Pts
-
Upload
yus-diansyah -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
description
Transcript of Pts
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah PTS
Pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia dalam kehidupan, baik dalam kehidupan individu, keluarga,
maupun berbangsa dan bernegara. Majunya sebuah bangsa sangat ditentukan oleh
berkembangkan tidaknya pendidikan dinegara tersebut. Pendidikan merupakan hak
setiap manusia sesuai dengan Undang-undang Sistem pendidikan Nasional No.20
tahun 2003 menyatakan bahwa “ setiap warga negara berhak atas kesempatan
yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan tamatan pendidikan dasar”.
Rendahnya mutu pendidikan kita secara hipotesis, penulis nilai sebagai
akibat lemahnya penataan kegiatan akademik institusional, lemahnya hal tersebut
sekaligus terlihhat dalam kondisi pembelajaran di kelas khususnya, dan proses
pembelajaran pada umumnya. Lemahnya mutu pembelajaran antara lain
disebabkan oleh karena subsistem yang turut membangun proses itu masih lemah.
Usaha kearah perbaikan kualitas pembelajaran sudah dilakukan oleh pihah
pemerintahan yaitu Depdiknas, dengan peningkatan kualitas tenaga pengajar,
penyedian sarana dan prasarana serta perbaikan kurikulum.
1
Pencapaian tujuan pendidikan perlu didukung dengan penyediaan
prasarana serta perbaikan kurikulum, dimana kurilukum merupakan pedoman
dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum
mendasar dan mencerminkan falsafah sebagai pandangan hidup bangsa. Kearah
mana dan bagaimana bentuk bangsa itu, sangat ditentukan dan akan tergambar
dalam kurikulum sekarang, mulai dari kurikulum kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Kurikulum harus bersifat dinamis lebih
menyusuaikan dengan berbagai perkembangan dan lebih memantapkan hasilnya
sesuai dengan yang diharapkan.
Namun demikian kenyataanya bahwa saat ini pelaksanaan kurikulum
belum efektif, hal ini disebabkan kurang efesienya pelaksanaan dari lima
komponen kurikulum. Diantaranya komponen tujuan, perumusannya belum
spesifik atau dan belum operasional, sehingga mempengaruhi dalam pilihan dan
penggunaan strategi atau metode pembelajaran.Komponen isi, pengembangannya
sering terlalu seperti apa adanya, karena guru-guru harus tidak pernah
mengembangkan isi buku-buku paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) dan mengaitkan dengan persoalan yang sedang terjadi sekarang ini,
sehingga siswa tidak proaktif dengan perkembangan yang terjadi disekitarnya.
Metode kegiatan belajar mengajar, dalam pembelajaran Pendidikan Pancasilan dan
Kewarganegaraan (PPKn) bahwa metode yang digunakan hanya terpaku pada
ceramah dan tanya jawab saja. Artinya guru tidak pernah menggunakan metode
2
yang lain misalnya metode karya wisata dalam materi keindahan, kalau ini
dilaksanakan oleh guru memungkin anak-anak akan lebih paham akannya
keindahan dan bagaimana menjaganya. Sedangkan komponen evaluasi,
pelaksanaannya belum efektif dilaksanakan. Hal ini disebabkan waktunya cukup
banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi porsi
waktunya hampir tidak tersisa.
Dari ulasan diatas sudah jelas bahwa belum efektifnya pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum disebabkan oleh beberapa persoalan yang telah penulis
sebutkan. Observasi ini penulis lakukan untuk menjawab permasalahan tersebut,
dengan harapan ditemukan pengembangan dan pelaksanaan kurikulum Sekolah
Dasar (SD) Kelas III, IV, dan V Semester II khususnya mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang lebih baik dan bermanfaat.
B. Fokus Permasalahan PTS
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis sekaligus Kepala SDN 1
Cimahi di Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi kemukakan diatas, maka
observasi difokuskan pada sejauhmana pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan di SDN 1 Cimahi
Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi
3
C. Tujuan Observasi / Penelitian Tindakan Sekolah
Penulis ingin mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) di SDN 1 Cimahi di Kecamatan Cicantayan Kabupaten
Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013
D. Manfaat Observasi / Penelitian Tindakan Sekolah
Manfaat yang penulis harapkan dari observasi adalah ingin mendapatkan
konsep dan teori pelaksanaan kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) di SDN 1 Cimahi di Kecamatan Cicantayan Kabupaten
Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013 yang efektif dan efeisien.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ” efektivitas pembelajaran
PKn di akan meningkat jika pelaksanaan kurikulum PKn diajarkan di SDN 1
Cimahi di Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran
2012/2013 dengan tepat dan sesuai target pengajaran.”
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Kurikulum
Kurikulum diartikan berbeda-beda oleh beberapa pakar, bagi kebanyakan
orang, kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran yang harus dipelajari siswa.
Bagi siswa, kurikulum diartikan sebagai tugas-tugas pelajaran, latihan-latihan atau
isi buku tes yang harus mereka baca, hafalkan, atau pelajari. Bagi guru, kurikulum
diasosiasikan dengan dokumen yang berisi keterangan atau pedoman tentang
materi pelajaran yang harus diajarkan, metode serta teknik-teknik mengajar, atau
buku teks yang harus mereka ajarkan.
Ditinjau dari bahasa, kurikulum dari bahasa Yunani yang mula-mula
digunakan dalam bidang oleh raga, yaitu kata Currrere, yang berarti jarak tempuh
lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh dari start
sampai dengan finish. Jarak dari start sampai dengan finish ini disebut currere.
Atas dasar tersebut pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan.
Kemudian para ahli pendidikan dan ahli kurikulum membuat macam-
macam batasan tentang kurikulum tersebut, mulai dari pengertian tradisional
sampai pengertian modern, dan dari yang sederhana sampai dengan yang
kompleks. Tentunya setiap ahli mempunyai pengertian atau versi batasan yang
berbeda pula.
5
Paham pragmatis difinisi kurikulum adalah suatu pandangan filsafat yang
memandang realita selalu berada dalam pemulihan, realivitas nilai-nilai dan
pemakaian inteligensi yang kritis (Kneller dalam Ansyar, 1989). Menurut paham
ini, pendidikan adalah proses untuk menumbuhkan pengalaman pelajar.
Pendidikan dilihat sebagai alat untuk mencapai kembali, mengontrol, dan
mengarahkan, pengalaman bagi pencapaian tujuan pendidikan yaitu membantu
pelajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian bukanlah suatu
proses persiapan anak untuk menghadapi kehidupan, tetapi merupakan bagian
integral dari kehidupan itu sendiri (Zais dalam Ansyar,1989).
Peranan utama guru, menurut kaum pragmatis, adalah menyiapkan suasana
atau lingkungan belajar yang memungkinkan bagi siswa untuk memperoleh
pengalaman dalam mengindetifikasi masalah-masalah, dan mencarikan jalan
keluar dari masalah-masalah itu (Johnson dalam Ansyar, 1989). Selain itu
kurikulum tidak difokuskan pada mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa,
tetapi diarahkan kepada seperangkat kegiatan-kegiatan belajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman. Sehingga siswa dapat
mengkonstruksi sendiri kenyataan yang ada (Zais dalam Ansyar,1989).
6
Dari penjelasan daiatas dapat dipahami bahwa kurikulum menurut
pragmatisme lebih memetingkan proses dari pada “status”. Sehingga kurikulum
yang sesuai dengan pragmatisme adalah kurikulum berpusat pada siswa (student-
centered), berorientasi pada proses, dan lebih mengutamakan pengalaman belajar.
Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh dengan jalan berasosiasi dengan orang
lain, oleh karena itu siswa harus tinggal di masyarakat, bekerjasama dengan
mengadaptasikan diri secara logis terhadap kebutuhan dan aspirasi sosial dengan
mereka dan mendapatkan diri secara logis terhadap kebutuhan dan aspirasi sosial
(Kneller dalam Ansyar,1989).
7
Taba (1962) mengatakan semua kurikulum tersusun dari unsur-unsur
tertentu. Suatu kurikulum biasanya terdiri dari pernyataan-pernyataan mengenai
tujuan (umum dan spesifik), seleksi dan organisasi bahan, strategi belajar maupun
mengajar, dan akhirnya suatu program evaluasi. Namun Tyler (1970) mengatakan,
kurikulum identik dengan pembelajaran, pengembangan kurikulum sama dengan
merencanakan pembelajaran. Perencanaan kurikulum tidak dapat dilakukan tanpa
memperhatikan teori pembelajaran, demikian pula pembelajaran tidak dapat
dilakukan tanpa mengetahui gambaran menyeluruh isi kurikulum yang harus
dicakup dalam program pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan pengembangan
kurikulum dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sama, tetapi pada
tingkat yang berbeda. Pengembangan kurikulum mencakup ruang lingkup yang
lebih luas, sedangkan rancangan pembelajaran mempunyai ruang lingkup yang
sempit. Seperti halnya pengembangan kurikulum, pengembangan rancangan
pembelajaran dapat dikembangkan pada tingkat satuan pelajaran, bidang studi, dan
lembaga. Pengembangan rancangan pembelajaran yang setingkat dengan
pengembangan kurikulum yaitu rancangan yang berfokus pada tingkat sistem.
B. komponen-komponen Kurikulum
Pengembangan kurikulum pada berbagai tingkat mengandung komponen-
komponen inti yang sama. Komponen-komponen tersebut yaitu:
1. Tujuan, tujuan kurikulum berisikan perangkat asumsi landasan progaram,
perangkat kemampuan lulusan yang merupakan sasaran pembentukan, serta
8
garis-garis besar struktur kurikulum dengan perian eskplisit mengenai misi
yang dibawanya. Dengan demikian kurikulum merupakan perangkat
pengalaman belajar yang dilakukan peserta didik sesuai dengan misi/tujuan
yang diembannya. Ada beberapa hirarki dalam tujuan kurikulum meliputi : (1)
tujan pendidikan nasional, (2) tujuan institusional, (3) tujuan kurikuler, dan
(4) tujuan pembelajaran.
2. Isi,isi kurikulum terdiri dari bidang-bidang mata pelejaran yang secara
keseluruhan akan mendukung tercapainya seluruh tujuan : (1) bidang-bidang
pembelajaran yang secara khusus dapat mendukung tercapainya tujuan
pendidikan nasional, (2) bidang-bidang pembelajaran yang secara khusus
dapat mendukung tercapainya tujuan instutional, (3) bidang-bidang
pembelajaran yang secara khusus dapat dimanfaatkan untuk mempermudah
tercapainya semua tujuan tersebut. Isi merupakan bidang kajian utama
kurikulum.
3. Kriteria yang digunakan untuk menentukan isi kurikulum antara lain
dikemukakan oleh Tyler (1970), ia menyebutkan lima prinsip umum dalam
memilih pengalaman belajar yang akan dijadikan isi kurikulum, yaitu:
pengalaman yang diberikan kepada pebelajar harus memberikan kesempatan
untuk dapat dipraktikkan sesuai dengan tujuan, pemberian pengalaman atau
penampilan prilaku seperti yang dikehendaki, pengalaman belajar masih
dalam batas kemungkinan pebelajar terlibat secara aktif dalam proses
9
pemorelahannya. Pengalaman belajar yang akan diberikan diseleksi sehingga
cocok untuk mendukung tujuan, dan pengalaman belajar bukan untuk
mencapai suatu jenis prilaku sesuai tujuan saja, melainkan dapat memberikan
kemungkinan mengembangkan kemampuan.
Doll (1978) mengatakan tujuh kreteria yang digunakan untuk
menetukan isi kurikulum, yaitu ketetapan dengan bahan ajar,keseimbangan
antara bahan untukpengenalan dengan pendalaman, kesesuaian bahan/isi
dengan minat dan kebutuhan pebelajar, hubungan isi dengan konsep,
kemampuan pebelajar dalam mempelajari isi, dan integrasi dengan isi disiplin
lain.
Prat (1980) mengajukan delapan kriteria untuk menentukan isi
kurikulum, yaitu : (1) relevan antara isi dengan tujuan (2) ketetapan antara isi
dengan tujuan (3) konsistensi dan kualitas, (4)urutannya logis (5) sesuai
perkembangan mutakhir (6) cocok untuk program pengajara di sekolah (7)
menghindari diri dari kontroversial (8) keseimbangan cara memperlakukan
kaum minoritas, agama, politik, dan wanita.
Winecoff (1989) mengatakan ada tiga pertanyaan yang perlu di jawab
untuk isi kurikulum. Isi kurikulum itu untuk tujuan apa? Untuk mengajarkan
pengetahuan, ketrampilan dasar, persiapan karir masa depan, membantu
memecahkan masalah, membantu mengembangkan konsep diri,
mengembangkan hubungan dan sikap positif, mengembangkan pemberantas
10
buta huruf, mengembangkan kebudayaan, rasa kebangsaan, nasionalisme dan
sebagainya. Isi kurikulum untuk siapa? Siapa pebelajarnya, pengalaman apa
yang sudah dimiliki, pengembangan untuk tingkat yang mana, kepribadian,
motivasi dan sebagainya. Bagaimana mengorganisasi kurikulum ?
berdasarkan konsep, logika, disiplin ilmu dan sebagainya.
4. Strategi, untuk dapat mencapai semua tujuan yang dalam pelaksanaannya
berjenjang mulai terciptanya tujuan pembelajaran sampai tujuan pendidikan
nasional, perlu disusun suatu strategi.
Strategi ini berupa proses pemilihan pengalaman belajar bagi
kepentingan peserta didik dengan memperhatikan : (1) sampai seberapa jauh
peserta didik dapat menerima isi pembelajaran yang disajikan, dan (2) melihat
sampai seberapa jauh proses pembalajaran dapat dilaksanakan. Dalam hal ini
pemikiran lebih diarahkan pada apa yang dilakukan oleh peserta didik dalam
belajar dan usaha untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Pengembangan kurikulum akan selalu membawa konsekuensi pada
pemilihan strategi pelaksanaan praktik di dalam kelas sesuai tujuan yang
telah ditetapkan. Kurikulum dan pembelajaran adalah suatu proses yang saling
berinteraksi. Pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana
membelajarkan pebelajar”,sedangkan kurikulum lebih menekankan pada
11
deskripsi tentang “apa isi pembelajaran” yang harus dipelajari pebelajar
(Reigeluth,1983).
Dengan demikian kajian mengenai bagaimana membelajarkan
pebelajaran merupakan suatu proses interaktif yang melibatkan perilaku
pebelajar dengan berbagai karakteristik dalam belajar dengan lingkungan
belajarnya.
5. Evaluasi, evaluasi kurikulum dalam pengembangan dan pelaksanaannya dapat
dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
formatif bertujuan untuk menentukan apa yang harus ditingkatkan atau
diperbaiki agar kurikulumm tersebut lebih efektif dan efisien. Secara ekstrim
dapat dikatakan betapapun kurang efektif atau sangat efektif kurikulum itu,
evaluator masih harus mencari apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
efektifnya, sehingga kualitasnya lebih tinggi daripada sebelumnya. Dalam
pengembangan produk kurikulum, pelaksanaan evaluasi formatif merupakan
keharusan. Hanya dengan cara itulah pengembangaan kurikulum dapat merasa
yakin bahwa sistem kurikulum yang dikembangkan akan efektif dan efisien
dilapangan sesungguhnya nanti. Dengan demikian evaluasi formatif diartikan
sebagai proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk dijadikan
dasar pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas produk
kurikulum.
12
Evaluasi sumatif merupakan keputusan tentang efektif atau tidaknya
suatu produk kurikulum. Membandingkan efektivitas beberapa jenis produk
kurikulum untuk memilih salah satu yang terbaik dan menyingkirkan yang
lainya merupakan suatu proses yang menetukan mana produk yang boleh
digunakan terus dan mana yang harus dihentikan atau tidak boleh digunakan.
Jenis evaluasi ini tidak menghasilkan petunjuk bagi orang yang
mengevaluasi tentang bagian mananya dari kurikulum atau program
pembelajaran yang harus diperbaiki. Evaluasi seperti ini tidak pula
menghasilkan petunjuk bagaimana cara memperbaiki agar kualitasnya lebih
baik.
C. Jenis-jenis Kurikulum
Dalam pendidikan kita juga mengenal beberapa jenis kurikulum, misalnya
kurikulum yang tertulis, kurikulum yang direncanakan, kurikulum yang
dilaksanakan, kurikulum formal dan informal. Goodlad (1979) membedakan lima
jenis kurikulum yaitu :
1. Kurikulum ideal (ideological curriculum) yaitu kurikulumm sebagaimana
diharapkan oleh ahli dan guru yang mencerminkan pengetahuan yang
diakumulasikan sepanjang jaman.
2. Kurikulum formal yaitu kurikulum yang disetujui dan disahkan oleh
pemerintah.
13
3. Kurikulum “banyangan” (perceived curriculum) yaitu kurikulum yang ada
dalam pikiran, yang diinginkan oleh orang tua dan guru.
4. Kurikulum operasional yaitu kurikulum yang dilaksanakan didalam kelas.
5. Kurikulum pengalaman yaitu kurikulum yang dialami oleh murid.
Galtthorn (1987) mengatakan kurikulum diklasifikasikan dalam tujuh jenis
yaitu :
1. Kurikulum tertulis (Written Curriculum)
Kurikulum tertulis merupakan kurikulum yang sudah disetujui oleh
pemerintah. Kurikulum ini merupakan pengendali untuk menjamin tujuan
pendidikan. Kurikulum tertulis lebih komprehensif, konseptual, direncanakan
dengan baik dan mudah dipraktekkan spesifik, biasanya memuat dasar-dasar
pertimbangan yang mendukung kurikulum, tujuan yang harus dicapai, sasaran
yang harus diakui, konsekuen terhadap kegiatan belajar mengajar yang harus
dilakukan dan bagaimana evaluasinya. Fungsinya kurikulum ini adalah sebagai
pengantar (mediating) pengendali dan standar.
Sebagai pengantar kurikulum ini menghubungkan ide-ide dalam
kurikulum rekomendasi dengan realitas dalam kelas. Artinya merupakan
perpaduan antara apa yang diinginkan para ahli, akademika untuk diajarkan
dengan yang dalam praktek dilakukan guru. Sebagai pengendali kurikulum ini
merupakan alat untuk mengontrol apa yang diajarkan guru. Selanjutnya sebagai
14
pembukuan menunjukkan apa yang harus diajarkan minggu demi minggu
didalam kelas sehingga terjadi persamaan pemerataan dan kesatuan pendidikan.
2. Kurikulum Rekomendasi
Kurikulum rekomendasi yaitu kurikulum yang direkomendasikan oleh
para ahli, asosiasi profesional, komisi pembaharuan pendidikan dan juga yang
berdasarkan kebijakan pemerintah. Sejalan dengan kurikulum ideal, kurikulum
menekankan keharusan mempelajari konsep, ketrampilan yang akan
dikembangkan menurut persepsi dan system nilai sumber atau sponsor.
Kurikulum ini bersifat umum berisikan sejumlah kebijakan yang disarankan,
sejumlah tujuan, syarat-sayarat kelulusan, rekomendasi tentang bahan, dan
urutan-urutan bahan. Kurikulum ini mempunyai kebaikan karena memuat
kebijaksanaan, sayarat-sayarat dan aspek yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan kurikulum. Misalnya semua siswa Sekolah Dasar (SD) harus
belajar menguasai komputer. Kebaikan kebaikan kedua kurikulum ini mencoba
menyerap apa yang terjadi di dalam masyarakat,dan akan terlihat hasilnya
secara cepat. Kelemahan kurikulum ini berhubungan dengan kurang sensitif
terhadap realitas yang terjadi didalam kelas, bagaimana guru merencanakan
pelajaran. Biasanya rekomendasi bersifat umum sedangkan guru membutuhkan
pedoman, bimbingan yang lebih komprehensip.
3. Kurikulum dukungan (supported curriculum)
15
Kurikulum ini terbentuk dari sumber-sumber yang dialokasikan untuk
menunjang kurikulum,ada beberapa macam sumber atau bentuk dukungan
yaitu:
a. Alokasi waktu yang dipergunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b. Alokasi waktu yang dipergunakan guru untuk aspek tertentu.
c. Alokasi personel, banyaknya guru yang diperlukan.
d. Bahan, alat dan buku teks yang disediakan.
4. Kurikulum yang diajarkan
Kurikulum ini tidak berbeda dengan apa yang diajarkan guru di dalam
kelas, dan tentunya berdasarkan kurikulum yang tertulis. walaupun sering
terjadi penyimpangan. Guru datang keruang kelas dengan latar belakang
pengetahuan pribadi yang berbeda. Mereka dipengaruhi oleh situasi, teori-teori
yang mereka pelajari, kondisi sosial dan pengalaman setiap kelas berbeda. Dan
faktor lain yang mempengaruhi guru, sperti pengetahuan dalam mata pelajaran,
persepsi guru terhadap siswa, kurikulum yang tertulis, buku teks, proses
sdministrasi, ujian dan persepsi masyarakat. Karena itu keputusan guru tentang
kurikulum yang diajarkan adalah produk interaksi berbagai variabel.
5. Kurikulum yang diuji (the tested curriculum)
Kurikulum jenis ini adalah serangkaian bahan pelajaran/kegiatan belajar
yang dinilai melalui tes, baik yang dibuat oleh guru maupun tes yang baku,
atau tes yang disusun oleh panitia wilayah. Bagaimana hubungan kurikulum ini
16
dengan kurikulum yang diajarkan. Sering sekali tes yang dibuat oleh guru tidak
sejalan dengan apa yang diajarkannya. Guru tidak mampu menyusun tes yang
baik dan kebanyakan tes berorientasikan pada kemampuan mengerti dan
mengingat. Tes yang dibuat penitia wilayah juga sering ,mengukur tingkat
tujuan yang rendah. Selanjutnya tes baku sering tidak serasi dengan apa yang
diajarkan.
Kurikulum yang tertulis, kurikulum yang diajarkan,dan kurikulum yang
diuji merupakan kurikulum yang diinginkan, yaitu sejumlah belajar yang
dikehendaki dalam suatu sistem pendidikan.
6. Kurikulum yang dipelajari
kurikulum ini merupakan hasil belajar, yaitu perubahan nilai, persepsi
dan tingkah laku yang terjadi dari pengalaman belajar. Kurikulum ini
merupakan apa yang telah dimengerti, dipelajari, diingat siswa baik dari
kurikulum yang diinginkan maupun dari kurikulum yang tersembunyi.
7. kurikulum yang tersembunyi
kurikulum yang tersembunyi sering disebut kurikulum implisit,
kurikulum yang tidak dipelajari, dapat dirumuskan sebagai aspek dari sekolah
yang lain dari kurikulum yang direncanakan namun berpengaruh terhadap
perobahan tingkah laku siswa. Glatthorn menyatakan kurikulum tersembunyi
terdiri dari dua aspek yaitu aspek yang realatif tetap dan aspek yang dapat
berubah-rubah. Salah satu aspek yang tetap adalah ideology, kenyakinan, nilai
17
budaya masyarakat yang mempengaruhi sekolah. Budaya masyarakat
menetapkan pengetahuan mana yang perlu diwariskan dan mana yang tidak
perlu diwariskan. Sistem pengelolaan sekolah, ruang kelas, aturan yang
ditetapkan, pola pengelompokan siswa, ekspektasi guru juga berpengaruh
terhadap anak.
Aspek yang dapat berubah meliputi variabel organisasi, sistem sosial
dan budaya. Variabel organisasi meliputi bagaimana guru mengelola kelas,
bagaimana pelajaran diberikan, bagaimana sistem promosi. Variabel sitem
sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial dalam kelas dan sekolah,
bagaimana hubungan murid dan guru, murid dengan murid, hubungan kepala
sekolah dengan guru dan staf administrasi. Pada umumnya dapat digolongkan
dua jenis iklim sekolah: yang menekankan prosedur, otoritas dan ketaatan, dan
yang lainnya mengutamakan prosedur demokratis, partisipasi dan self disiplin.
Variabel kebudayaan bersangkutan dengan sistem kenyakinan, struktur kognitif
dan nilai yang didukung oleh masyarakat dan sekolah.
Dengan demikian kurikulum tersembunyi merupakan sumber yang
luas pengaruhnya maka perlu dipertimbangkan dalam setiap perencanaann
kurikulum, karena akan menimbulkan berbagai pertanyaan.
D. Pelaksanaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Sekolah
Dasar Negeri 1 Cimahi
18
Proses kegiatan belajar mengajar pada Sekolah Dasar Negeri 1 Cimahi,
dengan menggunakan pedoman Kurikulum tahun 2004. kurikulum pendidikan
Indonesia tersebut menuntut 9 (sembilan) Mata pelajaran yang harus diajarkan,
dari kelas satu samapai kelas enam.
Adapun mata pelajaran yang diajarkan yaitu; Pendidikan Agama,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Kerajinan
Tangan,Kesenian,Pendidikan Jasmani.
Ansyar ( 2001) mengatakan bahwa kurikulum adalah semua kegiatan
yang direncanakan tentang apa-apa yang diajarakan dan dengan cara bagaimana
cara hal itu dapat diajarkan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
proses belajar berlangsung dengan baik sangat tergantung pada guru.
Proses belajar mengajar pada Sekolah Dasar sebagaimana Setiap mata
pelajaran tersebut dibebankan dan diajarkan oleh guru kelas dan guru bidang
studi.
E. Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan spesifikasi dari kemampuan, keterampilan dan
sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai
dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan (Ditjen Dikdasmen,
2004:4). Berdasarkan pendapat tersebut seorang yang bekerja sebagai guru, yang
pekerjaan itu menurut Undang-Undang Guru tahun 2006 merupakan pekerjaan
19
profesional maka guru harus memenuhi standar-standar minimal yang dibutuhkan
oleh Depdiknas.
Guru yang setiap hari selalu berhadapan dengan anak tentu menghadapi
berbagai problema, baik yang berkaitan dengan anak tersebut maupun dengan
lingkungan pendidikan, yang notabene mempunyai berbagai karakter, berbagai
kemampuan dan motivasi, yang semuanya perlu strategi-strategi khusus yang
harus dipersiapkan oleh guru maka guru tersebut harus mempersiapkan diri baik
yang berkaitan dengan materi yang akan dikuasai siswa, sikap siswa, strategi yang
dapat memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut. Berdasarkan itu
Depdiknas menentukan bagian-bagian yang harus dikuasai oleh guru dalam
rangka memenuhi Standar Kompetensi Guru. Komponen-komponen stantar
kompetensi guru antara lain: (1) Komponen Kompetensi Pengelolaan
Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan, (2) Komponen Kompetensi
Akademik/Vokasional sesuai materi pembelajaran, (3) Pengembangan profesi.
Selain ketiga komponen tersebut, seorang guru harus memiliki sikap dan
kepribadian yang positif, di mana sikap dan kepribadian tersebut senantiasa
melekat pada setiap komponen yang menunjang profesi guru.
Seorang guru yang profesional akan kelihatan sikap dan kinerjanya
dalam kehidupan sehari-hari. Semua hasil kerjanya harus dapat diukur oleh
indikator. Oleh sebab itu, Ditjen Dikdasmen (2004:10) merumuskan indikator
kompetensi, yang masing-masing komponen tersebut, di antaranya adalah:
20
1. Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran
Kompetensi ini merupakan komponen awal yang harus dilakukan oleh
guru karena bagian inilah seorang yang profesional dalam melaksanakan
tugasnya harus berdasarkan program-program yang disiapkan. Dengan adanya
program itu semuanya akan dapat dinilai, diukur, dan dievaluasi. Dalam
dunia pendidikan penentuan keberhasilan dapat dilihat dari indikatornya.
Oleh sebab itu, Indikator dalam kompetensi ini menurut Ditjen Dikmenum
sebagai berikut.
a. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran, dengan indikator:
1) Mendeskripsikan tujuan pembelajaran
2) Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
3) Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok
4) Mengalokasikan waktu
5) Menentukan metode pembelajaran yang sesuai
6) Merancang prosedur pembelajaran
7) Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan)
yang akan digunakan
8) Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul,
program komputer dan sejenisnya)
9) Menentukan teknik penilaian
21
Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan oleh Ditjen Dikmenum
tersebut maka seorang guru harus mampu membuat Persiapan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang pada dasarnya sama dengan indikator di atas. Guru
tidak akan mampu membuat RPP tersebut jika guru tidak banyak belajar
tentang materi, metode, strategi, media, dan penilaian pembelajaran. Oleh
sebab itu, guru harus banyak membaca atau belajar.
b. Kompetensi melaksanakan pembelajaran, dengan indikator:
1) Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai
2) Menyajikan materi pelajaran secara otomatis
3) Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan
4) Mengatur kegiatan siswa di kelas
5) Menggunakan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan)
yang telah ditentukan
6) Menggunakan sumber belajar yang telah dipilih (berupa buku, modul,
program komputer dan sejenisnya)
7) Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif
8) Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang
komunikatif
9) Memberikan pertanyaan dan umpan balik, untuk mengetahui dan
memperkuat penerimaan siswa dalam proses belajar
10) Menyimpulkan pembelajaran
22
11) Menggunakan waktu secara efektif dan efisien
Berdasarkan indikator di atas, guru harus mampu mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai siswa dalam belajar. Indikator-
indikator di atas berkaitan dengan tindakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran (KBM). Oleh sebab itu, guru yang mampu melaksankan
indikator di atas akan dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu.
c. Kompetensi menilai prestasi belajar, dengan indikator:
1) Menyusun soal/perangkat penilaian sesuai dengan indikator/kriteria
unjuk kerja yang telah ditentukan
2) Melaksanakan penilaian
3) Memeriksa jawaban/memberikan skor tes hasil belajar berdasarkan
indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan
4) Mengolah hasil penilaian
5) Menganalisis hasil penilaian (berdasarkan tingkat kesukaran, daya
pembeda, validitas dan reabilitas)
6) Menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis (misalnya:
interpretasi kecenderungan hasil penilaian, tingkat pencapaian siswa,
dll.)
7) Menyusun laporan hasil penilaian
8) Memperbaiki soal/perangkat penilaian
23
Berdasarkan indikator kompetensi penilaian, guru harus mampu
menyusun kisi-kisi, butir soal, pedoman penilaian, melaksanakan, mengolah
nilai, melaporkan nilai, dan analisis soal tersebut.
d. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik,
dengan indikator:
1) Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian
2) Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian
3) Melaksanakan tindak lanjut
4) Mengevaluasi hasil tindak lanjut
5) Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut penilaian
Dengan adanya indikator-indikator yang berkaitan dengan kompetensi
pengelolaan belajar di atas, guru, kepala sekolah, pengawas akan dapat
menilai sejauh mana kompetensi seorang guru dalam mengelola
pembelajaran
2. Komponen Kompetensi Wawasan Pendidikan
Kompetensi wawasan pendidikan merupakan bagian yang harus
dikuasai guru sebelum action di depan anak. Guru harus memahami landasan
pendidikan, kebijakan pendidikan, perkembangan siswa, pendekatan
pembelajaran, menerapkan bekerja sama dalam pekerjaan, dan memanfaatkan
24
kemajuan IPTEK dalam pendidikan. Untuk memehami tersebut, guru wajib
belajar perkembangan ilmu pendidikan dan pengetahuan karena ilmu
pendididkan sekarang berkembang dengan pesat. Dahulu pembelajaran,
dengan sistem theacher center sangat tepat, tetapi pembelajaran itu sekarang
ternyata kurang tepat karena siswa setelah pembelajaran tidak bisa
memecahkan persoalan, bahkan siswa diberi soal yang berbeda walaupun
sama temanya tetap tidak bisa. Oleh sebab itu, pembelajaran yang berbasis
CTL, CL, PAKEM, Pembelajaran model quantum teaching perlu dibaca oleh
guru agar wawasan pendidikan terus bertambah. Bahkan dalam buku-buku
pendidikan modern, pembelajaran selalu dikaitkan dengan usia dan motivasi.
Berdasarkan uraian di atas, guru perlu mengetahui dan menguasai indikator-
indikator yang berkaitan dengan kompetensi wawasan Pendidikan, Ditjen
Dikmenum (2004:12) menyebutkan indikatornya sebagai berikut.
a. Memahami landasan kependidikan, dengan indikator:
1) Menjelaskan tujuan dan hakekat pendidikan
2) Menjelaskan tujuan dan hakekat pembelajaran
3) Menjelaskan konsep dasar pengembangan kurikulum
b. Memahami kebijakan pendidikan, dengan indikator:
1) Menjelaskan visi, misi dan tujuan pendidikan
2) Menjelaskan tujuan pendidikan tiap satuan pendidikan sesuai
tempat bekerjanya
25
3) Menjelaskan sistem dan struktur standar kompetensi guru
4) Memanfaatkan standar kompetensi siswa
5) Menjelaskan konsep pengembangan pengelolaan pembelajaran
yang diperlakukan (Misalnya: life skill, BBE/Broad Based Educatioan,
CC/Community College, CBET/Competency-Based Education and
Training dan lain-lain)
6) Menjelaskan konsep pengembangan manajemen pendidikan yang
diberlakukan (Misalnya: MBS/Manajemen Berbasis Sekolah, Dewan
Pendidikan, Komite Sekolah, dan lain-lain)
7) Menjelaskan konsep dan struktur kurikulum yang diberlakukan
(Misal: Kurikulum Berbasis Kompetensi)
c. Memahami tingkat perkembangan siswa, dengan indikator:
1) Menjelaskan psikologi pendidikan yang mendasari perkembangan
siswa
2) Menjelaskan tingkat-tingkat perkembangan mental siswa
3) Mengidentifikasi tingkat perkembangan siswa yang dididik
d. Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajarannya,
dengan indikator:
1) Menjelaskan teori belajar yang sesuai materi pembelajarannya
2) Menjelaskan strategi dan pendekatan pembelajaran yang sesuai materi
pembelajarannya
26
3) Menjelaskan metode pembelajaran yang sesuai materi
pembelajarannya
e. Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan, dengan indikator:
1) Menjelaskan arti dan fungsi kerja sama dalam pekerjaan
2) Menerapkan kerjasama dalam pekerjaan
f. Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pembelajaran, dengan indikator:
1) Menggunakan berbagai fungsi internet, terutama menggunakan e-mail
dan mencari informasi
2) Menggunakan komputer terutama untuk Word Processor dan spead
sheet (Contoh: Microsoft Word dan Exel)
3) Menerapkan bahasa Inggris untuk memahami literatur
asing/memperluas wawasan kependidikan
3. Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional
Kompetensi akademik ini berkaitan dengan penguasaan materi
pelajaran yang akan dipelajari/dipahami/dikuasai siswa. Guru harus
menguasai materi yang akan diajarkan. Oleh sebab itu, kompetensi bidang
akademik ini berkaitan dengan penguasaan keterampilan sesuai dengan
materi pembelajaran. Menurut Ditjen Dikmenum(2004:14) hanya ada satu
kompetensi di bidang ini, yaitu:
a. menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran, dengan
indikator:
27
1) Menguasai materi pembelajaran di bidangnya
4. Komponen Kompetensi Pengembangan Profesi
Komponen ini sangat berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengembangkan dirinya sebagai guru yang profesional. Guru harus bisa
mengembangkan dirinya melalui penelitian-penelitian pendidikan demi
kemajuan peserta didik dan kemajuan dirinya sendiri. Hal ini jika dilakukan
oleh semua guru maka pendidikan akan bermutu. Oleh sebab itu, penelitian
tindakan sangat cocok untuk pengembangan pendidikan. Guru melaksanakan
penelitian tindakan kelas, kepala sekolah melaksanakan penelitian tindakan
sekolah. Untuk itu Ditjen Dikmenum (2004:15) menentukan kompetensi dan
indikatornya, yakni:
a. Mengembangkan profesi, dengan indikatornya:
Menulis karya ilmiah hasil penelitian/pengkajian/survei di
bidang pendidikan
Menulis karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil
gagasan sendiri di bidang pendidikan sekolah
Menulis tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan
sekolah pada media masa
Menulis prasaran/makalah berupa tinjauan, gagasan atau
ulasan ilmiah yang disampaikan pada pertemuan ilmiah.
Menulis buku pelajaran/modul/diktat
28
Menulis diktat pelajaran
Menemukan teknologi tepat guna
Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan
Menciptakan karya seni monumental/seni pertunjukan
Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum
Dengan adanya indikator-indikator seperti di atas, kepala sekolah akan
mudah menentukan guru yang berprestasi maupun yang belum berprestasi.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan
Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013.
Peneliti mengambil tempat penelitian di SD Negeri 1 Cimahi Kecamatan
Cicantayan Kabupaten Sukabumi karena sekolah tersebut adalah binaan peneliti.
Guru-guru di SD tersebut ada yang GTT, GB, PNS, dan ijazahnya pun beragam,
yakni ada yang berijazah diploma, sarjana, dan pascasarjana.
Waktu penelitian adalah pada bulan Oktober sampai Desember Selama
penelitian tersebut peneliti mengumpulkan data awal, menyusun program
supervisi, pelaksanaan supervisi, analisis, dan tindak lanjut.
Tabel : Alokasi waktu Penelitian Tindakan Sekolah
No Waktu Tempat Kegiatan Kegiatan
1 08 Oktober 2012 SDN 1 Cimahi Pelaksanaan Siklus I
2 03 Desember 2012 SDN 1 Cimahi Pelaksanaan Siklus II
3 UPT Disdik Kecamatan
Cikembar kabupaten Sukabumi
Penyusunan Laporan
Hasil PTS
30
B. Faktor yang Diselidiki
Untuk menjawab permasalahan, ada beberapa faktor yang diselidiki
sebagai berikut.
1. Guru, melihat peningkatan kemampuan guru dalam membuat rencana
pembelajaran PKn, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar, dan
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa sebelum
penelitian dan dalam penelitian tindakan.
2. Pembelajaran, memperhatikan keefektifan pelaksanaan kurikulum dalam
pengajaran PPKn di kelas V SD Negeri 1 Cimahi Kecamatan Cikembar
Kabupaten Sukabumi yang dikelola oleh guru dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
C. Prosedur Penelitian Tindakan
Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan maka pelaksanakan
ini dilaksanakan secara siklus. Pelaksanaannya selama dua siklus. Siklus-siklus
itu merupakan rangkaian yang saling berkelanjutan, maksudnya siklus kedua
merupakan kelanjutan dari siklus pertama. Setiap siklusnya selalu ada persiapan
tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, dan refleksi. Gambaran
penelitan tindakan itu sebagai berikut.
31
1. Gambaran Pelaksanaan Tindakan
a. Persiapan Tindakan
Siklus pertama dilaksanakan selama 2 bulan penuh yaitu pada semester I
tahun pelajaran 2012 /2013 dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Pengumpulan data awal diambil dari daftar keadaan guru untuk
mengetahui pendidikan terakhir, pelatihan yang pernah diikuti guru,
serta lamanya guru bertugas. Data awal kerja guru dan efektivitas
pembelajaran PKn dilihat dari hasil supervisi kunjungan kelas
masing-masing guru sebelum dilaksanakan penelitian.
2) Mengadakan pertemuan guru-guru sebagai mitra penelitian membahas
pelaksanaan kurikulum atas pengajaran PKn dan langkah-langkah
pemecahan masalah pembelajaran dari aspek guru, dan supervisor.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanakan tindakan ini dilakukan oleh peneliti dan
supervisor selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan
tindakan sebagai berikut :
1) Mengadakan penelitian guru selama membuat program
pembelajaran melalui peninjauan pelaksanaan kurikulum PKn.
2) Melaksanakan supervisi edukatif selama pembelajaran secara
periodik terhadap perkembangan dan pelaksaan kurikulum PKn.
32
3) Pemberian reward dari kegiatan-kegiatan dalam bentuk penilaian
angka kridit jabatan fungsional guru sebagai syarat kenaikan
pangkat.
c. Pemantauan dan Evaluasi
Pada prinsipnya pemantauan dilaksanakan selama penelitian
berlangsung, dengan sasaran utama untuk melihat peningkatan
kemampuan guru serta efektivitas pengajaran PKn yang dilaksanakan
oleh guru serta tindakan-tindakan supervisor dalam mensupervisi guru
tersebut sesuai dengan tujuan khusus pelaksanaan kurikulum PKn.
Adapun instrumen yang digunakan untuk memantau tindakan
guru selama proses belajar mengajar berupa:
1) Tindakan supervisor dalam pelaksanaan supervisi terhadap
pelaksanaan kurikulum Pkn di SDN 1 Cimahi Kecamatan
Cicantayan Kabupaten Sukabumi Aktivitas guru selama proses
belajar mengajar PKn di kelas V SDN 1 Cimahi Kecamatan
Cicantayan Kabupaten Sukabumi
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan yang meliputi analisis,
sintesis, memaknai, menerangkan, dan akhirnya menyimpulkan semua
33
informasi yang diperoleh pada saat persiapan dan tindakan. Hasil
refleksi dimanfaatkan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
Guru dan peneliti pada tahap ini mendiskusikan pelaksanaan
proses tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan selama
guru melaksanakan pengajaran PKn,menilai prestasi belajar,
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa
terutama pada mata pelajaran PKn dan supervisor melakukan tindakan.
D. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas beberapa
kegiatan pokok yakni pengumpulan data awal, data hasil analisis setiap akhir
siklus, serta tanggapan lain dari guru terhadap perkembangan dan pelaksanaan
kurikulum PKn di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi
.
E. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan guru
selama melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas terutama pengajaran PKn
dan supervisor melaksanakan supervisi terhadap tindakan guru. Adapun analisis
kuantitatif digunakan untuk mengetahui keberhasilan guru dan siswa
34
berdasarkan standar kompetensi guru yang telah ditetapkan oleh Depdiknas
sebagai berikut.
a. Nilai 91-100 = amat baik (A) berhasil
b. Nilai 76-90 = baik (B) berhasil
c. Nilai 55-75 = cukup (C) belum berhasil
d. Nilai 0 – 54 = kurang (D) belum berhasil
F. Indikator Kinerja
Keseluruhan data yang terkumpul selanjutkan dipergunakan untuk
menilai keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan
sebagai berikut.
1. Terjadi peningkatan kinerja guru dalam pelaksanaan KBM terutama
pengajaran PKn.
2. Terjadinya perkembangaan pembelajaran terhadap pelaksanaan
kurikulum PKn yang terjadi di Kelas
3. Terjadinya peningkatan kinerja guru dalam menilai prestasi belajar
siswa terurama pada mata pelajaran PKn.
35
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Lokasi Observasi Di SDN 1 Cimahi
1. Keadaan Fisik.
Jumlah ruang kelas : 6 ruang
Ukuran ruangan kelas : 9 x 8 meter
Jendela setiap ruangan : 6 buah
Ventelasi : Baik
Cahaya : Baik
Jumlah pintu tiap kelas : 1 buah
Jumlah bangku dan meja siswa : 24 setiap kelas
Lemari di ruang kelas : Satu buah
Kursi dan meja guru di kelas : Satu set
Papan tulis : Dua buah
Keadaan lantai : Ubin
Keadaan dinding : Tembok cat kuning
Rak perpustakaan : 4 buah
Komputer : 2 buah
Alat IPA : 25 buah
Kerangka manusia : 1 buah
Alat IPS : 4 buah
Atlas : 12 buah
Globe : 2 buah
Bola voly : 2 buah
Bola kaki : 2 buah
Bola sepak takraw : 2 buah
Tape recorder : 1 buah
36
Gambar dan benda di ruang kelas :
Kelas III
- Dinding depan; foto Presiden , Burung garuda pancasila, Wakil
Presiden, Papan tulis, Jadwal piket.
- Dinding kanan; jam dinding.
- Dinding kiri; kalender, tata tertib, Satu buah lemari.
- Dinding belakang gambar ikan,gambar sapi, peta pulau jawa , Naskah
UUD 1945.
Kelas IV
- Dinding depan; foto Presiden , Burung garuda pancasila, Wakil
Presiden, Papan tulis.
- Dinding kanan; Jam dinding, Peta Indonesia, Satu buah lemari.
- Dinding kiri; Gambar ikan dan kalender.
- Dinding belakang; Peta Indonesia , Gambar mangga.
Kelas V
- Dinding depan; foto Presiden Susilo B. Y., Burung garuda pancasila,
Wakil, Papan tulis.
- Dinding kanan; Satu buah lemari, Mistar dan busur, Denah alat
pencernaan, jam dinding.
- Dinding kiri; Peta Indonesia, Jadwal piket.
- Dinding belakang; Tulisan sumpah pemuda, Hiasan dinding, Proklamasi
republik indonesia, UUD 1945.
37
2. Keadaan Aktivitas di SDN 1 Cimahi
a. Data Siswa
Data murid SD Negeri : 1 Cimahi
TAHUN
KELAHIR
AN
SISWA
(UMUR)
KELAS DAN JENIS KELAMIN
I II III IV V VI JML
L P L P L P L P L P L P L/P
6 Tahun 17 11 - 1 - - - - - - - - 17 12
7 Tahun 5 5 6 18 - 1 - - - - - - 11 24
8 Tahun - - 4 - 11 11 1 1 - - - - 16 12
9 Tahun - - 3 - 9 7 12 11 - 1 - - 24 20
10 Tahun - - - - 1 1 9 5 7 8 - - 17 14
11 Tahun - - - - 1 - 1 - 7 9 5 7 14 16
12 Tahun - - - - - - - 1 2 - 6 10 8 10
13 Tahun - - - - - - - - - - 4 3 4 3
14 Tahun - - - - - - - - - - - - - -
15 Tahun - - - - - - - - - - - - - -
16 Tahun - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 22 16 13 20 22 20 2 3 16 18 15 20 111 112
38
Agama
AGAMA KELAS
I II III IV V VI JML
ISLAM 37 31 43 40 33 33 217
KRISTEN - 1 1 1 - - 3
KATHOLIK 2 - - - 1 2 3
HINDU - - - - - - -
BUDHA - - - - - - -
Pekerjaan Orang Tua Siswa
PEKERJAAN
ORANG TUA
KELAS JML
I II III IV V VI
PENGAWAI
NEGERI
6 5 8 8 7 4 38
ABRI/PURN - - - - - - -
WIRASWAS 3 - - - - - 3
PENGUSAHA 1 - - - - - 1
SWASTA 28 28 34 32 27 31 180
DAGANG - - - 1 - - -
SOPIR - - - - - - -
TANI - - - - - - -
39
b. Buku yang di Gunakan
Jumlah buku teks Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) untuk Sekolah Dasar :
1. Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Sekolah
Dasar untuk kelas III, dan IV, menggunakan dua (2) buku ; Karangan
Budiana Sadikin dan Momom Sulaeman, Penerbit Erlangga, (2004)
dan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Penerbit Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2004.
2. Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Sekolah
Dasar untuk kelas IV, dan V, menggunakan satu buku ; Karangan,
Budiana Sadikin, Momon Selaeman (Tim Bina Karya Guru) , Penerbit
Erlangga, 2004.
3. Buku Rangkuman dan Evaluasi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) Sekolah Dasar untuk kelas III,IV, dan V;
Karangan Momon Sulaeman dan kawan-kawan (Tim Bina karya
Guru); Penerbit Erlangga, 2004.
B. Hasil Penelitian Tindakan
Kegiatan pembinaan oleh peneliti terhadap perkembangan dan pelaksanaan
kurikulum PKn yang dilakukan di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan
40
Kabupaten Sukabumi pada bulan Oktober sampai dengan Desember dilakukan
beberapa kali.
1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Dari hasil observasi tentang pelaksaaan kurikulum PKn yang diajarkan oleh
guru di kelas V SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten
Sukabumi pada siklus I sebelum dilakukan arahan oleh peneliti selaku
supervisor kependidikan disajikan pada tabel 01
Tabel 01. Analisis hasil observasi terhadap pelaksanaan kurikulum
pengajaran PKn di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan
Kabupaten Sukabumi.
NO NAMA GURU SKOR ASPEK YANG
DIOBSERVASI
JUMLAH
SKOR
KET.
1 2 3 4 5
1 Rokayah, S.Pd. SD 4 0 2 0 0 6 KA
2 Hamidah, S.Pd 4 0 2 0 0 6 KA
Keterangan
1. Skor masing-masing aspek adalah 4
2. Skor masing-masing option adalah 2
3. Skor maksimal 20
4. Tabel Konvensi skor adalah
41
a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA) d) 5 – 8 = Kurang Aktif (KA)
b) 13 – 16 = Aktif (A) e) 1 – 4 = Tidak Aktif (TA)
c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)
Berdasarkan skor pada tabel 01. Guru yang tergolong kurang aktif
berdasarkan hasil observasi pada siklus I. Sehingga didapati guru kurang
menguasai materi pengajaran PKn dan tidak adanya keselarasan dengan
tujuan instruksi umum pada petunjuk kurikulum pengajaran PKn
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Dari hasil observasi tentang Pelaksanaan kurikulum daam pengajaran PKn di
kelas V SDN 1 Cimahi Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi pada
siklus II setelah diberikan arahan oleh peneliti selaku supervisor kependidikan
disajikan pada tabel 02.
Tabel 02. Analisis hasil observasi terhadap pelaksanaan kurikulum
pengajaran PKn di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan
Kabupaten Sukabumi
NO NAMA GURU SKOR ASPEK YANG
DIOBSERVASI
JUMLAH
SKOR
KET.
1 2 3 4 5
1 Rokayah, S.Pd. SD 4 4 2 2 2 14 A
2 Hamidah, S.Pd 4 4 4 4 3 19 SA
42
Keterangan
1. Skor masing-masing aspek adalah 4
2. Skor masing-masing option adalah 2
3. Skor maksimal 20
4. Tabel Konvensi skor adalah :
a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA) d) 5 – 8 = Kurang Aktif (KA)
b) 13 – 16 = Aktif (A) e) 1 – 4 = Tidak Aktif (TA)
c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)
Berdasarkan skor pada tabel 02. Guru yang tergolong sangat aktif 1 orang
dan tergolong aktif 1 orang, berdasarkan hasil observasi pada siklus II
Guru di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi
sudah kreatif dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
sesuai dengan petunjuk dan instruksi supervisor kependidikan, sehingga
didapati perkembangan kurikulum pengajaran PKn di SDN 1 Cimahi
Kecamatan Cicantain Kabupaten Sukabumi meningkat .
C. Pembahasan Atas Hasil Tindakan Pengamatan
Keberhasilan tindakan ini disebabkan oleh pemahaman menyeluruh
tentang indikator pengejaran PKn yang sesuai dengan petunjuk dan pelaksaaan
kurikulum PKn di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantain Kabupaten Sukabumi.
43
Dengan pemahaman yang baik, maka Model Pembinaan yang diterapkan
oleh peneliti selaku pengawas TK/SD di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang
kepada guru kelas di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantaisn Kabupaten
Sukabumi dapat mengoptimalkan pemahaman guru terhadap perkembangan
pengajaran PKn melalui pembinaan intensif.
Aktivitas ini akan sangat membantu mereka dalam memahami konsep
konsep dasar materi pengajaran PKn serta pada akhirnya nanti mampu menyusun
RPP dengan baik dan benar.
Dengan demikian Pembinaan yang dilakukan sebagai kontri\ol
pelaksanaan kurikulum dalam penelitian ini adalah pola usaha, tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang
lebih baik untuk ditiru dari hasil latihan dalam pengawasan sehingga dalam
melakukan sesuatu tidak bergantung pada orang lain ”.....adalah suatu wadah
pembinaan profesional bagi para guru yang tergabung dalam organisasi gugus
sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan (Anonim, 1997:37).
Bagi para guru SD yang anggotanya semua guru didalam gugus, yang
bersangkutan dimaksudkan sebagai wadah pembinaan profesional bagi para guru
dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional guru khususnya dalam
melaksanakan dan mengelola pembelajaran di SD Anonim, 1996:14).
44
Secara operasional guru SD dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelompok
yang lebih kecil berdasarkan jenjang kelas (misalnya kelompok guru kelas I dan
seterusnya) dan berdasarkan mata pelajaran.
Selanjutnya dalam sistem gugus I dan II dan seterusnya, selain
mendapatkan pembinaan secara langsung oleh Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah juga dari para tutor dan guru pemandu mata pelajaran mekanisme
pembinaan profesional guru secara terus menerus dan berkesinambungan.
Mengingat setiap guru kelas mempunyai permasalahan tentang mata
pelajaran maupun metode mengajar menurut jenjang kelas masing-masing, maka
materi tataran/latihan atau diskusi yang disiapkan oleh tutor dan guru pemandu,
perlu ditanggapi dan dikaji secara aktif oleh guru kelas agar segala yang diperoleh
lewat kegiatan benar-benar aplikatif dan memenuhi kebutuhan perbaikan
KBM/PBM di sekolah.
Penulis sekaligus pengawas TK/SD berorientasi kepada peningkatan
kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru terutama
pengajaran PKn yang berfokus pada penciptaan kegiatan belajar mengajar yang
aktif.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa data tentang hubungan antara prestasi
belajar Pendidikan Pancasila dengan kecakapan siswa dalam
mengimplementasikan PPKn di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Bahwa dengan tingginya intensitas pembinaan terhadap pelaksanaan
kurikulum pengajaran bidang studi PPKn maka akan mempunyai pengaruh
yang tinggi pula terhadap pembelajaran dan pengajaran oleh guru di SDN 1
Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran
2012 /2013.
2. Terjadi peningkatan kualitas dalam pemberian materi pengajaran PKn yang
sesuai dengan petunjuk dan pelaksanaan kurikulum yang dibina oleh peneliti
selaku pengawas SD di Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi
B. Saran-saran
1. Di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan hendaknya senantiasa diiringi
dengan kedisiplinan.
2. Bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah penulis menyarankan
hendaknya hal yang baik ini dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan mutu
pendidikan.
46
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudjono, ( 2004), Pengantar Statistik Pendidikan, Rajawali : Bandung.
A, Tabrani Rusyani dkk, (1989), Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, CV.
Remaja Karya : Bandung.
Arif Furchon, ( 2001), Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Usaha Nasional :
Surabaya.
Dakir, (1976), Didaktik Umum, IKIP Yogyakarta, Yogyakarta.
Eddy Soewardi Kartawijaya, (1987), Pengukuran dan Hasil Evaluasi, Sinar Baru :
Bandung.
Herman Hudoy, (1990), Strategi Belajar Mengajar, IKIP Malang : Malang.
Imam, (1981), Penyusunan dan Pengolahan Hasil Test Dalam Rangka Penilaian Hasil
Belajar, CV. Pepara : Jakarta.
M. Chabib Toha, (1990), Teknik Evaluasi Pendidikan, Rajawali : Jakarta.
Muchtar Buchori, (1980), Teknik-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan, Jemare :
Bandung.
Muhammad Ali, (1987), Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi, Angkasa :
Bandung.
Ngalim Purwanto, (1986), Prinsip dan Teknologi Evaluasi Pengajaran, Remaja Karya
: Bandung.
47
Nana Sudjana, (1990), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosda Karya :
Bandung.
Sudirman, N, dkk, (1991), Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya : Bandung.
Suhardi, (2004), Petunjuk dan Pelaksanaan Kurikulum pengajaran PKn di Sekolah,
PT. Citra Media ; Jakarta
48
Lampiran I
Tabel : Kegiatan Pembelajaran PPKn Di SDN 1 Cimahi
Pokok Bahasan Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa
1. Keikhlasan - Guru menjelaskan
pengertian dan
bagaiamana memilki rasa
sikap ikhlas.
- Siswa menyimak apa yang
diterangkan oleh guru dan me
nyimpulkannya bersama-
sama
2. Keberanian - Guru menyuruh salah
seorang siswa untuk
membaca.
- Guru kemudian
menjelaskan.
- Siswa yang lain menyimak
bacaan tersebut, menunggu
gilirannya untuk membaca.
3. Pengabdian - Guru menjelaskan betepa
pentingnya kesadaran
mengabdikan diri kepada
masyarakat dan
lingkungan.
- Guru melakukan tanya
- Siswa menuliskannya dibuku
catatan.
- Siswa harus aktif menjawab
49
jawab dengan siswa
tentang materi
pengabdian
pertanyaan dari guru.
4. Kecermatan - Guru membaca bacaan
tersebut kemudian siswa
disuruh menyambungnya.
- Guru memberikan soal
ujian dari materi ke
ikhlasan sampai dengan
kecermatan untuk
dikerjakan di rumah.
- Siswa harus dapat
menyambung bacaan yang
telah di baca oleh guru.
- Siswa mengerjakan soal
latihan tersebut dengan
cermat dan teliti.
50
Lampiran II
Program Pengajaran PPKn di SDN 1 Cimahi
Selama Terjadi Penelitian Tindakan Sekolah
A. Pokok Bahasan
a. Kelas III semester I
Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :
1. Keikhlasan
1.1. Mengetahui perlunya rasa ikhlas dalam melakukan kegiatan.
1.2. Membiasakan melakukan kegiatan tanpa mengharapkan imbalan.
2. Keberanian
1.1. Mengetahui perlunya memiliki sikap berani untuk membela
kebenaran.
1.2. Membiasakan perilaku berani untuk membela kebenaran dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pengabdian
1.1. Mengetahui perlunya kesadaran mengabdi kepada masyarakat
dan lingkungannya.
1.2. Berperan serta dalam kegiatan dengan penuh pengabdian di
lingkungannya.
4. Kecermatan
1.1. Mengetahui perlunya bersikap cermat dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
1.2. Membiasakan berbuat dan bekerja dengan teliti dan berhati-hati.
b. Kelas IV semester I
Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :
1. Kindahan
1.1. Mengetahui perlunya memiliki rasa keindahan dalam kehidupan.
51
1.2. Membiasakan untuk memelihara kebersihan dan keindahan di
rumah, sekolah, dan lingkungan.
2. Keingintahuan
2.1. Mengetahui perlunya memiliki rasa keingitahuan untuk
meningkatkan kemampuan diri.
2.2. membiasakan gemar mencari pengalaman dan menimba ilmu.
3. Kesiapsiagaan
3.1. Mengetahui perlunya memiliki sikap kesiapsigaan dalam
melaksanakan tugas.
3.2. membiasakan diri untuk siap melaksanakan tugas dan kewajiban
serta mampu mengatasi berbagai hambatan.
4. Kejujuran
4.1. Mengenal perlunya memiliki kesadaran untuk jujur dalam
berbicara dan bekerja.
4.2. membiasakan berkata dan bekerja dengan jujur.
5. Ketekunan
5.1. Menyadari perlunya belajar dengan tekun demi diri, keluarga dan
masyarakat.
5.2. membiasakan belajar dengan tekun untuk meningkatkan
pengetahuan yang dimiliki.
c. Kelas V Semester I
Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :
1. Kebersihan
1.1. Memahami perlunya menghindarkan diri dari perbuatan-
perbuatan tercela dengan menyalahi ketentuan.
1.2. Membiasakan berperilaku jujur, mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam masyarakat dan negara.
2. Ketulusan
52
2.1. Memahami perlunya ketulusan dalam kegiatan sehari-hari.
2.2. Membiasakan berterus terang, bersunguh-sunguh, tidak dendam,
bersih hati, dan tidak berpura-pura.
3. Kepahlawanan
3.1. Memahami perlunya jiwa kepahlawanan dalam kehidupan
keluarga,masyarakat, bangsa dan negara.
3.2. Membiasakan berperilaku kesatria, berani, dan terpuji.
4. Pengendalian Diri
4.1. Memahami perlunya kemauan untuk mengendalikan diri dalam
pergaulan.
4.2. Membiasakan berperilaku sabar tidak cepat marah, dan tidak
serakah.
5. Tolong menolong
5.1. Memahami perlunya kesedian untuk tolong menolong dalam
kehiidupan sehari-hari.
5.2. Membiasakan diri untuk membantu sesama yang memerlukan.
53
Lampiran III
DAFTAR ABSENSI KEHADIRAN GURU SELAMA PTS
No NAMA GURU TTD KET
1 Rokayah, S.Pd. SD 1
2 Hamidah, S.Pd 2
54
Lampiran IV
DATA DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
DI SDN 1 Cimahi Kecamatan 1 Cimahi Kabupaten Sukabumi
55
Lampiran V
Sampel Draf : Surat Permohonan Ijin Penyelenggaraan
Penelitian Tindakan Sekolah di Lingkungan
UPT Disdik Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi
Kepada YTH. Bapak Ketua UPT Disdik Kecamatan Cicantayan
Di
T e m p a t
Dengan Hormat,
Dengan surat ini, saya selaku Kepala Sekolah/ Supervisi /SD Di Kecamatan
Cicantayan Kabupaten Sukabumi memohon Ijin kepada Bapak ;
H. Ocen, S.Pd.I,M.Pd selaku Ketua UPT Disdik Kecamatan Cicantayan Kabupaten
Sukabumi untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah di Lingkungan Kantor
Cabang Dinas Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi
Adapun Jadwal Kegiatan PTS, saya lampirkan di bawah ini
Untuk itu, saya mohon sekiranya untuk memberikan idsin penyelenggaran Kegiatan
tersebut.
Demikian Surat permohonan ijin ini saya buat, dan terima kasih atas kerjasamanya.
Cicantayan,08 Oktober 2012Hormat Saya,
P e n e l i t i
56