RABU, 19 OKTOBER 2011 Satu Schalit untuk · 2011-10-19 · pos pemeriksaan, lokasi para ta wan an...

1
RIZKI SYARIEF K ELOMPOK pejuang Hamas dan Israel memulai pertukaran tawanan, kemarin. Dalam perjanjian yang disepa- kati kedua pihak, Hamas me- nyerahkan prajurit Israel Sersan Gilad Schalit, 25, sedangkan ‘Negeri Bintang Daud’ mem- bebaskan 1.027 warga Palestina dalam dua tahap. Rombongan pertama yang dibebaskan Israel sebanyak 477 orang, termasuk 27 perempuan. Lebih dari 200 tahanan berasal dari Tepi Barat, sedangkan 40 tahanan lainnya akan didepor- tasi ke Suriah, Qatar, Turki, dan Yordania. Adapun 550 tahanan lainnya akan dibebaskan dalam waktu dua bulan. Sebelum fajar menyingsing, sebuah konvoi mobil van putih dan truk membawa 477 tawan- an Palestina ke Tepi Barat dan Jalur Gaza. Di antara mereka terdapat puluhan orang yang dijatuhi hukuman seumur hi- dup atas serangan mematikan. Salah satu tahanan ialah Nael Barghuti. Ia ditangkap pada April 1978 dan dinyatakan ter- libat dalam kematian seorang prajurit Israel. Namanya tercan- tum dalam Guinness Book of Records sebagai tahanan politik yang paling lama menjalani tahanan di dunia. Acara penyambutan pun berlangsung meriah di sebuah lapangan luas di Kota Gaza. Pe- nyelenggara acara menyiapkan Kesepakatan tersebut membuat Hamas kian mengincar titik lemah Israel di masa mendatang. Satu Schalit untuk 1.027 Tawanan SEKITAR 40 warga negara Indo- nesia (WNI), yang sebagian be- sar terdiri dari anak-anak, masih berada dalam penjara Australia. Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri RI berupaya untuk me- mastikan usia para tahanan sehingga perlakuan terhadap mereka dapat dibedakan. “Jika sudah dipastikan para tahanan adalah anak-anak, ten- tu mereka harus segera diper- lakukan sesuai dengan kasus mereka tersebut,” kata Menlu Marty Natalegawa di Jakarta, kemarin. Menurutnya, ada dua lang- kah dalam menangani masalah tersebut. Pertama ialah langkah eksternal dengan mendesak Australia agar segera menen- tukan usia para tahanan. Kedua ialah langkah struktural di da- lam negeri. Apabila para tahanan terbukti berusia dini, Marty mendorong pemerintah federal Australia untuk segera mengembalikan mereka ke Tanah Air dan mem- perlakukan mereka layaknya anak-anak. “Jadi, anak-anak kita ini bisa menjadi korban dua kali. Perta- ma korban penipuan sehingga mereka terlibat dalam kegiat- an-kegiatan yang melanggar hukum. Kedua, mereka dikenai hukum sebagai orang dewasa.” Marty menegaskan pihak Kemenlu telah menemui lang- sung keluarga para tahanan. Pengacara yang membela para tahanan juga dijumpai untuk memperoleh data, semisal akta kelahiran, yang membuktikan para tahanan merupakan anak- anak. Sebelumnya, seperti dilapor- kan harian Sydney Morning Herald, terdapat sekitar 100 anak berusia di bawah 18 tahun asal Indonesia yang ditahan di pen- jara dewasa. Mereka menuding pemerintah federal Australia menolak mengakui usia anak- anak tersebut yang sebenarnya. (*/I-5) Australia Tahan Puluhan Anak RI Pasukan NTC Duduki Bani Walid AP/LAI SENG SIN MENLU RI MARTY NATALEGAWA 10 RABU, 19 OKTOBER 2011 I NTER NASIONAL ribuan kursi plastik dan sebuah panggung besar yang mampu menampung ratusan orang. Di Tepi Barat, sekitar 200 orang menunggu di sebuah pos pemeriksaan, lokasi para tawanan akan dibebaskan. “Kami sangat bahagia dan ak- hirnya bisa bernapas lega,” kata Mariam Shkair yang menunggu saudaranya, Abdel Latif, 52, yang telah menghabiskan wak- tu di penjara selama 25 tahun karena membunuh seorang tentara Israel. “Kami tidak sabar untuk memeluknya.” Di lain pihak, kedatangan Schalit disambut gegap gempi- ta rakyat Israel. Dia diserahkan sejumlah pejabat Mesir kepada pihak Israel. Kepada salah satu televisi Mesir, Schalit menga- takan sangat gembira dapat pulang. “Saya rindu keluarga saya. Saya harap kesepakatan ini akan mendorong perdamai- an antara Israel dan Palestina,” ujarnya. Menurut sejumlah analis, kesepakatan yang ditempuh Hamas dan pemerintah Is- rael merupakan jalan tengah. Bagi Hamas, meski kehilangan Schalit yang berfungsi sebagai ‘kartu truf’, kesepakatan terse- but jelas amat menguntungkan lantaran sumber daya manusia mereka kini telah kembali. Keuntungan kedua, Hamas dapat merebut simpati rakyat Palestina yang sebelumnya berpihak kepada perjuangan Presiden Mahmoud Abbas dari faksi Fatah di PBB. Terakhir, kesepakatan terse- but membuat Israel tampak lemah. Hamas dapat mengin- car serdadu Israel lainnya untuk memaksa ‘Negeri Yahu- di’ itu membebaskan sejum- lah tokoh penting, semisal Marwan Barghouti. Ia adalah to koh perjuangan Palestina yang ditahan Israel pada 2004 lalu. (AP/Reuters/Jerusalem Post/I-2) [email protected] PASUKAN pemerintah semen- tara Libia berhasil menduduki hampir seluruh Kota Bani Walid, salah satu dari dua kota pen- dukung pemimpin terguling Moamar Khadafi yang masih bertahan. Para prajurit yang dikomando Dewan Transisi Nasional (NTC) itu telah menguasai pasar, ru- mah sakit, hotel, dan benteng tua yang selama ini digunakan seba- gai markas pasukan Khada. Ke- berhasilan merebut kota tersebut dirayakan pasukan NTC dengan menembakkan senjata mereka ke udara. Bunyi tembakan ber- baur dengan suara kembang api dan klakson mobil di jalan-jalan kota tersebut. Bendera-bendera Libia yang baru dikibarkan di pusat kota. “Bani Walid sudah bebas selu- ruhnya. Kota ini sudah merdeka, 100%,” klaim Mohammed Sha- konah, salah seorang komandan militer NTC, kemarin. Seiring jatuhnya kota gurun berbukit yang terletak 150 km di selatan Tripoli itu, NTC hampir mengontrol seluruh wilayah negeri kaya minyak di Afrika utara ini. Selama berpekan-pe- kan sejak Ibu Kota Tripoli direbut pasukan NTC, Kota Bani Walid dan Sirte menjadi penghalang NTC untuk menyusun jadwal pemilu. “Hari ini sangat penting kare- na dengan direbutnya Bani Walid, Khadafi tidak memi- liki satu pun kota di Libia,” ujar Ayad Sayed al Russi, seorang komandan senior NTC. “Kami harap warga yang mengungsi segera kembali karena kota ini sudah bebas.” Lepas dari Bani Walid, pasu- kan NTC kini mengarahkan bi- dikan ke kota kelahiran Khada, Sirte. Sekitar 1.000 personel dilaporkan telah dikerahkan untuk menggempur kota itu. Namun, berbeda dengan di Kota Bani Walid, di Sirte pasukan NTC mengalami kemunduran. Kekacauan koordinasi dan per- lawanan sengit loyalis Khadamembuat pasukan NTC kewa- lahan. (Hde/AP/Reuters/I-5)

Transcript of RABU, 19 OKTOBER 2011 Satu Schalit untuk · 2011-10-19 · pos pemeriksaan, lokasi para ta wan an...

Page 1: RABU, 19 OKTOBER 2011 Satu Schalit untuk · 2011-10-19 · pos pemeriksaan, lokasi para ta wan an akan dibebaskan. “Kami sangat bahagia dan ak - hir nya bisa bernapas lega,” ka

RIZKI SYARIEF

KELOMPOK pejuang Hamas dan Israel memulai pertukaran tawanan, kemarin.

Dalam perjanjian yang disepa-kati kedua pihak, Hamas me-nyerahkan prajurit Israel Sersan Gilad Schalit, 25, sedang kan ‘Negeri Bintang Daud’ mem-bebaskan 1.027 warga Palestina dalam dua tahap.

Rombongan pertama yang dibebaskan Israel sebanyak 477 orang, termasuk 27 perempuan. Lebih dari 200 tahanan berasal dari Tepi Barat, sedangkan 40 tahanan lainnya akan didepor-tasi ke Suriah, Qatar, Turki, dan Yordania. Adapun 550 tahanan lainnya akan dibebaskan dalam

waktu dua bulan. Sebelum fajar menyingsing,

sebuah konvoi mobil van putih dan truk membawa 477 tawan-an Palestina ke Tepi Barat dan Jalur Gaza. Di antara mereka terdapat puluhan orang yang dijatuhi hukuman seumur hi-dup atas serangan mematikan. Salah satu tahanan ialah Nael Barghuti. Ia ditangkap pada April 1978 dan dinyatakan ter-libat dalam kematian seorang prajurit Israel. Namanya tercan-tum dalam Guinness Book of Records sebagai tahanan politik yang paling lama menjalani tahanan di dunia.

Acara penyambutan pun berlangsung meriah di sebuah lapangan luas di Kota Gaza. Pe-nye lenggara acara menyiapkan

Kesepakatan tersebut membuat Hamas kian mengincar titik lemah Israel di masa mendatang.

Satu Schalit untuk1.027 Tawanan

SEKITAR 40 warga negara Indo-nesia (WNI), yang sebagian be-sar terdiri dari anak-anak, masih berada dalam penjara Australia. Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri RI berupaya untuk me-mastikan usia para tahanan sehingga perlakuan terhadap mereka dapat dibedakan.

“Jika sudah dipastikan para tahanan adalah anak-anak, ten-tu mereka harus segera diper-lakukan sesuai dengan kasus mereka tersebut,” kata Menlu Marty Natalegawa di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, ada dua lang-kah dalam menangani masalah tersebut. Pertama ialah langkah eksternal dengan mendesak Australia agar segera menen-tukan usia para tahanan. Kedua ialah langkah struktural di da-lam negeri.

Apabila para tahanan terbukti berusia dini, Marty mendorong pemerintah federal Australia untuk segera mengembalikan mereka ke Tanah Air dan mem-perlakukan mereka layaknya anak-anak.

“Jadi, anak-anak kita ini bisa menjadi korban dua kali. Per ta-ma korban penipuan sehing ga mereka terlibat dalam kegiat-an-kegiatan yang melanggar hukum. Kedua, mereka dikenai hukum sebagai orang dewa sa.”

Marty menegaskan pihak Kemenlu telah menemui lang-sung keluarga para tahanan. Pengacara yang membela para tahanan juga dijumpai untuk memperoleh data, semisal akta kelahiran, yang membuktikan para tahanan merupakan anak-anak.

Sebelumnya, seperti dilapor-kan harian Sydney Morning Herald, terdapat sekitar 100 anak berusia di bawah 18 tahun asal Indonesia yang ditahan di pen-jara dewasa. Mereka menuding pemerintah federal Australia menolak mengakui usia anak-anak tersebut yang sebenarnya. (*/I-5)

Australia TahanPuluhan Anak RI

Pasukan NTC Duduki Bani Walid

AP/LAI SENG SIN

MENLU RI MARTY NATALEGAWA

10 RABU, 19 OKTOBER 2011INTERNASIONAL

ribuan kursi plastik dan sebuah panggung besar yang mampu menampung ratusan orang.

Di Tepi Barat, sekitar 200 orang menunggu di sebuah pos pemeriksaan, lokasi para ta wan an akan dibebaskan. “Kami sangat bahagia dan ak -hir nya bisa bernapas lega,” ka ta Mariam Shkair yang me nunggu saudaranya, Abdel Latif, 52, yang telah menghabiskan wak-tu di penjara selama 25 tahun karena membunuh seorang tentara Israel. “Kami tidak sabar untuk memeluknya.”

Di lain pihak, kedatangan Schalit disambut gegap gempi-ta rakyat Israel. Dia diserahkan sejumlah pejabat Mesir kepada pihak Israel. Kepada salah satu televisi Mesir, Schalit menga-takan sangat gembira dapat pulang. “Saya rindu keluarga saya. Saya harap kesepakatan ini akan mendorong perdamai-an antara Israel dan Palestina,” ujarnya.

Menurut sejumlah analis,

kesepakatan yang ditempuh Hamas dan pemerintah Is-rael merupakan jalan tengah. Bagi Hamas, meski kehilangan Schalit yang berfungsi sebagai ‘kartu truf’, kesepakatan terse-but jelas amat menguntungkan lantaran sumber daya manusia mereka kini telah kembali.

Keuntungan kedua, Hamas dapat merebut simpati rakyat Palestina yang sebelumnya berpihak kepada perjuangan Presiden Mahmoud Abbas dari faksi Fatah di PBB.

Terakhir, kesepakatan terse-but membuat Israel tampak lemah. Hamas dapat mengin-car serdadu Israel lainnya un tuk memaksa ‘Negeri Yahu-di’ itu membebaskan sejum-lah tokoh penting, semisal Mar wan Barghouti. Ia adalah to koh perjuangan Palestina yang ditahan Israel pada 2004 lalu. (AP/Reuters/Jerusalem Post/I-2)

[email protected]

PASUKAN pemerintah semen-tara Libia berhasil menduduki hampir seluruh Kota Bani Walid, salah satu dari dua kota pen-dukung pemimpin terguling Moamar Khadafi yang masih bertahan.

Para prajurit yang dikomando Dewan Transisi Nasional (NTC) itu telah menguasai pasar, ru-mah sakit, hotel, dan benteng tua yang selama ini digunakan seba-gai markas pasukan Khadafi . Ke-berhasilan merebut kota tersebut dirayakan pasukan NTC dengan

menembakkan senjata mereka ke udara. Bunyi tembakan ber-baur dengan suara kembang api dan klakson mobil di jalan-jalan kota tersebut. Bendera-bendera Libia yang baru dikibarkan di pusat kota.

“Bani Walid sudah bebas selu-ruhnya. Kota ini sudah merdeka, 100%,” klaim Mohammed Sha-konah, salah seorang komandan militer NTC, kemarin.

Seiring jatuhnya kota gurun berbukit yang terletak 150 km di selatan Tripoli itu, NTC hampir

mengontrol seluruh wilayah negeri kaya minyak di Afrika utara ini. Selama berpekan-pe-kan sejak Ibu Kota Tripoli direbut pasukan NTC, Kota Bani Walid dan Sirte menjadi penghalang NTC untuk menyusun jadwal pemilu.

“Hari ini sangat penting kare-na dengan direbutnya Bani Walid, Khadafi tidak memi-liki satu pun kota di Libia,” ujar Ayad Sayed al Russi, seorang komandan senior NTC. “Kami harap warga yang mengungsi

segera kembali karena kota ini sudah bebas.”

Lepas dari Bani Walid, pasu-kan NTC kini mengarahkan bi-dik an ke kota kelahiran Khadafi , Sir te. Sekitar 1.000 personel di la porkan telah dikerahkan un tuk menggempur kota itu. Na mun, berbeda dengan di Kota Bani Walid, di Sirte pasukan NTC mengalami kemunduran. Kekacauan koordinasi dan per-lawanan sengit loyalis Khadafi membuat pasukan NTC kewa-lahan. (Hde/AP/Reuters/I-5)