Ptk Matematika Kelas Vi

64
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. Seperti halnya ilmu yang lain matematika memiliki aspek kreatif dan juga aspek terapan atau praktik. Diberikannya matematika dijenjang pendidikan dasar antara lain untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Pembelajaran matematika di sekolah pada umumnya lebih bersifat klasikal, yakni guru berdiri di depan kelas, sedangkan siswa duduk rapi di tempat masing-masing. Pada sistem pembelajaran seperti ini, sistem komunikasi yang terjadi cenderung satu arah yaitu guru aktif menerangkan, memberi contoh, menyajikan soal atau bertanya. Sedangkan siswa duduk mendengarkan, menjawab pertanyaan atau mencatat materi yang disajikan guru. Untuk memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih bersifat multi arah, dapat diterapkan model pembelajaran melalui diskusi kelompok kecil. 1

Transcript of Ptk Matematika Kelas Vi

Page 1: Ptk Matematika Kelas Vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir

secara sistematik. Seperti halnya ilmu yang lain matematika memiliki aspek

kreatif dan juga aspek terapan atau praktik. Diberikannya matematika dijenjang

pendidikan dasar antara lain untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu

berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,

rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien serta mempersiapkan siswa

agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Pembelajaran matematika di sekolah pada umumnya lebih bersifat

klasikal, yakni guru berdiri di depan kelas, sedangkan siswa duduk rapi di

tempat masing-masing. Pada sistem pembelajaran seperti ini, sistem

komunikasi yang terjadi cenderung satu arah yaitu guru aktif menerangkan,

memberi contoh, menyajikan soal atau bertanya. Sedangkan siswa duduk

mendengarkan, menjawab pertanyaan atau mencatat materi yang disajikan

guru. Untuk memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih bersifat multi

arah, dapat diterapkan model pembelajaran melalui diskusi kelompok kecil.

Pembelajaran matematika di sekolah juga banyak yang hanya

menekankan

pada tujuan kognitif.

Salah satu alternatif agar pembelajaran matematika tidak hanya

menekankan pada tujuan kognitif saja adalah melalui pembelajaran berbasis

masalah. Pembelajaran matematika berbasis masalah bukanlah sekedar

pembelajaran yang dipenuhi dengan latihan soal–soal seperti yang sering

terjadi di lembaga bimbingan tes (belajar). Dalam pembelajaran berbasis

masalah siswa dihadapkan dengan permasalahan yang membangkitkan rasa

ingin tahunya untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat menemukan

sendiri jawabannya, dengan mengkomunikasikan hal itu dengan orang lain.

1

Page 2: Ptk Matematika Kelas Vi

Dalam penyelidikan sering dilakukan kerjasama dengan temannya. Hal ini

memberikan implikasi pada pembelajaran di kelas, termasuk pada

pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika mestinya juga harus

menjadi wahana untuk mengembangkan kecakapan dalam memecahkan

masalah, karenanya perlu ditetapkan model pembelajaran berbasis masalah

sejak dini dan secara berkelanjutan.

Dalam rangka pembaharuan pendidikan, hendaknya guru mampu

melibatkan siswanya secara aktif dalam proses belajar sehingga dapat

meningkatkan daya kreativitas dan berpikir pada siswa yang dapat

memperkuat motivasi.

Pada umumnya masalah yang menonjol yang dihadapi oleh pendidikan

matematika adalah hasil belajar para siswa yang belum memuaskan. Aktivitas

belajar dan kemampuan siswa SD Negeri Gunung Sari 03dalam

menyelesaikan soal matematika masih rendah. Rendahnya kemampuan

tersebut ditunjukkan oleh rendahnya hasil belajar siswa. Hasil diskusi peneliti

dengan guru matematika yang mengajar di kelas VI SD Negeri Gunung Sari 03

diperoleh hasil bahwa:1) siswa cukup sulit memahami konsep-konsep

matematika karena konsep-konsep matematika tersebut bersifat abstrak, 2)

siswa tidak banyak yang siap atau menyiapkan diri sebelum pembelajaran

dimulai walaupun materi pelajaran yang akan diajarkan pada pertemuan

berikutnya sudah diketahui, dan 3) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

masih rendah.

Selain itu dari diskusi peneliti dengan guru matematika diperoleh data

sebagai berikut.

Dari data diatas terlihat bahwa rata–rata hasil belajar matematika siswa

kelas VI SD Negeri Gunung Sari 03masih rendah yaitu kurang dari 7,0. Oleh

2

Page 3: Ptk Matematika Kelas Vi

karena itu perlu suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika

siswa kelas VI SD Negeri 2 Mlati Kidul Kudus. Berbagai upaya telah dilakukan

tetapi hasilnya belum memuaskan. Penelitian tindakan adalah salah satu

strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses

pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Melalui penelitian tindakan kelas (PTK) ini, akan dicobakan model

pembelajaran berbasis masalah untuk pokok bahasan pengumpulan dan

pengelolaan data.

B. Permasalahan

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Apakah dengan

implementasi model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil

belajar pokok bahasan pengumpulan dan pengelolaan data siswa kelas VI SD

Negeri Gunung Sari 03Tahun Pelajaran 2004 / 2005 ?

C. Cara Pemecahan Masalah

Dalam penelitian ini masalah akan dipecahkan melalui penelitian tindakan

kelas (PTK) yang dilaksanakan secara bersiklus. Masing–masing siklus terdiri

dari 4 (empat) tahap yaitu perencanaan, implementasi, observasi, dan refleksi.

Model pembelajaran yang direncanakan untuk siklus I adalah :

Pengajuan permasalahan oleh guru.

Siswa dibagi ke dalam kelompok–kelompok, setiap kelompok terdiri dari

4 orang siswa.

Setiap kelompok memperoleh kartu masalah untuk didiskusikan

bersama dan hasilnya dipresentasikan di depan kelas.

Hasil refleksi akhir siklus I untuk merencanakan (menyempurnakan)

siklus berikutnya.

D. Penegasan Istilah

1. Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam memecahkan masalah

(Anonim, 1991:330).

3

Page 4: Ptk Matematika Kelas Vi

2. Hasil Belajar

Hasil adalah perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk

penguasaan, penggunaan, penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan

penggunaan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi (Rusyan,

1989:8 ).

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah dilaksanakan

proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam skripsi ini hasil belajar

ditunjukkan dengan nilai tes evaluasi pada setiap siklus.

3. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran

yang bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan

berpikir dan keterampilan pemecahan masalah (Ismail, 2002:2).

Pembelajaran berbasis masalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan

atau masalah, memusatkan pada ketertarikan antar disiplin, penyelidikan

autentik, kerjasama, dan hasil karya.

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar pokok bahasan pengumpulan dan pengelolaan data siswa kelas VI

SD Negeri Gunung Sari 03Tahun Pelajaran 2008/2009 melalui

implementasi model pembelajaran berbasis masalah.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi guru

1) Mendapat pengalaman langsung melakukan penelitian tindakan

kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

2) Memberikan keragaman (pembelajaran yang bervariasi) pada

siswa dan untuk mengatasi rasa kebosanan siswa dalam belajar

matematika.

3) Dengan penelitian tindakan kelas, guru akan terbiasa melakukan

penelitian kecil yang selanjutnya akan bermanfaat bagi

pembelajaran.

4

Page 5: Ptk Matematika Kelas Vi

b. Manfaat bagi siswa

1) Menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan

bekerjasama dan kemampuan berkomunikasi serta mengembangkan

keterampilan berpikir tinggi siswa.

2) Dapat menumbuhkan minat dan meningkatkan motivasinya

dalam belajar matematika yang pada gilirannya akan membawa

pengaruh yang positif yaitu terjadinya peningkatan hasil belajar

matematika yang baik serta penguasaan konsep dan

keterampilannya.

c. Manfaat bagi peneliti

1) Akan diperoleh pemecahan permasalahan dalam penelitian

sehingga akan didapatkan suatu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan belajar siswa.

2) Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan

khususnya tentang konsep matematika.

5

Page 6: Ptk Matematika Kelas Vi

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika di SD

Matematika sebagai studi objek abstrak tentu saja sangat sulit dicerna

anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) yang oleh Piaget, mereka

diklasifikasikan masih dalam tahap berpikir operasi kongkret. Siswa SD

masih belum mampu berpikir formal, karena orientasinya masih terkait

dengan benda-benda kongkret. Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa

matematika tidak mungkin dapat diajarkan di SD, bahkan pada hakekatnya

matematika lebih baik diajarkan sejak usia balita. Siswa harus dipandang

bukan sekedar obyek pendidikan, tetapi juga sebagai subyek pendidikan.

Keanekaragaman kemampuan siswa juga perbedaan minat

mempersulit penyampaian matematika. Sebab metematika yang universal

itu bersifat abstrak dan formal terlepas dari obyek kongkret walaupun

inspirasinya dapat berasal dari dunia nyata.

Mengingat pentingnya matematika untuk pendidikan sejak siswa SD

maka perlu dicarikan jalan penyelesaian, yaitu suatu cara mengelola proses

belajar mengajar matematika di SD sehingga matematika dapat dicerna

dengan baik oleh siswa SD pada umumnya. Kegiatan mengelola proses

belajar mengajar matematika itu harus sesuai dengan kegiatan belajar

matematika di SD sehingga belajar matematika menjadi bermanfaat dan

relevan bagi kehidupan siswa.

Pemilihan topik-topik matematika yang diperluas di SD harus

mempertimbangkan beberapa hal, misalnya bahwa :

a. Mengajar matematika tidak sekedar menyusun urutan

informasi, tetapi juga kemampuan siswa pada tingkat SD, relevansi

materi yang dipilih ditinjau bagi kegunaan dan kepentingan siswa.

6

Page 7: Ptk Matematika Kelas Vi

b. Mengajar matematika dapat mengembangkan sikap

siswa agar siswa mampu mengetes idenya, menyelesaikan masalah,

menemukan dan mengkomunikasikan idenya.

c. Walaupun perkembangan matematika yang sangat

pesat dan sangat bermanfaat bagi pengembangan sains dan teknologi,

dunia lingkungan siswa perlu mendapat prioritas utama.

Orientasi pengajaran matematika adalah subyek didik, yaitu agar

siswa belajar matematika. Permasalahan yang timbul adalah tidak

sesuainya kemampuan siwa terhadap matematika yang disajikan gurunya.

Guru ingin segera menyelesaikan bahan pelajaran yang tercantum dalam

silabus matematika, sedangkan siswa belum sempat memahaminya. Pada

dasarnya siswa ingin berhasil. Mereka lebih mengharapkan sukses

daripada gagal. Keberhasilan siswa akan membentuk masa depan yang

meyakinkan. Banyak terjadi siswa lebih lambat mencerna konsep yang

diberikan guru.

Ini dapat diartikan guru terlalu banyak mengharapkan, dan

mengakibatkan siswa membenci matematika. Yang harus diusahakan ialah

agar siswa menyukai matematika.

Untuk siswa tingkat SD, terdapat dua aspek dalam pengajaran

matematika, yaitu :

a. Matematika sebagai alat untuk menyelesaikan masalah.

b. Matematika merupakan sekumpulan keterampilan yang harus dipelajari.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Pada hakikatnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku

yang terjadi pada diri siswa karena adanya pengalaman dan latihan.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil

atau tujuan.

Gambar di bawah ini menunjukkan bagan proses belajar

7

Page 8: Ptk Matematika Kelas Vi

Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seorang

pelajar untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui

(Rooijakkers, 1991:14)

b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah

dilaksanakan program kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hasil

belajar dalam periode tertentu dapat dilihat dari nilai raport yang secara

nyata dapat dilihat dalam bentuk angka-angka.

Menurut (Sudjana, 1990:22), hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :

1) Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

2) Faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan, terutama

kualitas pembelajaran.

Gagne (Sudjana, 1990:22) mengungkapkan ada 5 (lima) kategori

hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi

kognitif, sikap dan keterampilan motoris. Sementara Bloom (Sudjana,

1990:22) mengungkapkan 3 (tiga) kawasan tujuan pengajaran yang

merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan

hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

8

Page 9: Ptk Matematika Kelas Vi

Menurut Romiszowski (Abdurrachman, 1999:38) hasil belajar

merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan

(inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam

informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan dan kinerja

(performance). Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam

yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar

yang optimal menunjukkan hasil yang optimal ditunjukkan dengan ciri-

ciri sebagai berikut.

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi

belajar instrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan

prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk

memperbaikinya dan setidaknya mempertahankan apa yang telah

dicapai.

2) Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang

tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana

mestinya.

3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan

tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar

sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

4) Hasil belajar yang dicapai bermakna secara menyeluruh

(komprehensip), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau

wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan

atau perilaku.

5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya

maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya

(Sudjana, 1990:57).

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Model pembelajaran

9

Page 10: Ptk Matematika Kelas Vi

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi

pembelajaran, metode pembelajaran atau prinsip pembelajaran. Istilah

model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai

oleh strategi atau metode tertentu, yaitu : rasional teoritik yang logis

yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilakukan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar

tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Asikin, 2003:5).

Model–model pembelajaran dapat diklasifikasikan berbasis : tujuan

pembelajarannya, pola urutannya dan sifat lingkungan belajarnya.

Sebagai contoh pengklasifikasian berbasis tujuan, pembelajaran

langsung merupakan suatu model pembelajaran yang baik untuk

membantu siswa mempelajari keterampilan dasar.

Yang dimaksud dengan sintaks (pola urutan) dari suatu model

pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-

tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian

kegiatan pembelajaran. Sintaks dari suatu model pembelajaran tertentu

menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan

guru atau siswa. Sintaks dari bermacam-macam model pembelajaran

memiliki komponen yang sama.

Menyusun pembelajaran matematika di SD perlu memperhatikan

paling sedikit dua aspek yaitu matematika dan sifatnya serta tingkat

perkembangan berpikir anak SD. Agar matematika yang abstrak,

aksiomatis, simbolik dan deduktif itu dapat dipahami oleh siswa SD

maka matematika untuk anak SD perlu disusun sesuai dengan tingkat

berpikir mereka. Ini berarti perlu adanya penyederhanaan dan

penyesuaian baik dari segi materi maupun cara penyajiannya. Penyajian

matematika secara abstrak perlu didahului oleh penyajian wujud

matematika yang lebih kongkret. Ada 2 (dua) macam pengetahuan

matematika yang perlu dikuasai anak yaitu pengetahuan konseptual dan

prosedural. Anak perlu mengkonstruksi pengetahuan matematika

konseptual sebelum dapat memahami pengetahuan prosedural. Selain

itu pembelajaran perlu dibuat menarik dan menyenangkan.

10

Page 11: Ptk Matematika Kelas Vi

b. Model Pembelajaran Berbasis masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadapi masalah.

Permasalahan-permasalahan itu tentu saja tidak semuanya merupakan

permasalahan matematis, namun matematika mempunyai peranan yang

sangat sentral dalam menjawab permasalahan keseharian itu. Oleh

karena itu, cukup beralasan jika pembelajaran berbasis masalah

menjadi trend dalam pembelajaran matematika sekarang ini.

Ciri utama pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pengajuan

petanyaan, memusatkan kepada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan

autentik, kerjasama dan menghasilkan karya atau peragaan.

Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu

guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.

Pembelajaran berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu

siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan

pemecahan masalah (Ismail, 2002:2).

Dalam pembelajaran berbasis masalah, perhatian pembelajaran

tidak hanya pada perolehan deklaratif, tetapi juga perolehan

pengetahuan prosedural. Oleh karena itu, penilaian tidak cukup hanya

dengan tes. Penilaian evaluasi yang sesuai dengan pembelajaran

berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa

sebagai hasil penyelidikan mereka.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah meliputi beberapa

hal diantaranya sebagai berikut.

1). Tugas-tugas perencanaan

Hakekat interaktifnya, pembelajaran berbasis masalah membutuhkan

banyak perencanaan, seperti halnya model-model pembelajaran

yang berpusat pada siswa.

a). Penetapan tujuan

Pertama kali kita mendiskripsikan bagaimana pembelajaran

berbasis masalah direncanakan untuk membantu mencapai

tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran

orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pembelajar mandiri.

11

Page 12: Ptk Matematika Kelas Vi

b). Merencanakan situasi masalah

Beberapa guru dalam pembelajaran berbasis masalah lebih suka

memberikan siswa suatu keleluasaan dalam memilih masalah

untuk diselidiki karena cara ini meningkatkan motivasi siswa.

Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung

teka-teki dan tidak terdefinisi secara ketat, memungkinkan

kerjasama, bermakna bagi siswa dan konsisten dengan tujuan

kurikulum.

c). Organisasi sumber daya dan rencana logistik Pembelajaran

berbasis masalah, siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam

material dan peralatan serta pelaksanaannya dapat dilakukan di

dalam kelas, bisa juga dilaksanakan di perpustakaan bahkan

dapat pula dilakukan di luar kelas.

Oleh karena itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan

merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa haruslah

menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan

model pembelajaran berbasis masalah.

2). Tugas interaktif

a). Orientasi siswa pada masalah

Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berbasis

masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam

jumlah besar, tapi untuk melakukan penyelidikan terhadap

masalah-masalah penting dan untuk menjadi pembelajar yang

mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah untuk sebuah

pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah menggunakan

kejadian yang menimbulkan keinginan untuk memecahkan

masalah.

b). Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Pada model pembelajaran berbasis masalah ini, dibutuhkan

pengembangan keterampilan kerjasama diantara siswa dan

saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama.

c). Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

12

Page 13: Ptk Matematika Kelas Vi

(1). Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari

berbagai sumber. Siswa diberi pertanyaan yang membuat

mereka memikirkan masalah dan juga informasi yang

dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan

menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan

metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya,

(2). Guru mendorong pertukaran ide secara bebas dan

perencanaan sepenuhnya. Ide-ide itu merupakan hal penting

dalam tahap penyelidikan pembelajaran berbasis masalah.

Selama penyelidikan guru memberi bantuan tanpa

mengganggu ide-ide atau kreativitas siswa. Sintaks (alur

proses) pembelajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari

5 (lima) tahap yang secara rinci disajikan pada tabel di

bawah ini.

13

Page 14: Ptk Matematika Kelas Vi

(Ibrahim, 2000:13)

Memecahkan suatu masalah merupakan suatu aktivitas dasar

bagi manusia. Kenyataan menunjukkan sebagian besar kehidupan

adalah berhadapan dengan masalah-masalah, dan perlu mencari

penyelesaiannya. Bila gagal dengan suatu cara untuk menyelesaikan

suatu masalah, maka harus mencoba menyelesaikannya dengan

cara yang lain. Dalam pembelajaran matematika, pertanyaan yang

dihadapkan pada siswa biasanya disebut soal. Dengan demikian,

soal-soal matematika akan dibedakan menjadi dua bagian sebagai

berikut.

1) Latihan yang diberikan pada waktu belajar matematika adalah

yang bersifat melatih agar terampil atau sebagai aplikasi dan

pengertian yang baru saja diajarkan.

2) Masalah tidak seperti halnya latihan pada no.1 yang

menghendaki siswa agar menggunakan sintesis atau analisis

14

Page 15: Ptk Matematika Kelas Vi

untuk menyelesaikan suatu masalah, siswa tersebut harus

menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya yaitu

mengenai pengetahuan, keterampilan dan pemahaman.

Mengajarkan pemecahan masalah kepada siswa merupakan

kegiatan dari seorang guru dimana guru itu membangkitkan siswa-

siswanya agar menerima dan merespon pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan olehnya dan kemudian ia membimbing siswa-

siswanya untuk sampai kepada penyelesaian masalah.

Di dalam menyelesaikan masalah siswa diharapkan memahami

proses menyelesaikan masalah tersebut dan menjadi terampil di

dalam memilih dan mengidentifikasikan kondisi dan konsep yang

relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian

dan mengorganisasikan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.

Melalui penyelesaian masalah siswa-siswa dapat berlatih dan

mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan

keterampilan yang telah dipelajari. Mengajar siswa untuk

menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa tersebut

menjadi lebih analitis dalam mengambil keputusan di dalam

kehidupan. Dengan perkataan lain, bila seorang siswa dilatih untuk

menyelesaikan masalah, maka siswa akan mampu mengambil

keputusan. Sebab siswa tersebut mempunyai keterampilan tentang

bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan dan menganalisis

informasi tersebut.

Matematika yang disajikan kepada siswa-siswa yang berupa

masalah akan memberikan motivasi kepada mereka untuk

mempelajari pelajaran tersebut. Para siswa akan merasa puas bila

mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapkan kepadanya.

Kepuasan intelektual ini merupakan hadiah intrinsik bagi siswa

tersebut. Karena itu alangkah baiknya bila aktivitas-aktivitas

matematika seperti mencari generalisasi dan menamakan konsep

melalui strategi pemecahan masalah. Dengan dihadapkan kepada

suatu masalah, maka siswa akan berusaha melakukan

15

Page 16: Ptk Matematika Kelas Vi

penyelesaiannya. Ia belajar bagaimana melakukan perencanaan

dengan melalui proses memecahkan masalah.

Menurut Hudojo dan Sutowijoyo menyatakan bahwa petunjuk

langkah-langkah sistematik untuk menyelesaikan masalah adalah

sebagai berikut.

1) Pemahaman terhadap masalah, meliputi pemahaman kata

demi kata, kalimat demi kalimat. Identifikasi masalah yang

hendak dicapai. Abaikan hal-hal yang tidak relevandan jangan

menambahkan hal-hal sehingga masalahnya menjadi berbeda.

2) Perencanaan penyelesaian masalah yang seringkali

memerlukan kreativitas untuk merumuskan rencana/strategi

penyelesaian masalah.

3) Merencanakan penyelesaian masalah. Langkah ini

merupakan langkah Pola yang didefinisikan sebagai

melaksanakan perencanaan penyelesaian.

4) Melihat kembali penyelesaian. Menurut Polya (Suherman,

2003:99), dalam pemecahan suatu masalah terdapat 4 (empat)

langkah yang harus dilakukan yaitu, memahami masalah,

merencanakan pemecahannya, memecahkan masalah sesuai

rencana langkah kedua dan memeriksa kembali hasil yang

diperoleh.

Salah satu cara terbaik untuk mempelajari pemecahan masalah

dapat dilakukan setelah penyelesaian masalah selesai dilakukan.

Memikirkan atau menelaah kembali langkah-langkah yang telah

dilakukan dalam pemecahan masalah merupakan kegiatan yang

sangat penting untuk meningkatkan kemampuan anak dalam

pemecahan masalah (Suherman, 2003:103).

Pemecahan masalah merupakan suatu hal yang esensial dalam

pembelajaran matematika, sebab :

1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan,

menganalisis dan kemudian meneliti kembali hasilnya.

2) Keputusan intelektual akan timbul dari dalam dan ini

merupakan hadiah intrinsik bagi siswa.

16

Page 17: Ptk Matematika Kelas Vi

3) Potensi intelektual siswa meningkat.

4) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan

melalui proses melakukan penemuan.

Seorang guru harus mempunyai bermacam-macam masalah

yang cocok dan bermakna bagi siswa-siswanya agar siswanya

tertarik dan ingin menyelesaikan masalah yang dihadapi. Masalah-

masalah tersebut bisa bersumber dari buku-buku, majalah-majalah

yang berhubungan dengan matematika sekolah. Selain itu agar para

siswa tertarik dan ingin menyelesaikan masalah yang dihadapi perlu

diberikan penghargaan.

Penghargaan itu dapat berupa nilai atau penghargaan khusus

lainnya. Pujian juga tidak boleh dilupakan. Semua itu merupakan

cara yang efektif untuk mendorong keberhasilan dalam

pembelajaran.

Mengajar menyelesaikan masalah kepada siswa merupakan

pendidikan tentang kemauan. Menyelesaikan masalah yang tidak

mudah bagi siswa yang mungkin dimulai dengan suatu kegagalan

tidaklah jelek. Karena melalui kegagalan, siswa menghargai sedikit

kemajuan dan sambil menantikan gagasan-gagasan yang lebih

cemerlang.

4. Pokok Bahasan Yang Terkait Dengan Materi Penelitian

Materi kelas VI semester I yang digunakan untuk penelitian adalah pokok

bahasan Pengumpulan dan Pengelolaan Data. Adapun materinya adalah

sebagai berikut.

a. Mengumpulkan Data

Contoh (Sukahar, 2002:141)

1) Misalnya telah terkumpul data tentang banyak siswa di sebuah

sekolah yang disajikan dalam tabel berikut.

17

Page 18: Ptk Matematika Kelas Vi

Tabel diatas dibaca sebagai berikut.

a) a). Jumlah siswa SD Mandala seluruhnya 210 orang, terdiri

dari 114 siswa laki-laki dan 96 siswa perempuan.

b) Jumlah siswa kelas 1 ada 32 orang, terdiri dari 18 siswa laki-

laki dan 14 siswa perempuan.

c) Jumlah siswa kelas 2 ada 38 orang, terdiri dari 19 siswa laki-

laki dan 19 siswa perempuan. Jumlah siswa kelas 3 ada 37

orang, terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 16 siswa

perempuan.Jumlah siswa kelas 4 ada 35 orang, terdiri dari 17

siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

d) Jumlah siswa kelas 5 ada 34 orang, terdiri dari 20 siswa laki-

laki dan 14 siswa perempuan.

e) Jumlah siswa kelas 6 ada 34 orang, terdiri dari 19 siswa laki-

laki dan 15 siswa perempuan.

2). Hasil ulangan matematika 34 siswa kelas 6 SDN Gunung Sari 03

adalah sebagai berikut. 60, 75, 70, 90, 50, 55, 85, 90, 45, 75, 55, 65,

80, 60, 65, 75, 60, 65, 55, 50, 70, 75, 85 60, 60, 85, 50, 70, 65, 75,

55, 60, 55, 80.

Dari data di atas dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Hasil ulangan matematika klas VI SDN Gunung Sari 03

18

Page 19: Ptk Matematika Kelas Vi

Nilai yang paling banyak muncul 60

Nilai yang paling sedikit muncul 45

Nilai tertinggi yang dicapai siswa 90

Nilai terendah yang dicapai siswa 45

b. Menentukan Rata-rata

Rata-rata adalah jumlah semua nilai (ukuran) data dibagi banyak data

(Khafid, 2003:122).

Data yang sudah diolah secara sederhana dalam bentuk tabel akan

memudahkan untuk mencari nilai rata-rata. contoh (Aji, 2003:105).

1). Di sebuah perusahaan terdapat enam buah bak sampah dan di

setiap bak sampah selalu terdapat sampah plastik.

Bak 1 terdapat 24 kg sampah plastik

Bak 2 terdapat 27 kg sampah plastik

Bak 3 terdapat 33 kg sampah plastik

Bak 4 terdapat 35 kg sampah plastik

Bak 5 terdapat 39 kg sampah plastik

19

Page 20: Ptk Matematika Kelas Vi

Bak 6 terdapat 40 kg sampah plastik

a). Susunlah data tersebut dalam sebuah tabel!

b). Tentukan rata-rata banyaknya sampah plastik tiap bak!

Jawab

a). Banyak sampah plastik dalam bak sampah

20

Page 21: Ptk Matematika Kelas Vi

c. Menyajikan Data Dalam Bentuk Diagram Batang dan Lingkaran

21

Page 22: Ptk Matematika Kelas Vi

1). Membuat Diagram

Data yang sudah disusun dalam bentuk tabel, dapat disajikan dalam

bentuk diagram batang dan lingkaran. Tujuannya adalah agar

memudahkan dalam membaca data yang disajikan.

Contoh (Sukahar, 2002:149)

a). Hasil penjualan buku tulis di Koperasi Sekolah selama enam hari

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

22

Page 23: Ptk Matematika Kelas Vi

23

Page 24: Ptk Matematika Kelas Vi

24

Page 25: Ptk Matematika Kelas Vi

Kerangka Berpikir

Pada dasarnya secara individu manusia itu berbeda-beda, demikian pula

dalam memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkat belajar

yang berbeda-beda pula. Matematika sebagai ilmu yang sasarannya abstrak

cenderung sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Hal ini menyebabkan siswa

enggan atau kurang berminat dalam mempelajari matematika. Oleh karena itu

25

Page 26: Ptk Matematika Kelas Vi

diperlukan suatu penyelenggaraan proses pembelajaran yang dapat

menimbulkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Salah

satu alternatifnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah, karena dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan

dengan permasalahan yang mengandung teka-teki sehingga membangkitkan

rasa ingin tahunya untuk melakukan penyelidikan dan dapat menemukan

sendiri jawabannya, dengan mengkomunikasikan hal itu dengan orang lain.

Dengan demikian siswa akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap

positif terhadap pembelajaran matematika sehingga minatnya dalam

mempelajari matematika semakin besar dan pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah hasil

belajar pokok bahasan pengumpulan dan pengelolaan data siswa kelas VI SD

Negeri Gunung Sari 03tahun Pelajaran 2008/2009 dapat ditingkatkan.

26

Page 27: Ptk Matematika Kelas Vi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Mlati Kidul

Kudus yang beralamat di Jalan Pattimura no 35 Kudus 59319.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Gunung Sari 03

Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 5

siswa putra dan 11 siswa putri, seorang guru kelas VI dan seorang

observer.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan

dalam 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, implementasi, observasi, dan

refleksi. Prosedur kerja tersebut secara garis besar dapat dijelaskan pada

bagan di bawah ini :

27

Page 28: Ptk Matematika Kelas Vi

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyiapkan Rencana Pembelajaran (RP) pokok bahasan

pengumpulan dan pengelolaan data sub pokok bahasan

mengumpulkan data dan menentukan rata-rata.

2) Membuat lembar observasi siswa untuk mengamati keaktifan

siswa selama pembelajaran berlangsung.

3) Membuat lembar observasi pembelajaran berbasis masalah

untuk guru.

4) Menyiapkan permasalahan yang akan diselesaikan oleh siswa

yaitu berupa kartu masalah.

5) Menyusun soal evaluasi siklus I.

6) Menyiapkan kertas manila, spidol, isolasi, gunting dan

membuat papan nama kelompok.

b. Implementasi

Siklus I dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 6 Desember 2004.

Tindakan tersebut dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama

2x40 menit. Pertemuan pada siklus I berisi penyampaian materi

pengumpulan dan pengelolaan data sub pokok bahasan

mengumpulkan data dan menentukan rata-rata. Kemudian

dilanjutkan dengan pemberian tugas melalui kartu masalah untuk

didiskusikan secara berkelompok, dilakukan pembahasan dan

penarikan kesimpulan secara bersama-sama. Semuanya

dilaksanakan melalui pembelajaran berbasis masalah sebagai

berikut.

1). Pendahuluan

a). Guru membuka pelajaran.

b). Guru mengabsen siswa dan menanyakan kebersihan kelas.

c). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2). Kegiatan Inti

a). Mengorientasikan siswa pada masalah.

Guru mengajukan suatu permasalahan yang berhubungan

dengan pengmpulan data dan menentukan rata-rata. (Masih

28

Page 29: Ptk Matematika Kelas Vi

ingatkah rata-rata nilai rapor kalian waktu kelas V kemarin?

Kemudian 2 (dua) orang siswa menjawab pertanyaan guru)

b). Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, tiap

kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Masing-masing

kelompok diberi nama aljabar, geometri, aritmatika dan

statistika.

2) Guru membagikan seperangkat pembelajaran yang

meliputi kartu masalah, papan nama kelompok, kertas

manila dan spidol.

3) Guru memberikan kebebasan tentang cara

menyelesikan permasalahan kepada masing-masing

kelompok.

c). Membimbing penyelidikan individual maupun klompok.

1) Guru mewajibkan setiap anggota kelompok untuk

bekerjasama dalam menyelesaikan kartu masalah.

2) Guru mendorong siswa untuk melakukan diskusi

dengan kelompoknya.

d). Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

1) Guru meminta salah satu siswa sebagai wakil dari

kelompok untuk mempresentasikan hasil karya

kelompoknya.

2) Guru mengamati siswa dalam menyajikan hasil karya

dan membimbing saat siswa mengalami kesulitan.

3) Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain

untuk menanggapi hasil yang dipresentasikan.

e). Menganalisa dan mengevaluasi proses pemechan masalah.

1) Guru membantu siswa dalam mengevaluasi

proses/hasil pemecahan masalah.

2) Guru memberi penguatan terhadap hasil pemecahan

masalah.

3). Penutup

29

Page 30: Ptk Matematika Kelas Vi

a). Guru bersama dengan siswa merangkum/menarik kesimpulan.

b). Guru memberikan tes evaluasi secara individu.

c). guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.

d). Guru membagikan angket refleksi kepada siswa.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap aktivitas

siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berbasis masalah

berlangsung.

Adapun aspek yang diamati adalah sebagai berikut.

1) Guru

Kinerja guru dalam pembelajaran ini diamati sesuai dengan

tahap-tahap dalam pembelajaran berbasis masalah, yaitu

mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa

untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun

kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2). Siswa

Pengamatan yang dilakukan terhadap siswa meliputi keaktifan

siswa dalam mengemukakan tanggapan/memberi contoh,

menjawab pertanyaan, mengambil bagian dalam diskusi,

mengamati penyajian hasil karya dan melaksanakan tugas yang

diberikan.

d. Refleksi

1) Guru

Pada siklus I guru masih belum terbiasa melakukan pembelajaran

berbasis masalah. Permasalahan yang dimunculkan guru belum

mendapat respon dari siswa. Pada saat diskusi kelompok guru

belum berkeliling untuk membimbing siswa/kelompok yang

mengalami kesulitan. Pada tahap mengembangkan dan

menyajikan hasil karya hanya beberapa kelompok yang

mempresentasikan hasil karya kelompoknya, karena waktu yang

tidak memungkinkan. Pada siklus I guru belum bisa

mengorganisasikan waktu dengan baik.

30

Page 31: Ptk Matematika Kelas Vi

2) Siswa

Pada siklus I seluruh siswa hadir dalam pembelajaran. Pada saat

pembelajaran hanya sebagian kecil siswa yang dapat menjawab

pertanyaan guru dan dapat menanggapi serta memberi contoh

atas penjelasan dari guru. Hal ini dikarenakan siswa belum

terbiasa melakukan pembelajaran berbasis masalah. Dalam kerja

kelompok yang penentunya tempat duduk, hanya sebagian siswa

yang mengambil bagian dalam diskusi/masih ada siswa yang

tidak ikut serta dalam kerja kelompok. Pada saat satu kelompok

menyajikan hasil karya kelompoknya banyak siswa yang tidak

memperhatikan, mereka cenderung bermain dan berbicara

sendiri.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Sesuai dengan refleksi guru dan siswa pada siklus I di atas, maka

pada siklus II dilaksanakan sebagai berikut.

1) Guru harus bisa mengorganisasikan waktu dalam

pembelajaran dengan baik sehingga semua tahap dalam

pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal.

2) Pembagian kelompok tidak ditentukan pada posisi tempat

duduk, tetapi berdasarkan penyebaran kemampuan siswa.

3) Menyusun Rencana Pembelajaran (RP) pokok bahasan

pengumpulan dan pengelolaan data sub pokok bahasan

menggambar diagram batang dan diagram lingkaran.

4) Membuat lembar observasi pembelajaran berbasis masalah

untuk guru.

5) Membuat lembar observasi siswa untuk mengamati keaktifan

siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

6) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan

diselesaikan oleh siswa.

7) Menyiapkan kertas manila, spidol, isolasi, gunting dan

membuat papan nama kelompok.

8) Membuat soal untuk kuis.

31

Page 32: Ptk Matematika Kelas Vi

b. Implementasi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 2 (dua)

pertemuan.

1). Pertemuan pertama

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 13 desenber 2004 selama 2x40 menit. Pertemuan

pertama pada siklus II berisi penyampaian materi pengumpulan

dan pengelolaan data sub pokok bahasan menggambar diagram

batang.

Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas melalui Lembar

Kerja Siswa (LKS) untuk didiskusikan secara berkelompok,

dilakukan pembahasan dan penarikan kesimpulan secara

bersama-sama. Semuanya dilaksanakan melalui pembelajaran

berbasis masalah sebagai berikut.

1). Pendahuluan

a). Guru membuka pelajaran.

b). Guru mengabsen siswa dan menanyakan kebersihan

kelas.

c). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2). Kegiatan Inti

a). Mengorientasikan siswa pada masalah.

(1) Guru mengajukan suatu permasalahan yang

berhubungan dengan pengmpulan data dan

menentukan rata-rata.

b). Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

(1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, tiap

kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Masing-masing

kelompok diberi nama aljabar, geometri, aritmatika dan

statistika.

(2) Guru membagikan seperangkat pembelajaran yang

meliputi Lembar Kerja Siswa (LKS), papan nama

kelompok, kertas manila dan spidol.

32

Page 33: Ptk Matematika Kelas Vi

(3) Guru memberikan kebebasan tentang cara

menyelesikan permasalahan kepada masing-masing

kelompok.

c). Membimbing penyelidikan individual maupun klompok.

(1) Guru mewajibkan setiap anggota kelompok untuk

bekerjasama dalam menyelesaikan kartu masalah.

(2) Guru mendorong siswa untuk melakukan diskusi

dengan kelompoknya.

(3) Guru berkeliling membimbing, mengawasi dan

membantu siswa/kelompok yang mengalami kesulitan.

d). Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

(1) Guru meminta salah satu siswa sebagai wakil dari

kelompok untuk mempresentasikan hasil karya

kelompoknya.

(2) Guru mengamati siswa dalam menyajikan hasil karya

dan membimbing bila mengalami kesulitan.

(3) Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain

untuk menanggapi hasil yang dipresentasikan.

e). Menganalisa dan mengevaluasi proses pemechan

masalah.

(1) Guru membantu siswa dalam mengevaluasi

proses/hasil pemecahan masalah.

(2) Guru memberi penguatan terhadap hasil pemecahan

masalah.

3). Penutup

a) Guru bersama dengan siswa merangkum/menarik

kesimpulan.

b) Guru memberikan soal kuis secara individu.

c) Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.

2) Pertemun kedua

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada Hari Jumat

tanggal 17 Desember 2004 selam 2x40 menit. Pada pertemuan

kedua ini diawali dengan pembahasan PR yang dianggap sulit

33

Page 34: Ptk Matematika Kelas Vi

oleh siswa. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa

lain untuk menanggapinya. Sebagian besar siswa sudah

mengerjakan PR, hanya seorang yang tidak mengerjakan PR.

Siswa sudah mulai terlibat dalam pembelajaran. Mereka bersedia

memberikan tanggapan terhadap hasil PR siswa lain.

Materi selanjutnya yaitu menggambar diagram lingkaran. Adapun

kegiatan inti pada pertemuan kedua sama dengan pertemuan

pertama. Namun pada akhir pertemuan kedua diadakan tes

evaluasi.

c. Observasi

Pengamatan yang dilakukan pada siklus II baik pertemuan pertama

maupun pertemuan kedua adalah sebagai berikut.

1) Guru

Kinerja guru dalam pembelajaran ini diamati sesuai dengan

tahap-tahap dalam pembelajaran berbasis masalah, yaitu

mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa

untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun

kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2) Siswa

Pengamatan yang dilakukan terhadap siswa meliputi keaktifan

siswa dalam mengemukakan tanggapan/memberi contoh,

menjawab pertanyaan, mengambil bagian dalam diskusi,

mengamati penyajian hasil karya dan melaksanakan tugas yang

diberikan.

d. Refleksi

1) Guru

Pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan oleh guru pada

siklus II berlangsung efektif. Guru sudah berhasil

mengorgaisasikan waktu dengan baik. Dalam pembelajaran guru

sudah dapat memotivasi siswa untuk aktif seperti siswa dapat

memberikan tanggapan/memberi contoh atas penjelasan dari

guru, siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar.

34

Page 35: Ptk Matematika Kelas Vi

Secara umum, dalam siklus II ini guru sudah berhasil

melaksanakan pembelajaran berbasis masalah.

2). Siswa

dalam siklus II ini, seluruh siswa hadir dalam pembelajaran. Siwa

sangat aktif dalam pembelajaran. Sebagian besar siswa mampu

menjawab pertanyaan guru dengan benar, siswa berani

menyampaikan pendapat dan menanggapi siswa lain. Dalam

kerja kelompok hampir seluruh siswa berpartisipasi aktif/ambil

bagian di dalamnya. Pada saat satu kelompok mempresentasikan

hasil karya kelompoknya, siswa yang lain memperhatikan dengan

baik.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1) Data hasil belajar diambil dari hasil tes evaluasi

2) Data tentang proses belajar mengajar pada saat

dilaksanakannya tindakan diambil dengan lembar observasi

pembelajaran berbasis masalah untuk guru.

3) Data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran diambil dari

lembar observasi untuk siswa.

4) Data tentang tanggapan siswa terhadap pambelajaran

berbasis masalah diperoleh dari angket refleksi.

E. Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditunjukkan dengan

adanya peningkatan hasil belajar siswa, yaitu apabila nilai rata-rata hasil

belajar > 70

35

Page 36: Ptk Matematika Kelas Vi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Hasil observasi proses pembelajaran

Berdasarkan data observasi siklus I diperoleh data sebagai berikut.

1) Hasil observasi terhadap guru

Dari lembar observasi terhadap guru (lampiran 8) diperoleh hal-

hal sebagai berikut.

a). Guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran dengan baik,

sudah memunculkan masalah dengan baik dan cukup

memotivasi siswa untuk memecahkan masalah.

b). Dalam mengorganisir untuk belajar, guru sudah membimbing

siswa dalam mengorganisasi tugas-tugas dan membimbing

siswa untuk selalu berbagi tugas bersama teman

sekelompoknya dengan baik.

c). Guru belum membimbing penyelidikan individu / kelompok.

Pengamatan guru terhadap kerja kelompok masih kurang.

Guru tidak berkeliling pada saat diskusi kelompok.

d). Guru belum membimbing siswa dalam menyajikan hasil karya.

e). Guru sudah cukup baik dalam menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2) Hasil observasi pada siswa

Dari lembar observasi untuk siswa (lampiran 9) diperoleh hal-hal

sebagai berikut.

a). Sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru.

Hanya ada 5 (lima) orang siswa yang tidak memperhatikan,

mereka justru memperhatikan observer dan melihat keluar

kelas.

b). Ada 3 (tiga) orang siswa yang mampu memberikan

tanggapan/contoh atas penjelasan guru.

36

Page 37: Ptk Matematika Kelas Vi

c). Ada 2 (dua) orang siswa yang mampu menjawab pertanyaan.

d). Ada 6 (enam) orang siswa yang berani bertanya atas

panjelasan guru.

e). Dalam setiap kelompok, hanya seorang siswa yang mampu

mengambil bagian dalam diskusi. Terlihat hanya siswa yang

pandai saja yang menyelesaikan permasalahan yang

diberikan.

f). Siswa tidak dapat sepenuhnya mengamati demonstrasi /

penyajian hasil karya. Hanya 3 (tiga) orang siswa yang

mampu mengamati penyajian hasil karya. Pada saat satu

kelompok maju, kelompok yang lain tidak memperhatikan

cenderung berbicara dan bermain sendiri.

g). Ada 8 (delapan) orang siswa yang dapat melaksanakan tugas

yang diberikan dengan baik.

h). Siswa belum dapat menarik kesimpulan sendiri.

b. Hasil analisis angket

Berdasarkan analisis angket (lampiran 11) diperoleh hal-hal sebagai

berikut.

37

Page 38: Ptk Matematika Kelas Vi

c. Hasil tes

Berdasarkan hasil tes siklus I (lampiran 7) diperoleh rata-rata hasil

belajar adalah 56,06. Nilai terendah 29 dan nilai tertinggi 95. Siswa

yang mendapat nilai > 70 hanya ada 6 siswa.

d. Hasil refleksi

Berdasarkan hasil tes pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar yang

dicapai siswa adalah 56,06 masih jauh dibawah indikator

keberhasilan yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena disebabkan

beberapa faktor diantaranya sebagai berikut.

1) Guru

Pada siklus I guru masih belum terbiasa melakukan pembelajaran

berbasis masalah. Permasalahan yang dimunculkan guru belum

mendapat respon dari siswa. Pada saat diskusi kelompok guru

belum berkeliling untuk membimbing siswa/kelompok yang

mengalami kesulitan. Pada tahap mengembangkan dan

menyajikan hasil karya hanya beberapa kelompok yang

mempresentasikan hasil karya kelompoknya, karena waktu yang

tidak memungkinkan. Pada siklus I guru belum bisa

mengorganisasikan waktu dengan baik.

38

Page 39: Ptk Matematika Kelas Vi

2). Siswa

Pada siklus I seluruh siswa hadir dalam pembelajaran. Pada saat

pembelajaran hanya sebagian kecil siswa yang dapat menjawab

pertanyaan guru dan dapat menanggapi serta memberi contoh

atas penjelasan dari guru. Hal ini dikarenakan siswa belum

terbiasa melakukan pembelajaran berbasis masalah. Dalam kerja

kelompok yang penentunya tempat duduk, hanya sebagian siswa

yang mengambil bagian dalam diskusi/masih ada siswa yang

tidak ikut serta dalam kerja kelompok. Pada saat satu kelompok

menyajikan hasil karya kelompoknya banyak siswa yang tidak

memperhatikan, mereka cenderung bermain dan berbicara

sendiri.

Uraian di atas menyatakan bahwa pada siklus I indikator

keberhasilan belum tercapai. Oleh karena itu perlu adanya suatu

tindakan pada siklus II

agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan mencapai

indikator keberhasilan yang ditetapkan.

2. Siklus II

a. Hasil observasi proses pembelajaran

1). Pertemuan pertama

a) Hasil observasi terhadap guru

Dari lembar observasi terhadap guru (lampiran 17) diperolah hal-

hal sebagai berikut.

(1) Guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran dengan

sangat baik. Sudah memunculkan masalah dan memotivasi

siswa untuk memecahkan masalah dengan baik.

(2) Dalam mengorganisir untuk belajar guru sudah membimbing

siswa dalam mengorganisasi tugas-tugas dan berbagi tugas

bersama teman sekelopoknya dengan sangat baik.

(3) Guru sudah membimbing penyelidikan individu / kelompok.

Pengamatan guru terhadap kerja kelompok sudah baik.

Guru sudah berkeliling pada saat diskusi kelompok.

39

Page 40: Ptk Matematika Kelas Vi

(4) Guru sudah membimbing siswa dalam menyajikan hasil

karya.

(5) Guru sudah baik dalam menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah.

b) Hasil observasi pada siswa.

Dari lembar observasi untuk siswa (lampiran 18) diperoleh hal-hal

sebagai berikut.

(1). Semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan

sangat baik.

(2). Ada 7 (tujuh) orang siswa sudah mampu memberikan

tanggapan/contoh dari penjelasan guru dengan baik.

(3). Ada 10 (sepuluh) orang siswa mampu menjawab

pertanyaan.

(4). Ada 9 (sembilan) orang siswa yang berani bertanya atas

penjelasan guru.

(5). Dalam setiap kelompok, hanya 2 (dua) orang siswa yang

mampu mengambil bagian dalam diskusi. Terlihat hanya

siswa yang pandai saja yang menyelesaikan permasalahan

yang diberikan.

(6). Siswa dapat mengamati demonstrasi / penyajian hasil karya

meskipun belum sempurna. Ada 12 (dua belas) orang siswa

yang mampu mengamati penyajian hasil karya.

(7). Ada 12 (dua belas) orang siswa yang dapat melaksanakan

tugas yang diberikan dengan baik.

(8). Siswa mampu menarik kesimpulan dengan bimbingan guru.

Ada 5 (lima) orang siswa yang mampu mengambil

kesimpulan.

2). Pertemuan kedua

a). Hasil observasi terhadap guru

Dari lembar observasi terhadap guru (lampiran 25) diperoleh hal-

hal sebagai berikut.

40

Page 41: Ptk Matematika Kelas Vi

(1). Guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran dan

memotivasi siswa untuk memecahkan masalah dengan

sangat baik, sudah memunculkan masalah dengan baik.

(2). Dalam mengorganisir untuk belajar guru sudah membimbing

siswa dalam mengorganisasi tugas-tugas dan berbagi tugas

bersama teman sekelompoknya dengan sangat baik.

(3). Guru sudah membimbing penyelidikan individu / kelompok.

Pengamatan guru terhadap kerja kelompok sudah sangat

baik. Guru sudah berkeliling pada saat diskusi kelompok.

(4). Guru sudah membimbing siswa dalam menyajikan hasil

karya.

(5). Guru sudah baik dalam menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah.

b). Hasil observasi pada siswa

Berdasarkan lembar observasi pada siswa (lampiran 26)

diperoleh hal-hal sebagai berikut.

(1). Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan

sangat baik.

(2). Ada 9 (sembilan) orang siswa sudah mampu memberikan

tanggapan/contoh dari penjelasan guru dengan sangat baik.

(3). Ada 12 (dua belas) orang siswa mampu menjawab

pertanyaan.

(4). Keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat, pada

pertemuan ini ada 14 (empat belas) orang siswa yang berani

bertanya atas penjelasan guru.

(5). Semua anggota kelompok sudah mengambil bagian dalam

diskusi.

(6). Siswa dapat mengamati demonstrasi / penyajian hasil karya

dengan baik. Hanya 4 (empat) orang siswa yang tidak

memperhatikan.

(7). Siswa sudah melaksanakan tugas yang diberikan dengan

sangat baik. Semua siswa mengerjakan tugas yang

diberikan.

41

Page 42: Ptk Matematika Kelas Vi

(8). Siswa mampu menarik kesimpulan. Ada 10 (sepuluh) orang

siswa yang dapat menarik kesimpulan.

b. Hasil analisis angket

Berdasarkan analisis angket (lampiran 28) diperoleh hal-hal sebagai

berikut.

c. Hasil tes

Berdasarkan hasil tes siklus II (lampiran 24) diperoleh rata-rata hasil

belajar adalah 79,56. Nilai terendah 42 dan nilai tertinggi 100. Siswa

yang mendapat nilai > 70 ada 12 orang, 3 siswa diantaranya

mendapat nilai 100.

42

Page 43: Ptk Matematika Kelas Vi

d. Hasil refleksi

Berdasarkan hasil tes siswa pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar

yang dicapai siswa adalah 79,56. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya sebagai berikut.

a). Guru

Pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan oleh guru pada

siklus II berlangsung efektif. Guru sudah berhasil

mengorgaisasikan waktu dengan baik. Dalam pembelajaran guru

sudah dapat memotivasi siswa untuk aktif seperti siswa dapat

memberikan tanggapan/memberi contoh : atas penjelasan dari

guru, siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar.

Secara umum, dalam siklus II ini guru sudah berhasil

melaksanakan pembelajaran berbasis masalah.

b). Siswa

Dalam siklus II ini, seluruh siswa hadir dalam pembelajaran. Siwa

sangat aktif dalam pembelajaran. Sebagian besar siswa mampu

menjawab pertanyaan guru dengan benar, siswa berani

menyampaikan pendapat dan menanggapi siswa lain. Dalam

kerja kelompok hampir seluruh siswa berpartisipasi aktif/ambil

bagian di dalamnya. Pada saat satu kelompok mempresentasikan

hasil karya kelompoknya, siswa yang lain memperhatikan dengan

baik. Berdasarkan uraian di atas jika dikaitkan dengan indikator

keberhasilan yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata hasil belajar ≥

70 maka dikatakan penelitian sudah berhasil dan tidak perlu

dilakukan tindakan selanjutnya.

B. Pembahasan

Pembahasan yang dilakukan didasarkan atas hasil observasi yang

dilanjutkan dengan refleksi pada setiap siklus tindakan. Pada siklus I

pembelajaran matematika yang dilaksanakan guru sudah cukup baik, namun

ada ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, diantaranya bimbingan yang

diberikan oleh guru kurang merata, sehingga banyak kelompok yang tidak

dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Dari 4 (empat) kelompok

43

Page 44: Ptk Matematika Kelas Vi

hanya 1 (satu) kelompok yang dapat menyelesaikan permasalahan yang

diberikan dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

kemampuan siswa itu sendiri yang memang kurang baik/tidak begitu pandai

dan bimbingan guru yang kurang.

Bimbingan individu juga masih kurang, sehingga hanya sebagian siswa

yang aktif dalam diskusi kelompok. Guru tidak memberikan bimbingan kepada

siswa pada saat menuliskan hasil diskusi pemecahan masalah pada lembar

presentasi. Tulisan mereka terlalu kecil sehingga tidak terbaca oleh siswa yang

duduk di belakang. Selain itu suara mereka juga kurang keras sehingga hanya

didengar oleh siswa yang duduk di depan. Sedangkan siswa yang lain tidak

memperhatikan. Dengan kata lain siswa tidak dapat sepenuhnya mengamati

presentasi hasil kelompok. Pada akhir pelajaran penarikan simpulan dilakukan

oleh guru, seharusnya siswalah yang mengambil kesimpulan.

Pengelolaan waktu pada siklus I ini belum begitu baik. Waktu untuk

mengerjakan kartu masalah terlalu lama sehingga pada saat presentasi hanya

1(satu) kelompok yang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

karena waktunya yang tidak memungkinkan.

Aktivitas belajar siswa sudah baik, namun jumlah siswa yang mampu

memberikan tanggapan/memberi contoh atas penjelasan guru dan yang

mampu menjawab pertanyaan masih sedikit. Dalam diskusi kelompok hanya

didominasi oleh siswa yang pandai. Dengan demikian perlu adanya upaya

untuk meningkatkan aktivitas siswa diantaranya dengan dalam pembelajaran

guru selalu memberikan motivasi pada siswa.

Berdasarkan hasil tes yang dicapai pada siklus I, yang mendapat nilai ≥

70 masih sedikit, hanya 6 (enam) siswa dan rata-rata kelasnya 56,06 masih

jauh di bawah indikator keberhasilan yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan

kurangnya kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal, faktor takut bertanya

atas materi yang belum dipahami dan juga faktor dari guru yang belum

sepenuhnya memahami model pembelajaran berasis masalah, sehingga guru

tidak melaksanakan alur proses dalam pembelajaran yang terdiri dari 5 (lima)

tahap yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa

untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi

44

Page 45: Ptk Matematika Kelas Vi

proses pemecahan masalah dengan sempurna. Misalnya pada saat diskusi

kelompok guru tidak berkeliling untuk mengetahui dan membantu siswa yang

mengalami kesulitan.

Berdasarkan hasil angket refleksi siswa pada siklus I, pembelajaran

matematika yang dilaksanakan menyenangkandan mudah diikuti. Namun ada

sebagian siswa yang merasa pembelajaran tersebut membuat mereka

bingung. Siswa merasa senang bekerja kelompok. Penyajian hasil karya (saat

presentasi) yang dilaksanakan menyenangkan bagi mereka. Soal pemecahan

masalah yang diajukan menarik dan mendorong mereka untuk terus belajar

matematika.

Pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran matematika sudah baik. Proses

pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklu II sudah mencerminkan ciri

dari pembelajaran berbasis masalah, seperti yang dikemukakan oleh Ismail

(2002:2) bahwa ciri utama pembelajaran berbasis masalah adalah pengajuan

pertanyaan, memusatkan kepada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan

autentik, kerjasama dan menghasilkan hasil karya atau peragaan. Guru sudah

menjelaskan tujuan pembelajaran dengan lengkap, sudah memunculkan

masalah dengan baik dan sudah memberikan motivasi dengan baik kepada

siswa. Bimbingan yang diberikan guru dalam proses penyelesaian masalah

sudah baik dan lebih merata dari siklus sebelumnya. Guru sudah berkeliling

pada saat diskusi kelompok dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.

Bimbingan yang diberikan guru juga sudah meningkat, meskipun masih ada

siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran namun jumlahnya relatif sedikit.

Guru juga sudah memberikan bimbingan kepada siswa pada saat

presentasi.

Tulisan sudah besar dan suaranya juga sudah keras, sehingga bisa

didengar oleh semua siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa unuk

memberikan tanggapanatas presentasi yang dilaksanakan. Penarikan simpulan

diulakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.

Pada siklus II ini siswa sudah mempunyai pengalaman dalam mengikuti

pembelajaran berbasis masalah. Mereka mulai terbiasa bekerja kelompok.

Pembentukan kelompok yang dilakukan dengan memperhatikan penyebaran

kemampuan siswa, ada yang pandai dan ada yang kurang pandai

45

Page 46: Ptk Matematika Kelas Vi

memungkinkan mereka untuk bekerjasama dan berbagi pendapat dalam

diskusi kelompok. Siswa yang pandai dengan sabar memberikan bimbingan

kepada siswa yang kurang pandai sehingga diskusi kelompok dapat

berlangsung dengan baik. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah

terliht lebih baik. Dari 4 (empat) kelompok, 3 (tiga) kelompok sudah dapat

menyelesaikan permasalahan dengan baik.

Berdasarkan hasil tes pada siklus II, nilai rata-rata yang dicapai adalah

79,56. Siswa yang mendapat nilai ≥ 70 ada 12 (dua belas) orang. Jika dikaitkan

dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan yitu rata-rata kelas 70 maka

dikatakan penelitian sudah berhasil.

Berdasarkan hasil angket refleksi siswa terhadap pembelajaran pada

siklus II ini, respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran baik.

Pembelajaran matematika yang sudah dilaksanakan menyenangkan dan

mudah diikuti.

Siswa merasa senang bekerja kelompok. Penyajian hasil karya yang

dilaksanakan menyenangkan bagi mereka. Soal pemecahan masalah yang

diberikan mendoong mereka untuk terus belajar matematika. Ada sejumlah

peningkatan respon positif dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan hasil

observasi kelas, hasil angket dan hasil tes pada siklus II dapat dievaluasi

bahwa langkah-langkah yang telah diprogramkan dan dilaksanakan mampu

mencapai tujuan yang diharapkan dalam penelitian. Dengan demikian

pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar pokok

bahasan pengumpulan dan pengelolaan data siswa kelas VI SD Negeri

Gunung Sari 03Tahun Pelajaran 2008/2009.

Disamping mempunyai kelebihan, model pembelajaran berbasis masalah

juga mempunyai kekurangan yaitu, model pembelajaran ini tidak cocok

dilaksanakan pada kelas yang siswanya malas belajar dan tidak mempunyai

motivasi yang tinggi dalam mempelajari matematika.

Secara umum, uraian diatas menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil

belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VI SDN Puspanegara 03.

46

Page 47: Ptk Matematika Kelas Vi

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam

bab IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

Melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan hasil belajar pokok bahasan pengumpulan dan pengelolaan

data siswa kelas VI SD Negeri Gunung Sari 03Tahun pelajaran 2008/2009.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis berharap semoga hasilnya dapat

memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha peningkatan hasil belajar

mata pelajaran matematika. Berdasarkan simpulan disarankan pada guru

matematika agar : menerapkan model pembelajaran berbasis masalah

pada pokok bahasan pengumpulan dan pengelolaan data yang dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

47

Page 48: Ptk Matematika Kelas Vi

48