RABU, 30 NOVEMBER 2011 AS-Pakistan Uni Eropa … · an kepada Damaskus, Senin (28/11), untuk...

1
10 RABU, 30 NOVEMBER 2011 I NTER NASIONAL KECAM NATO: Para pendukung partai politik Jamatul Dawa membakar bendera AS dan poster Presiden AS dan jenderal NATO saat berunjuk rasa mengecam serangan NATO di Multan, Pakistan, Senin (28/11). RIZKI SYARIEF P ERDANA Menteri Pakistan Yusuf Raza Gi- lani mulai mengesam- pingkan hubungan bilateral yang selama ini terjalin dengan Amerika Serikat (AS). Selain itu, Pakistan mengancam akan mengurangi kerja sama militer dengan AS yang ber- operasi di Afghanistan. Kekecewaan dan kemarahan Gilani merupakan buntut se- rangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang menewaskan 24 tentara Pakis- tan di wilayah pegunungan yang perbatasan dengan Af- ghanistan. Insiden yang terjadi pada Sabtu (26/11) tersebut telah mempersulit upaya AS untuk mengurangi krisis dalam hu- bungan dengan Islamabad. Tak hanya itu, upaya AS untuk menstabilkan kawasan jelang penarikan pasukan mereka dari Afghanistan pada 2014 juga akan menghadapi kendala. “Kerja sama yang terjalin se- lama ini tidak kembali berjalan seperti biasanya,” kata Gilani kepada CNN seperti dikutip Reuters saat ditanya soal kelan- jutan hubungan dengan AS. “Harus ada sesuatu yang jauh lebih besar sehingga bisa me- muaskan bangsa saya.” Para kritikus menilai serang- an udara NATO yang menewas- kan tentara Pakistan merupakan bentuk kegagalan Islamabad dalam memerangi kelompok militan. Komentar Gilani yang mencerminkan kemarahan pemerintah dan militer lebih ba- nyak dipicu tekanan dari rakyat Pakistan. “Kita tidak akan me- nang dalam pertempuran tanpa dukungan dari rakyat,” tegas Gilani. “Kita harus sejalan de- ngan rakyat.” Hubungan Pakistan dan AS, lanjut Gilani, dapat diteruskan jika didasarkan pada rasa saling menghormati dan kepentingan bersama. Ketika ditanya apakah Pakistan menerima insiden se- rangan udara NATO. “Pada saat ini, tidak,” jawabnya. Komentar Gilani sejalan de- ngan tekanan dari pihak militer Pakistan yang mengancam akan mengurangi kerja sama dalam upaya perdamaian di Afghanis- tan. “Ini menjadi konsekuensi serius dalam kerja sama kami,” kata juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Athar Abbas kepada Reuters. Tolak minta maaf Pakistan memiliki sejarah panjang dalam hubungannya dengan kelompok militan di Afghanistan. Dengan begitu, Pakistan secara unik diposisi- kan dapat membantu proses perdamaian yang tertuang dalam kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Barack Obama. Kepala Staf Gabungan Ang- katan Bersenjata AS Jenderal Martin Dempsey mengatakan hubungan AS-Pakistan tengah berada di titik terburuk. Menurutnya, kemarahan Pakistan bisa dibenarkan kare- na 24 tentara mereka tewas da- lam serangan tersebut. Namun, AS menolak meminta maaf karena insiden itu masih dalam penyelidikan militer AS. “Mereka memiliki alasan untuk marah karena 24 ten- tara mereka tewas, dan ko- mando yang menewaskan tentara berasal dari mitra me- reka,” kata Dempsey kepada ITV News. “Saya meminta kesabar- an mereka untuk membantu mengetahui kejadian yang sebe- narnya.” (*/Reuters/I-3) [email protected] AS menilai kemarahan Pakistan bisa dibenarkan karena 24 tentara mereka tewas, tetapi AS menolak meminta maaf. SANKSI ekonomi yang dijatuh- kan negara-negara Arab tidak menciutkan nyali Presiden Suriah Bashar al-Assad. Peme- rintahan Al-Assad justru balik mengecam sanksi tersebut. Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moualem menyebut sanksi yang dijatuhkan Liga Arab sebagai deklarasi perang ekonomi. Dia mengatakan sank- si tersebut telah menutup pintu untuk menyelesaikan krisis yang terjadi di negerinya. “Sanksi merupakan jalan dua arah,” kata Moualem dalam konferensi pers yang disiarkan televisi Suriah, kemarin. “Saya tidak memberi per- ingatan di sini. Akan tetapi, kami akan mempertahankan kepentingan-kepentingan rakyat kami.” Tidak hanya mengecam, pe- merintah Suriah juga sebelum- nya mengerahkan puluhan ribu warga untuk berdemonstrasi menentang sanksi tersebut. Sanksi terhadap Suriah di- sepakati menteri-menteri luar negeri Liga Arab dalam per- temuan di Kairo, Mesir, Minggu (27/11). Sanksi tersebut ditujukan terhadap sektor perbankan, keuangan, investasi, dan per- jalanan resmi para pejabat Suriah. Namun, sanksi tidak termasuk embargo perdagang- an penuh. Sanksi dijatuhkan karena Al-Assad mengabaikan batas waktu yang diberikan untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat pergolakan yang telah berlangsung dalam delapan bulan ini telah me- newaskan 3.500 warga Suriah. Meski telah sepakat men- jatuhkan sanksi, Liga Arab masih memberikan kesempat- an kepada Damaskus, Senin (28/11), untuk menghindari sanksi. Liga Arab bersedia me- ninjau kembali sanksi jika Su- riah sudi menerima rencana Liga Arab untuk menghentikan kekerasan. Meski masih menolak untuk menerima tuntutan Liga Arab tersebut, Suriah mulai bersikap lunak dengan memenuhi tun- tutan para aktivis. Salah satunya, Suriah be- rencana menghapus salah satu klausul di dalam konstitusi yang menetapkan Partai Baath, partai milik Al-Assad, sebagai partai utama negeri itu. (Hde/ Reuters/I-3) Suriah Balik Kecam Sikap Liga Arab UNI Eropa (UE) tengah me- nyiapkan sanksi baru yang lebih berat untuk Iran sebagai hukuman atas program sen- jata nuklir negeri itu. Rencana sanksi baru itu disampaikan Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy seusai pertemuan dengan Presiden Barack Obama dan pejabat AS lainnya di Ge- dung Putih, Washington, Ame- rika Serikat (AS), kemarin. Van Rompuy tidak memberi penjelasan lebih rinci mengenai rencana sanksi berat yang akan dikenakan kepada Iran terse- but. Namun dalam pernyataan bersama seusai pertemuan itu, AS dan UE mengatakan sama- sama menaruh ‘perhatian men- dalam’ mengenai kemungkin- an tindakan militer terhadap Teheran terkait program senjata nuklirnya. “Kami menekankan kepastian sikap kami untuk menegaskan bahwa Iran harus melakukan kewajiban termasuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” demikian pernyataan bersama AS dan UE. “Selain itu, Iran harus mau bekerja sama dengan IAEA (Badan Energi dan Atom In- ternasional) untuk memenuhi keinginan serius masyarakat internasional terkait program nuklirnya,” lanjut pernyataan tersebut. Sejak IAEA dalam laporan- nya 8 November lalu mengung- kapkan aktivitas nuklir Iran, sejumlah negara di antaranya Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris telah menjatuhkan sanksi baru terhadap ang- gota organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) tersebut. UE sendiri saat ini tengah membahas rencana embargo minyak Iran. Di samping itu, menteri-menteri luar negeri UE pada Kamis (1/12) akan menyepakati perluasan sanksi terhadap sekitar 180 orang, per- usahaan, dan lembaga Iran. Terkait embargo minyak Iran, pemerintah Italia be- rencana memberi bantuan diplomatik kepada perusa- haan-perusahaan minyaknya untuk mendapatkan sumber minyak alternatif jika sanksi larangan impor minyak dari Iran diberlakukan. (Drd/AP/ Reuters/I-2) MESIR menggelar pemilihan umum parlemen Mesir hari kedua pascatumbangnya pe- merintahan Hosni Mubarak, kemarin. Para pemilih tampak mengantre selama berjam- jam, meski mereka masih dili- puti gelombang kerusuhan, perpecahan masyarakat, dan ketidakpastian atas masa de- pan bangsa. Bagi jutaan rakyat Mesir, pemilu tersebut menjadi titik balik dalam sejarah negara me- reka. Tak hanya itu, hasil pemi- lu ini akan menjadi indikator bagi Mesir untuk menjadi lebih sekuler atau bergerak menjadi negara yang lebih Islam. “Saat ini saya memiliki hara- pan,” kata Amal Fathy, 50, seorang pegawai pemerintah yang tengah mengantre memi- lih. “Saya mungkin tidak akan hidup cukup lama untuk meli- hat perubahan, tapi setidaknya cucu saya akan melihatnya.” Sejak gejolak memaksa Mubarak lengser dari jabatan- nya 10 bulan silam, rakyat Me- sir mulai menatap masa depan dengan merayakan kebebasan mereka setelah puluhan tahun di bawah pemerintahan dikta- tor. Meski demikian, mereka juga kecewa atas kekuasaan militer yang menggantikan rezim lama yang menyebabkan terjadinya kerusuhan selang 10 hari jelang pemilu. Seolah menambah keka- cauan, pemilu Mesir ber- langsung melewati beberapa tahapan proses selama sebulan. Beberapa pemain politik pen- ting mengeluh tidak memiliki cukup waktu atau kondisi yang tepat untuk mengatur pemilu. Namun, secercah harapan masih tergambar dalam jiwa rakyat Mesir demi masa depan yang jauh lebih baik. “Ini sa- ngat menegangkan. Jantungku berdebar kencang,” kata Sa- naa el-Hawary, 38. “Ini adalah hidupku, ini adalah kehidupan bagi bayiku. Ini negaraku dan ini adalah satu-satunya harapan yang kita miliki sekarang.” Jumlah pemilih wanita tam- paknya melebihi pemilih pria. Gambaran tersebut menghan- curkan pandangan yang meng- anggap remeh peran wanita da- lam peta politik Mesir. “Kami tidak akan menyerah,” teriak para wanita yang mengantre. (*/AP/I-3) ANTI-INGGRIS: Seorang anggota parlemen Iran mengepalkan tangannya sambil meneriakkan kalimat anti- Inggris saat pertemuan parlemen yang mengurangi hubungan diplomatik dengan Inggris di Teheran, Iran, Minggu (27/11). Uni Eropa Siapkan Sanksi Baru bagi Iran Pemilu Mesir Jadi Awal Perubahan Kami akan mempertahankan kepentingan-kepentingan rakyat kami.” AP/ KHALID TANVEER REUTERS/RAHEB HOMAVANDI AS-Pakistan di Titik Nadir

Transcript of RABU, 30 NOVEMBER 2011 AS-Pakistan Uni Eropa … · an kepada Damaskus, Senin (28/11), untuk...

10 RABU, 30 NOVEMBER 2011INTERNASIONAL

KECAM NATO: Para pendukung partai politik Jamatul Dawa membakar bendera AS dan poster Presiden AS dan jenderal NATO saat berunjuk rasa mengecam serangan NATO di Multan, Pakistan, Senin (28/11).

RIZKI SYARIEF

PERDANA Menteri Pakistan Yusuf Raza Gi-lani mulai mengesam-pingkan hubungan

bilateral yang selama ini terjalin dengan Amerika Serikat (AS). Selain itu, Pakistan mengancam akan mengurangi kerja sama militer dengan AS yang ber-operasi di Afghanistan.

Kekecewaan dan kemarahan Gilani merupakan buntut se-rangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang menewaskan 24 tentara Pakis-tan di wilayah pegunung an yang perbatasan dengan Af-ghanistan.

Insiden yang terjadi pada Sabtu (26/11) tersebut telah mempersulit upaya AS untuk mengurangi krisis dalam hu-bungan dengan Islamabad. Tak hanya itu, upaya AS untuk menstabilkan kawasan jelang penarikan pasukan mereka dari Afghanistan pada 2014 juga akan menghadapi kendala.

“Kerja sama yang terjalin se-lama ini tidak kembali berjalan seperti biasanya,” kata Gilani kepada CNN seperti dikutip Reuters saat ditanya soal kelan-jutan hubungan dengan AS.

“Harus ada sesuatu yang jauh lebih besar sehingga bisa me-muaskan bangsa saya.”

Para kritikus menilai serang-an udara NATO yang menewas-kan tentara Pakistan merupakan bentuk kegagalan Islamabad dalam memerangi kelompok militan.

Komentar Gi lani yang mencerminkan kemarahan pemerintah dan militer lebih ba-nyak dipicu tekanan dari rakyat Pakistan. “Kita tidak akan me-nang dalam pertempuran tanpa dukungan dari rakyat,” tegas Gilani. “Kita harus sejalan de-ngan rakyat.”

Hubungan Pakistan dan AS, lanjut Gilani, dapat diteruskan jika didasarkan pada rasa saling menghormati dan kepentingan bersama. Ketika ditanya apakah Pakistan menerima insiden se-rangan udara NATO. “Pada saat ini, tidak,” jawabnya.

Komentar Gilani sejalan de-ngan tekanan dari pihak militer Pakistan yang mengancam akan mengurangi kerja sama dalam upaya perdamaian di Afghanis-tan. “Ini menjadi konsekuensi serius dalam kerja sama kami,” kata juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Athar Abbas kepada Reuters.

Tolak minta maafPakistan memiliki sejarah

panjang dalam hubungannya dengan kelompok militan di Afghanistan. Dengan begitu, Pakistan secara unik diposisi-kan dapat membantu proses perdamaian yang tertuang dalam kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Barack Obama.

Kepala Staf Gabungan Ang-katan Bersenjata AS Jenderal Martin Dempsey mengatakan hubungan AS-Pakistan te ngah berada di titik terburuk.

Menurutnya, kemarahan Pakistan bisa dibenarkan kare-na 24 tentara mereka tewas da-lam serangan tersebut. Namun, AS menolak meminta maaf karena insiden itu masih dalam penyelidikan militer AS.

“Mereka memiliki alasan untuk marah karena 24 ten-tara mereka tewas, dan ko-mando yang menewaskan tentara berasal dari mitra me-reka,” kata Dempsey kepada ITV News.

“Saya meminta kesabar-an mereka untuk membantu mengetahui kejadian yang sebe-narnya.” (*/Reuters/I-3)

[email protected]

AS menilai kemarahan Pakistan bisa dibenarkan karena 24 tentara mereka tewas, tetapi AS menolak meminta maaf.

SANKSI ekonomi yang dijatuh-kan negara-negara Arab tidak menciutkan nyali Presiden Suriah Bashar al-Assad. Peme-rintahan Al-Assad justru balik mengecam sanksi tersebut.

Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moualem menyebut sanksi yang dijatuhkan Liga Arab sebagai deklarasi perang ekonomi. Dia mengatakan sank-si tersebut telah menutup pintu untuk menyelesaikan krisis yang terjadi di negerinya.

“Sanksi merupakan jalan dua arah,” kata Moualem dalam konferensi pers yang disiarkan televisi Suriah, kemarin.

“Saya tidak memberi pe r-ingatan di sini. Akan tetapi, kami akan mempertahankan kepentingan-kepentingan rakyat kami.”

Tidak hanya mengecam, pe-merintah Suriah juga sebelum-nya mengerahkan puluhan ribu

warga untuk berdemonstrasi menentang sanksi tersebut.

Sanksi terhadap Suriah di-sepakati menteri-menteri luar negeri Liga Arab dalam per-temuan di Kairo, Mesir, Minggu (27/11).

Sanksi tersebut ditujukan terhadap sektor perbankan, keuangan, investasi, dan per-jalanan resmi para pejabat Suriah. Namun, sanksi tidak termasuk embargo perdagang-an penuh. Sanksi dijatuhkan karena Al-Assad mengabaikan batas waktu yang diberikan untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil.

Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) mencatat pergolakan yang telah berlangsung dalam delapan bulan ini telah me-newaskan 3.500 warga Suriah.

Meski telah sepakat men-jatuhkan sanksi, Liga Arab masih memberikan kesempat-an kepada Damaskus, Senin (28/11), untuk menghindari sanksi. Liga Arab bersedia me-ninjau kembali sanksi jika Su-riah sudi menerima rencana Liga Arab untuk menghentikan kekerasan.

Meski masih menolak untuk menerima tuntutan Liga Arab tersebut, Suriah mulai bersikap lunak dengan memenuhi tun-tutan para aktivis.

Salah satunya, Suriah be-rencana menghapus salah satu klausul di dalam konstitusi yang menetapkan Partai Baath, partai milik Al-Assad, sebagai partai utama negeri itu. (Hde/Reuters/I-3)

Suriah Balik Kecam Sikap Liga Arab

UNI Eropa (UE) tengah me-nyiapkan sanksi baru yang lebih berat untuk Iran sebagai hukuman atas program sen-jata nuklir negeri itu. Rencana sanksi baru itu disampaikan Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy seusai pertemuan dengan Presiden Barack Obama dan pejabat AS lainnya di Ge-dung Putih, Washington, Ame-rika Serikat (AS), kemarin.

Van Rompuy tidak memberi penjelasan lebih rinci mengenai rencana sanksi berat yang akan dikenakan kepada Iran terse-but. Namun dalam pernyataan bersama seusai pertemuan itu, AS dan UE mengatakan sama-sama menaruh ‘perhatian men-dalam’ mengenai kemungkin-an tindakan militer terhadap Teheran terkait program senjata nuklirnya.

“Kami menekankan kepastian sikap kami untuk menegaskan bahwa Iran harus melakukan kewajiban termasuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” demikian pernyataan bersama AS dan UE.

“Selain itu, Iran harus mau bekerja sama dengan IAEA (Badan Energi dan Atom In-ternasional) untuk memenuhi keinginan serius masyarakat internasional terkait program nuklirnya,” lanjut pernyataan tersebut.

Sejak IAEA dalam laporan-nya 8 November lalu mengung-kapkan aktivitas nuklir Iran, sejumlah negara di antaranya

Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris telah menjatuhkan sanksi baru terhadap ang-gota organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) tersebut.

UE sendiri saat ini tengah membahas rencana embargo minyak Iran. Di samping itu, menteri-menteri luar negeri UE pada Kamis (1/12) akan menyepakati perluasan sanksi

terhadap sekitar 180 orang, per-usahaan, dan lembaga Iran.

Terkait embargo minyak Iran, pemerintah Italia be-rencana memberi bantuan diplomatik kepada perusa-haan-perusahaan minyaknya untuk mendapatkan sumber minyak alternatif jika sanksi larangan impor minyak dari Iran diberlakukan. (Drd/AP/Reuters/I-2)

MESIR menggelar pemilihan umum parlemen Mesir hari kedua pascatumbangnya pe-merintahan Hosni Mubarak, kemarin. Para pemilih tampak mengantre selama berjam-jam, meski mereka masih dili-puti gelombang kerusuhan, perpecahan masyarakat, dan ketidakpastian atas masa de-pan bangsa.

Bagi jutaan rakyat Mesir, pemilu tersebut menjadi titik balik dalam sejarah negara me-reka. Tak hanya itu, hasil pemi-lu ini akan menjadi indikator bagi Mesir untuk menjadi lebih

sekuler atau bergerak menjadi negara yang lebih Islam.

“Saat ini saya memiliki hara-pan,” kata Amal Fathy, 50, seorang pegawai pemerintah yang tengah mengantre memi-lih. “Saya mungkin tidak akan hidup cukup lama untuk meli-hat perubahan, tapi setidaknya cucu saya akan melihatnya.”

Sejak gejolak memaksa Mubarak lengser dari jabatan-nya 10 bulan silam, rakyat Me-sir mulai menatap masa depan dengan merayakan kebebasan mereka setelah puluhan tahun di bawah pemerintahan dikta-

tor. Meski demikian, mereka juga kecewa atas kekuasaan militer yang menggantikan rezim lama yang menyebabkan terjadinya kerusuhan selang 10 hari jelang pemilu.

Seolah menambah keka-cauan, pemilu Mesir ber-langsung melewati beberapa tahapan proses selama sebulan. Beberapa pemain politik pen-ting mengeluh tidak memiliki cukup waktu atau kondisi yang tepat untuk mengatur pemilu.

Namun, secercah harapan masih tergambar dalam jiwa rakyat Mesir demi masa depan

yang jauh lebih baik. “Ini sa-ngat menegangkan. Jantungku berdebar kencang,” kata Sa-naa el-Hawary, 38. “Ini adalah hidupku, ini adalah kehidupan bagi bayiku. Ini negaraku dan ini adalah satu-satunya harapan yang kita miliki sekarang.”

Jumlah pemilih wanita tam-paknya melebihi pemilih pria. Gambaran tersebut menghan-curkan pandangan yang meng-anggap remeh peran wanita da-lam peta politik Mesir. “Kami tidak akan menyerah,” teriak para wanita yang mengantre. (*/AP/I-3)

ANTI-INGGRIS: Seorang anggota parlemen Iran mengepalkan tangannya sambil meneriakkan kalimat anti-Inggris saat pertemuan parlemen yang mengurangi hubungan diplomatik dengan Inggris di Teheran, Iran, Minggu (27/11).

Uni Eropa Siapkan Sanksi Baru bagi Iran

Pemilu Mesir Jadi Awal Perubahan

Kami akan mempertahankan

kepentingan-kepentingan rakyat kami.”

AP/ KHALID TANVEER

REUTERS/RAHEB HOMAVANDI

AS-Pakistandi Titik Nadir