RABU, 22 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Bakrie Life ... filedana pokok nasabah produk ... tukar...

1
Corporate News | 19 RABU, 22 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA P T Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) meng- aku belum mampu membayar cicilan dana pokok nasabah produk Diamond Investa periode Sep- tember dan Desember 2010. Hal tersebut diakui manajemen Bakrie Life beserta PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) selaku pemegang sahamnya. “Iya. Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) mena- nyakan dan menekankan agar pembayaran kepada pemegang polis dilakukan secepatnya,” kata Direktur Utama Bakrie Life Timoer Susanto dalam pesan singkatnya kepada Media Indonesia, kemarin. Pada Senin (20/12), manaje- men Bakrie Life dan BCI datang memenuhi panggilan Bape- pam-LK. Di tengah desakan untuk membayar secepatnya, kedua manajemen mengaku belum mampu membayar cicil- an pengembalian dana untuk periode September dan Desem- ber 2010. Seperti diketahui, untuk cicilan pokok ketiga yang jatuh tempo pada September 2010, manajemen Bakrie Life mem- bayar sebesar 6,25% atau Rp30 miliar plus bunga periode Juli- September 2010. Ditambah cicil- an periode Oktober-Desember 2010, minimal total yang harus dibayarkan manajemen Bakrie Life kepada 250 nasabah men- capai Rp66 miliar. Timoer mengungkapkan, saat ini dana yang akan digu- nakan untuk membayar se- dang diproses di Grup Bakrie. Pengalokasian terimbas aksi tukar guling yang baru saja dilaksanakan PT Bakrie & Bro- thers (BNBR) dan Vallar Plc asal Inggris dengan nilai transaksi mencapai US$3 miliar atau Rp27 triliun. Namun demikian, dia me- nyatakan pihaknya dan Grup Bakrie masih mengusahakan pembayaran dilakukan dalam waktu dekat. Menurut anggota Tim Pe- nyelamatan dan Pengembalian Dana Nasabah Bakrie Life Yoseph, perseroan sejauh ini masih menyisakan utang Rp290 miliar kepada 250 nasabah. “Kemarin saya dengar Pak Isa (Kepala Biro Perasuran- sian Bapepam-LK) marah dan meminta Akhabani (Direktur Keuangan Bakrie Capital In- donesia) bicara ke Nirwan Bakrie untuk segera bayar,” ungkapnya. Sanksi tegas Sementara itu, pengamat pasar modal Yanuar Rizky me- nyatakan Bapepam-LK tidak menjalankan perannya dengan baik. Lembaga itu seharusnya menjatuhkan sanksi kepada Bakrie Life sejak 2008 dan meng- umumkan pada publik bahwa produknya berisiko tinggi. Pasalnya, perusahaan tidak mengindahkan peringatan me- ngurangi agresivitas di saham. “Fungsi Bapepam-LK dalam mengawasi industri keuangan di Indonesia tidak cukup seka- dar memberikan peringatan. Bapepam-LK harus menindak tegas institusi keuangan yang terbukti tidak mengindahkan peringatan otoritas,” kata dia. Tindakan tegas itu, kata Yanuar, mulai dari pemberian sanksi material, pencabut- an izin, sampai sanksi moral berupa pengumuman kepada masyarakat bahwa produk Dia- mond Investa tidak layak di- beli. Sanksi tersebut, lanjutnya, harus diberikan sebagai bentuk tanggung jawab Bapepam-LK dalam melindungi investor. Saat ini, fokus Bapepam sekadar meminta dan mendo- rong agar Bakrie Life memba- yar dana nasabahnya. “Kok, jadinya makin kelihatan banget kalau Bapepam ini lembek bila berurusan dengan perusahaan Bakrie,” kata Yanuar. (E-5) timothy@ mediaindonesia.com Bapepam-LK seharusnya sudah menjatuhkan sanksi kepada Bakrie Life sejak 2008. Andreas Timothy Bakrie Life kembali Tunggak Cicilan Nasabah PT Bank Bukopin Tbk melaku- kan penawaran umum terba- tas II dengan penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sebanyak 2,045 miliar saham baru. Dengan aksi itu perseroan menargetkan perolehan dana hingga Rp1,145 triliun. “Jumlah saham yang dilepas tersebut mencakup 25% dari total saham perseroan. Harga penawaran dipatok di level Rp480-Rp560 per saham. Se- hingga dana maksimal yang diraih perseroan akan mencapai Rp1,145 triliun,” demikian kete- rangan tertulis perseroan yang dirilis di Jakarta, kemarin. Menurut keterangan itu, dana hasil rights issue akan diper- gunakan untuk modal kerja guna ekspansi kredit. Bank Bu- kopin akan mengembangkan penyaluran kredit di segmen usaha, kecil, menengah, dan koperasi (UKMK), usaha ko- mersial, usaha konsumer, dan pengembangan bisnis lainnya. Menurut rencana, hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dapat diperdagang- kan pada 9-15 Februari 2011 mendatang. Tiap pemegang tiga lembar saham lama per- seroan akan mendapatkan satu HMTED. Dan pemegang satu HMETD berhak atas satu saham baru yang dikeluarkan perseroan tersebut. Dalam aksi ini, PT CIMB Secu- rities Indonesia akan berperan sebagai pembeli siaga (standby buyer), sedangkan pencatatan saham baru itu rencananya dilakukan pada 9 Februari 2011. Meski demikian, aksi ini masih menunggu persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 26 Januari 2011. Sebelumnya, Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15%-25% di 2011. Dengan dana rights issue, rasio kecukupan modal bank diharapkan akan terdongkrak dari level 12,17% per Septem- ber 2010 menjadi sekitar 18% dan bisa bertahan di level 14% sepanjang tahun depan. (Atp/E-5) PT Pertamina (persero) meng- alokasikan belanja modal (capi- tal expenditure/capex) pada 2011 sebesar Rp37,1 triliun, atau naik 41,6% jika dibandingkan dengan 2010 sebesar Rp26,2 triliun. Menurut Komisaris Utama Pertamina Sugiharto, kemarin di Jakarta, belanja modal tahun depan sebagian besar dialokasi- kan untuk direktorat hulu, sebesar Rp28,4 triliun. Sisanya dialokasikan untuk pemasaran, kilang, perkapalan, dan gas alam cair (LNG). Pada 2010, belanja modal Pertamina mencapai Rp26,2 triliun, dengan jumlah Rp19,6 triliun diperuntukkan direk- torat hulu. Total belanja modal yang direncanakan Pertamina an- tara 2010 dan 2014 mencapai Rp262,3 triliun. Pada 2012, belanja modal dialokasikan naik 54,3% menjadi Rp56,9 triliun. Lalu pada 2013 dan 2014 masing-masing alokasi belanja modal sebesar Rp67,7 triliun dan Rp74,3 triliun. Sugiharto juga memaparkan, target produksi minyak dan gas Pertamina pada 2015 menca- pai 1 juta barel setara minyak. Pertamina merencanakan pe- ningkatan produksi minyak dan gas rata-rata 12,9% antara 2010 dan 2015. Untuk kilang, Pertamina menargetkan produksi sebesar 1,621 juta barel per hari pada 2017, atau naik 590 ribu barel per hari ketimbang kapasitas saat ini sebesar 1,031 juta barel per hari. (Ant/M-3) Bukopin Lepas 25% Saham Baru Pertamina Sedia Capex Rp37,1 T DOK. UOB BUANA MI/GINO F HADI MI/PANCA SYURKANI ANTARA/AUDY ALWI PERESMIAN KANTOR CABANG: Direktur Utama PT Bank UOB BUANA Armand B Arief (kedua dari kanan) bersama Pemimpin Bank Indonesia Kalimantan Tutuk SH Cahyono menggunting pita disaksikan Area Operational Manager Kantor Cabang Balikpapan PT Bank UOB BUANA Maria Laitansia (kanan) dan Kepala Regional Commercial Banking Kalimantan PT Bank UOB BUANA Amir Abidin saat peresmian kantor cabang UOB Buana di Balikpapan, Senin (20/12). SEKILAS INFO Astra Bina UKM Nonsubkon Danareksa akan Terbitkan Obligasi Aset Bank Mutiara Tumbuh 23,6% KETUA Unit Pelaksana Teknis Lingkungan Industri Kecil Ban- dung Agus Rahman, Manager Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Bidang Pembinaan UKM Otomotif, Perbengkelan dan Alat Berat M Kosasih, Ketua Pengurus YDBA Aminuddin, dan Sekretaris Pengurus YDBA Sri Kuntjoro (dari kiri) berbincang dengan pengusaha nonsubkon binaan seusai pembukaan Pelatih- an Total Productive Maintenance (TPM) bagi UKM nonsubkon binaan YDBA di Bandung, beberapa waktu lalu. TPM merupakan suatu sistem pemeliharaan dan perbaikan mesin atau peralatan yang melibatkan semua divisi dan karyawan. PETUGAS menjelaskan cara penggunaan trading online PT Da- nareksa (persero) di Jakarta, kemarin. PT Danareksa menetapkan kisaran kupon bunga untuk obligasi V perseroan sebesar 8,875%- 10,375%. Perseroan akan menerbitkan dua seri obligasi dengan tenor tiga dan lima tahun total senilai Rp500 miliar. Pada obligasi seri A dengan tenor tiga tahun, kisaran kupon bunga ditetapkan sebesar 8,875%-9,625%. Untuk seri B dengan tenor lima tahun, indikasi kupon bunganya 9,625%-10,375% per tahun. Jumlah minimum pemesanan obligasi ini sebanyak Rp5 juta. Obligasi ini telah mendapat peringkat id-A dari Pendo. DIRUT Bank Mutiara Maryono (kedua dari kanan) berbincang dengan Direktur Benny Purnomo (kanan) dan Advisor Bank Mutiara Rudjito, di sela peresmian kantor cabang utama dan Priority Banking Lounge Bank Mutiara, di Jakarta, Senin (20/12). Hingga November 2010, total aset Bank Mutiara mencapai Rp9,31 triliun, tumbuh 23,6% dari akhir 2009, sedangkan dana pihak ketiga sebesar Rp8,03 triliun, meningkat 35% jika dibandingkan dengan Desember 2009. Bank Mutiara menargetkan mampu me- nyelesaikan aset bermasalah sebesar Rp200 miliar hingga Rp300 miliar pada tahun depan.

Transcript of RABU, 22 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Bakrie Life ... filedana pokok nasabah produk ... tukar...

Page 1: RABU, 22 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Bakrie Life ... filedana pokok nasabah produk ... tukar guling yang baru saja dilaksanakan PT Bakrie & Bro ... mersial, usaha konsumer, dan

Corporate News | 19 RABU, 22 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) meng-aku belum mampu membayar c ic i lan

dana pokok nasabah produk Diamond Investa periode Sep-tember dan Desember 2010. Hal tersebut diakui manajemen Bakrie Life beserta PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) selaku pemegang sahamnya.

“Iya. Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) mena-nyakan dan menekankan agar pembayaran kepada pemegang polis dilakukan secepatnya,” kata Direktur Utama Bakrie Life Timoer Susanto dalam pesan singkatnya kepada Media Indonesia, kemarin.

Pada Senin (20/12), manaje-men Bakrie Life dan BCI datang memenuhi panggilan Bape-pam-LK. Di tengah desakan untuk membayar secepatnya, kedua manajemen mengaku belum mampu membayar cicil-an pengembalian dana untuk periode September dan Desem-ber 2010.

Seperti diketahui, untuk cicilan pokok ketiga yang jatuh tempo pada September 2010, manajemen Bakrie Life mem-

bayar sebesar 6,25% atau Rp30 miliar plus bunga periode Juli-September 2010. Ditambah cicil-an periode Oktober-Desember 2010, minimal total yang harus dibayarkan manajemen Bakrie Life kepada 250 nasabah men-capai Rp66 miliar.

Timoer mengungkapkan, saat ini dana yang akan digu-nakan untuk membayar se-dang diproses di Grup Bakrie. Pengalokasian terimbas aksi tukar guling yang baru saja dilaksanakan PT Bakrie & Bro-thers (BNBR) dan Vallar Plc asal Inggris dengan nilai transaksi mencapai US$3 miliar atau Rp27 triliun.

Namun demikian, dia me-nyatakan pihaknya dan Grup Bakrie masih mengusahakan pembayaran dilakukan dalam waktu dekat.

Menurut anggota Tim Pe-nyelamatan dan Pengembalian Dana Nasabah Bakrie Life Yoseph, perseroan sejauh ini masih menyisakan utang Rp290 miliar kepada 250 nasabah.

“Kemarin saya dengar Pak Isa (Kepala Biro Perasuran-sian Bapepam-LK) marah dan meminta Akhabani (Direktur Keuangan Bakrie Capital In-donesia) bicara ke Nirwan Bakrie untuk segera bayar,” ungkapnya.

Sanksi tegasSementara itu, pengamat

pasar modal Yanuar Rizky me-nyatakan Bapepam-LK tidak menjalankan perannya dengan baik. Lembaga itu seharusnya menjatuhkan sanksi kepada Bakrie Life sejak 2008 dan meng-umumkan pada publik bahwa produknya berisiko tinggi. Pasalnya, perusahaan tidak mengindahkan peringatan me-ngurangi agresivitas di saham.

“Fungsi Bapepam-LK dalam mengawasi industri keuangan di Indonesia tidak cukup seka-dar memberikan peringatan. Bapepam-LK harus menindak tegas institusi keuangan yang terbukti tidak mengindahkan peringatan otoritas,” kata dia.

Tindakan tegas itu, kata Yanuar, mulai dari pemberian sanksi material, pencabut-an izin, sampai sanksi moral berupa pengumuman kepada masyarakat bahwa produk Dia-mond Investa tidak layak di-beli. Sanksi tersebut, lanjutnya, harus diberikan sebagai bentuk tanggung jawab Bapepam-LK dalam melindungi investor.

Saat ini, fokus Bapepam sekadar meminta dan mendo-rong agar Bakrie Life memba-yar dana nasabahnya. “Kok, jadinya makin kelihatan banget kalau Bapepam ini lembek bila berurusan dengan perusahaan Bakrie,” kata Yanuar. (E-5)

[email protected]

Bapepam-LK seharusnya sudah menjatuhkan sanksi kepada Bakrie Life sejak 2008.

Andreas Timothy

Bakrie Life kembali TunggakCicilan Nasabah

PT Bank Bukopin Tbk melaku-kan penawaran umum terba-tas II dengan penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sebanyak 2,045 miliar saham baru. Dengan aksi itu perseroan menargetkan perolehan dana hingga Rp1,145 triliun.

“Jumlah saham yang dilepas tersebut mencakup 25% dari total saham perseroan. Harga penawaran dipatok di level Rp480-Rp560 per saham. Se-hingga dana maksimal yang diraih perseroan akan mencapai Rp1,145 triliun,” demikian kete-rangan tertulis perseroan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Menurut keterangan itu, dana hasil rights issue akan diper-

gunakan untuk modal kerja guna ekspansi kredit. Bank Bu-kopin akan mengembangkan pe nyaluran kredit di segmen usaha, kecil, menengah, dan koperasi (UKMK), usaha ko-mersial, usaha konsumer, dan pengembangan bisnis lainnya.

Menurut rencana , hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dapat diperdagang-kan pada 9-15 Februari 2011 mendatang. Tiap pemegang tiga lembar saham lama per-seroan akan mendapatkan satu HMTED. Dan pemegang satu HMETD berhak atas satu saham baru yang dikeluarkan perseroan tersebut.

Dalam aksi ini, PT CIMB Secu-rities Indonesia akan berperan

sebagai pembeli siaga (standby buyer), sedangkan pencatatan saham baru itu rencananya dilakukan pada 9 Februari 2011. Meski demikian, aksi ini masih menunggu persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 26 Januari 2011.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15%-25% di 2011. Dengan dana rights issue, rasio kecukupan modal bank diharapkan akan terdongkrak dari level 12,17% per Septem-ber 2010 menjadi sekitar 18% dan bisa bertahan di level 14% sepanjang tahun depan. (Atp/E-5)

PT Pertamina (persero) meng-alokasikan belanja modal (capi-tal expenditure/capex) pada 2011 sebesar Rp37,1 triliun, atau naik 41,6% jika dibandingkan dengan 2010 sebesar Rp26,2 triliun.

Menurut Komisaris Utama Pertamina Sugiharto, kemarin di Jakarta, belanja modal tahun depan sebagian besar dialokasi-kan untuk direktorat hulu, sebesar Rp28,4 triliun. Sisanya dialokasikan untuk pemasaran, kilang, perkapalan, dan gas alam cair (LNG).

Pada 2010, belanja modal Pertamina mencapai Rp26,2 triliun, dengan jumlah Rp19,6 triliun diperuntukkan direk-torat hulu.

Total belanja modal yang direncanakan Pertamina an-tara 2010 dan 2014 mencapai Rp262,3 triliun. Pada 2012, belanja modal dialokasikan naik 54,3% menjadi Rp56,9 triliun. Lalu pada 2013 dan 2014 masing-masing alokasi belanja modal sebesar Rp67,7 triliun dan Rp74,3 triliun.

Sugiharto juga memaparkan, target produksi minyak dan gas Pertamina pada 2015 menca-pai 1 juta barel setara minyak. Pertamina merencanakan pe-ningkatan produksi minyak dan gas rata-rata 12,9% antara 2010 dan 2015.

Untuk kilang, Pertamina menargetkan produksi sebesar 1,621 juta barel per hari pada 2017, atau naik 590 ribu barel per hari ketimbang kapasitas saat ini sebesar 1,031 juta barel per hari. (Ant/M-3)

Bukopin Lepas 25% Saham Baru Pertamina Sedia Capex Rp37,1 T

DOK. UOB BUANA

MI/GINO F HADI MI/PANCA SYURKANI ANTARA/AUDY ALWI

PERESMIAN KANTOR CABANG: Direktur Utama PT Bank UOB BUANA Armand B Arief (kedua dari kanan) bersama Pemimpin Bank Indonesia Kalimantan Tutuk SH Cahyono menggunting pita disaksikan Area Operational Manager Kantor Cabang Balikpapan PT Bank UOB BUANA Maria Laitansia (kanan) dan Kepala Regional Commercial Banking Kalimantan PT Bank UOB BUANA Amir Abidin saat peresmian kantor cabang UOB Buana di Balikpapan, Senin (20/12).

SEKILAS INFO

Astra Bina UKM Nonsubkon Danareksa akan Terbitkan Obligasi Aset Bank Mutiara Tumbuh 23,6%

KETUA Unit Pelaksana Teknis Lingkungan Industri Kecil Ban-dung Agus Rahman, Manager Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Bidang Pembinaan UKM Otomotif, Perbengkelan dan Alat Berat M Kosasih, Ketua Pengurus YDBA Aminuddin, dan Sekretaris Pengurus YDBA Sri Kuntjoro (dari kiri) berbincang dengan pengusaha nonsubkon binaan seusai pembukaan Pelatih-an Total Productive Maintenance (TPM) bagi UKM nonsubkon binaan YDBA di Bandung, beberapa waktu lalu. TPM merupakan suatu sistem pemeliharaan dan perbaikan mesin atau peralatan yang melibatkan semua divisi dan karyawan.

PETUGAS menjelaskan cara penggunaan trading online PT Da-nareksa (persero) di Jakarta, kemarin. PT Danareksa menetapkan kisaran kupon bunga untuk obligasi V perseroan sebesar 8,875%-10,375%. Perseroan akan menerbitkan dua seri obligasi dengan tenor tiga dan lima tahun total senilai Rp500 miliar. Pada obligasi seri A dengan tenor tiga tahun, kisaran kupon bunga ditetapkan sebesar 8,875%-9,625%. Untuk seri B dengan tenor lima tahun, indikasi kupon bunganya 9,625%-10,375% per tahun. Jumlah minimum pemesanan obligasi ini sebanyak Rp5 juta. Obligasi ini telah mendapat peringkat id-A dari Pefi ndo.

DIRUT Bank Mutiara Maryono (kedua dari kanan) berbincang dengan Direktur Benny Purnomo (kanan) dan Advisor Bank Mutiara Rudjito, di sela peresmian kantor cabang utama dan Priority Banking Lounge Bank Mutiara, di Jakarta, Senin (20/12). Hingga November 2010, total aset Bank Mutiara mencapai Rp9,31 triliun, tumbuh 23,6% dari akhir 2009, sedangkan dana pihak ketiga sebesar Rp8,03 triliun, meningkat 35% jika dibandingkan dengan Desember 2009. Bank Mutiara menargetkan mampu me-nyelesaikan aset bermasalah sebesar Rp200 miliar hingga Rp300 miliar pada tahun depan.