PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN...

103
i PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S. H) Oleh M SAMSUL ARIFIN NIM 21113025 FAKULTAS SYARI’AH JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN...

Page 1: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

i

PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH

PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

(Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga

Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S. H)

Oleh

M SAMSUL ARIFIN

NIM 21113025

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 2: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

ii

Page 3: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

iii

PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH

PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

(Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga

Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S. H)

Oleh

M SAMSUL ARIFIN

NIM 21113025

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 4: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

iv

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan

dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : M Samsul Arifin

NIM : 21113025

Judul : Putusan Hakim Dalam Pemenuhan Nafkah Perceraian

Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga

Perspektif Peraturan Pemerintah Nomer 45 Tahun 1990)

Dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan

dalam sidang munaqasah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan

digunakan sebagimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 25 Maret 2019

Pembimbing,

Ahmadi Hasanuddin Dardiri, M.H.

NIDT. 19890817 201608 1001

Page 5: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

v

PENGESAHAN KELULUSAN

SKRIPSI

PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH

PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

(Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga

Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990)

Oleh

M SAMSUL ARIFIN

NIM: 211 13 025

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Syari‟ah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Jumat tanggal 29 Maret

2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Syari‟ah.

Susunan panitia Penguji

Ketuapenguji : Drs. Badwan, M.Ag.

SekretarisPenguji : Ahmadi Hasanuddin Dardiri, M.H.

Penguji I : Luthfiana Zahrian i, S.H.,M.H.

Penguji II : Farkhani,S.H.,S.HI,M.H.

Salatiga, 29 Maret 2019

Dekan Fakultas Syari‟ah

Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

NIP.19670115 199803 2002

Page 6: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : M Samsul Arifin

NIM : 21113025

Jurusan : Hukum Keluarga Islam

Fakultas : Syari‟ah

Menyatakan bahwa sekripsi yang berjudul :

PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH

PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

(Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga

Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990)

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan

jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat

dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 25 Maret 2019

Yang menyatakan,

M Samsul Arifin

NIM: 21113025

Page 7: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tabassam”

PERSEMBAHAN

Umikku tercinta

Almarhum Abah dan Keluraga,

Para Kiaku, dosenku, guruku,

Sahabat-sahabat seperjuanganku.

Page 8: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Rasa syukur Alhamdulillah yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan

kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat-Nya penelitian ini dapat

selesai sesuai dengan yang diharapkan.

Sholawat serta penulis tetap curahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa umat muslim dari zaman kebodohan ke zaman yang tahu

akan ilmu dan pengalaman, serta selalu mendapat syafaat di dunia maupun

diakhirat nantinya.

Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Program Studi

(S1) Hukum Keluarga Islam yang berjudul “PUTUSAN HAKIM DALAM

PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi

Kasus di Pengadilan Agama Salatiga Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 45

Tahun 1990)”. Penulis menyadari sekali bahwa dalam menyelesaikan laporan

ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Dr. Siti Zumratun, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Saltiga.

3. Sukron Ma‟mun, M. H selaku Ketua Program Studi Hukum Keluarga

Islam Fakultas Syariah IAIN Salatiga.

4. Ahmadi Hasanuddin Dardiri, M.H. selaku pembimbing yang tak lelah

memberi arahan, saran, dan masukan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

5. Bapak ibu Dosen Fakultas Syariah yang telah memberikan ilmunya selama

menempuh pendidikan S1 Hukum Keluarga Islam.

6. Alm. H. Matenur dan Hj. Rosidah Nurhalima sebagai orang tuaku yang

bersusah payah dalam membiayai semuanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Studi di IAIN Salatiga penuh berkah.

Page 9: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

ix

7. Teman-teman S1 Hukum Keluarga Islam Angkatan 2013 yang selalu

berjuang bersama (GGS).

8. Teman-teman IAIN Salatiga yang tak bisa saya sebutkan satu persatu yang

sudah mengajak banyak hal yang bermanfaat.

9. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namu

memberikan kontribusi banyak dalam menyusun skripsi ini.

Semoga Allah membalas semua amal kebaikan kalian dengan balasan yang

lebih dari yang kalian berikan kepada penulis, agar pula mendapat magfiroh, dan

diberi rahmat dan lindung-Nya.

Penulis sangat menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kata sempurna, maka dari itu semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

Salatiga, 25 Maret 2019

Penulis

M Samsul Arifin

NIM: 21113025

Page 10: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

x

ABSTRAK

Arifin, Muhammad Samsul.2019. Putusan Hakim Dalam Pemenuhan Nafkah

Perceraian Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus di Pengadilan Agama

Salatiga Perspektif Peraturan Pemerintah Nomer 45 Tahun 1990)

Pembimbing Ahmadi Hasanuddin Dardiri, M.H.

Kata kunci : Perceraian PNS, Pertimbangan Hakim

Suami sebagai kepala keluarga dalam rumah tangga bertanggung jawab

untuk memenuhi semua kebutuhan baik pakaian, nafkah, tempat tinggal serta

biaya bagi anak-anaknya guna tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah

warrahmah, begitupun seorang pegawai negeri sipil. Paradigma masyarakat yang

memandang pekerjaan PNS merupakan pekerjaan yang dimulyakan yang dijamin

oleh negara maka setiap warga dalam segi kehidupannya terikat dengan peraturan

yang berujung kepada ketertiban. Perceraian PNS berbeda derngan perceraian

pada umumnya karena pada perceraian ini terdapat aturan adminisratif tentang

pembagian gaji pasca perceraian PNS. Perceraian sendiri yang memutuskan

adalah hakim yang berwenang memeriksa perkara dan mempertimbangkan

tentang nafkah perceraian. Bermula dari pasal 39-41 Undang Undang Perkawinan

Nomer 1 Tahun 1974 tentang nafkah, maka peniliti mengadakan penelitian ini

dengan tujuan untuk mengatahui dan memahami dasar pertimbangan serta

putusan Majelis Hakim terhadap penentuan nafkah pada percerian Pegawai

Negeri Sipil yang terikat dengan beberapa aturan tertentu.

Peneliti ingin mengetahui tentang pertimbangan hakim dalam putusan

perceraian PNS, apakah menggunakan Peraturan Pemerintah Nomer 45 tahun

1990 atau menggunakan pertimbangan yang lain. Dalam penelitian ini, jenis

penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif dan

pendekatannya menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Dengan metode ini,

dilakukan wawancara kepada informan sesuai data yang dibutuhkan. Peneliti juga

menggunakan data dan dokumentasi yang ada. Setelah data terkumpul kemudian

data tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat.

Dalam penganalisisan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif yaitu:

analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk

uraian.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hakim mengesampingkan

Peraturan Pemerintah Nomer 45 tahun 1990 yang mengatur tentang Izin

Perkawinan dan Perceraian bagi PNS dengan Alasan PP tersebut merupakan

produk dari pejabat Tata Usaha Negara dan tidak termasuk dalam Hukum Acara

Peradilan Agama. Hakim tetap menggunakan dasar pertimbangan Nafkah pada

Undang Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam tanpa memandang

status Pegawai Negeri Sipil ataupun bukan dengan asas keadilan untuk suami dan

istri. Padahal ada peraturan yang mengikat PNS bahwa dalam perceraian ada

pembagian gaji. Pembagian gaji bertumpu pada kenususan seorang istri dan yang

berhak memberikan pertimbangan tentang nusus atau tidaknya seorang istri

adalah hakim yang memeriksa perkara. Maka perlu adanya hubungan antara

putusan hakim dengan aturan perundang-undangan tentang perceraian PNS.

Page 11: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i

HALAMAN LOGO ..................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... iii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 8

E. Penegasan Istilah ............................................................................. 9

F. Telaah Pustaka ................................................................................. 10

G. Metode Penelitian ............................................................................ 13

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan ................................................ 13

2. Kehadiran Peneliti dan Tempat Penelitian ................................ 14

3. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................ 15

4. Analisis Data ............................................................................. 16

5. Pengecekan Keabsahan Data ..................................................... 16

6. Tahab-tahab Penelitian .............................................................. 17

H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 19

Page 12: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kekuasaan Kehakiman .................................................................... 21

1. Pengertian Kekuasaan Kehakiman ............................................ 21

2. Hakim dan Kewajibannya ......................................................... 22

3. Penyelenggaraan dan Prinsip-prinsip Pokok Kekuasaan

Kehakiman ................................................................................ 23

4. Kemandirian Hakim ................................................................. 27

B. Perceraian ....................................................................................... 28

1. Pengertian Perceraian ................................................................ 28

2. Bentuk-bentuk Perceraian ........................................................ 30

3. Proses Hukum cerai Talak ........................................................ 37

4. Akibat Hukum Perceraian Terhadap Bekas Istri ...................... 39

5. Akibat hukum Perceraian Terhadap Anak ................................ 41

C. Peraturan Perundang-Undangan ...................................................... 45

1. Pengertian dan Urutan Peraturan Perundang-Undangan ........... 45

2. Undang-Undang dan Sistem Hukum ......................................... 46

D. Perceraian Pegawai Negeri Sipil ..................................................... 47

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Putusan Hakim Pengadilan Agama Salatiga .................................... 55

1. Putusan Nomor 1091/Pdt.G/2017/PA.Sal ................................. 55

2. Putusan Nomor 0537/Pdt.G/2017/PA.Sal ................................. 58

B. Putusan Hakim Dalam Wawancara ................................................. 62

BAB IV ANALISIS

A. Analisis Putusan Majlis Hakim Dalam Penentuan Nafkah

Pasca Perceraian Bagi Istri Dan Anak Pegawai Negeri Sipil ......... 67

B. Analisis Putusan Majlis Hakim Dalam Penentuan Nafkah Pasca

Perceraian Bagi Istri Dan Anak Pegawai Negeri Sipil Perspektif

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 ................................. 71

Page 13: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

xiii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 76

B. Saran ................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 79

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 14: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan dengan

tujuan adanya ketenangan, kesenangan, kedamaian dan kebahagiaan. Hal

ini menjadikan semua laki-laki dan perempuan menginginkan pasangan

hidup yang dapat membentuk suatu keluarga. Dasar dari keluarga

mempengaruhi kualitas pada unit yang lebih besar, ketika dasar tersebut

kokoh maka unit selanjutnya pun akan menjadi kuat. Pengaruh yang akan

dirasakan secara nyata adalah dalam keberhasilan pembentukan sumber

daya manusia. Perkawinan merupakan sunnah rosul, islam mensyariatkan

dijalinnya pertemuan antara lelaki dan perempuan, selanjutnya

mengarahkan pertemuan tersebut sehingga terlaksananya suatu

perkawinan.

Perkawinan adalah pencampuran, penyelarasan, atau ikatan. Ikatan

tersebut terjadi diantara seorang lelaki dan wanita, dengan adanya kerelaan

menyelaraskan dan berdampingan bersama pasangannya. Sementara nikah

secara etimologis digunakan untuk mengungkapkan makna dari

persetubuhan, akad, dan pelukan (Mathlub, 2005:2). Sedangkan menurut

hukum islam, pernikahan adalah akad yang sangat kuat atau mitsaqan

ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan

ibadah. Allah ta‟alla berfirman dalam surat Ar-ruum (30): 21 :

Page 15: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

2

فسكى أزواجا نتسكىا إنيها وجعم بيك أ خهق نكى ي آياته أ ت وي ى يىدة ورح

نك لياث نقىو يتفكرو في ذ إ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,

supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,

dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Kementrian Agama

Republik Indonesia, 2012:324).

Begitu juga rasulullah telah berkata :

أس وع ه ع الله ي ض ر يانك ب د ,ى ه س و ه ي ه ع الله ىه ص انبي أ عهيه وأثى الله ح

ج , وأفطر وأصىو , وأاو صهيأ أا نكي: وقال , , انساء وأتسو رغب ف ستي ع

)عهيه يتفق ( يي فهيس

Dari Anas Ibnu Malik bahwa Nabi Shallallaahu „alaihiwa

Sallam setelah memuji Allah dan menyanjung-Nya

bersabda: “Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka, dan

mengawini perempuan. Barang siapa membenci sunnahku,

ia tidak termasuk ummatku (HR. Ahmad, Bukhori dan

Muslim nomor 994).

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perkawinan

merupakan suatu perjanjian yang mengikat lahir batin dengan

dasariman.Dari segi ibadah, perkawinan merupakan suatu kejadian yang

Page 16: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

3

penting dan sakral dalam kehidupan manusia yang mengandung nilai

ibadah. Salah satu hal yang diinginkan dengan adanya pernikahan adalah

hidup bersama.

Kerjasama yang baik antara suami dan istri dalam hal menjalankan

hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam

mewujudkan tujuan dari suatu perkawinan. Hak adalah sesuatu yang

seharusnya diterima seseorang setelah ia memenuhi kewajibannya,

sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang seharusnya dilaksanakan oleh

seseorang untuk mendapat hak. Suami istri wajib saling setia dan

mencintai, hormat menghormati, dan saling memberi bantuan secara lahir

dan batin. Suami wajib melindungi dan memenuhi keperluan hidup rumah

tangga sesuai dengan kemampuannya.

Pernikahan bukan saja untuk menyalurkan kebutuhan biologis,

namun tujuannya juga dapat menyambung keturunan yang baik dalam

naungan rumah tangga yang penuh dengan kedamaian, cinta dan kasih

sayang. Ini sesuai dengan bunyi pasal 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI),

yakni: “perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga

yang sakinah mawaddah warahmah” (Departemen Agama RI, 2000: 14).

Melindungi keselarasan pasangan suami istri tidaklah semudah

membalikkan telapak tangan, namun memerlukan pengorbanan. Prinsip

perkawinan sendiri adalah untuk membentuk suatu keluarga yang tentram,

damai dan langgeng, namun dalam perjalanannya kehidupan tidak selalu

Page 17: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

4

sesuai dengan keinginan manusia. Perceraian dapat terjadi oleh berbagai

faktor dalam suatu perkawinan.

Perceraian merupakan realitas yang tidak dapat dihindari apabila

kedua belah pihak telah mencoba untuk mencari penyelesaiannya, apabila

belum terdapat kesepakatan dan merasa tidak bisa melanjutkan keutuhan

keluarga maka kedua belah pihak bisa membawa permasalahan ke

pengadilan untuk dicari jalan keluar yang terbaik.

Sesuai dengan ketentuan pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974, Perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah

pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

kedua belah pihak. Tuntutan perceraian hanya dapat diajukan oleh pihak

yang tidak bersalah dengan alasan tersebut. Maksud pembentuk undang

undang ialah agar perceraian itu hanya dimungkinkan jika fakta pertikaian

rumah tangga benar benar terjadi ( Tutik, 2010:135).

Secara umum alasan perceraian dalam masyarakat adalah tidak ada

lagi kecocokan di antara suami dan istri. Selain itu, untuk melakukan

perceraian, harus ada cukup alasan pendorong bagi keduanya untuk tidak

bisa lagi hidup rukun dalam keharmonisan. Konflik yang terus menerus

dalam rumah tangga dan tidak ditemukan kata perdamain, sehingga

percerain sebagai jalan untuk mengakhiri konflik. Perceraian bisa terjadi

kepada siapa saja baik tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat negara,

rakyat sipil, artis, budayawan maupun kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Page 18: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

5

yang notabennya terikat dengan sejumlah peraturan yang mengikat secara

hukum.

Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

“Pegawai” berarti orang yang bekerja kepada Pemerintah (perusahaan dan

sebagainya) sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi

Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja untuk negara atau untuk

kepemerintahan. Pegawai Negeri Sipil sebagai manusia biasa juga

memiliki naluri psikis dan biologis yang sama pada manusia umumnya,

hanya saja status sosial yang membedakan dengan yang lainnya. Sangat

manusiawi jika Pegawai Negeri Sipil apabila memiliki keinginan untuk

melakukan perkawinan dan perceraian. Perceraian untuk para Pegawai

Negeri Sipil maupun instansi yang terkait dan terikat dengan suatu aturan

tertentu, pasti bebeda dengan kasus perceraian pada umumnya.

Pada dasarnya, perundang undangan di Indonesia bidang keluarga,

utamanya bersifat umum, yang dimaksudkan untuk seluruh Warga Negara

Indonesia. Namun pada kenyataannya, terdapat Undang Undang khusus

seperti Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990 tentang Izin

Perkawinan dan Percerain bagi Pegawai Negeri Sipil. Adanya

pengkhususan ini, dikarenakan Pegawai Negeri Sipil dan pejabat

merupakan unsur aparatur negara dan abdi masyarakat yang harus menjadi

teladan yang baik bagi masyarakat dalam bertingkah laku, bertindak dan

taat pada peraturan yang berlaku, termasuk dalam menyelenggarakan

kehidupan berkeluarga ( Usman, 2006:416 )

Page 19: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

6

Atas dasar pokok pikiran yang disebutkan sebelumnya, dalam

rangka usaha penigkatan disiplin Peagawai Negeri Sipil, terutama

Perkawinan dan Perceraian, maka dipandang sangat perlu untuk

menetapkan aturan aturan pemerintah terkait tentang perkawinan dan

percerain Pegawai Negeri Sipil yaitu sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 45 tahun 1990 perubahan atas Undang Undang

sebelumnya, Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 yang mengatur

mengenai izin izin perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil.

Terkait dengan perceraian Peagawai Negeri Sipil, yang

membedakan mereka dengan masyarakat biasa yang dapat dengan

langsung dan mudah untuk mendaftarkan percerain ke Pengadilan Agama

setempat, maka untuk Pegawai Negeri Sipil untuk melakukan permohonan

perceraian haruslah mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang dengan

memberikan alasan alasan yang logis untuk melakukan percerain,

dikarenakan adanya peraturan yang ditegaskan dan harus dipatuhi.

Dampak perceraian bagi Peagawai Negeri Sipil, bukan hanya

mengakhiri konflik antara mantan suami dengan mantan istri. Perceraian

merupakan suatu perbuatan hukum yang tentunya akan membawa akibat-

akibat hukum tertentu, perceraian hanya dapat dilakukan atas dasar

putusan hakim di depan sidang Pengadilan Agama (Pasal 115 KHI), dan

untuk perceraian Pegawai Negeri Sipil, Hakim pasti akan menambahkan

keputusan keputusan yang terkait dengan aturan aturan terikat, terutama

pada nafkah sesudah pernikahan.

Page 20: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

7

Perceraian yang terjadi karena adanya talak dari suami terhadap

istrinya, maka sesuai dengan ketentuan pasal 41 (c) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974, Pengadilan dapat mewajibkan kepada mantan suami

untuk memberikan biaya penghidupan dan atau menentukan suatu

kewajiban kepada mantan istrinya, maka dalam hal ini untuk Pegawai

Negeri Sipil yang hendak melakukan percerain berlaku dan masih

ditambahkan aturan pada Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990

pasal 8 tentang pembagian gaji akibat Perceraian Pegawawai Negeri Sipil.

Dalam hal ini, walaupun tidak adanya suatu tuntutan dari istri,

majelis hakim dapat menghukum mantan suami membayar kepada mantan

istri untuk memenuhi nafkah. Namun kenyataannya setelah istri dicerai,

pemenuhan nafkah tersebut ada yang belum terpenuhi sesuai dengan

keputusan majelis hakim.

Berdasarkan uraian diatas, fenomena pemenuhan nafkah setelah

adanya putusan Majlis Hakim sangat menarik untuk diteliti. Hal tersebut

menimbukan tentang putusan Hakim yang sesuai dengan peraturan yang

berlaku, maka penulis membuat skripsi dengan judul

“PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH

PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi Kasus

di Pengadilan Agama Salatiga Perspektif Peraturan

Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990)

Page 21: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pertimbangan Majelis Hakim dalam menentukan putusan

atas penentuan nafkah pasca perceraian bagi istri dan anak Pegawai

Negeri Sipil ?

2. Bagaimana pertimbangan Hakim dalam pemenuhan nafkah oleh

suami terhadap mantan istri dan anak pasca perceraian Pegawai

Negeri Sipil Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pertimbangan majelis hakim dalam menentukan

putusan atas penentuan nafkah pasca peceraian bagi istri dan anak

Pegawai Negeri Sipil.

2. Untuk mengetahui pertimbangan Hakim dalam pemenuhan nafkah

oleh suami terhadap mantan istri dan anak pasca perceraian Pegawai

Negeri Sipil Perspektif Peraturan Pemerintah Nomer 45 Tahun 1990.

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih memperdalam dan

menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya di Fakultas

Syari‟ah Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah atau Hukum Keluarga

Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi

Page 22: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

9

Membantu memberikan masukan bagi para pihak yang

berkompeten terhadap masalah-masalah keluarga, juga menjadi

tolak ukur atas keberhasilan selama ini dalam mendidik dan

membekali ilmu bagi peneliti sebelum masuk ke dalam

kehidupan bermasyarakat.

b. Bagi Masyarakat

Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang

perceraian Pegawai Negeri Sipil dan pelaksanakan putusan

pengadilan mengenai nafkah sesudah perceraian untuk Pegawai

Negeri Sipil.

c. Bagi Peneliti

Digunakan sebagai bahan awal bagi penelitian selanjutnya

yang memiliki pokok permasalahan yang sama.

E. Penegasan Istilah

Agar didalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda

dengan maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah didalam

judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah:

1. Putusan pengadilan

Putusan menurut Mukti Arto (1998 : 245) adalah pernyataan

hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh

hakim dalam sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari

pemeriksaan perkara gugatan (kontentius). Jadi putusan adalah

kesimpulan akhir yang diambil oleh Majelis Hakim yang diberi

Page 23: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

10

wewenang untuk itu dalam menyelesaikan atau mengakhiri suatu

sengketa/perkara, yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan

kemudian diucapkan oleh hakim di persidangan yang terbuka untuk

umum.

2. Perceraian

Perceraian menurut Subekti (1985 : 42) adalah penghapusan

perkawinan dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak

dalam perkawinan itu. Jadi, pengertian perceraian menurut Subekti

adalah penghapusan perkawinan, baik dengan putusan hakim atau

tuntutan suami atau istri.

3. Nafkah

Nafkah adalah tanggung jawab utama seorang suami dan hak

utama istrinya. Apabila diberikan kepada istri dengan lapang dada,

tanpa unsur kikir, merupakan kontribusi utama yang dapat

mendatangkan keseimbangan dan kebahagiaan rumah tangga (Hamid,

2006:71).

4. Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada

pemerintahan atau negara.

F. Telaah Pustaka

Setelah melaksanakan penelusuran literatur yang membahas

mengenai eksekusi putusan majelis hakim atas nafkah mantan istri dan

anak, peneliti telah menemukan beberapa reverensi khususnya dari skripsi

Page 24: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

11

dan buku. Diantaranya yang dapat dijadikan sumber telaah pustaka adalah

sebagai berikut:

Pertama adalah Skripsi Alfan Khaerul Umam yang berjudul

perceraian pegawai negeri (studi kasus perceraian pns daerah kabupaten

ciamis tahun 2014)” tahun 2014 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogjakarta. Dalam skripsi ini memiliki dua rumusan masalah yaitu Apa

alasan pengajuan izin percerain Pegawai Negeri Sipil daerah Kabupaten

Ciamis tahun 2014 dan Bagaimana Prosedur perizinan percerain Pegawai

Negeri Sipil daerah Kabupaten Ciamis tahun 2014. Penulis menjelaskan

bahwa penyebab perceraian PNS daerah Kabupaten Ciamis pada tahun

2014 adalah perselisihan, adanya pihak ketiga dalam rumah tangga,

ekonomi, tidak adanya keturunan, dan meninggalkan rumah. Faktanya

kabupaten Ciamis tetap memberikan izin perceraian kepada PNS dalam

tiga sebab yaitu pihak ketiga dalam rumah tangga, ekonomi dan tidak

adanya keturunan. Dikarenakan ketiga penyebab tersebut berujung dan

dibarengi dengan pertengkaran dan perselisihan.

Kedua, skripsi dari Erna Setiyowati yang berjudul “Fenomena

Meningkatnya Perkara Perceraian di Kalangan Pegawai Negeri Sipil (studi

kasus di pengadilan agama ngawi) tahun 2011 Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang. Dalam skripsi ini memiliki dua rumusan

masalah yaitu, mengapa perkara perceraian di kalangan pegawai negeri

sipil di pengadilan ngawi mulai tahun 2008 sampai tahun 2011 semakin

mengalami peningkatan, kedua bagaimana pandangan hakim pengadilan

Page 25: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

12

agama ngawi terhadap fenomena meningkatnya perkara perceraian di

kalangan pegawai negeri sipil mulai tahun 2008 sampai tahun 2011.

Penulis menjelaskan bahwa perkara perceraian pegawai negeri sipil

disebabkan dengan beberapa faktor diantaranya tidak adanya

keharmonisan, rumah tangga telah pecah, tidak adanya tanggung jawab

antara kedua belah pihak baik istri maupun suami.

Kemudian yang ketiga adalah skripsi Muhamad Latif yang

berjudul “Pemberian Nafkah Anak Oleh Ayah Kandung Setelah

Perceraian (Studi Kasus Keluarga Broken Home Pada siswa di MAN

Salatiga)”.Dalam skripsi ini memiliki dua rumusan masalah yaitu

bagaimanakah pemberian nafkah oleh orang tua laki-laki (ayah) kepada

anak setelah terjadinya perceraian pada siswa-siswa broken home di MAN

Salatiga dan upaya apa yang harus ditempuh oleh ibu agar (ayah)

melaksanakan kewajibannya dalam memberi nafkah kepada anaknya

setelah terjadinya perceraian pada siswa-siswa broken home di MAN

Salatiga. Penulis menjelaskan bahwa pemberian nafkah anak oleh ayah

kandung setelah perceraian yang terjadi di MAN Salatiga sangat

bervariasi, yaitu dilakukan secara sukarela, secara berbelitbelit, dan tidak

pernah dilakukan. Penulis juga menjelasakan upaya ibu untuk

mengingatkan mantan suami memberikan nafkah anak setelah perceraian

yang terjadi di MAN Salatiga sangat bervariasi dalam tindakannya, yaitu

tindakan ibu untuk mengingatkan mantan suami tidak perlu dilakukan,

tindakan ibu untuk mengingatkan mantan suami dengan memintanya

Page 26: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

13

secara langsung dan tindakab ibu untuk mengingatkan mantan suami tidak

pernah dilakukan.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan

penelitian terdahulu terletak pada fokus masalah yang akan diteliti.

Dimana penelitian akan dilakukan di Pengadilan Agama Salatiga dan

kepada keluarga Pegawai Negeri Sipil yang menjadi subyek daripada

putusan. Kajiian utama pada penelitian terdahulu fokus pada perizinan

perceraian Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan penelitian peneliti berfokus

pada pertimbangan hakim dalam penentuan pemenuhan nafkah pasca

perceraian kepada mantan istri Pegawai Negeri Sipil ataupun anak,

mengapa terjadi perceraian, cara pemenuhan nafkah dan pembagian gaji,

pelaksanaan nafkah dalam islam, dan implikasi terhadap keseharian istri

ataupun anak dalam keluarga yang memperoleh putusan dari Pengadilan

Agama Salatiga.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Untuk membantu dan memudahkan peneliti dalam melakukan

penelitian, peneliti akan menggunakan jenis penelitian secara

kualitatif dan menggunakan beberapa pendekatan sebagai acuan

dalam penulisanini. Secara jelasnya penulis paparkan sebagai berikut:

Page 27: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

14

a. Penelitian Kualitatif

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian

kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis,

yang tidak menggunakan prosedur analisis statistic atau cara

kuantifikasi lainnya (Moleong, 2002: 6). Dari pengertian tersebut,

sudah tentu sesuai dengan judul penelitian yang telah ada ini,

peneliti akan berada pada latar yang alamiah sehingga metode

yang akan digunakan adalah dengan melakukan observasi, catatan

lapangan dan wawancara dengan hakim dan pihak istri serta

keluarga yang mendapatkan putusan dari Pengadilan Agama

Salatiga.

b. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan

yuridis sosiologis. Dengan pendekatan ini diharapkan penulis bisa

mengetahui bagaimana pemenuhan nafkah pasca perceraian bagi

Pegawai Negeri Sipil yang mendapatkan putusan dari pengadilan.

Hal ini dilakukan dengan tinjauan pada pihak istri dan keluarga

yang mendapatkan putusan dari Pengadilan Agama Salatiga.

2. Kehadiran Peneliti dan Tempat Penelitian

Peneliti dalam melaksanakan observasi telah melaksanakan

wawancara pra penelitian di Pengadilan Agama Salatiga, sehingga

sudah tentu peneliti berada pada lapangan bersama nara sumber yang

ada. Penelitian dilaksanakan di Pengadilan Agama Salatiga. Alasan

Page 28: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

15

peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan peneliti pernah ada

dalam praktikum kerja lapangan dan kasus perceraian Pegawai Negeri

Sipil yang menarik.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

penting dalam sebuah penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah

untuk mendapatkan data. Dalam pelaksanaan penelitian ini, data akan

diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,

yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu

pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (Interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 2002: 186). Peneliti akan melakukan

wawancara dengan hakim dan putusan hakim dari Pengadilan

Agama Salatiga.

b. Dokumen

Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film

(Moeloeng, 2002 : 161). Sumber tertulis dapat terbagi atas

sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi

dan dokumen resmi (Moeloeng, 2002 : 113). Dalam hal ini

Page 29: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

16

penulis mengambil dokumentasi berupa data tentang putusan

cerai gugat oleh Majelis Hakim di Pengadilan Agama Salatiga.

4. Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis

seperlumya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Dalam

penganalisisan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif

yaitu: analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul kemudian

disajikan dalam bentuk uraian (Moeloeng, 2011 : 288).

Aktivitas dalam analisis ini meliputi tiga tahap yaitu tahap

reduksi data (data reduction), tahap penyajian data (data display) serta

tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion/ verification).

5. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam rangka informasi yang faktual dan terperinci maka

penulis menggunakan beberapa teknik pengecekan data yang

diuraikan sebagai berikut:

a. Triangulasi

Triangulasi adalah sebuah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Artinya melalui

teknik ini data pokok yang ada akan dibandingkan dengan data

pendukung lainnya, baik berdasarkan sumber, metode, dan teori.

Dalam hal ini peneliti membandingkan antara data-data yang

didapatkan peneliti melalui wawancara dengan dokumentasi serta

hasil observasi lapangan. Selain itu penulis juga membandingkan

Page 30: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

17

antara metode yang dilaksanakan dengan apa yang menjadi

dasarnya.

b. Uraian Rinci

Dalam teknik ini penulis telah melaporkan hasil

penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan

secermat mungkin.

c. Auditing

Auditing adalah proses pemeriksaan kebergantungan dan

kepastian data dalam penelitian. Segala bentuk informasi yang

didapatkan peneliti, baik berbentuk catatan ataupun data lainnya

dimanfaatkan dalam proses auditing.

6. Tahap-Tahap Penelitian

Pada tahapan ini penulis membagi dalam tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Pra Lapangan

Dalam tahap pertama ini ada lima hal yang telah

dilengkapi oleh peneliti yaitu:

1. Menyusun rancangan penelitian

2. Mengurus perizinan

3. Menjajaki dan menilai lapangan

4. Memilih dan memanfaatkan informan

5. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Page 31: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

18

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Uraian tentang tahap pekerjaan lapangan, dibagi atas tiga

bagian yaitu:

1. Memahami latar penelitian

2. Adaptasi peneliti dilapangan

3. Berperan serta mengumpulkan data

c. Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis

seperlumya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Dalam

penganalisisan data tersebut penulis menggunakan analisa

kualitatif yaitu: analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul

kemudian disajikan dalam bentuk uraian (Moeloeng, 2011 : 288).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis

data model Miles dan Huberman (1984) atau yang sering disebut

dengan analisis alur (Flow) dimana aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsug secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran

kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehya lagi data atau

informasi baru.

Aktivitas dalam analisis ini meliputi tiga tahap yaitu tahap

reduksi data (data reduction), tahap penyajian data (data display)

serta tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion/

verification).

Page 32: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

19

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian yang penulis susun mencakup berbagai

subtansi diantaranya adalah sebagai berikut:

Bab satu adalah pendahuluan. Dalam bab ini peneliti menguraikan

tentang: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, metode penelitian ,

dan sistematika penulisan penelitian.

Bab dua adalah kajian teori tentang kekuasaan Hakim , hakim dan

kewajibannya, penyelenggaraan dan prinsip-prinsip pokok kehakiman,

kemandirian Hakim, pembahasan mengenai perceraian, peraturan

perundang-undangan di Indonesia terkait dengan perceraian dan perceraian

Pegawai Negeri Sipil.

Bab tiga yang berisi tentang pertimbangan Hakim dalam

pemenuhan nafkah perceraian Pegawai Negeri Sipil di Salatiga, dua

putusan Pengadilan Salatiga perkara nomor 0537/Pdt.G/2017/PA.Sal., dan

1091/Pdt.G/2017/PA.Sal. putusan dalam penentuan nafkah terhadap

mantan istri dan anak Pegawai Negeri Sipil dan hasil wawancara dengan

hakim.

Bab empat adalah analisis dasar pertimbangan hukum Majelis

Hakim dalam menentukan nafkah bagi istri dan anak Pegawai Negeri Sipil

pada putusan dan analisis Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomer 45 tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 10 tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi

Page 33: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

20

Pegawai Negeri Sipil terhadap putusan pemenuhan nafkah oleh suami

terhadap mantan istri dan anak Pegawai Negeri Sipil pada putusan di

Pengadilan Agama Salatiga.

Bab lima yang berisi kesimpulan dan saran. Dalam bagian akhir

termuat daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.

Page 34: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kekuasaan Kehakiman

1. Pengertian Kekuasaan Kehakiman

Perngertian kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara

yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan berdasarkan pancasila, demi terselenggarakannya

Negara Hukum Republik Indonesia. Kekuasaan Kehakiman yang

merdeka ini mengandung arti bahwa kekuasaan kehakiman yang

bebas dari campur tangan pihak kekuasaan negara lainnya dan

kebebasan dari paksaan, direktiva atau rekomendasi yang datang dari

pihak esktra yudisial, kecuali dalam hal-hal yang diizinkan oleh

undang undang. ( Kansil, 2000:12 )

Kebebasan dalam melaksankan wewenang yudisial tidaklah

mutlak sifatnya, karena tugas hakim yaitu untuk menegakkan hukum

dan keadilan berdasarkan pancasila dengan jalan menafsirkan hukum

dan mencari dasar asas-asas yang dijadikan landasannya, melalui

perkara perkara yang dihadapkan kepadaanya, sehingga keputusannya

mencerminkan keadilan bangsa dan rakyat indonesia.

Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman diserahkan kepada badan

badan peradilan dan ditetapkan dengan Undang Undang, dengan tugas

Page 35: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

22

pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya.

Pada hakekatnya segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan tugas badan badan penegak hukum dan keadilan tersebut,

baik atau buruknya tergantung kepada manusia manusia pelaksananya

(Hakim), maka dalam Undang Undang mengenai ketentuan ketentuan

Pokok Kekuasaan Kehakiman harus dicantumkan syarat syarat yang

senantiasa harus dipenuhi oleh seorang hakim, yaitu jujur, merdeka,

berani mengambil keputusan, dan bebas dari pengaruh apapun, baik

dari luar maupun dari dalam.

Semua peradilan diseluruh wilayah Republik Indonesia

adalah peradilan negara dan ditetapkan dengan Undang Undang

Peradilan Negara. Menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan

berdasarkan Pancasila. Ketentuan ini mengandung arti, bahwa

disamping peradilan negara, tidak diperkenan lagi adanya peradilan

peradilan yang dilakukan oleh badan hukum peradilan negara.

Penyelesaian perkara diluar pengadilan atas dasar perdamaian atau

melalui wasit (abritase) tetap diperbolehkan.

2. Hakim dan Kewajibanya

Hakim sebagai penegak hukum dan kadilan wajib

menggali,dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam

masyarakat. Dalam masyarakat yang masih mengenal hukum tidak

tertulis, serta berada dalam masa pergolakkan dan peralihan, hakim

Page 36: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

23

merupakan rumus dan penggali dari nilai-nilai hukum yang hidup

dikalangan rakyat. Untuk itu ia harus terjun ke tengah-tengah

masyarakat untuk mengenal, merasakan dan mampu menyelami

perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat,

dengan demikian hakim dapat memberikan keputusan yang sesuai

dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat.

Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim

wajib mempertimbangkan pula sifat-sifat yang baik dan yang jahat

dari tertuduh. Sifat-sifat yang jahat maupun yang baik dari tertuduh

wajib diperhatikan hakim dalam mempetimbangkan pidana yang akan

dijatuhkan. Keadaan-keadaan pribadi seseorang perlu diperhitungkan

untuk memberikan pidana yang setimpal dan seadil-adilnya. Keadaan

pribadi tersebut dapat diperoleh dari keterangan orang-orang dari

lingkungannya, rukun tetangga, dokter ahli jiwa dan sebagainya.

(Kansil, 1986:18).

3. Penyelenggaraan dan Prinsip-prinsip Pokok Kekuasaan Kehakiman

Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman diserahkan kepada

badan-badan peradilan yang ditetapkan dengan undang-undang

dengan tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili dan

menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya. Sejalan dengan

tugas pokok tersebut, maka pengadilan tidak boleh menolak untuk

memeriksa dan mengadili suatu perkara yang diajukan dengan dalih

Page 37: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

24

bahwa huum tidak atau kurang jelas, hal ini berarti pengadilan wajib

untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara tersebut.

Ketentuan Pasal 10 Undang-undang Nomer 4 tahun 2004

tentang kekuasaan kehakiman dinyatakan bahwa penyelenggaraan

kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan

badan-badan peradilan yang berada dibawahnya, dan oleh sebuah

Mahkamah Konstitusi.

Prinsip-prinsip pokok kekuasaan kehakiman tidak dapat

dilepaskan dari penelaahan yang diatur oleh undang-undang pokok

kekuasaan kehakiman yang termuat didalam Undang-Undang Nomor

14 Tahun 1970, untuk mengetahui prinsip-prinsip yang ada, maka

akan didapat suatu pemahaman atas hakekat dari kekuasaan

kehakiman yang dianut oleh hukum positif kita. Adapun garis besar

ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman ( Undang-Undang

Nomer 4 Tahun 2004 ) yang dihubungkan dengan beberapa

perundang-undangan lain yang terkait adalah :

a. kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka

untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan

keadilan berdasarkan Pancasila dengan terselenggaranya Negara

Hukum Republik Indonesia.

b. diserahkan kepada badan-badan peradilan (peradilan umum,

peradilan agama, peradilan militer, peradilan tat usaha negara dan

Mahkamah Agung sebagai peradilan tetinggi) dengan tugas

Page 38: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

25

pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya.

c. semua peradilan di Indonesia adalah peradilan negara yang

menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan

Pancasila.

d. peradilan dilakukan Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa serta dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya

ringan.

e. pelarangan campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak-

pihak lain diluar kekuasaan kehakiman.

f. peradilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-

bedakan.

g. tidak seorangpun dapat dihadapkan di depan pengadilan dijatuhi

pidana kecuali apabila pengadilan terdapat alat pembuktiaan yang

sah mendapatkan keyakinan darisaksi atas perbuatan yang

dituduhkan.

h. tidak seorangpun dapat dikenakan penangkapan, penahanan,

penggeledahan dan penyitaan, selain atas perintah tertulis oleh

kekuasaan yang sah dalm hal-hal dan menurut cara-cara yang

diatur dengan undang-undang.

i. penegakan atas praduga tak bersalah sebelum adanya putusan

pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh

kekuatan hukum tetap .

Page 39: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

26

j. ganti kerugian dan rehabilitasi atas kekeliruan mengenai orang

atau hukum yang ditetapkan.

k. Mahkamah Agung Republik Indonesia adalah pengadilan negara

tertinggi, putusan tingkat terakhir, pengawasan tertinggi dan

berwenang untuk menyatakan tidak sah semua peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

l. Pengadilan tidak boleh untuk memeriksa dan mengadili sesuatu

perkara diajukan dengan dalih bahwa hukumnya tidak atau

kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan

mengadilinya.

m. Peradilan memeriksa dan memutus dengan sekurang-kuranagnya

tiga orang hakim, kecuali apabila undang-undang menentukan

lain.

n. Pengalilan memeriksa dan memutus perkara pidana dangan

hadirnya penuduh atau terdakwa, kecuali undang-undang

menentukan lain.

o. Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum

kecuali undang-undang menentukan lain.

p. Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan

hukum apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. (

Bambang Sutioso, 2005:29 )

Page 40: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

27

4. Kemandirian Hakim

Kemandirian hakim disini dibedakan tersendiri, karena hakim

secara fungsional merupakan tenaga inti penegakan hukum dalam

menyelenggarakan keadilan. Parameter mandiri atau tidaknya hakim

dalam memeriksa perkara dapat dilihat dari kemampuan hakim dan

ketahanan hakim dalam menjaga integritas moral dan komitmen

kebebasan profesinya dalm menjalankan tugas dan wewenangnya dari

adanya campur tangan dari pihak lain dalam proses peradilan. Kalau

para hakim tepengaruh oleh campur tangan pihak-pihak lain dalam

menjalankan tugas dan wewenang yudisialnya berarti hakim tersebut

kurang atau tidak mandiri, sebaliknya kalu hakim tidak terpengaruh

dan dapat tetap bersikap obyektif, meskipun banyak tekanan

psikologis dan intervensi dari pihak lain, mak hakim tersebut adalah

hakim yang memegang teguh kemandiriannya.

Tidak semua hakim itu dapat dipengaruhi oelh pihak-pihak

lain dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, meskipun terkadang

kita sering latah menganggap bahwa seolah-olah sama saja, tidak

mandiri dalam menjalankan peradilan sehingga putusannya sering

dianggap kurang memuhi perasaan keadilan. Karena ternyata dibalik

merosotnya citra baik lembaga peradilan, masih ada hakim yang tetap

mandiri dan selalu menjaga integritas moralnya dalam melaksakan

tugas dan wewenangnya.

Page 41: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

28

Beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian kehakiman

dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Pada faktor internal yang mempengaruhi kemandirian

hakim disini adalah segala hal yang berkaitan dengan sumber daya

manusia ( SDM ) hakim itu sendiri, yaitu mulai dari rekrutmen atau

seleksi untuk diangkat menjadi hakim, pendidikan hakim dan

kesejahteraan hakim. Berbeda dengan faktor eksternal, disini faktor-

faktor yang mempengaruhi terhadap proses penyelenggaraan

peradilan yang datangnya dari luar diri hakim tertama berkaitan

dengan sistem peradilan dan sistem penegakkan hukumnya mulai dari

peraturan perundangan, intervensi tehadap proses pengadilan,

hubungan hakim dengan penegak hukum lain, tekanan, kesadaraan

hukum, sampai sistem pemerintahan (politik) di negara Republik

Indonesia.

B. Perceraian

1. Pengertian Perceraian

Perceraian menurut pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 adalah

“Putusnya perkawinan”. Adapun yang dimaksud dengan perkawinan

adalah menurut pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 adalah “Ikatan lahir

batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai

suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Jadi,

perceraian adalah putusnya ikatan lahir batin antara suami dan istri

Page 42: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

29

yang mengakibatkan berakhirnya hubungan keluarga (rumah tangga)

antara suami dan istri tersebut.

Pengertian perceraian dapat dijelaskan dari beberapa

perspektif hukum berikut.

a. Perceraian menurut hukum Islam yang telah dipositifkan dalam

Pasal 38 dan Pasal 39 UU No. 1 Tahun 1974 yang telah

dijabarkan dalam PP No. 9 Tahun 1975, mencakup antara lain

sebagai berikut;

1) Perceraian dalam pengertian cerai talak, yaitu perceraian

yang diajukan permohonan cerainya oleh dan atas inisiatif

suami kepada Pengadilan Agama, yang dianggap terjadi dan

berlaku beserta segala akibat hukumnya sejak saat perceraian

itu dinyatakan (diikrarkan) di depan sidang Pengadilan

Agama (vide Pasal 14 sampai dengan Pasal 18 PP No.9

Tahun 1975).

2) Perceraian dalam pengertian cerai gugat, yaitu perceraian

yang diajukan gugatan cerainya oleh dan atas inisiatif istri

kepada Pengadiilan Agama, yang dianggap terjadi dan

berlaku beserta segala akibat hukumnya sejak jatuhnya

putusan Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan

hukum yang tetap (vide Pasal 20 sampai dengan Pasal 36).

b. Perceraian menurut hukum agama selain hukum Islam, yang telah

pula dipositifkan dalam UU No. 1 Tahun 1974 dan dijabarkan

Page 43: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

30

dalam PP No. 9 Tahun 1975, yaitu perceraian yang gugatan

cerainya diajukan oleh dan atas inisiatif suami atau istri kepada

Pengadilan Negeri, yang dianggap terjadi beserta segala akibat

hukumnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada daftar

pencatatan oleh Pegawai Pencatat di Kantor Catatan Sipil (vide

Pasal 20 dan Pasal 34 ayat (2) PP No. 9 Tahun 1975).

Perceraian adalah penghapusan perkawinan dengan putusan

hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu. Jadi,

pengertian perceraian menurut Subekti adalah penghapusan

perkawinan, baik dengan putusan hakim atau tuntutan suami atau

istri. Dengan adanya perceraian, maka perkawinan antara suami

dan istri menjadi hapus. Namun, Subekti tidak menyatakan

pengertian perceraian sebagai penghapusan perkawinan itu

dengan kematian atau yang lazim disebut dengan istilah “cerai

mati”. Jadi, pengertian perceraian menurut Subekti lebih sempit

daripada pengertian perceraian menurut Pasal 38 UU No. 1 Tahun

1974 sebagaimana telah diuraikan di atas. ( Subekti, 1985:42)

2. Bentuk-bentuk perceraian

Bentuk-bentuk perceraian yang mengakibatkan putusnya

perkawinan yang diatur dalam hukum islam, yang dapat menjadi

alasan-alasan hukum perceraiannya dan bermuara pada cerai talak dan

cerai gugat yang telah diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 dan PP No.

9 Tahun 1975, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 44: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

31

a. Talak

Secara harfiah, talak berarti lepas dan bebas.

Dihubungkannya kata talak dalam arti kata ini dengan putusnya

perkawinan, karena antara suami dan istri sudah lepas

hubungannya atau masing-masing sudah bebas. Dalam

mengemukakan arti talak secara terminologis, ulama

mengemukakan rumusan yang berbeda, namun esensinya sama,

yakni melepaskan hubungan pernikahan dengan menggunakan

lafaz talak dan sejenisnya (Anshori, 2011 : 105-106).

b. Syiqaq

Menurut Muhammad Syaifuddin (2013 : 128) konflik

antara suami istri itu ada beberapa sebab dan macamnya. Sebelum

konflik membuat suami mengalami keputusan berpisah yang

berupa thalaq, maka konflik-konflik tersebut antara lain adalah

syiqaq.

c. Khulu‟

Bentuk perceraian atas persetujuan suami istri dengan

jatuhnya talak satu dari suami kepada istri dengan tebusan harta

atau uang dari pihak istri yang menginginkan cerai dengan khulu‟

itu (Soemiyati, 1982 : 110).

d. Fasakh

Secara etimologi, fasakh berarti membatalkan. Apabila

dihubungkan dengan perkawinan fasakh berarti membatalkan

Page 45: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

32

perkawinan atau merusakkan perkawinan. Kemudian, secara

terminologis fasakh bermakna pembatalan ikatan pernikahan oleh

Pengadilan Agama berdasarkan tuntutan istri atau suami yang

dapat dibenarkan Pengadilan Agama atau karena pernikahan yang

telah terlanjur menyalahi hukum pernikahan (Anshori, 2011 :

141).

e. Fahisah

Fahisah menurut Alquran Surah An-Nisa‟ (4): 15 ialah

perempuan yang melakukan perbuatan keji atau perbuatan yang

memalukan keluarga, seperti perbuatan mesum, homo seksual,

lesbian dan sejenisnya.

f. Ta‟lik talak

Pada prinsipnya ta‟lik talak menurut penjelasan Sudarsono

(1994 : 135) adalah suatu penggantungan terjadinya jatuhnya

talak terhadap peristiwa tertentu sesuai dengan perjanjian yang

telah dibuat sebelumnya antara suami istri.

g. Ila‟

Ila‟ menurut bahasa berasal dari kata aala, yu‟lii, dan iilaa‟

(bersumpah). Sementara ila‟ menurut syara‟ adalah bersumpah

untuk tidak menggauli istri.

h. Zhihar

Zhihar adalah prosedur talak, yang hampir sama dengan

ila‟. Arti zhihar ialah seorang suami yang bersumpah bahwa

Page 46: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

33

istrinya itu baginya sama dengan punggung istrinya. Ibarat seperti

ini erat kaitannya dengan kebiasaan masyarakat Arab, apabila

masyarakat Arab marah, maka ibarat/penyamaan tadi sering

terucap. Apabila ini terjadi berarti suami tidak akan menggauli

istrinya (Sudarsono, 1994 : 141).

i. Li‟an

Perkawinan dapat putus karena li‟an. Li‟an diambil dari

kata la‟n (melaknat), karena pada sumpah kelima, suami

mengatakan bahwa ia menerima laknat Allah bila ia termasuk

orang-orang yang berdusta. Perkara ini disebut li‟an, ilti‟an

(melaknat diri sendiri) dan mula‟anah (saling melaknat)

(Muhammad Syaifuddin, 2013 : 158).

j. Murtad (Riddah)

Syaikh Hasan Ayyub (2002 : 227) menjelaskan bahwa

apabila salah seorang suami istri murtad sebelum terjadi

persetubuhan, maka nikah terkena fasakh menurut pendapat

mayoritas ulama.

Pasal 113 Kompilasi Hukum Islam memuat ketentuan

klasifikasi bahwa perkawinan putus karena kematian, perceraian, dan

atas putusan pengadilan. Putusnya perkawinan yang disebabkan

karena perceraian dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan

perceraian. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang

Pengadilan Agama, setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan

Page 47: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

34

tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Macam-macam dan

cara pemutusan hubungan perkawinan karena perceraian yang diatur

dalam Kompilasi Hukum Islam, adalah sebagai berikut.

a. Talak

Talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan

Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan (vide

Pasal 117). Macam-macam talak, yaitu sebagai berikut.

1) Talak raj‟I, adalah talak kesatu atau kedua, dalam talak ini

suami berhak rujuk selama istri dalam masa iddah (vide Pasal

118).

2) Talak ba‟in, adalah talak yang ketiga kalinya atau talak

sebelum istri dicampuri atau talak dengan tebusan istri kepada

suami.

3) Talak sunny, adalah talak yang dibolehkan, yaitu talak yang

dijatuhkan terhadap istri yang sedang suci dan tidak

dicampuri dalam waktu suci tersebut (vide Pasal 121).

4) Talak bid‟I, adalah talak yang dilarang, yaitu talak yang

dijatuhkan pada waktu istri dalam keadaan haid, atau istri

dalam keadaan suci, tetapi sudah dicampuri pada waktu

tersebut (vide Pasal 122).

Perceraian karena talak terjadi terhitung pada saat

perceraian itu dinyatakan di depan sidang Pengadilan.

Page 48: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

35

b. Khuluk

Khuluk adalah perceraian yang terjadi atas permintaan istri

dengan memberikan tebusan atau iwadl kepada dan atas

persetujuan suaminya (vide Pasal 1 huruf i). khuluk harus

berdasarkan atas alasan perceraian sesuai dengan ketentuan Pasal

116, yaitu :

1) Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk,

pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar

disembuhkan;

2) Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua)

tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain tanpa alasan yang

sah atau karena hal lain di luar kemampuannya;

3) Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun

atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan

berlangsung;

4) Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan

berat yang membahayakan pihak yang lain;

5) Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan

akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami

atau istri;

6) Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi

dalam rumah tangga;

Page 49: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

36

7) Suami melanggar taklik talak;

8) Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidakrukunan dalam rumah tangga.

c. Taklik talak

Taklik talak ialah perjanjian yang diucapkan calon

mempelai pria setelah akad nikah yang dicantumkan dalam Akta

Nikah berupa janji talak yang digantungkan kepada suatu keadaan

tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang (vide

Pasal 1 huruf e). Isi taklik talak tidak boleh bertentangan dengan

hukum Islam. Apabila keadaan yang disyaratkan dalam taklik

talak betul-betul terjadi kemudian, tidak dengan sendirinya talak

jatuh. Supaya talak sungguh-sungguh jatuh, istri harus

mengajukan persoalannya ke Pengadilan Agama. Perjanjian taklik

talak bukan suatu perjanjian yang wajib diadakan pada setiap

perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak sudah diperjanjikan,

tidak dapat dicabut kembali (vide Pasal 46).

d. Li‟an

Li‟an menyebabkan putusnya perkawinan antara suami istri

untuk selama-lamanya (vide Pasal 125). Li‟an terjadi karena

suami menuduh istri berbuat zina dan atau mengingkari anak

dalam kandungan atau yang sudah lahir dari istrinya, sedangkan

istri menolak tuduhan dan atau pengingkaran tersebut (vide Pasal

126). Menurut Pasal 127, tata cara li‟an adalah sebagai berikut.

Page 50: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

37

1) Suami bersumpah empat kali dengan kata tuduhan zina dan

atau pengingkaran anak tersebut, diikuti sumpah kelima

dengan kata-kata “laknat Allah atas dirinya apabila tuduhan

dan atau pengingkaran tersebut didusta”.

2) Istri menolak tuduhan dan atau pengingkaran tersebut dengan

sumpah empat kali dengan kata “tuduhan dan atau

pengingkaran tersebut tidak benar”, diikuti sumpah kelima

dengan kata-kata “murka Allah atas dirinya bila tuduhan dan

atau pengingkaran tersebut benar”.

Tatacara tersebut merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan. Apabila tatacara pertama tidak diikuti

dengan tatacara kedua, maka dianggap tidak terjadi li‟an.

Menurut Pasal 128, li‟an hanya sah apabila dilakukan di

hadapan sidang Pengadilan Agama. Selanjutnya menurut

Pasal 162, bilamana li‟an terjadi, maka perkawinan itu putus

untuk selamanya dan anak yang dikandung dinasabkan

kepada ibunya, sedang suami terbebas dari kewajiban

memberi nafkah.

3. Proses hukum cerai talak

Pengajuan permohonan cerai talak Seorang suami yang

beragama islam yang akan menceraikan istrinya, menurut Pasal 67

UU No. 7 Tahun 1989 jo. UU No. 3 Tahun 2006 jo. UU No. 50

tahun 2009, mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama

Page 51: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

38

untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak. Jadi,

dalam proses hukum cerai talak suami berkedudukan hukum sebagi

pemohon, sedangkan istri berkedudukan hukum sebagai termohon.

Permohonan yang memuat nama, umur, dan tempat kediaman

suami sebagai pemohon dan istri sebagai termohon, dengan alasan-

alasan hukum perceraian yang menjadi dasar cerai talak, diajukan

kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat

kediaman istri sebagai Termohon, kecuali apabila istri sebagai

Termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang

ditentukan bersama tanpa izin suami sebagai pemohon.

Dalam hal istri sebagai Termohon bertempat kediaman di

luar Negara, permohonan diajukan kepada Pengadilan Agama yang

daerah hukumnya meliputi tempat kediaman suami sebagai

Pemohon. Dalam hal suami sebagai Pemohon dan istri sebagai

Termohon bertempat kediaman di luar negeri, maka permohonan

diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya

meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada

Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri

dan harta bersama suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan

permohonan cerai talak ataupun sesudah ikrar talak diucapkan.

Jadi, sengketa perkawinan yang dapat diselesaikan di Pengadilan

Agama, tidak hanya perkara perceraian (cerai talak dan cerai

Page 52: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

39

gugat) saja, tetapi juga sengketa penguasaan anak, sengketa nafkah

anak, sengketa nafkah istri, dan sengketa harta bersama suami dan

istri, yang merupakan akibat-akibat hukum dari putusnya

perkawinan karena perceraian, termasuk cerai talak dan cerai gugat

(Muhammad Syaifuddin, 2013 : 242).

4. Akibat Hukum Perceraian Terhadap Bekas Istri

Akibat hukum perceraian terhadap kedudukan, hak dan

kewajiban mantan suami/istri menurut pasal 41 huruf c UU No. 1

Tahun 1974 ialah Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami

untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu

kewajiban bagi bekas istri. Ketentuan normative dalam pasal tersebut

mempunyai kaitan dengan Pasal 11 UU No.1 Tahun 1974 yang

memuat ketentuan normative bahwa seorang wanita yang putus

perkawinannya berlaku jangka waktu tunggu, yang kemudian pasal ini

telah dijabarkan dalam Pasal 39 PP No.9 Tahun 1975 yang memuat

ketentuan imperative bahwa bagi seorang janda yang perkawinannya

putus karena perceraian, maka waktu tunggu bagi janda yang masih

datang bulan ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kurangnya

90 (Sembilan puluh) hari dan bagi yang tidak datang bulan ditetapkan

90 (Sembilan puluh) hari. Apabila perkawinan putus, sedang janda

tersebut dalam keadaan hamil, maka waktu tunggu ditetapkan sampai

ia melahirkan.

Page 53: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

40

Akibat hukum perceraian terhadap kedudukan, hak dan

kewajiban mantan suami/istri menurut Pasal 41 huruf c UU No. 1

Tahun 1974 selaras dengan hukum Islam. Apabila terjadi perceraian

antara suami dan istri menurut hukum Islam, maka akibat hukumnya

adalah dibebankannya kewajiban mantan suami terhadap mantan

istrinya untuk memberi mut‟ah yang pantas berupa uang atau barang

dan memberi nafkah hidup, pakaian dan tempat kediaman selama

mantan istri dalam masa iddah, serta melunasi mas kawin, perjanjian

ta‟lik talak dan perjanjian lain.

Akibat hukum perceraian terhadap kedudukan, hak dan

kewajiban mantan suami/istri yang diatur dalam hukum Islam, telah

dipositivisasi dalam Kompilasi Hukum Islam, khususnya Pasal 149

yang memuat ketentuan imperative bahwa bilamana perkawianan

putus karena talak, maka bekas suami wajib:

a. Memberikan mut‟ah yang layak kepada bekas istrinya, baik

berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qabla

aldukhul;

b. Memberikan nafkah, mas kawin dan kiswah kepada bekas istri

selama masa iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak bain

atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil;

c. Melunasi mahar yang masih terutang seluruhnya, dan separuh

apabila qabla aldukhul;

Page 54: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

41

d. Memberikan hadhanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai

umur 21 tahun.

5. Akibat Hukum Perceraian Terhadap Anak

Akibat hukum perceraian terhadap kedudukan dan

perlindungan hak-hak anak menurut Pasal 41 huruf a UU No. 1 Tahun

1974 ialah baik bapak maupun ibu tetap mempunyai kewajiban

memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan

kepentingan anak, bilamana terjadi perselisihan mengenai penguasaan

anak-anak, maka Pengadilan yang memberikan keputusannya. Akibat

hukum perceraian terhadap anak ini tentu saja hanya berlaku terhadap

suami dan isrti yang mempunyai anak dalam perkawinan mereka,

tetapi tidak berlaku terhadap suami dan istri yang tidak mempunyai

anak dalam perkawinan mereka.

Menurut Soemiyati (1982 : 126) jika terjadi perceraian dimana

telah diperoleh keturunan dalam perkawinan itu, maka yang berhak

mengasuh anak hasil perkawinan adalah ibu, atau nenek seterusnya ke

atas. Akan tetapi, mengenai pembiayaan untuk penghidupan anak itu,

termasuk biaya pendidikannya adalah menjadi tanggung jawab

ayahnya. Berakhirnya masa asuhan adalah pada waktu anak itu sudah

dapat ditanya kepada siapa dia akan terus ikut. Kalau anak tersebut

memilih ibunya, maka si ibu tetap berhak mengasuh anak itu, kalau

anak itu memilih ikut bapaknya, maka hak mengasuh ikut pindah pada

bapak.

Page 55: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

42

Wahyu Ernaningsih dan Putu Samawati (2006 : 126)

menguraikan pendapatnya mengenai akibat hukum perceraian

terhadap “nafkah anak” secara lebih rinci, sebagai berikut:

a. Kewajiban “membiayai” anak tidak hilang karena putusnya

perkawinan akibat adanya perceraian.

b. Biaya pemeliharaan anak ditanggung oleh ayah (sampai anak

dewasa atau berdiri sendiri, bekerja/mendapat penghasilan atau

anak menikah). Kewajiban membiayai tetap menjadi tanggung

jawab ayah walaupun pemeliharaan anak tidak padanya. Artinya

ayah tetap mempunyai kewajiban untuk membiayai penghidupan

anak walaupun hak pemeliharaan anak berada pada ibu, kakek,

nenek, bibi, dan sebagainya.

c. Bila ayah tidak dapat memberi biaya pemeliharaan

(penghidupan), maka pengadilan dapat menentukan bahwa ibu

ikut memikul biaya hidup anak.

d. Bila ayah tidak melaksanakan putusan pengadilan untuk

membiayai pemeliharaan anak, maka seorang (mantan) istri dapat

melakukan permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan

Agama atau Pengadilan Negeri dimana proses perceraiannya

dilakukan. Selanjutnya, Pengadilan akan memanggil (mantan)

suami. Jika suami tidak memenuhi surat panggilan dari

pengadilan tanpa alasan yang patut, maka Ketua Pengadilan akan

mengeluarkan Surat Penetapan yang memerintahkan untuk

Page 56: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

43

melakukan eksekusi kepada Panitera atau Juru Sita. Namun,

apabila (mantan) suami datang memenuhi panggilan dari

Pengadilan, maka Ketua Pengadilan akan mengeluarkan

peringatan pengadilan yang ditujukan kepada mantan suami agar

memenuhi kewajibannya. Lama waktu peringatan tidak boleh

lebih dari 8 hari. Setelah lebih 8 hari,mantan suami tidak

melaksanakan/memenuhi putusan Pengadilan, maka akan

dikeluarkan surat penetapan oleh Ketua Pengadilan yang

memerintahkan eksekusi kepada Panitera atau Juru Sita.

Memperhatikan penjelasan beberapa ahli hukum perceraian

sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat dipahami bahwa Pasal 41

huruf a UU No. 1 Tahun 1974 adalah wujud normative dari upaya

Negara untuk melindungi hak-hak anak setelah terjadi perceraian dari

kedua orang tuanya, berlandaskan fungsi Negara hukum mengaku dan

melindungi HAM.

Hak- hak anak yang dilindungi oleh pasal 41 huruf a UU No 1

Tahun 1974 dijelaskan secara lebih mendalam oleh Sudarsono (1994 :

188) hak untuk mendapatkan pemeliharaan dan pendidikan dari kedua

orang tuanya. Baik ibu atau bapak si-anak berkewajiban untuk

memelihara dan mendidik anak yang mereka peroleh selama

pernikahan. Ketika bercerai antara suami istri akan ada status baru,

yaitu janda (bagi Istri) dan duda (bagi suami) serta ada istilah mantan/

bekas istri dan mantan/ bekas suami, tetapi istilah ini tidak berlaku

Page 57: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

44

untuk anak dan orang tua. Tidak ada istilah mantan anak atau mantan

orang tua.Untuk itu, perceraian terjadi status anak dan orang tua tidak

akan berubah untuk memelihara dan mendidik anaknya sampai anak

itu kawin atau dapat berdiri sendiri. Hak untuk dipelihara ini lebih

mengacu kepada pemenuhan kebutuhan secara lahiriah, anak berhak

untuk mendapatkan pemeliharaan anggota jasmaninya dari kedua

orang tuanya. Peran kedua orang tua dalam menjaga anak mereka

dapat berupa pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang

merupakan kebutuhan primer hingga jika memungkinkan pemenuhan

kebutuhan tertier. Sedangkan hak untuk mendapatkan pendidikan ini

lebih mengacu kepada pembinaan kejiwaan atau rohaniah si anak,

pemenuhan kebutuhan ini dapat berupa memberikan pendidikan atau

pengajaran ilmu pengetahuan yang terdapat di jenjang sekolah,

pendidikan agama, pendidikan kepribadian dan berbagai pendidikan

lainnya yang berkaitan dengan pembinaan dari kejiwaan si anak. Baik

pemeliharaan maupun pendidikan, keduanya harus mendapatkan

perhatian serius oleh kedua orang tua si anak, walaupun disaat

putusan cerai di bacakan oleh hakim di depan sidang pengadilan

menjatuhkan hak asuh kepada salah satu pihak, bukan berarti pihak

yang tidak diberikan hak asuh tersebut dapat lepas bebas tanpa

tanggung jawab. Keduanya tetap bertanggung jawab dalam hal

pemeliharaan dan pendidikan anak-anak mereka.

Page 58: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

45

C. Peraturan Perundang-undangan

1. Pengertian dan Urutan Peraturan Perundang undangan

Pengertian dari Peraturan Perundang undangan diatur dalam

Pasal 1 angka 2 Undang Undang Nomer 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan adalah peraturan

tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan

dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang

berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan. Sedangkan dari sisi ilmu perundangan-

undangan menurut Maria Soeprapto (2010 : 10-11) pengertian

perundang undangan adalah sebagai berikut:

a. Setiap keputusan tertulis yang dikeluarkan pejabat atau lingkungan

jabatan yang berwenang yang berisi aturan tingkah laku yang

bersifat atau mengikat umum.

b. Merupakan aturan aturan timgkah laku yang berisi ketentuan

ketentuan mengenai hak, kewajiban, fungsi, dan status atau suatu

tatanan

c. Merupakan peraturan yang mempunyai ciri umum abstrak atau

abstrak umum, artinya tidak mengatur atau tidak ditunjukkan pada

obyek, peristiwa atau gejala konkret tertentu.

d. Mengambil pemahaman daalam kepustakaan Belanda, peraturan

perundang undangan lazim disebut dengan keputusan yang

dibentuk oleh pemerintah (regering).

Page 59: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

46

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peraturan

perundang-undangan adalah semua peraturan tertulis yang memuat

norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau

ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui

prosedur yang ditetapkan.

Kemudian dari peraturan perundang-undangan yang diatur

dalam Pasal 7 UU Nomer 12 tahun 2011 tentag pembentukan

peraturan perundang-undangan dijelaskan tentang jenis dan herarki

peraturan perundang-undangan terdiri atas:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

c. Undang-Undang atau Peraturan Pengganti Undang-Undang

d. Peraturan Pemerintah

e. Peraturan Presiden

f. Peraturan Daerah Provinsi

g. Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota

Dalam Ayat 2 dijelaskan tentang kekuatan hukum peraturan

perundang-undangan sesuai dengan urutan herarki sebagai mana

dimaksud pada urutan diatas.

2. Undang-Undang dan Sistem Hukum

Undang-undang merupakan salah satu bagian dari sistem

hukum. Karenanya, proses pembentukan undang-undang akan sangat

dipengaruhi oleh sistem hukum yang dianut oleh negara tempat

Page 60: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

47

undang-undang itu dibentuk. Sehingga, untuk mengkaji pembentukan

undang-undang secara komprehensif, haruslah dimulai dengan

mengkaji sistem hukum itu sendiri. Dari beberapa pendapat para ahli

hukum mengemukakan, untuk memahami sistem hukum dapat dilihat

dari unsur-unsur yang melekat pada sistem hukum itu sendiri yakni

seperti struktur hukum, subtansi hukum, dan budaya hukum.

Adanya pemahaman mengenai pengertian dari sistem hukum,

dan kaitannya dengan proses pembentukan undang-undang,

diharapkan akan berperngaruh pada ditempatkannya pembentukan

undang-undang, sebagai bagian utama dalam peroses berjalannya

sistem hukum dan penegakan hukum di negara tersebut. Akan tetapi,

pengembanga subtansi hukum melalui pembentukan undang-undang,

juga amat tergantung pada pengembangan sistem kelembagaan hukum

( pengadilan ) atau struktur hukum yang ada. Selain itu keberhasilan

dan berfungsinya sistem hukum juga sangat ditentukan oleh budaya

hukum yang ada dalam negara tersebut. ( Yuliandri, 2009: 31-36 )

D. Perceraian Pegawai Negeri Sipil

Sesuai dengan lingkup struktual Pemerintah Negara Indonesia

sebagai salah satu organisasi, maka lingkup pegawaian pun dapat dibagi

atas beberapa jenis pegawai sebagai sumber daya manusia dari pemerintah

negara republik Indonesia, termasuk pegawai negeri sipil sebagai bagian

dari pegawai negeri maka definisi pegawai negeri sipil pun tidak dapat

dipisahkan dari pengertian pegawai negeri itu sendiri.

Page 61: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

48

Dari segi tata bahasa kepegawaian mempunyai asal kata pegawai,

adalah kata benda berupa orang-orang atau sekelmpok orang yang

mempunyai status tertentu, karna pekerjaannya. Sedangkan kepegawaian

berubah maknanya menjadi segala susuatu yang terkait dengan pegawai

yang oleh sesuatu organisasi dipertimbangkan untuk menjadi urusan

organisasi tersebut, ini berarti bahwa apa yang tercakup dalam

kepegawaian itu berbeda untuk setiap organisasi. Pengertian ini jika

dikaitkan dengan keberadaan negara sebagai suatu organisasi, maka yang

dimaksud dengan pegawai negeri adalah pekerja atau staf pada organisasi

pemerintah maupun instansi perusahaan milik negara dan segala sesuatu

yang berkaitan dengan pekerjaan yang diatur dan sesuai dengan peraturan

pemerintah yang ditetapkan. ( Buchari Zainun 1995: 75 )

Pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara atau abdi masyarakat

wajib memenuhi pelaksanaan dan kebijakan pemerintah dalam rangka

meningkatkan kehidupan bangsa dan negara menuju masyarakat yang adil

dan makmur ( UU Nomer 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok

kepegawaian ) , pegawai negeri adalah setiap warga negara republik

Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau

diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Dari konsep ini pegawai negeri dapat diabstrakkan sebagai berikut:

Page 62: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

49

a. Harus memenuhi syarat yang telah ditentukan

b. Digaji menurut peraturan pemerintah

c. Dipekerjakan dalam jabatan negeri

d. Mengikuti segala peraturan yang mengikat dari negeri

Pengertian pegawai negeri juga dapat dilihat dari penjelasan

mockdijat yang melihatnya dari prespektif administrasi pemerintahan

adalah mereka yang diangkat dalam jabatan pemerintah oleh pembesar

yang berwenang dan diberi gaji anggaran belanja negara, maka

anggaran belanja pegawai serta segala sesuatu harus menurut

peraturan yang berlaku dari negara.

Bersangkutan dengan izin perceraian bagi Pegawai Negeri

Sipil ( aparatur negara, abdi negara, abdi masyarakat ) dimana PNS

yang harus menjadi teladan yang baik baik bagi masyarakat baik

dalam tingkah laku, tindakan, dan ketaatan untuk dapat melaksanakan

kewajiban itu, maka kehidupan PNS harus ditunjang oleh kehidupan

bekeluarga yang serasi, sehingga setiap PNS dalam melaksanakan

tugasnya tidak akan banyak terganggu oleh masalah keluarga, dalam

kata lain PNS merupakan teladan bagi masyarakat.

Untuk melakukan perkawinan dan perceraian PNS harus

memperoleh izin terlebih dahulu dari pejabat yang bersangkutan.

Ketentuan yang berupa keharusan untuk memperoleh izin bagi PNS

yang hendak melakukan perkawinan dan perceraian tersebut, tidak

mengurangi ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi lembaga

Page 63: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

50

perkawinan dan perceraian itu sendiri karena kedudukannya sebagai

pegawai negeri sipil. Ketentuan yang dimaksud disini adalah

ketentuan izin bagi PNS yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 45 tahun 1990.

Peraturan tersebut mengatur tentang kewajiban-kewajiban

yang haarus dipenuhi bagi pegawai negeri sipil dalam hal perkawinan

pertama, hendak melangsungkan perkawinan lebih dari seorang

hendak melakukan perceraian dan bagi PNS wanita dilarang untuk

menjadi istri kedua / ketiga / keempat dari seorang yang bukan PNS

harus memperoleh izin terlebih dahulu kepada pejabat setempat.

Disamping itu pada peraturan ini diatur juga tentang kewajiban bagi

PNS didalam hal menghadapi masalah permintaan izin bercerai,

permintaan izin beristri lebih dari satu karenannya diatur untuk

pembagian gaji akibat daripada perizinan tersebut.

PNS hanya dapat melakukan perceraian apabila ada alasan

yang sah diantaranya :

a. Salah satu pihak berbuat zina.

b. Salah satu pihak menjadi pemabuk, pemadat, dan penjudi yang

sukar disembuhkan.

c. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah serta

tanpa memberikan nafkah lahir maupun batin atau karena hal lain

diluar kemampuannya.

Page 64: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

51

d. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau

hukuman yang lebih berat secara terus menerus setelah

perkawinan berlangsung.

e. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat

baik lahir maupun batin yang membahayakan.

f. Antara suami dan istri terus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi.

Permohonan izin untuk melakukan perceraian ataupun surat

keterangan untuk melakukan perceraian disampaikan kepada

atasannya disertai dengan alasan yang lengkap yang mendasari

permohonan melakukan perceraian. Atasan yang menerima

permohonan perceraian meneruskan dan memberikan pertimbangan

kepada pejabat yang berwenang secara hirarkis. Pejabat pada SKPD

yang menerima permohonan, wajib menindaklanjuti dengan

memproses permohonan tersebut bersama tim pertimbangan

pembinaan disiplin dan pendayagunaan PNS yang ada di SKPD

setempat dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Sebelum mengambil keputusan tim pejabat terlebih dahulu berusaha

untuk merukunkan kembali PNS yang mengajukan perceraian dengan

pasangannya, namun apabila kedua belah pihak tetap meinginkan

untuk tetap melanjutkan proses perceraian maka permohonan tersebut

dapat diproses lebih lanjut disertai dengan dokumen pendukung

Page 65: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

52

sesuai yang dipersyaratkan. Izin untuk becerai dapat diberikan oleh

pejabat apabila:

a. Tidak bertentangan dengan ajaran atau peraturan agama yang

dianutnya, atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Ada alasan alasan yang sah, sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

c. Tidak bertentangan dengan Pearturan Perundangan yang

berlaku.

d. Alasan alasan untuk melakukan perceraian tidak bertentangan

dengan akal sehat.

Ketentuan lain dalam perceraian PNS adalah tentang

pembagian gaji, sesuai dengan pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor

45 tahun 1990. Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS Pria

(sebagai Penggugat/cerai gugat), maka Penggugat wajib

menyerahkan sepertiga gajinya untuk penghidupan bekas istri

sampai dengan mantan istri menikah lagi, sepertiga lagi untuk anak-

anaknya sampai dengan berusia 21 tahun atau sudah menikah dan

sepertiga sisanya untuk Penggugat itu sendiri. diantarnya ayat 3 dan

4 lama, disipkan satu ayat yang dijadikan ayat baru yang berbunyi

“pembagian gaji kepada bekas istri tidak diberikan apabila alasan

perceraian disebabkan karena istri berzina, dan atau melakukan

kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir maupun batin

terhadap suami dan atau istri menjadi pemabuk, pemadat, dan

Page 66: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

53

penjudi yang sukar disembuhkan, dan istri telah meninggalkan

suami selama dua tahun berturut-turut tanpa izin suami dan tanpa

alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya”. Akan

tetapi pembagian gaji tersebut tidak diberikan kepada istri karena

Nusus seperti yang disebutkan diatas.

Apabila pernikahan merekan tidak dikaruniai anak, maka

pembagian gaji yaitu setengah diberikan kepada mantan istrinya.

Apabila perceraian tersebut terjadi karena kehendak bersama antara

suami dan istri, maka pembagian gaji dilaksankan atas kesepakatan

bersama. Bekas istri berhak juga atas bagian gaji walaupun

percerain terjadi atas kehendak istri, apabila alasan perceraian

adalah karena dimadu, suami berzina, melakukan kekejaman dan

penganiayaan, menjadi pemabok/pemadat/penjudi yang susah

disembuhkan, meninggalkan istri 2 tahun lebih tanpa alasan.

(Riduan Syahrani, 1987:72 )

Pegawai Negeri Sipil yang telah menerima Surat Keputusan

(SK) Perceraian dapat mencabut lagi permohonannya melalui surat

pengajuan tertulis kepada Pejabat yang berwenang, apabila pada

saat proses persidangan mereka memutuskan untuk rujuk atau

bersatu kembali. Sebelum mengajukan proses perceraian ke

Pengadilan, PNS Penggugat ataupun tergugat berkewajiban

mendapatkan izin tertulis untuk Melakukan Perceraian dari pejabat

yang berwenang. Selain itu, apabila sudah mendapatkan akta cerai,

Page 67: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

54

seorang PNS wajib melaporkan kepada pejabat yang berwenang

secara hirarki dengan membuat laporan percerain selambat

lambatnya satu bulan mulai akta cerai tersebut diterbitkan sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomer 53 tahun 2013 tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil.

Page 68: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

55

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Putusan Hakim Pengadilan Agama Salatiga

Pertimbangan hakim dalam putusan terutama berkaitan dengan

nafkah perceraian Pegawai Negeri Sipil di kota Salatiga, terutama tentang

tuntutan nafkah berkaitan dengan perkara cerai talak atau permohonan

talak. Sesuai dengan ketentuan pasal 8 Peraturan Pemerintah nomer 45

tahun 1990 tentang izin perkawinan dan percerain bagi PNS yang

menyatakan “Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria maka ia

wajib menyerahkan sebagaian gajinya untuk penghidupan mantan istri dan

anak anaknya” maka ketentuan tentang pertimbangan hakim untuk

pembagian gaji lebih terlihat pada kasus permohonan talak.

Pembahasan tentang beberapa tuntuntan nafkah dari istri kepada

suami, meliputi nafkah madliyah, nafkah iddah, nafkah mut‟ah dan nafkah

hadzonah serta pertimbangan hakim terhadap penetapan besaran nafkah

yang diterima. Penetapan nafkah dari hakim tersebut digunakan dasar

untuk pembagian gaji PNS Pria yang hendak melakukan perceraian

dengan permohonan talak. Beberapa pertimbangan Hakim pada kasus

cerai talak Pegawai Negeri Sipil:

1. Putusan Nomor 1091/Pdt.G/2017/PA.Sal

a. Duduk perkara

Pemohon disebut juga Tergugat Rekonpensi bernama Indra

Nur Noviyanto bin Nursalim (28tahun) Pekerjaan PNS, melawan

Page 69: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

56

Termohon disebut juga Penggugat Rekonpensi Devi Eva AMA

binti Marliardi (26tahun) pekerjaan Swasta. Mempunyai seorang

anak bernama Deandra Loui (6th), rumah tangga sudah tidak dapat

dipertahankan lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran,

antara pemohon dan termohon telah dalam keadaan pisah rumah

kurang lebih 17 bulan, hampir satu setengah tahun. Gagalnya

upaya untuk mediasi mendamaikan kedua pihak. Bahwa dengan

demikian maka rumah tangga Pemohon dan Termohon telah rusak

dan pecah sehinnga tujuan untuk membentuk rumah tangga yang

sakinah mawadah wa rahmah tidak mungkin terwujud, sehingga

jalan terbaik bagi Pemohon adalah menjatuhkan talak dan sesuai

dengan pasal 39 ayat 2 Undang Undang Nomer 1 Tahun 1974 jo

Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomer 9 tahun 1975 jo

Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam telah cukup alasan bagi

pemohon untuk mengajukan permohonan cerai talak ini melalui

Pengadilan Agama Salatiga.

b. Tuntutan Termohon atau Penggugat Rekonpensi

Termohon menuntut beberapa tuntutan nafkah atas dirinya

kepada Pemohon, diantaranya:

1) Nafkah Lowong atau Nafkah Madliyah selama 18 bulan,

1.500.000 x 18 = 27.000.000 (dua puluh tujuh juta rupiah)

2) Nafkah Mutah sebesar 5.000.000 (lima juta rupiah)

3) Nafkah Iddah 4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah)

Page 70: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

57

4) Nafkah Anak atau Hadlonah perbulan sebesar 1.000.000 (satu

juta rupiah)

c. Kemampuan atau Kesanggupan Pemohon atau Tergugat

Rekonpensi

Bahwa sebagai seorang suami yang hendak menceraikan

istrinya, Pemohon atau Tergugat Rekonpensi sanggup

memberikan:

1) Tetap memberikan nafkah lowong seperti yang dimaksudkan

diatas meskipun telah pisah rumah.

2) Nafkah Mut‟ah berupa uang sejumlah 500.000 ( lima ratus ribu

rupiah)

3) Nafkah iddah 1.500.000 ( satu juta lima ratus ribu rupiah)

4) Nafkah Anak atau Hadlonah sebesar 500.000 (lima ratus ribu

rupiah) perbulan.

d. Hasil putusan dari Majelis Hakim

Dari besaran tuntutan istri dan kesanggupan suami, majelis

hakim menatapkan pada putusan ini adalah:

1) Terjadinya kesepakatan tentang pembagian nafkah

2) Nafkah Iddah sebesar 3.000.000 ( tiga juta rupiah )

3) Nafkah Mut‟ah sebesar 2.000.000 ( dua juta rupiah )

4) Nafkah Anak atau Hadlonah 700.000 ( tujuh ratus ribu rupiah)

perbulan.

Page 71: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

58

2. Putusan Nomer 0537/Pdt.G/2017/PA.Sal

a. Duduk perkara

Pemohon disebut juga Tergugat Rekonpensi bernama Nyoto

Dwi Sabdo bin Sriyanto Noto Siswanto (41 tahun) Pekerjaan PNS,

melawan Termohon disebut juga Penggugat Rekonpensi Bintari Rasti

Bangsa bin Drs.A.Indarto (30 tahun) pekerjaan tidak berkerja.

Mempunyai 2 orang anak yaitu Yasmin Prastiwi (8 tahun) dan Sijalu

Fauzan (4 tahun), rumah tangga sudah tidak dapat dipertahankan lagi,

sering terjadi perselisihan dan pertengkaran, antara pemohon dan

termohon telah dalam keadaan pisah rumah kurang lebih 15 bulan,

hampir satu setengah tahun. Bahwa sebagai salah satu bukti Pemohon,

yaitu tidak pernah melibatkan dan atau minta pertimbangan termohon

dalam melakukan sesuatu pada sekitar bulan februari 2016 Pemohon

mengajukan Pinjaman ke Bank BPD Jateng dengan jaminan SK

Pegawai sebesar 100jt, yang hasil pinjaman tersebut dipergunakan

seluruhnya secara pribadi oleh pemohon diluar sepengetahuan

Termohon. Gagalnya upaya untuk mediasi mendamaikan kedua pihak.

Bahwa dengan demikian maka rumah tangga Pemohon dan Termohon

telah rusak dan pecah sehinnga tujuan untuk membentuk rumah tangga

yang sakinah mawadah wa rahmah tidak mungkin terwujud, sehingga

jalan terbaik bagi Pemohon adalah menjatuhkan talak dan sesuai

dengan pasal 39 ayat 2 Undang Undang Nomer 1 Tahun 1974 jo Pasal

19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomer 9 tahun 1975 jo Pasal 116

Page 72: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

59

huruf f Kompilasi Hukum Islam telah cukup alasan bagi pemohon

untuk mengajukan permohonan cerai talak ini melalui Pengadilan

Agama Salatiga.

b. Tuntutan Termohon atau Pengugat Rekonpensi

Termohon menuntut beberapa tuntutan nafkah atas dirinya

kepada pemohon, diantaranya:

1) Nafkah Madliyah 50.000 (lima puluh ribu) perhari, dikalikan 15

bulan = 22.500.000 ( dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah)

2) Nafkah iddah sejumlah 13.500.000 ( tiga belas juta lima ratus ribu

rupiah )

3) Nafkah Mut‟ah sejumlah 50.000.000 ( lima puluh juta rupiah )

4) Nafkah Anak atau Hadlonah, anggara membeli susu dan pakaian

dan pendidikan adalah 2.500.000 ( dua juta lima ratus ribu rupiah)

x 15 bulan = 37.500.000 ( tiga puluh juta lima ratus ribu rupiah)

c. Kemampuan atau Kesanggupan Pemohon atau Tergugat Rekonpensi

Bahwa sebagai seorang suami yang hendak menceraikan

istrinya, pemohon atau Tergugat Rekonpensi sanggup memberikan:

1) Terhadap tuntutan Nafkah Madliyah, karena perlu diketahui

bahwa perbuatan Termohon/Penggugat Rekonpensi jelas jelas

nusu ( Penggugat Rekonpensi tidak taat pada Tergugat

Rekonpensi )

Page 73: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

60

2) Nafkah iddah, karena perlu diketahui bahwa perbuatan

Termohon/Penggugat Rekonpensi jelas jelas nusu (Penggugat

Rekonpensi tidak taat pada Tergugat Rekonpensi)

3) Nafkah Mut‟ah sesuai dengan kemampuan sebesar 1.000.000 (

satu juta rupiah )

4) Terhadap Nafkah Anak, menetapkan hak asuh anak yang

bernama Yasmin Prastiwi (8th) dan Sijalu Fauzan (4th) jatuh

kepada Pemohon selaku bapak kandungannya sendiri, dengan

Alasan nusus daripada Termohon.

d. Hasil Putusan dari Majelis Hakim

Dari besaran tuntutan istri dan kesanggupan suami, Majelis

Hakim menetapkan pada putusan ini adalah:

1) Nafkah Madliyah, selama 15 bulan, bahwa uang 50.000 perhari

itu merupakan tuntutan dari pihak Termohon/Penggugat

Rekonpensi saja, maka diperhitungkan ½ dari 50.000 menjadi

25.000 dikalikan 15 bulan = 11.250.000 ( sebelas juta dua ratus

lima puluh ribu rupiah)

2) Nafkah Iddah, tuntutan istri sebesar 13.500.000 ( Tiga belas juta

lima ratus ribu rupiah) dianggap terlalu besar oleh Majelis Hakim.

Dikaitkan dengan besaran perhari pada Nafkah Madliyah yaitu

25.000, maka Majelis Hakim dengan mengacu pertimbangan

diatas, kiranya patut dikabulkan 25.000 x 3 bulan= 2.250.000 (

dua juta duaratus lima puluh ribu rupiah )

Page 74: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

61

3) Nafkah Mut‟ah, dengan acuan nominal 25.000 perhari dan

pendapat pakar hukum islam, yaitu Wahbah Al Zuhayli dalam

kitab Ahwalus Syahsiyyah Halaman 334 berbunyi: “Apabila

terjadi talak sesudah dukhul tanpa kerelaan dari istri, hendaknya

bagi istri diberi mut‟ah sejumlah nafkah selama satu tahun setelah

massa iddah”. Dengan demikian, maka mut‟ah untuk Penggugat

Rekonpensi dapat ditetapkan sejumlah 25.000 x 30 x 12 =

9.000.000 ( sembilan juta rupaih )

4) Nafkah Anak atau Hadlonah yang belum mummayiz, hak asuh

ditetapkan kepada Penggugat Rekonpensi karena cukup

beralasan, dan ternyata Tergugat Rekonpensi meninggalkan

tempat kediaman bersama selama 15 bulan sudah tidak

memperdulikannya. Tergugat Rekonpensi selaku ayah dari kedua

anak tersebut, punya kewajiban untuk memberikan nafkah

berdasarkan ketentuan pasal 156 huruf (d) Kompilasi Hukum

Islam. Majelis Hakim karena Jabatannya, berpendapat, bahwa

Tergugat Rekonpensi patut dihukum untuk membayar atau

memberikan nafkah hadlonah kepada kedua anaknya melalui

Penggugat Rekonpensi sebesar 1.500.000 ( satu juta lima ratus

ribu rupiah ) hingga kedua anak tersebut dewasa atau telah

berusia 21 Tahun.

Page 75: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

62

B. Putusan Hakim dalam Wawancara

Berdasarkan wawancara pada tanggal 19 Maret 2019 di Pengadilan

Agama Salatiga, tentang pertimbangan hakim dalam menetukan

perceraian Pegawai Negeri Sipil kasus cerai talak di Salatiga, menjelaskan

bahwa dasar dasar Hukum Acara dalam Peradilan Agama harus menjadi

dasar dalam setiap kasus perceraian apapun termasuk perceraian Pegawai

Negeri Sipil. Dasar dasar dalam penentuan nafkah tetap disesuaikan

dengan asas keadilan antara suami dan istri.

Penentuan Nafkah terhadap percerai apapun, Hakim membedakan

antara nafkah anak dan nafkah istri karena ada Analisis sendiri.

Pembedaan nafkah ini, dikarena pada nafkah anak tidak dibebankan

kewajiban apapaun dari anak terhadap orang tua, akan tetapi merupakan

kewajiban orang tua untuk membiayai anak terutama seorang ayah.

Penentuan nafkah anak pun tetap menjadi perebutan ketika terjadinya

perceraian, dimana tentang siapa yang berhak untuk mengasuh anak

tersebut sebelum anak itu dewasa atau berumur 21 tahun. Karena tentang

penentuan hak asuh anak tidak selalu jatuh ke tangan si ibu dengan alasan

nusus yang berdampak tidak baik untuk masa tumbuh si anak. Bilamana

Mantan Istri berperilaku nusus, nafkah anak dari Mantan Suami diberikan

melalui Mantan Istri dikhawatirkan tidak sampai untuk biaya kehidupan

dan pendidikan si anak yang umumnya diberikan setiap bulan sampai anak

itu dewasa atau berumur 21 tahun.

Page 76: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

63

Didalam Undang undang Perkawinan Nomer 1 tahun 1974, Hakim

memaparkan bahwa Nafkah Anak adalah Tanggung Jawab Orang Tua

bersama, karena tidak diterangkan berapa besaran suami untuk

memberikan nafkah terhadap anak istri, hanya diterangkan sesuai dengan

kemampuan suami untuk memberikan segala sesuatu keperluan hidup

berumah tangga. Bahkan jika suami tidak mampu, atau tidak cukup untuk

memenuhi kehidupan rumah tangga, istripun mempunyai kewajiban untuk

andil membiayai nafkah anak.

Berbeda dengan keadaan Anak perceraian Pegawai Negeri Sipil,

dikarenakan ada kepastian gaji yang otomatis menjamin keberadaan si

anak dalam keadaan bercerai ataupun masih utuh ketika berumah tangga.

Pertimbangan Hakim berbeda untuk ini, karena perceraian Pegawai Negeri

Sipil dianggap mampu untuk memberikan Nafkah Anak dari Bapak untuk

keperluan Nafkah Hadzonah, sekalipun nanti Hak asuh anak jatuh kepada

Mantan Istri.

Pertimbangan hakim terhadap nafkah istri pun juga dibedakan,

untuk menentukan nafkah-nafkah yang dibebankan kepada suami pasca

percerai talak diantara nafkah madliyah (lowong, terhutang), nafkah iddah,

nafkah mut‟ah. Hakim selalu memegang dasar tentang pembagian nafkah

dalam perceraian dan setiap kasus itu berbeda pertimbangan (Kasuistis)

akan tetapi, penentuan Nafkah selalu berpedoman pada Hukum Acara

Peradilan Agama yang mendasar.

Page 77: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

64

Pedoman Umum Hakim untuk menetukan pembagian nafkah cerai

talak adalah dasar nafkah. Dasar nafkah diartikan bahwa Nafkah itu ada

dan diberikan suami kepada istri, Apabila keawajiban istri terhadap suami

sudah dilaksanakan yaitu melayanani suami secara Tamkin yang Tam, istri

melayani suami secara sempurna barulah istri menuntun haknya untuk

meminta nafkah dari suami. Ketentuan ketentuan ini sesuai dengan

Kompilasi Hukum Islam pasal 80-83 tentang kewajiban memberikan

nafkah.

Hakim menjelaskan bahwa nafkah-nafkah yang dituntunkan

tersebut bisa didapatkan istri, asalkan dalam rekonpensi bisa membuktikan

sangkaan-sangkaan terhadap dirinya (nusus) tidak benar adanya, karena

nusus adalah tolak ukur bagi hakim untuk memberikan perhitungan

keadilan dalam nafkah pasca perceraian, baik perceraian biasa maupun

percerain Pegawai Negeri Sipil.

Pertimbangan Hakim terhadap Nafkah Madhiyah

(Lowong,Terhutang ), ada ketentuan Litamlik, yaitu nafkah yang dimiliki

istri yang ada pada suami, karna suatu hal tidak terpenuhi dan bisa untuk

ditagih nafkah tersebut. Menelantarkan istri dan tidak memberikannya

nafkah selama masa tidak hidup serumah (pisah ranjang) ataupun masa

pertengkaran dapat dihitung selama itu pula sebagai Nafkah Terhutang,

akan tetapi kembali lagi kepada kaidah dasar nafkah, bahwa apabila tidak

melayani, apakah istri berhak atas nafkahnya (katankanlah nusus), Mantan

Suami jika bisa membuktikan kebernarkan nusus tersebut, maka

Page 78: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

65

perhitungan nafkah madhiyah pun berbeda atau bahkan tidak diberikan

sama sekali oleh majelis terhadap tuntutan istri.

Pertimbangan juga wajib mempertimbangkan kemampuan suami

dalam memberikan tuntutan tuntutan tersebut, dan hakim pun mempunyai

analisa ataupun perhitungan tersendiri baik itu Pegawai Negeri Sipil

ataupun bukan, karena pada dasarnya cerai talak, adalah inisiatif pihak laki

laki untuk mengajukan perceraian dan pembuktian nusus kepada mantan

istri. Dibenarkan pula jika ketika pada gugatan rekonpensi, mantan istri

menuntut Nafkah-nafkah tersebut setinggi mungkin jika bisa membuktikan

penghasilan suami lebih daripada gaji, dengan contoh semisal pekerjaan

tetapnya adalah pegawai negeri sipil dan mempunyai gaji tetap sebagai

pegawai dan mempunyai pabrik sepatu sebagai penghasilan yang lain,

maka majelispun akan mempertimbangkan besaran pertimbangan nafkah

tersebut.

Pertimbang hakim diatas, juga beruntut untuk pertimbangan

Nafkah iddah dan Nafkah Mutah mengikuti bagaimana hukum acara

pengadilan agama berlaku dan pertimbangan hakim terhadap kasus

tersebut, dikarenakan setiap kasus itu mempunyai karakter tersendiri. Pada

dasarnya, semua hakim menggunakan hukum acara acara peradilan agama

akan tetapi pertimbangan tiap kepala seorang hakim dengan hakim yang

lain berbeda, maka perlu juga untuk penyatuan kesepaktan antara hakim

satu dengan hakim yang lain, dan jadilah keputusan majelis hakim.

Page 79: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

66

Mengenai pertimbangan Hakim terhadap pembagian gaji pasca

perceraian Pegawai Negeri Sipil, Hakim memberikan penjelasan bahwa

pembagian gaji perceraian Pegawai Negeri Sipil, seperti yang tertera di

pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomer 10 tahun 1983 jo Peraturan

Pemerintah Nomer 45 Tahun 1990, yaitu sepertiga untuk Mantan Suami,

Sepertiga untuk Mantan Istri dan Sepertiga lagi untuk Nafkah Anak,

Bukanlah merupakan Bagian dari Majelis Hakim karena itu merupakan

urusan Tata Usaha Negara, dan Peraturan Pemerintah merupakan

keputusan Pejabat Tata Usaha Negara bukan Merupakan Hukum Acara

Peradilan Agama, Akan tetapi hanya digunakan hakim dalam acuan

besaran Nafkah. Penjabaran tersebut sesauai dengan kaidah kaidah

Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomer 11K/AG/2001 Tanggal 10 Juli

2003 bahwa tentang pembagian gaji perceraian PNS, bukan termasuk

Hukum Acara Pengadilan Agama dan tidak terdapat pembagian apapun

pada putusan tersebut dan sama disesuaikan dengan perceraian seperti

pada umumnya.

Lebih lanjut Hakim memaparkan penjelesan ini, dikembalikan lagi

pada dasar nafkah, dimana sang Mantan Istri sudah tidak melayani Mantan

Suami akan tetapi gaji Suami masih tetap untuk kehidupan Mantan Istri.

Berbeda jika untuk Nafkah Anak, karena bagaimanapun, keotomatisan

Gaji PNS Pria ada kewajiban untuk diberikan keanak, dan Acuan Hakim

menggunakan Sepertiga seperti pada pasal 8 PP Nomer 45 tahun 1990.

Page 80: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

67

BAB IV

ANALISIS

A. Analisis Putusan Majelis Hakim dalam penentuan nafkah pasca perceraian

bagi istri dan anak Pegawai Negeri Sipil

Pertimbangan Majelis Hakim dalam penentuan nafkah pasca

perceraian bagi istri dan anak Pegawai Negeri Sipil adalah membedakan

antara nafkah istri dan nafkah anak. Pembedaan pembagian nafkah ini

dikarenakan dasar pembagian nafkah yang satu dengan yang lain berbeda

acuan untuk penetapan dan setiap kasus mempunyai karakteristik yang

berbeda, dengan melihat keadaan dan kenyataan yang ada dilapangan.

Berdasarkan 3 contoh putusan, Majelis Hakim memberikan pertimbangan

yang berbeda beda antara kasus satu dengan kasus yang lain, akan tetapi

Hakim tetap berpedoman pada satu dasar Hukum Acara Peradilan Agama

tentang Pembagian Nafkah yaitu disesuaikan dengan Asas Keadilan antara

Suami dan Istri yang sesuai dengan Undang Undang Perkawinan Nomer 1

tahun 1974 pasal 34 ayat 2 dan Kompilasi Hukum Islam pasal 80 ayat 2

“Suami wajib melindungi istrinya, dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya”.

Putusan Majelis Hakim juga tidak berisikan tentang pembagian gaji

mantan suami PNS Pria seperti yang disebutkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomer 45 tahun 1990 pasal 8 yang pada intinya Gaji PNS Pria

dibagi 3 dengan rincian sepertiga untuk dirinya sendiri sepertiga untuk

bekas istrinya, dan sepertiga lagi untuk anak dan apabila tidak mempunyai

Page 81: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

68

anak, maka pembagian gaji PNS bersangkutan dibagi dua dengan bekas

istri. Hal ini menjelaskan bahwa Peraturan Pemerintah untuk Perceraian

Pegawai Negeri Sipil dikesampingkan oleh Hakim dalam memutus perkara

cerai talak Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah meskipun dibuatkan khusus untuk mengadili

dan menetapkan putusan hanya digunakan untuk acuan Hakim dalam

beberapa hal semisal berkaitan dengan Nafkah, terutama PNS Pria, otomatis

dia mempunyai gaji, dan tentunya Hakim mempunyai Pertimbangan untuk

tetap memberikan dan mengabulkan tuntutan Nafkah Hadhonah atau

nafkah anak. Persoalan pada nafkah anak adalah mengenai hak asuh anak

jatuh kepada ayah atau ibu, karena bisa saja hak asuh anak itu jatuh ke

tangan ayah meskipun belum mumayyiz, jika benar ibu mempunyai sifat

yang tidak baik untuk tumbuh kembang si anak dan dikhawatirkan tidak

tersampaikannya hak anak untuk masa depan mendatang.

Pembagian gaji perceraian PNS seperti yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah tidak dipergunakan hakim dalam pertimbangan, meskipun

mantan istri menuntutnya dalam Rekonpensi karena Hakim berpegangan

pada Hukum Acara Peradilan Agama. Hal ini juga tidak bisa dipersalahkan

adanya, meskipun untuk PNS ada peraturan terikat mengenai pembagian

gaji setelah diterbitkannya akta perceraian. Majelis Hakim tidak

mempergunakan Peraturan Pemerintah juga berdasarkan aturan

perundangan undangan yang ada di Indonesia.

Page 82: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

69

Peraturan Pemerintah dalam tatanan urutan perundang undangan

hierarki indonesia, berada dibawah Undang Undang atau Peraturan Peganti

Undang Undang yang membuat Hakim memberikan Putusan yang

mengutamakan berdasarkan pada Undang Undang terkait maupun

Yurisprudensi terkait. Daripada itu juga Peraturan Pemerintah ini

merupakan produk Pejabat Tata Usaha Negara dan tidak termasuk pada

Hukum Acara Peradilan Agama.

Hakim yang diposisikan sebagai pengadil atau sering disebut sebagai

pengganti Tuhan dimuka bumi untuk memberikan rasa keadilan tidak

membedakan antara perceraian PNS dengan perceraian orang biasa pada

umumnya, meskipun Pekerjaan PNS merupakan yang memuliakan yang

dijamin oleh negara. Hakim sebagai badan yang independensi juga

mempunyai kekuasaan tersendiri untuk mempertimbangkan setiap

permasalahan yang ada karena hakim tidak diperkenan juga untuk menolak

perkara yang datang padanya.

Untuk memberikan rasa keadilan yang seadil-adilnya, atau bisa

dikatan sebagai putusan terbaik, Majelis Hakim mempunyai pertimbangan

yang berbeda antara putusan satu dengan putusan yang lain, dikarena untuk

setiap kasus, mempunyai karakterisistik tersendiri, motif tersendiri dan

duduk perkara yang satu dengan yang lainnya berbeda. Hakim dalam

perceraian PNS, tidak langsung menggunakan pembagian gaji, meskipun

untuk Pegawai Negeri Sipil mempunyai aturan tersendiri.

Page 83: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

70

Tidak adanya Kolerasi antara Aturan yang Mengikat tentang

Perceraian Pegawai Negeri Sipil dengan Putusan Hakim megakibatkan

ketidakpastian Hukum dan berdampak pada kesejahteraan Istri PNS dan

anak PNS jika mempunyai Anak. Hakim sendiri juga tidak bisa

dipersalahkan karena Hakim adalah badan independensi yang berdasarkan

pada Hukum Acara Peradilan Agama.

Pada penerapannya Hakim juga tidak menggunakan Peraturan

Pemerintah, padahal pada kasus perceraian hanya Hakim yang bisa

memeriksa perkara dan memberikan pertimbangan serta putusan, terutama

pada Pekerjaan PNS yang mempunyai aturan yang mengikat pada dirinya

tentang tertib kepegawaian. Perlindungan terhadap istri dan anak juga harus

diperhatikan mengingat pekerjaan PNS yang dipandang mulia dan

mempunyai gaji yang dijamin secara otomatis oleh negara.

Akar Permasalahan dari Nafkah Perceraian PNS adalah, Majelis

Hakim mengesampingkan Peraturan Pemerintah yang Khusus untuk PNS

karena Hakim berpedoman hanya pada Hukum Acara Peradilan Agama dan

PP Merupakan produk Pejabat Tata Usaha Negara. Untuk memberikan

perlindungan kepada istri dan anak terutama PNS maka diperlukannya

kepastian hukum yang satu dasar antara Hakim dengan Peraturan

Pemerintah. Akan tetapi Hakim juga mempunyai Hak untuk memutus setiap

perkara berdasarkan setiap kasus yang dihadapi (kasuistik) oleh Hakim itu

sendiri sesuai kenyataan yang berada dilapangan agar terciptanya keadilan

yang seadil adilnya.

Page 84: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

71

B. Analisis Putusan Hakim dalam pemenuhan nafkah oleh mantan suami

terhadap mantan istri dan anak pasca perceraian Pegawai Negeri Sipil

Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990

Hadirnya Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 yang

merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983

tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil adalah

untuk Pegawai Negeri Sipil wajib memberikan contoh yang baik kepada

bawahannya dan menjadikan teladan, sebagai warga negara yang baik

dalam masyarakat, termasuk dalam menyelenggarakan kehidupan

berkeluarga. Latar belakang adanya Peraturan Pemerintah ini juga menitik

beratkan pada usaha untuk meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil

untuk melakukan perkawinan dan perceraian.

Paradigma masyarakat yang memandang Pekerjaan PNS

merupakan perkerjaan yang dimuliakan dan dianggap suatu golongan

khusus (priayi) pada waktu itu, dan dianggap harus bisa memberikan

contoh yang baik dan membenarkan sebagai kalangan orang-orang yang

dijamin kehidupannya oleh negara. Setiap langkah dalam segi

kehidupannya terikat dengan semua peraturan yang berujung kepada

ketertiban, karena hidup dan keluarganya pun dijamin oleh negara.

Negara memberikan Pegawai Negeri Sipil tunjangan kehidupan

yang serasi, sejahtera dan bahagia dengan memberikan gaji yang dikatakan

cukup bahkan lebih daripada orang biasa pada umumnya. Gaji yang

Page 85: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

72

dimaksudkan digunakan untuk membangun keluarga yang sakinah

mawaddah wa rahmah sesuai dengan tujuan Undang Undang Perkawinan.

Jaminan kesejahteraan tersebut dibarengi dengan peraturan yang mengikat

pada pekerjaan PNS. Disiplin kerja serta memberikan contoh yang baik

termasuk dalam hal Perkawinan yang sakinah tanpa adanya pertengkaran

bahkan perceraian.

Perkawinan dan Perceraian Pegawai Negeri Sipil Pria melalui

tahapan administrasi yang sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomer 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian PNS. PNS

Pria yang hendak melakukan perceraian wajib menerima izin dari pejabat

lingkup setempat bersertakan alasan alasan yang lengkap dan mendasari

untuk melaksankan perceraian.

Izin untuk bercerai tidak diberikan oleh pejabat apabila

bertentangan dengan ajaran/peraturan Agama yang dianut Pegawai Negeri

Sipil yang bersangkutan, bertentangan dengan undang-undang yang

berlaku dan alasan-alasan yang dikemukan untuk bercerai tersebut

bertentangan dengan akal sehat.

Pegawai Negeri Sipil sebelum dia melakukan perceraian dan

bertekad bulat untuk tetap bercerai, Pejabat diatas berusaha terlebih dahulu

untuk merukunkan kembali suami istri yang bersangkutan dengan cara

memanggil mereka secara langsung untuk diberi nasehat agar sudi kiranya

untuk berdamai. Karena perceraian pada Pekerjaan PNS berdampak pada

Page 86: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

73

pembagian Gaji atas dirinya sesuai dengan aturan disiplin kerja untuk

Pegawai.

Mengenai pertimbangan Hakim terhadap pembagian gaji pasca

perceraian Pegawai Negeri Sipil, Majelis Hakim mengesampingkan

adanya Peraturan Pemerintah Nomer 10 Tahun 1983 jo Peraturan

Pemerintah Nomer 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian

bagi Pegawai Negeri Sipil. Hakim tetap pada aturan dasar Hukum Acara

Peradilan Agama baik itu Perceraian PNS maupun Perceraian orang biasa.

PNS yang notabennya terikat dengan Peraturan Pemerintah, seharusnya

diadili berbeda dengan Perceraian pada umumnya.

Majelis Hakim seharusnya juga wajib memberikan perlindungan

terhadap nafkah mantan istri dan anak Pegawai Negeri Sipil. Selayaknya

pula pasal Pembagian gaji PNS diterapkan pada tuntutan juga digunakan

untuk pertimbangan bahkan putusan Majelis Hakim. Adanya Peraturan

Pemerintah tentang PNS diharapkan untuk menertibkan golongan PNS

yang dianggap mulia agar tidak sembarangan dalam berbuat maka diatur

dengan sedemikian rupa agar menekan angka-angka perceraian Pegawai

Negeri Sipil.

Majelis Hakim selaku pemeriksa perkara perceraian seharusnya

memberikan putusan yang berkaitan dengan pembagian gaji perceraian

PNS agar terciptanya kolerasi antara putusan hakim dengan Peraturan

Pemerintah tentang Perceraian Pegawai Negeri Sipil. Memang dibenarkan

Majelis Hakim taat dengan Hukum Acara Peradilan Agama, jika tentang

Page 87: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

74

hal pembagian Nafkah Percerai PNS Berdasarkan Yurisprudensi

Mahkamah Agung Nomer 11K/AG/2001 Tanggal 10 Juli 2003 bahwa

tentang pembagian gaji perceraian PNS, bukan termasuk Hukum Acara

Pengadilan Agama dan tidak terdapat pembagian apapun pada putusan

tersebut dan sama disesuaikan dengan perceraian seperti pada umumnya,

akan tetapi Hakim juga harus mempertimbangkan adanya Peraturan

Pemerintah Khusus PNS ini.

Hadirnya putusan Majelis Hakim dalam percerai PNS diyakini

bisa memberikan bantuan untuk pertimbangan pembagian gaji di tahap

selanjutnya perceraian PNS. Putusan yang sedemikian rupa juga bisa

memberikan jaminan terhadap nafkah anak maupun nafkah istri karena

PNS kehidupannya dijamin oleh Negara yang diharapkan sikap ketertiban

pada diri seorang Pegawai.

Majelis Hakim meskipun mempunyai kekuasaan untuk

memutuskan perkara sesuai dengan independensinya, diharapkan juga

mempertimbangkan bahwa perceraian PNS dengan orang biasa dibedakan

karena PNS dianggap sebagai golongan yang mampu mempunyai gaji

otomatis dan hidupnya dijamin oleh negara. Kepastian hukum dari putusan

Majalesi Hakim harus berbeda antara Perceraian PNS dengan perceraian

pada umumnya.

Selayaknya Hakim juga memberikan pemaparan yang jelas

Mengenai benar tidaknya perbuatan Nusus Mantan Istri ketika berumah

tangga pada tahapan pemeriksaan perkara. Nususnya mantan istri juga

Page 88: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

75

digunakan untuk pertimbangan pembagian gaji pada pasal 8 PP No 45

tahun 1990 serta berkaitan dengan Hak Asuh Anak sepaket dengan Nafkah

Hadzonah.

Permasalahan pada Putusan Hakim ketika mengabulkan beberapa

tuntutan mantan istri, dikhawatirkan diartikan sebagai hilangnya nusus

pada tahapan administratif pembagaian gaji pasca perceraian PNS. Maka

perlu adanya Kolerasi antara putusan Hakim dengan Peraturan terkait

dengan Pegawai Negeri Sipil. Jika itu dikatakan setiap kasus mempunyai

karakteristik sendiri, mungkin Majelis hakim bisa memberikan Lampiran

khusus pada setiap Perceraian Pegawai Negeri Sipil.

Perlunya koordinasi antara Substansi penegak Hukum, karena

Peraturan Pemerintah mengharapkan Putusan Hakim untuk memberikan

besaran pertimbangan berlanjut untuk implementasi pembagian gaji pasca

perceraian Pegawai Negeri Sipil. Hakim merupakan badan untuk

memeriksa dan mengadili perkara perceraian . Karena PNS ada aturan

tersendiri, dan digaji oleh negara untuk keberlangsungan hidupnya, maka

jaminan kepastian hukum diperlukan untuk menentukan agar tidak terjadi

ketetapan hukum yang tidak satu dasar, terutama perceraian Pegawai

Negeri Sipil.

Page 89: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

76

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Majelis Hakim dalam menentukan putusan atas penentuan nafkah bagi

istri dan anak pegawai negeri sipil dibedakan. Majelis hakim

menggunakan dasar nafkah tersendiri dan tidak langsung membagi

gaji PNS pria seperti aturan pada Peraturan Pemerintah Nomer 45

tahun 1990 yang menjurus pada pembagian gaji yaitu dibagi dua tidak

mempunyai anak dan dibagi tiga jika mempunyai anak, dengan

batasan istri sampai menikah lagi dan anak sampai dewasa atau

berumur 21 tahun. Majelis hakim juga mempertimbangkan

kemampuan suami meskipun Pegawai Negeri Sipil, terhadap tuntutan

nafkah mantan istri dalam hitungan sewajarnya. Majelis hakim tetap

menggunkan dasar nafkah pada hukum acara peradilan agama yaitu

adanya nafkah sesudah istri melayani secara sempurna (Tamkin yang

Tam) dengan dasar Kompilasi Hukum Islam pasal 80-83, UU

Perkawinan Nomer 1 Tahun 1974 pasal 34 meskipun itu Perceraian

Pegawai Negeri Sipil. Berhubungan dengan gaji yang otomatis ada

pada pekerjaan PNS, Hakim tidak memberikan pembagian gaji

(karena bukan merupakan kewenangan hakim dalam hukum acara

peradilan agama, melainkan kewenangan pejabat tata usaha negara),

akan tetapi menjadi acuan Hakim untuk pertimbangan besaran nafkah

madhiyah, nafkah iddah, nafkah mut‟ah ataupun nafkah hadzonah.

Page 90: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

77

2. Majelis Hakim mengesampingkan Peraturan Pemerintah Nomer 10

Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomer 45 Tahun 1990 tentang

Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil dalam

mempertimbangkan dan memberikan putusan untuk Perceraian

Pegawai Negeri Sipil. Hadirnya Peraturan Pemerintah ini diharapkan

bisa untuk menertibkan dalam rangka usaha meningkatkan disiplin

PNS dalam melakukan Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai

Negeri Sipil. Perceraian PNS seharusnya diperhatikan lebih oleh

Majelis Hakim karena ada tahapan selanjutnya untuk penetuan

pembagian gaji. Keterkaitan antara badan-badan penegak aturan

hukum yang satu dengan yang lainnya, diharuskan ada kesamaan yang

satu dasar agar tidak terjadi kekosongan hukum dan memberikan

kepastian hukum.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada Pengadilan Agama Salatiga

a. Memberikan keterangan nusus yang sejelas mungkin, karena

untuk Pegawai Negeri Sipil pun terikat oleh aturan pasca

percerain (pasal 8 PP No 45 tahun 1990) agar tidak terjadi

kerancauan dalam putusan.

b. Memberikan lampiran khusus untuk perceraian PNS, karena

bagaimanapun proses perceraian PNS terikat dengan kedisiplinan

pegawai yang menyangkut gaji.

Page 91: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

78

2. Substansi Hukum di Indonesia untuk saling berkoordinasi bagaimana

untuk memberikan keputusan yang senada dan ada kepastian hukum

disetiap lini peradilan karena untuk menjamin rasa keadilan yang

sesuai peraturan dan islami.

Page 92: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

79

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Abdul Ghofur. 2011. Hukum Perkawinan Islam (Perspektif Fikih dan

Hukum Positif). Yogyakarta: UII Press.

Arto, Mukti. 1998. Praktek Perkara Perdata. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ayyub, Syaikh Hasan. 2002. Panduan Keluarga Muslim. Jakarta: Cendikia Sentra

Muslim.

Departemen Agama RI. 2000. Alqur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV.

Diponegoro.

Ernaningsih, Wahyu dan Samawati, Putu. 2006. Hukum Perkawinan Indonesia.

Palembang: PT Rambang Palembang.

Fuaida, Aina Sufya. 2012. “Pelaksanaan Putusan Dalam Pembagian Waris di

Pengadilan Agama”.

Kansil, C.S.T. 1986. “Kitab Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman (KUKK)”.

Jakarta: PT Internusa.

Kansil, C.S.T. dan Cristine S.T.Kansil. 2000. “Hukum Tatanegara Republik

Indonesia”. Jakarta : PT Renika Cipta.

Kementerian Agama Republik Indonesia. 2012. Al-Qur’an Qordoba. Jakarta:

PT.Qordoba Internasional Indonesia.

Latif, Muhamad. 2015. “Pemberian Nafkah Anak Oleh Ayah Kandung Setelah

Perceraian”. IAIN Salatiga.

Page 93: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

80

Matlhub, Abdul Majid Mahmud. 2005. Panduan Hukum Keluarga Sakinah. Solo:

Era Intermedia.

Moleong, Lexy J. 1999. Metode Penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rahmadi, Usman. 2006. Aspek Aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di

Indonesia. Jakarta: PT.Sinar Grafika.

Setiyowati, Erna. 2011. “Fenomena Meningkatnya Perkara Perceraian di

Kalangan PNS”. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Soemiyati. 1982. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan

(Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan). Yogyakarta:

Liberty.

Soeprapto, Maria. 2010. “Ilmu Perundang-Undangan”. Jakarta Kencana.

Subekti. 1985. Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta: PT. Internusa.

Sudarsono. 1994. Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sutiyoso, Bambang. 2005. “Aspek-Aspek Perkembangan Kekuasaan Kehakiman

Di Indonesia”. Jakarta: PT Sinar Grafika.

Syahrani, Riduan. 1987. “Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri

Sipil”. Jakarta: Pustaka Kartini.

Syaifuddin, Muhammad. 2016. Hukum Perceraian. Jakarta Timur: Sinar Grafika.

Tutik, Titik Triwulan. 2010. Hukum Perdata dan Sistem Hukum Nasional.

Jakarta: Kencana

Page 94: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

81

Umam, Alfan Khaerul. 2016. “Perceraian Pegawai Negeri”. UIN Sunan

Kalijaga. Yogyakarta.

Yuliandri. 2009. “Asas-Asas Pembentukan Perundang-Undangan Yang Baik”

Jakarta: Kencana.

Zainun, Buchari. 1995. “Administrasi Dan Manajemen Kepegawaian Pemerintah

Negara Indonesia”. Jakarta: PT Puro Gunung Agung.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Peraturan Pemerintah RI No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang

No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Kompilasi Hukum Islam

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan

Perceraian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Page 95: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Page 96: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Page 97: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Page 98: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Page 99: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Page 100: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Page 101: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Page 102: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Page 103: PUTUSAN HAKIM DALAM PEMENUHAN NAFKAH PERCERAIAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5243/1/skripsi fik FIK.pdf · Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : M Samsul Arifin

Tempat dan tanggal lahir : Salatiga, 22 Juni 1995

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Surropati 41 RT 03/05 Togaten,

Mangunsari, Sidomukti, Salatiga

Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

a. SD Negeri Mangunsari 02 Tahun lulus 2006/2007

b. SMP Plus Bina Insani Tahun lulus 2009/2010

c. SMA Plus Bina Insani Tahun lulus 2012/2013

Salatiga, ……………………

Mahasiswa peneliti

M Samsul Arifin

NIM. 211 13 025