artikel, PTS undh

download artikel, PTS undh

of 24

Transcript of artikel, PTS undh

Sabtu, 07 Mei 2011Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Sekolah

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN TINDAKAN ( ACTION RESEARCH ) PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN KTSP MELALUI KEGIATAN SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI GUGUS MAWAR UPT PENDIDIKAN KEDUNGUWNI

Oleh : Totok Joko Purwanto, S.Pd. e-mail : [email protected] telp : 0285 385205 / 085740131357

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN DINAS PENDIDIKAN

UPT PENDIDIKAN KEDUNGWUNI2010

LEMBAR PENGESAHAN

1 .

Judul Artikel Ilmiah Hasil Penelitian

2 Identitas Peneliti . a. Nama Lengkap b. Pangkat,gol.ruang

PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN KTSP MELALUI KEGIATAN SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI GUGUS MAWAR UPT PENDIDIKAN KEDUNGUWUNI Totok Joko Purwanto, S.Pd. NIP 19620221 198201 1 001 Pembina, IVA

b. Pengawas Satuan Pendidikan c. Propinsi d. Kabupaten e. Alamat Kantor f. Telepon . .

TK/ SD Jawa Tengah Pekalongan Jl. Sidodadi Kedungwuni Kab. Pekalongan (0285) 785410

Kedungwuni,Mengetahui Kepala UPT Kedungwuni SOEBARDI R, S.Pd,M.Pd NIP.195605251977011002 Peneliti,

April 2010

Totok Joko Purwanto, S.Pd. NIP 19620221 198201 1 001

PERNYATAANDengan ini saya :

Nama NIP Pangkat,gol.ruang Jabatan Pengawas/TMT Jenis Pengawas Masa Kepengawasan Semester,Tahun Pelajaran Dabin/Gugus Unit Kerja

: Totok Joko Purwanto,S.Pd. : 196202211982011001 : Pembina, IVA : Pengawas Madya/ 21-02-2008 : Pengawas TK,SD : 7 ( Tujuh ) Semester : Smt.2(2007/2008) s.d Smt.2(2010/2011) : IV ( Empat ) / Mawar : UPT Kedungwuni Kab.Pekalongan

Menyatakan bahwa dalam Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini dengan judul Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun KTSP Melalui Kegiatan Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di Gugus Mawar UPT Pendidikan Kedungwuni merupakan karya sendiri , tidak terdapat atau karya atau hasil penelitian yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Kedungwuni, April 2010 Mengetahui Peneliti/Penulis

SOEBARDI R,S.Pd,M.Pd. NIP.195605251977011002

Totok Joko Purwanto,S.Pd. NIP.196202211982011001

PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN KTSP MELALUI KEGIATAN SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI GUGUS MAWAR UPT KEDUNGWUNI Oleh Totok Joko Purwanto ABSTRAK Penelitian ini berawal dari permasalahan rendahnya hasil penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) di daerah binaan gugus mawar pada Sekolah Dasar negeri UPT Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, yang hanya sebesar 51,39 % kemampuan kepala sekolah dalam menguasai menyusun KTSP. Hal ini terjadi karena kebiasaan mengcopy paste dalam menyusun KTSP. Sehingga hasil yang diharapkan berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan belum sesuai dengan pedoman standar nasional pendidikan. Sebagai subyek penelitian ini adalah lima orang kepala sekolah pada sekolah dasar negeri di gugus mawar UPT Kedungwuni. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP sesuai dengan pedoman standar nasional pendidikan. Penelitian ini berupa penelitian tindakan sekolah yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian diperoleh peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menguasai menyusun KTSP, masing-masing sebesar 68,06% pada siklus 1 terdapat kenaikan 16,67%. Selanjutnya pada siklus 2 diperoleh hasil 91,57% atau mengalami peningkatan sebesar 40,18%. Sehingga dapat dijadikan alasan dengan melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP. Kata Kunci : KTSP, supervisi klinis, pendekatan kolaboratif.

Totok Joko Purwanto,S.Pd Pengawas TK,SD Kedungwuni Kab.Pekalongan Alamat : Kantor UPT Pendidikan Kec.Kedungwuni PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan prinsip otonomi daerah khususnya bidang pendidikan dan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah ( MBS ), maka sekolah diberi keleluasaan dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang dikembangkan dalam bentuk sebuah kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ). Dalam pengembangannya dan keberagaman di masing-masing satuan pendidikan disesuaikan dengan kondisi serta kemampuan yang ada. Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang beragam namun tetap mengacu dan mengikuti alur satu dalam kebijakan yaitu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, dan PerMendiknas Nomor 22,23 dan 24 tahun 2006.Hal ini dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) di sekolah dasar negeri pada gugus mawar UPT Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan pada tahun pelajaran 2009/2010 pada kenyataan hasilnya belum sesuai dengan pedoman pada standar nasional pendidikan. Kenyataan masih terdapat kekurangan, kelemahan dalam menyusun KTSP terlihat dari hasil kuisioner kepala sekolah pada sebelum tindakan ( pra siklus ) yang hanya berkisar 51,39 %. Kelemahan kepala sekolah selama ini dalam menyusun KTSP adalah kebiasaan yang cenderung hanya meng-copy paste hasil penyusunan KTSP pada sekolah tertentu. Sehingga sudah bisa ditebak penyusunan KTSP di suatu sekolah hampir sama atau mirip bahkan cenderung persis. Disamping itu, kelemahan juga sebagai akibat kinerja tidak tersistematis. Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa , keadaan sekolah dan kondisi daerah. Dengan merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan ,

pengelolaan pengalaman belajar mengajar, cara mengajar dan menilai keberhasilan belajar mengajar. Pada hal sesungguhnya maksud disusunnya suatu kurikulum tingakt satuan pendidikan adalah bertujuan untuk memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam mengembangkan program-program yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut. Masalah yang mendasar pada penelitian ini adalah lemahnya kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP. Dalam hal ini masalah yang diduga penyebab lemahnya kepala sekolah adalah kebiasaan meng-copy paste hasil penyusunan KTSP dan kinerja yang kurang sistematis serta belum menerima sosialisasi penyusunan KTSP. Berdasarkan gejala-gejala problematik tersebut maka dilakukan penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif di gugus mawar UPT Kedungwuni. Dengan maksud agar meningkat penguasaan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP di masing-masing satuan pendidikan . B. Perumusan Masalah Berdasar atas latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah dengan melalui kegiatan supervise klinis dengan pendekatan kolaboratif oleh pengawas sekolah terhadap kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun KTSP ? C. Tujuan Penelitian Dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP sesuai dengan pedoman dan panduan dari standar nasional pendidikan. D. Manfaat Penelitian Manfaat bagi Kepala Sekolah, penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bagi Pengawas Sekolah, dapat dijadikan sebagai salah satu masukkan sehingga dapat meningkatkan kompetensi pengawas sekolah. Sedangkan bagi Dinas Pendidikan dalam hal ini Kasi.bidang Kurikulum Dikdas adalah merupakan sebuah masukkan berharga untuk lebih kredibel dalam pola pembinaan kedinasan. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka Peran Pengawas dalam kegiatan Supervisi Klinis Salah satu kedudukan penting kegiatan kinerja pengawas sekolah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam peranannya adalah sebagai supervisor

( penyelia ). Soewandji Lazaruth ( 1983:34 ) mengungkapkan bahwa kegiatan supervisi pada prinsipnya adalah kegiatan atau membantu sehingga keberhasilan usaha ini lebih ditentukan oleh orang yang ditolong yaitu guru itu sendiri. Dalam hal ini peranan supervisi ialah mendorong ( suprotting ), membantu ( assisting ), dan bekerja sama ( sharing ). Sedangkan ditinjau dari arti dan pentingnya supervisi menurut Charles W.Baordman, Horl R.Dauglass dan Rudyad K.Bent dalam bukunya Democratic Supervision Secondary School, menyatakan bahwa supervisi merupakan kegiatan atau usaha untuk merangsang, mengkoordinasikan dan membimbing pertumbuhan guru-guru sehingga lebih dapat memahami dan lebih efektif penampilannya dalam proses belajar mengajar dan dengan demikian mereka akan mampu membimbing dan merangsang pertumbuhan murid-muridnya untuk dapat berpartisipasi secara intelligent dalam masyarakat modern sekarang. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa supervisi merupakan rangsangan, bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada guru-guru agar kemampuan profesional mereka makin berkembang sehingga situasi belajar mengajar semakin efektif dan efisien. Langkah-langkah Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis Dalam rangka pembinaan profesional ( supervisi ) terhadap guru dan kepala sekolah, peran dan fungsi pengawas sekolah dengan guru, kepala sekolah merupakan sebuah mitra kerja serta sebagai teman sejawat. Oleh karena itu pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk atau model supervisi klinis. Sedangkan dalam pelaksananaannya melalui beberapa tahapan atau langkah-langkah. Langkah-langkah atau tahapan itu, sebagaimana dijelaskan oleh Ibrahim Bafadal ( 2003 : 70 ) : Langkah-langkah proses supervisi klinis ada tiga tahap esensial yang berbentuk siklus, yaitu (1 ) tahap pertemuan, ( 2 ) tahap observasi mengajar, dan ( 3 ) tahap pertemuan balikan. Adapun pelaksanaan dalam setiap siklusnya sebagaimana disebutkan tahap pertama dalam proses supervisi klinis adalah tahap pertemuan awal. Pertemuan awal ini dilakukan sebelum melaksanakan observasi kelas. Tujuan utama pertemuan awal ini tercipta kerja sama., hubungan kemanusiaan dan komunikasi yang baik antara supervisor dan guru. Pertemuan pendahuluan ini tidak membutuhkan waktu lama, kecuali apabila guru menghadapi suatu permasalahan khusus yang membutuhkan diskusi panjang. Pertemuan ini sebaiknya dilakukan di ruangan yang netral, misalnya di kantin atau ruang kelas, jangan di ruang pimpinan. Tahap ke dua dalam proses supervisi klinis adalah tahap observasi pengajaran secara sistematis dan obyektif. Perhatian ini difokuskan pada guru dalam bertindak dan kegiatan-kegiatan kelas sebagai hasil tindakan guru. Waktu pelaksanaannya tergantung kesepakatan antara supervisor dan guru. Observasi mengajar mencakup

banyak hal secara komplek sesuai dengan alat penilaian kegiatan guru. Oleh karena itu menuntut supervisor untuk menggunakan bermacam-macam keterampilan. Salah satu alat atau instrument penilaian yang biasa digunakan dalam kegiatan observasi adalah dengan menggunakan chek list. Selanjutnya pada tahap akhir pada proses supervisi klinis adalah tahap pertemuan balikan. Pertemuan balikan ini dilakukan segera setelah melakukan observasi pengajaran, dengan terlebih dulu hasil obesrvasi dilakukan analisis data. Tujuan utama diadakan pertemuan balikan adalah menindak lanjuti hasil pengamatan dari supervisor. Pembicaraan dalam pertemuan ini ditekankan pada identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan siswa yang direncanakan dengan perilaku guru dan siswa secara actual atau kenyataan dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya supervisor membuat keputusan terhadap hasil pengamatan atau temuan pada saat pelaksanaan observasi. Namun demikian hasil yang diperoleh supervisor dalam observasinya bukan merupakan sebuah tindakan yang mencari kesalahan terhadap perilaku atau kinerja guru. Pendekatan Kolaboratif Suhartian ( 2000 ) menjelaskan pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non direktif menjadi cara pendekatan yang baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kreiteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Dengan demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. Dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisi sebagai berikut: ( 1) Menyajikan (2) Menjelaskan ( 3 ) Mendengarkan (4) Pemecahan masalah (5) Negosiasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan , kalender pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan silabus. Landasan diberlakukannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 mengamantkan bahwa kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Selanjutnya dalam prinsip pengembangan KTSP harus sesuai dengan relevansinya di bawah koordinasi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama kabupaten atau kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Sedangkan acuan operasional penyusunan KTSP memperhatikan hal-hal

sebagai berikut: ( 1 ) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia (2 ) Peningkatan potensi kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemapuan peserta didik ( 3 ) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan ( 4 ) Tuntutan pengembangan daerah dan nasional (5 ) Tuntutan dunia kerja ( 6 ) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni ( 7 ) Agama ( 8 ) Dinamika perkembangan global ( 9 ) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan ( 10 ) Kondisi social budaya ( 11 ) Kesataraan jender dan ( 12 ) Karakteristik satuan pendidikan. Dalam penyusunan KTSP harus memuat struktur dan muatan kurikulum, yang berisi tentang : ( 1 ) Mata Pelajaran ( 2 ) Muatan Lokal (3) Kegiatan Pengembangan Diri (4 ) Pengaturan Beban Belajar (5 ) Ketuntasan Belajar ( 6 ) Kenaikan Kelas dan Kelulusan ( 7 ) Penjurusan ( 8 ) Pendidikan Kecakapan Hidup ( 9 ) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global dan memuat Kalender Pendidikan. B. Kerangka Berpikir Berdasar kajian teori di atas, maka dengan melalui kegiatan supervise klinis dengan pendekatan kolaboratif yang dilakukan pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah masing-masing. C. Hipotesis Tindakan Terdapat peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP melalui kegiatan supervise klinis dengan pendekatan kolaboratif pada kepala sekolah di gugus mawar UPT Kedungwuni tahun pelajaran 2009/2010 . METODE PENELITIAN A. Setting dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Sekolah dilakukan di lima sekolah dasar negeri terhadap lima orang kepala sekolah di daerah binaan gugus mawar UPT Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Waktu pelaksanaan mulai 1 Desember 2009 sampai dengan 31 Maret 2010. B. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi berupa hasil karya penyusunan KTSP.,wawancara dan instrument analisis penilaian. C. Validasi Data Tringulasi data dilakukan dengan pengumpulan data melalui instrument yang digunakan dalam bentuk analisis penilaian hasil penyusunan KTSP dan hasil wawancara. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif yang diperoleh dari dan menggunakan instrument analisis penilaian KTSP yang terdiri dari 19 aspek terjabar

dalam deskripsi. Sedangkan cara menilai instrumen kriteria analisis penilaian KTSP yaitu sesuai dengan pedoman dari pusat kurikulum, dengan langkah sebagai berikut: (1) Baca criteria analisis dokumen pada instrument penilaian KTSP (2) Kajilah dokumen I KTSP dengan mencocokannya sesuai dengan kriteria (3) Berilah skor berupa angka pada kolom skor sesuai dengan petunjuk instrument (4) Cara menilai ( penskoran) dengan ketentuan sebagai berikut: a) Setiap munculnya descriptor secara sempurna mendapat skor 2(dua) b) Deskriptor yang muncul namun kurang sempurna mendapat skor 1 ( satu ) c) Tidak munculnya descriptor mendapat skor 0 ( nol ) d) Skor maksimal :43X2=86. Cara menentukan nilai adalah dengan menjumlahkan semua skor perolehan lalu dibagi skor maksimal dengan Rumus:Nilai = Skor Perolehan : Skor Maksimal. Dalam menentukan predikat hasil penilaian, menurut Koyan ( 2003:56 ) disebutkan sebagai berikut: (a) Skor 90-100 predikat A (Amat baik ) (b) Skor 80-89 predikat B ( Baik ) (c) Skor 65-75 predikat C ( Cukup ) (d) Skor 55-64 predikat D ( Kurang ) (e) Skor 0-54 predikat E ( Sangat kurang ). Dinyatakan layak, jika minimal nilai 65 ( Koyan, 2003 : 56 ). D. Indikator Kinerja 1. Sekurang-kurangnya perolehan skor pada instrument analisis KTSP adalah 75% kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP. 2. Sekurang-kurangnya KTSP yang dinilai sudah pernah mendapatkan tindakan berupa supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dari pengawas . Diposkan oleh totokjp di 08:03 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Label: UPT Dik Kedungwuni

Minggu, 20 Maret 2011INSTRUMEN MONITORING ADMINISTRASI GURU PROFESIONALINSTRUMEN MONITORING ADMINISTRASI PEMBELAJARAN GURU PROFESIONAL Aspek yang diamati : apakah Guru Bukti Fisik

1.

Memiliki SK.Pembagian Tugas Mengajar dari Kep.Sekolah tahun pelajaran terakhir. 2. Memiliki jadwal pelajaran minimal 24 jam per minggu 3. Membuat program tahunan dalam tahun terakhir Tahunan 4. Membuat program semester untuk 2 semester terakhir Semester 5. Memiliki silabus yang dibuat sendiri 6. Memiliki RPP yang disusun sendiri 7. Melakukan pembelajaran sesuai jadwal 8. Memiliki dan menggunakan buku teks pembelajaran dan buku referensi

SK.KS Jadwal Mapel Program Program Silabus RPP terbaru RH/Jurnal Buku sumber/ referensi Bank soal Bank soal Bank soal

sesuai 9. Memiliki instrument,kunci,rubrik dan kriteria penilaian UH UH 10. Memiliki instrument,kunci,rubrik dan kriteria penilaian UTS UTS 11. Memiliki instrument,kunci,rubrik dan kriteria penilaian UAS UAS 12. Mengoreksi hasil ulangan SK KS 13. Membuat program dan instrument penugasan terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur Program PR

Buku Penugasan: dan tugas

mandiri 14. Mendokumentasikan hasil-hasil penugasan butir 13 Soal/peker15. Memiliki dan mengisi nilai pada buku daftar nilai dan berisi Nilai UH,UTS,UAS,N Tugas,Remidi Nilai 16. Melakukan analisis hasil evaluasi UH Analisis 17. Menyusun dan melaksanakan program remedial Remidial 18. Menyusun dan melaksanakan program pengayaan Pengayaan 19. Mendapat tugas tambahan dan memiliki data administrasinya tugas tamb 20. Memiliki buku agenda mengajar Pemblj. 21. Memiliki buku Permendiknas no.22,23 dan no.20/2007 tentang SI,SKL,Std.Pen. 22. Memiliki buku-buku panduan pembelajaran berkait pembelajaran (Psikologi,Metode,

Buku jaan Siswa Daftar Buku Buku Buku SK KS RH/Jurnal Referensi

Referensi dg

Majalah/Jurnal 23. Melakukan pengembangan bahan ajar alat pekarya 24. Memiliki karya ilmiah popular KTI: Ilmiah, 25. Memiliki hasil PTK/PTS PTK/PTS Makalah dsj. Membuat sendiri Membuat Tinjauan Ilmiah ) Membuat raga hasil

Diposkan oleh totokjp di 07:02 1 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Label: KKPS

Rabu, 16 Maret 2011PROGRAM KERJA PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012 KAB.PEKALONGANBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan delapan standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiyaan dan standar penilaian pendidikan. Standar-standar tersebut di atas merupakan acuan dan sebagai kriteria dalam menetapkan keberhasilan pendidikan. Salah satu standar yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidkan yang memegang peran strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2008 tentang guru dalam pasal 15 ayat 4 dinyatakan pengawas adalah guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan, dengan tugas pembimbingan,dan pelatihan professional guru dan tugas pengawasan.Agar pengawas sekolah dapat melaksanakan tugas dan peran dengan baik maka sebelum melaksanakan tugas harus menyusun program kerja pengawas sekolah tahunan dan semesteran. B. Landasan 1. Undang-undang nomor : 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2. Undang-undang nomor : 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , 3. Peraturan pemerintah nomor : 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, 4. Peraturan Pemerintah nomor : 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, 5. Peraturan Pemerintah nomor : 74 tahun 2008 tentang Guru, 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 39 tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Sekolah, 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor : 16 tahun 2009,Tentang Jabatan fungsional guru dan angka

kreditnya. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan . 9. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, 10. Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, 11. Permendiknas No. 53 tahun 2006 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi TK/RA 12. Permendiknas No. 11 tahun 2007 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi SD/MI, 13. Permendiknas RI Nomor. 12 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah, 14. Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah 15. Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualitas Akademik & Kompetensi Guru, 16. Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Porses, 17. Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarpras Pendidikan, 18. Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Penilaian Pendidikan, 19. Permendiknas No. 19 tahun 2008 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan Program Kerja Pengawasan Sekolah bertujuan : 1. Meningkatkan kualifikasi pendidikan melalui penilaian dan pembianaan terhadap teknis dan administrasi pendidikan di sekolah. 2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas segenap sumber daya pendidikan dan lingkungan pendidikan dalam rangka menunjang peningkatan kualitas pendidikan. 3. Memberikan pedoman dan kejelasan bagi pengawas sekolah dalam menyusun program tahunan dan semester pengawas sekolah. 4. Memberikan arahan satuan pendidikan agar dapat melaksanakan Standar Nasional Pendidikan. D. Visi, Misi 1. Visi Dengan kegiatan pengawasan yang efektif dan efisien dapat terwujud sekolah sebagai wawasan wiyata mandala yang mandiri dan berprestasi. 2. Misi a. Meningkatkan kegiatan kepengawasan secara efektif dan efisien untuk mewujudkan sekolah yang mandiri dan berprestasi. b. Memberikan motifasi warga sekolah agar dapat mewujudkan sekolah yang mandiri dan berprestasi c. Meningkatkan kualitas pembinaan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sekolah yang lebih optimal d. Meiningkatkan keprofesionalisme pengawasan e. Meningkatkan koordinasi antar lembaga kepegawaian yang ada. E. Sasaran dan Target Pengawasan Sasaran adalah Sekolah yang menjadi binaan Pengawas Sekolah didalamnya termasuk pendidik dan tenaga kependidikan F. Ruang Lingkup Pengawasan Sesuai dengan PP 74 tahun 2008 tentang tugas pokok pengawas sekolah meliputi kepengawasan akademik dan kepengawasan majerial. Adapun ruang lingkup Kepengawasan Akademik meliputi : 1. Pembinaan guru 2. Pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah yang terdiri atas standar isi, standar kompetensi lulusan,standar proses, standar penilaian pendidikan. 3. Penilaian kinerja guru 4. Pembimbingan dan pelatihan guru profesional 5. Penilaian kinerja guru pemula dalam program induksi guru pemula 6. Pengawasan pelaksanaan program Induksi Guru Pemula, dan

Kepengawasan Manajerial meliputi : 1. Pembinaan Kepala Sekolah 2. Pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah yang terdiri atas standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan pendidikan, dan standar pembiayaan 3. Penilaian kinerja Kepala Sekolah Diposkan oleh totokjp di 06:17 1 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Label: UPT Dik Kedungwuni

Sabtu, 12 Maret 2011pemeriksaan dari inspektoratHari Jum'at ini tgl 11 maret 2011 bertempat di kpri mandiri kdw kab.pkl para profesional di lingkungan upt dik kdw dari angkatan 2006-2009 telah dilaksanakan persiapan n kesiapan dlm menyambut pelaksanaan waskat yg merupakan was internal yg akan dilaksanakan oleh lembaga inspektorat kab. Teman2 sejawat yg berpredikat profesional ini kelak merupakan pioner dalam membuktikan kinerjanya yang mampu menguasai kompetensi dalam menjalankan tupoksinya.Semoga predikat yg telah disandang sesuai dg angkatannya dan telah menikmati hasilnya, maka berharap pula pada hasil akhir yg diperoleh( out came/out put ) berupa prestasi peserta didiknya dapat terwujud. Tentunya predikat tsb terus dan terus serta masih tetap melekat di pundak para pejuang pencerdas bangsa ini ( walau sebutan sekarang sudah bukan lagi "Oemar Bakri", tetapi malah ironisnya lagi disebut sebagai " orang yang sensitif " karena berkaitan dg hak2nya ). Pada hal perlu diingat2 bahwa keprofesionalan dg segala hak2nya yg melekat bukanlah sebuah Hak paten, namun tidak lebih dari sebagai reward saja bagi pelaku2 yg terpilih(disebut:profesional bila kinerjanya mempunyai keahlian sesuai dg tuntutan kompetensinya sesuai tupoksi yg diembannya), bilamana suatu ketika penyandang predikat itu tidak sesuai/telah dinyatakan tidak layak lagi dlm menyandangnya, tentu sah2 saja lembaga yg berkompten berhak mencabutnya/menghentikan dg segala fasilitas yg diterima.Oleh karena itu mari kita sama2 berbuat/melaksanakan tupoksi ini dengan benar2 profesional yg pada gilirannya predikat"penghargaan ini" tetap disandang selama dan sampai purna tugas. Semoga Allah SWT meridhoi kita dan berharap rezeki yg kita terima n telah dinikmati ini menjadi rezeki yg halalan toyibban. Amiiinn... Diposkan oleh totokjp di 19:17 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Label: UPT Dik Kedungwuni

Minggu, 24 Oktober 2010Menakar PELAKSANAAN KEGIATAN KKG program BERMUTU di 3 GUGUS UPT KEDUNGWUNI KAB. PEKALONGAN Oleh : Totok JP (Pengawas TK/SD, DCT Kab. Pkl) Peningkatan mutu pendidikan khususnya pada jenjang sekolah dasar telah menjadi komitmen pemerintah yang harus diwujudkan secara nyata. Salah satu cara yang ditempuh untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia yaitu guru. Hal ini disebabkan karena guru/pendidik merupakan faktor yang sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran. Oleh sebab itu guru dalam

melaksanakan tugasnya dituntut secara profesional. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen, guru harus memiliki pendidikan serendah-rendahnya Strata 1 atau Diploma IV. Disamping itu harus memiliki empat kompetensi yaitu Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Sosial. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang tersebut yang telah dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Maka mau tidak mau tuntutan sebagai seorang profesional harus dipenuhi. Hal ini sesuai dengan Propenas jangka panjang antara lain standar kualifikasi guru serendah-rendahnya Strata 1 atau Diploma IV harus sudah tuntas di tahun 2015. Demikian pula dengan adanya perubahan paradigma pendidikan di era globalisasi ini mengharuskan adanya perubahan pola pikir (mindset) dan pola tindak (actionset) bagi guru terutama dalam mengimplimentasikan dan mengembangkan kurikulum (KTSP) yang berlaku sekarang. Perubahan pola pikir dan pola tindak bagi guru dalam mengelola kelas dan melaksanakan pembelajaran. Hal ini menuntut keberadaan guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan khususnya layanan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007). Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru perlu adanya wadah yang mampu menampung berbagai masalah pembelajaran yang dialami guru serta cara-cara pemecahannya. Maka dengan adanya wadah kegiatan bagi guru berupa Kelompok Kerja Guru (KKG) diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensinya serta adanya peningkatan CPD (Continous Professional) atau PPKHB (Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar) bagi guru-guru yang belum berijazah Srata 1 (S1) Keberadaan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang sudah berjalan hampir tujuh belas tahun, dirasakan banyak mengalami pasang surut dalam pelaksanaan kegiatannya, khususnya pada saat pelaksanaan kegiatan KKG program BERMUTU pada tahun pelajaran 2008/2009. Oleh karena itu untuk menjaga keberadaanya tetap sinergi, maka diperlukan adanya revitalisasi atau pemberian dana pendampingan berupa dana block grand pemberdayaan dana KKG. Upaya pemberdayaan KKG dilaksanakan karena intensitas dan kebermaknaan kegiatan tersebut dimaksud kurang optimal dan banyak masalah yang harus dihadapi. Permasalahan selama ini yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan KKG pada kenyataannya di daerah-daerah masih banyak kelemahan dan kurang sinerginya antara pelaksana dengan pengambil kebijakan.Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor. Demikian halnya permasalahan juga dialami dalam pelaksanaan kegiatan KKG di wilayah kabupaten Pekalongan provinsi Jawa Tengah.Dengan kondisi alam yang berbeda antara daerah atas dengan daerah bawah. Permasalahan yang timbul tidak hanya ada pada daerah di atas (wilayah pegunungan), namun pada keadaan di wilayah pinggiran ( perkotaan dan sekitarnya ) juga mengalami hal serupa. Dalam hal ini juga dialami di wilayah kecamatan Kedungwuni kabupaten Pekalongan yaitu di ke tiga gugus daerah binaan UPT Pendidikan Kedungwuni baik pada KKG reguler maupun pada KKG program BERMUTU. Permasalahan-permasalahan itu antara lain : 1. Pada daerah/wilayah pegunungan masih ada sekolah-sekolah yang belum tersentuh jaringan listrik. 2. Demikian halnya belum semua sekolah dapat mengakses jaringan internet. 3. Minimnya sarana prasarana yang dimiliki untuk menunjang pelaksanaan kegiatan dalam pembelajaran, misalnya : komputer/laptop, LCD, sound system. 4. Manajemen KKG yang kurang optimal. 5. Program-program KKG kurang menyentuh dan kurang signifikan dengan kebututuhan guru ( materi KKG reguler ) 6. Kemampuan pengetahuan dan ketrampilan tentang ICT masih kurang. 7. Kemampuan pengembangan profesional melalui Karya Tulis Ilmiah/PTK masih rendah. 8. Hasil UASBN, tahun 2008 /2009 tingkat gugus dan kecamatan masih rendah .

Disamping permasalahan tersebut diatas, dilihat dari sumber dana dalam melaksanakan KKG masih dirasakan kurang memadai. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk merevitalisi kelompok kerja yang ada dan dukungan dana berupa bantuan langsung. Pemberian dana bantuan langsung kepada KKG berupa pemberian block grant ,yaitu dengan adanya program BERMUTU. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Topografi wilayah kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan propinsi Jawa Tengah, terletak di daerah dataran rendah. Kecamatan Kedungwuni merupakan satu diantara sembilan belas kecamatan yang mendapatkan dana bantuan langsung mitra bersama program BERMUTU di kabupaten Pekalongan. Letak kecamatan ini merupakan daerah penghubung antara kabupaten dan kota Pekalongan dan sebagai sentralnya pendidikan di kota Santri ini. Sistem dan jenjang pendidikan yang berkembang di Kedungwuni terdiri dari jenjang pendidikan dasar menengah, terdiri dari sekolah dasar, sekolah menengah dan sekolah tinggi yang sederajat. Berdasarkan data pendidikan di Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kedungwuni, wilayah Kedungwuni yang terdiri dari 19 desa/kelurahan memiliki 29 SD Negeri dan 8 SD Swasta, TK 19. Dan tergabung dalam empat daerah binaan (gugus) SD Inti. Keempat daerah binaan tersebut, pada tahun anggaran 2009/2010 dari empat dabin, tiga diantaranya mendapatkan kuota dana bantuan langsung (DBL) program BERMUTU. Satu dabin yang belum mendapatkan DBL yang terdiri dari lima sekolah dasar negeri ikut digabungkan pada ketiga dabin yang mendapat DBL dan delapan sekolah dasar swasta tetap menyelenggarakan KKG reguler yang didanai sendiri. Menurut banyaknya jumlah murid keseluruhan adalah 7160 peserta didik. Dengan jumlah guru terdiri dari guru PNS sejumlah 241, dan guru wiyata bakti ada 15, serta guru kontrak sejumlah 149 orang. Sedangkan tenaga mengajar (guru) menurut ijazah yamg dimiliki terdiri dari : 1. Kepala SD dengan ijazah SPG = 2, D2 = 10, S1 = 23. 2. Guru Kelas dengan ijazah SMA = 1, SPG = 22, PGA = 1, D2 = 116, S1 = 18. 3. Guru Agama dengan ijazah PGA = 1, D2 = 27, S1 = 3. 4. Guru Penjas dengan ijazah SGO = 3, D2 = 11, S1 = 1. 5. Guru Bahasa Inggris dengan ijazah S1 = 2 6. Guru Wiyata Bakti dengan ijazah D2 = 7, D3 = 1, S1 = 5. 7. Guru Kontrak dengan ijazah SMA = 45, SPG = 7, D2 = 36, D3 = 4, S1 = 57. (Laporan bulan Kantor UPT Kedungwuni Juli 2010).

Gugus Dahlia Karakteristik Pelaksanaan kegiatan KKG pada gugus dahlia bertempat di SD Inti SDN 01 Kedungwuni. SDN 01 Kedungwuni sebagai SD Inti sangat straategis karena mudah dijangkau oleh guru-guru peserta KKG dari SD Imbasnya. Terletak dalam satu komplek kantor Unit Pelakasana Teknis Pendidikan Kecamatan Kedungwuni. Kondisi keadaan SDN 01 Kedungwuni sebagai SD Inti telah memenuhi persyaratan sebagai tempat pusat kegiatan KKG. Hal ini ditunjang dengan dimiliki fasilitas sarana dan prasarana yang cukup memadai, antara lain berupa : 1. Gedung lokal/kelas ada 6, keadaan baik semua. 2. Rumah dinas Kepala SD : 1, keadaan baik. 3. Rumah dinas penjaga SD :1, keadaan baik 4. Mushola : 1, keadaan baik. 5. Jaringan listrik 6. Jaringan air (PAM)

7. Sumur 8. Kamar mandi 9. Kamar kecil 10. 2 unit komputer dan LCD 11. Ruang UKS Keadaan murid SDN 01 Kedungwuni, memiliki murid sejumlah 265 anak, masingmasing terdiri dari : 1. Kelas I, terdiri dari laki-laki 14, perempuan 15, jumlah 29 2. Kelas II, terdiri dari laki-laki 22, perempuan 20, jumlah 42 3. Kelas III, terdiri dari laki-laki 26, perempuan 27, jumlah 53 4. KelasIV, terdiri dari laki-laki 29, perempuan 23, jumlah 52 5. Kelas V, terdiri dari laki-laki 12, perempuan 25, jumlah 37 6. Kelas VI, terdiri dari laki-laki 13, perempuan 39, jumlah 52 (Laporan bulan Januari 2010, UPT Kedungwuni) Sedangkan potensi sumber daya manusia terdiri dari para pendidik/guru sejumlah 12, dengan rincian : 1 kepala SD, 8 guru kelas, 3 guru mapel. Tenaga kependidikan terdiri dari : 1 tenaga perpustakaan dan 1 penjaga sekolah. Menurut klasifikasi atau jenjang pendidikan guru-guru di SDN 01 Kedungwuni berpendidikan S1 hanya 1 orang guru, dan 2 orang guru berpendidikan SLTA sederajat serta sebanyak 9 orang berpendidikan D2. Gugus dahlia dengan SDInti adalah SDN01Kedungwuni,mempunyai SD Imbas sebanyak 9 SD negeri merupakan sekolah-sekolah yang sudah layak dan mapan. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan masing-masing sekolah telah memiliki gedung lokal yang telah mendapatkan dana alokasi khusus dengan sarana parasana yang memadai. Jumlah guru yang betugas di wilayah gugus dahlia ada 61 orang,terdiri dari 48 guru negeri dan 13 guru tenaga kontrak/wiyata bakti. Sedangkan jumlah murid sebanyak 1737 siswa,sehingga rasio guru dan siswa menjadi 1:29. Sedangkan menurut tingkat pendidikan guru yang bertugas di wilayah gugus dahlia terdiri dari 18% berpendidikan S1, dan 64% berpendidikan D2,serta 18% masih berijazah SPG atau yang sederajat. Adapun jarak tempuh para guru ke sekolah masing-masing kurang dari satu jam. Hal ini memungkinkan tingkat keberhasilan dalam pembelajaran dapat berlangsung secara efektif sehingga tingkat kelulusan hampir 99% dan mampu melanjutkan ke jenjang sekolah menengah. Adapun SD Imbas di gugus dahlia antara lain SDN02 Kedungwuni dengan jumlah murid 177 dan guru kelas ada 6. Berikutnya SDN Bugangan dengan guru kelas ada 6,jumlah murid 130 siswa. SDN 01 Pakisputih jumlah murid 187,guru kelas ada 6. SDN Rowocacing jumlah guru kelas ada 6 dan jumlah murid 232. SDN 02 Pakisputih jumlah guru kelas ada 6 dan jumlah murid 234. Selanjutnya SDN Karangdowo dengan jumlah muird 116,guru kelas ada 6. SDN 01 Langkap guru kelas ada 6 dan jumlah murid sebanyak 224. Sedangkan SDN 02 Langkap jumlah murid ada 172 dan guru kelas ada 6. Dan SDN 04 Kedungwuni dengan jumlah murid sebanyak 252 dan guru kelas ada 6. Gugus Matahari Karakteristik Pelaksanaan kegiatan KKG di gugus matahari dipusatkan di SDInti yaitu SDN 01 Kedungwuni . Sebagai SD Inti, SDN 06 Kedungwuni juga sebagai SDSN.yang diberi kepercayaan dari dinas pendidikan kabupaten Pekalongan sejak tahun pelajaran 2008/2009. Banyak prestasi yang telah dicapai baik dibidang akademik maupun bidang ekstra kurikuler. Pada bidang aksdemik antara lain pernah menjuarai lomba OSN/Olympiade MIPA tingkat kabupaten,kejuaraan LCC maju ke tingkat propinsi dan masuk 27 besar,Lomba kreativitas siswa,lomba Siswa berprestasi mewakili kabupaten maju ke tingkat propinsi. Disamping itu dalam bidang ekstra kurikuler antara lain pernah menjuarai lomba LCC dokter kecil,lomba sekolah sehat, lomba

festival anak sholeh,POPDASENI,Jambore,Lomba Tingkat Penggalang dan Pesta Siaga, kegiatan-kegiatan tersebut ada yang maju ke tingkat kabupaten maupun tingkat karesidenan dan propinsi. SDN06 Kedungwuni sangat strategis, karena terletak dalam satu komplek dengan SDN05 Kedungwuni dan berdekatan dengan lembaga pendidikan serta lembaga pemerintahan. Karena berdekatan dengan sekolah menengah pertama,sekolah menengah kejuruan, MA,MTs,MI,Komplek Islamic Center,KUA,PPA,dan PUSKESMAS. Kondisi dan keadaan SDN06 Kedungwuni sebagai SD Inti cukup representativ karena sarana dan prasarananya cukup memadai.

Sebagai pusat kegiatan KKG fasilitas yang dimiliki cukup memadai,antara lain : 1.Gedung/lokal (semua dalam keadaan sangat baik) karena telah mendapat DAK. 2.Gedung Perpustakaan 3.Rumah Dinas Penjaga sekolah 4.Ruang Guru 5.Ruang UKS 6.2 unit komputer dan LCD 7.Sumur 8.Kamar mandi 9.Kamar kecil 10.Jaringa listrik 11.Jaringan air/PAM. Keadaan murid SDN 06 Kedungwuni berjumlah 272 siswa dengan rincian : 1.Kelas 1 , Laki-laki : 30 Perempuan : 20 Jumlah : 50 2.Kelas 2 , Laki-laki : 17 Perempuan 20 Jumlah : 37 3.Kelas 3 , Laki-laki : 30 Perempuan : 19 Jumlah :39 4.Kelas 4 , Laki-laki : 21 Perempuan : 29 Jumlah : 50 5.Kelas 5 , laki-laki : 25 Perempuan : 22Jumlah : 47 6.Kelas 6, Laki-laki : 22 Perempuan : 17 Jumlah : 39. (Laporan bulan Januari 2010,UPT Kedungwuni). Potensi sumber daya manusia terdiri dari tenaga pendidik/guru dan tenaga kependidikan sebanyak 10 orang, dengan rincian : 1 kepala SD, 6 guru kelas dan 3 guru mapel . Tenaga kependidikan ada 3, yaitu 1 penjaga sekolah dan 1 tata usaha dan 1 tenaga perpustakaan. Sedangkan menurut jenjang kependidikan guru-guru di SDN 06 Kedungwuni, dengan rincian sebagai berikut: 5 berpendidikan S1 dan 5 berpendidikan D2. Gugus matahari dengan SD Inti SDN06 Kedungwuni mempunyai 9 SD Imbas SD negeri merupakan sekolah-sekolah yang sudah mapan dan layak. Hal ini dapat dilihat dari keberadaannya masing-masing sekolah telah mendapat dana alokasi khusus baik gedung maupun sarana prasarananya. Jumlah guru yang bertugas di wilayah gugus matahari ada 60 orang, terdiri dari 54 guru negeri dan 6 guru kontrak. Sedangkan jumlah murid ada 1385 siswa. Sehingga rasio guru dan murid,adalah 1 : 23. Menurut jenjang pendidikan guru yang bertugas di gugus matahari, terdiri dari 11 orang berpendidikan S1, dan 44 berijazah D2, serta 5 guru masih berijazah SPG atau yang sederajat. Adapun jarak tempuh para guru ke sekolah masing-masing kurang dari satu jam. Dengan demikian memungkinkan tingkat keberhasilan dalam pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Sehingga tingkat kelulusannya mampu untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama. Sedangkan SD Imbas dari gugus matahari terdiri dari : SDN 05 Kedungwuni,dengan jumlah murid 140 dan guru kelas ada 6. SDN 01 Podo jumlah murid ada 253,guru

kelasnya ada 6.Berikutnya SDN Pajomblangan dengan guru kelasnya ada 6,jumlah murid 139. SDN Kwayangan jumlah murid 102,guru kelas ada 6. SDN Salakbrojo jumlah murid 181,guru kelas sebanyak 6. SDN Proto jumlah murid 112 ,guru kelas ada 6.SDN Tosaran jumlah murid 167,guru kelas:6.SDN 07 Kedungwuni dengan jumlah murid 127,guru kelas:6. SDN Tangkiltengah jumlah murid sebanyak164,guru kelas ada 6. Gugus Mawar Karakteristik Pusat pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Guru program BERMUTU di gugus mawar bertempat di SD Inti SDN 08 Kedungwuni. Dengan SD Imbasnya sejumlah 8 SDNegeri. Profil SDN 08 Kedungwuni yang didirikan tahun 1986, merupakan sebuah sekolah dasar negeri yang paling muda usianya bila dibanding dengan sekolah dasar negeri lainnya. Walaupun baru dua pupuh empat tahun berdirinya, namun sudah banyak prestasi yang dicapainya khususnya dibidang olahraga. Prestasi yang pernah dicapai oleh SDN 08 Kedungwuni,antara lain menjuarai beberapa kali kejuaraan lomba atletik/kids atletik baik tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi Jawa Tengah, bahkan pernah maju ke tingkat regional dan nasional. Dalam lomba POPDASENI,Jambore,LT Penggalang Ramu,Pesta Siaga juga pernah menjuarainya baik di tingkat kabupaten maupun tingkat karesidenan. SDN 08 Kedungwuni sebagai SD Inti letaknya sangat strategis karena dikelilingi oleh lembaga pendidikan,lembaga pemerintahan dan sarana rekreasi. Terletak diantara sekolah menengah pertam,kantor telkom,gendung NU kabupaten,kantor kelurahan dan kantor kecamatan, masjid besar serta stadion olehraga serta lapangan rekreasi hiburan. Sebagai pusat kegiatan pelaksanaan KKG, SDN 08 Kedungwuni mempunyai cukup sarana prasarana yang memadai antara lain : 1. 2 unit gedung ( gedung/lokal bertingkat ) 2. 1 unit gedung pertemuan 3. Kantor sekolah 4. Rumah dinas kepala sekolah 5. Rumah dinas penjaga sekolah 6. 2 unit komputer dan LCD 7. Kamar mandi 8. Kamar kecil 9. Sumur 10. Jaringan listrik 11. Jaringan air/PAM 12. Jaringan telepon . Keadaan murid SDN 08 Kedungwuni jumlah seluruhnya ada 200 siswa,terdiri dari : 1. Kelas 1 , L ; 9 P : 25 2. Kelas 2 , L :17 P : 37 3. Kelas 3 , L : 16 P : 22 4. Kelas 4 , L : 22 P : 13 5. Kelas 5 , L : 15 P ; 34 6. Kelas 6 , L :15 P : 31. ( Laporan bulan Januari 2010,UPT Kedungwuni ). Potensi sumber daya manusia yang dimiliki SDN 08 Kedungwuni terdiri dari tenaga pendidik/guru dan tenaga kependidikan sebanyak 13 orang terdiri dari : 1 kepala sekolah, guru kelas ada 6, guru mapel; 3, tenaga perpustakaan dan tata usaha masingmasing 1 orang dan penjaga sekolah 1 orang. Status kepegawaian, terdiri dari PNS :9 dan 3 orang tenaga kontrak. Menurut jenjang pendidikan guru-guru di SDN 08 Kedungwuni,berpendidikan S1: 6 orang, berijazah D2 :3 dan 1 orang berpendidikan

SMA. Gugus mawar dengan SDInti SDN 08 Kedungwuni mempunyai SDImbas sebanyak 8 SDNegeri merupakan sekolah-sekolah yang telah mapan dan layak baik sarana maupun prasarananya. Hal ini bisa dilihat dari kondisi dan keadaan masing-masing sekolah sudah mendapatkan dana alokasi khusus pendidikan. Jumlah guru kelas yang bertugas di wilayah gugus mawar sebanyak 52 orang, terdiri dari 46 guru PNS dan 6 tenaga kontrak.Sedangkan jumlah muird seluruhnya ada 2032 siswa. Dengan demikian rasio guru dan siswa adalah : 1 : 39 . Menurut jenjang pendidikannya guru-guru di gugus mawar terdiri dari berpendidikan S1 ada 15 orang, dan 32 guru masih berijazah D2. SDImbas dari SD Inti SDN 08 Kedungwuni,terdiri dari : SDN 02 Podo dengan jumlah murid ada 207, guru kelas :6. SDN 03 Podo guru kelas ada 6,jumlah murid : 234.Selanjutnya SDN Kedungpatangewu jumlamurid 213,guru kelas ada 6. SDN Tangkilkulon dengan jumlah murid sebanyak 459,dan guru kelas ada 10 guru. Berikutnya SDN ambokembang jumlah murid:148,guru kelas : 6. SDN Rengas dengan jumlah murid 335 siswa, guru kelas ada 9 orang. SDN Pekajangan jumlah murid 183 dan guru kelas : 6. Serta SDN 03 Kedungwuni dengan jumlah murid sebanyak 253 dan guru kelasnya ada 6 orang. Keberhasilan Keberhasilan pelaksanaan kegiatan KKG program BERMUTU di daerah binaan ke tiga gugus UPT Kedungwuni adalah berkat sinerginya antara para pelaksana ( pengurus KKG ),Guru Pemandu,Peserta/Guru-Guru ,dengan pelaksana teknik edukatif( Pengawas Sekolah ) dan penanggung jawab pendidikan ( Kepala UPT ). Tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator pelaksanaannya. Sebagai tolok ukur indikator tersebut antara lain : 1.Pembelajaran dalam kegiatan KKG yang difasilitasi Guru Pemandu dalam memberi kan materi sesuai dengan alur pedoman dalam BBM. 2.Peserta ( Guru-Guru ) sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.Terlihat dari prosentasi kehadiran dan ketepatan waktu selama mengikuti pembelajaran. 3.Peran serta Kepala Sekolah dalam mendukung dan memberi sportivitas dalam pelak sanaan kegiatan ini. Dalam hal ini sekolah tetap masih memberi dana pendampingan dari dana BOS. 4.Peran serta aktif para Pengawas Sekolah selaku tenaga teknis pendidikan dan sebagai supervisor dalam memantau,mengawasi dan mengevaluasi seluruh rangkaian ke giatan, sehingga pelaksanaannya benar-benar terakomodir dan akuntabel. 5.Kontribusi dan keberadaan Kepala UPT selaku penanggung jawab pendidikan selalu memonitor seluruh rangkaian kegiatan. 6.Ketepatan dan keakuratan data dalam penyusunan pelaporan pelaksanaan kegiatan. 7.Prosentase kehadiran peserta ( Guru- Guru ) yang selalu tinggi. 8. Materi yang diberikan kepada peserta dalam KKG program BERMUTU difokuskan pada wawasan dan kompetensi untuk mampu melaksanakan perannya sebagai guru. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan KKG ( materi pembelajaran ) adalah sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan seperti terlihat dalam tabel di bawah ini . Tabel 1 Indikator tingkat keberhasilan pelaksanaan KKG BERMUTU di 3 Gugus UPT Kedungwuni Kab, Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009. NO. Indikator Kegiatan

Peserta Bentuk Tagihan Keterangan 1. Terlaksananya kegiatan PTK -Membuat proposal PTK -Membuat laporan PTK Tugas terstruk tur/tagihan ( Individual ) Sampai tulisan ini dibuat,untuk lap. PTK sudah terseleksi dan terkirim ke DCT,PCT 2. Tersusunnya hasil peng.kuriku Lum&perencanaan pemblj.sesuai dg Std.Isi -Menyusun RPP Sesuai dengan Pedoman Standar Isi Tugas terstruk tur/tagihan ( Individual ) Semua peserta telah membuat RPP yang sesuai Dengan pedoman Standar Isi. 3. Meningkatnya wawasan keilmu an dalam rangka penerapan KTSP di Sekolah Dasar -Membaca kritis ( Kajian Kri tis). -Membuat hasil Kajian kritis -Tugas Mandi ri (membaca) -Tugas Struktur/Individu Peserta membuat Hasil Kajian Kri Tis ( Merangkum tentang KTSP ) 4. Terlaksananya Pembelajaran inovatif berbasis PTK pada mapel yang teridentifikasi ada masalah -Open class -Observasi pem belajaran di sekolah model -Tugas Kelom pok -Tugas Mandi ri (observer) Ada peserta sebagai Guru Model.Peserta lain mengobservasi.

Peserta melihat tayangan pembela jaran inovatif (Lesson Study,PA KEM,Casse Std) lewat VCD/LCD. 5. Terlaksananya kegitan dan pemanfaatan sumber belajar berbasis TIK. Berlatih meman faatkan teknolo gi Komputer dan mengakses internet -Tugas mandi ri ( berlatih) Peserta berlatih mengetik data dengan MSWord. Dan belajar mengakses internt Kendala Pelaksanaan kegiatan kelompok kerja guru yang didanai langsung dari dana bantuan langsung program BERMUTU sudah berjalan hampir satu tahun, tentu mengalami dan memunculkan beberapa permasalahan dan kendala atau hambatan dalam pelaksanaannya. Pada umumnya hampir seluruh daerah yang mendapatkan atau kerjasama dalam program BERMUTU mengalami kendala dalam pelaksanaan kegiatan KKG . Kendala atau hambatan yang timbul dalam rangka pelaksanaan kegiatan KKG program BERMUTU di wilayah kabupaten Pekalongan antara lain : 1. Dalam penugasan sebagai Guru Pemandu pada saat pertama program ini dicanangkan terkesan mendadak, sehingga kesiapan sebagai Guru Pemandu belum optimal dalam penguasaan materi BBM. 2. Hampir sebagian besar peserta KKG ( guru-guru non S1 ) pada saat pelaksanaan ke giatan KKG kadang-kadang waktunya bersamaan dengan masuk perkuliahan baik yang perkuliahan S1 transfer maupun keikutsertaannya dalam PPKHB. 3. Pada saat pembelajaran BBM di KKG pada sesion/tahapan refleksi biasanya diakhi ri dengan tugas-tugas yang merupakan buku kerja guru dan sebagai tagihan dalam melaksanakan kegiatan KKG. Pada umumnya peserta merasa terbebani dengan tugas-tugas baik berupa tugas mandiri maupun tugas terstruktur. 4. Pada umumnya peserta KKG masih belum banyak yang menguasai ketrampilan IT. 5. Dalam penggunaan dana bantuan langsung pada pedoman/petunjuk tidak diperbolehkan untuk biaya konsumsi peserta dalam pertemuan/kegiatan rutin. 6. Kontribusi pemerintah kabupaten dalam penyediaan dana pendampingan belum sesuai dengan harapan yang diterimakan di tiap kelompok/gugus. 7. Belum mengoptimalkan sepenuhnya keberadaan DCT sebagai fasilitator/narasumber. Harapan Pelaksanaan kegiatan KKG program BERMUTU pada kenyataan yang wajib diikuti oleh semua guru kelas di sekolah dasar hendaknya jangan sampai menjadikan suatu beban. Dalam hal ini keberadaan peran dan fungsi Guru Pemandu sangat berperan dalam pembelajaran. Demikian pula dalam pendanaan pendampingan hendaknya pemerintah kabupaten/kota dapat menaikkan alokasi anggaran/dana secara khusus pada bidang pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pendidik/guru dan tenaga kependidikan. Keberadaan kegiatan peningkatan profesional dalam wadah kelompok

kerja , musyawarah kerja dan forum kelompok kerja ( KKG,MGMP,KKKS,KKPS,MKKS,FKKKS ) pada dasarnya sangat berperan sekali dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kerjasama dalam meningkatkan pemberdayaan wadah profesional seperti tersebut di atas, hendaknya dapat dilaksanakan pula pada sekolah-sekolah swasta . Selanjutnya ke depan dengan harapan semoga program BERMUTU terus dapat digulirkan secara merata di seluruh pelosok tanah air tercinta. ( Pada akhirnya tulisan ini dimaksudkan sebagai hasil refleksi pelaksanaan program BERMUTU ). Kota SANTRI, medio Oktober 2010. Diposkan oleh totokjp di 07:46 2 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Label: UPT Dik Kedungwuni

Kamis, 21 Oktober 2010Mata Anggaran Belanja Setiap kali dalam menyusun RAPBS harus mengacu pada pedoman yang telah ditentukan. Hal ini sangat penting karena dengan telah diterbitkannya suatu pedoman atau petunjuk baik berupa petunjuk pelaksanaan ( juklak ) maupun petunjuk khusus atau petunjuk teknis ( juknis ), maka dalam penyusunannya maupun nanti dalam mengimplementasikan/realisasi penggunaan anggaran ( APBS ) harus berpedoman pada juklak ataupun juknis yang telah ditetapkan ( diberlakukan ). Dalam menyusun/menetapkan mata anggaran pada RAPBS harus mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah dibakukan baik oleh pedoman dari Kemendiknas maupun oleh peraturan pemerintah daerah setempat ( pemkab ).Berikut ini secara ringkas mata anggaran belanja dalam RAPBS seperti pada petunjuk teknis penyusunan RAPBS SD Negeri yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kab.Pekalongan tahun 2010/2011,terdiri dari : 1.Belanja Pegawai (Biaya Operasi Personalia) antara lain : a. Gaji dan tunjangan , terdiri dari : 1. Gaji PNS 2. Tunjangan yang melekat dalam gaji 3. Tunjangan lain ( apabila ada ) b. Honorarium dan Insentif 1. Honorarium GTT dan PTT 2. Honorarium lainnya ( apabila ada ) c. Tambahan kesejahteraan pegawai d. Biaya pengembangan SDM Tenaga Pendidik dan Kependidikan *) 2.Belanja Barang/Jasa ( Belanja Operasi Non Personalia ) ,terdiri dari : a. 1.Belanja bahan pakai habis kantor ( ATK,fotocopy,surat menyurat,dll ) 2.Jasa Kantor ( listrik,telepon,air,internet,dll ) 3.Kegiatan Belajar Mengajar (Ujian,Ulangan,Remidi,dll) 4.Belanja bahan dan alat praktikum*) 5.Biaya penyelenggaraan perpustakaan*) 6.Biaya makanan dan minuman kantor ( rapat,penerimaan tamu) 7.Biaya kegiatan Kesiswaan/OSIS ( ekstra kurikuler,pembinaan kesiswaan)*) 8.Biaya penerimaan peserta didik baru 9.Biaya kegiatan social dan keagamaan 10.Biaya kegiatan lainnya ( apabila ada ) 11.Beasiswa

12.Dll.sesuai kebutuhan. b.Belanja Perjalanan Dinas ( belanja non personalia ) 1.Perjalanan dinas dalam daerah 2.Perjalanan dinas luar daerah c.Belanja pemeliharaan ( belanja non personalia ) 1.Pemeliharaan gedung bangunan sekolah 2.Pemeliharaan taman dan halaman 3.Pemeliharaan pagar keliling 4.Pemeliharaan alat kantor ( mesin tik,computer,dll ) 5.Pemeliharaan alat pendidikan. Diposkan oleh totokjp di 20:31 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Label: UPT Dik Kedungwuni Posting Lama Beranda Langgan: Entri (Atom)

musicWaka Waka (this Time For Africa) (the Official 2010 Fifa ....mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net

calendarFree Blog Content

LOKAL

ICT SMK GONDANG (1) KKPS (3) UPT Dik Kedungwuni (7)

Pengikut Arsip Blog

2011 (4) o Mei (1) Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Sekolah o Maret (3) INSTRUMEN MONITORING ADMINISTRASI GURU PROFESIONAL...

PROGRAM KERJA PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012 KAB.PEKAL... pemeriksaan dari inspektorat

2010 (10) o Oktober (3) Menakar PELAKSANAAN KEGIATAN KKG program BERMUTU d... Mata Anggaran Belanja Setiap kali dalam ... artikel lanjutan RAPBS o September (4) Petunjuk Teknis Penyusunan RAPBS