PTKp - 3

111
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada factor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Demikianpun dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondidi belajar mengajar yang efektif. Belajar mengajar dikatakan efektif dapat dilihat dari sudut prestasi, yaitu mampu menampung masukan yang banyak dan menghasilkan tamatan yang banyak, bermutu dalam arti mampu bersaing di pasaran atau 1

description

PTKp

Transcript of PTKp - 3

Page 1: PTKp - 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya

inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber

daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada

factor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam

dunia pendidikan.

Demikianpun dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut

memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondidi belajar mengajar

yang efektif. Belajar mengajar dikatakan efektif dapat dilihat dari sudut

prestasi, yaitu mampu menampung masukan yang banyak dan menghasilkan

tamatan yang banyak, bermutu dalam arti mampu bersaing di pasaran atau

lapangan kerja yang ada dan diperlukan. Efektivitasa proses belajar mengajar

ini dapat dilihat pula dari sudut proses pendidikan, meliputi kegairahan atau

motivasi belajar yang tinggi pada peserta didik.

Agar dapat mengajar efektif, guru harus mampu meningkatkan

kesempatan belajar bagi siswa ( kuantitas ) dan meningkatkan mutu ( kualitas)

mengajar. Kelayakan mengajarpun tidak hanya cukup diukur berdasarkan

pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan bagaimana

kemampuan guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi, menguasai,

1

Page 2: PTKp - 3

memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi pembelajaran.

Sehubungan dengan hal itu, Jiyono ( 1987 ) menyimpulkan bahwa

kemampuan guru SD dalam menguasai bahan pelajaran pada umumnya sangat

menghawatirkan karena dari sampel guru yang diminta menunjukkan

kemampuan menguasai bahan pelajaran 70% yang kurang menguasai bahan

pelajaran, sedangkan hanya 30% yang menguasai bahan pelajaran.

Kondisi seperti itu diperparah dengan kurang optimalnya fungsi

kepengawasan maupun kepala sekolah. Bila selama ini banyak pendapat

menyatakan profesionalisme guru di Indonesia relatif rendah atau kurang

memadai, hal itu merupakan akibat dari kurang kepengawasan baik kepala

sekolah maupun pengawas.

Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas

mengajar dan aktivitas belajar. Pembelajaran sebagai suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar (S.

Nasution, (1994: 25). Kegiatan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang

disadari dan direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri

dari beberapa komponen yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pembelajaran

yang baik akan tercapai apabila disertai dengan perencanaan pengajaran

sebagai acuan dalam mengajar. Perencanaan Pembelajaran mempunyai

peranan penting dalam memandu guru melaksanakan tugasnya sebagai

pendidik. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki rencana pembelajaran

2

Page 3: PTKp - 3

karena perencanaan tersebut adalah fungsi pedagogi yang penting untuk

meningkatkan kualitas praktik pembelajaran dan mungkin sekali untuk

memotivasi guru (Wawan S. Suherman, 2001: 113).

Perencanaan pembelajaran dibuat dengan mengacu pada kurikulum.

Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses

penyusunan materi pelajaran, penggunaaan media pengajaran, penggunakaan

pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu lokasi waktu

yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan (Abdul Majid, 2005: 17).

Seorang guru dituntut untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan

dan sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa. Guru merupakan

unsur penanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan jasmani dan

seringkali melaksanakan pembelajaran yang kurang menyeluruh sehingga

dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Oleh

karena itu, membuat rencana mengajar merupakan tugas guru, dimana guru

harus mampu menilai kebutuhan siswa sebagai subjek belajar, merumuskan

tujuan pembelajaran dan memilih metode serta strategi belajar yang tepat

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran

dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran

diantaranya kompetensi dasar, materi standar, indikator sekaligus metode

yang digunakan dalam proses mengajar.

Perencanaan pengajaran digunakan oleh guru sebagai petunjuk dan

arah kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan

3

Page 4: PTKp - 3

pengajaran mempunyai manfaat baik bagi guru maupun murid. Bagi guru

perencanaan pengajaran merupakan suatu pedoman kerja untuk

melaksanakan tugasnya sebagi pendidik dan untuk murid perencanaan

pengajaran merupakan pedoman belajar yang bisa digunakan sebagai

pemandu siswa dalam belajar (E. Mulyasa, 2006: 213). Membuat

perencanaan pembelajaran mensyaratkan seorang guru harus mempelajari

kurikulum sekolah dan memahami semua program pendidikan yang sedang

dilaksanakan. Selanjutnya dituangkan dalam program tahunan dan program

semester dan silabus, untuk dapat dilaksanakan dalam PBM, maka dibuat

dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Persiapan tersebut

berisi tujuan mengajar, pokok yang diajarkan, metode mengajar, bahan

pelajaran, alat peraga, dan teknik observasi yang akan digunakan. Kekuatan

dan kelemahan dari program pengajaran yang telah disusun guru akan terlihat

jelas setelah program tersebut dilaksanakan. Langkah selanjutnya adalah guru

harus mampu mengembangkan kekuatan program mengajar dan

mengevaluasi kelemahan kemudian mencari jalan keluarnya (Abdul Majid,

2005: 98). Pelaksanaan perencanaan program terlihat sulit, namun apabila

guru mengetahui dengan jelas tujuan yang ingin dicapai maka pola kerjanya

akan menjadi terarah sehingga perencanaan program akan terlaksana dengan

mudah. Dalam melaksanakan program pengajarannya diperlukan pengalaman

guru dalam memilih prosedur pengajaran. Guru sebaiknya menyususun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap satu semester.

4

Page 5: PTKp - 3

Penyusunan RPP secara menyeluruh untuk satu semester akan dapat

menjamin kesinambungan tujuan, materi pelajaran, proses belajar mengajar

dan penilaian. Apabila setiap bidang studi telah memiliki RPP menyeluruh

untuk setiap semester, maka akan lebih mudah menilai keberhasilan

kurikulum. Dalam penyusunan rencana pembelajaran , guru dituntut dapat

melaksanakan proses pengajaran dengan baik dan mencapai tujuan

pengajaran seperti yang telah direncanakan. Salah satu penyebab proses

belajar mengajar tidak berjalan dengan efektif karena kurangnya persiapan

guru dalam mengajar termasuk juga pembuatan perencanaan pengajaran.

Akibatnya adalah pencapaian tujuan pengajaran menjadi tidak maksimal

(Abdul Majid, 2005:4).

Data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Nasional dengan jumlah

SD Binaan di Kab. Sumbawa yang letaknya sangat bervariasi, ada yang di

daerah perkotaan dan di pedesaan, dengan ketentuan jumlah guru pendidikan

jasmani sebanyak 198 orang. Hasil observasi yang dilakukan peneliti

terhadap beberapa SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa

menunjukan bahwa sebagian guru masih beranggapan bahwa perencanaan

pembelajaran itu tidak penting, hanya sebagai syarat administrasi saja sebagai

laporan mengajar apabila sewaktu-waktu ada pemeriksaaan. Guru

menganggap mengajar adalah suatu pekerjaan rutin yang tidak perlu

direncanakan. Permasalahan ini menjadi masalah klasik dalam dunia

pendidikan dimana guru tidak mempunyai waktu untuk membuatperencanaan

pembelajaran. Alasan lain yang banyak dikemukakan oleh guru SD Binaan

5

Page 6: PTKp - 3

Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa tidak membuat perencanaan mengajar

adalah tidak adanya waktu karena tugas mengajar yang terlalu banyak.

Bagaimanapun mengajar adalah tugas dan kewajiban yang harus dilakukan

oleh guru, namun hal ini bukan berarti pembuatan perencanaan pembelajaran

dapat diabaikan. Merupakan kewajiban bagi guru tersebut untuk dapat

mengatur waktunya agar dapat membuat perencanaan pembelajaran.

Adanya perencanaan pembelajaran akan dapat menghemat waktu,

tenaga, alat-alat, dan biaya. Dampak yang dapat ditimbulkan karena tidak

adanya perencanaan pembelajaran adalah ketidakefektifan guru dalam

mengajar. Guru mengajar tidak terarah dan cenderung hanya untuk

memenuhi kewajiban mengajar saja. Kurangnya persiapan membuat guru

mengajar seadanya sehingga tujuan yang akan dicapai pada proses

pembelajaran tersebut tidak dapat tercapai dengan maksimal. Adanya

perencanaan pembelajaran memberikan pedoman kerja bagi guru maupun

peserta didik. Perencanaan pembelajaran dapat digunakan sebagai alat ukur

untuk mengetahui efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat

diketahui ketepatan dan kelambanan kerja. Perencanaan suatu

pertanggungjawaban guru terhadap profesi yang disandangnya. Perencanaan

merupakan kompetensi yang penting yang harus dimiliki oleh guru,

walaupun perencanaan tidak menjamin keefektifan proses pembelajaran.

Walaupun demikian, dengan perencanaan yang baik, guru akan

memiliki bekal yang cukup untuk melaksanakan proses pembelajaran. Proses

pembelajaran yang direncanakan dengan seksama diharapkan akan

6

Page 7: PTKp - 3

berlangsung secara efektif dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Permasalahan tersebut dapat menghambat pelaksanaan dan tercapainya

tujuan pembelajaran.

Oleh sebab itu, penting bagi guru untuk menguasai dan membuat

perencanaan pembelajaran yang akan diajarkan untuk dapat menunjang

pelaksanaan pembelajaran. Sehingga, kegiatan pembelajaran dapat mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan permasalahan yang

ditemukan, maka peneliti tertarik untuk mengkajinya lebih lanjut.

Sehubungan dengan hal di atas peneliti selaku pengawas di SD

Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa mengadakan suatu penelitian

dalam upaya meningkatkan kinerja guru dengan judul : “ Peningkatan

Kinerja Guru dalam Penyusunan Rancangan Pembelajaran Melalui

Supervisi Akademik Pengawas Upaya Peningkatan Capaian Mutu

Sekolah di SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa Tahun

Pelajaran 2013-2014 ”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian tersebut di atas maka maka dalam penelitian ini dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah model supervisi akademik pengawas pengawas yang

menjadi tanggung jawabnya ?

2. Bagaimana peningkatan kinerja guru sebelum maupun sesudah

melaksanakan supervisi akademik pengawas ?

7

Page 8: PTKp - 3

3. Apakah supervisi akademik pengawas dapat meningkat kinerja guru dalam

penyusunan rencana pembelajaran ?

4. Apakah ada perbedaan kinerja guru antara yang belum dan sesudah

dilakukan supervisi akademik pengawas oleh pengawas ?

5. Sejauh mana pengawas dapat melaksanakan supervisi akademik

pengawas?

6. Bagaimana bentuk pembinaan pengawas dengan menerapkan supervisi

akademik?

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di

atas maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini akan dibatasi pada

pada masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran melalui supervisi akademik pengawas upaya peningkatan

capaian mutu sekolah di SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa

Tahun Pelajaran 2013-2014?

2. Bagaimana efektifitas supervisi akademik pengawas meningkatkan kinerja

guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran upaya peningkatan

capaian mutu sekolah di SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa

tahun pelajaran 2013-2014 ?

8

Page 9: PTKp - 3

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran

melalui supervisi akademik pengawas upaya peningkatan capaian mutu

sekolah di SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa Tahun Pelajaran

2013-2014.

2. Efektifitas supervisi akademik pengawas meningkatkan kinerja guru

dalam penyusunan rancangan pembelajaran upaya peningkatan capaian

mutu sekolah di SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa tahun

pelajaran 2013-2014.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan refleksi terhadap program pembinaan pengawas

melalui supervisi akademik pengawas sehingga dapat diadakan revisi

terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

2. Jika pelaksanaan bimbingan pengawas melalui supervisi akademik

pengawas ini berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru dalam

penyusunan rancangan pembelajaran, maka dapat dipertimbangkan

sebagai bahan uji pelatihan bagi pengawas di masa mendatang.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam melakukan supervisi di sekolah pada umumnya, dan khususnya di

SD

9

Page 10: PTKp - 3

4. Hasil penelitian ini memberikan kesempatan kepada guru dan

karyawan tata usaha di sekolah, untuk dapat aktif dalam kegiatan sekolah,

terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan.

5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada

hasanah pengetahuan yang berkaitan dengan teori

kepemimpinan/leadership terutama manajemen pendidikan.

6. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi bagi penelitian

berikutnya.

10

Page 11: PTKp - 3

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kinerja Guru

Istilah kinerja dapat diterjemahkan dalam perfomance atau unjuk kerja,

artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya pada

tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu kinerja yang esensial terhadap

keberhasilan suatu pekerjaan. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap

individu perli diciptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara

optimal.

Menurut Fattah (1996) kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan

yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan otivasi dalam

menghasilkan suatu pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah hasil kerja seseorang yang mencerminkan prestasi kerja sebagai

ungkapan pengetahuan, sikpa dan keterampilan.

Menurut Supriadi (1998) kinerja guru akan menjadi lebih baik, bila

seorang guru memiliki lima hal yakni:

1. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya

2. Menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang akan diajarkan

serta cara mengajarnya kepada siswa

3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara

evaluasi dan

11

Page 12: PTKp - 3

4. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan

belajar serta pengalamannya.

Lebih lanjut Hamalik (2002) kemampuan dasar yang disebut juga

kinerja dari seorang guru teridiri dari: (1) kemampuan merencanakan

pembelajaran, (2) kemampuan mengelola program belajar mengajar, (3)

kemampuan menglola kelas (4) kemampuan menggunakan media/sumber

belajar, (5) kemampuan menglola interaksi belajar mengajar, (6) mampu

melaksanakan evaluasi belajar siswa.

Kinerja guru sangat terkait dengan efektifitas guru dalam

melaksanakan fungsinya oleh Medley dalam Depdikbud (1984) dijelaskan

bahwa efektifitas guru yaitu: (1) memiliki pribadi kooperatif, daya tarik,

penampilan amat besar, pertimbangan dan kepemimpinan, (2) menguasai

metode mengajar yang baik, (3) memiliki tingkah laku yang baik saat

mengajar, dan (4) menguasai berbagai kompetensi dalam mengajar.

Evaluasi kinerja guru mutlak dilakukan, karena masih terdapat banyak

kinerja guru yang kurang memadai, disamping itu guru dituntut dapat

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terus

berkembang pula dengan pesat. Istilah kinerja berasal dari bahasa inggris yaitu

Performance, berarti hasil kena atau unjuk kerja yang dicapai seseorang atau

sekelompok orang/organisasi tertentu. Istilah kinerja dapat diterjemahkan

dalam unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap

pekerjaannya di tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat

esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjan. Pada hakikatnya orang bekerja

12

Page 13: PTKp - 3

untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan tertentu. Kebuituhan dipandang

sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedanghkan tujuannya berfungsi

untuk menggerakkan perilaku. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi

setiap individu, perlu disiptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai

secara optimal.

Widyastono (1999) berpendapat bahwa terdapat empat gugus yang erat

kaitannya dengan kinerja guru, yaitu kemampuan (1) merencanakan KBM, (2)

melaksanakan KBM, (3) melaksanakan hubungan antar pribadi, dan (4)

mengadakan penilaian. Sedangkan Suyud (2005) mengembangkan kinerja

guru profesional meliputi: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman

karakteristik siswa, (3) penguasaan pengelolaan kelas, (4) penguasaan metode

dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran dan (6)

kepribadian.

Dari pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja

guru dalam penelitian ini ialah: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman

karakteristik, (3) penguasaan pengeloaan kelas, (4) penguasaan metode dan

strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran, dan (6)

kepribadian.

13

Page 14: PTKp - 3

B. Tunjauan tentang Penyusunan Rancangan Pembelajaran

Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas

mengajar dan aktivitas belajar. Pembelajaran sebagai suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar (S.

Nasution, (1994: 25). Kegiatan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang

disadari dan direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri

dari beberapa komponen yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pembelajaran yang

baik akan tercapai apabila disertai dengan perencanaan pengajaran sebagai

acuan dalam mengajar. Perencanaan Pembelajaran mempunyai peranan

penting dalam memandu guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Oleh

karena itu, seorang guru harus memiliki rencana pembelajaran karena

perencanaan tersebut adalah fungsi pedagogi yang penting untuk

meningkatkan kualitas praktik pembelajaran dan mungkin sekali untuk

memotivasi guru (Wawan S. Suherman, 2001: 113).

Perencanaan pembelajaran dibuat dengan mengacu pada kurikulum.

Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses

penyusunan materi pelajaran, penggunaaan media pengajaran, penggunakaan

pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu lokasi waktu

yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan (Abdul Majid, 2005: 17).

14

Page 15: PTKp - 3

Seorang guru dituntut untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan

dan sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa. Guru merupakan

unsur penanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan jasmani dan

seringkali melaksanakan pembelajaran yang kurang menyeluruh sehingga

dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Oleh

karena itu, membuat rencana mengajar merupakan tugas guru, dimana guru

harus mampu menilai kebutuhan siswa sebagai subjek belajar, merumuskan

tujuan pembelajaran dan memilih metode serta strategi belajar yang tepat

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran

dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran

diantaranya kompetensi dasar, materi standar, indikator sekaligus metode yang

digunakan dalam proses mengajar.

Perencanaan pengajaran digunakan oleh guru sebagai petunjuk dan

arah kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan

pengajaran mempunyai manfaat baik bagi guru maupun murid. Bagi guru

perencanaan pengajaran merupakan suatu pedoman kerja untuk melaksanakan

tugasnya sebagi pendidik dan untuk murid perencanaan pengajaran merupakan

pedoman belajar yang bisa digunakan sebagai pemandu siswa dalam belajar

(E. Mulyasa, 2006: 213). Membuat perencanaan pembelajaran mensyaratkan

seorang guru harus mempelajari kurikulum sekolah dan memahami semua

program pendidikan yang sedang dilaksanakan. Selanjutnya dituangkan dalam

program tahunan dan program semester dan silabus, untuk dapat dilaksanakan

dalam PBM, maka dibuat dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan

15

Page 16: PTKp - 3

Pembelajaran). Persiapan tersebut berisi tujuan mengajar, pokok yang

diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga, dan teknik observasi

yang akan digunakan. Kekuatan dan kelemahan dari program pengajaran yang

telah disusun guru akan terlihat jelas setelah program tersebut dilaksanakan.

Langkah selanjutnya adalah guru harus mampu mengembangkan kekuatan

program mengajar dan mengevaluasi kelemahan kemudian mencari jalan

keluarnya (Abdul Majid, 2005: 98). Pelaksanaan perencanaan program terlihat

sulit, namun apabila guru mengetahui dengan jelas tujuan yang ingin dicapai

maka pola kerjanya akan menjadi terarah sehingga perencanaan program akan

terlaksana dengan mudah. Dalam melaksanakan program pengajarannya

diperlukan pengalaman guru dalam memilih prosedur pengajaran. Guru

sebaiknya menyususun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap

satu semester.

Penyusunan RPP secara menyeluruh untuk satu semester akan dapat

menjamin kesinambungan tujuan, materi pelajaran, proses belajar mengajar

dan penilaian. Apabila setiap bidang studi telah memiliki RPP menyeluruh

untuk setiap semester, maka akan lebih mudah menilai keberhasilan

kurikulum. Dalam penyusunan rencana pembelajaran , guru dituntut dapat

melaksanakan proses pengajaran dengan baik dan mencapai tujuan pengajaran

seperti yang telah direncanakan. Salah satu penyebab proses belajar mengajar

tidak berjalan dengan efektif karena kurangnya persiapan guru dalam

mengajar termasuk juga pembuatan perencanaan pengajaran. Akibatnya

16

Page 17: PTKp - 3

adalah pencapaian tujuan pengajaran menjadi tidak maksimal (Abdul Majid,

2005:4).

Perencanaan pembelajaran yang mendidik perlu mengikuti prosedur

yang tepat agar rencana tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dalam pedoman penyusunan

KTSP mengemukakan langkah-langkah yang ditempuh dalam pengembangan

silabus mata pelajaran adalah (1) mengkaji standar kompetensi dan

kompetensi dasar, (2) mengidentifikasi materi pokok pembelajaran, (3)

mengembangkan kegiatan pembelajaran, (4) merumuskan indikator

pencapaian kompetensi, (5) menetapkan jenis penilaian berdasarkan indikator

pencapaian kompetensi, (6) menentukan alokasi waktu tiap kegiatan

pembelajaran, dan (7) menentukan sumber belajar. Perhatikan Gambar 3.1

tentang langkah pengembangan.

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pembelajaran yang mendidik akan dapat dikelola dengan baik

apabila mengacu dan diarahkan kepada pencapaian kompetensi yang harus

dikuasai oleh peserta didik. Kompetensi yang dikuasai peserta didik pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah telah ditetapkan dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Di dalam Permendiknas

tersebut telah ditetapkan standar kompetensi lulusan minimal, yakni (1)

standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan

17

Page 18: PTKp - 3

menengah, (2) standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata

pelajaran, dan (3) standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Pasal 1 Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 berbunyi: (1) Standar

Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan

peserta didik. (2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan

pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal

kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata

pelajaran. (3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini. Di dalam

melakukan kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata

pelajaran, perlu memperhatikan hal-hal berikut.

a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat

kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI.

b) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata

pelajaran.

c) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antara mata

pelajaran.

2. Merancang Pengalaman Belajar

Setelah kajian kompetensi dan kompetensi dasar minimal setiap

mata pelajaran, maka perlu merancang pengalaman belajar yang harus

dialami peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar mata pelajaran

18

Page 19: PTKp - 3

bersangkutan. Kegiatan merancangan pengalaman belajar ini menjadi

mudah dilakukan apabila kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

telah selesai dikaji atau dijabarkan.

Rumusan kompetensi dasar dari SKL menunjukkan pengalaman

belajar yang dialami peserta didik. Pengalaman belajar kegiatan apa yang

dikerjakan oleh peserta didik dari mata pelajaran tertentu. Kompetensi

dasar sebagai jabaran dari SKL akan berkaitan dengan karakteristik jenis

tugas dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh peserta didik.

3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Materi Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran merupakan langkah

ketiga dalam merancang pembelajaran yang mendidik. Identifikasi materi

pokok/pembelajaran hendaknya dipilih yang menunjang pencapaian

kompetensi dasar yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-

hal seperti ; potensi peserta didik,relevan dengan karakteristik

daerah,tinhgkat perkembangan peserta didik,manfaat bagi peserta

didik,struktur keilmuan,aktualitas/kedalaman/keluasan,relevan dengan

peserta didik dan kebutuhan lingkungan,dan ketepatan alokasi waktu.

4. Menghembangkan kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman

belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar

peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar

lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar

yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan

19

Page 20: PTKp - 3

pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman

belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-

hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut ;

a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada

para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses

pembelajaran secara profesional.

b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus

dilakukan oleh peserta didik serta berurutan untuk mencapai

kompetensi dasar.

c) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki

konsep materi pembelajaran.

d) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan

pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan

materi pembelajaran.

5. Merumuskan Indikator dan Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang

ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Indikator ini harus dikembangkan sesuai

dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,

potensi daerah. Perumusan indikator menggunakan kata kerja operasional

20

Page 21: PTKp - 3

yang terukur dan/atau dapat diobservasi, karena akan digunakan sebagai

dasar untuk menyusun alat penilaian

6. Penentuan Jenis Penilaian Pembelajaran

Penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk mengukur pencapaian

kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator yang telah

dirancang sebelumnya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan

non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,

pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau

produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Perlu disadari dan dimengerti bahwa penilaian merupakan

serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan

data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan. Hasil penilaian pembelajaran tersebut

merupakan informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan,

sehingga dalam penentuan jenis penilaian perlu diperhatikan hal-hal :

a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan proses

pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap

kelompoknya.

c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih kemudian hasilnya

dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan

yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

21

Page 22: PTKp - 3

d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak

lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program

remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya dibawah

kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang

telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi

harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya

teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi

lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan

7. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan

pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu

dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,

kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.

Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan

waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh

peserta didik yang beragam. Di dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

telah ditetapkan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran.

22

Page 23: PTKp - 3

C. Prinsip dan Langkah Perencanaan Pembelajaran

Pada prinsipnya pembelajaran yang mendidik merupakan

pembelajaran yang mengacu dan didasarkan pada penguasaan atau pencapaian

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan. Agar peserta didik

dapat menguasai atau mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, guru perlu

memahami secara tepat perangkat kemampuan yang harus dikuasai oleh

peserta didik. Penguasaan atau pencapaian kompetensi dapat diindikasikan

sebagai penguasaan pengetahuan, penguasaan keterampilan dan

kecenderungan kepribadian tertentu. Jadi, standar kompetensi adalah

kemampuan seseorang dalam bidang tertentu yang dapat ditampilkan atau

didemonstrasikan dengan cara yang benar dan karakteristik kepribadian yang

mendukung.

Guru, di dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang mendidik

dituntut untuk menguasai standar kompetensi guru. Menurut PP 19 Tahun

2005 pasal 28 ayat (3), standar kompetensi yang harus dikuasai seorang

pendidik (guru) mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional,

dan sosial. Pada penjelasan pasal 28 ayat (3) tersebut, yang dimaksud dengan

kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

23

Page 24: PTKp - 3

mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam, yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam standar nasional pendidikan. Adapun Kompetensi sosial adalah

kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar Dalam

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik, guru perlu berpegang pada rencana

pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Rencana pembelajaran menjadi

panduan yang harus digunakan dalam pembelajaran, karena di dalam rencana

pembelajaran tersebut telah ditetapkan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Bayangkanlah, jika kita

melakukan perjalanan tanpa menetapkan tempat yang dituju, tentunya perjalanan

tidak akan terarah. Perjalanan yang dilakukan sangat ditentukan oleh lokasi yang

dituju. Penetapan lokasi yang dituju tersebut menyebabkan kita melakukan

perjalanan dengan penuh kesadaran. Lain halnya apabila perjalanan tidak

berdasarkan lokasi yang dituju, ada kemungkinan kesadaran kadang-kadang

hilang atau tidak berfungsi. Hal ini mungkin saja terjadi di dalam proses

pembelajaran, karena apabila pembelajaran dikelola guru tanpa berpegang pada

rencana pembelajaran maka ada kemungkinan akan berlangsung dalam suasana

atau kondisi yang tidak disadari oleh guru.

24

Page 25: PTKp - 3

D. Supervisi Akademik Pengawas

1. Pengertian Supervisi Akademik

Keterampilan utama dari seorang Pengawas adalah melakukan

penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus

meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas

agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai

kompetensi tersebut Pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan

akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat

sesuai dengan kebutuhan guru

Supervisi akademik adalah kemampuan Pengawas dalam

melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru

dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang

dilaksanakannya, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.

Supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam

meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh karena itu sasaran

supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri

dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan

RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media

dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil

pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu tujuan umum

pembinaan Pengawas melalui supervisi akademik ini adalah (1)

menerapkan teknik dan metode supervisi akademik di sekolah, dan (2)

Mengembangkan kemampuan dalam menilai dan membina guru untuk

25

Page 26: PTKp - 3

mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar

berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.

2. Sifat Sifat Pengawas Akademik

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pembinaan

supervisi akademik maka sifat sebagai seorang Pengawas dalam

melaksanakan supervisi akademik harus memiliki kualitas sebagai berikut:

a) Mendengarkan dengan sabar

b) Menunjukkan ketrampilan dengan jelas

c) Menawarkan insentif atau dorongan dengan tepat.

d) Mempertimbangkan reaksi dan pemahaman dengan tepat

e) Menjelaskan, merangsang (stimulating) dan memuji secara simpatik

dan penuh perhatian

f) Meningkatkan pengetahuan sendiri secara berkelanjutan.

3. Tujuan Supervisi Akademik

Supervisi instruksional bertujuan untuk meningkatkan

pertumbuhan, pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang bebas

kesalahan, dan sebuah komitmen untuk membangun kapasitas guru. Cogan

(1973) dan Goldhammer (1969), penyusun kerangka supervisi akademik,

meramalkan praktek yang akan memposisikan guru sebagai pebelajar

aktif. Lebih lanjut, Cogan menegaskan bahwa guru memiliki kemampuan

menjadi penanggungjawab professional dan lebih dari pada itu ia mampu

menjadi “penganalisis kinerjanya sendiri, terbuka untuk membantu orang

lain, dan mengarahkan diri sendiri”. Unruh dan Turner (1970) menyatakan

26

Page 27: PTKp - 3

bahwa supervisi sebagai “sebuah proses sosial dari stimulasi, pengasuhan,

dan memprediksi pengembangan professional guru” dan Pengawas

sebagai “ penggerak utama dalam pengembangan secara optimum kondisi

pembelajaran ”. Apabila guru belajar dari memeriksa praktiknya sendiri

dengan bantuan teman sejawat atau Pengawas, pembelajarannya menjadi

lebih personal dan oleh karena itu lebih kuat.

Maksud dari supervisi akademik/instruksional adalah formatif,

sesuai dengan proses yang sedang berjalan, proses pengembangan, dengan

pendekatan yang berbeda yang memungkinkan guru untuk belajar dari

cara penganalisisan dan perefleksian praktik di kelas mereka dengan

pendampingan pengawas atau profesional lainnya (Glatthorn, 1984, 1990,

Glickman, 1990).

Sebaliknya, maksud dari evaluasi adalah sumatif; pengamatan

kelas dan penilaian kinerja professional lainnya mengarah pada

pertimbangan final atau rating keseluruhan (mis., M=memuaskan, B=

baik, PP = perlu peningkatan). McGreal (1983) memperjelas bahwa

seluruh supervisi mengarah ke evaluasi dan pengawas tidak dapat

mengevaluasi guru sebelum mereka melakukan pengamatan terhadap guru

di dalam kelasnya

Penelitian pada kebiasaan supervisi menyatakan bahwa, kebanyak

sekolah mengurangi tujuan awal dari supervisi akademik/instruksional

dengan menggantikannya dengan evaluasi (Sullivan & Glanz, 2000).

27

Page 28: PTKp - 3

Maksud dari evaluasi adalah untuk melihat ketercapainya dengan

ketentuan standar pendidikan nasional dan kebijakan Pemda.

Menguji/menentukan nilai guru pada akhir tahun, dan dapat pula

digunakan untuk menentukan apakah seorang guru layak untuk mengajar

atau tidak.

Tujuan dari supervisi adalah untuk meningkatkan:

a. Interaksi tatap muka dan membangun hubungan antara guru dengan

Pengawas (Acheson & Gall, 1997; Bellon & Bellon, 1982;

Goldhammer, 1969; McGreal, 1983);

b. Pembelajaran bagi guru dan Pengawas (Mosher & Purpel, 1972)

c. Meningkatkan belajar siswa melalui peningkatan pembelajaran guru

(Blumberg, 1980; Cogan, 1973; Harris, 1975)

d. Basis data untuk pengambilan keputusan (Bellon & Bellon, 1982)

e. Pengembangan kapasitas individual dan organisasi (Pajak, 1993)

f. Membangun kepercayaan pada proses, satu sama lain, dan

lingkungan(Costa & Garmston, 1994), dan

g. Mengubah hasil dengan pengembangan kehidupan yang lebih

baikuntuk guru dan siswa dan pembelajaran mereka (Sergiovanni &

Starratt,1998).

Secara umum tujuan supervisi adalah meningkatkan kualitas

pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar

peserta didik.

28

Page 29: PTKp - 3

E. Peningkatan Capaian Mutu Sekolah

1. Pengertian Mutu Pendidikan.

Mutu adalah baik buruknya suatu kualitas, taraf atau derajat dari

kecerdasan, kepandaian.Dalam kamus Bahasa Inggris Mutu adalah

Mutiara; kualitas, tingkat/taraf; sedangkan bermutu adalah kualitas tinggi;

pintar.

2. Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan.

Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-

masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah

mutu pendidikan sasarannya adalah pada perbaikan kualitas komponen

pendidikan ( utamanya komponen masukan mentah untuk jenjang

pendidikan menengah dan tinggi, dan komponen masukan instrumental )

serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada

gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas peserta didik, yang

akhirnya dapat meningkatkan hasil pendidikan.

Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya

meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, persoalan, dan

manajemen sebagai berikut :

a. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya

untuk sekolah menengah dan perguruan tinggi.

b. Pengembangan kemampuan untuk tenaga kependidikan melalui studi

lanjut, misalnya berupa Pelatihan, Penataran, Seminar, Kegiatan-

kegiatan kelompok studi seperti KKG, dan MGMP.

29

Page 30: PTKp - 3

c. Penyempurnaan kurikulum, misalnya dengan memberi materi yang

lebih esensial dan mengandung muatan lokal, metode yang menantang

dan menggairahkan belajar, dan melaksanakan evaluasi yang beracuan

PAP.

d. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram

untuk belajar.

e. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembe;ajaran

dan peralatan laboratorium.

f. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai

anggaran.

g. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan :

1. Laporan penyelenggara pendidikan oleh semua lembaga

pendidikan.

2. Supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.

3. Sistem Ujian Nasional/Negara seperti EBTANAS, SIPENMARU /

UMPTN.

4. Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status

suatu lembaga.

3. Komponen-komponen Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah.

Komponen yang berpengaruh dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah antara lain :

a) Siswa, meliputi :

(1) Kemampuan.

30

Page 31: PTKp - 3

(2) Lingkungan, termasuk lingkungan sosial ekonomi, budaya dan

geografis.

(3) Intelegensi, kepribadian, bakat dan minat.

b) Guru, meliputi :

(1) Kemampuan.

(2) Latar Belakang Pendidikan.

(3) Pengalaman kerja.

(4) Beban mengajar.

(5) Kondisi sosial ekonomi.

(6) Motivasi kerja.

(7) Komitmen terhadap tugas.

(8) Disiplin.

(9) Kreatif.

c) Kurikulum, meliputi :

(1) Landasan program dan pengembangan

(2) Garis-garis besar program.

(3) Metode.

(4) Tehnik penilaian.

d) Sarana dan Prasarana, meliputi :

(1) Alat peraga.

(2) Laboratorium.

(3) Perpustakaan.

(4) Ruang UKS.

31

Page 32: PTKp - 3

(5) Ruang Kantor/ Tata Usaha.

(6) Ruang BP.

e) Pengelolah Sekolah, meliputi :

(1) Pengelolah Kelas.

(2) Pengelolah Guru.

(3) Pengelolah Siswa.

(4) Pengelolah Sarana dan Prasarana.

(5) Peningkatan Tata Tertib/Disiplin.

(6) Kepemimpinan.

f) Proses Belajar Mengajar, meliputi :

(1) Penampilan guru.

(2) Penguasaan materi.

(3) Penggunaan metode.

(4) Pendayaguna alat pembelajaran.

(5) Penyelenggraan PBM dan evaluasi.

g) Pengelolah Dana, meliputi :

(1) RAPBS.

(2) Penggunaan dana secara efektif.

(3) Laporan pertanggungjawaban secara transparan dan akuntabilitas.

(4) Pengawasan.

h) Supervisi dan monitoring, meliputi :

(1) Kepala Sekolah sebagai supervisor.

(2) Pengawas sebagai supervisor.

32

Page 33: PTKp - 3

(3) Pembinaan lainnya.

i) Hubungan Sekolah dengan masyarakat, meliputi :

(1) Hubungan sekolah dengan orang tua siswa.

(2) Hubungan sekolah dengan instansi pemerintah.

(3) Hubungan sekolah dengan dunia usaha.

(4) Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan

D. Hipotesis Tindakan

Dari uaraian yang telah dikemukakan di atas ,maka hipotesis tindakan

dalam penelitian aini adalah sebagai berikut :

1. Kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran dapat ditingkatan

dengan pembinaan pengawas melalui supervisi akademik upaya

peningkatan capaian mutu sekolah di SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab.

Sumbawa tahun pelajaran 2013-2014.

2. Pembinaan pengawas melalui supervisi akademik efektif dapat

meningkatkan kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran

sebagai upaya peningkatan capaian mutu sekolah di SD Binaan Wilayah

Kec. Buer Kab. Sumbawa tahun pelajaran 2013-2014.

33

Page 34: PTKp - 3

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Guru SD Binaan Wilayah Kec.

Buer Kab. Sumbawa yang merupakan sekolah tempat peneliti menjadi

pengawas tahun pelajaran 2013-2014.

Adapun data dan nama guru SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab.

Sumbawa yang diambil sebagai sampel adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

DAFTAR RESPONDEN PENELITIAN

No Nama Guru Asal Sekolah Alamat

1 Abdul Aziz, S.Pd SDN Kabaleso Buer2 Supriati, S.Pd SDN Kabaleso Buer3 Abu M. Zain SDN Kabaleso Buer4 Hidaai, S.Pd SDN 1 Tarusa Buer5 Sabri, A.Ma.Pd.SD SDN 1 Tarusa Buer6 Abdul Hamid SDN 1 Tarusa Buer7 Helyatul Uyunie, S.Pd SDN Pernang Buer8 Muhammad Tahir, S.Pd SDN 2 Jurumapin Buer9 Arief Andayani SDN 2 Jurumapin Buer10 Hasanuddin SDN 2 Jurumapin Buer11 Ridwan SDN Labuhan Burung Buer12 Nuraini, S.Pd SDN Labuhan Burung Buer

13 Raja Tene, S.Pd SDN Labuhan Burung Buer

14 Rahmaniar SDN Brang Loka Buer

Sumber Data : Dinas Diknas kab. Sumbawa tahun 2013-2014 .

34

Page 35: PTKp - 3

B. Setting Penelitian

1. PTKp akan dilakukan pada guru SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab.

Sumbawa tahun pelajaran 2013-2014 .

2. SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa terdiri dari 6 sekolah

masing masing sekolah diambil 1-3 orang guru dengan jumlah seluruhnya

14 orang.

3. PTKp yang dilakukan di SD Binaan adalah pembinaan pengawas melalui

supervisi akademik dalam upaya peningkatan capaian mutu sekolah.

C. Rancangan Penelitian

1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus

2. Kegiatan dilaksanakana dalam semester Genap tahun pelajaran 2013-2014.

3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai bulan 11 Februari

sampai dengan 18 Maret 2014.

4. Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang

meliputi ; (a) perencanaan,(2) tindakan,(3) pengamatan,(4) refleksi.

Rancangan Penelitian Tindakan Kepengawasan ( PTKp ) menurut Kemmis

dan Mc.Taggar ( Depdiknas,2000 ) adalah seperti gambar berikut :

35

Page 36: PTKp - 3

Plan

Reflective

Action / Observation

Siklus I

Recived Plan

Reflective

Action / Obesrvation

Siklus II

Recived Plan

Reflective

Action / Observation

Siklus III

Recived Plan

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kepengawasan

1. Rencana ( Plan ) : adalah rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk

memperbaiki ,meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai

solusi.

2. Tindakan ( Action ) : adalah apa yang dilakukan oleh peneliti / pengawas

sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

36

Page 37: PTKp - 3

3. Observasi ( Observation ) : adalah mengamati atas hasil atau dampak dari

tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap guru.

4. Refleksi ( reflection ) : adalah peneliti mengkaji,melihat,dan

mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai

keriteria.

5. Revisi ( recived plan ) : adalah berdasarkan dari hasil refleksi ini,peneliti

melakukan revisi terhadap rencana awal.

D. Varibel Penelitian

Dalam penelitian tindakan kepengawasan ini variabel yang akan

diteliti adalah peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran melalui supervisi akademik pengawas upaya peningkatan

capaian mutu sekolah di SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa Tahun

Pelajaran 2013-2014.

Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :

Variabel Harapan :

Variabel Tindakan :

Peningkatan kinerja guru dalam penyusunan

rancangan pembelajaran sebagai upaya

peningkatan capaian mutu sekolah.

Pembinaan pengawas melalui supervisi akademik

Adapun indikator yang akan diteliti dalam variabel harapan terdiri dari :

1. Kemampuan meningkatkan kinerja guru.

2. Kemampuan dalam perencanan dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah

37

Page 38: PTKp - 3

3. Kemampuan menguasai materi bimbingan dan pembinaan pengawas

4. Keefektifan pembinaan pengawas melalui supervisi akademik

meningkatkan kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran

sebagai upaya peningkatan capaian mutu sekolah.

Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas perencanaan

2. Kualitas perangkat observasi

3. Kualitas operasional tindakan

4. Kesesuaian perencanaan dengan tindakan pengawas

5. Kesesuaian materi pembinaan dan bimbingan yang diberikan

6. Tingkat efektifitas pelaksanaan pembinaan supervisi akademik pengawas

7. Kemampuan meningkatkan kinerja guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran sebagai upaya peningkatan capaian mutu sekolah.

E Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data :

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu :

1 Guru : Diperoleh data tentang peningkatan kinerja guru

dalam penyusunan rancangan pembelajaran sebagai

upaya peningkatan capaian mutu sekolah.

2 Pengawas : Diperoleh data tentang pembinaan pengawas

melalui supervisi akademik.

38

Page 39: PTKp - 3

2. Teknik Pengumpulan Data :

Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah

menggunakan observasi dan angket.

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kepengawasan yang dilaksanakan dalam tiga

siklus dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan kinerja guru dalam

penyusunan rancangan pembelajaran sebagai upaya peningkatan capaian mutu

sekolah mencapai 85 % pengawas ( sekolah yang diteliti ) telah mencapai

ketuntasan dengan nilai rata rata 75 .Jika peningkatan tersebut dapat dicapai

pada tahap siklus 1 dan 2 ,maka siklus selanjutnya tidak akan dilaksanakan

karena tindakan kepengawasan yang dilakukan sudah dinilai efektif sesuai

dengan harapan dalam manajemen berbasis sekolah ( MBS ).

G. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;

1. Kuantitatif

Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya

peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran

sebagai upaya peningkatan capaian mutu sekolah dengan menggunakan

prosentase ( %).

39

Page 40: PTKp - 3

2. Kualitatif

Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran

hasil penelitian secara ; reduksi data,sajian deskriptif,dan penarikan

simpulan.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel : 3.2

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No Uraian Kegiatan

Bulan

KeteranganFebruari 2014

Maret 2014

1 2 3 4 5 61 Persiapan dan Koordinasi X

2 SIKLUS I

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Observasi

d. Evaluasi

X

X

X

X

3 SIKLUS II

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Observasi

d. Evaluasi

X

X

X

X

4 SIKLUS III

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Observasi

d. Evaluasi

X

X

X

X

5 ANALISIS DATA X

6 PENYUSUNAN DRAFT

LAPORAN

X

7 PENYUSUNAN LAPORAN

AKHIR

X

40

Page 41: PTKp - 3

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Penelitian ini menggunakan model pembinaan melalui supervisi

akademik .

Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam

pembinaan pengawas melalui supervisi akademik ini adalah meningkatkan

kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran sebagai upaya

peningkatan capaian mutu sekolah.

Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai

pengawas dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menyusun instrumen pembinaan

b) Menyusun Instrumen Monitoring

c) Sosialisasi kepada guru

d) Melaksanakan tindakan dalam pembinaan

e) Melakukan refleksi

f) Menyusun strategi pembinaan pada siklus ke dua berdasar refleksi

siklus pertama

g) Melaksanakan pembinaan pada siklus kedua

h) Melakukan Observasi

i) Melakukan refleksi pada siklus kedua

41

Page 42: PTKp - 3

j) Menyusun strategi pembinaan pada siklus ketiga berdasar refleksi

siklus kedua

k) Melaksanakan pembinaan pada siklus ketiga

l) Melakukan Observasi

m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga

n) Menyusun laporan

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang

terdiri dari tiga kali pertemuan.

Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 60 menit.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 11 s.d 18 Februari 2014 dan

pertemuan kedua pada tanggal 25 Februari s.d 04 Maret 2014 dan

pertemuan ke tiga 11 s.d 18 Maret 2014. Penelitian tindakan

kepengawasan ini dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar di

sekolah.

Berikut hasil pembinaan pengawas melalui supervisi akademik

pengawas per siklus sebagai berikut ;

SIKLUS 1

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan

yang terdiri dari rencana pembinaan, soal tes formatif 1 dan alat-alat

pembinaan lain yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

42

Page 43: PTKp - 3

observasi peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran melalui pembinaan supervisi akademik pengawas

pengawas.

b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 11 s.d 18 Februari 2014, di SD Binaan Wilayah Kec.

Buer Kab. Sumbawa tahun pelajaran 2013-2014. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai pengawas. Adapun proses pembinaan mengacu pada

rencana pembinaan yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan pembelajaran. Pada akhir proses pembinaan guru diberi

penilaian formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman guru dalam meningkatkan kinerjanya sesuai dengan yang

telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I. adalah

seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.1 :

Tabel Distribusi Nilai Pembinaan Pengawas Meningkatkan

Kinerja Guru Dalam Penyusunan Rancangan Melalui Supervisi

Akademik Pada Siklus I.

No Nama Guru Skor

Keterangan

Tuntas

Tidak Tunta

s1 Abdul Aziz, S.Pd 65 √

2 Supriati, S.Pd 65 √

3 Abu M. Zain 65 √

43

Page 44: PTKp - 3

4 Hidaai, S.Pd 70 √

5 Sabri, A.Ma.Pd.SD 65 √

6 Abdul Hamid 65 √

7 Helyatul Uyunie, S.Pd 60 √

8 Muhammad Tahir, S.Pd 55 √

9 Arief Andayani 55 √

10 Hasanuddin 55 √

11 Ridwan 55 √

12 Nuraini, S.Pd 60 √

13 Raja Tene, S.Pd 55 √

14 Rahmaniar 60 √

Jumlah Total 850 - -

Skor Maksimum Individu 100 - -

Skor Maksimum

Kelompok

1400 - -

Ket e rangan :

Jumlah Guru yang tuntas : 6 Orang

Jumlah Guru yang belum tuntas : 3 Orang

Kelompok ( Sekolah ) : Belum Tuntas.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan pembinaan

yang dilakukan oleh pengawas melalui supervisi akademik diperoleh

nilai rata-rata peningkatan capaian mutu sekolah adalah 60,71 % atau

baru 6 dari 14 orang guru yang sudah tuntas. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara kelompok ( sekolah )

belum meningkat mutunya dalam pembelajaran, karena yang

44

Page 45: PTKp - 3

memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 42,80 % lebih kecil dari

persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini

disebabkan karena banyak guru yang belum memahami dan merasa

baru dengan supervisi akademik pengawas sehingga mereka belum

dapat memahaminya dengan baik.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut:

(1) Pengawas masih kurang teliti dalam melakukan pembinaan di

sekolah

(2) Pengawas masih kurang baik dalam pemanfaat waktu

(3) Pengawas Sekolah masih kurang konsentrasi dalam melakukan

pembinaan, karena ada tugas lain yang harus dikerjakan.

d) Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan pembinaan pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan

pada siklus berikutnya.

1) Pengawas perlu lebih terampil dalam memotivasi guru dan lebih

jelas dalam menyampaikan tujuan pembinaan. Di mana guru

diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan

dilakukan.

45

Page 46: PTKp - 3

2) Pengawas perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan.

3) Pengawas harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

guru sehingga kinerja guru dapat lebih meningkat.

SIKLUS II

a) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan

yang terdiri dari rencana pembinaan yang ke 2, soal penilaian formatif

II dan alat-alat pembinaan lain yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembinaan supervisi klinis untuk siklus

II dilaksanakan pada tanggal 25 Februari s.d 04 Maret 2014 di SD

Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa tahun pelajaran 2013-2014

. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses

pembinaan mengacu pada rencana pembinaan dengan memperhatikan

revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I

tidak terulang lagi pada siklus II. Penelitian tindakan kepengawasan ini

dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembinaan dan skenario

pembinaan ,serta kegiatan pembinaan dilaksanakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

46

Page 47: PTKp - 3

Pada akhir proses pembinaan guru diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat capaian kinerja guru dalam

penyusunan rancangan pembelajaran. Instrumen yang digunakan

adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II

adalah sebagai berikut

Tabel 4.2 :

Tabel Distribusi Nilai Pembinaan Pengawas Meningkatkan

Kinerja Guru Dalam Penyusunan Rancangan Pembelajaran

Melalui Supervisi Akademik Pada Siklus II.

No Nama Guru Skor

Keterangan

Tuntas

Tidak Tunta

s1 Abdul Aziz, S.Pd 75 √

2 Supriati, S.Pd 75 √

3 Abu M. Zain 75 √

4 Hidaai, S.Pd 80 √

5 Sabri, A.Ma.Pd.SD 85 √

6 Abdul Hamid 85 √

7 Helyatul Uyunie, S.Pd 70 √

8 Muhammad Tahir, S.Pd 60 √

9 Arief Andayani 60 √

10 Hasanuddin 60 √

11 Ridwan 60 √

12 Nuraini, S.Pd 70 √

13 Raja Tene, S.Pd 60 √

14 Rahmaniar 70 √

Jumlah Total 339 - -

Skor Maksimum Individu 100 - -

47

Page 48: PTKp - 3

Skor Maksimum

Kelompok

1400 - -

Keterangan :

Jumlah Guru yang tuntas : 11 Orang

Jumlah Guru yang belum tuntas : 5 Orang

Kelompok ( Sekolah ) : Belum Tuntas.

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata peningkatan kinerja

guru adalah 70,36 % dan peningkatan mutu mencapai 78,57 % atau

sudah 11 orang dari 14 orang guru yang sudah tuntas dalam

meningkatkan kinerjanya. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II

ini peningkatan kinerja guru guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari

siklus I. Adanya peningkatan ini karena setelah pengawas

menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan diadakan

penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi

untuk meningkatkan mutunya. Selain itu guru juga sudah mulai

mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh pengawas dalam

melakukan pembinaan supervisi akademik.

c) Refleksi

48

Page 49: PTKp - 3

Dalam pelaksanaan pembinaan diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi guru dalam meningkatkan mutunya.

2) Membimbing guru dalam menyusun rencana pembelajaran

merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d) Revisi Pelaksanaaan

Pelaksanaan pembinaan pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada siklus III antara lain:

1) Pengawas dalam memberikan pembinaan hendaknya dapat

membuat guru termotivasi dalam membuat program dan rencana

sekolah.

2) Pengawas harus lebih dekat dengan guru sehingga tidak ada

perasaan takut/malu dalam diri guru terutama dalam bertanya

tentang masalah yang dihadapi oleh sekolah.

3) Pengawas harus lebih sabar dalam melakukan pembinan kepada

guru terutama dalam merumuskan kesimpulan / menemukan

konsep.

4) Pengawas harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga

kegiatan pembinaan dapat berjalan efektif sesuai dengan yang

diharapkan.

49

Page 50: PTKp - 3

5) Pengawas sebaiknya menambah lebih banyak contoh contoh

program pembelajaran dan penilaian dengan format format yang

sudah distandardisasi oleh Departemen Pendidikan Nasional,dalam

hal ini Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan ( LPMP ) baik di

Tingkat Provinsi maupun tingkat Pusat.

SIKLUS III

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan

yang terdiri dari rencana pembinaan 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat

pembinaan lainnya yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 11 s.d 18 Maret 2014 di SD Binaan

Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa tahun pelajaran 2013-2014 dengan

jumlah 14 orang guru. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

pengawas. Adapun proses pembinaaan mengacu pada rencana

pembinaan dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada

siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung.

Pada akhir proses pembinaan guru diberi penilaian formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat capaian kinerja guru dalam

50

Page 51: PTKp - 3

penyusunan rancangan pembelajaran yang telah dilakukan. Instrumen

yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian

pada siklus III adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 :

Tabel Distribusi Nilai Pembinaan Pengawas Meningkatkan

Kinerja Guru Dalam Penyusunan Rancangan Pembelajaran

Melalui Supervisi Akademik Pada Siklus III.

No Nama Guru Skor

Keterangan

Tuntas

Tidak Tunta

s1 Abdul Aziz, S.Pd 85 √

2 Supriati, S.Pd 85 √

3 Abu M. Zain 85 √

4 Hidaai, S.Pd 90 √

5 Sabri, A.Ma.Pd.SD 95 √

6 Abdul Hamid 95 √

7 Helyatul Uyunie, S.Pd 80 √

8 Muhammad Tahir, S.Pd 75 √

9 Arief Andayani 75 √

10 Hasanuddin 75 √

11 Ridwan 75 √

12 Nuraini, S.Pd 80 √

13 Raja Tene, S.Pd 75 √

14 Rahmaniar 80 √

Jumlah Total 1150 - -

Skor Maksimum Individu 100 - -

51

Page 52: PTKp - 3

Skor Maksimum

Kelompok

1400 - -

Keterangan :

Jumlah Guru yang tuntas : 14 Orang

Jumlah Guru yang belum tuntas : - Orang

Kelompok ( Sekolah ) : Sudah tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 80,20 % dan dari 14 orang guru secara keseluruhan sudah

mencapai ketuntasan dalam meningkatkan kinerja guru. Maka secara

kelompok ketuntasan telah mencapai 100 % ( termasuk kategori

tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik

dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini

dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan pengawas dalam

menerapkan pembinaan melalui supervisi kunjunghan kelas sehingga

guru menjadi lebih memahami tugasnya sehingga dapat meningkatkan

kinerja guru. Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja

sama dari guru dengan pengawas dalam melaksanakan tugasnya

masing masing.

c) Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan

baik maupun yang masih kurang baik dalam proses pembinaan melalui

52

Page 53: PTKp - 3

supervisi kunjunghan kelas. Dari data-data yang telah diperoleh dapat

duraikan sebagai berikut:

(1) Selama proses pembinaan pengawas telah melaksanakan semua

pembinaan dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing

aspek cukup besar.

(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa guru aktif

selama proses pembinaan berlangsung.

(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

(4) Hasil pembinaan guru oleh pengawas melalui supervisi

kunjunghan kelas pada siklus III mencapai ketuntasan.

d) Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III pengawas telah melaksanakan pembinaan

dengan baik dan dilihat dari peningkatan kinerja guru pelaksanaan

pembinaan sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi

terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan

selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang

telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan pembinaan selanjutnya

baik melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru

sehingga tujuan pembinaan sebagai upaya meningkatkan mutu

pendidikan dapat tercapai.

53

Page 54: PTKp - 3

B. Analisis Hasil Kegiatan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3

menunjukkan hasil sebagai berikut.

Tabel : 4.4 :

Analisis Hasil Tes Tentang Pembinaan Pengawas Terhadap Peningkatan

Kinerja Guru Melalui supervisi akademik .

No NamaSkor sebelum

Tindakan

Siklus 1

Skor setelahTindakan 1

Siklus 2

Skor setelahTindakan 2

Siklus 31 Abdul Aziz, S.Pd 65 75 85

2 Supriati, S.Pd 65 75 85

3 Abu M. Zain 65 75 85

4 Hidaai, S.Pd 70 80 90

5 Sabri, A.Ma.Pd.SD 65 85 95

6 Abdul Hamid 65 85 95

7 Helyatul Uyunie, S.Pd 60 70 80

8 Muhammad Tahir, S.Pd 55 60 75

9 Arief Andayani 55 60 75

1 Hasanuddin 55 60 75

54

Page 55: PTKp - 3

0

1

1

Ridwan 55 60 75

1

2

Nuraini, S.Pd 60 70 80

1

3

Raja Tene, S.Pd 55 60 75

1

4

Rahmaniar 60 70 80

Jumlah Total 850 985 1150

Skor Maksimum Individu 100 100 100

Skor Maksimum Kelas 1400 1400 1400

Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

1. Pencapaian peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran sebelum diberi tindakan oleh pengawas ;

= 850x 100% = 60,71 % 1400

2. Pencapaian peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran setelah diberi tindakan melalui supervisi akademik

pengawas oleh pengawas

= 985 x 100% = 70,36 % 1400

55

Page 56: PTKp - 3

3. Pencapaian peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran setelah diberi tindakan melalui supervisi akademik

pengawas oleh pengawas

= 1150x 100% = 82,14 % 1400

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

A. Terjadi peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran setelah diberi pembinaan melalui supervisi akademik

pengawas yaitu peningkatan dari 60,71 % menjadi 70,36 % ada

kenaikan sebesar = 9,65 %

B. Dari sebelum pembinaan ( siklus 1 ) dan setelah pembinaan oleh

pengawas sampai dengan ( siklus 3 ) 60,71 % menjadi 70,36 %, dan

dari ( siklus 2 ) ke ( siklus 3 ) juga ada peningkatan sebanyak 82,14 %

- 70,36 % = 11,78 %.

C. Rata – rata peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan

pembelajaran mulai dari sebelum diberi pembinaan sampai selesai

melaksanaan pembinaan siklus III naik dari 20 % menjadi 100 %

D. Dari Pembinaan pada siklus 2 dan setelah pembinaan melalui supervisi

akademik pengawas ( siklus 3 ) 67,80 % menjadi 80,20 % berarti ada

peningkatan prestasi sebanyak 80,20 % - 67,80 % = 12,40 %.

Refleksi dan Temuan

56

Page 57: PTKp - 3

Berdasarkan pelaksanaan pembinaan yang telah dilakukan pengawas

kepada para guru melalui supervisi akademik maka hasil observasi nilai,

dapat dikatakan sebagai berikut :

a. Pertemuan pertama kegiatan pembinaan belum berhasil karena dalam

pembinaan pengawas, masih terlihat guru belum begitu antusias karena

mereka masih menganggap pembinaan pengawas tersebut merupakan

tugas baru yang diembannya ;

b. Pembinaan yang dilakukan melalui supervisi akademik , dalam hal

peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran

belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.

c. Mungkin karena proses pembinaan yang dilakukan melalui supervisi

akademik pengawas yang baru mereka laksanakan sehingga guru

merasa kaku dalam menerapkannya.

d. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada

pertemuan kedua dan ketiga proses pembinaan pengawas berjalan baik,

semua guru aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses,

semua guru antusias untuk mengikutinya.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Ketuntasan hasil pembinaan kepada guru.

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembinaan

pengawas melalui supervisi akademik memiliki dampak positif dalam

meningkatkan kinerja guru, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

57

Page 58: PTKp - 3

pemahaman guru dan terhadap pembinaan yang disampaikan pengawas

(kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran meningkat dari

siklus I, II, dan III ) yaitu masing-masing 60,71 % ; 70,36 % ; 82,14 %

Pada siklus III capaian mutu sekolah secara kelompok dikatakan tuntas

( 100 % tuntas ).

2. Kemampuan pengawas dalam meningkatkan kinerja guru ;

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam

meningkatkan kinerjanya pada setiap siklus mengalami peningkatan. Hal

ini berdampak positif terhadap peningkatan kinerja guru, yaitu dapat

ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata guru pada setiap siklus

yang terus mengalami peningkatan.

2. Aktivitas pengawas dalam pembinaan melalui supervisi akademik.

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru, yang paling

dominan dalam kegiatan supervisi akademik pengawas adalah bekerja

dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan

penjelasan pengawas, dan diskusi antar guru dan pengawas. Jadi dapat

dikatakan bahwa aktivitas guru dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas pengawas selama pembinaan telah

melaksanakan langkah-langkah metode pembinaan melalui supervisi

akademik dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di

antaranya aktivitas membuat dan merencanakan program sekolah,

melaksanakan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana

prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

58

Page 59: PTKp - 3

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peningkatan kinerja guru dalam

penyusunan rancangan pembelajaran melalui pembinaan supervisi akademik

pengawas hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari

14 orang guru yang ada pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata

mencapai ; 60,71 % meningkat menjadi 70,36 % dan pada siklus 3

meningkat menjadi 82,14 % .

Dari analisis data di atas bahwa pembinaan guru oleh pengawas

melalui supervisi akademik efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan

kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran, yang berarti proses

pembinaan pengawas lebih berhasil dan dapat meningkatkan kinerja guru,

khususnya SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa , oleh karena itu

diharapkan kepada para pengawas dapat melaksanakan pembinaan melalui

supervisi akademik secara berkelanjutan.

Berdasarkan Permen No 12 Tahun 2007 tentang kompetensi guru dan

pengawas, dan dapat membuat rencana kerja kerja sekolah, serta dapat

mengorganisasikan sekolah kearah perubahan yang diinginkan mencapai 85 %

ketercapaiannya, maka supervisi akademik pengawas tersebut dikatakan

efektif. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan di atas dapat

diterima.

59

Page 60: PTKp - 3

BAB V

P E N U T U P

A. Simpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Pembinaan pengawas dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam

penyusunan rancangan pembelajaran melalui supervisi akademik

menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putaran ( Siklus ).

60

Page 61: PTKp - 3

2. Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa guru dapat

meningkatkan kinerjanya dalam penyusunan rancangan pembelajaran,

dengan baik dalam setiap aspek.

3. Peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran guru

oleh pengawas melalui supervisi akademik ini menunjukan peningkatan

pada tiap-tiap putarannya.

4. Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan pembinaan melalui supervisi

akademik pengawas bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan

kinerja guru, untuk lebih muda memahami konsep peran dan fungsi guru

sehingga kinerja guru dapat meningkat,dengan demikian capaian mutu

sekolah dapat ditingkatkan.

B. Saran – Saran

1. Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang

mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat

menggambarkan peningkatan kinerja guru dengan baik sehingga mutu

pendidikan dapat ditingkatkan.

2. Pembinaan pengawas melalui supervisi akademik upaya meningkatkan

kinerja guru dalam penyusunan rancangan pembelajaran diperlukan

perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah

61

Page 62: PTKp - 3

pembinaan,dan perencanaan yang matang misalnya dalam pengalokasian

waktu dan pemilihan konsep yang sesuai.

3. Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama

dengan membaca hasil karya para akhli sehingga tidak ketinggalan dengan

daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan,sebagai tanggung

jawab bersama memajukan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformsi Pendidikan dam Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001.

Arikunto, Suharsini. 2004. Dasar – dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmodiwiro, Soebagio dan Soenarto Tatosiswanto, 1991. Kepemimpinan Pengawas, Semarang: Adhi Waskitho.

Bafadal Ibrahim, 1979. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru, Jakarta: Rineka Cipta.

62

Page 63: PTKp - 3

Dedi Herawan, 2005. Pengembangan Model Supervisi Akademik Mata Pelajaran IPA-Biologi: Efektifitas Model Inovasi Supervisi Akademik Mata Pelajaran IPA Biologi dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru IPA Biologi di SMU. Tesis Tidak diterbitkan UPI Bandung.

Depdiknas RI 2007, Peraturan No 12 Tentang Kompetensi Pengawas.Jakarta : Depdiknas

____________2007, Peraturan Menteri No 13 Tentang Kompetensi Pengawas.Jakarta : Depdiknas.

____________2007, Peraturan Menteri No 19 Tentang Standar Pengelolaan Sekolah/Madrasah.Jakarta : Depdiknas

Dirjen PMPTK.2009. Bahan Belajar Mandiri Musyawarah kerja pengawas Dimensi Supervisi.Jakarta : Dirjen PMPTK.

63

Page 64: PTKp - 3

Lampiran : 1

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURUDALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran (PP)SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa Tahun Pelajaran 2013-2014

1. Nama Guru : …………………………………………………

2. NIP/NIK : …………………………………………………

3. Sekolah (tempat) : …………………………………………………

4. Waktu (penilaian) : …………………………………………………

5. Tanggal (penilaian) : ……………………………………………………………..

64

Page 65: PTKp - 3

Petunjuk :

Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.

1 = sangat tidak baik2 = tidak baik3 = kurang baik4 = baik5 = sangat baik

NO

INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I PRAPEMBELAJARAN1. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 52. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA. Penguasaan materi pelajaran3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 54. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 55. Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan

hierarki belajar1 2 3 4 5

6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/strategi pembelajaran7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai1 2 3 4 5

8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 59. Menguasai kelas 1 2 3 4 5

10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 511. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif1 2 3 4 5

12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

1 2 3 4 5

C. Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4 514. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 515. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 517. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4 518. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam 1 2 3 4 5

65

Page 66: PTKp - 3

NO

INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

belajar

E. Penilaian proses dan hasil belajar19. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 520. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan)1 2 3 4 5

F. Penggunaan bahasa 21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan

benar1 2 3 4 5

22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

III PENUTUP 23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa 1 2 3 4 5

24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

1 2 3 4 5

Total Skor

Buer, 11 Februari 2014Pengawas

BACHTIAR, S.PdNIP.19581207 197911 1 003

Lampiran : 2

Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran (PP)SD Binaan Wilayah Kec. Buer Kab. Sumbawa Tahun Pelajaran 2013-2014

Nama Guru :___________________________Nip :___________________________Pangkat/Golonga n :___________________________Bidang Studi yang diajarkan :___________________________

Petunjuk :

66

Page 67: PTKp - 3

Berilah penilaian kompetensi kepribadian dan sosial guru, dengan cara

melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria

sebagai berikut.

1 = sangat tidak baik/sangat rendah

2 = tidak baik/rendah

3 = kurang baik/kurang tinggi

4 = baik/tinggi

5 = sangat baik/sangat tingi

No. Aspek yang dinilai Skor

1. Ketaatan dalam menjalankan ajaran agama (rajin menjalankan ajaran agama yang dianut, misal: orang muslim rajin menjalankan sholat, orang Kristiani rajin ke gereja, dll.)

1 2 3 4 5

2. Tanggung jawab (sanggup menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan, misal: melaksanakan pembelajaran dengan baik dan sesuai jadwal)

1 2 3 4 5

3. Kejujuran (menyampaikan sesuatu apa adanya, misal: ijin tidak masuk atau tidak mengajar dengan alasan yang sebenarnya)

1 2 3 4 5

4. Kedisiplinan (kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, misal mulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal)

1 2 3 4 5

5. Keteladanan (menjadi contoh atau rujukan dalam sikap dan perilaku bagi orang lain, misal: menjadi teladan bagi sejewat dan peserta didik dalam tutur kata, berpakaian, dll.)

1 2 3 4 5

6. Etos kerja (komitmen dan semangat dalam melaksanakan tugas, misal yang memiliki etos kerja tinggi, bersemangat melaksanakan dan mentaati kaidah-kaidah dalam tugas)

1 2 3 4 5

7. Inovasi dan Kreativitas (kemampuan dan kemauan untuk mengadakan pembaharuan melalui olah pikirnya, misal selalu berusaha menggunakan alam sekitar dan bahan-bahan yang ada di sekitarnya dalam proses pembelajaran di kelas)

1 2 3 4 5

8. Kemampuan menerima kritik dan saran (perilaku dalam merespon kritik dan saran dari orang lain, misal mendapat kritik tidak marah dan akomodatif terhadap saran orang lain)

1 2 3 4 5

9. Kemampuan berkomunikasi (dapat menyampaikan ide-idenya dengan bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh sasaran, misal: dalam keseharian dapat berkomunikasi secara baik dengan sejawat)

1 2 3 4 5

10. Kemampuan bekerjasama 1 2 3 4 5

67

Page 68: PTKp - 3

No. Aspek yang dinilai Skor

Skor Total ............

Buer, 11 Februari 2014Pengawas

BACHTIAR, S.PdNIP.19581207 197911 1 003

Lampiran : 3

Penilaian Kinerja Guru

Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran( Skala Nilai 1 – 4 )

Nama Guru : ..............................................................

68

Page 69: PTKp - 3

Mata Pelajaran : ..............................................................Pokok Materi : ..............................................................Kelas/Semester : ..............................................................

No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nilai *)1 Tujuan Pembelajaran

Standar KompetensiIndikatorRanah Tujuan (komprehenship)Sesuai dengan Kurikulum

2 Bahan Belajar/Materi PelajaranBahan belajar mengacu/sesuai dengan tujuanBahan belajar disusun secara sistematisMenggunakan bahan belajar sesuai dengan kurikulumMemberi Pengayaan

3 Strategi/Metode PembelajaranPemilihan metode disesuaikan dengan tujuanPemilihan metode disesuaikan dengan materiPenentuan langkah-langkah proses pembelajaran

berdasarkan metode yang digunakanPenataan alokasi waktu proses pembelajaran sesuai

dengan pro-porsi.Penetapan metode berdasarkan pertimbangan

kemampuan siswa.Memberi pengayaan

4 Media PembelajaranMedia disesuaikan dengan tujuan pembelajaranMedia disesuaikan dengan materi pembelajaranMedia disesuaikan dengan kondisi kelasMedia disesuaikan dengan jenis evaluasiMedia disesuaikan dengan kemampuan guruMedia disesuaikan dengan kebutuhan dan

perkembangan siswa

5 EvaluasiEvaluasi mengacu pada tujuanMencantumkan bentuk evaluasi Mencantumkan jenis evaluasiDisesuaikan dengan alokasi waktu yang tersediaEvaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi

Total NilaiNilai RPP (R)

69

Page 70: PTKp - 3

*) Skala Nilai 0 – 4

Buer, 11 Februari 2014Pengawas

BACHTIAR, S.PdNIP.19581207 197911 1 003

Kriteria Penilaian:

Nilai 4 jika semua deskriptor tampak

Nilai 3 jika hanya 3 deskriptor yang tampak

Nilai 2 jika hanya 2 deskriptor yang tampak

Nilai 1 jika hanya 1 deskriptor yang tampak

Nilai 0 jika tidak ada deskriptor yang tampak

Lampiran ; 4

ASPEK YANG DIAMATI DALAM PENILAIAN KINERJA GURU

Petunjuk Umum

70

Page 71: PTKp - 3

Berilah tanda (V) atau nilai pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda dan

catatlah hal-hal yang penting yang berhubungan dengan aspek yang diamati pada

kolom keterangan.

1. Tidak ada (0-25)2. Kurang baik (26-50)3. Cukup (51-75)4. Baik (76-100)5. Sangat baik (101-125)

LEMBAR OBSERVASI

No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5 Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

A. Perencanaan Proses

pembelajaran.

Apakah guru:

Menyusun Silabus?

Identitas mata pelajaran

atau tema pelajaran

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Materi pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Indikator pencapaian

kompetensi

Penilaian

Alokasi waktu

Sumber belajar

10

11

12

B. Menyusun RPP ?

Komponen-komponen:

Identitas mata pelajaran

Standar kompetensi

Kompetensi Dasar

71

Page 72: PTKp - 3

13

14

15

16

17

18

19

20

Indikator pencapaian

kompetensi

Tujuan Pembelajaran

Materi Ajar

Alokasi Waktu

Metode Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

a) Pendahuluan

b) Inti

c) Penutup

Penilaian hasil belajar

Sumber belajar

21

22

23

24

25

C. Pelaksanaan Proses

Pembelajaran

1. Persyaratan pelaksanaan

proses pembelajaran

2. Pelaksanaan

Pembelajaran

D. Penilaian Hasil Belajar

E. Pengawasan Proses

Pembelajaran

Buer, 11 Februari 2014Pengawas

BACHTIAR, S.PdNIP.19581207 197911 1 003

Lampiran 5

DAFTAR HADIR GURU PADA KEGIATAN

PENELITIAN TINDAKAN KEPENGAWASAN

72

Page 73: PTKp - 3

No N A M AAsal

Sekolah

KEHADIRANI II III IV V VI

Tgl. 11-022014

Tgl.18-022014

Tgl.25-022014

Tgl.04-032014

Tgl.11-032014

Tgl.18-032014

1 Abdul Aziz, S.Pd SDN

Kabaleso

2 Supriati, S.Pd SDN Kabaleso

3 Abu M. Zain SDN

Kabaleso

4 Hidaai, S.Pd SDN 1 Tarusa

5 Sabri, A.Ma.Pd.SD SDN 1 Tarusa

6 Abdul Hamid SDN 1

Tarusa

7 Helyatul Uyunie,

S.Pd

SDN Pernang

8 Muhammad Tahir,

S.Pd

SDN 2 Jurumapin

9 Arief Andayani SDN 2

Jurumapin

10 Hasanuddin SDN 2

Jurumapin

11 Ridwan SDN

73

Page 74: PTKp - 3

Labuhan

Burung

12 Nuraini, S.Pd SDN

Labuhan

Burung

13 Raja Tene, S.Pd SDN

Labuhan

Burung

14 Rahmaniar SDN

Brang

Loka

Buer, 11 Februari 2014Pengawas

BACHTIAR, S.PdNIP.19581207 197911 1 003

Lampiran : 6

FOTO - FOTO KEGIATAN PEMBINAAN

74

Page 75: PTKp - 3

Pengawas sedang melakukan pertemuan dan memberikanPembinaan kepada kepala sekolah, upaya peningkatan kinerja guru

Para guru binaaan sedang mendengarkan pembinaanyang disampaikan oleh pengawas

Pengawas sedang mengamati salah seorang guru

Di salah satu SD binaan melalui supervisi akademik

75

Page 76: PTKp - 3

Pengawas sedang memberikan pembinaan saat Proses pembelajaran berlangsung

76