Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

76
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Integrasi (PNPM-MPd Integrasi) sebagai upaya mengintegrasikan system pembangunan partisipatif ke dalam sistem pembangunan daerah (reguler) serta mendorong penyelarasan perencanaan teknokratis dan politis dengan partisipatif. Program ini pada dasarnya memiliki dua agenda besar yaitu peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan pemerintahan lokal dalam penyelenggaraan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM-MPd Integrasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PNPM Mandiri Perdesaan dengan penekanan pada aspek penguatan pemerintahan lokal. Pemahaman dasar ini bahwa penguatan dan pelembagaan pembangunan partisipatif hanya dapat dilakukan apabila pemerintah daerah memiliki kebijakan dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk anggaran maupun regulasi yang berpihak kepada rakyat. Pada tataran operasional, pengintegrasian mensyaratkan adanya perencanaan pembangunan di tingkat desa melalui RPJMDesa dan RKPDesa, yang didukung dengan peningkatan manajemen pemerintahan desa sebagai basis. Pada konteks ini, efektivitas fasilitasi untuk memastikan pemerintahan desa membentuk Peraturan Desa, menetapkan APBDesa dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPj Kades) juga Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) secara rutin menjadi penting. Fasilitasi kegiatan harus dibarengi dengan peningkatan kualitas proses dan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. Yang menjadi permasalahan selama ini adalah tidak terjadinya keselarasan rencana kegiatan dan anggaran dari berbagai sumber, khususnya APBD Kabupaten. Sehingga melalui pengintegrasian ini diharapkan bahwa di Kabupaten Ciamis RPJMDesa dapat dijadikan sebagai basis didalam merencanakan pembangunan daerah melalui fasilitasi kegiatan penyelenggaraan musrenbang yang berpihak kepada masyarakat miskin sebagai upaya dari pemecahan dan tindakan berbagai permasalahan yang ada sebagaimana hasil Pengkajian Keadaan Desa (PKD). 1 | PTO PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN TA.2013 Kab.Ciamis

Transcript of Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Page 1: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Integrasi (PNPM-MPd Integrasi) sebagai upaya mengintegrasikan system pembangunan partisipatif ke dalam sistem pembangunan daerah (reguler) serta mendorong penyelarasan perencanaan teknokratis dan politis dengan partisipatif. Program ini pada dasarnya memiliki dua agenda besar yaitu peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan pemerintahan lokal dalam penyelenggaraan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat.

PNPM-MPd Integrasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PNPM Mandiri Perdesaan dengan penekanan pada aspek penguatan pemerintahan lokal. Pemahaman dasar ini bahwa penguatan dan pelembagaan pembangunan partisipatif hanya dapat dilakukan apabila pemerintah daerah memiliki kebijakan dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk anggaran maupun regulasi yang berpihak kepada rakyat.

Pada tataran operasional, pengintegrasian mensyaratkan adanya perencanaan pembangunan di tingkat desa melalui RPJMDesa dan RKPDesa, yang didukung dengan peningkatan manajemen pemerintahan desa sebagai basis. Pada konteks ini, efektivitas fasilitasi untuk memastikan pemerintahan desa membentuk Peraturan Desa, menetapkan APBDesa dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPj Kades) juga Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) secara rutin menjadi penting. Fasilitasi kegiatan harus dibarengi dengan peningkatan kualitas proses dan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.

Yang menjadi permasalahan selama ini adalah tidak terjadinya keselarasan rencana kegiatan dan anggaran dari berbagai sumber, khususnya APBD Kabupaten. Sehingga melalui pengintegrasian ini diharapkan bahwa di Kabupaten Ciamis RPJMDesa dapat dijadikan sebagai basis didalam merencanakan pembangunan daerah melalui fasilitasi kegiatan penyelenggaraan musrenbang yang berpihak kepada masyarakat miskin sebagai upaya dari pemecahan dan tindakan berbagai permasalahan yang ada sebagaimana hasil Pengkajian Keadaan Desa (PKD).

Permasalahan lainnya dari hasil evaluasi kritis didalam pelaksanaan perencanaan pembangunan selama ini diantaranya :

1. Arah kebijakan pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Ciamis 2009-2014 masih kurang dipahami secara baik oleh SKPD, kecamatan dan desa,sehingga usulan rencana pembangunan seringkali tidak sinergis dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan;

2. Data-data dasar sebagai bahan penyusunan usulan rencana program/kegiatan pada umumnya kurang akurat bahkan tidak jelas, yang disebabkan seluruh desa/kelurahan belum memiliki Profil Desa yang akurat;

3. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi masihkurang mendapat perhatian dan masih kurang dipahami para pemangku kepentingan baik di tingkat desa maupun kecamatan, karena masih belum jelas tercantum dalam perencanaan awal (Ranwal) RKPD Kabupaten;

1 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 2: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

4. Program/kegiatan Pemerintah Provinsi masih terasa belum terintegrasi, sehingga informasi dan peluang terkadang muncul ditahun berjalan;

5. Kemampuan keuangan daerah sangat terbatas, sehingga banyak program kegiatan yang direncanakan tidak dapat dilaksanakan;

6. Masih adanya program/kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagaimana dirumuskan dalam musrenbang;

7. Perencanaan partisipatif sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional belum diterapkan secara optimal;

8. Belum diterapkannya Pagu Indikatif Kecamatan yang jelas dalam bentuk penganggaran yang sinkron dengan anggaran yang direncananakan oleh TAPD,sehingga mengakibatkan tidak jelasnya prioritas-prioritas pembangunan di setiap wilayah;

9. Wilayah kecamatan belum memiliki renstra kewilayahan sebagai acuan untuk menentukan skala prioritas kecamatan;

10.Belum optimalnya sinkronisasi perencanaan pembangunan antara eksekutif (Pemerintah Daerah) dengan legislatif (DPRD), sehingga sering kali menjadi hambatan dalam pembahasan RAPBD;

11.Kebijakan pemerintah yang seringkali berubah sehingga mempengaruhi Sistem Perencanan Pembangunan Daerah; dan

12.Fungsi monitoring dan evaluasi, pengendalian dan pengawasan masih lemah, sehingga belum menjadi bagian penting dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.

Dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan proses fasilitasi yang dapat memunculkan berbagai isu penting, yaitu keselarasan penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRD dengan hasil-hasil Musrenbang desa maupun kecamatan, akomodasi usulan masyarakat dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD, serta dukungan dan implementasi regulasi di tingkat daerah (Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati) yang terkait dengan Pembangunan partisipatif diantaranya :

1) Pelaksanaan Swakelola Kegiatan oleh Masyarakat

2) Pembagian Urusan Pemerintah Kabupaten dan Desa

3) Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif atau RPJMDesa

4) Penyelenggaraan Musrenbang, dan

5) Pagu Indikatif Kecamatan (PIK)

Dari dukungan regulasi di tingkat daerah yang telah dibuat di Kabupaten Ciamis , yaitu :

1. Penyelenggaraan Musrenbang, Pagu Indikatif Kecamatan dan Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif atau RPJMDesa yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.

2. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 43 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.

3. Peraturan Daerah tentang Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Desa yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Ciamis tanggal 28 Desember 2012.

2 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 3: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Begitu pula potensi daerah dan kemampuan anggaran masih menjadi tolok ukur keberhasilan perencanaan pembangunan yang berkeadilan sebagai satu perencanaan untuk semua, sehingga kearifan lokal dari masing-masing desa dan kecamatan menjadi sebuah kebijakan didalam pengambilan keputusan di tingkat kabupaten, masih dirasakan sebuah keniscayaan.

Demikian halnya pada pelaksanaan Musrenbang RKPD Kabupaten di Tingkat Kecamatan Tahun 2012 telah diperkenalkan Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) yang dapat menjadi instrumen bagi para pemangku kepentingan di tingkat kecamatan dalam menentukan prioritas pembangunan dan Pagu SKPD (Non PIK) yang merupakan Rancangan Awal RKPD yang disusun berdasarkan Renja SKPD.

1.2. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

15. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

3 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 4: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

21. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 13 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Ciamis;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 18 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2013;

25. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 43 Tahun 2012 tentang Petumjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

26. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 53 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2013;

27. Keputusan Bupati Ciamis Nomor 147/Kpts.153-Huk/2012 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Integrasi di Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2012;

28. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/2207/PMD tanggal 18 Mei 2010 perihal Panduan Teknis Integrasi Perencanaan Pembangunan;

29. Surat Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri Nomor : 414.2/7735/PMD tanggal 7 Nopember 2012 perihal Penetapan Lokasi PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN Tahun Anggaran 2013;

30. Keputusan Bupati Ciamis Nomor 147/Kpts.112-Huk/2013 tentang Pembentukan Tim Penyusun Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Integrasi di Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2013.

1.3. Pengertian

1. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten;

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang di bahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa;

4 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 5: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

3. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

4. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan untuk melakukan penilaian terhadap hasil-hasil kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan;

5. Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman, yang memiliki kompetensi/kecakapan substansif dan teknis serta memiliki keterampilan penerapan berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang efektifitas pelaksanaan tugas memandu masyarakat dan pemerintahan desa melaksanakan tugas-tugasnya;

6. Setrawan adalah pegawai negeri sipil yang dibekali kemampuan khusus untuk dapat melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental dikalangan lingkungan pemerintah dan perubahan tata pemerintahan serta mendampingi masyarakat, khususnya dalam manajemen pembangunan partisipatif;

7. Forum SKPD (Forum yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi/sub-fungsi, kegiatan sektor dan lintas sektor) adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau gabungan SKPD sebagai upaya mengisi Rencana Kerja SKPD yang tata cara penyelenggaraannya difasilitasi oleh SKPD terkait;

8. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut SKPD adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan, Satpol PP, Lebaga Lainnya dan Staf Ahli;

9. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan;

10.Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPj) adalah laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa kepada BPD mengenai seluruh proses pelaksanaan peraturan-peraturan desa termasuk APBDesa, yang disampaikan 1 (satu) kali dalam satu tahun dalam musyawarah BPD;

11.Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD)adalah Laporan Tahunan tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa oleh Kepala Desa kepada Bupati mengenai seluruh pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di desa, yang disampaikan setelah berakhirnya tahun anggaran;

12.Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan;

13.Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;

14.Strategi adalah rumusan langkah dan cara yang tepat dan efektif untuk mewujudkan visi dan misi;

15.Jaring Asmara merupakan usulan kegiatan perencanaan pembangunan yang disampaikan oleh legislatif (DPRD) berdasarkan aspirasi masyarakat.

16.Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stake holder desa/kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/kelurahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya;

17.Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholder kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari desa/kelurahan serta menyepakati kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja SKPD Kabupaten/Kota pada tahun anggaran berikutnya.

5 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 6: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

18.Partisipasi adalah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi sebanyak-banyaknya pihak yang dapat memberikan kontribusi, terutama untuk mencapai suatu tujuan atau hasil yang telah ditetapkan;

19.Pengintegrasian adalah penyatupaduan proses perencanaan partisipatif kedalam mekanisme reguler;

20.Sinergi adalah keterpaduan dan keselarasan pendekatan, arah dan atau kebijakan untuk mencapai tujuan secara tepat;

21.Pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik;

22.Pengelolaan adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara optimal dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki, baik dalam perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut serta pengendalian maupun dalam pelestarian pembangunan;

23.Perencanaan adalah rangkaian kegiatan untuk merumuskan program dan kegiatan pembangunan yang didasarkan pada identifikasi masalah, pemetaan wilayah dan analisa para pelaku dengan menggunakan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan/hasil yang telah ditetapkan;

24.Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Instansi pemerintah;

25.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa)adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan Program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja.

26.Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa)adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa;

27.Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun;

28.Kebijakan Lokal yang selanjutnya disebut Kearifan Lokal adalah tindakan yang diambil serta berlaku dan berkembang di desa atau kecamatan yang menjadi arah dan tindakan oleh Pemerintah Daerah;

29.Pelaku Kunci Tingkat Desa terdiri dari Kepala Desa, BPD, LMPD dan KPMD.

30.Pelaku Kunci Tingkat Kecamatan terdiri dari Camat, Setrawan Kecamatan, Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) bersama institusinya, PjOK dan PL.

1.4. Tujuan

a. Tujuan Umum

Menyatupadukan sistem pembangunan partisipatif pola PNPMMPd maupun program lainnya ke dalam sistem perencanaan pembangunan (reguler) dan menyelaraskan perencanaan teknokratis, politik dengan perencanaan partisipatif.

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan pembangunan desa;

6 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 7: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

2. Mendorong penyelarasan Penjaringan Aspirasi Masyarakat oleh DPRD dan penyusunan Rencana Kerja SKPD dengan hasil-hasil Musrenbang kecamatan;

3. Mendorong penyelarasan rencana kegiatan dengan kebijakan penganggaran;

4. Meningkatkan kualitas dan prinsip-prinsip pengelolaan/manajemen pemerintahan desa;

5. Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan dan pemerintah, terutama pemerintahan desa dalam pengelolaan pembangunan partisipatif;

6. Meningkatkan kapasitas pelaku masyarakat dan aparatur pemerintahan, utamanya aparatur Pemerintahan Desa.

7 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 8: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Integrasi Musrenbang

Partisipatif(Masyarakat)

BAB II

KONSEP DAN KEBIJAKAN PNPMMPd Integrasi

2.1. Konsep PNPM-MPd Integrasi

A. Jenis Integrasi

1. Pengintegrasian horizontal, yaitu penyatupaduan proses perencanaan

PNPM-MPd maupun program lainnya ke dalam sistem perencanaan

pembangunan reguler (Musrenbang).

2. Pengintegrasian vertikal, yaitu penyelarasan perencanaan teknokratik dan

politis dengan perencanaan partisipatif

Dari kedua jenis integrasi tersebut baik horizontal maupun vertikal, merupakan sebuah konsep perencanaan didalam pengintegrasian yang pada akhirnya diharapkan menjadi titik temu integrasi yang lebih besar dan dominan sehingga digambarkan pada saatnya nanti dapat terbentuk bulat oval walaupun tidak mencapai sempurna.

8 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Proses Perencanaan PNPM-MPd / Pro-gram Lainnya

Politis(DPRD)

IntegrasiTeknokratis

(SKPD)

Page 9: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

B. Ranah Integrasi

Penjelasan :

1. INTEGRASI PENGGALIAN GAGASAN DENGAN PENGKAJIAN KEADAAN DESA (PKD)

Proses Pengalian Gagasan PNPMMPd dengan mempergunakan alat-alat kaji (peta sosial, kalender musim, bagan kelembagaan) yang dilakukan dalam pertemuan kelompok perempuan, pertemuan dusun dll, menjadi kegiatan Pengkajian Keadaan Desa (PKD).

2. INTEGRASI MMDD DENGAN RPJMDesa

a. Kegiatan Menggagas Masa Depan Desa (MMDD) PNPM-MPd sebagai dasar proses penyusunan RPJMDesa;

b. Pembahasan dan pengambilan keputusan dalam proses penyusunan RPJMDesa dilaksanakan dalam forum musyawarah sesuai ketentuan dan prinsip-prinsip PNPM-MPd;

c. Forum Musyawarah dimaksud adalah Musyawarah Desa (Musdes) yang dilakukan khusus untuk membahas rancangan RPJMDesa;

d. Hasil Musdes RPJMDesa dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Kepala Desa, Pimpinan Musyawarah dan 3 (tiga) orang wakil masyarakat.

9 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

MUSRENBANGKabupaten

FORUMSKPD

MUSRENBANGDesa

MUSRENBANGKecamatan

RiviewRPJMDesa/

Pengkajian Keadaan Desa

(PKD)

MMDD

Penggalian Gagasan

MADpenetapan

Pelaksanaansesuai PTOPNPM-MPd

MADprioritas

RKPDesaUsulan

Page 10: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

3. INTEGRASI MUSYAWARAH DESA PERENCANAAN DAN MKP DENGAN MUSRENBANGDESA

a. Proses Musyawarah Desa (Musdes) Perencanaan dan Musyawarah Kelompok Perempuan (MKP) dilaksanakan sesuai ketentuan PNPM MPd;

b. Musdes Perencanaan dan MKP sebagai kegiatan di dalam proses Musrenbang Desa;

c. Musrenbang Desa dimaksud sebagai forum masyarakat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan RKPDesa tahun sebelumnya dan pembahasan draft RKPDesa satu tahun yang akan datang;

d. Musrenbang Desa dimaksud melakukan review usulan-usulan kegiatan yang belum terlaksana tahun sebelumnya untuk dipertimbangkan kembali sebagai usulan yang dituangkan dalam DU-RKPDesa;

e. Hasil kegiatan Musrenbang Desa dimaksud untuk merencanakan usulan 1 (satu) tahun kedepan (N+1) adalah:

1. Usulan kegiatan yang akan didanai APBDesa yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PAD);

2. Usulan kegiatan yang akan didanai ADD;

3. Usulan kegiatan yang akan diajukan untuk didanai BLM PNPMMPd sesuai ketentuan PNPMMPd, maupun program lainya sesuai dengan ketentuan dalam program tersebut;

4. Usulan kegiatan yang akan diajukan untuk didanai APBD melalui Musrenbang Kabupaten, baik melalui Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) maupun Non PIK;

5. Usulan kegiatan yang akan didanai oleh sumber dana lain.

6. Menyepakati utusan/delegasi desa untuk mengikuti Musrenbang di Tingkat Kecamatan;

7. Membentuk Tim Penyusun RKPDesa, untuk melaksanakan penyusunan DU-RKPDesa yang diusulkan melalui Musrenbang di Tingkat Kecamatan.

Hasil tersebut diatas dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Kepala Desa, Pimpinan Musyawarah dan 3 orang wakil dari masyarakat.

f. Tim Penyusun RKPDesa merumuskan finalisasi hasil pembahasan di atas untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa.

g. MAD Prioritas Usulan dilaksanakan sesuai ketentuan PNPMMPd pada tahun sebelumnya (N-1), setelah dilaksanakan verifikasi usulan kegiatan sesuai proposal usulan yang diusulkan berdasarkan RKPDesa Tahun N+1

4. INTEGRASI MAD PENETAPAN USULAN (MAD III) DENGAN MUSRENBANG KECAMATAN

a. Proses MAD Penetapan Usulan (Pendanaan) dilaksanakan sesuai ketentuan PNPMMPd yang dilaksanakan pada proses penyelenggaraan Musrenbang RKPD di Tingkat Kecamatan;

b. Bahan masukan kegiatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan adalah :

1. Kompilasi hasil Musrenbang Desa;

2. Prioritas Kecamatan berdasarkan Renja Kecamatan dan UPTD;

10 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 11: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

3. Rancangan Awal RKPD dan Daftar Pagu Indikatif Kecamatan.

4. Prioritas usulan kegiatan yang didanai BLM PNPM-MPd maupun Program lainnya tahun berjalan sesuai ketentuan program tersebut;

c. Hasil kegiatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan adalah:

1. Daftar usulan kegiatan yang didanai ADD;

2. Daftar rencana usulan kegiatan yang akan didanai BLM PNPM-MPd maupun Program lainnya, sesuai ketentuan program tersebut;

3. Usulan kegiatan yang didanai BLM PNPM-MPd maupun Program lainnya tahun berjalan sesuai ketentuan program tersebut;

4. Prioritas usulan kegiatan yang akan diajukan ke Musrenbang Kabupaten untuk didanai APBD, baik melalui Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) maupun Non PIK.

5. Daftar utusan/delegasi kecamatan untuk mengikuti kegiatan Forum SKPD dan Musrenbang di Tingkat Kabupaten.

d. Hasil kegiatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Camat, Pimpinan Musyawarah dan unsur yang mewakili peserta musrenbang;

e. Camat menetapkan usulan kegiatan PNPM MPd sesuai hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan dengan Surat Penetapan Camat (SPC);

f. Camat menyampaikan laporan hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan kepada Bappeda.

C. Anasir / Unsur-unsur yang diintegrasi

Yang diintegrasikan adalah sistem, unsur-unsur sistem dimaksud adalah:

1. NIILAI/PRINSIP

Nilai-nilai yang diwujudkan sebagai prinsip dalam pelaksanana PNPM-MPd, diintegrasikan dalam pelaksanaan pembangunan desa yang dikelola secara reguler.

2. MEKANISME PEMBAHASAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Ketentuan dan tatacara yang menjamin terlaksananya proses pembahasan dan pengambilan keputusan perencanaan pembangunan dalam Musyawarah Desa dan MAD dilakukan secara terbuka, partisipatif dan berpihak kepada masyarakat miskin diintegrasikan dan diselaraskan dengan proses pengambilan keputusan di dalam pelaksanaan Musrenbang. Untuk menyelaraskan proses pembahasan dan pengambilan keputusan maka disepakati dan ditetapkan Tata Tertib Musrenbang dan Diskusi Kelompok.

3. MEKANISME PROSES PERENCANAAN

Proses perencanaan PNPMMPd, mulai dari MMDD, Musdes Perencanaan, Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas dan Penetapan (Pendanaan) diintegrasikan ke dalam proses reguler, yaitu penyusunan RPJMDesa dan review rencana kegiatan tahunan (RKPDesa), Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan. Integrasi Program akan mengakhiri kelemahan mendasar perencanaan PNPM-MPd yang berulang dan adhoc, sekaligus meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan desa.

11 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 12: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

4. MEKANISME PENGELOLAAN KEGIATAN

Pengelolaan kegiatan secara swakelola oleh masyarakat, yang menjadi salah satu keunggulan PNPMMPd diintegrasikan agar terwujud pola standar pengelolaan kegiatan yang didanai dari berbagai sumber (ADD, Swadaya, Program, APBD dll).

5. MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN

Ketentuan dan tatacara pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan secara terbuka dan akuntabel sebagaimana diterapkan dalam PNPM-MPd diintegrasikan ke dalam mekanisme pembangunan desa sehingga tercipta pola standar pertanggungjawaban pengelolaan pembangunan desa.

6. PELAKU

Pengintegrasian pelaku berarti meleburkan fungsi ke dalam dan pendaya-gunaan personil pelaku program oleh lembaga-lembaga reguler (LPMD, Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa,KPMD, BKAD dan pelaku lainnya di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan).

2.2. Kebijakan PNPMMPd Integrasi

Pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan.

Nilai-nilai dasar tersebut diharapkan mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM MPd Integrasi.

1. Tujuan :

a. Umum :

Menyatupadukan sistem pembangunan partisipatif pola PNPM-MPd ke dalam sistem pembangunan reguler dan menyelaraskan perencanaan teknokratik, politis dengan perencanaan partisipatif;

b. Khusus :

Meningkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan pembangunan di tingkat desa;

Mendorong penyelarasan Penjaringan Aspirasi Masyarakat oleh DPRD dan Penyusunan Rencana Kerja SKPD dengan hasil-hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan;

Mendorong penyelarasan rencana kegiatan dan penganggaran;

Meningkatkan manajemen pemerintahan desa;

Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan, terutama pemerintahan desa dalam pengelolaan pembangunan partisipatif;

Meningkatkan kapasitas pelaku masyarakat dan aparatur pemerintahan, utamanya aparatur Pemerintahan Desa.

12 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 13: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

2. Prinsip-prinsip Pengelolaan :

a. Desentralisasi

Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam Sistem Negara Kesatuan RI

b. Keterpaduan

Keselarasan dan kesatupaduan kebijakan, arah dan atau tindakan berbagai aspek kegiatan

c. Efektif dan Efisien

Proses (langkah dan cara kerja) dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin

d. Prioritas

Masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfatan untuk pengentasan kemiskinan

e. Partisipatif

Membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi sebanyak-banyak pihak yang dapat memberikan kontribusi, terutama untuk mencapai suatu tujuan atau hasil yang telah ditetapkan

f. Transparansi dan akuntabel

Masyarakat memiliki akses yang terbuka terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan dapat dipantau dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, administratif maupun legal

g. Keberlanjutan

Mendorong tumbuhnya rasa memiliki sehingga lahir tanggung jawab untuk menjaga, mendayagunakan, mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan sistem

h. Pemberdayaan

Upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas, kemandirian dan kesejahteraannya.

3. Kerangka Kerja :

a. Otonomi Daerah

Integrasi Program dilaksanakan dalam kerangka kerja Otomi Daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban (daerah otonom) untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Pemberdayaan Masyarakat

Integrasi Program menjadi sarana peningkatan kedaulatan rakyat dalam pelaksanaan pembangunan.

13 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 14: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

c. Penguatan Demokrasi

Pelaksanaan Penguatan pengintegrasian menjadi sarana bagi proses/upaya secara sadar dan terencana untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.

d. Penguatan Antar Pelaku

Pelaksanaan Penguatan pengintegrasian oleh :

• PEMERINTAH, meliputi : Penguatan Komitmen dan Reorientasi Kebijakan Pembangunan ;

• MASYARAKAT SIPIL, meliputi : Membangun Kesadaran Kritis dan Peningkatan Kapasitas ;

• MASYARAKAT POLITIK, meliputi : Keberpihakan kepada Rakyat dan Dukungan Regulasi

4. Strategi :

Terkait dengan pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif dalam upaya peningkatan kelembagaan pemerintah dan masyarakat, strategi pelaksanaan sebagai berikut :

a) Mendorong efektifitas pelaksanaan regulasi (Peraturan)

Semua kegiatan yang dilakukan berdasar pada dan untuk penguatan pelaksanaan peraturan (produk hukum) yang telah ditetapkan, yang berkaitan langsung maupun yang relevan bagi penguatan penyelenggaraan pembangunan partisipatif

b) Menyatu dengan dan menguatkan mekanisme reguler

Semua kegiatan yang dilakukan terintegrasi dan atau menjadi bagian dari kegiatan reguler sesuai dengan penyelenggaraan pemerintahan

c) Menegaskan arah / orientasi aksi

Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya dan proses Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif memiliki arah dan titik sentuh yang jelas sesuai sasarannya :

Pemerintah Daerah, diorientasikan untuk penguatan komitmen dan mendorong reorientasi kebijakan untuk penguatan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat

Masyarakat sipil, diorientasikan untuk membangun kesadaran kritis dan peningkatan kapasitas

Masyarakat politik, diorientasikan untuk meningkatkan keberpihakan kepada rakyat dan memberikan dukungan regulasi.

d. Meningkatkan kesadaran kritis masyarakat desa dalam rangka meningkatkan kapasitas dan daya tawar politis rakyat dalam pengelolaan pembangunan;

e. Mendorong Pemerintah Daerah melakukan reorientasi kebijakan untuk penguatan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat;

f. Mendorong masyarakat politik (DPRD) meningkatkan keberpihakannya kepada rakyat dan membentuk peraturan perundangan daerah yang sesuai dengan kebutuhan penguatan pembangunan partisipatif.

14 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 15: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

5. Sasaran

a. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan desa dan antar desa serta fungsi lembaga pemerintahan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa melalui penguatan jalur perencanaan partisipatif (Musrenbang), dengan menekankan penguatan perencanaan partisipatif di masyarakat dan manajemen pemerintahan desa.

b. Peningkatan kapasitas dan fungsi pemerintah daerah mendorong proses pengintegrasian sebagai wujud penguatan sistem pembangunan partisipatif melalui penguatan jalur teknokratik, dengan menekankan pada sinergi Renja SKPD dengan hasil Musrenbang Kecamatan dan keterpaduan rencana kegiatan dan anggaran.

c. Peningkatan peran DPRD mendorong proses pengintegrasian sebagai wujud penguatan sistem pembangunan partisipatif, melalui penguatan jalur politis, dengan menekankan keselarasan penjaringan aspirasi masyarakat dengan Musrenbang Kecamatan dan pembentukan peraturan daerah yang diperlukan.

6. Ketentuan Dasar

Ketentuan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif merupakan ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian.

Ketentuan dasar Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara lebih terarah. Ketentuan Dasar meliputi :

a. Desa Berpartisipasi

Seluruh desa berhak ikut berpartisipasi dalam proses atau alur tahapan. Untuk dapat berpartisipasi dalam Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif, dituntut adanya kesiapan dari masyarakat dan desa dalam menyelenggarakan pertemuan-pertemuan musyawarah secara swadaya dan menyediakan kader-kader desa yang bertugas secara sukarela serta adanya kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan dalam Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif.

b. Prioritas Kegiatan

Kegiatan yang diusulkan telah disepakati sebagai prioritas kegiatan di wilayah kecamatan yang mempunyai daya ungkit sangat tinggi terhadap capaian prioritas pembangunan daerah dalam rangka menangani permasalahan daerah yang ada di wilayah kecamatan berdasarkan Rencana Pembangunan Kecamatan dan RPJMDesa.

Memprioritaskan kegiatan yang memenuhi kebutuhan antar desa (dua desa atau lebih) dalam satu kecamatan atau antar kecamatan

c. Kriteria dan Jenis Kegiatan

Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi kriteria :

- lebih bermanfaat bagi RTM

15 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 16: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

- berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan

- dapat dikerjakan oleh masyarakat

- didukung oleh sumber daya yang ada

- memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan

Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM Pelaksanaan Pengem-bangan Sistem Pembangunan Partisipatif adalah sebagai berikut :

Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM

Kegiatan peningkatan bidang sosial budaya

Penambahan permodalan simpan pinjam untuk usaha ekonomi produktif yang dikelola kelompok perempuan (SPP)

d. Mekanisme Usulan Kegiatan

Penetapan di T ingkat K abupaten

Untuk menentukan lokasi dan alokasi BLM PNPM MPd Integrasi dan DOK PNPM MPd Integrasi, ditetapkan melalui Musyawarah Antar Kecamatan (MAK) yang dihadiri utusan dari setiap Kecamatan, diatur didalam PTO PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.

Tingkat Kecamatan

Untuk memanfaatkan dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN, setiap Kecamatan yang minimal 65% dari jumlah desanya telah memiliki RPJMDesa dan RKPDesa dengan kategori penilaian minimal cukup layak ditetapkan sebagai lokasi kecamatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.

Tingkat Desa

Untuk memanfaatkan dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN, setiap desa yang telah memiliki RPJMDesa dan RKPDesa dengan kategori penilaian minimal cukup layak dapat mengajukan usulan baru atau menambah usulan sesuai ketentuan PNPM MPd dan/atau dimanfaatkan untuk Usulan tidak boleh langsung dibiayai tetapi harus direview kembali dalam RPJMDesa

e. Swadaya Masyarakat dan Desa

Swadaya masyarakat dan desa merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tahapan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif. Orientasi setiap pelaksanaan kegiatan harus didasarkan atas keswadayaan dari masyarakat atau desa.

1. Swadaya masyarakat dan desa merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tahapan pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif pada kegiatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.

2. Orientasi setiap pelaksanaan kegiatan harus didasarkan atas keswadayaan dari masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk Uang Tunai dan/atau Material serta dapat berupa HOK yang bisa diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan.

16 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 17: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

3. Swadaya masyarakat dalam bentuk uang tunai dan/atau material dengan sasaran dari rumah tangga (keluarga) mampu, dengan tujuan untuk dapat membantu rumah tangga miskin (RTM) yang hanya bisa berpartisipasi dalam bentuk HOK.

4. Pembayaran upah kerja dalam pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi baik yang bersumber dari BLM atau Swadaya harus dibayar penuh sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan.

f. Keberpihakan kepada perempuan

Pemihakan memberi makna berupa upaya pemberian kesempatan, upaya pemihakan dan upaya perlindungan. Kegiatan dilaksanakan juga mengutamakan kepentingan dan kebutuhan kaum perempuan yang kurang beruntung, pemenuhan kebutuhan dasar, ekonomi dan politik serta perlindungan dari penguasaan aset produktif yang tidak seimbang. Sebagai salah satu wujud keberpihakan kepada perempuan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif mengharuskan adanya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan pada semua tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Kepentingan perempuan harus terwakili secara memadai dalam setiap proses pengambilan keputusan, termasuk dalam perencanaan melalui pertemuan kelompok perempuan dan keikutsertaan perempuan dalam berbagai forum pengambilan keputusan.

g. Jenis Kegiatan yang dilarang (Negative list)

Jenis kegiatan yang tidak boleh didanai melalui BLM Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif adalah :

1. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau angkatan bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik

2. Pembelian senjata, bahan peledak, asbes dan bahan-bahan lain yang merusak lingkungan

3. Pembiayaan gaji pegawai negeri

4. Pembiayaan kegiatan yang memperkerjakan anak-anak dibawah usia kerja

5. Kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas perlindungan alam pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai cagar alam, kecuali ada ijin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi tersebut

6. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan terumbu karang

7. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai yang mengalir dari atau menuju negara lain

8. Kegiatan yang berkaitan dengan permindahan jalur sungai

9. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan yang luasnya lebih dari 50 Ha

10. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik

17 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 18: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

h. Sanksi

Sanksi adalah bentuk-bentuk pelaksanaan peraturan terhadap pelanggaran kesepakatan yang telah dibuat dalam Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab berbagai pihak terkait dalam pengelolaan kegiatan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif.

Sanksi dapat berupa :

1. Sanksi masyarakat (aturan lokal), yaitu sanksi yang ditetapkan melalui kesepakatan dalam Musyawarah Antar Desa (MAD). Semua kesepakatan sanksi dituangkan secara tertulis dan dicantumkan dalam berita acara musyawarah.

2. Sanksi hukum, yaitu sanksi yang diberikan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

3. Sanksi program adalah pemberhentian bantuan apabila kecamatan atau desa yang bersangkutan tidak dapat mengelola Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif, seperti : menyalahi prinsip-prinsip, menyalahgunakan dana atau wewenang, penyimpangan prosedur, hasil kegiatan tidak terpelihara atau hasil kegiatan tidak dapat dimanfaatkan. Kecamatan tersebut akan dimasukkan sebagai kecamatan bermasalah sehingga dapat ditunda pencairan dana yang sedang berlangsung.

i. Peningkatan Kapasitas Masyarakat, Lembaga dan Pemerintahan Lokal

Dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat, lembaga dan pemerintahan lokal untuk lebih mendorong pengintegrasian dengan meningkatkan keselarasan perencanaan pembangunan sebagai wujud penguatan pembangunan partisipatif, maka :

1. Disetiap desa dipilih, ditetapkan dan dikembangkan : Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/kelurahan (KPMD/K) dengan kualifikasi teknik dan pemberdayaan , Tim Penulis Usulan, Tim Pengelola Kegiatan, Tim Pemantau dan Tim Pemelihara.

2. Tingkat Kecamatan dikembangkan penguatan : Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan peningkatan kapasitas Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Badan Pengawas UPK (BP-UPK), dan kelembagaan lainnya yang bentuk dan ditetapkan melalui forum MAD.

j. Pola Hubungan Antar Pihak di dalam pelaksanaan

Kebijakan penataan organisasi kerja/kelembagaan masyarakat desa dan antar desa adalah sebagai berikut :

a. Kebijakan diarahkan untuk mendorong penguatan pembangunan partisipatif.

b. Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BKAD.

18 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 19: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

c. Standar Operasional Prosedur UPK dan kelembagaan lainnya dalam wadah kelembagaan BKAD.

d. Pola hubungan UPK dalam bentuk kesepakatan kerja sama antar desa melalui BKAD.

e. Pola hubungan BKAD dengan lembaga-lembaga lain di desa dan antar desa.

f. Penguatan organisasi UPK dalam menjalankan peran dan fungsi.

g. UPK, BP-UPK dan kelembagaan BKAD lainnya dalam menjalankan fungsinya wajib dilaksanakan sesuai standar operasional prosedur. Standar operasional prosedur dibuat dan dikembangkan mengacu kepada AD/ART BKAD yang ditelah ditetapkan oleh Forum MAD sesuai dengan fungsi yang dijalani.

h. UPK memiliki fungsi pokok dan fungsi pengembangan. Fungsi pokok UPK adalah dalam hal pengelolaan perguliran dan pengelolaan teknis program. Fungsi pengembangan UPK adalah dalam hal pembinaan kelompok, penanganan pinjaman bermasalah.

i. BP-UPK memiliki fungsi sebagai pengawas teknis dan pemeriksaan keuangan UPK, TPK dan kelompok usaha ekonomi/SPP.

j. Penguatan kelembagaan kelompok masyarakat (POKMAS) yang dilaksanakan dengan strategi pendampingan yang bersifat partisipatif, kolektif dan representatif

19 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 20: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

BAB III

PENGELOLAAN KEGIATAN

Pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif dirancang untuk mendorong munculnya program pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kondisi, kekhususan dan kebutuhan daerah.

3.1. Jenis Kegiatan

A. Kegiatan Pengintegrasian

Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendorong terwujudnya pengintegrasian yaitu :

1. Perencanaan Pembangunan Desa

1. Penyusunan atau penyempurnaan (riview) RPJMDesa

2. Penyusunan RKPDesa

3. Penguatan Penyelenggaraan Musrenbang Desa.

2. Peningkatan Manajemen Pemerintahan Desa

1. Pembentukan Peraturan Desa tentang RPJMDesa, APBDesa, dan Perdes lainnya.

2. Penyusunan LKPj Kepala Desa

3. Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD).

3. Penyelarasan Perencanaan

1. Penguatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan

2. Fasilitasi penyelarasan Jaring Asmara dengan Musrenbang (desa dan Kecamatan)

3. Fasilitasi rapat koordinasi unit perencana SKPD

4. Penguatan Musrenbang Kabupaten

4. Peningkatan dukungan Pemerintah Daerah dan DPRD

1. Fasilitasi Hearing DPRD

2. Fasilitasi penyusunan peraturan daerah (Perda)

3. Fasilitasi penganggaran melalui APBD yang berpihak kepada rakyat miskin

5. Penguatan Sosial, dengan fokus agenda PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN :

Penyusunan/Penyempurnaan RPJMDesa dan RKPDesa

Penyusunan RAPBDesa

Penguatan pelaku : KPMD, LPM, Sekdes, Kades dan BPD

Penguatan kapasitas Setrawan (Kabupaten & Kecamatan)

Penguatan kapasitas manajemen pemerintahan desa.

Penguatan sinergi perencanaan melalui penyelenggaraan musrenbang.

Penguatan pola swakelola masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan

20 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 21: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Penyusunan Peraturan Daerah untuk penyelenggaraan pembangunan partisipatif.

B. Kegiatan Peningkatan Kapasitas

1. Cakupan

Serangkaian pelatihan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) serta sikap pelaku sesuai tuntutan dan kebutuhan pengintegrasian, yang mencakup:

a. Pelatihan Pelaku Kunci di tingkat desa

b. Pelatihan Pelaku Kunci di tingkat kecamatan

c. Pelatihan Aparatur Pemerintah di tingkat kecamatan

2. Penyelenggaraan

a. Pelaksanaan pelatihan Pelaku Kunci di tingkat desa dikelola oleh BKAD atau TPM sebagai event organizer/panitia pelaksana.

b. Pelaksanaan pelatihan Pelaku Kunci di tingkat kecamatan dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja) Ruang Belajar Masyarakat sebagai event organizer/panitia pelaksana.

c. Pelatihan Aparatur Pemerintah di tingkat kecamatan dilaksanakan oleh Satuan Kerja (Satker) Kabupaten sesuai dengan ketentuan Tugas Pembantuan (TP).

3. Pengelolaan

a. Rancangan dan Modul pelatihan disiapkan oleh tim yang dibentuk dan dikoordinasikan oleh Tim Fasilitator Kabupaten PNPM MPd dan Setrawan Kabupaten.

b. Fasilitasi proses dilakukan oleh Tim Pelatih Masyarakat (TPM)

4. Tim Pelatih Mayarakat (TPM)

a. TPM dibentuk dalam rapat pembentukan yang diselenggarakan oleh BKAD

b. Anggota TPM adalah warga masyarakat kecamatan setempat yang memiliki kemampuan dibidang tertentu yang dibutuhkan untuk pengembangan potensi masyarakat

c. Jumlah anggota TPM disesuaikan dengan kondisi, daya dukung dan kebutuhan kecamatan setempat, sekurang-kurangnya 5 orang per kecamatan

d. Sebelum melaksanakan tugasnya, anggota TPM memperoleh pembekalan (TOT) yang difasilitasi oleh Tim Fasilitator Kabupaten PNPM MPd dan Setrawan Kabupaten.

5. Ruang Belajar Masyarakat (RBM)

a. Terbentuknya sistem yang memungkinkan terjadinya keberlanjutan proses belajar kolektif masyarakat.

b. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang kebutuhan peningkatan kapasitas masyarakat

c. Berkembangnya kegiatan berbasis pengalaman lokal yang memungkinkan terjadinya proses belajar kolektif masyarakat

21 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 22: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

d. Diperkuatnya jiwa, peran dan tugas pelaku dalam rangka pengembangan ruang belajar

e. Dikembangkannya tempat pelatihan masyarakat di desa, kecamatan dan kabupaten

C. Kegiatan Pendukung

a. Dasar Pemikiran

PNPM-MPd Integrasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PNPM Mandiri Perdesaan dengan penekanan pada aspek penguatan pemerintahan lokal. Pemahaman dasar ini bahwa penguatan dan pelembagaan pembangunan partisipatif hanya dapat dilakukan apabila pemerintah daerah memiliki kebijakan dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk anggaran maupun regulasi yang berpihak kepada rakyat.

Dasar pemikiran Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif merupakan ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian.

b. Tujuan

Kegiatan Pendukung bertujuan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang bersifat open menu untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat yang didanai dari sumber dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.

c. Ketentuan Umum

Adapun ketentuan pelaksanaan kegiatan dimaksud adalah :

1. Tidak termasuk usulan kegiatan yang dilarang sesuai dengan daftar larangan kegiatan/negative list yang ditetapkan PNPM-MPd

2. Memprioritaskan kegiatan yang memenuhi kebutuhan antar desa (dua desa atau lebih) dalam satu kecamatan atau antar kecamatan.

3. Penetapan lokasi kegiatan dan alokasi pendanaan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN melalui Penetapan DOK dan BLM PNPM MPd Integrasi yang disepakati di dalam Musyawarah Antar Kecamatan (MAK).

4. Ketentuan, prosedur dan tata cara pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan sesuai ketentuan PNPM-MPd.

d. Sasaran Kegiatan

Kegiatan yang diusulkan telah disepakati sebagai prioritas kegiatan di wilayah kecamatan yang mempunyai daya ungkit sangat tinggi terhadap capaian prioritas pembangunan daerah dalam rangka menangani permasalahan daerah yang ada di wilayah kecamatan berdasarkan Rencana Pembangunan Kecamatan dan RPJMDesa.

Yang menjadi sasaran kegiatan pendukung mencakup :

a. Bidang Pendidikan;

b. Bidang Kesehatan;

c. Bidang Ekonomi;

d. Bidang Sosial;

22 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 23: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

e. Bidang Prasarana, dan

f. Bidang lain (sesuai kondisi dan kebutuhan daerah khususnya yang mendukung visi dan misi RPJMDesa).

e. Jenis Kegiatan dan Ketentuan Khusus

Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM

2. Kegiatan peningkatan bidang sosial budaya

3. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk usaha ekonomi produktif yang dikelola kelompok perempuan (SPP)

Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. lebih bermanfaat bagi RTM

2. berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan

3. dapat dikerjakan oleh masyarakat

4. didukung oleh sumber daya yang ada

5. memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan

f. Mekanisme Pengelolaan

Pengelolaan kegiatan sesuai ketentuan dan tatacara yang ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan PNPM-MPd.

3.2. Output/Hasil

Output/hasil yang diharapkan dari pelaksanaan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN adalah:

1. Tersedia KPMD yang memiliki kapasitas;

2. Tersedianya Peraturan Desa tentang RPJMDesa;

3. Tersedianya Surat Keputusan Kepala Desa tentang RKPDesa;

4. Tersedianya Peraturan Desa tentang APBDesa;

5. Tersedianya peraturan (regulasi) di tingkat kabupaten yang mengatur tentang :

a. Sistem Perencanaan pembangunan Daerah dan Desa

b. Pelaksanaan Swakelola Kegiatan oleh Masyarakat;

c. Pembagian urusan Pemerintah Kabupaten dan Desa;

d. Perencanaan Pembangunan Partisipatif;

e. Penyelenggaraan Musrenbang dan Pagu Indikatif Kecamatan.

6. Terlaksananya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kepala Desa dan LPPD secara rutin;

7. Terakomodasinya usulan/hasil Musrenbang Kecamatan dalam APBD Kabupaten.

23 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 24: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Untuk melaksanakan kegiatan utama diperlukan adanya kegiatan pendukung sebagai berikut :

1). Review dan Pembuatan Peraturan Daerah

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan identifikasi keberadaan Perda yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dan desa, mengkaji ulang dan merekomendasikan rencana kerja tindak lanjut baik dalam upaya perbaikan, perubahan atau penyusunan rancangan peraturan daerah yang melibatkan stake holder dan berbagai unsur masyarakat.

2). Penetapan dan Peningkatan Kapasitas Setrawan (pelatihan, pembekalan dan pengembangan)

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas 6 (enam) orang setrawan di kabupaten, dan minimal 1(satu) orang setrawan di kecamatan.

Peningkatan kapasitas mencakup kegiatan pelatihan, workshop, dan sebagainya.

3). Peningkatan Kapasitas Manajemen Pemerintahan Desa

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Kepala Desa dan Sekretaris Desa, dan unsur Pimpinan BPD dalam melaksanakan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawabnya.

4). Peningkatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Lembaga Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

5). Pendampingan oleh Konsultan

Pola pendampingan konsultan dilakukan dengan mempertimbangkan situasi, kondisi dan kebutuhan setempat. Untuk lokasi PNPM Mandiri pendampingan dilakukan dengan mengoptimalkan peran konsultan/fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan .

6). Sosialisasi melalui Lokakarya di tingkat Kabupaten

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesamaan pemahaman mengenai sistem pembangunan daerah yang partisipatif kepada para pemangku kepentingan di kabupaten.

7). Fasilitasi Penguatan Kelembagaan BKAD

Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong BKAD dapat melaksanakan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawabnya.

8). Peningkatan Kapasitas UPK/UPKs

Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi berfungsinya UPKs pada lokasi Non PNPM MPd, atau mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang ada untuk berfungsi sebagai UPK. Peningkatan kapasitas mempunyai 2 target yaitu untuk UPKs yang baru terbentuk merupakan pelatihan pratugas dan untuk lokasi yang sudah ada UPK merupakan pelatihan penyegaran dan tambahan informasi tentang program.

9). Peningkatan Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa,

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

10). Fasilitasi penyusunan atau penyempurnaan RPJMDesa dan RKPDesa.

24 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 25: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

11). Fasilitasi Rapat Koordinasi melalui ForumSKPD.

12). Fasilitasi Penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten.

13). Fasilitasi Hearing DPRD.

14). Fasilitasi penyusunan peraturan (regulasi) di tingkat kabupaten untuk penguatan penyelenggaraan Pembangunan partisipatif.

3.3. Tahapan dan Jadwal Kegiatan

1. Perencanaan Pengintegrasian Tahun 2013-2014 dalam Tahapan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut :

a. Sosialisasi RKPD dan PNPM MPd : bulan Juli s.d. Agst’ 2013Tahun 2014 di tingkat kecamatan

b. Review RPJMDesa(disesuaikan) : bulan Agst’ s.d Sep’ 2013

1. Pengkajian Keadaan Desa (PKD)2. Penyusunan Rancangan RPJMDesa /perubahan3. Pembahasan Rancangan RPJMDesa /perubahan

c. Musdes RPJMDesa & RKPDesa : bulan Sep’ s.d Okt’ 2013

1. Penetapan RPJMDesa /perubahan

2. Penetapan Perubahan RKPDesa 2013

3. Penetapan RKPDesa2014

d. Perubahan Anggaran (APBDesa) 2013 : bulan Oktober 2013

e. Proposal Usulan Kegiatan PNPM 2014 : bulan Nopember 2013

f. Verifikasi Usulan Kegiatan PNPM 2014 : bulan Nop’ s.d Des’ 2013

g. Penyusunan RAPBDesa TA.2014 : bulan Nop’ s.d. Des’ 2013

h. MAD Prioritas Usulan PNPM 2014 : bulan Desember 2013

i. Survey dan Pembuatan Design/RAB : bulan Des’13 s.d. Jan’14

j. Umpan Balik Design/RAB : bulan Januari 2014

k. Musrenbang Desa Tahun 2014 : bulan Januari 2014

1. Sosialisasi :

RKPDesa 2014

Rancangan Awal RKPD 2015

2. Penyusunan DU-RKPDesa 2015

3. Penetapan utusan Desa

l. Penyusunan LKPj Kepala Desa & LPPD 2013 : bulan Januari 2014

m.Pembahasan /Penetapan APBDesa TA.2014 : bulan Jan’ s.d Peb’ 2014

n. Murenbang Kecamatan Tahun 2014 : bulan Pebruari 2014

o. Pengawalan Forum SKPD Tahun 2014 : bulan Peb’ s.d. Mar’ 2014

p. Murenbang Kabupaten Tahun 2014 : bulan Maret 2014

2. Pelaksanaan Kegiatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN

Tahapan kegiatan pelaksanaan dilakukan sesuai dengan usulan kegiatan PNPMMPd dengan konsep pengintegrasian yang diusulkan berdasarkan RKPDesa.

25 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 26: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

2.1. Perencanaan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN DI tingkat kabupaten dilaksanakan pada bulan Agustus s.d. Oktober

a. Pengalokasian DOK dan BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN disepakati dan ditetapkan melalui Musyawarah Antar Kecamatan berdasarkan PTO PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.

b. DOK PNPM MPd Integrasi dialokasikan untuk mendukung kegiatan Perencanaan dan Pelatihan Masyarakat yang ditetapkan melalui Surat Penetapan Camat berdasakan hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan.

c. Musyawarah Antar Kecamatan (MAK) difasilitasi oleh Tim Fasilitator Kabupaten Integrasi dan Setrawan Kabupaten, sebagai penyelenggara adalah Satker PNPM MPd/PNPM MPd Integrasi dan yang bertindak sebagai pimpinan musyawarah PjO Kabupaten.

d. Jumlah utusan kecamatan yang mengikuti MAK sebanyak 6 (enam) orang, terdiri dari : Camat, PjOK, Setrawan Kecamatan, wakil BKAD, wakil UPK, dan 1 orang wakil perempuan

2.2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Kegiatan yang didanai BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN adalah usulan kegiatan yang telah ditetapkan menjadi prioritas sesuai RKPDesa dan telah ditetapkan menjadi prioritas usulan melalui MAD Prioritas Usulan (MAD II).

b. Usulan Kegiatan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati berdasarkan hasil Musyawarah Antar Kecamatan di tingkat kabupaten.

c. Pelaksanaan Kegiatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN selanjutnya dilaksanakan sesuai ketentuan PNPM MPd.

3. Pengendalian

3.1. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa dilaksanakan oleh BPD, yang diatur melalui Tata Tertib BPD.

3.2. Kepala Desa wajib menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kepala Desa kepada masyarakat melalui BPD didalam musyawarah BPD secara terbuka, dan

3.3. Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) kepada Bupati melalui Camat setelah berakhirnya tahun anggaran.

3.4. Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa menyampaiakan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (IPPD) kepada masyarakat setelah berakhirnya tahun anggaran.

4. Pelestarian

Tahapan kegiatan pelestarian dilakukan sesuai dengan ketentuan PNPMMPd, kecuali bagi desa yang telah memiliki Peraturan Desa tentang Pelestarian hasil kegiatan.

26 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 27: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

BAB IV

PENDANAAN

4.1. SUMBER DANA

Sumber dana untuk kegiatan Penguatan Pengintegrasian berasal dari:

a. Swadaya Masyarakat;

b. BLM Kabupaten dari APBD Kabupaten (DDUB);

c. BLM Kabupaten dari APBN (DUB);

d. DOK Kabupaten dari APBN;

e. DOK RBM Kabupaten dari APBN;

f. DOK Kabupaten dari APBDKabupaten(PAP);

g. BLM Kecamatan dan/atau desa dari berbagai program yang bersumber dari APBN dan APBDProvinsi/Kabupaten;

h. Dana Alokasi Dana Desa (ADD)dari APBD Kabupaten;

i. Kontribusi dunia usaha/swasta (CSR); dan

j. Sumber lain yang tidak mengikat.

4.2. BESARAN DANA

1. Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN adalah dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), bersumber dari APBD Kabupaten melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan APBN melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

2. DOK Kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN bersumber dari Pemerintah Pusat melalui APBN.

3. DOK RBM Kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) bersumber dari Pemerintah Pusat melalui APBN.

4. Jumlah PAP Kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) dan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN sebesar 5% (lima persen) dari Jumlah Pagu BLM yang dialokasikan dalam APBD Kabupaten.

5. Jumlah dana-dana lainnya sesuai sumber dana yang diterima ditetapkan melalui APBDesa dan/atau DPA OPD.

4.3. PENYALURAN DANA

Penyaluran dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN adalah dari rekening kolektif BPNPM MPd Integrasi ditingkat Kabupaten ke rekening kolektif BPNPM MPd Integrasi Kecamatan. Pada prinsipnya, semua administrasi pencairan dan penyaluran dana PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN di Kabupaten akan dikelola dan diadministrasikan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK/UPKs) Kecamatan, termasuk administrasi kegiatan bidang sarana prasarana, bidang Ekonomi maupun bidang sosial budaya. Kegiatan administrasi di Desa dilakukan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK ).

27 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 28: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Administrasi kegiatan terdiri dari pengelolaan keuangan, administrasi dan laporan keuangan, laporan kemajuan pekerjaan, penanganan masalah, serta pendokumentasian setiap kemajuan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN tidak dikenakan pajak.

Pencairan dan penyaluran dana yang berasal dari pemerintah mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan.

Mekanisme Pencairan Dana BLM dari KPPN ke UPK

K P P N KCBIPengajuan SPM: PerintahTahapan Penyaluran PembebananSesuai Kriteria SP2 Lb 3 Kecamatan Kredit Rekening

KABUPATEN BO KPPN KPA, Perintah PembayaranPenerbit SPM,

Bendahara Kredit Rekening

KECAMATAN Pengajuan SPP : Tahapan Penyaluran PerjanjianSesuai dengan hasil PendanaanMusyawarah Kab.Pendanaan. Lampiran:SPC,BAPDK,KW-1 dan PjOK U P K / UPKsFotocopy rekeningKolektifBPNPM yang PengajuanDiverifikasi oleh Pencairan DanaFasilitator Kabupaten

DESA

Kelompok Masyarakat

4.4. PENCAIRAN DANA

Pencairan dana BLM yang bersumber dari APBN akan dilakukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN ) ke “Rekening Bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi” (Rekening BPNPM MPd Integrasi) pada Bank Pemerintah setempat. Tata cara dan dokumen yang harus disiapkan dalam proses pencairan dana BLM yang bersumber dari APBN akan diatur secara tersendiri melalui Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan.

28 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 29: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Sedangkan pencairan dana BLM yang bersumber dari APBD akan dilakukan melalui Kantor Kas Daerah setempat ke Rekening kolektif desa yang di administrasikan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK/UPKs) dengan nama “Rekening Bantuan “Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi” (Rekening BPNPM MPd Integrasi) pada Bank Pemerintah Daerah atau Bank lainnya setelah mendapat rekomendasi dari TK-PNPM MPd Integrasi Kabupaten, agar prosedur dan mekanisme penarikan dana APBD sesuai dengan ketentuan umum PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.

Dana BLM akan dilakukan dalam tiga tahapan pencairan (termin) :

a. Tahap I sebesar 75 % dari nilai Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) yang bersumber dari dana APBN dengan ketentuan/ syarat-syarat pencairan diatur oleh Pemerintah Daerah bersangkutan;

b. Tahap II sebesar 100 % dari nilai SP2 bersumber dari dana APBD Kabupaten diterbitkan ke rekening kolektif PNPM MPd Integrasi UPK apabila penggunaan dana tahap I telah mencapai 90 %;

c. Tahap III sebesar 25% dari nilai SP2 BLM PNPM MPd Integrasi dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap I telah mencapai 100% dan tahap II telah mencapai 90% atau lebih.

4.5. MEKANISME PENYALURAN DANA

Tata cara Penyaluran Dana dari Rekening Kolektif BPNPM MPd Integrasi SPP-SPPN ke Desa (TPK ) adalah sebagai berikut :

A. Sebelum penyaluran dana ke desa dilakukan, maka dibuat Surat Perjanjian Pemberian Bantuan ( SPPB ) antara UPK/UPKs dan TPK dengan dan diketahui oleh Camat dan masing – masing Kepala Desa.

B. SPB memuat jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, dengan dilampiri dokumen – dokumen.

Lampiran dokumen kegiatan sarana prasarana.

a. Gambaran umum desa.

b. Peta desa yang menunjukan lokasi kegiatan.

c. Peta sosial desa berdasarkan hasil penggalian gagasan.

d. Hasil verifikasi usulan desa.

e. Ceklis masalah dampak lingkungan.

f. Rencana anggaran biaya detail.

g. Foto 0% dari prasarana yang akan dibangun/direnovasi.

h. Jadwal pelaksanaan.

i.Surat pernyataan TPK yang menyatakan sanggup menyelesaikan pekerjaan.

j.Rencana pemeliharaan lengkap termasuk tim pemelihara dan rencana kegiatan pemeliharaan yang diketahui oleh Fasilitator Teknis,PjOKdan/atau Setrawan Kecamatan.

Lampiran dokumen kegiatan ekonomi dan Sosial Budaya yaitu:

a. Peta sosial desa dan lokasi penerima manfaat.

b. Daftar penerima manfaat, besarnya nilai manfaat ( SPP) dan jangka waktu pengembalian pinjaman ( SPP).

c. Daftar penerima manfaat kegiatan sosial.

29 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 30: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

d. Jadwal pengembalian untuk kegiatan simpan pinjam.

e. Sanksi yang telah disepakati ditingkat kelompok dalam Musdes maupun MAD/ musyawarah kecamatan.

f. Swadaya kelompok.

C. Penyaluran dana dari rekening kolektif BPNPM MPd Integrasi ke desa melalui TPK dilakukan sesuai kebutuhan dan perencanaan desa, serta sesuai kemajuan pelaksanaan kegiatan.

D. Kebutuhan dan rencana pelaksanaan desa selanjutnya dituangkan dalam format Rencana Pengunaan Dana (RPD) yang dipersiapkan oleh KPMD dan TPK masing-masing desa untuk selanjutnya diverifikasi oleh UPK dan PjOK dan/atau Setrawan Kecamatan.

E. Setiap penyaluran dana, TPK harus menyampaikan realisasi penggunaan dana sebelumnya dalam format Laporan penggunaan Dana (LPD) disertai dengan bukti-bukti pertanggungjawaban yang resmi dan sah .

F. Sebelum penyaluran dana terakhir, TPK dan KPMD membuat Surat Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SKMP) dan diketahui oleh PjOK dan Setrawan Kecamatan

G. Setelah kegiatan selesai 100 % dan sebelum dilaksanakan serah terima harus dilakukan sertifikasi melalui pemeriksaan dokumen dan hasil kegiatan oleh Fasilitator Teknik yang diketahui oleh Setrawan Kecamatan terhadap seluruh kegiatan sarana prasarana yang dilaksanakan.

H. Sebelum melakukan musyawarah desa serah terima, dokumen-dokumen penyaluran dan penggunaan dana harus sudah lengkap, diisi dengan benar, dan sesuai dengan realitas serta pemanfaatannya.

4.6. DANA OPERASIONAL UPK DAN PELAKSANAAN DI DESA

Kebutuhan biaya operasional kegiatan TPK/Desa dan UPK/UPKs bertumpu pada swadaya masyarakat.Namun untuk menumbuhkan keswadayaan tersebut diberikan bantuan stimulan dana dari alokasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi.

Dana operasional UPK/UPKs sebesar maksimal 2 % ( dua persen) dari dana BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi yang dialokasikan di Kecamatan tersebut sesuai pagu untuk masing-masing kecamatan yang tertuang dalam Surat Penetapan Kegiatan.

Dana operasional TPK sebesar maksimal 3 % ( tiga persen) dari dana BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi yang dialokasikan di Desa tersebut sesuai hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan yang tertuang dalam Surat Penetapan Kegiatan.

4.7. ADMINISTRASI KEGIATAN

4.7.1. ADMINISTRASI KEUANGAN UPK

Administrasi keuangan merupakan salah satu tugas utama UPK/UPKs di Tingkat Kecamatan. Pengadministrasian dilakukan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pengelolaan, sehingga dibutuhkan pencatatan yang jelas,

30 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 31: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

cermat dan didukung bukti-bukti. Selanjutnya pencatatan semua transaksi keuangan dilakukan dengan menggunakan formulir standar keuangan.

Pengelolaan dana bergulir sebagai pelayanan keuangan yang memiliki potensi berkembang dan lestari, membutuhkan sistem pencatatan/pembukuan akuntansi yang dapat mencatat dan memproses keseluruhan siklus usaha keuangan secara lengkap. Pencatatan transaksi dilakukan agar dapat menghasilkan informasi keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, statistik kinerja dan perkembangan usaha kegiatan ekonomi UPK/UPKs secara berkala.

Informasi keuangan yang lengkap dan benar dapat digunakan sebagai dasar pengendalian dan pengambilan keputusan. Secara eksternal, pengunaan sistem akutansi keuangan yang standar dan dapat diperiksa kebenarannya akan menjadi instrumen pembangun kepercayaan masyarakat dan bukti bahwa UPK/UPKs telah mengelola keuangan secara tertib.

Dalam rangka mengelola administrasi kegiatan, UPK/UPKs memperoleh modal untuk biaya operasional sebesar 2% dari dana BLM.

4.7.2. PENGELOLAAN KEARSIPAN /DOKUMEN UPK

UPK bersama Setrawan diwajibkan menyimpan seluruh dokumen setiap tahapan proses, baik Keuangan atau non Keuangan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Mengingat pentingnya dokumen maka setiap penghilangan atau penggelapan dokumen mempunyai konsekwensi hukum.

Sistem pengelolaan dokumen mengacu pada pola pengelolaan yang baik, sederhana dan mencakup unsur kelengkapan dan kemudahan dalam pencarian dokumen/arsip yang dibutuhkan oleh siapa saja.

Pengelolaan dokumen kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi secara sederhana sebagai berikut :

a. Dokumen Proses Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi simpan pinjam adalah semua dokumen yang berkaitan dengan proses Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi mulai sosialisasi sampai dengan realisasi penyaluran dan pencairan dana, pelaporan, permasalahan dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan pelaksanaan kegiatan.

b. Dokumen Keuangan adalah semua pencatatan keuangan baik asli ataupun foto copy yang mencakup seluruh tahapan mulai dari pengajuan dana ke KPPN hingga penyaluran dana dari UPK/UPKs ke desa melalui TPK. Dokumen Keuangan diantaranya : Dokumen perencanaan keuangan, SPM dan beserta lampirannya, tanda terima uang maupun bukti transaksi (nota, faktur dan kuitansi dsb), semua Rekening Koran , Buku Tabungan, buku catatan keuangan, laporan keuangan, dsb.

Penyusunan Dokumen ini berdasarkan penggolongan kegiatan keuangan dalam file setiap bulan.

c. Dokumen kegiatan Simpan Pinjam adalah seluruh dokumen yang menyangkut pinjaman, Identitas peminjam, usulan kegiatan, proses keputusan, realisasi penyaluran, monitoring, kartu pinjaman, pelaporan, permasalahan, dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan setiap kelompok peminjam.

31 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 32: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

d. Dokumen Kegiatan sarana/prasarana usulan kegiatan ( SPPB dan dokumen lampirannya), proses keputusan (berita acara dan daftar hadir). RAB, Revisi pelaksanaan, dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan pada urutan kegiatan dan dipisahkan untuk setiap desa.

e. Dokumen kegiatan pendidikan usulan kegiatan, proses keputusan, realisasi alokasi, permasalahan, laporan kegiatan dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan kegiatan dan dipisahkan untuk setiap usulan kegiatan.

f.Dokumen kegiatan kesehatan usulan kegiatan, proses keputusan, revisi, realisasi alokasi, permasalahan, laporan kegiatan. Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan kegiatan dan dipisahkan untuk setiap usulan.

g. Foto – foto kegiatan dan dokumentasi kegiatan lainnya.

4.7.3. ADMINISTRASI KEGIATAN DI DESA

A. BIAYA OPERASIONAL KEGIATAN DI DESA/ KELURAHAN.

Biaya operasional terdiri dari biaya administrasi, pelaporan dan biaya transportasi TPK. Besarnya biaya operasional per desa/ kelurahan ditetapkan sebesar 3% dari alokasi dana untuk kegiatan yang ada di desa/ kelurahan tersebut. Penggunaan dana alokasi untuk biaya operasional harus direncanakan dan dipertanggungjawabkan dalam musyawarah desa/ kelurahan.

B. BUKU KAS HARIAN

Keluar masuk uang dicatat dalam buku kas harian selanjutnya disebut buku kas. Pencatatan dilakukan oleh Bendahara TPK.

a. Bentuk buku kas sesuai dengan format standar buku kas harian seperti dalam buku formulir.

b. Perputaran uang untuk kegiatan simpan pinjam dicatat dalam buku tersendiri, yaitu buku pengembalian. Setiap anggota memiliki buku dan kartu kelompok yang memuat bukti pengembalian. Selanjutnya masing masing anggota kelompok memiliki kartu pengembalian yang digunakan sebagai bukti pengembalian kepada pengurus kelompok.

c. Buku Kas ditutup tiap akhir bulan. Penutupan tidak dikaitkan dengan penyelesaian suatu penyaluran dana dari UPK/UPKs. Setelah ditutup, kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh Ketua TPK dan dibuatkan rekapitulasinya yang diketahui oleh Kepala Desa/ Lurah.

d. Catatan pada Buku Kas saat tutup buku akhir bulan digunakan untuk menyusun laporan bulanan kepada UPK/UPKs yang menyangkut jumlah penerimaan dan pengeluaran uang.

e. Tim Pengelola Kegiatan dibantu oleh KPM membuat Dokumen Penyelesaian yang terdiri laporan Penyelesaian Pelaksanaan (LP2K), rincian realisasi penggunaan biaya, foto kegiatan dan lampiran pendukung lainnya.

C. BUKU KAS BANTU

Buku Kas khusus digunakan untuk mencatat penerimaan dari kas harian dan mencatat rincian pengeluaran yaitu untuk kegiatan simpan pinjam,

32 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 33: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

kegiatan bidang kesehatan dan pendidikan. Pengembalian dari kelompok langsung diserahkan kepada UPK/UPKs tanpa harus melalui TPK.

D. BUKU MATERIAL ( BM )

a. Buku material (BM) adalah tempat mencatat material/ bahan yang telah diterima dan yang telah dibayar.

b. Bentuk BM sesuai dengan format yang terdapat dalam buku formulir.

c. BM berguna untuk menyiapkan RPD, menyiapkan pembayaran, mengendalikan pengadaan agar sesuai target, dan mengevaluasi pengadaan bahan.

d. BM dibuat oleh Sekretaris TPK, ditutup setiap akhir bulan mengikuti buku kas harian. Setiap penutupan harus diperiksa oleh ketua TPK dan FK Teknis/ PjOK atau Setrawan Kecamatan.

e. Nomor bukti yang dicacat dalam BM adalah Nomor Bukti Penerimaan barang.

E. RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD).

RPD merupakan bagian penting dalam mengajukan penyaluran dana ke UPK/UPKs. RPD dibuat sesuai kebutuhan dan target pelaksanaan kegiatan. RPD memuat rencana kebutuhan bahan dan nilai yang akan dibelanjakan pada rencana pekerjaan. Besarnya nilai RPD tidak harus sama setiap tahapan. Sebelum diajukan RPD harus diperiksa oleh KPMD dan ketahui oleh Kepala Desa sebelum diajukan ke UPK/UPKs untuk diperiksa oleh FK,PjOK dan Setrawan Kecamatan.

RPD bukan merupakan dasar untuk menentukan proses pengadaan bahan, barang atau jasa yang harus memulai proses penawaran/lelang. Proses pengadaan bahan lebih lanjut ditentukan berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) detail. Tidak dibenarkan menguraikan atau memecahkan jumlah pembiayaan untuk pengadaan barang/jasa tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Proses pengadaan bahan selanjutnya dilakukan sesuai prosedur pengadaan bahan dalam penjelasan mengenai jenis-jenis kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi.

F. LAPORAN PENGGUNAAN DANA (LPD )

LPD merupakan dokumen pertanggungjawaban TPK untuk setiap dana yang telah disalurkan dari UPK/UPKs berdasarkan RPD yang disetujui sebelumnya. LPD dibuat oleh TPK dan disetujui oleh Kepala Desa sebelum diserahkan ke UPK/UPKs untuk diperiksa oleh FK, PjOK dan Setrawan Kecamatan.

LPD yang diajukan harus dilampiri dengan bukti-bukti transaksi pembayaran yang sah dan didokumentasikan secara khusus sesuai prinsip pengarsipan yang rapi dan lengkap.

G. PENGENDALIAN KEUANGAN.

Sesuai dengan RPD yang telah dibahas dalam rapat pra pelaksanaan maupun rapat-rapat evaluasi, penggunaan dana di Desa / Kelurahan sangat dipengaruhi oleh jadwal pelaksanaan kegiatan, jadwal pengadaan bahan dan alat, serta jadwal pengerahan tenaga kerja.

33 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 34: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

TPK harus memiliki rencana yang matang mengenai ketiga hal tersebut, karena akan mempengaruhi besar atau kecilnya pengeluaran dana. Langkah-langkah pengendalian keuangan dilapangan harus dilihat dari :

a. Apakah pekerjaan sesuai dengan jadwal kemajuan pekerjaan.

b. Apakah pengadaan bahan/material sesuai dengan jadwal dan jumlah yang direncanakan.

c. Apakah pengadaan alat sesuai dengan jadwal dan volume yang dihasilkan.

d. Apakah pengadaan tenaga kerja sesuai dengan jadwal dan jumlah yang direncanakan.

Bila karena suatu keadaan, misalnya untuk mengantisipasi musim hujan harus dilakukan pembelian material diawal pelaksanaan. Tentu sebagian besar dana akan teralokasikan kepada material, akan tetapi harus diimbangi dengan pelaksanaan kontruksi dilapangan agar dana selanjutnya dapat cepat dicairkan.

Setiap pengeluaran dana di Desa harus mendapat persetujuan dari Ketua TPK. UPK/UPKs harus aktif memeriksa setiap pengeluaran dana dari Bendahara TPK. UPK/UPKs, Setrawan kecamatan dan PjOK harus memeriksa saldo pada Buku Kas Harian dibandingkan dengan jumlah uang tunai yang ada pada kas bendahara (cash opname).

H. PEMERIKSAAN ADMINISTRASI KEUANGAN.

Pemantauan administrasi keuangan TPK menggunakan formulir pemeriksaan administrasi.

Penilaian kualitas administrasi menguraikan aspek – aspek yang ada pada formulir pemeriksaan kualitas administrasi. Untuk setiap aspek tersebut, penilai memilih satu dari lima kategori penilaian, yaitu :

Baik: Jika kualitas telah memenuhi segala syarat, baik, benar dan lengkap serta ada inovasi kreatif yang menambah kualitas.

Cukup Jika kualitas telah memenuhi segala syarat, baik, benar dan lengkap.

Agak Kurang Jika terdapat kesalahan atau kekurangan kecil yang harus diperbaiki untuk memenuhi

Kurang Jika masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki dan tidak lengkap.

Tidak ada Jika hal tersebut tidak ada pada arsip TPK.

Setiap aspek yang dinilai kurang perlu diberikan penjelasan dan rekomendasi perbaikan agar dapat ditindaklanjuti oleh TPK. Nama pemeriksa dan tanggal pemeriksaan dicatat pada bagian bawah dan pada bagian atas persentase kemajuan kegiatan harus diisi.

34 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 35: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

BAB V

35 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Hal – hal Penting dalamPengelolaan keuangan Oleh TPK

o Pembayaran insentif harus diberikan secara langsung kepada setiap

orang yang bekerja, baik sistem upah harian maupun sistem

borongan / target.

o TPK tidak boleh mengeluarkan biaya untuk UPK/UPKs, seluruh

aparat pemerintah dan seluruh unsur yang terkait baik langsung

maupun tidak langsung dengan kegiatan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasi .

o Pembayaran kepada supplier dilakukan sesuai jadwal yang telah

ditetapkan dan disepakati dalam kontrak pengadaan bahan atau

kontrak sewa. PjOK, Setrawan Kecamatan, Faskab Integrasi harus

memantau proses kemajuan pengadaan tersebut.

o Dana tersebut hanya boleh dipegang oleh Bendahara sebagai Kas

TPK. Dana Kas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dilarang

dipegang/dititipkan kepada pihak lain atau disimpan dalam rekening

manapun.

o Bukti pembayaran yang telah dijilid dalam berkas LPD harus dikirim

ke UPK/UPKs dalam rangka pengajuan penyaluran dana.

UPK/UPKs berhak untuk memeriksa arsip dan pembukuan TPK

kapan saja, dan sewaktu – waktu dapat meminta fotocopy bukti

pembayaran dalam rangka tugasnya sebagai pengendali dan

pembina TPK.

Page 36: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

ORGANISASI PELAKSANA

5.1. KABUPATEN

Keterangan :

garis intruksi

garis koordinasi

5.1.1. Bupati

Bupati bertanggungjawab atas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di kabupaten dan bersama

DPRD melakukan kaji ulang Peraturan Daerah yang berkaitan dengan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Tugas Bupati adalah :

a. Menyediakan dana BLM (DDUB dan PAP) dan Administrasi Pembinaan ;

b. Menyediakan dana ADD sesuai ketentuan yang berlaku;

c. Menerbitkan SK Satuan Kerja yang berhubungan dengan pencairan dan

penyaluran dana yang terdiri dari ; pejabat yang menerbitkan surat penetapan

Kabupaten, Surat Perintah Membayar, Surat Permintaan Pembayaran,

Bendahara, dan lain-lain;

d. Menetapkan kebijakan dan atau menerbitkan peraturan tentang swakelola oleh

masyarakat dalam pengelolaan kegiatan pembangunan desa sesuai dengan

kapasitas pemerintah dan masyarakat desa;

e. Bersama DPRD, menerbitkan Peraturan Daerah yang mendukung bagi

penguatan pembangunan partisipatif dan pengintegrasian.

36 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Bupati Bupati

Tim Koordinasi PNPM

PjO Kab

Pokja RBM

DPRD Bupati

Setrawan Kab Tim Faskab

TPM Kab

Page 37: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

5.1.2. TIM KOORDINASI PELAKSANAAN PNPM MPd INTEGRASI KABUPATEN

Tim Koordinasi Kabupaten dibentuk oleh Bupati untuk melakukan pembinaan

pengembangan peran serta masyarakat, pembinaan administrasi dan fasilitasi

pemberdayaan masyarakat pada seluruh tahapan program. Tim Koordinasi

Kabupaten juga berfungsi dalam memberikan dukungan koordinasi program antar

instansi, pelayanan dan proses administrasi di kabupaten. Dalam melaksanakan

fungsi dan perannya, TK Kabupaten dibantu oleh sekretariat atau sebutan lainnya.

Tugas Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi:

a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di kabupaten agar sesuai dengan tujuan

penguatan pengintegrasian;

b. Mensosialisasikan kebijakan pembangunan partisipatif dan pengintegrasian

kepada semua pelaku yang terlibat di kabupaten;

c. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penguatan

pengintegrasian;

d. Melaksanakan rapat-rapat Koordinasi di tingkat kabupaten;

e. Menyusun laporan berkala untuk disampaikan Kepada Bupati.

5.1.3. PENANGUNGJAWAB OPERASIONAL KABUPATEN (PJO-KAB)

PJO-Kab adalah seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati

Tugas Penanggungjawab Operasional Kabupaten :

a. Sebagai pelaksana harian Tim Koordinasi PNPM-MPd / Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

kabupaten untuk mendukung pelaksanaan penguatan pengintegrasian;

b. Melaksanakan koordinasi dengan pelaku di wilayah tugasnya;

c. Melaksanakan kegiatan manajemen yang mencakup kegiatan sosialisasi,

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pelestarian,

d. Menyelenggarakan rapat rutin bulanan untuk membahas kemajuan kegiatan,

masalah-masalah dan penyelesaiannya;

e. Membuat laporan periodik dan insidental kepada Tim Koordinasi PNPM-MPd

Integrasi Kabupaten;

f. Melaksanakan pengawasan teknis dan administrasi;

g. Memberikan masukan dalam pembinaan fasilitator dan peningkatan kinerja

program kepada Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten;

h. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN;

i. Melakukan perjanjian pemberian bantuan dengan UPK.

5.1.4. SETRAWAN KABUPATEN

37 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 38: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Setrawan Kabupaten adalah perangkat Pemerintah Kabupaten yang ditugaskan

secara khusus untuk menjadi fasilitator pelaksanaan PNPMMPd Integrasi dan

Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif di Kabupaten.

Tugas Setrawan Kabupaten:

a. Bersama-sama dengan Tim Koordinasi PNPM-MPd Kabupaten menyusun dan

merumuskan kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di tingkat Kabupaten.

b. Memfasilitasi Setrawan Kecamatan;

c. Melakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan penguatan

pengintegrasian;

d. Memfasilitasi pertemuan/ rapat dengan Kepala Daerah dan Instansi terkait

Daerah;

e. Membantu Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten menyusun laporan

perkembangan pelaksanaan kegiatan penguatan pengintegrasian;

f. Membantu Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten menyelenggarakan

kegiatan peningkatan kapasitas bagi pelaku;

g. Membantu Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten mensosialisasikan

kebijakan pembangunan partisipatif dan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi kepada Pemerintah

Kecamatan di wilayah tugasnya;

5.1.5. FASILITATOR KABUPATEN

Fasilitator Kabupaten (Faskab) adalah tenaga konsultan manajerial profesional

yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Fungsi Faskab dalam Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi sebagai

supervisor. Faskab Integrasi terdiri dari Faskab – Pemberdayaan, Faskab – Teknik,

Faskab – Keuangan, Faskab harus memastikan tahapan pelaksanaan Pelaksanaan

Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif mulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan dan pelestarian kegiatan selesai dengan baik, tepat waktu dengan

tetap mengacu pada prinsip dan prosedur dalam Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Faskab juga berperan

dalam memberikan bimbingan atau dukungan teknis, manajemen kepada pelaku

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasidi Kecamatan dan Desa. Faskab juga berperan sebagai fasilitator bagi

pemerintahan daerah dalam melakukan kajian terhadap peraturan-peraturan daerah

yang relevan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Dalam menjalankan perannya, Faskab bekerja

sebagai Team-Work, dan dalam menjalankan tugasnya, Faskab harus melakukan

koordinasi dengan Tim Koordinasi Kabupaten.

5.1.5.1. Tugas dan Tanggung jawab Tim Fasilitator Kabupaten – Integrasi :

a. Mengoordinasikan Tim Kerja Fasilitator Kabupaten;

b. Memastikan pelaksanaan kegiatan pengintegrasian;

c. Memastikan efektivitas kegiatan sosialisasi pengintegrasian;

38 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 39: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

d. Menggalang dukungan dan mendorong pendayagunaan potensi berbagai pihak untuk peningkatan pembangunan partisipatif;

e. Memediasi dan membangun jaringan kerjasama para pihak (intern pemerintah Kabupaten), DPRD, LSM dan pihak-pihak lain yang terkait dan berkepentingan untuk peningkatan dan pengembangan proses pembangunan partisipatif;

f. Mensosialisasikan proses penyampaian aspirasi melalui forum Hearing DPRD;

g. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd Integrasi, baik di tingkat Kabupaten dan Kecamatan;

h. Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten menyusun Peraturan Daerah yang sesuai dengan kebutuhan penguatan pelaksanaan pembangunan partisipatif;

i. Merancang dan memfasilitasi proses pelatihan, workshop, semiloka dll, agar terlaksana secara efektif;

j. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program;

k. Memastikan tersedianya data-data kegiatan;

l. Menyusun panduan dan rancangan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan;

m. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.

5.1.5.2. Tugas dan Tanggung jawab Fasilitator Kabupaten – Pemberdayaan :

a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian;

b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengintegrasian;

c. Memfasilitasi masyarakat menyampaikan aspirasi melalui forum Hearing DPRD;

d. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd Integrasi, ditingkat kecamatan;

e. Memantau dan mensupervisi pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM Desa;

f. Memfasilitasi pelatihan, workshop, semiloka dan kegiatan lainnya untuk peningkatan kapasitas masyarakat;

g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program;

h. Mengelola data-data kegiatan;

i. Menyusun media dan bahan-bahan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan;

j. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan;

k. Memastikan pelaksanaan kegiatan pelatihan dilaksanakan sesuai ketentuan/panduan yang telah ditetapkan;

l. Memastikan tersusunannya RPJMDesa, Perdes tentang APBDesa dan Perdes lainnya sesuai kebutuhan;

m. Mendorong, memotivasi dan memfasilitasi terlaksananya LKPj Kepala Desa;

n. Memantau, membimbing dan mengevaluasi Fasilitator Kecamatan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

o. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.

5.1.5.3. Tugas dan Tanggung jawab Fasilitator Kabupaten – Teknik :

39 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 40: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Faskab – Teknik adalah tenaga konsultan teknik dan manajerial profesional yang

berkedudukan di tingkat Kabupaten dan berperan sebagai supervisor atas hasil

kualitas teknik kegiatan prasarana infrastruktur perdesaan, mulai dari

perencanaan desain dan RAB, survei dan pengukuran, pelaksanaan serta

operasional dan pemeliharaan. Sebagai supervisor, Faskab – Teknik melakukan

sertifikasi dan harus memastikan pelaksanaan kegiatan prasarana infrastruktur

selesai dengan baik dan tepat waktu dengan tetap mengacu kepada prinsip

prosedur dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi serta sesuai kaidah atau standar teknik

prasarana. Faskab – Teknik juga berperan dalam memberikan bimbingan atau

dukungan tentang kaidah dan standar teknis prasarana perdesaan kepada

pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPM MPd) Integrasi di kecamatan dan desa. Dalam menjalankan perannya,

Faskab – Teknik harus melakukan koordinasi dengan Tim Faskab lainnya serta

Tim Koordinasi Kabupaten.

Tugas dan tanggung jawab Faskab – Teknik :

a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian;

b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengintegrasian;

c. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd Integrasi, di tingkat kecamatan;

d. Mensupervisi pelaksanaan kegiatan sarana prasarana;

e. Memfasilitasi pencapaian kemandirian teknis;

f. Memfasilitasi pelatihan, dan kegiatan lainnya untuk peningkatan kapasitas kader teknis;

g. Memfasilitasi terbentuknya lab site untuk mendukung proses pembelajaran masyarakat;

h. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program;

i. Mengelola data-data kegiatan;

j. Menyusun media dan bahan-bahan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan;

k. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.

5.1.5.4. Tugas dan Tanggung jawab Fasilitator Kabupaten – Keuangan :

Faskab – Keuangan adalah konsultan yang bertugas melakukan pendampingan UPK agar UPK menjadi suatu lembaga yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan pinjaman. Faskab – Keuangan akan lebih berfokus pada penguatan dan pengembangan UPK yang potensial, tetapi juga memberikan bantuan teknis dan rekomendasi dalam rangka penyehatan UPK yang masuk dalam kategori kurang atau tidak potensial. Dalam menjalankan tugas dan perannya, Faskab – Keuangan harus melakukan koordinasi dengan Tim Faskab lainnya dan Tim Koordinasi Kabupaten.

Tugas dan tanggung jawab Faskab – Keuangan :

a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian;

b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengintegrasian;

c. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd Integrasi, ditingkat kecamatan;

d. Memantau dan memeriksa pengelolaan keuangan program;

40 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 41: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

e. Membimbing dan meningkatkan kemampuan pengurus UPK;

f. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program;

g. Mengelola data-data kegiatan;

h. Menyusun media dan bahan-bahan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan;

i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.

5.1.6. TIM PELATIH MASYARAKAT KABUPATEN

a. TPM (Tenaga Pelatih Masyarakat) adalah kompetensi yang melekat dan dimiliki oleh pelaku yang terlibat dalam RBM. TPM diharapkan mendukung kinerja Pokja Kabupaten. Kedudukan TPM di dalam Pokja Kabupaten diharapkan ada di dalam setiap bidang yang dikelola. TPM ini adalah unsur yang memiliki kompetensi teknis pelatihan masyarakat.

b. Pada tahun pertama kegiatan, Pokja Kabupaten wajib memfasilitasi Tenaga Pelatih Masyarakat (TPM). TPM ada di kabupaten dan di kecamatan. TPM Kabupaten menjadi bagian dari unsur Pokja Kabupaten, sedangkan TPM Kecamatan akan memperkuat dan mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas pelaku di level kecamatan dan desa PNPM Mandiri Perdesaan.

c. Personil TPM direkrut berdasarkan kompetensi atau kemampuan yang bersangkutan di bidang tertentu, misalnya: bidang advokasi hukum, pengawasan pembangunan, pemeriksaan keuangan, bidang infrastruktur, pertanian, perindustrian, pemasaran dan bidang lain terkait dengan penguatan pembangunan partisipatif dan pemberdayaan masyarakat.

d. Pengurus BKAD dan pelaku lain (masyarakat profesional) karena kemampuannya diharapkan menjadi anggota TPM.

e. Jumlah anggota TPM disesuaikan dengan ketentuan. Diharapkan jumlah minimal TPM Kabupaten 3 orang, demikian juga TPM Kecamatan minimal 3 orang.

f. Fasilitasi pembentukan TPM Kabupaten (embrio) sudah harus dilakukan saat workshop perencanaan awal di kabupaten. Fasilitasi pembentukan TPM Kecamatan dilakukan melalui MAD/Musyawarah BKAD dan pengembangan TPM kecamatan dilakukan melalui TOT.

5.1.7. POKJA RUANG BELAJAR MASYARAKAT (RBM)

a. Fasiltasi Pembentukan dan Penguatan Pokja Kabupaten:

Faskab (untuk lokasi PNPM MPd Integrasi adalah Fasilitator Integrasi) wajib memfasilitasi (termasuk peran dan fungsi) Pokja Kabupaten dengan meminta bantuan Satker Kabupaten, seperti Undangan, Ruang Rapat dan lain sebagainya.

b. Waktu Pembentukan:

Pokja Kabupaten dibentuk saat workshop perencanaan awal (Musyawarah Pelaku RBM) di kabupaten.

c. Unsur Pokja Kabupaten:

41 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 42: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Unsur Pokja Kabupaten sekurang-kurangnya adalah BKAD (pengarah/quality control dan pengemban amanat/mandatory masyarakat), UPK (karena memiliki keterampilan teknis pengelolaan kegiatan dan keuangan), TPM (teknis, substansi pelatihan dan peningkatan kapasitas), Setrawan (fasilitator pemerintahan). Unsur lain dapat ditambahkan sesuai kebutuhan.

d. Struktur Pokja Kabupaten:

Pokja Kabupaten dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh sekretaris dan bendahara. Selain itu di dalam struktur Pokja Kabupaten terdapat beberapa koordinator bidang (Misalnya Bidang Advokasi Hukum, CBM dsb). Bidang lain dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lokal pada saat rapat kabupaten sebelumnya. Faskab berkewajiban mempersiapkan Musyawarah Pelaku untuk menjalankan organisasi gugus tugas dan fungsi Pokja tahun berikutnya. Masing-masing unsur di dalam Pokja Kabupaten mempunyai peran, tugas, dan tanggungjawab sesuai ruang lingkup dan karakter kelembagaan/fungsi.

e. Peran dan Tugas Pokja Kabupaten:

Pokja Kabupaten bertugas mengelola pelaksanaan RBM. Peran dan tugas Pokja Kabupaten adalah memfasilitasi proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan keberlanjutan sistem RBM. Kegiatan perencanaan yang dilakukan diantaranya, memfasilitasi proses rapat, menyiapkan proposal kegiatan, mengajukan pencairan dana. Kegiatan saat pelaksanaan diantaranya adalah rapat persiapan, pembentukan panitia, RKTL kegiatan, penyelenggaraan kegiatan. Kegiatan pengendalian diantaranya menyusun rencana dan menjalankan supervisi, monitoring-evaluasi kegiatan, serta menyusun laporan kegiatan. Kegiatan keberlanjutan system RBM, maka tugas Pokja Kabupaten adalah menyiapkan kerangka pengembangan sistem RBM untuk tahun-tahun berikutnya.

5.2. KECAMATAN

Keterangan :

garis intruksi

garis koordinasi

5.2.1. CAMAT

42 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Camat Bupati

PjOK Setrawan KecFasilitatorBKAD

UPKBP UPK

Page 43: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Camat atas nama Bupati berperan sebagai pembina pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

pada desa-desa di wilayah kecamatan. Selain itu camat juga bertugas untuk

mengajukan usulan nama calon PjOK dan Setrawan Kecamatan yang akan

ditetapkan oleh Bupati.

Tugas dan tanggung jawab Camat adalah :

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi/Pengintegrasian di wilayah tugasnya;

b. Menyelenggarakan Musrenbang Kecamatan;

c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi/ Pengintegrasian;

d. Membantu penyelesaian masalah yang terjadi terkait dengan pelaksanaan kegiatan Penguatan Pengintegrasian di wilayah tugasnya;

e. Melaksanakan urusan administratif berkenaan dengan pelaksanaan Penguatan Pengintegrasian;

f. Menilai kinerja Penguatan Pengintegrasian di Desa dan kecamatan wilayah tugasnya.

5.2.2. PENANGGUNGJAWAB OPERASIONAL KEGIATAN (PJOK)

PjOK adalah seorang Kasi PMD atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok

sejenis di kecamatan yang ditetapkan berdasar Surat Keputusan Bupati dan

bertanggungjawab atas penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan

seluruh kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPM MPd) Integrasi di kecamatan.

Tugas dan tanggung jawab PjOK adalah :

a. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi/Pengintegrasian;

b. Melaksanakan kegiatan manajemen Penguatan Pengintegrasian, yang meliputi kegiatan sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian;

c. Memfasilitasi Pemerintah Desa menyusun dan menetapkan Perdes tentang RPJMDesa;

d. Memastikan Pemerintah Desa menetapkan Perdes tentang APBDesa;

e. Menyelenggarakan rapat rutin bulanan bersama Fasilitator Kecamatan dan pelaku lainnya untuk membahas kemajuan kegiatan, masalah-masalah dan penyelesaiannya;

f. Menyusun laporan bulanan kegiatan PNPM MPD Integrasi/Pengintegrasian kepada TK PNPM-MPd Integrasi Kabupaten dengan tembusan kepada Camat;

g. Melaksanakan pengawasan teknis dan administrasi;

h. Melakukan evaluasi terhadap kinerja LPMD;

i. Memfasilitasi pelaksanaan Musrenbang Kecamatan dan Desa.

5.2.3. SETRAWAN KECAMATAN

Setrawan Kecamatan adalah perangkat Pemerintah kecamatan yang ditugaskan

secara khusus untuk menjadi fasilitator pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di

kecamatan.

43 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 44: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Tugas dan tanggung jawab Setrawan adalah:

a. Membantu pelaksanaan tugas PjOK;

b. Memantau dan memberikan bimbingan terkait dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan;

c. Memasyarakatkan kebijakan pembangunan partisipatif dan penguatan pengintegrasian;

d. Mendorong peningkatan mutu proses dan hasil perencanaan partisipatif;

e. Mendorong peningkatan proses Musrenbang Desa.

5.2.4. UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK/UPKs)

UPK/UPKs atau sebutan lainnya adalah sebagai unit pengelola dan operasional

pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi yang berkedudukan di Kecamatan. UPK/UPKs

juga dapat bertindak sebagai pelaksana mandat/unit dari BKAD. Pengurus

UPK/UPKs terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Pengurus UPK/UPKs

berasal dari anggota masyarakat yang diajukan oleh desa berdasarkan hasil

musyawarah desa dan selanjutnya dipilih dalam musyawarah antar desa

Tugas dan tanggung jawab UPK :

a) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana kegiatan yang bersumber dari

BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM

MPd) Integrasi;

b) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan administrasi dan pelaporan seluruh

transaksi keuangan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi,

c) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dokumen Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi,

d) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai PTO PNPM-MPd/PNPM MPd Integrasi.

5.2.5. BADAN PENGAWAS UPK

Badan Pengawas UPK berperan dalam mengawasi pengelolaan kegiatan,

administrasi dan keuangan yang dilakukan oleh UPK/UPKs. Badan Pengawas UPK

bertindak sebagai pelaksana mandat/unit dari BKADdibentuk oleh Forum

Musyawarah Kecamatan, minimal 3 orang terdiri dari 1 ketua dan 2 orang anggota.

Tugas Dan tanggung jawab BP-UPK

a. Melakukan pemeriksaan dan evaluasi transaksi, bukti transaksi, dokumen-

dokumen, pelaksanaan administrasi dan pelaporan pengelolaan keuangan dan

pinjaman yang dikelola oleh UPK/UPKs

b. Melakukan pengawasan terhadap ketaatan UPK/UPKs pada prinsip dan

mekanisme Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPM MPd) Integrasi.

c. Melakukan pengawasan ketaatan UPK/UPKs terhadap aturan-aturan

Musyawarah kecamatan termasuk perguliran

d. Memantau pelaksanaan Tugas dan tanggung jawab pengurus UPK/UPKs

44 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 45: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

e. Memantau realisasi anggaran UPK/UPKs dan rencana kerja UPK/UPKs

f. Memantau pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tim lain yang dibentuk

musyawarah kecamatan dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi.

h. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada BKAD.

5.2.6. BADAN KERJASAMA ANTAR DESA (BKAD)

Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) merupakan lembaga antar desa yang

dibentuk untuk memecahkan masalah bersama dan atau untuk mengelola kegiatan

bersama antar desa.

Tugas dan Tanggung jawab Badan Kerjasama Antar Desa :

a) Mensosialisasikan keberadaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dan kebijakan penguatan

pengintegrasian;

b) Memantau dan memberikan bimbingan kepada pelaku terkait dengan

pelaksanaan Pengkajian Keadaan Desa (PKD);

c) Memfasilitasi peningkatan proses pelaksanaan dan kualitas hasil Musrenbang

Desa dan Kecamatan;

d) Memantau, membimbing dan mengevaluasi kinerja KPMD dan lembaga-

lembaga pelaku kegiatan;

e) Mengelola pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas.

5.2.7. FASILITATOR KECAMATAN

Fasilitator Kecamatan adalah tenaga konsultan manajerial profesional yang

berkedudukan di tingkat Kecamatan. Fungsi Fasilitator Kecamatan dalam Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

sebagai supervisor, Fasilitator Kecamatan harus memastikan tahapan pelaksanaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasi mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan

selesai dengan baik, tepat waktu dengan tetap mengacu pada prinsip dan prosedur

dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM

MPd) Integrasi. Fasilitator Kecamatan terdiri dari Fasilitator Kecamatan –

Pemberdayaan (FK-P) dan Fasilitator Teknik (FT). Mereka bekerja sebagai Team

Work dan dalam menjalankan tugasnya harus koordinasi dengan Camat, PJOK,

Setrawan dan pelaku tingkat kecamatan lainnya.

Tugas dan tanggung jawab Fasilitator Kecamatan adalah:

a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian kepada pemerintah kecamatan, desa atau sebutan lain dan masyarakat;

b. Memberikan pembekalan tentang kebijakan pengintegrasian kepada para pelaku di tingkat desa atau sebutan lain;

c. Memantau dan membimbing pelaksanaan kegiatan Pengkajian Keadaan Desa;

d. Memfasilitasi peninjauan ulang atau penyusunan RPJM-Desa atau sebutan lain;

45 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 46: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

e. Memfasilitasi pemerintah desa menyusun APB Desa dan Peraturan Desa;

f. Memantau dan memfasilitasi pelaksanaan Musrenbang Desa dan Kecamatan;

g. Memfasilitasi pengintegrasian Musdes Perencanaan ke dalam Musrenbang Desa;

h. Memeriksa dan membimbing pengurus UPK mengelola keuangan program;

i. Memfasilitasi pengintegrasian MAD Prioritas & Pendanaan ke dalam Musrenbang Kecamatan;

j. Memfasilitasi masyarakat menyampaikan aspirasi melalui Hearing DPRD;

k. Bersama dengan BKAD memastikan terbentuknya dan memfasilitasi pelaksanaan tugas Tim Pelatih Masyarakat;

l. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas/pelatihan bagi pelaku;

m. Memfasilitasi penyusunan Perdes tentang APB-Desa dan Perdes lainnya sesuai kebutuhan;

n. Memfasilitasi terlaksananya LKPj Kepala Desa;

o. Memfasilitasi peningkatan proses pelaksanaan dan kualitas hasil Musrenbang Desa dan Kecamatan;

p. Memantau, membimbing dan mengevaluasi kinerja KPMD dan lembaga-lembaga pelaku kegiatan;

q. Menyampaikan laporan rutin dan insidentil berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan.

Tugas dan tanggung jawab Fasilitator kecamatan - Teknik adalah:

a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian kepada pemerintah kecamatan, desa atau sebutan lain dan masyarakat;

b. Memberikan pembekalan tentang kebijakan pengintegrasian kepada para pelaku di tingkat desa atau sebutan lain;

c. Memantau dan membimbing pelaksanaan kegiatan Pengkajian Keadaan Desa;

d. Memfasilitasi pemerintah desa menyusun RKP Desa;

e. Memantau dan memfasilitasi pelaksanaan Musrenbang Desa dan Kecamatan;

f. Membantu memfasilitasi pengintegrasian Musdes Perencanaan ke dalam Musrenbang Desa;

g. Membimbing pelaku di desa menyusun RAB dan desain;

h. Membantu memfasilitasi pengintegrasian MAD Prioritas dan Pendanaan ke dalam Musrenbang Kecamatan;

i. Memastikan terbentuknya dan memfasilitasi pelaksanaan tugas Tim Pemelihara;

j. Memantau dan mensupervisi pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana pasarana;

k. Memfasilitasi penyelesaian masalah-masalah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana prasarana;

l. Memfasilitasi peningkatan proses pelaksanaan dan kualitas hasil Musrenbang Desa dan Kecamatan;

m. Memantau, membimbing dan mengevaluasi kinerja KPMD dan lembaga-lembaga pelaku kegiatan;

46 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 47: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

n. Menyampaikan laporan rutin dan insidentil berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan.

5.3. DESA

Keterangan :

garis intruksi

garis koordinasi

5.3.1. KEPALA DESA

Kepala Desa adalah sebagai pembina dan pengendali kelancaran serta

keberhasilan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di tingkat desa. Bersama BPD, Kepala Desa

menyusun peraturan desa yang relevan dan mendukung terjadinya proses

pelembagaan prinsip dan prosedur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi sebagai pola pembangunan partisipatif,

serta pengembangan dan pelestarian asset Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi yang telah ada di tingkat

desa. Kepala Desa juga berperan mewakili desanya dalam pembentukan forum

musyawarah atau kerjasama antar desa.

Tugas dan Tanggung jawab Kepala Desa:

a) Mengkoodinasikan pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi/ Pengintegrasian;

b) Memasyarakatkan kebijakan pembangunan partisipatif dan penguatan

pengintegrasian;

c) Memfasilitasi terlaksananya Pengkajian Keadaan Desa(PKD) pada tahap

perencanaan partisipatif;

d) Menyusun Rancangan RPJMDesa;

e) Menyelenggarakan Musrenbang Desa;

f) Menyusun Rancangan APBDesa;

g) Bersama BPD menetapkan Perdes tentang RPJMDesa, APBDesa dan Perdes

lainnya yang dibutuhkan;

h) Membuat LPPD dan Menyampaikan LKPj;

47 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Kepala Desa Bupati

ati

LPMD

BPD Bupati

KMPD

Page 48: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

i) Menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi;

j) Memfasilitasi penyelesaian masalah yang terjadi dalam masyarakat berkaitan

dengan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi;

k) Melaksanakan tugas administratif tekait dengan pelaksanaan kegiatan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasi.

5.3.2. BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM

MPd) Integrasi, BPD atau dengan sebutan lainnya berperan sebagai lembaga yang

mengawasi proses dari setiap tahapan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi, mulai dari sosialisasi,

perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian di desa. Selain itu juga berperan dalam

melegalisasi atau mengesyahkan peraturan desa yang berkaitan dengan

pelembagaan dan pelestarian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di desa.

Tugas dan Tanggung Jawab Badan Permusyawaratan Desa adalah:

a) Bersama Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa;

b) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan

Keputusan Kepala Desa;

c) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;

d) Memasyarakatkan kebijakan pembangunan partisipatif dan penguatan

pengintegrasian;

e) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi;

5.3.3. LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (LPMD) ATAU BADAN

KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)

Tugas dan tanggung jawab LPMD atau BKM adalah :

1. Membantu dan menjadi mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan

masyarakat;

2. Memfasilitasi penyusunan Rencana Pembangunan secara partisipatif;

3. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan

mengembangkan pembangunan secara partisipatif;

4. Menggerakan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya

masyarakat;

c. Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka

pemberdayaan masyarakat.

5.3.4. KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD)

Kader PemberdayaanMasyarakat Desa adalah warga desa yang dipilih dalam

Musyawarah Desa yang bertugas sebagai pendamping masyarakat desa. Jumlah

48 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 49: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

kader desa disesuaikan dengan kebutuhan desa dengan mempertimbangkan

keterlibatan atau peran serta kaum perempuan. Untuk itu aspek kerelawanan, mau

meluangkan waktu, kejujuran diharapkan ada pada diri para kader-kader desa.

Tugas dan tannggung jawab Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah :

a) Membantu LPMD melaksanakan tugas-tugasnya;

b) Memfasilitasi masyarakat dalam proses perencanaan partisipatif;

c) Membantu Kepala Desa dalam penyusunan Rancangan RPJMDesa;

d) Membantu Kepala Desa dalam penyelenggaraan Musrenbang Desa;

e) Memasyarakatkan kebijakan pembangunan partisipatif dan penguatan

pengintegrasian.

49 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 50: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

BAB VI

PENGENDALIAN DAN PELAPORAN

Sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Dalam Peraturan

Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksud untuk

menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana

yang ditetapkan;

2. Pemantauan adalah kegaitan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana

pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan /

atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin;

3. Evaluasi adalah rangkaian membandingkan realisasi masukan (input), keluaran

(output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar;

4. Pelaporan adalah merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting di dalam

proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat,

tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan

keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan kebijakan yang relevan.

Adapun tujuan pengendalian terhadap pelaksanaan seluruh proses dan kegiatan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

adalah sebagai berikut :

a. Menjaga setiap proses Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi selalu sesuai dengan aturan, prinsip dan kebijakan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasi,

b. Menjaga bahwa hasil-hasil selama tahap perencanaan diperoleh melalui proses dan

mekanisme yang benar,

c. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan,

d. Mengendalikan pemanfaatan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi agar sesuai dengan yang direncanakan dan

dikelola secara transparan.

e. Menjaga kualitas dari setiap kegiatan yang dilaksanakan agar memuaskan dan

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan,

f. Mengendalikan agar setiap pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dapat menjalankan tugas dan

tanggungjawabnya secara baik sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Strategi dasar dalam pengendalian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi adalah :

a. Semua pihak terkait melakukan pemantauan secara obyektif dan mampu memberikan

umpan balik terhadap setiap proses dan kegiatan yang dilaksanakan,

50 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 51: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

b. Pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasi di semua tingkatan menjalankan mekanisme pelaporan baik formal maupun

informal dengan disiplin, akurat dan efektif termasuk jika ditemui kendala dan masalah,

c. Harus ada pemeriksaan yang detail dan akurat sesuai dengan mekanisme yang

ditetapkan terhadap setiap proses dan tahapan kegiatan yang dilaksanakan,

d. Pengawasan yang ketat dan tegas terhadap setiap proses dan kegiatan pada setiap

tahapan yang dilaksanakan,

e. Setiap saat dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja serta menegakkan aturan

dengan pemberian sanksi.

6.1. PEMANTAUAN (MONITORING)

Pemantauan adalah kegiatan pengumpulan informasi yang dilakukan secara

periodik untuk memastikan apakah suatu kegiatan sudah dilaksanakan sesuai

dengan rencana. Tujuan pemantauan juga untuk memastikan pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan prinsip dan prosedur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Selain itu pemantauan juga ditujukan

untuk melihat kinerja semua pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi.

Pemantauan adalah proses yang terus menerus dilakukan sepanjang tahapan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasi dimulai dari pelatihan dan sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan

pelestarian. Hasil dari kegiatan pemantauan digunakan untuk memperbaiki kualitas

pelaksanaan dan penyesuaian terhadap perencanaan. Hasil pemantauan ini menjadi

input untuk evaluasi terhadap pelaksanaan program maupun dasar pembinaan atau

dukungan teknis kepada pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dan masyarakat.

Pemantauan merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap

pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM

MPd) Integrasi, yaitu: masyarakat, aparat pemerintahan di berbagai tingkatan,

konsultan, fasilitator, LSM, wartawan, lembaga donor, dll. Jenis Kegiatan

pemantauan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPM MPd) Integrasi meliputi :

A.1. Pemantauan Partisipatif oleh Masyarakat

Adalah pemantauan terhadap pelaksanaan program yang dilakukan oleh

masyarakat sendiri. Masyarakat adalah pemilik proses dari suatu kegiatan

program, dan mereka bertanggungjawab untuk memantau proses kegiatan

program tersebut. Masyarakat diberi kesempatan untuk memilih dan

membentuk kelompok/tim khusus yang akan melakukan pemantauan melalui

forum musyawarah desa. Semua anggota kelompok berasal dari masyarakat

desa dan bekerja secara sukarela demi kepentingan masyarakat desanya.

Diharapkan anggota tim ini terdiri dari warga dusun yang ada serta merupakan

tokoh agama/adat/masyarakat setempat. Mereka mewakili masyarakat untuk

51 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 52: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

mengawasi pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasidi desanya.

Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi, musyawarah desa juga menetapkan

Tim Monitoring Desa yang berperan dalam pemantauan kegiatan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

di tingkat desa. Disamping itu BPD dapat melakukan pemantauan dan

pengawasan sesuai peran dan kewenangannya.

A.2. Pemantauan oleh Pemerintah

Adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh pemerintah sesuai

tingkatannya. Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi adalah bagian dari anggaran belanja negara

dan daerah, sehingga pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan

bahwa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPM MPd) Integrasi berjalan sesuai prinsip dan prosedur serta dipakai

sebagaimana mestinya. Semua pegawai pemerintah yang terlibat dalam

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasi (Tim Koordinasi, Bupati, Camat, Kepala Desa, Satker, dll) mempunyai

tugas untuk memantau pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi.

Pegawai pemerintah sesering mungkin mengunjungi lapangan, baik

secara rutin maupun berkala untuk membantu memfasilitasi penyelesaian

masalah. Mereka bisa melihat dan memeriksa masalah-masalah ataupun isu

yang ada atau mereka atau bisa memeriksa beberapa hal yang juga tugas

pemantauan konsultan.

A.3. Pemantauan oleh Konsultan

Adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh konsultan atau

fasilitator. Konsultan pusat, konsultan wilayah, konsultan kabupaten mempunyai

tanggung jawab untuk memantau kegiatan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Mereka wajib

melakukan pengecekan untuk bisa mengetahui apakah pelaksanaan setiap

tahapan kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana, dan apakah prinsip

maupun prosedur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasij uga diterapkan dengan benar.

Pengecekan yang perlu dilakukan oleh konsultan atau fasilitator meliputi:

a Penerapan prinsip dan prosedur Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi apakah sudah

diterapkan dengan benar

b Apakah masyarakat telah berpartisipasi dalam setiap tahapan

c Apakah dokumentasi dan administrasi / pembukuan kegiatan tercatat dan

tersimpan dengan baik dan benar (sesuai peruntukkannya)

d Apakah kualitas hasil pelaksanaan kegiatan cukup memadai

e Apakah proses pelestarian hasil kegiatan telah berjalan

52 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 53: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

A.4. Pemantauan oleh Pihak Lain

Adalah pemantauan yang dilakukan secara independen, oleh organisasi

atau pihak lain. Pemantauan oleh pihak lain berisi kumpulan data dan informasi

tentang pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dari pihak luar. Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

memasukan kegiatan pemantauan oleh pihak lain sehingga program bisa

menerima sudut pandang yang berbeda dari pihak luar, yaitu pihak independen

yang mungkin memiliki pandangan lebih obyektif atau sudut pandang yang

berbeda dari para pelaksana program.

Pemantauan eksternal dilakukan oleh DPR/DPRD, LSM, Wartawan, dll.

Keberadaan pemantau dari pihak lain bersama pelaku-pelaku Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi,

diharapkan akan terjadi sinergi yang mendorong terjadinya forum lintas pelaku

dalam rangka pembelajaran program pemberdayaan masyarakat.

6.2. EVALUASI

Evaluasi dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan

kegiatan yang telah dilakukan oleh desa-desa dan di tingkat antar desa, termasuk

didalamnya adalah kinerja dari para pelaku Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Hasil dari pemantauan,

pemeriksaan dan pengawasan dapat dijadikan dasar dalam evaluasi pelaksanaan

program di desa maupun di kecamatan. Selain itu dapat juga dilihat dari isi laporan

dengan berpegang pada rencana kriteria dan standar yang ditentukan. Hasil evaluasi

dapat dijadikan sebagai dasar upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi

hambatan yang terjadi.

Apabila dari hasil penilaian isi laporan dinyatakan terjadi penyimpangan dari

rencana, kriteria dan standar yang ditentukan, maka dilakukan pengecekan ke

lapangan, melalui berbagai sumber yang dapat dipercaya.

Sementara itu di tingkat keprograman juga dilakukan serangkaian kegiatan

evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada saat tertentu (bisa dilakukan di

pertengahan atau pada akhir tahun program atau siklus). Kegiatan evaluasi yang

dilakukan perlu diketahui juga oleh pelaku-pelaku di lapangan. Evaluasi didasarkan

atas pencapaian terhadap tujuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

Partisipatif. Indikator yang dipakai dalam evaluasi sebagai berikut:

1) Adanya regulasi yang mendorong penguatan sistem manajemen pembangunan partisipatif

2) Adanya alokasi dana desa

3) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di daerah

4) Meningkatnya keterbukaan dalam pengelolaan kegiatan pembangunan

5) Menurunnya persen penduduk miskin

53 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 54: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

6) Meningkatnya keterlibatan perempuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan

7) Diakomodasikannya aspirasi masyarakat ke dalam rencana kerja pemerintah dan atau rencana kerja SKPD

8) Terintegrasinya proses partisipatif, proses politik, dan proses teknokratik dalam perencanaan program dan perencanaan anggaran

6.3. PELAPORAN

Pelaporan merupakan proses penyampaian data dan atau informasi mengenai

perkembangan atau kemajuan setiap tahapan dari pelaksanaan program, kendala

atau permasalahan yang terjadi, penerapan dan pencapaian dari sasaran atau tujuan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasi.

Mekanisme pelaporan dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dilakukan melalui jalur

struktural dan jalur fungsional, sebagai upaya untuk mempercepat proses

penyampaian data dan atau informasi dari lapangan atau desa ke tingkat Kecamatan,

Kabupaten, Provinsi dan Pusat.

Agar dapat diperoleh laporan yang lengkap dan informatif, maka materi yang

disajikan minimal harus memperlihatkan 6 (enam) hal penting yaitu :

a. Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan,

b. Pencapaian sasaran dan atau target dari kegiatan yang sedang dilaksanakan,

c. Gambaran kemajuan dari pelaksanaan kegiatan pada saat laporan dibuat,

d. Target dan realisasi biaya dari kegiatan yang sedang dilaksanakan,

e. Kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk tindak lanjutnya,

f. Gambaran dan atau tingkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

program.

Sistem laporan dari Kecamatan (Unit Pengelola Kegiatan) dalam Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

dibuat sesuai ketentuan yang berlaku, mengingat keterbatasan kemampuan

administratif dari Unit Pengelola Kegiatan di kecamatan. Materi laporan berupa data

dan atau informasi yang benar dan akurat jauh lebih diutamakan dari pada sistem

atau bentuk laporan.

Pelaporan jalur struktural akan melibatkan beberapa pihak baik sebagai

pembuat maupun penerima laporan seperti : Ketua UPK, Setrawan kecamatan,

PJOK, Camat, Setrawan Kabupaten, PJO Kabupaten, Satker Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi Kabupaten,

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPM MPd) Integrasi Kabupaten, Bupati, TK- Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi Provinsi dan TK- Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

Nasional cq. Sekretariat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi Nasional.

54 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 55: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

Mekanisme untuk pelaporan jalur struktural dilakukan secara bertingkat

sebagai berikut :

a. Ketua UPK dengan bantuan dari Setrawan Kecamatan membuat laporan bulanan

yang ditujukan PJOK dengan tembusan kepada Satker Kabupaten, PJO

Kabupaten, dan TK Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi Kabupaten.

b. Satker Kabupaten dengan bantuan Faskab dan Setrawan Kabupaten menelaah

dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan setelah menerima laporan dari

ketua UPK. Selanjutnya Satker Kabupaten menyusun dan membuat laporan

bulanan yang ditujukan kepada Bupati dengan tembusan kepada Ketua TK-

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)

Integrasi Kabupaten, TK Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi Provinsi, dan TK Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi Nasional.

Pada akhir tahap pelaksanaan Satker Kabupaten, harus membuat laporan akhir

yang menggambarkan kondisi terakhir dari Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di wilayahnya.

c. Bupati berdasarkan laporan dari Satker, hasil-hasil rapat evaluasi dan kunjungan

atau monitoring ke lapangan menyusun dan membuat laporan triwulan yang

disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Ditjen PMD melalui

Satker Pusat.

d. Gubernur menyusun rekapitulasi laporan triwulan dari setiap kabupaten di

wilayahnya menjadi laporan triwulan gubernur yang disampaikan kepada Menteri

Dalam Negeri c.q. Ditjen PMD, dengan tembusan ke Bappenas dan Menteri

Keuangan.

e. Dalam hal yang dipandang perlu untuk melaporkan hal-hal mendesak atau

bersifat khusus, dapat dilakukan diluar mekanisme laporan berkala. Untuk

laporan ini bentuk dan waktunya bebas terutama hal-hal yang memerlukan

perhatian khusus dari pusat.

f. Periode Pelaporan

Pelaporan dilaksanakan secara rutin setiap bulan secara berjenjang

6.4. PENGADUAN DAN PENANGANAN MASALAH

Setiap pengaduan dan keluhan yang muncul dari masyarakat harus segera

ditanggapi secara serius dan proposional serta tidak terlalu lama dibiarkan.

Munculnya pengaduan terhadap pelaksanaan kegiatan merupakan wujud kontrol

sosial atau pengawasan oleh masyarakat. Pengaduan terhadap Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dapat

dilakukan melalui :

a Kotak pos 612/JKP (di tingkat Pusat)

b Surat/berita langsung kepada setrawan kecamatan, Fasilitator Kecamatan,

setrawan kabupaten Fasilitator Teknik maupun konsultan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi lainnya.

c Surat/ berita kepada aparat pemerintahan yang terkait.

55 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 56: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

d Pemantau kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi lainnya, seperti: wartawan, LSM, dll.

Dalam menangani setiap pengaduan dan permasalahan dilakukan berdasarkan

prinsip-prinsip :

a Rahasia, identitas yang melaporkan (pelapor) pengaduan harus dirahasiakan.

b Berjenjang, semua pengaduan ditangani pertama kali oleh pelaku Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi

di jenjang keberadaan subyek yang diadukan. Jadi bila permasalahan muncul di

tingkat desa, maka pertama kali yang bertanggungjawab untuk menanganinya

adalah masyarakat desa tersebut difasilitasi oleh Setrawan Kecamatan,

Pendamping Lokal, Kader Desa, dan Kepala Desa. Pelaku di jenjang atasnya

memantau perkembangan penanganan. Bila pelaku di jenjang keberadaan

subyek tidak berhasil menangani pengaduan, maka pelaku di jenjang atasnya

memberi rekomendasi penyelesaian atau bahkan turut memfasilitasi proses

penyelesaiannya.

c Transparansi dan Partisipatif, artinya sejauh mungkin masyarakat harus

diberitahu dan dilibatkan dalam proses penanganan pengaduan terhadap

masalah yang ada di wilayahnya dengan difasilitasi oleh fasilitator atau konsultan.

Sebagai pelaku utama pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi, masyarakat harus

disadarkan untuk selalu mengontrol jalannya kegiatan secara bertanggungjawab.

d Proporsional, artinya penanganan sesuai dengan cakupan kasusnya. Jika

kasusnya hanya berkaitan dengan prosedur, maka penanganannya pun harus

pada tingkatan prosedur saja. Jika permasalahannya berkaitan dengan prosedur

dan pengaduan dana, maka masalah atau kasus yang ditangani tidak hanya

masalah prosedur saja atau penyalahgunaan dana saja.

e Objektif, sedapat mungkin dalam penanganan pengaduan, di tangani secara

objektif. Artinya pengaduan-pengaduan yang muncul harus selalu diuji

kebenarannya, melalui mekanisme uji silang. Sehingga tindakan yang dilakukan

sesuai dengan data yang sebenarnya. Tindakan yang dilakukan bukan

berdasarkan pemihakan salah satu pihak, melainkan pemihakan pada prosedur

yang seharusnya dan kekhasan wilayah masing-masing.

f Akuntabilitas, Proses kegiatan pengelolaan pengaduan dan masalah serta

tindaklanjutnya harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sesuai

dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.

g Kemudahan, Setiap anggota masyarakat terutama kelompok perempuan dan

laki-laki, harus mudah untuk menyampaikan pengaduan/masalah.

Pengadu/pelapor dapat menyampaikan pengaduan ke jenjang yang paling

mudah dijangkau dengan menggunakan media/saluran pengaduan yang telah

dibangun oleh program dan/atau yang telah ada di lingkungannya.

h Cepat dan akurat, Setiap pengaduan dan permasalahan perlu

ditangani/ditanggapi secara cepat dengan menggunakan informasi yang akurat.

Untuk itu penanganan pengaduan dan masalah diupayakan penyelesaiannya

pada tingkat yang terdekat.

56 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s

Page 57: Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

BAB VII

PENUTUP

Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM

MPd) Integrasi SPP-SPPN ini diharapkan dapat dilaksanakan pengintegrasian ke dalam

pola pembangunan daerah/reguler.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Memfasilitasi dan memastikan keterpaduan rencana dan pembiayaan yang bersumber

dari dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi, Tugas Pembantuan maupun dana lainya

pada kegiatan pembangunan desa pada musrenbang di desa.

b. Memfasilitasi dan memastikan keterpaduan rencana kegiatan pembangunan ( Renstra

Kecamatan) pada saat Musrenbang RKPD di Kecamatan untuk diajukan/dibahas ke

Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten.

c. Mendorong terwujudnya keterpaduan rencana dan pembiayaan kegiatan

pembangunan (Program dan SKPD) pada pelaksanaan Forum SKPD dan Musrenbang

Kabupaten.

d. Melaksanakan kegiatan yang dibiayai dari dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-

SPPN.

e. Memantapkan perencanaan pembangunan daerah untuk penanggulangan kemiskinan.

f. Melaksanakan Kesepakatan bersama antara eksekutif dan legeslatif dalam

pengembangan sistem pembangunan partisipatif di Kabupaten Ciamis

BUPATI CIAMIS,

H. ENGKON KOMARA

57 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s