Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada...

28
143 Pucuk rebung tabur bintang

Transcript of Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada...

Page 1: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

143

Pucuk rebung tabur bintang

Page 2: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

144

Gambar IV.9 songket tawur “Limar bintang”

Page 3: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

145

a. Kain tradisional ini dinamakan limar bintang. Kain ini diproduksi tahun 1985.

b. Kain tradisional berfungsi sebagai selendang. Kain tradisional tersebut

berukuran panjang 87 cm dan lebar 2 m. Kain ini dikenakan oleh wanita

dewasa pada saat upacara adat perkawinan.

c. Jenis kain tradisional merupakan kombinasi tenun songket dengan tenun ikat

limar.

d. Bahan yang digunakan kain tradisional adalah benang pakan dan lungsi terbuat

dari kapas. Sedangkan ragam hiasnya terbuat dari benang pakan tambahan

yaitu benang emas jantung dan benang limar sutera.

e. Warna yang terdapat pada kain tradisional yaitu warna dasar kain

(background) merah anggur. Ragam hiasnya bewarna kuning emas, dan

ditambahkan warna hijau, putih, dan unggu tua.

f. Ragam hias (ornament) yang terdapat pada kain tradisional limar bintang

antara lain:

a. Bagian pinggiran / tepi sisi bawah, atas, kanan, dan sisi kiri kain, oleh

masyarakat Palembang dinamakan motif tretes. Motif tretes terdiri dari

beberapa macam ragam hias yaitu: gandek leter “S”, apit atau tali air

(berbentuk garis lurus), ombak-ombak (berbentuk garis gelombang),

umpak bungo tanjung, serta ornamen kuku siku (berbentuk pucuk rebung

kecil).

b. Bagian badan kain / kembang tengah terdapat ragam hias (ornament)

bintang tabur dan kembang melati.

c. Bagian kepala kain (tumpal) terdapat ragam hias gandek leter ”S”,

ombak-ombak (berbentuk garis gelombang), apit (berbentuk garis lurus),

patah beras (berbentuk segitiga), umpak kayu apui, gunungan, pucuk

rebung kembang kunyit, dan ornamen tawur biji timun.

g. Tekstur yang terdapat pada kain tradisional limar bintang agak kasar. Sebab

menggunakan benang kapas pada dasar kain. Ragam hiasnya menggunakan

benang emas cukit 2.

Page 4: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

147

i. Struktur bentuk ragam hias songket limar bintang terdiri dari bagian pinggiran

kain, badan kain (kembang tengah), dan bagian kepala kain (tumpal). Hal ini

dapat dilihat pada bentuk gambar dibawah ini.

- Struktur bentuk pada bagian pinggiran kain (tretes), terdapat ragam hias

gandek leter ”S”, tali air, ombak-ombak, umpak bintang kecil, dan kuku

siku.

Pinggiran kain

Tretes (siku pinggiran)

Page 5: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

148

- Struktur bentuk badan kain (kembang tengah), terdapat ragam hias bintang

dan melati.

- Struktur bentuk kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 11

batang, patah beras, umpak mawar, tawur biji timun, gandek leter ”S”,

dan pucuk rebung kembang tebu.

Ombak 11 batang

Patah beras

Page 6: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

149

Umpak mawar

Gandek leter ”S”

Pucuk rebung kembang tebu

Page 7: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

150

Gambar IV.10 songket lepus “Bungo jatuh”

Page 8: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

151

a. Kain tradisional ini dinamakan bungo jatuh. Kain ini diproduksi tahun 1983.

b. Kain tradisional berfungsi sebagai selendang. Kain tradisional tersebut

berukuran panjang 87 cm dan lebar 2 m Kain ini biasanya dikenakan oleh

wanita dewasa pada saat upacara adat perkawinan.

c. Jenis kain tradisional merupakan kain tenun songket lepus.

d. Bahan yang digunakan kain tradisional adalah benang pakan dan lungsi yang

terbuat dari kapas. Sedangkan ragam hiasnya terbuat dari benang emas

jantung.

e. Warna yang terdapat pada kain tradisional yaitu warna dasar kain

(background) merah anggur. Ragam hiasnya bewarna kuning emas.

f. Ragam hias (ornament) yang terdapat pada kain tradisional bungo jatuh antara

lain:

a. Bagian pinggiran / tepi sisi bawah, atas, kanan, dan sisi kiri kain, oleh

masyarakat Palembang dinamakan motif tretes. Motif tretes terdiri dari

beberapa macam ragam hias yaitu: gandek cermin, ombak-ombak

(berbentuk garis gelombang), apit duri nanas, umpak bintang, patah beras

(berbentuk pilin segitiga), dan ornamen kuku siku (berbentuk pucuk

rebung kecil).

b. Bagian badan kain / kembang tengah terdapat ragam hias lepus bungo

jatuh.

c. Bagian kepala (tumpal) terdapat ragam hias gandek cermin, ombak-

ombak (berbentuk garis gelombang), apit (berbentuk garis lurus), patah

beras leter “S”, umpak (berbentuk bunga mawar, sulur-sulur dedaunan),

pucuk rebung bertangkup menara, dan ornamen tawur biji cermin.

g. Tekstur kain tradisional bungo jatuh agak kasar. Sebab dibagian badan kain

dipenuhi benang emas dan dasar kain terbuat dari kapas. Ragam hiasnya

menggunakan benang emas cukit 2.

Page 9: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

153

i. Struktur bentuk ragam hias songket bungo jatuh terdiri dari bagian pinggiran

kain, badan kain (kembang tengah), dan bagian kepala kain (tumpal). Hal ini

dapat dilihat pada bentuk gambar dibawah ini.

- Struktur bentuk pada bagian pinggiran kain (tretes), terdapat ragam hias

ombak 9 batang, pengapit duri nanas, tali air, umpak bintang, dan kuku

siku.

- Struktur bentuk badan kain (kembang tengah), terdapat ragam hias lepus

bungo jatuh.

- Struktur bentuk kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias gandek cermin,

ombak 9 batang, patah beras leter ”S”, umpak mawar, dan pucuk rebung

kembang jagung.

Gandek cermin

Page 10: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

154

Ombak 9 batang

Patah beras leter “S”

Umpak mawar

Page 11: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

155

Pucuk rebung kembang jagung

Page 12: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

165

Berdasarkan bentuk-bentuk songket Palembang yang telah dianalisa maka dapat

diketahui beberapa hal yaitu pertama, songket Palembang selalu memberikan

nama pada setiap motifya berdasarkan corak ragam hias yang lebih dominan

didalam struktur desain kain tradisinal songket. Pemberian nama pada setiap kain

songket selalu mengikuti motif-motif kembang tengah atau motif yang ada pada

badan kain, sebab motif ragam hias yang lebih menonjol selain pucuk rebung

sebagai tumpal yaitu jenis kembang tengah.

Kedua, pada kebudayaan tertentu warna bisa merupakan simbol yang memiliki

suatu makna atau arti tertentu misalnya putih bisa berarti suci, melambangkan

kebaikan sementara hitam berarti dukacita, melambangkan kematian atau

kejahatan dan sebagainya. Warna yang digunakan oleh tenun songket lama di

daerah Palembang khusus tahun 1900 hingga tahun 1990 sangat mempengaruhi

dengan adat budaya masyarakat Palembang sebab dalam warna dan bentuk desain

songket dapat mencermikan status sosial dari sipemakainya. Songket dengan

warna hijau, merah, dan kuning di pakai oleh janda. Sedangkan kalau

menggunakan warna yang cerah melambangkan bahwa mereka ingin menikah

lagi. Saat ini warna songket tidak selalu terikat pada adat istiadat, semua lapisan

masyarakat dapat memakai songket dengan warna yang bervariasi sesuai dengan

selera sipemakai. Namun kain songket Palembang lebih dominan bewarna merah

anggur untuk latar kain dengan motif ragam hias yang bewarna kuning emas,

perak, ataupun benang emas putih.

Ketiga, visualisasi motif-motif songket Palembang adalah dekoratif yaitu bertujuan menghias benang pakan maupun benang lungsi dengan motif-motif tertentu yang disusun secara beraturan. Penggambaran motif atau ragam hiasnya adalah abstraksi dan stilasi dari bentuk aslinya. Bentuk motif ragam hias songket Palembang yaitu motif kembang tengah ada tiga macam jenis antara lain kembang lepus, kembang tawur, atau kembang limar, motif ombak-ombak yang berupa garis berlengkung-lengkung, motif apit berbentuk garis lurus, motif umpak

Page 13: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

166

biasanya stilasi dari bentuk mawar dan ular naga, tawur yang berbentuk kembang

melati, bintang, dan tumpal dengan bentuk pucuk rebung.

Keempat, bentuk komposisi (Pola) dan bentuk motif. Pola adalah penyebaran

garis dan warna dalam suatu bentuk pengulangan tertentu. Pola dalam songket

adalah pengelompokan ragam hias songket dalam satu lembaran atau helaian kain

yang disusun dalam keteraturan motif atau gambar yang mengalami pengulangan

kiri dan kanan serta atas dan bawah.

Pola pada songket Palembang tidak memiliki unsur naratif (bercerita) seperti

misalnya pola pada kain tradisional batik Cirebon yang memungkinkan suatu cara

pembacaan tertentu atas helaian tradisional batiknya baik pembacaan dari atas

kebawah, atau dari samping ke kiri ke kanan dan sebaliknya.

Motif yang dibicarakan dalam bab ini adalah ornamen yang dibentuk untuk

menghias suatu benda, dalam hal ini songket dengan wujud atau bentuk dan

dengan maksud atau tujuan tertentu pula. Motif tersebut bisa berupa stilasi flora

dan fauna, figur, geometris atau lainnya yang juga merupakan simbol bagi suatu

maksud tertentu. Maka motif dalam ragam hias songket Palembang selalu

bersumber dari inspirasi keadaan lingkungan alam dan sosialisasi masyarakat

lokal maupun masyarakat pendatang.

Selama ini produsen songket Palembang di wilayah Ki Gede Ing Suro tetap

membuat atau memproduksi songket untuk kebutuhan sebagai pakaian daerah

tradisional khususnya sewet, kemben, selendang, aesan gandek atau sandang

manteri, tanjak dan sebagainya. selain untuk pakaian daerah, songket Palembang

juga dapat dipesan sebagai cindera mata, namun tetap berupa kain untuk dibuat

sebagai pakaian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa songket Palembang

termasuk ke dalam seni pakai dengan spesifikasi ‘fashion’.

Page 14: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

167

Motif ragam hias pada songket Palembang seluruhnya dapat digunakan sebagai

pakaian. Tidak terdapat motif-motif larangan atau motif-motif yang bersifat

sakral, magis, ataupun yang digunakan untuk keperluan spiritual-religius.

Pengrajin tenun songket di wilayah Ki Gede Ing Suro juga membuat songket

untuk keperluan sehari-hari yang sifatnya untuk pelengkap kebutuhan saja, selain

pakaian seperti misalnya hiasan dinding, selop / sandal, tas, dompet, souvenir

berupa gantungan kunci, sepatu, perlengkapan tempat tidur, ataupun yang lainnya.

Page 15: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

168

4.3 Analisa Makna

Sebagaimana diketahui songket Palembang bukan sekedar benda pakai belaka

atau sejenis songket niaga yang hanya memetingkan segi komersial dengan nilai

ekonomi saja, namun juga menerapkan nilai-nilai simbolis dan filosofi tertentu

pada penciptaan motif-motif songket. Menurut desainer songket Palembang, nilai-

nilai filosofi yang diterapkan pada songket didasarkan pada landasan budaya dan

pandangan hidup masyarakat Palembang yang diwarisi dari para leluhurnya.

Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda (rambu, lukisan perkataan,

lencana, ragam hias / ornamen, dan sebagainya) yang menyatakan sesuatu hal atau

mengandung maksud tertentu. (kamus Poerwadarminta, 1976).

Simbol yaitu seni dimana dipresentasikan murni dalam bentuk materi inderawi.

Yang Absolut / Ilahi hanya diindikasikan atau diungkapkan melalui kesan dengan

cara memanipulasi benda-benda alami. Sebagai contoh adalah seni Asmat dan

arsitektur tradisional. Seni ini melibatkan nilai-nilai sakral, termasuk karya seperti

Sphynx, obelisk, piramid, pagoda, candi, pohon, dan bahkan hewan sering

menyimbolkan suatu konsep ilahiah tertentu, seperti burung Enggang pada

Kahariangan masyarakat Dayak, singa dan lembu pada puisi Yahudi yang

melambangkan keberanian, kekudusan, dan kesuburan. Penggunaan simbol-

simbol menurut Hegel, menggambarkan perjuangan roh untuk melepaskan diri

dari dunia alami ke dunia manusiawi. Puncak seni ini terdapat pada arsitektur

peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

simbol, simbol dari simbol itu sendiri. (GWF.Hegel,1770-1831, filsuf Jerman)

Simbol merupakan sesuatu tanda yang mengandung arti tertentu yang diketahui

oleh masyarakat. Simbol banyak sekali dipergunakan dalam kesenian untuk

memberi arti yang mendalam kepada apa yang disajikan. Seperti, seni lukis, seni

patung, seni tari, seni kriya songket, dan lain-lain. Simbol dapat juga memperkuat

identitas dari karya seni. Contohnya, kita sudah mengenal palang merah sebagai

lambang pertolongan kepada penderita, lambang kemanusiaan. Warna putih

Page 16: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

169

sebagai lambang suci, padi sebagai lambang kemakmuran. Rambu lalu lintas

dapat juga dianggap sebagai simbol. Yang mengandung arti tertentu yang

diketahui masyarakat. (A.A.M.Djelantik, 1999:182)

Bila dalam bidang seni songket, ragam hias (ornament) merupakan bagian dari

simbol / lambang. Ornamen dalam kain songket mengandung makna dan arti

tertentu bagi masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari masyarakat

Palembang, bahwa tidak semua ragam hias yang memiliki makna simbolik pada

setiap ragam hias songket. Bentuk ornamen songket yang mengandung makna

tertentu bagi masyarakat, yaitu: ragam hias pucuk rebung, gunungan, nampan

perak, naga besaung, bunga melati, bunga mawar, bunga tanjung, ombak-ombak,

dan ragam hias apit. Keseluruhan ragam hias (ornament) tersebut akan dianalisis

berdasarkan latar belakang sosial budaya masyarakat Palembang, sejarah, dan

kondisi lingkungan alam setempat. Sehingga makna simbol dari ragam hias

songket dapat diketahui secara nyata. Berikut analisa motif ragam hias songket

Palembang.

4.3.1 Motif Pucuk Rebung

Gambar IV.11 Motif Pucuk rebung

Motif pucuk rebung merupakan ragam hias dari motif tumpal yang selalu terletak

pada kepala kain sewet (sarung) dan terletak di kedua ujung kain selendang. Di

zaman kesultanan Palembang yang dipimpin oleh seorang sultan yang bernama

Page 17: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

170

Sultan Mahmoed Baddarudin II di wilayah lingkungan daerah kerajaan Palimbang

yang sekarang disebut dengan kota Palembang banyak sekali ditumbuhi oleh

tanaman bambu yang berwarna kuning (bambu kuning) dan warna hijau (bambu

hijau). Setiap tanaman bambu selalu memiliki tunas baru yang letaknya pada

ujung bambu istilah ini dalam daerah Palembang disebut Pucuk Rebung. Tanaman

tersebut sering diolah menjadi sayur mayur melalui proses pertama,

penggerebusan untuk menghilangkan getah kemudian dimasak dengan santan

kelapa, kunyit, dan bumbu rempah-rempah lainnya dan melalui proses kedua,

dengan penumisan sayur rebung yang telah dicampur dengan bumbu rempah-

rempah.

Sayuran pucuk rebung merupakan ciri khas makanan kerajaan kesultanan

Palembang, sebab Sultan Palembang sangat menyukai masakan kerajaan di abad

18. sehingga rakyat jelata yang berada diluar kerajaan, banyak menanam pohon

bambu untuk melengkapi kebutuhan pangan kerajaan dengan menyimpan di

gudang khusus bahan baku pangan.

Setelah berakhirnya masa kerajaan Kesultanan Palembang sayuran rebung tidak

hanya dikonsumsi oleh keturunan golongan priyayi saja atau bangsawan saja.

Tetapi sayur rebung telah dapat dikonsumsi oleh semua masyarakat Palembang.

Sehingga diabad 19 hingga abad 20 tanaman pucuk rebung merupakan masakan

tradisional khas Palembang yang sekarang telah berkembang dalam proses

pengolahannya menjadi lebih beraneka ragam jenisnya dengan bahan baku dasar

sayur rebung. Maka dalam budaya masyarakat Palembang, tumbuhan pucuk

rebung merupakan salah satu bagian dari lambang kota besar yang digunakan

sebagai lambang pemerintahan kota Palembang saat ini.

Dalam ragam hias kain songket Palembang maupun pada arsitektur rumah

tradisional Limas atau pada seni ukir logam dan seni ukir kayu serta lain

sebagainya, bahwa motif pucuk rebung dilambangkan sebagai kesuburan dan

kekayaan. Yang maksud lambang tersebut memberi makna untuk kehidupan

Page 18: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

171

untuk masyarakat Palembang agar selalu dapat menjaga serta melestarikan

kekayaan alam sekitarnya yang telah menjadi peninggalan budaya nenek moyang

bangsa Indonesia.

Motif Gunungan

Gambar IV.12 Motif gunungan

Selain motif puncuk rebung terdapat pula motif gunungan yang sering juga

dipakai dalam ragam hias tumpal khususnya pada kepala kain songket. Motif

gunungan melambangkan atau simbol dari bukit Siguntang yang terletak di

sebelah barat kota Palembang. Bukit yang tingginya sekitar 27 meter dari

permukaan laut ini. Pada zaman Sriwijaya merupakan tempat suci bagi penganut

agama Budha, menurut sejarah di bukit itu bermukim sekitar 1000 pendeta Budha.

Hingga kini Bukit Siguntang masih dianggap sebagai tempat yang dikeramatkan.

Page 19: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

172

Gambar IV.13 Bukit Siguntang

Pada tahun 1920 di bukit Siguntang ditemukan arca Budha bergaya Amarawati

dengan wajah tipikal srilangka dan diduga berasal dari abad XI Masehi. Arca

tersebut kini diletakkan di halaman museum kota, Sultan Mahmud Badaruddin

samping benteng Kuto Besak.

Di puncak bukit terdapat kuburan kuno yang dikeramatkan penduduk. Salah

satunya adalah kuburan Sigentar alam yang dijadikan tempat bersumpah beberapa

penziarah. Menurut legenda Sigentar alam adalah seorang raja pada masa akhir

Sriwijaya.Bukit Siguntang belum lama ini direstorasi dan diperindah. Berdasarkan

dengan latar belakang sejarah bukit Siguntang maka makna simbol dari tempat

kerajaan Sriwijaya Karang Anyar, yang sekarang menjadi taman purbakala. Disini

tersimpan koleksi-koleksi peninggalan-peninggalan kerajaan Sriwijaya, budaya

dan sejarahnya. Makna yang terkandung dalam simbol Bukit Siguntang yaitu

melambangkan kesucian dan keagungan terhadap sang pencipta sebab bukit

Siguntang merupakan tempat utama untuk menyembah, bersembahyang, ataupun

tempat bertapa serta mensucikan jiwa dan raga terhadap segala bentuk kejahatan

dimuka bumi.

Page 20: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

173

4.3.2 Motif Nampan Perak

Gambar IV.14 Nampan perak

Motif ragam hias nampan perak yang terdapat pada songket Palembang

merupakan simbol dari bagian salah satu perlengkapan atau peralatan upacara adat

Palembang yang selalu digunakan untuk memberikan sesuatu berkah, rejeki,

ataupun penghormatan terhadap keluarga yang sedang melaksanakan upacara adat

tradisional, khususnya pada proses adat istiadat perkawinan di Palembang.

Nampan perak selalu digunakan masyarakat Palembang, pertama di saat

meminang atau melamar yang mana orang tua si-bujang atau laki-laki menyuruh

ibu utusan tadi bersama-sama dengan 4 (empat) orang wanita lainnya, hingga

menjadi 5 orang dari keluarganya sendiri atau sahabat lainnya yang pantas pergi

lagi kerumah si-gadis yang akan dijadikannya menantu itu dengan membawa

“gegawan”, yaitu satu kain terbungkus dengan sapu tangan diletakkan diatas

nampan perak dan 5 tenong atau tempayan berisi gula, gandum, pisang tembatu

atau buah-buahan kalau dalam musimnya. Gegawan atau pembawaan ini

dinamakan “sirih hanyut”. Setelah sampai dirumah dan diterima oleh ibu si-gadis,

maka diadakanlah perundingan secara adat antara kedua belah pihak. Oleh utusan

disampaikanlah, bahwa ia datang ini bermaksud untuk meminang anak gadis itu

untuk si-bujang atau calon pengantin lelaki keluarganya.

Page 21: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

174

Kedua, nampan perak selalu digunakan pada saat adat- istiadat dalam memutus

kato. Yang mana “memutus kato” yang dimasud adalah para utusan kembali pula

memberi laporan pada ibu si-bujang atau calon pengantin lelaki, bahwa

permintaanya dituruti orang, kemudian ibu si-bujang itu menyuruh satu orang

wanita utusan diiringi oleh 8 orang lainnya sama dengan berjumlah 9 wanita

utusan resmi membawa kembali 9 tenong atau tempayan berisikan alat-alat seperti

gula, gendum, pisang tembatu, kalau ada musimnya yaitu buah-buahan dan lain

sebagainya, diiringin dengan satu kain dibungkus diatas landasan nampan perak,

satu baju dan satu selendang sutera atau santung pergi kerumah ibu si-gadis.

Pekerjaan ini namanya “memutus kato”.

Ketiga, Nampan perak juga digunakan disaat adat istiadat bertunangan. Pada saat

ibu-sibujang menyuruh seorang wanita disertai oleh beberapa banyak wanita

lainnya akan mengantarkan maskawin, diiringi dengan belanja dapur yang pada

masa sekarang ini dinamakan “uang usap”. Apabila permintaan ibu si-gadis itu

diseyujui, maka jumlah uang belanja itu dibungkus dengan ponjen-ponjen kuning

dan ditaruh diatas sebuah nampan perak, dan seterusnya. Bila adat itu telah

ditentukan bersama oleh kedua belah pihak adalah adat tiga turunan, maka ini

berarti, bahwa mempelai laki-laki harus memberi pada pihak mempelai wanita 3

turunan pakaian yang akan digunakannya. Yaitu yang pertama adalah pakaiannya

untuk sehari-hari, kedua yaitu pakaian untuk bepergian biasa, dan ketiga yaitu

pakaian songket kebesaran untuk kondangan atau upacara adat lainnya. Ketiga

macam pakaian ini dinamakan adat angkatan tiga turunan, yang kebanyakan

dilakukan sekarang ini. Adakalanya dipakai adat buntel badut, adat satu turunan,

adat dua turunan dan seterusnya sampai dengan adat angkatan tujuh turunan yang

disertai pula iringan-iringan perabot-perabot rumah tangga, makanan dan

perhiasan sesuai menurut kemampuan keluarga tersebut. Semua ini akan dibawa

juga bersama-sama yaitu sekurang-kurangnya 40 nampan perak diantaranya ada

berisikan uang turunan yang diletakkan dalam kertas yang diberi bermacam rupa

buah-buahan umpamanya dalam bentuk manggis dan lain sebagainya.

Page 22: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

175

Keempat, nampan perak juga digunakan pada acara adat “mengarak pacar”

istilahnya adalah keris dan bunga nemukan perkawinan. Acara adat yang pada

malam harinya sesudah pernikahan dilangsungkan, maka disediakanlah sebilah.

Keris Adat Pusaka Puyang berikut bunga-bunga warna-warni dan ditempatkan

diatas nampan perak yang beralaskan kain kuning sutera keemasan. Kemudian

diiringi oleh keluarga berikut utusan-utusan dari pengantin lelaki diarak secara

beramai-ramai kerumah pengantin wanita. Kadang ini dilakukan dengan perahu

yang dihiasi dan diberikan penerangan lampu warna-warni dan diiringi pula

dengan musik dan tabuh-tabuhan lainnya upacara ini dinamakan “ngarak pacar”.

Dari keempat proses upacara adat penikahan yang telah diuraikan secara garis

besar, maka ragam hias nampan perak yang digunakan pada kain songket

Palembang malambangkan sesuatu berkah, rejeki, serta anugerah yang telah

diberikan oleh sang pencipta kepada umatnya untuk dapat hidup rukun, damai dan

sentosa.

4.3.3 Motif Nago Besaung

Gambar IV.15 Ular naga

Motif hewan ular yang terdapat pada seni ragam hias songket Palembang

berbentuk ular naga yang bermahkota. Gaya seni ragam hias menampilkan ular

bermahkota sebenarnya merupakan corak seni ornamen yang mendapat pengaruh

dari kebudayaan Cina Hindu dan Budha. Motif ular dalam seni ornamen diartikan

dalam suatu lambang kekuatan atau kesaktian. Ada dua macam motif ular sebagai

ragam hias yang berbeda dalam gaya, yaitu gaya Hindu dan gaya Cina. Gaya

Page 23: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

176

pengaruh Hindu bentuk ular memakai mahkota sebagai hiasan dibagian kepala.

Sedangkan gaya pengaruh China, ular sebagai ragam hias memakai kaki tanpa ada

hiasan kepala.

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa, nago besaung merupakan simbol

binatang yang hidup dialam bebas. Dalam ornamen Cina pada mitologi Hindu,

nago besaung sebagai kendaraan para dewa demi keselamatan jiwa. Nago besaung

berasal dari kata ular naga. Corak ini kemudian menjadi ragam hias songket

Palembang. Masuknya corak nago besaung sejak adanya akulturasi budaya Cina

Hindu melalui jalur perdagangan dari pelabuhan musi dengan jembatan Ampera

pada masa kerajaan kesultanan Palimbang.

Gambar IV.16Batu tulis merupakan telapak kaki, dengan puncak berbentuk

kepala ular, yang digali oleh R.H.M. AKIB pada tanggal 21

September 1934. Batu ini sekarang ada dirumah Bari

(Museum) Jakarta.

Page 24: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

177

Berdasarkan temuan peninggalan sejarah telah ditemukan batu tulis yeng

merupakan telapak kaki, dihiasi puncaknya dengan kepala ular sendok dan ular

naga. Hal ini salah satu peninggalan dari sejarah budaya Cina dan sebahagian

batu-batu bersurat merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ditemukannya

di sebuah Kedukan Bukit dan Talang Tuwo Palembang dengan memberitahukan

zaman kejayaan dan keemasan dari Sriwijaya. Dari bukti gambar diatas, kuat

kemungkinan bahwa simbol ular naga berasal dari peninggalan kerajaan Tiongkok

atau Cina yang berada di wilayah daerah Palembang.

4.3.4 Motif Flora (bungo Melati, bungo Mawar,dan bungo Tanjung)

Bungo Melati Bungo Mawar Bungo Tanjung

Gambar IV.17 Melati,mawar, dan bunga tanjung

Motif ragam hias yang berbentuk floura dalam ornamen songket Palembang

mempunyai ciri khusus tersendiri yaitu dengan adanya motif bungo melati, bungo

mawar, dan bungo tanjung. Disetiap lembaran kain songket selalu menerapkan

motif melati, mawar, ataupun bunga tanjung, dalam filosofi seni budaya

Palembang motif-motif floura tersebut memiliki arti makna tertentu. Bunga melati

melambangkan kesucian dan sopan santun. Bunga mawar melambangkan

kebahagiaan dan bidang desain ukiran, bunga mawar mempunyai arti

perlambangan sebagai penawar malapetaka. Sedangkan bunga tanjung sebagai

lambang ucapan selamat datang dan juga sebagai lambang keramah-tamahan

selaku tuan rumah dalam budaya Palembang itu sendiri.

Page 25: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

178

Ornamen bunga melati tidak hanya terdapat pada motif ragam hias kain songket

saja, tetapi simbol bunga melati terdapat juga pada lambang kota besar Palembang

yang disimbolkan sebagai lambang pemerintahan propinsi Sumatera Selatan. Pada

simbol tersebut kembang melati melambangkan kerukunan, kekeluargaan, dan

kesejahteraan kota besar Palembang disegala zaman. Dan bunga Tanjung

merupakan simbol yang terdapat pada tugu perbatasan daerah kota Palembang

dengan daerah kota Bandar Lampung, maka dengan itu simbol dari motif bunga

tanjung melambangkan ucapan selamat datang.

Gambar di bawah ini merupakan lambang kota besar Palembang sebagai simbol

dari pemerintahan.

Gambar IV.18 Lambang kota besar Palembang

Keterangan mengenai lambang kota besar Palembang menyatakan, Pertama,

bahwa rumah warna aslinya merah tua coklat dengan pinggiran keemasan dengan

ukuran 2x (4+5) = 18 tanduk lembaran daun teratai. Ditengah-tengah atasan

terdapat kembang melati yang belum mekar dengan simbol yang melambangkan

Page 26: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

179

kerukunan, kekeluargaan, dan kesejahteraan kota besar Palembang disegala

zaman.

Kedua, puncak rebung warna kuning keemasan yang melambangkan kemuliaan

dan keagungan. Jumlahnya 8 buah, melambangkan bulan Agustus yang

bersejarah, bulan proklamasi yang mengingatkan perjuangan Kemerdekaan

Republik Indonesia.

Segitiga ialah sebuah bukit yang termasyhur di Palembang dengan nama Bukit

Siguntang dengan warna hijau berikut sinar keemasan, melambangkan tanggal 17,

hari proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Bukit Siguntang adalah tempat

Kesucian dizaman purbakala yaitu diabad ke-VII dan abad ke-XIII terdapat

kumpulan candi-candi, kuil-kuil, dan sekolah tinggi oleh pendeta-pendeta dan

pelajar di seluruh Asia. Bukit Siguntang berasal dari kata Dapuntahijang artinya

“dipertuan Dewa” yang akhir-akhir disingkat dengan kata Dapuntang atau

Siguntang. Ia merupakan dizaman abad ke-VII suatu daerah yang suci, penuh

dengan candi-candi dan kuil diantaranya terdapat taman perpustakaan untuk

mendapatkan segala pengetahuan dan ilmu sejati.

Lingkaran-lingkaran memanjang bewarna biru adalah simbol dari sungai 4

(empat) diantaranya sungai besar yang bertemu di kota Palembang yaitu sungai

Komering, Ogan, Lematang, sungai Musi dan 5 (lima) lainnya sungai bertemu

diluar kota Palembang. Kesembilannya berkumpul menjadi satu. Induk dan airnya

mengalir di kota Palembang dengan tenangnya, melambangkan:

a. Kota Palembang adalah pusat perhubungan, pelabuhan, dan perdagangan,

akhir-akhir ini menjadi pula kota perindustrian dengan masyarakatnya yang

tenang bijaksana.

b. Tahun 1945 yaitu tahun proklamasi.

Bunga teratai bewarna putih melambangkan agama yang suci disegala zaman,

dulu kini dan yang akan datang. Lima lembar dari bunga teratai

melambangkan rukun lima agama islam. (R.H.M.Akip, 1956:35

Page 27: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

180

4.3.5 Motif Ombak-ombak

Gambar IV.19 ombak-ombak

Motif ombak-ombak merupakan simbol dari perairan sungai musi di tengah kota

Palembang. Berdasarkan dengan keadaan geografis di Sumatera selatan bagian

timur merupakan daratan yang sangat luas, dengan ketinggian antara 0-50 meter

dari muka laut. Daratan tersebut terdiri dari daerah rawa-rawa yang membentang

dari pantai timur ke utara dan ke selatan. Selain dari pada itu rawa-rawa terdapat

juga di sepanjang sungai-sungai seperti sungai Musi, sungai Komering, dan

sungai Ogan. Selainnya adalah merupakan hutan rimba dan pemukiman.

Sungai-sungai yang ada di Sumatera Selatan sebagian besar adalah cabang dari

sungai Musi dan sungai-sungai tersebut bersumber dari mata air di bukit barisan

yang mengalir kearah laut sebelah timur yaitu selat Bangka dan laut Jawa. Sungai-

sungai tersebut yang terpenting adalah: sungai Musi, Komering, Ogan, Lematang,

Kelingi, Lakitan, Rupit, Rawas dan sungai Batanghari Leko. Sungai-sungai ini

lebih dikenal secara keseluruhan dengan sebutan “Batanghari Sembilan”

(Batanghari=sungai).

Sungai musi yang berada di kota Palembang merupakan sungai yang dapat

memberi kehidupan bagi masyarakat Palembang khususnya. Sebahagian persen

penduduk setempat mencari ikan atau hidup nelayan disepanjang aliran sungai

Musi dan sebagian lagi sungai merupakan suatu lintasan satu-satunya yang berada

di kota Palembang, Yang mana masyarakat dapat berlayar dengan tujuan tertentu,

seperti dalam catatan sejarah budaya Palembang. Dari lintasan perairan sungai

Musi orang-orang dapat berakulturasi atau berasimilasi dalam sosial budaya

Page 28: Pucuk rebung tabur bintang 143 - Perpustakaan Digital · PDF filePuncak seni ini terdapat pada arsitektur peninggalan Mesir kuno, yang dari sejarah seni dunia disebut sebagai negeri

181

masyarakat yang beraneka ragam jenisnya dan dapat melakukan perdagangan

dalam meningkatan perekonomian masayarakat. Segala aktivitas yang terjadi

dengan masuknya masyarakat luar ke daerah kota Palembang dapat

mempengaruhi segala bidang diantaranya dalam bidang ekonomi, politik, sosial

budaya, ketahanan nasional, hingga sistem pemerintahan daerah. Dengan

demikian masyarakat menggunakan simbol ombak-ombak dalam corak ragam

hias songket Palembang sebagai lambang kehidupan manusia yang sepanjang

zaman harus melewati setiap arus gelombang yang selalu bergerak pasang dan

surut atau meningkat dan menurun, atau maju dan mundur dalam melakukan

aktivitas sehari-hari.

4.3.6 Motif Apit

Gambar IV.20 Apit

Dalam corak ragam hias songket Palembang motif apit ini selalu berbentuk satu

garis lurus yang letaknya selalu diselingi dengan motif kembang yang lain. Motif

apit dalam bentuk garis disebut apit-pengandang. Apit = pengapit, pengandang =

pagar, maka dalam budaya masyarakat suku Palembang motif apit-pengandang

mengungkapkan, bahwa di mana pun manusia itu berada tetap dipagar oleh

norma-norma adat istiadat. Pemakaianya pun selalu di dalam lingkungan pagar

adat istiadat yang kuat dan tidak boleh dilanggar.