PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie...

194
Bakrie Telecom Laporan Tahunan 2009 Paradigm Shiſting The

Transcript of PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie...

Page 1: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom Laporan Tahunan 2009

ParadigmShifting The

Page 2: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

“Download musik, cuma kualitasnya gak asik...”

“Ngetik dikit bayar selangit...”

“Nomor pribadi kok dapetnya diundi...”

“Nelpon ke luar negeri bikin gigit jari...”

“Tarif Standar ngga bisa ditawar...”

“Online pake hape, bayarnya bikin bete...”

ParadigmShifting The

Page 3: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa
Page 4: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Daftar Isi

Tema

Sekilas PT Bakrie Telecom Tbk.

Visi Misi

Penghargaan

Peristiwa Penting

Wilayah Layanan

Ikhtisar Keuangan & Operasional

Informasi Saham

Laporan Komisaris Utama

Laporan Direktur Utama

Model Bisnis BTEL

Disruptive Innovation – DNA Kami

Shifting The Paradigm

Produk dan Layanan

Penjualan dan Pemasaran

Jaringan dan Infrastruktur

Sumber Daya Manusia

12456101213

1618

222426

30343840

14

20

28

Laporan kepada Pemegang Saham

Shifting The Paradigm

Tinjauan Operasional

Tinjauan Industri

Tinjauan Operasional

Tinjauan Keuangan

Informasi Penting Tambahan

Pengembangan Bisnis

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Komite Audit

Laporan Komite Manajemen Risiko

Laporan Komite Remunerasi

dan Nominasi

Sistem Pengendalian

Manajemen Risiko

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Profil Dewan Komisaris

Profil Direksi

Profil Senior Management

Struktur Organisasi

Gerai Esia

Nama dan Alamat Profesi Penunjang

Definisi dan Singkatan

Tanggung Jawab Pelaporan

Tahunan 2009

Laporan Keuangan

4647505659

62788081

828488

9294969798100101102

103

44

60

90

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Kesinambungan

DataPerseroan

Page 5: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

ParadigmShifting The

Tahun 2009 merupakan tahun dimana BTEL banyak sekali melakukan berbagai terobosan di industri telekomunikasi nasional. Layaknya inovator ulung, setiap langkah yang ditempuh Perseroan selalu meninggalkan jejak tersendiri yang senantiasa diikuti oleh pesaingnya. Di tahun tersebut, BTEL mencoba mengubah paradigma dari operator yang menentukan segalanya, menjadi suatu paradigma dimana pelanggan dapat memilih jenis produk atau layanan telekomunikasi mereka sesuai selera masing-masing. Karena itulah memang tepat bila tahun 2009 disebut sebagai tahun dimana BTEL melakukan “Shifting The Paradigm”.

Page 6: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan2

PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan

layanan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas

(fixed wireless access (FWA) with limited mobility) berteknologi

CDMA 2000 1x. BTEL dikenal karena produk dan layanannya yang

inovatif, menarik dan senantiasa memimpin pasar melalui merek

dagang Esia, Wifone, Wimode, EsiaTel dan SLI Hemat 009.

Perseroan didirikan pada tahun 1993 dengan nama PT Radio

Telepon Indonesia. Di tahun 2003, Perseroan berganti nama

menjadi PT Bakrie Telecom. Bakrie Telecom tercatat di Bursa Efek

Indonesia sejak Februari 2006 dengan kode BTEL. Pada tahun

2007 Departemen Komunikasi dan Informasi mengeluarkan

lisensi bagi BTEL untuk bisa beroperasi secara nasional diikuti oleh

lisensi untuk menyelenggarakan layanan sambungan langsung

internasional (SLI). Di tahun berikutnya, BTEL mendapatkan lisensi

untuk menyelenggarakan layanan sambungan langsung jarak jauh

(SLJJ).

Sampai akhir tahun 2009, pelanggan BTEL telah mencapai 10,6 juta

yang tersebar di 79 kota, dengan didukung oleh 3.677 jaringan base

transceiver station (BTS). Pelayanan kepada pelanggan diberikan

melalui 2 call center, 90 Gerai Esia serta lebih dari 98.000 dealer dan

outlet penjualan di seluruh Indonesia.

Sekilas PT Bakrie Telecom Tbk.

Sejarah Didirikan sebagai

PT Ratelindo, salah satu

anak perusahaan dari

PT Bakrie & Brothers

dengan bisnis telepon

tetap berteknologi

E-TDMA

Bermigrasi ke teknologi

CDMA 2000 1x dan

berganti nama menjadi

PT Bakrie Telecom

• Memperkenalkan

layanan FWA with limited

mobility dengan nama

Esia di wilayah Jakarta,

Banten dan Jawa Barat

(JBJB)

• Meluncurkankampanye

“Esia Hujan Duit”

• Meluncurkankampanye

“Talk Time”

• Membukalayananbaru

di berbagai daerah

1993 2003 2004 2005

Page 7: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

3Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

• MelakukanIPOsebesar

Rp 605 miliar di Bursa

Efek Jakarta

• Memperkenalkan

produk Wifone, telepon

rumah tanpa kabel

dengan fitur seperti

handphone

• Memperkenalkan

produk Wimode,

modem USB untuk

internet

• Menerbitkanobligasi

senilai Rp 650 miliar

• Memperolehlisensi

layanan FWA nasional

danSLI

• Memenangkan“Best

CDMAOperator2007”

• Melakukanrightsissue

senilai Rp 3,0 triliun

• Memperkenalkan

layanan SMS Rp 1 per

karakter

• Memperkenalkan

beberapa handset

tematik dengan

keunikannya masing-

masing

• Memperolehlisensi

layanan SLJJ

• Meluncurkanlayanan

SLIHemat009

• Mendapatkan

tambahan frekuensi

untuk wilayah JBJB

• Merampungkan

transaksi sell and

leaseback atas 543

menara

• Memenangkanposisi

ketigadalam“2009

InvestmentAward”

2006 2007 2008 2009

Page 8: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan4

Visi Misi

Misi

Visi Memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia dengan menyediakan konektivitas informasi.

Menyediakan konektivitas informasi yang berkualitas dengan harga terjangkau.

Page 9: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

5Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Penghargaan

1. “Top Brand Award 2009” sebagai Top of Mind Share, Top of Market Share, dan Top of Commitment Share, untuk kategori CDMA Prabayar & Pascabayar.

2. “Best Brand Award 2009” sebagai Best Brand Operator CDMA, dari

Lembaga Riset MARS dan Majalah SWA.

3. Lima penghargaan “The First Annual Contact Center and Customer Service Awards” dari Omni Touch International :

- Best of The Best Award sebagai “The Best Use of IVR to Promote The Company”

- Gold Award sebagai “The Best Revenue Generation” - Gold Award sebagai “The Best Asking for The Business” - Silver Award sebagai “The Best Use of Customer Name to Build

Rapport” - Silver Award sebagai “The Best Use of Upsell”

4. Tujuh penghargaan “The Best Contact Center 2008” dari Indonesian Contact Center Association :

- Platinum Award sebagai “The Best Business Contribution” - Gold Award sebagai “The Best CC Operational below 100 seats” - Gold Award sebagai “The Best Back Office Support” - Platinum Award sebagai “The Best Quality Assurance” - Dua Bronze Award sebagai “The Best Agent Inbound &

Outbound” - Silver Award sebagai “The Best Manager above 100 seats”

5. Tiga penghargaan dari Center of Customer Satisfaction & Loyalty : - Golden Service Star Award untuk kategori Frontliners, Call Center - Silver Service Star Award untuk kategori Frontliners, Call Center - Supervisor Service Star Award untuk kategori Frontliners, Call

Center

6. “The Best Contact Centre of The Year” dari Asia Pacific Contact Centre Association Leader

7. “The Best Tariff” dalam Indonesian Cellular Show Awards 2009”

8. “Indonesian Customer Satisfaction Awards (ICSA) 2008” untuk kategori SIM Card Prabayar dan FWA Pascabayar dari majalah SWA dan Frontier

9. “Most Recommended Brand by Customer” dari Majalah SWA

10. “The Best in Marketing Campaign” dan “The Best Innovation in Marketing” dari Majalah Marketing

11. “Gadget Award 2009” sebagai The Best CDMA Provider dari Majalah Gadget

12. “Market Challenger of The Year” dari Frost & Sullivan Indonesia Telecom Award

13. “Investment Award 2009” sebagai perusahaan terbaik ketiga dalam kategori Penanaman Modal Dalam Negeri dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dan Harian Bisnis Indonesia

Page 10: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan6

23 Januari 29 Januari

7 April 15 April

2 Februari

4 Mei

Peristiwa Penting

Promosi bersama Sriwijaya Air dengan menawarkan diskon khusus bagi pelanggan Esia yang bepergian menggunakan Sriwijaya Air.

Penyerahan hadiah program Isi Ulang Bawa Rejeki untuk meningkatkan loyalitas pelanggan prabayar.

Pemberian bantuan berupa beasiswa kepada 12 mahasiswa BSM angkatan 2008 yang berprestasi.

Town Hall Meeting sebagai sarana sosialisasi dan komunikasi seluruh karyawan BTEL.

Pemberian sembako kepada korban banjir di Solo, Jawa Tengah.

Peluncuran Kartu Perdana Rp 5.000 di Medan, Palembang, Semarang, Surabaya dan Makassar.

Peresmian pembukaan layanan di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Peluncuran layanan SLI Hemat 009. Memperkenalkan tim bola basket Pelita Jaya Esia.

Peluncuran kartu perdana baru Esia 8. Peresmian Gerakan Bandung Hijau (Taman Esia).

RUPS menyetujui kinerja perseroan selama tahun 2008.

Page 11: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

7Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

17 Juni 16 Juni

6 Maret 20 Maret27 Februari

19 Mei

Promosi bersama Sriwijaya Air dengan menawarkan diskon khusus bagi pelanggan Esia yang bepergian menggunakan Sriwijaya Air.

Penyerahan hadiah program Isi Ulang Bawa Rejeki untuk meningkatkan loyalitas pelanggan prabayar.

Pemberian bantuan berupa beasiswa kepada 12 mahasiswa BSM angkatan 2008 yang berprestasi.

Town Hall Meeting sebagai sarana sosialisasi dan komunikasi seluruh karyawan BTEL.

Pemberian sembako kepada korban banjir di Solo, Jawa Tengah.

Peluncuran Kartu Perdana Rp 5.000 di Medan, Palembang, Semarang, Surabaya dan Makassar.

Peresmian pembukaan layanan di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Peluncuran layanan SLI Hemat 009. Memperkenalkan tim bola basket Pelita Jaya Esia.

Peluncuran kartu perdana baru Esia 8. Peresmian Gerakan Bandung Hijau (Taman Esia).

RUPS menyetujui kinerja perseroan selama tahun 2008.

Page 12: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan8

Peristiwa Penting

19 Juli 23 Juli

6 Oktober 7 Oktober

26 Agustus

24 November

Umroh bersama lima pasang pelanggan Hape Esia Hidayah yang beruntung.

Peluncuran HapESIAga, program asuransi kehilangan bekerjasama dengan ACE Insurance.

Peluncuran program Esia Bispak. Peresmian pembukaan layanan di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Pemberian zakat untuk 1.000 anak yatim dan miskin, sambil berbuka puasa bersama.

Penyerahan hadiah motor kepada pelanggan pemenang program Gosok Pasti Untung.

Pemberian dukungan pemulihan gempa di Padang dengan memberikan kebebasan telepon dan sms ke sesama Esia dari kota-kota di Sumatera Barat ke Jakarta.

Peluncuran kartu perdana Esia Suka-Suka.

Peluncuran produk Hape Esia Musik. Penghargaan Market Challenger of The Year Award dari Frost & Sullivan.

Penghargaan sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terbaik ketiga dalam Investment Award yang disponsori oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia.

Peluncuran Hape Esia Online.

Page 13: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

9Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

9 Desember 16 Desember

28 Agustus 10 September 14 September

11 November

Umroh bersama lima pasang pelanggan Hape Esia Hidayah yang beruntung.

Peluncuran HapESIAga, program asuransi kehilangan bekerjasama dengan ACE Insurance.

Peluncuran program Esia Bispak. Peresmian pembukaan layanan di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Pemberian zakat untuk 1.000 anak yatim dan miskin, sambil berbuka puasa bersama.

Penyerahan hadiah motor kepada pelanggan pemenang program Gosok Pasti Untung.

Pemberian dukungan pemulihan gempa di Padang dengan memberikan kebebasan telepon dan sms ke sesama Esia dari kota-kota di Sumatera Barat ke Jakarta.

Peluncuran kartu perdana Esia Suka-Suka.

Peluncuran produk Hape Esia Musik. Penghargaan Market Challenger of The Year Award dari Frost & Sullivan.

Penghargaan sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terbaik ketiga dalam Investment Award yang disponsori oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia.

Peluncuran Hape Esia Online.

Page 14: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan10

1 Bandung

2 Cirebon

3 Tasikmalaya

4 Garut

5 Indramayu

6 Purwakarta

7 Cianjur

8 Kuningan

9 Subang

10 Sumedang

11 Majalengka

1 Surabaya

2 Malang

3 Mojokerto

4 Denpasar

5 Sidoarjo

6 Gresik

7 Bangkalan

8 Lamongan

9 Gianyar

10 Pasuruan

11 Jember

12 Kediri

13 Madiun

14 Singaraja

15 Banyuwangi

16 Mataram

1 Jakarta

2 Bogor

3 Serang

4 Karawang

5 Sukabumi

6 Rangkasbitung

Jabodetabek & Banten Jawa Barat Jawa Timur, Bali & Nusra

1 Yogyakarta

2 Semarang

3 Solo

4 Ungaran

5 Salatiga

6 Klaten

7 Boyolali

8 Tegal

9 Purwokerto

10 Magelang

11 Pekalongan

12 Temanggung

13 Demak

14 Kudus

15 Cilacap

16 Purwodadi

17 Wonosari

Jawa Tengah

Wilayah Layanan

Region 1 Region 2 Region 3 Region 4

(Nusa Tenggara)

Page 15: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

1 Medan

2 Padang

3 Pekanbaru

4 Batam

5 Binjai

6 Pariaman

7 Pematang Siantar

8 Kisaran

9 Bukittinggi

10 Tanjung Pinang

1 Lampung

2 Palembang

3 Jambi

4 Metro Lampung

1 Makassar

2 Banjarmasin

3 Banjarbaru

4 Martapura

5 Balikpapan

6 Samarinda

7 Tenggarong

8 Pontianak

9 Manado

10 Tondano

11 Tomohon

12 Airmadidi

13 Singkawang

14 Sangata

15 Batulicin

Sumatera Bagian Utara Sumatera Bagian Selatan Pamasuka

2009

61%

18%

9%

3%9%

Percakapan

SMS

VAS, Data, Internet

Non Pemakaian Pulsa

Jasa Interkoneksi

2008

65%

13%

7%

4%

11%

Region 5 Region 6 Region 7

(Papua • Maluku • Sulawesi • Kalimantan)

Pendapatan Usaha Kotor

11Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Page 16: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Ikhtisar Keuangan

Ikhtisar Operasional

Jumlah Pelanggan (dalam juta)

486,6

12.500

10.000

7.500

5.000

2.500

0

1.547,5

3.820,7

7.304,5

10.606,9

0908070605

Minutes of Usage (dalam juta menit)

684

20.000

15.000

10.000

5.000

0

2.202

5.309

12.637

18.448

0908070605

Pendapatan Usaha Kotor (dalam miliar Rupiah)

403,8

4.000

3.000

2.000

1.000

0

919,9

1.672,0

2.805,3

3.435,6

0908070605

EBITDA (dalam miliar Rupiah)

29,8

1.500

1.250

750

500

250

0

291,5

545,4

822,8

1.269,1

0908070605

2005 2006 2007 2008 2009

Laporan Laba Rugi (dalam miliar Rupiah)

Pendapatan Usaha Kotor 403,8 919,9 1.672,0 2.805,3 3.435,6

Pendapatan Usaha Bersih 243,8 607,9 1.289,9 2.202,3 2.742,6

EBITDA 29,8 291,5 545,4 822,8 1.269,1

EBIT (99,9) 138,8 318,3 378,6 288,4

Laba Bersih (144,3) 72,7 144,3 136,8 98,4

Laba Bersih per Saham Dasar (16,1) 3,9 7,7 5,2 3,5

Laba Bersih per Saham Dilusian - 3,9 7,4 5,2 -

Neraca (dalam miliar Rupiah)

Kas dan Setara Kas 254,3 239,4 295,7 501,6 715,7

Aktiva Lancar Lainnya 141,8 288,0 631,3 1.806,7 1.016,1

Aktiva Tidak Lancar 1.126,6 1.689,7 3.737,2 6.237,7 9.704,5

Total Aktiva 1.522,6 2.217,1 4.664,2 8.546,0 11.436,3

Kewajiban Lancar 199,5 299,5 514,4 1.067,5 2.062,0

Kewajiban Tidak Lancar 483,5 422,2 2.274,6 2.396,4 4.337,4

Total Kewajiban 682,9 721,7 2.789,0 3.463,9 6.399,3

Total Ekuitas 839,6 1.495,4 1.875,2 5.082,1 5.036,9

Jumlah Saham Beredar (juta lembar) 13.279,4 18.816,1 18.953,7 28.482,4 28.482,4

Rasio (%)

Margin Pendapatan Bersih 60,4 66,1 77,1 78,5 79,8

Margin EBITDA 7,4 31,7 32,6 29,3 36,9

Margin EBIT (24,7) 15,1 19,0 13,5 8,4

Margin Laba Bersih (35,7) 7,9 8,6 4,9 2,9

Rasio Lancar 198,5 176,1 180, 216,2 84,0

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas 61,9 31,6 121,1 48,3 96,1

Rasio Hutang Bersih Terhadap Ekuitas 31,6 15,6 105,3 38,4 82,0

ROA (9,5) 3,3 3,1 1,6 0,9

ROE (17,2) 4,9 7,7 2,7 1,9

2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah Pelanggan 486.604 1.547.557 3.820.701 7.304.543 10.606.901

Prabayar 351.826 1.414.920 3.695.817 7.196.518 10.515.715

Pasca Bayar 134.778 132.637 124.884 108.025 91.186

BTS (dalam unit) 235 408 1.200 2.772 3.677

ARPU (dalam Rupiah) 117k 71k 53k 42k 33.000

Prabayar 71k 57k 47k 42k 33.000

Pasca Bayar 159k 145k 144k 137k 110.000

Minutes of Usage (dalam juta menit) 684 2.202 5.309 12.637 18.448

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan12

Page 17: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Informasi Saham

Kinerja Saham BTEL

Kapitalisasi Pasar

Pergerakan Harga Saham

Kronologis Pencatatan Saham

InformasiObligasi

DaftarPemegangSaham(per31Desember2009)

500 –

450 –

400 –

350 –

300 –

250 –

200 –

150 –

100 –

50 –

0 –

Index/Harga (Rp) Volume (dalam jutaan)

– 4.500

– 4.000

– 3.500

– 3.000

– 2.500

– 2.000

– 1.500

– 1.000

– 500

– 0Des

Nov

Okt

SepAguJulJunM

eiAprM

arFebJan 09D

esNov

Okt

SepAguJulJunM

eiAprM

arFebJan 08D

esNov

Okt

SepAguJulJunM

eiAprM

arFebJan 07D

esNov

Okt

SepAguJulJunM

eiAprM

arFebJan 06

Volume (dalam jutaan) Harga Penutupan

2007 2008 2009Harga Penutupan 420 51 147Jumlah Saham Beredar 18.953.676.867 28.482.417.579 28.482.417.579Kapitalisasi Pasar 7.960.544.284.140 1.452.603.296.529 4.186.915.384.113

2007 2008 2009Periode Tertinggi Terendah Penutupan Tertinggi Terendah Penutupan Tertinggi Terendah PenutupanKuartal 1 300 245 290 420 330 340 53 50 51Kuartal 2 465 160 410 335 255 265 166 50 130Kuartal 3 460 275 400 310 210 250 160 123 141Kuartal 4 490 405 420 185 50 51 163 110 147

Jenis Pencatatan Tanggal Pencatatan Total SahamPublic Offering 3 Februari 2006 5.500.000.000Company Listing 3 Februari 2006 18.779.415.495Rights Issue 29Februari2008 28.482.417.579

Nama Obligasi Jumlah Nominal Peringkat Tingkat Suku Bunga Jatuh TempoObligasiBakrieTelecomI 650.000.000.000 id A- 11,90p.a. 4 Sept 2012

60,41% 39,59%Publik

PT Bakrie Brothers Tbk

13Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Page 18: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan16

Laporan kepada Pemegang Saham• Laporan Komisaris Utama

• Laporan Direktur Utama

Page 19: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Kualitas suara premium dengan harga minimum, pakai SLI Hemat 009! Nelpon ke seluruh dunia, murah sampai 77%!

Page 20: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Selama tahun 2009 yang tidak mudah bagi dunia telekomunikasi Indonesia pada umumnya, BTEL telah berhasil mencatatkan beberapa langkah maju yang berarti. Maka dengan berbesar hati, kami sampaikan sambutan atas laporan tahunan PT Bakrie Telecom Tbk.

Pencapaian 2009Komisaris mencatat kinerja yang memuaskan pada tahun 2009 dari sisi penambahan pelanggan baru menjadi 10,6 juta pelanggan yang diikuti dengan peningkatan pendapatan usaha menjadi Rp 3.435,6 miliar. Wilayah operasional kini mencakup 79 kota dan didukung dengan 3.677 BTS, yang mana sebagian besar sudah merupakan menara bersama. Perseroan juga memperkenalkan layanan SLI Hemat 009 yang memberikan pilihan baru bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan panggilan internasional.

Suatu hal yang senantiasa membanggakan dari BTEL adalah kemampuannya untuk terus-menerus melakukan berbagai inovasi. Di tahun 2009, Perseroan menerobos pasar dengan strategi Shifting The Paradigm. Bila paradigma lama di industri telekomunikasi adalah dimana operator yang menentukan segalanya, paradigma BTEL memberikan keleluasaan pada pelanggan untuk dapat memilih jenis layanan telekomunikasi mereka sesuai selera masing-masing. Pemahaman bahwa kebutuhan komunikasi setiap orang pasti berbeda ini sejalan dengan visi BTEL untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia dengan menyediakan konektivitas informasi.

Pada tahun 2009, Perseroan menerapkan budaya Faster, Better and Cheaper (FBC) sebagai cermin keberadaannya sebagai suatu organisasi yang senantiasa ingin menjadi yang terdepan di bidangnya. Melalui program FBC, setiap karyawan diberi kesempatan untuk memberikan kontribusi apa, mengapa sampai bagaimana BTEL bisa menjadi lebih cepat, lebih baik dan lebih murah daripada kompetitornya.

Para Pemegang Saham yang Terhormat,

Laporan Dewan Komisaris

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan16

Page 21: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tata Kelola PerusahaanSesuai dengan tujuan BTEL untuk menjadi menjadi perusahaan yang ditata kelola dengan baik, maka peran Dewan Komisaris menjadi semakin penting dalam pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik melalui fungsi pengawasannya. Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Perseroan melalui laporan Direksi dan komite-komite. Dewan Komisaris juga melaksanakan tugas pemantauan melalui rapat berkala dan mengawasi kerja Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi serta Komite Manajemen Risiko. Tugas penting lainnya adalah memastikan bahwa BTEL senantiasa mematuhi semua peraturan yang berlaku di industri telekomunikasi maupun di pasar modal.

Dalam rangka berpegang teguh pada penerapan best practices untuk tata kelola perusahaan, Perseroan juga sudah mulai menerapkan enterprise risk management (ERM) serta membentuk divisi audit internal guna mendorong terciptanya mekanisme evaluasi sekaligus pengendalian yang efektif dan efisien.

Masa Depan BTELKe depan, dengan terlihatnya perbaikan perekonomian Indonesia, kami yakin dengan pengalaman yang telah kami miliki, neraca yang kuat, sumber daya yang handal dan kekuatan merek serta manajemen yang kokoh, BTEL dapat terus tumbuh di tahun mendatang.

Atas nama Dewan Komisaris, kami mengucapkan selamat dan terima kasih kepada Direksi Perseroan atas kinerja yang membanggakan sepanjang tahun 2009 yang secara konsisten menciptakan nilai tambah terhadap Perseroan. Dengan modal kinerja yang membanggakan tersebut, diharapkan pada tahun 2010 dan seterusnya, Perseroan dapat terus menerus meningkatkan kinerjanya. Tidak lupa kami ucapkan juga terima kasih kepada seluruh pemegang saham, karyawan, pelanggan dan mitra usaha atas dukungan yang senantiasa diberikan.

Untuk dan atas nama Dewan Komisaris,

”Sesuai dengan tujuan BTEL untuk menjadi menjadi perusahaan yang ditata kelola dengan baik, maka peran Dewan Komisaris menjadi semakin penting dalam pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik melalui fungsi pengawasannya”

Bobby Gafur S. UmarKomisaris Utama

April 2010

17Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Page 22: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Laporan Direksi

Tahun 2009 adalah tahun yang penuh dengan tantangan. Menyusul perang tarif yang terjadi sepanjang 2008 serta dampak dari krisis keuangan global, 2009 merupakan periode, yang meskipun menunjukkan perbaikan, tetap tidak mudah untuk kegiatan usaha pada umumnya. Namun demikian, telekomunikasi bergerak dan bergerak terbatas (mobile and fixed wireless telecommunications) tetap merupakan suatu industri yang sangat menjanjikan di seluruh Indonesia. Didukung dengan indikator-indikator perekonomian yang sudah membaik dan juga perkembangan dari industri telekomunikasi di Indonesia itu sendiri, kami tetap optimistis bahwa keadaan ke depan akan lebih baik lagi.

Kinerja 2009Selama 2009, BTEL dapat mempertahankan suatu momentum pertumbuhan yang cukup baik. Jumlah pelanggan tumbuh 45,2% menjadi 10,6 juta, dengan pendapatan usaha meningkat 22,5% mencapai Rp 3.435,6 miliar. Dari pendapatan tersebut, layanan voice, termasuk pendapatan interkoneksi, tetap merupakan kontributor yang terbesar dengan porsi 69,8%. Sementara kontribusi layanan non-voice meningkat menjadi 26,9%. Hal ini sesuai dengan tujuan Perseroan untuk mengurangi ketergantungan terhadap layanan suara. Hanya saja, kenaikan biaya depresiasi serta beban keuangan yang tinggi menyebabkan laba bersih mengalami penurunan sebesar 28,0% menjadi Rp 98,4 miliar dari Rp 136,8 miliar.

Selama 2009 BTEL telah berhasil menambah coverage untuk mencakup 79 kota diseluruh Indonesia. Pada akhir tahun ini, jumlah BTS sudah mencapai 3.677, dimana hampir semuanya merupakan menara bersama (colocation) yang disewa dari pihak ketiga. Ini sejalan dengan tujuan Perseroan untuk tetap fokus pada bisnis utama sebagai penyedia jasa telekomunikasi dan juga implementasi strategi asset light. Sehubungan dengan hal tersebut, BTEL juga telah merampungkan transaksi sale & leaseback atas 543 menara senilai Rp 390 miliar. Di tahun yang sama, Perseroan juga memperkenalkan layanan SLI Hemat 009 yang menawarkan layanan SLI dengan diskon yang signifikan dibanding dua operator sebelumnya, yang akan memberikan keuntungan besar bagi pelanggan di masa yang akan datang.

Shifting The ParadigmSelama ini, paradigma bisnis telekomunikasi adalah sesuatu dimana operator menjadi penentu segalanya bagi para pelanggan. BTEL memahami kebutuhan komunikasi setiap orang pasti berbeda. Berdasarkan pengertian ini, Perseroan telah melakukan Shifting The Paradigm, dimana pelanggan kini dapat memilih jenis produk atau layanan telekomunikasi mereka sendiri, sesuai selera masing-masing.

Para Pemegang Saham yang Terhormat,

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan18

Page 23: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Paradigma baru BTEL adalah paradigma yang memberikan keleluasaan besar kepada para pelanggan. Sebagai contoh, keleluasaan untuk dapat memilih nomor telepon sendiri, membayar sms sejumlah karakter yang dikirim, mencoba skema tarif operator lain, memilih handset serta aplikasinya sesuai dengan kebutuhan dan berbagai bentuk produk serta layanan inovatif lain yang tetap termurah dan berkualitas.

Tata Kelola PerusahaanTidak sekadar menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan, BTEL bahkan sudah menuju ke arah perusahaan yang ditata kelola dengan baik. Kenyataan ini dapat dilihat dengan penerapan-penerapan best practices untuk tata kelola perusahaan seperti adanya evaluasi terhadap kecukupan prasarana, sarana, sumber daya dan kompetensi untuk penerapan enterprise risk management (ERM) yang mulai dilaksanakan. Perseroan juga sudah membentuk divisi audit internal guna mendorong terciptanya mekanisme pengendalian yang akan menjamin penggunaan sumber daya secara efisien, efektif dan sesuai dengan standar kepatuhan yang berlaku. Dari sisi penerapan sistem manajemen mutu, BTEL merupakan perusahaan telekomunikasi pertama yang menerapkan standar ISO 9001:2008 untuk tingkat nasional.

Sebagai bukti pengakuan atas arah BTEL untuk menjadi perusahaan yang ditata kelola dengan baik, Perseroan menjadi pemenang ke-3 dalam 2009 Investment Award yang disponsori oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk kategori perusahaan penanaman modal dalam negeri.

Sumber Daya ManusiaPada tahun 2009, BTEL mulai menerapkan budaya perusahaan Faster, Better and Cheaper (FBC) yang mencakup 6 nilai, yaitu integritas, inovasi, kerjasama, semangat untuk menang, kesempurnaan operasional dan ketergantungan terhadap pelanggan. Secara mendasar, penerapan FBC mengubah paradigma dari sekadar menjawab apa yang berpengaruh pada tujuan dan hasil, menjadi menjawab rangkaian proses apa, bagaimana, mengapa, kapan dan yang mana.

Pengembangan SDM Perseroan selalu berupaya untuk mengikuti tren teknologi dan perkembangan bisnis telekomunikasi yang sangat dinamis dengan terfokus bukan hanya pada kuantitas, melainkan juga pada kualitas SDM. Untuk mencapai tujuan ini, Perseroan telah memperkenalkan program talent management dengan melakukan pemetaan atas kompetensi dan kinerja karyawan di jajaran manajer ke atas. Agar aktivitas pendidikan dan pelatihan dapat berjalan dengan lancar, BTEL juga telah meresmikan sebuah pusat pelatihan di tahun 2009.

Cakrawala KedepanSetelah melewati tahun 2009 yang penuh tantangan, BTEL menyiapkan langkah-langkah kedepan yang strategis. Indonesia adalah negara dengan pasar potensial yang raksasa. Salah satunya, BTEL saat ini tengah mempersiapkan layanan broadband wireless access (BWA) atau akses nirkabel pita lebar yang akan diluncurkan secara bertahap di beberapa kota besar pada tahun 2010. Penyediaan layanan BWA ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan konsumen akan teknologi yang memiliki kecepatan upload dan download yang lebih tinggi dari sekarang. Langkah ini juga akan semakin mengoptimalkan komposisi kontributor penghasilan Perseroan yang saat ini masih didominasi oleh layanan voice. Disamping itu, Perseroan juga akan senantiasa memperkuat sistem jaringannya, terutama di area high traffic.

Dengan tetap mempertahankan model bisnis sebagai budget operator yang didukung oleh rangkaian produk dan layanan yang inovatif, berkualitas dan terjangkau, yang bersumber dari pola pikir Perseroan sebagai disruptive innovator di industri telekomunikasi Indonesia, maka BTEL akan selalu berada pada kelas yang berbeda dari yang lain.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pemangku kepentingan, manajemen, seluruh jajaran BTEL, para mitra usaha dan jajaran pemerintah yang terkait atas dukungan selama ini. Kami semua mengharapkan suatu masa depan yang cerah dan penuh berkah.

Untuk dan atas nama Direksi,

”BTEL memahami kebutuhan komunikasi setiap orang pasti berbeda. Berdasarkan pengertian ini, BTEL telah melakukan Shifting The Paradigm, dimana pelanggan kini dapat memilih jenis produk atau layanan telekomunikasi mereka sendiri, sesuai selera masing-masing”

Anindya Novyan BakrieDirektur Utama

April 2010

19Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Page 24: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan23

Shifting The Paradigm• Model Bisnis BTEL

• Disruptive Innovation – DNA Kami

• Shifting The Paradigm

Page 25: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Mau pake tarif GSM

manapun, nelpon pake

esia tetap yang termurah

GSM 1

GSM 2

GSM 3

Page 26: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Model Bisnis BTEL

Model bisnis budget operator, merupakan kunci dari kinerja luar biasa yang dicapai oleh BTEL selama ini. Model ini dapat disimpulkan menjadi lima elemen utama:

Pertama, dengan membuat layanan yang sederhana, mudah dipahami dan mudah digunakan sehingga dapat dinikmati oleh semua orang.

Kedua, memberikan layanan inovatif yang terjangkau dan bernilai lebih.

Ketiga, fokus dalam menciptakan merek yang melekat kuat di benak masyarakat.

Keempat, memiliki komposisi pelanggan yang beragam

Kelima, mempertahankan biaya operasi dan belanja modal yang efisien.

Simpel dan Mudah

BTEL menawarkan layanan dengan harga yang terjangkau namun dapat diandalkan serta mudah digunakan. Kami yakin bahwa inilah cara yang tepat untuk kondisi pasar telekomunikasi di Indonesia saat ini, dimana permintaan masyarakat luas akan layanan telekomunikasi yang terjangkau namun berkualitas masih sangat tinggi.

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar dari penduduk Indonesia merupakan golongan ekonomi menengah ke bawah yang sangat memperhatikan besarnya pengeluaran biaya telekomunikasi setiap bulan. Sampai akhir 2009, lebih dari 99% pengguna layanan BTEL merupakan pelanggan prabayar. Disamping tidak dikenakan biaya abonemen bulanan, pelanggan juga bisa menganggarkan berapa biaya telekomunikasi yang bersedia mereka bayarkan dengan membeli voucher isi ulang kami yang tersedia dalam berbagai denominasi, bahkan mulai dari Rp 1.000. Pola ini juga menguntungkan Perseroan karena dana yang diterima ada di awal transaksi sehingga meminimalkan kemungkinan tagihan macet.

Sebagai dampak dari perang tarif antar operator, pelanggan kini dihadapkan pada berbagai macam skema tarif yang membingungkan, selalu berubah-ubah dan hanya berlaku pada jam-jam tertentu saja. Sebaliknya, tarif BTEL bisa dibilang tidak berubah sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005 dan berlaku untuk sepanjang hari.

Terjangkau dan Memberikan Value for Money

Walau fokus pada layanan suara dan SMS, namun BTEL menawarkan paket layanan telekomunikasi lengkap yang terjangkau dan memberikan value for money. Seperti telah disebutkan sebelumnya, pelanggan Esia dapat menelpon ke sesama Esia dengan tarif tetap murah yang hanya sebesar Rp 50 per menit. Bahkan apabila durasi pembicaaran telah melebihi satu jam, maka tarif akan turun lagi menjadi Rp 1.000 per jamnya.

Pelanggan BTEL juga bisa mendapatkan manfaat melalui berbagai paket bundling handset yang murah namun berkualitas. Di tahun 2009 ini, BTEL terus menambah koleksi handset tematik yang masing-masing dilengkapi dengan berbagai fitur khusus sesuai dengan pangsa pasarnya. Handset tematik kini tersedia mulai dari harga Rp 299,000 sampai Rp 699,000.

Pelanggan BTEL juga bisa menikmati layanan SMS yang terjangkau dan bernilai lebih melalui program SMS Rp 1 per karakter yang diperkenalkan di tahun 2008. Selain murah, program ini juga menawarkan konsep yang lebih adil bagi pengguna, dimana biaya SMS yang dibebankan adalah sesuai dengan panjang pesan yang dikirim dan bukan berdasarkan pengiriman.

Merek yang dikenal dan dipercaya

Kekuatan merek sangatlah penting bagi BTEL sebagai budget operator. Berkat reputasinya selama ini, Esia telah menjadi merek yang melekat kuat di benak konsumen. Hal ini juga menjadi faktor yang penting dalam mempertahankan kesetiaan pelanggan yang tercermin dari tingkat churn kami yang lebih rendah dibanding rata-rata industri.

Hal ini juga didukung oleh hasil riset pasar yang dilakukan oleh beberapa konsultan pemasaran independen terkemuka dunia seperti Taylor Nelson Sofres dan Roy Morgan. Hasil riset mereka menunjukkan bahwa BTEL senantiasa berada di posisi atas dalam berbagai kriteria yang dianggap penting oleh konsumen, termasuk pengenalan merek oleh masyarakat luas, merek yang direkomendasikan kepada sahabat dan kerabat, tarif termurah, value for money serta termasuk merek yang paling direkomendasikan oleh para pedagang. BTEL juga terus berusaha untuk memperkuat posisi mereknya, melalui berbagai kegiatan pemasaran yang kreatif dan tepat sasaran. Sebagai contoh dengan mengadakan Esia Music City Street Festival & Concert di Bandung yang merupakan bagian dari promosi Hape Esia Musik.

Shifting The Paradigm

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan22

Page 27: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Komposisi pelanggan yang beragam

Selain membidik pengguna baru yang belum pernah memiliki telepon sebelumnya, BTEL juga membidik dua segmen lain: switcher, yaitu pengguna yang tadinya memiliki handset GSM atau CDMA merek lain namun kini telah beralih ke Esia setelah mengetahui keunggulannya, dual user, yang biasanya juga memiliki handset GSM tapi menggunakan Esia untuk melakukan panggilan dan first time user, yaitu pelanggan yang baru pertama kali menggunakan telepon genggam. Tipe pelanggan switcher dan dual user tersebut juga lebih menguntungkan bagi Perseroan karena mereka memiliki tingkat penggunaan yang lebih besar dari pengguna yang sama sekali baru. Sampai akhir 2009, sekitar 33% dari pelanggan Esia adalah first time user, sementara 67% merupakan gabungan dual user dan switcher.

Mempertahankan biaya operasi dan belanja modal yang efisien

Sebagai budget operator yang keunggulan kompetitifnya didapat dari tarif yang murah, maka setiap langkah BTEL harus selalu mengutamakan efisiensi biaya, baik dari sisi modal maupun operasional. Hal ini telah dilakukan dari sejak pertama Perseroan didirikan, mulai dari pemilihan teknologi, sampai biaya operasi.

Teknologi CDMA 2000 1X memungkinkan tingkat penggunaan spektrum yang 35% lebih efisien dibanding teknologi GSM. Biaya pengembangan CDMA ke generasi yang lebih tinggi juga relatif lebih murah dibanding GSM. Penggunaan frekuensi 800 MHz juga memberikan produktivitas peralatan yang jauh lebih tinggi. Untuk melayani cakupan area yang sama, operator dengan frekuensi tersebut memerlukan lebih sedikit BTS dibanding dengan frekuensi 1900 Mhz yang digunakan oleh banyak operator saat itu.

Perseroan memiliki lisensi jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas, yang berarti bahwa layanan BTEL tidak bisa digunakan di luar kode area nomor telepon tersebut. Tapi ini juga berarti bahwa BTEL bisa memfokuskan pembangunan jaringan hanya pada kota-kota yang memiliki tingkat populasi serta aktivitas ekonomi yang memadai saja.

Dari sisi biaya operasi, salah satu kiat yang diterapkan oleh BTEL adalah asset light strategy. Sebagai penyedia jasa telekomunikasi, BTEL menetapkan untuk fokus pada kegiatan usaha intinya dan telah mengalihkan kegiatan pengelolaan menara telekomunikasinya kepada pihak ketiga. Menyusul transaksi sale and lease back terhadap 543 menaranya, per Desember 2009, sekitar 94% menaranya sudah merupakan menara bersama yang disewa dari operator menara.

Walau sebagai budget operator, manajemen BTEL tetap menyadari bahwa mereka tidak bisa sama sekali lepas tangan terhadap berbagai perkembangan di sektor telekomunikasi. Karena itulah dalam perkembangannya BTEL senantiasa memperhatikan berbagai peluang baru baik dari sisi produk maupun layanan, termasuk bisnis data dan layanan value added services (VAS). Tentu saja rencana pengembangan ini dilakukan tanpa melupakan prinsip-prinsip bisnis model budget operator.

Model Bisnis Budget Operator

Shifting The Paradigm

23Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Simpel dan mudah

Terjangkau dan memberikan Value for Money

Merek yang dikenal luas dan dipecaya

Komposisi pelanggan yang beragam

Biaya operasi dan belanja modal yang efisien

• Fokus kepada konsumen retail prabayar• Skema tarif yang simpel

• Layanan telekomunikasi lengkap yang terjangkau• Handset murah yang berkualitas

• Membangun kekuatan merek• Melakukan kegiatan pemasaran yang kreatif

• Mengutamakan efisiensi biaya• Menerapkan strategi asset light

• Membidik segmen dual user dan switcher selain first time users

Page 28: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Disruptive Innovation – DNA Kami

Disruptive Innovation adalah DNA kami. Dalam ilmu biologi, DNA merupakan materi genetik yang menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel di setiap mahluk hidup. Ini berarti seluruh strategi, inovasi serta seluruh aktivitas yang telah dan akan dilakukan oleh BTEL bersumber dari sana. Dengan kata lain, disruptive innovation adalah cara kami untuk mengubah paradigma lama di industri telekomunikasi.

Beberapa bentuk disruptive innovation yang telah menjadi batu pijakan penting dalam perjalanan sejarah BTEL antara lain:

Memperkenalkan konsep “talktime” sebagai pengganti “pulsa”. Bila sebelumnya pulsa hanya menunjukkan berapa besar biaya yang telah pengguna keluarkan, talktime dinilai sebagai konsep yang lebih adil dan transparan, dimana pelanggan kini dapat menghitung berapa lama mereka bisa melakukan panggilan dengan biaya yang dikeluarkan. Konsep ini diterapkan BTEL dalam sistem ”Rp 50 per menit setiap hari sepanjang hari” yang tetap konsisten sejak tahun 2005.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan24

Shifting The Paradigm

Page 29: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Berikut adalah berbagai paket bundling handset yang murah namun berkualitas. Bermula dari tahun 2006, dimana Esia meluncurkan paket refurbished handset lengkap dengan nomornya di bawah Rp 300.000. Pada kuartal ketiga 2007, BTEL kembali membuat gebrakan dengan paket handset baru seharga Rp 199.000. Pada tahun 2008, BTEL mulai memperkenalkan beberapa paket handset tematik dengan masing-masing fiturnya yang unik.

Ketiga adalah diluncurkannya layanan SMS Rp 1 per karakter. Konsep yang saat itu merupakan yang pertama di dunia tersebut terutama ditujukan pada golongan masyarakat yang banyak menggunakan fasilitas SMS, seperti remaja dan pelajar. Sejak diluncurkan di tahun 2008, kontribusi pendapatan SMS terhadap pendapatan total Perseroan terus meningkat.

Di tahun 2009, BTEL kembali melakukan perubahan paradigma di industri telekomunikasi, khususnya dari sisi pemahaman apa yang diinginkan oleh pelanggan. Apabila sebelumnya operator adalah yang menentukan segalanya, termasuk tarif, fitur handset dan nomor telepon, kini Esia memberikan keleluasaan bagi pelanggannya untuk merancang sendiri produk atau layanan telekomunikasi mereka, sesuai dengan selera masing-masing.

25Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Shifting The Paradigm

Page 30: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Shifting The Paradigm

Selama ini, kita mengenal paradigma dimana operator adalah penentu segalanya bagi para pelanggan. Mulai dari cara penentuan tarif (yang selalu diklaim sebagai termurah), nomor yang tersedia, tarif SMS yang diberlakukan, fitur-fitur yang tersedia, pengendalian panggilan incoming dan outgoing, tarif untuk menelpon jarak jauh dan luar negeri serta masih banyak lagi.

BTEL sangat mengerti bahwa kebutuhan komunikasi setiap orang akan berbeda. Berdasarkan pengertian ini, selama tahun 2009 Perseroan malakukan beberapa terobosan guna merubah paradigma lama, dimana operator yang menentukan segalanya menjadi paradigma baru dimana pelanggan diberi keleluasaan untuk dapat menentukan produk atau layanan telekomunikasi mereka sesuai selera masing-masing. Bentuk-bentuk produk dan layanan BTEL yang berperan dalam terjadinya Shifting The Paradigm tersebut di antaranya adalah:

Deskripsi Paradigma Lama Paradigma BTEL

Esia Bispak adalah suatu layanan yang memberikan kesempatan pelanggan prabayar untuk mencoba tarif operator GSM dari nomor Esianya tanpa perlu mengganti kartu. Layanan Esia Bispak berlaku bagi seluruh pelanggan prabayar Esia.

Sistem billing di Esia secara otomatis akan berubah mengikuti setiap perubahan di GSM lain.

Pelanggan harus menerima tarif yang ditetapkan oleh operator.

Sangat membingungkan karena setiap operator mengaku sebagai yang termurah.

Memberi keleluasaan bagi pelanggan untuk memilih tarif mana yang termurah,

Layanan ini dimaksudkan untuk menjawab dengan tuntas tarif operator mana yang termurah setelah pelanggan membuktikannya sendiri.

Esia Suka-Suka adalah kartu perdana pertama di dunia yang djual tanpa nomor yang ditentukan sebelumnya.

Produk ini ditujukan bagi seluruh calon pelanggan Esia, dimana pemilihan nomor dapat dilakukan dengan menghubungi *228, melalui website www.myesia.com/sukasuka atau datang langsung ke Gerai Esia.

Nomor ditentukan oleh operator dan pelanggan hanya bisa menerima.

Memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk memilih sendiri nomornya sesuai keinginan masing-masing, seperti nama, tanggal lahir, hari pernikahan atau pengulangan angka yang mudah diingat.

SMS Rp 1 per karakter merupakan inovasi pertama di dunia, dimana tarif SMS dihitung berdasarkan jumlah karakter yang dikirim.

Perhitungan tarif ini berlaku untuk SMS ke seluruh operator nasional, termasuk ke sesama pelanggan Esia.

Tarif SMS dihitung secara flat per pengiriman tanpa melihat panjang atau pendeknya pesan.

Tarif SMS dihitung secara flat per pengiriman tanpa melihat panjang atau pendeknya pesan.

Memberikan kontrol kepada pelanggan untuk menentukan biaya SMS mereka sendiri.

Memberikan rasa keadilan lebih bagi para pelanggan.

Layanan ini memelopori munculnya bahasa SMS baru yang singkat namun jelas, yang terutama digunakan di kalangan anak muda.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan26

Shifting The Paradigm

Page 31: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Deskripsi Paradigma Lama Paradigma BTEL

Hape Esia Online merupakan smartphone Esia yang dilengkapi dengan tombol QWERTY, layar QVGA 2,4 inci, kamera digital dan dapat digunakan sebagai pemutar musik MP3 atau modem internet.

Memuat berbagai aplikasi email, chatting dan social networking seperti Facebook, Yahoo Messenger, Google Talk serta Esia Messenger, sebuah aplikasi khusus yang memungkingkan sesama pengguna Hape Esia Online untuk melakukan real time chat sampai bertukar foto.

Juga bisa untuk mengunduh lagu, info musik, mobile karaoke, berita, aplikasi Islami Esia Hidayah dan banyak lagi aplikasi dari Esia Shop dan Games.

Paket aplikasi sudah ditentukan oleh operator dan pelanggan harus menerima semuanya, walau ada yang tidak diperlukan.

Menjawab kebutuhan pasar akan handset berkemampuan mobile internet dengan fitur yang lengkap, berkualitas tapi tetap terjangkau.

Pelanggan mempunyai kebebasan untuk memilih aplikasi apa saja yang mereka perlukan dan hanya membayar untuk aplikasi yang digunakan.

Whitelist adalah fitur Esia membatasi panggilan hanya kepada sembilan nomor yang diinginkan.

Blacklist adalah fitur Esia yang dapat memblokir panggilan masuk dari sembilan nomor yang tidak diinginkan.

Kedua fitur tersebut dapat diakses dengan menghubungi *666 atau melaui SMS

Handphone bisa menghubungi atau menerima panggilan dari siapa saja.

Pelanggan memiliki kuasa untuk membatasi panggilan outgoing atau incoming, untuk alasan biaya atau keamanan.

Terutama berguna untuk handset yang dipegang oleh pegawai atau anak-anak.

SLI Hemat 009 merupakan layanan sambungan langsung internasional (SLI) baru dari BTEL.

Layanan ini dapat diakses dari seluruh operator nasional dengan memasukkan 009 + kode negara + nomor tujuan.

Selama bertahun-tahun, Masyarakat Indonesia hanya bisa memilih antara dua operator yang menyediakan layanan SLI atau dengan menggunakan fasilitas VoIP yang kualitasnya lebih rendah.

Layanan ini mengakhiri era duopoli layanan SLI di Indonesia.

Pelanggan kini bisa mendapatkan kualitas clear channel voice connection tapi dengan harga yang lebih murah sampai 77% dibanding layanan operator lain

Hape Esia Musicbox & Idolaku merupakan serangkaian handset Esia yang dirancang khusus untuk para penggemar musik yang juga dilengkapi dengan kamera dan browser Opera Mini.

Memungkinkan pelanggan mengunduh ribuan lagu dari empat label musik terbesar di Indonesia dengan hanya Rp 1.000 untuk 30 lagu, termasuk liriknya, chord serta dapat digunakan untuk berkaraoke.

Para penggemar musik lebih banyak membeli CD bajakan berkualitas buruk atau mengunduh secara illegal karena harga musik original yang masih relatif mahal.

Pelanggan kini dapat bisa mendapatkan lagu favoritnya dalam format original secara resmi dengan harga yang terjangkau.

Click 2 Give adalah fitur inovatif untuk nada sambung Esia, yang memungkinkan pelanggan bisa memberikan nada sambung (RBT) kepada orang lain tanpa harus tahu kode lagunya.

Untuk setiap lagu yang dikirim, akan dikenakan biaya bulanan atau mingguan.

Pelanggan hanya bisa memilih RBT untuk diri sendiri dan tidak mendapat membaginya dengan orang lain.

Dengan memberikan hadiah dalam bentuk RBT akan membuat pengalaman bertelepon pelanggan menjadi suatu bentuk sosialisasi baru yang hangat dan menyenangkan.

27Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Shifting The Paradigm

Page 32: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan32

Tinjauan Operasional• Produk dan Layanan

• Penjualan dan Pemasaran

• Jaringan dan Infrastruktur

• Sumber Daya Manusia

Page 33: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Cuma buat nelpon dan

SMS?Pake HP Esia Online, internetan

tanpa batas dengan aplikasi resmi terlengkap dan paket paling

terjangkau

Page 34: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Produk dan Layanan

Tinjauan Operasional

1. Esia Esia adalah jasa telekomunikasi nirkabel berbasis teknologi CDMA 2000 1x yang terbatas pada satu

kode area tertentu saja. Layanan Esia dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: • Esia Prabayar, layanan yang menggunakan sistem pembayaran di awal melalui pembelian nomor

perdana atau voucher talk time. • Esia Pasca bayar, layanan dimana jumlah pemakaian dibayarkan setiap bulan setelah periode

pemakaian.

Untuk menjadi pelanggan Esia dapat dilakukan dengan cara membeli: • Kartu Perdana Esia, dimana pelanggan membeli nomor sesuai pilihannya dengan menggunakan

handset yang sudah dimilikinya atau yang akan dibelinya. • Paket Hape Esia, dimana pelanggan dapat memilih paket Hape Esia sesuai dengan pilihannya yang

sudah dilengkapi dengan nomor atau RUIM Esia.

2. Wifone Wifone adalah suatu jasa telepon rumah nirkabel yang memiliki berbagai fitur seperti telepon bergerak.

Tanpa proses yang berbelit-belit dan ketergantungan pada infrastruktur, Wifone dapat menjawab kebutuhan masyarakat terhadap konektivitas yang cepat dan baik. Fasilitas prabayar yang dimilikinya membuat pengeluaran lebih mudah dikontrol. Wifone sangat sesuai dengan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia akan layanan telekomunikasi saat ini. Kami menawarkan produk layanan Wifone prabayar dan Wifone pasca bayar.

3. Wimode Wimode merupakan layanan internet berkecepatan tinggi yang dapat diakses di mana saja dan kapan

saja. Layanan Wimode terdiri dari layanan internet, layanan panggilan dari atau ke telepon rumah, seluler, panggilan jarak jauh, panggilan internasional, layanan SMS dan layanan nilai tambah seperti download content ataupun memilih ring back tone.

4. Esiatel EsiaTel adalah kios telepon prabayar Esia yang menggunakan telepon nirkabel yang praktis dan tidak

memerlukan tempat yang luas karena hanya membutuhkan tempat untuk meletakkan pesawat teleponnya. Produk ini ideal untuk tempat usaha, seperti di warung, toko, ruko, bengkel atau tempat lain.

5. SLI Hemat 009 SLI Hemat 009 adalah jasa sambungan langsung internasional dengan kode akses 009 yang bisa

diakses oleh semua pengguna saluran telekomunikasi. Layanan ini menawarkan kualitas suara yang prima karena menggunakan clear channel voice connection tanpa kompresi dan bukan melalui jaringan internet. SLI Hemat 009 menawarkan tarif diskon yang dihitung per detik dan berlaku untuk sepanjang hari.

BTEL menyediakan layanan suara, data serta value added services (VAS) melalui jaringan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi dalam satu area tertentu. Walaupun demikian, pelanggan dapat menggunakannya untuk berkomunikasi ke berbagai area, bahkan sampai ke luar negeri. BTEL terkenal dengan jajaran produk dan layanannya yang simpel namun penuh inovasi, sehingga kerap membawa paradigma baru di industri telekomunikasi nasional.

Saat ini, BTEL memiliki lima merek utama yaitu Esia, Wifone, EsiaTel, Wimode dan SLI Hemat 009.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan30

Page 35: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tinjauan Operasional

Handset TematikDari sisi produk, BTEL juga menyediakan rangkaian pilihan handset yang berkualitas dengan harga terjangkau. Sejak tahun 2008, Perseroan mulai memperkenalkan handset tematik, dimana setiap handset memiliki fitur-fitur unik yang disesuaikan untuk kebutuhan pangsa pasarnya. Rangkaian handset tematik Esia antara lain: 1. Hape Esia Merdeka Hape yang terinspirasi oleh hari kemerdekaan Indonesia. Hape ini sarat dengan tampilan nuansa

semangat dan persatuan Indonesia dilengkapi dengan wallpaper serta ringtone yang memuat lagu-lagu nasional dan kemerdekaan.

2. Hape Esia Hidayah Produk hape Esia yang khusus diperuntukkan bagi kaum Muslimin yang sarat dengan fitur-fitur yang

bernuansa Islami seperti surat-surat Al-Qur’an secara lengkap 30 Juz beserta huruf Arab dan terjemahan dalam bahasa Indonesia, pengingat waktu sholat, wallpaper serta nada dering yang berisi lagu-lagu Islami.

3. Hape Esia Kasih Hape Esia untuk kaum Kristiani dengan fitur keagamaan seperti aplikasi Sabda Kasih yang berisi Kitab

Perjanjian Lama dan Baru, Doa Suci, nada dering Pujian serta wallpaper Damai. 4. Hape Esia Slank Hape khusus untuk penggemar band Slank atau yang lebih dikenal dengan sebutan Slankers. Hape ini

dilengkapi dengan konten eksklusif Slank, termasuk nada dering, nada sambung atau wallpaper.5. Hape Esia Fu Hape bernuansi filosofi Cina dengan aplikasi Fengshui yang berisi panduan keberuntungan dalam

berbisnis maupun kehidupan sehari-hari, Fortune Cookies yang berisi petuah sebagai penuntun kehidupan sehari-hari dan kalender Fu yang memuat petunjuk hari baik dan ramalan yang berkaitan dengan karir asmara, kesehatan dan rumah.

6. Hape Esia Musicbox, Musicbox 2.0 dan Idolaku Hape yang dirancang khusus bagi para penggila musik. Hape ini memberikan kemudahan pelanggan

untuk dapat mengunduh ribuan lagu dengan hanya Rp 1.000 untuk 30 lagu. Lagu-lagu yang diunduh bahkan termasuk liriknya, chord dan dapat digunakan untuk berkaraoke.

7. Hape Esia Gayaku dan Gayaku FM Hape trendi yang termurah dikelasnya. Hape ini dilengkapi dengan aplikasi Facebook, Vivanews,

karaoke dan info musik. Ada juga beragam permainan tradisional seperti Congklak dan Gobak Sodor.8. Hape Esia Slim Hape dengan ukuran yang tipis, ringan dan langsing dengan harga yang paling murah di kelasnya.

Hape ini dilengkapi fitur-fitur Vivanews serta beragam permainan.. 9. Hape Esia Online Hape Esia yang ditujukan khusus untuk memenuhi kebutuhan mobile web. Selain email dan chatting,

hape ini juga sarat dengan berbagai aplikasi jejaring sosial terkemuka, seperti Facebook, Yahoo Messenger, Windows Live Messenger, Google Talk dan Opera Mini microbrowser, dimana pelanggan bebas memilih aplikasi yang mereka inginkan saja. Semua aplikasi tersebut merupakan aplikasi resmi dan bukan web link. Handset ini juga memiliki kemampuan download lagu, info musik, mobile karaoke, berita online, aplikasi Islami Esia Hidayah, Esia Shop dan permainan

TarifSebagai budget operator, keunggulan kompetitif BTEL terutama terletak pada tarif yang lebih lebih terjangkau dibanding dengan operator lain.1. Tarif Telepon Sesama Esia Sejak awal diluncurkannya, Esia konsisten mematok harga Rp 50 per menit (+PPN) untuk panggilan ke

sesama nomor Esia yang berlaku sepanjang hari.2. Tarif Telepon ke Operator lain Tarif Esia untuk menelpon ke GSM sangat kompetitif dibandingkan dengan tarif telepon lainnya, baik

GSM maupun CDMA.

31Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Page 36: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

3. Esia Bispak Esia Bispak adalah suatu layanan Esia yang memberikan pelanggan prabayar kesempatan untuk mencoba

tarif beberapa GSM operator dari nomor Esianya tanpa perlu mengganti kartu, sehingga pelanggan bisa membuktikan sendiri tarif mana yang termurah. Sistem di BTEL akan secara otomatis mengikuti setiap perubahan yang terjadi pada tarif GSM yang sedang dicoba pelanggan.

4. Tarif SMS Rp1 per karakter Sebuah gebrakan revolusioner dari Esia, dengan tarif SMS yang tidak lagi dihitung berdasarkan tiap

pengiriman, melainkan berdasarkan jumlah karakter yang dikirimkan. Dengan demikian, pelanggan dapat menentukan berapa biaya SMS yang hendak dikeluarkannya. Tarif ini berlaku ke semua operator di Indonesia.

5. Tarif Esia Termurah Tarif ini khusus berlaku untuk wilayah di luar JBJB. Ada empat macam tarif yang dikenal, yaitu: Rp 40 per

menit untuk telepon lokal ke sesama Esia; Rp 80 per menit untuk telepon lokal ke operator CDMA lainnya atau PSTN; Rp 480 per menit untuk telepon lokal ke operator GSM dan Rp 800 per menit untuk telepon ke semua operator GSM di seluruh Indonesia dan dunia dengan menggunakan VOIP

6. Prefix 01010 Melakukan panggilan Interlokal ke nomor Esia dimanapun di seluruh Indonesia, dengan menggunakan

awalan 01010, pengguna Esia dapat menikmati tarif lokal dalam melakukan panggilan interlokal.7. VOIP 01010 Dengan melakukan panggilan internasional melalui awalan 01010, pengguna Esia dapat menikmati tarif

spesial.8. Esia Gratis Rame-Rame (Closed User Group) Tarif khusus percakapan dan SMS antar anggota kelompok, teman atau keluarga pengguna kartu Esia

yang sudah didaftarkan sebelumnya. Secara nyata, pembicaraan dalam kelompok yang sudah terdaftar ini menjadi gratis dan hanya diperlukan biaya top-up berkala.

Inovasi tarif diatas juga dilengkapi dengan kemudahan dan keleluasaan akses untuk menjadi pelanggan dengan meluncurkan inovasi kartu perdana seperti:1. Kartu Perdana Suka-Suka Kartu perdana pertama di dunia yang djual tanpa nomor yang telah ditentukan sebelumnya. Pelanggan

Esia kini bisa memilih nomornya, sesuai dengan selera masing-masing.2. Kartu Perdana SP 8 Paket kartu perdana edisi terbatas di wilayah Jadetabek ini tidak memakai nomor awal “9” layaknya nomor

Esia biasa, tetapi berawalan “8” sebagai angka keberuntungan. Esia 8 ini memiliki tarif yang unik dan murah, terutama bagi yang sering menelepon ke operator lain. Pelanggan hanya perlu mengingat tiga macam tarif saja: Rp 80 per menit ke seluruh nomor Esia se-Indonesia; Rp 480 per menit ke seluruh nomor lokal lain selain Esia (termasuk semua nomor GSM) dan Rp 800 per menit ke nomor lain di seluruh dunia dengan menggunakan VOIP.

3. Kartu Perdana Esia Termurah Paket kartu perdana ini dijual bersama dengan Tarif Esia Termurah, khusus untuk daerah-daerah di luar

JBJB.

Value Added ServiceSelain layanan suara dan produk yang inovatif seperti di atas tadi, banyak juga program lain yang dapat membuat pengguna Esia semakin berhemat dan semakin untung yang berbentuk value added service (VAS).1. Esia Whitelist Produk layanan Esia yang memberikan pelanggan kemampuan untuk melakukan kontrol atas biaya telepon

dengan membatasi panggilan hanya kepada 9 nomor yang diinginkan. 2. Esia Blacklist Produk layanan Esia yang memberikan kuasa pada pelanggan untuk melakukan kontrol atas penerimaan

telepon. Hal ini dilakukan dengan kemampuan untuk memblokir panggilan masuk dari 9 nomor yang tidak diinginkan.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan32

Tinjauan Operasional

Page 37: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

3. Click2Give Suatu fitur inovatif untuk nada sambung dari Esia. Pelanggan bisa memberikan nada sambung (RBT)

untuk orang lain tanpa perlu tahu kode lagunya. Penerima RBT akan mendapat SMS notifikasi tentang RBT dan pengirimnya.

4. Ajak Teman Terima Talktime Setiap pelanggan yang mendapatkan relasi untuk menggunakan Esia akan mendapatkan bonus talktime

sebesar Rp 5.000.5. Terima Iklan Terima Talktime Mendapatkan informasi sambil mendapat bonus talktime. Layanan penawaran produk melalui SMS

dengan bonus talktime Rp 50 per SMS. Layanan nada sambung untuk beriklan dengan bonus talktime Rp 2.000 per bulan.

6. Jual Content Terima Talktime Pelanggan dapat membuat nada sambung sendiri dan memberi kesempatan orang lain untuk

mengaktifkannya. Untuk itu dia akan mendapatkan bonus waktu bicara Rp 3.000 per bulan atau Rp 1.000 per minggu.

7. Zona Untung Esia Pemberian berbagai pilihan keuntungan dalam bentuk diskon di berbagai merchant yang bekerjasama

dengan Esia. 8. SMS Non Stop Paket SMS nonstop yang memberikan kebebasan untuk melakukan SMS tanpa batas ke sesama

pelanggan Esia. 9. Paket Data Esia 678 Paket layanan data Esia dengan tarif yang lebih murah, hanya dengan Rp 5.000, pelanggan dapat

mengakses data selama 100 menit atau setara dengan Rp 25.000 jika dihitung dengan tarif normal data Esia.

10. Ring Back Tone Pelanggan dapat memilih nada sambung dari berbagai koleksi lagu pilihan yang diaktifkan hanya dengan

mengirimkan SMS.11. DV8.88 Paket layanan nilai tambah berbasis suara dan SMS yang inovatif. DV8.88 merupakan portal suara dengan

teknologi yang mampu mengenali Bahasa Indonesia dan dapat digunakan untuk menikmati konten secara online ataupun download langsung ke handset.

12. Tekan Bintang Mengaktifkan nada sambung menjadi jauh lebih praktis, cukup Tekan Bintang di saat mendengarkan

nada sambung pengguna Esia lainnya.13. Minta Lagu 101 Hanya dengan menghubungi 101 dapat langsung berbicara dengan CRM Officer dan minta mengaktifkan

lagu untuk dijadikan nada sambung.14. TTM (Telusuri Teman Mu) Layanan mobile chat paling baru dan lengkap. Dapat digunakan untuk mencari teman baru atau hanya

mengobrol tanpa perlu memberikan nomor telepon sehingga privacy tetap terjaga.15. Esia Transfer (Transfer Talktime) Pelanggan dapat men-transfer dan menjual talktime ke mana saja dan kapan saja hanya dengan

mengirimkan SMS.16. Esia Transfer (Transfer Masa Aktif) Masa aktif dapat dikirimkan ke pelanggan BTEL lainnya hanya dengan mengirimkan SMS.17. Esia GOGO Memungkinkan pelanggan untuk menggunakan nomor Esia di luar kode areanya. Layanan ini dapat

diaktifkan hanya dengan mengirimkan SMS atau menelpon ke *6060.

33Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Tinjauan Operasional

Page 38: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Penjualan dan Pemasaran

Jalur Distribusi

Sesuai dengan kondisi pasar telekomunikasi yang sangat dinamis, maka BTEL dihadapkan dengan tantangan untuk bisa memilih jalur distribusi yang paling efisien namun dapat menjangkau seluruh end user secepat mungkin. Selama ini, pola distribusi yang terbukti mampu mendukung pertumbuhan optimal Perseroan adalah melalui pola direct dan indirect distribution. Secara umum, direct distribution adalah jalur distribusi dimana BTEL dapat berinteraksi langsung dengan para pelanggan, seperti melalui Gerai Esia, corporate (B2B), roadshow dan alternative channels seperti kios-kios di pinggir jalan atau penjualan di pasar swalayan besar. Sampai dengan akhir 2009, Perseroan telah memiliki 90 Gerai Esia yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana 41 diantaranya dikelola secara langsung oleh Esia dan sisanya dikelola oleh mitra.

Sedangkan indirect distribution adalah jalur distribusi yang dijalankan melalui dealer-dealer resmi Esia yang tersebar di seluruh Indonesia. Indirect distribution merupakan kontributor signifikan kepada penghasilan secara umum. Jumlah dealer secara nasional sampai akhir 2009 adalah 202 sedangkan jumlah outlet secara nasional mencapai 98.132.

BTEL menentukan jumlah dealer berdasarkan kondisi pasar dan kinerja para dealer tersebut. Selain tetap fokus pada distribution channel tradisional, Perseroan juga senantiasa mengembangkan distribution channel alternatif. BTEL membina hubungan baik dan bekerjasama dengan semua komponen jalur distribusi, dari yang besar sampai gerai kecil, sehingga pada akhirnya, para pelangganlah yang mendapatkan manfaatnya.

Bagan Pola Distribusi BTEL

Wilayah DistribusiJalur distribusi produk-produk BTEL juga dibagi berdasarkan region. Saat ini, ada 7 region di seluruh Indonesia yaitu Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Pamasuka (Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan), Sumatera bagian Selatan dan Sumatera bagian Utara. Masing-masing region melingkupi sejumlah area. Distribusi produk-produk Esia langsung menjangkau sampai seluruh area-area tersebut.

Sistem distribusi BTEL senantiasa memperhitungkan profit yang dapat diperoleh masing-masing dealer dari sisi skema harga, produk yang didistribusikan dan kerjasama program untuk membantu penjualan dealer serta insentif yang akan diberikan. Untuk menjaga agar hal ini dapat berlangsung dengan baik, maka BTEL melakukan kontrol yang ketat agar tidak terjadi tumpang tindih antara wilayah pasar distribusi indirect dan direct.

Sistem InsentifPada umumnya, pemberian insentif dapat mengurangi biaya aktual dealer dalam mendapatkan produk BTEL. Insentif ini diberikan agar para dealer semakin giat menjual produk-produk Perseroan. Selain dalam bentuk uang, BTEL juga memberikan insentif dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan seperti perjalanan, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Di level outlet, insentif diberikan dalam bentuk uang berdasarkan aktivasi atau dalam bentuk kompetisi, dimana outlet penjual terbesar akan mendapatkan hadiah.

Insentif dapat dihitung berdasarkan aktivasi, seperti melalui starter pack atau paket handset bundling, dimana semakin banyak aktivasi yang terjadi, akan semakin besar pula insentif yang diterima oleh dealer. Insentif juga bisa dihitung berdasarkan jumlah top-up. Melalui skema berbagi keuntungan yang disebut toast, dealer akan menerima sejumlah uang sebagai insentif setiap kali terjadi top-up sampai dengan enam bulan sejak aktivasi.

BTEL

Direct Channel

Roadshow &Event Gerai

End User

AlternativeChannel

Distributors/Dealers

Outlets

Corporate

Indirect Channel

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan34

Tinjauan Operasional

Page 39: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Selain insentif pada tingkatan dealer, BTEL juga memberikan insentif pada tingkatan outlet seperti insentif uang untuk aktivasi. Contohnya adalah program Gajian Esia yang diberikan langsung kepada frontliners. Ada juga insentif dalam bentuk hadiah kompetisi, dimana outlet dengan penjualan tertinggilah yang akan memenangkannya.

Seluruh program insentif BTEL terbuka bagi mereka yang disebut sebagai Kawan Esia, yaitu semua dealer, outlet dan frontliner yang secara resmi juga terdaftar sebagai pelanggan Esia. Dengan demikian, Persoroan memastikan agar para Kawan Esia tidak hanya memperoleh keuntungan dari produk atau layanan Esia sebagai penjual semata, tapi juga sebagai pengguna.

Manajemen Hubungan Pelanggan

Peran customer relationship management (CRM) secara umum adalah menerima berbagai masukan dari pelanggan yang dapat berupa pertanyaan, permohonan atau keluhan melalui semua jalur layanan BTEL, termasuk contact center, SMS 9009, email ataupun melalui Gerai Esia. CRM juga berfungsi untuk memberikan input mengenai apa yang dibutuhkan, dikehendaki dan diberikan kepada para pelanggan sesuai dengan voice of customer (VoC), mengedukasi pelanggan tentang produk atau layanan BTEL serta dapat juga digunakan untuk melakukan survai kepuasan pelanggan.

Jika sebelumnya CRM hanya menyediakan informasi untuk pelanggan, BTEL telah mengubah paradigma ini menjadi CRM yang menyediakan solusi bagi pelanggan. CRM BTEL berkomitmen untuk memberikan solusi yang cepat, tepat dan memuaskan bagi pelanggan dan dimanifestasikan dalam nama Solusi Esia dengan fokus utama pada:• Memberikan solusi kepada pelanggan, • Menciptakan inovasi baru • Mempertahankan pelanggan melalui loyalty program

Lebih jauh, CRM BTEL juga melakukan analisis kebutuhan pelanggan dan kemudian mengambil sikap proaktif dengan memberikan solusinya. Sebagai contoh Layanan Minta Lagu 101 dimana hanya melalui telepon, para pelanggan dapat memilih lagu ring back tone (RBT) tanpa harus mengetahui kode lagunya. Contoh lain layanan CRM yang diberikan BTEL adalah: • Layanan untuk pelanggan prabayar (*999)• Layanan untuk pelanggan pasca bayar (*333)• Layanan pesan antar (91001234)• Layanan premium (*990)• Quiz Bola (168)

BTEL juga menciptakan beberapa layanan inovatif yang membedakannya daripada para pesaingnya, seperti Top-up Reminder, yaitu layanan yang mengingatkan pelanggan yang hampir habis saldo atau masa aktifnya untuk mengisi ulang. Ada juga Menu Untung Esia, yang merupakan program loyalty, dimana CRM bekerja sama dengan merchant tertentu untuk memberikan diskon atau benefit bagi pelanggan BTEL. Keuntungan ini dapat dinikmati cukup dengan menunjukkan SMS atau HP Esianya saja.

Seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan dan wilayah layanan, saat ini layanan CRM BTEL diberikan melalui:• 2 call centre yang berada di kota Jakarta dan Surabaya• 41 Gerai Esia di 31 kota• Nomor-nomor point of contact, seperti: *999, *333, *990, 101 91009999, 91001234

Atas segala upayanya, BTEL berhasil meraih beberapa penghargaan dan award dalam bidang CRM untuk tingkat nasional dan internasional selama tahun 2009:• “The Best Business Contribution” dari Indonesian Contact Center Association (ICCA) • “The Best Revenue Generation” dari Omnitouch • “Golden Service Star Award” untuk kategori frontliners dari Center for Customer Satisfaction & Loyalty (CCSL)• “The Best Contact Center of The Year” dari Asia Pacific Contact Center Association Leader

35Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Tinjauan Operasional

Page 40: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Manajemen Merek

BTEL mencatatkan pencapaian yang baik sekali di sejumlah aspek penting pengenalan merek sepanjang tahun 2009. BTEL telah menggunakan konsultan-konsultan pemasaran Internasional terkemuka diantaranya Taylor Nelson Sofres dan Roy Morgan untuk melakukan riset dalam memantau berbagai persepsi pasar terhadap produk dan layanan BTEL secara nasional dan khususnya juga di daerah Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Berikut adalah hasil temuan mereka selama tahun 2009:

Pengenalan Merek SpontanDalam hal pengenalan merek secara spontan, Esia secara konsisten telah menjadi merek terdepan di Jakarta, Banten, Jawa Barat (JBJB). Untuk kategori yang sama secara nasional, saat ini merek Esia juga berada pada peringkat ketiga dengan tren yang bergerak menanjak.

Tarif TermurahEsia tetap memimpin dalam gambaran mengenai tarif termurah di JBJB. Secara nasional, keunggulan nilai Esia dalam hal memberikan tarif termurahnya tetap merupakan yang terdepan.

Merek Paling DirekomendasikanDi JBJB, Esia memperkuat posisi sebagai merek paling direkomendasikan untuk teman dan saudara karena konsistensinya dalam mempertahankan persepsi tarif paling murahnya. Secara nasional, Esia tetap berada pada dua merek teratas yang paling direkomendasikan untuk teman dan saudara.

Sumber : Brand Health Tracking, 2009 Sumber : Brand Health Tracking, 2009

JBJB

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

Nas

iona

l

70

60

50

40

30

20

10

01Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q091Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q09

Sumber : Brand Health Tracking, 2009 Sumber : Brand Health Tracking, 2009

JBJB

40

35

30

25

20

15

10

5

Nas

iona

l

40

35

30

25

20

15

10

51Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q091Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q09

Sumber : Brand Health Tracking, 2009 Sumber : Brand Health Tracking, 2009

JBJB

105

95

85

75

65

55

45

35

25

Nas

iona

l

95

85

75

65

55

45

351Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q091Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q09

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan36

Tinjauan Operasional

Page 41: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Pangsa MerekKesadaran yang kuat dari merek Esia telah menghasilkan peningkatan yang stabil dalam pangsa mereknya. Di JBJB pangsa merek Esia telah tumbuh menjadi 38,9% pada akhir 2009 dari 25,8% pada akhir 2008. Sementara di tingkat nasional, pangsa merek Esia juga tumbuh secara konsisten.

Paling DirekomendasikanEsia adalah satu dari 3 merek teratas yang direkomendasikan oleh para frontliner penjualan.

Sumber : Trade Survey, IPSOS 2009

60

50

40

30

20

10

0

GSM A GSM B GSM C CDMA A ESIA

Sumber : Brand Share, 2009 Sumber : Brand Share, 2009

JBJB

50%

40%

30%

20%

10%

0%

Nas

iona

l

40%

30%

20%

10%

0%1Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q091Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q09

37Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Tinjauan Operasional

Page 42: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Jaringan dan Infrastruktur

Sesuai dengan misinya untuk menyediakan layanan terjangkau dengan kualitas terbaik, maka di tahun 2009 BTEL telah mengembangkan jaringan nasional berbasis packet atau IP secara end-to-end. Melalui pengembangan jaringan berbasis IP, pemakaian bandwidth dan biaya transmisi baik untuk dalam kota ataupun antar kota akan menjadi lebih efisien.

Untuk jaringan inti (core network), Perseroan menggunakan sistem next generation network (NGN), dimana semua network element akan saling terhubung melalui jaringan dan protokol berbasis IP. Sedang untuk jaringan akses (access network) akan segera diimplementasikan IP BTS dan software routing radio. Di sisi jaringan inti juga telah diterapkan mobile switching center (MSC) pool yang sangat meningkatkan kehandalan jaringan, terutama di Jakarta yang memiliki lebih dari satu MSC.

Kapasitas JaringanSecara umum, wilayah cakupan BTEL dapat dibagi menjadi Jakarta, Banten, Jawa Barat (JBJB) dan non JBJB. Karena kondisi dari tiap daerah tersebut berbeda, Perseroan menerapkan strategi pengembangan yang sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Dengan utilisasi jaringan yang mencapai 70-80%, strategi pengembangan di JBJB menitikberatkan pada upaya peningkatan kapasitas serta perluasan wilayah cakupan. Sedang untuk non JBJB, dimana utilisasi jaringan masih dibawah 30%, maka Perseroan memfokuskan pada optimalisasi jaringan yang sudah ada.

Selain itu, upaya peningkatan kapasitas juga ditujukan untuk kota-kota besar yang memiliki prospek trafik yang tinggi. Di luar JBJB, yang masuk dalam kategori tersebut antara lain Medan, Surabaya dan Semarang. Dengan kapasitas jaringan yang mampu melayani sampai dengan 25,1 juta pelanggan, menunjukan bahwa kapasitas yang dimiliki BTEL sudah lebih dari cukup untuk jangka waktu pendek sampai menengah. Perseroan secara terus menerus memonitor tingkat utilisasi jaringannya agar penambahan kapasitas bisa dilakukan tepat waktu.

Pengelolaan BTS Pada tahun 2009, jumlah BTS BTEL sudah mencapai 3.677 dan hampir semuanya sudah merupakan menara bersama (colocation) yang disewa dari pihak ketiga. Hal ini sejalan dengan tujuan Perseroan untuk tetap fokus pada bisnis utama sebagai penyedia jasa telekomunikasi dan juga implementasi strategi asset light. Dengan penerapan model colocation tersebut akan jauh mempercepat waktu on air BTS serta memberikan

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan38

Tinjauan Operasional

Page 43: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

kemudahan dan keleluasaan dalam memilih lokasi BTS. Keuntungan juga dirasakan dari sisi keuangan, dimana biaya belanja modal menjadi jauh berkurang. Di tahun yang sama, BTEL juga telah merampungkan transaksi sale & leaseback atas 543 menara senilai Rp 390 miliar. Pengelolaan Transmisi Teknologi jaringan BTEL yang saat ini diimplementasikan adalah dengan menggunakan pendekatan desentralisasi. Artinya, mayoritas trafik ditransmisikan dan diterminasikan di wilayah lokal masing-masing. Dengan demikian, Perseroan tidak perlu membangun jaringan transmisi antar kota berkapasitas besar pada saat awal beroperasi tapi pengembangan bisa dilakukan berdasarkan realitas pertumbuhan trafik. Salah satu cara pengembangan jaringan yang paling cepat dan efisien, adalah dengan menyewa dari operator lain atau rekanan penyedia jaringan.

Sejalan dengan tingkat pertumbuhan kebutuhan trafik yang pesat, BTEL juga giat membangun jaringan kabel serat optik, terutama di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Sepanjang 2009, Perseroan telah menambah 100 km jaringan serat optik baru hingga menjadi 405 km., termasuk kabel bawah laut antara Batam dan Singapura. Pembangunan jaringan tersebut juga bertujuan untuk membantu komitmen sehubungan dengan lisensi SLI yang dimiliki BTEL serta mendukung program pemerintah, yang disinergikan dengan kebutuhan internal ke depan, seperti Konsorsium Palapa Ring.

Mengingat fungsinya, maka seluruh jaringan transmisi yang sifatnya kritikal harus mempunyai jaringan pengaman. Dalam implementasinya, pendekatan yang dilakukan adalah dengan membentuk suatu ring protection pada setiap trafik atau trafik yang dianggap penting saja. Cara lain adalah menggunakan jaringan dari beberapa penyedia yang berbeda sebagai langkah diversifikasi risiko.

Switching Sebagai kelanjutan pengembangan jaringan dari tahun sebelumnya, pada tahun 2009 telah dilakukan penambahan switching dengan menggunakan teknologi NGN serta menerapkan metode MSC Pool sehingga trafik dapat didistribusikan secara merata di tiap MSC yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja MSC secara keseluruhan. Selain itu, risiko outage akibat perawatan atau kerusakan MSC tertentu tidak akan ada lagi karena secara otomatis pelanggan yang dilayani oleh MSC yang bermasalah tersebut akan dialihkan ke MSC lain.

Pada tahun 2009 BTEL membangun satu optical ring yang menghubungkan 5 central office di Jakarta. Dengan teknologi ini, pekerjaan rehoming BTS tidak perlu lagi dilakukan dengan pemindahan secara fisik koneksi transmisi di MSC dan BSC, namun cukup menggunakan software. Metode ini bukan hanya mengurangi tingkat kesalahan, tapi juga mempercepat proses pengerjaan.

Di tahun yang sama juga telah selesai dibangun next generation home location register (HLR) dengan kapasitas yang lebih besar namun berukuran lebih kecil dibanding generasi sebelumnya. Dengan teknologinya yang canggih, HLR ini akan mampu menyatukan beberapa broadband seperti Wimax, GSM, CDMA dan LTE dalam satu platform, sementara kebutuhan energi dan ruang akan menjadi lebih hemat dan efisien.

Sampai akhir 2009, BTEL telah memiliki 46 MSC dan 67 BSC.

Akses ke Jaringan Internasional Menyusul peluncuran layanan SLI Hemat 009, BTEL telah melakukan kerjasama dengan beberapa operator luar negeri untuk penyaluran trafik internasional baik trafik outgoing maupun incoming. Sementara untuk operator domestik telah dilakukan pula pembukaan akses internasional 009. Untuk kemudahan pelayanan pelanggan, BTEL juga telah menambah dua sentral gerbang internasional baru di Medan dan Surabaya, Disamping dua terdahulu di Jakarta dan Batam.

Value Added Services (VAS)Guna mendukung VAS, maka di tahun 2009, BTEL mengimplementasikan beberapa sistem. Yang pertama adalah perangkat jaringan pintar (intelligent network) dengan kemampuan sampai 12 juta BHCA yang telah dioperasikan di Surabaya. Ada juga perangkat untuk SMS berkemampuan sampai 33 juta BHSM. Sistem inilah yang digunakan untuk mendukung layanan SMS Rp 1 per karakter Esia. Kemudian perangkat untuk nada dering pribadi (customized ring back tone) yang dapat mendukung 4 juta pelangan. Dengan sistem baru ini, pelanggan bisa menyalin nada dering pelanggan lain hanya dengan menekan tanda bintang.

Perangkat on the air (OTA) memungkinkan pengubahan profil melalui handset pelanggan, dimana sampai akhir tahun, perangkat tersebut memiliki kapasitas sebesar 1.400 provisioning per jam. Dengan sistem ini BTEL berhasil meluncurkan produk Esia Suka Suka yang memberi kebebasan kepada pelanggan untuk memilih sendiri nomer telepon mereka.

Network Operations CenterNetwork operations center BTEL memantau dan mengelola jaringan selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Pusat kontrol operasional ini juga berfungsi untuk mendeteksi serta memperingatkan akan adanya gangguan dalam jaringan. Trafik kemudian akan dialihkan ke jaringan alternatif sehingga meminimalkan downtime yang dialami pelanggan. Ada pula sistem remote backup untuk recovery data.

39Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Tinjauan Operasional

Page 44: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Sumber Daya Manusia

Struktur Fungsi Pengelolaan SDM BTELSecara umum fungsi pengelolaan SDM dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian pengembangan dan bagian layanan operasional. Bagian pengembangan mencakup fungsi-fungsi rekrutmen karyawan baru, pengembangan organisasi, penilaian kinerja, pengembangan karyawan, pengenalan nilai-nilai korporat, pengelolaan talent dan lainnya. Sementara bagian layanan operasional meliputi fungsi-fungsi penggajian, administrasi personalia, pengelolaan hubungan industrial dan komunikasi karyawan.

Pelatihan dan Pengembangan SDM BTEL selalu berupaya mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, memiliki kemampuan manajerial maupun fungsional yang mumpuni untuk mampu menjaga pertumbuhan dan kelangsungan organisasi secara berkesinambungan. Untuk mencapai tujuan ini, BTEL melakukan pendekatan perencanaan dan pengembangan yang bersifat holistik. Perseroan memandang SDM sebagai modal yang harus dipertahankan dan secara terus menerus dikembangkan karena merupakan salah satu pilar utama perkembangan organisasi. Agar dapat memberikan kontribusi yang optimal, maka Perseroan berupaya membangun SDM yang berkualitas melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan di semua jenjang kepangkatan. Perseroan memandang pengembangan SDM sebagai investasi dan bukan unsur biaya yang harus ditekan serendah mungkin. Program pengembangan SDM itu sendiri akan senantiasa mengikuti tren teknologi dan perkembangan bisnis telekomunikasi yang sangat dinamis.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pengembangan SDM dilakukan sesuai dengan perkembangan bisnis telekomunikasi. Oleh karenanya, disamping tentang jaringan dan teknologi, pelatihan yang diselenggarakan sangat berorientasi kepada upaya meningkatkan penjualan dan pelayanan pelanggan, seperti customer services, sales management dan service excellence. Tak kalah pentingnya adalah pelatihan yang secara regular diadakan dalam upaya meningkatkan kemampuan kepemimpinan (leadership) dan mengasah soft skills seperti teknik negosiasi, presentasi, dan sebagainya.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan40

Tinjauan Operasional

Page 45: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Pelatihan-pelatihan tersebut diselenggarakan tidak hanya di kantor pusat, namun juga di seluruh wilayah Indonesia guna menjamin seluruh karyawan memperoleh kesempatan yang sama dalam mengembangkan diri sesuai kebutuhan organisasi dan karir. Untuk mendukung segala aktivitas pelatihan dan pengembangan SDM, maka alokasi anggaran disusun berdasarkan kebutuhan organisasi dalam mengantisipasi perkembangan teknologi dan persaingan yang semakin ketat.

Program Talent Management Selain melakukan rekrutmen tenaga baru, Perseroan juga berupaya untuk mempertahankan karyawan yang handal sambil terus berusaha meningkatkan kemampuan mereka sehingga loyalitas dan komitmen karyawan akan terus terjaga. Guna lebih fokus dalam mencapai tujuan ini, BTEL memperkenalkan program talent management.

Program ini diawali dengan upaya mengidentifikasi talent melalui program Acceleration Center, dimana dilakukan pemetaan atas kompetensi dan kinerja karyawan di jajaran manajer ke atas untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kompetensi para talent. Tahap selanjutnya adalah menyiapkan program pengembangan yang bersifat individual guna meningkatkan kompetensinya sehingga siap untuk menduduki posisi yang lebih tinggi. Program pengembangan pribadi ini meliputi pemberian pelatihan dan penugasan tertentu (job assignment) serta coaching & counseling oleh atasan yang sesuai.

Pembangunan Training CenterAgar aktivitas pendidikan dan pelatihan dapat lebih fokus, sekaligus sebagai wujud komitmen dari manajemen akan pentingnya aspek SDM bagi organisasi, maka pada tahun ini juga telah diresmikan berdirinya Pusat Pelatihan (Training Center) BTEL yang diharapkan mampu menjadi wadah dalam menyiapkan SDM yang kompeten melalui program-program pelatihan yang tepat guna. Dengan adanya Pusat Pelatihan ini, maka berbagai program pendidikan dan pelatihan dapat dilaksanakan, baik yang bersifat seminar, workshop, bahkan yang membutuhkan perangkat komputer sekalipun. Lokasinya yang berdekatan dengan kantor pusat juga sekaligus memudahkan karyawan dalam mengikuti program pelatihan.

Sistem Manajemen Kinerja BTEL sangat menekankan pentingnya setiap karyawan untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi Perseroan. Implementasi dari hal itu adalah manajemen yang berbasis kinerja dimana setiap karyawan memiliki target kerja yang harus dicapai yang ditetapkan pada awal tahun dan dievaluasi prestasi kerjanya pada akhir tahun. Imbal jasa yang diberikan kepada karyawan pun mengacu pada tingkat kinerja dan kontribusinya.

Untuk meningkatkan kualitas manajemen kinerja, BTEL secara terus menerus berupaya mempertajam dan menyelaraskan kinerja individu dan unit kerja dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Program kerja dikaitkan dengan inisiatif tersebut adalah pendalaman dan penyegaran proses perencanaan dan evaluasi kinerja kepada seluruh pimpinan unit kerja melalui workshop dan penentuan kinerja masing-masing unit kerja sebagai dasar evaluasi kinerja individu. Hasil yang telah dicapai dari implementasi sistem evaluasi tersebut adalah meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab dari para pimpinan unit kerja dalam memonitor dan mengevaluasi kinerja seluruh jajarannya, sekaligus meningkatkan rasa memiliki terhadap keseluruhan proses manajemen kinerja.

Faster, Better and CheaperPada tahun 2009, BTEL mulai menerapkan budaya perusahaan Faster, Better and Cheaper (FBC) yang mencakup 6 nilai, yaitu: 1. Integritas2. Inovasi3. Kerjasama4. Semangat untuk Menang5. Kesempurnaan Operasional6. Ketergantungan terhadap Pelanggan

Faster berarti semangat dan kemampuan untuk bekerja secara produktif, lebih cepat daripada pesaing, melaksanakan perencanaan dengan baik dan menerapkannya secara cepat dengan hasil yang baik sekali. Better berarti semangat dan kemampuan untuk menyediakan layanan dan produk kepada para pelanggan BTEL yang berkualitas lebih baik daripada para saingan. Cheaper berarti semangat dan kemampuan untuk mampu bekerja secara efektif dan efisien. Sebagai budget operator, BTEL harus mampu menyediakan produk dan layanan berkualitas baik pada tarif yang lebih rendah daripada para pesaingnya. Penerapan FBC ini dimulai melalui Lokakarya FBC Plan untuk tingkatan manajer ke atas serta pelatihan-pelatihan untuk tingkatan supervisor ke bawah. Penerapan FBC mencakup beberapa hal utama yang bersifat dapat diukur, dapat dimengerti oleh semua pihak, mudah dicerna dan langsung berpengaruh pada hasil usaha. Secara lebih mendasar, penerapan FBC mengubah paradigma dari sekadar menjawab apa yang berpengaruh pada tujuan dan hasil menjadi menjawab rangkaian proses apa, bagaimana, mengapa, kapan dan yang mana.

41Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Tinjauan Operasional

Page 46: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Sistem Remunerasi Secara umum sistem remunerasi yang diterapkan mengacu pada dua pendekatan, yaitu kompetitif dan adil. Kompetitif di sini dimaksudkan bahwa BTEL berupaya memberikan remunerasi yang bersaing di industri telekomunikasi, sementara pengertian adil berarti bahwa karyawan menerima paket remunerasi yang sesuai dengan kualifikasi dan kinerjanya. Untuk meningkatkan sistem remunerasi di BTEL, maka secara berkala Perseroan mengikuti salary survey dan berupaya menyusun sistem remunerasi yang kompetitif dan adil serta memacu karyawan untuk menunjukkan kinerja terbaiknya dengan menggunakan hasil survey sebagai salah satu acuan.

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa Perseroan sangat memperhatikan aspek kinerja, maka besaran penyesuaian gaji maupun bonus dan insentif akan sangat bergantung kepada kinerja dan kontribusi masing-masing individu, meskipun pencapaian Perseroan secara keseluruhan tentu juga menjadi pertimbangan. Salah satu program kerja yang dilaksanakan berkaitan dengan inisiatif tersebut adalah pengenalan sistem insentif baru untuk karyawan bagian sales yang merupakan salah satu upaya untuk memacu kinerja bagian penjualan. Implementasi sistem insentif baru tersebut yang menggunakan parameter-parameter yang lebih terukur dan berorientasi pada pertumbuhan bisnis telah memotivasi karyawan untuk lebih fokus dalam mencapai targetnya. Sistem Penunjang Sumber Daya ManusiaPerseroan melakukan berbagai upaya untuk dapat memberikan pelayanan kepada karyawan dengan lebih efektif dan efisien. Berbagai inisiatif yang dikembangkan bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada karyawan dalam bekerja namun dengan proses yang lebih cepat. Melalui otomatisasi sistem administrasi personalia, maka karyawan dapat mengajukan klaim berobat, cuti, pelatihan, dan lainnya secara online tanpa dokumen, sedangkan atasan dan pihak terkait juga dapat melakukan persetujuan langsung secara online. Hal ini tentunya mempercepat proses administrasi. Selain itu melalui sistem SDM yang terintegrasi, maka akurasi data karyawan juga makin terjaga. BTEL mengelola hubungan antar karyawan dan komunikasi antar jenjang melalui beberapa inisiatif antara lain:• mengembangkan media komunikasi karyawan berbasis web yang memudahkan seluruh karyawan mengakses berita seputar program

karyawan (BTEL Portal)• mengadakan berbagai acara gathering sebagai ajang komunikasi manajemen dan karyawan• menyediakan sarana dan program pembinaan olah raga• mengasuh berbagai komunitas karyawan dalam menyalurkan hobi dan minatnya, seperti Esia Pojok Foto, Esia Bikers, Majelis Taklim dan

lain-lain

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan42

Tinjauan Operasional

Page 47: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Demografi SDM BTELSebagai organisasi dinamis yang merupakan pionir dalam ragam bentuk terobosan usaha, BTEL merupakan suatu organisasi yang para karyawannya secara umum juga muda, dinamis dan berpendidikan tinggi. Tabel-tabel berikut merupakan ilustrasi dari demografi berdasarkan usia, pendidikan dan jabatan:

2008

2008

2008

2009

2009

2009

49%

6%

1% 1%4% 4%

6%

45%

45%

62%

13% 13%

65%

48%

6%

10%

59% 59%

8%

21%

23% 23%

20%

7%0%

0% 0%

0%

18 - 29 tahun (821)

30 - 39 tahun (744)

40 - 49 tahun (92)

S2/S3 (98)

S1 (1.039)

D1-D4 (356)

Direksi (6)

Executive Vice President (5)

Vice President (19)

General Manager (64)

Direksi (6)

Executive Vice President (6)

Vice President (21)

General Manager (68)

18 - 29 tahun (785)

30 - 39 tahun (835)

40 - 49 tahun (128)

S2/S3 (106)

S1 (1.144)

D1-D4 (354)

50 - 55 tahun (7)

> 55 tahun (1)

SMU (170)

SMP (2)

Manager (210)

Supervisor (381)

Staff (980)

Manager (224)

Supervisor (395)

Staff (1.033)

50 - 55 tahun (4)

> 55 tahun (1)

SMU (148)

SMP (1)

Jumlah Karyawan Berdasarkan Usia

Jumlah Karyawan Berdasarkan Pendidikan

Jumlah Karyawan Berdasarkan Level

43Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Tinjauan Operasional

Page 48: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan49

Pembahasan dan Analisis Manajemen• Tinjauan Industri

• Tinjauan Operasional

• Tinjauan Keuangan

• Informasi Penting Tambahan

• Pengembangan Usaha

Page 49: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

9301, 02 atau pilih nomornya suka-suka! Ada 1001nomor sesuai keinginanmu!

Pilihan ada di tanganku untuk tentukan sendiri Nomor Hape

Page 50: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tinjauan Industri

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Tahun 2009 bisa dibilang sebagai tahun recovery bagi sektor telekomunikasi di Indonesia. Menyusul perang persepsi tarif yang terjadi sepanjang tahun sebelumnya, di 2009 tarif mulai stabil. Dengan semakin ketatnya persaingan, wacana konsolidasi terutama menyangkut operator-operator dengan pangsa pasar yang masih relatif kecil, berhembus kuat pada tahun tersebut. Selain itu, beberapa operator juga harus merestrukturisasi jumlah pelanggannya dengan memfokuskan pada pelanggan aktif yang betul-betul memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Hal ini karena di tengah perang tarif, cukup banyak pelanggan baru yang hanya menggunakan teleponnya di jam-jam tertentu yang tarifnya gratis saja.

Tahun 2009 juga merupakan tahun dimana layanan data tumbuh dengan pesat. Hal ini terutama dipicu oleh maraknya perkembangan Blackberry di pasar Indonesia. Para produser, baik premium ataupun low-end kemudian berlomba-lomba memperkenalkan handset dengan kemampuan mobile internet yang dapat digunakan untuk email, chatting atau mengakses berbagai situs social networking. Pertumbuhan bisnis data juga ditandai dengan perkembangan layanan BWA. Sebagian besar operator kini sudah menawarkan paket BWA yang di bundling dengan modem.

Dari sisi regulasi, tahun 2009 adalah akhir dari era duopoli Telkom dan Indosat di layanan SLI dengan diperkenalkannya layanan SLI Hemat 009 dari BTEL. Tarif interkoneksi antar operator tidak berubah, dimana salah satu alasannya adalah mengingat industri yang sedang dalam tahap recovery. Walau demikian, Pemerintah tetap melakukan terobosan dengan melakukan standarisasi parameter kualitas layanan telekomunikasi dalam rangka menjamin tingkat kepuasan pengguna. Untuk ke depan, operator dapat dikenakan sanksi denda bila tidak memenuhi kriteria tersebut.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan46

Page 51: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tinjauan Operasional

Pembahasan dan Analisis Manajemen

I. Pertumbuhan Pelanggan Pada akhir tahun 2009 pelanggan BTEL telah mencapai 10,6 juta pelanggan atau meningkat sebesar 45,2% dibanding tahun

sebelumnya yang sebesar 7,3 juta pelanggan. Pertumbuhan ini disebabkan oleh pertambahan pelanggan prabayar Perseroan pada periode tersebut sebesar 46,1% dari 7,2 juta menjadi 10,5 juta. Kenaikan tersebut terutama berasal dari peningkatan jumlah pelanggan prabayar Esia 7,0 juta menjadi 10,4 juta atau setara dengan 47,4% yang didukung oleh pengenalan merek yang kuat, layanan yang terjangkau dan inovatif serta perbaikan kualitas jaringan.

Sebaliknya, jumlah pelanggan pasca bayar mengalami penurunan sebesar 15,5% menjadi 91,2 ribu dari 108,0 ribu di tahun 2008. Hal ini terutama disebabkan oleh berkurangnya jumlah pelanggan Wifone, Esiatel dan Ratelindo pasca bayar, dimana sebagian dari mereka beralih menjadi pelanggan prabayar. Sementara jumlah pelanggan pasca bayar Esia adalah sebesar 54,8 ribu pelanggan atau tumbuh sebesar 2,4% dari 53,6 ribu pelanggan di tahun 2008.

Pelanggan 2008 2009 Perubahan

Prabayar 7.196.518 10.515.715 46,1%

Esia 7.046.046 10.382.840 47,4%

Wifone 145.666 131.232 -9,9%

Esiatel 4.806 1.643 -65,8%

Pasca bayar 108.025 91.186 -15,6%

Esia 53.613 54.833 2,3%

Wifone & ratelindo regular 44.396 26.778 -39,7%

Esiatel & ratelindo wartel 10.016 9.575 -4,4%

Jumlah 7.304.543 10.606.901 45,2%

II. Tarif Untuk pelanggan prabayar dan pasca bayar di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat (JBJB), Esia mengenakan tarif ke sesama

Esia (on net) sebesar Rp 50 per menit flat. Tarif ini telah dipergunakan sejak tahun 2005 tersebut dan berlaku untuk sepanjang hari. Sedang untuk panggilan off net, tarif yang dikenakan akan bervariasi tergantung nomor tujuan (PSTN atau selular), jarak tujuan (Zona 1 – 3) serta waktu melakukan panggilan (peak atau off peak).

Khusus untuk pelanggan di luar JBJB, tersedia Esia SP Termurah yang menawarkan tarif on net lokal Rp 40 per menit, Rp 80 untuk ke PSTN lokal, Rp 480 per menit untuk ke operator lain lokal dan Rp 800 per menit untuk ke nomor lainnya di seluruh dunia, termasuk panggilan internasional lewat voice over internet protocol (VoIP).

Di tahun 2009, Esia juga memperkenalkan layanan SLI Hemat 009. Tarif yang dikenakan berbeda-beda sesuai dengan negara tujuan yang berkisar antara Rp 49 – 169 per detik dan berlaku untuk sepanjang hari.

Selain layanan suara, Esia mengenakan tarif Rp 1 per karakter untuk SMS ke seluruh operator nasional dan Rp 1.000 per SMS untuk operator luar negeri. Sedang untuk layanan akses data, Esia mengenakan tarif Rp 250 per menit.

47Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Page 52: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Prabayar Pasca Bayar

JBJB Non JBJB

Tarif On-net (Rp per menit):

Lokal dan SLJJ (menggunakan 01010)

50 40 50

Tarif PSTN Off-net (Rp per menit):

Lokal 250 80 250

Sambungan Langsung Jarak Jauh:

Zona 1 (<200 km) Peak 1.000 800 1.000

Zona 1 (<200 km) Off Peak 909 800 636

Zona 2 (200-500 km) Peak 2.273 800 2.091

Zona 2 (200-500 km) Off Peak 1.364 800 1.091

Zona 3 (>500 km) Peak 2.273 800 2.091

Zona 3 (>500 km) Off Peak 1.364 800 1.091

Tarif GSM Off-net (Rp per menit):

Lokal 800 480 636

Sambungan Langsung Jarak Jauh:

Zona 1 (<200 km) Peak 1.545 800 1.727

Zona 1 (<200 km) Off Peak 1.364 800 1.717

Zona 2 (200-500 km) Peak 2.727 800 2.545

Zona 2 (200-500 km) Off Peak 1.818 800 1.818

Zona 3 (>500 km) Peak 2.727 800 2.545

Zona 3 (>500 km) Off Peak 1.818 800 1.818

Tarif SLI (Rp per detik):

Asia dan Amerika Serikat 49 49 49

Australia, New Zealand, Canada dan Asia Lainnya 69 69 69

Eropa dan Timur Tengah 99 99 99

Afrika 119 119 119

Negara lainnya di benua Amerika 149 149 149

Oceania 169 169 169

SMS:

SMS ke semua operator nasional (Rp per karakter) 1 1 1

SMS ke operator luar negeri (Rp per SMS)

1.000 1.000 1.000

WAP/Akses Data (Rp per menit): 250 250 250

Untuk panggilan antar operator, juga dikenakan tarif interkoneksi. Tarif ini akan dibayarkan oleh operator darimana panggilan tersebut berasal kepada operator penerima panggilan. Tarif yang dikenakan berbeda-beda untuk panggilan dari PSTN ke selular atau sebaliknya.

Jenis Panggilan Pendapatan Interkoneksi(Terminasi)(Rp/menit)

Beban Interkoneksi(Originasi)(Rp/menit)

FWA ke FWA & PSTN ke PSTN:

Lokal Rp 73 Rp 73

SLJJ Rp 137 Rp 560

Internasional Rp 612 N.A.

PSTN ke Selular:

Lokal N.A. Rp 261

SLJJ N.A. Rp 380

Selular ke PSTN:

Lokal Rp 203 N.A.

SLJJ Rp 203 N.A.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan48

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 53: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

III. Pola Pemakaian BTEL membukukan Average Revenue Per User (ARPU) blended sekitar Rp 33.000 selama tahun 2009, atau lebih rendah 21,8% dibanding

Rp 42.000 di tahun sebelumnya. Hal ini terutama merupakan dampak dari pesatnya pertumbuhan Perseroan. Sejalan dengan bertambahnya pelanggan, persentase trafik ke sesama Esia dalam periode tersebut ikut bertambah pula dari 89,7% menjadi 91,8%. Dan karena tarif on net memang jauh lebih rendah dibanding antar operator, maka ARPU turut mengalami penurunan.

Pelanggan prabayar memiliki ARPU yang jauh lebih rendah dibanding pasca bayar. Hal ini dikarenakan hampir seluruh pelanggan prabayar berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah, yang mana tingkat penggunaan mereka lebih rendah dari pelanggan pasca bayar.

Ekspansi ke kota-kota baru juga sedikit memberikan kontribusi terhadap penurunan ARPU, dimana tingkat penggunaan para pelanggan baru di kota tersebut masih relatif rendah dibanding pelanggan di kota yang sudah lebih dulu dilayani Esia.

ARPU 2008 2009

Prabayar 42.000 33.000

Pasca bayar 137.000 110.000

Blended 42.000 33.000

Selama tahun 2009, BTEL mencatat 18,4 miliar outgoing minutes of usage (MoU) atau meningkat 46,0% dari 12,6 miliar menit di tahun sebelumnya.

Minutes of Usage 2008 2009

(dalam juta menit) 12.636 18.448

IV. Wilayah Layanan Di akhir 2009, layanan BTEL sudah mencakup 79 kota dibanding 55 kota di tahun sebelumnya. sebanyak 17 kota tersebut berada di

wilayah JBJB, dan selebihnya tersebar di berbagai wilayah lain di Indonesia. Tingkat populasi dan aktivitas ekonomi merupakan faktor penentu dalam pemilihan kota baru.

Wilayah Cakupan 2008 2009

Jumlah kota 55 79

JBJB 27% 22%

Non JBJB 73% 78%

Dalam rangka pengembangan wilayah layanan, BTEL terus menambah jaringan baru disamping memperkuat jaringan yang sudah ada. Selama tahun 2009, jumlah BTS bertambah sebanyak 905 menjadi 3.677. Sejalan dengan asset light strategy yang diterapkan Perseroan, sekitar 94% dari menara tempat BTS tersebut berada disewa dari operator menara.

BTS 2008 2009

Jumlah BTS 2.772 3.677

JBJB 57% 66%

Non JBJB 43% 34%

49Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 54: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tinjauan Keuangan

Pembahasan kinerja keuangan pada bagian ini mengacu pada Laporan Keuangan BTEL untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjiendradjaja & Handoko Tomo dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, yang disajikan dalam buku Laporan Tahunan ini.

Penerapan PSAK 30, yang juga diadopsi dari IFRS, membuat adanya reklasifikasi dan penyesuaian pada akun tertentu dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 terkait dengan biaya sewa menara kepada akun sewa pembiayaan. Berdasarkan standar akuntansi, sewa diklasifikasikan ke dalam sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi bukan bentuk kontrak. Aktiva sewa pembiayaan diakui jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aktiva.

I. Analisis Laba Rugi

Pendapatan Usaha Pendapatan usaha kotor Perseroan terutama berasal dari pendapatan jasa telekomunikasi dan pendapatan jasa interkoneksi.

Pendapatan jasa telekomunikasi sendiri berasal dari layanan prabayar produk Esia, Wifone dan EsiaTel serta layanan pasca bayar produk Esia, Wifone, EsiaTel dan Ratelindo.

Sedangkan pendapatan bersih operasi terdiri dari pendapatan kotor setelah dikurangi beban interkoneksi dan potongan, yang terdiri dari komisi penjualan yang dibayarkan kepada distributor dan agen penjualan, free talk time yang diberikan kepada pelanggan dan hasil skema pembagian pendapatan dengan penyedia konten.

Pendapatan Usaha(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

Prabayar:

Esia 2.278,5 2.943,5 29,2%

Wifone 53,8 50,3 -6,5%

Esiatel 3,2 1,6 -50,0%

Pasca bayar:

Esia 90,5 75,6 -16,5%

Wifone & Ratelindo Reguler 63,7 43,7 -31,4%

Esiatel & Ratelindo Wartel 14,2 3,2 -77,5%

Pendapatan Jasa Telekomunikasi 2.503,9 3.117,9 24,5%

Pendapatan interkoneksi 301,4 317,7 5,4%

Pendapatan Usaha Kotor 2.805,3 3.435,6 22,5%

Beban interkoneksi (284,4) (241,1) -15,2%

Potongan harga (318,7) (451,9) 41,8%

Pendapatan Usaha Bersih 2.202,2 2.742,6 24,5%

BTEL mencatat pertumbuhan pendapatan usaha kotor sebesar 22,5% menjadi Rp 3.435,6 miliar di akhir tahun 2009 dari Rp 2.805,3

miliar di akhir tahun 2008. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan jasa telekomunikasi sebesar 24,5% menjadi Rp 3.117,9 miliar dari Rp 2.503,9 miliar. Sebagian besar dari pendapatan tersebut berasal dari layanan prabayar Esia yang meningkat menjadi Rp 2.943,5 miliar pada tahun 2009 dari Rp 2.278,5 miliar di tahun sebelumnya.

Dalam periode yang sama, BTEL juga membukukan pendapatan interkoneksi bersih sebesar Rp 76,6 miliar atau naik lebih dari empat kali lipat dibanding Rp 17,1 miliar pada tahun 2008. Hal ini antara lain merupakan dampak dari perubahan perhitungan tarif interkoneksi yang diterapkan sejak April 2008 serta perubahan komposisi panggilan masuk dan keluar, seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan.

Potongan harga meningkat 41,8% menjadi Rp 451,9 miliar di tahun 2009 dari Rp 318,7 miliar di tahun sebelumnya. Hal ini terutama mencerminkan naiknya potongan harga kepada pelanggan ditambah dengan pemotongan pendapatan bagi hasil yang menjadi hak penyedia konten value added service (VAS), sejalan dengan kenaikan kontribusi VAS terhadap total pendapatan.

Dengan demikian, pendapatan usaha bersih juga tumbuh sebesar 24,5% menjadi Rp 2.742,6 miliar di tahun 2009 dari Rp 2.202,3 miliar dari tahun sebelumnya.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan50

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 55: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tabel berikut menunjukkan pendapatan jasa telekomunikasi berdasarkan jasa layanan yang disediakan.

Pendapatan Usaha Kotor(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

Percakapan 1.822,1 2.081,9 14,3%

SMS 357,0 610,8 71,1%

VAS, Data, Internet 209,4 311,4 48,7%

Non pemakaian pulsa 115,4 113,8 -1,4%

Jasa interkoneksi 301,4 317,7 5,4%

Jumlah 2.805,3 3.435,6 22,5%

% Terhadap Pendapatan Usaha Kotor 2008 2009

Percakapan 65,0% 60,6%

SMS 12,7% 17,8%

VAS, Data, Internet 7,5% 9,1%

Non pemakaian pulsa 4,1% 3,3%

Jasa interkoneksi 10,7% 9,2%

Jumlah 100,0% 100,0%

Pendapatan dari layanan suara meningkat sebesar 14,3% menjadi Rp 1.822,1 miliar pada tahun 2009 dari Rp 2.081,9 miliar di tahun sebelumnya dan tetap menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan BTEL. Namun demikian, proporsi pendapatan dari layanan suara terhadap pendapatan kotor Perseroan selama tahun 2009 menurun dari 65,0% menjadi 60,6%.

Pada saat yang sama, pendapatan dari layanan non suara seperti SMS serta VAS, data dan internet justru mengalami pertumbuhan yang signifikan masing-masing sebesar 71,1% dan 48,7%. Akibatnya persentase pendapatan kedua layanan tersebut terhadap total pendapatan juga meningkat masing-masing dari 12,7% menjadi 17,8% dan dari 7,5% menjadi 12,7%. Hal Ini sejalan dengan strategi Perseroan untuk meningkatkan kontribusi pendapatan dari layanan non suara, guna mengurangi ketergantungan dari pendapatan suara.

Beban Usaha Selama tahun 2009, BTEL mencatatkan beban usaha sebesar Rp 2.454,2 miliar atau 71,4% dari pendapatan kotor. Jumlah ini mencerminkan

kenaikan sebesar 34,6% dibanding posisi tahun sebelumnya yaitu Rp 1.823,7 miliar atau 65,0% dari pendapatan kotor. Walaupun demikian, menyusul berbagai upaya efisiensi yang dilakukan, BTEL berhasil menekan persentase beberapa komponen biaya operasi terhadap pendapatan kotor ke tingkat yang lebih rendah.

Beban penyusutan meliputi beban penyusutan atas peralatan jaringan BTEL dan aktiva tetap lainnya, termasuk beban instalasi dan beban konstruksi, sepanjang masa manfaat aktiva tetap tersebut. Beban penyusutan meningkat 126,5% menjadi Rp 979,2 miliar pada tahun 2009 dari Rp 432,4 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan tajam ini terutama hasil dari perluasan jaringan, khususnya di daerah JBJB. Jumlah tersebut termasuk reklasifikasi dari biaya sewa, terkait dengan penerapan PSAK 30. Kontribusi beban penyusutan terhadap pendapatan kotor juga meningkat dari 15,4% menjadi 28,5%.

Beban operasional dan pemeliharaan meliputi beban listrik, sewa, izin frekuensi, asuransi dan royalti ke Dirjen Pos dan Telekomunikasi. Sedangkan untuk beban pemeliharaan terutama meliputi beban pemeliharaan dan perbaikan jaringan. Beban operasi dan pemeliharaan berkurang 5,5% menjadi Rp 506,1 miliar pada tahun 2009 dari Rp 536,6 miliar di tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh beban sewa serta beban perawatan dan perbaikan yang lebih rendah setelah penerapan PSAK 30. Sehingga kontribusinya terhadap pendapatan kotor juga menurun dari 19,1% pada tahun 2009 menjadi 14,7% di tahun sebelumnya.

Beban umum dan administratif terdiri dari honorarium tenaga ahli, sewa gedung perkantoran, transportasi, listrik, telepon dan air, perlengkapan kantor dan pemeliharaan kantor. Beban umum dan administrasi meningkat sebesar 26,3% menjadi Rp 224,9 miliar pada tahun 2009 dari Rp 178,0 miliar di tahun sebelumnya. Peningkatan ini seiring dengan pertumbuhan pelanggan BTEL yang cepat. Bila dibandingkan dengan pendapatan kotor, persentasenya meningkat sedikit dari 6,3% menjadi 6,5%.

Beban karyawan terdiri dari beban gaji dan kesejahteraan karyawan, tunjangan kesehatan, tunjangan makan, dan pelatihan karyawan. Beban karyawan meningkat sebesar 20,7% menjadi Rp 291,0 miliar pada tahun 2009 dari Rp 241,0 miliar pada tahun sebelumnya karena perekrutan karyawan baru untuk mendukung ekspansi Perseroan dan penyesuaian kompensasi karyawan. Bila dibandingkan dengan pendapatan kotor, beban karyawan mengalami penurunan dari 8,6% di tahun 2009 menjadi 8,5% pada tahun sebelumnya.

Beban pemasaran dan penjualan meliputi beban iklan, promosi dan pameran. Beban penjualan & pemasaran meningkat sebesar 6,5% menjadi Rp 451,5 miliar pada tahun 2009 dari Rp 423,9 miliar pada tahun sebelumnya. Meskipun BTEL banyak memasang iklan dan

51Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 56: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

melakukan kegiatan promosi, terutama di daerah baru, Perseroan berhasil melakukan efisiensi biaya. Ditinjau dari persentase terhadap pendapatan kotor, beban pemasaran dan penjualan turun dari 15,1% pada tahun 2009 menjadi 13,1% pada tahun sebelumnya.

Beban Operasional(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

Beban penyusutan 432,4 979,2 126,5%

Beban operasi dan pemeliharaan 536,6 506,1 -5,7%

Beban umum dan administrasi 178,0 224,9 26,3%

Beban karyawan 241,0 291,0 20,7%

Beban penjualan dan pemasaran 423,9 451,5 6,5%

Beban operasional lain-lain 11,8 1,4 -87,7%

Beban Operasional 1.823,7 2.454,2 34,6%

% Terhadap Pendapatan Usaha Kotor 2008 2009

Beban penyusutan 15,4% 28,5%

Beban operasi dan pemeliharaan 19,1% 14,7%

Beban umum dan administrasi 6,3% 6,5%

Beban karyawan 8,6% 8,5%

Beban penjualan dan pemasaran 15,1% 13,1%

Beban operasional lain-lain 0,4% 0,0%

Beban Operasional 65,0% 71,4%

EBITDA BTEL membukukan EBITDA sebesar Rp 1.269,1 miliar untuk tahun 2009 atau 54,2% lebih tinggi dibandingkan Rp 822,8 miliar di

tahun 2008. Kenaikan tersebut antara lain berasal dari penerapan PSAK 30. Akibatnya, marjin EBITDA turut meningkat dengan cukup signifikan dari 29,3% di tahun 2008 menjadi 36,9% di tahun 2009.

EBITDA(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

EBITDA 822,8 1.269,1 54,2%

EBITDA / Pendapatan usaha kotor 29,3% 36,9%

Laba Usaha Laba usaha mengalami penurunan 23,8% menjadi Rp 288,4 miliar di tahun 2009 dari Rp 378,6 miliar di tahun 2008. Penurunan ini terutama

disebabkan oleh beban usaha yang tumbuh lebih tinggi dari pendapatan usaha, seiring dengan perluasan cakupan jaringan untuk mendukung pertambahan kota layanan. Dengan demikian marjin laba usaha juga turun dari 13,5% di tahun 2008 menjadi 8,4% di tahun 2009.

Laba Usaha(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

Laba Usaha 378,6 288,4 -23,8%

Laba Usaha / Pendapatan usaha kotor 13,5% 8,4%

Pendapatan/Beban Lainnya Beban lain-lain bersih mengalami penurunan sebesar 28,9% menjadi Rp 142,7 miliar di tahun 2009 dari Rp 200,6 miliar di tahun 2008.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya laba selisih kurs bersih sebesar Rp 97,9 miliar dibanding rugi selisih kurs bersih sebesar Rp 44,5 miliar di tahun sebelumnya. Di sisi lain beban keuangan bersih meningkat sebesar 67,3% menjadi Rp 220,4 miliar di tahun 2009 dari Rp 131,8 miliar di tahun sebelumnya.

Penghasilan (Beban) Lain-lain(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

Beban keuangan - bersih (131,8) (220,4) 67,3%

Laba (rugi) selisih kurs - bersih (44,5) 97,9 n/a

Penyisihan piutang ragu-ragu (12,5) (10,6) -15,1%

Amortisasi laba ditangguhkan - 5,6 n/a

Lain-lain - bersih (11,8) (15,2) 28,1%

Beban lain-lain - bersih (200,6) (142,7) -28,9%

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan52

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 57: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Laba Sebelum Pajak Laba sebelum pajak turun 18,2% menjadi Rp 145,7 miliar di tahun 2009 dari Rp 178,1 miliar di tahun 2008. Dalam periode yang sama,

beban pajak tangguhan naik 14,8% menjadi Rp 47,3 miliar di tahun 2009 dari Rp 41,2 miliar di tahun 2008 yang mana sebagian besar berasal dari transaksi tower sale & leaseback.

Laba Bersih BTEL membukukan laba bersih sebesar Rp 98,4 miliar pada akhir tahun 2009 atau turun 28,0% dari Rp 136,8 miliar di tahun sebelumnya.

Angka tersebut mencerminkan marjin laba bersih sebesar 2,9% di tahun 2009, lebih rendah dibanding 4,9% di tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan beban usaha serta beban pembiayaan, seiring dengan ekspansi jaringan dan penerapan PSAK 30.

Laba Bersih(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

Laba Bersih 136,8 98,4 -28,0%

Laba bersih / Pendapatan usaha kotor 4,9% 2,9%

II. Analisa Neraca

Aktiva Total aktiva mencapai Rp 11.436,3 miliar pada akhir tahun 2009 atau 33,8% lebih tinggi dibandingkan Rp 8.546,0 miliar di tahun sebelumnya.

Neraca(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

Kas dan setara kas 501,6 715,7 42,7%

Aktiva lancar lainnya 1.806,7 1.016,1 -43,8%

Jumlah Aktiva Lancar 2.308,3 1.731,8 -25,0%

Aktiva tetap - kepemilikan langsung 5.303,3 6.408,3 20,8%

Aktiva tetap - kepemilikan tidak langsung - 2.906,4 n/a

Aktiva tidak lancar lainnya 934,4 389,8 -58,3%

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 6.237,7 9.704,5 55,6%

Jumlah Aktiva 8.546,0 11.436,3 33,8%

Aktiva lancar turun sebesar 25,0% menjadi Rp 1.731,8 miliar di tahun 2009 dari Rp 2.308,3 miliar di tahun 2008. Penurunan ini terutama diakibatkan oleh berkurangnya investasi jangka pendek sebesar 48,5% menjadi Rp 557,8 miliar di tahun 2009 dari Rp 1.083,0 miliar di tahun 2008 karena digunakan untuk membiayai belanja modal pada tahun tersebut. Di sisi lain, kas dan setara kas mengalami peningkatan sebesar 42,7% menjadi Rp 715,7 miliar di tahun 2009, didorong peningkatan kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi ditambah dengan pinjaman jangka pendek baru dari Credit Suisse.

Pada periode yang sama, aktiva tidak lancar meningkat pesat sebesar 55,6% menjadi Rp 9.704,5 miliar dari Rp 6.237,7 miliar, dipicu oleh peningkatan aktiva tetap sebesar 75,6% menjadi Rp 9.314,7 miliar di tahun 2009 dari Rp 5.303,3 miliar di tahun sebelumnya. Kenaikan ini berasal dari penambahan aktiva tetap dengan kepemilikan tidak langsung melalui sewa guna usaha senilai Rp 2.906,4 miliar di tahun 2009 ke dalam total aktiva tetap, menyusul penerapan PSAK 30.

Kewajiban Jumlah kewajiban meningkat sebesar 84,7% menjadi Rp 6.399,3 miliar di tahun 2009 dari Rp 3.463,9 miliar tahun 2008.

Neraca(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

Pinjaman bank jangka pendek - 235,0 n/a

Kewajiban lancar lainnya 1.067,5 1.533,8 43,7%

Hutang sewa pembiayaan - 293,2 n/a

Jumlah Kewajiban Lancar 1.067,5 2.062,0 93,2%

Kewajiban jangka panjang 2.279,1 1.713,2 -24,8%

Kewajiban tidak lancar lainnya 117,4 284,9 142,8%

Hutang sewa pembiayaan - 2.339,3 n/a

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 2.396,4 4.337,4 81,0%

Jumlah Kewajiban 3.463,9 6.399,3 33,8%

53Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 58: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Kewajiban lancar naik sebesar 93,2% menjadi Rp 2.062,0 miliar di tahun 2009 dari Rp 1.067,5 miliar di tahun 2008. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh adanya hutang jangka pendek baru sebesar Rp 235,0 miliar ditambah dengan bagian sewa pembiayaan yang jatuh tempo di tahun 2009 sebesar Rp 293,2 miliar akibat penerapan PSAK 30. Sejalan dengan pertumbuhan usaha, hutang usaha juga meningkat sebesar 80,4% menjadi Rp 947,0 miliar di tahun 2009 dari Rp 522,9 miliar di tahun sebelumnya.

Kewajiban tidak lancar meningkat 81,0% menjadi Rp 4.337,4 miliar di tahun 2009 dari Rp 2.396,4 miliar di tahun 2008, dimana Rp 2.339,3 miliar diantaranya merupakan hutang sewa pembiayaan yang dibukukan sejalan dengan penerapan PSAK 30.

Per 31 Desember 2009, total hutang jangka pendek serta jangka panjang, termasuk kewajiban sewa guna usaha Perseroan berjumlah Rp 4.882,5 miliar, yang mana kebanyakan berada dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

Hutang(dalam miliar Rupiah)

2008 2009 Perubahan

Pinjaman bank jangka pendek - 235,0 n/a

Pinjaman bank jangka panjang 1.589,7 1.308,0 -17,7%

Hutang obligasi 644,7 646,1 0,2%

Vendor financing 220,0 60,9 -72,3%

Hutang sewa pembiayaan - 2.632,4 n/a

Total 2.454,3 4.882,5 98,9%

- US$ 145,0 juta merupakan fasilitas kredit yang diatur oleh Credit Suisse dan jatuh tempo pada tahun 2012. Pokok pinjaman tersebut sepenuhnya di lindung nilai (hedge).

- US$ 25,0 juta merupakan pinjaman bank jangka pendek dari Credit Suisse. - Rp 650,0 miliar berasal dari hasil Obligasi Rupiah BTEL yang jatuh tempo tahun 2012.

Nama Obligasi Pemeringkat Peringkat Tanggal Peringkat

Obligasi Rupiah BTEL I Pefindo idA- Stable Outlook 1 Juli 2009

- Sekitar US$ 6,5 juta atau setara dengan Rp 60,9 miliar merupakan fasilitas pembiayaan vendor dari Huawei Tech. Investment Co Ltd. - Rp 2.632,4 miliar merupakan kewajiban sewa pembiayaan, seiring dengan penerapan PSAK 30.

Ekuitas Jumlah ekuitas pada akhir tahun 2009 adalah sebesar Rp 5.036,9 miliar, relatif sama bila dibandingkan dengan Rp 5.082,1 miliar di

tahun sebelumnya.

III. Analisa Arus Kas

Arus kas dari aktivitas operasi Jumlah kas bersih yang diterima dari kegiatan operasi adalah kas yang diterima dari pelanggan, setelah dikurangi dengan pembayaran

untuk supplier, beban usaha, serta kas masuk maupun keluar sehubungan dengan pendapatan dan beban bunga dan pajak

Per 31 Desember 2009, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp 1.143,1 miliar, lebih tinggi 90,5% dari Rp 600,1 miliar pada tahun sebelumnya. Ini mencerminkan peningkatan penerimaan kas dari aktivitas operasi sebesar 39,7% menjadi Rp 1.440,9 triliun, seiring dengan pertumbuhan pelanggan selama periode berjalan.

Arus kas dari aktivitas investasi Jumlah kas yang dipergunakan untuk kegiatan investasi pada umumnya adalah kas yang dipergunakan untuk pembayaran atas pembelian

dan pemasangan alat-alat sehubungan dengan pengembangan kapasitas dan kualitas dari jaringan Perseroan

Per 31 Desember 2009, kas bersih yang digunakan untuk investasi tercatat sebesar Rp 531,3 miliar, menurun signifikan sebesar 84,4% dibanding Rp 3.408,2 miliar di tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan karena pada tahun 2009, Perseroan menerima hasil dari penjualan aktiva tetap sebesar Rp 390,0 miliar ditambah dengan penarikan investasi jangka pendek sebesar Rp 521,8 miliar guna membiayai belanja modal.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan54

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 59: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Arus kas dari aktivitas pendanaan Jumlah kas yang diperoleh dari dan digunakan untuk kegiatan pendanaan adalah kas yang berasal dari penerbitan saham baru dan hasil konversi

waran serta kas yang berasal dari penerbitan obligasi dan penerimaan dari hutang bank jangka panjang dan kas yang digunakan untuk pembayaran pokok atas pinjaman bank.

Per 31 Desember 2009, kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan adalah sebesar Rp 397,8 miliar, yang sebagian besar merupakan pembayaran sewa pembiayaan senilai Rp 662,8 miliar. Hal ini sangat berbeda dengan tahun 2008 ketika Perseroan justru menerima hasil dana dari penawaran umum terbatas I sebesar Rp 2.938,4 miliar.

Laporan Arus Kas(dalam miliar Rupiah) 2008 2009 Perubahan

Kas bersih diperoleh dari kegiatan operasi 600,1 1.143,1 90,5%

Kas bersih digunakan untuk kegiatan investasi (3.408,2) (531,3) -84,4%

Arus kas bebas (2.808,1) 611,8 -121,8%

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) pendanaan 3.014,1 (397,8) -113,2%

Kenaikan bersih kas dan setara kas 206,0 214,0 3,9%

Kas dan setara kas awal tahun 295,7 501,6 69,7%

Kas dan setara kas akhir tahun 501,6 715,7 42,7%

IV. Belanja Modal Selama tahun 2009, BTEL melakukan belanja modal sekitar US$ 189,3 juta atau setara dengan Rp 1,8 triliun bila menggunakan kurs tengah

Bank Indonesia per 31 Desember 2009 yaitu Rp 9.400 per US$. Posisi ini lebih rendah dibanding US$ 221,8 juta (setara dengan Rp 2,4 triliun, menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2008 senilai Rp 10.950 per US$). Lebih dari separuh belanja modal digunakan untuk perluasan jaringan sementara sisanya digunakan untuk pengembangan berbagai sarana dan prasarana penunjang lainnya. Adapun sebagai sumber dananya, sekitar 60% berasal dari hasil rights issue di tahun 2008 dan 40% lainnya dari vendor financing dan kas internal Perseroan.

55Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 60: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Informasi Penting Tambahan

I. Perubahan Kebijakan Akuntansi Perseroan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” (“PSAK 30 Revisi”). Menurut PSAK 30 Revisi, sewa yang mengalihkan secara substansial

semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga berkala yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan pada laporan laba rugi.

Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Dalam hal transaksi sale & leaseback merupakan sewa pembiayaan maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa. Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan asset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Berkaitan dengan laporan keuangan 2009 BTEL, Perseroan telah menerapkan PSAK No. 30 (direvisi tahun 2007) pada pos “sewa guna”. Dengan demikian semua sewa guna (lease) yang mengalihkan secara signifikan segala risiko dan manfaat yang berkaitan dengan barang yang disewa guna tersebut kepada sang lessee harus diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan (financial lease).

Sebagai akibat dari diterapkannya PSAK 30 yang telah direvisi untuk laporan keuangan 2009 BTEL, maka biaya sewa menara BTS telah berubah dari biaya sewa menjadi biaya depresiasi dan biaya bunga. Perubahan ini tidak diterapkan mundur pada laporan keuangan tahun 2007 dan 2008. Dengan demikian, laporan keuangan 2009 tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan laporan keuangan sebelumnya.

II. Transaksi Dengan Pihak Yang Memiliki Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usaha yang normal, BTEL melakukan transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa. Sifat dan hubungan transaksi dengan

pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Hubungan Sifat

PT Bakrie & Brothers Tbk pemegang saham hutang usaha

PT Bakrie Communications pemegang saham jasa

PT Multi Kontrol Nusantara afiliasi jasa

PT Bakrie Swasakti Utama afiliasi sewa

Perhimpunan Penghuni ATR afiliasi jasa

PT Catur Swasakti Utama afiliasi sewa

PT Dinamika Nusantara Bestari afiliasi sewa

PT Cakrawala Andalas Televisi afiliasi jasa

PT Bakrie Pesona Rasuna afiliasi jasa

PT Bakrie Corrugated Metal Industry afiliasi jasa

PT Rasuna Caturtama Corporation afiliasi jasa

Penjualan Jasa BTEL memberikan beberapa layanan telekomunikasi kepada PT Bakrie Swasakti Utama, PT Catur Swasakti Utama dan PT Bakrie

Communications. BTEL memperoleh penghasilan dari jasa-jasanya kepada pihak dengan hubungan istimewa tersebut sejumlah masing-masing Rp 0,2 miliar pada 2008 dan 2009.

Sewa BTEL menyewa ruangan kantor di Wisma Bakrie dari PT Bakrie Swasakti Utama, jumlah sewa tersebut mencapai Rp 4,6 miliar untuk 2008 dan

Rp 5,0 miliar untuk 2009.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan56

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 61: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Kewajiban Lancar/Dagang BTEL telah melakukan kontrak dengan PT Multi Kontrol Nusantara untuk pemasangan antena pada 38 lokasi di daerah JBJB. BTEL juga telah

melakukan beberapa transaksi seperti yang telah diuraikan pada catatan 15 dan 32 di catatan pada laporan keuangan dengan Perhimpunan Penghuni ATR, PT Bakrie & Brothers Tbk, PT Cakrawala Andalas Televisi, PT Bakrie Swasakti Utama, PT Dinamika Nusantara Bestari, PT Rasuna Caturtama Corporation, PT Bakrie Pesona Rasuna and PT Bakrie Corrugated Metal Industry. Jumlah kewajiban lancar/dagang mencapai Rp 1,9 miliar pada 31 Desember 2008 dan Rp 2,0 miliar pada 31 Desember 2009.

III. Kejadian Luar Biasa Tidak ada kejadian luar biasa yang perlu dilaporkan selama 2009.

IV. Kebijakan Dividen Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, pembayaran dividen harus disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS tahunan

berdasarkan usulan dari Direksi.

Pembayaran dividen kas direncanakan sebesar 15% sampai dengan 25% atas laba bersih setelah pajak, dimana pelaksanaannya akan dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat kesehatan keuangan, tingkat kecukupan modal serta kebutuhan dana untuk ekspansi usaha lebih lanjut.

Dengan mempertimbangkan dan memperhatikan tingkat kesehatan keuangan, tingkat kecukupan modal serta kebutuhan dana untuk ekspansi usaha lebih lanjut BTEL belum membagikan dividen kepada para pemegang saham disebabkan oleh akumulasi saldo laba ditahan BTEL yang masih mengalami defisit.

V. Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Terbatas I Pada tanggal 14 Pebruari 2008, Perseroan memperoleh surat pernyataan efektif dari Bapepam atas Rights Issue I. Melalui Rights Issue I pada

tanggal 29 Pebruari 2008, BTEL menerbitkan 8.638.079.352 saham dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham yang ditawarkan dengan harga Rp 350 per saham. Sampai bulan Desember 2009, dana yang didapat setelah dikurangi dengan biaya emisi, telah dialokasikan sebagai berikut:

Alokasi Penggunaan Dana Menurut Prospektus(dalam miliar Rupiah) Rencana Realisasi

Pengembangan jaringan telekomunikasi 1.736.466 1.736.466

Penambahan jaringan backbone 500.338 500.338

Pengembangan peralatan perangkat penunjang telekomunikasi 706.359 706.359

Jumlah 2.943.163 2.943.163

VI. Pengendalian Nilai Tukar Saat ini, Indonesia hanya menerapkan kontrol terbatas pada valuta asing. Rupiah pada dasarnya bebas diperdagangkan. Meskipun demikian,

untuk menjaga stabilitas Rupiah dan mencegah aksi spekulasi oleh pihak asing, Bank Indonesia telah menerapkan peraturan No. 7/14/PBI/2005 yang dapat diuraikan sebagai berikut:

- Membatasi pergerakan Rupiah antara bank di dalam negeri kepada bank di luar negeri atau cabang luar negeri dari bank yang dimaksud tanpa alasan perdagangan atau investasi yang jelas.

- Bank Indonesia juga memiliki otoritas untuk mendapatkan semua informasi dan data mengenai kegiatan valas dari semua orang dan badan hukum yang berada di Indonesia atau berencana menetap di Indonesia untuk jangka waktu setahun.

- Bank Indonesia juga mengharuskan bank dan perusahaan yang beraset total atau pendapatan bruto tahunan paling sedikit Rp 100 miliar untuk melaporkan semua kegiatan valas mereka jika aktivitas tersebut tidak dilakukan melalui suatu bank atau lembaga keuangan bukan bank di Indonesia. Transaksi yang harus dilaporkan termasuk penerimaan dan pembayaran dana melalui akun di luar negeri.

57Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 62: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

VII. Perjanjian yang signifikan Berikut dijabarkan secara umum perjanjian dan ikatan signifikan yang telah dilakukan BTEL. Secara lengkap, uraiannya ada pada catatan atas

laporan keuangan 2009 nota nomor 39.

Pihak-pihak yang memiliki perjanjian dan ikatan tersebut adalah sebagai berikut:

Pihak ketiga: - PT Huawei Tech. Investment (Huawei) - PT Indosat Tbk. - PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. - PT Excelcomindo Pratama Tbk. - PT Telekomunikasi Selular - PT Komuniksi Selular Indonesia dan PT Metro Selular Nusantara - PT Hutchinson CP Telecommunications - PT Smart Telecom - PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia - Nortel Networks Singapore Pte. Ltd. - Ceragon Networks Inc. - Perjanjian Konsorsium, Konstruksi dan Pemeliharaan Palapa Ring - PT Mora Telematika Indonesia - PT Cipta Inti Perkasa

Pihak hubungan istimewa: - PT Multi Kontrol Nusantara - PT Bakrie Swasakti Utama

VIII. Kontinjensi Pada Tanggal 18 Juni 2008, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) mengeluarkan keputusan No. 26/KPPU-L/2007 agar Perusahaan

membayar denda sebesar Rp 4.000.000.000 kepada Kas Negara atas pelanggaran Pasal 5 UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Perusahaan mengajukan keberatan atas keputusan KPPU pada tanggal 23 Juli 2008 kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kasus ini masih belum dapat diselesaikan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan.

IX. Perubahan Undang-Undang Pemerintah telah mengajukan suatu peraturan baru yang mungkin berdampak pada usaha BTEL, yaitu konvergensi dari telekomunikasi dan

penyiaran, jaringan virtual mobile dan teknologi baru (termasuk Next Generation Network). Cakupan dan kapan berlakunya peraturan ini belum jelas, namun dapat mempengaruhi operasional usaha, arus kas, keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan.

X. Peristiwa Penting Setelah Tanggal Neraca Tidak ada peristiwa penting yang material setelah tanggal neraca.

XI. Informasi Penting Lainnya Berdasarkan RUPSLB pada tanggal 16 Desember 2008, seperti yang tertuang dalam Akta Notaris No. 27 oleh Notaris Agus Madjid S.H. di

Jakarta. Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham menyetujui rencana untuk menjual 543 menara telekomunikasi (BTS) dan fasilitas pendukungnya.

Perseroan memutuskan untuk fokus dalam menjalankan usahanya sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi dan jaringan serta merencanakan untuk memindahkan pengelolaan menara telekomunikasi kepada tenaga ahli pihak ketiga pada tahun 2009. Untuk melaksanakan transaksi penjualan menara BTS, Perseroan diminta untuk memperoleh persetujuan atau menyerahkan pernyataan tertulis kepada kreditur.

Pada tanggal 14 Mei 2009, Perseroan menandatangani perjanjian jual beli dengan PT Solusi Tunas Pratama untuk penjualan 543 menara BTS dan fasilitas pendukungnya. Proses penyerahan aset tersebut akan dilakukan dalam 4 tahap. Per tanggal 30 September 2009, Perseroan telah menyerahkan seluruh menara BTS (543 BTS) dan fasilitas pendukungnya.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan58

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 63: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Pengembangan Bisnis

Akses Nirkabel Pita Lebar

Dengan semakin ketatnya persaingan industri telekomunikasi Indonesia terutama untuk layanan suara dan SMS, maka layanan akses data dan internet akan menjadi salah satu kunci pertumbuhan di masa depan. Untuk itu, BTEL saat ini tengah mempersiapkan layanan broadband wireless access (BWA) atau akses nirkabel pita lebar yang sedianya akan diluncurkan secara bertahap di beberapa kota besar. Adapun teknologi yang akan digunakan adalah evolution data optimized (EV-DO) yang merupakan teknologi lanjutan dari CDMA 2000 – 1X yang dimiliki Perseroan saat ini, dimana upgrade yang akan dilakukan akan mencakup software maupun hardware.

Penyediaan layanan BWA ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan konsumen akan teknologi yang memiliki kecepatan upload dan download yang lebih tinggi dari sekarang. Dengan melihat penetrasi pengguna internet di tanah air yang masih terbilang rendah saat ini, yaitu sekitar 16% dari total penduduk atau kira-kira 38 juta jiwa, maka Perseroan melihat prospek yang masih sangat bagus di layanan ini. BTEL percaya bahwa tidak terlalu lama lagi, pendapatan dari BWA sudah bisa memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi Perseroan.

Utilisasi Jaringan Untuk Solusi Korporasi

Melihat besarnya kapasitas yang belum terpakai pada jaringan yang ada saat ini, serta didukung dengan izin penyelenggaraan yang sudah dimiliki, maka BTEL berinisiatif untuk meningkatkan utilisasi jaringan dengan menyediakan layanan dengan kapasitas bandwidth besar untuk pelanggan korporasi. Layanan ini diharapkan dapat menjadi sumber pemasukan baru yang pasti bagi Perseroan.

Layanan yang disediakan mencakup jasa akses data berkecepatan tinggi dan jaringan komunikasi dedicated private line yang bisa digunakan untuk video conference. Perseroan melihat bahwa kebutuhan untuk akses data dedicated saat ini sangat penting bagi pelanggan korporasi, khususnya untuk menghubungkan beberapa local area network (LAN), seperti antara kantor pusat ke kantor cabang. Bentuk komunikasi permanen biasanya digunakan untuk pelanggan yang menggunakan akses data real time dan online selama 24 jam.

59Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Page 64: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan66

Laporan Kesinambungan• Tata Kelola Perusahaan

• Laporan Komite Audit

• Laporan Komite Manajemen Risiko

• Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi

• Sistem Pengendalian

• Manajemen Risiko

• Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Page 65: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PopRock

Jazz Classic

Ekspresikan musikmu bersama artis favoritmu dengan esia music box.

Page 66: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)

Prinsip-Prinsip Dasar

Sebagai suatu perusahaan dan organisasi yang mapan, BTEL mengembangkan pembentukan prinsip dasar dan landasan konsep Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) secara internal untuk:1. Mengoptimalkan nilai perusahaan melalui penerapan maksimal prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta

kewajaran dan kesetaraan agar perusahaan mempunyai daya saing kuat baik secara nasional maupun regional;2. Mendukung pengelolaan perusahaan secara bersih, transparan dan profesional serta memberdayakan fungsi dan kemandirian masing-

masing organ BTEL, yaitu Dewan Komisaris, Direksi, Rapat Umum Pemegang Saham dan Karyawan;3. Mendorong agar pengelolaan perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral integritas

yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.4. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial BTEL terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, terutama di sekitar wilayah

operasi Perseroan.

Sedangkan dari sisi eksternal, penerapan GCG di BTEL dapat dilihat dari kerangka hukum yang menjadi landasan pemikiran dalam penerapannya, yaitu:

Laporan Kesinambungan

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan62

Badan Usaha

• UU No. 40/2007 ttg Perseroan Terbatas• UU No. 8/1995 ttg Pasar Modal• UU No. 8/1997 ttg Dokumen Perusahaan• AD Perusahaan

Operasional

• UU No. 13/2003 ttg Ketenaga-kerjaan• UU No. 23/1997 ttg Lingkungan Hidup• UU No. 8/1999 ttg Perlindungan Konsumen• UU No. 5/1999 ttg Larangan Praktik Monopoli dan

Persaingan Usaha tidak sehat• UU Operasional, mis. UU No. 36/1999 ttg Telekomunikasi

Penerapan GCG

• UU No. 7/2006 ttg Pengesahan United Nation Convention Against Corruption• UU No. 28/1999 ttg Penyelenggaraan Negara yang Bebas KKN• UU No. 31/1999 dan UU No. 20/2001 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi• Peraturan-peraturan Bapepam

PT Bakrie Telecom Tbk.

Page 67: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Pendekatan yang berkesinambungan terhadap kepatuhan dan penerapan prinsip serta praktik tata kelola perusahaan yang baik sudah sangat diyakini oleh segenap Direksi dan Dewan Komisaris BTEL. Kedua Dewan tersebut senantiasa menjadi bagian dari budaya etika dan integritas Perseroan dalam menjalankan kegiatan bisnis yang bertanggung jawab. Sebagai upaya untuk membentuk budaya etis dan penuh integritas, maka suatu konsep penerapan GCG di BTEL telah diterapkan. Skema dari konsep penerapan GCG yang menggunakan logical framework untuk membangun GCG adalah seperti yang ditunjukan pada gambar berikut:

1. Pakta Integritas (PI) PI merupakan pernyataan/janji pimpinan dan karyawan tentang komitmen untuk melaksanakan segala tugas, kewajiban dan tanggung

jawab yang diberikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan berlaku di perusahaan. Komitmen tersebut ditunjukkan BTEL dengan telah ditandatanganinya Piagam Pakta Integritas sejak 1 Agustus 2006 dan dilanjutkan dengan penyusunan Modul PI PT Bakrie Telekom, Tbk. yang merupakan kumpulan aturan pelaksanaan yang rinci, meliputi segala aspek yang diperlukan dalam rangka melaksanakan PI secara benar dan efektif di lingkungan PT Bakrie Telekom Tbk., menuju perwujudan perusahaan sebagai suatu lingkungan integritas yang efektif di Indonesia.

2. Corporate Governance (CG) Secara umum corporate governance atau tata kelola perusahaan didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ

Perseroan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Perseroan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Baik dalam konteks CG disini adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi persyaratan, menunjukkan kepatutan dan keteraturan operasional perusahaan sesuai dengan konsep CG. Untuk memastikan tercapainya tata kelola perusahaan yang baik (GCG), BTEL menggunakan lima prinsip dasar, yaitu: Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas , Independensi dan Kewajaran.

3. Code of Conduct (CoC) Aturan berperilaku yang diterapkan BTEL mencakup kewajiban dan larangan yang mengatur hubungan kerja baik secara hubungan internal

antar pimpinan dengan pimpinan, pimpinan dengan karyawan, karyawan dengan karyawan dan hubungan eksternal antara perusahaan dengan pihak eksternal.

4. Financial-Operational Integrated System (FOIS) FOIS dalam logical framework penerapan BTP di BTEL memiliki fungsi menterjemahkan prinsip-prinsip GCG dan CoC kedalam tindakan

nyata dengan menitikberatkan pengecekan secara detil dan simetris antara kegiatan operasional di lapangan dengan aspek keuangannya baik dalam anggaran, penggunaan dan pencatatannya. Kegunaan FOIS adalah mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang bersifat koruptif baik yang dilakukan oleh orang dalam, maupun bekerja sana dengan pihak luar. Ada dua hal yang diperhatikan dalam penerapan FOIS, yaitu: Aktualisasi kebijakan, aturan dan SOP di operasional perusahaan yang sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah tetapkan; dan sistem pengawasan dari aspek keuangan dan operasional secara terpadu.

Pada tingkatan operasional, BTEL memiliki berbagai kebijakan dan aturan seperti batasan kewenanangan (BTEL-Approval Authority), Manual Mutu BTEL QMS, Pedoman dan Prosedur di Unit-unit Kerja dan petunjuk pelaksanaan yang membantu karyawan bekerja dan beraktifitas sesuai dengan koridor dan aturan yang telah ditetapkan sehingga kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi dapat dihindari semaksimal mungkin.

Untuk sistem pengawasan secara terpadu dalam aspek keuangan dan operasional, BTEL memiliki Risk Management, Corporate Internal Audit dan Quality Audit yang mengemban tugas yang sangat penting untuk mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin muncul, melakukan investigasi terhadap potensi kecurangan dan menganalisis ketidaksesuaian yang bisa muncul dan memberikan rekomendasi pemecahan masalah yang diperlukan.

Laporan Kesinambungan

63Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

PAKTA INTEGRITAS

CODE OF CONDUCT

FOIS

CORPORATE GOVERNANCEStruktur mengenai rambu-rambu

bagaimana tekad dan komitmen itu dilaksanakan

Pernyataan tekad & komitmen untuk melaksanakan segala pekerjaan dan tanggung jawab sesuai ketentuan

yang berlaku

Aturan dalam berperilaku secara benar, etis, jujur dan bertanggung jawab

Sistem Keuangan Operasional terpadu yang secara otomatis mendeteksi

pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di berbagai unit di perusahaan

Page 68: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Salah satu acuan konsep GCG adalah prinsip TARIF (Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, Fairness). Uraian dari TARIF adalah sebagai berikut:

– Transparansi (Transparency)

Prinsip Dasar Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, BTEL menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. BTEL mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

Pokok-Pokok Pelaksanaan 1. BTEL menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh

pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. 2. Informasi yang diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi BTEL, kondisi keuangan, susunan

dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh Direksi dan Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam BTEL dan perseroan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi BTEL.

3. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh BTEL tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.

4. Kebijakan BTEL dibuat secara tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan

– Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip Dasar BTEL harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu BTEL dikelola secara benar, terukur dan

sesuai dengan kepentingan BTEL dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

Pokok-Pokok Pelaksanaan 1. BTEL menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ BTEL dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan

visi, misi, nilai-nilai BTEL (corporate values), dan strategi BTEL. 2. BTEL meyakini bahwa semua organ BTEL dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan

perannya dalam pelaksanaan GCG. 3. Dewan Komisaris dan Direksi memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan BTEL. 4. BTEL memiliki ukuran kinerja untuk korporat, satuan kerja, dan individu, termasuk Dewan Komisaris dan anggota Direksi, yang konsisten

dengan sasaran usaha BTEL, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system) yang efektif. 5. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ BTEL dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan

pedoman berperilaku (code of conduct) yang ditetapkan secara bersama-sama oleh Dewan Komisaris dan Direksi.

– Responsibilitas (Responsibility)

Prinsip Dasar BTEL mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga

dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

Pokok-Pokok Pelaksanaan 1. Organ BTEL berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran

dasar, peraturan dan kebijakan internal, serta standar etika BTEL. 2. BTEL melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di

sekitar BTEL dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan64

Laporan Kesinambungan

Page 69: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

– Independensi (Independency)

Prinsip Dasar Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, BTEL dikelola secara independen sehingga masing-masing organ BTEL tidak saling mendominasi

dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Pokok-Pokok Pelaksanaan 1. Masing-masing organ BTEL menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu,

bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.

2. Masing-masing organ BTEL melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.

– Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Prinsip Dasar Dalam melaksanakan kegiatannya, BTEL senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya

berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Pokok-Pokok Pelaksanaan 1. BTEL memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi

kepentingan BTEL serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing.

2. BTEL memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada BTEL.

3. BTEL memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan dasar tingkah laku atau filosofi yang digunakan oleh seluruh karyawan BTEL dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehingga dengan berpedoman pada etika bisnis maka akan terbentuk perusahaan yang bersih.

Konsep etika bisnis di BTEL adalah bagaimana unsur-unsur yang ada di BTEL yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu dan perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis atau menjalankan bisnis berlaku secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak bergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Prinsip yang digunakan dalam etika bisnis adalah:

1. Prinsip Otonomi Adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang

dianggapnya lebih baik untuk dilakukan. Orang yang otonom tahu apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.

2. Prinsip Kejujuran Terbagi menjadi tiga bagian: kejujuran dalam syarat perjanjian dan kontrak, kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu yang

sebanding dengan harga dan kejujuran dalam hubungan kerja internal dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip Keadilan Menuntut adanya perlakuan yang sama pada setiap individu sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.

4. Prinsip Saling Menguntungkan. Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip

ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution.

5. Prinsip Integritas Moral Dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya

atau nama perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan.

65Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 70: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Konsep Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi

Konsep dan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi GCG di BTEL terangkum dalam roadmap implementasi GCG di BTEL seperti ditunjukan pada gambar berikut:

Roadmap Implementasi GCG di BTEL

Keterangan: - Periode 2008-2009: GCG (Good Corporate Governance): Memenuhi ketentuan dan peraturan (mandatory maupun voluntary) dalam tata

kelola perusahaan.- Periode 2010-2011: GGC (Good Governance Compliance): Dapat mengendalikan operasi bisnis terutama aspek risiko usaha secara efektif.- Periode setelah 2011: GCC (Good Corporate Citizen): Menjadi warga industri maupun masyarakat sosial yang memiliki etika dan

bertanggung jawab.

Dalam pelaksanaannya, sampai akhir tahun 2009, BTEL telah berhasil membuat serta menerapkan:1. Pedoman Pelaksanaan Komite Audit (Audit Comittee Charter)2. Pedoman Pelaksanaan Komite Nominasi dan Remunerasi (Nomination & Remuneration Comittee Charter)3. Pedoman Pelaksanaan Komite Pemantau Risiko (Risk Comitte Charter)4. Pedoman Pelaksanaan Komite Corporate Governance (CG Comittee Charter)5. Modul Pakta Integritas 6. Peraturan perusahaan7. Sistem manajemen mutu BTEL (BTEL-QMS)8. Sistem Pengendalian Internal (Corporate Internal Audit);9. Program BTEL Integriy dan Best Performance Award sebagai bentuk penilaian kepatuhan, etika dan kinerja.10. Manajemen Risiko Perusahaan (Enterprise Risk Management)11. Survai mutu internal secara periodik12. Penerapkan konsep Faster, Better, Cheaper (FBC) di aktifitas operasional13. Penyusunan kebijakan dan prosedur manajemen (policy and procedures) a. Pemetaan proses bisnis terkait b. Penetapan kebijakan manajemen pada proses-proses bisnis tersebut c. Penyusunan Standard Operating Procedures

Struktur Tata Kelola Perusahaan

Struktur tata kelola perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, komite-komite yang membantu Dewan Komisaris, dan Sekretaris Perusahaan.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan66

Laporan Kesinambungan

Memenuhi ketentuan dan peraturan

(mandatory maupun voluntary) dalam tata

kelola perusahaan

PERS

IAPA

N IM

PLEM

ENTA

SI

GCG

PROSES VALUE CREATION

Dapat mengendalikan operasi bisnis terutama

aspek risiko usaha secara efektif

Menjadi warga industri maupun masyarakat sosial yang etikal dan

bertanggung jawab

CONTINUOUSIMPROVEMENT

GCGGood Corp. Governance

GCGGood Governed Comp

GCGGood Corp Citizen

2008 - 2009

2010 - 2011

Setelah 2011

Page 71: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS merupakan alat perusahaan yang memegang kekuasaan dan wewenang tertinggi. RUPS mempunyai kewenangan antara lain untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

Selama tahun 2009, BTEL menyelenggarakan satu kali RUPS Tahunan (RUPST) pada tanggal 16 Juni 2009. Keputusan penting RUPS antara lain: • Menyetujui dan menerima baik laporan Direksi mengenai jalannya Perseroan serta tata usaha keuangan pada tahun buku 2008. • Menyetujui dan mengesahkan neraca serta perhitungan laba rugi untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008

dan memberikan pelunasan serta pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan para anggota Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan dalam tahun buku yang berakhir pd tgl 31 Desember 2008, sejauh tindakan pengurusan dan pengawasan tersebut tercermin dalam neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan akuntan publik mengenai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.

• Menyetujui penentuan penggunaan keuntungan yang diperoleh Perseroan dari tahun buku 2008 untuk keperluan operasional dan belanja modal Perseroan dan tidak membagikan keuntungan saham atau dividen kepada para pemegang saham.

• Menyetujui pemberian kewenangan penuh kepada Direksi Perseroan untuk menunjuk dan menetapkan Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit buku Perseroan tahun buku 2009 dan menerapkan honorariumnya.

• Menyetujui pengangkatan kembali seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang berakhir masa jabatannya, untuk masa jabatan berikutnya sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan honorarium bagi anggota Dewan Komisaris.

2. Dewan Komisaris

a. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris bertanggung jawab mengawasi manajemen operasional BTEL yang dilaksanakan oleh Direksi, sesuai dengan

ketentuan yang diterapkan dalam Anggaran Dasar, keputusan RUPS, peraturan serta undang-undang yang berlaku dan memberikan nasihat kepada Direksi jika diperlukan.

Dewan Komisaris mempunyai peran penting dalam pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik melalui fungsi pengawasan yang dilakukan. Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Perseroan melalui laporan Direksi dan komite-komite.

Selama 2009, Dewan Komisaris tidak menemukan pelanggaran hukum dan peraturan di sektor keuangan dan telekomunikasi.

b. Keanggotaan dan Periode Jabatan Keanggotaan Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya dua orang dengan komposisi satu orang Komisaris Utama dan satu orang atau

lebih Komisaris. Periode jabatan dari dewan komisaris dimulai sejak tanggal RUPS pengangkatan dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan.

Daftar dan jabatan masing-masing anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Periode Jabatan

Bobby Gafur S. Umar Komisaris Utama 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

Ai Mulyadi Mamoer Komisaris Independen 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

Rajsekar Kuppuswawimitta Komisaris Independen 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

Nalinkant Amratlal Rathod Komisaris 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

Ambono Janurianto Komisaris 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

c. Rapat Dewan Komisaris Selama tahun 2009 Dewan Komisaris mengadakan rapat sebanyak dua kali dengan rincian sebagai berikut:

Tanggal Rapat Agenda Kehadiran

5 Februari 2009 Pembahasan kinerja perusahaan sepanjang tahun 2008 Dihadiri oleh Dewan Komisaris kecuali Rajsekar Kuppuswawimitta

15 Juni 2009 Pembahasan persiapan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas anggota Dewan Komisaris pada tahun buku 2008

Dihadiri oleh semua anggota Dewan Komisaris

67Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 72: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

3. Direksi

a. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi bertanggungjawab atas pengelolaan Perseroan melalui pengelolaan risiko dan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan pada

semua jenjang organisasi. Tanggung jawab Direksi juga mencakup penerapan struktur pengendalian internal, pelaksanaan fungsi audit internal dan pengambilan tindakan berdasarkan temuan-temuan audit internal sesuai dengan arahan Dewan Komisaris. Direksi wajib menyusun strategi bisnis yang termasuk rencana kerja dan anggaran serta pelaksanaan praktik akuntansi dan pembukuan sesuai ketentuan perusahaan publik. Direksi juga wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

Pengangkatan Direksi tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan bahwa anggota Direksi diangkat oleh RUPS, untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS tahun ketiga setelah tanggal pengangkatannya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan mereka sewaktu-waktu.

b. Keanggotaan dan Periode Jabatan Keanggotaan dan periode jabatan dari Direksi adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Periode Jabatan

Anindya Novyan Bakrie Direktur Utama 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

Frederik Johannes Meijer Wakil Direktur Utama 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

Muhammad Buldansyah Wakil Direktur Utama 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

Rakhmat Junaidi Direktur 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

Juliandus Lumban tobing Direktur 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

Jastiro Abi Direktur 16 Juni 2009 sampai dengan akhir RUPS Tahunan ketiga setelah pengangkatan

c. Rapat Direksi Selama tahun 2009 Direksi mengadakan rapat sebanyak 12 kali dengan perincian sebagai berikut:

Tanggal Rapat Agenda Kehadiran

23 Januari 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode Desember 2008- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

10 Februari 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode Januari 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

11 Maret 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional Februari 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

20 April 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional kuartal 1 tahun 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

12 Mei 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode April 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

22 Juni 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode Mei 2009– Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

14 Juli 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode Juni 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

19 Agustus 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode Juli 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

15 September 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode Agustus 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

20 Oktober 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode September 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

17 November 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode Oktober 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

15 Desember 2009 - Pembahasan Laporan Keuangan dan Operasional periode November 2009- Pembahasan laporan dari semua Direktorat- Pematangan Penyusunan AOP 2010

Dihadiri oleh semua anggota Direksi

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan68

Laporan Kesinambungan

Page 73: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

d. Rapat Gabungan Selama 2009, Komisaris dan Direksi mengadakan rapat bersama sebanyak 2 kali dengan perincian sebagai berikut:

Tanggal Rapat Agenda Kehadiran

5 Februari 2009 Jalannya kegiatan usaha dan keuangan perusahaan sepanjang tahun 2008

- Dihadiri oleh semua anggota Direksi- Dihadiri oleh Dewan Komisaris kecuali

Rajsekar Kuppuswawimitta

15 Juni 2009 Pembahasan rencana RUPS Tahunan yang diselenggarakan tanggal 16 Juni 2009

Dihadiri oleh semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris

4. Kebijakan Remunerasi bagi Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris dan Direksi menerima imbalan jasa dalam bentuk gaji, tunjangan dan fasilitas. Remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dibahas dahulu dalam rapat Komite Remunerasi dan Nominasi. Kemudian, diajukan kepada RUPS untuk mendapat persetujuan. Khusus untuk remunerasi Direksi, wewenang RUPS ini dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, paket remunerasi Anggota Komisaris dan Direksi yang terdiri dari honorarium, insentif, asuransi, tantiem berikut fasilitas dan tunjangan lainnya adalah sebesar Rp 16.816.270.886 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 15.824.341.131.

5. Komite - komite

Dalam anggaran dasar tidak ada ketentuan yang mengatur mengenai pembentukan serta tugas dan wewenang dari komite-komite yang membantu dewan komisaris. Satu komite yang wajib dimiliki perusahaan terbuka adalah komite audit sesuai dengan peraturan Bapepam No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Sedangkan komite-komite lainnya merupakan suatu wewenang yang dimiliki oleh Dewan Komisaris untuk membantu tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai ketentuan pasal 121 Undang-Undang Perseroan Terbatas dan ini juga merupakan itikad baik dari perusahaan dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG.

- Komite Audit Tugas dan Tanggung jawab Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh

Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan komisaris, antara lain meliputi :

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan perturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

c. Melakukan penelaahan atas pelaksaaan pemeriksaan oleh auditor internal. d. Melaporkan kepada Komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi. e. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Emiten atau Perusahaan Publik. f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.

Keanggotaan dan Periode Jabatan Komite Audit beranggotakan 3 orang yang terdiri dari 1 orang Ketua merangkap Komisaris Independen dan 2 orang anggota

independen. Seluruh keanggotaan Komite Audit telah memenuhi kriteria independensi keahlian dan integritas yang dipersyaratkan dalam berbagai peraturan yang berlaku. Susunan Komite Audit per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Periode Jabatan

Ai Mulyadi Mamoer Ketua 2009 – 2012

Leo J. Susilo Anggota 2009 – 2012

Yansen Pasaribu Anggota 2009 – 2012

69Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 74: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Ai Mulyadi Mamoer (CV dapat dilihat di Profil Dewan Komisaris)

Yansen Pasaribu, CPA Anggota Komite Audit sejak Juni 2006. Pimpinan dari Kantor Akuntan Publik Yansen Pasaribu sejak 1995 - 2009. Memiliki pengalaman

selama 20 tahun di bidang akuntansi, audit dan pajak. Anggota dari Institut Akuntan Publik Indonesia (No. Reg. IAPI: 711), dan anggota dari Tiga Pilar Kemitraan. Pengalaman di bidang audit bergabung dengan KPMG dari tahun 1989 - 1995. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia, Jakarta, tahun 1991, dan Akuntan (No. Reg. Akuntan Negara D-8968), serta gelar Indonesia Certified Public Accountant (CPA) No: C-000070, dari IAPI tanggal 16 Januari 2009.

Leo J. Susilo. Anggota Komite Audit sejak Juni 2009. Managing Partner dari Wimconsult, kantor konsultan dalam bidang Corporate Governance,

etika bisnis, manajemen risiko dan performance improvement. Memiliki pengalaman sebagai anggota Direksi dalam berbagai anak perusahaan Astra Group, antara lain PT Denso Indonesia, PT EDS Manufacturing Indonesia, Astra Consulting Services dan PT United Tractors, Tbk. Selain itu juga pernah menjadi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi serta Komite Pemantau Risiko pada PT (Persero) Semen Baturaja. Saat ini masih menjadi Chartered Member dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI) dan menjadi salah satu fasilitator dalam program pelatihan Komisaris dan Direktur yang diselenggarakan oleh LKDI. Ia adalah anggota dari IKAI (Ikatan Komite Audit Indonesia) dan juga sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Etika Bisnis pada Pengurus Pusat Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia. Selain itu ia juga menjadi pengajar pada program Executive MBA pada Sekolah Bisnis dan Manajemen pada Institut Teknologi Bandung (SBM – ITB). Memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung, dan Sarjana Hukum dari Universitas 17 Agustus 1945 serta Magister rerum publicarum dari Hochschuele fuer Verwaltungswissenschaften, Speyer, Jerman.

Rapat Komite Audit Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit telah melakukan berbagai rapat secara internal maupun dengan seluruh pihak yang

terkait dengan pelaksanaan tugas. Jumlah keseluruhan rapat yang telah diselenggarakan oleh Komite Audit pada tahun 2009 adalah 34 kali, dengan rata-rata kehadiran masing-masing anggota Komite Audit adalah 96%.

- Komite Manajemen Risiko Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam hal-hal yang meliputi kegiatan seperti berikut: a. Melakukan evaluasi atas kebijakan manajemen risiko (risk management policy) dan memberikan penilaian atas limit risiko (risk

appetite & risk tolerance) yang ditetapkan oleh Direksi. b. Melakukan evaluasi terhadap kecukupan prasarana, sarana, sumber daya dan kompetensi untuk penerapan manajemen risiko

perusahaan (ERM). c. Memastikan pelaksanaan program ERM yang mencakup risks identification, risks assessment, risks treatment dan risk monitoring

berlangsung sesuai dengan standar manajemen risiko yang diakui secara internasional. d. Meminta dan mengumpulkan laporan secara berkala dari manajemen mengenai risiko-risiko usaha yang meliputi tetapi tidak

terbatas pada: • Risiko teknologi • Risiko regulasi • Risiko operasional • Risiko strategis • Risiko persaingan usaha • Risiko keuangan • Risiko sosial e. Melakukan diskusi, evaluasi, verifikasi dan rekomendasi atas laporan-laporan manajemen risiko tersebut pada butir d dan

melaporkan hasilnya kepada Dewan Komisaris f. Bila diperlukan Komite Risiko dapat berkomunikasi dengan Komite Audit terkait dengan hasil audit yang menyangkut aspek

pengkajian risiko dan kepatuhan g. Bila diperlukan Komite Risiko atas persetujuan Dewan Komisaris dapat mengundang pihak luar yang independen untuk melakukan

audit terhadap pelaksanaan ERM.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan70

Laporan Kesinambungan

Page 75: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Keanggotaan dan Periode Jabatan Komite Manajemen Risiko terdiri dari 2 orang yaitu 1 ketua dan 1 anggota. Susunan Komite Manajemen Risiko per 31 Desember 2009

adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Periode Jabatan

Rajsekar Kuppuswawimitta Ketua 2009 – 2012

Ambono Janurianto Anggota 2009 – 2012

Rajsekar Kuppuswawimitta (CV dapat dilihat di Profil Dewan Komisaris)

Ambono Janurianto (CV dapat dilihat di Profil Dewan Komisaris)

Rapat Komite Manajemen Risiko Jumlah keseluruhan rapat yang telah diselenggarakan oleh Komite Manajemen Risiko pada tahun 2009 adalah 2 kali, dengan rata-rata

kehadiran masing-masing anggota Komite Audit adalah 100%.

- Komite Remunerasi dan Nominasi Tugas dan tanggung jawab Komite ini mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan sistem nominasi dan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan

Direksi. Untuk tugas yang terkait dengan sistem nominasi anggota Direksi dan Dewan Komisaris, tugas komite adalah: 1. Merumuskan kriteria kompetensi jabatan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dan mengkonsultasikannya dengan

Dewan Komisaris dan Direksi untuk dijadikan kriteria seleksi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris. 2. Memberikan usulan kepada Dewan Komisaris untuk mengadakan kerja sama dengan Direktur yang membawahi bidang sumber

daya manusia untuk melakukan proses asesmen internal (fit & proper test) guna mendapatkan calon-calon anggota Direksi dari internal perusahaan.

3. Melakukan pemantauan dan pengawasan mengenai sistem dan proses pembinaan calon-calon pimpinan (kaderisasi) di dalam perusahaan.

4. Bila diperlukan, memberikan usulan kepada Dewan Komisaris mengenai metode dan proses untuk melakukan seleksi calon anggota Direksi dari luar perusahaan.

5. Memberikan usulan kepada Dewan Komisaris mengenai metode, dan proses pemilihan anggota Komisaris Independen, sebagai representasi pemegang saham minoritas.

6. Merumuskan kriteria kompetensi jabatan anggota Komite-Komite untuk dijadikan kriteria seleksi calon anggota Komite-Komite dan memberikan usulan kepada Dewan Komisaris mengenai metode dan proses untuk melakukan seleksi calon anggota Komite-Komite.

Untuk tugas yang terkait dengan sistem remunerasi anggota Direksi dan Dewan Komisaris, tugas Komite adalah: 1. Dengan izin Dewan Komisaris dan Direksi, atas nama Perusahaan berpartisipasi dalam salary survey untuk tingkat eksekutif, guna

mendapatkan benchmark dalam menyusun proposal komposisi dan besaran remunerasi Direksi, Dewan Komisaris dan anggota Komite-Komite.

2. Memberikan usulan kepada Dewan Komisaris mengenai metode, teknik dan proses pelaksanaan penilaian kinerja individu (performance appraisal) masing-masing anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan anggota Komite.

3. Menyusun proposal sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi Direksi, Dewan Komisaris dan anggota Komite serta rekomendasi tentang:

a. Penilaian terhadap sistem penggajian dan tunjangan. b. Penilaian kinerja dan pemberian bonus/tantiem. c. Opsi atas saham. d. Sistem pensiun. e. Secara periodik meninjau kembali jenis dan jumlah remunerasi yang dibayarkan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan

Komisaris. 4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh Dewan Komisaris.

71Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 76: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Untuk dan atas nama Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya, Komite Nominasi dan Remunerasi mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Berkomunikasi dan memperoleh data/informasi dari Direktorat Sumber Daya Manusia tentang: a. Sistem pembinaan dan pengembangan manajemen, khususnya untuk calon-calon pimpinan. b. Sistem remunerasi yang berlaku saat ini, baik untuk Direksi, Dewan Komisaris, anggota Komite dan Senior manajemen lainnya. c. Data individual (curriculum vitae) dari Senior Manager satu level di bawah Direksi. 2. Dengan persetujuan Dewan Komisaris dan Direksi menggunakan tenaga ahli dari luar khususnya untuk melaksanakan asesmen

psikologis (psychological assessment center) dan salary survey.

Keanggotaan dan Periode Jabatan Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari 2 orang yaitu 1 ketua dan 1 anggota. Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi per 31

Desember 2009 adalah sebagai berikut :

Nama Jabatan Periode Jabatan

Bobby Gafur S. Umar Komisaris Utama 2009 – 2012

Nalinkant A. Rathod Komisaris 2009 – 2012

Bobby Gafur S. Umar (CV dapat dilihat di Profil Dewan Komisaris)

Nalinkant A. Rathod (CV dapat dilihat di Profil Dewan Komisaris)

Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi Jumlah keseluruhan rapat yang telah diselenggarakan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi pada tahun 2009 adalah 1 kali, dengan

rata-rata kehadiran masing-masing anggota Komite Remunerasi dan Nominasi adalah 100%.

Keterbukaan Informasi

1. Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan memiliki tugas dan tanggung-jawab antara lain untuk mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Emiten atau perusahaan publik, memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya serta menjadi penghubung atau contact person antara BTEL dengan Bapepam LK dan masyarakat.

Sekretaris Perusahaan BTEL saat ini dijabat oleh Harry Prabowo.

Menjadi Sekretaris Perusahaan dan Vice President Legal Perseroan sejak Juli 2006. Pernah bekerja sebagai legal advisor di Ongko Sidharta & Partners Law Firm serta menjabat beberapa posisi di PT Mobile Seluler Nusantara dan PT Astra Graphia Tbk. Memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Internasional dari Universitas Indonesia.

Selama 2009, korespondensi yang telah dilakukan Sekretaris Perusahaan berhubungan dengan pasar modal yang dilakukan dengan BEI dan Bapepam LK adalah sebagai berikut:

Tgl Surat Nomor Surat Dari Ditujukan Kepada Perihal

1/5/2009 0109/EST-06/CorpSec/I/2009 Harry Prabowo Bapepam LK Laporan Buy Back Saham BTEL per tanggal 30 Desember 2008

1/6/2009 0320/EST-06/CorpSec/I/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Keterbukaan Informasi

1/13/2009 0905/EST-06/CorpSec/I/2009 Harry Prabowo Bapepam Laporan BuyBack Saham BTEL 5 - 9 Januari 2009

1/15/2009 1036/EST-06/CorpSec/I/2009 Harry Prabowo Bapepam LK Laporan Penggunaan Dana Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Kuartal IV tahun 2008

1/15/2009 1084/EST-06/CorpSec/I/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Penggunaan Dana HMETD

1/15/2009 1114/EST-06/CorpSec/I/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Buy Back Saham BTEL

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan72

Laporan Kesinambungan

Page 77: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tgl Surat Nomor Surat Dari Ditujukan Kepada Perihal

1/16/2009 1191/EST-06/CorpSec/I/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik mengenai Penetapan BTEL sebagai pemenang seleksi tender SLJJ

1/19/2009 1298/EST-06/CorpSec/I/2009 Agustinus Harimurti Bapepam LK Laporan Buy Back Saham BTEL 12 - 16 Januari 2009

1/20/2009 1414/EST-06/CorpSec/I/2009 Agustinus Harimurti Bursa Efek Indonesia Laporan Buy Back Saham BTEL per tanggal 19 Januari 2009

3/3/2009 4711/EST-06/CorpSec/III/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penjelasan ke BEI tentang volatilitas

3/18/2009 5727/EST-05/Finance/III/2009 Harry Setiawan (GM Accounting & Tax)

BAPEPAM Surat Laporan Data Hutang / Kewajiban dalam Valuta Asing

3/27/2009 6322/EST-06/CorpSec/III/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penjelasan tertulis tentang Laporan Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk per 31 Desember 2008

3/27/2009 6337/EST-06/CorpSec/III/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008

3/27/2009 6377/EST-06/CorpSec/III/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Keuangan Tahunan 2008

3/30/2009 6504/EST-06/CorpSec/III/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Bukti Iklan Laporan Keuangan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008

3/31/2009 6540/EST-06/CorpSec/III/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Keterbukaan Informasi

3/31/2009 6587/EST-06/CorpSec/III/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Bukti Iklan Laporan Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk Per tanggal 31 Desember 2008

4/14/2009 7561/EST-06/CorpSec/IV/2009 Agustinus Harimurti BAPEPAM LK Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Hak Memesan Efek Terllebih Dahulu PT Bakrie Telecom Tbk

4/15/2009 7665/EST-06/CorpSec/IV/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Siaran Pers Akhiri Era Duopoli, Bakrie Telecom Resmikan Layanan Telepon Internasional 009

4/30/2009 8677/EST-06/CorpSec/IV/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Surat Pengantar Laporan Keuangan Interim

5/1/2009 8720/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Penyampaian Laporan Tahunan 2008 PT Bakrie Telecom Tbk

5/1/2009 8721/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Laporan Tahunan 2008 PT Bakrie Telecom Tbk

5/4/2009 8805/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Pemberitahuan Rencana RUPS Tahunan

5/4/2009 8886/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk tahun 2009

5/6/2009 9053/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Keuangan Interim yang tidak diaudit

5/8/2009 9150/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Materi Publik Expose

5/15/2009 9703/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Hasil Public Expose

5/18/2009 9839/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Surat Bukti Iklan Pemberitahuan RUPS Tahunan di Koran Bisnis Indonesia dan Investor Daily

5/18/2009 9847/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Surat Bukti Iklan Pemberitahuan RUPS Tahunan

5/19/2009 9895/EST-06/CorpSec/V/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Pemberitahuan Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 16 Juni 2009

6/1/2009 10983/EST-06/CorpSec/VI/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Bukti Iklan Panggilan RUPS Tahunan Kepada Para Pemegang Saham

6/1/2009 11009/EST-06/CorpSec/VI/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Panggilan RUPST tanggal 16 Juni 2009

6/2/2009 11128/EST-06/CorpSec/VI/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Bukti Iklan Panggilan RUPS Tahunan Di harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily

6/4/2009 11422/EST-06/CorpSec/VI/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Keterbukaan Informasi PT Bakrie Telecom Tbk

6/4/2009 11443/EST-06/CorpSec/VI/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Keterbukaan Informasi

6/16/2009 12838/EST-06/CorpSec/VI/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Siaran Pers tanggal 16 Juni 2009

6/17/2009 12894/EST-06/CorpSec/VI/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Pemberitahuan hasil RUPST dan Bukti Iklan di koran

6/17/2009 12914/EST-06/CorpSec/VI/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Pemberitahuan Iklan Hasiil RUPS Tahunan tanggal 16 Juni 2009

6/17/2009 12920/EST-06/CorpSec/VI/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Bukti Iklan Hasil RUPS di Koran Binis Indonesia dan Investor Daily

6/30/2009 13915/EST-06/CorpSec/VI/2009 Agustinus Harimurti Bursa Efek Indonesia Pejabat-pejabat yang berwenang untuk akses IDXnet (e-Reporting)

7/10/2009 14745/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penjelasan Atas Permintaan Konfirmasi Bursa Tentang Pemberitaan Di Media Massa

73Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 78: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tgl Surat Nomor Surat Dari Ditujukan Kepada Perihal

7/14/2009 14987/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Bukti Iklan Pemeringkatan Efek dari PEFINDO

7/14/2009 14989/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo BAPEPAM LK Penyampaian Hasil Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang

7/14/2009 14990/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Bukti Iklan Pemeringkatan Atas Efek yang Bersifat Utang

7/14/2009 14991/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo BAPEPAM LK Pemberitahuan Penunjukan Kantor Akuntan Publik

7/15/2009 15066/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo BAPEPAM LK Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum HMETD Kuartal 2 tahun 2009

7/15/2009 15084/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum HMETD

7/15/2009 15099/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Pemberitahuan Penunjukan Kantor Akuntan Publik

7/27/2009 15898/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo BAPEPAM LK Penyampaian Laporan Tengah Tahunan BTEL tahun 2009

7/27/2009 15902/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Laporan Keuangan Interim Tahun 2009

7/28/2009 15964/EST-06/CorpSec/VII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Pemberitahuan Penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan Limited Review yang akan disampaikan pada Akhir Bulan Agustus 2009

8/27/2009 17867/EST-06/CorpSec/VIII/2009

Harry Prabowo BAPEPAM LK Perubahan penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2009

8/27/2009 17899/EST-06/CorpSec/VIII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Perubahan Penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2009 melalui IDX Reporting

9/11/2009 8981/INT-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Penyampaian Laporan Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk

9/14/2009 19146/EST-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Keuangan Interim Auditan per Juni 2009

9/14/2009 19153/EST-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Keterbukaan Informasi yang Harus diketahui Publik perihal Kinerja Bakrie Telecom Semester I tahun 2009

9/15/2009 9138/INT-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penjelasan tertulis tentang Laporan Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk per 30 Juni 2009

9/15/2009 19283/EST-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Bukti Iklan di Koran perihal Laporan Keuangan Interim tanggal 15 September 2009

10/15/2009 21008/EST-06/CorpSec/X/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu PT Bakrie Telecom Tbk Kuartal II Tahun 2009

10/15/2009 21063/EST-06/CorpSec/X/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu PT Bakrie Telecom Tbk Kuartal II Tahun 2009

10/26/2009 21967/EST-06/CorpSec/X/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Pemberitahuan Perihal Laporan Keuangan Triwulan III dilakukan secara Limited Review

8/27/2009 17867/EST-06/CorpSec/VIII/2009

Harry Prabowo BAPEPAM LK Perubahan penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2009

8/27/2009 17899/EST-06/CorpSec/VIII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Perubahan Penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2009 melalui IDX Reporting

9/11/2009 8981/INT-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Penyampaian Laporan Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk

9/14/2009 19146/EST-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Keuangan Interim Auditan per Juni 2009

9/14/2009 19153/EST-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Keterbukaan Informasi yang Harus diketahui Publik perihal Kinerja Bakrie Telecom Semester I tahun 2009

9/15/2009 9138/INT-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penjelasan tertulis tentang Laporan Keuangan PT Bakrie Telecom Tbk per 30 Juni 2009

9/15/2009 19283/EST-06/CorpSec/IX/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Bukti Iklan di Koran perihal Laporan Keuangan Interim tanggal 15 September 2009

10/15/2009 21008/EST-06/CorpSec/X/2009 Harry Prabowo BAPEPAM LK Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil HMETD PT Bakrie Telecom Tbk Kuartal II Tahun 2009

10/15/2009 21063/EST-06/CorpSec/X/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil HMETD PT Bakrie Telecom Tbk Kuartal II Tahun 2009

10/26/2009 21967/EST-06/CorpSec/X/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Pemberitahuan Perihal Laporan Keuangan Triwulan III dilakukan secara Limited Review

11/23/2009 24177/EST-06/CorpSec/XI/2009 Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penjelasan Atas Volatilitas Transaksi Efek berdasarkan surat dari PT BEI tanggal 20 Nopember 2009

11/26/2009 11490/INT-06/CorpSec/XI/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Laporan Keuangan yang Ditelaah Secara Terbatas

11/26/2009 24494/EST-06/CorpSec/XI/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Penyampaian Laporan Keuangan yang diteliti secara terbatas

12/11/2009 25664/EST-06/CorpSec/XII/2009

Harry Prabowo Bursa Efek Indonesia Surat Balasan atas Permintaan Konfirmasi Bursa tentang Pemberitahuan di Media Massa tanggal 10 Desember 2009

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan74

Laporan Kesinambungan

Page 79: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

2. Hubungan Investor

Sebagai perusahaan publik, BTEL memiliki divisi Hubungan Investor yang bertanggung jawab untuk membangun dan membina hubungan yang baik antara Perseroan dan pelaku pasar modal, termasuk analis saham, manajer investasi dan seluruh pemegang saham, baik internal maupun eksternal. Tugas utama dari divisi ini adalah memberikan informasi mengenai BTEL yang akurat dan tepat waktu kepada para pemangku kepentingan tersebut, agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi mereka di Perseroan.

Penyebaran informasi dilakukan melalui berbagai media seperti milis investor relations atau website Perseroan www.bakrietelecom.com. Penyebaran informasi juga dilakukan dengan berpartisipasi dalam berbagai acara seperti paparan publik atau roadshow di dalam dan luar negeri. Disamping itu, manajemen BTEL aktif menerima kunjungan dari para analis ataupun manajer investasi.

Hubungan Investor BTEL saat ini dijabat oleh Wim Andrian.

Daftar Acara

Tanggal Acara Penyelenggara Tempat

11-Feb Indonesia Telecommunication Day Deutsche Bank Singapore

12-Mei Paparan Publik Bursa Efek Indonesia Indonesia

9-Jun Local Roadshow Danareksa Indonesia

10-Jul Singapore Roadshow Nomura Singapore

2-Nov Indonesia Corporate Day Macquarie Singapore

4-Nov Indonesia Investor Conference Citigroup Indonesia

Daftar Kunjungan

Tanggal Institusi Negara

12-Jan Hwang DBS Vickers Research Malaysia

13-Jan Argyle Street Management Limited Hongkong

13-Jan JP Morgan Singapore

19-Jan Fortis Indonesia Indonesia

19-Jan Nomura Singapore

20-Jan ABN AMRO Singapore

29-Jan Asia Kapitalindo Securities Indonesia

2-Feb Fidelity International Hongkong

10-Feb RBS Indonesia

11-Feb Credit Suisse Indonesia

12-Feb Mitsubishi UFJ Hongkong

13-Feb Capital World Investors Hongkong

19-Feb Bank of America - Merrill Lynch India

1-Apr UBS Indonesia

3-Apr Morgan Stanley Hongkong

7-Apr Credit Suisse Singapore

14-Apr BNP Paribas Indonesia

28-Apr Danareksa Indonesia

13-May Danareksa Indonesia

14-May NISP Sekuritas Indonesia

19-May Speedwell Advisors (Nezu Capital Ltd ) Hongkong

15-Jun ABN AMRO Singapore

16-Jun Bank of America - Merrill Lynch Singapore

16-Jun Cazenove Asia Hongkong

16-Jun Fuh Hwa Securities Taiwan

16-Jun HSBC Asset Management Taiwan Taiwan

9-Jul Citigroup Bangkok

9-Jul Employees Provident Fund Malaysia

9-Jul Fidelity International Hongkong

16-Jul JP Morgan Hongkong

16-Jul KAF-Seagroatt & Campbell Securities Sdn Malaysia

17-Jul Macquarie Indonesia

21-Jul CIMB-GK Malaysia

29-Jul Manulife Asset Management Indonesia

75Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 80: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tanggal Institusi Negara

1-Sep Alliance Bernstein Hongkong Ltd Hongkong

1-Sep Avenue Capital Indonesia

2-Sep Asia Kapitalindo Securities Indonesia

3-Sep Macquarie Indonesia

9-Sep Nomura Singapore

16-Sep Maple Brown Abbott Australia

16-Sep Morgan Stanley Hongkong

16-Sep Oaktree Capital Management US, New York

16-Sep Orbis Investment Advisory ltd UK

12-Oct Ciptadana Securities Indonesia

13-Oct T Rowe Price Singapore

21-Oct Macquarie Indonesia

26-Oct Bank Mandiri Indonesia

17-Nov Bank of America - Merrill Lynch Singapore

23-Nov CIMB-GK Malaysia

24-Nov Goldman Sachs Singapore

25-Nov Macquarie Singapore

26-Nov Kresna Graha Sekurindo Indonesia

2-Dec Hwang DBS Vickers Research Malaysia

9-Dec UBS Indonesia

16-Dec BNP Paribas Taiwan

Menyusul aktivitasnya di pasar modal, saham Perseroan juga diliput oleh beberapa analis saham dari sekuritas lokal maupun asing. Selama tahun 2009, ada 12 laporan riset yang diterbitkan.

Daftar Riset & Rekomendasi

Tanggal Institusi Rekomendasi

9-Dec Ciptadana Securities Buy

4-Dec CIMB Securities Buy

3-Dec Danareksa Sekuritas Buy

2-Dec Samuel Sekuritas Hold

30-Oct Macquarie Securities Outperform

14-Oct UBS Securities Sell

17-Sep Mandiri Sekuritas Buy

17-Sep Deutsche Bank Hold

14-Sep Credit Suisse Underperform

18-Aug Morgan Stanley Equalweight

15-Jul NISP Sekuritas Sell

26-Jun Kresna Sekuritas Buy

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan76

Laporan Kesinambungan

Page 81: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

77Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Komite

Laporan Kesinambungan

Page 82: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan78

Laporan Komite Audit

Komite Audit PT Bakrie Telecom Tbk. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan panduan yang diatur oleh Lampiran Surat Keterangan Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-29/PM/2004 tertanggal 29 September 2004 yaitu melakukan penelaahan atas laporan keuangan termasuk memantau kegiatan auditor eksternal, penelaahan atas kegiatan auditor internal, melakukan penelaahan atas ketaatan dan kepatuhan Emiten terhadap peraturan Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya, penelaahan pelaksanaan manajemen risiko dan melaporkan serta melakukan penelaahan atas pengaduan yang berkaitan dengan Emiten.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Komite Audit telah melakukan berbagai rapat secara internal maupun dengan seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas di atas. Jumlah keseluruhan rapat yang telah diselenggarakan oleh Komite Audit pada tahun 2009 adalah 34 (tiga puluh empat kali), dengan rata-rata kehadiran masing-masing anggota Komite Audit adalah 96%. Dibawah ini diuraikan secara ringkas hasil kerja Komite Audit PT Bakrie Telecom Tbk.

Informasi keuanganKomite Audit senantiasa mamberikan perhatian terhadap penyampaian Laporan Keuangan Tahunan maupun triwulanan. Penyampaian informasi keuangan ini telah dilaksanakan dengan baik dan semua pelaporan telah dilaksanakan sesuai dengan PSAK dan peraturan Bapepam LK yang berlaku.

Auditor eksternalDalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab membantu fungsi pengawasan Dewan Komisaris atas kegiatan audit yang dilakukan Auditor Eksternal, sesuai dengan Piagam Komite Audit BTEL butir 10.a mengenai hubungan pihak-pihak yang terkait dengan Eksternal Auditor, serta berdasarkan Audit Committee Manual dari Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI), Komite Audit melakukan hal-hal berikut: a). memberikan rekomendasi akan penunjukan dan atau pemberhentian Auditor Eksternal, b) mereview surat penugasan, c) mereview lingkup kerja, perencanaan audit, d) mereview laporan auditor eksternal serta management letter KAP, serta e) mengawasi kinerja auditor eksternal terhadap kepatuhan atas SPAP, PSAK, Kode Etik, dan peraturan Bapepam & LK. Untuk tahun buku 2009 ini telah ditunjuk sebagai auditor independen PT Bakrie Telecom Tbk adalah Kantor Akuntan Publik Tjiendrajaja & Handoko Tomo.

Selama proses pelaksanaan audit, Komite Audit telah memberikan masukkan dan melakukan pemantauan atas kegiatan Auditor Eksternal dalam melaksanakan tugasnya, melalui rapat-rapat yang telah dilaksanakan sebanyak 7 kali hingga sampai dengan terbitnya Hasil Audit tahun buku 2009.

Auditor InternalAuditor Internal adalah salah satu mitra penting Komite Audit dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu Komite Audit selalu memperhatikan rencana pelaksanaan audit selama satu tahun, laporan hasil audit dan memonitor rekomendasi serta tindak lanjut terhadap temuan-temuan audit internal tersebut.

Komite Audit selalu memperhatikan laporan audit internal yang dilakukan di cabang-cabang. Untuk temuan-temuan yang signifikan, Komite Audit mengundang Pimpinan Audit Internal dan Pimpinan unit di mana temuan tadi diperoleh, untuk melakukan rapat bersama-sama guna melakukan klarifikasi dan memastikan bahwa rekomendasi serta tindak lanjut akan dilakukan oleh unit terkait. Bila dianggap perlu penyimpangan dan temuan ini serta hasil tindak lanjutnya akan dilaporkan kepada Dewan Komisaris.

Kepatuhan terhadap peraturan perundanganKomite Audit telah melakukan penelaahan terhadap pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan Bapapem kepada Sekretaris Perusahaan dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan lainnya kepada Divisi Legal. Semua kewajiban kepatuhan telah dilaksanakan dengan baik dan bahkan telah dibuat ”peta kewajiban kepatuhan” beserta penanggungjawabnya. Berdasarkan peta ini Divisi Legal akan melakukan pemantauan dan hasilnya merupakan materi rapat berkala dengan Komite Audit.

Manajemen RisikoPelaksanaan manajemen risiko masih pada tahap awal, akan tetapi telah dibentuk satu divisi khusus yang akan menangani pelaksanaan penerapan manajemen risiko. Pelatihan dan pengenalan telah dimulai pada triwulan ke empat tahun 2009 dan masih berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan penerapan manajemen risiko ini menggunakan bantuan konsultan Ernst & Young.

Pelaksanaan Good Corporate GovernanceTugas ini sebetulnya bukan merupakan tugas Komite Audit sebagaimana diatur dalam SK Bapepam No. Kep-29/PM/2004 tertanggal 29 September 2004 tersebut di atas, Akan tetapi karena belum ada Komite GCG, maka tugas untuk melakukan penelaahan terhadap penerapan GCG oleh Dewan Komisaris dilimpahkan kepada Komite Audit.

Laporan Kesinambungan

Page 83: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Secara umum praktek governance sudah berjalan baik dan semua SOP yang diperlukan sudah tersedia dengan baik serta dapat diakses secara elektronik oleh semua pihak yang memerlukan. Praktek governance yang baik ini telah mendapatkan apresiasi dari pihak investor di Bursa Effek Indonesia pada tahun 2008, sesuai dengan hasil survei majalah SWA. Walaupun demikian masih terdapat peluang perbaikan yang dapat dilaksanakan yaitu formalisasi panduan-panduan penerapan di tingkat Dewan dan juga penyusunan Pedoman Etika Bisnis Perusahaan.

Lain-lainKomite Audit tidak menemukan adanya pengaduan yang material terhadap Perseroan yang memerlukan perhatian Komite Audit untuk dilakukan penelaahan lebih lanjut.

Selain itu perlu dikemukakan bahwa Komite Audit juga memberikan usulan kepada Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan penerapan Whistleblowing System guna memperkuat pelaksanaan Pakta Integritas di PT Bakrie Telecom Tbk. Sebagai penguat pelaksanaan integritas perusahaan, juga telah dilakukan program ”BTEL Best Performance and Integrity Award 2009” yang pemberian anugerahnya dilakukan pada tahun 2010.

KesimpulanBerdasarkan seluruh kajian di atas, seluruh anggota Komite Audit PT Bakrie Telecom Tbk. berpendapat bahwa tidak terdapat temuan ataupun issue yang signifikan yang perlu dilaporkan kepada Dewan Komisaris. Komite Audit merasa yakin akan integritas laporan keuangan dan trasparansi proses manajemen yang telah dilaksanakan selama tahun buku 2009.

Jakarta, April 2010

Komite Audit PT Bakrie Telecom Tbk.

Ai Mulyadi MamoerKetua

Leo J. Susilo Yansen Pasaribu Anggota Anggota

79Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 84: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan80

Komite Manajemen Risiko PT Bakrie Telecom Tbk. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan manual Komite Manajemen Risiko yaitu penelaahan pelaksanaan manajemen risiko.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Komite Manajemen Risiko melakukan berbagai rapat dengan seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas di atas. Jumlah keseluruhan rapat yang telah diselenggarakan oleh Komite Manajemen Risiko pada tahun 2009 adalah dua kali, dengan rata-rata kehadiran masing-masing anggota Komite Audit adalah 100%.

Pada Rapat-rapat Komite Manajemen Risiko dengan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris pada tahun 2009, Komite Manajemen Risiko menyarankan penerapan Enterprise Risk Management (ERM) dan Business Process Enhancement yang mengacu kepada standar Industri.

Manajemen telah menindaklanjuti masukan Komite Manajemen Risiko perihal penerapan ERM dengan membentuk Divisi Manajemen Risiko. Perusahaan pada saat ini telah memulai implementasi ERM. Pelatihan dan pengenalan telah dimulai pada triwulan ke empat tahun 2009 dan masih berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan penerapan ERM ini menggunakan bantuan konsultan Ernst & Young.

Manajemen telah pula menindaklanjuti masukan Komite Manajemen Risiko perihal business process enhancement dengan membentuk tim khusus yang melibatkan seluruh fungsi di Perusahaan. Business process enhancement ini dibantu oleh KPMG, Singapore sebagai konsultan business process.

Jakarta, April 2010

Komite Manajemen Risiko PT Bakrie Telecom Tbk.

Rajsekar KuppuswawimittaKetua

Ambono JanuriantoAnggota

Laporan Komite Manajemen Risiko

Laporan Kesinambungan

Page 85: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi

Komite Remunerasi PT Bakrie Telecom Tbk melaksanakan tugasnya yaitu melakukan penelaahan dan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi termasuk memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi dewan komisaris dan direksi

Pada tahun 2009 ini komite remunerasi telah melakukan berbagai rapat dengan berbagi pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas diatas dengan jumlah keseluruhan rapat yang telah diselenggarakan adalah satu kali, dengan tingkat kehadiran masing-masing pihak sebesar 100%

Pada Rapat-rapat Komite Remunerasi dengan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris pada tahun 2009, Komite Remunerasi memberikan rekomendasi kebijakan remunerasi dalam hal pemberian bonus dan kenaikan gaji bagi dewan komisaris dan dewan direksi berdasarkan prestasi kerja tahun 2009. Dalam memberikan rekomendasi diatas komite remunerasi telah mempertimbangkan pencapaian target perusahaan dan prestasi individual.

Jakarta, April 2010

Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bakrie Telecom Tbk.

Bobby Gafur S. UmarKetua

Nalinkant Amratlal RathodAnggota

81Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 86: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Sistem Pengendalian

Sejalan dengan penerapan praktik-praktik best practices dari tata kelola perusahaan yang dijalankan, Perseroan juga telah menerapkan suatu sistem pengendalian internal yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan. Sistem Pengendalian Internal ini diterapkan dengan dukungan dan komitmen penuh dari manajemen.

Dengan penerapan pengendalian internal ini, maka terjadi dengan jelas pemisahan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan yang tertuang dalam job description yang terus berkembang seiring dengan perkembangan struktur organisasi. Standard operating procedure (SOP) yang ada juga terus menerus dikembangkan sesuai dengan perubahan guna menunjang efektifitas kerja.

BTEL juga telah menerapkan prosedur risk assessment yang dilakukan melalui sistem wawancara langsung dengan kepala divisi masing-masing unit kerja. Penentuan risiko dilaksanakan berdasarkan aktivitas kerja di unit tersebut dengan berlandaskan SOP yang telah ada.

Agar proses menjalankan pengendalian internal berjalan lancar, maka penyebaran komunikasi dan informasi ke seluruh lapisan organisasi dilakukan secara sistematis. Hal ini dijalankan melalui pertemuan internal yang diadakan di masing-masing divisi unit kerja setiap seminggu sekali dan jika ada informasi yang penting untuk semua karyawan dikomunikasikan melalui email resmi dari manajemen.

Aktivitas monitoring guna memastikan bahwa sistem pengendalian berjalan dengan baik selama tahun 2009 diterapkan melalui aktivitas audit operasional secara berkala di setiap unit kerja baik di kantor pusat maupun di regional yang sesuai dengan rencana audit 2009. Audit dilakukan melalui pengujian dokumen dan pelaksanaan kerja langsung di lapangan.

Supaya sistem pengendalian dapat terus berfungsi dengan baik, maka perlu dilakukan perbaikan dan pengembangan secara terus menerus. Kedua inisiatif ini dilaksanakan melalui keterlibatan semua pihak terkait dalam proses evaluasi sistem dan prosedur yang akan diterapkan dalam perusahaan dan menerima masukan guna memperbaiki sistem pengendalian terhadap SOP yang berjalan.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan82

Laporan Kesinambungan

Page 87: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Audit InternalSebagai suatu perusahaan yang sudah menuju ke arah perusahaan yang dikelola baik sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan, maka BTEL juga telah membentuk divisi Audit Internal. Pembentukan ini juga telah sesuai keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-496/BL/2008 tanggal 28 Nopember 2008 Peraturan No IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal. Keberadaan fungsi audit internal mendorong terciptanya mekanisme pengendalian yang akan menjamin penggunaan sumber daya secara efisien, efektif dan sesuai dengan standar kepatuhan yang berlaku.

Secara umum, Tugas audit internal adalah mengevaluasi tentang kemampuan, efektifitas, kepatuhan dan kualitas pelaksanaan tugas semua unit kerja di perusahaan. Fungsi audit internal adalah:1. Membantu Direktur Utama agar dapat secara efektif mengamankan investasi dan aset perusahaan2. Mendorong pelaksanaan pengawasan melekat yang lebih efektif di perusahaan dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan3. Dalam menjalankan fungsinya audit internal bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

Pada tahun 2009, BTEL juga telah mengeluarkan Piagam Audit Internal yang isinya secara garis besar mendefinisikan dan menetapkan:1. Tujuan dan lingkup kerja audit internal 2. Struktur dan kedudukan audit internal 3. Wewenang dan tanggung jawab audit internal 4. Akuntabilitas Ketua Audit Internal dalam kapasitas tugasnya bertanggung jawab kepada komite audit.5. Independensi6. Kelangsungan dan kenetralan termasuk larangan perangkapan tugas seorang auditor internal7. Kode etik audit internal 8. Persyaratan auditor internal

Selama tahun 2009, fokus kerja audit internal adalah pengawasan dan pengendalian kerja serta ketaatan terhadap SOP, khusus pada divisi sales/commerce di semua region. Tabel berikut berisi ringkasan laporan pelaksanaan internal audit BTEL selama tahun 2009.

Periode Audit Pokok Permasalahan Solusi & Tindak Lanjut

Februari – November 2009 Penjualan konsinyasi di semua regional.

Penyetoran hasil penjualan di semua regional.

Dibuatkan suatu juklak dan dasar hukumnya.

Semua hasil penjualan dicatat di admin sales dan akunting dan dibuatkan sistem pengendalian yang lebih baik.

Perseroan telah menunjuk Elfrida Irene Sandra Yanti Octaviana sebagai kepala divisi Audit Internal. Menjabat sebagai Kepala Corporate Internal Audit sejak tahun 2009. Sebelumnya pernah menjabat sebagai GM Treasury sejak Maret 2005 hingga 2008 serta berbagai posisi manajerial pada direktorat keuangan di Indosat dan Satelindo pada tahun 1995–Februari 2005. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Tarumanagara pada tahun 1991 dan gelar sertifikasi Qualified Internal Audit (QIA) dari Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) pada Februari 2010.

Auditor Independen BTEL menggunakan jasa dari Kantor Akuntan Publik Tjiendradjaja & Handoko Tomo beralamat di Jl. Sisingamangaraja No.26, 2nd Floor Jakarta 12120 – Indonesia, sebagai auditor independen yang mengaudit laporan keuangan BTEL untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2009.

Kantor akuntan ini telah melakukan satu kali audit untuk laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2009 dan tidak menerima penugasan lain. Kantor akuntan ini tidak ada kaitan apapun ataupun hubungan istimewa dengan Perseroan.

Biaya audit total untuk laporan keuangan BTEL adalah sebesar Rp 320 juta.

83Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 88: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Manajemen Risiko

Manajemen Risiko merupakan salah satu hal yang penting dalam pelaksanaan good corporate governance. BTEL telah mengidentifikasi potensi risiko yang terdapat di lingkungan bisnis dan perencanaan, serta kemungkinan dampaknya terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Kami juga telah melakukan mitigasi risiko atas risiko-risiko tersebut.

Didukung oleh perusahaan induk, PT Bakrie & Brothers Tbk., BTEL melaksanakan prosedur manajemen risiko yang disebut Risk Self Assessment, yang membantu kami mengevaluasi risiko di setiap proses bisnis. Seluruh karyawan yang terlibat di dalam proses bisnis berperan dalam menentukan, mengevaluasi dan mengawasi risiko dalam upaya membangun kerja sama tim dan komitmen yang kuat untuk mengelola risiko dan melaksanakan proses bisnis.

Penerapan Enterprise Risk Management

Sebagai bagian dari komitmen BTEL, dalam menempatkan manajemen risiko sebagai bagian penting dalam kegiatan bisnisnya, sejak Desember 2009 dengan bantuan Ernst & Young sebagai konsultan independen, Perseroan mulai menerapkan sistem Enterprise Risk Management (ERM).

Tujuan penerapan sistem ERM adalah agar BTEL mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan mengembangkan sistem pengelolaan dan pengawasan risiko yang handal. Hal ini akan meningkatkan praktik dan struktur penyelenggaraan risiko Perseroan. Pada akhirnya, suatu sistem pengelolaan dan pengawasan risiko yang handal akan menjadikan Perseroan lebih mampu dalam mencapai tujuannya guna meningkatkan nilai para pemangku kepentingan Perseroan serta menjadi safeguard atau pengaman dalam mencapai tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Tanggung jawab untuk memantau dan mengevaluasi risiko di BTEL berada pada Dewan Komisaris, Direksi melalui suatu struktur organisasi ERM termasuk keberadaan komite-komite penunjang di tingkat Dewan Komisaris dan Direksi.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan84

Laporan Kesinambungan

Page 89: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Fungsi manajemen risiko menjadi bagian dari tanggung jawab Direksi. Tanggung jawab untuk mengelola risiko strategis berada pada Direksi. Namun, Unit Manajemen Risiko akan membantu dan mengkoordinasikan proses identifikasi, evaluasi dan pengawasan risiko-risiko tersebut.

Disamping itu, Perseroan telah membentuk Komite Manajemen Risiko sejak tahun 2006. Peran Komite Manajemen Risiko sebagai fungsi pengawasan adalah untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka memastikan keberadaan dan efektifitas operasi proses manajemen risiko yang terintegrasi. Komite Manajemen Risiko mengawasi penerapan ERM dan memberikan rekomendasi guna memastikan penerapan ERM yang memadai.

Risk officer di BTEL bertanggung jawab untuk membantu unit Manajemen Risiko dalam mengkoordinasi kegiatan manajemen risiko serta mengkonsolidasikan dan melakukan analisa semua informasi risiko di BTEL khususnya yang masuk dalam kategori risiko yang signifikan.

Kerangka Manajemen Risiko BTEL

Tujuan Manajemen Risiko• Untuk mendefinisikan prinsip dan konsep manajemen risiko yang akan menjadi arahan dasar bagi semua tingkatan karyawan dalam

menerapkan, mengevaluasi, dan mengembangkan efektifitas ERM di BTEL.• Untuk memberikan arahan atas proses dan kegiatan manajemen risiko di BTEL guna mendukung tercapainya visi, misi dan tujuan

Perseroan.

Filosofi Manajemen RisikoBTEL memahami perlunya komitmen untuk melindungi bisnisnya, termasuk sumber daya manusia, aset fisik dan keuangan dengan mengembangkan suatu kerangka ERM yang proaktif dan berkelanjutan guna mendukung usahanya dalam menjaga pertumbuhan Perseroan dalam suatu lingkungan yang dikendalikan dengan baik guna meningkatkan nilai para pemangku kepentingan.

Risk Appetite & Toleransi RisikoSeberapa besar risiko yang dapat diterima Perseroan agar mampu memaksimalkan hasil dari risiko yang ada ataupun yang mungkin akan terjadi.

Toleransi risiko BTEL direfleksikan dalam suatu evaluasi risiko berupa dampak dan kemungkinan terjadinya risiko yang telah disepakati yang dihasilkan dalam ERM. Aspek dalam kriteria yang berdampak lebih besar dari “High” tidak dapat ditoleransi dan perlu ditangani dengan segera.

85Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Color Coding

Significant

High

Medium

Low

Monitoring area

Cautionary area

Management enhancement priority area

LOW

LOW

LOW

LOW

MEDIUM HIGH HIGH

Scal

e L

ikel

ihoo

d

Very

Low

(A)

Low

(B)

Med

ium

(C)

Hig

h(D

)Ve

ry H

igh

(E)

Scale Impact

Very Low(1)

Low(2)

Medium(3)

High(4)

Very High(5)

SIGNIFICANT

SIGNIFICANT

SIGNIFICANT

SIGNIFICANT

SIGNIFICANT

SIGNIFICANT

SIGNIFICANT

HIGH

HIGH

HIGH

MEDIUM

MEDIUM

MEDIUM

MEDIUMLOW

LOW

LOW

LOW

Page 90: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Visi dan Misi Manajemen RisikoVisi manajemen risiko BTEL adalah untuk menjadi operator telekomunikasi nomor satu di Indonesia dan pemain utama di tingkat regional melalui penerapan ERM untuk memastikan adanya evaluasi, pemahaman, dan mitigasi risiko secara efektif dan efisien.

Misi manajemen risiko BTEL adalah untuk menjaga dan melanjutkan operasi BTEL dalam menyediakan konektivitas yang berkualitas dengan harga terjangkau bagi rakyat Indonesia dengan mengidentifikasi dan memitigasi ancaman guna meningkatkan hasil investasi pemegang saham dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Proses Manajemen RisikoKajian risiko yang dilakukan umumnya berdasar pada tujuan strategis utama BTEL yang dijabarkan oleh manajemen senior dan eksekutif.

Perseroan mengidentifikasi risiko yang signifikan secara berkesinambungan. Setelah tujuan bisnis atau tujuan strategis ditetapkan, risiko signifikan yang mungkin berdampak buruk terhadap Perseroan diidentifikasi.

Dalam melakukan pengukuran risiko, BTEL telah memiliki kriteria pengukuran risiko secara korporat (Corporate Risk Assesment Criteria dari segi impact dan likelihood) yang seragam yang mencakup berbagai macam area yang relevan dengan aktivitas bisnis di BTEL.

BTEL memeringkat risiko berdasarkan konsekuensi atau akibat dan kemungkinan atau frekuensi terjadinya risiko. Setelah risiko di identifikasi dan dievaluasi, manajemen memutuskan tindakan apa yang harus diambil untuk mengeliminasi, mengurangi, menerima atau memindahkan risiko yang telah diidentifikasi sehingga nilai risiko masih dalam tingkat toleransi yang diterima BTEL. Pembuatan rencana mitigasi risiko akan membantu mengidentifikasi, mengawasi dan melaporkan status tindakan pengawasan terhadap masing-masing risiko. Selain itu, rencana mitigasi risiko membantu Perseroan untuk mengarahkan sumber daya yang tersedia untuk mengelola risiko yang utama/kritikal.

Guna mendapatkan informasi terkini dan akurat mengenai risiko agar mampu membuat keputusan yang lebih baik, BTEL melakukan pengawasan dan pelaporan risiko. Pengawasan dan pelaporan risiko merupakan tujuan utama guna memotivasi pemilik risiko untuk bertanggung jawab dalam mengelola risiko dengan menjadikannya bagian utama dari aktivitas mereka sehari-hari.

BTEL mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang sejalan dengan tujuan strategis utama perusahaan. Sebagai hasil dari proses manajemen risiko diatas, BTEL telah mengidentifikasi 60 risiko yang dihadapi Perseroan dengan kategori, 32 merupakan risiko signifikan, 19 risiko tinggi, 6 risiko medium, dan 3 risiko rendah. Diantara risiko signifikan yang dihadapi Perseroan yang harus dipahami dan dimitigasi adalah sebagai berikut:

• Risiko Ekonomi Kami menghadapi baik kondisi perekonomian domestik maupun global, termasuk faktor perekonomian makro seperti inflasi, tingkat

bunga dan nilai tukar. BTEL telah mengantisipasi risiko tersebut dengan melakukan pengawasan dan mencari ahli di luar BTEL yang akan memberikan saran jika diperlukan.

• Risiko Teknologi BTEL sangat dipengaruhi oleh perubahan yang cepat di bidang teknologi yang terdapat di industri telekomunikasi. BTEL mengantisipasi

risiko ini dengan cara mendorong pengembangan produk dan layanan yang mengikuti dan mengantisipasi perkembangan teknologi terkini. Langkah ini membuat BTEL mampu mengantisipasi kebutuhan pasar terhadap teknologi tersebut.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan86

Laporan Kesinambungan

Page 91: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

• Risiko Politik dan Pemerintahan Industri telekomunikasi merupakan industri yang sangat diatur. Setiap perubahan dalam peraturan pemerintah akan mempengaruhi

kegiatan operasional kami. Kami mengantisipasi risiko ini dengan menyusun rencana kontinjensi untuk menghadapi lingkungan politik yang tidak mendukung atau kurang mendukung. Di samping itu, BTEL mengoptimalkan kinerja unit-unit terkait yang menjalankan fungsinya dalam memonitor kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku sehingga kepatuhan tetap terjaga.

• Risiko Persaingan Dengan banyaknya pemain di sektor telekomunikasi, BTEL menghadapi persaingan yang ketat. BTEL mengantisipasi lingkungan yang

penuh persaingan dengan meningkatkan layanan dan melakukan inovasi produk.

• Risiko Ketergantungan Interkoneksi Jaringan Kegiatan usaha BTEL sangat tergantung kepada perjanjian interkoneksi dengan jaringan seluler, telepon tetap dan tanpa kabel serta

infrastruktur terkait milik pesaing. Tidak tersedianya interkoneksi dapat berdampak pada terjadinya terganggunya layanan kepada pelanggan dan hilangnya pendapatan potensial. Untuk mengurangi risiko ini, BTEL sangat memperhatikan hubungan dengan pemerintah dan operator-operator lain untuk memungkinkan ketersediaan interkoneksi secara terus menerus.

• Risiko Valuta Asing BTEL beroperasi di Indonesia dengan pendapatan dalam mata uang Rupiah. Di lain pihak, sebagian kewajiban BTEL adalah dalam mata

uang asing. Fluktuasi nilai tukar valuta asing terhadap Rupiah dapat berdampak langsung kepada keuntungan kami. BTEL mengurangi faktor risiko ini dengan melakukan transaksi lindung nilai (hedge) atas pokok pinjaman sesuai dengan keperluan.

• Risiko Fraud dan Pengurangan Pendapatan Dalam aktivitas operasional dan finansial BTEL, ada kemungkinan muncul risiko terhadap terjadinya fraud. Fraud adalah penipuan,

penggelapan atau bentuk penyimpangan lainnya baik yang berasal dari pihak internalmaupun eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas operasional dan finansial BTEL.

Dengan banyaknya inovasi pasar yang dilakukan oleh BTEL, risiko yang berasal dari fraud memiliki potensi dampak negatif yang harus diperhitungkan jika berlangsung dalam waktu lama dan dalam jumlah yang besar. Hal ini dapat mengakibatkan pengurangan pendapatan dan keuntungan.

BTEL melakukan pencegahan terhadap terjadinya fraud dengan menerapkan revenue assurance untuk pencegahan pengurangan pendapatan. Revenue assurance melakukan pemeriksaan pencatatan, kelengkapan transaksi dan sistem penagihan secara menyeluruh. Prosedur pengujian juga berlaku bagi produk dan layanan baru, sebelum diluncurkan secara komersial.

87Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 92: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebagai perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang telekomunikasi berbasis wireless (nirkabel), PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) dituntut untuk terus menerus mengembangkan jaringannya. Salah satu jaringan yang paling banyak dijumpai adalah berbentuk menara yang biasanya dibangun di tengah daerah pemukiman. Berangkat dari kenyataan ini, sejak awal operasinya, BTEL menyadari bahwa Perseroan harus mampu memposisikan diri sebagai bagian dari masyarakat di daerah tersebut. Keberadaan sebagai bagian dari masyarakat inipun kemudian dikembangkan tidak terbatas dimana terdapat menara saja, namun mencakup seluruh ruang lingkup Perseroan, termasuk lokasi kantor, gerai atau lingkungan tempat tinggal karyawan.

Dengan memposisikan diri sebagai perusahaan yang menjadi bagian dari masyarakat membuat kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari BTEL selalu difokuskan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Hal ini sejalan dengan falsafah dari pendiri kelompok usaha Bakrie, H. Achmad Bakrie yang mengatakan “Setiap rupiah yang di hasilkan Bakrie, harus dapat memberikan manfaat bagi orang banyak”.

Guna mencapai tujuan tersebut, BTEL senantiasa berusaha membangun kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan serta menghormati tradisi dan budaya dari masyarakat lokal, untuk memastikan kegiatan CSR yang tepat guna dan tepat sasaran. Selain itu, BTEL juga menggandeng partner yang memiliki reputasi yang dapat diandalkan.

Di BTEL, fungsi CSR berada di bawah Unit Corporate Communication yang bertanggung jawab untuk memetakan kebutuhan serta prioritas kegiatan yang akan diselenggarakan di suatu wilayah wilayah dengan menjalin hubungan yang harmonis antara pemangku kepentingan di daerah tersebut dan Perseroan.

Salah satu konsep CSR yang ditawarkan BTEL adalah Reaching Out Community and Kids (ROCKS). Yang membuat konsep ini berbeda dengan kegiatan CSR lainnya adalah bentuk partisipasi langsung dari pegawai BTEL yang tergabung dalam relawan ROCKS. BTEL menyadari bahwa karyawannya juga merupakan anggota masyarakat dan sudah selayaknya turut berpartisipasi dalam aktifitas sosial untuk kepentingan bersama. Oleh karena itu, BTEL menyediakan waktu, pelatihan dan fasilitas tersendiri bagi para relawan ROCKS.

Secara umum, kegiatan CSR dibagi menjadi tiga bagian yang memiliki pandangan jangka panjang, menengah dan pendek. Untuk jangka panjang, kegiatan CSR ditujukan agar memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat dengan program-program yang lebih tepat guna. Untuk jangka menengah, program-program ditujukan agar memberikan manfaat dengan menularkan ilmu pengetahuan. Sedangkan untuk jangka pendek, tindakan CSR bertujuan untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan yang ada ditengah masyarakat.

Arah sasaran CSR di BTEL menuju kepada pendekatan People, Education and Planet. Sasaran ini diterjemahkan dalam setiap kegiatan CSR yang dilakukan dengan memperhatikan kepentingan masyarakat yang berada di sekitarnya, dimana setiap kegiatan harus memiliki nilai pengetahuan bagi penerimanya serta dapat membangun masyarakat dan mendorong seluruh aspek yang ada pada masyarakat tersebut untuk menjadi masyarakat yang lebih maju dan baik.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan88

Laporan Kesinambungan

Page 93: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Secara skematis, maka program kerja CSR adalah sebagai berikut:

Program kerja CSR di BTEL terbagi dalam enam pendekatan yaitu:1. Cause Promotion, dimana BTEL mendukung kegiatan sosial yang digagas oleh mitra BTEL baik Pemerintah maupun non pemerintah. − Pemberian 1.000 selimut untuk gempa di Jawa Barat − Pemberian bantuan logistik di wilayah gempa di Sumbar dan Jabar. − Bantuan Logistik & alat telekomunikasi di Situ Gintung yang bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia.2. Cause Related Marketing, dimana BTEL memberikan donasi dari penjualan produk BTEL, yang mana donasi tersebut digunakan untuk

berbagai kegiatan sosial di masyarakat. − Bantuan Pembangunan Mesjid & Sekolah di Padang dari hasil donasi Hape Esia Slank − Pemberian Infaq ke lima lembaga sosial yang dilakukan dari hasil penjualan Hape Esia Hidayah − 1.000 HP untuk Guru di Bali dari hasil penjualan Hape Esia Bali.3. Corporate Social Marketing, dimana BTEL mengagas kegiatan yang mendukung perubahan di dalam masyarakat, terutama di bidang

pendidikan, lingkungan dan tindakan preventif bencana. Untuk kegiatan ini BTEL bekerjasama dengan beberapa pihak ketiga − Fun Science yang bekerjasama dengan fasilitator pendidikan. Kegiatan ini memberikan pengetahuan dasar tentang telekomunikasi

kepada anak sekolah usia 7–12 tahun melalui media yang menarik serta cara penyampaian yang menyenangkan. − One man One Tree yang bekerjasama dengan Radar Kediri − Gerakan Mudah Membaca Al-Quran yang bekerjasama dengan Sygma Foundation. Kegiatan ini berupa seminar 2 hari metode

cepat baca Al-Quran yang diberikan kepada perwakilan dari 16 TPA di Jawa Barat. − Workshop Islamic Motivation untuk para guru − Workshop prospek bisnis counter handset, pulsa dan teknisi handset yang bekerja sama dengan majalah Ponsel4. Corporate Philanthropy, dimana BTEL memberikan donasi langsung ke masyarakat yang berada di sekitar lingkungan usahanya. − Sumbangan acara 17 Agustus di daerah BTS. − Kurban dalam Lebaran Haji − Bantuan pembangunan sarana umum seperti mesjid, MCK dll − Gerakan Zakat dan Wakaf Al-Quran − Khitanan massal − Pengobatan gratis anak yatim − Donor darah − Penyuluhan anti narkoba5. Community Volunteering, dimana BTEL menggagas dan mendorong pertumbuhan relawan dari lingkungan BTEL sendiri untuk dapat

berpartisipasi aktif dalam lingkungannya. Tim relawan ini akan dibekali oleh pelatihan khusus sebelum mereka terjun ke lapangan. Tim relawan BTEL telah diterjunkan langsung bersama PMI ke beberapa area bencana seperti Banjir di Solo, Situ Gintung serta Gempa Tasik dan Sumbar

6. Socially Responsible Business, dimana BTEL mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan mengimplementasikan model usaha kecil di bidang telekomunikasi.

− Uber Esia yang bekerjasama dengan Grameen Foundation

Selama tahun 2009, Perseroan telah menganggarkan lebih dari Rp 4,5 miliar untuk mendukung kegiatan CSR-nya

Project Public Relation

New Social MediaMedia Placement

ATL & BTL

89Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Laporan Kesinambungan

Page 94: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan97

Data Perseroan• Profil Dewan Komisaris

• Profil Direksi

• Profil Executive Vice Presidents

• Struktur Organisasi

• Gerai Esia

• Nama dan Alamat Profesi Penunjang

• Definisi dan Singkatan

• Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan 2009

Page 95: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Banyak makna yang bisa anda sampaikan dengan SMS-an pake esia bayar sesuai yang anda pakai!

sedikit kata

Page 96: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Profil Dewan Komisaris

Bobby Gafur S. UmarKomisaris Utama

Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Menjabat

sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak

2003. Saat ini juga menjabat sebagai Managing

Director/CEO PT Bakrie & Brothers Tbk. sejak

Juni 2009 dan Presiden Direktur PT Bakrie Indo

Infrastructure sejak Maret 2008 serta beberapa

jabatan Direksi dan Komisaris di Kelompok Usaha

Bakrie lainnya. Sebelumnya menjabat sebagai

Wakil Komisaris Utama PT Bakrie & Brothers Tbk.

pada periode Pebruari 2008 sampai dengan

Mei 2009 dan Direktur Utama di perusahaan

yang sama pada periode Agustus 2002 hingga

Maret 2008. Jabatan lainnya yang dipegang

sebelumnya adalah Direktur Operasional di

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. pada periode

Juni 2000 hingga Agustus 2002. Sejak November

2006 sampai dengan saat ini, ditunjuk sebagai

Ketua Komite Manufaktur dan Produksi pada

Asosiasi Insinyur Indonesia. Pada tahun 2008,

menjabat sebagai anggota di bidang Pengkajian

Sektor Agribisnis pada Asosiasi Emiten Indonesia

sampai dengan sekarang. Memperoleh gelar

Master of Business Administration (MBA) dari

Universitas Arkansas, Little Rock Arkansas,

Amerika Serikat 1995.

Ai Mulyadi MamoerKomisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 64 tahun. Ketua

Komite Audit sejak tanggal 1 Juni 2006 dan

Komisaris Independen Perseroan. Menjabat

sebagai Sekjen Tiga Pilar Kemitraan – koalisi

anti korupsi antara pemerintah, sektor

swasta dan masyarakat sipil. Selain itu juga

menjabat sebagai wali amanat untuk Indonesia

Procurement Watch (IPW), anggota dari Dewan

Eksekutif Transparency International Indonesia

(TI-Indonesia), anggota dari Indonesian Society

of Telematics (MASTEL), pendiri dan anggota

dari Dewan Eksekutif the Indonesian Society

of Entrepreneurs (MEI), Anggota Paguyuban

Komisaris Indonesia. Jabatan lainnya adalah

anggota Komite Integritas Bulog, Pertamina dan

Jamsostek dan sebelumnya sebagai penasehat

ahli bagi Presiden Direktur dan Koordinator

penasehat ahli di PT Telkom, sebagai Komisaris

PT Ratelindo, Dewan Pengawas Perum Pos

dan Giro dan Kepala Biro Perencanaan di

Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari

Universitas Padjajaran, Bandung dan gelar (MA)

dari Michigan State University, Amerika Serikat;

Pendiri dan anggota Tim 45 Dewan Integritas

Bangsa.

Rajsekar KuppuswawimittaKomisaris Independen

Warga Negara Australia, 54 tahun. Menjabat

sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak

tahun 2005. Saat ini juga menjabat sebagai

Chairman dari Essential Value Associates Pte., Ltd

pada tahun 2003 hingga saat ini. Sebelumnya

pernah menjabat sebagai Chairman di Arthur D.

Little Asia pada periode 1997 hingga 2003. Pada

periode 1980 hingga 1992 pernah menjabat

sebagai Senior Marketing di Pepsico untuk

wilayah Amerika Serikat dan Eropa, Mars (Inggris)

dan Kellog (Australia). Pada periode 1992

hingga 1997 pernah menjabat sebagai Senior

Practicioner di Booz, Allen & Hamilton (London,

Sydney, Singapura), dan Executive Chairman di

Arthur D Little Asia. Memperoleh gelar Master

in Business di Indian Institute of Management,

Ahmedabad, India pada tahun 1980 dan Bachelor

dari IIT Bombay, India pada tahun 1979.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan92

Data Perseroan

Page 97: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Nalinkant Amratlal RathodKomisaris

Warga Negara India, 60 tahun. Menjabat sebagai

Komisaris Perseroan sejak tahun 2005. Saat ini

juga menjabat sebagai Komisaris di PT Bumi

Resources Tbk dan Managing Director di Capital

Managers Asia Pte. Ltd., Singapore. Sebelumnya

pernah menduduki berbagai jabatan di Precision

Products Ltd. (India) (1970-1973), ICICI Ltd. (India)

(1976-1979), Ashok Leyland Ltd. (India) (1979-

1981), PT Texmaco Indonesia Jaya (1981-1982)

dan PT Tripatra Engineering (1982-1987). Juga

pernah berkiprah di Bakrie & Brothers Group

untuk periode 1993-2001 dengan menempati

berbagai posisi kunci, antara lain sebagai

Managing Director dan Chief Operating Officer

PT Bakrie & Brothers Tbk. Memperoleh gelar

Bachelor of Commerce dari Andhra University

di India dan pada tahun 1976 menjadi anggota

Institute of Chartered Accountants of India (CA).

Ambono JanuriantoKomisaris

Warga Negara Indonesia, 50 tahun. Menjabat

sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2003.

Selain sebagai Komisaris Perseroan, pada saat ini

juga masih menjabat berbagai posisi di beberapa

perusahaan, antara lain sebagai Direktur di

PT Bakrie & Brothers Tbk sejak bulan April

2005, Presiden Direktur di PT Bakrie Sumatera

Plantation sejak bulan Juni 2000, Komisaris di

PT Kilang Vecolina sejak September 2001,

Komisaris di PT Bakrie Pasaman Plantations

sejak Juni 2001, dan Komisaris di PT Agrowiyana

sejak Agustus 2000. Memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (SE) jurusan Manajemen dari Universitas

Katholik Parahyangan Bandung pada tahun

1986.

93Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Data Perseroan

Page 98: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Anindya Novyan BakrieDirektur Utama

Warga Negara Indonesia, 36 tahun. Menjabat

sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun

2003. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris

Utama PT Cakrawala Andalas Televisi (antv)

sejak tahun 2009, sebagai Chief Operating

Officer di Capital Managers Asia Pte. Ltd. sejak

tahun 2001, sebagai Komisaris Utama dan

Pimpinan PT Lativi Media Karya (tvOne) sejak

tahun 2007 serta Direktur Utama PT Visi Media

Asia (VIVA) sejak tahun 2008. Sebelumnya

pernah menjabat sebagai Direktur Utama

PT Cakrawala Andalas Televisi (antv) dari tahun

2002 hingga tahun 2009, sebagai Deputy to

Chief Operating Officer dan Managing Director

di PT Bakrie & Brothers Tbk pada periode 1997

hingga 1999 dan sebagai Analis Keuangan di

Salomon Brothers Inc., New York, USA pada

tahun 1996 hingga 1997. Jabatan lain yang

dipegang saat ini adalah Wakil Ketua Umum

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)

bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan

Media, setelah berakhir masa jabatan sebagai

Ketua Komite Tetap bidang Telekomunikasi di

organisasi yang sama pada tahun 2008, dan

juga sebagai anggota Badan Penasihat pada

the Asia Pacific Media Forum (APMF) dari tahun

2003 hingga saat ini. Memperoleh gelar Master

of Business Administration (MBA) jurusan Global

Management Program dari Stanford Graduate

School of Business, California, USA pada tahun

2001 dan gelar Bachelor of Science jurusan

Industrial Engineering dari Northwestern

University, USA pada tahun 1996.

Frederik Johannes MeijerWakil Direktur Utama

Warga Negara Belanda, 40 tahun. Menjabat

sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan sejak

tahun 2007 untuk membidangi Commercial.

Sebelumnya pernah bekerja dalam berbagai

jabatan di PTT Telecom Netherlands / KPN Royal

Dutch Telecom di Belanda, Inggris dan Indonesia,

Unisource NV di Belanda, dan PT Telkomsel

di Indonesia. Memperoleh gelar International

Business Studies dari Hanzenhogeschool

Groningen, Belanda, spesialisasi Marketing di

Middlesex Poly-University, London, Inggris, serta

Marketing Telecommunications Executive Course

di INSEAD, Perancis.

Muhammad BuldansyahWakil Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, 47 tahun. Menjabat

sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan sejak

tahun 2007 untuk membidangi Network

Operation. Sebelumnya pernah menjabat

sebagai System Engineer AT&T Network Systems

International, Netherlands dan Saudi Arabia, pada

periode 1988 hingga 1992; System Engineering

hingga level manager AT&T Network Systems

Indonesia (Lucent Technologies Indonesia) pada

periode 1992 hingga 1996 dan Direktur Jaringan

di PT Excelcomindo Pratama pada periode 2005

hingga 2006. Memperoleh gelar Sarjana Teknik

Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB)

pada tahun 1988.

Profil Direksi

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan94

Data Perseroan

Page 99: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Rakhmat JunaidiDirektur

Warga Negara Indonesia, 38 tahun. Menjabat

sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2003. Saat

ini menjabat sebagai Direktur yang membidangi

Corporate Services Perseroan (intercarier,

regulatory dan corporate communication).

Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur

Keuangan di PT Radio Telepon Indonesia pada

periode 2002 hingga 2004, dan General Manager

Finance & Legal di PT Radio Telepon Indonesia

pada periode 2001 hingga 2002 dan manajer di

PT Skytel pada 1994 hingga 1995. Memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari

STIE Perbanas Jakarta pada tahun 1997. Jabatan

lain yang dipegang adalah Sekretaris Jenderal

dari Asosiasi Kliring Interkoneksi Telekomunikasi

(ASKITEL) untuk periode 2005 hingga 2008.

Juliandus Lumban TobingDirektur

Warga Negara Indonesia, 46 tahun. Juliandus

A. Lumban Tobing menyelesaikan studi dari

Fakultas Hukum Universitas Pajajaran pada

tahun 1990. Pernah bekerja sebagai Trade

Representative di Kedutaan Republik Indonesia

di Inggris pada tahun 1981, sebelum memulai

karirnya di Kementrian Perdagangan sejak

tahun 1991. Juliandus A. Lumban Tobing

bergabung dengan Kusnandar & Co. Law Firm

dan PT Dae Ichi Kangyo Bank Indonesia sebagai

Legal Advisor sebelum bergabung dengan

Group Bakrie. Memulai karirnya di Group Bakrie

sebagai Corporate Legal Advisor khususnya

restrukturisasi hutang pada tahun 1999 dan

pernah menjabat sebagai Direktur di PT Bakrie

Swasakti Utama pada tahun 2001 hingga tahun

2003. Pada bulan Juni tahun 2004 Juliandus A.

Lumban Tobing diangkat menjadi Direktur Legal

dan HR Administrasi sekaligus sebagai Sekretaris

Perusahaan di PT Bakrie & Brothers Tbk, sebuah

induk perusahaan Group Bakrie, dan berakhir

pada bulan Juni 2008. Sejak tahun 2005 sampai

dengan sekarang, Juliandus Tobing bergabung

dengan Bakrie Telecom selaku Direktur yang

membawahi Direktorat Legal.

Jastiro AbiDirektur

Warga Negara Indonesia, 38 tahun. Menjabat

sebagai Direktur yang membidangi keuangan

Perseroan sejak tahun 2007. Sebelumnya pernah

menjabat sebagai CFO Perseroan sejak 2004

hingga 2007, sebagai Direktur di PT Bakrie

Swasakti Utama pada tahun 2002 hingga 2004,

berbagai posisi manajerial pada divisi Corporate

Banking, Credit Recovery Unit, Trade Finance

di HSBC pada tahun 1998–2002 dan PT Astra

Internasional Tbk pada tahun 1997–1998.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas

Diponegoro pada tahun 1995, MEngSc dari

Queensland University of Technology Australia

pada tahun 1997, MBA dari University of Western

Australia pada tahun 2005.

95Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Data Perseroan

Page 100: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Profil Senior Management

Ahmad R. Widarmana EVP Supply Chain Management

Warga Negara Indonesia, 39 tahun. Sebelumnya

pernah menjabat sebagai Vice President Capital

Manager Asia, Pte., Ltd., Senior Manager di

Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)

dan Manager di PT Bank Finconesia di divisi

korporasi dan remedial. Memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi (SE) jurusan Management dari

Universitas Padjajaran, Bandung.

Amit Bose Head of Strategic Initiative

Warga Negara India, 54 tahun. menjabat sebagai

Head of Strategic Initiative Perseroan sejak

tahun 2006. Sebelumnya menjabat sebagai

President of Reliance Infocom (India), President

of Tata TeleServices (India), Vice President bidang

pemasaran Pepsi Asia dan di bidang distribusi

ritel dan pemasaran konsumen Unilever India.

Memperoleh gelar MBA dari Indian Institute of

Management, Ahmedabad, India.

Triharry D. Oetji EVP HR & GA

Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Sebelumnya

pernah menjabat sebagai Chief of Human

Capital Management dari HCM SCS Astragraphia

Technologies. Memperoleh gelar Sarjana

Administrasi Niaga dari Universitas Parahyangan,

Bandung dan Master of International

Management dari Bond University, Australia.

Ridzki Kramadibrata EVP Marketing, Product and CRM

Warga Negara Indonesia, 40 tahun. Menjabat

sebagai Executive Vice President Perseroan

sejak tahun 2008 untuk membidangi Marketing,

Product, dan CRM. Sebelumnya pernah bekerja

dalam berbagai jabatan di PT Satelindo di

Indonesia, MCI Communications di Amerika

Serikat, Skha Consulting, dan PT Smart Telecom

di Indonesia. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

dari Universitas Padjadjaran, Diploma in Business

dari UC Berkeley serta MBA dari State University of

New York at Buffalo, Amerika Serikat.

Irfandi Firmansyah EVP Sales

Warga Negara Indonesia, 45 tahun. Menjabat

sebagai EVP Sales Perseroan sejak tahun 2008.

Sebelumnya pernah bekerja dalam berbagai

jabatan di Telkomsel, dengan jabatan terakhir

adalah Vice President Jawa Bali Area Telkomsel.

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Institut

Teknologi Bandung.

Irwan Anwar EVP Network Services

Warga Negara Indonesia, 46 tahun. Lulus

dari Institut Teknologi Bandung jurusan

telekomunikasi. Memulai karirnya sebagai

Instrument Engineer untuk Sumatera Selatan

di PT Schlumberger Oil Service Company.

Pada tahun 1996, menjadi Vice President

untuk Network Development and Network

Operation Center di PT Excelcomindo Pratama.

Sebelum bergabung dengan Bakrie Telecom

Mei 2009, menjadi Head of Network Services di

PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia.

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan96

Data Perseroan

Page 101: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Struktur Organisasi

97Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Data Perseroan

Direksi

Direktur KeuanganJastiro Abi

Wakil Direktur Utama (Commerce)

Frederik Johannes Meijer

Direktur UtamaAnindya Novyan Bakrie

Komisaris UtamaBobby Gafur S. Umar

KomisarisIndependenAi Mulyadi Mamoer

KomisarisIndependenRajsekar Kuppuswawimitta

KomisarisNalinkant Amratlal Rathod

KomisarisAmbono Janurianto

Komite Audit

Komite Manajemen Risiko

Komite Remunerasi dan Nominasi

Wakil Direktur Utama(Network Services)

Muhammad Buldansyah

Direktur HukumJuliandus Lumban Tobing

Direktur Corporate ServicesRakhmat Junaidi

Dewan Komisaris

Page 102: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Gerai Esia

Jabodetabek

Gerai Wisma BakrieGedung Wisma Bakrie Lt. GroundJl. HR Rasuna Said Kav B1Jakarta 19920

Gerai Roxy MasRuko ITC Roxy Mas, Blok D2 No. 4-5 Jl. K.H. Hasyim Ashari, Jakarta

Gerai FatmawatiRuko ITC Fatmawati Blok A1 No. 22-23 Jakarta Selatan

Gerai Cempaka MasRukan ITC Cempaka Mas Blk A-30-31Jl. Letjen Suprapto, Jakarta Pusat

Gerai Depok Jl. Margonda Raya No. 27, Depok

Gerai BekasiKomp. Kalimalang Komersial Center Jl. Ahmad Yani No. 5-6, Bekasi

Gerai SerpongKomp. WTC Matahari BSD, Ruko No. 5825 Jl. Raya Serpong

Gerai BogorJl. Pajajaran No. 41(samping dokter 24 jam), Bogor

Gerai SerangJl. A. Yani No. 45 B Cipare - Serang

Gerai KarawangJl. Tuparev No. 377 E, CinagohKarawang Kota

Gerai SukabumiJl. A Yani No. 24, Sukabumi

Gerai Cimone TangerangJl. Gatoto Subroto Km. 2,5Cimone - Tangerang

Gerai CengkarengPusat Niaga Puri AgungBlok SE II No.11 - 13, Cengkareng

Gerai Pulo GadungRuko Pulo Gadung Trade CenterBlok 8-I No. 26, Pulo Gadung

Gerai CiledukCBD Cileduk MallBlok BT B01A, Cileduk - Tangerang

Gerai Pondok GedeJl. Pondok Gede Raya No. 18-I Lubang Buaya, Jakarta Timur

Gerai CiputatJl. RE. Martadinata Km. 27 Blok A No. 11, Ciputat

Gerai CipayungJl. Raya Puncak Km. 17. Cipayung Puncak - Bogor

Gerai CikarangJl. RE. Martadinata No. 13 Cikarang Kota

Gerai CinereRuko Cinere Blok M No. 20, Cinere

Gerai Pluit Muara KarangRuko Muara Karang Blok A4 Utara No. 79 B, Pluit

Gerai CibinongJl. Mayor Oking Jayaatmaja No. 82A Cibinong

Gerai CibuburRuko Cibubur Point Blok A No. 3, Cibubur

Gerai CililitanJl. Dewi Sartika No. 292 E, Cililitan

Gerai Kebon JerukJl. Lapangan Bola No. 3 A2, Kebun Jeruk

Gerai Mangga DuaMangga Dua Square Lt. 3 Kavling 08 Mangga Dua

Gerai CilegonJl. Ahmad Yani Km. 1 No. 6Cilegon - Banten

Gerai CikupaJl. Gatot Subroto KM 5.5Kp Ledug Rt 03 Rw 06 No. 1, Cikupa

Jawa Barat

Gerai DAGOJl. Ir. H. Djuanda 155, Bandung

Gerai Istana PlazaJl. HOS. Cokroaminoto 121-123 LG D-1, Bandung

Gerai BECIstana BEC, Jl.Purnawarman 13-15 LU J 03-08 - Bandung

Gerai TasikRuko Tasik Indah Plaza No. 41 Jl. HZ Mustofa 345, Tasikmalaya

Gerai CirebonJl. Siliwangi No.34, Cirebon

Gerai BSMBandung Super Mall, L1 Unit B 162 Jl. Gatot Subroto, Bandung

Gerai SoreangJl. Raya Soreang No. 21 Rt. 01/04 Ds. Pamekaran - Soreang

Gerai JatinangorJl. Raya Jatinangor Km. 25 No. 69 Jatinangor

Gerai SumedangJl. Mayor Abdurrahman No. 108 Kota Kaler - Sumedang

Gerai KuninganJl. Siliwangi No. 124, Kuningan

Gerai GarutJl. Cimanuk No. 89, Garut

Gerai PurwakartaJl. Taman Pahlawan No. 33, Purwakarta

Gerai SubangJl. Otto Iskandar Dinata No. 51, Subang

Gerai SurapatiJl. PHH. Mustopa No. 39, Surapati Bandung

Gerai CianjurJl. DR. Muwardi No. 80 (By Pass), Cianjur

Gerai IndramayuJl. Jendral Sudirman No. 151, Indramayu

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan98

Data Perseroan

Page 103: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Jawa Tengah

Gerai Semarang - MT HaryonoJl. MT. Haryono 878, Semarang

Gerai Semarang - Simpang LimaPlasa Simpang Lima Lt. 2, Semarang

Gerai SoloJl. Adisucipto No. 28, Solo

Gerai Yogyakarta Jl. Diponegoro No. 64, Yogyakarta

Gerai PurwokertoJl. Jend Sudirman No. 618 Purwokerto

Gerai TegalJl. Gajah Mada No. 33, Tegal

Gerai UngaranJl. Diponegoro 745 Ruko Ungaran Square

Gerai BoyolaliJl. Pandanaran No. 186, Boyolali

Gerai WonogiriJl. A. Yani No. 172A - Wonogiri

Gerai MagelangJl. Ahmad Yani Ruko Armada Estate Blok A2 No. 3, Magelang

Gerai PekalonganJl.Diponogoro no.43C, Pekalongan

Gerai CilacapJl. Brigjen. Katamso No. 19, Cilacap

Jawa Timur

Gerai Surabaya - DarmoJl. Raya Darmo No. 112, Surabaya

Gerai Surabaya - WTCGedung WTC Lt. I Galeria Jl. Pemuda 27-31, Surabaya

Gerai MalangJl. Letjen. S. Parman No. 82-84, Kav 5-6 Malang

Gerai BaliJl. Teuku Umar No. 77, Denpasar

Gerai JemberJl. Ahmad Yani No. 97, Jember

Gerai KediriJl. Kili Suci No. 79A-79B, Kediri

Gerai LamonganJl. Jaksa Agung Suprapto No. 28 Lamongan

Gerai PasuruanJl. Raya Soekarno Hatta No. A-11 Pasuruan

Gerai MojokertoJl. Mojopahit 436B, Mojokerto

Gerai SidoarjoJl. Diponegoro No. 2, Mall Ramayana Sidoarjo

Gerai Plaza MarinaPlaza Marina Lt. 3 No. A2 B1, Surabaya

Gerai GresikJl. Usman Sadar No. 173, Gresik

Gerai BatuJl. Panglima Sudirman No. 36Batu - Malang

Gerai MadiunJl. Kolonel Mahadi No. 62Madiun, Jawa Timur

Gerai SingarajaJl. Ahmad Yani No. 94D, Kaliuntu Singaraja - Bali

Gerai MataramJl. Panca Usaha No. 21 C, Mataram

Sumatera Bagian Utara

Gerai Medan MonginsidiJl. Mongonsidi No. 18, Medan

Gerai Medan MilleniumJl. Kapt Muslim Komp. Ruko Plaza Blok A-5, Medan

Gerai BatamKompleks Sakura Anpan Blok E No. 3 Nagoya - Batam

Gerai Padang Jl. Ahmad Yani No. 40, Padang

Gerai Pematang SiantarJl. Sutomo No. 292, Pematang Siantar

Gerai BinjaiJl. Jend. Sudirman No. 192, Binjai, Medan

Sumatera Bagian Selatan

Gerai LampungJl. Ahmad Yani No.16, Bandar Lampung

Gerai PalembangJl. POM IX Komp. Ruko Palembang Square R.116 - 117, Palembang

Gerai PekanbaruJl. Jend. Sudirman No. 50 Persimp. Juanda, Pekanbaru

Gerai JambiJl. MH. Thamrin (Komp. Ruko - seberang Mall Kapuk) Jambi

Gerai MetroJl. Pagar Alam No. B 5bRuko Sumur - Metro Lampung

Pamasuka

Gerai MakasarJl. Botolempangan No 34 A/B, Makassar

Gerai BalikpapanJl. Jend. Sudirman No. 565 - 566 Balikpapan

Gerai BanjarmasinJl. Ahmad Yani Km. 7,2 No. 269/3A-B Kertak Hanyar, Banjarmasin

Gerai SamarindaRuko Permata Kaltim Jl. Pahlawan No. 28-29, Samarinda

Gerai PontianakPontianak Mega Mall, Blok B-8 & B-9 Jl. Ahmad Yani, Pontianak

Gerai ManadoRuko Boulevard, No. 6-7 Jl. Piere Tendean, Manado

99Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Data Perseroan

Page 104: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Nama dan Alamat Profesi Penunjang

Biro Administrasi Efek

PT Ficomindo Buana RegistrarMayapada Tower 10th Floor Suite 02 BJl. Jend. Sudirman Kav 28Jakarta 12920Telp : (+62-21) 521 2316, 521 2317Fax : (+62-21) 521 2320Email : [email protected]

Auditor Independen

Tjiendradjaja & Handoko TomoRegistered Public AccountantsJl. Sisingamangaraja No. 26, Lantai 2Jakarta 12120 - IndonesiaTelp : (+62-21) 720 2605Fax : (+62-21) 727 88954www.mazars.co.id

Lembaga Pemeringkat Efek

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)Setiabudi Atrium, Lantai 8, Suite 809-810Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62Jakarta 12920Telp : (+62-21) 521 0077Fax : (+62-21) 521 0078

Saham Tercatat

PT Bursa Efek IndonesiaIndonesia Stock Exchange Building Tower 1Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190Telp : (+62-21) 515 0515Fax : (+62-21) 515 0330

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan100

Data Perseroan

Page 105: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Definisi dan Singkatan

ARPU : Average Revenue per User, atau rata-rata pendapatan per pelanggan.

Anak Perusahaan : Perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perseroan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Bandwidth : Lebar pita frekuensi yang merupakan ukuran kapasitas suatu jaringan komunikasi.

Bapepam - LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 Undang-Undang Pasar Modal.

BSC : Base Station Controller, yaitu perangkat yang mengendalikan saluran radio, mengatur dan mengalokasikan sinyal telepon seluler dari BTS ke BTS atau ke MSC.

BNBR : PT Bakrie & Brothers Tbk., perseroan terbatas terbuka yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, sebagai pemegang saham mayoritas Perseroan.

BTS : Base Transceiver Station, yaitu perangkat penerima dan pemancar sinyal radio.

Call Center : Pusat layanan pelanggan melalui telepon.

CDMA : Code Division Multiple Access, yaitu sistem radio digital dengan akses jamak untuk pengiriman suara dan data, dimana pengguna berbagi frekuensi melalui kode-kode unik.

Churn Rate : Jumlah total nomor pelanggan yang diputuskan dari jaringan Perseroan baik secara sepihak atau tidak dalam suatu periode dibagi dengan jumlah pelanggan pada akhir periode tersebut, dibagi dengan jumlah bulan dalam periode tersebut, dan dinyatakan dalam persentase.

CRM : Customer Relationship Management, yaitu manajemen pelayanan kepada pelanggan yang ditujukan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan yang didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, proses bisnis yang berpadu, dan teknologi yang efisien dan efektif.

DPS : Daftar Pemegang Saham.

E-TDMA : Extended Time Division Multiple Access, yaitu teknologi telekomunikasi akses jamak yang memungkinkan pengguna berbagi frekuensi yang terbagi atas slot-slot waktu.

EBIT : Earnings Before Interest and Tax, yaitu laba bersih sebelum bunga dan pajak.

EBITDA : Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortisation, yaitu laba bersih sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.

Gerai Esia : Kantor pelayanan dan penjualan seluruh produk Perseroan.

GSM : Global System for Mobile Communications, yaitu suatu sistem telekomunikasi seluler dengan standar Eropa.

HMETD : Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan.

JBJB : Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

KSEI : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.

Limited Mobility : Layanan mobilitas jaringan akses pelanggan telepon tetap tanpa kabel yang dibatasi pada suatu daerah operasi tertentu.

MMS : Multimedia Messaging Service, yaitu layanan yang memungkinkan pelanggan mengirimkan data – data multimedia.

MSC : Mobile Switching Center, yaitu perangkat sentral telepon yang mengelola lalu lintas panggilan telepon, serta mengontrol BSC.

Perseroan : PT Bakrie Telecom Tbk., berkedudukan di Jakarta, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan Undang – Undang Negara Republik Indonesia.

PMA : Penanaman Modal Asing.

PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri.

PSTN : Public Switch Telephone Network, yaitu jaringan telekomunikasi tetap yang digunakan untuk menyelenggarakan jasa telepon domestik.

ROA : Return on Assets atau imbal hasil investasi yang merupakan perbandingan antara jumlah laba bersih dengan jumlah aktiva dalam periode yang sama.

Roaming : Salah satu layanan dari jasa seluler yang memungkinkan pelanggan suatu jaringan menggunakan jaringan milik sendiri atau operator lain di luar wilayah asal.

ROE : Return on Equity atau imbal hasil ekuitas yang merupakan perbandingan antara jumlah laba bersih dengan jumlah ekuitas dalam periode yang sama.

RUIM : Removable User Identification Module, yaitu kartu elektronik yang dimasukkan dalam ponsel untuk mengidentifikasikan pelanggan dalam jaringan CDMA.

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

RUPSLB : Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

Seluler : Layanan mobilitas jaringan akses pelanggan tanpa kabel yang tidak dibatasi pada suatu daerah operasi tertentu.

SLI : Sambungan Langsung Internasional.

SLJJ : Sambungan Langsung Jarak Jauh.

SMS : Short Messaging Service, yaitu layanan pesan singkat, merupakan salah satu bentuk layanan untuk mengirimkan, menerima data berbentuk teks dari/ke ponsel.

Starter pack : Paket kartu perdana yang berisikan kartu RUIM untuk dijual kepada pelanggan baru.

STLR : Sambungan Telepon Lintas Radio.

Talktime : Lama waktu bicara.

USO : Universal Service Obligation, yaitu kewajiban pembangunan sarana telekomunikasi untuk daerah tertinggal.

VAS : Value Added Services.

VoIP : Voice Over Internet Protocol, yaitu layanan sambungan suara berbasis internet.

101Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Data Perseroan

Page 106: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

JASTIRO ABIDIREKTUR

Laporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemenPT Bakrie Telecom Tbk dan ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

DEWAN KOMISARIS

DIREKSI

BOBBY GAFUR S. UMARKOMISARIS UTAMA

ANINDYA NOVYAN BAKRIEDIREKTUR UTAMA

AI MULYADI MAMOERKOMISARIS INDEPENDEN

RAJ MITTAKOMISARIS INDEPENDEN

NALINKANT A. RATHODKOMISARIS

AMBONO JANURIANTOKOMISARIS

FREDERIK J. MEIJERWAKIL DIREKTUR UTAMA

MUHAMMAD BULDANSYAHWAKIL DIREKTUR UTAMA

RAKHMAT JUNAIDIDIREKTUR

JULIANDUS A. LUMBAN TOBINGDIREKTUR

Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan 2009

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan102

Page 107: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Laporan Keuangan

103Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan

Page 108: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan112

Page 109: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Ina,rzers

(e@n angb tued4n utuk rlhun

PT BAKRIE TELECOI TbK

Mkd@@^Ufu6'Ree

(tbcMPtut tuEtu

dM)

Pf BAKRIE TELECOfi fbk

TJIENDRADJAJA & HANDOKO TOIV]O

Page 110: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Daftar Isi Table of Contents Halaman/

P a g e

Surat pernyataan direksi Laporan auditor independen Laporan keuangan Neraca Laporan laba rugi Laporan perubahan ekuitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan

1

4

5

6

8

Statement letter of directors

Independent auditors’ report

Financial statements

Balance sheet

Statement of income

Statement of changes in equity

Statement of cash flows

Notes to the financial statements

Page 111: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom

fi

Page 112: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Bakrie Telecom

Page 113: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

fMAzARs

TjrEN DRADJAJA & HANDoKo ToMo

Page 114: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

lM^z^R'

T]]ENDRADI^IA & HANOOKOTOMO

Page 115: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements are an integral part of these financial statements.

1

PT BAKRIE TELECOM Tbk NERACA 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk BALANCE SHEET DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures as of December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan / Notes 2009 2008 2007

ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2b,3,34 715.672.709.550 501.639.725.742 295.662.862.220 Cash and cash equivalents Investasi jangka pendek 2c,4,34 557.798.068.808 1.083.022.599.227 100.026.567.865 Short-term investments Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan Trade receivables piutang ragu-ragu sebesar (net of allowance for Rp20.724.887.463 pada doubtful accounts of tahun 2009, Rp26.396.142.509 Rp20,724,887,463 in 2009, pada tahun 2008 dan Rp26,396,142,509 in 2008 Rp37.294.180.760 pada and Rp37,294,180,760 tahun 2007) 2d,5 94.468.973.285 120.970.886.696 102.985.581.076 in 2007) Persediaan 2f,6 27.663.062.467 35.757.977.390 18.426.917.943 Inventories Uang muka 7 17.752.614.593 22.685.668.068 48.955.156.754 Advances Biaya dibayar di muka 2g,8 114.655.247.894 334.291.480.640 206.602.524.580 Prepaid expenses Pajak dibayar di muka 2t,31a 203.798.590.848 209.949.908.089 137.718.053.139 Prepaid taxes

Jumlah Aset Lancar 1.731.809.267.445 2.308.318.245.852 910.377.663.577 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Kas yang dibatasi penggunaannya 2b,13,34 39.745.869.788 31.856.593.772 27.402.489.199 Restricted cash in banks Uang muka pembelian Advances for purchase of aset tetap 9 149.299.002.847 327.378.215.300 123.024.653.054 fixed assets Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Fixed assets Rp2.341.074.914.428 (net of accumulated pada tahun 2009, depreciation of Rp1.421.272.376.692 Rp2,341,074,914,428 in 2009, pada tahun 2008 dan Rp1,421,272,376,692 in 2008 Rp988.911.391.930 and Rp988,911,391,930 pada tahun 2007) 2h,2i,2j,2k,10 9.314.678.257.934 5.303.281.246.648 3.307.202.072.332 in 2007) Beban ditangguhkan 2m,11 - - 10.318.245.034 Deferred charges Taksiran tagihan pajak penghasilan 2t,31b 45.615.970.187 43.942.823.519 30.289.564.291 Estimated claims for tax refund Aset derivatif 2o,12 69.978.503.322 523.739.071.687 249.221.762.416 Derivative assets Jaminan 2l,34 85.148.177.232 7.456.409.314 6.327.344.783 Security deposits

Jumlah Aset Tidak Lancar 9.704.465.781.310 6.237.654.360.240 3.753.786.131.109 Total Non-Current Assets

JUMLAH ASET 11.436.275.048.755 8.545.972.606.092 4.664.163.794.686 TOTAL ASSETS

Page 116: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements are an integral part of these financial statements.

2

PT BAKRIE TELECOM Tbk NERACA 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk BALANCE SHEET DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures as of December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan / Notes 2009 2008 2007

KEWAJIBAN DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIES Pinjaman bank jangka pendek 14,34 235.000.000.000 - - Short- term bank loan Hutang usaha Trade payables Pihak ketiga 15,34 945.027.120.392 522.930.230.802 186.579.573.237 Third parties Hubungan istimewa 2e,15,32 1.952.203.668 1.894.722.185 4.867.117.654 Related parties Hutang lain-lain 16,34 8.068.617.691 6.969.793.120 9.960.205.069 Other payables Pendapatan diterima dimuka 2q 68.121.003.153 81.472.910.478 19.720.021.045 Unearned revenue Uang muka pelanggan 17 34.212.754.408 55.830.572.733 41.518.821.506 Customers’ deposits Beban masih harus dibayar 18 165.852.158.369 197.018.153.669 158.028.365.094 Accrued expenses Hutang pajak 2t,31c 8.670.528.405 6.465.373.667 7.477.326.258 Taxes payable Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu Current maturities of satu tahun long-term loans Hutang usaha 15 60.908.437.400 149.022.531.748 72.369.578.778 Trade payables Pinjaman bank 19,34 241.007.514.670 26.241.460.486 - Bank loans Obligation under financing Hutang sewa pembiayaan 2h,2i,20 293.151.533.364 - - leases

Jumlah Kewajiban Lancar 2.061.971.871.520 1.047.845.748.888 500.521.008.641 Total Current Liabilities

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2t,31e 164.639.066.027 117.366.753.301 76.123.128.694 Deferred tax liabilities - net Kewajiban imbalan kerja 2r,33 25.150.416.079 19.632.287.930 13.845.874.291 Employee benefits obligation Laba ditangguhkan atas penjualan Deferred gain on sale dan penyewaan kembali - bersih 2i 95.126.334.737 - - and leaseback - net Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo Long-term loans - net of dalam waktu satu tahun current maturities Hutang usaha 15 - 70.951.860.463 189.452.485.758 Trade payables Pinjaman bank 19,34 1.067.030.355.425 1.563.421.715.388 1.365.755.000.000 Bank loans Obligation under financing Hutang sewa pembiayaan 2h,2i,20 2.339.278.887.117 - - leases Hutang obligasi 2n,21 646.147.255.946 644.702.476.923 643.257.697.900 Bonds payable

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 4.337.372.315.331 2.416.075.094.005 2.288.434.186.643 Total Non-Current Liabilities

Jumlah Kewajiban 6.399.344.186.851 3.463.920.842.893 2.788.955.195.284 Total Liabilities

Page 117: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements are an integral part of these financial statements.

3

PT BAKRIE TELECOM Tbk NERACA 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk BALANCE SHEET DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures as of December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan / Notes 2009 2008 2007

EKUITAS EQUITY Modal saham Capital stock Nilai nominal Par value Common shares Saham biasa seri A Rp200 series A Rp200 Common shares Saham biasa seri B Rp100 series B Rp100 Modal dasar Authorized shares Saham biasa seri A Common shares series A 10.000.000.000 saham 10,000,000,000 shares Saham biasa seri B Common shares series B 32.111.652.195 saham 32,111,652,195 shares Modal ditempatkan dan disetor penuh Issued and fully paid shares Saham biasa seri A Common shares series A 5.751.502.450 saham 5,751,502,450 shares Saham biasa seri B Common shares series B 22.730.915.129 saham 22,730,915,129 shares pada tahun 2009 dan 2008 in 2009 and 2008, 13.202.174.417 saham 13,202,174,417 shares pada tahun 2007 22 3.423.392.002.900 3.423.392.002.900 2.470.517.931.700 in 2007 Tambahan modal disetor 23 2.141.166.570.210 2.141.166.570.210 33.870.502.548 Additional paid-in capital Saham beredar yang diperoleh kembali 2p,24 (11.000.000.000 ) (68.942.550.000 ) - Treasury stock Agio saham beredar yang diperoleh kembali 2p,24 50.623.174.275 20.943.398.108 - Premium on treasury stock Laba investasi jangka pendek Unrealized gain on yang belum terealisasi 2c,4 2.514.674.254 5.950.137.230 612.896.738 short-term investments Cadangan lindung nilai 2o,12 41.849.654.706 269.599.531.383 217.077.222.113 Hedging reserve Defisit (611.615.214.441 ) (710.057.326.632 ) (846.869.953.697 ) Deficit

Ekuitas - Bersih 5.036.930.861.904 5.082.051.763.199 1.875.208.599.402 Equity - Net

JUMLAH KEWAJIBAN TOTAL LIABILITIES DAN EKUITAS 11.436.275.048.755 8.545.972.606.092 4.664.163.794.686 AND EQUITY

Page 118: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to the financial statements are an integral part of these financial statements.

4

PT BAKRIE TELECOM Tbk LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk STATEMENT OF INCOME FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan / Notes 2009 2008 2007

PENDAPATAN USAHA 2d,2e,2q,25,32 OPERATING REVENUES Pendapatan usaha - kotor Operating revenue - gross Jasa telekomunikasi 3.117.869.172.435 2.503.861.351.672 1.503.389.726.938 Telecomunication service Jasa interkoneksi 317.686.351.629 301.447.743.551 168.642.356.823 Interconnection service

Jumlah pendapatan usaha 3.435.555.524.064 2.805.309.095.223 1.672.032.083.761 Total operating revenue Beban interkoneksi (241.114.171.289 ) (284.354.144.186 ) (244.690.894.770 ) Interconnection expenses Potongan harga (451.863.954.523 ) (318.662.914.791 ) (137.452.336.168 ) Discount

Pendapatan Usaha - Bersih 2.742.577.398.252 2.202.292.036.246 1.289.888.852.823 Operating Revenue - Net

BEBAN USAHA 2e,2q,32 OPERATING EXPENSES Penyusutan 2h,10 979.223.308.028 432.360.984.762 216.240.109.607 Depreciation Operasi dan pemeliharaan 26 506.131.042.222 536.557.325.851 267.908.591.748 Operating and maintenance Umum dan administrasi 27 224.929.155.256 178.021.100.890 112.585.995.762 General and administrative Karyawan 28 290.964.770.046 241.030.386.481 153.807.586.045 Personnel Penjualan dan pemasaran 29 451.466.447.807 423.926.465.794 210.233.173.471 Sales and marketing Usaha lainnya 1.444.779.023 11.763.024.057 10.824.415.219 Other operating

Beban Usaha 2.454.159.502.382 1.823.659.287.835 971.599.871.852 Operating Expenses

LABA USAHA 288.417.895.870 378.632.748.411 318.288.980.971 OPERATING INCOME

PENGHASILAN (BEBAN) OTHER INCOME LAIN-LAIN (CHARGES) Gain (loss) on foreign Laba (rugi) selisih kurs - bersih 2s,30b 97.894.615.112 (44.487.670.117 ) 8.010.910.090 exchange - net Amortisasi laba ditangguhkan atas penjualan dan penyewaan Amortization of deferred gain on kembali 2i 5.616.152.243 - - sale and leaseback Beban keuangan - bersih 30a (220.448.539.580 ) (131.760.182.179 ) (89.858.989.534 ) Financing charges - net Penyisihan piutang ragu-ragu 2d,5 (10.604.128.332 ) (12.490.675.694 ) (17.384.783.050 ) Provision for doubtful accounts Lain-lain - bersih (15.161.570.396 ) (11.837.968.749 ) 636.481.822 Others - net

Beban Lain-lain - Bersih (142.703.470.953 ) (200.576.496.739 ) (98.596.380.672 ) Other Charges - Net

LABA SEBELUM BEBAN INCOME BEFORE PAJAK 145.714.424.917 178.056.251.672 219.692.600.299 TAX EXPENSE BEBAN PAJAK 2t,31e TAX EXPENSE Tangguhan 47.272.312.726 41.243.624.607 75.423.611.426 Deferred

LABA BERSIH 98.442.112.191 136.812.627.065 144.268.988.873 NET INCOME

LABA BERSIH PER SAHAM 2u,35 BASIC EARNINGS DASAR 3,456 5,190 7,652 PER SHARE

LABA BERSIH PER SAHAM 2u,35 DILUTED EARNINGS DASAR DILUSIAN - 5,188 7,423 PER SHARE

Page 119: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. The accompanying notes to the financial statements are an integral part of these financial statements.

5

PT BAKRIE TELECOM Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Laba Investasi Agio Saham Jangka Pendek Saham Beredar yang Belum Tambahan Beredar yang Diperoleh Terealisasi/ Modal Disetor/ yang Diperoleh Kembali / Unrealized Gain Cadangan Catatan/ Modal Saham/ Additional Kembali / Premium on on Short-term Lindung Nilai/ Defisit/ Ekuitas - Bersih/ Notes Capital Stock Paid-in Capital Treasury Stock Treasury Stock Investments Hedging Reserve Deficit Equity – Net

Saldo 1 Januari 2007 2.456.762.114.500 29.055.966.528 743.210.928 - (991.138.942.570 ) 1.495.422.349.386 Balance as of January 1, 2007 Penerimaan dari penerbitan waran 22,23 13.755.817.200 4.814.536.020 - - - - - 18.570.353.220 Proceeds from exercise of warrants Rugi investasi jangka pendek yang Unrealized loss on short-term belum terealisasi 2c,4 - - - - (130.314.190 ) - - (130.314.190 ) investments Cadangan lindung nilai 2o,12 - - - - - 217.077.222.113 - 217.077.222.113 Hedging reserve Laba bersih tahun 2007 - - - - - - 144.268.988.873 144.268.988.873 Net income in 2007

Saldo 31 Desember 2007 2.470.517.931.700 33.870.502.548 - - 612.896.738 217.077.222.113 (846.869.953.697 ) 1.875.208.599.402 Balance as of December 31, 2007 Penerimaan dari setoran modal saham 22,23 862.648.683.600 2.075.740.324.082 - - - - - 2.938.389.007.682 Proceeds from stock issuance Penerimaan dari penerbitan waran 22,23 90.225.387.600 31.555.743.580 - - - - - 121.781.131.180 Proceeds from exercise of warrants Saham beredar yang diperoleh kembali 24 - - (68.942.550.000 ) - - - - (68.942.550.000 ) Treasury stock Agio saham beredar yang diperoleh kembali 24 - - - 20.943.398.108 - - - 20.943.398.108 Premium on treasury shares Laba investasi jangka pendek yang Unrealized gain on short-term belum terealisasi 2c,4 - - - - 5.337.240.492 - - 5.337.240.492 investments Cadangan lindung nilai 2o,12 - - - - - 52.522.309.270 - 52.522.309.270 Hedging reserve Laba bersih tahun 2008 - - - - - - 136.812.627.065 136.812.627.065 Net income in 2008

Saldo 31 Desember 2008 3.423.392.002.900 2.141.166.570.210 (68.942.550.000 ) 20.943.398.108 5.950.137.230 269.599.531.383 (710.057.326.632 ) 5.082.051.763.199 Balance as of December 31, 2008 Saham beredar yang diperoleh kembali 24 - - 57.942.550.000 - - - - 57.942.550.000 Treasury stock Agio saham beredar yang diperoleh kembali 24 - - - 29.679.776.167 - - - 29.679.776.167 Premium on treasury shares Rugi investasi jangka pendek yang Unrealized loss on short-term belum terealisasi 2c,4 - - - - (3.435.462.976 ) - - (3.435.462.976 ) investments Cadangan lindung nilai 2o,12 - - - - - (227.749.876.677 ) - (227.749.876.677 ) Hedging reserve Laba bersih tahun 2009 - - - - - - 98.442.112.191 98.442.112.191 Net income in 2009

Saldo 31 Desember 2009 3.423.392.002.900 2.141.166.570.210 (11.000.000.000 ) 50.623.174.275 2.514.674.254 41.849.654.706 (611.615.214.441 ) 5.036.930.861.904 Balance as of December 31, 2009

Page 120: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to financial statements are an integral part of the financial statements.

6

PT BAKRIE TELECOM Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk STATEMENT OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2009 2008 2007

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOW FROM OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari pelanggan 2.628.468.952.536 2.507.444.107.162 1.520.955.125.886 Cash receipts from customers Pembayaran kas kepada pemasok (936.783.355.602 ) (1.265.506.569.691 ) (669.904.662.352 ) Payments to suppliers Pembayaran kas kepada karyawan (250.802.462.775 ) (210.839.178.871 ) (128.075.551.793 ) Payments to employees

Kas yang dihasilkan dari operasi 1.440.883.134.159 1.031.098.358.600 722.974.911.741 Cash receipts from operating activities Penerimaan bunga 101.325.971.329 89.740.731.111 16.381.338.058 Receipt of interest Penerimaan restitusi pajak 4.114.935.328 7.022.349.321 4.046.887.654 Receipt of tax restitution Pembayaran bunga (335.585.800.375 ) (216.709.985.460 ) (45.164.610.614 ) Payment of interest Pembayaran pajak (39.391.550.480 ) (33.142.965.852 ) (23.905.553.678 ) Payment of taxes Pembayaran untuk aktivitas Payments of other operating operasi lainnya (28.289.213.080 ) (277.952.137.802 ) (169.856.239.306 ) activities

Kas Bersih Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by Kegiatan Operasi 1.143.057.476.881 600.056.349.918 504.476.733.855 Operating Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOW FROM INVESTASI INVESTING ACTIVITIES Penurunan (kenaikan) bersih investasi Net decrease (increase) in short-term jangka pendek 521.789.067.444 (977.658.790.870 ) (45.516.346.093 ) investments Penerimaan dari penjualan aset tetap 390.000.000.000 - - Cash received from sale of fixed assets Penurunan (kenaikan) uang muka Decrease (increase) in advances for pembelian aset tetap 136.852.224.327 (215.943.985.113 ) (522.982.351.714 ) purchase of fixed assets Pembelian aset tetap (1.579.914.155.606 ) (2.214.560.873.256 ) (1.401.515.156.257 ) Acquisitions of fixed assets

Kas Bersih Digunakan untuk Net Cash Flows Used in Aktivitas Investasi (531.272.863.835 ) (3.408.163.649.239 ) (1.970.013.854.064 ) Investing Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOW FROM PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Penerimaan dari pinjaman bank jangka pendek 235.000.000.000 - - Receipt from short-term bank loan Penerbitan kembali saham beredar yang diperoleh kembali 87.622.326.167 - - Reissuance of treasury stock Penerimaan dari pinjaman bank jangka panjang 697.814.221 1.913.175.873 1.333.610.459.697 Receipts from long-term bank loans Pembayaran atas hutang sewa pembiayaan (662.773.459.227 ) - - Payment of finance lease Pembayaran pinjaman bank jangka panjang (58.298.310.399 ) - (473.181.001.665 ) Payment of long-term bank loans Penerimaan dari setoran modal saham - 2.938.389.007.682 - Proceeds from stock issuance Penerimaan dari penerbitan waran - 121.781.131.180 18.570.353.220 Proceeds from exercise of warrants Saham beredar yang diperoleh kembali - (47.999.151.892 ) - Payment for treasury stock Penerimaan dari hutang obligasi - - 650.000.000.000 Proceeds from bonds issuance Pembayaran biaya penerbitan obligasi - - (7.223.895.107 ) Payment for bonds issuance cost

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Net Cash Flow Provided by untuk) Aktivitas Pendanaan (397.751.629.238 ) 3.014.084.162.843 1.521.775.916.145 (Used in) Financing Activities

Page 121: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to financial statements are an integral part of the financial statements.

7

PT BAKRIE TELECOM Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk STATEMENT OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2009 2008 2007

KENAIKAN BERSIH NET INCREASE OF CASH AND KAS DAN SETARA KAS 214.032.983.808 205.976.863.522 56.238.795.936 CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AWAL TAHUN 501.639.725.742 295.662.862.220 239.424.066.284 AT BEGINNING OF YEAR

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AKHIR TAHUN 715.672.709.550 501.639.725.742 295.662.862.220 AT END OF YEAR

Informasi Tambahan untuk Additional Information of Aktivitas Arus Kas: Cash Flow Activities: Aktivitas yang tidak mempengaruhi Activities not Affecting Cash Flows: arus kas: Penambahan aset tetap melalui Additions in fixed assets under hutang sewa pembiayaan 3.151.339.703.374 - - finance lease obligation Reklasifikasi aktiva dalam penyelesaian Reclassification of construction- menjadi aset tetap 2.494.567.588.820 1.922.470.011.428 1.159.004.817.159 in-progress to fixed assets Reklasifikasi uang muka Reclassification of advance for pembelian aset tetap ke purchase fixed assets to aset tetap 41.226.988.126 11.590.422.867 514.152.133.525 fixed assets

Page 122: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

8

1. UMUM 1. GENERAL

a. Pendirian Perusahaan a. The Company’s Establishment

PT Bakrie Telecom Tbk (dahulu PT Radio Telepon Indonesia) (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 13 Agustus 1993 berdasarkan Akta No. 94 dibuat dihadapan Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 13 tanggal 5 November 1993 dan diubah dengan Akta No. 129 tanggal 27 November 1993, keduanya dibuat dihadapan Abdurachman Kadir, S.H., Notaris pengganti dari Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang kemudian diperbaharui dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970.

PT Bakrie Telecom Tbk (previously PT Radio Telepon Indonesia) (the “Company”) was established in the Republic of Indonesia on August 13, 1993 based on Notarial Deed No. 94, of Notary of Muhani Salim, S.H. in Jakarta as amended by Amendment Deed No. 13 dated November 5, 1993 and amended by Deed No. 129 dated November 27, 1993, both by Notary Abdurachman Kadir, S.H., substitute of Notary Muhani Salim, S.H., in Jakarta within the framework of the Domestic Investment Law No. 6 Year 1968, as amended by Law No. 12 Year 1970.

Status Perusahan mengalami perubahan menjadi perusahaan terbuka sebagaimana tertuang dalam resolusi para pemegang saham yang berkekuatan sama dengan Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan dalam Akta No. 6 tanggal 3 Februari 2006 yang dibuat oleh Agus Madjid, S.H., Notaris di Jakarta. Dimana perubahan tersebut telah disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diterima dan dicatat oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum sebagaimana tertuang dalam surat No. C-03880 HT.01.04.TH.2006, tanggal 13 Februari 2006.

The Company’s status has been changed into a public company through the resolutions of the Company’s shareholders as notarized by Deed No. 6 of Agus Madjid, S.H., Notary in Jakarta dated February 3, 2006. This change was reported to the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia and was accepted and recorded by the Directorate General of General Law Administration through letter No. C-03880 HT.01.04.TH.2006 dated February 13, 2006.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir seluruh anggaran dasarnya telah disusun kembali untuk disesuaikan dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Peraturan No. IX. J.1 sebagaimana dituangkan dalam Akta No. 30 tanggal 11 Agustus 2008 dibuat dihadapan Agus Madjid, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-71025.AH.01.02 tahun 2008. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, pengumuman dalam Lembar Berita Negara mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan masih dalam proses.

The Company’s Articles of Association have been amended several times, the most recent being based in accordance with the law of the Republic of Indonesia Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies and Regulation of Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) No. Kep-179/BL/2008 dated May 14, 2008. Regulation No. IX.J.1 through Notarial Deed No. 30 dated August 11, 2008 of Agus Madjid, S.H., Notary in Jakarta. The Company’s amended Articles of Association have been approved by the Minister of Law and Human Rights of Republic of Indonesia based on decision letter No. AHU-71025.AH.01.02 of 2008. As of the completion date of the financial statements, publishing in State Gazette related with the amended Company’s Articles of Association is still in process.

Page 123: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

9

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi penyediaan jaringan dan penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan daerah operasi mencakup Jakarta, beberapa wilayah di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie, Lantai 2, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta Selatan dan memulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 November 1995.

The scope of activities of the Company comprises of providing fixed digital radio cellular telecommunication network and services. The Company’s operational areas are located in Jakarta, some regions in West Java, Banten, Central Java, East Java, Bali, Sumatera, Sulawesi and Kalimantan. The Company is domiciled in Jakarta with its head office located at Wisma Bakrie, 2nd Floor, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta Selatan. The Company started its commercial operations on November 1, 1995.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 11 Agustus 2008, ruang lingkup kegiatan Perusahaan telah diperluas yang meliputi; merencanakan, membangun dan menyewakan sarana/fasilitas telekomunikasi, melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi, melakukan pemeliharaan, penelitian dan pengembangan sarana/fasilitas telekomunikasi, serta memperdagangkan perangkat/produk telekomunikasi.

Based on the Extraordinary General Shareholders Meeting held on August 11, 2008, the scope of activities of the Company was modified to comprise as follows; plan, develop and lease of telecommunication equipment/facilities, perform marketing and sales activities of telecommunication network and/or services, perform research and development of telecommunication equipment/facilities, and also sell telecommunication product/utilities.

Pada tanggal 15 Juni 2007, Perusahaan memperoleh izin operasional untuk Jaringan Tetap Lokal Tidak Bergerak dengan mobilitas terbatas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 298/KEP/M.KOMINFO/6/2007. Izin tersebut diberikan untuk (i) Jaringan Tetap Lokal Tidak Bergerak dengan mobilitas terbatas dengan frekuensi Band 800 Mhz dengan nomor saluran 37, 78 dan 119 (ii) Jasa Teleponi Dasar dengan jangkauan nasional. Izin regional No. KP.282 tahun 2004 tidak berlaku lagi sejak penerbitan izin nasional ini.

On June 15, 2007, the Company was granted an Operational License for Local Fixed Wireless Network with Limited Mobility based on the Decision Letter of the Minister of Communication and Information of the Republic of Indonesia No. 298/KEP/M.KOMINFO/6/2007. The license was given for (i) Local Fixed Wireless Network with limited mobility frequency bandwith of 800 Mhz with canal number 37, 78 and 119 (ii) Basic Telephone Service with nationwide coverage. The regional license No. KP.282 year 2004 is no longer valid upon the issuance of this nationwide license.

Pada tanggal 23 Januari 2009, Perusahaan memperoleh izin prinsip untuk penyelenggaraan jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), berdasarkan Surat Keputusan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 31/KEP/M.KOMINFO/01/2009 yang telah disetujui oleh pemerintah tanggal 16 Desember 2008 sesuai dengan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 379/KEP/M.KOMINFO/12/2008 tentang penetapan pemenang seleksi penyelenggaraan jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh.

On January 23, 2009, the Company received a principal license for fixed direct line direct long-distance connection, based on Decision Letter of the Minister of Communication and Information of the Republic of Indonesia No. 31/KEP/M.KOMINFO/01/2009; this was also approved on December 16, 2008 based on Minister Decree No. 379/KEP/ M.KOMINFO/12/2008, which indicates the selected service providers for fixed direct line long-distance connection.

Page 124: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

10

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

Pada tanggal 12 Februari 2009, Perusahaan memperoleh izin untuk menyelenggaraan Jaringan Tetap Sambungan Internasional (SLI) dan jasa teleponi dasar, berdasarkan Surat Keputusan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 59/KEP/M.KOMINFO/02/2009 tentang izin penyelenggaraan Jaringan Tetap Sambungan Internasional PT Bakrie Telecom Tbk. Izin penyelenggaraan SLI akan dievaluasi setiap tahun dan dievaluasi secara menyeluruh setiap 5 (lima) tahun.

On February 12, 2009, the Company received a license for International Fixed-Line Direct Connection (SLI) and basic telephone service, based on Decision Letter of the Minister of Communication and Information of the Republic of Indonesia No. 59/KEP/M.KOMINFO/02/2009 about license for International Fixed-Line Direct Connection PT Bakrie Telecom Tbk. The SLI lisence will be evaluated annually and will be fully evaluated every five (5) years.

b. Penawaran Umum Saham Perdana b. Initial Public Offering

Pada tanggal 3 Februari 2006, Perusahaan mencatat sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) melalui Penawaran Umum Perdana Saham Seri B Atas Nama Tahun 2005 sebanyak lima miliar lima ratus juta (5.500.000.000) saham dengan nilai nominal seratus rupiah (Rp100).

On February 3, 2006, the Company listed its shares on the Indonesian Stock Exchange (previously Jakarta Stock Exchange) through Initial Public Offering (IPO) of five billion five hundred million (5,500,000,000) registered shares Series B with nominal value of one hundred Rupiah (Rp100) per share.

Dalam rangka penawaran umum perdana ini, Perusahaan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak satu milyar seratus juta (1.100.000.000) lembar waran seri I diberikan secara cuma-cuma yang menyertai seluruh saham Seri B atas nama. Waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham Seri B atas nama dengan harga pelaksanaan sebesar seratus tiga puluh lima rupiah (Rp135) setiap saham yang dapat dilakukan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu mulai tanggal 3 Agustus 2006 sampai dengan tanggal 2 Februari 2009.

For the purposes of this public offering, the Company also simultaneously issued one billion one hundred million (1,100,000,000) series I warrants which are issued at no cost (noted warrants) accompanying the registered Series B shares. Seri I warrants give a right to its holder to purchase Series B shares at an exercise price of one hundred and thirty-five Rupiah (Rp135) per share, which may be exercised within the period of August 3, 2006 to February 2, 2009.

Penawaran Umum Saham Perdana tersebut disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 23 September 2005 dan dituangkan dalam Akta Notaris No. 39 oleh Agus Madjid, S.H.

The IPO was approved by the Extraordinary Shareholders’ General Meeting held on September 23, 2005 and notarized by Deed No. 39 of Agus Madjid, S.H.

Page 125: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

11

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

c. Penawaran Umum Terbatas (PUT) c. Right Issues

Pada tanggal 14 Februari 2008, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) melalui surat No. S-944/BL/2008 tanggal 14 Februari 2008 atas Penawaran Umum Terbatas sebanyak-banyaknya delapan miliar enam ratus tiga puluh delapan juta tujuh puluh sembilan ribu tiga ratus lima puluh dua (8.638.079.352) Saham Seri B dengan nilai nominal sebesar seratus rupiah (Rp100) setiap saham yang ditawarkan dengan harga penawaran sebesar tiga ratus lima puluh rupiah (Rp350). PUT tersebut telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 15 Februari 2008 dengan Akta Notaris No. 38 oleh Agus Madjid, S.H. dan pada tanggal 29 Februari 2008, PUT tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

The Company obtained the effectivity notice of its Rights Issue maximum of eight billion six hundred and thirty-eight million seventy-nine thousand three hundred and fifty-two (8,638,079,352) Shares Series B with nominal value one hundred rupiah (Rp100) per share, which were offered at three hundred and fifty rupiah (Rp350) per share, from the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) in his letter No. S-944/BL/2008 dated February 14, 2008. The Right Issue was approved by the Extraordinary Shareholders’ General Meeting held on February 15, 2008 and notarized by Deed No. 38 of Agus Madjid, S.H. and was listed on the Indonesian Stock Exchange on February 29, 2008.

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan d. Employees, Boards of Commissioners and

Directors

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2009, 2008 and 2007 was as follows:

Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama Gafur Sulistyo Umar President Commissioner Komisaris Independen Ai Mulyadi Mamoer Independent Commissioner Komisaris Independen Raj Mitta Independent Commissioner Komisaris Nalinkant A Rathod Commissioner Komisaris Ambono Janurianto Commissioner Dewan Direksi Board of Directors Direktur Utama Anindya Novyan Bakrie President Director Deputi Direktur Utama Frederik Johanes Meijer Deputy President Director Deputi Direktur Utama Muhammad Buldansyah Deputy President Director Direktur Juliandus A Lumban Tobing Director Direktur Rakhmat Junaidi Director Direktur Jastiro Abi Director

Susunan anggota Komite Audit dan Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s Audit Committee and the sole Corporate Secretary as of December 31, 2009, 2008 and 2007 was as follows:

2009 2008 dan/ and 2007

Komite Audit Audit Committee Ketua Ai Mulyadi Mamoer Ai Mulyadi Mamoer Chairman Anggota Yansen Pasaribu Yansen Pasaribu Members Anggota Leo J. Susilo Bachril Bachtarudin Members Sekretaris Perusahaan Harry Prabowo Harry Prabowo Corporate Secretary

Page 126: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12

1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued)

Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp16.816.270.886, Rp15.824.341.131 dan Rp13.097.484.842.

The remuneration of the Company’s Board of Commissioners and Directors for the years ended December 31, 2009, 2008 and 2007 was Rp16,816,270,886, Rp15,824,341,131 and Rp13,097,484,842, respectively.

Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 jumlah karyawan tetap Perusahaan masing-masing adalah 1.753, 1.665 dan 1.485 karyawan.

As of December 31, 2009, 2008 and 2007, the Company had 1,753, 1,665 and 1,485 employees, respectively.

e. Pembelian kembali (buy-back) Saham Perusahaan

e. Buy-Back of Company’s Shares of Stock

Berdasarkan Keputusan Di Luar Rapat Direksi Perusahaan tanggal 15 Oktober 2008, Direksi menyetujui pembelian kembali saham yang beredar Perusahaan sampai jumlah maksimum sebanyak Rp1.100.000.000.000 atau 20% dari modal disetor Perusahaan. Pembelian kembali saham tahap pertama akan dilakukan sebesar-besarnya Rp100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan pembelian kembali saham tahap kedua akan dilakukan sesuai dengan keperluan dan kondisi Perusahaan.

Based on the decision of the Board of Directors’ Meeting on October 15, 2008, the Board of Directors approved the buy-back of the Company’s shares up to a maximum of Rp1,100,000,000,000 or 20% of the paid-up capital of the Company. The buy-back of shares of stock in first phase up to Rp100,000,000,000 (one hundred billion rupiah) and second phase will be done according to the availability needs and condition of the Company.

Pembelian kembali dilaksanakan dalam periode Oktober dan November tahun 2008, dimana sebanyak 689.425.500 lembar saham telah dibeli kembali, dan pada tahun 2009, 579.425.500 lembar saham telah terjual (Catatan 24).

The buy-back was undertaken during the period of October and November 2008, during which time 689,425,500 shares were bought back, and in 2009, 579,425,500 shares were reissued (Note 24).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES

Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Kebijakan akuntansi signifikan yang telah diterapkan secara konsisten adalah:

The financial statements have been prepared in accordance with the Generally Accepted Accounting Principles in Indonesia (“Indonesian GAAP”), which are covered by the Statements of Financial Accounting Standards (PSAK) issued by the Indonesian Institute of Accountants (IAI) and Guidelines for Presentation and Disclosure of Financial Statements set out by the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“Bapepam-LK”). The significant accounting policies applied consistently are as follows:

Page 127: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan a. Basis of Preparation of the Financial

Statements

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi di masing-masing akun tersebut.

The financial statements have been prepared on a historical cost basis except for certain accounts that are measured on the basis described in the related accounting policies.

Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung dan dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The statements of cash flows are prepared using the direct method, cash flows being classified into operating, investing and financing activities.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah (“Rp”).

The reporting currency used in the preparation of the financial statements is Indonesian Rupiah (“Rp”).

b. Kas dan Setara Kas b. Cash and Cash Equivalents

Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank, serta deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.

Cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks, and time deposits with maturities within three months or less and not pledged as collateral or restricted in use.

Rekening bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya disajikan sebagai aset tidak lancar.

Cash in banks and time deposits that are restricted in use are presented under non-current assets.

c. Investasi Jangka Pendek c. Short-term Investment

Efek diklasifikasikan atas dasar tujuan investasi sebagai berikut:

Investments in securities are classified based on the purpose or intention of maintaining such investments as follows:

1) Dimiliki hingga jatuh tempo 1) Held to maturity

Efek dalam kategori ini dinyatakan berdasarkan biaya perolehan yang disesuaikan dengan jumlah amortisasi premi atau diskonto sampai tanggal jatuh tempo.

Marketable securities under this category are stated at cost, adjusted for the amortization of premium or discount to maturity.

2) Tersedia untuk dijual 2) Available for sale

Efek yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dinyatakan berdasarkan nilai pasar. Laba atau rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai pasar disajikan dalam komponen ekuitas.

Marketable securities classified as available for sale are stated at market value. Any unrealized gain or loss arising from increase or decrease in market value is presented under equity.

Harga pokok efek yang dijual ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.

Cost of marketable securities sold is determined on the basis of specific identification method.

Page 128: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

d. Piutang Usaha d. Trade Receivables

Piutang usaha diakui dan disajikan sebesar nilai tagihan dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang pada akhir tahun. Penghapusan piutang dilakukan berdasarkan pertimbangan manajemen atas tidak tertagihnya piutang, sedangkan pemulihan penyisihan piutang ditentukan berdasarkan jumlah yang dapat tertagih atas piutang yang sudah disisihkan tersebut.

Trade receivables are recognized and carried at original invoice amount less an allowance for doubtful accounts. The Company provides an allowance for doubtful accounts based on the assessment of the Company’s management on the collectibility of the accounts at the end of the year. The written-off of receivables is based on management’s judgment on the recoverability of the accounts and for the recovery of allowance for doubtful accounts.

e. Transaksi Pihak Hubungan Istimewa e. Transaction with Related Parties

Perusahaan melakukan transaksi dengan

pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, sebagaimana yang didefinisikan oleh PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.”

The Company has transactions with certain parties, which have a related party relationship, as defined in PSAK No. 7 “Related Party Disclosures.”

Semua transaksi yang signifikan dengan

pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga ataupun tidak diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

All significant transactions with related parties whether or not conducted under the same terms and conditions as those with unrelated parties, are disclosed in the notes to financial statements.

f. Persediaan f. Inventories

Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan” (“PSAK 14 Revisi”), yang menggantikan PSAK No. 14 (1994), “Persediaan”. Penerapan PSAK 14 Revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan.

Effective January 1, 2009, the Company applied PSAK No. 14 (Revised 2008), “Inventories” (“Revised PSAK 14”), which supersedes PSAK No. 14 (1994), “Inventories”. The adoption of Revised PSAK 14 had no significant impact on the financial statements.

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, dimana biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata. Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan atas keadaan persediaan pada akhir tahun.

Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value, whereby cost is determined by the weighted-average method. Allowance for inventories obsolescence is provided based on a review of the condition of inventories at the end of the year.

g. Biaya Dibayar Di Muka g. Prepaid Expenses

Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortized over the period benefited using the straight-line method.

Page 129: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

h. Aset Tetap h. Fixed Assets

Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap” (“PSAK 16 Revisi”). Berdasarkan PSAK 16 Revisi, suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

The Company applied PSAK No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets” (“Revised PSAK 16”). Based on Revised PSAK 16, an entity shall choose between the cost model and revaluation model as the accounting policy for its fixed assets measurements. The Company has chosen the cost model as the accounting policy for its fixed assets measurement.

Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus selama umur manfaat aset. Taksiran masa manfaat ekonomis aset sebagai berikut:

Depreciation is calculated on a straight-line basis over the useful lives of the assets. Estimated useful lives of the assets are as follows:

Tahun / Years Bangunan 20 Building Peralatan telekomunikasi: Telecommunication equipment: Perangkat telepon 15 Telephone equipment Peralatan komunikasi data 15 Data communication equipment Terminal pemancar 15 Central relay Sentral pemancar 10 - 15 Switching Stasiun pemancar 10 - 15 Relay station Fasilitas telekomunikasi: Telecommunication facilities: Sistem manajemen penagihan 10 - 15 Billing management system facilities Menara pemancar 10 - 15 Tower relay Fasilitas dan perangkat listrik 10 - 15 Electrical equipment and facilities Aset sewaan 10 Leased assets Peralatan pengangkutan 5 Transportation equipment Peralatan dan perabot kantor 4 - 5 Office equipment and fixtures

Masa manfaat ekonomis aset tetap dan metode depresiasi ditelaah dan disesuaikan, jika layak, pada setiap tanggal neraca.

The assets’ useful lives and methods of depreciation are reviewed, and adjusted if appropriate, at each balance sheet date.

Tanah dinyatakan sebesar nilai perolehan dan tidak disusutkan.

Land is stated at cost and is not depreciated.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari “Aset Tetap” di neraca, yang mencakup biaya pinjaman untuk membiayai aset selama periode pembangunan aset yang bersangkutan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.

Construction-in-progress is stated at cost and presented as part of “Fixed Assets” in the balance sheets, which includes borrowing costs incurred to finance the construction during the period of development. The accumulated costs will be reclassified to the appropriate fixed assets account when construction is completed and ready for their intended use.

Page 130: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

The cost of repairs and maintenance is charged to statements of income as incurred; replacement or major inspection costs are capitalized when incurred and if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company, and the cost of the item can be measured reliably. An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognition of the asset is included in statements of income in the year the asset is derecognized.

i. Sewa i. Leases

Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” (“PSAK 30 Revisi”). Menurut PSAK 30 Revisi, sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan pada laporan laba rugi. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

The Company applied PSAK No. 30 (Revised 2007), “Leases” (“Revised PSAK 30”). Under Revised PSAK 30, leases that transfer substantially all the risks and benefits incidental to ownership of the leased item to the lessee are classified as finance leases. Finance leases are capitalized at the inception of the lease at the fair value of the leased assets or at the present value of the minimum lease payments if the present value is lower than the fair value. Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease liability so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Finance charges are recorded in the statements of income. Leased assets held by the lessee under finance leases are included in fixed assets and depreciated over the estimated useful life of the assets or the lease term, whichever is shorter, if there is no reasonable certainty that lessee will obtain ownership by the end of the lease term.

Dalam hal transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa. Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

In the case of sale and leaseback results in a finance lease, this is to be treated as two separate transactions, that is, sale and lease. The excess of sales proceeds over the carrying amount is deferred and amortized over the lease term.

Page 131: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Leases that do not transfer substantially all the risks and benefits incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases.

j. Penurunan Nilai Aset j. Impairment of Asset Value

Nilai aset ditelaah terhadap kemungkinan adanya penurunan nilai pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan mengindikasikan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali. Apabila nilai tercatat aset melebihi jumlah yang dapat diperoleh kembali, maka selisihnya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto dengan nilai pakai suatu aset.

Asset values are reviewed for any impairment and possible write down to fair value whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying value may not be recoverable. Whenever the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, an impairment loss is recognized in the current year statements of income. Recoverable amount is the higher of an asset’s net selling price and its value in use

k. Kapitalisasi Beban Pinjaman k. Capitalization of Borrowing Costs

Sesuai dengan PSAK No. 26 (Revisi 1997), “Biaya Pinjaman”, beban bunga, selisih kurs yang terjadi akibat transaksi pinjaman dan biaya-biaya lain yang digunakan untuk pemasangan aset, dikapitalisasi sampai dengan aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

In accordance with PSAK No. 26 (Revised 1997), “Borrowing Costs,” interest charges and foreign exchange differences on borrowings and other costs incurred to finance construction in installation of major facilities are capitalized until the construction and installation is substantially completed and the asset is ready for its intended use.

l. Jaminan l. Security Deposits

Jaminan merupakan uang jaminan yang dibayarkan untuk sewa lokasi untuk menara BTS, sewa gedung kantor dan apartemen sesuai dengan perjanjian dan akan dikembalikan kepada Perusahaan pada saat berakhirnya perjanjian.

Security deposits represent guarantee for field rental of Base Transceiver Stations, office building rent and apartment rent in accordance with the agreements, which will be returned to the Company at the end of agreements.

m. Biaya Ditangguhkan m. Deferred Charges

Biaya yang timbul sehubungan dengan pengembangan proyek telekomunikasi yang memiliki masa manfaat ekonomis di masa depan ditangguhkan dan diamortisasi sesuai perkiraan masa manfaat ekonomis dengan menggunakan metode garis lurus selama tiga (3) tahun sampai delapan (8) tahun.

Costs incurred in connection with the development of telecommunication projects that have future benefits are deferred and amortized using the straight-line method over the range of three (3) to eight (8) years.

Page 132: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

n. Biaya Penerbitan Obligasi n. Bonds Issuance Cost

Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi, yaitu 5 tahun. Diskonto obligasi diamortisasi dengan menggunakan metode tarif bunga efektif selama jangka waktu obligasi, yaitu 5 tahun. Saldo biaya emisi obligasi ditangguhkan dan diskonto obligasi dikurangkan langsung dengan nilai nominal obligasi dan jumlah bersihnya disajikan dalam hutang obligasi.

Costs incurred in connection with the issuance of bonds are deferred and amortized using the straight-line method over the term of the bonds of five years. Bond discount is amortized using the effective interest method over the term of the bonds of five years. The balance of deferred bonds issuance cost and bond discount is deducted from the nominal value of the bonds and the net amount is recorded in bonds payable.

o. Instrumen Derivatif o. Derivative Instruments

Instrumen derivatif dicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 1999), ”Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. Sesuai dengan PSAK No. 55, selisih nilai wajar instrumen derivatif (termasuk derivatif yang melekat) dicatat pada neraca baik sebagai aset atau kewajiban. PSAK No. 55 mengharuskan setiap perubahan pada nilai wajar tersebut diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan kecuali lindung nilai tertentu mengijinkan laba atau rugi derivatif saling hapus dengan hasil yang terkait dengan kontrak yang dilindung nilai pada laporan laba rugi, dan entitas harus mendokumentasikan secara formal, mengindentifikasi dan menilai keefektifan dari transaksi yang memenuhi syarat sebagai akuntansi lindung nilai.

Derivative instruments are accounted for in accordance with PSAK No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities.” In accordance with PSAK No. 55, difference in fair value of every derivative instrument (including embedded derivatives) recorded on the balance sheets as either an asset or liability. PSAK No. 55 also requires that the changes in a derivative fair value be recognized currently in earnings unless a specific hedge allows a derivative gain or loss to offset related results on the hedged item in the statements of income, and that an entity must formally document, designate and assess the effectiveness of transactions that meet hedge accounting.

Perusahaan menggunakan instrumen keuangan derivatif seperti swap mata uang untuk melindungi arus kas dari risiko perubahan kurs mata uang asing. Instrumen keuangan derivatif diakui pada nilai wajar pada tanggal dimana Perusahaan melakukan kontrak derivatif dan kemudian diukur kembali pada nilai wajar.

The Company uses derivative financial instruments such as currency swaps to hedge its cash flows from foreign currency risks. Such derivative financial instruments are initially recognized at fair value on the date on which a derivative contract is entered into and are subsequently remeasured at fair value.

Untuk tujuan akuntansi, transaksi lindung nilai

Perusahaan diklasifikasikan sebagai lindung nilai atas arus kas. Instrumen lindung nilai disajikan pada nilai wajar. Bagian efektif dari laba atau rugi yang belum terealisasi dari instrumen lindung nilai disajikan pada akun cadangan lindung nilai di bagian ekuitas.

For the purpose of hedge accounting, the Company’s hedge transaction are classified as cash flow hedges. Hedging instrument is stated at fair value. Effective portion of unrealized gain or loss of hedging instrument is presented under hedging reserve account in the equity section.

Page 133: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

p. Saham Beredar Yang Diperoleh Kembali p. Treasury Stocks

Saham yang dibeli kembali (treasury stock)

untuk dikeluarkan lagi dikemudian hari dicatat dengan metode nilai nominal atau par value method. Berdasarkan metode ini, saham yang dibeli kembali dicatat sebesar nilai nominalnya dan disajikan sebagai pengurang akun modal saham. Apabila saham yang diperoleh kembali tersebut semula dikeluarkan dengan harga di atas nilai nominal, akun tambahan modal disetor akan disesuaikan. Selisih lebih harga perolehan dari harga penerbitannya akan dikoreksi ke agio saham beredar yang diperoleh kembali.

Reacquisition of capital stock to be held as treasury stock for future reissuance is accounted for under the par value method. Under this method, treasury stock is presented at the par value as a reduction from the capital stock account. If the treasury stock had been originally issued at a price above par value, the related additional paid-in capital account is adjusted. Any excess of the reacquisition cost over the original issuance price is adjusted to premium on treasury stock.

q. Pengakuan Pendapatan dan Beban q. Revenue and Expense Recognition

Pendapatan telepon tidak bergerak Fixed telephone revenue

Pendapatan dari jasa penyambungan diakui pada saat jasa atau instalasi tersebut selesai dilaksanakan. Pendapatan dari pemakaian pulsa diakui pada saat pulsa digunakan.

Revenue from connection services is recognized as income at the time the service or the installation is completed. Revenue from usage charges is recognized as earned.

Pendapatan telepon bergerak terbatas Limited mobility telephone revenue

Untuk pelanggan pasca bayar, pendapatan dari jasa penyambungan diakui pada saat aktivasi oleh pelanggan sedangkan pendapatan pulsa serta pendapatan bulanan diakui pada saat terjadinya.

For post-paid subscribers, revenues from connection services are recognized as income at the time the connections take place, while usage airtime and monthly subscription charges are recognized when earned.

Pendapatan kartu pra bayar, yang terdiri dari penjualan kartu perdana, yang dikenal sebagai kartu Removable User Identification Module (RUIM), dan kartu pulsa isi ulang diakui sebagai berikut:

Revenue from pre-paid cards, which consists of sale of starter packs, known as Removable User Identification Module (RUIM) cards and pulse reload vouchers, are recognized as follows:

• Penjualan kartu perdana diakui sebagai

pendapatan saat penyerahan kepada agen penjual atau penjualan langsung kepada pelanggan akhir.

• Starter pack sales are recognized upon delivery of starter packs to dealers or directly to customers.

• Penjualan kartu pulsa isi ulang (pra bayar) diakui sebagai pendapatan diterima di muka dan diakui secara proporsional sebagai pendapatan pada saat pemakaian pulsa atau pada saat kartu telah habis masa berlakunya.

• Pulse reload vouchers (pre-paid) sales are initially recorded as unearned revenue and then proportionately recognized as usage revenue based on successful calls made by the subscribers or whenever the unused stored value of the voucher has expired.

Page 134: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

Pendapatan Interkoneksi Interconnections revenue

Pendapatan dari interkoneksi, yang didasarkan pada perjanjian interkoneksi dengan penyelenggara telekomunikasi dalam negeri dan internasional, diakui berdasarkan tarif sebenarnya yang tercatat dan disajikan sebesar pendapatan kotor (gross).

Revenues from network interconnection, which are based on agreements with other domestic and international telecommunication carriers are recognized based on the actual recorded traffic and are presented on a gross basis.

Pendapatan Lain-lain Other Revenues

Pendapatan jasa lainnya diakui pada saat penyerahan jasa tersebut.

Revenues from other services are recognized when the services are rendered.

Beban Expenses

Beban diakui pada saat terjadinya. Expenses are recognized when incurred

(accrual basis).

r. Imbalan Kerja r. Employee Benefits

Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja” (“PSAK 24 Revisi”) untuk menentukan kewajiban imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“Undang-undang”) tanggal 25 Maret 2003. Sesuai PSAK 24 Revisi, beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aktiva program pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan terhutang pada program imbalan pasti yang ada, diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak.

The Company adopted PSAK No. 24 (Revised 2004) on “Employee Benefits” (“Revised PSAK 24”) to determine its employee benefits obligation under the Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (“the Law”). Under Revised PSAK 24, the cost of employee benefits based on the Law is determined using the “Projected Unit Credit” actuarial valuation method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains and losses at the end of the previous reporting year exceeded the higher of 10% of the defined benefit obligation and 10% of the fair value of plan assets at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis method over the expected average remaining working lives of the employees. Past-service cost arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefits obligation of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested.

Page 135: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

s. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang

Asing s. Foreign Currency Transactions and

Balances

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada tahun tersebut. Laba dan rugi yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi.

Transactions involving foreign currencies other than Rupiah are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in currencies other than Rupiah are adjusted to Rupiah to reflect the middle exchange rate published by Bank Indonesia at the last banking transaction date of the year. The resulting gains or losses are credited or charged to the statements of income.

Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, kurs yang digunakan masing-masing sebesar Rp9.400, Rp10.950 dan Rp9.419 untuk USD1.

As of December 31, 2009, 2008 and 2007, the exchange rates used were Rp9,400, Rp10,950 and Rp9,419 to USD1, respectively.

t. Pajak Penghasilan t. Income Taxes

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan.

Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang. Kewajiban pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer kena pajak. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Deferred tax asset are recognized for all deductible temporary differences to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deductible temporary difference can be utilized. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.

Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the period when the asset is realized or the liability is settled, based on tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the balance sheet date.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima dan/atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan dan/atau banding, pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.

Amendments to tax obligations are recorded when an assessment is received and/or, if objected to and/or appealed against by the Company, when the result of the objection and/or appeal is determined.

Page 136: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

u. Laba Per Saham u. Earnings Per Share

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

Basic earnings per share are computed by dividing net income by the weighted-average number of common shares outstanding during the year.

Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode pelaporan setelah disesuaikan dengan efek yang sifatnya berpotensi dilutif.

Diluted earnings per share are computed by dividing net income by the weighted average number of common shares outstanding as adjusted for the effects of all potential dilution.

v. Kontinjensi v. Contingencies

Kewajiban kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan, namun diungkapkan kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya sangat kecil. Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan tetapi diungkapkan apabila terdapat kemungkinan besar arus masuk manfaat ekonomis akan diperoleh.

Contingent liabilities are not recognized in the financial statements, but are disclosed unless the possibility of an outflow of resources embodying economic benefits is remote. Contingent assets are not recognized in the financial statements, but are disclosed when an inflow of economic benefits is probable.

w. Informasi Segmen w. Segment Information

Informasi segmen disajikan menurut ketentuan PSAK No. 5 (revisi) tentang Akuntansi Segmen. Perusahaan melaporkan segmen usaha sebagai bentuk pelaporan primer dan segmen geografis sebagai bentuk pelaporan sekunder.

Segment information is presented based on PSAK No. 5 (revised) regarding Segment Accounting. The Company’s primary reporting segment information is based on business segment, while its secondary reporting segment information is based on geographical segment.

x. Penggunaan Estimasi x. Use of Estimates

Penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.

The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia requires management to make estimations and assumptions that affect amounts reported therein. Due to the inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods may be based on amounts that differ from those estimates.

Page 137: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

23

3. KAS DAN SETARA KAS 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Kas Cash on hand Rupiah 1.683.767.750 1.406.713.802 505.802.355 Rupiah Dolar AS 89.807.600 110.660.700 91.552.680 US Dollar

Jumlah Kas 1.773.575.350 1.517.374.502 597.355.035 Total Cash on Hand

Kas di bank Cash in banks Rupiah Rupiah PT Bank Mega Tbk 44.415.383.367 116.909.537.941 765.243.905 PT Bank Mega Tbk PT Bank Central Asia Tbk 35.542.700.845 48.528.582.067 12.899.141.825 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Permata Tbk 4,498,005,620 5.341.705.262 17.346.602.174 PT Bank Permata Tbk PT Bank Mandiri PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.360.549.058 4.491.900.038 6.006.970.099 (Persero) Tbk PT Bank DBS Indonesia 2.085.622.043 2.085.712.043 10.531.307 PT Bank DBS Indonesia PT Bank Umum Koperasi PT Bank Umum Koperasi Indonesia 1.779.911.332 3.394.746.551 2.152.713.999 Indonesia PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.342.852.402 1.220.011.704 564.541.826 (Persero) Tbk PT Bank Danamon PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.300.838.570 1.197.329.701 1.245.286.792 Indonesia Tbk Deutsche Bank Deutsche Bank Indonesia 1.259.209.575 40.325.567.018 568.342.207 Indonesia Standard Chartered Bank 623.937.667 587.390.423 8.470.951 Standard Chartered Bank PT Bank Capital 251.879.736 - - PT Bank Capital PT Bank NISP 229.366.493 186.228.346 131.558.268 PT Bank NISP PT CIMB Niaga Tbk 148.680.176 89.731.240 57.785.948 PT CIMB Niaga Tbk PT Bank Syariah Mandiri 143.818.318 121.854.987 247.788.130 PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Tabungan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 27.435.937 26.867.933 26.139.635 Pensiunan Nasional Tbk PT Bank Rakyat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 4.962.726 - - Indonesia Tbk PT Bank Ekonomi 4.150.140 4.165.844 63.236.808 PT Bank Ekonomi

Sub-jumlah 96.019.304.005 224.511.331.098 42.094.353.874 Sub-total

Dolar AS US Dollar Deutsche Bank Deutsche Bank Indonesia 228.057.340.950 194.468.097.749 535.262.273 Indonesia PT Bank Mega Tbk 47.056.660.756 - - PT Bank Mega Tbk PT Bank Umum Koperasi PT Bank Umum Koperasi Indonesia 1.236.729.110 80.988.390 69.155.428 Indonesia PT Bank Mandiri PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.204.903.468 1.025.474.179 17.569.449 (Persero) Tbk PT Bank Danamon PT Bank Danamon Indonesia Tbk 698.318.198 814.822.351 701.878.449 Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk 526.136.048 443.750.282 468.825.357 PT Bank Permata Tbk PT Bank DBS Indonesia 95.915.626 356.688.475 231.242.855 PT Bank DBS Indonesia

Sub-jumlah 278.876.004.156 197.189.821.426 2.023.933.811 Sub-total

Jumlah Kas di Bank 374.895.308.161 421.701.152.524 44.118.287.685 Total Cash in Banks

Setara kas Cash equivalents Deposito bejangka Time deposits Rupiah Rupiah PT Bank Capital 250.301.388.889 - - PT Bank Capital Deutsche Bank Indonesia 74.400.000.000 60.000.000.000 213.100.000.000 Deutsche Bank Indonesia PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 849.235.483 846.448.716 - (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk - - 6.693.877.000 PT Bank Mega Tbk

Page 138: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

24

3. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued) 2009 2008 2007

Dolar AS US Dollar PT Bank Mandiri PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 13.453.201.667 15.658.500.000 - (Persero) Tbk PT Bank DBS Indonesia - 1.916.250.000 25.596.132.500 PT Bank DBS Indonesia Deutsche Bank Indonesia - - 5.557.210.000 Deutsche Bank Indonesia

Jumlah Setara Kas 339.003.826.039 78.421.198.716 250.947.219.500 Total Cash Equivalents

Jumlah 715.672.709.550 501.639.725.742 295.662.862.220 Total

Kisaran tingkat bunga tahunan deposito berjangka adalah sebagai berikut:

The annual interest rates of time deposits were as follow:

2009 2008 2007

Tingkat bunga tahunan: Interest rates per annum: Rupiah 3,5% - 10% 3,50% - 13,50% 7,75% - 9,50% Rupiah Dolar AS 2,67% - 5,00% 1% - 5,20% 4,20% - 5,20% US dollar

4. INVESTASI JANGKA PENDEK 4. SHORT-TERM INVESTMENTS

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Efek tersedia untuk dijual Available-for-sale securities PT Recapital Asset Management 508.769.706.571 630.504.781.413 52.931.567.865 PT Recapital Asset Management PT Asia Kapitalindo Securities 46.466.215.642 - - PT Asia Kapitalindo Securities PT Samuel Asset Management - 420.086.301.370 - PT Samuel Asset Management PT Danatama Makmur - 32.431.516.444 - PT Danatama Makmur

Sub-jumlah 555.235.922.213 1.083.022.599.227 52.931.567.865 Sub-total

Deposito bejangka Time deposits PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.562.146.595 - - (Persero) Tbk Deutsche Bank Indonesia - - 47.095.000.000 Deutsche Bank Indonesia

Sub-jumlah 2.562.146.595 - 47.095.000.000 Sub-total

Jumlah 557.798.068.808 1.083.022.599.227 100.026.567.865 Total

a. Penempatan pada PT Recapital Asset

Management, PT Asia Kapitalindo Securities, PT Samuel Asset Management dan PT Danatama Makmur, sebagai manajer investasi, merupakan penempatan dalam efek yang tersedia untuk dijual.

a. Investments at PT Recapital Asset Management, PT Asia Kapitalindo Securities, PT Samuel Asset Management dan PT Danatama Makmur, investment managers, represent investment in available-for-sale securities.

b. Investasi jangka pendek di PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk merupakan deposito berjangka dengan jangka waktu lima (5) bulan dalam Rupiah dengan tingkat bunga 7,0% per tahun.

b. The short-term investment in PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk represents time deposits with a term of five (5) months in Rupiah with an interest rate of 7.0% per annum.

c. Investasi jangka pendek di Deutsche Bank

Indonesia merupakan deposito berjangka dengan jangka waktu enam (6) bulan dalam Dolar AS dengan tingkat bunga 4% per tahun.

c. The short-term investment in Deutsche Bank Indonesia represents time deposits with a term of six (6) months in US dollar with an interest rate of 4% per annum.

Page 139: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

25

4. INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan) 4. SHORT-TERM INVESTMENTS (Continued)

Mutasi laba (rugi) yang belum terealisasi sebagai berikut:

Movements in unrealized gain (loss) on investments are as follows:

2009 2008 2007

Saldo awal tahun 5.950.137.230 612.896.738 743.210.928 Beginning balance of the year Laba (rugi) yang belum terealisasi Unrealized gain (loss) tahun berjalan (3.435.462.976 ) 5.337.240.492 (130.314.190 ) during the year

Saldo akhir tahun 2.514.674.254 5.950.137.230 612.896.738 Ending balance of the year

5. PIUTANG USAHA 5. TRADE RECEIVABLES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Jasa pemakaian 52.462.914.270 65.839.700.499 82.041.340.203 Usage service Jasa penyambungan 62.730.946.478 81.527.328.706 58.238.421.633 Connection service

Jumlah 115.193.860.748 147.367.029.205 140.279.761.836 Total Dikurangi penyisihan piutang Less allowance for doubtful ragu-ragu (20.724.887.463 ) (26.396.142.509 ) (37.294.180.760 ) accounts

Bersih 94.468.973.285 120.970.886.696 102.985.581.076 Net

Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

The aging schedule of trade receivables was as follows:

2009 2008 2007

Sampai dengan 30 hari 77.688.339.860 80.728.118.703 102.565.848.030 Up to 30 days Lebih dari 30 hari - 60 hari 12.814.025.226 19.906.915.859 3.447.404.604 Over 30 days - 60 days Lebih dari 60 hari - 90 hari 9.537.422.815 12.185.919.024 10.374.701.946 Over 60 days - 90 days Lebih dari 90 hari 15.154.072.847 34.546.075.619 23.891.807.256 Over 90 days

Jumlah 115.193.860.748 147.367.029.205 140.279.761.836 Total

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha adalah sebagai berikut:

Movements in the allowance for doubtful accounts of trade receivables were as follows:

2009 2008 2007

Saldo awal tahun 26.396.142.509 37.294.180.760 55.204.782.526 Beginning balance of the year Penyisihan piutang ragu-ragu 10.604.128.332 12.490.675.694 17.384.783.050 Provisions during the year Penghapusan piutang ragu-ragu (16.275.383.378 ) (23.388.713.945 ) (35.295.384.816 ) Written-off allowance

Saldo akhir tahun 20.724.887.463 26.396.142.509 37.294.180.760 Ending balance of the year

Piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesarRp94.468.973.285, Rp120.970.886.696 dan Rp102.985.581.076 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang dari Credit Suisse (Catatan 19).

The outstanding trade receivables as of December 31, 2009, 2008 and 2007 were used as collateral for a long-term loan from Credit Suisse amounting to Rp94,468,973,285, Rp120,970,886,696 and Rp102,985,581,076, respectively (Note 19).

Page 140: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

26

5. PIUTANG USAHA (Lanjutan) 5. TRADE RECEIVABLES (Continued)

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 485/SK-Dir/FINANCE/XII/2009, tertanggal 2 Desember 2009, Perusahaan telah melakukan penghapusan piutang usaha atas tagihan pulsa dan biaya pemasangan/instalasi perangkat telekomunikasi telepon Ratelindo, Esia dan Wifone untuk tahun 2007 sebesar Rp16.275.383.378.

Based on Decision Letter of Directors No. 485/SK-Dir/FINANCE/XII/2009, dated December 2, 2009, the Company has written-off receivables from pulse usage and installation expense of telecommunication equipment with trade mark Ratelindo, Esia and Wifone amounting to Rp16,275,383,378.

Berdasarkan keputusan pengadilan No. 36/ PEND/HKM/PH/2008 PN JAK SEL pada tanggal 19 Desember 2008, Perusahaan telah melakukan penghapusan piutang usaha atas pemakaian pulsa dan jasa penyambungan untuk peralatan telekomunikasi dengan merek Ratelindo, Esia dan Wifone sebesar Rp23.388.713.945.

Based on jurisdiction decision No. 36/PEND/ HKM/PH/2008 PN JAK SEL dated December 19, 2008, the Company has written-off receivables from pulse usage and installation expense of telecommunication equipment with trade mark Ratelindo, Esia and Wifone amounting to Rp23,388,713,945.

Berdasarkan keputusan pengadilan No. 149/ PEND/HKM/PH/2007 PN JAK SEL pada tanggal 27 Desember 2007, Perusahaan telah melakukan penghapusan piutang usaha atas pemakaian pulsa dan jasa penyambungan untuk peralatan telekomunikasi dengan merek Esia sebesar Rp35.295.384.816.

Based on jurisdiction decision No. 149/PEND/ HKM/PH/2007 PN JAK SEL dated December 27, 2007, the Company has written-off receivables from pulse usage and installation expense of telecommunication equipment with trade mark Esia amounting to Rp35,295,384,816.

Seluruh saldo piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah piutang kepada pihak ketiga dalam mata uang rupiah.

The outstanding trade receivables as of December 31, 2009, 2008 and 2007 are all receivables to third party and denominated in rupiah.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status akun piutang masing-masing pelanggan, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

Based on the results of the examination of each receivable, the Company’s management believes that allowance for doubtful accounts as of Desember 31, 2009, 2008 and 2007 was adequate to cover the possibilities of losses on trade receivables.

6. PERSEDIAAN 6. INVENTORIES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Pulsa isi ulang dan kartu perdana 27.403.327.289 32.544.514.456 15.803.828.662 Voucher and starter pack Perangkat telekomunikasi 259.735.178 3.213.462.934 2.623.089.281 Telecommunication equipment

Jumlah 27.663.062.467 35.757.977.390 18.426.917.943 Total

Persediaan pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp27.663.062.467, Rp35.757.977.390 dan Rp18.426.917.943 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang dari Credit Suisse (Catatan 19).

The outstanding inventories as of December 31, 2009, 2008 and 2007 amounting to Rp27,663,062,467, Rp35,757,977,390 and Rp18,426,917,943, respectively, were used as collateral for a long-term loan from Credit Suisse (Note 19).

Page 141: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

27

6. PERSEDIAAN (Lanjutan) 6. INVENTORIES (Continued)

Persediaan diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi dalam satu paket dengan aset tetap (Catatan 10). Seluruh persediaan pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 dijadikan jaminan atas pinjaman Perusahaan (Catatan 19).

Inventories and fixed assets were insured in one blanket policy with various insurance companies (Note 10). All of the outstanding inventories as of December 31, 2009, 2008 and 2007 were used as collateral for the Company’s loans (Note 19).

7. UANG MUKA 7. ADVANCES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Operasional departemen 12.823.925.283 17.756.978.758 18.350.638.253 Department operation Sewa dan pembelian 4.928.689.310 4.928.689.310 30.604.518.501 Rent and purchases

Jumlah 17.752.614.593 22.685.668.068 48.955.156.754 Total

Uang muka operasional departemen merupakan uang muka yang belum dipertanggungjawabkan oleh departemen yang bersangkutan. Sedangkan uang muka sewa dan pembelian uang muka untuk sewa lahan Base Transceiver Stations (BTS).

Department operation represents advances that are not yet liquidated by related departments, while advances for rent and purchases consists of Base Transceiver Stations (BTS).

8. BIAYA DIBAYAR DI MUKA 8. PREPAID EXPENSES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Lisensi 63.921.306.102 135.496.167.147 150.842.808.384 License Sewa ruangan dan lahan BTS 17.182.934.650 178.639.336.011 35.661.403.956 Building and BTS area rental Iklan dan promosi 13.303.865.427 10.166.136.692 7.949.735.949 Advertising and promotion Biaya provisi bank 13.780.970.397 - - Bank provision fee Gerai 4.277.498.655 6.326.052.281 7.560.079.734 Outlets Lain-lain 2.188.672.663 3.663.788.509 4.588.496.557 Others

Jumlah 114.655.247.894 334.291.480.640 206.602.524.580 Total

9. UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP 9. ADVANCES FOR PURCHASE OF FIXED

ASSETS

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Pihak Ketiga Third Parties Huawei Tech Investment Co. Ltd. Huawei Tech Investment Co. Ltd. Hong Kong 130.375.142.795 242.765.574.588 120.367.401.863 Hong Kong Nortel Networks Singapore Nortel Networks Singapore Pte. Ltd., Singapura 7.262.170.460 67.497.803.987 - Pte. Ltd., Singapore PT Lumbung Dwipratama 8.939.154.344 9.104.802.146 2.657.251.191 PT Lumbung Dwipratama Lain-lain 2.722.535.248 8.010.034.579 - Others

Jumlah 149.299.002.847 327.378.215.300 123.024.653.054 Total

Page 142: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

28

9. UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP (Lanjutan)

9. ADVANCES FOR PURCHASE OF FIXED ASSETS (Continued)

Uang muka pembelian aset tetap merupakan uang muka untuk pembelian peralatan dan fasilitas telekomunikasi.

Advances for fixed assets are intended for the puchase of telecommunication equipment and facilities.

10. ASET TETAP 10. FIXED ASSETS

Rincian atas akun ini adalah sebagai berikut: The details of this account were as follows:

2009

Saldo Awal Saldo Akhir 1 Januari / 31 Desember / Beginning balance Penambahan / Pengurangan / Reklasifikasi / Ending balance January 1, Additions Deductions Reclassification December 31,

Harga Perolehan Acquisition costs Pemilikan langsung Direct ownership Hak atas tanah 11.041.936.829 - (2.132.729.829 ) 2.255.728.500 11.164.935.500 Land rights Bangunan 24.646.021.925 - (190.360.000 ) 9.305.711.137 33.761.373.062 Building Peralatan Telecommunication telekomunikasi 4.756.692.782.937 102.144.079.268 (12.632.229.792 ) 2.092.962.835.081 6.939.167.467.494 equipment Fasilitas Telecommunication telekomunikasi 354.777.193.452 11.160.858.180 (239.357.817.876 ) 364.316.892.594 490.897.126.350 facilities Peralatan Transportation pengangkutan 9.094.115.391 5.040.400.000 - 415.000.000 14.549.515.391 equipment Peralatan dan perabot Office equipment kantor 100.369.579.674 8.321.267.933 - 25.311.421.508 134.002.269.115 and fixtures Construction-in- Aset dalam penyelesaian 1.467.931.993.132 1.907.506.377.764 - (2.494.567.588.820 ) 880.870.782.076 progress

Sub-jumlah 6.724.553.623.340 2.034.172.983.145 (254.313.137.497 ) - 8.504.413.468.988 Sub-total

Pemilikan tidak langsung Indirect ownership Aset sewaan Leased assets Peralatan Telecommunication dan fasilitas equipment and telekomunikasi - 3.151.339.703.374 - - 3.151.339.703.374 facilities

Jumlah Harga Total Acquisition Perolehan 6.724.553.623.340 5.185.512.686.519 (254.313.137.497 ) - 11.655.753.172.362 Cost

Accumulated Akumulasi Penyusutan Depreciation Pemilikan langsung Direct ownership Bangunan 3.630.773.134 1.501.400.772 (125.281.152 ) - 5.006.892.754 Building Peralatan Telecommunication telekomunikasi 1.285.395.803.965 664.414.226.814 (2.324.500.237 ) - 1.947.485.530.542 equipment Fasilitas Telecommunication telekomunikasi 80.454.677.752 48.466.165.768 (56.970.988.903 ) - 71.949.854.617 facilities Peralatan Transportation pengangkutan 3.847.027.440 1.893.976.083 - - 5.741.003.523 equipment Peralatan dan perabot Office equipment kantor 47.944.094.401 18.011.134.259 - - 65.955.228.660 and fixtures

Sub-jumlah 1.421.272.376.692 734.286.903.696 (59.420.770.292 ) - 2.096.138.510.096 Sub-total

Pemilikan tidak langsung Indirect ownership Aset sewaan Leased Assets Peralatan Telecommunication dan fasilitas equipment and telekomunikasi - 244.936.404.332 - - 244.936.404.332 facilities

Jumlah Akumulasi Total Accumulated Penyusutan 1.421.272.376.692 979.223.308.028 (59.420.770.292 ) - 2.341.074.914.428 Depreciation

Nilai Buku 5.303.281.246.648 9.314.678.257.934 Net Book Value

Page 143: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29

10. ASET TETAP (Lanjutan) 10. FIXED ASSETS (Continued)

2008

Saldo Awal Saldo Akhir 1 Januari / 31 Desember / Beginning balance Penambahan / Pengurangan / Reklasifikasi / Ending balance January 1, Additions Deductions Reclassification December 31,

Harga Perolehan Acquisition costs Pemilikan langsung Direct ownership Hak atas tanah 7.334.257.329 - - 3.707.679.500 11.041.936.829 Land rights Bangunan 12.262.121.063 - - 12.383.900.862 24.646.021.925 Building Peralatan Telecommunication telekomunikasi 2.913.353.384.780 94.423.188.172 - 1.748.916.209.985 4.756.692.782.937 equipment Fasilitas Telecommunication telekomunikasi 205.505.876.174 15.881.343.604 - 133.389.973.674 354.777.193.452 facilities Peralatan Transportation pengangkutan 4.430.515.391 4.663.600.000 - - 9.094.115.391 equipment Peralatan dan perabot Office equipment and kantor 59.390.902.318 16.906.429.949 - 24.072.247.407 100.369.579.674 fixtures Aset dalam Construction-in penyelesaian 1.093.836.407.207 2.296.565.597.353 - (1.922.470.011.428 ) 1.467.931.993.132 progress

Jumlah Harga Total Acquisition Perolehan 4.296.113.464.262 2.428.440.159.078 - - 6.724.553.623.340 Cost

Accumulated Akumulasi Penyusutan Depreciation Pemilikan langsung Direct ownership Bangunan 2.713.951.541 916.821.593 - - 3.630.773.134 Building Peralatan Telecommunication telekomunikasi 889.516.307.539 395.879.496.426 - - 1.285.395.803.965 equipment Fasilitas Telecommunication telekomunikasi 55.688.693.094 24.765.984.658 - - 80.454.677.752 facilities Peralatan Transportation pengangkutan 3.211.215.146 635.812.294 - - 3.847.027.440 equipment Peralatan dan perabot Office equipment and kantor 37.781.224.610 10.162.869.791 - - 47.944.094.401 fixtures

Jumlah Akumulasi Total Accumulated Penyusutan 988.911.391.930 432.360.984.762 - - 1.421.272.376.692 Depreciation

Nilai Buku 3.307.202.072.332 5.303.281.246.648 Net Book Value

2007

Saldo Awal Saldo Akhir 1 Januari / 31 Desember / Beginning balance Penambahan / Pengurangan / Reklasifikasi / Ending balance January 1, Additions Deductions Reclassification December 31,

Harga Perolehan Acquisition costs Hak atas tanah 3.517.257.329 3.817.000.000 - - 7.334.257.329 Land rights Bangunan 7.731.364.863 - - 4.530.756.200 12.262.121.063 Building Peralatan Telecommunication telekomunikasi 1.606.074.999.186 137.183.179.940 - 1.170.095.205.654 2.913.353.384.780 equipment Fasilitas Telecommunication telekomunikasi 159.710.875.848 33.892.513.656 - 11.902.486.670 205.505.876.174 facilities Peralatan Transportation pengangkutan 4.031.706.300 398.809.091 - - 4.430.515.391 equipment Peralatan dan perabot Office equipment and kantor 80.427.486.214 6.487.047.469 - (27.523.631.365 ) 59.390.902.318 fixtures Aset dalam Construction-in penyelesaian 465.431.027.415 1.787.410.196.951 - (1.159.004.817.159 ) 1.093.836.407.207 progress

Jumlah Harga Total Acquisition Perolehan 2.326.924.717.155 1.969.188.747.107 - - 4.296.113.464.262 Cost

Accumulated Akumulasi Penyusutan Depreciation Bangunan 2.277.552.803 436.398.738 - - 2.713.951.541 Building Peralatan Telecommunication telekomunikasi 665.257.945.829 202.241.877.170 - 22.016.484.540 889.516.307.539 equipment Fasilitas Telecommunication telekomunikasi 59.064.133.071 9.497.129.310 - (12.872.569.287 ) 55.688.693.094 facilities Peralatan Transportation pengangkutan 2.900.565.467 310.649.679 - - 3.211.215.146 equipment Peralatan dan perabot Office equipment and kantor 43.171.085.153 3.754.054.710 - (9.143.915.253 ) 37.781.224.610 fixtures

Jumlah Akumulasi Total Accumulated Penyusutan 772.671.282.323 216.240.109.607 - - 988.911.391.930 Depreciation

Nilai Buku 1.554.253.434.832 3.307.202.072.332 Net Book Value

Page 144: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30

10. ASET TETAP (Lanjutan) 10. FIXED ASSETS (Continued)

Aset tetap pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 digunakan sebagai jaminan pinjaman yang diperoleh dari Credit Suisse dan hutang obligasi (Catatan 14, 19 dan 21).

As of December 31, 2009 2008 and 2007, fixed assets are used as collateral for loans from Credit Suisse and bonds payable (Notes 14, 19 and 21).

Beban penyusutan yang dibebankan ke beban usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, masing-masing sebesar Rp979.223.308.028, Rp432.360.984.762 dan Rp216.240.109.607.

Depreciation expense charged to operations for the years ended December 31, 2009, 2008 and 2007, amounted to Rp979,223,308,028, Rp432,360,984,762 and Rp216,240,109,607, respectively.

Pada tanggal 14 Mei 2009, Perusahaan

menandatangani perjanjian jual beli dengan PT Solusi Tunas Pratama (STP) untuk penjualan 543 menara BTS dan fasilitas pendukungnya (Catatan 41).

On May 14, 2009, the Company and PT Solusi Tunas Pratama (STP) signed a sale and purchase agreement for 543 telecommunication towers and its supporting facilities (Note 41).

Kapitalisasi beban pinjaman bank dan hutang obligasi yang terjadi pada tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp38.401.066.044 dan Rp82.782.442.146 (nihil pada tahun 2009).

Total capitalize borrowing cost of bank loan and bonds payable in 2008 and 2007 amounted to Rp38,401,066,044 and Rp82,782,442,146, respectively (nil in 2009).

Aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 merupakan peralatan telekomunikasi dan fasilitas yang sedang dipasang dengan persentase penyelesaian sebagai berikut:

Construction-in-progress as of December 31, 2009, 2008 and 2007 represents telecommunication equipment and facilities that were being installed with the following percentage of completion:

2009

Penyelesaian / Completion Nilai Tercatat / Estimasi Penyelesaian / Deskripsi % Book Value Estimated Completion Description

Peralatan telekomunikasi 88% Maret / March 2010 Telecommunication equipment Jabodetabek 242.085.434.447 Jabodetabek Jawa Timur 70.203.030.066 East Java Jawa Barat 71.591.661.430 West Java Sumatera 52.150.822.335 Sumatera Jawa Tengah 38.881.678.190 Central Java Kalimantan & Sulawesi 27.772.627.279 Kalimantan & Sulawesi Fasilitas telekomunikasi 88% Maret / March 2010 Telecommunication facilities Jabodetabek 177.957.505.816 Jabodetabek Jawa Timur 53.616.542.477 East Java Jawa Barat 52.627.331.229 West Java Sumatera 42.696.288.697 Sumatera Jawa Tengah 28.582.085.064 Central Java Kalimantan & Sulawesi 22.705.775.046 Kalimantan & Sulawesi

Jumlah 880.870.782.076 Total

2008

Penyelesaian / Completion Nilai Tercatat / Estimasi Penyelesaian / Deskripsi % Book Value Estimated Completion Description

Peralatan telekomunikasi 73% Juni / June 2009 Telecommunication equipment Jabodetabek 465.853.887.768 Jabodetabek Jawa Timur 160.058.297.787 East Java Jawa Barat 130.152.668.463 West Java Sumatera 126.361.814.042 Sumatera Jawa Tengah 103.195.481.468 Central Java Kalimantan & Sulawesi 68.235.379.583 Kalimantan & Sulawesi

Page 145: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31

10. ASET TETAP (Lanjutan) 10. FIXED ASSETS (Continued)

2008

Penyelesaian / Completion Nilai Tercatat / Estimasi Penyelesaian / Deskripsi % Book Value Estimated Completion Description

Fasilitas telekomunikasi 73% Juni / June 2009 Telecommunication facilities Jabodetabek 183.040.110.795 Jabodetabek Jawa Timur 62.889.007.325 East Java Jawa Barat 51.138.692.799 West Java Sumatera 49.649.216.310 Sumatera Jawa Tengah 40.546.859.986 Central Java Kalimantan & Sulawesi 26.810.576.806 Kalimantan & Sulawesi

Jumlah 1.467.931.993.132 Total

2007

Penyelesaian / Completion Nilai Tercatat / Estimasi Penyelesaian / Deskripsi % Book Value Estimated Completion Description

Peralatan telekomunikasi 89% Juni / June 2008 Telecommunication equipment Jabodetabek 264.449.033.581 Jabodetabek Jawa Barat 249.770.147.341 West Java Jawa Tengah 106.737.728.288 Central Java Jawa Timur 106.737.728.288 East Java Sumatera 106.737.728.288 Sumatera Kalimantan & Sulawesi 1.530.461.414 Kalimantan & Sulawesi Fasilitas telekomunikasi 89% Juni / June 2008 Telecommunication facilities Jabodetabek 81.575.898.833 Jabodetabek Jawa Barat 77.047.830.331 West Java Jawa Tengah 32.925.913.952 Central Java Jawa Timur 32.925.913.952 East Java Sumatera 32.925.913.952 Sumatera Kalimantan & Sulawesi 472.108.987 Kalimantan & Sulawesi

Jumlah 1.093.836.407.207 Total

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada hambatan berarti yang dapat mengganggu penyelesaian atas aset-aset tersebut.

The management believes that there are no hindrances to the completion of the above noted assets.

Aset tetap diasuransikan dalam satu paket dengan persediaan terhadap risiko fisik, alam dan risiko usaha lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu kepada beberapa perusahaan asuransi (Catatan 6), dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar USD650.000.000 dan Rp4.740.500.000 pada tanggal 31 Desember 2009, USD534.279.957 dan Rp3.890.500.000 pada tanggal 31 Desember 2008 dan USD329.903.530 dan Rp1.627.000.000 pada tanggal 31 Desember 2007.

Fixed assets as well as inventories are insured against risk of physical, natural and other business risks based on certain blanket policies with various insurance companies (Note 6) with total sum insured of USD650,000,000 and Rp4,740,500,000 as of December 31, 2009 and USD534,279,957 and Rp3,890,500,000 as of December 31, 2008 and USD329,903,530 and Rp1,627,000,000 as of December 31, 2007.

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa

nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

The Company’s management believes that this sum insured is adequate to cover the possibilities of loss on insured assets.

Berdasarkan evaluasi manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset Perusahaan.

Based on the evaluation of the management, there are no events or changes in circumstances that indicate an impairment in the value of the Company’s assets.

Page 146: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

32

11. BEBAN DITANGGUHKAN 11. DEFERRED CHARGES

Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan proyek telekomunikasi CDMA 2000 1X, pengembangan merek Esia dan Wifone. Beban ditangguhkan dari pengembangan merek dan penjualan serta pengembangan teknologi adalah sebesar Rp10.318.245.034 pada tanggal 31 Desember 2007 (nihil pada tahun 2009 dan 2008).

This account represents expenses for the development of telecommunication CDMA 2000 1X project, Esia and Wifone brand. Deferred charges from brand development and selling and technology development amounted to Rp10,318,245,034 as of December 31, 2007 (nil in 2009 and 2008).

Amortisasi beban ditangguhkan masing-masing sebesar Rp10.318.245.034 dan Rp10.824.415.219 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 dicatat sebagai bagian dari “Beban Operasional Lainnya” dalam laporan laba rugi.

Amortization of deferred charges amounted to Rp10,318,245,034 and Rp10,824,415,219 for the years ended December 31, 2008 and 2007, respectively, and were recorded as part of “Other Operating Expense” account in statements of income.

12. ASET DERIVATIF 12. DERIVATIVE ASSETS

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009

Jumlah yang Dilindung Nilai/ Nilai Wajar/ Hedged Amount Fair Value (USD) (Rp)

Amortization Swap 48.414.042 25.756.562.894 Amortization Swap Call Option Swap 52.150.758 32.405.509.463 Call Option Swap Collar Swap 38.310.400 11.816.430.965 Collar Swap

Jumlah 138.875.200 69.978.503.322 Total

2008

Jumlah yang Dilindung Nilai/ Nilai Wajar/ Hedged Amount Fair Value (USD) (Rp)

Amortization Swap 50.549.243 178.755.293.182 Amortization Swap Call Option Swap 54.450.757 207.497.556.124 Call Option Swap Collar Swap 40.000.000 137.486.222.381 Collar Swap

Jumlah 145.000.000 523.739.071.687 Total

2007

Jumlah yang Dilindung Nilai/ Nilai Wajar/ Hedged Amount Fair Value (USD) (Rp)

Amortization Swap 50.549.243 82.785.077.330 Amortization Swap Call Option Swap 54.450.757 94.707.036.758 Call Option Swap Collar Swap 40.000.000 71.729.648.328 Collar Swap

Jumlah 145.000.000 249.221.762.416 Total

Page 147: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

33

12. ASET DERIVATIF (Lanjutan) 12. DERIVATIVE ASSETS (Continued)

Berikut ini adalah rincian kontrak Swap: The following are the details of the swap contracts:

a. Amortization Swap a. Amortization Swap

Pada tanggal 28 Juni 2007, Perusahaan

menandatangani kontrak amortisasi swap dengan Credit Suisse dengan jumlah nosional sebesar USD50.549.243 dan kurs Rp9.062/USD. Berdasarkan kontrak amortisasi swap, Perusahaan menyetujui untuk membayar sesuai dengan IDR Amortization Notional Schedule setiap tiga (3) bulan pada tanggal 2 Juli, 2 Oktober, 2 Januari dan 2 April setiap tahun, dimulai pada tanggal 2 Oktober 2009 sampai dengan tanggal penyelesaian pada tanggal 2 Juli 2012. Berdasarkan kontrak tersebut, Perusahaan akan melakukan pembayaran bunga setiap tiga (3) bulan yang dimulai pada tanggal 2 Oktober 2007 dan berakhir pada tanggal penyelesaian dengan tingkat bunga 3,35 % per tahun, yang dapat disesuaikan dengan hari kerja.

On June 28, 2007, the Company entered into an amortization swap contract with Credit Suisse with the notional amount of USD50,549,243 at initial foreign exchange rate of Rp9,062/USD. Based on the contract, the Company agreed to pay using the IDR Amortization Notional schedule in quarterly intervals, every July 2, October 2, January 2 and April 2 in each year, commencing on October 2, 2009 until the termination date of July 2, 2012. The contract provided for the Company to make quarterly interest payments commencing on October 2, 2007 and ending on the termination date at 3.35% per annum, subject to adjustment in accordance with the business day convention.

b. Call Option Swap b. Call Option Swap

Pada tanggal 19 Juli 2007, Perusahaan

menandatangani ”Call Option Swap” dengan Credit Suisse dengan jumlah nosional sebesar USD39.450.757. Berdasarkan kontrak call option swap, Perusahaan dapat menggunakan call option swap pada tanggal yang tertera di skedul nosional (tanggal pelaksanaan). Jika kurs sesuai dengan “Reference Foreign Exchange Rate’’ (RFER) sama dengan atau lebih besar dari Rp9.100/USD (strike rate); Credit Suisee akan membayar “Reference Currency Option Amount” (amortisasi USD) dan Perusahaan membayar “IDR Option Amount” (Reference Currency Option Amount x Stike Rate); jika RFER lebih rendah daripada strike rate, tidak ada pembayaran untuk kedua belah pihak.

On July 19, 2007, the Company entered into a call option swap with Credit Suisse with the notional amount of USD39,450,757. Based on the contract, the Company may exercise the call option swap at the dates listed in the notional schedule (exercise date). If the exchange rate on the “Reference Foreign Exchange Rate” (RFER) is equal or greater than Rp9,100/USD (strike rate); Credit Suisse pays the “Reference Currency Option Amount” (USD amortization) and the Company pays the “IDR Option Amount” (Reference Currency Option Amount x Strike Rate); if the RFER is lower than the strike rate, no payment is required by either party.

Berdasarkan kontrak, pembayaran bunga

dilakukan setiap 3 (tiga) bulan dimulai pada tanggal 2 Oktober 2007 dan berakhir pada tanggal 2 Juli 2012 dengan tingkat bunga 3,75% per tahun.

The contract provided for the making of quarterly interest payments commencing on October 2, 2007 and ending on the termination date of July 2, 2012 at 3.75% per annum.

Page 148: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

34

12. ASET DERIVATIF (Lanjutan) 12. DERIVATIVE ASSETS (Continued)

Pada tanggal 11 Desember 2007, Perusahaan menandatangani “Call Option Swap” dengan Credit Suisse dengan nilai nosional sebesar USD15.000.000. Dalam kontrak tersebut dinyatakan bahwa pembayaran bunga dilakukan setiap tiga (3) bulan dimulai pada tanggal 2 Januari 2008 dan berakhir pada tanggal 2 Juli 2012 dengan tingkat bunga 4,70% per tahun, yang akan disesuaikan dengan hari kerja.

On December 11, 2007, the Company entered into Call Option Swap with Credit Suisse with the notional amount of USD15,000,000. The contract provided for the making of quarterly interest payments commencing on January 2, 2008 and ending on the termination date of July 2, 2012 at 4.70% per annum, subject to adjustment in accordance with the business day convention.

c. Collar Swap c. Collar Swap

Pada tanggal 19 September 2007, Perusahaan

menandatangani “Collar Swap” dengan Credit Suisse dengan jumlah nosional USD40.000.000. Berdasarkan kontrak tersebut, Perusahaan menggunakan collar swap pada tanggal yang tertera di skedul nosional (tanggal pelaksanaan). Jika “Reference Foreign Exchange Rate” (RFER) sama dengan atau lebih besar dari Rp9.200/USD (strike rate) atau jika RFER sama dengan atau lebih kecil dari Rp9.000/USD (strike rate); Credit Suisse akan membayar “Reference Currency Option Amount” (amortisasi USD) dan Perusahaan membayar “IDR Option Amount” (Reference Currency Option Amount x Strike Rate).

On September 19, 2007, the Company entered into a collar swap contract with Credit Suisse with the notional amount of USD40,000,000. Based on the contract, the Company may exercise the collar swap at the dates listed in the Notional schedule (exercise date). If the “Reference Foreign Exchange Rate” (RFER) is equal to or greater than Rp9,200/USD (strike rate) or if the “Reference Foreign Exchange Rate” (RFER) is equal to or less than Rp9,000/USD (strike rate); Credit Suisse pays the “Reference Currency Option Amount” (USD amortization) and the Company pays the “IDR Option Amount” (Reference Currency Option Amount x Strike Rate).

Berdasarkan kontrak, pembayaran bunga dilakukan setiap 3 (tiga) bulan dimulai pada tanggal 2 Oktober 2007 dan berakhir pada tanggal 2 Juli 2012 dengan tingkat bunga 4,10% per tahun.

The contract provided for the making of quarterly interest payments commencing on October 2, 2007 and ending on the termination date of July 2, 2012 at 4.10% per annum.

Nilai wajar instrumen lindung nilai yang belum mempengaruhi laba rugi disajikan pada cadangan lindung nilai di bagian ekuitas. Kontrak amortization swap, call option swap dan collar swap Perusahaan memenuhi kriteria dan dinilai sangat efektif sebagai lindung nilai arus kas untuk pokok pinjaman jangka panjang dari Credit Suisse, sehingga laba yang belum terealisasi masing-masing sebesar Rp41.849.654.706, Rp269.599.531.383 dan Rp217.077.222.113 pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 dicatat sebagai bagian dari ekuitas.

The fair value of the hedging instrument. which has not yet affected the profit and loss is presented under hedging reserve in the equity section. The Company’s amortization swap, call option swap and collar swap contracts are designated and assessed to be highly effective as cash flow hedge for long-term loan principal from Credit Suisse, thus the net unrealized gain of Rp41,849,654,706, Rp269,599,531,383 and 217,077,222,113, as of December 31, 2009, 2008 and 2007, respectively, were included as part of equity.

Page 149: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

35

13. KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA 13. RESTRICTED CASH IN BANK

Kas yang dibatasi penggunaannya yaitu saldo bank di Credit Suisse yang dibentuk sehubungan dengan fasililitas kredit yang diperoleh Perusahaan. Akun ini akan digunakan untuk membayar angsuran pokok pinjaman termasuk bunga untuk jatuh tempo kurang atau lebih dalam satu tahun (Catatan 14 dan 19). Jumlah kas yang dibatasi penggunaannya pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 39.745.869.788, Rp31.856.593.772 dan Rp27.402.489.199.

Restricted cash in bank pertains to balance of bank accounts in Credit Suisse that are required to be made available for the purposes of the credit facilities obtained by the Company. This account will be used for principal installments including interest for current maturity (Notes 14 and 19). The total outstanding balance of restricted cash in bank as of December 31, 2009, 2008 and 2007 amounted to Rp39,745,869,788, Rp31,856,593,772 and Rp27,402,489,199, respectively.

14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK 14. SHORT-TERM BANK LOAN

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Credit Suisse AG, Credit Suisse AG, Singapore Branch 235.000.000.000 - - Singapore Branch

Perjanjian Pinjaman dengan Credit Suisse Credit Suisse Facility Agreement

Pada tanggal 16 Desember 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan Credit Suisse AG, cabang Singapura (Credit Suisse) dengan jumlah pinjaman sebesar USD25.000.000 untuk jangka waktu dua belas (12) bulan sejak tanggal penarikan pinjaman. Pinjaman ini dikenakan bunga 9% p.a. ditambah LIBOR untuk bulan Januari sampai dengan Juni 2010 dan 11% p.a. untuk bulan Juli sampai dengan Desember 2010.

On December 16, 2009, the Company entered into a loan agreement by Credit Suisse, Singapore branch (Credit Suisse) with an aggregate amount equal to USD25,000,000 payable in twelve (12) months. This loan is subject to interest of 9% p.a. plus LIBOR for January up to June 2010 and 11% p.a. for July up to December 2010.

Pinjaman tersebut hanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

The loan proceeds may only be used for the following:

1. Membayar jasa dan biaya-biaya sehubungan

dengan fasilitas kredit; 1. Payment of any fees and expenses under or

in connection with the credit facility;

2. Mendanai Debt Service Accrual Account (DSAA) sampai dengan jumlah yang sama dengan jumlah Debt Service Accrual Required Amount (DSARA) tersebut;

2. Funding of the Debt Service Accrual Account (DSAA) up to an amount equal to the Debt Service Accrual Required Amount (DSARA) amount;

3. Mendanai pengeluaran modal Perusahaan. 3. Funding capital expenditures of the

Company.

Sesuai dengan perjanjian pinjaman, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi batasan-batasan tertentu, antara lain batasan rasio keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2009, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh batasan telah dipenuhi.

In accordance with loan agreement, the Company is required to comply with certain covenants, such as financial rasio covenants. As of December 31, 2009, the Company’s management believes that all covenants of the loan are fully complied with.

Aset tetap Perusahaan digunakan sebagai jaminan untuk fasilitas pinjaman ini.

Fixed asset of the Company’s used as collateral for the credit facility.

Page 150: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

36

15. HUTANG USAHA 15. TRADE PAYABLES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Pihak ketiga Third parties Mata uang asing Foreign currencies PT Huawei Tech. Investment PT Huawei Tech. Investment (Catatan 39a) 176.939.823.058 7.467.036.144 24.574.556.990 (Note 39a) Huawei International Pte. Ltd. 161.303.856.434 69.758.196.776 - Huawei International Pte. Ltd. Huawei Tech. Huawei Tech. Investment Co. Ltd. 107.527.831.942 - - Investment Co. Ltd. PT Nortel Networks Indonesia 93.405.325.324 30.114.600.101 7.080.612.299 PT Nortel Networks Indonesia Nortel Networks (NTT) 89.549.268.910 128.200.907.375 - Nortel Networks (NTT) PT NEC Indonesia 44.506.966.845 67.918.929.840 - PT NEC Indonesia PT Lintas Teknologi PT Lintas Teknologi Indonesia 10.721.741.182 12.139.265.852 - Indonesia PT Packet Systems Indonesia 3.849.919.965 - - PT Packet System Indonesia Telesoft Neutek Pvt. Ltd. 3.842.664.976 834.270.000 - Telesoft Neutek Pvt. Ltd. PT Harrisma Informatika Jaya 3.593.330.600 304.684.229 - PT Harrisma Informatika Jaya PT Datacraft Indonesia 3.263.425.129 - - PT Datacraft Indonesia Redknee (Ireland) Limited 3.200.813.558 - - Redknee (Ireland) Limited ONmobile Global Ltd 2.212.038.978 - - ONmobile Global Ltd PT Media Intertel Graha 3.064.994.641 6.375.485.584 6.063.523.418 PT Media Intertel Graha PT Hariff Daya Tunggal PT Hariff Daya Tunggal Engineering 2.542.008.401 3.931.829.990 - Engineering PT Berca Hardaya Perkasa 2.161.156.186 - - PT Berca Hardaya Perkasa White & Case PC 2.096.845.841 - - White & Case PC Ceragon Network Inc. Ceragon Network Inc. (Catatan 39k) 2.042.061.022 17.248.884.984 16.047.737.489 (Note 39k) PT Wahana Cipta Sinatria 1.303.272.000 274.793.978 - PT Wahana Cipta Sinatria Terrabit Networks Pte. Ltd. 1.038.620.000 - - Terrabit Networks Pte. Ltd. PT Sisindokom Lintas PT Sisindokom Lintas Buana 831.928.473 1.411.332.170 1.977.133.398 Buana Fresnel Microwave Fresnel Microwave Systems Ltd. 678.361.165 678.361.165 678.361.165 Systems Ltd. Intervoice Ltd - 1.482.898.932 - Intervoice Ltd PT Dwinet Utama - 1.455.255.000 - PT Dwinet Utama PT Emerson Indonesia - 1.344.384.371 - PT Emerson Indonesia PT Subur Sakti Putera - 788.400.000 - PT Subur Sakti Putera PT Dwiwarna Metalindo - 664.217.807 - PT Dwiwarna Metalindo PT Altrak 1978 - 574.585.475 - PT Altrak 1978 Lain-lain (dibawah Others (each below Rp 500 juta) 19.347.859.731 53.543.645.408 56.920.658.525 Rp500 million)

Sub-jumlah 739.024.114.361 406.511.965.181 113.342.583.284 Sub-total

Rupiah Rupiah PT Dian Mentari Pratama 29.889.727.873 10.663.474.552 534.193.550 PT Dian Mentari Pratama PT Solusi Tunas Pratama 12.673.906.356 - - PT Solusi Tunas Pratama PT Huawei Tech Investment 12.365.135.333 63.769.168 - PT Huawei Tech Investment PT Nortel Networks PT Nortel Networks Indonesia 11.968.323.313 3.260.858.661 - Indonesia Ditjen Postel 8.503.232.064 - - Ditjen Postel PT Dunia Tehnik 6.906.281.350 1.796.949.400 - PT Dunia Tehnik PT Sempurna Delapan 6.628.759.469 4.488.278.726 2.445.834.115 PT Sempurna Delapan PT NEC Indonesia 5.338.011.770 6.227.786.524 - PT NEC Indonesia PT Pura Barutama 4.166.250.000 1.261.631.250 941.380.000 PT Pura Barutama CV Waluyo 3.629.470.209 5.348.954.669 3.371.073.901 CV Waluyo PT Indomedia Outdoor 3.423.497.500 1.562.179.800 132.370.000 PT Indomedia Oudoor PT Lintas Teknologi PT Lintas Teknologi Indonesia 3.309.112.427 1.208.789.919 151.744.986 Indonesia PT Aquarius Musikindo 2.639.573.713 - - PT Aquarius Musikindo PT Trinity Optima Production 2.353.827.253 1.047.953.025 - PT Trinity Optima Production

PT Kreatif Bersama 2.478.560.865 - - PT Kreatif Bersama PT Alpine Cool Utama 2.527.872.581 940.917.638 - PT Alpine Cool Utama PT Tower Bersama 2.352.503.084 1.891.662.951 879.137.970 PT Tower Bersama PT Sony BMG Music Entertainment PT Sony BMG Music Indonesia 2.312.071.305 398.869.537 - Entertainment Indonesia

Page 151: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

37

15. HUTANG USAHA (Lanjutan) 15. TRADE PAYABLES (Continued) 2009 2008 2007

Deparpostel 2.165.314.320 - - Deparpostel PT Dian Swastatika Sentosa 2.004.480.000 2.004.480.000 - PT Dian Swastatika Sentosa PT Raba Komunikatama 1.971.414.171 1.061.138.100 - PT Raba Komunikatama PT Musica Studio's 1.869.293.841 350.776.006 - PT Musica Studio's PT Code Jawa 1.844.335.248 2.151.765 - PT Code Jawa PT Lumbung Dwi Pratama 1.755.890.933 3.228.944.677 2.663.121.792 PT Lumbung Dwi Pratama PT Idea Kreasi Indonesia 1.679.133.142 - - PT Idea Kreasi Indonesia PT Warner Music Indonesia 1.578.792.591 - - PT Warner Music Indonesia Koperasi Karyawan Mitra Koperasi Karyawan Mitra Usaha Dinamika 1.416.989.765 1.243.248.788 - Usaha Dinamika PT Jaring Citra Media 1.333.960.650 16.500.000 - PT Jaring Citra Media PT Listakwarta Putra 1.115.327.483 334.313.300 446.105.000 PT Listakwarta Putra PT Sakabaja Panelindo 1.177.152.624 148.452.500 - PT Sakabaja Panelindo PT Widya Wahana 1.167.646.520 1.143.767.962 1.384.401.700 PT Widya Wahana Pers Kopnatel Mekatel 1.162.566.000 - - Pers Kopnatel Mekatel PT Batra Langgeng Nusantara 1.139.737.250 - - PT Batra Langgeng Mekatel PT Solusindo Kreasi Pratama 1.100.628.000 159.677.419 - PT Solusindo Kreasi Pratama PT Isopanel Dunia 1.108.488.000 1.118.610.000 218.700.000 PT Isopanel Dunia PT Citra Protecta Semesta 1.097.679.263 626.804.933 173.127.428 PT Citra Protecta Semesta PT Fero Prima Abadi 1.096.631.050 - - PT Fero Prima Abadi CV Pro & Coo 1.022.983.048 - - CV Pro & Coo PT Arthamas Karya Mandiri 979.509.404 556.319.911 385.045.650 PT Arthamas Karya Mandiri PT Bali Telekom 912.087.000 807.321.774 669.025.000 PT Bali Telkom PT Harrisma Informatika PT Harrisma Informatika Jaya 866.913.326 304.684.229 107.354.727 Jaya PT Mycom Networks 813.507.813 1.162.669.563 1.596.351.287 PT Mycom Networks PT Naga Swarasakti 807.539.882 439.571.941 - PT Naga Swarasakti PT Ayama Cahaya Mandiri 793.731.000 780.172.500 - PT Ayama Cahaya Mandiri PT Indomitra Global 724.906.627 1.937.415.912 456.224.085 PT Indomitra Global PT Hariff Daya Tunggal PT Hariff Daya Tunggal Engineering 667.617.848 337.654.966 - Engineering PT Emerson Indonesia 633.677.882 458.338.265 - PT Emerson Indonesia PT Master Cipta Nusantara 610.795.562 617.704.869 - PT Master Cipta Nusantara PT Putranusa Telecom PT Putranusa Telecom (P-Com) 608.023.800 663.390.000 - (P-Com) PT Empat Trans Aksara 584.002.007 1.467.071.582 - PT Empat Trans Aksara PT Media Intertel Graha 578.373.233 501.974.499 - PT Media Intertel Graha PT Nuansa Mitra Sarana PT Nuansa Mitra Sarana Nusantara 560.602.200 463.968.000 - Nusantara PT Biang Gambar 483.326.250 320.501.500 266.469.500 PT Biang Gambar PT Ciptakarya Mitra Mandiri 470.822.948 275.882.570 414.010.296 PT Ciptakarya Mitra Mandiri PT Geoactive Indonesia 440.775.000 290.063.900 - PT Geoactive Indonesia PT Pos Indonesia 385.199.011 231.087.199 236.044.900 PT Pos Indonesia PT Wahana Prestasi PT Wahana Prestasi Logistik 383.376.465 383.376.465 - Logistik PT Sarana Inti Persada 349.380.000 204.033.334 - PT Sarana Inti Persada PT Krida Cakti Swasana 338.594.643 854.212.112 - PT Krida Cakti Swasana PT Telenet Internusa 325.172.571 232.585.714 - PT Telenet Internusa PT Cahaya Arif Abadi 324.000.000 545.962.500 - PT Cahaya Arif Abadi PT Infimedia Solusi Pratama 305.856.000 736.812.000 105.289.000 PT Infimedia Solusi Pratama PT Kawan Lama Sejahtera 300.809.905 617.727.900 - PT Kawan Lama Sejahtera PT Integrated Cards Solution 300.069.000 371.954.000 - PT Integrated Cards Solution PT Binatek Reka Energi 275.462.853 283.067.472 - PT Binatek Reka Energi PT Kausyar Rizki Lestari 266.490.000 911.495.500 - PT Kausyar Rizki Lestari PT Tri Ahmadi Karya 252.720.000 353.847.000 - PT Tri Ahmadi Karya PT Westindo Esa Perkasa 252.577.136 1.091.599.278 - PT Westindo Esa Perkasa PT Nasio Karya Pratama 237.835.073 410.193.538 - PT Nasio Karya Pratama PT Gayatri 237.231.111 699.631.600 - PT Gayatri PT Dawamiba Engineering 232.079.287 232.079.287 359.279.287 PT Dawamiba Engineering PT Megah Makmur 218.965.710 435.187.500 526.652.308 PT Megah Makmur PT Tower Capital Indonesia 193.860.000 299.250.000 - PT Tower Capital Indonesia PT Mitracomm Ekasarana 181.444.260 450.045.065 - PT Mitracomm Ekasarana PT Grahamitra Lestarijaya 151.505.500 213.854.231 - PT Grahamitra Lestarijaya PT Trend Communications PT Trend Communications International 151.200.000 207.255.834 - International PT Nextindo Agranusa 137.717.890 291.090.589 - PT Nextindo Agranusa PT Wahana Cipta Sinatria 123.943.274 274.793.978 - PT Wahana Cipta Sinatria PT Global Muda Mandiri 101.584.800 569.229.235 211.884.492 PT Global Muda Mandiri PT Profesional PT Profesional Telekomunikasi Indonesia - 4.796.084.147 858.745.161 Telekomunikasi Indonesia

Page 152: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

38

15. HUTANG USAHA (Lanjutan) 15. TRADE PAYABLES (Continued) 2009 2008 2007

PT Meridian Sinergi Pratama - 3.575.000.000 - PT Meridian Sinergi Pratama PT Vidyanusa Hutami Sentosa - 1.461.491.500 - PT Vidyanusa Hutami Sentosa

PT Tridaya Karya Perkasa - 871.128.000 - PT Tridaya Karya Perkasa PT Infokom Elektrindo - 764.742.660 - PT Infokom Elektrindo CV Nobelindo - 655.575.920 - CV Nobelindo PT Dwi Pilar Pratama - 640.839.600 - PT Dwi Pilar Pratama PT Indonusa Mega Global PT Indonusa Mega Global Telecom - 608.081.695 - Telecom PT NTT Indonesia - 537.495.000 175.034.713 PT NTT Indonesia Ang Tiong Liem/ Ang Tiong Liem/ Halim Wijaya - 500.000.000 - Halim Wijaya PT Inka Lima - 461.125.000 - PT Inka Lima PT Tanjung Putra Pertiwi - 451.500.000 - PT Tanjung Putra Pertiwi PT Mas Persada Jaya - 408.348.000 - PT Mas Persada Jaya PT Tri Habta Dana - 378.314.820 665.386.074 PT Tri Habta Dana PT Tritech Consul - 377.360.000 - PT Tritech Consul PT Caturdaya Perkasa PT Caturdaya Perkasa Pratama - 374.346.344 - Pratama PT Salwa Anugerah PT Salwa Anugerah Semesta - 362.259.000 - Semesta PT Mandana Jati Mandiri - 316.710.948 - PT Mandana Jati Mandiri PT Global Sarana Sukses - 316.029.658 222.715.011 PT Global Sarana Sukses PT Dwiwarna Metalindo - 311.767.692 - PT Dwiwarna Metalindo PT Binareka Tata Mandiri - 297.864.129 - PT Binareka Tata Mandiri PT Himada Karya - 280.260.000 - PT Himada Karya PT Nusa Infotech Sejahtera - 258.600.600 - PT Nusa Infotech Sejahtera Fresel Microwave System Ltd - 257.590.800 - Fresel Microwave System Ltd PT E Titik Tiga Komando - 248.771.364 - PT E Titik Komando CV Studio 190 - 243.040.000 - CV Studio 190 PT Tri Pura Sakti - 232.880.682 - PT Tri Pura Sakti PT Hotel Indonesia Natour - 225.000.000 - PT Hotel Indonesia Nataour PT Netra Setya Waskita - 212.362.276 - PT Netra Setya Waskita PT Blubiru Aktivasi Media - 209.776.349 - PT Blubiru Aktivasi Media PT Indomax Mediacom - 200.079.660 - PT Indomax Mediacom Lain-lain (dibawah Rp100 juta) 35.562.025.319 19.806.975.930 38.443.818.797 Others (below Rp100 million)

Sub-jumlah 205.399.871.954 114.527.420.356 59.040.520.730 Sub-total

Beban interkoneksi Interconnection expense (Catatan 37) (Note 37) PT Mobile-8 Telecom Tbk 458.496.807 27.643.279 27.643.279 PT Mobile-8 Telecom Tbk PT Indosat Tbk 86.363.450 86.363.450 85.119.870 PT Indosat Tbk PT Excelcomindo Pratama Tbk 58.273.820 1.776.838.536 - PT Excelcomindo Pratama Tbk PT Telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk - - 14.076.716.909 Indonesia (Persero) Tbk PT Smart Telecom - - 6.989.165 PT Smart Telecom

Sub-jumlah 603.134.077 1.890.845.265 14.196.469.223 Sub-total

Jumlah pihak ketiga 945.027.120.392 522.930.230.802 186.579.573.237 Total third parties

Hubungan istimewa Related parties PT Multi Kontrol Nusantara 1.354.333.730 1.252.743.270 4.724.310.523 PT Multi Kontrol Nusantara Perhimpunan Penghuni ATR 390.534.134 829.200 829.200 Perhimpunan Penghuni ATR PT Bakrie & Brothers 127.163.279 127.163.279 - PT Bakrie & Brothers PT Cakrawala Andalas Televisi 48.484.423 48.484.423 50.513.530 PT Cakrawala Andalas Televisi PT Bakrie Swasakti Utama 10.312.180 417.307.655 10.000.000 PT Bakrie Swasakti Utama PT Dinamika Nusantara Bestari 10.193.774 10.193.774 10.802.889 PT Dinamika Nusantara Bestari PT Rasuna Caturtama PT Rasuna Caturtama Corporation 7.568.648 7.568.648 7.568.648 Corporation PT Bakrie Pesona Rasuna 3.613.500 16.931.936 49.592.864 PT Bakrie Pesona Rasuna PT Bakrie Corrugated PT Bakrie Corrugated Metal Industry - 13.500.000 13.500.000 Metal Industry

Jumlah hubungan istimewa 1.952.203.668 1.894.722.185 4.867.117.654 Total related parties

Jumlah 946.979.324.060 524.824.952.987 191.446.690.891 Total

Page 153: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

39

15. HUTANG USAHA (Lanjutan) 15. TRADE PAYABLES (Continued) Hutang usaha kepada PT Huawei Tech Investment merupakan hutang atas pengadaan peralatan telekomunikasi dengan rincian pembayaran sebagai berikut (Catatan 39a):

Trade payables to PT Huawei Tech Investment represent supply of telecommunication equipment with payment schedule as follows (Note 39a):

2009 2008 2007

Saldo hutang 60.908.437.400 219.974.392.211 261.822.064.536 Outstanding payable Dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun (60.908.437.400 ) (149.022.531.748 ) (72.369.578.778 ) Less current maturities

Bagian hutang jangka panjang - 70.951.860.463 189.452.485.758 Long-term portion

Analisis umur hutang usaha adalah sebagai berikut:

The aging schedule for trade payables was as follows:

2009 2008 2007

Sampai dengan 30 hari 217.485.006.618 68.656.775.129 71.510.437.621 Up to 30 days Lebih dari 30 hari - 60 hari 83.324.022.439 264.441.348.663 73.344.312.307 Over 30 days - 60 days Lebih dari 60 hari - 90 hari 112.606.082.512 95.185.690.807 3.526.337.760 Over 60 days - 90 days Lebih dari 90 hari 533.564.212.491 96.541.138.388 43.065.603.203 Over 90 days

Jumlah 946.979.324.060 524.824.952.987 191.446.690.891 Total

16. HUTANG LAIN-LAIN 16. OTHER PAYABLES

Akun ini terdiri atas hutang kepada beberapa pemasok individu adalah sebagai berikut:

This account consists of payables to various individual vendors as follows:

2009 2008 2007

Dalam mata uang Rupiah 6.003.254.633 5.597.066.026 7.509.868.346 In Rupiah currency Dalam mata uang asing 2.065.363.058 1.372.727.094 2.450.336.723 In foreign currencies

Jumlah 8.068.617.691 6.969.793.120 9.960.205.069 Total

Analisis umur hutang lain-lain adalah sebagai berikut:

The analysis of aging schedule for other payables was as follows:

2009 2008 2007

Sampai dengan 30 hari 4.989.899.527 2.775.009.596 4.645.132.258 Up to 30 days Lebih dari 30 hari - 60 hari 1.315.364.090 2.543.963.561 3.981.745.686 Over 30 days - 60 days Lebih dari 60 hari - 90 hari 223.390.233 171.628.624 55.876.465 Over 60 days - 90 days Lebih dari 90 hari 1.539.963.841 1.479.191.339 1.277.450.660 Over 90 days

Jumlah 8.068.617.691 6.969.793.120 9.960.205.069 Total

17. UANG MUKA PELANGGAN 17. CUSTOMERS’ DEPOSITS

Uang muka pelanggan masing-masing sebesar Rp34.212.754.408, Rp55.830.572.733 dan Rp41.518.821.506 pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 merupakan uang muka yang diterima dari agen dan dealer untuk pembelian voucher elektronik.

Customers’ deposits amounting to Rp34,212,754,408, Rp55,830,572,733 and Rp41,518,821,506 as of December 31, 2009, 2008 and 2007, respectively, mostly represent guarantee deposits received from the agents and dealers for purchasing electronic vouchers.

Page 154: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

40

18. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR 18. ACCRUED EXPENSES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Interkoneksi 49.063.743.077 90.540.903.105 60.229.690.895 Interconnection Bunga 33.508.356.880 50.649.627.584 49.485.925.495 Interest Concession royalty to Royalti konsesi kepada the Department of Departemen Komunikasi Communication and dan Informatika - Informatics - the Directorate Direktorat Jenderal General of Post Pos dan Telekomunikasi 16.914.502.323 12.709.802.898 12.470.939.299 and Telecommunication Persediaan 13.906.751.065 4.674.413.696 - Inventory Jasa profesional 10.940.187.643 12.141.639.488 304.909.785 Profesional fee Retensi 10.118.047.716 10.220.868.084 5.590.858.453 Retention Listrik dan air 8.503.204.208 1.067.006.203 847.365.457 Electricity and water Pemasaran dan promosi 3.090.893.877 1.699.344.729 2.072.603.115 Marketing and promotion Sewa 696.125.893 6.997.001.130 21.351.634.346 Rent Lain-lain (masing-masing dibawah Others (each below Rp100 juta) 19.110.345.687 6.317.546.752 5.674.438.249 Rp100 million)

Jumlah 165.852.158.369 197.018.153.669 158.028.365.094 Total

Perusahaan telah mengadakan perjanjian kerjasama interkoneksi dengan beberapa operator telepon dimana Perusahaan diharuskan membayar beban interkoneksi sesuai perjanjian (Catatan 37).

The Company made interconnection network agreements with certain telephone operators under which the Company is obliged to pay interconnection expenses based on the agreements (Note 37).

Royalti konsesi kepada Departemen Komunikasi dan Informatika - Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi merupakan royalti atas penggunaan Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) telekomunikasi dengan tarif sebesar 0,5%, 1% dan 1% dari pendapatan bersih setelah dikurangi beban penyisihan piutang ragu-ragu masing-masing pada tahun 2009, 2008 dan 2007, ditambah dengan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU) atau Universal Service Obligation (USO) sebesar 1,25%, 0,75% dan 0,75% dari pendapatan bersih setelah dikurangi beban penyisihan piutang ragu-ragu masing-masing pada tahun 2009, 2008 dan 2007.

Concession royalty to the Department of Communication and Informatics - the Directorate General of Post and Telecommunication represents the royalty for using Expense of Rights Management (ERM) Telecommunications at a rate of 0.5%, 1% and 1% of net income after the deduction of allowance for doubtful accounts expense in 2009, 2008 and 2007, respectively, plus an additional Universal Service Obligation (USO) 1.25%, 0.75% and 0.75% of net income after the deduction of allowance for doubtful accounts expense in 2009, 2008 and 2007, respectively.

19. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG 19. LONG-TERM BANK LOANS

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Credit Suisse 1.305.426.880.000 1.587.750.000.000 1.365.755.000.000 Credit Suisse PT Bank Central Asia Tbk 2.610.990.095 1.913.175.874 - PT Bank Central Asia Tbk

Jumlah 1.308.037.870.095 1.589.663.175.874 1.365.755.000.000 Total

Dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun Less current maturities Credit Suisse 240.164.984.820 25.729.531.436 - Credit Suisse PT Bank Central Asia Tbk 842.529.850 511.929.050 - PT Bank Central Asia Tbk

Jumlah 241.007.514.670 26.241.460.486 - Total

Bagian jangka panjang 1.067.030.355.425 1.563.421.715.388 1.365.755.000.000 Long-term portion

Page 155: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

41

19. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

19. LONG-TERM BANK LOANS (Continued)

a. Credit Suisse a. Credit Suisse

Pada tanggal 25 Juni 2007, Perusahaan

menandatangani perjanjian pinjaman dengan beberapa lembaga keuangan asing yang dikoordinir oleh Credit Suisse, cabang Singapura (Credit Suisse) dan PT Danatama Makmur (Danatama) dengan jumlah pinjaman USD145.000.000 untuk jangka waktu lima (5) tahun dengan tenggang waktu selama dua (2) tahun dan masa pembayaran angsuran pokok selama tiga (3) tahun. Pinjaman ini dikenakan bunga 4% diatas LIBOR per tahun untuk tahun pertama dan kedua dan 4,5% diatas LIBOR per tahun untuk tahun-tahun berikutnya. Bagian dari pinjaman ini digunakan untuk melunasi pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan sisanya digunakan untuk belanja modal. Seperti yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman, Perusahaan mengadakan perjanjian lindung nilai dengan satu lembaga keuangan (Catatan 12).

On June 25, 2007, the Company entered into a loan agreement with foreign financial institutions. which was arranged by Credit Suisse, Singapore branch (Credit Suisse) and PT Danatama Makmur (Danatama) with an aggregate amount equal to USD145,000,000 payable in five (5) years, with a two (2) years grace period and three (3) years of installment payments. This loan is subject to interest of 4% plus LIBOR per annum for the first and second year and 4.5% plus LIBOR per annum for the years thereafter. Part of the proceeds from this loan were used to settle the outstanding loan balance from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and the residual balance was used for capital expenditures of the Company. As a requirement of the loan agreement, the Company entered into various hedging contracts with a financial institution (Note 12).

Pinjaman tersebut hanya bisa digunakan untuk

hal-hal sebagai berikut: The loan proceeds may only be used for the

following:

1. Mendanai pembayaran kembali semua pokok pinjaman dan semua jumlah terhutang lainnya yang jatuh tempo yang diperoleh dari fasilitas Bank Mandiri;

1. Funding of the prepayment by the Company of all principal outstanding and all other amounts due and payable under the Bank Mandiri facility;

2. Membayar jasa dan biaya-biaya

sehubungan dengan fasilitas Bank Mandiri; 2. Payment of any fees and expenses under

or in connection with the Bank Mandiri facility;

3. Mendanai Debt Service Reserve Account

(DSRA) sampai dengan jumlah yang sama dengan jumlah Debt Service Reserve Required serta Debt Service Accrual Account (DSAA) sampai dengan jumlah yang sama dengan sepertiga dari jumlah Debt Service Accrual Required (DSAR) tersebut;

3. Funding of the Debt Service Reserve Account (DSRA) up to an amount equal to the Debt Service Reserve Required Amount and the Debt Service Accrual Account (DSAA) up to an amount equal to one third of the Debt Service Accrual Required (DSAR) amount;

4. Mendanai pengeluaran modal Perusahaan. 4. Funding capital expenditures of the

Company.

Page 156: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

42

19. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

19. LONG-TERM BANK LOANS (Continued)

Sesuai dengan perjanjian pinjaman,

Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi batasan-batasan tertentu, antara lain batasan rasio keuangan. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 seluruh batasan telah dipenuhi.

In accordance with loan agreement, the Company is required to comply with certain covenants, such as financial rasio covenants. As of December 31, 2009, 2008 and 2007, the Company’s management believes that all covenants of the loans are fully complied with.

Rincian aset yang digunakan sebagai jaminan

atas pinjaman yang diperoleh dari Credit Suisse adalah sebagai berikut:

The loan obtained from Credit Suisse is collateralized by the following assets:

1. Jaminan fidusia atas piutang usaha

(saldo pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp94.468.973.285, Rp120.970.886.696 dan Rp102.985.581.076) (Catatan 5).

1. Trade receivables were used as collateralized as Fiducia (outstanding balances as of December 31, 2009, 2008 and 2007 amounted to Rp94,468,973,285, Rp120,970,886,696 and Rp102,985,581,076, respectively) (Note 5).

2. Jaminan fidusia atas persediaan (saldo

pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp27.663.062.467, Rp35.757.977.390 dan Rp18.426.917.943) (Catatan 6).

2. Inventories were used as collateralized as Fiducia (outstanding balances as of December 31, 2009, 2008 and 2007 amounted to Rp27,663,062,467, Rp35,757,977,390 and Rp18,426,917,943 respectively) (Note 6).

3. Nilai buku aset tetap (Catatan 10) dijadikan

jaminan fidusia setelah disisihkan untuk jaminan obligasi (Catatan 21).

3. Net book value of fixed asset (Note 10) were used as collateral for Fidusia after reserved as collateral for bond (Note 21).

Pada tanggal 28 Juni 2007, 19 Juli 2007

dan 11 September 2007, Perusahaan mencairkan pinjaman sebesar USD50.549.243, USD39.450.757 dan USD55.000.000 atau sejumlah USD145.000.000, Perusahaan harus membayar pinjaman tersebut secara penuh tiap tiga bulan pada tanggal pembayaran kembali angsuran dan dengan jumlah seperti tertera dalam tabel berikut, dimulai pada tanggal 2 Oktober 2009:

On June 28, 2007, July 19, 2007 and September 19, 2007, the Company drew down the amounts of USD50,549,243, USD39,450,757 and USD55,000,000, respectively, or a total of USD145,000,000. The Company must repay the loans quarterly in full by paying repayment installments on the dates and in the amounts set out in the table below, commencing on October 2, 2009:

Persentase pembayaran angsuran / Percentage of repayment Date on which the repayment Tanggal pembayaran angsuran installment installment is to be paid

Tanggal pembayaran ke 9 - 12 1.724% The 9th - 12th payment date Tanggal pembayaran ke 13 - 16 5.172% The 13th - 16th payment date Tanggal pembayaran ke 17 - 19 17.241% The 17th - 19th payment date Tanggal pembayaran pada saat jatuh tempo 20.693% The final maturity date

Page 157: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

43

19. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

19. LONG-TERM BANK LOANS (Continued)

Tingkat suku bunga masing-masing pinjaman

untuk setiap jangka waktu adalah tingkat persentase per tahun yang sama dengan jumlah marjin yang dapat diterapkan dan LIBOR. Perusahaan harus membayar bunga yang masih harus dibayar atas setiap pinjaman pada setiap tanggal pembayaran.

The rate of interest on each loan for each term is the percentage rate per annum equal to the aggregate of the applicable margin and LIBOR. The Company must pay accrued interest on each Loan on each payment date.

Selanjutnya, Perusahaan menandatangani

perubahan perjanjian pinjaman dengan Credit Suisse mengenai persentase pembayaran angsuran. Berdasarkan perubahan perjanjian ini, pembayaran angsuran akan berubah sebagai berikut:

Subsequently, the Company signed an amended loan agreement with the Credit Suisse regarding installment payment percentage. Based on the amendment, the installment payments will change as follows:

Persentase pembayaran angsuran / Percentage of repayment Date on which the repayment Tanggal pembayaran angsuran installment installment is to be paid

Tanggal pembayaran ke 9 - 12 4.224% The 9th - 12th payment date Tanggal pembayaran ke 13 - 16 5.172% The 13th - 16th payment date Tanggal pembayaran ke 17 - 19 14.741% The 17th - 19th payment date Tanggal pembayaran pada saat jatuh tempo 18.193% The final maturity date

Sampai dengan Desember 31, 2009, jumlah

angsuran yang telah dibayarkan Perusahaan adalah USD6.124.800.

As of December 31, 2009, total installment has been paid by Company amounted USD6,124,800.

Saldo pinjaman ini pada tanggal 31 Desember

2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp1.305.426.880.000 (USD138.875.200), Rp1.587.750.000.000 (USD145.000.000) dan Rp1.365.755.000.000 (USD145.000.000).

Total outstanding balances of this loan as of December 31, 2009, 2008 and 2007 amounted to Rp1,305,426,880,000 (USD138,875,200), Rp1,587,750,000,000 (USD145,000,000) and Rp1,365,755,000,000 (USD145,000,000), respectively.

Pada tanggal 28 Mei 2009, Credit Suisse dan

Perusahaan melakukan perubahan perjanjian pinjaman, perubahan tersebut sehubungan dengan transaksi sewa-balik yang dilakukan oleh Perusahaan (Catatan 20).

On May 28, 2009, Credit Suisse and the Company entered into amendment loan agreement, the amendment relating to sale and leaseback transaction of the Company (Note 20).

Page 158: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

44

19. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

19. LONG-TERM BANK LOANS (Continued)

b. PT Bank Central Asia Tbk b. PT Bank Central Asia Tbk

Pada tanggal 2 September 2008, Perusahaan

menandatangani perjanjian pinjaman dengan PT Bank Central Asia Tbk, yang digunakan untuk pembelian kendaraan, sebesar maksimum Rp10.000.000.000, dengan pembayaran cicilan selama empat (4) tahun. Pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebesar 6,35% - 8,25% per tahun.

On September 2, 2008, the Company entered into a loan agreement by PT Bank Central Asia Tbk, which was used for the purchase of vehicles, with a total maximum amount of Rp10,000,000,000 payable in four (4) years of installment payments. This loan is subject to interest of 6.35% - 8.25% flat per annum.

20. HUTANG PEMBIAYAAN 20. OBLIGATION UNDER FINANCING LEASES

Pada bulan Januari 2009, Perusahaan mengadakan kontrak sewa untuk peralatan dan fasilitas telekomunikasi kepada berbagai penyedia sebesar Rp3.151.339.703.374, yang akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2019.

In January 2009, the Company entered into a lease contract for telecommunication equipment and facilities to various tower providers amounting to Rp3,151,339,703,374, which will expire on June 30, 2019.

Pembayaran sewa minimum yang akan datang

adalah sebagai berikut: Future minimum lease payments were as

follows: Nilai kini pembayaran Pembayaran minimum sewa Minimum sewa pembiayaan pembiayaan di masa depan / di masa depan / Present value Future minimum of minimum lease payments lease payments

Tidak lebih dari 1 tahun 328.329.717.368 293.151.533.364 Not later than 1 year dengan 5 tahun 2.327.115.722.576 1.591.068.334.375 later than 5 years Lebih dari 5 tahun 1.720.593.740.355 748.210.552.742 Later than 5 years

Jumlah 4.376.039.180.299 2.632.430.420.481 Total

Disajikan sebagai: Presented as: Kewajiban lancar 293.151.533.364 Current liabilities Kewajiban tidak lancar 2.339.278.887.117 Noncurrent liabilities

Jumlah 2.632.430.420.481 Total

Page 159: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

45

21. HUTANG OBLIGASI 21. BONDS PAYABLE

Pada tanggal 23 Agustus 2007, Perusahaan menerbitkan obligasi Bakrie Telecom I dengan nilai nominal Rp650 milyar yang kemudian dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 5 September 2007. Jangka waktu obligasi adalah lima (5) tahun sampai dengan tanggal 4 September 2012 dengan tingkat suku bunga 11,90% per tahun yang terhutang setiap tiga (3) bulan dimulai sejak tanggal 4 Desember 2007 sampai dengan tanggal jatuh tempo. Biaya yang timbul sehubungan dengan penerbitan obligasi tersebut adalah Rp7.223.895.107. Setelah satu (1) tahun, Perusahaan mempunyai opsi untuk membeli kembali setengah dari jumlah obligasi yang masih beredar sebelum tanggal pelunasan pokok obligasi. Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, nilai bersih obligasi masing-masing sebesar Rp646.147.255.946, Rp644.702.476.923 dan Rp643.257.697.900. Beban amortisasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp1.444.779.023, dan untuk 2007 sebesar Rp481.593.007 dicatat sebagai bagian dari akun “Beban Operasi Lain-lain” pada laporan laba rugi. Aset tetap sebesar Rp598.494.476.900, Rp649.431.427.512 dan Rp703.276.582.170 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 dijadikan sebagai jaminan atas obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan.

On August 23, 2007, the Company issued Bakrie Telecom Bond I at the nominal amount of Rp650 billion, which was subsequently listed on the Surabaya Stock Exchange (Currently Indonesia Stock Exchange) on September 5, 2007. The term of the Bonds is five (5) years until September 4, 2012 and they bear interest of 11.90% per annum payable quarterly commencing on December 4, 2007 until the maturity date. The issuance cost related to bonds amounted to Rp7,223,895,107. After a year, the Company has the option to redeem half or all of the outstanding Bonds before the principal redemption date. As of December 31, 2009, 2008 and 2007, the bonds payable net value amounting to Rp Rp646,147,255,946, Rp644,702,476,923 and Rp643,257,697,900, respectively. Amortization expense for the year ended December 31, 2009 and 2008 amounted to Rp1,444,779,023, dan for 2007 amounted Rp481,593,007 was recorded as part of “Other Operating Expenses” account in statements of income. Fixed assets amounting to Rp598.494.476.900, Rp649,431,427,512 and Rp703,276,582,170 as of December 31, 2009, 2008 and 2007, respectively, were reserved as collateral for the bonds issued by the Company.

Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan aset tetap yang terdiri dari peralatan telekomunikasi dengan nilai tidak kurang dari 110% sebagai berikut:

The Bonds are collateralized fiduciary with fixed assets that consist of telecommunication equipment with value of not less than 110% consisting of the following:

1. Base Transceiver Station; 2. Peralatan transmisi; 3. Mobile Switching Centre and Base Station

Controller; dan 4. Peralatan pendukung telekomunikasi.

1. Base Transceiver Station; 2. Transmission equipment; 3. Mobile Switching Centre and Base Station

Controller; and 4. Supporting telecommunication equipment.

22. MODAL SAHAM 22. CAPITAL STOCK 2009, 2008 dan/and 2007

Jumlah Saham Modal Dasar/ Nominal/ Jumlah/ Number of Nominal Total Jenis saham Authorized Shares (Rp) (Rp) Shares

Saham biasa seri A 10.000.000.000 200 2.000.000.000.000 Common shares series A Saham biasa seri B 32.111.652.195 100 3.211.165.219.500 Common shares series B

Jumlah 42.111.652.195 5.211.165.219.500 Total

Page 160: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

46

22. MODAL SAHAM (Lanjutan) 22. CAPITAL STOCK (Continued) 2009

Jumlah Saham Ditempatkan dan Persentase Disetor Penuh/ Kepemilikan/ Number of Shares Percentage of Jumlah Modal/ Issued and Ownership Amount Pemegang Saham Fully Paid (%) (Rp) Shareholders

Saham biasa seri A Common shares series A PT Bakrie & Brothers Tbk 4.454.895.515 77,46 890.979.103.000 PT Bakrie & Brothers Tbk Masyarakat 1.296.606.935 22,54 259.321.387.000 Public

Sub-jumlah 5.751.502.450 100,00 1.150.300.490.000 Sub-total

Saham biasa seri B Common shares series B PT Bakrie & Brothers Tbk 6.820.385.523 30,00 682.038.552.300 PT Bakrie & Brothers Tbk Masyarakat 14.834.014.358 65,26 1.483.401.435.800 Public Konversi waran oleh Conversion of warrants by investor retail 1.076.515.248 4,74 107.651.524.800 retail investor

Sub-jumlah 22.730.915.129 100,00 2.273.091.512.900 Sub-total

Jumlah saham biasa seri A dan B Total common shares series A and B PT Bakrie & Brothers Tbk 11.275.281.038 39,59 1.573.017.655.300 PT Bakrie & Brothers Tbk Masyarakat 16.130.621.293 56,63 1.742.722.822.800 Public Konversi waran oleh Conversion of warrants by investor retail 1.076.515.248 3,78 107.651.524.800 retail investor

Jumlah 28.482.417.579 100.00 3.423.392.002.900 Total

2008

Jumlah Saham Ditempatkan dan Persentase Disetor Penuh/ Kepemilikan/ Number of Shares Percentage of Jumlah Modal/ Issued and Ownership Amount Pemegang Saham Fully Paid (%) (Rp) Shareholders

Saham biasa seri A Common shares series A PT Bakrie & Brothers Tbk 4.454.895.515 77,46 890.979.103.000 PT Bakrie & Brothers Tbk PT Bakrie Communications PT Bakrie Communications Richweb Investments Limited Richweb Investments Limited Masyarakat 1.296.606.935 22,54 259.321.387.000 Public

Sub-jumlah 5.751.502.450 100,00 1.150.300.490.000 Sub-total

Saham biasa seri B Common shares series B PT Bakrie & Brothers Tbk 8.719.208.369 38,35 871.920.836.900 PT Bakrie & Brothers Tbk CMA Fund Management Ltd. CMA Fund Management Ltd. Masyarakat 12.935.191.512 56,91 1.293.519.151.200 Public Konversi waran oleh Conversion of warrants by investor retail 1.076.515.248 4,74 107.651.524.800 retail investor

Sub-jumlah 22.730.915.129 100,00 2.273.091.512.900 Sub-total

Jumlah saham biasa seri A dan B Total common shares series A and B PT Bakrie & Brothers Tbk 13.174.103.884 46,25 2.044.352.204.500 PT Bakrie & Brothers Tbk Masyarakat 14.231.798.447 49,97 1.271.388.273.600 Public Konversi waran oleh Conversion of warrants by investor retail 1.076.515.248 3,78 107.651.524.800 retail investor

Jumlah 28.482.417.579 100,00 3.423.392.002.900 Total

Page 161: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

47

22. MODAL SAHAM (Lanjutan) 22. CAPITAL STOCK (Continued) 2007

Jumlah Saham Ditempatkan dan Persentase Disetor Penuh/ Kepemilikan/ Number of Shares Percentage of Jumlah Modal/ Issued and Ownership Amount Pemegang Saham Fully Paid (%) (Rp) Shareholders

Saham biasa seri A Common shares series A PT Bakrie & Brothers Tbk 4.454.895.515 77,46 890.979.103.000 PT Bakrie & Brothers Tbk PT Bakrie Communications 596.606.935 10,37 119.321.387.000 PT Bakrie Communications Richweb Investments Limited 390.706.260 6,79 78.141.252.000 Richweb Investments Limited Masyarakat 309.293.740 5,38 61.858.748.000 Public

Sub-jumlah 5.751.502.450 100,00 1.150.300.490.000 Sub-total

Saham biasa seri B Common shares series B PT Bakrie & Brothers Tbk 5.069.326.841 38,40 506.932.684.100 PT Bakrie & Brothers Tbk CMA Fund Management Ltd. 21.716.318 0,16 2.171.631.800 CMA Fund Management Ltd. Masyarakat 7.936.869.886 60,12 793.686.988.600 Public Konversi waran oleh Conversion of warrants by investor retail 174.261.372 1,32 17.426.137.200 retail investor

Sub-jumlah 13.202.174.417 100,00 1.320.217.441.700 Sub-total

Jumlah saham biasa seri A dan B Total common shares series A and B PT Bakrie & Brothers Tbk 9.524.222.356 50,25 1.397.911.787.100 PT Bakrie & Brothers Tbk CMA Fund Management Ltd. 21.716.318 0,11 2.171.631.800 CMA Fund Management Ltd. PT Bakrie Communications 596.606.935 3,15 119.321.387.000 PT Bakrie Communications Richweb Investments Limited 390.706.260 2,06 78.141.252.000 Richweb Investments Limited Masyarakat 8.246.163.626 43,51 855.545.736.600 Public Konversi waran oleh Conversion of warrants by investor retail 174.261.372 0,92 17.426.137.200 retail investor

Jumlah 18.953.676.867 100,00 2.470.517.931.700 Total

Pada tanggal 3 Februari 2006, Perusahaan mencatat sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta).

On February 3, 2006, the Company listed its shares on the Indonesian Stock Exchange (previously Jakarta Stock Exchange).

Atas Penawaran Umum tersebut, Perusahaan telah menerima:

In connection with the IPO, the Company received:

a. Surat Pernyataan Efektif dari Ketua BAPEPAM

pada tanggal 23 Januari 2006 sesuai dengan Surat No. S-123/PM/2006.

a. The Effective Statement Letter from the Chairman of BAPEPAM on January 23, 2006 through Letter No. S-123/PM/2006.

b. Persetujuan tertulis dari Bank Mandiri sesuai

dengan Surat No. CBG.TRE/RD9.069/2006 tanggal 12 Januari 2006 tentang perubahan persyaratan kredit atas negative covenant sehubungan dengan pembagian bonus, dividen dan/atau keuntungan lainnya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit No. KP-COD/014/PK-KI/2004 dan Akta Notaris No. 52 oleh Imas Fatimah, S.H. pada tanggal 27 September 2004.

b. A written approval from Bank Mandiri through Letter No. CBG.TRE/RD9.069/2006 dated January 12, 2006 concerning the changes of credit terms regarding the negative covenants in relation to the distribution of bonuses. dividends and/or other benefits as stated in Loan Agreement No. KP-COD/014/PK-KI/2004 and Notarial Deed No. 52 of Imas Fatimah, S.H. dated September 27, 2004.

Page 162: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

48

22. MODAL SAHAM (Lanjutan) 22. CAPITAL STOCK (Continued)

Sehubungan dengan Penawaran Umum di atas, sebelumnya Perusahaan juga telah melakukan perubahan atas nilai nominal saham sebagai berikut:

Prior to the above IPO, the Company had changed the nominal value of its shares as follows:

a. Setiap 1 (satu) saham seri A dengan

nilai nominal semula Rp1.000 per saham menjadi 5 (lima) saham dengan nilai nominal Rp200 per saham.

a. Each common share series A with nominal value amounting to Rp1,000 per share was converted into five (5) shares with nominal value of Rp200 per share.

b. Setiap 1 (satu) saham seri B dengan

nilai nominal semula Rp500 per saham menjadi 5 (lima) saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

b. Each common share series B with nominal value amounting to Rp500 per share was converted into five (5) shares with nominal value of Rp100 per share.

Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Ficomindo Buana Registrar

The composition of shareholders as of December 31, 2009, 2008 and 2007 was based on registration by PT Ficomindo Buana Registrar.

23. TAMBAHAN MODAL DISETOR 23. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL

Melalui Penawaran Umum Perdana pada tanggal 3 Februari 2006, Perusahaan telah menerima sebesar Rp605.000.000.000 untuk penawaran lima miliar lima ratus juta (5.500.000.000) saham seri B atas nama dengan nilai nominal seratus Rupiah (Rp100) dengan harga penawaran seratus sepuluh Rupiah (Rp110).

Through the Initial Public Offering on February 3, 2006, the Company received Rp605,000,000,000 for the offering of five billion five hundred million (5,500,000,000) share series B with nominal value of one hundred Rupiah (Rp100) and with offering price of one hundred and ten Rupiah (Rp110).

Melalui Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) pada tanggal 29 Februari 2008, Perusahaan menerbitkan sebanyak-banyaknya sejumlah delapan miliar enam ratus tiga puluh delapan juta tujuh puluh sembilan ribu tiga ratus lima puluh dua (8.638.079.352) saham dengan nilai nominal seratus rupiah (Rp100) setiap saham yang ditawarkan dengan harga tiga ratus lima puluh rupiah (Rp350) setiap saham dengan nilai keseluruhan sebanyak-banyaknya sebesar Rp3.023.327.773.200 dan dengan selisih harga yang ditawarkan dengan harga nominal sebesar Rp2.156.621.709.000.

Through the Right Issue I on February 29, 2008, the Company issued maximum of eight billion, six hundred and thirty-eight million, seventy-nine thousand, three hundred and fifty-two (8,638,079,352) shares with nominal value of one hundred rupiah (Rp100) per share, which were offered at three hundred and fifty rupiah (Rp350) per share with the total maximum amount of Rp3,023,327,773,200 and with the excess of offering price over nominal price amounting to Rp2,156,621,709,000.

Sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas I, Perusahaan telah melakukan penyesuaian harga pelaksanaan sebesar seratus dua puluh tujuh Rupiah (Rp127) setiap sahamnya dan menerbitkan sebanyak tiga puluh delapan juta lima ratus empat puluh sembilan ribu seratus tiga puluh satu (38.549.131) lembar waran seri I yang berlaku efektif mulai tanggal 27 Maret 2008.

In accordance with Right Issue I, the Company had been adjusting the exercise price of one hundred and twenty-seven Rupiah (Rp127) per share and issued thirty-eight million five hundred and fourty-nine thousand one hundred and thirty-one (38,549,131) series I warrants that are to be effective on March 27, 2008.

Page 163: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

49

23. TAMBAHAN MODAL DISETOR (Lanjutan) 23. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL (Continued)

Selisih bersih antara harga penawaran dengan harga nominal diakui sebagai tambahan modal disetor pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Net excess of price over par value of shares between nominal price and offering price was recognized as additional paid-in capital and as of December 31, 2009, 2008 and 2007 was as follows:

2009 dan/ and 2008

Selisih Lebih Selisih Lebih Harga Atas Harga Atas Nilai Nominal Nilai Nominal Saham - Bersih/ Saham/ Biaya Penerbitan Net Excess of Excess of Price Saham/ Price Over Over Par Value Issuance Cost Par Value of of Shares of Shares Shares

Penerbitan 5.500.000.000 Issuance of 5,500,000,000 (dalam angka penuh) saham (full amount) shares melalui penawaran umum through initial public offering (Catatan 1b) 55.000.000.000 27.228.645.472 27.771.354.528 (Note 1b) Penerbitan 8.626.486.836 (dalam angka penuh) saham Issuance of 8,626,486,836 Melalui Hak Pemesanan Efek (full amount) shares Terlebih Dahulu 2.156.621.709.000 80.881.384.918 2.075.740.324.082 through right issue Penerbitan 1.076.515.248 Issuance of 1,076,515,248 (dalam angka penuh) saham (full amount) shares melalui pelaksanaan waran 37.654.891.600 - 37.654.891.600 through exercise of warrants

Jumlah 2.249.276.600.600 108.110.030.390 2.141.166.570.210 Total

2007

Selisih Lebih Selisih Lebih Harga Atas Harga Atas Nilai Nominal Nilai Nominal Saham - Bersih/ Saham/ Biaya Penerbitan Net Excess of Excess of Price Saham/ Price Over Over Par Value Issuance Cost Par Value of of Shares of Shares Shares

Penerbitan 5.500.000.000 Issuance of 5,500,000,000 (dalam angka penuh) saham (full amount) shares melalui penawaran umum 55.000.000.000 27.228.645.472 27.771.354.528 through initial public offering Penerbitan 174.261.372 Issuance of 174,261,372 (dalam angka penuh) saham (full amount) shares melalui pelaksanaan waran 6.099.148.020 - 6.099.148.020 through exercise of warrants

Jumlah 61.099.148.020 27.228.645.472 33.870.502.548 Total

Page 164: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

50

24. SAHAM BEREDAR YANG DIPEROLEH KEMBALI (Lanjutan)

24. TREASURY STOCK (Continued)

Transaksi saham beredar yang diperoleh kembali adalah sebagai berikut:

Transactions regarding treasury stock are as follows:

2009

Periode/ Jumlah Saham/ Realisasi/ Harga Nominal/ Keterangan Period No. of Shares Realization (%) Par Value Description

Approved at Board of Disetujui Direksi Directors Meeting (Catatan 1e) 2008 11.000.000.000 (Note 1e)

Pembelian kembali 2008 689.425.500 6,27% 68.942.550.000 Buy-back

Penerbitan kembali 2009 (579.425.500 ) (57.942.550.000 ) Re-issuance

Jumlah 110.000.000 11.000.000.000 Total

2008

Periode/ Jumlah Saham/ Realisasi/ Harga Nominal/ Keterangan Period No. of Shares Realization (%) Par Value Description

Approved at Board of Disetujui Direksi Directors Meeting (Catatan 1e) 2008 11.000.000.000 (Note 1e)

Pembelian kembali 2008 689.425.500 6,27% 68.942.550.000 Buy-back

Selisih bersih antara harga perolehan dengan harga nominal per lembar saham diakui sebagai “Agio Saham Beredar yang Diperoleh Kembali” dalam neraca.

Net excess of price over par value of shares between nominal price and acquisition price was recognized as “Premium on Treasury Stock” in the balance sheets.

25. PENDAPATAN USAHA 25. OPERATING REVENUES

Pendapatan usaha meliputi pendapatan yang berasal dari telepon tidak bergerak dan telepon bergerak terbatas, sebagai berikut:

Operating revenues represent revenues from fixed line and limited mobility telephone revenues, with details as follows:

2009 2008 2007

Pendapatan jasa telekomunikasi Telecommunication services Pra bayar: Prepaid: Esia 2.943.483.831.986 2.278.464.656.209 1.252.341.682.694 Esia Wifone 50.300.557.346 53.769.793.018 24.950.696.959 Wifone Esiatel 1.625.063.060 3.159.558.740 2.771.203.276 Esiatel Pasca bayar: Postpaid: Esia 75.603.070.014 90.474.282.567 121.273.281.178 Esia Wifone dan regular Ratelindo 43.670.009.077 63.745.901.230 64.105.897.796 Wifone and regular Ratelindo Esiatel dan Ratelindo Wartel 3.186.640.952 14.247.159.908 37.946.965.035 Esiatel and Ratelindo Wartel

Jumlah pendapatan jasa telekomunikasi 3.117.869.172.435 2.503.861.351.672 1.503.389.726.938 Total telecommunication services Pendapatan jasa interkoneksi 317.686.351.629 301.447.743.551 168.642.356.823 Interconnection services

Jumlah pendapatan usaha 3.435.555.524.064 2.805.309.095.223 1.672.032.083.761 Total operating revenue Beban interkoneksi (241.114.171.289 ) (284.354.144.186 ) (244.690.894.770 ) Interconnection expense Potongan harga (451.863.954.523 ) (318.662.914.791 ) (137.452.336.168 ) Discount

Bersih 2.742.577.398.252 2.202.292.036.246 1.289.888.852.823 Net

Page 165: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

51

25. PENDAPATAN USAHA (Lanjutan) 25. OPERATING REVENUES (Continued)

Rincian pendapatan jasa telekomunikasi berdasarkan jenis jasa layanan adalah sebagai berikut:

The details of revenues based on the service type were as follows:

2009 2008 2007

Pendapatan pemakaian pulsa 3.004.102.338.644 2.388.438.822.979 1.317.542.889.908 Usage charge Pendapatan jasa penyambungan 55.578.433.728 50.740.089.356 104.458.110.934 Connection service Pendapatan langganan bulanan 28.948.901.792 35.029.488.678 36.716.543.400 Subscription Lain-lain 29.239.498.271 29.652.950.659 44.672.182.696 Others

Jumlah 3.117.869.172.435 2.503.861.351.672 1.503.389.726.938 Total

Transaksi pendapatan yang berasal dari pihak yang memiliki hubungan istimewa untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp182.923.436, Rp180.376.172 dan Rp110.674.098 (Catatan 32).

Revenue transactions from related parties for the years ended December 31, 2009, 2008 and 2007, amounted to Rp182,923,436, Rp180,376,172 and Rp110,674,098, respectively (Note 32).

26. BEBAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN 26. OPERATING AND MAINTENANCE EXPENSES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Lisensi 233.655.838.213 146.156.954.378 34.000.899.735 License Listrik 127.636.776.831 74.235.438.765 32.682.840.577 Electricity Sewa 86.800.000.741 253.139.819.025 168.241.111.204 Rent Concession fees to the Department of Communication Royalti konsesi kepada Departemen and Informatics - Komunikasi dan Informatika - the Directorate General Direktorat Jenderal Pariwisata, of Tourism, Post and Pos dan Telekomunikasi 47.038.668.391 38.055.615.135 21.955.385.690 Telecommunication Pemeliharaan dan perbaikan 5.895.994.687 21.385.052.884 7.936.676.062 Repairs and maintenance Asuransi 5.103.763.359 3.509.156.819 2.634.209.633 Insurance Lain-lain (dibawah Others below Rp100 juta) - 75.288.845 457.468.847 Rp100 million)

Jumlah 506.131.042.222 536.557.325.851 267.908.591.748 Total

27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 27. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Jasa profesional 86.922.787.127 71.226.249.772 43.823.340.405 Professional fees Sewa 35.731.775.587 19.756.520.505 16.179.912.554 Rent Transportasi 33.481.494.823 24.596.781.663 15.153.275.328 Transportation Beban pos 21.049.889.416 15.162.518.635 4.676.668.809 Postage Telepon, listrik dan air 8.425.114.609 13.662.061.986 8.123.214.785 Telephone, electricity and water Hadiah dan sumbangan 8.383.522.564 4.708.796.127 2.200.645.408 Gifts and donations Perlengkapan kantor 7.184.950.608 9.847.721.466 9.334.580.439 Office supplies Permits, licenses and Perijinan, lisensi dan bea masuk 6.952.526.096 7.726.219.290 4.903.753.942 customs clearance Pemeliharaan kantor 5.805.519.426 2.779.654.793 1.121.092.693 Office maintenance

Page 166: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

52

27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (Lanjutan) 27. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES (Continued)

2009 2008 2007

Rekreasi dan olah raga 2.819.515.671 863.735.902 692.012.617 Recreation and sport Representation and Representasi dan jamuan 1.645.745.482 1.164.586.710 1.298.961.208 entertainment Keamanan 1.611.121.529 1.376.920.784 609.982.217 Security Iuran keanggotaan 1.071.694.964 586.042.385 850.556.444 Memberships Seragam 934.069.083 2.727.433.005 1.182.136.212 Uniform Uang makan 616.813.930 790.020.404 695.191.860 Meals consumption Pajak 79.168.590 189.543.533 703.829.671 Tax Lain-lain (dibawah Rp500 juta) 2.213.445.751 856.293.930 1.036.841.170 Others (below Rp500 million)

Jumlah 224.929.155.256 178.021.100.890 112.585.995.762 Total

28. BEBAN KARYAWAN 28. PERSONNEL EXPENSES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Gaji dan upah 228.686.854.909 187.947.526.367 119.094.965.217 Salaries and wages Transportasi 29.291.851.445 26.686.603.035 19.640.327.399 Transportation Tunjangan kesehatan 13.451.676.520 9.415.851.737 5.449.954.385 Medical allowance Beban manfaat karyawan 6.875.541.286 6.577.659.310 4.633.354.956 Employee benefits expense Pelatihan 6.439.445.221 5.657.347.327 2.137.298.438 Training Tunjangan uang makan 6.219.400.665 4.745.398.705 2.851.685.650 Meal allowance

Jumlah 290.964.770.046 241.030.386.481 153.807.586.045 Total

29. BEBAN PENJUALAN DAN PEMASARAN 29. SALES AND MARKETING EXPENSES

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Iklan dan promosi 402.733.075.149 402.699.515.612 199.276.609.995 Advertising and promotion Pameran 44.735.503.121 17.427.996.517 8.248.677.271 Exhibition Sewa 3.728.049.469 3.472.354.367 2.494.569.240 Rent Lain-lain 269.820.068 326.599.298 213.316.965 Others

Jumlah 451.466.447.807 423.926.465.794 210.233.173.471 Total

30. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 30. OTHER INCOME (CHANGES)

a. Beban keuangan a. Financial charges 2009 2008 2007

Pendapatan bunga 101.325.971.330 89.740.731.111 16.381.338.059 Interest income Beban bunga (318.444.529.671 ) (217.873.687.549 ) (93.318.327.258 ) Interest expenses Administrasi bank (3.329.981.239 ) (3.627.225.741 ) (12.922.000.335 ) Bank charges

Bersih (220.448.539.580 ) (131.760.182.179 ) (89.858.989.534 ) Net

Page 167: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

53

30. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN (Lanjutan) 30. OTHER INCOME (CHANGES) (Continued)

b. Selisih Kurs b. Foreign exchange 2009 2008 2007

Laba selisih kurs 276.154.742.028 775.283.655.474 56.743.623.689 Gain on foreign exchange Rugi selisih kurs (178.260.126.916 ) (819.771.325.591 ) (48.732.713.599 ) Loss on foreign exchange

Bersih 97.894.615.112 (44.487.670.117 ) 8.010.910.090 Net

31. PERPAJAKAN 31. TAXATION

a. Pajak dibayar di muka a. Prepaid taxes 2009 2008 2007

Pajak Pertambahan Nilai 203.665.014.840 209.734.227.091 137.497.713.131 Value-Added Tax Bea Materai 133.576.008 215.680.998 220.340.008 Stamp duty

Jumlah 203.798.590.848 209.949.908.089 137.718.053.139 Total

b. Taksiran Tagihan Pajak Penghasilan b. Estimated Claims for Tax Refund 2009 2008 2007

Pajak penghasilan Income taxes Pasal 22 45.514.624.154 41.762.997.336 23.431.741.537 Article 22 Pasal 23 2.346.033 2.028.826.183 6.792.822.754 Article 23 Fiskal 99.000.000 151.000.000 65.000.000 Fiscal

Jumlah 45.615.970.187 43.942.823.519 30.289.564.291 Total

c. Hutang pajak c. Taxes payable 2009 2008 2007

Pajak penghasilan Income taxes Pasal 4 (2) - - 2.664.009.860 Article 4 (2) Pasal 21 2.854.926.301 1.206.647.218 917.547.379 Article 21 Pasal 23 4.698.681.745 3.549.827.954 1.990.209.392 Article 23 Pasal 26 1.116.920.359 1.708.898.495 1.905.559.627 Article 26

Jumlah 8.670.528.405 6.465.373.667 7.477.326.258 Total

Page 168: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

54

31. PERPAJAKAN (Lanjutan) 31. TAXATION (Continued)

d. Pajak Kini d. Current Tax

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Reconciliation between income before tax expense as shown in the statements of income and the estimated fiscal loss for the years ended December 31, 2009, 2008 and 2007 was as follows:

2009 2008 2007

Laba sebelum beban pajak Income before tax expense per menurut laporan laba rugi 145.714.424.917 178.056.251.672 219.692.600.299 statements of income

Beda temporer: Temporary differences: Penyisihan piutang ragu-ragu 10.604.128.332 12.490.675.694 17.384.783.050 Provision for doubtful accounts Penyisihan imbalan kerja 5.518.128.149 5.786.413.639 4.633.354.956 Provision for employee benefits Aset tetap (227.606.465.275 ) (127.316.394.767 ) (61.834.557.771 ) Fixed assets Write-off of allowance for Penghapusan piutang ragu-ragu (16.275.383.378 ) (23.388.713.945 ) (35.295.384.816 ) doubtful accounts Transaksi sewa pembiayaan (279.589.030.803 ) - - Finance lease transactions

Jumlah (507.348.622.975 ) (132.428.019.379 ) (75.111.804.581 ) Total

Beda tetap: Permanent differences: Pajak dan pengembangan usaha 84.417.558.573 53.096.855.555 30.338.268.873 Taxes and business development Salaries, wages and Gaji, upah dan manfaat karyawan 13.059.344.098 7.709.348.605 5.210.754.975 employee benefits Jamuan, sumbangan dan Entertainment, donation and representasi 10.646.081.976 5.780.942.004 2.633.841.343 representation Pendapatan bunga yang telah Interest income already dikenakan pajak final (101.325.971.330 ) (89.740.731.111 ) (16.381.338.059 ) subjected to final tax Lain-lain 1.251.989.543 1.155.877.120 1.475.988.392 Others

Jumlah 8.049.002.860 (21.997.707.827 ) 23.277.515.524 Total

Taksiran penghasilan kena pajak Estimated taxable income (rugi fiskal) tahun berjalan (353.585.195.198 ) 23.630.524.466 167.858.311.242 (fiscal loss) for the year

Kompensasi rugi fiskal Fiscal loss compensation of Tahun 2003 - - (16.223.684.878 ) Year 2003 Tahun 2004 (70.049.776.824 ) (122.348.002.661 ) (227.049.747.075 ) Year 2004 Tahun 2005 (228.917.428.771 ) (229.450.983.165 ) (237.892.905.427 ) Year 2005 Tahun 2006 - (30.372.059.495 ) (30.372.059.495 ) Year 2006

Jumlah kompensasi rugi fiskal Total fiscal loss compensation tahun sebelumnya (298.967.205.595 ) (382.171.045.321 ) (511.538.396.875 ) of the previous years

Penyesuaian rugi fiskal Adjustments for fiscal loss 2003 - 2.651.714.511 2003 2004 - - (49.584.596.461 ) 2004 2005 - - 8.441.922.262 2005 2006 - 59.573.315.260 - 2006 2007 72.604.786.723 - - 2007 2008 (2.114.519.246 ) - - 2008

Jumlah penyesuaian 70.490.267.477 59.573.315.260 (38.490.959.688 ) Total adjustments

Taksiran Akumulasi Estimated Cumulative Rugi Fiskal (582.062.133.316 ) (298.967.205.595 ) (382.171.045.321 ) Fiscal Loss

Page 169: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

55

31. PERPAJAKAN (Lanjutan) 31. TAXATION (Continued) e. Pajak tangguhan e. Deferred tax

Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Revisi ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009.

In September 2008, Law No. 7 Year 1983 regarding “Income Tax” has been revised for the fourth time with Law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rate from a marginal tax rate to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 onwards. The revised Law became effective January 1, 2009.

Perhitungan beban pajak tangguhan sebagai berikut:

Calculations of deferred tax expense were as follows:

2009 2008 2007

Rugi fiskal 56.618.985.544 (39.909.512.198 ) (52.890.070.051 ) Fiscal loss Imbalan kerja 1.103.625.630 1.446.603.410 1.390.006.487 Employee benefits Transaksi sewa pembiayaan (55.917.806.160 ) - - Finance lease transactions Aset tetap (45.521.293.055 ) (31.829.098.692 ) (18.550.367.332 ) Fixed assets Pengaruh tarif pajak terhadap Effect of tax rate on beda temporer (2.421.573.676 ) 31.772.892.436 - temporary differences Penyisihan piutang ragu-ragu (1.134.251.009 ) (2.724.509.563 ) (5.373.180.530 ) Allowance for doubtful accounts

Beban Pajak Tangguhan (47.272.312.726 ) (41.243.624.607 ) (75.423.611.426 ) Deferred Tax Expense

Aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

The deferred tax assets and liabilities as of December 31, 2009, 2008 and 2007 were as follows:

2009 2008 2007

Aset (kewajiban) pajak tangguhan Deferred tax assets (liability) Akumulasi rugi fiskal 116.412.426.663 74.741.801.399 114.651.313.597 Accumulated fiscal loss Kewajiban imbalan kerja 5.030.083.216 4.908.071.983 4.181.179.823 Employee benefits obligation Piutang usaha 4.144.977.493 6.599.035.628 11.188.254.229 Trade receivables Aset tetap (234.308.747.239 ) (203.615.662.311 ) (206.143.876.343 ) Fixed assets Transaksi sewa pembiayaan (55.917.806.160 ) - - Finance lease transactions

Kewajiban Pajak Tangguhan - Deferred Tax Liabilities - bersih (164.639.066.027 ) (117.366.753.301 ) (76.123.128.694 ) Net

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penghasilan kena pajak Perusahaan di masa yang akan datang dapat dimanfaatkan untuk merealisasikan saldo aset pajak tangguhan.

The Company’s management believes that sufficient taxable profit will be available to recover deferred tax assets.

f. Surat Ketetapan Pajak f. Tax Assesment Letter

Sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) atas pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2003, 2004, 2005, 2006 dan 2007, rugi fiskal Perusahaan telah ditetapkan masing-masing sebagai berikut:

Based on Tax Assessment Letter (SKP) of income tax for the years 2003, 2004, 2005, 2006 and 2007, the fiscal loss of the Company has been assessed as follows:

Page 170: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

56

31. PERPAJAKAN (Lanjutan) 31. TAXATION (Continued) Laba (Rugi) Laba (Rugi) Per SKP/ Per SPT/ Taxable Income Taxable Income (Fiscal Loss) (Fiscal Loss) Koreksi/ Tahun Based on SKP Based on SPT Correction Year

2003 (13.571.970.367 ) (16.223.684.878 ) 2.651.714.511 2003 2004 (276.634.343.536 ) (282.125.631.258 ) 5.491.287.722 2004 2005 (228.917.428.771 ) (237.892.905.427 ) 8.975.476.656 2005 2006 28.667.701.371 (30.905.553.887 ) 59.573.255.258 2006 2007 (240.463.097.965 ) (167.858.311.242 ) (72.604.786.723 ) 2007

Rugi fiskal tahun 2004 dan 2006 yang dicatat dalam laporan keuangan lebih kecil sebesar Rp55,1 miliar dan Rp533 juta dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) disebabkan oleh koreksi tambahan beda temporer dan beda tetap. Perbedaan-perbedaan tersebut telah disesuaikan.

Fiscal loss in 2004 and 2006 was lower than recorded in the financial statements by Rp55.1 billion and Rp533 million compared with the amount reported in Corporate Income Tax Return (SPT) because of additional correction of temporary and permanent differences. The differences have been adjusted.

g. Administrasi g. Administration

Berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, perusahaan-perusahaan menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang, Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.

Under the taxation laws of Indonesia, the companies submit tax returns on the basis of self-assessment. The Director General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.

32. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK

HUBUNGAN ISTIMEWA 32. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

Dalam kegiatan usaha yang normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa.

In the normal course of business, the Company entered into transactions with related parties.

2009 2008 2007

Sewa ke (Catatan 39) Rental to (Note 39) PT Bakrie Swasakti Utama 4.959.008.700 4.592.840.900 4.274.515.790 PT Bakrie Swasakti Utama

Pendapatan dari (Catatan 25) Revenues from (Note 25) PT Bakrie Swasakti Utama 178.881.917 179.644.922 108.199.098 PT Bakrie Swasakti Utama PT Catur Swasakti Utama 4.041.519 - - PT Catur Swasakti Utama PT Bakrie Communications - 731.250 2.475.000 PT Bakrie Communications

Jumlah 182.923.436 180.376.172 110.674.098 Total

Page 171: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

57

32. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan)

32. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)

Sifat dan hubungan transaksi dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Nature of relationship and transactions with related parties were as follows:

Sifat Hubungan/ Sifat Transaksi/ Nature of Nature of Relationship Transactions

PT Bakrie Communications pemegang saham/ jasa/service PT Bakrie Communications shareholder PT Multi Kontrol Nusantara afiliasi/affiliate jasa/service PT Multi Kontrol Nusantara PT Bakrie Swasakti Utama afiliasi/affiliate sewa/rental PT Bakrie Swasakti Utama Perhimpunan Penghuni ATR afiliasi/affiliate jasa/services Perhimpunan Penghuni ATR PT Catur Swasakti Utama afiliasi/affiliate sewa/rental PT Catur Swasakti Utama PT Dinamika Nusantara Bestari afiliasi/affiliate sewa/rental PT Dinamika Nusantara Bestari PT Cakrawala Andalas Televisi afiliasi/affiliate jasa/services PT Cakrawala Andalas Televisi PT Bakrie Pesona Rasuna afiliasi/affiliate jasa/services PT Bakrie Pesona Rasuna PT Bakrie Corrugated Metal Industry afiliasi/affiliate jasa/services PT Bakrie Corrugated Metal Industry PT Rasuna Caturtama Corporation afiliasi/affiliate jasa/services PT Rasuna Caturtama Corporation PT Bakrie & Brothers Tbk pemegang saham/ hutang usaha/ PT Bakrie & Brothers Tbk shareholder trade payable

Persentase saldo akun-akun hubungan istimewa terhadap saldo akun keseluruhan terkait adalah sebagai berikut:

Percentage of balace of related party accounts to the total balance of related account were as follows:

2009 2008 2007

Hutang hubungan istimewa terhadap Due to related parties to jumlah kewajiban (Catatan 15) 0,03% 0,05% 0,17% total liabilities (Note 15) Beban kepada hubungan istimewa Expense to related parties to terhadap jumlah beban 0,20% 0,25% 0,44% total expenses Pendapatan dari hubungan istimewa Revenue from related parties to terhadap jumlah pendapatan usaha 0,017% 0,01% 0,01% total operating revenue

33. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA 33. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION

Perhitungan kewajiban imbalan kerja karyawan dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, yang laporannya bertanggal 11 Februari 2010, 12 Februari 2009 dan 20 Februari 2008, menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:

Calculation of employee benefits obligation was based on the reports of PT Dian Artha Tama, an independent actuarial firm, in its reports dated February 11, 2010, February 12, 2009 and February 20, 2008. The calculation used was “Projected Unit Credit” method with the following assumptions:

2009 2008 2007

Tingkat diskonto per tahun 10% 12% 10% Discount rate per annum Tingkat kenaikan gaji 6% 6% 8% Salary growth rate Tingkat pengunduran diri 5% 5% 3% Early retirement rate

Beban imbalan kerja karyawan tahun berjalan dicatat sebagai “Beban Karyawan” dalam laporan laba rugi tahun.

Employee benefits expense for the current year was recorded in “Personnel Expense” in the statements of income.

Page 172: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

58

33. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (Lanjutan) 33. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (Continued)

Kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Employee benefits obligation was as follows:

2009 2008 2007

Nilai kini kewajiban manfaat Present value of benefit karyawan 27.195.995.520 16.819.741.697 18.936.485.899 obligation Kerugian (keuntungan) aktuarial yang Unrecognized actuarial belum diakui (2.045.579.441 ) 2.812.546.233 (5.090.611.608 ) loss (gain)

Net Liabilities Recorded In Kewajiban Bersih yang Diakui 25.150.416.079 19.632.287.930 13.845.874.291 Balance Sheet

Beban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Employee benefits expense was as follows:

2009 2008 2007

Biaya jasa kini 5.303.807.485 3.991.244.638 4.129.630.711 Current-service cost Biaya bunga 1.681.974.170 2.272.378.308 654.624.596 Interest cost Kerugian aktuarial yang diakui (110.240.369 ) 314.036.364 (150.900.351 ) Amortization of actuarial loss

Jumlah 6.875.541.286 6.577.659.310 4.633.354.956 Total

Mutasi kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

Movements of employee benefits obligation were as follows:

2009 2008 2007

Saldo awal tahun 19.632.287.930 13.845.874.291 9.303.911.121 Beginning balance Beban imbalan kerja karyawan 6.875.541.286 6.577.659.310 4.633.354.956 Employee benefits expense Realisasi pembayaran manfaat (1.357.413.137 ) (791.245.671 ) (91.391.786 ) Actual benefits payments

Saldo Akhir Tahun 25.150.416.079 19.632.287.930 13.845.874.291 Ending Balance

34. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM

MATA UANG ASING 34. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN

FOREIGN CURRENCY

Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:

As of December 31, 2009, 2008 and 2007, the Company had monetary assets and liabilities denominated in foreign currency as follows:

2009 2008 2007

Aset Assets Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Dolar AS 292.419.013.423 214.875.232.126 33.268.828.991 US Dollar Investasi jangka pendek Short-term investments Dolar AS 46.466.215.642 - 47.095.000.000 US Dollar Kas yang dibatasi penggunaannya Restricted cash in bank Dolar AS 39.745.869.788 31.856.593.772 27.402.489.199 US Dollar Jaminan Security deposits Dolar AS 3.146.001.118 3.607.543.200 3.286.835.069 US Dollar

Jumlah Aset 381.777.099.971 250.339.369.098 111.053.153.259 Total Assets

Page 173: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

59

34. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan)

34. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY (Continued)

2009 2008 2007

Kewajiban Liabilities Hutang usaha Trade payables Dolar AS dan lain-lain 739.024.114.361 406.511.965.181 113.342.583.284 US Dollar and other curencies Hutang lain-lain Other payables Dolar AS 2.065.363.058 1.372.727.094 2.450.336.723 US Dollar Pinjaman bank Bank loan Dolar AS 1.540.426.880.000 1.587.750.000.000 1.365.755.000.000 US Dollar

Jumlah kewajiban 2.281.516.357.419 1.995.634.692.275 1.481.547.920.007 Total liabilities

Kewajiban Bersih 1.899.739.257.448 1.745.295.323.177 1.370.494.766.748 Net Liabilities

35. LABA BERSIH PER SAHAM 35. EARNINGS PER SHARE

Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2009 2008 2007

Laba bersih 98.442.112.191 136.812.627.065 144.268.988.873 Net income Jumlah rata-rata tertimbang saham Weighted average number of per saham dasar 28.482.417.579 26.361.142.022 18.854.505.393 ordinary shares Jumlah rata-rata tertimbang saham Weighted average number of per saham dasar dilusian - 26.372.054.483 19.436.103.653 diluted shares

Laba Bersih per Saham Dasar 3,456 5,190 7,652 Basic Earnings Per Share

Laba Bersih per Saham Dasar Dilusian - 5,188 7,423 Diluted Earnings Per Share

Pada tanggal 31 Desember 2009, tidak terdapat efek berpotensi saham biasa dilutif.

As of December 31, 2009, there are no dilutable potential ordinary share securities.

36. TARIF JASA TELEKOMUNIKASI 36. TELECOMMUNICATIONS TARIFFS

Berdasarkan Undang-undang No. 36 tahun 1999 tanggal 8 September 1999 tentang “Telekomunikasi” dan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2000 tanggal 11 Juli 2000 tentang “Penyelenggaraan Telekomunikasi”, tarif untuk penggunaan jaringan dan jasa telekomunikasi ditentukan oleh operator berdasarkan jenis dan struktur tarif serta mempertimbangkan formula batasan harga yang ditentukan oleh pemerintah.

Under the Law No. 36 Year 1999 dated September 8, 1999 concerning “Telecommunication” and Government Regulation No. 52 Year 2000 dated July 11, 2000 regarding “Provision of Telecommunication”, tariffs for the use of telecommunication network and telecommunication services are determined by providers based on the structure and tariff category with consideration of a price formula set by the government.

Tarif Telepon Tetap Tanpa Kabel Dengan

Mobilitas Terbatas Tariff of Telephone for Wireless Fixed Line

with Limited Mobility

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 35 Tahun 2004 tanggal 11 Maret 2004, tentang “Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel dengan Mobilitas Terbatas”, susunan tarif jasa telekomunikasi teleponi dasar jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas, terdiri dari:

Based on Decision Letters of Minister of Transportation No. 35 Year 2004, dated March 11, 2004 regarding the provision of “Local Fixed Wireless Fixed with Limited Mobility”, the structure of tariffs for local fixed wireless fixed with limited mobility is as follows:

Page 174: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

60

36. TARIF JASA TELEKOMUNIKASI (Lanjutan) 36. TELECOMMUNICATIONS TARIFFS (Continued)

1. Tarif jasa pasca bayar, terdiri dari: 1. Tariffs for post-paid services are as follows:

a) Biaya aktivasi b) Biaya bulanan c) Biaya pemakaian

d) Biaya fasilitas tambahan

a) Activation fee b) Subscription fee c) Usage charge d) Additional facilities fee

2. Tarif jasa pra bayar, terdiri dari: 2. Tariffs for prepaid services are as follows:

a) Biaya aktivasi b) Biaya pemakaian c) Biaya fasilitas tambahan

a) Activation fee b) Usage charge c) Additional facilities fee

Tarif telepon tetap dikenakan pada akses dan pemakaian jaringan. Biaya akses terdiri dari biaya aktivasi yang dibebankan satu kali dan biaya langganan bulanan. Biaya pemakaian diukur dalam rupiah per menit dan dikategorikan sebagai sambungan lokal atau jarak jauh. Besarnya tarif tergantung pada jarak percakapan, lama percakapan, waktu percakapan dan hari-hari tertentu dalam seminggu dan hari libur.

The tariff for fixed line is charged to network access and usage charge. Access fee includes activation fee, which is charged only once and a monthly subscription fee. Usage charge is in Rupiah per minute and is categorized as local or long-distance calls. The tariff amount depends on call distance, call duration, call time and special days in a week and holidays.

Besaran tarif telepon tetap didasarkan pada KM. 19/2001 tentang “Tarif Jasa Telepon Dalam Negeri dan Birofax Dalam Negeri”. Tata cara penyesuaian tarif dasar jasa telekomunikasi dalam negeri diatur berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan KM No. 12 tahun 2002 tanggal 29 Januari 2002 (KM. 12 tahun 2002) mengenai penyempurnaan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (sekarang Departemen Perhubungan) No. KM. 79 tahun 1995 (KM. 79 tahun 1995) tentang “Penyesuaian Tarif dan Jasa Telekomunikasi Dalam Negeri”.

The tariff for fixed line was based on KM. 19/2001 concerning “Tariff for Domestic Call Service and Domestic Birofax”. The regulation for basic tariff for domestic telecommunication services is based on the Decision Letter of Minister of Transportation KM No. 12 year 2002 dated January 29, 2002 (KM. 12 year 2002) regarding the amendment of Decision Letter of Minister of Tourism, Post and Telecommunication (currently Department of Transportation) No. KM. 79 year 1995 concerning (KM. 79 year 1995) “Adjustment for Domestic Telecommunication Tariffs and Services”.

Selanjutnya Menteri Perhubungan Republik Indonesia menerbitkan Surat No. PK.304/1/3/PHB-2002 tanggal 29 Januari 2002 mengenai batasan kenaikan tarif jasa teleponi dasar. Berdasarkan surat tersebut, kenaikan tarif telepon tetap dalam negeri untuk waktu tiga (3) tahun adalah sebesar 45,49% dan untuk tahun 2002 kenaikan rata-rata adalah sebesar 15%. Kenaikan tersebut berlaku mulai tanggal 1 Februari 2002.

Furthermore. the Minister of Transportation of the Republic of Indonesia issued Letter No. PK.304/1/3/PHB-2002 dated January 29, 2002 concerning limitation for basic tariff increase in the telecommunication service. Based on the letter, the increase of tariff for domestic fixed line telephone for a 3-year period is 45.49% and for 2002 the average increase in tariff was 15%. The increase began on February 1, 2002.

Page 175: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

61

36. TARIF JASA TELEKOMUNIKASI (Lanjutan) 36. TELECOMMUNICATIONS TARIFFS (Continued)

Biaya pemakaian yang dibebankan kepada pelanggan yang menghubungi pelanggan lain, adalah sebagai berikut:

The usage charges to customers who make a call to other customers are as follows:

Pasca Bayar Max Pra Bayar Max FWP Max (Rp/menit)/ (Rp/menit)/ (Rp/menit)/ Max Post Paid Max Pre Paid Max FWP Jenis Panggilan (Rp/minute) (Rp/minute) (Rp/minute) Type of Calls

Lokal 250 250 250 Local Jarak Jauh: Long-Distance: Short-Distance Zone - - Zona dekat (<200 km) 1.290 1.290 1.290 (<200 km) Medium- Distance Zone - - Zona sedang (200 - 500 km) 1.815 3.000 1.815 (200 - 500 km) Long-Distance Zone - - Zona Jauh (>500 km) 2.270 3.000 2.270 (>500 km) Mobile: Mobile: Lokal 550 800 500 Local Jarak Jauh: Long-Distance: Short-Distance Zone - - Zona dekat (<200 km) 2.100 2.100 1.700 (<200 km) Medium-Distance Zone - - Zona sedang (200 - 500 km) 2.625 3.800 2.225 (200 - 500 km) Long-Distance Zone - - Zona Jauh (>500 km) 3.080 3.800 2.680 (>500 km)

Pada bulan April 2008, Menteri Komunikasi dan Informatika mengeluarkan Peraturan No. 15/Per/M.KOMINFO/4/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Jasa Teleponi Dasar Yang Disalurkan Melalui Jaringan Tetap, yang mencabut peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 09/Per/M.KOMINFO/02/2006 tentang Tata cara Penetapan Tarif Awal dan Tarif Perubahan Jasa Teleponi Dasar Melalui Jaringan Tetap. Berdasarkan peraturan tersebut. penentuan Tarif Dasar harus berdasarkan formula biaya.

In April 2008, the Minister of Information and Communication issued regulation No. 15/Per/M.KOMINFO/4/2008 concerning “Procedure for Stipulation of Basic Telephone Service Tariff for Fixed Network, which revoked the previous rules of Regulation of the Minister of Communication and Information Number: 09/Per/M.KOMINFO/02/2006 of Procedure and Initial Stipulation of Tariff Rate Change Basic Telephony Services for Fixed Network. Based on this regulation, the determination of basic tariff should be based on a cost-based formula.

37. INTERKONEKSI 37. INTERCONNECTION

Pada tanggal 8 Februari 2006, telah diterbitkan ketentuan mengenai interkoneksi tertuang pada Peraturan Menteri No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 (PM. 08/2006) yang menetapkan tarif interkoneksi antara jaringan telekomunikasi selular dengan PSTN, jaringan telekomunikasi selular bergerak dan jaringan telekomunikasi selular dalam negeri lainnya, jaringan telekomunikasi internasional dengan PSTN dan PSTN dalam negeri lainnya.

On February 8, 2006, Minister Decree No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 (PM. 08/2006). the regulation regarding interconnection was issued. prescribing interconnection tariff structures between mobile cellular telecommunication networks and Public Switched Telephone Networks (PSTNs), mobile cellular telecommunication network. and other domestic mobile cellular telecommunication networks. international telecommunication networks and PSTNs, and other domestic PSTNs.

Page 176: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

62

37. INTERKONEKSI (Lanjutan) 37. INTERCONNECTION (Continued)

Sejak tanggal 1 Januari 2007, Perusahaan menggunakan perhitungan tarif interkoneksi berbasis biaya untuk perhitungan transaksi interkoneksi yang mengacu kepada Peraturan Menteri PM. 08/2006.

Starting January 1, 2007, the Company used the cost-based computation for interconnection transactions in accordance with Minister Decree PM. 08/2006.

Perhitungan tarif interkoneksi dari masing-masing penyelenggara dilakukan dengan menggunakan formula berbasis biaya sebagaimana ditetapkan dalam PM. 08/2006. Perusahaan mengadakan Nota Kesepakatan tentang kerjasama interkoneksi jaringan telekomunikasi dengan penyelenggara jaringan penyelenggara jaringan tetap lainnya maupun dengan jaringan selular.

The computation of interconnection cost from each telecommunication operator is based on a cost-based formula as stated in PM.08/2006. The Company had an Agreement Note of cooperative interconnection between telecommunication networks with fixed network or cellular network.

Berdasarkan Nota Kesepakatan tersebut, maka panggilan yang berasal dari Perusahaan ke operator lainnya (originasi) menimbulkan “beban interkoneksi” yang dibebankan kepada Perusahaan (originator) yang melakukan panggilan. Sementara itu, panggilan yang berasal dari operator lainnya ke Perusahaan (terminasi), menimbulkan “pendapatan interkoneksi” yang dibebankan kepada operator lain yang melakukan panggilan.

Based on the Agreement Note, the calls from the Company to another operator (origination) will charge “interconnection expense” that is chargeable to the Company (originator) who made the call. On the other hand, the calls from another operator to the Company (termination), will charge “interconnection revenue” that is chargeable to the other operator who made the call.

Beban Interkoneksi (Originasi)/ Pendapatan Interkoneksi (Terminasi)/ Interconnection Charge Interconnection Revenue Jenis Panggilan (Origination) (Termination) Type of Calls

PSTN lokal Rp73 per menit / Rp73 per minute Rp73 per menit / Rp73 per minute PSTN local PSTN SLJJ Long-distance call - Interkoneksi langsung Rp174 per menit / Rp174 per minute Rp174 per menit / Rp174 per minute Direct interconnection - - Melalui transit Rp510 per menit / Rp510 per minute Rp174 per menit / Rp174 per minute Through transit - SLI - Rp549 per menit / Rp549 per minute International call Selular (Lokal) Cellular (local) - Interkoneksi langsung Rp361 per menit / Rp361 per minute Rp152 per menit / Rp152 per minute Direct interconnection - - Melalui transit Rp453 per menit sampai Rp152 per menit / Rp152 per minute Through transit - Rp807 per menit / Rp453 per minute until Rp807 per minute Selular SLJJ Cellular long-distance call - Interkoneksi langsung Rp471 per menit / Rp471 per minute Rp152 per menit / Rp152 per minute Direct interconnection - - Melalui transit Rp563 per menit sampai Rp152 per menit / Rp152 per minute Through transit - Rp807 per menit / Rp563 per minute until Rp807 per minute

Mengacu kepada Peraturan Menteri No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tentang tarif interkoneksi antara jaringan telekomunikasi selular dengan PSTN, jaringan telekomunikasi selular bergerak dan jaringan telekomunikasi selular dalam negeri lainnya, jaringan telekomunikasi internasional dengan PSTN dan PSTN dalam negeri lainnya, pada tanggal 5 Februari 2008 Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesis (BRTI) melalui suratnya No. 009/DJPT.3/KOMINFO/II/2008 tentang evaluasi Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) mengeluarkan acuan perubahan besaran biaya interkoneksi untuk tahun 2008.

Referring to Minister Decree No. 08/Per/ M.KOMINFO/02/2006 (PM. 08/2006) regarding interconnection tariff structures between mobile cellular telecommunication networks and Public Switched Telephone Networks (PSTNs), mobile cellular telecommunication network, and other domestic mobile cellular telecommunication networks, international telecommunication networks and PSTNs and other domestic PSTNs. on February 5, 2008 Indonesian Telecommunication Regulation Body (BRTI) issued letter No. 009/DJPT.3/KOMINFO/II/2008 regarding evaluation of Interconnection Offerring Document (DPI) that stated the basis of changes in interconnection cost for year 2008.

Page 177: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

63

37. INTERKONEKSI (Lanjutan) 37. INTERCONNECTION (Continued)

Berdasarkan hasil evaluasi BRTI tersebut, besaran biaya interkoneksi untuk tahun 2008 adalah sebagai berikut:

Based on BRTI evaluation, the interconnection cost for year 2008 is as follows:

Beban Interkoneksi (Originasi)/ Pendapatan Interkoneksi (Terminasi)/ Jenis Panggilan Interconnection Charge (Origination) Interconnection Revenue (Termination) Type of Calls

PSTN lokal Rp73 per menit / Rp73 per minute Rp73 per menit / Rp73 per minute PSTN local PSTN SLJJ Long-distance call - Interkoneksi langsung Rp560 per menit / Rp560 per minute Rp137 per menit / Rp137 per minute Direct interconnection - SLI - Rp612 per menit / Rp612 per minute International call Selular (Lokal) Cellular (local) - Interkoneksi langsung Rp261 per menit / Rp261 per minute Rp203 per menit / Rp203 per minute Direct interconnection - - Melalui transit Rp330 per menit sampai Rp203 per menit / Rp203 per minute Through transit - Rp556 per menit / Rp330 per minute until Rp556 per minute Selular SLJJ Cellular long-distance call - Interkoneksi langsung Rp380 per menit / Rp380 per minute Rp203 per menit / Rp203 per minute Direct interconnection - - Melalui transit Rp449 per menit sampai Rp203 per menit / Rp203 per minute Through transit - Rp675 per menit / Rp449 per minute until Rp675 per minute

38. LISENSI JASA TELEKOMUNIKASI 38. TELECOMMUNICATION SERVICE LICENSE

Pada tanggal 30 Juni 2000, Perusahaan diperbolehkan untuk mengelola fasilitas sistem jasa sebagai “Penyedia Jasa Internet” berdasarkan Surat Keputusan dari Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan Informatika No. 237/Dirjen/2006.

On June 30, 2000, the Company was granted permission to organize service system facilities as “Internet Service Provider” based on Decision Letter of the General Director of Post and Telecommunication, Department of Communication and Information No. 237/Dirjen/2006.

Pada tanggal 25 Agustus 2004, Perusahaan memperoleh jasa telekomunikasi tetap lokal dan lisensi jasa teleponi dasar “Lisensi untuk Jaringan Tetap Lokal dengan Akses Radio dan Lisensi Teleponi Dasar” berdasarkan Surat Keputusan dari Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. KP.282 tahun 2004. Lisensi diberikan untuk (i) Jaringan Tetap Lokal dengan akses radio frekuensi band 825 Mhz 835 Mhz dan berpasangan dengan 870 MHz 880 Mhz dan (ii) Jasa Teleponi Dasar dengan jangkauan di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, Jasa Jaringan Tetap Lokal dengan akses radio dan jasa teleponi dasar ini sesuai dengan Peraturan No. 36/1999 tentang Telekomunikasi.

On August 25. 2004. the Company obtained a local fixed telecommunication service and basic telephone service license “License for Local Fixed Network with Radio Access and Basic Telephone License” based on the Decision Letter of Minister of Transportation of the Republic of Indonesia No. KP.282 year 2004. The license was given for (i) Local Fixed network with radio access frequency bandwith of 825 Mhz 835 Mhz and pair-off with 870 MHz 880 Mhz and (ii) Basic Telephone Service covering DKI Jakarta, West Java and Banten province. This Local Fixed Network service with Radio Access and Basic Telephone Service is in accordance with Law No. 36/1999 of Telecommunication.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Departemen Komunikasi dan Informatika No. 16/Dirjen/2006 tanggal 23 Januari 2006. Perusahaan memperoleh suatu lisensi untuk mengoperasikan Jasa Telepon Internet untuk Keperluan Publik (ITKP) dengan jangkauan nasional. Lisensi pengaturan ITKP didasarkan pada Undang-undang Telekomunikasi No. 36/2000.

Based on the Decision Letter from General Director of Post and Telecommunication. Department of Communication and Information No. 16/Dirjen/2006 on January 23, 2006, the Company obtained a license to operate Internet Telephone Service for Public Needs (ITKP) with national coverage. The license of organizing ITKP is based on Law No. 36/2000 regarding Telecommunication.

Page 178: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

64

38. LISENSI JASA TELEKOMUNIKASI (Lanjutan) 38. TELECOMMUNICATION SERVICE LICENSE (Continued)

Pada tanggal 12 Desember 2006, Perusahaan memperoleh izin prinsip untuk jasa jaringan tetap lokal dan jasa teleponi dasar dengan luas jangkauan nasional. berdasarkan Surat Keputusan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 181/KEP/M. KOMINFO/12/2006 tentang Alokasi Saluran Frekuensi Radio 800 Mhz untuk Jaringan Telepon Tetap Lokal Tidak Bergerak Tanpa Kabel dengan mobilitas terbatas dan mobilitas jaringan selular. Hal tersebut juga telah disetujui oleh Pemerintah pada tanggal 12 Desember 2006 sesuai dengan surat No. 142/DJPT. 1/KOMINFO/12/2006. Sehubungan dengan hal itu. Perusahaan diberikan izin dalam penggunaan frekuensi band 800 Mhz dengan saluran nomor: 37, 78 dan 119, untuk mengatur (i) jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan akses radio dan (ii) jasa teleponi dasar dengan jangkauan nasional.

On December 12. 2006. the Company received a principal license for Local Fixed Network and Basic Telephone Service with nationwide coverage. based on the Decision Letter of the Minister of Communication and Information of the Republic of Indonesia No. 181/KEP/M. KOMINFO/12/2006 about Canal Allocation of Radio Frequency bandwith 800 Mhz for Local Fixed Wireless Network with Limited Mobility and Mobility Network Cellular. This was also approved by the Government on December 12. 2006 based on letter No. 142/DJPT. 1/KOMINFO/12/2006. In accordance with this. the Company was given permission to use frequency bandwith 800 Mhz with canal number: 37, 78 and 119, to organize (i) local fixed network with radio access and (ii) basic telephone service with national coverage.

Pada tanggal 15 Juni 2007, Perusahaan memperoleh izin operasional untuk Jaringan Tetap Lokal Tidak Bergerak dengan mobilitas terbatas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 298/KEP/M.KOMINFO/6/2007. Izin tersebut diberikan untuk (i) Jaringan Tetap Lokal Tidak Bergerak dengan mobilitas terbatas dengan frekuensi Band 800 Mhz dengan nomor saluran 37, 78 dan 119 (ii) Jasa Teleponi Dasar dengan jangkauan nasional. Izin regional No. KP.282 tahun 2004 tidak berlaku lagi sejak penerbitan izin nasional ini.

On June 15, 2007, the Company was granted an Operational License for Local Fixed Wireless Network with Limited Mobility based on the Decision Letter of the Minister of Communication and Information of the Republic of Indonesia No. 298/KEP/M.KOMINFO/6/2007. The license was given for (i) Local Fixed wireless network with limited mobility frequency bandwith of 800 Mhz with canal number 37, 78 and 119 (ii) Basic Telephone Service with nationwide coverage. The regional license No. KP.282 year 2004 is no longer valid upon the issuance of this nationwide license.

Pada tanggal 23 Januari 2009, Perusahaan memperoleh izin prinsip untuk penyelenggaraan jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), berdasarkan Surat Keputusan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 31/KEP/M.KOMINFO/01/2009 yang telah disetujui oleh pemerintah tanggal 16 Desember 2008 sesuai dengan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 379/KEP/M.KOMINFO/12/2008 tentang penetapan pemenang seleksi penyelenggaraan jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh.

On January 23, 2009, the Company received a principal license of fixed direct line direct long-distance conection, based on Decision Letter of the Minister of Communication and Information of the Republic of Indonesia No. 31/KEP/M.KOMINFO/01/2009; this was also approved on December 16, 2008 based on Minister Decree No. 379/KEP/M.KOMINFO/12/2008. which indicates the selected service providers for fixed direct line long-distance connection.

Page 179: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

65

38. LISENSI JASA TELEKOMUNIKASI (Lanjutan) 38. TELECOMMUNICATION SERVICE LICENSE (Continued)

Pada tanggal 12 Februari 2009, Perusahaan memperoleh izin untuk menyelenggaraan jaringan tetap sambungan internasional (SLI) dan jasa telephon dasar, berdasarkan Surat Keputusan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 59/KEP/M.KOMINFO/02/2009 tentang izin penyelenggaraan jaringan tetap sambungan internasional PT Bakrie Telecom Tbk. Izin penyelenggaraan SLI ini dilakukan evaluasi setiap tahun dan evaluasi secara menyeluruh setiap lima (5) tahun.

On February 12, 2009, the Company received a license for International Fixed-Line Direct Connection (SLI) and basic telephone service, based on Decision Letter of the Minister of Communication and Information of the Republic of Indonesia No. 59/KEP/M.KOMINFO/02/2009 about license for International Fixed-Line Direct Connection PT Bakrie Telecom Tbk. The SLI will be evaluated annually and will be fully evaluated every five (5) years.

Izin tersebut berlaku selama tiga (3) tahun hingga habisnya kontrak. Kontrak ini mengharuskan Perusahaan untuk membuat fasilitas untuk membangun jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh.

The license granted is valid for three (3) years upon execution of the contract. This contract allows the Company to build facilities to establish fixed line direct long-distance connection.

Seperti yang dituliskan dalam kontrak, Perusahaan diperintahkan untuk mentaati beberapa persyaratan sebagai berikut:

As stipulated in the contract, the Company is mandated to comply with the following requirements:

1. Menggunakan produksi lokal minimal 35%; 1. Use local production of a minimum 35%; 2. Alokasi dana untuk pengembangan sumber

daya senilai 1% dari pendapatan kotor (Gross Revenue);

2. Allocate funds for human resources development amounting to 1% of gross revenue;

3. Alokasi dana untuk kebutuhan penelitian, pengembangan dan inovasi senilai 1% dari pendapatan kotor;

3. Allocate funds for research need, development and innovation amounting to 1% of gross revenue;

4. Membayar Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) telekomunikasi dan kontribusi Universal Service Obligation (USO).

4. Pay Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) telecommunication and contribution of Universal Service Obligation (USO).

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN 39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS

Perusahaan memiliki perjanjian dan ikatan yang signifikan. sebagai berikut:

The Company had outstanding significant agreements and commitments. as follows:

Pihak Ketiga Third Parties

a. PT Huawei Tech. Investment (Huawei) a. PT Huawei Tech. Investment (Huawei)

1. Pada tanggal 12 Maret 2007, Perusahaan

dan Huawei menandatangani perjanjian Kontrak Pengadaaan Peralatan untuk CDMA tahap V-A Proyek Peralatan dengan jumlah kontrak sebesar USD34.261.629 untuk jangka waktu 1 tahun dari 12 Maret 2007 sampai dengan 12 Maret 2008.

1. On March 12, 2007, the Company and Huawei signed a Equipment Supply Contract for CDMA Phase V-A Equipment Project with a total contract price of USD34,261,629 from March 12, 2007 until March 12, 2008.

Page 180: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

66

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

2. Pada tanggal 3 Mei 2007, Perusahaan

dan Huawei menandatangani perjanjian kerjasama dimana Huawei akan menyediakan peralatan telekomunikasi kepada Perusahaan berdasarkan pembiayaan pemasok dengan jangka waktu lima (5) tahun dan jumlah maksimum sebesar USD124.917.548 selama tahun 2007 dan 2008. Perjanjian akan berlaku untuk periode satu (1) tahun kecuali diakhiri lebih cepat oleh salah satu pihak yang melakukan perjanjian melalui pemberitahuan tertulis kepada pihak lainnya dalam waktu enam puluh (60) hari sebelumnya, atau pihak-pihak terkait menandatangani perjanjian definitif untuk masing-masing tranche supply dan perjanjian definitif tersebut berlaku sah dan efektif (Catatan 15).

2. On May 3, 2007, the Company and Huawei entered into a Cooperation Agreement, in which Huawei will supply telecommunication equipment to the Company on a vendor financing scheme over five (5) years term with the maximum value amounting to USD124,917,548 throughout year 2007 and 2008. The agreement shall enter in force for a period of one (1) year, unless terminated earlier by either party upon sixty (60) days written notice to the other party, or the parties have entered into a definitive agreement for respective tranche of supply and such definitive agreement is validly effective (Note 15).

b. PT Indosat Tbk. b. PT Indosat Tbk.

Pada tanggal 18 Desember 2007, Perusahaan dan PT Indosat Tbk (Indosat) mengadakan Perjanjian Kerjasama No. INDOSAT 0003/C00-CC0/LGL/2007 dan No. BAKRIETEL 2392/EST-PKS/INDOSAT/XII/2007 dan Jaringan Tetap Indosat No. INDOSAT 0006/C00-CC0/LGL/2007 serta No. BAKRIETEL 2500/EST-PKS/INDOSAT/XII/2007 tentang Interkoneksi Jaringan Bergerak Jaringan Tetap Indosat. Perjanjian tersebut mengatur hal-hal sebagai berikut :

On December 18, 2007, the Company and PT Indosat Tbk (Indosat) signed a Cooperation Agreement No. INDOSAT 0003/C00-CC0/LGL/2007 and No. BAKRIETEL 2392/EST-PKS/INDOSAT/XII/2007 and Interconnection of Indosat’s Fixed Line No. INDOSAT 0006/C00-CC0/LGL/2007 and No. BAKRIETEL 2500/EST-PKS/INDOSAT/XII/2007 concerning “Mobility Network Interconnection of Indosat’s Fixed Line.” The agreement covers the following, among others:

• Interkoneksi antara jaringan bergerak

Selular Indosat dengan jaringan tetap lokal Perusahaan dan jaringan tetap Indosat dengan jaringan tetap lokal Perusahaan sehingga setiap pengguna masing-masing pihak dapat mengadakan atau menerima panggilan interkoneksi dan dapat juga mengirim dan menerima SMS ke atau dari setiap pengguna pihak lainnya;

• Interconnection between mobility network interconnection of Indosat’s fixed line and the Company’s local fixed line also interconnection of Indosat’s fixed line with the Company’s local fixed line, whereby the users are being able to make and receive connection and also send and receive SMS to/or from other users;

• Besarnya biaya interkoneksi adalah sesuai

dengan lalu lintas interkoneksi antara Indosat dengan Perusahaan;

• Total interconnection expenses are according to traffic interconnection between Indosat and the Company;

• Perjanjian-perjanjian tersebut berlaku

efektif sejak tanggal penandatanganan oleh para pihak. Dalam hal tidak ada perubahan atau pembatalan terhadap perjanjian-perjanjian ini. maka perjanjian-perjanjian ini akan tetap berlaku secara otomatis.

• The agreement is effective from the signing date by both parties. If there are no changes or termination upon this Cooperation Agreement, then it will be effective automatically.

Page 181: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

67

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

Dengan telah ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama tentang Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi dengan Jaringan Bergerak Selular dan dengan Jaringan Tetap Indosat tanggal 18 Desember 2007 tersebut, maka perjanjian-perjanjian interkoneksi yang telah ditandatangani sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

With the signing of the Cooperation Agreement regarding Interconnection Network Telecommunication by Mobility Network Celular and Indosat Fixed Line Netwok on December 18, 2007, the previous interconnection agreement was no longer effective.

c. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk c. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk

Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) No. TELKOM 148/HK.810/DCI-A1000000/2007 dan No. BAKRIETEL 2501/EST-PKS/ TELKOM/XII/2007, dimana masing-masing pihak menyetujui hal-hal sebagai berikut:

The Company has Cooperation Agreement of Interconnection Telecommunication Network with PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) No. TELKOM 148/HK.810/DCI-A1000000/2007 and No. BAKRIETEL 2501/EST-PKS/TELKOM/XII/2007, which each party agrees as follows:

• Saling membuka seluruh prefiks dan/atau

kode akses, sehingga setiap pelanggan dari masing-masing pihak dapat: memanggil dan/atau menerima panggilan dari nomor pelanggan pihak lainnya. memanfaatkan fitur-fitur atas panggilan interkoneksi. mengakses atau memanfaatkan berbagai jenis jasa telepon pada operator lainnya;

• Opening all prefix and/or access code, so each customer can make call and receive call from other operator number. using features of interconnection call. accessing or using some telephone services in other operators;

• Perjanjian dengan Telkom berlaku selama

dua (2) tahun, efektif mulai tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 dan dapat diperpanjang atau diakhiri sebelum masa berlakunya berakhir berdasarkan kesepakatan para pihak dalam bentuk amandemen/side letter;

• Agreement with Telkom is effective for two (2) years. from January 1, 2008 to December 31, 2009 and can be extended or ended before the expiring date based on agreement from both parties in the form of amendment/side letter;

• Dengan ditandatanganinya Perjanjian

Kerjasama Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi tanggal 28 Desember 2007 antara Perusahaan dengan Telkom tersebut, maka perjanjian-perjanjian kerja sama interkoneksi beserta semua perubahan/side letter/amandemen/ adendum atas perjanjian-perjanjian yang telah ditandatangani sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

• With the signing of the Cooperation Agreement of Interconnection Telecommunication Network between Company and Telkom dated December 28, 2007, then the coorporation agreement of interconnection and all the amendment/side letter/addendum previously signed were no longer effective.

Page 182: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

68

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

d. PT Excelcomindo Pratama Tbk d. PT Excelcomindo Pratama Tbk

Perusahaan menandatangani Master Tower Lease Agreement (MLTA) dengan PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) tertanggal 16 Juli 2008 mengenai sewa ruang atas satu atau lebih menara telekomunikasi BTS untuk menempatkan peralatan telekomunikasi yang akan digunakan untuk sebagai operasional usaha wireless Perusahaan.

The Company entered Master Tower Lease Agreement (MLTA) with PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) dated July 16, 2008, regarding lease of space on one or more BTS Towers and ground space of the property for the placement the Company communication equipment to be used in the operation of the Company’s wireless business.

Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Tentang Interkoneksi Jaringan Excelcomindo dengan Jaringan Tetap Lokal Bakrie Telecom No. XL1420.A/XXXII.S.4620/XL/XI/2007 dan No. BAKRIETEL 2336/EST-PKS/XL/XII/2007 tanggal 19 Desember 2007 yang mengatur sebagai berikut:

The Company has Cooperation Agreement regarding Interconnection Network Exelcomindo by Fix Local Network Bakrie Telecom No. XL1420.A/XXXII.S.4620/XL/2007 and No. BAKRIETEL 2336/EST-PKS/XL/XII/2007 dated December 19, 2007, which covers the following:

• Interkoneksi langsung antara jaringan

Bakrie Telecom dengan jaringan Excelcom sehingga setiap pengguna masing-masing dapat mengirim atau menerima panggilan atau SMS dari pelanggan masing-masing perusahaan;

• Direct interconnection between Bakrie Telecom network and Excelcom network. so each user can send or receive call or SMS from each user of the company;

• Perusahaan memiliki kewajiban untuk

membayar pendapatan interkoneksi bersih Excelcom atas panggilan keluar melalui STBS milik Excelcom berdasarkan peraturan pemerintah; dan

• The Company has an obligation to pay Excelcom for the net interconnection revenue from outgoing calls made through Excelcom’s network based on government regulation; and

• Perjanjian interkoneksi berlaku efektif sejak

tanggal 19 Desember 2007 dan akan berlaku terus menerus selama jangka waktu 5 tahun.

• Interconnection agreement is effective for 5 years starting December 19, 2007.

e. PT Telekomunikasi Selular e. PT Telekomunikasi Selular

Pada tanggal 30 November 2007, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Interkoneksi Jaringan dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak Perusahaan PT Telkom, yang bertujuan mengganti perjanjian yang lama yang telah ditandatangani kedua belah pihak. Perjanjian ini mengatur hal-hal sebagai berikut:

On November 30, 2007, the Company and PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), a subsidiary of PT Telkom, entered into an “Interconnection Agreement,” to revoke the previous cooperation agreement that had been signed by the parties, whereby each party agreed among others. on the following:

• Interkoneksi langsung antara jaringan

Telkomsel dengan jaringan Perusahaan untuk menyediakan jasa panggil interkoneksi dan mengirim pesan pendek (SMS) dan menerima panggilan atau SMS dari pelanggan masing-masing perusahaan;

• Interconnection of the Company’s telecommunication network with Telkomsel network to make outgoing or receive incoming calls and short message service (SMS) through Telkomsel and the Company’s network from a customer of either party;

Page 183: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

69

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

• Perusahaan mempunyai kewajiban untuk

membayar kepada Telkomsel beban interkoneksi sesuai dengan peraturan Pemerintah atas pendapatan dari panggilan keluar melalui sambungan Telkomsel; dan

• The Company has an obligation to pay interconnection expense to Telkomsel based on the government regulation from outgoing calls made through Telkomsel’s networking; and

• Perjanjian pertama dengan Telkomsel

tersebut berlaku untuk dua (2) tahun, efektif sejak tanggal 1 November 2007 sampai dengan 31 Oktober 2009 dan diperpanjang secara otomatis untuk setiap dua (2) tahun berikutnya.

• The original agreement with Telkomsel. effective for a term of two (2) years from November 1, 2007 until October 31, 2009 will automatically be renewed and remain effective for the next two (2) years.

f. PT Komuniksi Selular Indonesia dan

PT Metro Selular Nusantara f. PT Komunikasi Selular Indonesia and

PT Metro Selular Nusantara

Pada tanggal 30 Januari 2004, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Interkoneksi Jaringan dengan PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo) dan PT Metro Selular Nusantara (Metrosel) yang mengatur hal-hal sebagai berikut:

On January 30, 2004, the Company. PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo), and PT Metro Selular Nusantara (Metrosel) entered into a Interconnection Agreement whereby each party agreed among others on the following:

• Interkoneksi jaringan Perusahaan dengan

Sambungan Telepon Bergerak Selular (STBS) Komselindo dan Metrosel untuk menyediakan jasa panggil dan mengirim pesan SMS dan menerima panggilan atau SMS dari pelanggan masing-masing perusahaan;

• Interconnection of the Company’s telecommunication network with cellular lines of Komselindo and Metrosel network to make outgoing or receive incoming calls and SMS through Komselindo. Metrosel and the Company’s network from a customer of each party;

• Perusahaan mempunyai kewajiban untuk

membayar kepada Komselindo dan Metrosel biaya interkoneksi sesuai dengan peraturan Pemerintah atas pendapatan dari panggilan keluar melalui sambungan Komselindo dan Metrosel; dan

• The Company has an obligation to pay interconnection charges to Komselindo and Metrosel based on the government regulation for outgoing calls made through Komselindo and Metrosel networking; and

• Perjanjian dengan Komselindo dan

Metrosel tersebut berlaku secara efektif sejak tanggal 30 Januari 2004 dan berlaku terus menerus sampai dengan adanya pemberitahuan tertulis untuk mengakhiri perjanjian selambat-lambatnya enam (6) bulan setelah pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak atau dihentikan berdasarkan keputusan pemerintah yang mencabut izin masing-masing pihak.

• The agreement with Komselindo and Metrosel effective from January 30, 2004 was valid and could be terminated at any time within six (6) months after written notice from either of the parties or terminated based on a government decree.

Page 184: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

70

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

Sehubungan dengan telah efektifnya penggabungan usaha antara Metrosel, Komselindo dan Telesera ke dalam PT Mobile-8 Telecom Tbk. (Mobile-8) pada tanggal 31 Mei 2007 berdasarkan Surat Efektif Pemberitahuan Penggabungan dari Mobile-8 No. 054/M8-LGL/VI/2007 tanggal 22 Juni 2007, maka sejak tanggal efektif tersebut, seluruh hak dan kewajiban Metrosel. Komselindo dan Telesera berdasarkan Perjanjian Interkoneksi beralih secara hukum kepada Mobile-8.

In connection with the effective business cooperation between Metrosel, Komselindo and Telesera into PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) on May 31, 2007 based on Effective Announcement Letter of Cooperation from Mobile-8 No. 054/M8-LGL/VI/2007 on June 22, 2007, all rights and liabilities of Metrosel. Komselindo and Telesera were transferred legally to Mobile-8 based on the Interconnection Agreement.

g. PT Hutchinson CP Telecommunications g. PT Hutchinson CP Telecommunications

Pada tanggal 22 Desember 2006, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi dengan PT Hutchinson CP Telecommunications (“Hutchinson”), yang mengatur hal-hal sebagai berikut:

On December 22, 2006, the Company entered into a Cooperation Agreement of Interconnection Telecommunication Network with PT Hutchinson CP Telecommunications (“Hutchinson”), which covers the following:

• Interkoneksi antara jaringan telekomunikasi

Perusahaan dengan jaringan telekomunikasi Hutchinson, sehingga setiap pelanggan Perusahaan dan Hutchinson dapat mengadakan atau menerima panggilan interkoneksi serta dapat menerima atau mengirim SMS;

• Interconnection between telecommunication network Company and telecommunication network Hutchinson to provide interconnection call service and sending Short Message Service (SMS) and receive call or SMS from each Company customer;

• Perusahaan wajib membayar biaya

interkoneksi kepada Hutchinson dan menjaga kualitas pelayanan interkoneksi bagi pelanggannya;

• The Company has obligation to pay interconnection charges to Hutchinson and maintain the quality of interconnection services for customer;

• Perjanjian antara Perusahaan dan

Hutchinson tersebut berlaku secara efektif sejak tanggal 22 Desember 2006 dan berlaku sampai dengan adanya pemberitahuan tertulis untuk mengakhiri perjanjian selambat-lambatnya enam (6) bulan setelah pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak atau dihentikan berdasarkan keputusan pemerintah.

• The agreement between the Company and Hutchinson. effective from December 22, 2006 was valid and could be terminated at any time within six (6) months after written notice from either of the parties. or terminated based on a government decree.

h. PT Smart Telecom h. PT Smart Telecom

Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi dengan PT Smart Telecom (“Smart”) pada tanggal 11 Mei 2007 yang mengatur hal-hal sebagai berikut:

The Company has Cooperation Agreement of Interconnection Telecommunication Network with PT Smart Telecom (“Smart”) on May 11, 2007. which states the following:

Page 185: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

71

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

• Interkoneksi antara jaringan tetap lokal

Perusahaan dengan jaringan bergerak selular Smart agar dapat menyediakan jasa telekomunikasi yang lebih handal, sehingga Perusahaan dan Smart saling menyediakan layanan interkoneksi kepada pelanggannya;

• Interconnection between Company telecommunication network and telecommunication network Smart is for providing good telecommunication services and the Company and Smart can provide interconnection services to its customers;

• Perusahaan wajib membayar biaya

interkoneksi kepada Smart sebagai akibat dari layanan ini dan juga sebaliknya;

• The Company has the obligation to pay the cost of interconnection service to Smart and vice versa;

• Perusahaan bersama-sama dengan Smart,

memiliki kewajiban terhadap pembiayaan, pengadaan, pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan perangkat interkoneksi.

• The Company and Smart have the obligation in respect of the financing, supplies, operation, installation, and the maintenance of interconnection software.

Pada tanggal 6 November 2007, Perusahaan dan Smart menandatangani amandemen pertama terhadap Perjanjian Kerjasama tentang Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi No. BAKRIETEL 2000/EST-Amd/SMART TELECOM/XI/2007 dan No. SMART: AMD.283/LO-BOD/ST/RAI/XI/2007 untuk mengubah ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi, berkaitan dengan perubahan Izin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Selular Smart.

On November 6, 2007. the Company and Smart signed the first Amendment of Cooperation Agreement of Interconnection Telecommunication Network No. BAKRIETEL 2000/EST-Amd/SMART TELECOM/XI/2007 and No. SMART: AMD.283/LO-BOD/ST/RAI/XI/2007 to change consideration requirement in the Cooperative Agreement of Interconnection Telecommunication Network related with the amendment of license for Mobility Network Cellular Smart.

i. PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia i. PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia

Pada tanggal 17 April 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama interkoneksi jaringan telekomunikasi dengan PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) yang mengatur hal-hal sebagai berikut :

On April 17, 2007, the Company entered into a Cooperative Agreement of Interconnection Network with PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI). which covers the following:

• Interkoneksi langsung antara jaringan STI

dan jaringan Perusahaan dan masing-masing dapat saling menyediakan layanan interkoneksi dan dapat mengirim atau menerima SMS;

• Interconnection between the Company telecommunication network and telecommunication network STI is to provide interconnection services and sending short message service or SMS from each Company customers;

• Perusahaan wajib membayar biaya

interkoneksi kepada STI dan sebaliknya; • The Company has the obligation to pay

the cost of these services to STI and vice versa;

• Perusahaan dan STI wajib menjaga kinerja

dan kualitas layanan masing-masing sesuai parameter yang telah ditentukan;

• The Company and STI have obligations to maintain the performance and quality of each service by determined parameters;

Page 186: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

72

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

• Perjanjian antara Perusahaan dan STI

tersebut berlaku efektif sejak tanggal 17 April 2007 sampai dengan adanya pemberitahuan tertulis untuk mengakhiri perjanjian selambat-lambatnya enam (6) bulan setelah pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak atau dihentikan berdasarkan keputusan pemerintah.

• The agreement between the Company and STI. effective from April 17, 2007 was valid and could be terminated at any time within six (6) months after written notice from either of the parties. or terminated based on a government decree.

j. Nortel Networks Singapore Pte. Ltd. j. Nortel Networks Singapore Pte. Ltd.

Pada tanggal 30 April 2002, Perusahaan dan

Nortel Networks Singapore Pte. Ltd. (Nortel Networks), Singapura, mengadakan Perjanjian Pengadaan dimana Nortel Networks akan memasok peralatan untuk CDMA 2000 1X Wireless Local Loop Network di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek) Indonesia dengan harga kontrak sebesar USD18.308.786. Peralatan tersebut akan meliputi perangkat lunak (software), bahan-bahan dan jasa-jasa untuk membuat jaringan dengan jumlah sekitar 100.000 saluran langganan. Pada tanggal 19 Oktober 2004 dan 8 Juni 2004, Perusahaan mengadakan ekspansi dua belas (12) BTS sebesar USD98.885 dan tiga puluh dua (32) BTS sebesar USD1.154.401 di wilayah Jabotabek.

On April 30, 2002, the Company and Nortel Networks Singapore Pte. Ltd. (Nortel Networks), Singapore, entered into a Supply Agreement whereby Nortel Networks will supply the equipment for a CDMA 2000 1X Wireless Local Loop Network in Jakarta, Bogor, Tangerang and Bekasi (Jabotabek), Indonesia for a contract price of USD18,308,786. The equipment shall include software, materials and services to implement a network with 100,000 anticipated aggregate subscriber lines. On October 19, 2004 and June 8, 2004, the Company constructed twelve (12) BTS with a contract price of USD98,885 and thirty-two (32) BTS with a contract price of USD1,154,401 in the Jabotabek area.

Pada tanggal 24 Januari 2006, Perusahaan

dan Nortel Networks telah menandatangani perjanjian pengadaan barang untuk kartu XCEM senilai USD2.249.486.

On January 24, 2006, the Company and Nortel Networks signed an agreement of procurement for XCEM card for a contract price amounting to USD2,249,486.

Selanjutnya, pada tanggal 7 Februari 2006,

Perusahaan dan Nortel Networks menandatangani Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa untuk fase 1 atas STP Project dan 123 BTS Expansion Project dengan nilai kontrak sebesar USD1.117.842 dan Perjanjian Offshore Supply 123 BTS Expansion Project Tranche A Supplies senilai USD423.418, Tranche B Supplies senilai USD2.216.551 dan Tranche C Supplies senilai USD2.217.923.

Subsequently, on February 7, 2006, the Company and Nortel Networks signed another Supply and Service Agreement for phase 1 of the STP project and 123 BTS Expansion project with a total contract amount of USD1,117,842, and Offshore Supply Agreement 123 BTS Expansion project amounting to Tranche A Supplies of USD423,418, Tranche B Supplies of USD2,216,551 and Tranche C Supplies of USD2,217,923.

Pada tanggal 7 Februari 2006, Perusahaan

dan PT Nortel Networks Indonesia telah menandatangani Local Supply Agreement 123 BTS Expansion Project senilai USD594.332 (Catatan 9).

In addition, on February 7, 2006, the Company and Nortel Networks signed Local Supply Agreement 123 BTS Expansion Project amounting to USD594,332 (Note 9).

Page 187: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

73

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

Pada tanggal 15 Mei 2007, Perusahaan dan Nortel Networks mengadakan Supply and Service Agreement untuk pengadaan perangkat telekomunikasi proyek Expansions to a CDMA1X Wireless Local Loop Network untuk area Jabodetabek, Jawa Barat dan lokasi lainnya di Indonesia.

On May 15, 2007, the Company and Nortel Networks entered into a Supply and Service Agreement to provide telecommunication software for the expansion project to a CDMA1X Wireless Local Loop Network for Jabodetabek area, West Java and other locations in Indonesia.

k. Ceragon Networks Inc. k. Ceragon Networks Inc.

Pada tanggal 5 Februari 2007, Perusahaan

dan Ceragon Networks Inc, (Ceragon) menandatangani perjanjian Kontrak Pengadaan dan Penyambungan PDH MW (247 hops), SDH MW (45 hops), MUX-STMI dan NMS (plus 2xLCT) untuk proyek ekspansi tahap VA dengan jumlah kontrak sebesar USD5.432.723 untuk jangka waktu tiga (3) tahun.

On February 5, 2007, the Company and Ceragon Networks Inc. (Ceragon) entered into a Contract Agreement for Supply and Installation of PDH MW (247 hops), SDH MW (45 hops), MUX-STMI and NMS (plus 2xLCT) for Expansion Project Phase VA. with a contract price of USD5,432,723 for three (3) years.

l. Perjanjian Konsorsium, Konstruksi dan

Pemeliharaan Palapa Ring l. Palapa Ring Consortium, Construction

and Maintenance Agreement

Pada tanggal 10 November 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Konsorsium. Konstruksi dan Pemeliharaan Palapa Ring dengan Perusahaan lain (seperti PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Indosat Tbk, PT Infokom Elektrindo, PT Powertek Utama Internusa dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk) untuk membentuk suatu konsorsium untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur telekomunikasi dalam bentuk sistem jaringan kabel serat optik berkapasitas tinggi yang menghubungkan pulau-pulau di Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua (“Jaringan Palapa Ring Indonesia Timur” atau Palapa Ring). Perjanjian tersebut terdiri dari komitmen konsorsium dengan investasi lokal sejumlah USD225 juta. Perjanjian tersebut akan berlaku efektif pada tanggal dan tahun seperti disebutkan di atas dan akan beroperasi hingga periode awal limabelas (15) tahun diikuti dengan tanggal pelayanan dan dapat diperpanjang untuk 5 tahun kedepan atas persetujuan antar pihak.

On November 10, 2007, the Company signed Palapa Ring Consortium. Construction and Maintenance Agreement with other companies (i.e. PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Indosat Tbk, PT Infokom Elektrindo, PT Powertek Utama Internusa and PT Telekomunikasi Indonesia Tbk) in forming a consortium to construct and develop telecommunication infrastructure in the form of high capacity fiber optic cable network system connecting the islands of Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku and Papua (referred as “East Indonesia Palapa Ring Network” or “Palapa Ring”). The agreement consists of a consortium commitment with a total investment of USD225 million. The agreement shall become effective on the date and year first written above and shall continue in operation for at least an initial period of fifteen (15) years following the ready for service date and may be extended for another 5 years upon agreement of the parties hereto.

m. PT Mora Telematika Indonesia m. PT Mora Telematika Indonesia

Pada tanggal 28 November 2008, Perusahaan

melakukan kerjasama dengan PT Mora Telematika Indonesia untuk menjual dan memindahkan fasilitas telekomunikasi dan peralatan yang dipasang antara Singapura - Batam, Indonesia dan Batam-Jakarta Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan jaringan Perusahaan.

On November 28, 2008. the Company engaged PT Mora Telematika Indonesia to sell and transfer telecom facilities and devices installed laying between Singapore-Batam, Indonesia and Batam-Jakarta Indonesia for the purpose of improving the Company’s network.

Page 188: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

74

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

Perusahaan setuju untuk membeli fasilitas

sebesar USD2.900.000 tidak termasuk PPN (Value-Added Tax). Termin pembayaran adalah sebagai berikut :

The Company agreed to purchase the facilities for USD2,900,000 excluding Value-Added Tax. Payment terms are as follows:

1. Berdasarkan perjanjian, Perusahaan harus

membayar sebesar USD1.000.000. 1. The Company shall pay USD1,000,000

upon execution of the agreement. 2. Sisa saldo harus dibayarkan dalam 12 kali

cicilan sebesar USD158,333 setiap bulan. 2. The remaining balance shall be paid in

twelve (12) equal installments amounting to USD158,333 per month.

Penalti untuk yang tidak dibayar harus sama

dengan 1% dari sisa pembayaran untuk setiap hari pembatalan hingga maksimum 3%.

Penalities for the non-payments shall be equal to 1% of the outstanding payment due for each day of delay up to a maximum of 3%.

n. PT Cipta Inti Perkasa n. PT Cipta Inti Perkasa

1. Pada tanggal 14 Desember 2006,

Perusahaan mengadakan Perjanjian sewa dengan PT Cipta Inti Perkasa (CIP) untuk jangka waktu tiga (3) tahun. Biaya sewa bulanan adalah sebesar USD812.500. CIP berkewajiban untuk menyediakan seluruh peralatan telekomunikasi, instalasi dan termasuk jasa pemeliharaan yang diperlukan oleh Perusahaan.

1. On December 14, 2006, the Company entered into a rental agreement with PT Cipta Inti Perkasa (CIP) for a term of three (3) years. The monthly rental fee is USD812,500. Under the agreement, CIP has an obligation to provide the Company with telecommunication equipment, installation, and also maintenance services.

2. Pada tanggal 19 September 2007,

Perusahaan dan PT CIP menyetujui untuk mengakhiri perjanjian sewa dan membeli perangkat telekomunikasi CIP seharga USD49.270.000.

2. On September 19, 2007, the Company and PT CIP agreed to terminate the rental and purchased the telecommunication equipment from CIP amounting to USD49,270,000.

Pihak-pihak Hubungan Istimewa Related Parties

a. PT Multi Kontrol Nusantara a. PT Multi Kontrol Nusantara

Pada tanggal 20 Februari 2006, Perusahaan

dan PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) telah menandatangani Perjanjian Pekerjaan dan Pemasangan Perangkat Antena IBS di 38 Lokasi dalam Rangka Pembangunan Sarana Telekomunikasi di Wilayah JABODETABEK dan Jawa Barat. Pada tanggal yang sama, Perusahaan dan MKN telah menandatangani Perjanjian Pekerjaan Pengadaan Civil Work & ME Procurement dalam rangka Pembangunan Sarana Telekomunikasi (Catatan 32).

On February 20, 2006, the Company and PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) signed anAgreement on Antenna IBS Equipment Working and Installation with thirty-eight (38) location in accordance with the Telecommunication Facilities Development on JABODETABEK Area and West Java. On the same date, the Company and MKN signed the Agreement of Civil Works & ME Procurement of Telecommunication facilities development (Note 32).

Page 189: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

75

39. PERJANJIAN DAN IKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

39. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (Continued)

b. PT Bakrie Swasakti Utama b. PT Bakrie Swasakti Utama

Pada tanggal 12 Januari 2007, Perusahaan

memperpanjang perjanjian sewa dengan PT Bakrie Swasakti Utama dari tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2008, yang dapat diperbaharui kembali setelah tanggal perjanjian. Beban sewa dan service charge per bulan adalah Rp110.446.050 untuk lantai dasar, Rp80.948.400 untuk lantai dua, Rp111.442.500 untuk lantai lima dan Rp117.777.075 untuk lantai delapan dan lantai sembilan (Catatan 32).

On January 12, 2007, the Company extended its rental agreement with PT Bakrie Swasakti Utama from January 1, 2007 until August 31, 2008, subject to renewal after the expiration date. The new rent and service charges per month are Rp110,446,050 for basement, Rp80,948,400 for second floor, Rp111,442,500 for fifth floor and Rp117,777,075 for eight and ninth floors (Note 32).

Pada tanggal 4 Desember 2007, Perusahaan

memperpanjang perjanjian sewa dengan PT Bakrie Swasakti Utama dari tanggal 1 November 2007 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2008 yang dapat diperbaharui kembali setelah tanggal perjanjian berakhir. Harga sewa baru dan jasa layanan untuk area lantai 2 per bulan adalah sebesar Rp59.362.160 (Catatan 32).

On December 4, 2007, the Company extended its rental agreement with PT Bakrie Swasakti Utama from November 1, 2007 until October 31, 2008, subject to renewal after the expiration date. The new rent and service charges per month are Rp59,362,160 for the second floor (Note 32).

Pada tanggal 1 September 2009, Perusahaan

memperpanjang perjanjian sewa dengan PT Bakrie Swasakti Utama dari tanggal 1 September 2009 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2010 yang dapat diperbaharui kembali setelah tanggal perjanjian berakhir. Harga sewa baru untuk luas area 5.769,75m2 adalah sebesar Rp346.185.000 (Catatan 32).

On September 1, 2009, the Company extended its rental agreement with PT Bakrie Swasakti Utama from September 1, 2009 until August 31, 2010, subject to renewal after the expiration date. The new rent per month is Rp346,185,000 with 5,769.75m2 areas (Note 32).

40. KONTINJENSI 40. CONTINGENCIES

Pada Tanggal 18 Juni 2008, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) mengeluarkan keputusan No. 26/KPPU-L/2007 agar Perusahaan membayar denda sebesar Rp4.000.000.000 kepada Kas Negara atas pelanggaran Pasal 5 UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

On June 18, 2008, the Business Competition Supervisory Commision (KPPU) issued Decision No. 26/ KPPU-L/2007 ordering the Company to settle fines amounting to Rp4,000,000,000 to the State Treasury (Kas Negara) for violating Article 5 of Law No. 5 year 1999 on Anti-Monopoly and Unfair Competition.

Perusahaan mengajukan keberatan atas keputusan KPPU pada tanggal 23 Juli 2008 kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kasus ini masih belum dapat diselesaikan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan.

The Company filed a petition to object against KPPU’s decision on July 23, 2008 to the South Jakarta District Court. The case remained pending as of the date of completion of financial statements.

Page 190: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

76

41. INFORMASI PENTING LAINNYA 41. OTHER SIGNIFICANT INFORMATION

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 16 Desember 2008, seperti yang tertuang dalam Akta Notaris No. 27 oleh Notaris Agus Madjid S.H. di Jakarta. Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham menyetujui rencana untuk menjual 543 menara telekomunikasi (BTS) dan fasilitas pendukungnya.

Based on the Company’s Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) dated December 16, 2008, as recorded in Notarial Deed No. 27 of Agus Madjid S.H. Notary in Jakarta. the Boards of Comissioners, Directors and Shareholders approved the plan to divest a maximum of 543 telecommunciation towers and their supporting facilities.

Perusahaan memutuskan untuk fokus dalam menjalankan usahanya sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi dan jaringan serta merencanakan untuk memindahkan pengelolaan menara telekomunikasi kepada tenaga ahli pihak ketiga pada tahun 2009. Untuk melaksanakan transaksi penjualan menara BTS, Perusahaan diminta untuk memperoleh persetujuan atau menyerahkan pernyataan tertulis kepada kreditur.

The Company decided to focus its business operation as a network and telecommunication service provider and plans to transfer its telecommunication tower management to a third party professional in 2009. To perform the Tower Sale Transaction, the Company is required to obtain approval or submit written notification to the creditors in relation with the asset sale transaction.

Pada tanggal 14 Mei 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli dengan PT Solusi Tunas Pratama (STP) untuk penjualan 543 menara BTS dan fasilitas pendukungnya. Proses penyerahan aset tersebut akan dilakukan dalam 4 tahap. Pada tanggal 30 September 2009, Perusahaan telah menyerahkan seluruh menara BTS (543 BTS) dan fasilitas pendukungnya pada tahap ke 4.

On May 14, 2009, the Company and PT Solusi Tunas Pratama (STP) signed a sale and purchase agreement for 543 telecommunication towers and their supporting facilities. The sales process will be divided into 4 batches. On September 30, 2009, the Company has delivered all telecommunication towers (543 Towers) and their supporting facilities for the fourth batch.

42. STANDAR AKUNTANSI YANG BARU 42. ACCOUNTING STANDARDS

PRONOUNCEMENTS

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan revisi atas beberapa standar akuntansi yang mungkin berdampak pada laporan keuangan.

The Indonesian Institute of Accountants (IAI) has released revisions to several accounting standards that may have certain impacts on the financial statements.

Revisi berikut ini berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:

The following revisions are effective for financial statements for the period commencing from on or after January 1, 2010:

- PSAK 26 (Revisi 2009) - Biaya Pinjaman. - PSAK 26 (Revised 2009) - Borrowing Costs. - PSAK 50 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan:

Panyajian dan Pengungkapan. - PSAK 50 (Revised 2006) - Financial

Instruments: Presentation and Disclosure. - PSAK 55 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran. - PSAK 55 (Revised 2006) - Financial

Instruments: Recognition and Measurements.

Revisi yang relevan berikut ini berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:

The following relevant revisions are effective for financial statements for the period commencing from on or after January 1, 2011:

- PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan

Keuangan. - PSAK 1 (Revised 2009) - Presentation of

Financial Statements. - PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas. - PSAK 2 (Revised 2009) - Statement of Cash

Flows. - PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. - PSAK 25 (Revised 2009) - Accounting

Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors.

Page 191: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

PT BAKRIE TELECOM Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BAKRIE TELECOM Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figures for the Years Ended December 31, 2008 and 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

77

42. STANDAR AKUNTANSI YANG BARU (Lanjutan) 42. ACCOUNTING STANDARDS PRONOUNCEMENTS (Continued)

- PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset. - PSAK 48 (Revised 2009) - Impairment of

Assets. - PSAK 57 (Revisi 2009) - Provisi, Liabilitas

Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. - PSAK 57 (Revised 2009) - Provisions,

Contingent Liabilities and Contingent Assets. - PSAK 58 (Revisi 2009) - Aset Tidak Lancar

yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

- PSAK 58 (Revised 2009) - Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.

- ISAK 10 - Program Loyalitas Pelanggan. - ISAK 10 - Customer Loyalty Programmes. - ISAK 11 - Distribusi Aset Nonkas kepada

Pemilik. - ISAK 11 - Distribution of Non-Cash Assets to

Owners.

Selain itu, IAI juga telah mencabut beberapa standar akuntansi, yang tanggal efektifnya mengikuti ketentuan tanggal efektif dalam PSAK lain yang terkait, yang relevan adalah sebagai berikut:

Moreover, IAI has revoked several accounting standards, the effective dates of which follow the effective date of the provisions of the other related PSAKs, the relevan one is as follows:

PPSAK No. 5 - Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing.

PPSAK No. 5 - Revocation of ISAK 06: Interpretation of Paragraphs 12 and 16 of PSAK 55 (1999) on Embedded Derivative Instruments in Foreign Currency Contract.

Perusahaan sedang mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan.

The Company is evaluating the potential impact on the financial statements as a result of the adoption of the above new accounting standards.

43. REKLASIFIKASI AKUN 43. RECLASSIFICATION OF ACCOUNT

Beberapa angka perbandingan dalam laporan keuangan tahun 2007 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tahun 2009. Reklasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

Certain comparative figure in the 2007 financial statements have been reclassified to conform to the 2009 financial statements presentation. These reclassification are as follows:

2007

Dilaporkan Setelah Sebelumnya/ Reklassifikasi/ Previously Reklassifikasi/ After Reported Reclassification Reclassification

Neraca Balance Sheet Aset Lancar Current Assets Pajak dibayar di muka 154.323.371.704 (16.605.318.565) 137.718.053.139 Prepaid Taxes Aset Tidak Lancar Non-Current Assets Taksiran tagihan Estimated claims for pajak penghasilan 13.684.245.726 16.605.318.565 30.289.564.291 tax refund

44. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN 43. COMPLETION OF THE FINANCIAL

STATEMENTS Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas

penyusunan laporan keuangan ini yang di selesaikan pada tanggal 15 Maret 2010.

The management of the Company is responsible for the preparation of these financial statements that were completed on March 15, 2010.

Page 192: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Halaman ini sengaja di kosongkan

Page 193: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa
Page 194: PT. Bakrie Telecom Tbk - Shifting The Paradigm2 Bakrie Telecom 2009 Laporan Tahunan PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa

Laporan Tahunan 2009

PT Bakrie Telecom Tbk.Wisma Bakrie I, Lantai 3Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1Jakarta Selatan 12920, IndonesiaTel +6221 9110 1112Fax +6221 9111 8888

www.bakrietelecom.com