Puisi Elegi Karangan Asrul Sani

1
ELEGI Ia yang hendak mencipta, menciptalah atas bumi ini. Ia yang akan tewas, tewaslah karena kehidupan. Kita yang mau mencipta dan akan tewas akan berlaku untuk ini dengan cinta, dan akan jatuh seperti permata mahkota berderi sebutir demi sebutir Apa juga masih akan tiba, Mesra yang kita bawa, tiadalah kita biarkan hilang karena hisapan pasir Engkau yang telah berani menyerukan Kebenaranmu dari gunung dan keluasan Sekali masa akan ditimpa angin dan hujan Jika suaramu hilang dan engkau mati. Maka kami akan berduka, dan kanan menghormat bersama kekasih kami. Kita semua berdiri di belakang tapal, Dari suatu malam ramai, Dari suatu kegelapan tiada berkata, Dari waktu terlalu cepat dan kita mau tahan, Dari perceraian - tiada mungkin, Dan sinar mata yang tiada terlupakan. Serulah, supaya kita ada dalam satu barisan, Serulah, supaya jangan ada yang sempat merindukan senja, Terik yang keras tiada lagi akan sanggup mengeringkan kembang kerenyam* Pepohonan sekali lai akan berdahan panjang Dan buah-buahan akan matang pada tahun yang akan datang. Laut India akan melempar parang Bercerita dari kembar cinta dan perceraian Aku akan minta, supaya engkau Berdiri curam, atas puncak dibakar panas dan sekali lagi berseru, akan pelajaran baru. Waktu itu angin Juni akan bertambah tenang Karena bulan berangkat tua Kemarau akan segan kepada bunga yang telah berkembang. Di sini telah datang suatu perasaan, Serta kita akan menderita dan tertawa. Tawa dan derita dari yang tewas yang mencipta.....

description

di upload untuk memenuhi tugas bahasa indonesia. Jangan berhenti tuk mencoba hal-hal positif yang baru demi mendapatkan informasi yang bermanfaat.

Transcript of Puisi Elegi Karangan Asrul Sani

ELEGIIa yang hendak mencipta,menciptalah atas bumi ini.Ia yang akan tewas,tewaslah karena kehidupan.Kita yang mau mencipta dan akan tewasakan berlaku untuk ini dengan cinta,dan akan jatuh seperti permata mahkotaberderi sebutir demi sebutir

Apa juga masih akan tiba,Mesra yang kita bawa, tiadalahkita biarkan hilang karena hisapan pasirEngkau yang telah berani menyerukanKebenaranmu dari gunung dan keluasanSekali masa akan ditimpa angin dan hujanJika suaramu hilang dan engkau mati.Maka kami akan berduka, dan kananmenghormat bersama kekasih kami.Kita semua berdiri di belakang tapal,Dari suatu malam ramai,Dari suatu kegelapan tiada berkata,Dari waktu terlalu cepat dan kita mau tahan,Dari perceraian - tiada mungkin,Dan sinar mata yang tiada terlupakan.Serulah, supaya kita ada dalam satu barisan,Serulah, supaya jangan ada yang sempat merindukan senja,Terik yang keras tiada lagi akan sanggupmengeringkan kembang kerenyam*Pepohonan sekali lai akan berdahan panjangDan buah-buahan akan matang pada tahun yang akan datang.Laut India akan melempar parangBercerita dari kembar cinta dan perceraianAku akan minta, supaya engkauBerdiri curam, atas puncak dibakar panasdan sekali lagi berseru, akan pelajaran baru.Waktu itu angin Juni akan bertambah tenangKarena bulan berangkat tuaKemarau akan segan kepada bunga yang telah berkembang.Di sini telah datang suatu perasaan,Serta kita akan menderita dan tertawa.Tawa dan derita dari yang tewasyang mencipta.....