Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

34
PHARMACEUTICAL CARE PADA PENYAKIT-PENYAKIT ALERGI Prof. Agung Endro Nugroho, S.Si., M.Si., Ph.D., Apt Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada 2014/2015

description

penatalaksaan penyakit alergi

Transcript of Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

Page 1: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

PHARMACEUTICAL CARE PADA PENYAKIT-PENYAKIT ALERGI

Prof. Agung Endro Nugroho, S.Si., M.Si., Ph.D., Apt

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

2014/2015

Page 2: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 3: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 4: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 5: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 6: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 7: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

7

Alergi adalah gangguan hipersensitivitas dari sistem kekebalan tubuh.

Gejala : mata merah, gatal, dan hidung meler, eksim, gatal-gatal, atau serangan asma.

Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi terhadap zat berbahaya biasanya di lingkungan (=alergen).

Alergi merupakan salah satu dari empat bentuk hipersensitivitas dan secara resmi disebut tipe I (atau langsung) hipersensitivitas.

Reaksi alergi yang khas karena aktivasi berlebihan dari sel mast dan basofil oleh Imunoglobulin E (IgE) respon inflamasi.

Page 8: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

http://www.whyriskit.ca/media/images/Symptoms-

Chart.jpg

http://www.allergyzone.co.uk/wp-

content/uploads/2012/10/Signs_and_symptoms_of_anap

hylaxis.png

Gejala dan Tanda

Alergi

Page 9: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

9

Faktor risiko alergi :

1. Host.

2. Faktor lingkungan.

Faktor host faktor keturunan, jenis kelamin, ras, dan usia,

dengan keturunan yang yang paling signifikan.

Faktor lingkungan utama perubahan dalam paparan

penyakit menular pada anak usia dini, pencemaran

lingkungan, tingkat alergen, dan perubahan pola makan

Page 10: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

http://graphics8.nytimes.com/images/2007/08/01/health/adam/19150.jpg

Page 11: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

Penyebab

Food Latex

Reaksi silang

dg pisang,

alpokat, kiwi,

chestnut

Toksin

Urushiol (sebagai Hapten),

poison ivy, eastern poison oak,

western poison oak, poison

sumac

Genetik

Hygiene

Hypothesis

Bakteri/virus merangsang

TH1, shg menekan TH2

(respon imun)

Faktor

Lingkungan lain

Negara industri >

Urban >

Endotoksin menekan sitokin

Parasit usus menekan sistem

imun

Susu sapi, kedelai,

telur, gandum,

kacang tanah,

kacang pohon, ikan,

dan kerang

Kembar identik, IgE

tinggi pada anak2

(turun 20 th), laki-laki

lebih berisiko, Hay

fever pada anak

Page 12: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

Sumber : Pharmacotherapy : A

Pharophysiologic Approach,

Dipiro, 7th Ed. 2008

Page 13: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

13

Sumber :

http://www.vet.uga.e

du/ivcvm/courses/VP

AT5200/03_inflammati

on/07_imi/images/typ

e1.jpg

Acute Response (Fase Sensitisasi) 1. Alergen penetrasi.

2. APC fagositosis

alergen

3. APC merangsang TH2

cell

4. TH2 memproduksi IL-4

5. TH2 dan IL-4 merangsang sel B

produksi antibodi (IgE)

6. IgE berikatan dg FceRI

pada sel mast/basofil

7. Respon inflamasi akut

Type 1 Hypersensitivity Reaction

3

4

2

1

5 6

7

Acute Response (Fase Induksi) 8. Jika ada alergen lagi,

berikatan dg IgE

9. Cross-linking.

10. Degranulasi

melepaskan (Histamin,

Sitokin, Leukotrin, PG)

11.Efek alergi-inflamasi

8

9

10

11

Late-phase 12. Migrasi leukosit

(eosinofil, neutrofil)

13. Muncul 2-24 jam.

14. Peran sitokin.

15. Reaksi Inflamasi .

12-15

Page 14: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

14

Type 4 Hypersensitivity Reaction

Allergic contac dermatitis

Page 15: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 16: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

16

Gejala Klinik

(lihat slde sebelumnya)

Skin prick testing Puncture testing/prick testing

Tusukan kecil pada kulit pasien dengan alergen yang dicurigai.

Pada punggung/tangan

Jika pasien alergi maka reaksi inflamasi terjadi dalam waktu 30 menit.

https://www.mja.com.au/journal/2005/182/6/6-atopic-disease-childhood http://www.thedermatologypractice.com/wp-content/uploads/2012/09/allergy-skin-test.jpg

Page 17: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

17

Patch testing

Skin contact allergy

tests

Utk reaksi inflamasi

(delayed reaction)

Pemberian patch pada

punggung

RAST test

Radioallergosorbent

IgE-binding (anti-IgE)

antibodies labeled with

radioactive isotopes

Kadar IgE antibodi

dalam darah

http://what-when-how.com/wp-

content/uploads/2012/04/tmp4C48.jpg

http://dxline.info/diseases/patch-testing

Page 18: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

18

Strategi Terapi : Mencegah paparan alergen

Antioksidan, zinc, selenium

Antihistamin (gen 1 atau 2)

Glukokortikoid

Epinefrin

Theofilin, salbutamol

Sodium kromolin

Anti-leukotrin (montelukast)

Sasaran terapi : 1. Penyebab (alergen, Infeksi)

2. Aksi dan/atau efek mediator

alergi-inflamasi (sistem imun)

3. Aktivasi sel mast

4. Degranulasi sel mast

5. Implementasi alergi (alergi kulit,

rinitis, asma dll)

6. Inflamasi

Page 19: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

19

TATALAKSANA TERAPI :

1. NON FARMAKOLOGI

Mencegah paparan alergen

Antioksidan, zinc, selenium

2. FARMAKOLOGI

Aksi :

Mengeblok aksi dan/atau efek

mediator alergi

Mencegah aktivasi sel mast

Mencegah degranulasi sel mast

Obat :

Antihistamin (gen 1 atau 2)

Glukokortikoid

Epinefrin

Theofilin, salbutamol

Sodium kromolin

Anti-leukotrin (montelukast)

Page 20: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

Glukokortikoid (anti-inflamasi)

Epinefrin (vasokontriktor)

Theofilin, salbutamol (bronkodilator)

Montelukast (Anti-leukotrin)

Antihistamin

(gen 1 atau 2)

Gluko

kortikoid

Sodium

kromolin

Acute response

Delayed response

Page 21: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

21

Immunotherapy

Desensitisasi atau hyposensitization

orang tersebut secara bertahap

divaksinasi dengan dosis semakin besar

dari alergen.

Ini baik dapat mengurangi keparahan

atau menghilangkan hipersensitivitas

sama sekali.

Dalam arti, orang membangun kekebalan

terhadap meningkatnya jumlah alergen

yang bersangkutan.

Bentuk kedua dari immunotherapy

melibatkan injeksi intravena antibodi anti-

IgE monoklonal. Agen pertama kelas ini

omalizumab.

Page 22: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 23: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

23

Antihistamin Calcineurin Inhibitor

Anti histamin generasi 2

Bepotastin (mast cell stabilizer)

Emedastin (mast cell stabilizer)

Epinastin (mast cell stabilizer)

Azelastin (topikal/lokal)

Olopatalin (topikal/lokal)

Ketoprofen

Anti histamin generasi 3

Levocetricin (enantiomer Cetricin)

Fenofenandine (metabolit terfenadin) Low Aritimia

Deloratadin (metabolit loratadin)

Calcineurin Protein fostatase

Mengaktifkan sel T dan sistem imun

Interleukin 2

Calcineurin inhibitor 1. Cyclosporine

2. Pimecromilus

3. Tracomilus

Page 24: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 25: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 26: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 27: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 28: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 29: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

http://secure.medical

letter.org/DOC_allergi

es

Drugs of Choice

Handbook - Drugs for

Allergic Disorders

Page 30: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

Sumber :

Pharmaco

therapy : A

Pharophysi

ologic

Approach,

Dipiro, 7th Ed. 2008

Page 31: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

Sumber :

Pharmaco

therapy : A

Pharophysi

ologic

Approach,

Dipiro, 7th Ed. 2008

Page 32: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)

32

Perbaikan gejala klinik

Patient compliance

Patient education

Kemungkinan interaksi obat

Efek samping

Kemungkinan efek toksik

Page 33: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)
Page 34: Pharmaceutical Care Pada Alergi (IAI Pekalongan 2015)