Pts

88
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PTS Pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dalam kehidupan, baik dalam kehidupan individu, keluarga, maupun berbangsa dan bernegara. Majunya sebuah bangsa sangat ditentukan oleh berkembangkan tidaknya pendidikan dinegara tersebut. Pendidikan merupakan hak setiap manusia sesuai dengan Undang-undang Sistem pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa “ setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang sekurang- kurangnya setara dengan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan tamatan pendidikan dasar”. 1

description

pts SD

Transcript of Pts

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah PTS

Pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia dalam kehidupan, baik dalam kehidupan individu, keluarga,

maupun berbangsa dan bernegara. Majunya sebuah bangsa sangat ditentukan oleh

berkembangkan tidaknya pendidikan dinegara tersebut. Pendidikan merupakan hak

setiap manusia sesuai dengan Undang-undang Sistem pendidikan Nasional No.20

tahun 2003 menyatakan bahwa “ setiap warga negara berhak atas kesempatan

yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan

dan ketrampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan,

kemampuan dan ketrampilan tamatan pendidikan dasar”.

Rendahnya mutu pendidikan kita secara hipotesis, penulis nilai sebagai

akibat lemahnya penataan kegiatan akademik institusional, lemahnya hal tersebut

sekaligus terlihhat dalam kondisi pembelajaran di kelas khususnya, dan proses

pembelajaran pada umumnya. Lemahnya mutu pembelajaran antara lain

disebabkan oleh karena subsistem yang turut membangun proses itu masih lemah.

Usaha kearah perbaikan kualitas pembelajaran sudah dilakukan oleh pihah

pemerintahan yaitu Depdiknas, dengan peningkatan kualitas tenaga pengajar,

penyedian sarana dan prasarana serta perbaikan kurikulum.

1

Pencapaian tujuan pendidikan perlu didukung dengan penyediaan

prasarana serta perbaikan kurikulum, dimana kurilukum merupakan pedoman

dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum

mendasar dan mencerminkan falsafah sebagai pandangan hidup bangsa. Kearah

mana dan bagaimana bentuk bangsa itu, sangat ditentukan dan akan tergambar

dalam kurikulum sekarang, mulai dari kurikulum kanak-kanak, sekolah dasar,

sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Kurikulum harus bersifat dinamis lebih

menyusuaikan dengan berbagai perkembangan dan lebih memantapkan hasilnya

sesuai dengan yang diharapkan.

Namun demikian kenyataanya bahwa saat ini pelaksanaan kurikulum

belum efektif, hal ini disebabkan kurang efesienya pelaksanaan dari lima

komponen kurikulum. Diantaranya komponen tujuan, perumusannya belum

spesifik atau dan belum operasional, sehingga mempengaruhi dalam pilihan dan

penggunaan strategi atau metode pembelajaran.Komponen isi, pengembangannya

sering terlalu seperti apa adanya, karena guru-guru harus tidak pernah

mengembangkan isi buku-buku paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKn) dan mengaitkan dengan persoalan yang sedang terjadi sekarang ini,

sehingga siswa tidak proaktif dengan perkembangan yang terjadi disekitarnya.

Metode kegiatan belajar mengajar, dalam pembelajaran Pendidikan Pancasilan dan

Kewarganegaraan (PPKn) bahwa metode yang digunakan hanya terpaku pada

ceramah dan tanya jawab saja. Artinya guru tidak pernah menggunakan metode

2

yang lain misalnya metode karya wisata dalam materi keindahan, kalau ini

dilaksanakan oleh guru memungkin anak-anak akan lebih paham akannya

keindahan dan bagaimana menjaganya. Sedangkan komponen evaluasi,

pelaksanaannya belum efektif dilaksanakan. Hal ini disebabkan waktunya cukup

banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi porsi

waktunya hampir tidak tersisa.

Dari ulasan diatas sudah jelas bahwa belum efektifnya pengembangan dan

pelaksanaan kurikulum disebabkan oleh beberapa persoalan yang telah penulis

sebutkan. Observasi ini penulis lakukan untuk menjawab permasalahan tersebut,

dengan harapan ditemukan pengembangan dan pelaksanaan kurikulum Sekolah

Dasar (SD) Kelas III, IV, dan V Semester II khususnya mata pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang lebih baik dan bermanfaat.

B. Fokus Permasalahan PTS

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis sekaligus Kepala SDN 1

Cimahi di Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi kemukakan diatas, maka

observasi difokuskan pada sejauhmana pengembangan dan pelaksanaan kurikulum

mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan di SDN 1 Cimahi

Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi

3

C. Tujuan Observasi / Penelitian Tindakan Sekolah

Penulis ingin mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengembangan

dan pelaksanaan kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) di SDN 1 Cimahi di Kecamatan Cicantayan Kabupaten

Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013

D. Manfaat Observasi / Penelitian Tindakan Sekolah

Manfaat yang penulis harapkan dari observasi adalah ingin mendapatkan

konsep dan teori pelaksanaan kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) di SDN 1 Cimahi di Kecamatan Cicantayan Kabupaten

Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013 yang efektif dan efeisien.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ” efektivitas pembelajaran

PKn di akan meningkat jika pelaksanaan kurikulum PKn diajarkan di SDN 1

Cimahi di Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran

2012/2013 dengan tepat dan sesuai target pengajaran.”

4

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Kurikulum

Kurikulum diartikan berbeda-beda oleh beberapa pakar, bagi kebanyakan

orang, kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran yang harus dipelajari siswa.

Bagi siswa, kurikulum diartikan sebagai tugas-tugas pelajaran, latihan-latihan atau

isi buku tes yang harus mereka baca, hafalkan, atau pelajari. Bagi guru, kurikulum

diasosiasikan dengan dokumen yang berisi keterangan atau pedoman tentang

materi pelajaran yang harus diajarkan, metode serta teknik-teknik mengajar, atau

buku teks yang harus mereka ajarkan.

Ditinjau dari bahasa, kurikulum dari bahasa Yunani yang mula-mula

digunakan dalam bidang oleh raga, yaitu kata Currrere, yang berarti jarak tempuh

lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh dari start

sampai dengan finish. Jarak dari start sampai dengan finish ini disebut currere.

Atas dasar tersebut pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan.

Kemudian para ahli pendidikan dan ahli kurikulum membuat macam-

macam batasan tentang kurikulum tersebut, mulai dari pengertian tradisional

sampai pengertian modern, dan dari yang sederhana sampai dengan yang

kompleks. Tentunya setiap ahli mempunyai pengertian atau versi batasan yang

berbeda pula.

5

Paham pragmatis difinisi kurikulum adalah suatu pandangan filsafat yang

memandang realita selalu berada dalam pemulihan, realivitas nilai-nilai dan

pemakaian inteligensi yang kritis (Kneller dalam Ansyar, 1989). Menurut paham

ini, pendidikan adalah proses untuk menumbuhkan pengalaman pelajar.

Pendidikan dilihat sebagai alat untuk mencapai kembali, mengontrol, dan

mengarahkan, pengalaman bagi pencapaian tujuan pendidikan yaitu membantu

pelajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian bukanlah suatu

proses persiapan anak untuk menghadapi kehidupan, tetapi merupakan bagian

integral dari kehidupan itu sendiri (Zais dalam Ansyar,1989).

Peranan utama guru, menurut kaum pragmatis, adalah menyiapkan suasana

atau lingkungan belajar yang memungkinkan bagi siswa untuk memperoleh

pengalaman dalam mengindetifikasi masalah-masalah, dan mencarikan jalan

keluar dari masalah-masalah itu (Johnson dalam Ansyar, 1989). Selain itu

kurikulum tidak difokuskan pada mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa,

tetapi diarahkan kepada seperangkat kegiatan-kegiatan belajar yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman. Sehingga siswa dapat

mengkonstruksi sendiri kenyataan yang ada (Zais dalam Ansyar,1989).

6

Dari penjelasan daiatas dapat dipahami bahwa kurikulum menurut

pragmatisme lebih memetingkan proses dari pada “status”. Sehingga kurikulum

yang sesuai dengan pragmatisme adalah kurikulum berpusat pada siswa (student-

centered), berorientasi pada proses, dan lebih mengutamakan pengalaman belajar.

Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh dengan jalan berasosiasi dengan orang

lain, oleh karena itu siswa harus tinggal di masyarakat, bekerjasama dengan

mengadaptasikan diri secara logis terhadap kebutuhan dan aspirasi sosial dengan

mereka dan mendapatkan diri secara logis terhadap kebutuhan dan aspirasi sosial

(Kneller dalam Ansyar,1989).

7

Taba (1962) mengatakan semua kurikulum tersusun dari unsur-unsur

tertentu. Suatu kurikulum biasanya terdiri dari pernyataan-pernyataan mengenai

tujuan (umum dan spesifik), seleksi dan organisasi bahan, strategi belajar maupun

mengajar, dan akhirnya suatu program evaluasi. Namun Tyler (1970) mengatakan,

kurikulum identik dengan pembelajaran, pengembangan kurikulum sama dengan

merencanakan pembelajaran. Perencanaan kurikulum tidak dapat dilakukan tanpa

memperhatikan teori pembelajaran, demikian pula pembelajaran tidak dapat

dilakukan tanpa mengetahui gambaran menyeluruh isi kurikulum yang harus

dicakup dalam program pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan pengembangan

kurikulum dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sama, tetapi pada

tingkat yang berbeda. Pengembangan kurikulum mencakup ruang lingkup yang

lebih luas, sedangkan rancangan pembelajaran mempunyai ruang lingkup yang

sempit. Seperti halnya pengembangan kurikulum, pengembangan rancangan

pembelajaran dapat dikembangkan pada tingkat satuan pelajaran, bidang studi, dan

lembaga. Pengembangan rancangan pembelajaran yang setingkat dengan

pengembangan kurikulum yaitu rancangan yang berfokus pada tingkat sistem.

B. komponen-komponen Kurikulum

Pengembangan kurikulum pada berbagai tingkat mengandung komponen-

komponen inti yang sama. Komponen-komponen tersebut yaitu:

1. Tujuan, tujuan kurikulum berisikan perangkat asumsi landasan progaram,

perangkat kemampuan lulusan yang merupakan sasaran pembentukan, serta

8

garis-garis besar struktur kurikulum dengan perian eskplisit mengenai misi

yang dibawanya. Dengan demikian kurikulum merupakan perangkat

pengalaman belajar yang dilakukan peserta didik sesuai dengan misi/tujuan

yang diembannya. Ada beberapa hirarki dalam tujuan kurikulum meliputi : (1)

tujan pendidikan nasional, (2) tujuan institusional, (3) tujuan kurikuler, dan

(4) tujuan pembelajaran.

2. Isi,isi kurikulum terdiri dari bidang-bidang mata pelejaran yang secara

keseluruhan akan mendukung tercapainya seluruh tujuan : (1) bidang-bidang

pembelajaran yang secara khusus dapat mendukung tercapainya tujuan

pendidikan nasional, (2) bidang-bidang pembelajaran yang secara khusus

dapat mendukung tercapainya tujuan instutional, (3) bidang-bidang

pembelajaran yang secara khusus dapat dimanfaatkan untuk mempermudah

tercapainya semua tujuan tersebut. Isi merupakan bidang kajian utama

kurikulum.

3. Kriteria yang digunakan untuk menentukan isi kurikulum antara lain

dikemukakan oleh Tyler (1970), ia menyebutkan lima prinsip umum dalam

memilih pengalaman belajar yang akan dijadikan isi kurikulum, yaitu:

pengalaman yang diberikan kepada pebelajar harus memberikan kesempatan

untuk dapat dipraktikkan sesuai dengan tujuan, pemberian pengalaman atau

penampilan prilaku seperti yang dikehendaki, pengalaman belajar masih

dalam batas kemungkinan pebelajar terlibat secara aktif dalam proses

9

pemorelahannya. Pengalaman belajar yang akan diberikan diseleksi sehingga

cocok untuk mendukung tujuan, dan pengalaman belajar bukan untuk

mencapai suatu jenis prilaku sesuai tujuan saja, melainkan dapat memberikan

kemungkinan mengembangkan kemampuan.

Doll (1978) mengatakan tujuh kreteria yang digunakan untuk

menetukan isi kurikulum, yaitu ketetapan dengan bahan ajar,keseimbangan

antara bahan untukpengenalan dengan pendalaman, kesesuaian bahan/isi

dengan minat dan kebutuhan pebelajar, hubungan isi dengan konsep,

kemampuan pebelajar dalam mempelajari isi, dan integrasi dengan isi disiplin

lain.

Prat (1980) mengajukan delapan kriteria untuk menentukan isi

kurikulum, yaitu : (1) relevan antara isi dengan tujuan (2) ketetapan antara isi

dengan tujuan (3) konsistensi dan kualitas, (4)urutannya logis (5) sesuai

perkembangan mutakhir (6) cocok untuk program pengajara di sekolah (7)

menghindari diri dari kontroversial (8) keseimbangan cara memperlakukan

kaum minoritas, agama, politik, dan wanita.

Winecoff (1989) mengatakan ada tiga pertanyaan yang perlu di jawab

untuk isi kurikulum. Isi kurikulum itu untuk tujuan apa? Untuk mengajarkan

pengetahuan, ketrampilan dasar, persiapan karir masa depan, membantu

memecahkan masalah, membantu mengembangkan konsep diri,

mengembangkan hubungan dan sikap positif, mengembangkan pemberantas

10

buta huruf, mengembangkan kebudayaan, rasa kebangsaan, nasionalisme dan

sebagainya. Isi kurikulum untuk siapa? Siapa pebelajarnya, pengalaman apa

yang sudah dimiliki, pengembangan untuk tingkat yang mana, kepribadian,

motivasi dan sebagainya. Bagaimana mengorganisasi kurikulum ?

berdasarkan konsep, logika, disiplin ilmu dan sebagainya.

4. Strategi, untuk dapat mencapai semua tujuan yang dalam pelaksanaannya

berjenjang mulai terciptanya tujuan pembelajaran sampai tujuan pendidikan

nasional, perlu disusun suatu strategi.

Strategi ini berupa proses pemilihan pengalaman belajar bagi

kepentingan peserta didik dengan memperhatikan : (1) sampai seberapa jauh

peserta didik dapat menerima isi pembelajaran yang disajikan, dan (2) melihat

sampai seberapa jauh proses pembalajaran dapat dilaksanakan. Dalam hal ini

pemikiran lebih diarahkan pada apa yang dilakukan oleh peserta didik dalam

belajar dan usaha untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

Pengembangan kurikulum akan selalu membawa konsekuensi pada

pemilihan strategi pelaksanaan praktik di dalam kelas sesuai tujuan yang

telah ditetapkan. Kurikulum dan pembelajaran adalah suatu proses yang saling

berinteraksi. Pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana

membelajarkan pebelajar”,sedangkan kurikulum lebih menekankan pada

11

deskripsi tentang “apa isi pembelajaran” yang harus dipelajari pebelajar

(Reigeluth,1983).

Dengan demikian kajian mengenai bagaimana membelajarkan

pebelajaran merupakan suatu proses interaktif yang melibatkan perilaku

pebelajar dengan berbagai karakteristik dalam belajar dengan lingkungan

belajarnya.

5. Evaluasi, evaluasi kurikulum dalam pengembangan dan pelaksanaannya dapat

dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi

formatif bertujuan untuk menentukan apa yang harus ditingkatkan atau

diperbaiki agar kurikulumm tersebut lebih efektif dan efisien. Secara ekstrim

dapat dikatakan betapapun kurang efektif atau sangat efektif kurikulum itu,

evaluator masih harus mencari apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan

efektifnya, sehingga kualitasnya lebih tinggi daripada sebelumnya. Dalam

pengembangan produk kurikulum, pelaksanaan evaluasi formatif merupakan

keharusan. Hanya dengan cara itulah pengembangaan kurikulum dapat merasa

yakin bahwa sistem kurikulum yang dikembangkan akan efektif dan efisien

dilapangan sesungguhnya nanti. Dengan demikian evaluasi formatif diartikan

sebagai proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk dijadikan

dasar pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas produk

kurikulum.

12

Evaluasi sumatif merupakan keputusan tentang efektif atau tidaknya

suatu produk kurikulum. Membandingkan efektivitas beberapa jenis produk

kurikulum untuk memilih salah satu yang terbaik dan menyingkirkan yang

lainya merupakan suatu proses yang menetukan mana produk yang boleh

digunakan terus dan mana yang harus dihentikan atau tidak boleh digunakan.

Jenis evaluasi ini tidak menghasilkan petunjuk bagi orang yang

mengevaluasi tentang bagian mananya dari kurikulum atau program

pembelajaran yang harus diperbaiki. Evaluasi seperti ini tidak pula

menghasilkan petunjuk bagaimana cara memperbaiki agar kualitasnya lebih

baik.

C. Jenis-jenis Kurikulum

Dalam pendidikan kita juga mengenal beberapa jenis kurikulum, misalnya

kurikulum yang tertulis, kurikulum yang direncanakan, kurikulum yang

dilaksanakan, kurikulum formal dan informal. Goodlad (1979) membedakan lima

jenis kurikulum yaitu :

1. Kurikulum ideal (ideological curriculum) yaitu kurikulumm sebagaimana

diharapkan oleh ahli dan guru yang mencerminkan pengetahuan yang

diakumulasikan sepanjang jaman.

2. Kurikulum formal yaitu kurikulum yang disetujui dan disahkan oleh

pemerintah.

13

3. Kurikulum “banyangan” (perceived curriculum) yaitu kurikulum yang ada

dalam pikiran, yang diinginkan oleh orang tua dan guru.

4. Kurikulum operasional yaitu kurikulum yang dilaksanakan didalam kelas.

5. Kurikulum pengalaman yaitu kurikulum yang dialami oleh murid.

Galtthorn (1987) mengatakan kurikulum diklasifikasikan dalam tujuh jenis

yaitu :

1. Kurikulum tertulis (Written Curriculum)

Kurikulum tertulis merupakan kurikulum yang sudah disetujui oleh

pemerintah. Kurikulum ini merupakan pengendali untuk menjamin tujuan

pendidikan. Kurikulum tertulis lebih komprehensif, konseptual, direncanakan

dengan baik dan mudah dipraktekkan spesifik, biasanya memuat dasar-dasar

pertimbangan yang mendukung kurikulum, tujuan yang harus dicapai, sasaran

yang harus diakui, konsekuen terhadap kegiatan belajar mengajar yang harus

dilakukan dan bagaimana evaluasinya. Fungsinya kurikulum ini adalah sebagai

pengantar (mediating) pengendali dan standar.

Sebagai pengantar kurikulum ini menghubungkan ide-ide dalam

kurikulum rekomendasi dengan realitas dalam kelas. Artinya merupakan

perpaduan antara apa yang diinginkan para ahli, akademika untuk diajarkan

dengan yang dalam praktek dilakukan guru. Sebagai pengendali kurikulum ini

merupakan alat untuk mengontrol apa yang diajarkan guru. Selanjutnya sebagai

14

pembukuan menunjukkan apa yang harus diajarkan minggu demi minggu

didalam kelas sehingga terjadi persamaan pemerataan dan kesatuan pendidikan.

2. Kurikulum Rekomendasi

Kurikulum rekomendasi yaitu kurikulum yang direkomendasikan oleh

para ahli, asosiasi profesional, komisi pembaharuan pendidikan dan juga yang

berdasarkan kebijakan pemerintah. Sejalan dengan kurikulum ideal, kurikulum

menekankan keharusan mempelajari konsep, ketrampilan yang akan

dikembangkan menurut persepsi dan system nilai sumber atau sponsor.

Kurikulum ini bersifat umum berisikan sejumlah kebijakan yang disarankan,

sejumlah tujuan, syarat-sayarat kelulusan, rekomendasi tentang bahan, dan

urutan-urutan bahan. Kurikulum ini mempunyai kebaikan karena memuat

kebijaksanaan, sayarat-sayarat dan aspek yang perlu diperhatikan dalam

perencanaan kurikulum. Misalnya semua siswa Sekolah Dasar (SD) harus

belajar menguasai komputer. Kebaikan kebaikan kedua kurikulum ini mencoba

menyerap apa yang terjadi di dalam masyarakat,dan akan terlihat hasilnya

secara cepat. Kelemahan kurikulum ini berhubungan dengan kurang sensitif

terhadap realitas yang terjadi didalam kelas, bagaimana guru merencanakan

pelajaran. Biasanya rekomendasi bersifat umum sedangkan guru membutuhkan

pedoman, bimbingan yang lebih komprehensip.

3. Kurikulum dukungan (supported curriculum)

15

Kurikulum ini terbentuk dari sumber-sumber yang dialokasikan untuk

menunjang kurikulum,ada beberapa macam sumber atau bentuk dukungan

yaitu:

a. Alokasi waktu yang dipergunakan untuk mata pelajaran tertentu.

b. Alokasi waktu yang dipergunakan guru untuk aspek tertentu.

c. Alokasi personel, banyaknya guru yang diperlukan.

d. Bahan, alat dan buku teks yang disediakan.

4. Kurikulum yang diajarkan

Kurikulum ini tidak berbeda dengan apa yang diajarkan guru di dalam

kelas, dan tentunya berdasarkan kurikulum yang tertulis. walaupun sering

terjadi penyimpangan. Guru datang keruang kelas dengan latar belakang

pengetahuan pribadi yang berbeda. Mereka dipengaruhi oleh situasi, teori-teori

yang mereka pelajari, kondisi sosial dan pengalaman setiap kelas berbeda. Dan

faktor lain yang mempengaruhi guru, sperti pengetahuan dalam mata pelajaran,

persepsi guru terhadap siswa, kurikulum yang tertulis, buku teks, proses

sdministrasi, ujian dan persepsi masyarakat. Karena itu keputusan guru tentang

kurikulum yang diajarkan adalah produk interaksi berbagai variabel.

5. Kurikulum yang diuji (the tested curriculum)

Kurikulum jenis ini adalah serangkaian bahan pelajaran/kegiatan belajar

yang dinilai melalui tes, baik yang dibuat oleh guru maupun tes yang baku,

atau tes yang disusun oleh panitia wilayah. Bagaimana hubungan kurikulum ini

16

dengan kurikulum yang diajarkan. Sering sekali tes yang dibuat oleh guru tidak

sejalan dengan apa yang diajarkannya. Guru tidak mampu menyusun tes yang

baik dan kebanyakan tes berorientasikan pada kemampuan mengerti dan

mengingat. Tes yang dibuat penitia wilayah juga sering ,mengukur tingkat

tujuan yang rendah. Selanjutnya tes baku sering tidak serasi dengan apa yang

diajarkan.

Kurikulum yang tertulis, kurikulum yang diajarkan,dan kurikulum yang

diuji merupakan kurikulum yang diinginkan, yaitu sejumlah belajar yang

dikehendaki dalam suatu sistem pendidikan.

6. Kurikulum yang dipelajari

kurikulum ini merupakan hasil belajar, yaitu perubahan nilai, persepsi

dan tingkah laku yang terjadi dari pengalaman belajar. Kurikulum ini

merupakan apa yang telah dimengerti, dipelajari, diingat siswa baik dari

kurikulum yang diinginkan maupun dari kurikulum yang tersembunyi.

7. kurikulum yang tersembunyi

kurikulum yang tersembunyi sering disebut kurikulum implisit,

kurikulum yang tidak dipelajari, dapat dirumuskan sebagai aspek dari sekolah

yang lain dari kurikulum yang direncanakan namun berpengaruh terhadap

perobahan tingkah laku siswa. Glatthorn menyatakan kurikulum tersembunyi

terdiri dari dua aspek yaitu aspek yang realatif tetap dan aspek yang dapat

berubah-rubah. Salah satu aspek yang tetap adalah ideology, kenyakinan, nilai

17

budaya masyarakat yang mempengaruhi sekolah. Budaya masyarakat

menetapkan pengetahuan mana yang perlu diwariskan dan mana yang tidak

perlu diwariskan. Sistem pengelolaan sekolah, ruang kelas, aturan yang

ditetapkan, pola pengelompokan siswa, ekspektasi guru juga berpengaruh

terhadap anak.

Aspek yang dapat berubah meliputi variabel organisasi, sistem sosial

dan budaya. Variabel organisasi meliputi bagaimana guru mengelola kelas,

bagaimana pelajaran diberikan, bagaimana sistem promosi. Variabel sitem

sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial dalam kelas dan sekolah,

bagaimana hubungan murid dan guru, murid dengan murid, hubungan kepala

sekolah dengan guru dan staf administrasi. Pada umumnya dapat digolongkan

dua jenis iklim sekolah: yang menekankan prosedur, otoritas dan ketaatan, dan

yang lainnya mengutamakan prosedur demokratis, partisipasi dan self disiplin.

Variabel kebudayaan bersangkutan dengan sistem kenyakinan, struktur kognitif

dan nilai yang didukung oleh masyarakat dan sekolah.

Dengan demikian kurikulum tersembunyi merupakan sumber yang

luas pengaruhnya maka perlu dipertimbangkan dalam setiap perencanaann

kurikulum, karena akan menimbulkan berbagai pertanyaan.

D. Pelaksanaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Sekolah

Dasar Negeri 1 Cimahi

18

Proses kegiatan belajar mengajar pada Sekolah Dasar Negeri 1 Cimahi,

dengan menggunakan pedoman Kurikulum tahun 2004. kurikulum pendidikan

Indonesia tersebut menuntut 9 (sembilan) Mata pelajaran yang harus diajarkan,

dari kelas satu samapai kelas enam.

Adapun mata pelajaran yang diajarkan yaitu; Pendidikan Agama,

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,

Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Kerajinan

Tangan,Kesenian,Pendidikan Jasmani.

Ansyar ( 2001) mengatakan bahwa kurikulum adalah semua kegiatan

yang direncanakan tentang apa-apa yang diajarakan dan dengan cara bagaimana

cara hal itu dapat diajarkan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

proses belajar berlangsung dengan baik sangat tergantung pada guru.

Proses belajar mengajar pada Sekolah Dasar sebagaimana Setiap mata

pelajaran tersebut dibebankan dan diajarkan oleh guru kelas dan guru bidang

studi.

E. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan spesifikasi dari kemampuan, keterampilan dan

sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai

dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan (Ditjen Dikdasmen,

2004:4). Berdasarkan pendapat tersebut seorang yang bekerja sebagai guru, yang

pekerjaan itu menurut Undang-Undang Guru tahun 2006 merupakan pekerjaan

19

profesional maka guru harus memenuhi standar-standar minimal yang dibutuhkan

oleh Depdiknas.

Guru yang setiap hari selalu berhadapan dengan anak tentu menghadapi

berbagai problema, baik yang berkaitan dengan anak tersebut maupun dengan

lingkungan pendidikan, yang notabene mempunyai berbagai karakter, berbagai

kemampuan dan motivasi, yang semuanya perlu strategi-strategi khusus yang

harus dipersiapkan oleh guru maka guru tersebut harus mempersiapkan diri baik

yang berkaitan dengan materi yang akan dikuasai siswa, sikap siswa, strategi yang

dapat memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut. Berdasarkan itu

Depdiknas menentukan bagian-bagian yang harus dikuasai oleh guru dalam

rangka memenuhi Standar Kompetensi Guru. Komponen-komponen stantar

kompetensi guru antara lain: (1) Komponen Kompetensi Pengelolaan

Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan, (2) Komponen Kompetensi

Akademik/Vokasional sesuai materi pembelajaran, (3) Pengembangan profesi.

Selain ketiga komponen tersebut, seorang guru harus memiliki sikap dan

kepribadian yang positif, di mana sikap dan kepribadian tersebut senantiasa

melekat pada setiap komponen yang menunjang profesi guru.

Seorang guru yang profesional akan kelihatan sikap dan kinerjanya

dalam kehidupan sehari-hari. Semua hasil kerjanya harus dapat diukur oleh

indikator. Oleh sebab itu, Ditjen Dikdasmen (2004:10) merumuskan indikator

kompetensi, yang masing-masing komponen tersebut, di antaranya adalah:

20

1. Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran

Kompetensi ini merupakan komponen awal yang harus dilakukan oleh

guru karena bagian inilah seorang yang profesional dalam melaksanakan

tugasnya harus berdasarkan program-program yang disiapkan. Dengan adanya

program itu semuanya akan dapat dinilai, diukur, dan dievaluasi. Dalam

dunia pendidikan penentuan keberhasilan dapat dilihat dari indikatornya.

Oleh sebab itu, Indikator dalam kompetensi ini menurut Ditjen Dikmenum

sebagai berikut.

a. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran, dengan indikator:

1) Mendeskripsikan tujuan pembelajaran

2) Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan

3) Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok

4) Mengalokasikan waktu

5) Menentukan metode pembelajaran yang sesuai

6) Merancang prosedur pembelajaran

7) Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan)

yang akan digunakan

8) Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul,

program komputer dan sejenisnya)

9) Menentukan teknik penilaian

21

Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan oleh Ditjen Dikmenum

tersebut maka seorang guru harus mampu membuat Persiapan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang pada dasarnya sama dengan indikator di atas. Guru

tidak akan mampu membuat RPP tersebut jika guru tidak banyak belajar

tentang materi, metode, strategi, media, dan penilaian pembelajaran. Oleh

sebab itu, guru harus banyak membaca atau belajar.

b. Kompetensi melaksanakan pembelajaran, dengan indikator:

1) Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai

2) Menyajikan materi pelajaran secara otomatis

3) Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan

4) Mengatur kegiatan siswa di kelas

5) Menggunakan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan)

yang telah ditentukan

6) Menggunakan sumber belajar yang telah dipilih (berupa buku, modul,

program komputer dan sejenisnya)

7) Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif

8) Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang

komunikatif

9) Memberikan pertanyaan dan umpan balik, untuk mengetahui dan

memperkuat penerimaan siswa dalam proses belajar

10) Menyimpulkan pembelajaran

22

11) Menggunakan waktu secara efektif dan efisien

Berdasarkan indikator di atas, guru harus mampu mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai siswa dalam belajar. Indikator-

indikator di atas berkaitan dengan tindakan guru dalam melaksanakan

pembelajaran (KBM). Oleh sebab itu, guru yang mampu melaksankan

indikator di atas akan dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu.

c. Kompetensi menilai prestasi belajar, dengan indikator:

1) Menyusun soal/perangkat penilaian sesuai dengan indikator/kriteria

unjuk kerja yang telah ditentukan

2) Melaksanakan penilaian

3) Memeriksa jawaban/memberikan skor tes hasil belajar berdasarkan

indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan

4) Mengolah hasil penilaian

5) Menganalisis hasil penilaian (berdasarkan tingkat kesukaran, daya

pembeda, validitas dan reabilitas)

6) Menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis (misalnya:

interpretasi kecenderungan hasil penilaian, tingkat pencapaian siswa,

dll.)

7) Menyusun laporan hasil penilaian

8) Memperbaiki soal/perangkat penilaian

23

Berdasarkan indikator kompetensi penilaian, guru harus mampu

menyusun kisi-kisi, butir soal, pedoman penilaian, melaksanakan, mengolah

nilai, melaporkan nilai, dan analisis soal tersebut.

d. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik,

dengan indikator:

1) Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian

2) Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian

3) Melaksanakan tindak lanjut

4) Mengevaluasi hasil tindak lanjut

5) Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut penilaian

Dengan adanya indikator-indikator yang berkaitan dengan kompetensi

pengelolaan belajar di atas, guru, kepala sekolah, pengawas akan dapat

menilai sejauh mana kompetensi seorang guru dalam mengelola

pembelajaran

2. Komponen Kompetensi Wawasan Pendidikan

Kompetensi wawasan pendidikan merupakan bagian yang harus

dikuasai guru sebelum action di depan anak. Guru harus memahami landasan

pendidikan, kebijakan pendidikan, perkembangan siswa, pendekatan

pembelajaran, menerapkan bekerja sama dalam pekerjaan, dan memanfaatkan

24

kemajuan IPTEK dalam pendidikan. Untuk memehami tersebut, guru wajib

belajar perkembangan ilmu pendidikan dan pengetahuan karena ilmu

pendididkan sekarang berkembang dengan pesat. Dahulu pembelajaran,

dengan sistem theacher center sangat tepat, tetapi pembelajaran itu sekarang

ternyata kurang tepat karena siswa setelah pembelajaran tidak bisa

memecahkan persoalan, bahkan siswa diberi soal yang berbeda walaupun

sama temanya tetap tidak bisa. Oleh sebab itu, pembelajaran yang berbasis

CTL, CL, PAKEM, Pembelajaran model quantum teaching perlu dibaca oleh

guru agar wawasan pendidikan terus bertambah. Bahkan dalam buku-buku

pendidikan modern, pembelajaran selalu dikaitkan dengan usia dan motivasi.

Berdasarkan uraian di atas, guru perlu mengetahui dan menguasai indikator-

indikator yang berkaitan dengan kompetensi wawasan Pendidikan, Ditjen

Dikmenum (2004:12) menyebutkan indikatornya sebagai berikut.

a. Memahami landasan kependidikan, dengan indikator:

1) Menjelaskan tujuan dan hakekat pendidikan

2) Menjelaskan tujuan dan hakekat pembelajaran

3) Menjelaskan konsep dasar pengembangan kurikulum

b. Memahami kebijakan pendidikan, dengan indikator:

1) Menjelaskan visi, misi dan tujuan pendidikan

2) Menjelaskan tujuan pendidikan tiap satuan pendidikan sesuai

tempat bekerjanya

25

3) Menjelaskan sistem dan struktur standar kompetensi guru

4) Memanfaatkan standar kompetensi siswa

5) Menjelaskan konsep pengembangan pengelolaan pembelajaran

yang diperlakukan (Misalnya: life skill, BBE/Broad Based Educatioan,

CC/Community College, CBET/Competency-Based Education and

Training dan lain-lain)

6) Menjelaskan konsep pengembangan manajemen pendidikan yang

diberlakukan (Misalnya: MBS/Manajemen Berbasis Sekolah, Dewan

Pendidikan, Komite Sekolah, dan lain-lain)

7) Menjelaskan konsep dan struktur kurikulum yang diberlakukan

(Misal: Kurikulum Berbasis Kompetensi)

c. Memahami tingkat perkembangan siswa, dengan indikator:

1) Menjelaskan psikologi pendidikan yang mendasari perkembangan

siswa

2) Menjelaskan tingkat-tingkat perkembangan mental siswa

3) Mengidentifikasi tingkat perkembangan siswa yang dididik

d. Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajarannya,

dengan indikator:

1) Menjelaskan teori belajar yang sesuai materi pembelajarannya

2) Menjelaskan strategi dan pendekatan pembelajaran yang sesuai materi

pembelajarannya

26

3) Menjelaskan metode pembelajaran yang sesuai materi

pembelajarannya

e. Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan, dengan indikator:

1) Menjelaskan arti dan fungsi kerja sama dalam pekerjaan

2) Menerapkan kerjasama dalam pekerjaan

f. Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pembelajaran, dengan indikator:

1) Menggunakan berbagai fungsi internet, terutama menggunakan e-mail

dan mencari informasi

2) Menggunakan komputer terutama untuk Word Processor dan spead

sheet (Contoh: Microsoft Word dan Exel)

3) Menerapkan bahasa Inggris untuk memahami literatur

asing/memperluas wawasan kependidikan

3. Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional

Kompetensi akademik ini berkaitan dengan penguasaan materi

pelajaran yang akan dipelajari/dipahami/dikuasai siswa. Guru harus

menguasai materi yang akan diajarkan. Oleh sebab itu, kompetensi bidang

akademik ini berkaitan dengan penguasaan keterampilan sesuai dengan

materi pembelajaran. Menurut Ditjen Dikmenum(2004:14) hanya ada satu

kompetensi di bidang ini, yaitu:

a. menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran, dengan

indikator:

27

1) Menguasai materi pembelajaran di bidangnya

4. Komponen Kompetensi Pengembangan Profesi

Komponen ini sangat berkaitan dengan kemampuan guru dalam

mengembangkan dirinya sebagai guru yang profesional. Guru harus bisa

mengembangkan dirinya melalui penelitian-penelitian pendidikan demi

kemajuan peserta didik dan kemajuan dirinya sendiri. Hal ini jika dilakukan

oleh semua guru maka pendidikan akan bermutu. Oleh sebab itu, penelitian

tindakan sangat cocok untuk pengembangan pendidikan. Guru melaksanakan

penelitian tindakan kelas, kepala sekolah melaksanakan penelitian tindakan

sekolah. Untuk itu Ditjen Dikmenum (2004:15) menentukan kompetensi dan

indikatornya, yakni:

a. Mengembangkan profesi, dengan indikatornya:

Menulis karya ilmiah hasil penelitian/pengkajian/survei di

bidang pendidikan

Menulis karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil

gagasan sendiri di bidang pendidikan sekolah

Menulis tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan

sekolah pada media masa

Menulis prasaran/makalah berupa tinjauan, gagasan atau

ulasan ilmiah yang disampaikan pada pertemuan ilmiah.

Menulis buku pelajaran/modul/diktat

28

Menulis diktat pelajaran

Menemukan teknologi tepat guna

Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan

Menciptakan karya seni monumental/seni pertunjukan

Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum

Dengan adanya indikator-indikator seperti di atas, kepala sekolah akan

mudah menentukan guru yang berprestasi maupun yang belum berprestasi.

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan

Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013.

Peneliti mengambil tempat penelitian di SD Negeri 1 Cimahi Kecamatan

Cicantayan Kabupaten Sukabumi karena sekolah tersebut adalah binaan peneliti.

Guru-guru di SD tersebut ada yang GTT, GB, PNS, dan ijazahnya pun beragam,

yakni ada yang berijazah diploma, sarjana, dan pascasarjana.

Waktu penelitian adalah pada bulan Oktober sampai Desember Selama

penelitian tersebut peneliti mengumpulkan data awal, menyusun program

supervisi, pelaksanaan supervisi, analisis, dan tindak lanjut.

Tabel : Alokasi waktu Penelitian Tindakan Sekolah

No Waktu Tempat Kegiatan Kegiatan

1 08 Oktober 2012 SDN 1 Cimahi Pelaksanaan Siklus I

2 03 Desember 2012 SDN 1 Cimahi Pelaksanaan Siklus II

3 UPT Disdik Kecamatan

Cikembar kabupaten Sukabumi

Penyusunan Laporan

Hasil PTS

30

B. Faktor yang Diselidiki

Untuk menjawab permasalahan, ada beberapa faktor yang diselidiki

sebagai berikut.

1. Guru, melihat peningkatan kemampuan guru dalam membuat rencana

pembelajaran PKn, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar, dan

melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa sebelum

penelitian dan dalam penelitian tindakan.

2. Pembelajaran, memperhatikan keefektifan pelaksanaan kurikulum dalam

pengajaran PPKn di kelas V SD Negeri 1 Cimahi Kecamatan Cikembar

Kabupaten Sukabumi yang dikelola oleh guru dengan menerapkan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

C. Prosedur Penelitian Tindakan

Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan maka pelaksanakan

ini dilaksanakan secara siklus. Pelaksanaannya selama dua siklus. Siklus-siklus

itu merupakan rangkaian yang saling berkelanjutan, maksudnya siklus kedua

merupakan kelanjutan dari siklus pertama. Setiap siklusnya selalu ada persiapan

tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, dan refleksi. Gambaran

penelitan tindakan itu sebagai berikut.

31

1. Gambaran Pelaksanaan Tindakan

a. Persiapan Tindakan

Siklus pertama dilaksanakan selama 2 bulan penuh yaitu pada semester I

tahun pelajaran 2012 /2013 dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Pengumpulan data awal diambil dari daftar keadaan guru untuk

mengetahui pendidikan terakhir, pelatihan yang pernah diikuti guru,

serta lamanya guru bertugas. Data awal kerja guru dan efektivitas

pembelajaran PKn dilihat dari hasil supervisi kunjungan kelas

masing-masing guru sebelum dilaksanakan penelitian.

2) Mengadakan pertemuan guru-guru sebagai mitra penelitian membahas

pelaksanaan kurikulum atas pengajaran PKn dan langkah-langkah

pemecahan masalah pembelajaran dari aspek guru, dan supervisor.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanakan tindakan ini dilakukan oleh peneliti dan

supervisor selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan

tindakan sebagai berikut :

1) Mengadakan penelitian guru selama membuat program

pembelajaran melalui peninjauan pelaksanaan kurikulum PKn.

2) Melaksanakan supervisi edukatif selama pembelajaran secara

periodik terhadap perkembangan dan pelaksaan kurikulum PKn.

32

3) Pemberian reward dari kegiatan-kegiatan dalam bentuk penilaian

angka kridit jabatan fungsional guru sebagai syarat kenaikan

pangkat.

c. Pemantauan dan Evaluasi

Pada prinsipnya pemantauan dilaksanakan selama penelitian

berlangsung, dengan sasaran utama untuk melihat peningkatan

kemampuan guru serta efektivitas pengajaran PKn yang dilaksanakan

oleh guru serta tindakan-tindakan supervisor dalam mensupervisi guru

tersebut sesuai dengan tujuan khusus pelaksanaan kurikulum PKn.

Adapun instrumen yang digunakan untuk memantau tindakan

guru selama proses belajar mengajar berupa:

1) Tindakan supervisor dalam pelaksanaan supervisi terhadap

pelaksanaan kurikulum Pkn di SDN 1 Cimahi Kecamatan

Cicantayan Kabupaten Sukabumi Aktivitas guru selama proses

belajar mengajar PKn di kelas V SDN 1 Cimahi Kecamatan

Cicantayan Kabupaten Sukabumi

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan yang meliputi analisis,

sintesis, memaknai, menerangkan, dan akhirnya menyimpulkan semua

33

informasi yang diperoleh pada saat persiapan dan tindakan. Hasil

refleksi dimanfaatkan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

Guru dan peneliti pada tahap ini mendiskusikan pelaksanaan

proses tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan selama

guru melaksanakan pengajaran PKn,menilai prestasi belajar,

melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa

terutama pada mata pelajaran PKn dan supervisor melakukan tindakan.

D. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas beberapa

kegiatan pokok yakni pengumpulan data awal, data hasil analisis setiap akhir

siklus, serta tanggapan lain dari guru terhadap perkembangan dan pelaksanaan

kurikulum PKn di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi

.

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis

kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan guru

selama melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas terutama pengajaran PKn

dan supervisor melaksanakan supervisi terhadap tindakan guru. Adapun analisis

kuantitatif digunakan untuk mengetahui keberhasilan guru dan siswa

34

berdasarkan standar kompetensi guru yang telah ditetapkan oleh Depdiknas

sebagai berikut.

a. Nilai 91-100 = amat baik (A) berhasil

b. Nilai 76-90 = baik (B) berhasil

c. Nilai 55-75 = cukup (C) belum berhasil

d. Nilai 0 – 54 = kurang (D) belum berhasil

F. Indikator Kinerja

Keseluruhan data yang terkumpul selanjutkan dipergunakan untuk

menilai keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan

sebagai berikut.

1. Terjadi peningkatan kinerja guru dalam pelaksanaan KBM terutama

pengajaran PKn.

2. Terjadinya perkembangaan pembelajaran terhadap pelaksanaan

kurikulum PKn yang terjadi di Kelas

3. Terjadinya peningkatan kinerja guru dalam menilai prestasi belajar

siswa terurama pada mata pelajaran PKn.

35

BAB IV

HASIL PELAKSANAAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Lokasi Observasi Di SDN 1 Cimahi

1. Keadaan Fisik.

Jumlah ruang kelas : 6 ruang

Ukuran ruangan kelas : 9 x 8 meter

Jendela setiap ruangan : 6 buah

Ventelasi : Baik

Cahaya : Baik

Jumlah pintu tiap kelas : 1 buah

Jumlah bangku dan meja siswa : 24 setiap kelas

Lemari di ruang kelas : Satu buah

Kursi dan meja guru di kelas : Satu set

Papan tulis : Dua buah

Keadaan lantai : Ubin

Keadaan dinding : Tembok cat kuning

Rak perpustakaan : 4 buah

Komputer : 2 buah

Alat IPA : 25 buah

Kerangka manusia : 1 buah

Alat IPS : 4 buah

Atlas : 12 buah

Globe : 2 buah

Bola voly : 2 buah

Bola kaki : 2 buah

Bola sepak takraw : 2 buah

Tape recorder : 1 buah

36

Gambar dan benda di ruang kelas :

Kelas III

- Dinding depan; foto Presiden , Burung garuda pancasila, Wakil

Presiden, Papan tulis, Jadwal piket.

- Dinding kanan; jam dinding.

- Dinding kiri; kalender, tata tertib, Satu buah lemari.

- Dinding belakang gambar ikan,gambar sapi, peta pulau jawa , Naskah

UUD 1945.

Kelas IV

- Dinding depan; foto Presiden , Burung garuda pancasila, Wakil

Presiden, Papan tulis.

- Dinding kanan; Jam dinding, Peta Indonesia, Satu buah lemari.

- Dinding kiri; Gambar ikan dan kalender.

- Dinding belakang; Peta Indonesia , Gambar mangga.

Kelas V

- Dinding depan; foto Presiden Susilo B. Y., Burung garuda pancasila,

Wakil, Papan tulis.

- Dinding kanan; Satu buah lemari, Mistar dan busur, Denah alat

pencernaan, jam dinding.

- Dinding kiri; Peta Indonesia, Jadwal piket.

- Dinding belakang; Tulisan sumpah pemuda, Hiasan dinding, Proklamasi

republik indonesia, UUD 1945.

37

2. Keadaan Aktivitas di SDN 1 Cimahi

a. Data Siswa

Data murid SD Negeri : 1 Cimahi

TAHUN

KELAHIR

AN

SISWA

(UMUR)

KELAS DAN JENIS KELAMIN

I II III IV V VI JML

L P L P L P L P L P L P L/P

6 Tahun 17 11 - 1 - - - - - - - - 17 12

7 Tahun 5 5 6 18 - 1 - - - - - - 11 24

8 Tahun - - 4 - 11 11 1 1 - - - - 16 12

9 Tahun - - 3 - 9 7 12 11 - 1 - - 24 20

10 Tahun - - - - 1 1 9 5 7 8 - - 17 14

11 Tahun - - - - 1 - 1 - 7 9 5 7 14 16

12 Tahun - - - - - - - 1 2 - 6 10 8 10

13 Tahun - - - - - - - - - - 4 3 4 3

14 Tahun - - - - - - - - - - - - - -

15 Tahun - - - - - - - - - - - - - -

16 Tahun - - - - - - - - - - - - - -

Jumlah 22 16 13 20 22 20 2 3 16 18 15 20 111 112

38

Agama

AGAMA KELAS

I II III IV V VI JML

ISLAM 37 31 43 40 33 33 217

KRISTEN - 1 1 1 - - 3

KATHOLIK 2 - - - 1 2 3

HINDU - - - - - - -

BUDHA - - - - - - -

Pekerjaan Orang Tua Siswa

PEKERJAAN

ORANG TUA

KELAS JML

I II III IV V VI

PENGAWAI

NEGERI

6 5 8 8 7 4 38

ABRI/PURN - - - - - - -

WIRASWAS 3 - - - - - 3

PENGUSAHA 1 - - - - - 1

SWASTA 28 28 34 32 27 31 180

DAGANG - - - 1 - - -

SOPIR - - - - - - -

TANI - - - - - - -

39

b. Buku yang di Gunakan

Jumlah buku teks Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) untuk Sekolah Dasar :

1. Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Sekolah

Dasar untuk kelas III, dan IV, menggunakan dua (2) buku ; Karangan

Budiana Sadikin dan Momom Sulaeman, Penerbit Erlangga, (2004)

dan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Penerbit Direktorat

Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2004.

2. Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Sekolah

Dasar untuk kelas IV, dan V, menggunakan satu buku ; Karangan,

Budiana Sadikin, Momon Selaeman (Tim Bina Karya Guru) , Penerbit

Erlangga, 2004.

3. Buku Rangkuman dan Evaluasi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) Sekolah Dasar untuk kelas III,IV, dan V;

Karangan Momon Sulaeman dan kawan-kawan (Tim Bina karya

Guru); Penerbit Erlangga, 2004.

B. Hasil Penelitian Tindakan

Kegiatan pembinaan oleh peneliti terhadap perkembangan dan pelaksanaan

kurikulum PKn yang dilakukan di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan

40

Kabupaten Sukabumi pada bulan Oktober sampai dengan Desember dilakukan

beberapa kali.

1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

Dari hasil observasi tentang pelaksaaan kurikulum PKn yang diajarkan oleh

guru di kelas V SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten

Sukabumi pada siklus I sebelum dilakukan arahan oleh peneliti selaku

supervisor kependidikan disajikan pada tabel 01

Tabel 01. Analisis hasil observasi terhadap pelaksanaan kurikulum

pengajaran PKn di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan

Kabupaten Sukabumi.

NO NAMA GURU SKOR ASPEK YANG

DIOBSERVASI

JUMLAH

SKOR

KET.

1 2 3 4 5

1 Rokayah, S.Pd. SD 4 0 2 0 0 6 KA

2 Hamidah, S.Pd 4 0 2 0 0 6 KA

Keterangan

1. Skor masing-masing aspek adalah 4

2. Skor masing-masing option adalah 2

3. Skor maksimal 20

4. Tabel Konvensi skor adalah

41

a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA) d) 5 – 8 = Kurang Aktif (KA)

b) 13 – 16 = Aktif (A) e) 1 – 4 = Tidak Aktif (TA)

c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)

Berdasarkan skor pada tabel 01. Guru yang tergolong kurang aktif

berdasarkan hasil observasi pada siklus I. Sehingga didapati guru kurang

menguasai materi pengajaran PKn dan tidak adanya keselarasan dengan

tujuan instruksi umum pada petunjuk kurikulum pengajaran PKn

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Dari hasil observasi tentang Pelaksanaan kurikulum daam pengajaran PKn di

kelas V SDN 1 Cimahi Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi pada

siklus II setelah diberikan arahan oleh peneliti selaku supervisor kependidikan

disajikan pada tabel 02.

Tabel 02. Analisis hasil observasi terhadap pelaksanaan kurikulum

pengajaran PKn di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan

Kabupaten Sukabumi

NO NAMA GURU SKOR ASPEK YANG

DIOBSERVASI

JUMLAH

SKOR

KET.

1 2 3 4 5

1 Rokayah, S.Pd. SD 4 4 2 2 2 14 A

2 Hamidah, S.Pd 4 4 4 4 3 19 SA

42

Keterangan

1. Skor masing-masing aspek adalah 4

2. Skor masing-masing option adalah 2

3. Skor maksimal 20

4. Tabel Konvensi skor adalah :

a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA) d) 5 – 8 = Kurang Aktif (KA)

b) 13 – 16 = Aktif (A) e) 1 – 4 = Tidak Aktif (TA)

c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)

Berdasarkan skor pada tabel 02. Guru yang tergolong sangat aktif 1 orang

dan tergolong aktif 1 orang, berdasarkan hasil observasi pada siklus II

Guru di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi

sudah kreatif dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

sesuai dengan petunjuk dan instruksi supervisor kependidikan, sehingga

didapati perkembangan kurikulum pengajaran PKn di SDN 1 Cimahi

Kecamatan Cicantain Kabupaten Sukabumi meningkat .

C. Pembahasan Atas Hasil Tindakan Pengamatan

Keberhasilan tindakan ini disebabkan oleh pemahaman menyeluruh

tentang indikator pengejaran PKn yang sesuai dengan petunjuk dan pelaksaaan

kurikulum PKn di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantain Kabupaten Sukabumi.

43

Dengan pemahaman yang baik, maka Model Pembinaan yang diterapkan

oleh peneliti selaku pengawas TK/SD di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang

kepada guru kelas di SDN 1 Cimahi Kecamatan Cicantaisn Kabupaten

Sukabumi dapat mengoptimalkan pemahaman guru terhadap perkembangan

pengajaran PKn melalui pembinaan intensif.

Aktivitas ini akan sangat membantu mereka dalam memahami konsep

konsep dasar materi pengajaran PKn serta pada akhirnya nanti mampu menyusun

RPP dengan baik dan benar.

Dengan demikian Pembinaan yang dilakukan sebagai kontri\ol

pelaksanaan kurikulum dalam penelitian ini adalah pola usaha, tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang

lebih baik untuk ditiru dari hasil latihan dalam pengawasan sehingga dalam

melakukan sesuatu tidak bergantung pada orang lain ”.....adalah suatu wadah

pembinaan profesional bagi para guru yang tergabung dalam organisasi gugus

sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan (Anonim, 1997:37).

Bagi para guru SD yang anggotanya semua guru didalam gugus, yang

bersangkutan dimaksudkan sebagai wadah pembinaan profesional bagi para guru

dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional guru khususnya dalam

melaksanakan dan mengelola pembelajaran di SD Anonim, 1996:14).

44

Secara operasional guru SD dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelompok

yang lebih kecil berdasarkan jenjang kelas (misalnya kelompok guru kelas I dan

seterusnya) dan berdasarkan mata pelajaran.

Selanjutnya dalam sistem gugus I dan II dan seterusnya, selain

mendapatkan pembinaan secara langsung oleh Kepala Sekolah dan Pengawas

Sekolah juga dari para tutor dan guru pemandu mata pelajaran mekanisme

pembinaan profesional guru secara terus menerus dan berkesinambungan.

Mengingat setiap guru kelas mempunyai permasalahan tentang mata

pelajaran maupun metode mengajar menurut jenjang kelas masing-masing, maka

materi tataran/latihan atau diskusi yang disiapkan oleh tutor dan guru pemandu,

perlu ditanggapi dan dikaji secara aktif oleh guru kelas agar segala yang diperoleh

lewat kegiatan benar-benar aplikatif dan memenuhi kebutuhan perbaikan

KBM/PBM di sekolah.

Penulis sekaligus pengawas TK/SD berorientasi kepada peningkatan

kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru terutama

pengajaran PKn yang berfokus pada penciptaan kegiatan belajar mengajar yang

aktif.

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisa data tentang hubungan antara prestasi

belajar Pendidikan Pancasila dengan kecakapan siswa dalam

mengimplementasikan PPKn di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Bahwa dengan tingginya intensitas pembinaan terhadap pelaksanaan

kurikulum pengajaran bidang studi PPKn maka akan mempunyai pengaruh

yang tinggi pula terhadap pembelajaran dan pengajaran oleh guru di SDN 1

Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran

2012 /2013.

2. Terjadi peningkatan kualitas dalam pemberian materi pengajaran PKn yang

sesuai dengan petunjuk dan pelaksanaan kurikulum yang dibina oleh peneliti

selaku pengawas SD di Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi

B. Saran-saran

1. Di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan hendaknya senantiasa diiringi

dengan kedisiplinan.

2. Bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah penulis menyarankan

hendaknya hal yang baik ini dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan mutu

pendidikan.

46

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudjono, ( 2004), Pengantar Statistik Pendidikan, Rajawali : Bandung.

A, Tabrani Rusyani dkk, (1989), Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, CV.

Remaja Karya : Bandung.

Arif Furchon, ( 2001), Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Usaha Nasional :

Surabaya.

Dakir, (1976), Didaktik Umum, IKIP Yogyakarta, Yogyakarta.

Eddy Soewardi Kartawijaya, (1987), Pengukuran dan Hasil Evaluasi, Sinar Baru :

Bandung.

Herman Hudoy, (1990), Strategi Belajar Mengajar, IKIP Malang : Malang.

Imam, (1981), Penyusunan dan Pengolahan Hasil Test Dalam Rangka Penilaian Hasil

Belajar, CV. Pepara : Jakarta.

M. Chabib Toha, (1990), Teknik Evaluasi Pendidikan, Rajawali : Jakarta.

Muchtar Buchori, (1980), Teknik-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan, Jemare :

Bandung.

Muhammad Ali, (1987), Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi, Angkasa :

Bandung.

Ngalim Purwanto, (1986), Prinsip dan Teknologi Evaluasi Pengajaran, Remaja Karya

: Bandung.

47

Nana Sudjana, (1990), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosda Karya :

Bandung.

Sudirman, N, dkk, (1991), Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya : Bandung.

Suhardi, (2004), Petunjuk dan Pelaksanaan Kurikulum pengajaran PKn di Sekolah,

PT. Citra Media ; Jakarta

48

Lampiran I

Tabel : Kegiatan Pembelajaran PPKn Di SDN 1 Cimahi

Pokok Bahasan Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa

1. Keikhlasan - Guru menjelaskan

pengertian dan

bagaiamana memilki rasa

sikap ikhlas.

- Siswa menyimak apa yang

diterangkan oleh guru dan me

nyimpulkannya bersama-

sama

2. Keberanian - Guru menyuruh salah

seorang siswa untuk

membaca.

- Guru kemudian

menjelaskan.

- Siswa yang lain menyimak

bacaan tersebut, menunggu

gilirannya untuk membaca.

3. Pengabdian - Guru menjelaskan betepa

pentingnya kesadaran

mengabdikan diri kepada

masyarakat dan

lingkungan.

- Guru melakukan tanya

- Siswa menuliskannya dibuku

catatan.

- Siswa harus aktif menjawab

49

jawab dengan siswa

tentang materi

pengabdian

pertanyaan dari guru.

4. Kecermatan - Guru membaca bacaan

tersebut kemudian siswa

disuruh menyambungnya.

- Guru memberikan soal

ujian dari materi ke

ikhlasan sampai dengan

kecermatan untuk

dikerjakan di rumah.

- Siswa harus dapat

menyambung bacaan yang

telah di baca oleh guru.

- Siswa mengerjakan soal

latihan tersebut dengan

cermat dan teliti.

50

Lampiran II

Program Pengajaran PPKn di SDN 1 Cimahi

Selama Terjadi Penelitian Tindakan Sekolah

A. Pokok Bahasan

a. Kelas III semester I

Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :

1. Keikhlasan

1.1. Mengetahui perlunya rasa ikhlas dalam melakukan kegiatan.

1.2. Membiasakan melakukan kegiatan tanpa mengharapkan imbalan.

2. Keberanian

1.1. Mengetahui perlunya memiliki sikap berani untuk membela

kebenaran.

1.2. Membiasakan perilaku berani untuk membela kebenaran dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Pengabdian

1.1. Mengetahui perlunya kesadaran mengabdi kepada masyarakat

dan lingkungannya.

1.2. Berperan serta dalam kegiatan dengan penuh pengabdian di

lingkungannya.

4. Kecermatan

1.1. Mengetahui perlunya bersikap cermat dalam melakukan kegiatan

sehari-hari.

1.2. Membiasakan berbuat dan bekerja dengan teliti dan berhati-hati.

b. Kelas IV semester I

Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :

1. Kindahan

1.1. Mengetahui perlunya memiliki rasa keindahan dalam kehidupan.

51

1.2. Membiasakan untuk memelihara kebersihan dan keindahan di

rumah, sekolah, dan lingkungan.

2. Keingintahuan

2.1. Mengetahui perlunya memiliki rasa keingitahuan untuk

meningkatkan kemampuan diri.

2.2. membiasakan gemar mencari pengalaman dan menimba ilmu.

3. Kesiapsiagaan

3.1. Mengetahui perlunya memiliki sikap kesiapsigaan dalam

melaksanakan tugas.

3.2. membiasakan diri untuk siap melaksanakan tugas dan kewajiban

serta mampu mengatasi berbagai hambatan.

4. Kejujuran

4.1. Mengenal perlunya memiliki kesadaran untuk jujur dalam

berbicara dan bekerja.

4.2. membiasakan berkata dan bekerja dengan jujur.

5. Ketekunan

5.1. Menyadari perlunya belajar dengan tekun demi diri, keluarga dan

masyarakat.

5.2. membiasakan belajar dengan tekun untuk meningkatkan

pengetahuan yang dimiliki.

c. Kelas V Semester I

Pokok Bahasan/sub pokok bahasan :

1. Kebersihan

1.1. Memahami perlunya menghindarkan diri dari perbuatan-

perbuatan tercela dengan menyalahi ketentuan.

1.2. Membiasakan berperilaku jujur, mengikuti ketentuan yang

berlaku dalam masyarakat dan negara.

2. Ketulusan

52

2.1. Memahami perlunya ketulusan dalam kegiatan sehari-hari.

2.2. Membiasakan berterus terang, bersunguh-sunguh, tidak dendam,

bersih hati, dan tidak berpura-pura.

3. Kepahlawanan

3.1. Memahami perlunya jiwa kepahlawanan dalam kehidupan

keluarga,masyarakat, bangsa dan negara.

3.2. Membiasakan berperilaku kesatria, berani, dan terpuji.

4. Pengendalian Diri

4.1. Memahami perlunya kemauan untuk mengendalikan diri dalam

pergaulan.

4.2. Membiasakan berperilaku sabar tidak cepat marah, dan tidak

serakah.

5. Tolong menolong

5.1. Memahami perlunya kesedian untuk tolong menolong dalam

kehiidupan sehari-hari.

5.2. Membiasakan diri untuk membantu sesama yang memerlukan.

53

Lampiran III

DAFTAR ABSENSI KEHADIRAN GURU SELAMA PTS

No NAMA GURU TTD KET

1 Rokayah, S.Pd. SD 1

2 Hamidah, S.Pd 2

54

Lampiran IV

DATA DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

DI SDN 1 Cimahi Kecamatan 1 Cimahi Kabupaten Sukabumi

55

Lampiran V

Sampel Draf : Surat Permohonan Ijin Penyelenggaraan

Penelitian Tindakan Sekolah di Lingkungan

UPT Disdik Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi

Kepada YTH. Bapak Ketua UPT Disdik Kecamatan Cicantayan

Di

T e m p a t

Dengan Hormat,

Dengan surat ini, saya selaku Kepala Sekolah/ Supervisi /SD Di Kecamatan

Cicantayan Kabupaten Sukabumi memohon Ijin kepada Bapak ;

H. Ocen, S.Pd.I,M.Pd selaku Ketua UPT Disdik Kecamatan Cicantayan Kabupaten

Sukabumi untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah di Lingkungan Kantor

Cabang Dinas Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi

Adapun Jadwal Kegiatan PTS, saya lampirkan di bawah ini

Untuk itu, saya mohon sekiranya untuk memberikan idsin penyelenggaran Kegiatan

tersebut.

Demikian Surat permohonan ijin ini saya buat, dan terima kasih atas kerjasamanya.

Cicantayan,08 Oktober 2012Hormat Saya,

P e n e l i t i

56

Lampiran VI

Jadwal Kegiatan PTS

No Waktu Tempat Kegiatan Kegiatan

1 08 Oktober 2012 SDN 1 Cimahi Pelaksanaan Siklus I

2 03 Desember 2012 SDN 1 Cimahi Pelaksanaan Siklus II

3 UPT Disdik Kecamatan

Cikembar kabupaten Sukabumi

Penyusunan Laporan

Hasil PTS

57