PUTUSAN Nomor: 381/Pid.B.Sus/2010/PN.Blt.
-
Upload
pengadilan-negeri-blitar -
Category
Documents
-
view
29 -
download
3
Transcript of PUTUSAN Nomor: 381/Pid.B.Sus/2010/PN.Blt.
PUTUSAN
Nomor: 381/ Pid.B.Sus/ 2010/ PN. Blt.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Blitar yang menerima, memeriksa dan mengadili
perkara pidana dengan acara Biasa dalam peradilan tingkat pertama dengan
Hakim Majelis, menjatuhkan putusan dalam perkara terdakwa:
N a m a
Tempat Lahir
Umur /Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Kebangsaan
Tempat Tinggal
Agama
Perkerjaan
:
:
:
:
:
:
:
:
Agus Pramono Nugroho, S.Sos. MM;
Blitar;
55 Tahun/ 20 Oktober 1954;
Laki –laki;
Indonesia;
Jl. A. Yani Gang.I Nomor 55 Kota
Blitar;
Islam;
Blitar;
Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara (Rutan) oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penyidik
Perpanjangan Penuntut Umum
Penuntut Umum
Perpanjangan Ketua PN., Blitar
Hakim PN., Blitar
Perpanjangan Ketua PN., Blitar
Perpanjangan (Tahap I) Ketua PT
Surabaya
:
:
:
:
:
:
:
-
-
06 Mei 2010 – 25 Mei 2010;
-
11 Mei 2010 – 09 Juni 2010;
10 Juni 2010 – 08 Agustus 2010;
09 Agustus 2010 - 07 September
2010;
Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukum: Nuryoko, SH., dan
Supriarno SH MH., pekerjaan: Advokat dan Penasehat Hukum, beralamat
2
kantor di Dusun Tuwuhrejo RT.02 RW.02 Desa Kesamben, Kecamatan
Kesamben, Kabupaten Blitar; berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20
Mei 2010.yang terdaftar pada Kepaniteraan Pidana Pengadilan Negeri Blitar,
dengan nomor 64/ SK/ 10, tertanggal 21 Mei 2010, dalam perkara 381/
Pid.Sus/ 2010/ PN.Blt.;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah Membaca dan mempelajari berkas dan surat-surat dalam
perkara ini:
1. Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa dari Kepala
Kejaksaan Negeri Blitar, tertanggal 11 Mei 2010, Nomor: PDS – 07/
0.5.22/ Fjp/ 05/ 2010, perihal pelimpahan perkara dan dakwaan terhadap
terdakwa: Agus Pramono Nugroho, S.Sos MM.;
2. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Blitar, tertanggal 11 Mei 2010,
Nomor: 381/ Pen.Pid./ 2010/ PN.Blt., perihal penunjukkan Majelis
Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara terdakwa: Agus Pramono
Nugroho, S.Sos MM.;
3. Surat Penetapan Ketua Majelis Pengadilan Negeri Blitar, tertanggal 11
Mei 2010, Nomor: 381/ Pen.Pid./ 2010/ PN.Blt, perihal penetapan hari
sidang untuk memeriksa dan mengadili perkara terdakwa: Agus Pramono
Nugroho, S.Sos MM.;
Setelah mendengar :
1. Pembacaan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 11 Mei 2010
Nomor.Reg.Perk. PKR. PDS – 06/ Blt/ 05/ 2010;
2. Keterangan saksi-saksi;
3. Keterangan terdakwa;
Setelah memperhatikan alat bukti berupa:
- Foto copy, Petikan Keputusan Bupati Blitar Nomor: 820/ 658/ 409.201/
2005 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural tertanggal 30 Juni
2005;
- Foto copy, Lampiran Keputusan Bupati Blitar Nomor: 820/ 658/ 409.201/
2005 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural tertanggal 30 Juni
2005;
3
- Foto copy, Surat Pernyataan Pelantikan Nomor: 821.2/ 619/ 409.201/
2005, tertanggal 04 Juli 2005 (Anak Lampiran 1 – 1 Keputusan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002, tertanggal 17 Juni
2002);
- Foto copy, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas Nomor: 821.2/ 620/
409.201/ 2005, tertanggal 04 Juli 2005;
- Foto copy Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional, nomor 108
Tahun 2006 tentang Penunjukkan Kelurahan/ Desa Di Propinsi Jawa
Timur Lokasi Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Sistematik Land
Management And Policy Development Program, Badan Pertanahan
Nasional, Tahun Anggaran 2006, tertanggal 21 April 2006;
- Foto Copy, Lampiran Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional,
nomor 108 Tahun 2006, tertanggal 21 April 2006;
(terlampir dalam berkas);
Setelah memperhatikan barang bukti berupa:
- 1 (satu) lembar kuitansi atas nama Kepala Kelurahan Bence, senilai Rp.
3.000.000,00 (tiga juta rupiah), untuk pembayaran “partisipasi untuk Tim
Kabupaten” yang ditandatangni oleh Agus P., tertanggal 15 Nopember
2006;
- 1 (satu) lembar kuitansi atas nama Camat Garum, senilai Rp. 7.500.000,00
(tujuh juta lima ratus ribu rupiah), untuk pembayaran “partisipasi dari
desa/ kelurahan Bence dana ajudikasi” yang ditandatangani oleh Agus,
tertanggal 15 Desember 2006;
- 1 (satu) lembar foto copy Daftar Penerimaan Honor tidak tetap dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ ajudikasi bulan Januari s/d Agustus
2006 mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512112., tertanggal 20
September 2006 (dilegalisir);
- 1 (satu) lembar foto copy Daftar Penerimaan Honor tidak tetap dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ ajudikasi bulan September s/d
Nopember 2006 mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512112., tertanggal
28 Desember 2006;
Setelah mendengar Tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang dibacakan
pada tanggal 07 Juli 2010, yang pada pokoknya berpendapat bahwa:
4
1. menyatakan terdakwa Agus Pramono Nugroho, S.Sos. MM. tidak bersalah
telah melakukan tindak pidana Pegawai Negeri atau Penyelenggara
Negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar atau menerima
pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri, sebagaimana diatur dalam pasal 12 e Undang – undang No
20 tahun 2001 tentang perubahan UU Nomor 31 tahun 1999 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi;
2. kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya, terbukti
secara sah dan meyakinkan yaitu oleh Jaksa Penuntut Umum, disebut
bersalah melakukan tindak pidana:
"pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang menerima hadiah atau
janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan karena kekuasaan atau kewenangan pikiran yang berhubungan
dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan
hadiah atau janji tersebut ada hubungannya dengan jabatannya",
sebagaimana diatur dalam pasal 11 Undang – undang no 20 tahun 2001
tentang perubahan UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah terbukti secara sah dan
meyakinkan sebagaimana tersebut di atas, Jaksa Penuntut Umum oleh
karenanya telah menuntut :
1. agar terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 1 (satu) tahun, 6 (enam)
bulan, dikurangkan selama terdakwa ditahan dengan perintah terdakwa
tetap ditahan dan pidana denda sebesar Rp. 50.000.000,- subsidair 2 (dua)
bulan;
2. agar terdakwa dihukum membayar uang pengganti sebesar Rp.
10.500.000,- (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah), dengan ketentuan jika
terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama 1 (satu) bulan
sesudah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka
harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang
pengganti tersebut, dalam hal terdakwa tidak mempunyai harta benda yang
5
mencukupi untuk membayar uang pengganti maka diganti dengan pidana
penjara selama 2 (dua) bulan;
3. barang bukti berupa:
a. 1 (satu) lembar kwitansi tanggal 15 Nopember 2006 buat pembayaran
partisipasi untuk tim Kab. Blitar dari Kepala Kelurahan Bence kepada
Agus Pramono sebesar Rp. 3.000.000,-
b. 1 (satu) lembar kwitansi tanggal 15 Desember 2006 buat pembayaran
partisipasi dari Desa/ Kel. Bence dari Camat Garum kepada Agus
Pramono sebesar Rp. 7.500.000,-
c. 1 (satu) lembar foto copy dileges daftar Penerimaan uang honor dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ Ajudikasi bulan Januari s/d
Agustus 2006, mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512.11.2, tanggal
20 September 2006;
d. 1 (satu) lembar foto copy dileges daftar Penerimaan uang honor dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ Ajudikasi bulan September s/d
Nopember 2006, mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512.11.2,
tanggal 28 Desember 2006.
tetap terlampir dalam berkas perkara;
4. dihukum untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp. 5000,- (lima ribu
rupiah);
Menimbang, bahwa atas Penuntutan Jaksa Penuntut Umum tersebut,
Terdakwa mengajukan Pembelaan yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut:
- bahwa, dana yang terdakwa terima dari A. Saiku dan Basuki Rahmat,
sebagai bantuan untuk kegiatan Bagian Pemerintahan;
- bahwa, belum ada peraturan perundangan yang melarang seseorang
memberi bantuan kepada seorang lainnya, baik ada hubungan jabatan
maupun tidak;
- bahwa, terdakwa dalam menjalankan tugas sebagai Kabag Pemerintahan,
tidak mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri dengan memperoleh
bantuan uang, menambah mobilitas kerja, bersama instansi laindapat
memelihara kondusfitas daerah di Kabupaten Blitar;
6
- bahwa, dalam putusan Mahkamah Agung, memutus melepaskan dari
segala tuntutan hukum, dengan pertimbangan, terdakwa sendiri tidak
mendapat untung, kepentingan umum dilayani dan Negara tidak dirugikan;
Berdasarkan analisa, pendapat serta argumentasi – argumentasi
tersebut, terdakwa melalui Penasehat Hukumnya berpendapat: perbuatan
terdakwa termasuk delik akan tetapi tidak dapat dipidana, oleh karena itu
memohon:
- terdakwa harus dilepaskan dari segala tuntutan hukum;
- memerintahkan agar terdakwa segera dikeluarkan dari tahanan yang ada;
Menimbang, bahwa atas Pembelaan Terdakwa yang diajukan oleh
Penasehat Hukumnya, pihak Penuntut Umum telah mengajukan tanggapan
atas Pembelaan (Replik) tersebut tertanggal 27 Juli 2010;
Menimbang, bahwa atas tanggapan Penuntut Umum atas pembelaan
Terdakwa yang diajukan oleh Penasehat Hukumnya, telah diajukan oleh
Terdakwa melalui Penasehat Hukumnya tanggapan (Duplik) tertanggal 03
Agustus 2010;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa berdasarkan Surat
Dakwaan tertanggal 11 Mei 2010, Nomor.REG.PKR. PDS – 06/ Blt/ 05/
2010, yang disusun secara subsidairitas, sebagai berikut:
DAKWAAN
Primair
Bahwa, ia terdakwa Agus Pramono, S.Sos. MM., selaku Kabag. Pemerintahan
Kab. Blitar berdasarkan Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor: 820/ 658/
409.201/ 2005 tanggal 30 Juni 2005, orang yang melakukan, menyuruh
lakukan atau turut serta melakukan dengan Achmad Saiku, S.Sos., Much.
Mubasir, Handoko, Djoko Sugiyono, Imam Murtaji, Sucipto, Maryono,
Zaenal Mumin, Ngalim Santoso, Sutrisno, Sujono, Dwiyono Santoso,
Muhaimin, Drs. Moch. Mujib, Drs. Rini Handayani,H. Mahfud Efendi serta
Drs. Basuki Rahmad, Msi pada hari serta tanggal yang tidak dapat diingat lagi
7
dengan pasti sekitar bulan April 2006 sampai dengan bulan Desember 2006
atau setidak – tidaknya dalam waktu tertentu dalam tahun 2006 bertempat di
Kantor Pemerintahan Kab. Blitar Jl. S. Supriyadi Kota Blitar, atau setidak –
tidaknya pada tempat – tempat tertentu dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Blitar “Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yang dengan
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum
atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar atau menerima pembayaran dengan potongan
atau untuk mengerjakan sesuatu untuk dirinya sendiri”;
Perbuatan mana yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut:
Bahwa, berdasarkan Surat Keputusan Badan Pertanahan Nasional Nomor:
600-620, tanggal 20 Maret 2006, perihal: Biaya Pendaftaran untuk
pendaftaran tanah sistematik LMPDP,yang ditujukan kepada: Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Profinsi; Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/ Kota, yang disampaikan hal –hal antara lain sebagai berikut:
Poin 2:
Land Management and Policy Development Program (LMPDP) merupakan
kegiatan pendaftaran tanah pertama kali secara sitematis dengan bantuan dana
dari Bank Dunia yang penganggarannya disediakan oleh Pemerintah (APBN)
dengan system DIPA, sehingga pembiayaannya dilakukan dengan petunjuk
operasional (PO);
Poin 3:
Untuk menghindari terjadinya duplikasi penggunaan biaya/ anggaran, kegiatan
pendaftaran tanah sistematik yang dilaksanakan melalui Land Management
and Policy Development Program (LMPDP), untuk kegiatan pengukuran dan
pemetaan serta pendaftaran hak atas tanah ditetapkan Rp. 0,00 (nol rupiah)
termasuk uang pemasukan sesuai pasal 21 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2002;
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 108 – IV
– 2006 tanggal 21 April 2006 tentang Penunjukkan Kelurahan/ Desa di
Propinsi Jawa Timur sebagai Lokasi Penyelenggara Pendaftaran Tanah
Sistematik Land Management And Policy Development Program Badan
Pertanahan Nasional Tahun Anggaran 2006. Untuk wilayah Kabupaten Blitar:
Kecamatan Desa/Kelurahan Keterangan
8
Selopuro
Talun
Mandesan
Mronjo
Duren
Sragi
Kaweron
Bajang
TIM I
Garum Bence
Tingal
Garum
Slorok
Pojok
Tawangsari Sumberdiren
TIM II
Gandusari Gandusari
Butun
Tambakan
Kotes
Gondang
Sumberagung
TIM III
Berdasarkan hal tersebut diatas Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Blitar
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 09/ VIII/ LMPDP/ 2006. Tentang
Penunjukkan Pelaksana Teknis Kegiatan Administrasi Umum Program
Pengelolaan Pertanahan Kabupaten Blitar Tahun Anggaran 2006, tanggal 04
Agustus 2006, atas surat tersebut kepada pegawai negeri sipil yang diangkat
sebagai petugas dalam lampiran keputusan ini diberikan honorarium/ imbalan
jasa sesuai ketentuan yang berlaku. Biaya yang timbul akibat ditetapkannya
Keputusan ini dibebankan pada Dipa tahun 2006, dalam surat penunjukkan
tersebut terdakwa kedudukan dalam dinas pada saat itu sebagai Kepala Bagian
Pemerintahan Kabupaten Blitar sedangkan kedudukan dalam tugas
Administrasi Umum Program Pengelolaan Pertanahan sebagai Tim
Koordinasi, sedangkan para Kepala Desa/ Lurah selaku penelitian/
pemeriksaan tanah, sesuai surat penunjukkan Kelurahan/ Desa dari 19 Desa
tersebut yang mengikuti program ajudikasi hanya 16 Desa/ Kelurahan
sedangkan 3 Desa/ Kelurahan yaitu Slorok, Tawangsari tidak dapat
9
melaksanakan (masalah internal), Desa Sumberagung tanah bukan obyek
LMPDP karena eks perkebunan.
16 Desa/ Kelurahan antara lain:
No. N a m a Kades/ Lurah
1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Tim I Kec. Talun; Kec. Selopuro
Djoko Sugijono
Ngalim Santoso, Bsc
Soetjipto
Zaenal Mumin
Imam Murtadji
Soetrisno
Tim II Kec. Garum
Handoko
Dwiyono Santoso, SE
Sujono
Ahmad Saiku, S.Sos M.Si.
Mubasir
Tim III Kec. Gandusari
Maryono
Mandesan
Mronjo
Bajang
Kaweron
Duren
Sragi
Pojok
Sumberdiren
Garum
Bence
Tingal
Gandusari
10
13.
14.
15.
16.
Muhaimin
Drs. Moch. Mujib
Drs. Rini Handayani
H. Mahfud Efendi
Butun
Tambakan
Kotes
Gondang
Bahwa terdakwa dalam tugas Administrasi Umum Program Pengelolaan
Pertanahan sebagai Tim Koordinasi pada tanggal 26 Juni 2006 mengundang
Petugas BPN Kab. Blitar, Bawasda, Kabag. Hukum Camat serta Lurah/
Kepala Desa yang daerahnya/ wilayahnya yang mendapat program ajudikasi
bertempat diruang perdana Kab. Blitar rapat/ sosialisasi dipimpin langsung
oleh terdakwa, dalam rapat atau pertemuan tersebut yang menjadi
permasalahan apakah dibenarkan para Kepala Desa memungut biaya kepada
warga masyarakat/ pemohon dalam program LMPDP (pensertifikatan tanah)
dan hal tersebut banyak sekali pertanyaan dari Camat atau Kepala Desa dan
kalau dibenarkan apa yang menjadi dasar hukum (payung hukum) karena
sesuai dengan ketentuan yang berlaku Kepala Desa tidak diperkenankan
menarik pungutan tanpa ada Perdesnya dan dikaitkan dengn Surat Keputusan
Badan Pertanahan Nasional Nomer: 600 – 620 tanggal 20 Maret 2006 untuk
kegiatan pengukuran dan pemetaan serta pendaftaran hak atas tanah ditetapkan
Rp. 0,00 (nol rupiah) tapi oleh terdakwa hal tersebut diabaikan dan terdakwa
mengambil sikap atau memerintahkan kepada para Kepala Desa (terdakwa
dengan para Kepala Desa menyepakati sehubungan dengan hal tersebut antara
lain:
1. Terdakwa menjanjikan/ menyanggupi adanya payung hukum/ dasar
hukum berupa SK Bupati kepada para Kepala Desa untuk menarik
pungutan kepada warga masyarakat/ pemohon dalam program
pensertifikatan tanah (ajudikasi);
2. Menetapkan biaya pungutan pensertifikatan tanah (ajudikasi) sebesar Rp.
195.000. (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah) dan tidak boleh lebih;
3. Segera melaksanakan sosialisasi pada tingkat kecamatan dan tingkat desa/
kelurahan;
11
Terdakwa selaku Kabag. Pemerintah Kab. Blitar meminta jatah sebesar Rp.
41.000,- namun terjadi tawar menawar antara terdakwa dan para Kepala Desa,
akhirnya disepakati terdakwa selaku Kabag. Pemerintahan Kab. Blitar
mendapat jatah sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribnu rupiah) perbidang tanah
yang disertifikatkan yang mengikuti program ajudikasi.
Berdasarkan hasil rapat/ pertemuan tersebut diatas camat atau para kepala desa
melaksanakan sosialisasi kepada masing – masing warga masyarakatnya
bahwa ada program pensertifikatan tanah (ajudikasi) dengan biaya murah tiap
pemohon perbidang tanah hanya dipungut biaya Rp. 195.000,- (seratus
sembilan puluh lima ribu rupiah) atas program pensertifikatan tanah
(ajudikasi) dengan biaya murah dan apabila warga masyarakat mengajukan
permohonan pensertifikatan tanah tidak membayar Rp. 195.000,- (seratus
sembilan puluh lima ribu rupiah) maka oleh kepala desa/ aparat desa tidak
akan dilayani, para kepala desa dalam mensosialisasikan kepada warga
masyarakatnya tidak pernah menyampaikan bahwa program pensertifikatan
tanah (ajudikasi) adalah program dari BPN tidak dipungut biaya Rp. 0,00 (nol
rupiah), dimasing – masing desa pensertifikatan tanah (ajudikasi) dengan
biaya Rp. 195.000,- (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah) berjalan dengan
lancar, sehingga masing – masing kepala desa sesuai dengan apa yang telah
disepakati antara terdakwa dengan para kepala desa (terdakwa yang mendapat
bagian Rp. 30.000) per bidang dan uang hasil tarikan tersebut disetorkan
kepada terdakwa dengan rincian sebnagai berikut:
- Desa Mandesan sebesar Rp. 2.000.000,-
- Desa Duren sebesar Rp. 12.000.000,-
- Kel. Bence sebesar Rp. 10.500.000,-
- Desa Tinggal sebesar Rp. 12.500.000,-
- Desa Pojok sebesar Rp. 12.500.000,-
- Desa Gandusari sebesar Rp. 14.000.000,-
- Desa Kotes sebesar Rp. 10.500.000,-
Bahwa untuk Desa Kaweron, Desa Bajang, serta Desa Sragi oleh Kepala Desa
dititipkan kepada saksi Kusna Lindawati, S.Sos Msi. (Camat Kesamben) dan
titipan dari 3 Desa tersebut sudah diserahkan kepada terdakwa selaku Kabag.
12
Pemerintahan Kab. Blitar. Bahwa dari dana ajudikasi yang dikumpulkan oleh
lurah/ kades yang mengikuti program ajudikasi tersebut diberikan kepada
terdakwa selaku Kabag. Pemerintahan Kab. Blitar namun yang ada kwitansi
nya yaitu tertanggal 15 Nopember 2006 sebesar Rp. 3000.000,- dari Lurah
Bence (Achmad Saiku, S.Sos) dan kwitansi tertanggal 15 Desember 2006, dari
Camat Garum (Drs. Basuki Rahmad, Msi) namun yang lain tidak ada tanda
terima/ kwitansi, dari 16 desa yang mengikuti program pensertifikatan tanah
(ajudikasi) tahun 2006 terealisasi sebanyak 8.800 bidang rincian perdesa
sebagai berikut:
No. Kades/ Lurah Vol
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Tim I Kec. Talun; Kec. Selopuro
Djoko Sugijono
Ngalim Santoso, Bsc
Soetjipto
Zaenal Mumin
Imam Murtadji
Soetrisno
Tim II Kec. Garum
Handoko
Dwiyono Santoso, SE
Sujono
Ahmad Saiku, S.Sos M.Si
Mandesan
Mronjo
Bajang
Kaweron
Duren
Sragi
Pojok
Sumberdiren
Garum
Bence
520
566
938
538
400
350
1041
350
666
916
13
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Mubasir
Tim III Kec. Gandusari
Maryono
Muhaimin
Drs. Moch. Mujib
Drs. Rini Handayani
H.Mahfud Efendi
Tingal
Gandusari
Butun
Tambakan
Kotes
Gondang
415
451
725
355
154
J U M L A H 8.800
Setelah kegiatan pendaftaran tanah sistematik pensertifikatan (Ajudikasi) yang
dilaksanakan melalui Land Management and Policy Development Program
(LMPDP) selesai maka terdakwa, dalam surat penunjukkan tersebut terdakwa
kedudukan dalam dinas pada saat itu sebagai Kepala Bagian Pemerintahan
Kabupaten Blitar sedangkan kedudukan dalam tugas administrasi umum
program pengelolaan pertanahan sebagai Tim Koordinasi mendapat honor
tidak tetap periode bulan Januari 2006 s/d bulan Agustus 2006 sebesar Rp.
2.040.000,- (dua juta empat puluh ribu rupiah) dan periode bulan September
2006 s/d Nopember 2006 sejumlah Rp. 765.000,- (tujuh ratus enam puluh lima
ribu rupiah) sedangkan para Kepala Desa/ Lurah selaku penelitian/
pemeriksaan tanah juga mendapat honor sesuai dengan volume banyaknya
bidang tanah yang diproses.
Bahwa sampai dengan selesainya kegiatan pendaftaran tanah sistematik
pensertifikatan (Ajudikasi) yang dilaksanakan melalui Land Management and
Policy Development Program (LMPDP) tersebut apa yang dijanjikan oleh
terdakwa adanya payung hukum/ dasar hukum berupa SK Bupati kepada para
Kepala Desa untuk menarik pungutuan kepada warga masyarakat/ pemohon
dalam program pensertifikatan tanah (Ajudikasi) sebesar Rp. 195.000,- tidak
pernah ada, sehingga terdakwa harus bertanggungjawab atas perbuatannya.
14
Perbuatan terdakwa melanggar pasal 12 huruf e Undang – undang No. 20
Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang – undang No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Subsidair
Bahwa terdakwa Agus Pramono Nugroho,S.Sos. MM selaku Kabag.
Pemerintahan Kab. Blitar berdasarkan Surat Keputusan Bupati Blitar Nomer:
820/ 658/ 409.201/ 2005 tanggal 30 Juni 2005. Pada waktu dan tempat seperti
dalam dakwaan Primair tersebut di atas “Pegawai Negeri atau Penyelenggara
Negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga,
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan
yang berhubungan dengan jabatannya atau yang menurut pikiran orang yang
memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungannya dengan jabatannya:
Perbuatan mana yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut:
Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Badan Pertanahan Nasional Nomer: 108
– IV – 2006 tanggal 21 April 2006 tentang penunjukkan lokasi Kelurahan/
Desa di Propinsi JawaTimur sebagai alokasi penyelenggaraan pendaftaran
tanah secara sistematik land management and policy development program
Badan Pertanahan Nasional tahun anggaran 2006 bahwa segala biaya yang
dikeluarkan sebagai akibat ditetapkan Keputusan ini dibebankan kepada dana
yang tersedia pada LMPDP/ Land Management and Policy Development
Program (bantuan Bank Dunia). Berdasarkan Surat Keputusan Badan
Pertanahan Nasional tersebut di atas pemohon pensertifikatan tanah melalui
Ajudikasi tidak bebani biaya sama sekali/ Rp. 0,- adapun persyaratannya yang
harus sipenuhi pemohon yaitu foto copy KTP., foto copy surat keterangan hak
milik (jual beli, waris atau hibah) SPPT., selanjutnya Surat Keputusan Badan
Pertanahan Nasional tersebut menetapkan untuk di Desa/ Kelurahan sebanyak
19 Desa/Kelurahan:
a. Kecamatan Selopuro
- Desa Mandesan;
- Desa Mrojo;
b. Kecamatan Talun;
15
- Desa Duren;
- Desa Sragi;
- Desa Kaweron;
- Desa bajang;
c. Kecamatan Garum
- Kelurahan Bence;
- Desa Tingal;
- Desa Pojok;
- Desa Garum;
- Kelurahan Suberdiren
d. Kecamatan Gandusari
- Desa Gandusari;
- Desa Butun;
- Desa Tambakan;
- Desa Kotes;
- Desa Gondang;
Bahwa dari 19 Desa tersebut yang mengikuti program ajudikasi hanya 16
Desa/ Kelurahan oleh karena yaitu Slorok dan Tawangsari tidak dapat
melaksanakan karena ada masalah internal desa/ kelurahan tersebut. Serta
Desa Sumberagung tanah di Desa tersebut kebanyakan bukan obyek LMPDP
karena kebanyakan tanah eks perkebunan.
Bahwa, terdakwa selaku Kabag. Pemerintahan Kab. Blitar pada tanggal 26
Juni 2006 bertempat di ruang Perdana Kab. Blitar telah memimpin rapat/
sosialisasi yang dihadiri oleh Petugas BPN Kab. Blitar, Bawasda., Kabag.
Hukum, Camat serta Lurah/ Kepala Desa yang daerahnya/ wilayahnya yang
mendapat program ajudikasi selanjutnya terdakwa menyampaikan kepada
undangan yang pada intinya sebagai berikut:
1. Terdakwa menjanjikan/ menyanggupi adanya payung hukum/dasar hukum
berupa SK Bupati kepada para kepala desa untuk menarik pungutan
kepada warga masyarakat/ pemohon dalam program pensertifikatan tanah
(ajudikasi);
2. Menetapkan biaya pungutan pensertifikatan tanah (ajudikasi) sebesar Rp.
195.000,- (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah) dan tidak boleh lebih;
16
3. Segera melaksanakan sosialisasi pada tingkat kecamatan dan tingkat desa/
kelurahan;
Selanjutnya program ajudikasi atas hasil rapat yang dipimpin oleh terdakwa
tersebut dilaksanakan oleh desa/ kelurahan yang dapat program ajudikasi
selanjutnya kepala desa/ lurah memungut Rp. 195.000,- perbidang tanah dan
terdakwa selaku Kabag. Pemerintahan Kab. Blitar dan terdakwa meminta
jatah sebesar Rp. 41.000,- namun terjadi tawar menawar akhirnya disepakati
terdakwa selaku Kabag. Pemerintahan Kab. Blitar mendapat jatah sebesar Rp.
30.000,- / perbidang tanah yang disertifikatkan yang mengikuti program
ajudikasi;
Bahwa program tersebut sudah dilaksanakan oleh desa/ kelurahan dan
selanjutnya kepala desa lurah atau kepala desa memungut Rp. 195.000,- / per
bidang tanah. Kemudian lurah atau kepala desa mengumpulkan persyaratan
pemohon sertifikat beserta uang sebesar Rp. 195.000,- lalu dikumpulkan dan
sebagian diserahkan/ disetorkan/ diberikan kepada terdakwa selaku Kabag.
Pemerintahan Kab. Blitar sebagai hadiah atau janji dengan perincian sebagai
berikut:
- Desa Mandesan sebesar Rp. 2.000.000,
- Desa Duren sebesar Rp. 12.000.000,-
- Kel. Bence sebesar Rp. 10.000.000,-
- Desa Tinggal sebesar Rp. 12.500.000,-
- Desa Pojok sebesar Rp. 12.500.000,-
- Desa Gandusari sebesar Rp. 14.000.000,-
- Desa Kotes sebesar Rp. 10.500.000,-
Bahwa, untuk Desa Kaweron, Desa Bajang serta Desa Sragi oleh Kepala Desa
dititipkan kepada saksi Kusna Lindarwati, S.Sos Msi (Camat Kesamben) dan
titipan dari 3 desa tersebut sudah diserahkan kepada terdakwa selaku Kabag.
Pemerintah Kab. Blitar.
Bahwa dari dana ajudikasi yang dikumpulkan oleh lurah/ kades yang
mengikuti program ajudikasi tersebut diberikan kepada terdakwa selaku
Kabag. Pemerintahan Kab. Blitar namun yang ada kwitansinya yaitu
tertanggal 15 Nopember 2006 sebesar Rp. 3.000.000,- dari Lurah Bence Kec.
Garum Kab. Blitar (Achmad Saiku, S.Sos dalam perkara terpisah) sebagai
17
partisipasi untuk tim Kab. Blitar dan kwitansi tertanggal 15 Desember 2006
sebesar Rp. 7.500.000,- dari Camat Garum (Drs. Basuki Rahmad Msi dalam
perkara terpisah) sebagai pertisipasi dari desa/ kel. Bence dana ajudikasi
namun yang lain tidak ada tanda terima/ kwitansi.
Bahwa program tersebut setelah dilaksanakan oleh kepala desa/ lurah serta
BPN Kab. Blitar dan banyak sertifikat yang sudah jadi terjadi gejolak di
masyarakat ternyata apa yang dijanjikan terdakwa bahwa penarikan Rp.
195.000,- ada payung hukumnya ternyata tidak ada dan pensertifikatan
tersebut tidak ada biayanya/ gratis karena biaya sudah ditanggung oleh Land
Management And Policy Development Program atau bantuan dari Bank Dunia
dan terdakwa selaku Kabag. Pemerintahan Kab. Blitar yang tergabung di
dalam Team Kordinasi mendapat honor dari bantuan Bank Dunia tersebut
dalam bulan Januari s/d Agustus 2006 dengan mata anggaran:
05.05.2603.9894.000/ 512112 dari bendahara BPN Kab. Blitar sebesar Rp.
2.040.000,- dan terdakwa juga mendapat honor dari bendahara BPN Kab.
Blitar dalam periode September 2006 s/d Nopember 2006 sejumlah Rp.
765.000,-
Dan terdakwa selaku Kabag. Pemerintahan Kab. Blitar atau selaku Pegawai
Negeri atau Penyelenggara Negara telah menerima hadiah berupa uang kurang
lebih sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) atau setidak – tidaknya
sekitar jumlah itu dan terdakwa menerima hadiah tersebut ada hubungannya
karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatan
terdakwa selaku Kabag. Pemerintahan Kab. Blitar atau selaku Tim
Koordinasi.
Perbuatan terdakwa melanggar pasal 11 Undang – Undang No. 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Undang – Undang No 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Menimbang, bahwa dalam pemeriksaan di persidangan, telah didengar
keterangan saksi-saksi di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:
Saksi 1. Joko Prasetyo, Spd
- Bahwa, saksi pernah diperiksa oleh Penyidik;
- Bahwa, saksi membenarkan keterangan yang telah diberikan di hadapan
Penyidik tersebut;
18
- Bahwa, saksi memberikan keterangan tentang ajudikasi (sertifikasi tanah)
tahun 2006;
- Bahwa, ajudikasi (sertifikasi tanah) merupakan program sertifikasi tanah
yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dari
bantuan Bank Dunia;
- Bahwa, sepengetahuan saksi ada program ajudikasi pada tahun 2006 di
Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, dengan pemohon
916 (sembilan ratus enam belas) orang;
- Bahwa, untuk menjadi pemohon (dalam program ajudikasi sertifikasi
tanah), dikenakan biaya sebesar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh
lima ribu rupiah);
- Bahwa, untuk mengikuti program ajudikasi sertifikasi tanah,
sepengetahuan saksi tidak dibebani biaya;
- Bahwa, saksi mengetahui tentang ajudikasi sertifikasi tanah tanpa dibebani
biaya, (mendapat informasi) dari BPN.;
- Bahwa, pada saat saksi sedang berwawancara di Radio Mayangkara, ada
tanggapan dari warga di Wlingi yang menyatakan tentang pemohon
program ajudikasi sertifikasi tanah, tidak dibebani biaya (gratis);
- Bahwa, saksi mendapat informasi dari beberapa warga masyarakat
Kelurahan Bence, pemohon ajudikasi dipungut biaya Rp. 195.000,00
(seratus sembilan puluh lima ribu rupiah), persertifikat dan mereka
meminta agar biaya tersebut dikembalikan;
- Bahwa, sepengetahuan saksi dari dana Rp. 195.000,00 (seratus sembilan
puluh lima ribu rupiah), untuk LPMK., sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh
ribu rupiah); untuk beli patok, setiap patok harganya Rp. 10.000,00
(sepuluh ribu rupiah); untuk beli materai 2 (dua) lembar, tiap lembar
harganya Rp. 7.000,00 (tujuh ribu); untuk Rukun Tetangga (RT) Rp.
10.000,00 (sepuluh ribu rupiah); untuk Lurah Rp. 25.000,00 (dua puluh
lima ribu rupiah) sampai dengan Rp. 35.000,00 (tiga puluh lima ribu
rupiah); untuk Camat Rp. 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) sampai
dengan Rp. 35.000,00 (tiga puluh lima ribu rupiah); untuk Pemerintah
Daerah Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah); serta pejabat lain;
- Bahwa, sepengetahuan saksi warga masyarakat tidak keberatan dengan
pungutan Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah), oleh
19
karena mengurus sertifikat dengan cara regular biayanya lebih besar
(sampai jutaan rupiah);
- Bahwa, warga masyarakat yang menjadi peserta program ajudikasi
(sertifikasi tanah) telah menerima sertifikat;
- Bahwa, setelah sertifikat terbit, saksi baru mengetahui tentang pengurusan
sertifikat melelaui program ajudikasi (sertifikasi tanah) tidak dibebani
biaya;
Saksi 2. Drs. Basuki Rahmat
- Bahwa, saksi sudah pernah diperiksa oleh Penyidik dalam perkara
tersebut;
- Bahwa, saksi membenarkan keterangan yang telah diberikan di depan
Penyidik;
- Bahwa, saksi dihadapkan ke persidangan tersebut oleh karena masalah
ajudikasi tahun 2006;
- Bahwa, saksi menjabat sebagai Camat Garum sejak tahun 2004 sampai
dengan tahun 2007;
- Bahwa, pada saat saksi menjabat sebagai Camat Garum, pernah diundang
rapat di Ruang Perdana (Gedung) Pemerintah Kabupaten Blitar, bersama
dengan camat – camat yang lain, yaitu: Camat Talun, Camat Selopuro,
Camat Gandusari, beserta Kepala Desa dan Kepala Kelurahan yang
wilayahnya menjadi lokasi pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi
tanah);
- Bahwa, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Petugas BPN. Kabupaten
Blitar, Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten Blitar, Bawasda, Kabag.
Pemerintahan, yaitu Agus Pramono Nugroho S.Sos MM;
- Bahwa, rapat tersebut dipimpin oleh terdakwa selaku Kabag.
Pemerintahan Kabupaten Blitar;
- Bahwa, rapat tersebut membahas tentang program ajudikasi (sertifikasi
tanah) dengan biaya yang disepakati dalam rapat tersebut sebesar Rp.
195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah) per bidang;
- Bahwa, dari danah tersebut sebanyak Rp. 15.000,00 (lima belas ribu
rupiah) per sertifikat untuk Pemerintah Daerah;
20
- Bahwa, dijanjikan akan diterbitkan payung hukum berupa surat keputusan
(SK) Bupati, atas pungutan sebesar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan
puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, termasuk
salah satu wilayah yang mendapat program ajudikasi;
- Bahwa, saksi pernah menerima uang yang berasal dari pungutan atas
ajudikasi (sertifikasi tanah) dari Kepala Kelurahan Bence, Kecamatan
Garum, Kabupaten Blitar (yang saat itu dijabat oleh Ahmad Saikhu),
sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh empat juta lima ratus ribu rupiah)
dan sejumlah Rp. 10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) dari
dana tersebut saksi serahkan kepada terdakwa sebagai Kepala Bagian
(Kabag) Pemerintahan Kabupaten Blitar;
- Bahwa, saksi menyerahkan dana tersebut kepada terdakwa melalui Heri
Subandrio (staf Kecamatan Garum) atas perintah saksi dan dicatat dalam
kwitansi;
- Bahwa, saksi membenarkan barang bukti berupa kwitansi yang
ditunjukkan (oleh Ketua Majelis Hakim) di persidangan;
- Bahwa, dalam sosialisasi yang diadakan atas program ajudikasi itu,
petugas BPN., tidak pernah menyampaikan secara tegas, tentang program
tersebut dibiayai oleh Bank Dunia;
Saksi 3. Akhmad Saikhu, S.Sos. Msi.
- Bahwa, saksi pernah diperiksa oleh Penyidik, sehubungan dengan perkara
tersebut;
- Bahwa, saksi membenarkan keterangan yang telah diberikan di hadapan
Penyidik tersebut;
- Bahwa, sepengetahuan saksi, terdakwa diajukan dalam perkara ajudikasi
(sertifikasi tanah) tahun 2006;
- Bahwa, saksi menjabat sebagai Kepala Kelurahan Bence sejak tahun 2003
sampai dengan tahun 2007;
- Bahwa, pada saat saksi menjabat sebagai Kepala Kelurahan Bence,
Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, saksi diundang rapat di ruang
Perdana (Gedung) Kabupaten Blitar bersama 16 (enam belas) Kepala
Kelurahan dan Desa yang wilayahnya menjadi lokasi pelaksanaan program
ajudikasi (sertifikasi tanah);
21
- Bahwa, dalam rapat tersebut penyampaian materi dilakukan oleh terdakwa
dan Petugas dari BPN Kabupaten Blitar;
- Bahwa, pada pokoknya terdakwa menyampaikan, sehubungan dengan
program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006, mengacu pada biaya
ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2005, seperti yang telah dilakukan di
Selopuro dan Wlingi, agar tidak ada kecemburuan (sosial);
- Bahwa, biaya yang dipungut itu, antara lain diperuntukan pembelian patok
setiap patok harganya Rp.10.000,00 (sepuluh ribu rupiah), pembelian
materai sebanyak 4 (empat) lembar dan biaya administrasi Pemerintah
Daerah (Pemda) sebesar Rp. 41.000,00 (empat puluh satu ribu rupiah) per
bidang;
- Bahwa, rapat di ruang Perdana tersebut ditindak lanjuti dengan rapat yang
diadakan di Kecamatan Garum. Rapat itu dipimpin oleh Camat Garum dan
dihadiri oleh terdakwa. Rapat itu membahas penegasan bagian biaya
ajudikasi (sertifikasi tanah) yang akan diserahkan untuk Pemerintah
Kabupaten, dari besaran Rp. 41.000,00 (empat puluh satu ribu rupiah) per
bidang, menjadi Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) per bidang dan
pemungutan biaya dalam program ajudikasi (sertifikasi tanah) akan di
buatkan payung hukumnya berupa SK Bupati atau Peraturan Daerah
(Perda);
- Bahwa, di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar,
terdapat 916 (sembilan ratus enam belas) pemohon yang ikut dalam
program ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon adalah: foto copy
Kartu Tanda Penduduk (KTP), foto copy Kartu Susunan Keluarga (KSK)
dan foto copy surat – surat tanah dan membayar biaya sebesar Rp.
195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, sebagian dana hasil pungutan biaya ajudikasi (sertifikasi tanah)
yang terkumpul itu, sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh empat juta lima
ratus ribu rupiah), saksi alokasikan (sediakan) untuk Camat Garum (pada
saat itu dijabat oleh Drs. Basuki Rahmad, M.Si), dan terdakwa dan
sepengetahuan saksi, oleh Camat Garum dana sebesar Rp. 10.500.000,00
(sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) diberikan kepada terdakwa;
- Bahwa, sebelum dana tersebut saksi serahkan kepada Camat Garum,
terdakwa pernah mengirim pesan dengan short message service (sms)
22
kepada saksi (dengan menggunakan hand phone), untuk menanyakan dana
partisipasi dari (program) ajudikasi (sertifikasi tanah). saksi menjawab
“belum terealisasi”;
- Bahwa, beberapa hari kemudian Heri Subandrio datang atas perintah
Camat Garum untuk mengambil dana partisipasi itu;
- Bahwa, saksi menyerahkan dana sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh
empat juta lima ratus ribu rupiah), kepada Camat Garum dicatat dalam
kwitansi;
- Bahwa, dana tersebut diambil oleh Heri Subandrio atas perintah Camat
Garum, yang disampaikan dalam 2 (dua) kesempatan, pada penyerahan
yang pertama sebesar Rp. 22.500.000,00 (dua puluh dua juta lima ratus
ribu rupiah), dalam kesempatan yang ke 2 (dua) dana yang diserahkan,
sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah);
- Bahwa, para peserta ajudikasi (sertifikasi tanah) telah menerima sertipikat;
- Bahwa, sebagai anggota Team Ajudikasi (sertifikasi tanah), saksi bertugas
meneliti berkas - berkas permohonan pengajuan ajudikasi tersebut;
- Bahwa, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Blitar, mengadakan
sosialisasi sebanyak 5 (lima) kali sehubungan dengan program ajudikasi
(sertifikasi tanah), akan tetapi tidak menyinggung masalah biaya;
- Bahwa, saksi dalam program ajudikasi (sertifikasi tanah) tersebut
menerima dana lebih kurang Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dari BPN;
Saksi 4. Hery Subandrio, S.Sos.
- Bahwa, saksi sudah pernah diperiksa oleh Penyidik ;
- Bahwa, saksi membenarkan keterangan yang sudah pernah diberikan di
hadapan Penyidik;
- Bahwa, saksi menerangkan tentang ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun
2006;
- Bahwa, pada tahun 2006, saksi menjabat sebagai Kepala Seksi (Kasi)
Pemerintahan pada Kantor Kecamatan Garum;
- Bahwa, di Kecamatan Garum desa yang mendapat program ajudikasi
(sertifikasi tanah) adalah: Desa Pojok, Sumberdiren, Garum, Tingal, dan
Bence;
- Bahwa, sebelum pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun
2006, pernah diadakan sosialisasi di ruang Perdana (Gedung Kantor)
23
Kabupaten Blitar, yang antara lain mengenai pungutan sebesar Rp.
195.000,00 per bidang;
- Bahwa, saksi pernah datang ke Kelurahan Bence atas perintah Camat
Garum, untuk menerima dana sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh empat
juta lima ratus ribu rupiah), oleh karena pada saat itu Camat Garum sedang
mengikuti Spama;
- Bahwa, dana tersebut saksi terima dari Staf Kelurahan (Bence) yang
bernama Sri Nurhandayani;
- Bahwa, menurut keterangan Bu Nurhandayani, dana tersebut merupakan
dana partisipasi dari (dana) ajudikasi (sertifikasi tanah) untuk Kecamatan
(Garum) dan Kabupaten (Blitar);
- Bahwa, atas perintah Camat Garum, dana (uang) yang saksi terima sebesar
Rp. 10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah), saksi serahkan
kepada terdakwa secara bertahap;
- Bahwa, tahap pertama penyerahan dari dana tersebut pada tanggal 15
Nopember 2006, sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) dan tahap
kedua pada tanggal 15 Desember 2006, sebesar 7.500.000,00 (tujuh juta
lima ratus ribu rupiah);
- Bahwa, (dari dana tersebut) Camat Garum juga memberi Kapolsek
sebanyak Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) kemudian ditambah lagi
sebanyak Rp. 1.000.000,00; untuk Danramil sebanyak Rp. 1.000.000,00
(satu juta rupiah); untuk Wiyono, staf Polsek sebanyak Rp. 250.000,00
(dua ratus lima puluh ribu rupiah), untuk bantuan mushola sebanyak Rp.
250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah), sedangkan untuk Camat
Garum sejumlah Rp. 9.000.000,00 (sembilan juta rupiah);
- Bahwa, dana partisipasi untuk Kapolsek, diserahkan pada tanggal 13
Desember 2006 dan dana partisipasi untuk Danramil diserahkan pada
tanggal 15 Desember 2006;
- Bahwa, pada saat saksi menyerahkan dana kepada terdakwa, saksi
menjelaskan dana tersebut adalah dana partisipasi dari Kelurahan Bence;
- Bahwa, saksi menyerahkan dana tersebut kepada terdakwa di ruang
(Bagian) Pemerintahan Kabupaten Blitar dan pada saat itu saksi bertemu
dengan terdakwa sendiri;
- Bahwa, dalam rangka program ajudikasi (sertifikasi tanah) ada, sosialisasi
di tiap desa;
24
- Bahwa, saksi mengenali barang bukti berupa kwitansi sebanyak 2 (dua)
lembar, dan membenarkan bukti tersebut;
Saksi 5. Dwiyono Santoso, SE
- Bahwa, saksi sudah pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang
saksi berikan di Penyidik saksi benarkan;
- Bahwa, sepengetahuan saksi, terdakwa diajukan ke persidangan tersebut,
oleh karena permasalah pelaksanaan ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun
2006;
- Bahwa, saksi menjabat sebagai Lurah Sumberdiren pada tahun 2006;
- Bahwa, pada 24 Juli 2006, saksi diundang rapat di ruang Perdana di
(Gedung Pemerintahan) Kabupaten Blitar, bersama dengan 16 (enam
belas) Kepala Desa dan Kelurahan yang lain;
- Bahwa, rapat tersebut dihadiri juga oleh terdakwa (dari pihak pemerintah
Kabupaten), sebagai pemimpin rapat dan dari BPN Kabupaten Blitar
adalah Pak Badrus;
- Bahwa, dalam rapat tersebut, terdakwa menyampaikan, antara lain,
sebagai berikut:
evaluasi ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2005
partisipasi untuk ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2005 berjalan
lancar, sehingga untuk partisipasi ajudikasi (sertfikasi tanah) tahun
2006 dibuat sama;
ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006, tersebut supaya segera
disosialisasikan kepada masyarakat;
mengenai payung hukum ajudikasi (sertifikasi tanah) tersebut akan
segera diusahakan;
- Bahwa, dalam rapat tersebut, Petugas dari BPN., menyampaikan secara
tehnis, mengenai syarat – syarat permohonan dan juga menyinggung
tentang biaya (administrasi) di BPN. Gratis, kalau ditingkat desa/
kelurahan memerlukan biaya pendukung dipersilahkan bermusyawarah di
tingkat kelurahan;
- Bahwa, pemohon ajudikasi (sertifikasi tanah) di Desa Sumberdiren
(dibebani) membayar biaya Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima
ribu rupiah);
25
- Bahwa, semua pemohon (ajudikasi sertifikasi tanah) membayar biaya atas
pungutan tersebut;
- Bahwa, pada saat rapat di tingkat kecamatan, untuk dana partisipasi
Pemerintah Kabupaten ditentukan Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah)
per bidang;
- Bahwa, pada saat rapat di Kecamatan Garum dihadiri oleh (Kepala Desa/
Lurah) dari Desa Sumberdiren, Desa Garum, Desa Tingal dan Kelurahan
Bence;
- Bahwa, di desa Sumberdiren saksi mensosialisasikan program ajudikasi
(sertifikasi tanah) tentang biaya di BPN., adalah gratis, saksi mengetahui
hal tersebut dari BPN;
- Bahwa, dalam ajudikasi (sertifikasi tanah), saksi adalah sebagai Ketua
Pelaksana;
- Bahwa, setelah (program ajudikasi sertifikasi tanah) hampir selesai saksi
diberi honor sebesar Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah);
- Bahwa, rincian dari (peruntukan) dana Rp. 195.000,00 (seratus sembilan
puluh lima ribu rupiah) yang menentukan dari masing – masing
kecamatan;
- Bahwa, pada saat diadakan rapat di kecamatan, pos – pos rincian (dari
dana yang dipungut dari peserta ajudikasi) ditentukan berdasarkan
kesepakatan, tiap keluruhan mungkin berbeda satu dengan yang lain;
- Bahwa, setelah adanya pelantikan Tim Ajudikasi, pihak BPN tidak
memberitahukan adanya bantuan Bank Dunia;
- Bahwa, pada saat rapat di ruang Perdana, petugas BPN., menyampaikan
ada yang harus dibiayai oleh pemohon (ajudikasi sertifikasi tanah) seperti
materai dan patok;
- Bahwa, di Desa (tempat berdiam), saksi, pemohon ajudikasi (sertifikasi
tanah) ada yang tidak bisa membayar, sebanyak 9 (sembilan) pemohon, 8
(delapan) diantaranya fasilitas umum dan 1 (satu) dari pemohon individu
(perseorangan);
Saksi 6. Moch. Mubasir
- Bahwa, saksi sudah pernah diperiksa dihadapan Penyidik dan saksi
membenarkan keterangan yang telah saksi berikan tersebut;
26
- Bahwa, saksi diajukan ke persidangan sehubungan dengan permasalahan
pelaksanaan ajudikasi tahun 2006;
- Bahwa, pada tahun 2006, saksi menjabat sebagai Kepala Desa Tingal;
- Bahwa, dalam program ajudikasi (sertifikasi tanah), saksi sebagai anggota
Tim Ajudikasi yang dilantik pada tanggal 19 Juli 2006, oleh Kepala BPN
Kabupaten Blitar;
- Bahwa, di Desa Tingal ada program ajudikasi (sertifikasi tanah) pada
tahun 2006;
- Bahwa, ada 400 (empat ratus) pemohon ajudikasi (sertifikasi tanah) di
Desa Tingal;
- Bahwa, persyaratan untuk menjadi peserta ajudikasi (sertifikasi tanah)
tersebut adalah: foto copy KTP., foto copy KK., SPPT., surat – surat
tanah, dan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 195.000,00 (seratus
sembilan puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, besar biaya pendaftaran tersebut saksi peroleh dari Sekretaris Desa
Tingal, yang pada waktu itu mewakili saksi hadir dalam rapat di ruang
Perdana tersebut;
- Bahwa, Sekretaris Desa Tingal tersebut melaporkan kepada saksi, dalam
rapat tersebut (antara lain) membicarakan dana yang dipungut dari peserta
ajudikasi (sertifikasi tanah) adalah sebesar Rp. 195.000,00 (seratus
sembilan puluh lima ribu rupiah), supaya disosialisasikan kepada
masyarakat;
- Bahwa, dari dana pungutan tersebut, saksi menyerahkan Rp. 30.000,00
(tiga puluh ribu rupiah) per bidang;
Saksi 7. Handoko
- Bahwa, saksi sudah pernah diperiksa oleh Penyidik, dan saksi
membenarkan keterangan yang telah saksi berikan tersebut;
- Bahwa, terdakwa diajukan di persidangan, oleh karena permasalahan
pelaksanaan ajudikasi tahun 2006;
- Bahwa, saksi sudah menjabat sebagai Kepala Desa Pojok pada tahun 2006,
sampai dengan sekarang (pada saat memberikan kesaksian di
persidangan), dalam program ajudikasi (sertifikasi tanah), saksi sebagai
anggota Tim Ajudikasi yang sudah dilantik oleh BPN., Kabupaten Blitar;
27
- Bahwa, saksi pernah diundang rapat di ruang Perdana Pemerintah
Kabupaten Blitar pada tanggal 24 Juli 2006;
- Bahwa, rapat tersebut dipimpin oleh terdakwa;
- Bahwa, hal yang dibicarakan dalam rapat tersebut adalah program
ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006, mengacu pada pelaksanaan
Program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2005, seperti yang
dilaksanakan di Kecamatan Wlingi dan Kecamatan Selopuro,;
- Bahwa, biaya ajudiaksi (sertifikasi tanah) tahun 2005, di Wlingi dan
Selopuro ditetapkan sebesar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima
ribu rupiah);
- Bahwa, untuk (dana) partisipasi Pemerintah Daerah (Pemda) mengacu
pada pelaksanaan di Wlingi dan Selopuro;
- Bahwa, di Desa Pojok ada 800 (delapan ratus) bidang tanah yang diajukan
dalam program ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, di Desa Pojok peserta ajudikasi (sertifikasi tanah) membayar
semua, selain fasilitas umum;
- Bahwa, sebagian dana pendaftaran ajudikasi (sertifikasi tanah) tersebut,
antara Rp. 12.500,00 (dua belas ribu lima ratus rupiah) sampai dengan Rp.
17.500,00 (tujuh belas lima ratus rupiah), per bidang tanah, saksi serahkan
kepada Camat Garum;
- Bahwa, sebagai anggota Tim Ajudikasi (sertifikasi tanah), saksi mendapat
honor dari BPN., lebih kurang Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
Saksi 8. Hadi Sudarmawan
- Bahwa, saksi sudah pernah diperiksa di Penyidik dan keterangan yang
diberikan, saksi benarkan;
- Bahwa, terdakwa diajukan ke persidangan, sehubungan dengan
permasalahan pelaksanaan ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006;
- Bahwa, saksi menjabat sebagai Sekretaris Desa Tingal sejak tahun 1992
sampai dengan sekarang;
- Bahwa, saksi pernah menghadiri rapat di ruang Perdana Pemerintah
Kabupaten Blitar pada tanggal 24 Juli 2006, mewakili Kepala Desa Tingal
- Bahwa, rapat tersebut dipimpin oleh terdakwa, pada pokoknya membahas
tentang ajudikasi (sertifikasi tanah), biaya di BPN., dibiayai oleh Bank
Dunia, sedangkan untuk operasional (biayanya) supaya dimusyawarahkan;
28
- Bahwa, di Desa Tingal pada tahun 2006, ada program ajudikasi (sertifikasi
tanah);
- Bahwa, di Desa Tingal ada 400 (empat ratus) pemohon ajudikasi
(sertifikasi tanah);
- Bahwa, pada waktu (rapat) itu, ada undangan (peserta rapat) yang bertanya
tentang payung hukum (pemungutan) biaya ajudikasi (sertifikasi tanah),
pada saat itu dijawab dengan kata – kata “akan diusahakan payung
hukumnya”
- Bahwa, sampai program ajudikasi (sertifikasi tanah) selesai, payung
hukum (atas pungutan terhadap peserta judikasi sertifikasi tanah) belum
selesai;
Saksi 9. Sutanti
- Bahwa, saksi sudah pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang
telah diberikan tersebut, saksi benarkan;
- Bahwa, saksi memberikan keterangan sehubungan dengan program
ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006;
- Bahwa, dalam program ajudikasi (sertifikasi tanah), saksi sebagai
bendahara program ajudikasi (sertifikasi tanah) yang dutunjuk berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Blitar Nomor: 09/
VIII/ LMPDP/ 2006, tertanggal 04 Agustus 2006;
- Bahwa, saksi sebagai bendahara bertugas untuk mengelola dan
menyetorkan uang kepada yang berhak;
- Bahwa, program ajudikasi (sertifikasi tanah) ini di biayai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Bank Dunia;
- Bahwa, biaya yang disediakan sebesar Rp. 1.666.000.000,00 (satu milyar
enam ratus enam puluh enam juta rupiah) dan dana pendamping sebesar
Rp. 382.946.000,00 (tiga ratus delapan puluh dua juta sembilan ratus
empat puluh enam ribu rupiah);
- Bahwa, target program ajudikasi (sertifikasi tanah) adalah 15.000 (lima
belas ribu) sertifikat;
- Bahwa, program ajudikasi (sertifikasi tanah) tidak mencapai target;
- Bahwa, terdakwa adalah sebagai Tim Koordinasi yang bertindak sebagai
mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dalam program ajudikasi
(sertifikasi tanah);
29
- Bahwa, sebagai tim koordinasi (ajudikasi sertifikasi tanah), terdakwa
mendapat honor tidak tetap dalam rangka pelaksanaan proyek LMPDP/
Ajudikasi (sertifikasi tanah) bulan Januari 2006 sampai dengan bulan
Agustus 2006 sebesar Rp. 2.040.000,00 (dua juta empat puluh ribu rupiah)
dan Rp. 765.000,00 (tujuh ratus enam puluh lima ribu rupiah),
- Bahwa, untuk masyarakat yang mengajukan untuk pendaftaran ajudikasi
(sertifikasi tanah) biaya untuk BPN., tidak ada, berdasarkan surat dari
BPN., pusat;
- Bahwa, untuk materai dan patok tidak dibiayai oleh Bank Dunia;
- Bahwa, saksi mengenali barang bukti berupa 1 (satu) lembar foto copy
dileges daftar penerimaan uang honor tidak tetap dalam rangka
pelaksanaan proyek LMDP/ ajudikasi (sertifikasi tanah) bulan Januari
sampai dengan Agustus 2006, mata anggaran
05.05.2603.9894.0001.512112 dan 1 (satu) lembar foto copy dileges daftar
penerimaan uang honor tidak tetap dalam rangka pelaksanaan proyek
LMDP/ ajudikasi (sertifikasi tanah) bulan Januari sampai dengan Agustus
2006, mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512112;
Saksi 10. Misbachusurur
- Bahwa, saksi sudah pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang
telah diberikan, saksi benarkan;
- Bahwa, saksi memberikan keterangan sehubungan dengan pelaksanaan
program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006;
- Bahwa, saksi adalah staf BPN., (Kabupaten Blitar);
- Bahwa, pelaksanaan program LMDP/ ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun
2006 di Kabupaten Blitar, berdasarkan pada SK (Surat Keputusan) Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor: 108 – IV – 2006, tertanggal 21 April
2006;
- Bahwa yang ditunjuk untuk melaksanakan program ajudikasi (sertifikasi
tanah) ada 19 (sembilan belas) Desa/ Kelurahan, diantaranya: 1.) Desa
Mandesan; 2.) Desa Selopuro; 3.) Desa Duren; 4.) Desa Sragi; 5.) Desa
Kaweron; 6.) Desa Bajang; 7.) Desa Bence; 8.) Desa Tingal; 9.) Desa
Garum; 10.) Desa Slorok; 11.) Desa Pojok; 12.) Desa/ Kalurahan
Tawangsari; 13.) Kelurahan Sumberdiren; 14.) Desa Gandusari; 15.) Desa
30
Butun; 16.) Desa Tambakan; 17.) Desa Kotes; 18.) Desa Gondang; 19.)
Desa Sumberagung;
- Bahwa, menurut laporan semua desa/ kelurahan yang melaksanakan
program ajudikasi (sertifikasi tanah) telah melaksanakan sosialisasi kepada
masyarakat;
- Bahwa, menurut laporan, BPN., telah melaksasanakan sosialisasi;
- Bahwa, SK BPN., ada menyebutkan biaya ajudikasi (sertifikasi tanah)
adalah Rp. 0,00 (nol rupiah);
- Bahwa, saksi tidak ikut tim ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, biaya ajudikasi (sertifikasi tanah Rp. 0,00 (nol rupiah) adalah
biaya di BPN., sedangkan untuk persyaratan yang lain, ditanggung oleh
pemohon;
- Bahwa, BPN., melaksanakan sosialisasi kepada Kepala Desa lokasi tempat
program ajudikasi (sertifikasi tanah) dilaksanakan, saksi mengetahui dari
surat yang ditandatangani oleh Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Tata Usaha
(TU), yang ditujukan langsung kepada Desa Lokasi;
- Bahwa, dalam laporan akhir pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi
tanah) tidak ada yang mengenai pungutan sebesar Rp. 195.000,00 (seratus
sembilan puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, dalam laporan akhir tidak menyebutkan berapa kali penyuluhan
(ajudikasi sertifikasi tanah) dilaksanakan BPN.;
- Bahwa, program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006 di Kabupaten
Blitar, dari target 15000 (lima belas ribu) sertifikat, hanya tercapai 8.800
(delapan ribu delapan ratus) sertifikat;
- Bahwa, laporan atas pelaksanaan ajudikasi (sertifikasi tanah) tersebut
dikirim ke Kantor Wilayah (Kanwil), ke BPN., Pusat dan BPKP (Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan);
- Bahwa, untuk ajudikasi (sertifikasi tanah), petugas ukur dilakukan oleh
tenaga kontrak (pihak ketiga);
Saksi 11. Mulyono SH. Msi.
- Bahwa, saksi pernah diperiksa di Penyidik dan keterangan yang telah
diberikan tersebut, saksi benarkan;
- Bahwa, saksi memberi keterangan sehubungan dengan pelaksanaan
program ajudikasi (sertifikasi tanah);
31
- Bahwa, saksi pada tahun 2006 menjabat sebagai Camat Selopuro;
- Bahwa, pada tahun 2006, di Kecamatan Selopuro dilaksanakan program
ajudikasi (sertifikasi tanah) di Desa Mronjo dan di Desa Mandesan;
- Bahwa, saksi pernah menghadiri rapat di ruang Perdana Pemerintah
Kabupaten Blitar, sebelum pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi
tanah) pada tahun 2006;
- Bahwa, yang memimpin rapat di ruang Perdana itu adalah terdakwa, serta
dihadiri petugas dari BPN., yang bernama Badrus;
- Bahwa, dalam rapat tersebut, disampaikan terdakwa akan diusahakan
payung hukum (untuk program ajudikasi sertifikasi tanah tersebut);
- Bahwa, saksi sebagai tim ajudikasi (sertifikasi tanah), setelah program
tersebut selesai, saksi diberi honor oleh petugas dari BPN;
- Bahwa, saksi lupa berapa dana yang saksi terima waktu itu;
- Bahwa, untuk pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah) di
Kecamatan Selopuro, pungutan biaya Rp. 195.000,00 (seratus sembilan
puluh lima ribu rupiah), sepengetahuan saksi merupakan hasil pertemuan
para Kepala Desa di Kantor Desa Popoh;
- Bahwa, pada saat rapat para kepala desa itu diadakan, saksi tidak tahu dan
tidak diundang;
- Bahwa, para kepala desa baik secarta dinas dan secara pribadi tidak
mengakui (adanya rapat tersebut) dan saksi mengetahui ada pungutan Rp.
195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah) dari surat kabar;
- Bahwa, pelaksanaan ajudikasi (sertifikasi tanah) di Selopuro mengacu
pada Surat Bupati, yang antara lain, intinya biaya ajudikasi (sertifikasi
tanah) Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah), lebih dari
itu, harus dikembalikan dan (untuk pungutan tersebut) supaya dibuatkan
Perdes (Peraturan Desa);
Saksi 12. Zenal Mu’min
- Bahwa, saksi pernah memberikan keterangan di Penyidik dan keterangan
tersebut saksi benarkan;
- Bahwa, saksi memberikan keterangan yang berkenaan dengan pelaksanaan
program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006;
- Bahwa, pada tahun 2006, saksi adalah Pelaksana Harian Lurah Kaweron;
32
- Bahwa, di Kelurahan Kaweron pada tahun 2006, melaksanakan program
ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, peserta ajudikasi (sertifikasi tanah) dipungut biaya sebesar Rp.
195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, dalam rangka pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah),
BPN., pernah sekali memberikan sosialisasi kepada masyarakat;
- Bahwa, dalam sosialisasi oleh BPN., kepada masyarakat, dalam
pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006, untuk BPN.,
tidak ada biaya, namun untuk biaya materai dan patok, harus ditanggung
oleh para pemohon;
- Bahwa, dalam program ajudikasi (sertifikasi tanah) tersebut, saksi sebagai
Tim Peneliti dan mendapat honor Rp. 1000,00 (seribu rupiah), per berkas;
- Bahwa, untuk pengadaan patok dikoordinir Kelurahan, harga per patok
Rp. 6000,00 (enam ribu rupiah), per bidang mem butuhkan 4 (empat)
patok;
- Bahwa, pemohon ajudikasi (sertifikasi tanah) dibebani biaya Rp.
195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah), berdasarkan
informasi hasil pertemuan di ruang Perdana Pemerintah Kabupaten Blitar;
Saksi 13. Maryono
- Bahwa, saksi pernah diperiksa di Penyidik dan keterangan yang telah
diberikan, saksi benarkan;
- Bahwa, saksi diperiksa di Penyidik, sehubungan dengan pelaksanaan
program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006;
- Bahwa, pada tahun 2006, saksi masih menjabat sebagai Kepala Desa
Gandusari dan berhenti pada tanggal 25 Maret 2007;
- Bahwa, pada tahun 2006 di Desa Gandusari ada pelaksanaan program
ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, saksi pernah mengikuti rapat di ruang Perdana Pemerintah
Kabupaten Blitar, sebelum pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi
tanah) tahun 2006;
- Bahwa, pada saat terdakwa memimpin rapat di ruang Perdana tersebut,
terdakwa hadir atas nama Bupati;
- Bahwa, rapat di ruang Perdana tersebut pada intinya antara lain,
pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006, mengacu
33
pada pelaksanaan ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2005, seperti yang
dilaksanakan di Kecamatan Wlingi, yaitu setiap pemohon ajudikasi
(sertifikasi tanah) dibebani pungutan sebesar Rp. 195.000,00 (seratus
sembilan puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, di Kecamatan Gandusari, ada 5 (lima) desa yang mendapat
program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006;
- Bahwa, di Desa Gandusari ada 419 (empat ratus sembilan belas) pemohon
ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, setiap pemohon ajudikasi (sertifikasi tanah) tersebut dibebani
pungutan sebesar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu
rupiah);
- Bahwa, pungutan Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu
rupiah), antara lain digunakan untuk: patok Rp. 40.000,00 (empat puluh
ribu rupiah); untuk materai Rp. 24.000,00 (dua puluh empat ribu rupiah);
untuk Kecamatan Rp. 15.000,00 (lima belas ribu rupiah); untuk Kabupaten
Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) berdasarkan hasil rapat lembaga
Desa;
- Bahwa, tidak semua peserta membayar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan
puluh lima ribu rupiah), dan tetap dilayani;
- Bahwa, dari dana pungutan peserta ajudikasi (sertifikasi tanah), saksi
menyerahkan kepada terdakwa 2 (dua) kali, yang pertama sebanyak Rp.
6000.000,00 (enam juta rupiah) dan yang kedua sebesar Rp. 6.000.000,00
(enam juta rupiah), saksi serahkan sendiri di Kantor Kecamatan Gandusari
tanpa kwitansi;
- Bahwa, saksi mendapat bagian sebesar Rp. 20.000,00 (dua puluh ribu
rupiah) dari (pungutan) peserta ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, sebagai Tim Ajudikasi (sertifikasi tanah), saksi menerima honor
dari BPN., sebesar Rp. 175.000,00 (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, saksi menyerahkan dana Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)
kepada terdakwa, dalam kapasitas terdakwa sebagai Pelaksana Harian
Camat dan juga untuk (Pemerintah Daerah) Kabupaten;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 160 Ayat (1) huruf
(c) Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), maka didengar
keterangan saksi (yang menguntungkan) yang diajukan oleh Pihak Penasehat
34
Hukum terdakwa, yang memberikan keterangan di persidangan di bawah
sumpah, yang pada pokoknya sebagai berikut:
Saksi 14. Sulis Widoyono
- Bahwa, pada tahun 2005, saksi menjabat sebagai Perangkat Desa
Jatitengah;
- Bahwa, pada tahun 2005 di Desa Jatitengah, dilaksanakan program
ajudikasi;
- Bahwa, pada hari Kamis tanggal 30 Juni 2005, di Kantor Desa Popoh, ada
pertemuan yang dihadiri oleh 6 (enam) Kepala Desa di Kecamatan
Selopuro yang melaksanakan program ajudikasi (sertifikasi tanah),
pertemuan tersebut dihadiri oleh Pak Badrus dari BPN., Blitar, yang
menyampaikan sosialisasi yang intinya, di Kecamatan Selopuro ada 6
(enam) Desa/ Kelurahan yang mendapat program ajudikasi (sertifikasi
tanah) tahun 2005;
- Bahwa, dalam pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun
2005, biaya di BPN., tidak ada oleh karena dibiayai oleh Bank Dunia;
- Bahwa, 6 (enam) kepala desa yang menghadiri pertemuan di Kantor Desa
Popoh tersebut, antara lain: dari Desa Popoh, Desa Jambewangi, Desa
Ploso, Desa Jatitengah, Desa Selopuro;
- Bahwa, dalam pertemuan tersebut, pak Badrus menyampaikan tentang
biaya ajudikasi (sertifikasi tanah) tidak ada oleh karena biaya untuk BPN.,
dibiayai Bank Dunia, sedangkan untuk persyaratan yang harus dipenuhi
oleh pemohon untuk mendaftar biayanya dibebankan kepada pemohon
ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, dalam rapat itu disampaikan juga biaya pendaftaran untuk tanah
yang sudah ada akta biaya yang dipungut Rp. 139.000,00 (seratus tiga
puluh sembilan ribu rupiah); untuk tanah yang belum ada aktanya
dipungut biaya sebesar Rp. 195.000.00 (seratus sembilan puluh ribu
rupiah); untuk patok Rp. 40.000,00 (empat puluh ribu rupiah), untuk
materai Rp. 12.000,00 (dua belas ribu rupiah), untuk foto copy Rp.
50.000,00 (lima puluh ribu rupiah);
- Bahwa, setelah pertemuan itu, sore harinya 6 (enam) kepala desa beserta
sekretaris desa (sekdes) mengadakan pertemuan membahas penyampaian
35
Pak Badrus dari BPN., sehingga rincian biaya pungutan (peserta ajudikasi
sertifikasi tanah) itu adalah:
Untuk RT : Rp. 10.000,00
Untuk LPPD : Rp. 10.000,00
Untuk Camat : Rp. 5000,00
Untuk administrasi/ foto copy : Rp. 10.000.00
Untuk konsumsi : Rp. 13.500,00
Untuk materai : Rp. 12.000,00
Untuk patok : Rp. 40.000,00
Untuk leges : Rp. 37.000,00
Untuk Kades/ Perangkat/ Panitia : Rp. 57.500,00
- Bahwa, RT dalam program ajudikasi (sertifikasi tanah) dilibatkan, karena
mewakili warga dalam kerja sama dengan Kepala Desa;
- Bahwa, untuk ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2005, saksi ditunjuk
sebagai tim ajudikasi (sertifikasi tanah) dan mendapat honor sebesar Rp.
300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);
- Bahwa, pada tahun 2006, jabatan terdakwa adalah Kepala Bagian (Kabag)
Pemerintahan;
Saksi 15. Edi Muklison
- Bahwa, pada tahun 2005, saksi menjabat sebagai Kepala Desa
Jambewangi;
- Bahwa, pada tahun 2005, di Desa Jambewangi dilaksanakan program
ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, sebelum pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun
2005, saksi menghadiri pertemuan yang diadakan di Kantor Desa Popoh;
- Bahwa, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Pak Badrus dari BPN.,
Blitar yang menyampaikan sosialisasi, yang pada pokoknya yaitu: di
Kecamatan Selopuro ada 6 (enam) Desa/ Kelurahan yang mendapat
program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2005;
- Bahwa, dalam pelaksanaan program ajudikasi (ertifikasi tanah) itu, untuk
biaya di BPN., dibiayai oleh Bank Dunia, sedangkan untuk persyaratan
untuk mendaftar (sebagai peserta ajudikasi sertifikasi tanah) di BPN., tidak
dibiayai oleh Bank Dunia;
36
- Bahwa, pertemuan di Kantor Desa Popoh tersebut atas prakarsa Pak
Badrus tanpa melibatkan Camat;
- Bahwa, dalam pertemuan tersebut, saksi menanyakan kepada Pak Badrus
tentang persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta ajudikasi (sertifikasi
tanah) yang tidak dibiayai oleh Bank Dunia, oleh Pak Badrus, diberi
petunjuk, agar hal itu dibebankan kepada pemohon (ajudikasi sertifikasi
tanah) sebesar Rp. 195.000,00 dengan rinciannya;
- Bahwa, saksi dan kepala desa yang lain, mengikuti saran Pak Badrus
tersebut;
- Bahwa, pada tahun 2006, saksi masih menjabat sebagai Kepala Desa
Jambewangi;
- Bahwa, pada tahun 2006, Desa Mronjo dan Desa Mandesan mendapat
program ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, menurut Camat pada waktu itu, pungutan terhadap pemohon
(ajudikasi sertifikasi tanah) sebesar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan
puluh lima ribu rupiah), tidak ada dasar hukumnya (payung hukumnya),
sehingga Camat kemudian mengirim surat ke Kabupaten;
- Bahwa, rincian dari pemanfaatan pungutan Rp. 195.000,00 (seratus
sembilan puluh lima ribu rupiah), yaitu:
Patok : Rp. 40.000,00
Materai : Rp. 12.000,00
Foto copy : Rp. 50.000,00
Leges : Rp. 37.000,00
RT : Rp. 10.000,00
BPD : Rp. 10.000,00
Administrasi : Rp. 10.000,00
Camat : Rp. 7.500,00
Konsumsi : Rp. 13.500,00
Perangkat Desa : Rp. 57.500,00
- Bahwa, rincian tersebut tidak mutlak dilaksanakan oleh desa, dalam rapat
BPD., yang disetujui adalah dana partisipasi kepada Camat, sedangkan
kepada terdakwa tidak ada;
- Bahwa, masyarakat yang dibebani pungutan di desa (tempat saksi
bertugas) tidak ada yang berkeberatan dengan besar pungutan Rp.
195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah);
37
- Bahwa, uang leges sebesar Rp. 37.000,00 (tiga puluh tujuh ribu rupiah)
dari rincian dana Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu
rupiah), masuk ke kas desa;
- Bahwa, persyaratan yang ditanggung oleh pemohon (ajudikasi sertifikasi
tanah) antara lain: patok, materai, foto copy berkas;
Menimbang, bahwa di persidangan Terdakwa telah memberikan
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa, terdakwa sudah pernah diperiksa di Penyidik dan terdakwa
membenarkan keterangan yang telah diberikan tersebut;
- Bahwa, terdakwa membaca sendiri Berita Acara Pemeriksaan (atas diri
terdakwa) kemudian menandatangani berita acara tersebut;
- Bahwa, terdakwa tidak mengalami pemaksaan atau penekanan (selama
diperiksa oleh Penyidik);
- Bahwa, terdakwa menjabat sebagai Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan
Kabupaten Blitar sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009;
- Bahwa, sebagai Kabag Pemerintahan, terdakwa bertugas membantu
Bupati menyelenggarakan pemerintahan secara administratif;
- Bahwa, seingat terdakwa program ajudikasi (sertifikasi tanah)
dilaksanakan di Kecamatan Gandusari, Kecamatan Garum, Kecamatan
Selopuro, Kecamatan Kanigoro;
- Bahwa, pernah ada masalah dalam pelaksanaan program ajudikasi
(sertifikasi tanah) pada tahun 2005, di Kecamatan Selopuro dan di
Kecamatan Wlingi, karena ada perbedaan pungutan (terhadap peserta
ajudikasi sertifikasi tanah);
- Bahwa, atas hal tersebut Bawasda., memberikan rekomendasi yang
kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Bupati;
- Bahwa, salinan surat bupati tersebut disampaikan kepada terdakwa sebagai
Kabag Pemerintahan;
- Bahwa, hal yang direkomendasikan dalam surat bupati tersebut, oleh
terdakwa direkomendasikan dalam rapat di ruang Perdana tersebut;
- Bahwa, pada pokoknya (sepengetahuan terdakwa), isi surat bupati itu,
antara lain menentukan, pungutan sebesar Rp. 195.000,00, apabila lebih
dari itu supaya dikembalikan, dan supaya (pungutan tersebut) dibuatkan
Peraturan Desa (Perdes);
38
- Bahwa, di dalam rapat di ruang perdana tersebut dihadiri oleh camat –
camat dan para kepala desa/ kelurahan yang melaksanakan program
ajudikasi (sertifikasi tanah);
- Bahwa, dari pihak BPN., hadir Pak Badrus Hendarto, sedangkan dari
Komisi I (DPRD Kabupaten Blitar) Pak Sukamdi;
- Bahwa, dalam rapat tersebut terdakwa menyampaikan evaluasi ajudikasi
(sertifikasi tanah) tahun 2005 di Kecamatan Selopuro dan Kecamatan
Wlingi, oleh karena ada perbedaan (besaran pungutan terhadap peserta
ajudikasi sertifikasi tanah);
- Bahwa, yang menentukan besaran pungutan untuk pemohon ajudikasi
(sertifikasi tanah) adalah kesepakatan kepala desa/ kelurahan tersebut;
- Bahwa, dalam proyek ajudikasi (sertifikasi tanah) ini, terdakwa termasuk
dalam koordinator, termasuk Asisten (Bupati) dan Sekretaris Daerah
(Kabupaten Blitar);
- Bahwa, sebagai koordinator dalam program ajudikasi (sertifikasi tanah),
terdakwa mendapat honor, yang terdakwa terima sebanyak 2 (dua) kali;
- Bahwa, sebagai koordinator, terdakwa telah menyampaikan informasi
kepada tim (ajudikasi sertifikasi tanah), tentang biaya pengurusan
(ajudikasi sertifikasi tanah) di BPN., dibiayai oleh Bank Dunia, sedangkan
untuk syarat pendaftaran seperti patok, materai, legalisir Rt, Rw, biayanya
ditanggung oleh pemohon;
- Bahwa, terdakwa pernah menerima dana partisipasi yang disampaikan
oleh Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Kecamatan Garum, yaitu Hery
Subandrio, yang pertama sebesar Rp. 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) dan
yang kedua sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah);
- Bahwa, dana tersebut diterima dengan bukti tanda terima (kwitansi),
untuk dana Rp. 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) sudah ada tulisannya
(pada saat terdakwa tandatangani) sedangkan untuk kwitansi dana yang
sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) pada saat
terdakwa tandatangani, masih kosong;
- Bahwa, terdakwa tidak mengetahui, menerima dana sebesar Rp.
10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) dalam kapasitas apa
dan dana tersebut digunakan sebagai dana non budgeter;
- Bahwa, sampai dengan program ajudikasi (sertifikasi tanah) tersebut
selesai, payung hukum untuk pungutan tersebut belum ada;
39
- Bahwa, dana partisipasi yang terdakwa terima sebesar Rp. 10.500.000,00
(sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) tidak terdakwa laporkan kepada
Bupati, akan tetapi terdakwa simpan di Bendahara, untuk sewaktu – waktu
terdakwa gunakan;
Menimbang, bahwa di persidangan, Jaksa Penuntut Umum telah
mengajukan pula alat bukti berupa:
- Foto copy, Petikan Keputusan Bupati Blitar Nomor: 820/ 658/ 409.201/
2005 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural tertanggal 30 Juni
2005;
- Foto copy, Lampiran Keputusan Bupati Blitar Nomor: 820/ 658/ 409.201/
2005 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural tertanggal 30 Juni
2005;
- Foto copy, Surat Pernyataan Pelantikan Nomor: 821.2/ 619/ 409.201/
2005, tertanggal 04 Juli 2005 (Anak Lampiran 1 – 1 Keputusan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002, tertanggal 17 Juni
2002);
- Foto copy, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas Nomor: 821.2/ 620/
409.201/ 2005, tertanggal 04 Juli 2005;
- Foto copy Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional, nomor 108
Tahun 2006 tentang Penunjukkan Kelurahan/ Desa Di Propinsi Jawa
Timur Lokasi Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Sistematik Land
Management And Policy Development Program, Badan Pertanahan
Nasional, Tahun Anggaran 2006, tertanggal 21 April 2006;
- Foto Copy, Lampiran Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional,
nomor 108 Tahun 2006, tertanggal 21 April 2006;
(terlampir dalam berkas);
Menimbang, bahwa di persidangan, Jaksa Penuntut Umum telah
mengajukan barang bukti berupa:
- 1 (satu) lembar kuitansi atas nama Kepala Kelurahan Bence, senilai Rp.
3.000.000,00 (tiga juta rupiah), untuk pembayaran “partisipasi untuk Tim
Kabupaten” yang ditandatangni oleh Agus P., tertanggal 15 Nopember
2006;
40
- 1 (satu) lembar kuitansi atas nama Camat Garum, senilai Rp. 7.500.000,00
(tujuh juta lima ratus ribu rupiah), untuk pembayaran “partisipasi dari
desa/ kelurahan Bence dana ajudikasi” yang ditandatangani oleh Agus,
tertanggal 15 Desember 2006;
- 1 (satu) lembar foto copy Daftar Penerimaan Honor tidak tetap dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ ajudikasi bulan Januari s/d Agustus
2006 mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512112., tertanggal 20
September 2006 (dilegalisir);
- 1 (satu) lembar foto copy Daftar Penerimaan Honor tidak tetap dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ ajudikasi bulan September s/d
Nopember 2006 mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512112., tertanggal
28 Desember 2006;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan
terdakwa, dihubungkan dengan alat bukti lain, serta barang bukti yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum dipersidangan, diperoleh fakta-fakta
sebagai berikut:
- Bahwa, pada tanggal 24 Juli 2006, bertempat di ruang Perdana Gedung
Pemerintah Kabupaten Blitar, (sebagaimana keterangan Saksi Hadi
Sudarmawan dan Saksi Handoko), diselenggarakan rapat yang dihadiri
oleh para camat serta para kepala desa/ kelurahan yang melaksanakan
program ajudikasi (sertifikasi tanah), dari pihak BPN., hadir Pak Badrus
Hendarto sedangkan dari Komisi I (DPRD Kabupaten Blitar), Pak
Sukamdi (sebagaimana keterangan terdakwa), juga terdakwa yang
memimpin rapat selaku Kabag Pemerintahan Kabupaten Blitar
(sebagaimana tertera dalam Foto copy, Petikan Keputusan Bupati Blitar
Nomor: 820/ 658/ 409.201/ 2005 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan
Struktural tertanggal 30 Juni 2005; Foto copy, Lampiran Keputusan Bupati
Blitar Nomor: 820/ 658/ 409.201/ 2005 tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Struktural tertanggal 30 Juni 2005; Foto copy, Surat Pernyataan
Melaksanakan Tugas Nomor: 821.2/ 620/ 409.201/ 2005, tertanggal 04
Juli 2005);
- Bahwa, dalam rapat tersebut di bahas antara lain: pelaksanaan program
ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006, mengacu pada biaya ajudikasi
41
(sertifikasi tanah) tahun 2005, seperti yang dilakukan di Kecamatan
Wlingi dan Selopuro;
- Bahwa, terdakwa dalam rapat itu menyampaikan isi Surat Bupati tentang
rekomendasi pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah) tersebut;
- Bahwa, sebagaimana surat Bupati (sepengetahuan terdakwa) yang pada
pokoknya antara lain menentukan, pungutan sebesar Rp. 195.000,00
(seratus sembilan puluh lima ribu rupiah), apabila lebih dari itu supaya
dikembalikan dan supaya (pungutan tersebut) dibuatkan Perdes-nya, maka
hal itulah yang terdakwa sampaikan di rapat di ruang perdana tersebut;;
- Bahwa, biaya (yang dibebankan kepada peserta) ajudikasi (sertifikasi
tanah) pada tahun 2005 di Kecamatan Wlingi dan Kecamatan Selopuro
ditetapkan sebesar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu
rupiah);
- Bahwa, disepakati dalam rapat tersebut pemohon ajudikasi (sertifikasi
tanah) dibebani biaya Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu
rupiah) per bidang;
- Bahwa, dijanjikan akan diterbitkan payung hukum berupa surat keputusan
(SK) Bupati untuk pungutan sebesar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan
puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, sebagaimana terungkap di persidangan, yang dibuktikan oleh
Penuntut Umum adalah penerimaan terdakwa dari dana ajudikasi
sertifikasi tanah di Kelurahan Bence, maka yang dipertimbangkan adalah
pemungutan dana ajudikasi di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum,
Kabupaten Blitar
- Bahwa, (untuk Kecamatan Garum) rapat di ruang Perdana tersebut,
ditindak lanjuti dengan rapat yang diadakan di Kecamatan Garum. Rapat
itu membahas penegasan bagian biaya ajudikasi (sertifikasi tanah) yang
akan diserahkan untuk Pemerintah Kabupaten sebesar Rp. 30.000,00 (tiga
puluh ribu rupiah) per bidang dan pemungutan tersebut akan dibuatkan
payung hukumnya berupa Surat Keputusan (SK) Bupati atau Peraturan
Daerah (Perda);
- Bahwa, di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar,
terdapat 916 (sembilan ratus enam belas) pemohon yang ikut ajudikasi
(sertifikasi tanah);
42
- Bahwa, persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon tersebut adalah:
foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP), foto copy Kartu Susunan
Keluarga (KSK) dan foto copy surat – surat tanah dan membayar biaya
sebesar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, saksi Hery Subandrio, S.Sos., (staf Kantor Kecamatan Garum)
pernah datang ke Kelurahan Bence atas perintah Camat Garum, untuk
menerima dana sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh empat juta lima
ratus ribu rupiah), yang saksi Hery Subandrio S.Sos., terima dari Sri
Nurhandayani (staf Kelurahan Bence pada saat itu);
- Bahwa, sebagian dana hasil pungutan biaya ajudikasi (sertifikasi tanah)
yang terkumpul itu, sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh empat juta lima
ratus ribu rupiah), diserahkan kepada Camat Garum (pada saat itu dijabat
oleh Drs. Basuki Rahmad, M.Si), ;
- Bahwa, atas perintah Camat Garum (pada saat itu dijabat oleh Drs. Basuki
Rahmad, M.Si), saksi Hery Subandrio, S.Sos., (yang pada saat itu
menjabat sebagai Kepala Seksi [Kasi] Pemerintahan pada Kantor
Kecamatan Garum), dana sebanyak Rp. 10.500.000.00 ( sepuluh juta lima
ratus ribu rupiah), dari dana sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh empat
juta lima ratus ribu rupiah) yang merupakan dana partisipasi untuk
Kecamatan Garum dan Pemerintah Kabupaten Blitar, diserahkan kepada
terdakwa;
- Bahwa, atas perintah Camat Garum, dana (uang) yang saksi Hery
Subandrio S.Sos., terima sebesar Rp. 10.500.000,00 (sepuluh juta lima
ratus ribu rupiah), saksi Hery Subandrio S.Sos., serahkan kepada terdakwa
secara bertahap;
- Bahwa, penyerahan dana tersebut kepada terdakwa dalam 2 (dua) tahap,
tahap pertama penyerahan dari dana tersebut pada tanggal 15 Nopember
2006, sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) dan tahap kedua pada
tanggal 15 Desember 2006, sebesar 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus
ribu rupiah);
- Bahwa, dana tersebut diterima dengan bukti tanda terima (kwitansi), untuk
dana Rp. 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) sudah ada tulisannya (pada saat
terdakwa tandatangani) sedangkan untuk kwitansi dana yang sebesar Rp.
3.500.000,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) pada saat terdakwa
tandatangani, masih kosong;
43
- Bahwa, dana tersebut diterima terdakwa sebagaimana tertera dalam 1
(satu) lembar kuitansi atas nama Kepala Kelurahan Bence, senilai Rp.
3.000.000,00 (tiga juta rupiah), untuk pembayaran “partisipasi untuk Tim
Kabupaten” yang ditandatangni oleh Agus P., tertanggal 15 Nopember
2006; serta, 1 (satu) lembar kuitansi atas nama Camat Garum, senilai Rp.
7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah), untuk pembayaran
“partisipasi dari desa/ kelurahan Bence dana ajudikasi” yang
ditandatangani oleh Agus, tertanggal 15 Desember 2006;
- Bahwa, dana partisipasi yang terdakwa terima sebesar Rp. 10.500.000,00
(sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) tidak terdakwa laporkan kepada
Bupati, akan tetapi terdakwa simpan di Bendahara, untuk sewaktu – waktu
terdakwa gunakan;
- Bahwa, program ajudikasi (sertifikasi tanah) ini dibiayai oleh APBN., dan
Bank Dunia;
- Bahwa, dana yang disediakan sebesar Rp. 1.666.000.000,00 (satu milyar
enam ratus enam puluh enam juta rupiah) dan dana pendamping sebesar
Rp. 382.946.000,00 (tiga ratus delapan puluh dua juta sembilan ratus
empat puluh enam ribu rupiah);
- Bahwa, target program ajudikasi (sertifikasi tanah) adalah 15.000 (lima
belas ribu) sertifikat, sedangkan sertifikat yang diselesaikan melalui
program tersebut hanya 8.800 (delapan ribu delapan ratus);
- Bahwa, terdakwa adalah sebagai Tim Koordinasi yang bertindak sebagai
mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dalam program ajudikasi
(sertifikasi tanah);
- Bahwa, sebagai tim koordinasi (ajudikasi sertifikasi tanah), terdakwa
mendapat honor tidak tetap dalam rangka pelaksanaan proyek LMPDP/
Ajudikasi (sertifikasi tanah) bulan Januari 2006 sampai dengan bulan
Agustus 2006 sebesar Rp. 2.040.000,00 (dua juta empat puluh ribu rupiah)
dan Rp. 765.000,00 (tujuh ratus enam puluh lima ribu rupiah),
- Bahwa, Bahwa, sampai dengan program ajudikasi (sertifikasi tanah)
tersebut selesai, payung hukum untuk pungutan tersebut belum ada;
Menimbang, bahwa untuk dapat menghukum terdakwa sesuai dengan
ketentuan pasal peraturan-perundangan yang didakwakan kepada terdakwa
tersebut, maka perlu dipertimbangkan apakah unsur-unsur yang terdapat
44
dalam pasal tersebut telah dipenuhi oleh perbuatan terdakwa atau perbuatan
terdakwa telah melanggar ketentuan dalam peraturan perundangan;
Menimbang, bahwa terdakwa didakwa dengan dakwaan yang disusun
dalam dakwaan subsidair, oleh karena itu, Majelis Hakim akan
mempertimbangkan lebih dahulu, apakah dakwaan primair terbukti, apabila
dakwaan primair telah terbukti secara sah dan meyakinkan, maka dakwaan
selebihnya tidak akan dipertimbangkan lagi. Apabila dakwaan primair tidak
terbukti, maka akan dipertimbangkan dakwaan subsiadir;
Dakwaan primair menyatakan terdakwa didakwa melakukan perbuatan yang
diatur dan diancam pidana menurut ketentuan Pasal 12 huruf e Undang –
Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang – Undang Nomor
31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55
ayat (1) ke – 1 KUHP.
Menimbang, bahwa unsur-unsur Pasal 12 huruf (e) Undang – Undang Nomor:
20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor: 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah:
- Pegawai negeri atau penyelenggara Negara ;
- Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
seseorang, memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
Unsur “Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara”
- Bahwa, unsur dalam pasal ini terdiri dari bagian–bagian yang tersusun
secara alternatif, sehingga dengan terpenuhinya salah satu bagian dari
unsur tersebut oleh terdakwa atau perbuatan terdakwa, maka unsur dari
ketentuan pasal ini terpenuhi;
- Bahwa, sebagaimana tertera dalam alat bukti surat berupa: Petikan
Keputusan Bupati Blitar Nomor: 820/ 658/ 409.201/ 2005 tentang
Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural tertanggal 30 Juni 2005; Foto
copy, Lampiran Keputusan Bupati Blitar Nomor: 820/ 658/ 409.201/ 2005
tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural tertanggal 30 Juni 2005;
45
Foto copy, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas Nomor: 821.2/ 620/
409.201/ 2005, tertanggal 04 Juli 2005, (terlampir dalam berkas) terdakwa
adalah pegawai negeri dengan nomor induk pegawai (NIP) 010 075 827,
dengan pangkat/ golongan ruang: Pembina golongan IV/a, dengan jabatan:
Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Kabupaten Blitar;
unsur ini terpenuhi
Unsur “Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
seseorang, memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri”;
- Bahwa, sebagaimana yang terungkap dalam fakta persidangan, dalam
rapat pada tanggal 24 Juli 2006, di ruang perdana gedung pemerintah
Kabupaten Blitar dihadiri oleh Camat serta KepalaDesa/ Kelurahan yang
menjadi tempat pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun
2006;
- Bahwa, terdakwa dalam rapat itu, pada pokoknya menyampaikan:
pelaksanaan program ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006, mengacu
pada biaya ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2005, seperti yang dilakukan
di Kecamatan Wlingi dan Selopuro dan dijanjikan akan diterbitkan payung
hukum berupa surat keputusan (SK) Bupati untuk pungutan sebesar Rp.
195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah);
- Bahwa, sebagaimana terungkap di persidangan, yang dibuktikan oleh
Penuntut Umum adalah penerimaan terdakwa dari dana ajudikasi
sertifikasi tanah di Kelurahan Bence, maka yang dipertimbangkan adalah
pemungutan dana ajudikasi di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum,
Kabupaten Blitar;
- Bahwa, di Kecamatan Garum rapat di ruang Perdana tersebut, ditindak
lanjuti dengan rapat yang diadakan di Kantor Kecamatan Garum;
- Bahwa, rapat itu membahas penegasan bagian biaya ajudikasi (sertifikasi
tanah) yang akan diserahkan untuk Pemerintah Kabupaten sebesar Rp.
30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) per bidang dan pemungutan tersebut
akan dibuatkan payung hukumnya berupa Surat Keputusan (SK) Bupati
atau Peraturan Daerah (Perda);
46
- Bahwa, dalam pelaksanaan program ajudikasi sertifikasi tanah tersebut,
saksi Hery Subandrio, S.Sos., (staf Kantor Kecamatan Garum) pernah
datang ke Kelurahan Bence atas perintah Camat Garum, untuk menerima
dana sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh empat juta lima ratus ribu
rupiah), yang saksi Hery Subandrio S.Sos., terima dari Sri Nurhandayani
(staf Kelurahan Bence pada saat itu);
- Bahwa, sebagian dana hasil pungutan biaya ajudikasi (sertifikasi tanah)
yang terkumpul itu, sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh empat juta lima
ratus ribu rupiah), diserahkan kepada Camat Garum (pada saat itu dijabat
oleh Drs. Basuki Rahmad, M.Si), ;
- Bahwa, atas perintah Camat Garum (pada saat itu dijabat oleh Drs. Basuki
Rahmad, M.Si), saksi Hery Subandrio, S.Sos., (yang pada saat itu
menjabat sebagai Kepala Seksi [Kasi] Pemerintahan pada Kantor
Kecamatan Garum), dana sebanyak Rp. 10.500.000.00 ( sepuluh juta lima
ratus ribu rupiah), dari dana sebesar Rp. 24.500.000,00 (dua puluh empat
juta lima ratus ribu rupiah) yang merupakan dana partisipasi untuk
Kecamatan Garum dan Pemerintah Kabupaten Blitar, diserahkan kepada
terdakwa;
- Bahwa, pemungutan terhadap pemohon ajudikasi (sertifikasi tanah)
sebesar Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah) itu,
merupakan hasil rapat di Ruang Perdana tersebut;
- Bahwa, rincian atau komponen peruntukan atau penggunaan dari dana
pungutan tiap pemohon ajudikasi (sertifikasi tanah) itu, merupakan hasil
rapat di kecamatan;
- Bahwa, dalam hal pemungutan terhadap pemohon ajudiaksi (sertifikasi
tanah) dan komponen atau rincian peruntukkan-nya sebagaimana
terungkap dalam fakta di persidangan bukanlah ditentukan terdakwa;
- Bahwa, terungkap dipersidangan, dengan kedudukannya tidak memaksa
atau mengharuskan adanya pungutan terhadap pemohon ajudikasi
sertifikasi tanah itu;
- Bahwa, dari uraian tersebut, tidak ternyata terdakwa dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau
terdakwa menyalahgunakan kekuasaannya memaksa orang lain atau
seseorang untuk memberikan sesuatu, membayar atau menerima
47
pembayaran dengan potongaan atau mengerjakan sesuatu bagi diri
terdakwa,
unsur ini tidak terpenuhi
Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan terdakwa tidak memenuhi unsur
Pasal 12 huruf (e) Undang – Undang Nomor: 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang – Undang Nomor: 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka ketentuan perundangan yang
dihubungkan dengan ketentuan pasal dalam undang – undang tersebut dalam
dakwaan primair tidak akan dipertimbangkan lagi;
Menimbang, bahwa dengan demikian dakwaan primair tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
dakwaan subsidair;
Dakwaan subsidair menyatakan terdakwa didakwa melakukan perbuatan yang
diatur dan diancam pidana menurut ketentuan Pasal 11 Undang – Undang
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang – Undang Nomor 31
Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
Menimbang, bahwa unsur-unsur Pasal 11 Undang – Undang Nomor: 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor: 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah:
- Pegawai negeri atau penyelenggara Negara;
- Menerima hadiah atau janji padahal diketahui dan patut diduga, bahwa
hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan
yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang
yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan
jabatannya
Unsur “Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara”
48
- Bahwa, unsur “Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara” telah
dipertimbangkan dalam pertimbangan hukum dalam dakwaan primair,
oleh karena itu tidak akan dipertimbangkan lagi;
- Bahwa, hal yang telah dipertimbangkan tersebut dianggap terulang lagi
dalam pertimbangan hukum ini;
- bahwa, dalam pertimbangan dalam dakwaan primair tersebut, unsur
“Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara”, telah terpenuhi oleh
terdakwa, oleh karena itu unsur ini dianggap telah terdakwa penuhi;
Unsur “Menerima hadiah atau janji padahal diketahui dan patut diduga, bahwa
hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang
berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang
memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya”
- Bahwa, unsur dalam pasal ini terdiri dari bagian–bagian yang tersusun
secara alternatif, sehingga dengan terpenuhinya salah satu bagian dari
unsur tersebut oleh terdakwa atau perbuatan terdakwa, maka unsur dari
ketentuan pasal ini terpenuhi;
- Bahwa, kata “hadiah” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari
web site, Pusat Bahasa Indonesia
(http://pusatbahasa,diknas,go,id/kbbi/index.php), mengandung makna
pemberian, sehingga kata “menghadiahkan”, mengandung pengertian
“memberikan sesuatu sebagai hadiah”
- Bahwa, sebagaimana terungkap dalam persidangan, terdakwa menerima
dana yang merupakan bagian dari dana yang terkumpul dari pungutan
terhadap peserta ajudikasi (sertifikasi tanah) tahun 2006, yang besarnya
pungutan Rp. 195.000,00 (seratus sembilan puluh lima ribu rupiah), yang
dari Kelurahan Bence, sebesar Rp. 10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus
ribu rupiah);
- Bahwa, atas perintah Camat Garum, dana (uang) yang saksi Hery
Subandrio S.Sos., terima sebesar Rp. 10.500.000,00 (sepuluh juta lima
ratus ribu rupiah), saksi Hery Subandrio S.Sos., serahkan kepada terdakwa
secara bertahap;
- Bahwa, dana tersebut diterima terdakwa sebagaimana tertera dalam 1
(satu) lembar kuitansi atas nama Kepala Kelurahan Bence, senilai Rp.
3.000.000,00 (tiga juta rupiah), untuk pembayaran “partisipasi untuk Tim
49
Kabupaten” yang ditandatangni oleh Agus P., tertanggal 15 Nopember
2006; serta, 1 (satu) lembar kuitansi atas nama Camat Garum, senilai Rp.
7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah), untuk pembayaran
“partisipasi dari desa/ kelurahan Bence dana ajudikasi” yang
ditandatangani oleh Agus, tertanggal 15 Desember 2006;
- Bahwa, terdakwa pada saat itu adalah Kabag Pemerintahan Kabupaten
Blitar (sebagaimana tertera dalam Foto copy, Petikan Keputusan Bupati
Blitar Nomor: 820/ 658/ 409.201/ 2005 tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Struktural tertanggal 30 Juni 2005; Foto copy, Lampiran
Keputusan Bupati Blitar Nomor: 820/ 658/ 409.201/ 2005 tentang
Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural tertanggal 30 Juni 2005; Foto
copy, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas Nomor: 821.2/ 620/ 409.201/
2005, tertanggal 04 Juli 2005), yang menunjukkan bahwa terdakwa adalah
pegawai negeri;
- Bahwa, terdakwa sebagai pegawai negeri pada pemerintah Kabupaten
Blitar, telah menerima dana yang berasal dari pungutan terhadap pemohon
ajudikasi sertifikasi tanah;
- Bahwa, dana tersebut merupakan dana yang pemungutannya dan
penyerahannya kepada terdakwa sebagai pegawai negeri pada pemerintah
Kabupaten Blitar tidak ada payung hukumnya atau dasar hukumnya baik
itu Peraturan Daerah Kabupaten Blitar atau Surat Keputusan Bupati Blitar;
- Bahwa, uraian tersebut menunjukkan dana tersebut merupakan pemberian
atau hadiah yang diberikan oleh Pemerintah Kelurahan Bence (Kecamatan
Garum, Kabupaten Blitar), kepada terdakwa sebagai Tim (ajudikasi
sertifikasi tanah) Kabupaten Blitar;
- Bahwa, dengan demikian jelas, dana tersebut diterima oleh terdakwa
karena jabatannya, karena dana tersebut ditujukan atau diperuntukkan
sebagai dana partisipasi untuk Tim Ajudikasi Pemerintah Kabupaten
Blitar;
- Bahwa, dengan demikian terdakwa adalah pegawai negeri yang menerima
pemberian atau hadiah berupa dana yang berasal dari pungutan peserta
ajudikasi sertifikasi tanah di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum,
Kabupaten Blitar, karena kekuasaan atau kewenangan terdakwa Kepala
Bagian Pemerintahan Kabupaten Blitar, yang pada saat itu juga sebagai
Tim Ajudikasi Sertifikasi Tanah Tahun 2006 Kabupaten Blitar;
50
unsur ini terpenuhi;
Menimbang, bahwa unsur – unsur dalam Pasal 11 Undang – Undang Nomor
20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dalam dakwaan subsidair
telah dipenuhi oleh terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut di atas dakwaan telah
terbukti secara sah dan meyakinkan;
Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan dinyatakan terbukti secara
sah dan meyakinkan, maka terdakwa dinyatakan bersalah telah melakukan
perbuatan yang didakwakan tersebut;
Menimbang, bahwa sepanjang persidangan berlangsung, pengadilan
tidak melihat adanya alasan pembenar atau alasan pemaaf pada diri terdakwa,
dengan demikian terdakwa dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang
dilakukannya, dan dinyatakan bersalah serta dijatuhi pidana;
Menimbang, bahwa terhadap pendapat Jaksa Penuntut Umum dalam
Surat Tuntutannya, Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut: sehubungan
dengan perbuatan yang dianggap terbukti oleh Penuntut Umum dalam Surat
Tuntutannya, berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas, Majelis
Hakim sependapat dengan Penuntut Umum;
Menimbang, bahwa terhadap pendapat Terdakwa dalam Pleidooi-nya
(Pembelaannya), Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut: baerdasarkan
pertimbangan hukum tersebut, Majelis Hakim tidak sependapat dengan
pendapat Penasehat Hukum terdakwa dalam Nota Pembelaan mereka;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim tidak sependapat dengan Penuntut
Umum, berkaitan dengan pidana denda, yang dituntut agar dijatuhkan
terhadap terdakwa. Oleh karena ketentuan Pasal 11 Undang – Undang Nomor
20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dapat bersifat kumulatif
51
maupun dapat bersifat alternatif, sehingga Majelis Hakim, berpendapat, bahwa
pidana denda tersebut tidak perlu dibebankan kepada terdakwa, oleh karena di
dalam persidangan, Penuntut Umum hanya membuktikan, terdakwa dalam
perkara ini hanya menikmati dana sebanyak Rp. 10.500.000,00 (sepuluh juta
lima ratus ribu rupiah), dari dana ajudikasi tersebut, dan dana yang dinikmati
oleh terdakwa itu, harus diganti oleh terdakwa sebagaimana telah
dipertimbangkan dalam pertimbangan hukum di atas;
Menimbang, bahwa terdapat cukup alasan, untuk mengurangi
hukuman yang dijatuhkan atas diri terdakwa dengan waktu terdakwa berada
dalam tahanan hingga putusan mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
Menimbang, bahwa terdapat cukup alasan untuk memerintahkan
terdakwa tetap dalam tahanan, yaitu agar terdakwa tidak melarikan diri untuk
menghindari penjatuhan pidana;
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa telah dinyatakan bersalah
dan dijatuhi pidana, cukup alasan untuk membebani biaya perkara ini
kepadanya;
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan hukuman yang setimpal
dengan kesalahan terdakwa, akan dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Hal-hal yang memberatkan :
- Bahwa, perbuatan terdakwa bahwa, perbuatan terdakwa dapat
menimbulkan rasa tidak percaya masyarakat terhadap pemerintah pada
umumnya;
- Bahwa, perbuatan terdakwa dapat menjatukan wibawa pemerintah
Kabupaten Blitar;
Hal-hal yang meringankan :
- Bahwa, terdakwa berlaku sopan di persidangan;
- Bahwa, terdakwa belum pernah dihukum sebelumnya;
- Bahwa, terdakwa telah mengabdi cukup lama sebagai pegawai negeri sipil
di pemerintah daerah Kabupaten Blitar;
52
Terhadap barang-barang bukti akan dipertimbangkan sebagai berikut:
- 1 (satu) lembar kuitansi atas nama Kepala Kelurahan Bence, senilai Rp.
3.000.000,00 (tiga juta rupiah), untuk pembayaran “partisipasi untuk Tim
Kabupaten” yang ditandatangni oleh Agus P., tertanggal 15 Nopember
2006;
- 1 (satu) lembar kuitansi atas nama Camat Garum, senilai Rp. 7.500.000,00
(tujuh juta lima ratus ribu rupiah), untuk pembayaran “partisipasi dari
desa/ kelurahan Bence dana ajudikasi” yang ditandatangani oleh Agus,
tertanggal 15 Desember 2006;
- 1 (satu) lembar foto copy Daftar Penerimaan Honor tidak tetap dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ ajudikasi bulan Januari s/d Agustus
2006 mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512112., tertanggal 20
September 2006 (dilegalisir);
- 1 (satu) lembar foto copy Daftar Penerimaan Honor tidak tetap dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ ajudikasi bulan September s/d
Nopember 2006 mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512112., tertanggal
28 Desember 2006;
dipertimbangkan untuk tetap terlampir dalam berkas perkara;
Mengingat akan Pasal 11 Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Perubahan Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;, semua ketentuan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), dan semua ketentuan peraturan
perundangan yang berkaitan dengan perkara ini.
MENGADILI :
- Menyatakan Terdakwa Agus Pramono Nugroho S.Sos. MM., tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana oleh Pasal 12 huruf e
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang –
Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke – 1 KUHP., dalam dakwaan primair;
- Membebaskan terdakwa dari dakwaan primair tersebut ;
53
- Menyatakan Terdakwa Agus Pramono Nugroho S.Sos. MM., telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi
sebagaimana diatur dan diancam pidana oleh Pasal 11 Undang – Undang
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang – Undang Nomor 31
Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
- Menghukum terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun;
- Menghukum terdakwa dengan pidana tambahan berupa: membayar uang
pengganti sebesar Rp. 10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah);
jika terdakwa tidak membayar uang pengganti tersebut di atas paling lama
dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah Putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh
Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal
terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar
uang pengganti sebagaimana dimaksud, maka dipidana dengan pidana
penjara selama 1 (satu) bulan;
- Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan
dari pidana yang dijatuhkan;
- Memerintahkan supaya terdakwa tetap ditahan;
- Menetapkan agar barang bukti berupa:
1 (satu) lembar kuitansi atas nama Kepala Kelurahan Bence, senilai
Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah), untuk pembayaran “partisipasi
untuk Tim Kabupaten” yang ditandatangni oleh Agus P., tertanggal 15
Nopember 2006;
1 (satu) lembar kuitansi atas nama Camat Garum, senilai Rp.
7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah), untuk pembayaran
“partisipasi dari desa/ kelurahan Bence dana ajudikasi” yang
ditandatangani oleh Agus, tertanggal 15 Desember 2006;
1 (satu) lembar foto copy Daftar Penerimaan Honor tidak tetap dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ ajudikasi bulan Januari s/d
Agustus 2006 mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512112.,
tertanggal 20 September 2006 (dilegalisir);
1 (satu) lembar foto copy Daftar Penerimaan Honor tidak tetap dalam
rangka pelaksanaan proyek LMPDP/ ajudikasi bulan September s/d
Nopember 2006 mata anggaran 05.05.2603.9894.0001.512112.,
tertanggal 28 Desember 2006;
54
tetap terlampir dalam berkas perkara;
- Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp. 5000,00 (lima ribu rupiah);
Demikianlah, diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Blitar, pada hari: Selasa, tanggal 10 Agustus 2010,
oleh kami: Hj.NURUL HIDAYAH, SH., sebagai Hakim Ketua,
HERLANGGA PATMADJA, SH dan TORNADO EDMAWAN, SH. MH.,
masing - masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut pada hari Rabu
tanggal 18 Agustus 2010 diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk
umum oleh Hakim Ketua Majelis dan di hadiri oleh Hakim-Hakim Anggota
tersebut di atas, dengan di bantu oleh, BASUKI, SH., sebagai Panitera
Pengganti dan dihadiri oleh HARI SUWIGNYO, SH., Jaksa pada Kejaksaan
Negeri Blitar sebagai Penuntut Umum, serta dihadiri oleh terdakwa. dan
Penasehat Hukum terdakwa .
Anggota I
ttd
HERLANGA PATMADJA, SH
Anggota II
ttd
TORNADO EDMAWAN, SH.MH
Ketua Majelis Hakim tersebut
ttd
Hj.NURUL HIDAYAH, SH
Panitera Pengganti
.ttd
BASUKI, SH
Dicatat disini putusan tersebut telah memperoleh kekuatan hukunm tetap pada tanggal 25 Agustus 2010 telah memperoleh kekuatan hukum tetap, karena terdakwa pada tanggal 23 Agustus 2010 telah menyatakan menerima baik putusan dan waktu pikir pikir dari Penuntut Umum telah habis pada tanggal 25 Agustus 2010 ; Panitera Pengganti ttd
BASUKI, SH
55