RADAR BOGOR JUMAT, 15 APRIL 2016/7 RAJAB 1437...

1
11 JUMAT, 15 APRIL 2016/7 RAJAB 1437 H RADAR BOGOR Ingar bingar pesta rakyat berlangsung di ujung barat Kabupaten Bogor, kemarin. Para pejabat, petani dan warga berkumpul di lahan pertanian Desa Babakan, Kecamatan Tenjo. Mereka sedang merayakan Panen Raya Jagung Hibrida. Awal Jaya Jagung Hibrida PANEN RAYA DI TENJO Sinyal Baik Program Pajale PANEN: Bupati Bogor bersama Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dandim 0621, Bulog Subdivisi Cianjur, kepala SKPD, camat, para kepala desa serta sejumlah kelompok tani, saat melakukan panen raya di Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, kemarin. PESTA : Sejumlah pagelaran seni dan bazaar juga mewarnai kegiatan panen raya. Pr rogram Swasembada Pajale P Pemkab Bogor 2015 SASARAN 1. Komoditi Padi - Sasaran luas tanam : 95.200 Ha - Sasaran produksi : 533.924 Ton GKG - Sasaran luas panen : 91.520 Ha - Sasaran produktivitas : 60.52Ku/Ha GKG 2. komoditas jagung - Sasaran luas tanam : 419 Ha - Sasaran produksi : 2.014 Ton Pipilan Kering - Sasaran luas panen : 467 Ha - Sasaran produktivitas : 43.35 Ku/Ha Pipilan Kering 3. Komoditas KedelAI - Sasaran luas tanam : 64 Ha - Sasaran produksi : 54 ton Biji Kering - Sasaran luas panen : 40 Ha - Sasaran produktivitas : 13.50 Ku/Ha Biji Kering REALISASI TAHUN 2015 1. KomoditAS Padi - Realitas luas tanam : 83.889 Ha atau 88.11% terhadap sasaran - Realitas produksi : 445.266 GKG atau 80.38 % terhadap sasaran - Realitas luas panen : 70.703 Ha atau 77.25 % terhadap sasaran - Realitas produktivitas : 62.98 Ku/HA atau terhadap sasaran 2. KomoditAS Jagung - Realitas luas tanam : 3.121 Ha - Realitas produksi : 56 ton - Realitas luas panen : 13 Ha - Realitas produktivitas : 42.71 Ku/Ha pipilan kering 3. KomoditAS KedelAI - Realitas luas tanam : 69 Ha atau 130.95 persen terhadap sasaran - Realitas produksi : belum panen - Realitas luas panen : belum panen - Realitas produktivitas : belum panen HADIR dalam acara tersebut Bupati Bogor bersama Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dandim 0621, Bulog Subdivisi Cianjur, kepala SKPD, camat, para kepala desa serta sejumlah kelompok tani. Lantas, siapa si pemilik hajat? Mereka tiada lain Kelompok Tani (Poktan) Kamboja Desa Babakan. Panen raya ini merupakan hasil penyemaian dari serangkaian bantuan yang digelontorkan Pemkab Bogor melalui Distanhut, tahun lalu. Bantuan itu tiada lain; benih jagung hibrida sebanyak 3 ton, pupuk urea sebanyak 10 ton, NPK sebanyak 15 ton, traktor roda empat sebanyak 2 unit, dan alat pemipil jagung sebanyak 8 unit. Produktivitas yang dihasilkan rata-rata yaitu 6,9 ton melebihi target yang ditetapkan Bogor sebesar 4,3 ton. Bupati Bogor Nurhayanti menjelaskan, Kab Bogor juga mendapatkan alokasi kegiatan GPTT jagung hibrida seluas 200 Ha di Kecamatan Parungpanjang, tenjo, Tanjungsari, dan Jasinga. Gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu ini, sambungnya, diharapkan memotivasi para kelompok tani agar bekerja lebih giat, serta berkontribusi dalam meningkatkan produksi pertanian. “Komoditas jagung hibrida mendapat perhatian yang sangat serius. Mengingat peranannya yang sangat menentukan, tidak hanya dalam sistem ketahanan pangan, akan tetapi juga sebagai penggerak roda perekonomian nasional,” jelas Nurhayanti, kemarin. Tahun 2016 ini, Kabupaten Bogor berencana melakukan penanaman jagung hibrida seluas 200-500 ha. Hal ini dapat tercapai apabila adanya dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta kelompok tani memiliki kemauan dalam mengembangkan jagung hibrida di Kabupaten Bogor. Menurut Yanti, jagung juga merupakan bahan baku pakan yang penting bagi usaha peternakan dan perikanan, sehingga menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hilir yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. ”Masih ada 800 ha di Kecamatan Tenjo untuk bisa dijadikan lahan untuk ditanam jagung hibrida. Coba camat dan Danramil untuk dimainkan. Karena Pemerintah daerah Kabupaten Bogor mempunyai program memanfaatkan lahan kosong untuk digunakan pertanian,” tegas Yanti. Nurhayanti juga menilai komoditas jagung hibrida bisa berkembang lebih luas dan menjadi sentra unggulan agribisnis atau agroindustri sebagai produk unggulan yang berdaya saing di Kabupaten Bogor. “Saya tugaskan Kadistanhut dan Kepala BP5K untuk menyiapkan bibit, pendamping dan sarana-prasarana lainnya,” sambungnya. (dka/c) Bupati Bogor Nurhayanti BOGOR-Dua tahun terakhir, Kabupaten Bogor (Pemkab) melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan-nya, terus menggenjot program swasembada pangan. Perlahan tapi pasti, program andalan Bupati Nurhayanti yang dinamakan swasembada padi, jagung dan kedele (Pajale), berbuah manis. Kabid Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Prasetiowati menjelaskan, sejak setahun lalu, program Pajale sudah menunjukkan perkembangan yang positif. Sejumlah target seperti; sasaran luas tanam, sasaran produksi, sasaran luas panen dan sasaran produktivitas dapat dilaksanakan dengan baik. “Kami hanya optimis kuncinya, dengan menguapayakan penanaman Pajale secara intensif dalam dua tahun terakhir,” ujarnya. Data yang dihimpun Radar Bogor, selama 2015, swasembada pada komoditas padi yang dibebankan dengan sasaran luas tanam seluas 95.200 hektare, sasaran produksi sebanyak 553.924 ton GKG, serta sasaran luas panen 91.520 hektare, target tersebut dapat diimbangi. Dengan realisasi pada komoditas yang sama, kata dia, di bawah komandonya, realisasi pada komoditas padi mendapatkan respons positif dengan realiasi luas tanam sebanyak 83.889 hektare atau 88.11 persen terhadap sasaran. Sedangkan untuk realisasi produksi padi Pemkab Bogor cukup baik dengan angka capaian 445.266 GKG atau 80,38 persen, untuk realisasi luas panen sebesar 70.703 hektare dengan persentase 77,25 persen, terakhir realiasi produktivitasnya mencapai 62,98 hektare. Angka tersebut tentu relatif meningkat jika dibandingkan dengan capaian produktivitas padi sawah yang terealisasi sebesar 63,94 hektare yang ditargetkan sebesar 60,71 hektare pada 2014, sehingga pada saat itu mengalami pencapaian kinerja sebesar 105,32 persen. Menurutnya, kondisi peningkatan pada 2014 tersebut disebabkan adanya penerapan paket teknologi pada sarana produksi berupa pupuk dan benih unggul bersertifikat yang tepat guna dan tepat sasaran, alat mesin pertanian maupun perbaikan jaringan irigasi, serta penerapan metode budidaya yang baik. Kegiatan tersebut mendukung capaian kinerja pengembangan perbenihan atau perbibitan padi seluas 18 ha, kegiatan pengendalian hama terpadu (PHT) padi seluas 150 ha, kegiatan pengembangan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi seluas 150 ha, kegiatan pengembangan jaringan irigasi desa (JIDES) dan jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) berupa rehabilitasi jaringan irigasi di 30 daerah irigasi. Serta, kegiatan pengadaan traktor dan cultivator sebanyak 220 unit yang tersebar di 40 Kecamatan. Untuk komoditas jagung juga relatif melebihi target yang mencapai 3.121 haktare dari target 419 hektare. “Angka tersebut signifikan meningkat karena sebagian besar panen jagung relatif lebih muda, pangsa pasarnya untuk jagung bakar dan rebus, sehingga massa panennya relatif lebih cepat,” tuturnya. Sehingga memengaruhi sasaran realisasi produksi jagung pipilan kering hanya sebanyak 56 ton pipilan kering dari target sebesar 2.014 ton pipilan kering. “Untuk realisasi luas panen sebanyak 13 hektare yang tercapai, jumlah itu juga berupa jagung yang diperuntukan untuk jagung manis dan bakar,” ujarnya. Tetapi, pencapaian luas tanam jagung pipilan hingga kini diklaim sudah mencapai 200 haktare dengan jumlah produksi 6,9 ton. Sementara untuk komoditas jagung capaiannya produktivitasnya masih belum menghasilkan dikarenakan belum massa panen. Tetapi, Pemkab Bogor menargetkan sasaran luas tanam seluas 64 hektare dengan sasaran produksi 54 ton biji kering kedelai serta 40 hektare untuk luas panen dan sasaran produktivitasnya sebanyak 13.50 kuintal biji kering. Tetapi, untuk realisasi tanam yang berhasil dilakukan sebanyak 69 hektare atau seluas 130,95 persen dari sasaran. Menurutnya, pada 2015, kegiatan yang sudah dilakukannya berupa kegiatan penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi hibrida seluas 1.000 hektare di Kecamatan Sukamakmur. “Kita juga melakukan rapat kordinasi tim penggerak upaya khusus swasembada Pajale,” ujarnya. Selain itu, ada juga kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier seluas 3 ribu hektare yang tersebar di beberapa kecamatan. “Tahun 2015 kita menerima bantuan pupuk urea dan NPK untuk lokasi RJIT sebanyak 150 ton urea dan 150 ton NPK,” tuturnya. Pihaknya juga telah melakukan pengembangan optimasi lahan seluas 800 hektare di beberapa kecamatan. Pengembangan System of Rice Intensification (SRI) seluas 240 hektare juga dilakukan di beberapa kecamatan. “Penanaman jagung hibrida seluas 200 hektare serta melakukan penanggulangan kekeringan diwilayah Timur (Kecamatan Jonggol, Cariu, dan Tanjung Sari),” ucapnya. “Ada pengawalan bantuan alat mesin pertanian ke kelompok tani di beberapa kecamatan, seperti traktor sebanyak 168 unit, combine harvester sebanyak 15 unit, transplanter 21 unit, penggilingan padi 5 unit, pompa air 5 unit, dan seed claener 8 unit. Selain itu, ada juga kegiatan yang bersinergi dengan Pangdam III Siliwangi seperti kegiatan panen raya pada kegiatan SLPTT padi, serta penanaman perdana kegiatan gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi hibrida. “Untuk kegiatan Upsus Pajale juga kegiatanya bersama-sama dengan panen raya padi dengan kegiatan Upsus Pajale yang dilakukan Pangdam,” tuturnya. Untuk 2016, program prioritas yang terdapat dibidang pangan masih fokus pada swasembada Pajale. “Program ini merupakan program nasional dan dalam pelaksanaannya didampingi oleh TNI, mulai dari jajaran Kasad TNI AD MoU dengan menteri pertanian, kita Komandan Kodim 0621 MoU dengan Bupati Bogor,” ucapnya. Prasetiowati juga menjelaskan jika upaya peningkatan produksi dan produktivitasnya terus dilakukan melalui penggunaan benih unggul berkualitas serta pengaman produksi untuk mengurangi kehilangan hasil saat panen. “Bantuan alat mesin pertanian juga dilakukan untuk percepatan tanam dan percepatan panen,” tukasnya.(ded)

Transcript of RADAR BOGOR JUMAT, 15 APRIL 2016/7 RAJAB 1437...

11 JUMAT, 15 APRIL 2016/7 RAJAB 1437 HRADAR BOGOR

Ingar bingar pesta rakyat berlangsung di ujung

barat Kabupaten Bogor, kemarin. Para pejabat,

petani dan warga berkumpul di lahan pertanian

Desa Babakan, Kecamatan Tenjo. Mereka sedang

merayakan Panen Raya Jagung Hibrida.

Awal Jaya

Jagung Hibrida PANEN RAYA DI TENJO

Sinyal Baik Program Pajale

PANEN: Bupati Bogor bersama Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dandim 0621, Bulog Subdivisi Cianjur, kepala SKPD, camat, para kepala desa serta sejumlah kelompok tani, saat melakukan panen raya di Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, kemarin.

PESTA : Sejumlah pagelaran seni dan bazaar juga mewarnai kegiatan panen raya.

Prrogram Swasembada Pajale PPemkab Bogor 2015

SASARAN

1. Komoditi Padi - Sasaran luas tanam : 95.200 Ha - Sasaran produksi : 533.924 Ton GKG - Sasaran luas panen : 91.520 Ha - Sasaran produktivitas : 60.52Ku/Ha GKG

2. komoditas jagung - Sasaran luas tanam : 419 Ha - Sasaran produksi : 2.014 Ton Pipilan Kering - Sasaran luas panen : 467 Ha - Sasaran produktivitas : 43.35 Ku/Ha Pipilan Kering

3. Komoditas KedelAI - Sasaran luas tanam : 64 Ha - Sasaran produksi : 54 ton Biji Kering - Sasaran luas panen : 40 Ha - Sasaran produktivitas : 13.50 Ku/Ha Biji Kering

REALISASI TAHUN 20151. KomoditAS Padi- Realitas luas tanam : 83.889 Ha atau 88.11% terhadap sasaran- Realitas produksi : 445.266 GKG atau 80.38 % terhadap sasaran- Realitas luas panen : 70.703 Ha atau 77.25 % terhadap sasaran- Realitas produktivitas : 62.98 Ku/HA atau terhadap sasaran

2. KomoditAS Jagung

- Realitas luas tanam : 3.121 Ha - Realitas produksi : 56 ton- Realitas luas panen : 13 Ha- Realitas produktivitas : 42.71 Ku/Ha pipilan kering

3. KomoditAS KedelAI- Realitas luas tanam : 69 Ha atau 130.95 persen terhadap sasaran - Realitas produksi : belum panen- Realitas luas panen : belum panen- Realitas produktivitas : belum panen

HADIR dalam acara tersebut Bupati Bogor bersama Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dandim 0621, Bulog Subdivisi Cianjur, kepala SKPD, camat, para kepala desa serta sejumlah kelompok tani. Lantas, siapa si pemilik hajat? Mereka tiada lain Kelompok Tani (Poktan) Kamboja Desa Babakan.

Panen raya ini merupakan hasil penyemaian dari serangkaian bantuan yang digelontorkan Pemkab Bogor melalui Distanhut, tahun lalu. Bantuan itu tiada lain; benih jagung hibrida sebanyak 3 ton, pupuk urea sebanyak 10 ton, NPK sebanyak 15 ton, traktor roda empat sebanyak 2 unit, dan alat pemipil jagung sebanyak 8 unit. Produktivitas yang dihasilkan rata-rata yaitu 6,9 ton melebihi target yang ditetapkan Bogor sebesar 4,3 ton.

Bupati Bogor Nurhayanti menjelaskan, Kab Bogor juga mendapatkan alokasi kegiatan GPTT jagung hibrida seluas 200 Ha di Kecamatan Parungpanjang, tenjo, Tanjungsari, dan Jasinga. Gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu ini, sambungnya, diharapkan memotivasi para kelompok tani agar bekerja lebih giat, serta berkontribusi dalam meningkatkan produksi pertanian.

“Komoditas jagung hibrida mendapat perhatian yang sangat serius. Mengingat peranannya yang sangat menentukan, tidak hanya dalam sistem ketahanan pangan,

akan tetapi juga sebagai penggerak roda perekonomian nasional,” jelas Nurhayanti, kemarin.

Tahun 2016 ini, Kabupaten Bogor berencana melakukan penanaman jagung hibrida seluas 200-500 ha. Hal ini dapat tercapai apabila adanya dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta kelompok tani memiliki kemauan dalam mengembangkan jagung hibrida di Kabupaten Bogor.

Menurut Yanti, jagung juga merupakan bahan baku pakan yang penting bagi usaha peternakan dan perikanan, sehingga menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hilir yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.

”Masih ada 800 ha di Kecamatan Tenjo untuk bisa dijadikan lahan untuk ditanam jagung hibrida. Coba camat dan Danramil untuk dimainkan. Karena Pemerintah daerah Kabupaten Bogor mempunyai program memanfaatkan lahan kosong untuk digunakan pertanian,” tegas Yanti.

Nurhayanti juga menilai komoditas jagung hibrida bisa berkembang lebih luas dan menjadi sentra unggulan agribisnis atau agroindustri sebagai produk unggulan yang berdaya saing di Kabupaten Bogor. “Saya tugaskan Kadistanhut dan Kepala BP5K untuk menyiapkan bibit, pendamping dan sarana-prasarana lainnya,”

sambungnya. (dka/c)

Bupati Bogor Nurhayanti

BOGOR-Dua tahun terakhir, Kabupaten Bogor (Pemkab) melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan-nya, terus menggenjot program swasembada pangan. Perlahan tapi pasti, program andalan Bupati Nurhayanti yang dinamakan swasembada padi, jagung dan kedele (Pajale), berbuah manis.

Kabid Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Prasetiowati menjelaskan, sejak setahun lalu, program Pajale sudah menunjukkan perkembangan yang positif. Sejumlah target seperti; sasaran luas tanam, sasaran produksi, sasaran luas panen dan sasaran produktivitas dapat dilaksanakan dengan baik.

“Kami hanya optimis kuncinya, dengan menguapayakan penanaman Pajale secara intensif dalam dua tahun terakhir,” ujarnya. Data yang dihimpun Radar Bogor, selama 2015, swasembada pada komoditas padi yang dibebankan dengan sasaran luas tanam seluas 95.200 hektare, sasaran produksi sebanyak 553.924 ton GKG, serta sasaran luas panen 91.520 hektare, target tersebut dapat diimbangi.

Dengan realisasi pada komoditas yang sama, kata dia, di bawah komandonya, realisasi pada komoditas padi mendapatkan respons positif dengan realiasi luas tanam sebanyak 83.889 hektare atau 88.11 persen terhadap sasaran.

Sedangkan untuk realisasi produksi padi Pemkab Bogor cukup baik dengan angka capaian 445.266 GKG

atau 80,38 persen, untuk realisasi luas panen sebesar 70.703 hektare dengan persentase 77,25 persen, terakhir realiasi produktivitasnya mencapai 62,98 hektare.

Angka tersebut tentu relatif meningkat jika dibandingkan dengan capaian produktivitas padi sawah yang terealisasi sebesar 63,94 hektare yang ditargetkan sebesar 60,71 hektare pada 2014, sehingga pada saat itu mengalami pencapaian kinerja sebesar 105,32 persen.

Menurutnya, kondisi peningkatan pada 2014 tersebut disebabkan adanya penerapan paket teknologi pada sarana produksi berupa pupuk dan benih unggul bersertifikat yang tepat guna dan tepat sasaran, alat mesin pertanian maupun perbaikan jaringan irigasi, serta penerapan metode budidaya yang baik.

Kegiatan tersebut mendukung capaian kinerja pengembangan perbenihan atau perbibitan padi seluas 18 ha, kegiatan pengendalian hama terpadu (PHT) padi seluas 150 ha, kegiatan pengembangan

pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi seluas 150 ha, kegiatan pengembangan jaringan irigasi desa (JIDES) dan jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) berupa rehabilitasi jaringan irigasi di 30 daerah irigasi. Serta, kegiatan pengadaan traktor dan cultivator sebanyak 220 unit yang tersebar di 40 Kecamatan.

Untuk komoditas jagung juga relatif melebihi target yang mencapai 3.121 haktare dari target 419 hektare. “Angka tersebut signifikan meningkat karena sebagian besar panen jagung relatif lebih muda, pangsa pasarnya untuk jagung bakar dan rebus, sehingga massa panennya relatif lebih cepat,” tuturnya.

Sehingga memengaruhi sasaran realisasi produksi jagung pipilan kering hanya sebanyak 56 ton pipilan kering dari target sebesar 2.014 ton pipilan kering. “Untuk realisasi luas panen sebanyak 13 hektare yang tercapai, jumlah itu juga berupa jagung yang diperuntukan untuk jagung manis dan bakar,” ujarnya. Tetapi, pencapaian luas tanam jagung

pipilan hingga kini diklaim sudah mencapai 200 haktare dengan jumlah produksi 6,9 ton.

Sementara untuk komoditas jagung capaiannya produktivitasnya masih belum menghasilkan dikarenakan belum massa panen. Tetapi, Pemkab Bogor menargetkan sasaran luas tanam seluas 64 hektare dengan sasaran produksi 54 ton biji kering kedelai serta 40 hektare untuk luas panen dan sasaran produktivitasnya sebanyak 13.50 kuintal biji kering. Tetapi, untuk realisasi tanam yang berhasil dilakukan sebanyak 69 hektare atau seluas 130,95 persen dari sasaran.

Menurutnya, pada 2015, kegiatan yang sudah dilakukannya berupa kegiatan penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi hibrida seluas 1.000 hektare di Kecamatan Sukamakmur. “Kita juga melakukan rapat kordinasi tim penggerak upaya khusus swasembada Pajale,” ujarnya. Selain itu, ada juga kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier seluas 3 ribu hektare yang tersebar di beberapa kecamatan.

“Tahun 2015 kita menerima bantuan pupuk urea dan NPK untuk lokasi RJIT sebanyak 150 ton urea dan 150 ton NPK,” tuturnya. Pihaknya juga telah melakukan pengembangan optimasi lahan seluas 800 hektare di beberapa kecamatan.

Pengembangan System of Rice Intensification (SRI) seluas 240 hektare juga dilakukan di beberapa kecamatan. “Penanaman jagung hibrida seluas 200 hektare serta melakukan penanggulangan

kekeringan diwilayah Timur (Kecamatan Jonggol, Cariu, dan Tanjung Sari),” ucapnya.

“Ada pengawalan bantuan alat mesin pertanian ke kelompok tani di beberapa kecamatan, seperti traktor sebanyak 168 unit, combine harvester sebanyak 15 unit, transplanter 21 unit, penggilingan padi 5 unit, pompa air 5 unit, dan seed claener 8 unit.

Selain itu, ada juga kegiatan yang bersinergi dengan Pangdam III Siliwangi seperti kegiatan panen raya pada kegiatan SLPTT padi, serta penanaman perdana kegiatan gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi hibrida.

“Untuk kegiatan Upsus Pajale juga kegiatanya bersama-sama dengan panen raya padi dengan kegiatan Upsus Pajale yang dilakukan Pangdam,” tuturnya.

Untuk 2016, program prioritas yang terdapat dibidang pangan masih fokus pada swasembada Pajale. “Program ini merupakan program nasional dan dalam pelaksanaannya didampingi oleh TNI, mulai dari jajaran Kasad TNI AD MoU dengan menteri pertanian, kita Komandan Kodim 0621 MoU dengan Bupati Bogor,” ucapnya.

Prasetiowati juga menjelaskan jika upaya peningkatan produksi dan produktivitasnya terus dilakukan melalui penggunaan benih unggul berkualitas serta pengaman produksi untuk mengurangi kehilangan hasil saat panen. “Bantuan alat mesin pertanian juga dilakukan untuk percepatan tanam dan percepatan panen,” tukasnya.(ded)