahasia Bank,139

yang dilanjutkan dengan dikeluarkannya Undang-

Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan diubah dengan

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Adapun prinsip atau teori yang

mendasari ketentuan rahasia bank di Indonesia adalah prinsip atau teori

nisbi, dimana di dalam prinsip atau teori nisbi ini memungkinkan

pemberian data dan informasi yang menyangkut tentang kerahasiaan

bank kepada pihak lain.

Pasal 1 angka 28 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang

Perbankan menyebutkan bahwa: ‖rahasia bank adalah segala sesuatu

yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpanan

dan simpanannya‖.

Sedangkan menurut pasal 1 angka 16 Undang-undang Nomor 7

Tahun 1992, ‖rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan keuangan dan hal-hal lain dari nasabah bank yang menurut

kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan.‖ Undang-undang ini

dapat dikatakan menganut kerahasiaan bank yang lebih luas dibanding

dengan yang dianut oleh Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, sebab

yang dilindungi bukan hanya keterangan dan keadaan keuangan

nasabah penyimpan dana dan simpanannya saja melainkan juga

keterangan dan keadaan keuangan nasabah debitur atau pinjamannya.

139

Yunus Husein. 1, Rahasia Bank Privasi Versus Kepentingan Umum, Program Pasca Sarjana

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 193

Page 104: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Berdasar ketentuan di atas, maka kita bisa mengetahui bahwa

ruang lingkup rahasia bank dipersempit atau dibatasi, yakni

menyangkut:140

1. Keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Ini

tidak termasuk keterangan mengenai nasabah debitor dan

pinjamannya;

2. Kewajiban pihak bank dan pihak terafiliasi untuk merahasiakan

keterangan tersebut, kecuali hal itu tidak dilarang oleh undang-

undang;

3. Situasi tertentu dalam mana informasi mengenai nasabah

penyimpan dan simpanan boleh saja dibeberkan oleh pihak yang

terkena larangan jika informasi tersebut tergolong pada informasi

yang dikecualikan atau informasi nasabah penyimpan dan

simpanan yang tidak termasuk dalam kualifikasi rahasia bank.

Berkaitan dengan lingkup yang wajib dirahasiakan berkenaan

dengan berlakunya ketentuan rahasia bank mengenai perahasiaan

indentititas nasabah bank oleh bank, rumusan Pasal 40 Undang-Undang

No. 10 Tahun 1998, secara eksplisit menyebutkan bahwa lingkup

rahasia bank adalah menyangkut bukan saja simpanan nasabah tetapi

juga (identitas) Nasabah Penyimpan yang memiliki simpanan itu.

Bahkan dalam rumusan Pasal 40 itu, ―Nasabah Penyimpan‖ disebut

lebih dahulu daripada ―Simpanannya‖. Nampaknya dalam pikiran

pembuat Undang-Undang, justru identitas Nasabah Penyimpannya lebih

penting daripada Simpanannya. Atau mungkin pula dalam pikiran

pembuat Undang-Undang, ―Nasabah Penyimpan‖ sengaja disebut lebih

dahulu daripada ―Simpanannya‖, untuk menekankan bahwa

merahasiakan identitas Nasabah Penyimpannya sama pentingnya

dengan merahasiakan Simpanannya.

140

Rachmadi Usman, opcit, hlm. 154

Page 105: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

c. Pihak-pihak yang Berkaitan dengan Rahasia Bank

Menyangkut rahasia bank terkait pula pihak-pihak yang

berhubungan dengan bank tersebut baik secara langsung maupun tidak

langsung, pihak yang secara langsung yaitu mereka yang bekerja atau

mempunyai hubungan erat dengan bank seperti anggota komisaris.

Adapun pihak yang secara tidak langsung yaitu mereka yang

mempunyai keterikatan dengan kegiatan bank seperti konsultan

hukumnya, akuntan publiknya dan pihak jasa penilai (appraisal).

Mereka semua terikat pada rahasia jabatannya. Menurut ketentuan Pasal

47 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pihak-pihak yang

berkewajiban merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan

dan simpanannya me1iputi: anggota dewan komisaris, direksi, pegawai

bank, atau pihak terafilasi lainnya dari bank.

Untuk mengetahui pemikiran pembentuk undang-undang

mengenai pasal tersebut, perlu diperhatikan penjelasan Pasal 40 ayat (1)

dinyatakan, "Apabila nasabah bank merupakan nasabah penyimpan

yang sekaligus juga sebagai nasabah debitur, bank wajib tetap

merahasiakan keterangan tentang nasabah dalam kedudukannya sebagai

nasabah penyimpan. Apabila keterangan mengenai nasabah selain

nasabah penyimpan, bukan merupakan keterangan yang wajib

dirahasiakan bank".

Mengenai siapa yang dimaksudkan sebagai pihak yang

terafiliasinya ditentukan di dalam Pasal 1 ayat (22) Undang-Undang

No. 10 Tahun 1998. Menurut Pasal 1 ayat (22) tersebut yang

dimaksudkan dengan ―pihak terafiliasi‖ ialah:

1. anggota dewan komisaris, pengawas, pengelola atau kuasanya,

pejabat, atau karyawan bank;

2. anggota pengurus, pengawas, pengelola, atau kuasanya, Pejabat

atau karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum

koperasi sesuai dengan peraturan perUndang-Undangan yang

berlaku;

Page 106: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

3. pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan

publik, penilai, konsultan hukum, dan konsultan lainnya;

4. pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta

mempengaruhi pengelolaan bank, antara lain pemegang saham dan

keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas, keluarga

direksi, keluarga pengurus.

Jadi yang dimaksudkan oleh Pasal 47 dengan pihak terafiliasi

lainnya ialah selain anggota dewan komisaris, direksi dan pegawai bank

yakni siapapun yang memberikan jasanya kepada bank (seperti akuntan

publik dan konsultan dan pemegang saham dan keluarganya serta

keluarga pengurus bank) dengan penjelasan sebagai berikut:

a) Pemegang Saham

Para pemegang saham bank adalah pemilik bank dan sebagai

pengurus bank. Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

ditentukan para pemegang saham bank sebagai pihak terafiliasi dari

bank yang berkewajiban memegang rahasia bank. Ini berarti mereka

sebagai pemilik dan pengurus bank dapat memperoleh keterangan

dari pihak bank mengenai nasabah penyimpan dana. Menurut Pasal

47 ayat 2 jo. Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

dihubungkan dengan Pasal 1 ayat (22), para pemegang saham bank

menurut penilaian Bank Indonesia merupakan salah satu pihak yang

turut serta mempengaruhi pengelolaan suatu bank. Dalam hal ini

mereka terlibat sebagai pihak terafiliasi bagi suatu bank dan berlaku

kewajiban untuk merahasiakan hal-hal yang berkaitan dengan

ketentuan rahasia bank. Ini berarti, menurut penilaian Bank

Indonesia para pemegang saham turut serta mempengaruhi dalam

pengelolaan bank sehingga pemegang saham bank dapat mengetahui

secara rinci nasabah penyimpan dan simpanannya. Menurut

ketentuan Anggaran Dasar Bank, Rapat Umum Pemegang Saham

sebagai pemegang kekuasaan tertinggi mempunyai kekuasaan untuk

Page 107: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

meminta kepada direksi atau dewan komisaris bank yang

bersangkutan agar mengungkapkan keterangan mengenai nasabah

penyimpan dan simpanannya.

Semua keterangan yang berkaitan dengan nasabah penyimpan

dan simpanannya bersifat rahasia dan tidak dapat diungkapkan oleh

para pemegang saham bank tersebut kepada pihak lain. Hal itu

berarti pemegang saham bank termasuk sebagai pihak yang

mempunyai kewajiban memegang teguh rahasia bank.

b) Pihak Pemberi Jasa Bagi Bank

Seperti diuraikan dalam Pasal 1 ayat (22), salah satu pihak

terafiliasi diantaranya pihak yang memberikan jasanya kepada bank

yang meliputi akuntan publik, penilai, konsultan hukum, dan

konsultan lainnya. Sebagai contoh, pernyataan pendapat akuntan

publik mengenai wajar atau tidaknya suatu laporan keuangan untuk

menentukan tingkat kepercayaan dari pembaca atas data yang

disajikan dalam laporan keuangan, dalam hal ini perusahaan sebagai

nasabah penyimpan dana.141

Akuntan publik yang ditunjuk oleh

Badan Pembinaan dan Pengawasan Pasar Modal melakukan

pemeriksaan atas simpanan nasabah penyimpan yang terdapat pada

bank-bank tertentu. Selain itu, ketentuan Pasal 31 dan Pasal 31A

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyatakan Bank Indonesia

melakukan pemeriksaan terhadap bank baik secara berkala maupun

setiap waktu jika diperlukan. Hal ini berarti bahwa Bank Indonesia

dapat menugasi akuntan publik untuk dan atas nama Bank Indonesia

melaksanakan pemeriksaan terhadap bank. Selanjutnya, dijelaskan

dalam Pasal 33 ayat (1) bahwa laporan pemeriksaan bank

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan Pasal 31A bersifat

rahasia. Dengan demikian akuntan tidak berwenang untuk

141

Sumartoro. Pengantar tentang Pasar Modal di Indonesia. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, hlm.

100

Page 108: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

mengumumkan hasil audit kepada masyarakat. Akuntan pun tidak

berwenang untuk menilai hasil auditnya benar atau salah.

Berikutnya peranan konsultan hukum diperlukan jika terdapat

masalah sengketa hukum atau harus diselesaikan di pengadilan.

Peranan konsultan hukum sangat menentukan dalam kegiatan pasar

modal karena konsultan hukum juga sebagai lembaga penunjang

pasar modal. Peranan tersebut diperlukan dalam rangka

mempersiapkan emisi saham dan obligasinya, diantaranya meneliti

dokumen-dokumen yang melindungi harta kekayaan perusahaan

termasuk dana nasabah penyimpan. Sebagai contoh, kerja sarna

perolehan pinjaman, perdagangan, royalti, dan termasuk perjanjian

antara perusahaan dengan lembaga perbankan.

Pihak terafiliasi berikutnya adalah penilai. Kebijakan

pemerintah di bidang pasar modal telah menuntut peranan

perusahaan penilai makin lama makin menonjol manfaatnya sejalan

dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jasa penilai diperlukan

dalam lingkup kepentingan yang luas. Penilaian dilakukan tidak saja

terhadap aktiva tetap, tetapi juga aktiva tidak tetap. Penilai sebagai

suatu keahlian bersifat bebas dan objektif jasanya banyak diminta

oleh berbagai perusahaan.142

Perusahaan melakukan penilaian atas

kekayaannya, termasuk kenaikan nilai kekayaan perusahaan tersebut,

seperti nilai simpanan perusahaan pada suatu bank tertentu.

c) Keluarga pengelola Bank

Dalam Pasal 1 ayat 22d pihak yang menurut penilaian Bank

Indonesia turut serta mempengaruhi bank adalah pemegang saham

dan keluarganya, keluarga komisaris, pengawas, direksi dan

pengurus termasuk sebagai pihak terafiliasi untuk memegang teguh

rahasia bank. Rahasia bank merupakan salah satu unsur yang harus

dimiliki oleh setiap bank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat

142

Ibid; hlm. 104

Page 109: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

yang mengelola dana masyarakat walaupun tidak seluruh aspek yang

ditatausahakan bank merupakan hal-hal yang dirahasiakan.

Keluarga pengelola bank termasuk pihak terafiliasi karena

keluarga sebagai pihak yang terdekat dalam berkomunikasi,

kemungkinan terjadi kebocoran informasi mengenai rahasia bank

termasuk nama dan alamat nasabah.

d. Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank

1) Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank dalam Undang-undang

Perbankan

Pengecualian dalam hal rahasia bank secara perundang-

undangan tercantum dalam Pasal 40 ayat (1) UU No. 10 tahun 1998

tentang Perbankan, yang menyebutkan bahwa bank wajib

merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan

simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana diatur dalam Pasal 41,

Pasal 42A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44 dan Pasal 44A sebagaimana

berikut ini:

a) Untuk kepentingan perpajakan (Pasal 41)

Pasal 41 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan mengatakan bahwa untuk kepentingan perpajakan,

Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan

berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada bank agar

memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis

serta surat-surat mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan

tertentu kepada pejabat pajak.

Dalam pasal 41 ayat (1) unsur-unsur yang wajib dipenuhi untuk

pembukaan atau pengungkapan rahasia bank adalah sebagai

berikut:

a. Pembukaan Rahasia Bank itu untuk kepentingan perpajakan

Page 110: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

b. Pembukaan Rahasia Bank itu atas permintaan tertulis Menteri

Keuangan

c. Pembukaan Rahasia Bank itu atas perintah tertulis Pimpinan

Bank Indonesia

d. Pembukaan Rahasia Bank itu dilakukan oleh Bank dengan

memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti

tertulis serta surat-surat mengenai keadaan keuangan

Nasabah Penyimpan yang namanya disebutkan dalam

permintaan tertulis Menteri Keuangan

e. Keterangan dengan bukti-bukti tertulis mengenai keadaan

keuangan Nasabah Penyimpan tersebut diberikan kepada

pejabat pajak yang namanya disebutkan dalam perintah

tertuils Pimpinan Bank Indonesia.

Pengecualian untuk kepentingan perpajakan bagi kerahasiaan

bank yang diatur dalam pasal 41 ayat (1) tersebut merupakan

paksaan hukum demi kepentingan umum, yaitu kepentingan

negara serta kepentingan masyarakat.

Pembukaan rahasia bank ini dilakukan untuk keperluaan

pemerikasaan dan penyidikan perpajakan, maka pembukaannya

harus ada permintaan tertulis dari Menteri Keuangan sebagaimana

dimaksud Pasal 40 ayat (1). Adapun mengenai keperluan untuk

menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan lainnya maka tidak diperlukan permintaan. Hal

demikian didasarkan kepada ketentuan Pasal 35 ayat (1) dan (2)

berikut penjelasannya dari Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994,

yaitu untuk kepentingan menjalankan peraturan perundang-

undangan pajak, pihak pajak dapat langsung meminta keterangan

atau bukti dari bank mengenai keadaan keuangan nasabahnya

sepanjang mengenai perpajakannya.143

Ketentuan tersebut

143

Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, op.cit., hlm. 169

Page 111: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

memberikan landasan kepada pihak pajak untuk lebih bertindak

cepat, namun kemudian pihak pajak tetap harus lebih bijaksana

karena menyangkut area yang sangat dekat dengan kerahasiaan

bank.

Pengaturan rahasia bank di Indonesia tidak menganut konsep

rahasia bank yang bersifat mutlak, artinya keterangan tentang

nasabah dan keadaan keuangannya harus dirahasiakan dalam

segala situasi dan kondisi tanpa kecuali. Tetapi yang dianut

adalah sebaliknya, yaitu konsep rahasia bank bersifat relatif,

dimana keterangan tentang nasabah dan keadaan keuangan harus

dirahasiakan dalam batas-batas tertentu dan terdapat

kemungkinan untuk menerobosnya dengan alasan tertentu,

misalnya untuk kepentingan umum. Artinya, konsep rahasia bank

di Indonesia kemungkinan dapat diterobos dengan alasan

kepentingan umum, disini termasuk untuk kepentingan

perpajakan.

b) Untuk Penyelesaian Piutang Bank (Pasal 42A)

Di dalam Pasal 41A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

mengatakan bahwa untuk penyelesaian piutang bank yang sudah

diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/

Panitia Urusan Piutang Negara, Pimpinan Bank Indonesia

memberikan izin kepada pejabat Badan Urusan Piutang dan

Lelang Negara/ Panitia urusan Piutang Negara untuk memperoleh

keterangan dari bank mengenai simpanan nasabah debitur. Izin

tersebut diberikan:

a. Atas permintaan tertulis dari Kepala BUPLN/ Ketua PUPN

dengan menyebutkan:

1. Nama dan jabatan pejabat BUPLN/ PUPN yang meminta

keterangan;

Page 112: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2. Nama nasabah debitor yang bersangkutan yang diperlukan

keterangannya; dan

3. Alasan diperlukannya keterangan dari nasabah debitor

tersebut.

b. Izin tersebut dengan sendirinya:

1. Diberikan secara tertulis;

2. Menyebutkan nama dan jabatan pejabat BUPLN/ PUPN

yang meminta keterangan;

3. Menyebutkan nama nasabah debitor yang akan dimintai

keterangan berkaitan dengan hutang bank yang diserahkan

kepada BPUPLN/ PUPN;

4. Mencantumkan keperluan keterangan tersebut dikaitkan

dengan urusan penyelesaian piutang bank.

c) Untuk Kepentingan Peradilan Pidana (Pasal 42)

Di dalam Pasal 42 ayat (1) disebutkan bahwa untuk kepentingan

peradilan dalam perkara pidana, Pimpinan Bank Indonesia dapat

memberikan izin kepada polisi, jaksa atau hakim untuk

memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka

atau terdakwa pada bank. Izin tersebut diperoleh dengan cara

seperti diatur pada ayat (2) dan (3) dari Pasal 42.

a. Atas permintaan tertulis dari:

1. Kepala Kepolisian Republik Indonesia dalam tahap

penyidikan;

2. Jaksa Agung dalam tahap penuntutan;

3. Ketua Mahkamah Agung dalam tahap pemeriksaan

dimuka Pengadilan.

b. Pemberian izin Pimpinan Bank Indonesia tersebut:

1. Dibuat secara tertulis;

2. Menyebutkan nama dan jabatan polisi, jaksa, atau hakim

yang meminta;

Page 113: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

3. Nama tersangka atau terdakwa ;

4. Alasan diperlukannya keterangan; dan

5. Hubungan perkara pidana yang bersangkutan dengan

keterangan yang diperlukan tersebut.

Dalam penjelasan Pasal 42 menyebutkan kata ―dapat‖

memberikan izin dimaksudkan untuk memberikan penegasan

bahwa izin oleh Pimpinan Bank Indonesia akan diberikan

sepanjang permintaan tersebut telah memenuhi syarat dan tata

cara seperti yang disebutkan dalam Pasal 42 ayat (2) dan (3).144

d) Untuk Kepentingan Pemeriksaan Peradilan Perdata (Pasal 43)

Di dalam Pasal 43 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan disebutkan bahwa dalam perkara perdata

antara bank dengan nasabahnya, direksi bank yang bersangkutan

dapat menginformasikan kepada pengadilan tentang keadaan

keuangan nasabah yang bersangkutan yang relevan dengan

perkara tersebut. Undang-Undang menentukan bahwa bank dapat

mengungkap keadaan keuangan dalam hal bersengketa dalam

perkara perdata dengan nasabah. Tetapi dalam kasus tersebut

bank bukan menghadapi nasabah sebagai lawan, tetapi

menghadapi pihak ketiga yang bukan nasabah.

e) Untuk Kepentingan Tukar-Menukar Informasi Antar Bank (Pasal

44)

Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan mengatakan bahwa dalam tukar-menukar informasi

antar bank, direksi dapat memberitahukan keadaan keuangan

nasabahnya kepada bank lain. Tujuan tukar menukar informasi

antar bank dimaksudkan untuk memperlancar dan mengamankan

kegiatan usaha bank, antara lain guna mencegah kredit rangkap

144

Marulak Pardede, Hukum Pidana Bank, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995, hlm. 59

Page 114: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

serta mengetahui keadaan dan status dari suatu bank yang lain.

Dengan demikian, bank dapat menilai tingkat resiko yang

dihadapi sebelum melakukan transaksi dengan nasabah atau bank

lain. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah oleh

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia

pada Pasal 32.145

Informasi antar bank tersebut dapat berupa:

a. Informasi bank, untuk mengetahui keadaan dan status bank

dalam rangka melakukan kerja sama atau transaksi dengan

bank;

b. Informasi kredit, untuk mengetahui status dan keadaan

debitor bank guna mencegah penyimpangan pengelolaan

perkreditan;

c. Informasi pasar uang untuk mengetahui tingkat suku bunga

dan kondisi likuiditas pasar.

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 27/6/UPB

tanggal 25 Januari 1995 menyebutkan bahwa yang dimaksud

dengan tukar-menukar informasi antar bank adalah permintaan

pemberian informasi mengenai keadaan kredit yang diberikan

bank kepada debitor tertentu dan keadaan serta status suatu bank.

Informasi antar bank ini hanya dapat dilakukan oleh anggota

direksi atau pejabat yang memperoleh penunjukkan sebagaimana

diatur oleh ketentuan internal masing-masing.

145

Pasal 32 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah oleh Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2004 mengatakan:

1. Bank Indonesia mengatur dan mengembangkan sistem informasi antar bank.

2. Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diperluas dengan menyertakan

lembaga lain di bidang keuangan.

3. Penyelengaraan sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dapat

dilakukan sendiri oleh Bank Indonesia dan atau oleh pihak lain dengan persetujuan Bank

Indonesia

Page 115: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Dalam tukar menukar informasi antar bank ini, ada 2 bentuk

permintaan informasi antar bank yaitu:146

a. Permintaan informasi kepada bank lain

Bank dapat meminta informasi kepada bank lain mengenai

keadaan debitor tertentu secara tertulis dari Direksi bank

dengan menyebutkan secara jelas tujuan penggunaan

informasi yang diminta.

Permintaan informasi mengenai keadaan kredit dapat

dilakukan oleh :

1. Bank Umum kepada Bank Umum

2. BPR kepada BPR.

Bank yang dimintai informasi wajib memberikan informasi

secara tertulis sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Untuk nasabah yang masih tercatat sebagai debitor aktif

(nasabah aktif) cukup dengan menegaskan bahwa nasabah

yang dimaksud adalah debitor bank yang bersangkutan.

Sedangkan untuk nasabah yang tidak lagi tercatat sebagai

debitor aktif (nasabah tidak aktif) informasinya dapat

meliputi :

1. data debitor;

2. data pengurus;

3. data agunan;

4. data jumlah fasilitas kredit yang diberikan;

5. data keadaan kolektibilitas terakhir.

Informasi yang diterima oleh bank peminta, bersifat rahasia

dan wajib digunakan sesuai dengan tujuan penggunaan

sebagaimana disebutkan dalam surat permintaan informasi.

Bank yang melanggar akan dikenakan sanksi administratif

yang dapat menurunkan tingkat kesehatan bank.

146

Rachmadi Usman, op.cit., hlm. 162

Page 116: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

b. Permintaan informasi melalui Bank Indonesia Bank dapat

meminta informasi mengenai nasabah debitor kepada Bank

Indonesia atau keadaan dan status suatu bank melalui Bank

Indonesia secara tertulis dengan menyebut secara jelas tujuan

penggunaan informasi yang diminta. Informasi mengenai

bank yang dapat diberikan oleh Bank Indonesia tersebut

meliputi :

1. nomor dan tanggal akta pendirian dan izin usaha;

2. status / jenis usaha;

3. tempat kedudukan;

4. susunan pengurus;

5. permodalan;

6. neraca yang telah diumumkan;

7. pengikutsertaan dalam kliring; dan

8. jumlah kantor bank.

f) Untuk Kepentingan Pihak Lain yang ditunjuk Nasabah (Pasal

44A ayat 1)

Pemberian keterangan atas persetujuan nasabah penyimpan diatur

dalam Pasal 44A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dimana

ayat (1) tersebut mengatakan:

Atas permintaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah

penyimpan yang dibuat secara tertulis, bank wajib memberikan

keterangan mengenai simpanan nasabah penyimpan pada bank

yang bersangkutan kepada pihak yang ditunjuk oleh nasabah

penyimpan tersebut.

Bank wajib memberikan keterangan mengenai simpanan nasabah

penyimpan kepada pihak yang ditunjuknya, asalkan ada

permintaan atau persetujuan atau kuasa tertulis dari nasabah

penyimpan yang bersangkutan, misalnya kepada penasihat hukum

yang menanggani perkara nasabah penyimpan.

Page 117: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

g) Untuk Kepentingan Penyelesaian Kewarisan (Pasal 44A ayat 2)

Pasal 44A ayat (2) yang merupakan ketentuan baru yang

ditambahkan dalam undang – undang perbankan yang diubah.

Pasal ini mengatakan:

Dalam hal nasabah penyimpan telah meninggal ahli waris yang

sah dari nasabah penyimpan yang bersangkutan berhak

memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah

penyimpan tersebut.

Dalam ayat ini ahli waris yang sah berhak memperoleh

keterangan mengenai simpanan nasabah penyimpan bila nasabah

penyimpan yang bersangkutan telah meninggal dunia. Untuk

memperoleh keterangan, ahli waris harus membuktikan bahwa

dia/mereka adalah ahli waris yang sah dari almarhum.147

Sehubungan dengan pengecualian yang bersifat limitatif itu,

apabila pihak-pihak lain (selain yang telah ditentukan sebagai pihak-

pihak yang boleh memperoleh pengecualian) meminta penjelasan

mengenai keadaan keuangan suatu nasabah dari suatu bank, jelas

jawabannya adalah "tidak boleh". Misalnya saja, apabila Dewan

Perwakilan Rakyat (yang notabene adalah lembaga tinggi negara

yang mewakili rakyat atau kepentingan umum, dengan demikian

segala tindakannya tentu dilandasi oleh kepentingan umum)

menghendaki agar bank dalam suatu sidang dengar pendapat

mengungkapkan tentang nasabah penyimpan atau simpanannya,

maka bank tidak boleh memberikan keterangan yang demikian itu.

Hal itu tidak pula dapat diterobos dengan cara DPR meminta ijin dari

Pimpinan Bank Indonesia. Demikian pula tidak dimungkinkan bagi

Penguasa Darurat Militer, Oditur Jenderal Angkatan Bersenjara

Republik Indonesia, dan instansi-instansi lain sekalipun dalam

pelaksanaan tugasnya berkaitan dengan kepentingan umum, untuk

147

Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, op.cit., hlm.82

Page 118: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

memperoleh keterangan mengenai identitas dan simpanan nasabah

dari suatu bank sekalipun dengan cara meminta ijin dari Pimpinan

Bank Indonesia.

2) Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank di luar Undang-undang

Perbankan

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa pengecualian

atas berlakunya kewajiban rahasia bank ditentukan oleh Undang-

Undang No. 10 Tahun 1998 hanya untuk 7 (tujuh) hal secara

limitatif. Namun, sesuai dengan asas hukum, tidaklah berarti bahwa

jumlah pengecualian itu tidak dapat ditambah. Hanya saja

penambahan pengecualian itu harus ditentukan dengan undang-

undang pula. Beberapa pengecualian tambahan tersebut diantaranya

adalah sebagai berikut;

a) Pengecualian Rahasia Bank Berkaitan dengan Tindak Pidana

Pencucian Uang

Salah satu faktor penghalang bagi penegak hukum untuk

dapat berhasil mengungkapkan tindak pidana pencucian uang

adalah ketentuan rahasia bank yang terlalu ketat di negara yang

bersangkutan. Menyadari hal yang demikian itu, maka tim yang

merancang Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang sebagaimana kemudian telah diubah

dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2003 memberikan

pengecualian kepada penyidik, penuntut umun, dan hakim untuk

memperoleh keterangan mengenai nasabah penyimpan dan

simpanannya dengan cara menyimpang dari ketentuan rahasia

bank yang ditentukan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun

1998.

Menurut Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Tindak Pidana

Pencucian Uang, untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara

Page 119: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

tindak pidana pencucian uang, penyidik, penuntut umum atau

hakim berwenang untuk meminta keterangan dari Penyedia Jasa

Keuangan mengenai Harta Kekayaan setiap orang yang telah

dilaporkan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan (PPATK), tersangka, atau terdakwa. Pasal 33 ayat (2)

Undang-Undang tersebut menentukan bahwa dalam meminta

keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terhadap

penyidik, penuntut umum atau hakim tidak berlaku ketentuan

Undang-Undang yang mengatur tentang rahasia bank dan

kerahasiaan transaksi keuangan lainnya. Yang dimaksud dengan

Penyedia Jasa Keuangan di dalam Pasal 33 ayat (1) tersebut

adalah Penyedia Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud pada

Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

yaitu:

Setiap orang yang menyediakan jasa di bidang keuangan atau

jasa lainnya yang terkait dengan keuangan termasuk tetapi

tidak terbatas pada bank, lembaga pembiayaan, perusahaan

efek, pengelola reksadana, kustodian, wali amanat, lembaga

penyimpanan dan penyelesaian, pedagang valuta asing, dana

pensiun, perusahaan asuransi, dan kantor pos.

Sedangkan yang dimaksud dengan Harta Kekayaan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 33 ayat (1) tersebut adalah

Harta Kekayaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 angka 4

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang, yaitu

―Semua benda bergerak atau benda tidak bergerak, baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud.‖

Dengan demikian ketentuan Pasal 33 ayat (1) Undang-

Undang Tindak Pidana Pencucian Uang tersebut merupakan

tambahan pengecualian dari pengecualian-pengecualian terhadap

berlakunya ketentuan rahasia bank yang telah ditentukan di dalam

Undang-Undang Perbankan.

Page 120: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Agar penggunaan fasilitas pengecualian yang diberikan oleh

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang tidak digunakan

secara serampangan atau disalahgunakan, maka Pasal 33 ayat (3)

dan ayat (4) dari Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

tersebut memberikan rambu-rambu bagi penyidik, penuntut

umum atau hakim dalam mengajukan permintaan keterangan

kepada penyedia jasa keuangan. Ditentukan oleh Pasal 33 ayat

(3):

Permintaan keterangan harus diajukan secara tertulis dengan

menyebutkan secara jelas mengenai:

1. nama dan jabatan penyidik, penuntut umum, atau hakim;

2. identitas setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK,

tersangka, atau terdakwa;

3. tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan; dan

4. tempat harta kekayaan berada.

Sementara itu Pasal 33 ayat (4) menentukan:

Surat permintaan untuk memperoleh keterangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus ditandatangani oleh:

1. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kepala

Kepolisian Daerah dalam hal permintaan diajukan oleh

penyidik;

2. Jaksa Agung Republik Indonesia atau Kepala Kejaksaan

Tinggi dalam hal permintaan diajukan oleh penuntut umum;

3. Hakim Ketua Majelis yang memeriksa perkara yang

bersangkutan.

Dari ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Tindak Pidana

Pencucian Uang tersebut dapat disimpulkan bahwa pengecualian

terhadap ketentuan rahasia bank dalam rangka pemberantasan dan

penindakan tindak pidana pencucian uang hanya dapat diberikan

apabila pemeriksaan tindak pidana pencucian uang telah

memasuki tahap penyidikan. Artinya, nasabah penyimpan harus

telah menjadi tersangka. Apabila masih dalam tahap penyelidikan,

karena nasabah penyimpan belum menjadi tersangka, maka

keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya tidak

boleh diungkapkan oleh bank.

Page 121: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

b) Rahasia Bank Berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana

Korupsi sebagaimana kemudian telah diubah dengan Undang-

Undang No. 20 Tahun 2001, menentukan bahwa penyidik,

penuntut umum, dan hakim yang memeriksa perkara tindak

pidana korupsi, dalam memperoleh keterangan dari bank

mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya yang telah

menjadi tersangka harus memenuhi ketentuan Pasal 42 Undang-

Undang Perbankan. Artinya, sekalipun kepada penyidik, penuntut

umum, dan hakim yang memeriksa perkara tindak pidana korupsi

dapat memperoleh keterangan mengenai nasabah penyimpan dan

simpanannya dari bank, namun dalam memperoleh keterangan itu

harus terlebih dahulu memperoleh izin dari Pimpinan Bank

Indonesia. Dengan kata lain, dalam perkara tindak pidana korupsi

tidak diatur secara khusus bagi penyidik, penuntut umum, dan

hakim untuk dapat memperoleh keterangan dari bank mengenai

nasabah penyimpan dan simpanannya, yang menyimpang dari

ketentuan bagi penyidik, penuntut umum, dan hakim yang

memeriksa perkara-perkara tindak pidana selain tindak pidana

korupsi. Namun tidak demikian halnya bagi Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Pasal 12 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menentukan

bahwa dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan dalam memeriksa tindak pidana korupsi, Komisi

Pemberantasan Korupsi berwenang antara lain meminta

keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya tentang

keadaan keuangan tersangka atau terdakwa yang sedang

diperiksa. Namun, Pasal 12 maupun pasal-pasal lain dari Undang-

Undang No. 30 Tahun 2002 tersebut tidak memberikan ketentuan

atau keterangan apakah KPK untuk meminta keterangan kepada

Page 122: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

bank tentang keadaan keuangan tersangka atau terdakwa yang

sedang diperiksa harus terlebih dahulu memperoleh izin dari

Pimpinan Bank Indonesia. Karena tidak ada keterangan apapun,

maka di kalangan perbankan telah simpang siur penafsirannya

yaitu apakah dalam hal KPK memperoleh keterangan tersebut

KPK tidak perlu terlebih dahulu meminta ijin dari Pimpinan Bank

Indonesia.

Untuk menghilangkan keragu-raguan di kalangan

perbankan mengenai perlu atau tidaknya KPK terlebih dahulu

memperoleh izin dari Pimpinan Bank Indonesia, maka Bank

Indonesia dengan surat No.6/2/GBI/DHk/Rahasia perihal

pertimbangan hukum atas pelaksanaan kewenangan Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan ketentuan rahasia

bank telah meminta pertimbangan hukum atas pelaksanaan

kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dengan

rahasia bank kepada Ketua Mahkamah Agung. Surat tersebut

telah memperoleh jawaban dari Ketua Mahkamah Agung dengan

suratnya No.KMA/694/RHS/XII/2004 tanggal 3 Desember 2004

perihal pertimbangan hukum atas pelaksanaan kewenangan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan ketentuan

rahasia bank yang ditandatangani oleh Ketua Mahkamah Agung

Republik Indonesia tanggal 2 Desember 2004.148

Menurut Ketua

Mahkamah Agung dalam suratnya itu bahwa:

Ketentuan undang-undang yang baru (Undang-Undang No. 30

Tahun 2002 mengenai KPK) ―mengesampingkan undang-

undang yang lebih lama, maka perosedur ijin membuka rahasia

bank sebagaimana yang diatur dalam Pasal 29 ayat (2) dan ayat

(3) Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 jo. Pasal 42 Undang-

Undang Perbankan tidak berlaku bagi Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK).

148

MA: KPK Diberi Akses Buka Rahasia Bank, terdapat dalam

http://antikorupsi.org/indo/content/view/3138/2/

Page 123: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Berkenaan dengan pendapat Ketua Mahkamah Agung

tersebut di atas, maka bagi KPK untuk dapat memperoleh

keterangan dari bank mengenai simpanan nasabah pada bank

yang nasabahnya telah menjadi tersangka, tidak perlu

memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pimpinan Bank Indonesia.

e. Sanksi Terhadap Pelanggaran Rahasia Bank

Apabila ada perjanjian antara bank dengan nasabah, maka rahasia

bank bersifat kontraktual. Sehingga apabila bank memberikan

keterangan tentang keadaan keuangan nasabahnya, bank dapat digugat

oleh nasabahnya berdasarkan alasan wanprestasi (cidera janji).

Sebaliknya, meskipun tidak ada perjanjian antara bank dan nasabah,

namun bank tetap berkewajiban untuk mempertahankan rahasia bank

berdasarkan pada peraturan perundang – undangan atau konsep hukum

lainnya, seperti konsep ‖perbuatan melawan hukum‖. Artinya dalam hal

bank memberikan keterangan tentang nasabahnya yang merugikan

nasabah, bank dapat dituntut oleh nasabahnya dengan alasan perbuatan

melawan hukum. Untuk hal ini nasabah harus dapat membuktikan

bahwa kerugian yang dialaminya sebagai akibat dari pembocoran

rahasia bank tersebut.

Menurut sistem Undang – Undang Perbankan, sanksi pidana atas

pelanggaran prinsip kerahasiaan bank bervariasi. Ada 3 ciri khas dalam

hal sanksi pidana terhadap pelanggaran rahasia bank dalam Undang –

Undang Perbankan ini, sebagaimana juga terhadap sanksi – sanksi

pidana lainnya dalam Undang–undang Perbankan yang bersangkutan.

Ciri khas dari sanksi pidana terhadap pelanggaran prinsip rahasia bank,

yaitu sebagai berikut:149

1) Terdapat ancaman hukuman minimal disamping ancaman hukuman

maksimal;

149

Rachmadi Usman, op.cit., hlm. 164

Page 124: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

2) Antara ancaman hukuman penjara dengan hukuman denda bersifat

kumulatif, bukan alternatif;

3) Tidak ada korelasi antara berat ringannya ancaman hukuman

penjara dengan hukuman denda.

Dalam kaitannya dengan pengecualian terhadap ketentuan rahasia

bank ini, membawa konsekuensinya kepada bank untuk wajib

memberikan keterangan yang diminta. Hal ini ditegaskan dalam Pasal

42A Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

bahwa bank wajib memberikan keterangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 41, Pasal 42A, dan Pasal 42. Ini berarti bank wajib

memberikan keterangan yang diminta demi hukum dalam rangka

pemeriksaan perpajakan, penyelesaian piutang bank, dan pemeriksaan

peradilan pidana.

Ancaman hukuman pidana terhadap pelaku tindak pidana di

bidang perbankan menurut Undang – Undang Perbankan dapat dibagi

dalam 3 kategori sebagai berikut:

1) Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 4 (empat)

tahun serta denda minimal 10 milyar rupiah dan maksimal 200

milyar rupiah. (Pasal 47 ayat (1))

Hukuman diancam terhadap barang siapa yang tanpa membawa

perintah tertulis atau izin dari Pimpinan Bank Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 42A, dan Pasal 42,

dengan sengaja memaksa bank atau pihak terafiliasi untuk

memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

Undang – undang Perbankan.

2) Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 4 (empat)

tahun serta denda minimal 4 milyar rupiah dan maksimal 8 milyar

rupiah. (Pasal 47 ayat (2))

Hukuman ini diancam terhadap para anggota dewan komisaris,

direksi, pegawai bank, atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan

Page 125: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut

Pasal 40 Undang – undang Perbankan.

3) Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 7 (tujuh) tahun

serta denda minimal 4 milyar rupiah dan maksimal 15 milyar

rupiah. (Pasal 47A)

Hukuman tersebut diancam kepada anggota dewan komisaris,

direksi atau pegawai bank yang dengan sengaja tidak memberikan

keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 42A dan Pasal 44A undang – undang Perbankan.

Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi unsur-unsur delik

(tindak pidana) rahasia bank, jika dihubungkan antara Pasal 40 dengan

Paal 47 ayat (2) yang merupakan unsur-unsur tindak pidana rahasia

bank sebagai berikut :

(1) Pelakunya adalah anggota dewan komisaris, anggota direksi,

pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya.

(2) Unsur kesalahannya adalah kesengajaan.

(3) Perbuatan yang dilarang adalah memberikan keterangan mengenai

nasabah penyimpan dan simpanannya, kecuali dalam hal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal

43, Pasal 44 dan Pasal 44A.

(4) Keterangan yang diberikan tersebut menyangkut nasabah

penyimpan dan simpanannya.

Dari segi perdata, pelaku dapat dituntut ganti rugi atas alasan

perbuatan melawan hukum (tort of law) karena telah melanggar Pasal

40. Atas pelanggarannya, pelaku diancam dengan tuntutan ganti rugi

sesuai dengan Pasal 1365 Kitab Undang – undang Hukum Perdata.

Meskipun atas pelanggaran Pasal 40 pelaku telah dijatuhi hukuman

pidana, namun hal tersebut tidak mengurangi hak bagi pihak korban

untuk menuntut ganti rugi perdata. Pembukaan rahasia bank seseorang

selain melanggar Undang – Undang (violation a statutory) juga

melanggar hak nasabah (violation of a right) yang dapat mendatangkan

Page 126: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

kerugian kepada nasabah. Penerapannya dapat disetujui sepanjang

pelanggaran dilakukan terhadap kepentingan nasabah atau debitur yang

beritikad baik.150

.

Berkaitan dengan sanksi pelanggaran rahasia bank ini, UU

Perbankan juga dilengkapi dengan aturan sanksi administratif yang

dapat diterapkan oleh Bank Indonesia dalam Pasal 52 sebagai berikut:

(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 47, Pasal 47A, Pasal 48, Pasal 49, dan

Pasal 50A, Bank Indonesia dapat menetapkan sanksi

administratif kepada bank yang tidak memenuhi kewajibannya

sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini, atau

Pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank yang

bersangkutan.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

antara lain adalah:

a. denda uang;

b. teguran tertulis;

c. penurunan tingkat kesehatan bank;

d. larangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring;

e. pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik untuk kantor cabang

tertentu maupun untuk bank secara keseluruhan;

f. pemberhentian pengurus bank dan selanjutnya menunjuk dan

mengangkat pengganti sementara sampai Rapat Umum

Pemegang Saham atau Rapat Anggota Koperasi mengangkat

pengganti yang tetap dengan persetujuan Bank Indonesia;

g. pencantuman anggota pengurus, pegawai bank, pemegang

saham dalam daftar orang tercela di bidang Perbankan.

(3) Pelaksanaan lebih lanjut mengenai sanksi administratif

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Dan untuk sanksi administratif yang dapat ditetapkan kepada Pihak

Terafiliasi yang melanggar UU ini tercantum pada Pasal 53 sebagai

berikut.

Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 50, Bank Indonesia dapat menetapkan sanksi

administratif kepada Pihak Terafiliasi yang tidak memenuhi

kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini

150

Rimsky K. Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2002, hlm. 127.

Page 127: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

atau menyampaikan pertimbangan kepada instansi yang berwenang

untuk mencabut izin yang bersangkutan.

2. Pengaturan Rahasia Bank di Swiss Berkaitan dengan Upaya Peningkatan

Cadangan Devisa Negara

Konfederasi Swiss (Schweiz, Suisse, Svizzera, Svizra) atau dalam

bahasa Latin Confoederatio Helvetica, adalah sebuah negara yang terdiri

dari keberagaman warga negaranya baik dari segi etnis, bahasan maupun

agama. Sejak 1848, Swiss telah menjadi negara federal, salah satu dari 23

negara di dunia dan kedua tertua setelah amerika serikat.151

Swiss berada

di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Jerman, Perancis, Italia,

Liechtenstein dan Austria. Swiss adalah negara yang sebagian besar

wilayahnya terdiri dari Pegunungan Alpen.

Swiss merupakan sebuah negara federal gabungan dari 26 kanton

dan juga semi-kanton (negara bagian/ states), yakni Aargau (AG),

Appenzell Ausserrhoden (AR), Appenzell Innerrhoden (AI), Basel-

Landschaft (BL), Basel-Stadt (BS), Bern (BE), Fribourg (FR), Genève

(GE), Glarus (GL), Graubünden (GR), Jura (JU), Luzern (LU), Neuchâtel

(NE), Nidwalden (NW), Obwalden (OW), St. Gallen (SG), Schaffhausen

(SH), Schwyz (SZ), Solothurn (SO), Thurgau (TG), Ticino (TI), Uri (UR),

Valais (VS), Vaud (VD), Zug (ZG), and Zürich (ZH). Enam di antara

kanton di atas kadang-kadang dianggap sebagai "separuh kanton" karena

berawal dari pemisahan tiga kanton dan dampaknya hanya ada satu wakil

dalam Dewan Negara. Ibukota negara ini adalah Bern. Kota-kota penting

lainnya adalah Zurich, kota terbesar di Swiss, dan Jenewa, yang menjadi

lokasi berbagai badan internasional seperti PBB, WHO, ILO, dan

UNHCR.152

Sebagai negara federal, demokrasinya bersifat langsung, namun

diwakili oleh Majelis Federal. Parlemen ini memilih tujuh orang untuk

151

"Switzerland: a brief guide", Official website of the Swiss Federal Authorities, terdapat dalam

http://www.admin.ch/ch/e/schweiz/index.html

152 Europe, terdapat dalam http://www.citymayors.com/features/quality_survey.html

Page 128: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

menjadi pemerintah. Ketujuhnya berstatus menteri, mengepalai

departemen, dan salah satunya menjadi presiden selama satu tahun secara

bergiliran. Swiss memiliki struktur federal dengan tiga tingkatan politik

yang berbeda:

1. Konfederasi (Federal State/ Negara Federal),

2. Kanton (States/ Negara bagian), dan

3. Municipalities/kabupaten (Pemerintah Daerah), yang berada di

bawah Kanton, meskipun mereka juga memiliki otonomi sendiri di

bidang tertentu.

Swiss memiliki tiga bahasa resmi: Jerman, Perancis dan Italia.

Sehingga Peraturan federal diterbitkan dalam tiga bahasa tersebut (yang

dianggap sejajar dalam pemerintahan). Selain itu, bahasa Romanche

merupakan bahasa nasional yang digunakan oleh Konferderasi dalam

hubungannya dengan suku etnis Romanche. Dalam tingkat kanton,

legislatif yang berasal dari Cantons of Vaud, Neuchâtel, Genève dan Jura

diterbitkan dalam bahasa Perancis. Di Kanton Fribourg dan Valais,

diterbitkan dalam bahasa Perancis dan Jerman. Peraturan dari Ticino

diterbitkan dalam bahasa Italia. Peraturan dari kanton lain diterbitkan

dalam bahasa Jerman (juga dalam bahasa Romanche dan Italia untuk

Kanton Graubünden).

Swiss menganut sistem hukum civil law. Oleh karena itu, sumber

utama aturan pengadilannya adalah hukum yang tertulis dan terundangkan.

Seperti di negara yang menganut civil law lainnya, hukum Swiss dibagi

menjadi hukum publik dan hukum private.153

Hukum publik mengatur tentang manajemen State, termasuk

hubungan antara State dan individu (atau badan hukum lainnya seperti

perusahaan). Hukum konstitusi, hukum administrasi, hukum pajak, hukum

pidana, prosedur pidana, hukum publik internasional, prosedur sipil,

hukum piutang dan kepailitan merupakan bagian dari hukum publik.

153

Gregory M. Bovey, The Swiss Legal System and Research, published November 2006, terdapat

dalam http://www.nyulawglobal.org/globalex/switzerland.htm

Page 129: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Hukum private mengatur hubungan antar individu. Hukum perdata

swiss sebagian besar terdapat dalam Swiss Civil Code/ KUHPerdata Swiss

(yang mengatur Status of Individuals, Family Law, Inheritance Law, dan

Property Law) serta dalam the Swiss Code of Obligations (yang mencakup

Contracts, Torts, Commercial Law, Company Law, Law of checks and

other payment instruments). Hukum kekayaan intelektual (copyright,

patents, trademarks, dsb.) termasuk juga dalam wilayah hukum private

(perdata). Hukum ketenagakerjaan diatur dalam hukum pidana dan

perdata.

Hukum Swiss secara berurutan diatur oleh peraturan di bawah ini:

a) hukum federal merupakan panduan bagi konstitusi dan hukum

kanton,

b) aturan konstitusi berlaku di atas undang-undang umum, dan

c) Undang-undang legislatif lebih diutamakan dibandingkan dengan

peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah lainnya.

Secara umum, kodifikasi civil law tidak mengalami perubahan

penting sejak Kitab Undang-undang Swiss diundangkan pada tahun 1912,

mensipun beberapa bab mengalami amandemen menyesuaikan dengan

perubahan pada masyarakat (misal pada hukum keluarga). Namun secara

mendasar, hanya ada beberapa perubahan kecil pada the Code of

Obligations. Mahkamah Agung Swiss telah berperan penting dalam

modernisasi hukum swiss.

Peraturan di Swiss diterbitkan oleh konselir federal maupun

kantonal. Hukum federal diterbitkan dalam dua buku utama: (i) "Official

Collection of Federal Laws/ kumpulan hukum federal resmi" ("Amtliche

Sammlung des Bundesrechts (AS)"/"Recueil officiel des lois fédérales

(RO)" yang ditulis berdasarkan urutan kronologis) dan (ii) "Systematic

Collection of Federal Law/ kumpulan hukum federal sistematis"

("Systematische Sammlung des Bundesrechts (SR)"/"Recueil systématique

du droit fédéral (RS)" yang ditulis berdasarkan isi peraturan). Pihak

Kanton juga menerbitkan buku yang sejenis untuk aturan tingkat Kanton.

Page 130: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

a. Dasar Hukum Berlakunya Rahasia Bank

Pengaturan rahasia bank di Swiss telah ada lebih dari 300 tahun.

Sekitar tahun 1700, Bank Swiss merupakan tempat penyimpanan

kekayaan kerajaan Perancis. Mereka seringkali berhubungan keuangan

dengan raja-raja Perancis, kegiatan ini memiliki dua manfaat utama

yakni resiko yang sangat rendah dan permintaan yang konstan.

Namun, banyak dari para bankir Swiss merupakan penganut

Protestan yang meninggalkan Perancis setelah pencabutan Edict of

Nantes pada Oktober, 1685 oleh Louis XIV. Oleh karena itu, fakta

penting ini mengungkapkan bahwa raja Perancis meminjam uang pada

orang yang sama yang telah dinyatakan sesat dan diusir dari negerinya

sendiri. Hal ini mendorong Dewan Besar Jenewa pada tahun 1713

mengadopsi aturan perbankan dan peraturan yang secara tegas melarang

bankir membocorkan informasi apapun yang berkaitan dengan

nasabahnya kecuali kepada nasabah itu sendiri. Dengan demikian,

peraturan tersebut adalah bukti tertulis pertama dari peraturan rahasia

bank di dunia.154

Sebelum tahun 1934, pelanggaran rahasia bank adalah murni

pelanggaran perdata dimana sang penuntut dapat meminta ganti rugi.

Hal ini tercantum dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Swiss

1907 dan Undang-undang Tenaga Kerja 1911.

Pada tahun 1934 UU Perbankan Federal (Federal Act on Banks

and Savings Banks) dirumuskan dengan seperangkat peraturan yang

mengatur Bank Swiss yang disahkan pada 8 November 1934. Pasal 47

dalam aturan ini memperketat aturan rahasia bank dan juga

mengategorikan pelanggarannya sebagai pelanggaran kriminal/ pidana.

Sejak diperkenalkannya UU Perbankan tahun 1934, Pasal 47 telah

menjadi subjek kritik secara terus menerus di dunia. Sebagian besar

154

Ankur Poddar, Swati Aggarwal and Peevush Razdan, The Future of Bank Secrecy and

Switzerland, Switzerland, 2009, hlm. 24

Page 131: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

serangan ini ditargetkan pada kenyataan bahwa Bank Swiss membantu

terorisme, korupsi dan penggelapan pajak155

.

Selama bertahun-tahun, beberapa perubahan kecil telah dibuat

dalam undang-undang perbankan Swiss untuk mengakomodasi

permintaan internasional dan juga untuk meningkatkan citra Bank

Swiss di luar negeri sehingga untuk menarik bisnis yang lebih besar.

Perubahan terakhir terhadap Federal Act on Banks and Savings Banks

ini dilakukan pada tanggal 1 Januari 2009.

b. Batasan Rahasia Bank

Batasan cakupan rahasia bank di Swiss tidak dijelaskan secara

langsung, namun secara impisit tertulis dalam Pasal 36 Swiss Federal

Act on Banks and Savings Banks yang menyatakan,

The creditors can consult the schedule of claims to the extent that it

is necessary for the protection of their creditor rights; in doing so,

professional secrecy pursuant to Article 47 is to be preserved as far

as possible.

Pasal tersebut menyatakan bahwa para kreditor dapat mengajukan

tuntutan berkaitan dengan perlindungan hak mereka sebagai kreditor

yang dalam hal ini dapat diterapkan kerahasiaan profesi (rahasia bank)

sesuai dengan Pasal 47. Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa

yang termasuk dalam lindungan rahasia bank di Swiss hanyalah

nasabah kreditor saja dan tidak mencakup nasabah debitor. Dan hal ini

mencakup semua hal yang berkaitan antara nasabah dengan pihak bank

ketika membuka rekening, bahkan termasuk jika rekening tersebut tidak

jadi dibuka, dan hal ini tidak berhenti meskipun rekening sudah ditutup.

155

Sebuah laporan Senat AS mengklaim bahwa AS kehilangan $ 100.000.000.000 per tahun dalam

pendapatan pajak karena undang-undang kerahasiaan bank di berbagai negara, terutama Swiss

terdapat dalam http://www.wealth-bulletin.com/wealthbusiness/ content/2451268592/

Page 132: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

c. Pihak-pihak yang Berkaitan dengan Rahasia Bank

Undang-undang Swiss menggunakan istilah Rahasia Jabatan/

Rahasia Profesi (Professional Secrecy) untuk berbagai pelanggaran

Rahasia Bank. Dalam peraturan negara Swiss, pihak yang diwajibkan

menjaga rahasia bank disebutkan dalam Pasal 47 ayat (1) Swiss Federal

Act on Banks and Savings Banks yakni,

Imprisonment of up to three years or fine will be awarded to persons

who deliberately:

a. disclose a secret that is entrusted to him in his capacity as body,

employee, appointee, or liquidator of a bank, as body or

employee of an audit company or that he has observed in this

capacity;

b. attempts to induce such an infraction of the professional secrecy.

Ayat tersebut menunjukkan bahwa yang termasuk pihak yang

berkewajiban menjaga rahasia bank dan dapat dikenakan hukuman

kurungan penjara atau denda dibagi menjadi tiga golongan utama

dengan besar ancaman hukuman yang sama. Ketiga golongan tersebut

adalah

1. Golongan yang memang diberikan kepercayaan mengenai berbagai

hal berkaitan dengan informasi rahasia bank ini, dalam hal ini

yang termasuk di dalamnya adalah sebagai:

a) Badan hukum

b) Karyawan

c) Orang kepercayaan

d) Juru likuidasi

2. Golongan yang tidak diberikan kepercayaan dari nasabah langsung

untuk mengetahui informasi rahasia bank, namun memiliki

kapasitas untuk mengetahui rahasia tersebut. Hal ini berlaku bagi

pihak baik sebagai badan hukum maupun karyawan perusahaan

yang bertugas mengaudit suatu bank, ataupun pihak yang

memiliki kapasitas untuk mengetahui rahasia bank tersebut.

Page 133: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

3. Golongan yang melakukan usaha pembujukan kepada orang lain

untuk melakukan pelanggaran rahasia jabatan ini.

Selain ketiga golongan di atas yang disebutkan dalam pasal 47

ayat (1), pada UU yang sama (Swiss Federal Act on Banks and Savings

Banks) Pasal 4 terutama ayat (1) juga menunjukkan pihak yang terikat

dengan rahasia bank. Pasal 4 ayat 1b menunjukkan bahwa induk

perusahaan dan otoritas pengawas bank juga ikut terikat dalam aturan

rahasia bank Swiss ini. Pasal 4 ayat 1 selengkapnya berbunyi,

Banks, whose parent companies are supervised by banking or

financial market supervisory authorities, may transmit information

or documents not publicly available to their parent companies which

are necessary for the purpose of consolidated supervision, in so far

as:

a. such information is used exclusively for internal control or direct

supervision of banks or other financial intermediaries subject to

license;

b. the parent company and the supervisory authorities responsible

for consolidated supervision are bound by official or professional

secrecy;

c. this information may not be transmitted to third parties without

the prior permission of the bank or on the basis of a blanket

permission in a state treaty.

Ayat (4) pasal 47 menyatakan bahwa beban penjagaan rahasia

bank masih akan tetap dikenakan meskipun pihak yang bersangkutan

telah keluar dari bank tempat ia bekerja, atau tugas profesional yang

berkaitan dengan rahasia bank telah selesai dikerjakan. Dengan kata

lain, berbagai pihak yang berkaitan dengan rahasia bank berkewajiban

untuk menjaga rahasia bank seumur hidupnya.

d. Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank

Rahasia bank di Swiss diperbolehkan dibuka untuk beberapa

kasus tertentu baik kasus pidana maupun perdata. Kasus pidana yang

termasuk di dalamnya adalah:

1) perdagangan narkotika

2) pemerasan

Page 134: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

3) terorisme

4) pencucian uang

5) suap kepada oknum pemerintahan

6) kasus pajak.

Sebelumnya hukum Swiss membedakan antara penghindaran

pajak (tidak melaporkan pajak) dan penipuan pajak. Salah satu contoh

kasus penipuan pajak adalah ketika sang wajib pajak menggunakan

dokumen palsu ataupun menggunakan dokumen resmi untuk menipu

otoritas pajak sehingga dapat menghindari pajak. Sedangkan contoh

sederhana kasus penghindaran pajak adalah kesalahan dalam

menuliskan pendapatan ataupun menyembunyikan aset dengan sengaja.

Kasus penghindaran pajak tidak dianggap sebagai tindak pidana oleh

hukum Swiss. Perbedaan pengertian dalam hal kasus pajak di atas

berbeda dan seringkali berbenturan dengan hukum dan pemerintah

asing. Perbedaan ini menjadi perkara penting karena Swiss hanya

memberikan bantuan hukum pembukaan rahasia bank untuk nasabah

individu ataupun pihak asing dengan syarat bahwa tindakan kriminal

tersebut juga dinyatakan bersalah oleh hukum Swiss.

Setelah berkali-kali ditekan oleh OECD dan G20, akhirnya pada

Maret 2009 pemerintah Swiss memutuskan untuk menghapuskan

perbedaan antara penghindaran dan penipuan pajak untuk klien dari luar

negeri. Swiss mengikuti standar internasional OECD dalam hal bantuan

hukum internasional berkaitan dengan kasus pajak (keputusan

mengambil Konvensi Model Pajak OECD terdapat pada keterangan

tambahan Pasal 26).156

Berkaitan dengan kasus perdata, kasus-kasus yang menjadi

pengecualian dalam rahasia bank ini adalah:

156

Switzerland to adopt OECD standard on administrative assistance in fiscal matters, Federal

Department of Finance, terdapat dalam

http://www.efd.admin.ch/00468/index.html?lang=en&msg-id=25863

Page 135: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

1) perceraian

2) warisan

3) hutang

4) kepailitan

pengecualian terhadap kasus perdata ini disyaratkan bahwa harus ada

pihak ketiga yang mengklaim atas simpanan tersebut terlebih dahulu.

Dalam prakteknya, sangat sulit untuk membukan rahasia bank ini

dalam kasus apapun, karena Pengadilan Swiss harus membuktikan

terlebih dahulu bahwa rekening yang dimaksud memang benar-benar

ada di Swiss. Pembuktian keberadaan rekening ini merupakan proses

yang sangat sulit.

e. Sanksi Terhadap Pelanggaran Rahasia Bank

Swiss membedakan jenis sanksi berdasarkan apakah tindakan

tersebut dilakukan dengan sengaja ataukan atas faktor kelaian yang

diatur dalam Pasal 47 ayat (1) dan (2) Swiss Federal Act on Banks and

Savings Banks. Undang-undang ini mulai diberlakukan tanggal 8

November 1934 dan telah mengalami beberapa kali revisi dengan revisi

terakhir dilakukan pada tanggal 1 Januari 2009. Berkaitan dengan

sanksi yang dijatuhkan, revisi yang dilakukan adalah dalam besarnya

jumlah denda yang diberikan. Dalam UU revisi terakhir tersebut Pasal

47 ayat (1) dan (2) menyatakan:

(1) Imprisonment of up to three years or fine will be awarded to

persons who deliberately:

a. disclose a secret that is entrusted to him in his capacity as

body, employee, appointee, or liquidator of a bank, as body

or employee of an audit company or that he has observed in

this capacity;

b. attempts to induce such an infraction of the professional

secrecy.

(2) Persons acting with negligence will be penalized with a fine of

up to 250'000 francs.

Sesuai dengan pasal di atas, besar sanksi yang dapat dijatuhkan

terhadap pelanggar aturan rahasia bank adalah:

Page 136: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

1) Bagi pihak yang dengan sengaja melakukan pelanggaran rahasia

bank termasuk di dalamnya pihak yang melakukan pembujukan

atas pelanggaran ini, diancam dengan kurungan penjara hingga 3

tahun atau denda.

2) Bagi pihak yang melakukan pelanggaran rahasia bank atas dasar

kelalaian diancam sanksi denda hingga 250.000 Swiss Franc.

Nasabah tidak perlu membuat laporan supaya kasus ini dapat

diproses, karena pengacara negeri Swiss berkewajiban untuk

mengajukan kasus ini segera setelah diketahuinya kejadian. Nasabah

juga dapat menuntut pihak bank berkaitan dengan kerugian yang

diakibatkan oleh bocornya informasi rahasia bank dan hal ini juga akan

diproseskan secara pidana oleh pengacara negeri. Pihak federal dan

kanton berkewajiban untuk mengumpulkan bukti dan berkewajiban

memberikan informasi kepada pihak yang berwenang (Pasal 47 ayat

(5)). Dan dalam ayat (6) pasal yang sama menyatakan bahwa pihak

yang berwenang untuk melakukan tuntutan dan mengambil putusan

adalah pengadilan tingkat kanton. Pasal tersebut juga menyatakan

bahwa untuk kasus ini, Kitab Undang-undang Hukum Pidana Swiss

(Swiss Penal Code) diberlakukan.

3. Pengaturan Rahasia Bank di Singapura Berkaitan dengan Upaya

Peningkatan Cadangan Devisa Negara

Singapura, nama resminya Republik Singapura, adalah sebuah

negara pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer

(85 mil) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari

Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia

oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan

keempat di dunia157

dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan

peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Singapura

terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura.

157

―Global Financial Centres 7", City of London, March 2010, hlm 3.

Page 137: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya

yang beragam berjumlah 5 juta jiwa, terdiri dari Cina, Melayu, India,

berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid.158

Negara ini adalah yang

terpadat kedua di dunia setelah Monako. A.T. Kearney menyebut

Singapura sebagai negara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks

Globalisasi tahun 2006.159

Economist Intelligence Unit dalam "Indeks

Kualitas Hidup" menempatkan Singapura pada peringkat satu kualitas

hidup terbaik di Asia dan kesebelas di dunia.160

Singapura memiliki

cadangan devisa terbesar kesembilan di dunia.161

Setelah PDB-nya

berkurang -6.8% pada kuartal ke-4 tahun 2009,162

Singapura mendapatkan

gelar pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan pertumbuhan PDB

17.9% pada pertengahan pertama 2010.163

Mata uang Singapura adalah

dolar Singapura yang ditandai dengan simbol S$ atau singkatan ISO SGD.

Bank sentralnya adalah Monetary Authority of Singapore yang bertugas

mengeluarkan mata uang. Singapura mendirikan Board of Commissioners

of Currency pada tahun 1967164

dan mengeluarkan uang logam dan uang

kertas pertamanya.

158

"Statistics Singapore- Latest Data". Singstat.gov.sg. terdapat dalam

http://www.singstat.gov.sg/stats/latestdata.html

159 "Measuring Globalization", Foreign Policy, terdapat dalam

http://www.atkearney.de/content/misc/wrapper.php/name/file_globalization_index_s_10539627

0846de.pdf

160 "The Economist Intelligence Unit's quality-of-life index", 2005. terdapat dalam

http://www.economist.com/media/pdf/QUALITY_OF_LIFE.pdf

161 ―Top 10 countries with Largest Foreign Exchange Reserves‖, Shine, 8 Juni 2011. terdapat

dalam http://shine.yahoo.com/channel/life/forex-reserve-of-india-top-10-countries-with-largest-

foreign-exchange-reserves-509751/

162 "Singapore GDP Contracts By 6.8% In The Fourth Quarter". Gov Monitor. 3 April 2011.

terdapat dalam http://www.thegovmonitor.com/world_news/asia/singapore-gdp-contracts-by-6-

8-in-the-fourth-quarter-20156.html

163 Ramesh, S., "Govt's goal is to ensure all S'poreans enjoy fruits of growth: PM Lee", Channel

News Asia, 8 Agustus 2010.

164 Low Siang Kok, Director (Quality), Board of Commissioners of Currency, Singapore (22 Juni

2002). "Chapter 6: Singapore Electronic Legal Tender (SELT) – A Proposed Concept". The

Page 138: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Singapura membuat undang-undang dasar pertama atas rekomendasi

komisi undang-undang dasar yang diketuai Sir Geroge Rendel dan

memiliki majelis legislatif pertama dan kabinet pertama dengan sebuah

dewan menteri. Pada tahun 1958, pemerintahan Inggris mengumumkan

secara resmi undang-undang dasar yang baru bagi Singapura, yang

memberikan pemerintahan sendiri secara penuh dengan majelis legislasi

yang terpilih secara penuh, namun urusan berkaitan dengan pertahanan,

urusan luar negeri, dan sebagian kekuasaan untuk keamanan internal tetap

dipegang Inggris dengan kekuasaan untuk menunda undang-undang dasar

sampai dengan proklamasi.

Pemerintahan terpilih pada tahun 1959, dengan ketua menteri dan

kepala konstitusi, gubernur Inggris, didapatkan dari partai mayoritas,

Peoples Action Party, yang tetap merupakan partai yang berkuasa hingga

saat ini. Pembicaraan mengenai undang-undang dasar yang melibatkan

pemerintahan Inggris, negeri Melayu, Singapura dan wilayah Kalimantan

(Sabah dan Sarawak) menghasilkan sebuah Federasi Malaysia yang

diberikan pemerintahan Inggris pada September, 1963. Namun perbedaan

antara pemerintahan Singapura dengan pemerintahan Federasi,

mengakibatkan Singapura melepaskan diri dari Federasi sehingga menjadi

negara mandiri dan berdaulat pada 9 Agustus 1965.

Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem

pemerintahan parlementer unikameral Westminster yang mewakili

berbagai konstituensi. Konstitusi Singapura menetapkan demokrasi

perwakilan sebagai sistem politik negara ini.165

Partai Aksi Rakyat (PAP)

mendominasi proses politik dan telah memenangkan kekuasaan atas

Future of Money / Organisation for Economic Co-operation and Development. Paris: OECD.

hlm. 147. ISBN 92-64-19672-2. http://www.oecd.org/dataoecd/40/31/35391062.pdf. Diakses

pada 28 Desember 2007. "The Board of Commissioners of Currency, Singapore (BCCS) was

established on 7 April 1967 by the enactment of the Currency Act (Chapter 69). It has the sole

right to issue currency notes and coins as legal tender in Singapore."

165 "CIA – The World Factbook – Singapore". U.S. Central Intelligence Agency. terdapat dalam

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sn.html

Page 139: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Parlemen di setiap pemilihan sejak menjadi pemerintahan sendiri tahun

1959.166

Singapura memiliki sistem hukum Common Law dengan undang-

undang dasar tertulis yang dianggap sebagai hukum tertinggi Republik

(Pasal 4 UUD). Terdapat juga perjanjian hak asasi manusia, yang berisi

hak-hak dasar seperti hak seseorang untuk memiliki pengacara, dan

mengetahui alasan penahanan, perlindungan atas bahaya dan hukum

pidana retrospektif, persamaan dalam perlindungan, dan hak warga negara

untuk berpendapat, berkumpul dan berserikat. Kebanyakan hak dibatasi

dan dapat dikurangi dengan alasan-alasan tertentu. Namun terdapat dua

hak absolut yaitu: kebebasan dari perbudakan dan kebebasan warga negara

dari pembuangan. Meski hukum di Singapura merupakan warisan dari

hukum Inggris dan India Britania, dan meliputi banyak elemen common

law Inggris, namun dalam beberapa kasus sudah ada beberapa bagian yang

keluar dari warisan tersebut sejak kemerdekaan, contohnya adalah

pengadilan oleh juri dihapuskan.

Undang-Undang Dasar Singapura didasarkan atas undang-undang

dasar asli negara pada tahun 1963, dengan beberapa konsep yang

diturunkan dari undang-undang dasar Malaysia, yang ditarik dari

pengalaman Amerika Serikat dan India. Negara ini merupakan negara

uniter, dengan pemerintahan pusat yang kuat, yang tidak memiliki

pemerintahan lokal karena ukuran negaranya yang kecil, kecuali majelis

kota yang memiliki kewenangan terbatas (di bawah undang-undang

majelis kota) untuk mengelola kota atau daerah tempat tinggal. Dengan

pasal 4, undang-undang dasar merupakan hukum tertinggi Singapura dan

setiap hukum yang dikeluarkan badan pembuat undang-undang yang tidak

konsisten dengan undang-undang dasar akan dibatalkan atas dasar tidak

konsisten.

166

"Country Report: Singapore". Freedom House. terdapat dalam

http://www.freedomhouse.org/template.cfm?page=22&country=7269&year=2007

Page 140: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Parlemen mengeluarkan undang-undang, yang akan menjadi hukum

ketika mendapat persetujuan dari presiden (Pasal 58). Namun dalam proses

pembuatan hukum, setiap undang-undang (dengan beberapa pengecualian)

ketika penelaahan terakhir harus dikirim ke Dewan Presidensial untuk Hak

Minoritas, yang memilki hak untuk meneliti undang-undang dan

melaporkan pada parlemen jika undang-undang tersebut mengandung

unsur pembedaan, yang berdampak merugikan atau memihak pada suatu

kelompok agama atau ras. Ketentuan ini dibuat untuk menjamin

persamaan perlindungan dalam urusan agama atau ras. Jika tidak terdapat

laporan tersebut dalam batas waktu 30 hari, maka undang-undang tersebut

mendapatkan persetujuan presiden untuk dijadikan hukum.

a. Dasar Hukum Berlakunya Rahasia Bank

Di Singapura, hubungan antara nasabah bank dan bankir diatur

oleh hukum common law. Namun, dalam hal tertentu, terutama

mengenai aturan rahasia bank, diatur dalam Singapore Banking Act

(Cap 19, 2008 Rev Ed) yang berlaku.167

Undang-undang ini pertama

kali diundangkan pada tanggal 1 Januari 1971 dan beberapa kali

mengalami perubahan revisi pada tahun 1985, 1994, 1999, 2003 dan

terakhir adalah edisi revisi 2008 yang ditetapkan pada tanggal 6

Februari 2008. Pengaturan hubungan antara bank dan pelanggan sangat

penting karena menimbulkan hak dan kewajiban seorang bankir. Dalam

skenario yang paling umum, hubungan bank dan pelanggan mulai

terjadi pada pembukaan rekening oleh nasabah bank.

Selain edisi revisi pada Singapore Banking Act, UU ini juga

mengalami beberapa kali amandemen. Salah satu amandemen yang

berkaitan dengan pengaturan rahasia bank adalah yang terjadi pada

tahun 2001. UU Perbankan (Amandemen) 2001 mencabut Pasal 47 dan

kembali diundangkan dalam bentuk yang berbeda secara substansial.

167

Perbankan dan Keuangan, 2011, Singapore Academy of Law, terdapat dalam

http://www.singaporelaw.sg/content/BankingandFinanceIndo.html#section3

Page 141: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Langkah legislatif tersebut menandai perubahan kebijakan dalam

pengaturan rahasia bank Singapura, Otoritas Moneter Singapura

(Monetary Authority of Singapore/ MAS) merasa bahwa ketentuan

sebelumnya menghalangi bank dalam usaha pengambilan keuntungan

operasional dan juga uang tabungan yang ada. Misal, di bawah rezim

sebelumnya, bank mengalami kesulitan pinjaman hipotek sekuritas atau

pengolahan data outsourcing oleh pihak ketiga. Pasal 47 yang sekarang

memperluas kondisi pengungkapan informasi pelanggan.

Pasal 47 ayat (1) menyatakan:

―Customer information shall not, in any way, be disclosed by a

bank in Singapore or any of its officers to any other person except

as expressly provided in this Act.‖

Hal mengenai rahasia bank di atas ditujukan bagi bank yang didirikan

di Singapura atau cabang-cabang dan kantor yang berlokasi di

Singapura dari bank yang didirikan di luar Singapura, dan berkaitan

dengan pejabat, maupun orang lain kecuali yang secara tegas diberikan

dalam Banking Act (Cap 19, 2008 Rev Ed).

b. Batasan Rahasia Bank

Larangan pengungkapan rahasia bank di Singapura yang

dijelaskan dalam pasal 47 Singapore Banking Act (Cap 19, 2008 Rev

Ed) menggunakan istilah customer information. Penjelasan mengenai

istilah customer information secara jelas dituliskan dalam pasal 40A

undang-undang yang sama dengan menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan ―informasi pelanggan‖ (customer information) adalah:

(a) any information relating to, or any particulars of, an account of

a customer of the bank, whether the account is in respect of a

loan, investment or any other type of transaction, but does not

include any information that is not referable to any named

customer or group of named customers.

(b) deposit information;

Page 142: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Sedangkan istilah ―deposit information‖ yang juga termasuk

dalam kategori customer information juga telah didefinisikan dengan

jelas dalam pasal yang sama, yakni:

"Deposit information‖, in relation to a bank, means any information

relating to —

(a) any deposit of a customer of the bank;

(b) funds of a customer under management by the bank; or

(c) any safe deposit box maintained by, or any safe custody

arrangements made by, a customer with the bank,

but does not include any information that is not referable to any

named person or group of named persons

Kemudian pasal ini juga menjelaskan penggunaan istilah ―funds

of a customer under management‖ yang digunakan dalam deposit

information sebagai berikut,

"Funds of a customer under management" means any funds or assets

of a customer (whether of the bank or any financial institution)

placed with that bank for the purpose of management or investment.

Dari pasal tersebut tampak bahwa yang termasuk dalam batasan

rahasia bank adalah:

1. Berbagai informasi yang berkaitan dengan, atau berasal dari,

rekening nasabah bank, berkaitan dengan pinjaman, investasi atau

transaksi lainnya, namun tidak termasuk informasi yang tidak

berkaitan dengan nama nasabah atau kelompok nasabah tertentu.

2. Berbagai informasi yang berkaitan dengan simpanan nasabah bank,

dana nasabah yang dikelola oleh bank, atau safe deposit yang

dipelihara oleh bank, atau berbagai bentuk simpanan di bank,

namun tidak termasuk informasi yang tidak berkaitan dengan nama

nasabah atau kelompok nasabah tertentu.

Dengan arti lain, batasan rahasia bank untuk nasabah penyimpan

ialah menyangkut informasi mengenai rekening nasabah tersebut

lengkap dengan informasi mengenai simpanannya. Sedangkan untuk

nasabah debitur, yang termasuk dalam aturan rahasia bank hanyalah

Page 143: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

informasi mengenai rekeningnya saja, tidak termasuk informasi

mengenai dana yang dipinjamnya.

Pasal 47 ayat (10) menyatakan bahwa Undang-Undang

Perbankan (Cap 19, 2008 Rev Ed) berlaku tidak hanya untuk bank

tetapi juga untuk bank dagang yang disetujui sebagai lembaga keuangan

di Singapura di bawah UU Otoritas Moneter Singapura (Cap 186, 1999

Rev ed). Pasal 47 ayat (10) selengkapnya menyatakan:

This section and the Third Schedule shall apply, with such

modifications as may be prescribed by the Authority, to a merchant

bank approved as a financial institution under section 28 of the

Monetary Authority of Singapore Act (Cap. 186) as if the reference

to a bank in this section were a reference to such merchant bank.

Penguasa ataupun pihak bank tidak berhak membuat standar yang

lebih tinggi dari yang ditentukan oleh peraturan. Hal ini diatur dalam

pasal 47 (8). Hukum juga tidak dikenakan pada orang di luar kategori

yang dimasukkan dalam peraturan. Pasal 47 ayat (8) selengkapnya

menyatakan:

For the avoidance of doubt, nothing in this section shall be

construed to prevent a bank from entering into an express agreement

with a customer of that bank for a higher degree of confidentiality

than that prescribed in this section and in the Third Schedule.

c. Pihak-pihak yang Berkaitan dengan Rahasia Bank

Berkaitan dengan pihak yang diwajibkan menjaga rahasia bank

atau yang lebih sering dinyatakan sebagai rahasia jabatan, Pasal 47 ayat

(5) Singapore Banking Act (Cap 19, 2008 Rev Ed) menyatakan:

Any person (including, where the person is a body corporate, an

officer of the body corporate) who receives customer information

referred to in Part II of the Third Schedule shall not, at any time,

disclose the customer information or any part thereof to any other

person, except as authorised under that Schedule or if required to do

so by an order of court.

Di dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa yang termasuk

berkewajiban menjaga rahasia bank adalah body corporate serta officer

yang tergabung dalam body corporate tersebut. Istilah officer sendiri

Page 144: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

telah dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (1) undang-undang yang sama yakni

termasuk;

(a) Direktur, sekretaris atau karyawan bank

(b) Kurator, manager dari perusahaan yang ditunjuk untuk mengelola

suatu bank atas alasan tertentu; dan

(c) Likuidator dari bank yang bersangkutan.

Selain pihak-pihak di atas yang disebutkan dalam Pasal 47 ayat

(5) dan dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (1), terdapat pihak lain yang juga

diwajibkan menjaga rahasia bank seperti yang dijelaskan dalam Pasal

47 ayat (9) sebagai berikut:

Where, in the course of an inspection under section 43 or an

investigation under section 44 or the carrying out of the Authority‘s

function of supervising the financial condition of any bank, the

Authority incidentally obtains customer information and such

information is not necessary for the supervision or regulation of the

bank by the Authority, then, such information shall be treated as

secret by the Authority.

Dan istilah ―Authority‖ yang digunakan dalam pasal ini dijelaskan oleh

Pasal 2 ayat (1) UU yang sama sebagai berikut:

―"Authority" means the Monetary Authority of Singapore established

under the Monetary Authority of Singapore Act (Cap. 186).‖

Masa berlakunya kewajiban penjagaan rahasia bank dijelaskan

dalam Pasal 47 ayat (7) poin (b). Ayat tersebut menyatakan bahwa

kewajiban penjagaan rahasia bank masih tetap berlaku meskipun tugas

pihak yang berkaitan telah selesai atau sudah tidak bekerja lagi di bank

tersebut, ataupun sudah tidak berhubungan lagi dengan pekerjaan

tersebut. Dengan kata lain, bahwa berbagai pihak yang disebutkan

dalam UU tersebut diwajibkan menjaga rahasia bank seumur hidup.

d. Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank

Hukum Singapura mendiskripsikan pengecualian dalam rahasia

bank dengan sangat lengkap, bahkan dipisahkan mana penerima

informasi yang tidak dilarang untuk menyebarkan informasi yang ia

Page 145: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

dapat (Bagian I Third Schedule Singapore Banking Act) dan penerima

informasi yang dilarang menyebarkan informasi rahasia bank kepada

orang lain kecuali telah ditentukan dalam undang-undang atau dengan

perintah dari pengadilan.

Pengungkapan informasi nasabah yang diizinkan yang termasuk

dalam Bagian I Third Schedule Singapore Banking Act di mana

informasi boleh disebarkan ke pihak lain lagi adalah:

1. pengungkapan diizinkan secara tertulis oleh nasabah atau, jika

sang nasabah meninggal, kepada wakil yang ditunjuk;

2. pengungkapan yang berkaitan dengan hibah wasiat atau surat-

surat administrasi harta almarhum nasabah;

3. pengungkapan yang berkaitan dengan kepailitan nasabah baik

perorangan maupun perusahaan;

4. Pengungkapan yang sifatnya hanya institusional saja yang

berkaitan dengan transaksi perbankan nasabah;

5. pengungkapan oleh polisi atau petugas publik atau pengadilan

dengan alasan penyidikan atau penuntutan;

6. pengungkapan yang dilakukan berkaitan dengan perintah sitaan

yang berkaitan dengan uang di rekening pelanggan;

7. pengungkapan yang sesuai dengan perintah Mahkamah Agung

atau hakim sesuai dengan Bagian IV Undang-undang mengenai

Bukti/ Evidence Act (Cap 97, 1997 Rev Ed);

8. (Untuk bank yang merupakan cabang dari suatu bank yang

didirikan di luar Singapura) pengungkapan sangat diperlukan

untuk memenuhi permintaan yang dibuat oleh otoritas

pengawasan bank pusat dan ditujukan dengan maksud

pengawasan bank. Namun, tidak ada informasi deposit yang boleh

diberikan kepada otoritas pengawasan bank pusat, dan

9. Pengungkapan yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang

Perbankan (Cap 19, 2008 Rev Ed), atau pemberitahuan atau

Page 146: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

instruksi yang dikeluarkan oleh Otoritas Moneter Singapura

(Monetary Authority of Singapore/ MAS) kepada bank-bank.

Sedangkan pengungkapan informasi nasabah yang diizinkan yang

termasuk dalam Bagian II Third Schedule Singapore Banking Act dalam

hal ini informasi tidak boleh disebarkan ke pihak lain lagi adalah :

1. Pengungkapan yang dilakukan sehubungan dengan kinerja tugas

sebagai pejabat, atau penasihat profesional bank;

2. Pengungkapan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit internal

bank atau pelaksanaan manajemen risiko. Dalam kasus

pengungkapan oleh bank cabang dari suatu bank yang didirikan di

luar Singapura, dapat dilakukan ke kantor pusatnya atau bank

induknya atau setiap cabang atau perusahaan terkait yang ditunjuk

secara tertulis oleh bank pusatnya. Untuk bank yang didirikan di

Singapura, pengungkapan tersebut dapat dilakukan kepada bank

induk atau perusahaan terkait dari bank yang ditunjuk secara

tertulis oleh bank pusatnya;

3. Pengungkapan berkaitan dengan outsourcing fungsi operasional,

termasuk kantor pusat bank atau cabang di luar Singapura. Jika

fungsi outsourcing harus dilakukan di luar Singapura, referensi

harus dibuat oleh MAS 'Rahasia bank - Kondisi Outsourcing'

berjudul ('MAS 634');

4. Pengungkapan berkaitan dengan (i) merger atau merger dari bank

atau perusahaan pemegang sahamnya dengan perusahaan lain,

atau (ii) akuisis dari setiap modal saham bank atau perusahaan

keuangan induknya;

5. Pengungkapan berkaitan dengan transfer, restrukturisasi atau

penjualan, atau usulan restrukturisasi, transfer atau penjualan, dari

fasilitas kredit. Dalam hal ini, informasi dapat diungkapkan ke

pihak tujuan transfer, pembeli atau orang lain yang berpartisipasi

atau terlibat dalam transfer, restrukturisasi atau penjualan,

ataupun usulan restrukturisasi, pengalihan atau penjualan,

Page 147: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

termasuk pengacara atau penasihat profesional lainnya. Namun,

hanya informasi yang berkaitan dengan fasilitas kredit yang

relevan saja yang dapat diungkapkan;

6. Pengungkapan oleh bank di Singapura yang telah menerbitkan

kartu kredit kepada seorang pelanggan, dimana bank lain di

Singapura menyatakan bahwa ia memiliki masalah kartu kredit

atau penangguhan atau pembatalan kartu dengan alasan

permasalahan pembayaran. Informasi yang dapat diungkapkan

adalah nama dan identitas pelanggan, jumlah hutang pada kartu

kredit atau biaya, dan tanggal penghentian atau pembatalan kartu;

7. Pengungkapan informasi nasabah (tidak termasuk informasi

deposito) yang sangat diperlukan (i) untuk sintesis, pengumpulan

atau pengolahan informasi pelanggan oleh biro kredit untuk

menilai kelayakan kredit dari nasabah bank, atau (ii) untuk

penilaian, oleh anggota tertentu tertentu biro kredit, kelayakan

kredit dari nasabah bank, dan tunduk pada kondisi yang

ditentukan oleh MAS;

8. Pengungkapan informasi yang bersifat umum (tidak terkait dengan

rincian rekening pelanggan) dibuat untuk bank lain atau bank

dagang di Singapura yang sangat memerlukannya untuk penilaian

kelayakan kredit pelanggan;

9. Pengungkapan kepada lembaga keuangan di Singapura yang

diatur oleh MAS untuk tujuan promosi, produk keuangan dan jasa

yang disediakan di Singapura oleh lembaga keuangan tersebut.

Pengecualian ini hanya terbatas pada nama pelanggan, identitas,

alamat dan nomor kontak.

Berbagai pelarangan di atas masih tetap berlaku meskipun sang

penerima informasi tersebut sudah tidak bekerja lagi untuk urusan yang

berkaitan dengan rahasia bank itu (Pasal 47 ayat (7) poin (b) Singapore

Banking Act).

Page 148: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

e. Sanksi Terhadap Pelanggaran Rahasia Bank

Hukum Singapura dalam Singapore Banking Act Pasal 47 ayat

(6) menyatakan bahwa pengungkapan rahasia bank di luar Pasal 47

dianggap sebagai pelanggaran. Hukuman yang dikenakan dibagi

menjadi dua kelompok sebagai berikut:

Any person who contravenes subsection (1) or (5) shall be guilty of

an offence and shall be liable on conviction —

(a) in the case of an individual, to a fine not exceeding $125,000 or

to imprisonment for a term not exceeding 3 years or to both; or

(b) in any other case, to a fine not exceeding $250,000.

Pasal tersebut menyatakan bahwa sanksi yang diberikan pada

pelanggaran rahasia bank dikenakan denda maksimal SGD168

125.000,

atau kurungan penjara maksimal tiga tahun, atau keduanya. Dalam

kasus korporasi, denda maksimal SGD 250.000 dapat dijatuhkan.

Sedangkan pihak yang setelah diperintahkan oleh pengadilan

untuk membuka rahasia bank, namun tidak bersedia melakukannya

akan dikenakan sanksi denda tidak lebih dari SGD 125,000

sebagaimana diterangkan dalam Pasal 47 ayat (4):

Where an order has been made by a court under subsection (3), any

person who, contrary to such an order, publishes any information

that is likely to lead to the identification of any party to the

proceedings shall be guilty of an offence and shall be liable on

conviction to a fine not exceeding $125,000.

168

SGD = Dolar Singapura, 1 SGD = 6.953 IDR (kurs per 22 Oktober 2011)

Page 149: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

B. Pembahasan

1. Kesesuaian Antara Pengaturan Rahasia Bank di Indonesia, Swiss dan

Singapura Berkaitan dengan Upaya Peningkatan Cadangan Devisa Negara

a. Kaitan Antara Pengaturan Rahasia Bank Indonesia, Swiss dan

Singapuradengan Upaya Peningkatan Cadangan Devisa Negara

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar menyatakan

bahwa Pembangunan nasional dilaksanakan oleh bangsa Indonesia

untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945. Penjelasan tersebut juga menyatakan bahwa devisa

sebagai salah satu alat dan sumber pembiayaan memiliki peran yang

sangat penting dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional.

Kondisi cadangan devisa harus dipelihara agar transaksi internasional

dapat berlangsung dengan stabil, dalam hal ini terutama digunakan

secara langsung untuk membiayai kegiatan impor dan membayar

hutang luar negeri. Kuatnya cadangan devisa negara akan

meningkatkan kepercayaan akan kemampuan negara tersebut

menghadapi berbagai kewajiban pembayaran ke luar negeri yang akan

berdampak bagi kelancaran berbagai aktifitas internasional negara

terkait. Menipisnya cadangan devisa akan mengundang spekulasi rupiah

dari para spekulator yang akan menyebabkan tergoncangnya stabilitas

nilai tukar.

Cadangan devisa yang merupakan stok untuk alat pembayaran

luar negeri (transaksi internasional) dapat berasal dari pemasukan jasa

keuangan dan juga aliran dana masuk (capital inflow) yang berasal dari

dana masyarakat luar negeri yang disimpan di perbankan dalam negeri.

Posisi cadangan devisa Indonesia September 2011 senilai US$ 114,5

Milliar masih berada jauh di bawah Swiss yakni US$ 288,6 Milliar dan

Singapura US$ 242,3 milliar. Faktor utama sumber cadangan devisa

Indonesia yang paling diandalkan adalah dari hasil ekspor komoditas

Page 150: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

perdagangan internasional yang mana sumber pemasukannya sangat

besar menambah cadangan devisa yakni sebesar 30% dan setelah itu

adalah dari tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri baik

sebagai tenaga ahli maupun sebagai pembantu rumah tangga. Selain itu,

pemerintah Indonesia juga sering melakukan peminjaman hutang luar

negeri untuk memperkuat posisi devisa negara Indonesia.

Penambahan devisa Indonesia dari ekspor didominasi oleh

komoditi minyak dan gas mentah yang mana hal ini tentu kurang

profitable dan memiliki batas waktu tertentu hingga cadangan minyak

dan gas di bumi Indonesia habis. Sedangkan pemasukan yang berasal

dari TKI yang bekerja di luar negeri bukanlah pilihan yang tepat untuk

diperjuangkan menutupi berbagai kekurangan devisa Indonesia,

dikarenakan sumber ini berkaitan dengan rasa kemanusiaan. Sedangkan

sumber penambahan devisa dari hutang luar negeri akan berakibat pada

rentannya intervensi pihak luar sebagai pemberi pinjaman maupun

hibah dari luar negeri.

Di sisi lain, Swiss dan Singapura yang terbukti memiliki

cadangan devisa lebih dari dua kali lipat cadangan devisa Indonesia,

lebih mengandalkan penambahan devisa dari kegiatan jasa, termasuk di

dalamnya jasa keuangan terutama yang dilaksanakan oleh pihak

perbankan. Meskipun pada awalnya sumber devisa yang berasal dari

kegiatan ini merupakan usaha yang terpaksa dilakukan karena

terbatasnya sumber daya alam negara setempat, namun sekarang

sumber devisa ini terbukti lebih baik dibandingkan yang berasal dari

kegiatan non-jasa baik dari segi jumlah maupun ketahanannya.

Laporan OECD yakni jumlah uang yang disimpan individu dan

korporasi di negara-negara yang memperhatikan pemasukan nasabah

internasional berkisar antara US$ 5 triliun – US$ 7 triliun. Hal ini

membuktikan bahwa aliran dana nasabah internasional merupakan

sumber cadangan devisa negara yang potensinya sangat besar. Data

hasil survey yang dilakukan oleh Accenture dan University of St.

Page 151: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Gallen pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sepertiga aset likuid

swasta yang ada di seluruh dunia dikelola oleh Swiss sedangkan

Singapura menjadi pesaing utama Swiss dengan mengelola 19% dari

total aset dunia.169

Angka yang dimiliki Singapura tergolong sangat

besar mengingat Singapura termasuk negara baru dalam dunia

perbankan internasional. Data lain yang dikeluarkan oleh Economic

Review Committee Sub-Committee on Services Industries Financial

Services Working Group menunjukkan bahwa peningkatan sumbangan

devisa yang berasal dari jasa perbankan di Singapura meningkat drastis

dari tahun 1980 yang hanya 8% menjadi 12,8% pada tahun 1994.170

Terlebih lagi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Merrill Lynch

dan Capgemini beberapa tahun lalu dapat diketahui hampir 33% dari

orang kaya (high networth individual) yang ada di Singapura berasal

dari Indonesia dan jumlah kekayaan yang ditanamkan di Singapura

diperkirakan sekitar US$ 70 miliar.171

Berbagai bukti di atas cukup meyakinkan bahwa kegiatan jasa

keuangan memiliki potensi sangat besar bagi upaya peningkatan

cadangan devisa suatu negara. Untuk menjadikan kegiatan jasa

keuangan memberikan sumbangan cadangan devisa, maka diperlukan

peningkatan jumlah nasabah maupun dana nasabah yang dikelola oleh

bank dalam negeri. Teori stakeholder mengingatkan bahwa pihak yang

mempunyai peran terhadap eksistensi dan keberhasilan perusahaan

(bank) tidak hanya pihak yang telah berhubungan dengan perusahaan

itu saja, namun juga pihak lain yang pada masa akan datang

diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada perusahaan

(stakeholder masa depan) baik itu dalam hal ini konsumen potensial

169

The Swiss Banking Industry..., loc. Cit..

170 Financial Services Working Group Report, Positioning Singapore as a Pre-eminent Financial

Centre in Asia, September 2002, hlm. 3

171Indonesia Masuk Daftar Korban Tax Havens, terdapat dalam

http://www.rumahpajak.com/index.php?option=com_content&task=view&id=10959

Page 152: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

(calon nasabah). Selain itu, teori ini juga mengingatkan bahwa selain

stakeholder internal yakni pihak yang berada di dalam bank misalnya

karyawan, manajer, dan pemegang saham, juga perlu diperhatikan

pihak yang berada di luar lingkungan bank itu sendiri sebagai stake

holder eksternal.

Teori legitimasi menekankan bahwa supaya suatu organisasi

(bank) bisa mendapatkan legitimasi dari masyarakat luas, dalam hal ini

nasabah potensial, maka dibutuhkan sistem nilai yang sepadan dengan

sistem nilai masyarakat itu sendiri. Legitimasi dapat dianggap sebagai

menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh

bank merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai

dengan sistem, norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dimiliki

oleh masyarakat. Teori ini menganjurkan bank untuk meyakinkan

bahwa aktifitasnya dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat.

Usaha meyakinkan masyarakat ini sangat penting dimana mereka lah

yang memiliki potensi untuk menjadi nasabah bank di masa yang akan

datang.

Nasabah hanya akan mempercayakan dananya untuk disimpan di

suatu bank hanya jika nasabah percaya kepada bank tersebut yang dapat

bersumber dari berbagai hal. Salah satu sumber kepercayaan yang

diperhatikan nasabah untuk mempercayakan dananya adalah bahwa

tidak akan ada akibat buruk yang bersumber dari tersimpannya dana

nasabah di bank tersebut, hal inilah yang menjadikan pentingnya

adanya rahasia bank. Seiringan dengan hal ini, berbagai penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya, diantara oleh Fritz Kaiser dan James Chia,

bahwa masyarakat dari berbagai negara lebih memilih untuk

menyimpan dana mereka di negara-negara seperti Swiss dan Singapura

dikarenakan bank-bank di negara tersebut sangat menjaga rahasia bank

mereka. Sesuai dengan upaya pertama yang disarankan oleh teori

legitimasi dalam upaya mengurangi gap legitimasi antara pihak

perbankan dan pihak masyarakat, untuk tujuan upaya peningkatan

Page 153: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

cadangan devisa, maka diperlukan peninjauan kembali berbagai hal

berkaitan dengan rahasia bank yang ada.

Berkaitan dengan pentingnya rahasia bank, bank sebagai lembaga

yang melindungi dana nasabah juga berkewajiban menjaga kerahasiaan

terhadap dana nasabahnya dari pihak yang dapat merugikan nasabah.

Selain itu, masyarakat yang mempercayakan dananya untuk dikelola

oleh bank juga harus dilindungi terhadap tindakan yang semena-mena

yang dilakukan oleh bank yang dapat merugikan nasabahnya. Hal ini

sangat dibutuhkan termasuk dalam upaya peningkatan cadangan devisa

negara bahwa bank harus mendapat kepercayaan dari masyarakat

internasional dan kepercayaan tersebut akan lahir apabila semua data

nasabah tersimpan secara rapi dan dirahasiakan, sehingga hal awal yang

sangat perlu diperhatikan adalah pengaturan rahasia bank di negara

bank berasal.

Pengaturan rahasia bank sangat bergantung pada aturan rahasia

bank yang berlaku di negara bank berasal. Teori hukum responsif

menekankan bahwa hukum harus berkompeten, adil dan juga harus

mampu mengenali keinginan publik dan punya komitmen terhadap

tercapainya keadilan substantif. Selain itu, tatanan hukum juga harus

lebih beradab, atau bahwa tatanan tersebut harus lebih santun, lebih

menerima keberagaman budaya, dan tidak terlalu mudah menjadi kejam

terhadap hal-hal yang menyimpang dan eksentrik. Sehingga, dalam

upaya perbaikan kegiatan rahasia bank, maka yang paling utama perlu

ditinjau ulang adalah aturan yang berkaitan dengan rahasia hukum itu

sendiri.

b. Perbandingan Pengaturan Rahasia Bank di Indonesia, Swiss dan

Singapura

Pendekatan perbandingan hukum digunakan untuk lebih

mengoptimalkan pembahasan pengaturan rahasia bank ini. Pendekatan

perbandingan dilakukan dengan pendekatan yang disebut oleh E.

Page 154: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Lambert sebagai descriptive comparative law, yaitu dengan cara

menginventarisasi sistem aturan tertentu sebagaimana sistem ini

ditegakkan untuk beberapa kategori hubungan-hubungan hukum.

Sedangkan dengan meminjam pembagian perbandingan hukum yang

dilakukan oleh J.H. Wigmore, maka perbandingan yang digunakan adalah

comparative nomoscopy, yakni perbandingan hukum yang

menggambarkan sistem-sistem hukum. Sedangkan jenis pendekatan

sesuai pembagian yang dilakukan Munir Fuady, maka perbandingan

hukum yang dilakukan termasuk pada pendekatan perbandingan hukum

substantif, yaitu perbandingan hukum di mana yang diperbandingkan

antara dua atau lebih dari hukum substantive yang dalam hal ini adalah

perbandingan tentang peraturan rahasia bank di Indonesia, Swiss dan

Singapura.

Pembahasan mengenai pengaturan rahasia bank di Indonesia,

Swiss dan Singapura akan dikelompokkan ke dalam beberapa topik

utama dengan tujuan supaya didapatkannya pembahasan yang lebih

terstruktur dan mendalam. Pengelompokan ini akan diawali dengan

kemungkinan adanya pengaruh dari digunakannya sistem hukum civil

law ataupun common law, mengingat bahwa Indonesia dan Swiss

menganut civil law system dan Singapura menganut common law

system. Selain itu, akan dibahas apakah pengaturan di Indonesia, Swiss

dan Singapura termasuk dalam Hukum Pidana ataukah Perdata serta

sifat rahasia bank yang dianut apakah menganut teori absolut ataukah

teori relatif. Pembahasan selanjutnya berkaitan langsung dengan isi

aturan yang berlaku saat ini di masing-masing negara dengan

dikelompokkan dalam empat topik utama pengaturan rahasia bank,

yakni batasan yang termasuk dalam rahasia bank, pihak yang berkaitan

dengan rahasia bank, pengecualian pengungkapan rahasia bank, serta

sanksi terhadap pelanggaran rahasia bank.

Page 155: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

1) Sistem Hukum

Berkaitan dengan sistem hukum yang digunakan yakni Civil

Law ataupun Common Law, penulis berpendapat bahwa sistem

hukum yang digunakan diantara ketiga negara yakni Indonesia,

Swiss dan Singapura tidak memiliki pengaruh yang cukup besar.

Swiss menganut sistem hukum Civil Law seperti halnya Indonesia

yakni menggunakan undang-undang tertulis dalam memutuskan

suatu perkara. Sedangkan Singapura yang menganut sistem hukum

Common Law memiliki undang-undang dasar tertulis yang dianggap

sebagai hukum tertinggi republiknya dan dilengkapi dengan berbagai

undang-undang yang mencakup berbagai bidang sehingga sebagian

besar kasus telah tercakup dalam undang-undang yang dimilikinya,

termasuk berbagai aturan mengenai perbankan beserta pengaturan

rahasia bank.

Dalam hal pengaturan rahasia bank, Indonesia mengaturnya

dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 jo. Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1992 jo. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan. Sedangkan perundang-undangan yang berkaitan dengan

rahasia bank di Swiss mulai ditetapkan pada tahun 1713, dan mulai tertata

dengan baik pada tahun 1934 dengan ditetapkannya UU Perbankan

Federal (Federal Act on Banks and Savings Banks). UU Perbankan

Federal Swiss ini mulai disahkan pada tanggal 8 November 1934 dan

telah dilakukan perubahan kecil beberapa kali dengan perubahan

terakhir dilakukan pada tanggal 1 Januari 2009. Meskipun pada

dasarnya menganut sistem common law, namun Singapura juga

menggunakan undang-undang serupa dengan yang digunakan oleh

negara-negara penganut civil law yakni dengan digunakannya

Singapore Banking Act. UU Perbankan Singapura ini mulai disahkan

pada tanggal 1 Januari 1971 yang juga mengalami beberapa kali

revisi dengan revisi terakhir adalah Edisi Revisi 2008 yang

digunakan mulai 6 februari 2008.

Page 156: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

2) Bentuk Pelanggaran

Bentuk pelanggaran yang dimaksudkan di sini adalah apakah

pelanggaran terhadap rahasia bank di Indonesia, Swiss dan

Singapura termasuk dalam pelanggaran hukum pidana ataukah

pelanggaran hukum perdata. Hukum perdata disebut pula

hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik.

Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara

serta kepentingan umum, misalnya politik dan pemilu (hukum tata

negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi atau

tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata

mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari,

seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian,

kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-

tindakan yang bersifat perdata lainnya. Soerjono Soekanto

menerangkan dalam bukunya Penelitian Hukum Normatif, bahwa di

dalam setiap bidang tata hukum terdapat aspek pidana, apabila

dirumuskan sanksi-sanksi negatif yang merupakan ancaman hukum

terhadap pelanggar.172

Sejak awal ditetapkannya peraturan yang berkaitan dengan

rahasia bank di Indonesia yakni dengan ditetapkannya UU No. 14

Tahun 1967, bentuk pelanggaran terhadap ketentuan rahasia bank telah

ditetapkan sebagai pelanggaran pidana. Bentuk ini masih dipertahankan

dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 juga dalam Undang-undang

penggantinya yakni UU No. 10 Tahun 1998. Bentuk sanksi negatif dalam

pengaturan rahasia bank di Indonesia terletak pada Pasal 47, 47A, 52 dan

53 UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Sedangkan Swiss, sebelum tahun 1934, pelanggaran rahasia

bank adalah murni pelanggaran perdata dimana sang penuntut dapat

meminta ganti rugi. Hal ini tercantum dalam Kitab Undang-undang

Hukum Perdata Swiss 1907 dan Undang-undang Tenaga Kerja 1911.

172

Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, op.cit., hlm 6.

Page 157: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Namun sejak ditetapkannya Swiss Federal Act on Banks and Savings

Banks, pelanggaran terhadap ketentuan rahasia bank berubah

menjadi pelanggaran pidana. Sanksi terhadap pelanggaran ini

dijabarkan pada Pasal 47 ayat (2) dan (3).

Singapura sejak awal melakukan pengaturan rahasia bank

menggunakan peraturan Singapore Banking Act. UU Perbankan

yang telah disahkan sejak tanggal 1 Januari 1971 ini selalu

memasukkan pelanggaran terhadap aturan rahasia bank pada hukum

pidana dan tidak berubah hingga revisi terakhir, yakni Edisi Revisi

2008. Ketentuan sanksi terhadap pelanggaran rahasia bank

Singapura terjabarkan dalam Pasal 47 ayat (4) dan ayat (6).

3) Sifat Rahasia Bank

Terdapat dua teori berkaitan dengan sifat rahasia bank yakni

teori yang mengatakan rahasia bank bersifat mutlak (absolute

theory) dan yang mengatakan bahwa rahasia bank bersifat relatif

(relative theory). Bersifat mutlak di sini berarti bahwa semua

keterangan mengenai nasabah dan keuangannya yang tercatat di

bank wajib dirahasiakan tanpa pengecualian dan pembatasan dengan

alasan apa pun dan oleh siapapun. Apabila terjadi pelanggaran

terhadap kerahasiaan tersebut, bank yang bersangkutan harus

bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkannya.

Sedangkan relatif berarti bahwa semua keterangan mengenai

nasabah dan keuangannya yang tercatat di bank tetap wajib

dirahasiakan, namun bila ada alasan yang dapat dibenarkan oleh

undang-undang, rahasia bank mengenai keuangan nasabah yang

bersangkutan boleh dibuka (diungkapkan) kepada pejabat yang

berwenang, misalnya pejabat perpajakan, serta pejabat penyidik

tindak pidana ekonomi.

Bank merupakan bagian dari sistem keuangan dan sistem

pembayaran suatu negara dimana bank berfungsi sebagai lembaga

Page 158: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

intermediasi yang bekerja dengan menggunakan dana milik

masyarakat, mengerahkan dana simpanan masyarakat dan

menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam

bentuk kredit. Ketika suatu bank berdiri dan memperoleh izin usaha

untuk beroperasi, maka bank tersebut bukan hanya milik para

pemegang saham bank saja, tetapi juga telah menjadi milik

masyarakat. Teori mutlak bertentangan dengan kepentingan negara

atau masyarakat banyak dikesampingkan oleh kepentingan individu

yang merugikan negara serta masyarakat banyak.

Perlunya pengutamaan kepentingan masyarakat banyak dan

negara juga sesuai dengan Penjelasan atas UU RI No. 24 Tahun

1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar, bahwa

pembangunan nasional dilaksanakan oleh bangsa Indonesia untuk

mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945. Sejalan dengan itu, Pasal 4 Undang - Undang No. 10

Tahun 1998 juga menyatakan bahwa perbankan Indonesia bertujuan

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah

peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Di sini, teori relatif sesuai

dengan rasa keadilan (sense of justice), artinya kepentingan negara

atau kepentingan masyarakat tidak dikesampingkan begitu saja.

Teori relatif melindungi kepentingan semua pihak, baik individu,

masyarakat, ataupun negara.

Pembedaan sifat pengaturan rahasia bank yang dipakai oleh

suatu negara merupakan penganut teori mutlak atau relatif dapat

dilihat apakah terdapat pengecualian dalam pengaturannya terhadap

kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan kepentingan negara

maupun masyarakat atau tidak. Jika dilihat ke dalam peraturan pada

ketiga negara yang dibahas, yakni Indonesia, Swiss dan Singapura,

maka tampak bahwa ketiga negara ini memberikan pengecualian

pembukaan rahasia bank untuk beberapa kasus yang berkaitan

Page 159: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

dengan kepentingan keadilan masyarakat dan negara. Dengan

demikian, maka dapat dinyatakan bahwa Indonesia, Swiss dan

Singapura dalam pengaturan rahasia bank bersifat relatif, sesuai

dengan teori relatif (relative theory) dan telah memenuhi rasa

keadilan (sense of justice).

4) Batasan Rahasia Bank

Batasan berlakunya rahasia bank di Indonesia telah berubah

dari PERPU Nomor 23 Tahun 1960 tentang Rahasia Bank yang

sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

yakni mencakup informasi nasabah penyimpan dan juga nasabah

debitur menjadi sesuai dengan Pasal 1 angka 28 Undang-undang

Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang menyebutkan bahwa,

―Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya‖. Pasal 1

angka 28 UU No.10 Tahun 1998 ini menegaskan bahwa peraturan

Indonesia menetapkan bahwa yang mencakup rahasia bank hanyalah

informasi mengenai nasabah penyimpan dan informasi mengenai

simpanannya saja, tidak termasuk di dalamnya informasi mengenai

nasabah debitur.

Batasan cakupan rahasia bank di Swiss tidak dijelaskan secara

langsung seperti yang dinyatakan pada UU RI No.10 Tahun 1998

namun diringkas dalam Pasal 36 Swiss Federal Act on Banks and

Savings Banks yang menyatakan bahwa, ―The creditors can consult

the schedule of claims to the extent that it is necessary for the

protection of their creditor rights; in doing so, professional secrecy

pursuant to Article 47 is to be preserved as far as possible.‖ Dari

pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dalam

lindungan rahasia bank di Swiss hanyalah nasabah kreditor saja dan

tidak mencakup nasabah debitor, sehingga batasan yang ada di Swiss

sama dengan yang berlaku di Indonesia.

Page 160: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Sedangkan peraturan Singapura jauh lebih jelas menerangkan

batasan cakupan rahasia bank yang berlaku di negaranya. Larangan

pengungkapan rahasia bank di Singapura yang dijelaskan dalam

pasal 47 Singapore Banking Act (Cap 19, 2008 Rev Ed)

menggunakan istilah customer information. Penjelasan mengenai

istilah customer information secara jelas dituliskan dalam pasal 40A

undang-undang yang sama. Pasal ini sangat detail menjelaskan

mengenai customer information, bahkan penjelasan yang diberikan

hingga tiga tahap penjelasan yakni menjelaskan pula istilah ―deposit

information‖ yang terdapat dalam kategori customer information,

serta istilah ―funds of a customer under management‖ yang

digunakan dalam deposit information. Aturan rahasia bank

Singapura menetapkan batasan rahasia bank untuk nasabah

penyimpan ialah menyangkut informasi mengenai rekening nasabah

tersebut lengkap dengan informasi mengenai simpanannya.

Sedangkan untuk nasabah debitur, yang termasuk dalam aturan

rahasia bank hanyalah informasi mengenai rekeningnya saja, tidak

termasuk informasi mengenai dana yang dipinjamnya. Sebagai

tambahan, Pasal 47 ayat (10) UU yang sama menegaskan bahwa

batasan ini juga berlaku bagi bank dagang yang disetujui sebagai

lembaga keuangan di Singapura di bawah UU Otoritas Moneter

Singapura (Cap 186, 1999 Rev ed). Selain itu, UU Perbankan ini

juga menekankan bahwa penguasa ataupun pihak bank tidak berhak

membuat standar (batasan) yang lebih tinggi dari yang ditentukan

oleh peraturan dan Hukum juga tidak dikenakan pada orang di luar

kategori yang dimasukkan dalam peraturan. Hal ini diatur dalam

pasal 47 ayat (8).

5) Pihak-pihak yang Berkaitan dengan Rahasia Bank

Mengenai pihak yang diwajibkan menjaga rahasia bank

dimasukkan dalam Pasal 47 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun

Page 161: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

1998 yakni pihak-pihak yang berkewajiban merahasiakan keterangan

mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya me1iputi: anggota

dewan komisaris, direksi, pegawai bank, atau pihak terafilasi lainnya

dari bank. Mengenai siapa yang dimaksudkan sebagai pihak yang

terafiliasinya ditentukan di dalam Pasal 1 ayat (22) Undang-Undang

No. 10 Tahun 1998 yakni:

1. anggota dewan komisaris, pengawas, pengelola atau kuasanya,

pejabat, atau karyawan bank;

2. anggota pengurus, pengawas, pengelola, atau kuasanya,

Pejabat atau karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk

hukum koperasi sesuai dengan peraturan perUndang-

Undangan yang berlaku;

3. pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain

akuntan publik, penilai, konsultan hukum, dan konsultan

lainnya;

4. pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta

mempengaruhi pengelolaan bank, antara lain pemegang saham

dan keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas,

keluarga direksi, keluarga pengurus.

Undang-undang Swiss menggunakan istilah Rahasia Jabatan/

Rahasia Profesi (Professional Secrecy) untuk berbagai pelanggaran

Rahasia Bank. Dalam peraturan negara Swiss, pihak yang

diwajibkan menjaga rahasia bank disebutkan dalam Pasal 47 ayat (1)

Swiss Act on Banks and Savings Banks yang dibaginya ke dalam tiga

golongan sebagai berikut:

1) Golongan yang memang diberikan kepercayaan mengenai

berbagai hal berkaitan dengan informasi rahasia bank ini,

dalam hal ini yang termasuk di dalamnya adalah sebagai:

a) Badan hukum

b) Karyawan

c) Orang kepercayaan

d) Juru likuidasi

2) Golongan yang tidak diberikan kepercayaan dari nasabah

langsung untuk mengetahui informasi rahasia bank, namun

memiliki kapasitas untuk mengetahui rahasia tersebut. Hal ini

Page 162: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

berlaku bagi pihak baik sebagai badan hukum maupun

karyawan perusahaan yang bertugas mengaudit suatu bank,

ataupun pihak yang memiliki kapasitas untuk mengetahui

rahasia bank tersebut.

3) Golongan yang melakukan usaha pembujukan kepada orang

lain untuk melakukan pelanggaran rahasia jabatan ini.

Selain ketiga golongan di atas yang disebutkan dalam pasal 47 ayat

(1), pada UU yang sama (Swiss Federal Act on Banks and Savings

Banks) Pasal 4 terutama ayat (1) juga menunjukkan pihak yang

terikat dengan rahasia bank. Pasal 4 ayat 1b menunjukkan bahwa

induk perusahaan dan otoritas pengawas bank juga ikut terikat dalam

aturan rahasia bank Swiss ini. Ayat (4) pasal 47 menyatakan bahwa

beban penjagaan rahasia bank masih akan tetap dikenakan meskipun

pihak yang bersangkutan telah keluar dari bank tempat ia bekerja,

atau tugas profesional yang berkaitan dengan rahasia bank telah

selesai dikerjakan. Dengan kata lain, berbagai pihak yang berkaitan

dengan rahasia bank berkewajiban untuk menjaga rahasia bank

seumur hidupnya.

Berkaitan dengan pihak yang diwajibkan menjaga rahasia

bank atau yang lebih sering dinyatakan sebagai rahasia jabatan di

Singapura, Pasal 47 ayat (5) Singapore Banking Act (Cap 19, 2008

Rev Ed) menyebutkan bahwa yang termasuk berkewajiban menjaga

rahasia bank adalah body corporate serta officer yang tergabung

dalam body corporate tersebut. Istilah officer sendiri telah dijelaskan

dalam Pasal 2 ayat (1) undang-undang yang sama yakni termasuk;

1) Direktur, sekretaris atau karyawan bank

2) Kurator, manager dari perusahaan yang ditunjuk untuk

mengelola suatu bank atas alasan tertentu; dan

3) Likuidator dari bank yang bersangkutan.

Selain pihak-pihak di atas terdapat pihak lain yang juga

diwajibkan menjaga rahasia bank seperti yang dijelaskan dalam

Page 163: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Pasal 47 ayat (9) yakni ―the Authority‖. Istilah ―the Authority‖ yang

digunakan dalam pasal ini dijelaskan oleh Pasal 2 ayat (1) sebagai

Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/

MAS) yang diatur dengan the Monetary Authority of Singapore Act

(Cap. 186). Sedangkan masa berlakunya kewajiban penjagaan

rahasia bank di Singapura dijelaskan dalam Pasal 47 ayat (7) poin (b)

yang menyatakan bahwa kewajiban penjagaan rahasia bank masih

tetap berlaku meskipun tugas pihak yang berkaitan telah selesai atau

sudah tidak bekerja lagi di bank tersebut, ataupun sudah tidak

berhubungan lagi dengan pekerjaan tersebut.

Dari perbandingan peraturan beberapa negara di atas, tampak

bahwa peraturan Indonesia lebih lengkap menerangkan detail siapa

saja yang terbebani rahasia jabatan. Kelebihan dari cakupan Swiss

adalah bahwa pihak yang melakukan pembujukan kepada

pengemban rahasia jabatan juga telah secara jelas diatur dalam

Undang-Undang. Di sisi lain, aturan di Swiss dan Singapura telah

mencakup batas waktu sampai kapan pihak-pihak yang bersangkutan

tersebut harus menjaga informasi rahasia bank.

6) Pengecualian Pengungkapan Rahasia Bank

Rahasia bank di Indonesia diperbolehkan dibuka untuk

beberapa kasus tertentu diantaranya yang dijelaskan dalam Undang-

undang No.10 Tahun 1998 yakni untuk kepentingan perpajakan

(Pasal 41), untuk penyelesaian piutang bank (Pasal 41A), untuk

peradilan pidana (Pasal 42), untuk kepentingan pemeriksaan

peradilan perdata (Pasal 43), untuk kepentingan tukar-menukar

informasi antar bank (Pasal 44), untuk kepentingan pihak lain yang

ditunjuk nasabah (Pasal 44A ayat 1) dan untuk kepentingan

penyelesaian kewarisan (Pasal 44A ayat 2). Pasal-pasal ini juga

menjelaskan mengenai prosedur yang dapat ditempuh untuk

pengecualian pengungkapan rahasia bank beserta syarat-syarat yang

Page 164: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

harus dipenuhi dalam prosedur ini. Di luar kasus yang telah

diterangkan dalam UU Perbankan di atas, terdapat pula beberapa

pengecualian lain yang menjadikan rahasia bank boleh diungkapkan

yakni untuk kasus yang berkaitan dengan tindak pidana pencucian

uang sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2003 tentang

Tindak Pidana Pencucian Uang Pasal 33 ayat (2) dan juga untuk

kasus yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi sebagaimana

dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang

Tindak Pidana Korupsi Pasal 12.

Di Swiss, undang-undang rahasia bank memberikan

pengecualian terhadap kasus kriminal perdagangan narkotika,

pemerasan, terorisme, pencucian uang, suap kepada oknum

pemerintahan, dan penipuan pajak. Dan pada bulan Maret 2009

khusus bagi nasabah asing, kasus kriminal yang bisa dilakukan

pembukaan rahasia bank ditambah dengan penghindaran pajak.

Selain itu, beberapa kasus perdata juga bisa dijadikan alasan untuk

pembukaan rahasia bank yakni perceraian, warisan, hutang dan

kepailitan dengan pihak ketiga yang mengklaim atas simpanan

tersebut terlebih dahulu. Dalam prakteknya, sangat sulit untuk

membukan rahasia bank ini dalam kasus apapun, karena Pengadilan

Swiss harus membuktikan terlebih dahulu bahwa rekening yang

dimaksud memang benar-benar ada di Swiss, dan pembuktian ini

merupakan proses yang sangat sulit. Selain itu, Swiss hanya

memberikan bantuan hukum pembukaan rahasia bank untuk nasabah

individu ataupun pihak asing dengan syarat bahwa tindakan tersebut

juga dinyatakan bersalah oleh hukum Swiss.

Hukum Singapura mendiskripsikan pengecualian dalam

rahasia bank dengan sangat lengkap, bahkan dipisahkan mana

penerima informasi yang tidak dilarang untuk menyebarkan

informasi yang ia dapat (Bagian I Third Schedule Singapore Banking

Act) dan penerima informasi yang dilarang menyebarkan informasi

Page 165: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

rahasia bank kepada orang lain kecuali telah ditentukan dalam

undang-undang atau dengan perintah dari pengadilan. Pengungkapan

informasi nasabah yang diizinkan yang termasuk dalam Bagian I

Third Schedue Singapore Banking Act di mana informasi boleh

disebarkan ke pihak lain lagi adalah:

1. pengungkapan diizinkan secara tertulis oleh nasabah atau, jika

sang nasabah meninggal, kepada wakil yang ditunjuk;

2. pengungkapan yang berkaitan dengan hibah wasiat atau surat-

surat administrasi harta almarhum nasabah;

3. pengungkapan yang berkaitan dengan kepailitan nasabah baik

perorangan maupun perusahaan;

4. Pengungkapan yang sifatnya hanya institusional saja yang

berkaitan dengan transaksi perbankan nasabah;

5. pengungkapan oleh polisi atau petugas publik atau pengadilan

dengan alasan penyidikan atau penuntutan;

6. pengungkapan yang dilakukan berkaitan dengan perintah sitaan

yang berkaitan dengan uang di rekening pelanggan;

7. pengungkapan yang sesuai dengan perintah Mahkamah Agung

atau hakim sesuai dengan Bagian IV Undang-undang mengenai

Bukti/ Evidence Act (Cap 97, 1997 Rev Ed);

8. (Untuk bank yang merupakan cabang dari suatu bank yang

didirikan di luar Singapura) pengungkapan sangat diperlukan

untuk memenuhi permintaan yang dibuat oleh otoritas

pengawasan bank pusat dan ditujukan dengan maksud

pengawasan bank. Namun, tidak ada informasi deposit yang

boleh diberikan kepada otoritas pengawasan bank pusat, dan

9. Pengungkapan yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang

Perbankan (Cap 19, 2008 Rev Ed), atau pemberitahuan atau

instruksi yang dikeluarkan oleh Otoritas Moneter Singapura

(Monetary Authority of Singapore/ MAS) kepada bank-bank.

Page 166: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

Sedangkan pengungkapan informasi nasabah yang diizinkan yang

termasuk dalam Bagian II Third Schedule Singapore Banking Act di

mana informasi tidak boleh disebarkan ke pihak lain lagi adalah :

1. Pengungkapan yang dilakukan sehubungan dengan kinerja tugas

sebagai pejabat, atau penasihat profesional bank;

2. Pengungkapan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit internal

bank atau pelaksanaan manajemen risiko. Dalam kasus

pengungkapan oleh bank cabang dari suatu bank yang didirikan

di luar Singapura, dapat dilakukan ke kantor pusatnya atau bank

induknya atau setiap cabang atau perusahaan terkait yang

ditunjuk secara tertulis oleh bank pusatnya. Untuk bank yang

didirikan di Singapura, pengungkapan tersebut dapat dilakukan

kepada bank induk atau perusahaan terkait dari bank yang

ditunjuk secara tertulis oleh bank pusatnya;

3. Pengungkapan berkaitan dengan outsourcing fungsi operasional,

termasuk kantor pusat bank atau cabang di luar Singapura. Jika

fungsi outsourcing harus dilakukan di luar Singapura, referensi

harus dibuat oleh MAS 'Rahasia bank - Kondisi Outsourcing'

berjudul ('MAS 634');

4. Pengungkapan berkaitan dengan (i) merger atau merger dari

bank atau perusahaan pemegang sahamnya dengan perusahaan

lain, atau (ii) akuisis dari setiap modal saham bank atau

perusahaan keuangan induknya;

5. Pengungkapan berkaitan dengan transfer, restrukturisasi atau

penjualan, atau usulan restrukturisasi, transfer atau penjualan,

dari fasilitas kredit. Dalam hal ini, informasi dapat diungkapkan

ke pihak tujuan transfer, pembeli atau orang lain yang

berpartisipasi atau terlibat dalam transfer, restrukturisasi atau

penjualan, ataupun usulan restrukturisasi, pengalihan atau

penjualan, termasuk pengacara atau penasihat profesional

Page 167: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

lainnya. Namun, hanya informasi yang berkaitan dengan

fasilitas kredit yang relevan saja yang dapat diungkapkan;

6. Pengungkapan oleh bank di Singapura yang telah menerbitkan

kartu kredit kepada seorang pelanggan, dimana bank lain di

Singapura menyatakan bahwa ia memiliki masalah kartu kredit

atau penangguhan atau pembatalan kartu dengan alasan

permasalahan pembayaran. Informasi yang dapat diungkapkan

adalah nama dan identitas pelanggan, jumlah hutang pada kartu

kredit atau biaya, dan tanggal penghentian atau pembatalan

kartu;

7. Pengungkapan informasi nasabah (tidak termasuk informasi

deposito) yang sangat diperlukan (i) untuk sintesis,

pengumpulan atau pengolahan informasi pelanggan oleh biro

kredit untuk menilai kelayakan kredit dari nasabah bank, atau

(ii) untuk penilaian, oleh anggota tertentu tertentu biro kredit,

kelayakan kredit dari nasabah bank, dan tunduk pada kondisi

yang ditentukan oleh MAS;

8. Pengungkapan informasi yang bersifat umum (tidak terkait

dengan rincian rekening pelanggan) dibuat untuk bank lain atau

bank dagang di Singapura yang sangat memerlukannya untuk

penilaian kelayakan kredit pelanggan;

9. Pengungkapan kepada lembaga keuangan di Singapura yang

diatur oleh MAS untuk tujuan promosi, produk keuangan dan

jasa yang disediakan di Singapura oleh lembaga keuangan

tersebut. Pengecualian ini hanya terbatas pada nama pelanggan,

identitas, alamat dan nomor kontak.

Pelarangan penyebaran informasi rahasia bank ke pihak lain lagi ini

masih tetap berlaku meskipun sang penerima informasi tersebut

sudah tidak bekerja lagi untuk urusan yang berkaitan dengan rahasia

bank itu.

Page 168: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Dari penjabaran di atas terlihat bahwa Swiss tampak memberikan

pengecualian pengungkapan rahasia bank hanyalah untuk memenuhi

tuntutan internasional bahwa aturan mengenai pengecualian ini haruslah

ada. Namun aturan yang diberikan tidak menjelaskan dengan rinci jenis

pengecualian yang diberikan dan juga langkah prosedural yang harus

dijalani untuk melakukan pembukaan rahasia bank ini. Di sisi lain,

Singapura memberikan penjelasan rinci terhadap jenis kasus yang

diberikan pengecualian untuk dibukanya rahasia bank. Bahkan aturan

ini jauh lebih maju dibandingkan aturan Indonesia dan Swiss yakni

mengatur pula batasan yang diberikan kepada penerima informasi

rahasia bank sehingga informasi yang dibuka tidak akan digunakan

secara tidak bertanggung jawab oleh sang penerima informasi.

7) Sanksi Terhadap Pelanggaran Rahasia Bank

Di Indonesia, ancaman hukuman pidana terhadap pelaku tindak

pidana di bidang perbankan berkaitan dengan rahasia bank menurut

Undang – Undang Perbankan dapat dibagi dalam 3 kategori sebagai

berikut:

1) Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 4 (empat)

tahun serta denda minimal 10 milyar rupiah dan maksimal 200

milyar rupiah (Pasal 47 ayat (1)).

Hukuman diancam terhadap barang siapa yang tanpa membawa

perintah tertulis atau izin dari Pimpinan Bank Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 42A, dan Pasal 42,

dengan sengaja memaksa bank atau pihak terafiliasi untuk

memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

Undang– undang Perbankan.

2) Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 4 (empat)

tahun serta denda minimal 4 milyar rupiah dan maksimal 8 milyar

rupiah (Pasal 47 ayat (2)).

Page 169: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

Hukuman ini diancam terhadap para anggota dewan komisaris,

direksi, pegawai bank, atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan

sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut

Pasal 40 Undang– undang Perbankan.

3) Pidana penjara minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 7 (tujuh) tahun

serta denda minimal 4 milyar rupiah dan maksimal 15 milyar

rupiah (Pasal 47A).

Hukuman tersebut diancam kepada anggota dewan komisaris,

direksi atau pegawai bank yang dengan sengaja tidak memberikan

keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 42A dan Pasal 44A Undang – undang Perbankan.

Berkaitan dengan sanksi pelanggaran rahasia bank ini, UU Perbankan

juga dilengkapi dengan aturan sanksi administratif yang dapat

diterapkan oleh Bank Indonesia dalam Pasal 52 sebagai berikut:

(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 47, Pasal 47A, Pasal 48, Pasal 49, dan

Pasal 50A, Bank Indonesia dapat menetapkan sanksi

administratif kepada bank yang tidak memenuhi kewajibannya

sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini, atau

Pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank yang

bersangkutan.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

antara lain adalah:

a. denda uang;

b. teguran tertulis;

c. penurunan tingkat kesehatan bank;

d. larangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring;

e. pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik untuk kantor

cabang tertentu maupun untuk bank secara keseluruhan;

f. pemberhentian pengurus bank dan selanjutnya menunjuk dan

mengangkat pengganti sementara sampai Rapat Umum

Pemegang Saham atau Rapat Anggota Koperasi mengangkat

pengganti yang tetap dengan persetujuan Bank Indonesia;

g. pencantuman anggota pengurus, pegawai bank, pemegang

saham dalam daftar orang tercela di bidang Perbankan.

(3) Pelaksanaan lebih lanjut mengenai sanksi administratif

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Page 170: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

Dan untuk sanksi administratif yang dapat ditetapkan kepada Pihak

Terafiliasi yang melanggar UU ini tercantum pada Pasal 53 sebagai

berikut.

Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 50, Bank Indonesia dapat menetapkan sanksi

administratif kepada Pihak Terafiliasi yang tidak memenuhi

kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini

atau menyampaikan pertimbangan kepada instansi yang berwenang

untuk mencabut izin yang bersangkutan.

Swiss membedakan jenis sanksi berdasarkan apakah tindakan

tersebut dilakukan dengan sengaja ataukah atas faktor kelaian yang

diatur dalam Pasal 47 ayat (1) dan (2) Swiss Act on Banks and Savings

Banks. Undang-undang ini mulai diberlakukan tanggal 8 November

1934 dan telah mengalami beberapa kali revisi dengan revisi terakhir

dilakukan pada tanggal 1 Januari 2009. Berkaitan dengan sanksi yang

dijatuhkan, revisi yang dilakukan adalah dalam besarnya jumlah denda

yang diberikan. Dalam UU revisi terakhir tersebut Pasal 47 ayat (1) dan

(2) menyatakan besar sanksi yang dapat dijatuhkan terhadap pelanggar

aturan rahasia bank adalah:

1) Bagi pihak yang dengan sengaja melakukan pelanggaran rahasia

bank termasuk di dalamnya pihak yang melakukan pembujukan

atas pelanggaran ini, diancam dengan kurungan penjara hingga 3

tahun atau denda.

2) Bagi pihak yang melakukan pelanggaran rahasia bank atas dasar

kelalaian diancam sanksi denda hingga 250.000 Swiss Franc.

Aturan ini juga menyatakan bahwa pihak federal dan kanton

berkewajiban untuk mengumpulkan bukti dan berkewajiban

memberikan informasi kepada pihak yang berwenang (Pasal 47 ayat

(5)). Dan dalam ayat (6) pasal yang sama menyatakan bahwa pihak

yang berwenang untuk melakukan tuntutan dan mengambil putusan

adalah pengadilan tingkat kanton. Pasal tersebut juga menyatakan

Page 171: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

bahwa untuk kasus ini, Kitab Undang-undang Hukum Pidana Swiss

(Swiss Penal Code) juga diberlakukan.

Singapura dalam Singapore Banking Act Pasal 47 ayat (6)

menyatakan bahwa pengungkapan rahasia bank di luar Pasal 47

dianggap sebagai pelanggaran pidana. Hukuman yang dikenakan adalah

denda maksimal SGD 125.000, atau kurungan penjara maksimal tiga

tahun, atau keduanya. Dalam kasus korporasi, denda maksimal SGD

250.000 dapat dijatuhkan. Sedangkan pihak yang setelah diperintahkan

oleh pengadilan untuk membuka rahasia bank, namun tidak bersedia

melakukannya akan dikenakan sanksi denda tidak lebih dari SGD

125,000 sebagaimana dituliskan dalam Pasal 47 ayat (4).

Aturan mengenai sanksi terhadap pelanggaran rahasia bank di

Indonesia dilengkapi dengan sanksi administratif yang dikenakan bagi

pihak yang melanggar baik itu pihak bank maupun pihak terafiliasi.

Sanksi ini diperlukan mengingat detail aturan kegiatan harian

perusahaan dan kedisiplinan harian perusahaan diatur oleh perusahaan

itu sendiri. Sehingga dengan adanya aturan ini, maka perusahaan akan

memiliki komitmen lebih untuk menjaga kerahasiaan bank. Sedangkan

peraturan Swiss melengkapi diri dengan pemberian sanksi bagi pihak

yang melakukan pembujukan pembocoran rahasia bank. Selain itu,

peraturan Swiss juga dilengkapi dengan prosedur dan pihak yang harus

bekerja untuk mengusut kasus pembocoran rahasia bank. Beberapa

peraturan unik Swiss ini termasuk di dalamnya kejelasan prosedur

pengusutan akan memperkecil celah tidak terungkapnya kasus

pelanggaran rahasia bank. Di sisi lain, aturan sanksi pelanggaran

rahasia bank di Singapura tampak sangat sederhana. Namun karena

didukung oleh komponen batasan aturan yang sudah sangat lengkap

mengenai rahasia bank, maka batasan sanksi tidak perlu dibuat terlalu

rinci kembali yang bisa jadi akan menjadi bias. Penetapan sanksi tentu

akan lebih melihat jenis kasusnya dan pernyataan salah yang

Page 172: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

dibandingkan dengan berbagai batasan dalam peraturan negara

setempat.

2. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pengaturan Rahasia Bank di Indonesia

dalam Upaya Peningkatan Cadangan Devisa Negara

Perbandingan pengaturan rahasia bank Indonesia dengan negara lain,

dalam hal ini Swiss dan Singapura, dilakukan untuk mencari rekomendasi

penyusunan hukum yang lebih sempurna. Hal ini dilakukan dengan melihat

keanekawarnaan hukum yang ada di negara-negara tersebut sehingga dapat

memberikan masukan ide tentang faktor-faktor hukum apa yang perlu

dikembangkan atau mungkin dihapuskan demi terpenuhinya tatanan hukum

yang lebih baik. Selain itu, pendekatan ini juga memberikan bahan tentang

hal-hal apa yang diperlukan untuk mengembangkan hukum antar tata

hukum pada bidang-bidang di mana kodifikasi dan unifikasi terlalu sulit

untuk diwujudkan.

Guna didapatkannya tatanan hukum yang lebih baik, harmonisasi

hukum perlu diperhatikan karena adanya perbedaan politik hukum di

masing-masing negara. Pembangunan politik hukum nasional harus selalu

dijaga agar tidak menyimpang dari aliran konstitusi dan sumber nilai yang

mendasarinya. Usaha untuk melakukan harmonisasi sistem hukum

berkenaan dengan terjadinya ketidakseimbangan dan perbedaan unsur-

unsur sistem hukum, dilakukan dengan cara menghilangkan

ketidakseimbangan dan melakukan penyesuaian terhadap unsur-unsur

sistem hukum yang berbeda itu. Dalam tesis ini, harmonisasi dilakukan

untuk memilah-milah dan melakukankan penyesesuaian terhadap masukan

yang telah didapatkan dari metode perbandingan hukum yang dilakukan.

Jika dilihat dari tiga model harmonisasi hukum yang telah dijelaskan

dalam landasan teori, maka pembahasan pengaturan rahasia bank dalam

upaya peningkatan cadangan devisa negara ini akan kurang strategis apabila

ditempuh jalur tinkering harmonization atau following harmonization.

Dalam upaya peningkatan cadangan devisa negara, maka diperlukan

Page 173: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

harmonisasi hukum yang bersifat leading harmonization, dimana produk

hukum yang tercipta akan lebih antisipatif terhadap liberalisasi perbankan

di masa yang akan datang. Dengan menempuh langkah harmonisasi

hukum demikian, norma-norma hukum yang dihasilkan diharapkan akan

lebih mempunyai nilai-nilai yang bersifat transnasional.

Pelaksanaan harmonisasi hukum sangat erat kaitannya dengan

berbagai prinsip kontraktual. Asas-asas hukum kontrak dapat dijadikan

acuan dasar untuk menjamin dilakukannya proses harmonisasi hukum

yang baik. Beberapa asas-asas hukum kontrak yang penting diperhatikan

adalah asas kebebasan berkontrak, persamaan hukum, moralitas, kepatutan

dan asas perlindungan. Asas kebebasan berkontrak dalam kaitan bahwa

Indonesia sebagai sebuah negara bebas membuat peraturan yang akan

diberlakukan di Indonesia sendiri, dalam hal ini terhadap bank-bank

Indonesia. Asas persamaan hukum dalam proses harmonisasi hukum

berarti bahwa negara satu dengan negara lain dianggap mempunyai

kedudukan dan derajat yang sama, tidak ada anggapan bahwa suatu negara

lebih unggul dibanding lainnya, terlebih berkaitan dengan hal subjektif

seperti warna kulit, agama dan ras. Asas moralitas memiliki artian bahwa

dalam pemikiran harmonisasi hukum haruslah selalu didasarkan pada

kesusilaan (moral) sebagai panggilan hati nurani. Sedangkan asas

kepatutan memiliki makna bahwa harmonisasi hukum harus sejalan

dengan yang diharuskan oleh kepatutan yang ada di masyarakatnya. Dan

asas kebiasaan bermakna bahwa harmonisasi hukum yang dilakukan tidak

hanya mengikat pada hal-hal yang menjadi bahan kajiannya saja, namun

juga terbuka pada hal-hal yang menurut kebiasaan lazim diikuti.

Untuk menentukan kelebihan dan kekurangan peraturan Indonesia

berkaitan dengan rahasia bank, digunakanlah teori mengenai prinsip

legalitas Lon L. Fuller. Hal ini merupakan cara fundamental untuk

Page 174: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

menentukan baik buruknya aturan hukum atau sistem hukum, yakni

analisis moral.173

Aspek internal moralitas hukum, menunjuk pada aturan-aturan

teknikal dari perwujudan hukum dalam aturan-aturan atau kaidah-kaidah

hukum sebagai sarana yang memungkinkan aspek eksternal moralitas

hukum dapat diwujudkan. Sedangkan Aspek eksternal menunjuk pada

tuntutan moral terhadap hukum yang harus dipenuhi agar hukum berfungsi

dengan baik yaitu dapat mengantarkan nilai keadilan sebagai muatan cita-

hukum bagi masyarakat pelaku bisnis. Titik tolaknya adalah asas tunggal

pengakuan dan penghormatan atas martabat manusia (human dignity),

yang merupakan induk dari asas-asas hukum lainnya. Asas ini

mengimplikasikan hak tiap individu untuk menjadi dirinya sendiri secara

utuh. Hak ini merupakan hak yang sangat fundamental.

Aspek internal moralitas hukum adalah aturan-aturan atau kaidah-

kaidah hukum sebagai sarana yang memungkinkan aspek eksternal

moralitas hukum dapat diwujudkan. Asas-asas ini juga dipandang sebagai

landasan dan syarat-syarat legitimitas bagi implementasi asas legalitas

(kepastian hukum).

Dalam aspek inilah, yang di dalamnya merupakan delapan prinsip

legalitas kaidah hukum, pembahasan mengenai kelebihan dan kekurangan

pengaturan rahasia bank di Indonesia akan dilakukan. Pembahasan ini

dilakukan dengan beberapa masukan dari hasil pendekatan perbandingan

hukum terhadap pengaturan di Swiss dan Singapura, dan akan selalu

dikawal oleh harmonisasi hukum dengan didasarkan pada beberapa asas

kontrak sebagaimana telah dijelaskan di atas dalam tujuan upaya

peningkatan cadangan devisa negara.

a. Sistem Hukum Dipresentasikan dalam Aturan-aturan Hukum

173

B. Arief Sidharta, op.cit., hlm.3

Page 175: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

Dihubungkan dengan Hukum Perbankan yang berlaku sekarang,

yang di dalamnya mengatur juga tentang rahasia bank, yakni Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3790, maka hukum yang mengatur

rahasia bank tersebut dipresentasikan dalam aturan-aturan umum.

Artinya berlaku secara universal terhadap segala sesuatu yang

berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan

simpanannya. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa hal yang

belum diatur dalam bentuk aturan umum menyangkut pengaturan

rahasia bank ini. Detail mengenai beberapa hal penting yang dalam

peraturan Indonesia belum tercakup akan dibahas dengan lebih jelas

dalam prinsip-prinsip legalitas selanjutnya.

b. Publikasi Peraturan

Peraturan-peraturan yang telah dibuat harus dipublikasikan

kepada masyarakat luas. Aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi

otoritas tidak boleh dirahasiakan melainkan harus diumumkan.

Dihubungkan dengan pengaturan rahasia bank di Indonesia yang

sekarang berlaku yakni Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan, maka karena Undang-undang ini sudah dipublikasikan

dengan diumumkan dalam Lembar Negara dan Tambahan Lembaran

Negara, dengan demikian telah memenuhi syarat formal untuk

berlakunya suatu peraturan perundang-undangan. Artinya bagi pihak

yang berkaitan dengan rahasia bank, memiliki hak dan kewajiban

berkaitan dengan penjagaan informasi tersebut sebagaimana dinyatakan

dalam Undang-Undang ini.

c. Kejelasan Perumusan Peraturan

Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yang mudah

dimengerti. Hal ini sangat diperlukan sehingga tidak ada multi-tafsir

terhadap suatu peraturan yang dikarenakan tidak jelasnya isi peraturan

Page 176: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

itu sendiri. Perumusan yang jelas dan mudah dimengerti ini mencakup

penggunaan kalimat yang mudah dimengerti, penjelasan mengenai

istilah yang digunakan, pembatasan mengenai objek yang dibahas, serta

berbagai kejelasan batasan lain yang diperlukan berkaitan dengan isi

aturan itu sendiri.

Prinsip legalitas kejelasan perumusan peraturan ini sangat penting

untuk diperhatikan karena ini lah yang seringkali menjadi sumber

permasalahan dalam penerapan kaidah hukum itu sendiri. Beberapa

bentuk kejelasan beserta hubungannya dengan pengaturan rahasia bank

yang sedang berlaku di Indonesia akan dijabarkan sebagai berikut.

1) Penggunaan Kalimat yang Mudah Dimengerti

Berkaitan dengan penggunaan kalimat yang mudah dimengerti,

aturan Indonesia yang diterbitkan sebagai lembaran negara selalu

dilengkapi dengan tambahan lembaran negara yang berisikan

penjelasan atas undang-undang yang telah tertera dalam lembaran

negara yang didampinginya. Dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dilengkapi

dengan penjelasan atas undang-undang ini yang terdapat dalam

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790.

2) Kejelasan Mengenai Istilah yang Digunakan

Mengenai kejelasan istilah yang digunakan dalam Undang-Undang

Perbankan, telah dijelaskan dalam Pasal 1 undang-undang ini. Dalam

pasal 1 yang berkaitan dengan pengaturan rahasia bank, telah

dijelaskan istilah perbankan, bank, simpanan, tabungan, nasabah,

pihak terafiliasi dan rahasia bank. Namun, terdapat istilah sangat

penting yang terlewat dijelaskan, yakni istilah ―pegawai bank‖.

Istilah ―pegawai bank‖ terdapat dalam beberapa pasal UU No. 10

Tahun 1998 yang dalam hal ini termasuk pihak yang diwajibkan

menjaga rahasia bank dan dapat dikenakan ancaman pidana penjara

hingga 7 (tujuh) tahun serta denda hingga Rp. 100.000.000.000,00

Page 177: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

(seratus miliar rupiah). Menurut penjelasan dari Pasal 47 ayat (2)

yang dimaksudkan dengan ―pegawai bank‖ adalah "semua pejabat

dan karyawan bank".

Lingkup sasaran tindak pidana rahasia bank ini terlalu luas dan tidak

realistis. Dengan pengertian bahwa ―pegawai bank‖ adalah "semua

pejabat dan karyawan bank ", maka berarti rahasia bank berlaku bagi

siapa saja yang menjadi pegawai bank, sekalipun pegawai bank

tersebut tidak mempunyai akses sama sekali terhadap atau tidak

mempunyai hubungan sama sekali dengan nasabah penyimpan dan

simpanannya, misalnya para pelayan, satpam, pengemudi, juru ketik

di unit logistik, para pegawai di unit yang mengurusi kendaraan dan

masih banyak lagi contoh yang dapat dikemukakan.

3) Pembatasan Mengenai Objek yang Dibahas

Objek yang perlu dibatasi di sini adalah objek yang menjadi

pembahasan peraturan itu. Dalam hal pengaturan rahasia bank, maka

objek yang dimaksud adalah rahasia bank itu sendiri, bank serta

pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Beberapa pembatasan

berkaitan dengan rahasia bank telah tercantumkan di dalam UU

Perbankan Indonesia, seperti batasan kondisi rahasia bank dapat

dibuka.

Namun ada dua hal penting yang belum dibahas oleh pengaturan

rahasia bank di Indonesia ini. Kedua hal tersebut adalah dalam hal

mengenai aturan pembukaan rahasia bank dalam hal terdapat

kepentingan umum serta kondisi rahasia bank bagi bank dalam

proses likuidasi.

a) Rahasia Bank dalam Hal Terdapat Kepentingan Umum

Pengecualian-pengecualian yang telah ditetapkan dalam Undang-

Undang No. 10 Tahun 1998 bersifat limitatif. Dalam hal ini,

apabila dalam suatu kasus tertentu yang di dalamnya terdapat

kepentingan umum dengan skala prioritas tinggi membutuhkan

Page 178: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

pengungkapan data yang menurut ketentuan rahasia bank harus

dirahasiakan oleh bank yang bersangkutan.

Berkaitan dengan perlu tidaknya ketentuan rahasia bank tetap

harus dipegang teguh, penulis sependapat dengan para pakar

hukum yang berpendapat bahwa ―kepentingan umum‖ (public

interest) merupakan ―alasan pembenar‖ bagi pelanggaran

ketentuan rahasia bank oleh bank. Penulis sependapat bahwa

―alasan demi kepentingan umum‖ menghilangkan sifat melawan

hukum dari tindak pidana rahasia bank tersebut.

Kemudian mengenai boleh tidaknya menentukan sendiri bahwa

pada suatu kasus tertentu terdapat unsur ―kepentingan umum,

penulis setuju dengan banyak pakar hokum yang menyatakan

bahwa ada atau tidak adanya ―kepentingan umum‖ tidak dapat

ditentukan sendiri oleh bank, tetapi harus ditentukan oleh

pengadilan secara kasuistis.

Berkaitan dengan mendapatkan pendapat pengadilan, terdapat

beberapa hal yang masih menjadi sumber perdebatan,

diantaranya: (1) prosedur cara meminta fatwa kepada Ketua

Pengadilan Negeri atau kepada Ketua Mahkamah Agung (2)

dasar hukum untuk menempuh prosedur itu (3) Sampai sejauh

mana kekuatan hukum dari fatwa itu untuk dipatuhi oleh para

hakim yang lain.

Belum dijelaskan pula apakah hal ini baru dapat diproses setelah

pejabat bank yang bersangkutan dituntut secara pidana oleh

kejaksaan atau tidak. Kondisi pemrosesan yang menunggu

tuntutan pidana tersebut akan berakibat pada resiko yang

dihadapi oleh pihak bank yakni pengadilan tidak sependapat

dengan pejabat bank yang bersangkutan bahwa terdapat unsur

―kepentingan umum‖ dalam kasus tersebut. Apabila ternyata

kemudian pengadilan tidak sependapat bahwa dalam kasus yang

sedang diperiksa itu terdapat unsur ―kepentingan umum‖, maka

Page 179: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

pejabat bank tersebut terpaksa harus dijatuhi pidana karena telah

melakukan pelanggaran rahasia bank.

Seyogianya apabila Undang-Undang menetapkan unsur atau

unsur-unsur apa saja yang harus dipenuhi agar dapat ditentukan

bahwa dalam suatu kasus terdapat ―kepentingan umum‖.

b) Rahasia Bank bagi Bank dalam Proses Likuidasi

Likuidasi suatu perusahaan merupakan hulu dari dua hal, yaitu

yang pertama karena perusahaan bubar atau yang kedua karena

perusahaan diputuskan pailit oleh pengadilan. Perusahaan bubar

adalah karena dua hal pula, yaitu bubar demi hukum, misalnya

karena masa usianya sebagaimana ditentukan dalam anggaran

dasarnya telah berakhir, atau karena dibubarkan, yaitu

dibubarkan oleh para pemegang sahamnya secara sukarela atau

atas perintah otoritas yang berwenang (misalnya pembubaran

bank oleh RUPS atas perintah Bank Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang Perbankan),

atau dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan.

Bagi bank yang dilikuidasi sebagai konsekuensi putusan pailit

pengadilan, sedangkan ijin usaha bank tidak dicabut oleh Bank

Indonesia, sudah barang tentu rahasia bank masih berlaku bagi

para anggota direksi, komisaris, dan pegawai bank tesebut.

Namun bagi bank yang dilikuidasi sebagai akibat ijin usahanya

dicabut oleh Bank Indonesia dan kemudian bank itu dibubarkan

dan dilikuidasi, baik pembubaran dan likuidasi itu dilakukan

secara sukarela oleh RUPS (Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang

Perbankan) atau berdasarkan putusan pengadilan atas permintaan

Bank Indonesia (Pasal 37 ayat (3) Undang-Undang Perbankan),

menurut penulis, ketentuan rahasia bank masih tetap berlaku

selama proses likuidasi belum selesai. Namun untuk

menghindarkan ketidakpastian hukum bagi semua pihak,

Page 180: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

seyogianya hal ini ditentukan secara tegas di dalam Undang-

Undang Perbankan.

4) Kejelasan Batasan Lain yang Diperlukan Berkaitan dengan Aturan

Terkait

Batasan lain yang dimaksudkan di sini adalah berbagai batasan lain

di luar batasan-batasan yang telah dibahas sebelumnya namun juga

sangat diperlukan guna didapatkan kejelasan perumusan peraturan

itu sendiri. Dalam kaitannya dengan pengaturan rahasia bank di

Indonesia yang dalam tesis ini tentu dirumuskan dalam rangka upaya

peningkatan cadangan devisa negara, masih diperlukan beberapa

batasan tambahan, yakni berkaitan dengan kewajiban merahasiakan

rahasia bank bagi mantan pegawai bank, batasan tindak pidana yang

menyangkut rahasia bank, serta batasan bagi penerima informasi

rahasia bank.

a) Kewajiban Merahasiakan bagi Mantan Pegawai Bank

Seorang pegawai bank tidak selamanya menjadi pegawai dari

bank yang bersangkutan. Yang bersangkutan akan (1) menjalani

pensiun setelah masanya tiba, atau (2) berhenti atas permintaan

sendiri atau (3) diberhentikan oleh bank tempatnya bekerja.

Dalam hal ini diperlukan aturan mengenai kewajiban rahasia

bank bagi mantan pegawai bank sebagaimana diwajibkan

kepadanya ketika masih menjadi pegawai aktif bank. Undang-

Undang No. 7 Tahun 1992 maupun Undang-Undang No. 10

Tahun 1998 tidak mengatur mengenai hal di atas.

Undang-Undang Perbankan Indonesia seyogyanya menentukan

secara tegas bahwa kewajiban merahasiakan itu berlaku terus

sekalipun seseorang telah tidak lagi menjadi pengurus atau

pegawai bank. Hanya saja perlu diperdebatkan apakah

keterikatannya pada kewajiban itu perlu ditentukan batas

waktunya ataukah sebaiknya diberlakukan terus seumur hidup.

Page 181: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

Sebaiknya diberlakukan untuk jangka waktu tertentu saja sejak

yang bersangkutan tidak lagi menjadi pegawai, misalnya untuk

jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak tidak lagi menjadi

pegawai.

b) Percobaan Tindak Pidana yang Menyangkut Rahasia Bank

Secara eksplisit ada dua jenis tindak pidana yang ditentukan oleh

Pasal 47 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang berkaitan

dengan rahasia bank. (1) Tindak pidana yang dilakukan oleh

mereka yang tanpa membawa perintah atau izin dari Pimpinan

Bank Indonesia dengan sengaja memaksa bank atau pihak yang

terafiliasi untuk memberikan keterangan yang harus dirahasiakan

oleh bank. Hal itu ditentukan oleh Pasal 47 ayat (1). (2) Tindak

pidana yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi,

Pegawai Bank atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan sengaja

memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan oleh bank.

Tindak pidana tersebut ditentukan oleh Pasal 47 ayat (2).

Sehubungan dengan ketentuan Pasal 47 ayat (1) tersebut di atas,

yang perlu dipermasalahkan apakah pihak yang memaksa dapat

dituntut telah melakukan tindak pidana berdasarkan Pasal 47 ayat

(1) itu sekalipun pihak yang memaksa tidak sampai berhasil

membuat pihak bank atau pihak terafiliasi memberikan

keterangan yang diminta secara paksa itu. Ataukah pihak yang

memaksa dapat dikenai pidana karena melakukan percobaan

tindak pidana Pasal 47 ayat (1) tersebut. Karena tindak pidana

Pasal 47 ayat (1) itu merupakan tindak pidana formal, maka

pihak yang memaksa tersebut tetap saja dapat dituntut dan

dikenai pidana sekalipun tidak sampai berhasil membuat pihak

bank atau pihak terafiliasi memberikan keterangan yang diminta

itu.

c) Batasan bagi Penerima Informasi Rahasia Bank

Page 182: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

Pengaturan rahasia bank di Indonesia menganut asas teori relatif

dimana informasi yang termasuk dalam rahasia bank dapat

dibuka untuk kepentingan umum sesuai aturan yang tertulis

dalam undang-undang. Pembukaan rahasia bank selain harus

memenuhi alasan yang tertulis dalam Undang-undang, cara

pembukaannya juga telah diatur dalam undang-undang.

Informasi yang telah dibuka pada pihak yang telah diberikan ijin

memiliki dua kemungkinan lanjutan, yakni informasi tersebut

hanya boleh diketahui oleh pihak yang diberikan ijin atau pihak

penerima ijin boleh menyebarkan informasi yang termasuk

dalam rahasia bank ini kepada pihak lain lagi. Hal ini belum

diatur oleh Undang- Undang No. 10 Tahun 1998. Artinya,

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tidak menentukan sebagai

hal yang dilarang, tetapi juga tidak menentukan sebagai yang

diperbolehkan. Penggunaan keterangan yang diperoleh dalam

rangka pengecualian itu hanya terbatas kepada tujuan

diperolehnya keterangan itu. (1) Misalnya pihak Kejaksaan yang

memperoleh keterangan tersebut dalam rangka pengusutan

tindak pidana hanyalah boleh menggunakan keterangan itu

terbatas kepada keperluan untuk melakukan penuntutan tindak

pidana yang akan dituduhkan kepada nasabah yang

bersangkutan. (2) Misalnya pula bank yang memperoleh

keterangan dari bank lain dalam rangka informasi antar bank

hanyalah boleh menggunakan keterangan yang diperolehnya itu

terbatas dalam rangka tujuan bank untuk memperoleh informasi

tersebut, yaitu misalnya untuk bahan mempertimbangkan

permohonan kredit yang dimohon oleh nasabah tersebut. Dengan

kata lain, adalah hanya untuk kepentingan bank yang meminta

informasi itu.

Perundang-undangan Indonesia berkaitan dengan pengaturan

rahasia bank sangat perlu menentukan secara tegas berbagai

Page 183: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

batasan antara dalam kasus apa penerima informasi tidak

dilarang untuk menyebarkan informasi yang ia dapat dan dalam

kasus apa penerima informasi dilarang menyebarkan informasi

rahasia bank kepada orang lain ataupun hanya boleh

menyebarkan informasi pada orang maupun pihak tertentu

dengan ijin khusus.

d. Pemberlakuan Peraturan yang Non-retroaktif

Prinsip ini menekankan bahwa aturan-aturan harus dibuat untuk

menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan di kemudian hari, yakni tidak

boleh berlaku surut. Dihubungkan dengan pengaturan rahasia bank

yang sekarang diberlakukan di Indonesia, yakni Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, Pasal II ayat (2) menyatakan,

―Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.‖

Undang-undang ini diundangkan di Jakarta pada tanggal 10

Nopember 1998. Dengan demikian, maka Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan ini mulai berlaku sejak tanggal 10

November 1998 tersebut. Kata ―mulai‖ yang digunakan menunjukkan

bahwa pengaturan rahasia bank yang ikut terkandung di dalam undang-

undang ini telah sesuai dengan prinsip non-retrokatif yang dipaparkan

oleh Lon L. Fuller.

e. Tidak Ada Pertentangan dalam Peraturan

Suatu sistem hukum tidak boleh mengandung peraturan yang

bertentangan satu sama lain. Di dalam aturan mengenai rahasia bank di

Indonesia yang berlaku saat ini terdapat satu aturan yang bertentangan

dengan UUD 1945 yakni pengaturan mengenai rahasia bank terhadap

hakim dalam perkara pidana.

Pasal 42 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun

1998 menentukan bahwa untuk kepentingan peradilan dalam perkara

Page 184: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

pidana, hakim melalui Ketua Mahkamah Agung harus memperoleh izin

terlebih dahulu dari Pimpinan Bank Indonesia untuk dapat memperoleh

keterangan dari bank tentang keadaan keuangan terdakwa yang menjadi

nasabah bank itu. Hakim dalam menjalankan tugasnya memeriksa suatu

perkara, bukan saja perkara perdata tetapi juga perkara pidana, tidak

seyogianya perlu mendapat izin terlebih dahulu dari Pimpinan Bank

Indonesia sebagaimana menurut Pasal 42 Undang-Undang No. 10

Tahun 1998 itu. Justru di negara-negara lain izin pengecualian

diberikan oleh pengadilan.

Ketentuan Pasal 42 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 itu

bertentangan dengan Penjelasan Pasal 24 dan Pasal 25 Undang-Undang

Dasar 1945. Penjelasan Pasal 24 dan Pasal 24 Undang-Undang Dasar

1945 mengemukakan:

―Kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka, artinya

terlepas dari pengaruh pemerintah.‖

Mengenai kekuasaan kehakiman yang merdeka ini lebih lanjut

ditentukan dan dijamin oleh TAP MPR No. III/MPR/1978 yang

mengemukakan:

―Mahkamah Agung adalah badan yang melaksanakan kekuasaan

kehakiman yang dalam pelaksanaan tugasnya, terlepas dari

pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh-pengaruh lainnya.‖

Ketentuan Pasal 42 No. 10 Tahun 1998 yang menentukan bahwa

hakim harus memperoleh izin terlebih dahulu Pimpinan Bank Indonesia

yang melalui Ketua Mahkamah Agung untuk dapat memperoleh

keterangan dari bank tentang keadaan keuangan terdakwa yang menjadi

nasabah bank, berarti kekuasaan kehakiman telah dicampuri

pemerintah. Jelas bahwa karena Pasal 42 Undang-Undang No. 10

Tahun 1998 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945,

seharusnya diubah.

f. Tidak Ada Tuntutan atau Kewajiban yang Mustahil dalam Peraturan

Page 185: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang

melebihi apa yang dapat dilakukan oleh pihak yang berkaitan

dengannya. Dengan kata lain, hukum yang dalam tesis ini adalah

Undang-Undang Perbankan tidak boleh memerintahkan sesuatu yang

tidak mungkin dilakukan berkaitan dengan rahasia bank. Berkaitan

dengan hal ini, terdapat dua hal yang perlu dibahas yakni mengenai

jangka waktu penyimpanan informasi mengenai mantan nasabah yang

mampu dilakukan oleh bank, serta pengaturan mengenai kewajiban

penyimpanan rahasia bank bagi bank yang telah dicabut ijin usahanya.

1) Penyimpanan Informasi Rahasia Bank Berkaitan dengan Mantan

Nasabah

Kegiatan seorang nasabah berpindah-pindah atau berganti-ganti bank

merupakan hal yang lazim terjadi di dalam praktik perbankan,

seperti halnya lazim bahwa seorang nasabah memiliki rekening di

beberapa bank. Sehubungan dengan kelaziman itu, belum diatur oleh

Undang-Undang baik oleh Undang-Undang No. 7 tahun 1992

maupun oleh Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 mengenai

keterikatan bank terhadap kewajiban rahasia bank setelah

nasabahnya tidak lagi menjadi nasabah bank yang bersangkutan.

Mengingat tujuan dari diadakannya ketentuan mengenai kewajiban

rahasia bank, seyogianya apabila Undang-Undang Perbankan

Indonesia menentukan bahwa kewajiban rahasia bank tetap

diberlakukan sekalipun nasabah yang bersangkutan telah tidak lagi

menjadi nasabah bank yang bersangkutan (telah menjadi mantan

nasabah). Sekalipun Undang-Undang Perbankan Indonesia

hendaknya menetapkan agar bank merahasiakan identitas dan

keadaan keuangan mantan nasabah bank, namun perlu diberikan

pembatasan jangka waktu, misalnya selama jangka waktu 10

(sepuluh) tahun sejak saat tidak menjadi nasabah lagi.

2) Rahasia Bank bagi Bank yang Telah Dicabut Ijin Usahanya

Page 186: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

Berdasarkan ketentuan Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang Perbankan,

Bank Indonesia dapat mencabut ijin usaha bank. Berkaitan dengan

hal itu, belum diatur mengenai kewajiban nagi pegawai dari bank

yang telah dicabut ijin usahanya untuk merahasiakan keadaan

keuangan nasabah dari bank tersebut. Hal ini terkait dengan persepsi

hukum apakah suatu bank yang telah dicabut ijin usahanya masih

secara yuridis dapat diklasifikasikan sebagai bank. Apabila bank

yang telah dicabut ijin usahanya secara yuridis masih

diklasifikasikan sebagai bank, maka sudah barang tentu bank yang

telah dicabut ijin usahanya itu masih terikat pada ketentuan rahasia

bank. Sedangkan apabila bank yang telah dicabut ijin usahanya tidak

lagi diklasifikasikan sebagai bank, maka bank yang telah dicabut ijin

usahanya itu tidak lagi terikat pada ketentuan rahasia bank.

Akan menjadi perdebatan yang bertele-tele untuk

mempermasalahkan secara yuridis apakah bank yang telah dicabut

ijin usahanya masih atau tidak lagi diklasifikasikan sebagai bank.

Oleh karena itu, akan menjadi perdebatan panjang pula untuk

mempermasalahkan secara yuridis apakah bank yang telah dicabut

ijin usahanya itu masih terikat pada ketentuan rahasia bank. Oleh

karena itu, seyogianya Undang-Undang Perbankan menegaskan

mengenai masih atau tidak lagi berlakunya rahasia bank bagi

anggota direksi, komisaris, dan pegawai bank yang telah dicabut ijin

usahanya dan setelah mereka tidak lagi terikat dengan bank yang

telah dicabut ijin usahanya itu.

Nasabah dari bank yang telah dicabut ijin usahanya harus tetap

dilindungi kepentingannya. Pada waktu para nasabah tersebut

berhubungan untuk pertama kalinya dengan bank tersebut, adalah

dilandasi oleh persepsi yuridis bahwa identitas dan keadaan

keuangannya akan dirahasiakan. Apabila kemudian hari ternyata

bank tersebut dicabut ijin usahanya, seyogianya para nasabah itu

tidak menjadi korban kesalahan dari manajemen bank tersebut yang

Page 187: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

telah mengakibatkan bank itu dicabut ijin usahanya. Mereka bukan

pihak yang ikut bersalah. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang

Perbankan harus ada ketentuan bahwa anggota direksi, komisaris,

dan pegawai bank yang telah dicabut ijin usahanya dan beberapa

tahun (misalnya dalam jangka waktu sepuluh tahun) sejak tidak lagi

menjadi anggota direksi, komisaris, dan pegawai bank yang telah

dicabut ijin usahanya itu tetap terikat oleh ketentuan rahasia bank.

Ketentuan yang serupa hendaknya pula ditentukan bagi bank yang

dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan. Harus dipahami

bahwa menurut Undang-Undang Kepailitan, debitor yang dinyatakan

pailit berdasarkan putusan pengadilan, tidak bubar. Ketentuan ini

berlaku pula bagi bank yang diputuskan pailit. Ijin usaha dari bank

yang diputuskan pailit oleh pengadilan tidak ditentukan dicabut ijin

usahanya oleh Bank Indonesia. Pencabutan ijin usaha bank oleh

Bank Indonesia hanyalah apabila Bank Indonesia melakukan

tindakan berdasarkan Pasal 37 Undang-Undang Perbankan.

Sedangkan menurut Undang-Undang Kepailitan, sekalipun

permohonan pailit terhadap bank hanya dapat diajukan oleh Bank

Indonesia, namun Undang-Undang Kepailitan tidak menentukan

tentang keharusan Bank Indonesia mencabut ijin usaha bank.

g. Peraturan Harus Relative Konstan

Dalam hukum harus ada ketegasan. Tidak boleh ada kebiasaan

untuk mengubah peraturan sehingga menyebabkan seseorang akan

kehilangan orientasi. Hukum dalam hal ini pengaturan mengenai

rahasia bank tidak boleh diubah sewaktu-waktu. Dalam pengaturan

mengenai rahasia bank terutama dalam upaya peningkatan cadangan

devisa negara, terdapat dua hal penting yang tampaknya luput dari

pandangan pembuat undang-undang yang sekarang berlaku, yakni

kemungkinan adanya pihak yang membuat standar rahasia bank lebih

tinggi dibandingkan yang ditetapkan oleh undang-undang, serta

Page 188: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

persyaratan yang perlu ditetapkan berkaitan dengan bantuan hukum

pembukaan rahasia bank bagi rekening nasabah asing.

1) Kemungkinan Adanya Pihak yang Membuat Standar Rahasia Bank

Lebih Tinggi Dibandingkan yang Ditetapkan oleh Undang-Undang.

Guna menarik minat calon nasabah, sangat dimungkinkan bank

membuat standar rahasia bank yang lebih tinggi dibandingkan yang

ditetapkan oleh Undang-Undang Perbankan. Hal ini dapat dilakukan

dengan memperluas cakupan informasi rahasia bank, serta

memperketat batasan dan proses pembukaan rahasia bank. Kegiatan

ini dilakukan untuk membuat calon nasabah merasa lebih nyaman

dibandingkan jika nasabah meletakkan dananya ataupun

berhubungan dengan bank lain.

Kegiatan pembuatan standar rahasia bank yang lebih tinggi

dibandingkan UU selain akan rusaknya orientasi terhadap peraturan

suatu negara, hal ini juga akan merugikan berbagai kepentingan

orang lain, terutama kepentingan negara dan masyarakat luas. Oleh

karena itu, diperlukan tambahan aturan yang melarang tentang

pembuatan standar yang lebih tinggi dari yang ditentukan oleh

peraturan, termasuk di dalamnya larangan pembatasan yang lebih

luas baik dari segi cakupan rahasia bank, maupun pihak yang

berkaitan dengan rahasia bank.

2) Persyaratan yang Perlu Ditetapkan Berkaitan dengan Bantuan

Hukum Pembukaan Rahasia Bank bagi Rekening Nasabah Asing.

Peningkatan cadangan devisa negara yang berasal dari perbankan

akan terjadi jika terdapat aliran dana dari luar negeri yang

dipercayakan kepada bank lokal. Hal ini berarti bahwa berbagai hal

yang mengatur di dalamnya sangat perlu memperhatikan aspek

hukum negara lain.

Permintaan pembukaan rahasia bank berkaitan dengan nasabah

asing tentu akan lebih sering terjadi dari pengadilan negara di mana

Page 189: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

nasabah tersebut berasal. Permintaan ini sebagaimana permintaan

lainnya tentu akan sangat beragam caranya terutama berkaitan

dengan politik luar negeri. Politik internasional berjalan dengan

melihat berbagai aspek yang berhubungan dengan negara-negara

yang bersangkutan. Dikarenakan tidak adanya peraturan pasti yang

mengatur hubungan internasional, maka seringkali terjadi

penekanan politik oleh negara besar (negara maju) kepada negara

kecil (negara berkembang). Hal ini sangat mungkin terjadi kepada

Indonesia yang posisi internasionalnya masih lemah dibandingkan

banyak negara maju lainnya.

Kerawanan ini sangat mungkin memicu ketidakpercayaan nasabah

asing bahwa meskipun Indonesia telah memiliki aturan rahasia bank

yang cukup bagus, namun dapat dengan mudah dibuka dengan

tekanan dari pemerintahan asal nasabah dengan berbagai alasan

yang mungkin sebenarnya tidak dibenarkan oleh aturan rahasia bank

di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan aturan tambahan yang

menerangkan bahwa bantuan proses pembukaan rahasia bank di

Indonesia terhadap nasabah asing hanya akan diproses jika kasus

yang dialami juga menjadi kasus yang termasuk dalam pengecualian

pengungkaan rahasia bank di Indonesia dan juga perlu diperjelas

proses perijinan pembukaan rahasia bank yang harus dijalani oleh

rekening milik nasabah asing.

h. Berbagai Pihak Berpegang Teguh pada Aturan-aturan Hukum.

Harus ada konsistensi antara peraturan yang diundangkan dengan

pelaksanaan sehari-harinya. Untuk menjamin berjalannya konsistensi

antara peraturan yang diundangkan dengan yang dilakukan oleh pihak

yang berkompeten, Undang-Undang Perbankan yang sedang berlaku di

Indonesia memberikan hak kepada pihak yang merasa dirugikan oleh

keterangan yang diberikan oleh bank, dalam hal ini termasuk nasabah

pemilik rekening, untuk mengetahui isi keterangan rahasia bank yang

Page 190: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

telah dibuka dan meminta pembetulan jika terdapat kesalahan dalam

keterangan yang diberikan. Aturan ini terdapat dalam Pasal 45 Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Selain itu, agar berbagai pihak dapat berpegang teguh pada aturan

hukum yang dibuat, maka aturan yang dibuat perlu dilengkapi dengan

beberapa hal yang dapat menghindarkan kekurangteguhan para pihak

yang terkait pada aturan-aturan hukum yang berlaku. Untuk tujuan ini,

aturan harus mencakup berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dalam

dunia nyata.

Dalam hal ini, pengaturan Indonesia dibandingkan dengan

pengaturan rahasia bank di Swiss dan Singapura memiliki kelebihan

yakni penetapan sanksi bagi pihak yang sengaja tidak memberikan

keterangan yang wajib dipenuhi berkaitan dengan rahasia bank. Aturan

ini penting dicantumkan dalam pengaturan rahasia bank untuk

menjamin bahwa dalam pelaksanaan tidak akan terjadi penyimpangan

bahkan dalam hal ketidakmauan pihak terkait dalam memberikan

keterangan yang seharusnya wajib diberikan sesuai dengan Undang-

Undang Perbankan yang berlaku. Hal ini juga dibutuhkan untuk

kelancaran proses peradilan yang membutuhkan dibukanya rahasia

bank dan telah diputuskan bahwa rahasia bank tersebut boleh dibuka.

Aturan mengenai hal ini dijabarkan dalam Pasal 47A UU No.10 Tahun

1998 yang merupakan pasal tambahan dari undang-undang sebelumnya.

Namun demikian, ada beberapa hal yang belum tercakup dalam

Undang-Undang Perbankan yang dapat berpotensi pada ketidakteguhan

pihak terkait pada aturan yang berlaku. Beberapa hal tersebut adalah

pengaturan mengenai rahasia bank dalam perkara perdata antara bank

dan pihak ketiga bukan nasabah, aturan mengenai pencurian informasi

rahasia bank oleh pihak bukan orang dalam bank, serta aturan mengenai

penggunaan informasi rahasia bank yang illegal.

Page 191: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

1) Rahasia Bank dalam Perkara Perdata antara Bank dan Pihak Ketiga

Bukan Nasabah.

Sebagaimana ditentukan oleh Pasal 43 Undang-Undang No. 10

Tahun 1998 bahwa dalam perkara perdata antara bank dengan

nasabahnya, Direksi Bank dapat menginformasikan kepada

pengadilan tentang simpanan nasabah yang relevan dengan perkara

tersebut. Namun bagi bank tidak jelas pengaturannya apakah untuk

menghadapi keadaan itu bank boleh mengungkapkan keadaan

keuangan nasabah. Misalnya dalam kasus pertama yaitu dalam hal

kasus gugatan dimana pihak ketiga menggugat nasabah sebagai

Tergugat I dan bank sebagai Tergugat II. Kasus kedua adalah pihak

ketiga yang bukan nasabah yang bersengketa dengan nasabah, telah

menggugat nasabah. Untuk jaminan bagi gugatannya itu, pihak

ketiga telah mengajukan permohonan sita jaminan kepada

pengadilan atas simpanan nasabah (giro, deposito atau tabungan) di

bank tersebut. Atas permohonan tersebut, pengadilan telah

mengabulkan dan melalui juru sita, pengadilan memerintahkan

kepada bank untuk memblokir simpanan nasabah sebagai jaminan.

Undang-Undang menentukan bahwa bank dapat mengungkapkan

simpanan nasabah jika dalam hal bersengketa dalam perkara perdata

dengan nasabah. Tetapi dalam kedua kasus tersebut, bank bukan

menghadapi nasabah sebagai lawan, tetapi menghadapi pihak ketiga

yang bukan nasabah. Undang-Undang Perbankan tidak mengatur

sama sekali mengenai sikap yang dapat diambil oleh bank dalam hal

bank berlawanan dengan pihak ketiga yang bukan nasabah. Dalam

kasus yang pertama, apakah bank (Tergugat II) harus meminta izin

dari Pimpinan Bank Indonesia apabila untuk membela diri

menghadapi gugatan pihak ketiga yang bukan nasabah itu harus

terpaksa mengungkapkan data mengenai dana simpanan nasabah

(Tergugat I).

Page 192: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

Undang-Undang tidak memberikan aturan sama sekali mengenai

kemungkinan bagi bank untuk dapat mengungkapkan simpanan

nasabah sekalipun dengan cara meminta izin dari Pimpinan Bank

Indonesia. Dalam hal ini, jalan satu-satunya yang dapat ditempuh

oleh bank adalah meminta persetujuan dari nasabah. Namun akan

timbul masalah apabila nasabah ternyata menolak memberikan

persetujuan kepada bank untuk dapat mengungkapkan keadaan dana

simpanannya itu, yaitu karena nasabah berpendirian bahwa

pengungkapan keadaan dana simpanannya itu justru akan

memperlemah posisi hukum nasabah dalam upaya pembelaannya.

Apabila bank didatangi oleh juru sita dalam rangka pelaksanaan

peletakan sita jaminan sebagaimana pada kasus kedua tersebut

diatas, bank juga tidak dimungkinkan oleh Undang-Undang untuk

mengungkapkan ada atau tidak adanya dana nasabah di bank

tersebut. Apabila permintaan sita jaminan itu dipenuhi oleh bank

dengan cara memblokir dana simpanan nasabah itu, maka bank

melanggar ketentuan rahasia bank. Dalam hal ini jalan yang dapat

ditempuh oleh nasabah adalah meminta persetujuan nasabah. Tetapi

seperti pada kasus yang pertama, belum tentu nasabah bersedia

memberikan persetujuannya.

Hal yang telah dicontohkan tersebut tidak ditentukan oleh Undang-

Undang No. 10 Tahun 1998 sebagai hal yang dikecualikan. Dengan

demikian menjadi pertanyaan, apakah dalam menghadapi situasi

seperti itu bank boleh mengungkapkan identitas nasabah dan

simpanannya untuk kepentingan bank apabila hal yang demikian itu

perlu dilakukan. Oleh karena hal itu tidak dikecualikan sebagai yang

diperbolehkan, maka bank selalu menghadapi kesulitan bila

menghadapi keadaan yang demikian itu.

2) Pencurian Informasi Rahasia Bank oleh Bukan Oknum Bank

Page 193: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

Yang dimaksudkan dengan ―informasi rahasia bank‖ ialah data atau

informasi bank mengenai identitas nasabah penyimpan dan

simpanannya yang merupakan obyek ketentuan kewajiban rahasia

bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) Undang-

Undang No. 10 Tahun 1998. Sedangkan yang penulis maksudkan

dengan ―pencurian informasi rahasia bank‖ ialah pengambilan

informasi rahasia bank oleh bukan orang dalam bank. Misalnya (1)

pengambilan informasi rahasia bank oleh para hackers yang berhasil

mengakses data bank tersebut melalui komputer atau (2) oleh

seseorang yang berhasil secara fisik memasuki bank, baik dengan

cara bertamu dengan baik-baik atau dengan cara menyelinap ke

dalam bank seperti laiknya seorang pencuri. Dalam hal ini, data

tersebut keluar dari bank bukan karena adanya orang dalam bank

yang membocorkan rahasia bank.

Mengenai hal ini, Undang-Undang Perbankan juga belum mengatur

sanksi bagi pelaku pencurian informasi rahasia bank tersebut. Sanksi

bagi pelaku yang melakukan pencurian informasi rahasia bank harus

ditentukan pula secara khusus dan tegas. Memang tidak mustahil

untuk menerapkan sanksi pidana dari tindak pidana pencurian

sebagaimana diatur dalam KUH Pidana. Namun demi tercapainya

tujuan diadakannya ketentuan mengenai kewajiban rahasia bank,

maka pengaturan secara khusus dan tegas mengenai sanksi pencurian

informasi rahasi bank perlu dilakukan.

3) Penggunaan Informasi Rahasia Bank yang Illegal

Sanksi bagi pegawai bank yang memberikan atau menyerahkan

informasi mengenai identitas nasabah penyimpan maupun

simpanannya kepada pihak yang tidak berhak telah diatur oleh

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Namun ternyata Undang-

Undang belum mengatur apa sanksi bagi pihak yang menggunakan

informasi rahasia bank yang perolehan informasi itu dilakukan

Page 194: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

secara ilegal. Mungkin saja pengguna informasi rahasia bank itu

tidak memperoleh informasi itu dengan paksa atau dengan cara

ilegal, dengan kata lain diberi secara baik-baik oleh pihak pemberi

informasi. Bahkan dapat diperoleh sebagai hasil laporan masyarakat

kepada pihak pengguna informasi rahasia bank itu dalam rangka

pemberantasan KKN di Indonesia.

Tetapi yang jelas, (1) tidak mungkin informasi rahasia bank dapat

diperoleh apabila tidak dibocorkan oleh orang dalam bank (termasuk

pihak-pihak terafiliasi lainnya, seperti misalnya auditor yang

melakukan pemeriksaan terhadap bank) atau (2) sebagai hasil

pencurian atas informasi tersebut oleh bukan orang dalam. Misalnya,

apabila ada suatu LSM atau media cetak atau media elektronik yang

menggunakan atau menyiarkan informasi mengenai identitas atau

simpanan suatu nasabah bank yang dilindungi oleh ketentuan rahasia

bank yang diperoleh oleh LSM atau media cetak atau media

elektronik itu dari sumber orang dalam. Bagi orang dalam tersebut

jelas dapat dikenai sanksi pidana karena telah melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan rahasia bank.

Seyogianya dibuat aturan sanksi secara khusus dan tegas mengenai

penggunaan informasi rahasia bank yang ilegal sebagaimana contoh

di atas, dan bukan menjatuhkan sanksi dengan cara mencari-cari

terlebih dahulu apa pasal yang tepat dalam KUH Pidana untuk kasus

tersebut. Kriminalisasi pelanggaran terhadap penggunaan informasi

rahasia bank yang ilegal itu sangat diperlukan sebagai kelengkapan

dari pengaturan kewajiban rahasia bank. Tidak diaturnya secara

khusus dan tegas mengenai sanksi pidana atas penggunaan informasi

rahasia bank yang ilegal itu akan dapat menghambat tercapainya

tujuan diadakannya ketentuan mengenai kewajiban rahasia bank.

Page 195: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berkaitan dengan pengaturan tentang rahasia bank di Indonesia, Swiss

dan Singapura dalam kaitannya dengan upaya peningkatan cadangan

devisa negara, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Baik Indonesia, Swiss yang menganut Civil Law System, maupun

Singapura yang menganut Common Law System mengkodifikasikan

pengaturan rahasia bank di dalam undang-undang perbankan masing-

masing. Pengaturan rahasia bank di Indonesia terangkum dalam

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Swiss

menggunakan Swiss Federal Law on Banks and Saving Banks of

1934 dan Singapura menggunakan Singapore Banking Act (Cap 19,

2008 Rev Ed).

b. Indonesia, Swiss dan Singapura menganut teori relatif dalam

pengaturan rahasia bank dan menganggap pelanggaran terhadap

rahasia bank sebagai pelanggaran pidana dengan sanksi yang telah

ditetapkan dalam masing-masing undang-undang di atas.

c. Terdapat empat bahasan pokok dalam pengaturan rahasia bank di

ketiga negara tersebut yakni batasan rahasia bank, pihak yang

berkaitan dengan rahasia bank, pengecualian pengungkapan rahasia

bank, dan sanksi terhadap pelanggaran rahasia bank. Meskipun

memiliki kesamaan dalam pokok isi peraturan yang ada, namun isi

dari peraturan tersebut berbeda antara Indonesia, Swiss dan

Singapura.

2. Kesesuaian antara pengaturan rahasia bank dan upaya peningkatan

cadangan devisa negara dapat dilihat dari peningkatan cadangan devisa

negara itu sendiri dikaitkan dengan adanya pengaturan rahasia bank yang

Page 196: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

baik. Meskipun Singapura relatif baru masuk dalam usaha jasa keuangan

perbankan dibandingkan dengan Swiss, namun Singapura menunjukkan

peningkatan jumlah cadangan devisa yang sangat signifikan yang

bersumber dari jasa keuangan perbankan. Sedangkan, berkaitan dengan

pengaturan rahasia bank yang baik dalam upaya peningkatan cadangan

devisa negara, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari

perbandingan pengaturan rahasia bank di Indonesia, Swiss dan Singapura

sebagai berikut:

a. Berkaitan dengan batasan cakupan rahasia bank, yang merupakan

dasar dari rincian pengaturan rahasia bank selanjutnya, Singapura

menjelaskan dengan lebih jelas mengenai batasan ini dibandingkan

Indonesia dan Swiss.

b. Dalam pengaturan mengenai pihak yang berkaitan dengan rahasia

bank, Indonesia lebih lengkap menerangkan detail pihak tersebut,

namun Swiss memiliki kelebihan dalam hal cakupan bahwa pihak

yang melakukan pembujukan juga ikut diatur dalam undang-undang,

dan juga Swiss memiliki kelebihan yang juga dimiliki oleh peraturan

Singapura yakni batas waktu penjagaan rahasia bank telah diatur

dalam undang-undang.

c. Mengenai pengecualian pengungkapan rahasia bank, Singapura telah

jauh melebihi Indonesia dan Swiss yakni memberikan penjelasan

rinci terhadap jenis kasus yang diberikan pengecualian, serta

mengatur pula batasan yang diberikan kepada penerima informasi

rahasia bank sehingga informasi yang dibuka tidak akan digunakan

secara tidak bertanggung jawab oleh sang penerima informasi.

d. Berkaitan dengan sanksi terhadap pelanggaran rahasia bank,

Indonesia dilengkapi dengan sanksi administratif, dan Swiss

dilengkapi dengan pemberian sanksi bagi pihak yang melakukan

pembujukan pembukaan rahasia bank. Sedangkan Singapura, relatif

sederhana dalam penjabaran sanksi terhadap pelanggaran rahasia

bank di negaranya, namun peraturan Singapura ini telah dilengkapi

Page 197: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

oleh batasan aturan yang lengkap dan jelas sehingga tidak diperlukan

lagi perincian detail mengenai sanksi terhadap pelanggaran rahasia

bank.

Dari beberapa perbedaan mengenai pengaturan rahasia bank di Indonesia,

Swiss dan Singapura di atas, dan peningkatan cadangan devisa negara

yang bersumber pada jasa keuangan perbankan, maka dapat disimpulkan

bahwa Singapura memiliki pengaturan rahasia bank yang paling sesuai

dengan upaya peningkatan cadangan devisa negara dibandingkan dengan

Indonesia dan Swiss.

3. Kelebihan dan kekurangan dalam pengaturan rahasia bank di Indonesia

dalam upaya peningkatan cadangan devisa negara didasarkan pada

prinsip-prinsip legalitas Lon L Fuller yang dianggap sebagai acuan

terhadap penilaian suatu kaidah hukum. Kelengkapan yang ada pada

pengaturan rahasia bank di Swiss dan Singapura yang tidak ada di

Indonesia tidak dapat langsung diterapkan di Indonesia, akan tetapi

haruslah diharmonisasikan terlebih dahulu sehingga rekomendasi yang

diberikan memang tepat dengan situasi Indonesia. Kelebihan dalam

pengaturan rahasia bank di Indonesia dalam upaya peningkatan cadangan

devisa negara adalah:

a. Pengaturan rahasia bank di Indonesia telah dipresentasikan dalam

aturan hukum Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan.

b. UU Perbankan tersebut telah dipublikasikan dengan diumumkan

dalam Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182

dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790.

c. Undang-undang ini juga dilengkapi bagian Penjelasan yang terletak

dalam Tambahan Lembar negara untuk menjelaskan maksud dari

pasal-pasal terkait, sedangkan penjelasan istilah-istilah yang

digunakan dalam UU ini terdapat dalam Pasal 1, termasuk di

dalamnya berbagai istilah yang berkaitan dengan rahasia bank.

Page 198: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

d. Berkaitan dengan prinsip non-retroaktif, Pasal II ayat (2) UU ini

menyatakan, ―Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.‖

e. Kelebihan lain yang dimiliki oleh peraturan mengenai rahasia bank di

Indonesia adalah bahwa UU ini telah mengatur mengenai pemberian

hak kepada korban pembukaan rahasia bank untuk mengkonfirmasi

dan mengoreksi keterangan yang diberikan

f. UU Indonesia juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan UU

Swiss dan Singapura yakni bahwa UU ini telah mengatur penetapan

sanksi bagi pihak yang sengaja tidak memberikan keterangan yang

wajib dipenuhi berkaitan dengan rahasia bank.

Sedangkan kekurangan dalam pengaturan rahasia bank di Indonesia

dalam upaya peningkatan cadangan devisa negara adalah:

a. Berkaitan dengan kejelasan perumusan peraturan, perlu lebih

diperjelas batasan istilah ―pegawai bank‖ yang digunakan. Sedangkan

kejelasan pembatasan mengenai objek yang dibahas, perlu diperjelas

lagi mengenai rahasia bank dalam hal terdapat kepentingan umum,

dan rahasia bank bagi bank dalam proses likuidasi. Selain itu, perlu

diperjelas pula batasan kewajiban merahasiakan rahasia bank bagi

mantan pegawai bank, percobaan tindak pidana menyangkut rahasia

bank, dan batasan bagi penerima informasi rahasia bank.

b. UU Perbankan ini juga mengandung unsur pertentangan dengan

UUD 1945 berkaitan dengan kewenangan hakim kasus rahasia bank

dalam perkara pidana yang harus memperoleh izin terlebih dahulu

dari pimpinan Bank Indonesia.

c. Pengaturan rahasia bank Indonesia juga masih mengandung tuntutan

atau kewajiban yang mustahil yakni dalam aturan penyimpanan

informasi rahasia bank berkaitan dengan mantan nasabah, dan rahasia

bank bagi bank yang telah dicabut ijin usahanya.

d. Konsistensi pengaturan rahasia bank di Indonesia dapat terganggu

dengan kemungkinan adanya pihak yang membuat standar rahasia

Page 199: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

bank lebih tinggi dibandingkan yang ditetapkan oleh undang-undang,

dan juga perlu pengaturan rahasia bank ini perlu dilengkapi dengan

persyaratan yang perlu ditetapkan berkaitan dengan bantuan hukum

pembukaan rahasia bank bagi rekening nasabah asing.

e. Untuk membantu berbagai pihak agar berpegang teguh pada aturan

rahasia bank yang ada, pengaturan rahasia bank Indonesia perlu

dilengkapi dengan aturan pembukaan rahasia bank dalam perkara

perdata antara bank dan pihak ketiga bukan nasabah, pencurian

informasi rahasia bank oleh bukan oknum bank, dan juga pengaturan

mengenai penggunaan informasi rahasia bank yang illegal.

B. Implikasi

Konsekuensi logis dari kesimpulan yang diperoleh khususnya

menyangkut pengaturan rahasia bank maka mengandung implikasi, yaitu :

1. Masing-masing negara memiliki cara sendiri-sendiri dalam mengatur

rahasia bank dalam upaya peningkatan cadangan devisa negara.

Perbedaan dan persamaan yang ada dalam pengaturan ini memberikan

masukan yang sangat berharga bagi terciptanya bentuk aturan yang lebih

baik untuk Indonesia.

2. Kesuksesan Singapura dalam melakukan pengaturan rahasia bank dan

telah terbukti mampu memberikan peningkatan cadangan devisa negara

yang cukup signifikan dapat dijadikan contoh nyata bagi Indonesia.

Contoh nyata yang dimaksudkan adalah dari sisi bagaimana pengaturan

rahasia bank yang lebih baik, serta bukti bahwa pengaturan rahasia bank

yang baik dapat membawa dampak positif bagi masyarakat luas terutama

dari sisi peningkatan cadangan devisa negara.

3. Kelebihan pengaturan rahasia bank di Indonesia merupakan modal awal

yang sangat baik dalam upaya peningkatan cadangan devisa negara.

Sedangkan kekurangan dalam pengaturan rahasia bank di Indonesia

Page 200: STUDI PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG RAHASIA BANK …/Studi... · Rahasia Bank ... pun mengkodifikasikan pengaturan rahasia bank di dalam Undang-Undang Perbankan masing-masing. Negara-negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

dapat dijadikan rekomendasi dalam perbaikan ke depan guna

didapatkannya peningkatan cadangan devisa negara.

C. Saran

1. Perlu adanya kesatuan pengaturan terkait rahasia bank di tingkat

internasional dan memperjelas pengaturan di tingkat nasional khususnya

Indonesia yang dibentuk oleh pemerintah dan pembuat undang-undang

agar kewajiban dan hak dari pihak perbankan terhadap nasabah dan

masyarakat terperinci dengan jelas.

2. Diharapkan beberapa kekurangan yang ada di dalam pengaturan rahasia

bank di Indonesia yang telah dipaparkan dalam tesis ini dapat menjadi

rekomendasi bagi terwujudnya pengaturan rahasia bank yang lebih baik

serta berdampak pada peningkatan cadangan devisa negara yang

membawa manfaat bagi kemakmuran dan kesejahteraan sosial bagi

seluruh komponen bangsa Indonesia.

3. Penelitian lanjutan terhadap penelitian ini dapat dilakukan secara empiris

yakni diadakan survey lapangan terhadap para nasabah potensial sehingga

dapat diketahui dengan lebih pasti detail kekurangan yang dimiliki oleh

perbankan Indonesia baik dari sisi kaidah hukum maupun penerapannya.

Berkaitan dengan perbandingan hukum dalam pengaturan rahasia bank,

penelitian selanjutnya dapat dilakukan selain dengan penambahan negara

yang diperbandingkan, juga dapat dibandingkan dengan berbagai traktat

maupun hasil konvensi internasional berkaitan dengan rahasia bank ini.