PWDT-Pharmaceutical Care
description
Transcript of PWDT-Pharmaceutical Care
Tugas PC individu (translate)
Nama: Rian Nurul Hidayat
NPM: 2015000108
Kelas: C
TABEL 3-3
KATEGORI MASALAH TERAPI OBAT
1. Pasien memiliki kondisi medis yang memerlukan inisiasi baru atau tambahan terapi obat.
2. Pasien diberikan terapi obat yang tidak sesuai dengan kondisi pasien.
3. Pasien memiliki kondisi medis akibat pemberian obat yang salah.
4. Pasien memiliki kondisi medis akibat pemberian dosis obat yang terlalu rendah.
5. Pasien memiliki kondisi medis hasil dari reaksi efek samping obat.
6. Pasien memiliki kondisi medis akibat pemberian dosis obat yang terlalu tinggi.
7. Pasien memiliki hasil kondisi medis yang dihasilkan dari pengobatan yang kurang tepat.
Masalah yang aktual
Masalah yang baru saja terjadi dan farmasis harus berusaha untuk segera mengambil tindakan
memecahkan
Dicirikan dari pasien dengan kondisi pengobatan sebagai beirkut :
1. Diperlukan penambahan obat baru
2. Diberikan obat yang salah
3. Obat benar, dosis terlalu kecil / terlalu besar.
4. Timbul reaksi efek samping
5. Disebabkan oleh pemberian obat yang tidak memadai / tidak manjur. (tergantung dosis,
rute pemberian, formula)
TABLE 3-4
POTENSI MASALAH TERAPI OBAT
1. Pasien berisiko tinggi untuk mengalami kondisi medis baru yang berkaitan dengan
penambahan terapi obat yang terindikasi.
2. Pasien berisiko tinggi untuk mengalami kondisi medis baru yang merupakan hasil dari
ketidaksesuaian obat karena indikasi medis yang tidak valid.
3. Pasien berisiko untuk mengalami kondisi medis baru karena pemberian obat yang salah.
4. Pasien berisiko untuk mengalami kondisi medis baru karena terlalu rendah dosis obat yang
diberikan.
5. Pasien berisiko untuk mengalami kondisi medis baru dari reaksi efek samping obat yang
merugikan.
6. Pasien berisiko untuk mengalami kondisi medis baru karena terlalu banyak dosis obat yang
diberikan.
7. Pasien berisiko untuk mengalami kondisi medis baru sebagai akibat ketidaksesuaian
dengan terapi obat yang diresepkan atau direkomendasikan.
Masalah potensial
Berkaitan dengan adanya resiko yang tinggi dari pasien tersebut karena adanya perkembangan
baru dari kondisi pengobatannya;
1. Pada pasien yang membutuhkan terapi tambahan pada indikasi / penyakit yang diderita
saat itu pengobatan lebih sempurna.
2. Masalah potensial akan terjadi akibat dari pengobatan yang tidak perlu
3. Karena diberikan obat yang salah.
4. Karena dosis yang diberikan terlalu besar / kecil.
5. Karena ada resiko / riwayat efek samping.
6. Karena ketidakpatuhan dari resep yang diberikan / terapi pengobatan yang dianjurkan.
TABEL 3-5
PENYEBAB MASALAH TERAPI OBAT
1. Indikasi yang tepat untuk terapi obat :
a. Membutuhkan tambahan terapi obat
Pasien memiliki kondisi medis baru yang memerlukan inisiasi terapi obat baru
(indikasi tidak diobati) hipertensi esensial utama diobati dengan diuretik thiazide.
Pasien memiliki gangguan kronis yang membutuhkan kelanjutan terapi obat :
hipertensi yang tidak terkontrol karena gagal untuk menambahkan betabloker untuk
thiazide.
Pasien memiliki kondisi medis yang memerlukan kombinasi farmakoterapi untuk
mencapai efek sinergi / potensiasi : pasien telah dirawat karena ulkus lambung
dengan ranitidin selama 6 minggu yang lalu, masih mengalami sakit perut setelah
makan malam, perlu obat sinergis (ppi).
Pasien beresiko timbulnya kondisi medis baru yang dapat dicegah dengan
penggunaan terapi obat profilaksis dan / atau premedikasi: penyakit coroner yang
stabil harus diberikan aspirin untuk mengurangi risiko dalam pengembangan Ml dan
mortalitas kardiovaskular.
b. Menerima terapi obat yang tidak perlu
Pasien mengambil pengobatan dimana indikasi medis yang tidak valid saat ini :
antibiotik untuk infeksi virus.
Masalah-masalah kesehatan dihubungkan dengan kecanduan / penggunaan obat
rekresional : pasien dengan penyakit ulkus duodenum berhasil diobati dengan
ranitidine untuk tahap pertama, masih memiliki ketidaknyamanan pada perut yang
terkait dengan konsumsi kopi dan nikotin yang berlebihan.
Kondisi medis yang lebih baik diobati dengan terapi non-obat : arteri coroner di
cangkok dengan kondisi angina yang parah.
Kombinasi terapi obat : patch transdermal nitrat dan oral. Hindari reaksi efek
samping obat yang merugikan : penggunaan aspirin untuk sakit kepala, yang
tampaknya berhubungan dengan terapi ranitidin.
2. Pengobatan yang paling efektif
a. Pasien menerima obat yang salah
Ketidaksesuaian dosis : serangan angina dua kali dalam sebulan dapat diobati dengan
oleh patches transdermal NG
Memiliki faktor risiko yang kontraindikasi dengan penggunaan obat ini : bagi wanita
hamil diobati dengan isotretinoin (akutan)
Penerimaan obat yang efektif tapi tidak lebih aman.
Menjadi terapi obat yang sulit disembuhkan : seorang gadis dengan media otitis tidak
membantu dalam penyembuhan selama sepuluh hari menggunakan Amox tetapi
berhasil disembuhkan dengan cotrimoxazol
Menerima produk kombinasi yang tidak perlu ketika obat tunggal yang sesuai :
hipertensi tahap 1 cukup diobati dengan HCT.
b. Dosis terlalu rendah
Kesalahan dosis : karena menerima kekuatan tablet yang berbeda dari yang
diresepkan.
Konsentrasi serum obat pada pasien berada di bawah kisaran terapi yang diinginkan :
melalui kepekatan dari teofilin yaitu kurang dari 10 mcg/ml untuk terapi pengobatan
asma
Pada saat pemberian profilaksis (antibiotik presurgical) yang tidak mencukupi untuk
pasien ini.
Administrasi yang salah, misalnya teknik inhaler yang buruk.
Mengurangi penyerapan yang disebabkan karena interaksi obat : Pengkelatan
tetrasiklin dan zat besi.
Kehilangan khasiat yang disebabkan karena penyimpanan yang salah : gangguan
penyimpanan vaksin pada kondisi dingin
3. Pengobatan yang aman
a. Dosisi tinggi
Dosis yang terlalu tinggi untuk pasien ini ; 12 bulan wanita dewasa dengan gejala
awal sampai otitis akut diresepkan suspensi amoksilin 500 mg 3 kali sehari selama
10 hari.
Frekuensi tidak sesuai ; wanita tua 75 tahun dengan ostheoarthritis dengan
meresepkan acetaminophen 500 mg 2 tablet setiap 4 jam pada saat sakit.
Durasi tidak sesuai ; gadis 10 tahun dengan gejala awal radang diresepkan penicillin
V 250 mg 3 kali sehari selama 3 minggu.
Meningkatkan level serum karena interaksi obat : Teofilin dan Ciprofloksasin
menyebabkan toksisitas Teofilin.
Kesalahan dosis : lebih dari 4 mg paracetamol per hari untuk dewasa.
b. Reaksi efek samping obat
Reaksi alergi pada pengobatan : anafilaksis dengan penisilin
Obat yang membahayakan bagi pasien : hipertensi tidak terkontrol dengan nasal
kongesti, pemberian 3 kali sehari 2 tablet pseudophedrine HCL untuk gejala yang
timbul sebagai rekomendasi yang telah diberikan.
Pasien dengan riwayat idiosyncratic bereaksi dengan obat ini.
Interaksi dengan obat lain : amoxillin yang diberikan pada wanita yang dengan
kontrasepsi.
Hasil uji laboratorium pasien telah diubah karena gangguan dari obat yang diambil
oleh pasien.
Efek yang tidak diinginkan : penggunaan klopeniramin untuk mengontrol pilek
sebagai alergi cuaca, kemudian dia mengeluh menjadi sangat lelah, mulut kering,
mengantuk.
Beberapa produk obat dapat menjadi aman ataupun sangat tidak aman. Semua
tergatung bagaimana menggunakannya.
Hubungan sementara antara pasien yang terekspos mnejadi agen yang diduga
sehingga terjadinya efek yang merugikan.
Apabila kondisi pasien meningkat ketika obat dilanjutkan.
Dalam beberapa situasi, apabila terjadi efek samping ketika pasien tertantang dengan
agen yang diduga.
Table. Istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan reaksi efek samping obat
Efek samping efek terapetik yang berlebihan
Reaksi efek samping obat penggunaan obat yang keliru dan kesalahan
Reaksi efek samping iatrogenic disease
Komplikasi iatrogenic illness
Drug-induced illness terapetik negatif
Drug-induced disease reaksi patologi
Drug-induced injury kesalahan resep
Obat yang tidak toleran efek samping
Interaksi obat super infeksi
Obat misadventuring efek farmakologi yang tidak diinginkan
Efek samping tipe A – Tergantung dosis
tipe B – Mandiri, khas
Keistimewaan obat : pasien dengan karakteristik yang khas yaitu pasien yang
berbeda dengan yang lain.
Obat bisa menjadi racun untuk pasien
Iatrogenik : efek karena pengobatan dokter / habis operasi / tidak jelas penyebabnya.
Interaksi obat berfungsi untuk mengetahui farmakologi dari suatu obat.
Efek samping, interaksi menunjukkan adanya efek farmakologi
4. Kepatuhan dan kenyamanan pasien
a. Produk obat tidak tersedia.
b. Pasien tidak mampu mendapatkan produk obat.
c. Pasien tidak dapat menelan, mentolerir atau mengambil obat.
d. Pasien tidak dapat mengerti instruksi yang diberikan.
e. Pasien lebih memilih untuk tidak menggunakan pengobatan.
f. Pasien lupa untuk menjalankan pengobatan.
MASALAH TERAPI OBAT
Masalah terapi obat pada pasien secara aktual dan potensial menetapkan farmasis sebagai
penanggung jawab pasien.
Tanggung jawab farmasis pertama harus selalu mengenali secara aktual dan potensial
masalah terapi obat dan riwayat pasien.
Farmasis harus mengetahui secara tepat masalah terapi obat.
Masalah terapi obat adalah tanggung jawab farmasis dan masalahnya harus diselesaikan
(atau dicegah) segera dan dapat ditunggu.
Farmasis harus dapat memutuskan masalah dan menyelesaikan masalah antar farmasis
yang membutuhkan bantuan orang lain.
MENYATAKAN MASALAH TERAPI OBAT
Kategori masalah terapi obat : dapat menjadi proses pemberdayaan sejumlah alasan.
Pertama: dapat secara proaktif mengenali, menyelesaikan, mencegah, mengukur,
meramalkan campur tangan masalah terapi obat.
Kedua : mambantu untuk mengklarifikasi dan membatasi tanggung jawab professional dan
akuntabilitas apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan yang terorientasi sebagai
tim.
Ketiga : fokus untuk pengembangan proses sistematik dimana farmasis berkontribusi secara
signifikan terhadap keseluruhan hasil dari pasien.
Keempat: apoteker harus memiliki kosakata yang konsisten terhadap dunia kerja klinik yang
digunakan oleh profesional perawatan kesehatan lainnya.