PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program...

422
Draft tanggal 8 September 2016 1 PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK PENGEMBANGAN HULU ENERGI PANAS BUMI KERANGKA KERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL TERMASUK: KERANGKA KEBIJAKAN PEMUKIMAN KEMBALI KERANGKA KERJA PERENCANAAN MASYARAKAT ADAT Draft V2 untuk Proses Konsultasi Juli 2016

Transcript of PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program...

Page 1: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

1

PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR

PROYEK PENGEMBANGAN HULU ENERGI PANAS BUMI

KERANGKA KERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

TERMASUK:

KERANGKA KEBIJAKAN PEMUKIMAN KEMBALI

KERANGKA KERJA PERENCANAAN MASYARAKAT ADAT

Draft V2 untuk Proses Konsultasi

Juli 2016

Page 2: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

2

DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN.............................................. 10

1.1 Latar Belakang Error! Bookmark not defined.0

1.2 Tujuan Proyek 132

1.3 Deskripsi Proyek 13

1.4 Detail Deskripsi Sub Proyek 20

2 KERANGKA KERJA PERLINDUNGAN PPHEPB....................... 32

3 KEBIJAKAN, PERATURAN DAN HUKUM PERLINDUNGAN.............. 34

3.1 Peraturan dan Perundang-undangan Indonesia terkait

Analisis Dampak Lingkungan 34

3.2 Kebijakan Perlindungan Bank Dunia 431

3.3 Kesenjangan Analisis 47

4 LANGKAH-LANGKAH MITIGASI DAN DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN DAN

SOSIAL YANG DIANTISIPASI.......... Error! Bookmark not defined.51

4.1 Kegiatan Pengeboran dan Eksplorasi Panas Bumi dan

Infrastruktur dan Kegiatan Terkait 52

4.2 Proyek-proyek Terkait: Pembangkitan Energi -

Eksploitasi Panas Bumi dan Infrastruktur dan Kegiatan

Terkait 723

5 PROSEDUR OPERASIONAL PERLINDUNGAN SUB-PROYEK............ 102

5.1 Gambaran Iktisar 102

5.2 Langkah 1: Penyaringan Dasar 1013

5.3 Langkah 2: Penyaringan Secara Rinci 1024

Page 3: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

3

5.4 Langkah 3: Persiapan, Konsultasi dan Pengungkapan

Instrumen-Instrumen Perlindungan 116

5.5 Langkah 4: Izin dan Persetujuan 117

5.6 Langkah 5: Pelaksanaan dan Pemantauan 118

5.7 Langkah 6: Rekomendasi Pasca Eksplorasi 119

5.8 Prosedur Operasional Penasihat Teknis 120

6 KERANGKA KEBIJAKAN PEMUKIMAN KEMBALI.................... 121

6.1 Prinsip-Prinsip Pokok 121

6.2 Hukum dan Kebijakan Indonesia Berkaitan dengan

Pengadaan Tanah 125

6.3 Kebijakan Perlindungan Bank Dunia OP4.12 Tentang

Pemukiman Kembali dengan Paksaan 130

6.4 Kesenjangan Analisis 131

6.5 Proses Persiapan dan Persetujuan Rencana Aksi

Pemukiman Kembali 133

6.6 Tanggal Akhir dan Kriteria yang Memenuhi Syarat untuk

Pihak-Pihak yang Terdampak 139

6.7 Bukti Kelayakan 140

6.8 Kebijakan Penunjukkan 141

6.9 Biaya Penggantian Secara Penuh dan Perbaikan Mata

Pencaharian 142

6.10 Negosiasi Pengambilalihan Lahan/Transaksi Secara

Sukarela 143

7 KERANGKA PERENCANAAN MASYARAKAT ADAT.................... 147

Page 4: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

4

7.1 Tujuan dan Prinsip 147

7.2 Peraturan Perundang-undangan Indonesia berkaitan

dengan Perlindungan Masyarakat Adat 148

7.3 Kebijakan Bank Dunia OP4. 10 tentang Masyarakat Adat 153

7.4 Persyaratan Umum 153

7.5 Persyaratan Khusus 156

8 KONSULTASI DAN PENGUNGKAPAN............................. 160

8.1 Konsultasi Kerangka Perlindungan 160

8.2 Pedoman Praktik yang Baik tentang Konsultasi Penasihat

Teknik 161

8.3 Keterlibatan dan Konsultasi Pemangku Kepentingan atas

Sub Proyek Panas Bumi 161

8.4 Perangkat Konsultasi Publik 165

9 PENGATURAN KELEMBAGAAN DAN PEMBANGUNAN KAPASITAS........ 175

9.1 Peran dan Tanggung Jawab Kelembagaan 175

9.2 Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial PT SMI 183

9.3 Pembangunan Kapasitas 185

9.4 Anggaran 191

10 PEMANTAUAN DAN PELAPORAN................................ 193

11 MEKANISME PEMULIHAN PENGADUAN........................... 197

11.1 Pendahuluan 197

11.2 Pendekatan atas Pemulihan Pengaduan 197

11.3 Mekanisme Pemulihan Pengaduan PPHEPB 199

11.4 Penilaian GRM atas Sub proyek 206

Page 5: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

5

Lampiran A.CHECKLIST PEMERIKSAAN DASAR....................... 209

Lampiran B. CHECKLIST PEMERIKSAAN SECARA RINCI............... 222

Lampiran C.GARIS BESAR LAPORAN ESIA UNTUK KATEGORI SUB PROYEK

245

Lampiran D.TEMPLATE RENCANA PENGELOLAAN LINGUNGAN DAN SOSIAL 249

Lampiran E.FORMAT UKL/UPL ................................... 255

Lampiran F.PERNYATAAN JAMINAN UNTUK UKL/UPL.................. 262

Lampiran G. PROSEDUR PENEMUAN KESEMPATAN PCR................. 264

Lampiran H.SAMPEL FORMULIR PENGADUAN ........................ 268

Lampiran I.SAMPEL FORMULIR PENUTUPAN PENGADUAN .............. 269

Lampiran J.ISI UMUM RENCANA PEMBANGUNAN MASYARAKAT ADAT ..... 272

Lampiran K.ISI PENGAMBILALIHAN LAHAN DAN RENCANA AKSI PEMUKIMAN

KEMBALI (LARAP).............................................. 275

Lampiran L.ISI SINGKATAN PENGAMBILALIHAN LAHAN DAN RENCANA AKSI

PEMUKIMAN KEMBALI............................................ 286

Page 6: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

6

DAFTAR SINGKATAN

AOI Daerah Pengaruh (Area of Influence)

AMDAL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Environmental

Impact Assessment)

BG Badan Geologi (Geological Agency)

BPN Badan Pertanahan National (National Land Bureau)

BPS Badan Pusat Statistik (National Statistical Bureau)

Bupati Kepala Bupati (Head of Regency)

CTF Dana Teknologi Cuaca (Climate Technology Fund)

DED Desain Teknis Secara Rinci (Detailed Engeneering Design)

DG Direktorat Jenderal (Directorate General)

DG EBTKE

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

Konservasi Energi [Renewable Energy and Energy

Conservation]

EA Analisis Lingkungan (Environmental Assessment)

ESIA

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Environmental and

Social Impact Assessment)

ESMF

Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (Environment

and Social Management Framework)

ESMP

Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (Environment

and Social Management Plan)

GEF

Fasilitas Lingkungan Global (Global Environment

Facility)

Page 7: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

7

GFF Fasilitas Dana Global (Global Fund Facility)

PPHEPB

Proyek Pengembangan Hulu Energi Panas Bumi (Geothermal

Energy Upstream Development Project)

GIS

Sistem Informasi Geografis (Geographical Information

System)

GNZ Pemerintah Selandia Baru (Government of New Zealand)

GOI Pemerintah Indonesia (Government of Indonesia)

GRM

Mekanisme Pemulihan Pengaduan (Grievance Redress

Mechanism)

IBRD

Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan

(International Bank for Reconstruction and Development)

IGF Dana Jaminan Investasi (Investment Guarantee Fund)

IIFF

Fasilitas Pembiayaan Infrastruktur Indonesia (Indonesia

Infrastructure Finance Facility)

IPs Masyarakat Adat (Indigenous Peoples)

IPDP

Rencana Pembangunan Masyarakat Adat (Indigenous Peoples’

Development Plan)

IPPF

Kerangka Perencanaan Masyarakat Adat (Indigenous

Peoples’ Planning Framework)

ISA

Masyarakat Penilai Indonesia (Indonesian Society of

Appraisers)

KAT Kelompok Adat Terasing (Isolated Indigenous Community)

Kecamatan Kecamatan (Sub-District)

Page 8: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

8

Keppres Keputusan Presiden (Presidential Decree)

LARAP

Pengadaan Tanah dan Rencana Aksi Pemukiman Kembali (Land

Acquisition and Resettlement Action Plan)

MEMR

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ministry of

Energy and Mineral Resources)

MHA Masyarakat Hukum Adat (Customary Law Community)

MoF Kementerian Keuangan (Ministry of Finance)

MW Megawatt

NGO Organisasi non Pemerintah (Non-government Organization)

PAP Masyarakat Terdampak Proyek (Project Affected People)

PCR Sumber Daya Budaya Fisik (Physical Cultural Resources)

PCRMP

Rencana Pengelolaan Sumber Daya Budaya Fisik (Physical

Cultural Resources Management Plan)

PPP Kemitraan Publik Privat (Pubic Private Partnership)

PT SMI PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

RUPTL

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Electricity

Supply Business Plan)

SOE Badan Usaha Milik Negara (State Owned Enterprise)

SPPL Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan

(Letter of Environmental Management and Monitoring)

TA Bantuan Teknis (Technical Assistance)

tCO2 Ton Karbon Dioksida (Tons of Carbon Dioxide)

Page 9: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

9

TOR Kerangka Acuan (Terms of Reference)

UKL/UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan - Upaya Pemantauan

Lingkungan (Environmental Management and Monitoring

Plan)

UUD Undang-undang Dasar (Constitution)

Page 10: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

10

1 PENDAHULUAN

1. Dokumen ini menjabarkan kebijakan, prinsip, prosedur,

pengaturan kelembagaan, dan alur kerja untuk pengelolaan

lingkungan dan sosial dari PT Sarana Multi Infrastruktur

(Persero) (PT SMI) sebagai panduan untuk menghindari,

meminimalkan, atau melakukan mitigasi dampak lingkungan

atau sosial yang merugikan dari proyek-proyek infrastruktur

yang didukung oleh Proyek Pengembangan Hulu Energi Panas

Bumi (PPHEPB)

1.1 Latar Belakang

2. Selama dekade terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan

ekonomi yang kuat dan penciptaan lapangan kerja.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat telah dipicu oleh

sektor listrik yang terus berkembang. Meskipun demikian,

menjaga terpenuhinya permintaan listrik yang tinggi

merupakan tantangan utama pembangunan. Dalam upaya untuk

mendukung elektrifikasi nasional dan rencana pembangunan

ekonomi, Pemerintah Indonesia telah menyusun Rencana Usaha

Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), 2015-2024. Pengembangan

panas bumi merupakan pilar dari Strategi Pertumbuhan Rendah

Karbon negara dan prioritas utama pembangunan bagi

Page 11: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

11

Pemerintah Indonesia1. Hal ini juga salah satu pilihan

terbaik untuk menyediakan energi baseload untuk memenuhi

permintaan energi yang tumbuh cepat dan juga untuk

diversifikasi bauran energi di Indonesia. Tenaga listrik

panas bumi diharapkan dapat berkontribusi terhadap upaya

pengurangan emisi gas rumah kaca, di mana Indonesia

menargetkan penurunan emisi sebesar 29% pada tahun 2030

dibandingkan dengan proyeksi emisi Bisnis Seperti Biasa

yang dimulai pada tahun 20102.

3. Meskipun potensi panas bumi tinggi dan Pemerintah Indonesia

serta mitra pembangunan telah fokus, hanya sekitar 5% dari

total sumber daya asli Indonesia ini yang telah

dikembangkan untuk menghasilkan listrik. Dari potensi

sekitar 27 GW, hanya sekitar 1,3 GW kapasitas panas bumi

telah dikembangkan.

1 Kebijakan nasional terkait meliputi: (i) Komunikasi Perubahan Cuaca Nasional

Kedua Indonesia (2009); (ii) Paper Hijau Indonesia (2009); (iii) Kebijakan

Energi Nasional Pemerintah Indonesia (2005); (iv) Cetak Biru Energi 2005-

2025; (v) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Indonesia 2005-2025,

dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah, atau RPJM); (vii) Rencana Aksi Nasional

Perubahan Iklim (2007); (viii) Tanggapan Perencanaan Pembangunan terhadap

Perubahan Iklim (2008); (ix) Roadmap Perubahan Iklim untuk Program

Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 (2009); (x) Penilaian

Kebutuhan Teknologi Indonesia mengenai Mitigasi Perubahan Iklim (2009).

2 Kontribusi Penetapan yang Dimaksud Secara Nasional Indonesia, 2015.

Page 12: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

12

4. Pengembangan panas bumi yang lebih lambat dari yang

diharapkan salah satunya akibat rendahnya tingkat

partisipasi sektor swasta, yang secara umum masih melihat

adanya risiko sumber daya panas bumi, Hal ini menjadi salah

satu penghalang utama untuk pengembangan panas bumi yang

masih belum terselesaikan di Indonesia. Menyadari hal ini,

Pemerintah Indonesia memberikan dukungan lebih bagi

pengembangan panas bumi melalui sejumlah kebijakan khusus

yang dirancang untuk mengatasi risiko sumber daya dan

memobilisasi modal swasta.

5. PT SMI, bekerja sama dengan Bank Dunia, sedang

mempersiapkan PPHEPB dengan tujuan untuk memfasilitasi

investasi kelistrikan berbasis panas bumi melalui

pengeboran eksplorasi pra-tender yang disponsori

pemerintah, dengan menyediakan bantuan teknis dan

peningkatan kapasitas SDM. Fokus dari proyek ini adalah

pengembangan listrik panas bumi di Indonesia Timur, di mana

rasio elektrifikasi masih rendah, tingkat kemiskinan yang

cukup tinggi dan pembangkit listrik sangat bergantung pada

diesel.

6. PT. SMI akan bertindak sebagai institusi pelaksana dari

PPHEPB, dan bertanggung jawab untuk mempersiapkan dokumen

pengelolaan lingkungan dan sosial serta melakukan manajemen

pengelolaan di seluruh Proyek.

Page 13: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

13

1.2 Tujuan Proyek

7. Tujuan pengembangan Proyek adalah untuk memfasilitasi

investasi dalam bidang energi panas bumi. Proyek akan

berfokus pada pengembangan panas bumi di Indonesia Timur

dalam rangka meningkatkan akses listrik di daerah dengan

tingkat kemiskinan yang tinggi yang masih menggunakan

pembangkit listrik diesel yang berbahan bakar mahal.

1.3 Deskripsi Proyek

8. Proyek ini memiliki tiga komponen, yaitu: Komponen 1:

Mitigasi Risiko untuk pengeboran eksplorasi panas bumi;

Komponen 2: Bantuan Teknis dan Peningkatan Kapasitas SDM3;

dan kemungkinan Komponen 3: Dukungan Investasi pada Tahap

Eksploitasi Panas Bumi sebagai tindak lanjut dukungan dari

CTF/GEF.

1.3.1 Komponen 1: Mitigasi Resiko untuk Pengeboran Eksplorasi

Panas Bumi

9. Latar Belakang: Komponen 1 berfokus pada dukungan untuk

pengeboran eksplorasi yang disponsori pemerintah (sebagai

bagian paling berisiko dari proses pengembangan panas bumi

seperti yang ditunjukkan di daerah yang diarsir dalam skema

di bawah). Pendekatan ini telah digunakan di beberapa

3 Mengacu pada Bagian 1.3.3 yang menggambarkan kapan dan bagaimana Komponen ini

diberikan pendanaan di kemudian hari.

Page 14: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

14

negara. Yang terbaru adalah Turki, di mana lembaga

pemerintah mendanai eksplorasi dan pengeboran di area

tertentu dan tender dari area panas bumi tersebut

membuktikan kelayakan pengembangan listrik oleh pengembang

swasta. Hasilnya menjanjikan: Turki memiliki sektor panas

bumi yang tingkat pertumbuhannya tertinggi di dunia; dan

sebagian besar pertumbuhan tersebut berasal dari

pengembangan area di mana lembaga geologi (MTA) telah

melakukan pengeboran eksplorasi, sehingga risiko sumber

daya dapat diturunkan. Negara-negara lain yang telah

mengambil pendekatan ini dengan hasil yang sukses adalah

Amerika Serikat, Selandia Baru dan Jepang.

10. Model Bisnis: Jika eksplorasi – yang akan dilakukan oleh

perusahaan jasa atas nama Pemerintah Indonesia - berhasil,

Ijin Panas Bumi dan pengoperasian akan dilelang kepada para

pengembang. Pada saat proses pembiayaan proyek, pengembang

akan diminta untuk membayar total biaya eksplorasi ditambah

premi risiko ke dana khusus yang dikelola PT SMI. Pengisian

kembali dari PT SMI dan dukungan CTF akan memastikan

Page 15: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

15

keberlanjutan skema mitigasi risiko ini. Berdasarkan

estimasi skala pembangkit listrik, diperkirakan sebesar 65

MW bisa dikembangkan sebagai hasil dari pengeboran

eksplorasi yang dibiayai Proyek ini.

11. Fokus Geografis dan Lingkup Kegiatan Pengeboran: Pemilihan

lokasi akan didasarkan pada pemanfaatan sumber panas bumi

untuk menggantikan alternatif biaya bahan bakar fosil yang

tinggi di luar pusat-pusat beban utama, di mana rasio

elektrifikasi masih rendah dan pembangkit listrik sangat

bergantung pada diesel. Pemilihan lokasi (berdasarkan

kajian teknis dan kondisi sosial/lingkungan) diharapkan

dapat bergulir berdasarkan saran yang dibuat oleh

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) / Badan

Geologi (BG) serta diharapkan sebanyak empat lokasi akan

dikembangkan sebagai bagian dari Proyek ini. Untuk setiap

lokasi, laporan akan disusun atas dasar informasi berikut:

(i) rincian umum, termasuk lokasi, survei sebelumnya dan

rencana survei ke depan, peta lokasi; (ii) status lahan

(misalnya hutan konservasi, hutan lindung, dll); (iii)

konsep lapangan dan ringkasan estimasi sumber daya; (iv)

ringkasan survei geologi, geofisika, geokimia; (v)

ringkasan penyelidikan sumur landaian suhu; (vi) isu-isu

sosial dan lingkungan; (vii) infrastruktur listrik di

daerah, termasuk proyeksi kebutuhan dan penyediaan, jalur

Page 16: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

16

transmisi dan distribusi; dan (viii) tipe kemungkinan

pembangunan (misalnya kilat, berpasangan). Kegiatan

eksplorasi tahap awal yang akan dilakukan oleh perusahaan

jasa atas nama Pemerintah Indonesia (atau berapa banyak

sumur eksplorasi atau reinjeksi yang akan dibor sebelum

lapangan dilelang) tergantung hasil kajian dari laporan

ini. Laporan kelayakan akan diperbarui dengan hasil dari

pengeboran eksplorasi. Jika area kerja pasti dianggap

layak, laporan ini akan menjadi bagian dari dokumen tender

untuk wilayah kerja eksploitasi.

12. Hasil yang diharapkan: Komponen 1 akan menghasilkan sumur

eksplorasi, yang memberikan data sebagai input untuk

keputusan investasi. Dengan asumsi portofolio beberapa

proyek kecil di Indonesia Timur, Proyek ini diharapkan

dapat menghasilkan 65 MW kapasitas tenaga panas bumi baru.

Berdasarkan perkiraan ESMAP dengan biaya pengembangan

sekitar US$6 juta per MW, akan muncul investasi komersial

sekitar US$ 390 juta. Konsep yang diusulkan adalah

fasilitas dana bergulir di mana dana yang digunakan untuk

pengeboran eksplorasi akan mengalir kembali ke fasilitas

melalui pembayaran dari pengembang yang sukses dalam tender

dan mendapatkan konfirmasi pembiayaan proyek. Mengingat

sifat bergulir dari fasilitas tersebut, diharapkan bahwa

dana akan mengalir kembali dalam siklus tiga tahunan selama

Page 17: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

17

15 tahun dan bahwa penggunaannya dapat memungkinkan 260 MW

dan sekitar US$ 1.56 milyar kapasitas baru dan investasi.

1.3.2 Komponen 2: Bantuan Teknis dan Peningkatan Kapasitas SDM

13. Komponen ini akan dibiayai oleh Global Environment Facility

(GEF). Mengacu pada keterlibatan GEF sebelumnya dengan

sektor panas bumi Indonesia4, dukungan GEF terutama akan

difokuskan pada penguatan kemampuan untuk pengembangan

panas bumi dengan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan

untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi yang dan Program

tender yang efisien dan efektif. Secara khusus, dukungan

untuk program pengeboran yang disponsori pemerintah

sebagian besar akan disediakan untuk melaksanakan survei

geologi, geokimia dan geofisika (survei 3G) dan pemetaan

topografi untuk calon lokasi.

14. Dukungan juga akan tersedia untuk persiapan pengeboran,

laporan penyelesaian dan pengujian sumur, serta penilaian

sumber daya (berdasarkan survei 3G), dan untuk proses

tender pemilihan perusahaan jasa eksplorasi. Diharapkan

bahwa dukungan tersebut akan dilakukan oleh penyedia

4 Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi: melalui pemberian

dari Global Environment Facility (GEF) sejumlah US$4 juta, proyek yang

dibantu dengan komitmen MEMR sejumlah US$5 juta untuk mengembangkan kebijakan

harga dan kompensasi memitigasi risiko sumber daya panas bumi, dan memperkuat

kemampuan dalam negeri dalam sektor tersebut, khususnya untuk mengadakan

tender secara kompetitif atas transaksi-transaksi baru.

Page 18: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

18

layanan spesialis dikoordinasikan oleh Konsultan Manajemen

Eksplorasi (EMC). Selain itu, bantuan teknis akan mencakup

jasa konsultan Panas Bumi untuk mendukung peningkatan

kapasitas SDM pada Kementrian ESDM Direktorat Panas Bumi

(EBTKE). Diharapkan bahwa EMC akan dibiayai oleh hibah GEF

dan konsultan panas bumi akan dibiayai oleh hibah dari

Pemerintah Selandia Baru (GNZ). Hibah dari GNZ dirancang

sebagai pendukung kegiatan CTF dan GEF. Hibah dari GNZ akan

mendukung Pemerintah Indonesia pada: (i) pembentukan

database berbasis GIS yang efektif dengan menyusun dan

menganalisis data sumber daya yang ada dan baru, berpotensi

untuk ditempatkan di dalam BG; (ii) pengembangan metodologi

yang kuat untuk penyusunan estimasi sumber daya dan

cadangan, serta protokol penyusunan laporan untuk memenuhi

standar internasional yang dapat diterima; (iii) metodologi

untuk penyusunan prioritas lokasi potensial untuk

pengembangan panas bumi; dan (iv) peningkatan kapasitas SDM

pada Kementerian ESDM dan PT SMI untuk melaksanakan tender

dan program eksplorasi.

15. Selain itu, Bantuan Teknis juga akan menghasilkan panduan

'praktik yang baik' untuk mempersiapkan Rencana Masyarakat

Adat (IPP), Rencana Pengambilalihan Lahan dan Pemukiman

Kembali (LARAP), Penilaian Dampak Lingkungan dan Sosial

(ESIA) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (EMP) untuk

Page 19: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

19

eksplorasi dan eksploitasi energi panas bumi. Dokumen

tersebut akan berupa dokumen kerangka kerja atau bahan

bimbingan yang akan mencakup IPP, LARAP, ESIA dan EMP

berdasarkan peraturan Indonesia, Bank Dunia serta donor

lain. Tujuannya adalah untuk mengurangi hambatan

pengembangan panas bumi dengan menyediakan standar

pendekatan untuk pengelolaan, serta memberikan gambaran

hasil yang akan diharapkan dari sisi teknis dan kualitas

kerja yang dibutuhkan. Bidang yang difokuskan berupa

panduan praktik yang baik untuk pengembangan panas bumi

secara tidak langsung di kawasan konservasi dan hutan.

Pemerintah Indonesia mengusulkan peraturan baru yang

memungkinkan pengembangan panas bumi di Taman Nasional,

Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam melalui Izin

Pemakaian untuk Daerah Pelayanan Lingkungan Panas Bumi.

16. Akhirnya, dana GEF juga akan digunakan untuk memastikan

koordinasi yang lancar dengan pihak kunci lainnya dalam

lanskap pengembangan panas bumi di Indonesia serta

keberadaan fungsi administrasi yang memadai dapat tersedia.

1.3.3 Komponen 3: Dukungan Investasi untuk Pengembangan Panas

Bumi Tahap Eksploitasi

17. Hal ini sedang dipertimbangkan untuk membiayai Komponen

Ketiga sebagai tindak lanjut dukungan CTF/GEF. Bergerak

Page 20: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

20

lebih ke hulu dalam proses pengembangan panas bumi untuk

mengambil keuntungan penuh dari keberadaan potensi sumber

daya panas bumi Indonesia juga akan memerlukan dukungan

mitigasi risiko pasca-eksplorasi. Selama tahap eksploitasi

pengembangan panas bumi, dukungan tersebut dapat diberikan

melalui instrumen pinjaman keuangan dengan perangkat

tambahan seperti skema asuransi. Untuk mendukung investasi

baru, Bank Dunia sedang mempertimbangkan pinjaman senilai

US$ 300 juta dari IBRD untuk pengembangan mid-stream (dalam

hal ini pengeboran sumur produksi uap). Urutan investasi

dalam proses pengembangan panas bumi menyiratkan bahwa

Komponen 3 akan dipicu setelah berhasil menyelesaikan

pengeboran eksplorasi standar - maka komitmen penggunaan

sumber daya IBRD hanya akan diperlukan ketika tiba saatnya.

1.4 Detail Deskripsi Sub-Proyek

1.4.1 Pengembangan Panas Bumi–Gambaran

18. Pengembangan panas bumi dilakukan dalam beberapa tahap.

Tahapan-tahapan tersebut digambarkan dalam beragam

penyebutan oleh industri. ESMAP5 Bank Dunia menggunakan

tahapan sebagai berikut:

5 ESMAP. 2012. Buku Panduan Panas Bumi: Perencanaan dan Pembiayaan Pembangkit

Listrik. Laporan Teknis.

Page 21: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

21

Tahap 1: Survei Pendahulan

Tahap 2: Eksplorasi

Tahap 3: Pengeboran Uji

Tahap 4: Review Proyek dan Perencanaan

Tahap 5: Pengembangan Lapangan

Tahap 6: Konstruksi

Tahap 7: Rintisan dan Penciptaan

Tahap 8: Operasi dan Pemeliharaan

Dengan beberapa tumpang tindih yang samar untuk detailnya,

secara umum tahapan eksplorasi panas bumi menurut peraturan

Pemerintah Indonesia adalah Tahap 1 hingga Tahap 4, dan tahapan

eksploitasi adalah Tahap 5 hingga Tahap 8.

1.4.2 Eksplorasi Panas Bumi

19. Sub-Proyek eksplorasi panas bumi akan didanai oleh Komponen

1 dari PPHEPB. Sub-proyek akan: 1) memberikan kontribusi

untuk selanjutnya menentukan sifat dan skala sumber daya

panas bumi dalam prospek panas bumi yang diidentifikasi

oleh Pemerintah Indonesia, dan 2) mendukung investasi oleh

pengembang untuk mengembangkan proyek dari tahap

eksploitasi. Mengacu pada paragraf 18, eksplorasi panas

bumi yang didanai oleh PPHEPB akan meliputi tahapan atau

kegiatan berikut

Tahap 1: Survei Pendahuluan

Page 22: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

22

Pengambilan data, ESIA, perizinan, dan perencanaan

eksplorasi

Tahap 2: Eksplorasi

Pengujian permukaan dan bawah permukaan, data

seismic, pra– Studi Kelayakan

Tahap 3: Uji Pengeboran

Pembebasan lahan dan perijinan

Pengeboran sumur, pengujian sumur, simulasi reservoir

Tahap 4: Review Proyek dan Perencanaan

Evaluasi dan pengambilan keputusan

20. Lokasi investasi eksplorasi saat ini belum diketahui, dan

akan diidentifikasi melalui proses seleksi prioritas yang

dilakukan oleh EBTKE dan BG serta akan diinformasikan oleh

dokumen kerangka kerja perlindungan PPHEPB). Sensitivitas

dari lokasi pengembangan panas bumi tidak diketahui pada

saat penilaian proyek, tetapi ada potensi sumber daya

budaya fisik (Physical Cultural Resource (PCR)), habitat

alam, hutan, kawasan yang dilindungi, lanskap luar biasa

atau unik dan fitur panas bumi/geologi, masyarakat adat,

masyarakat rentan, mata pencaharian (bergantung pada sumber

daya pribadi, hutan atau komunal), dan kegiatan ekonomi

sensitif seperti pariwisata untuk dipertimbangkan dalam

area yang terkena pengaruh (Area of Influence (AOI)).

Page 23: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

23

21. Area yang terkena pengaruh Proyek akan mencakup dampak

langsung dan tidak langsung dari infrastruktur proyek dan

fasilitas pendukung. Ini termasuk jalan akses, sumber

material pasir/batu, kamp pekerja, tempat pembuangan,

sumber air bersih, lokasi pembuangan air limbah, daerah

pemukiman, dan perkembangan yang tidak direncanakan seperti

pemukiman spontan, penebangan dan pembukaan lahan di

sepanjang jalan dan jalur pipa. AOI juga termasuk proyek

yang terkait, terlepas dari sumber pendanaan yang secara

langsung atau secara signifikan terkait dengan eksplorasi

panas bumi. Hal ini mencakup eksploitasi panas bumi di masa

depan.

22. Pengujian dan pengeboran sumur akan meliputi kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

Infrastruktur transportasi baru dan sudah ditingkatkan:

Terkait keterpencilan beberapa daerah prospek panas

bumi, dan sifat infrastruktur transportasi yang menjauh

dari pusat kota, besar kemungkinan bahwa sub-proyek akan

mencakup peningkatan kapasitas pelabuhan, dermaga,

jembatan dan jalan. Infrastruktur baru dan jalan akses

baru mungkin diperlukan, tergantung pada jarak dari area

pengeboran dan infrastruktur proyek lainnya dari daerah

yang dilayani. Infrastruktur baru dan jalan cenderung

memerlukan pembebasan lahan dan ini bisa secara sukarela

Page 24: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

24

atau tidak bergantung pada lokasi. Penambangan mungkin

diperlukan untuk menyediakan pasir dan agregat untuk

konstruksi.

Mobilisasi/demobilisasi: Pemindahan rig pengeboran yang

besar dan lalu rintas padat dapat menyebabkan gangguan

akses dan masalah keselamatan bagi pengguna jalan yang

lain.

Penyiapan tapak sumur (well pad): Lahan untuk pengujian

well pad hanya diperlukan dalam jangka pendek kecuali

sumur diidentifikasi sebagai sumur produksi di masa

depan. Lokasi biasanya fleksibel untuk menghindari

reseptor sensitif dan lahan biasanya dapat

dinegosiasikan secara sukarela antara penjual dan

pembeli, atau pengaturan sewa. Pembukaan lahan dan

persiapan well pad akan diperlukan hingga 4 atau 5

lokasi per kegiatan eksplorasi. Kebutuhan lahan sekitar

1,5 -2 hektar per well pad, yang juga meliputi area

penyimpanan dan kolam pengolahan limbah.

Pengeboran: Kedalaman sumur dapat bervariasi tergantung

pada sumber daya, tetapi biasanya cukup dalam (1000m

hingga lebih dari 2500m). Setiap sumur akan memakan

waktu sekitar 45 sampai 50 hari pengeboran hingga

selesai. Pengeboran menimbulkan kebisingan, serta rig

dan well pad akan diterangi lampu untuk operasi malam

Page 25: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

25

hari. Air tawar diperlukan untuk memberikan pendinginan

dan pelumasan selama pengeboran, dan membawa potongan

batuan ke permukaan. Polimer sintetis (xanthan gum dan

pati atau turunan selulosa) dan barium sulfat padat

ditambahkan dalam proses ini.

Pengelolaan lumpur pengeboran/cairan dan batuan: Lumpur

pengeboran (bentonite clay), bahan aditif dan cairan

akan disimpan di kolam penyimpanan dekat well pad.

Material padat akan mengendap di bagian bawah dan cairan

akan dialirkan ke sumur reinjeksi atau aliran permukaan.

Dekomisioning mungkin akan melakukan perubahan fungsi

kolam untuk masyarakat atau penggunaan pribadi, atau

lokasi akan dikembalikan ke kondisi pra-konstruksi. Pipa

akan diperlukan untuk mengalirkan fluida ke sumur

reinjeksi. Batu akan digunakan sebagai material pengisi

di lokasi yang terdekat yang memungkinkan, kecuali

apabila material dianggap berbahaya dan mengandung

kontaminan, dalam hal seperti batuan akan dibuang ke

tempat pembuangan khusus. Tempat pembuangan khusus yang

ditunjuk mungkin diperlukan sebagai bagian dari

infrastruktur proyek, karena tidak mungkin akan ada

tempat pembuangan sampah khusus yang dapat beroperasi di

wilayah setempat.

Page 26: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

26

Pengujian sumur dan pengelolaan fluida panas bumi

(brine): Sejumlah besar Fluida panas bumi akan diambil

selama pengujian. Fluida ini biasanya mengandung logam

berat dan dapat mengandung konsentrasi tinggi boron,

arsen dan fluorida. Kolam fluida panas bumi akan

menyimpan air garam sampai diinjeksikan kembali atau

diolah dan dibuang ke aliran permukaan. Kolam akan

terletak di atau dekat well pad. Dekomisioning mungkin

melibatkan perubahan kolam untuk masyarakat atau

penggunaan pribadi, atau kembali ke lokasi dengan

kondisi pra-pembangunan. Pipa akan diperlukan untuk

mengangkut cairan ke sumur reinjeksi. Bulu uap akan

dipancarkan selama pengujian, dan ini dapat menimbulkan

kebisingan dan membuat pembuangan aerosol atau debit

tetesan ke area sekitar. Gas (karbon dioksida dan

hidrogen sulfida) akan dipancarkan selama pengujian,

yang dapat menghasilkan hujan 'asam' lokal pada

konsentrasi tinggi

Fasilitas pendukung: Terkait keterpencilan beberapa

daerah prospek, kemungkinan sub-proyek akan memerlukan

kamp pekerja dan fasilitas pemeliharaan di lokasi. Ini

akan membutuhkan pengelolaan limbah, pengolahan air

limbah dan pembuangan, pasokan air bersih, kesehatan dan

Page 27: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

27

keselamatan pekerja dan masyarakat, dan penyediaan

layanan.

1.4.3 Proyek-Proyek Terkait–Eksploitasi Panas Bumi

23. Pada saat penilaian proyek, kegiatan pada Tahap Eksploitasi

Panas Bumi tidak akan didanai oleh PPHEPB. Hal ini dapat

berubah selama pelaksanaan proyek apabila dana kemudian

dialokasikan untuk Komponen 3 untuk pengembangan 'mid-

stream' (pengembangan lapangan /pengeboran sumur lebih

lanjut).

24. Setiap kegiatan eksploitasi panas bumi, dalam hal apapun,

dianggap proyek terkait dan di dalam Daerah Pengaruh Proyek

dari setiap eksplorasi panas bumi sub-proyek yang didanai

oleh PPHEPB dan oleh karena itu relevan berdasarkan

kebijakan perlindungan Bank Dunia untuk menyaring risiko

lingkungan dan sosial yang potensial sebagai bagian dari

persiapan dan implementasi sub-proyek Komponen 1. Namun,

karena proyek ini akan fokus pada tahap eksplorasi, proses

penyaringan dan evaluasi potensi dampak utama dari

pengembangan lokasi dan operasi pada tahap eksploitasi

harus dikaji dengan tujuan utama untuk menginformasikan

pembuat keputusan tentang 'kemampuan pengembangan

(developability)' dari suatu lokasi sebelum keputusan untuk

mengeksplorasi atau tidak. Hal ini bukan untuk meminta

untuk mempersiapkan studi tambahan atau analisis yang tidak

Page 28: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

28

perlu. Selain itu, beberapa praktik yang baik mungkin

selama tahap eksploitasi seperti pemantauan H2S, mitigasi

dampak yang mungkin untuk pariwisata (dari panas bumi atas

abstraksi) dan dampak terhadap masyarakat sekitar (air

tanah, emisi udara, kualitas udara ambien) dan praktek

terbaik dalam kesiapsiagaan darurat untuk peristiwa di luar

kontrol dan insiden H2S dan pemeliharaan preventif atas

korosi pipa cairan panas bumi dll akan disarankan dalam

rekomendasi ESIA.

25. Tahap Eksploitasi Panas Bumi6 dan kegiatan serta dampak

perlindungan yang relevan adalah:

Tahap 4: Perencanaan dan Review Proyek

Studi kelayakan, ESIA dan izin, rencana pengeboran

Tahap 5: Pengembangan Lapangan

Pengambilalihan lahan dan izin

Pengeboran sumur (produksi, reinjeksi, air

pendingin), pengujian sumur, simulasi reservoir

Tahap 6: Konstruksi

Pipa saluran, pembangkit tenaga listrik, gardu dan

transmisi

Tahap 7: Rintisan dan Penciptaan

Tahap 8: Operasi dan Pemeliharaan

Page 29: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

29

Mengelola operasi sumur dan reinjeksi fluida panas

bumi

Mengelola sumber daya panas bumi, pemantauan dan

simulasi reservoir

Pembangkit listrik

Mengelola emisi, kebisingan dan limbah

Dekomisioning sumur

Melakukan pengeboran sumur, pengujian sumur, simulasi

reservoir

26. Kegiatan Eksploitasi juga akan mencakup semua yang

disebutkan dalam ayat 19 untuk tahap eksplorasi. Skala

pembangunan lapangan/pengeboran sumur akan lebih besar dari

tahap eksplorasi, dengan 10 - 20 lokasi well pad yang

diperlukan untuk produksi dan reinjeksi sumur-sumur

(tergantung pada ukuran dan lokasi dari sumber daya) dan

pipa yang menghubungkan sumur (-sumur) dan pembangkit

listrik. Pembebasan lahan permanen akan diperlukan untuk

bantalan, jalan, jaringan pipa, kolam, distribusi

infrastruktur dll. Selain itu, eksploitasi terkait dengan

PPHEPB akan melibatkan kegiatan-kegiatan berikut:

Page 30: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

30

Pembangunan pembangkit listrik panas bumi6, pelataran

langsir, gardu dan distribusi infrastruktur: pembebasan

lahan (baik secara sukarela maupun tidak), bahaya

terkait konstruksi, limbah, kebisingan dan tenaga kerja.

Penggunaan lahan sementara seperti kamp pekerja dan

bengkel.

Emisi ke udara dari menara pendingin: konsentrasi

kontaminan seperti merkuri, karbon dioksida, metana dan

hidrogen sulfida, tergantung pada geohidrologi dari

lokasi. Pelepasan lebih hangat daripada suhu udara

ambien

Emisi kebisingan: dari operasi pembangkit panas bumi,

terutama kipas menara pendingin, ejektor uap dan

‘deruman’ turbin.

Limbah padat dan berbahaya: limbah domestik, limbah

berbahaya dari bengkel/pemeliharaan dan endapan mineral

lumpur dari menara pendingin, sikat, pemisah uap dll.

6 Tiga jenis pembangkit listrik yang beroperasi hari ini: • Pembangkit listrik uap kering, yang secara langsung menggunakan uap

panas bumi untuk memutar turbin;

• Pembangkit uap kilat, yang menarik air panas bertekanan dalam dan

tinggi ke tangki yang bertekanan lebih rendah dan menggunakan uap

kilat yang dihasilkan untuk menggerakkan turbin; dan

Pembangkit siklus biner, yang melewatkan air panas bumi cukup panas

dengan cairan sekunder dengan titik didih yang jauh lebih rendah

daripada air. Hal ini menyebabkan cairan sekunder pada kilat ke uap,

yang kemudian menggerakkan turbin.

Page 31: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

31

Pembuangan air limbah: reinjeksi pada akuifer cairan

panas bumi yang mendalam. Perawatan dan pembuangan air

pendingin dan air limbah lainnya untuk reinjeksi sumur

atau air permukaan

Operasi sumur: produksi sumur berkurang dari waktu ke

waktu dan sumur pada akhirnya ditinggalkan dan ‘sumur

yang dibuat’ akan dimulai. Kegiatan akan mirip dengan

kegiatan yang diuraikan dalam Ayat 22.

Pasokan energi terbarukan untuk jaringan listrik

setempat: Pembangunan dan pengoperasian distribusi

infrastruktur. Pengurangan perbandingan emisi gas rumah

kaca dibandingkan dengan generasi diesel. Pengiriman

listrik untuk pelanggan baru dan pengiriman listrik

dengan karbon rendah ke dalam jaringan yang ada.

1.4.4 Penasihat Teknis

1.4.4.1 Pedoman Praktik yang Baik

27. Pedoman ini akan menginformasikan kegiatan pengembangan

panas bumi di masa yang akan datang dan karena itu

dampaknya akan berlangsung terus pada industri panas bumi.

Untuk alasan ini, pendekatan, output dan peningkatan

kapasitas yang disediakan melalui penasihat teknis akan

sesuai dengan sistem dalam negeri, kebijakan perlindungan

Bank dan ESMF ini. Konsultasi dan pengungkapan pemangku

Page 32: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

32

kepentingan akan menjadi bagian penting dari pendekatan

tersebut.

1.4.4.2 Konsultan Pengelolaan Eksplorasi

28. Kerangka Acuan (TOR) untuk Konsultan Pengelolaan Eksplorasi

(KPE) akan mencakup, khususnya, persyaratan untuk mematuhi

OP 4.37 dari Keamanan Bendungan dalam desain dan komponen

pengawasan lingkup pekerjaan. Dokumen penawaran dan kontrak

Kontraktor karenanya akan mencakup persyaratan OP 4.37 dari

Keamanan Bendungan. Kontraktor harus merancang, membangun,

mengoperasikan dan menutup kolam penyelesaian dan

penyimpanan sesuai dengan kebijakan dan KPE harus mengawasi

Kontraktor.

Page 33: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

33

2 KERANGKA KERJA PERLINDUNGAN PPHEPB

29. Tujuan dari Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan Sosial

(ESMF) adalah untuk memberikan referensi dan pedoman bagi

staf manajemen proyek, konsultan, dan pihak terkait lainnya

yang berpartisipasi dalam PPHEPB mengenai seperangkat

prinsip, aturan, prosedur dan pengaturan kelembagaan untuk

menyaring, menilai, mengelola dan memantau langkah-langkah

mitigasi dampak lingkungan dan sosial terhadap investasi,

lokasi dan dimensi yang tepat, termasuk juga daerah

pengaruh, yang tidak diketahui pada Tahap Penilaian. ESMF

merupakan instrumen perlindungan yang disusun untuk

melakukan penilaian sesuai dengan kebijakan perlindungan

Bank Dunia OP4.01 tentang Penilaian Lingkungan

30. Tujuan dari penerbitan PPHEPB ESMF ini adalah untuk

memastikan bahwa semua pemangku kepentingan yang terlibat

dalam proyek memenuhi persyaratan, prosedur dan peraturan

yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan sesuai dengan

peraturan pemerintah Indonesia dan ketentuan tambahan yang

berlaku sesuai dengan Kebijakan Perlindungan Bank Dunia

yang relevan.

31. Kerangka Kebijakan Pemukiman Kembali (RPF) termuat dalam

Pasal 6 dan instrumen perlindungan disusun berdasarkan

kebijakan perlindungan Bank Dunia OP4.12 mengenai Pemukiman

Kembali secara paksa untuk memastikan kepatuhan terhadap

Page 34: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

34

kebijakan dan hukum Pemerintah Indonesia berkaitan dengan

pengambilalihan lahan dan pemukiman kembali secara paksa.

32. Kerangka Perencanaan Masyarakat Adat (IPPF) termuat dalam

Pasal 7 dan merupakan instrumen perlindungan yang disusun

sesuai dengan kebijakan perlindungan Bank Dunia 4.10

tentang Masyarakat Adat untuk mematuhi kebijakan dan hukum

Pemerintah Indonesia berkaitan dengan pengelolaan dampak

dan manfaat proyek untuk Masyarakat Adat (kadangkala-

disebut sebagai etnis minoritas).

Page 35: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

35

3 KEBIJAKAN, PERATURAN DAN HUKUM PERLINDUNGAN

33. Di bawah ini adalah ringkasan dari peraturan, hukum dan

kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan dan

sosial yang relevan untuk ESMF. Ringkasan hukum, kebijakan

dan peraturan yang berkaitan dengan pengambilalihan lahan

dan pemukiman kembali secara paksa disediakan dalam RPF

(Bagian 6) dan hal-hal yang berkaitan dengan Masyarakat

Adat diatur dalam IPPF (Bagian 7.2).

3.1 Peraturan dan Perundang-undangan Indonesia terkait Analisis

Dampak Lingkungan

34. Dalam hal pengelolaan lingkungan hidup dan sosial, sub-

proyek eksplorasi panas bumi yang didanai oleh PPHEPB harus

mengacu pada UU Nomor 32/2009 tentang Pengelolaan dan

Perlindungan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah

(PP) No. 27/2012 tentang Izin Lingkungan, Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan

Dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL / UPL), Undang-Undang

Nomor 26/2007 tentang Penataan Ruang, dan Peraturan

Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 5/2012 tentang Jenis

Kegiatan yang membutuhkan AMDAL, UU No. 21 tahun 2014

tentang Panas Bumi.

35. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Page 36: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

36

Nomor 5059) dengan prinsip utama untuk menjamin

kelangsungan semua makhluk hidup dan konservasi ekosistem,

menjaga pelestarian fungsi lingkungan hidup, dan mencapai

keselarasan lingkungan, harmoni dan keseimbangan. Berkenaan

dengan kegiatan panas bumi, hukum mengatur instrumen untuk

mencegah pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan, seperti

UKL/UPL dan/atau AMDAL.

36. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi telah

mengubah kegiatan panas bumi dari pertambangan ke

penggunaan tidak langsung, yang memungkinkan kegiatan yang

akan berlokasi di kawasan hutan lindung, dan ketika ada

kasus, undang-undang tentang perlindungan lingkungan hidup

mengatur bahwa kegiatan tersebut harus menyiapkan EIA penuh

atau AMDAL untuk keduanya, baik eksplorasi maupun

eksploitasi.

37. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

berdasarkan keberlanjutan ekosistem hutan dan fungsinya

untuk kedua tujuan ekonomi dan ekologi. Kegiatan

pembangunan selain kehutanan diperbolehkan secara selektif

untuk menghindari kerusakan yang signifikan yang dapat

mengurangi fungsi hutan. Kegiatan pembangunan strategis

yang dapat dihindari dapat diizinkan dengan pendekatan yang

hati-hati, seperti untuk pertambangan, listrik, komunikasi,

dan instalasi air. Hal ini berlaku juga untuk pengembangan

Page 37: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

37

panas bumi yang dapat diimplementasikan di kawasan hutan,

bahkan di hutan lindung.

38. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

Daya Alam dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419)

yang mengatur ekosistem dan habitat untuk mendukung mata

pencaharian, serta keanekaragaman hayati untuk dipelajari,

dilestarikan, dan dimanfaatkan secara lestari. Pemegang

izin panas bumi harus melaksanakan peraturan tersebut,

khususnya di mana lokasi berada di dalam dan berdekatan

dengan kawasan lindung dan konservasi. Pengembangan panas

bumi di kawasan hutan, serta di kawasan hutan lindung dan

konservasi diperbolehkan dan dianggap sebagai pemanfaatan

jasa lingkungan. Hal ini harus dilakukan secara hati-hati

dengan pelaksanaan prinsip-prinsip kelestarian hutan dan

keanekaragaman hayati. Kegiatan tersebut harus mendapatkan

izin relevan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

39. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata

Ruang mengatur perencanaan pemanfaatan tanah, laut, dan

udara, termasuk apa yang ada di dalam bumi, sebagai salah

satu kedaulatan untuk manusia dan satwa liar dan mata

pencaharian mereka. Prinsip dasar dari rencana tata ruang

adalah pemanfaatan berkelanjutan sumber daya untuk

Page 38: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

38

kesejahteraan rakyat. Panas bumi dalam hukum ini dianggap

sebagai kegiatan strategis nasional bersama dengan minyak,

gas, mineral, dan air tanah. Peraturan daerah tentang

rencana tata ruang harus mengacu pada undang-undang ini,

terutama pada sumber daya panas bumi di mana mereka

memiliki potensi; maka perkembangannya tidak akan terhalang

karenanya.

40. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5285)

mengamanatkan bahwa pembangunan pembangkit listrik panas

bumi dianggap sebagai salah satu kegiatan strategis

nasional yang harus memperoleh izin lingkungan, dan

kegiatan terkait yang wajib memiliki UKL/UPL dan/atau

AMDAL. Eksplorasi panas bumi adalah UKL/UPL yang diwajibkan

jika terletak di dalam atau di luar area konservasi.

Kegiatan eksploitasi juga mewajibkan AMDAL jika terletak di

dalam atau di luar area konservasi.

41. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Pemanfaatan Kawasan Hutan, telah memungkinkan pengembangan

energi panas bumi di dalam kawasan hutan lindung sebagai

kegiatan strategis nasional. Pembangunan tersebut harus

mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan dan membayar retribusi yang memadai sebagai

Page 39: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

39

kontribusi pendapatan negara. Pemrakarsa proyek diwajibkan

menyerahkan proposal ke Kementerian bersama dengan dokumen

pendukung yang digariskan dalam peraturan.

42. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional juga mengatur pemanfaatan

sumber daya yang berkelanjutan untuk memberikan manfaat

bagi kesejahteraan rakyat Indonesia dan mengakui panas bumi

sebagai kegiatan strategis nasional bersama dengan minyak,

gas, mineral, dan air tanah. Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional memberikan panduan untuk menyiapkan rencana jangka

panjang, rencana jangka menengah, rencana penggunaan lahan,

keseimbangan antara daerah, lokasi investasi, kawasan

strategis nasional, dan rencana tata ruang provinsi dan

kabupaten.

43. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Wilayah Cadangan Alam dan Konservasi Alam

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 56,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5217) memungkinkan untuk

kegiatan pengembangan panas bumi di kawasan konservasi

selama kegiatan tersebut tidak diklasifikasikan sebagai

proses penambangan (Pasal 35, ayat 1c). Kegiatan panas bumi

diatur sebagai jenis layanan pemanfaatan ekosistem hutan.

44. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012

tentang Kegiatan yang Wajib AMDAL mengkategorikan kegiatan

Page 40: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

40

pembangunan menjadi beberapa kelompok berdasarkan potensi

dampak lingkungan dan besar pengaruhnya terhadap manusia

dan lingkungan. Peraturan tersebut menyatakan bahwa setiap

kegiatan pembangunan di kawasan yang terdekat atau di dalam

kawasan alam yang dilindungi diwajibkan memiliki 'AMDAL';

namun, kegiatan eksplorasi panas bumi dikecualikan sehingga

UKL/UPL sudah cukup.

45. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010

tentang UKL/UPL dan SPPL mengatur bahwa proyek atau

kegiatan pembangunan yang tidak wajib memiliki 'AMDAL' maka

wajib memiliki UKL/UPL dimana dampak lingkungannya kurang

signifikan. Proyek-proyek ditetapkan sebagai wajib UKL/UPL

oleh gubernur dan/atau bupati berdasarkan penyaringan

sebelumnya. Peraturan tersebut juga mengatur pedoman dan

format penyusunan UKL/UPL, dan memberikan mandat bahwa

prosesnya diselesaikan oleh lembaga lingkungan hidup

setempat dalam waktu 14 hari kerja. Setelah pemrakarsa

proyek mengajukan proposal UKL/UPL kepada otoritas

lingkungan setempat, lembaga tersebut mengeluarkan

rekomendasi untuk UKL/UPL setidak-tidaknya 7 hari setelah

pengajuan proposal final yang akan digunakan oleh

pemrakarsa sebagai dasar untuk memperoleh izin lingkungan

dan untuk menerapkan pengelolaan dan pemantauan dampak

lingkungan.

Page 41: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

41

46. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012

tentang Pedoman tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

menetapkan bagaimana menyiapkan dokumen lingkungan,

termasuk AMDAL, UKL/UPL dan SPPL, di mana dua yang pertama

merupakan persyaratan utama untuk mendapatkan izin

lingkungan. Peraturan tersebut memberikan penjelasan secara

rinci tentang dokumen lingkungan yang harus disiapkan oleh

para pemrakarsa proyek, termasuk untuk proyek-proyek

eksplorasi panas bumi yang tunduk pada persyaratan UKL/UPL.

47. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012

tentang Pedoman Keterlibatan Publik pada Penilaian

Lingkungan dan Proses Perizinan Lingkungan. Peraturan

didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a)

penyediaan informasi secara penuh dan transparan; 2) posisi

yang setara dari semua pemangku kepentingan; 3) keputusan

secara adil dan bijaksana; dan, 4) koordinasi, komunikasi

dan kerjasama antara para pihak yang terlibat. Hal ini

mengatur keterlibatan masyarakat dalam pembentukan AMDAL

dan penerbitan izin lingkungan melalui pengumuman,

penyediaan input, masukan dan konsultasi publik, serta

dalam tinjauan komisi AMDAL. Masyarakat mendefinisikan

sebagai: 1) pihak terdampak proyek; 2) pengawas lingkungan;

dan, 3) proses AMDAL dan pihak yang tekena dampak putusan.

Page 42: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

42

Peraturan ini mengatur prinsip-prinsip FPIC dan persyaratan

untuk pengungkapan.

48. Kementerian Lingkungan Hidup dan Peraturan Kehutanan Nomor

P.46/Menlhk/Setjen/Kum.1/5/2016 tentang Pemanfaatan Jasa

Lingkungan Panas Bumi di Taman Nasional, Taman Hutan Raya,

dan Taman Wisata Alam. Peraturan tersebut merupakan dasar

untuk memungkinkan pengembangan panas bumi di bagian

tertentu dari kawasan konservasi, termasuk pembangunan

infrastruktur, eksplorasi dan/atau pengeboran eksploitasi,

dan konstruksi pembangkit listrik

49. Ketika eksplorasi panas bumi berdampak pada benda cagar

budaya, maka UU No. 5/1992, "Mengenai Benda Cagar Budaya"

akan diterapkan. Hal ini mendefinisikan benda cagar budaya

sebagai "nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan

budaya", sebagai "suatu obyek atau sekelompok obyek buatan

manusia "; bergerak atau tidak bergerak; berusia setidak-

tidaknya lima puluh tahun atau benda alami dengan nilai

sejarah tinggi7.

50. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 (Undang-Undang Cagar

Budaya Nomor 11/2010) tentang Warisan Nasional, terutama

mengatur pedoman observasi dan pengumpulan data pada

7 UNESCO. Kompilasi Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia tentang

hal-hal mengenai Cagar Budaya", hal. 3f. Diambil 6 Mei 2012.

Page 43: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

43

warisan budaya yang mungkin akan terpengaruh oleh kegiatan

proyek

3.2 Kebijakan Perlindungan Bank Dunia

51. Berdasarkan tinjauan atas proyek-proyek serupa dan

penyaringan awal untuk lingkungan dan sosial, diantisipasi

bahwa Kebijakan Perlindungan Bank Dunia adalah relevan

dan/atau bisa dipicu oleh sub-proyek PPHEPB8:

Kebijakan Perlindungan yang Dipicu

oleh Proyek

Ya Tidak

Penilaian Lingkungan OP/BP 4.01 X

Habitat Alam OP/BP 4.04 X

Hutan OP/BP 4.36 X

Pengelolaan Seranggga OP 4.09 X

Sumber Daya Budaya Fisik OP/BP 4.11 X

Masyarakat Adat OP/BP 4.10 X

Pemukiman Baru Secara Tidak Sukarela

OP/BP 4.12

X

Keamanan Bendungan OP/BP 4.37 X

Proyek-proyek atas Jalan Air X

8 OP4.10 tentang Kebijakan ‘Masyarakat Adat’ dinilai dalam Bagian 7.2. OP 4.12

Kebijakan Pemukiman Kembali Secara Paksa dinilai di Bagian 6.2.

Page 44: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

44

Internasional OP/BP 7.50

Proyek-proyek di Area Sengketa OP/BP

7.60

X

52. OP 4.01 tentang Penilaian Lingkungan. Di bawah Komponen

proyek 1, proyek ini akan membiayai eksplorasi sumber daya

panas bumi di beberapa lokasi; namun, beberapa lokasi tidak

diketahui pada saat penilaian proyek. Sub-proyek akan jatuh

ke dalam baik Klasifikasi Kategori B atau Kategori A. Sub-

proyek Kategori B adalah di mana dampaknya bersifat lokal,

dapat dibatalkan dan siap dikelola dengan langkah-langkah

mitigasi standar dan sudah terbukti. Sub-proyek Kategori A

adalah sub proyek dengan potensi dampak lingkungan dan

sosial yang merugikan secara signifikan, sensitif,

kompleks, tidak dapat dibatalkan dan belum pernah terjadi

sebelumnya yang dapat mempengaruhi kawasan yang lebih luas

dari lokasi fasilitas yang merupakan bagian dari pekerjaan

fisik. Semua sub-proyek mungkin akan memerlukan Analisis

Dampak Lingkungan dan Sosial (ESIA) secara penuh dan

Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (RPLS) untuk

mengelola dan mengurangi dampak tersebut sesuai dengan OP

4.01.

Page 45: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

45

53. OP 4.04 tentang Habitat Alam menjabarkan kebijakan Bank

Dunia tentang konservasi keanekaragaman hayati dengan

mempertimbangkan layanan-layanan ekosistem dan pengelolaan

sumber daya alam dan yang digunakan oleh pihak terdampak

proyek (PAP). Proyek harus menilai dampak potensial

terhadap keanekaragaman hayati. Kebijakan secara ketat

membatasi keadaan di mana kerusakan pada habitat alami

dapat terjadi, dan melarang proyek-proyek yang mungkin

mengakibatkan kerugian yang signifikan terhadap habitat

alami. Jika lokasi prospek panas bumi terletak di daerah

yang ditunjuk sebagai hutan lindung (HL) atau 'kawasan

hutan lindung, untuk tetap berada di hutan untuk kawasan

perlindungan atau kawasan DAS', atau yang serupa, kebijakan

ini akan berlaku. Dampak akan dinilai dalam proses ESIA.

54. OP 4.11 tentang Sumber Daya Budaya Fisik (PCR) menetapkan

persyaratan Bank Dunia untuk menghindari atau mengurangi

dampak negatif yang dihasilkan dari pengembangan proyek

pada sumber daya budaya. Sangat mungkin bahwa PCR akan

ditemukan di dekat proyek eksplorasi panas bumi. Dalam

beberapa kasus di Indonesia, masyarakat setempat menganggap

manifestasi dari energi panas bumi sebagai hal yang sakral.

ESMF mencakup persyaratan untuk mempersiapkan Rencana

Pengelolaan PCR (PCRMP), yang akan dikembangkan sebagai

bagian dari proses ESIA dan RPLS, serta persyaratan untuk

Page 46: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

46

prosedur penemuan kesempatan yang harus dilampirkan pada

setiap ESMP.

55. OP 4.36 tentang Hutan. Kebijakan ini mengakui perlunya

mengurangi deforestasi dan mempromosikan konservasi dan

pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Daerah prospek panas

bumi bisa berada dalam kawasan hutan seperti yang

didefinisikan oleh status perlindungan berdasarkan pada

peraturan Pemerintah Indonesia serta definisi hutan

berdasarkan Kebijakan. Dampak pada kesehatan dan fungsi

hutan, dan dampak pada pihak yang terpengaruh yang

mengandalkan sumber daya hutan, akan dinilai sebagai bagian

dari ESIA dan proses Rencana Aksi Pemukiman Kembali serta

langkah-langkah mitigasi yang akan dimasukkan ke dalam RPLS

dan LARAP.

56. OP 4.37 tentang Keamanan Bendungan. Ketika Bank membiayai

suatu proyek yang meliputi pembangunan bendungan baru,

Kebijakan ini mengharuskan bendungan dirancang dan

konstruksinya diawasi oleh profesional yang berpengalaman

dan kompeten. Hal ini juga mensyaratkan bahwa Peminjam

mengadopsi dan menerapkan langkah-langkah keamanan

bendungan tertentu untuk desain, tender penawaran,

konstruksi, operasi, dan pemeliharaan bendungan dan

pekerjaan terkait. Kebijakan ini dipicu karena proses

pengeboran membutuhkan kolam penyimpanan dan pengendapan

Page 47: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

47

untuk air garam dan cairan pengeboran lainnya. Persyaratan

Kebijakan akan dimasukkan dalam kontrak EMC dan kontrak

pengeboran, dan kegiatan serta output akan dipantau di

bawah ESMF.

57. OP 4.10 tentang Masyarakat Adat. Kebijakan ini mengharuskan

pemerintah untuk terlibat dalam proses konsultasi yang

bebas, didahulukan dan diinformasikan dengan masyarakat

adat, seperti yang dijelaskan oleh kebijakan dalam situasi

di mana masyarakat adat hadir dalam, atau memiliki

keterikatan bersama pada, wilayah proyek dan untuk

penyusunan Rencana Masyarakat Adat (IPP) dan/atau Kerangka

Perencanaan Masyarakat Adat (IPPF).

58. OP 4.12 tentang Pemukiman Kembali secara Paksa. Kebijakan

ini membahas dampak ekonomi dan sosial secara langsung dari

kegiatan proyek yang akan menyebabkan (a) pengambilan paksa

tanah yang mengakibatkan (i) relokasi atau kehilangan

tempat tinggal, (ii) kehilangan aset atau akses terhadap

aset atau (iii) kehilangan sumber pendapatan atau mata

pencaharian dan (b) pembatasan secara paksa atas akses

terhadap taman yang ditetapkan secara sah dan kawasan

lindung yang mengakibatkan dampak buruk pada mata

pencaharian para pengungsi. Kebijakan membutuhkan tapak

infrastruktur proyek yang akan dipilih untuk menghindari

dampak tersebut seluruhnya atau untuk meminimalkannya

Page 48: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

48

sejauh mungkin. Jika hal ini tidak dapat dihindari,

kebijakan ini membutuhkan persiapan salah satu atau kedua

instrumen ini (i) Kerangka kebijakan pemukiman kembali,

(ii) Rencana Aksi Pemukiman Kembali, dan untuk konsultasi

yang bermakna dengan orang-orang yang berpotensi terkena

dampak. Kebijakan melarang sumbangan lahan Komunitas untuk

infrastruktur di lokasi tertentu.

3.3 Kesenjangan Analisis

59. Perbedaan signifikan antara peraturan perundang-undangan

ESIA / AMDAL Indonesia yang berkaitan dengan eksplorasi

panas bumi dan Kebijakan Bank adalah terkait instrumen

perlindungan yang berlaku. Pemerintah Indonesia menetapkan

bahwa hanya Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana

Pemantauan (UPL/UKL) diperlukan untuk eksplorasi panas bumi

terlepas dari dampak potensial, sedangkan OP4.01

mensyaratkan penilaian instrumen perlindungan yang

tergantung pada klasifikasi kegiatan berdasarkan risiko

(Kategori A, B, atau C). Kedua sistem Bank dan negara

sendiri dan akan diikuti, dan isi dari dokumen akan

diselaraskan jika mungkin; meskipun demikian, bagian

terpisah dari instrumen akan disiapkan untuk proses

persetujuan terpisah.

Page 49: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

49

60. OP4.01 tentang Penilaian Lingkungan mensyaratkan penilaian

atas 'proyek terkait' di mana mereka dianggap bagian dari

Kawasan Proyek yang terpengaruh (baik secara geografis,

atau dari waktu ke waktu), sedangkan peraturan dan undang-

undang Pemerintah Indonesia menganggap kegiatan proyek ini

terpisah.. Dalam Proyek ini, tahap eksploitasi dianggap

merupakan proyek terkait berdasarkan OP4.01 karena tahap

eksploitasi dapat diduga akan terjadi di masa yang akan

datang sebagai akibat dari kegiatan eksplorasi. Sementara

itu, peraturan dan undang-undang Pemerintah Indonesia

mengangggap setiap tahap sebagai proses izin lingkungan

yang terpisah, sehingga membutuhkan permohonan dan

perolehan persetujuan secara terpisah.

61. Peraturan dan undang-undang Pemerintah Indonesia baru-baru

ini telah diubah untuk menghilangkan hambatan dalam

melaksanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi

di kawasan hutan dan kawasan yang dilindungi, dan

membebaskan persyaratan seluruhnya untuk ESIA/AMDAL dalam

banyak kasus. Revisi peraturan ini memperhitungkan

penggunaan layanan ekosistem berdampak rendah dan panas

bumi diterima dan semakin dianggap sebagai kegiatan

strategis nasional. Sebaliknya, Penilaian Lingkungan Bank

No. OP4.01, OP4.04 tentang Habitat Alam dan OP4.36 tentang

Hutan telah mempertahankan persyaratan dan standar terlepas

Page 50: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

Draft tanggal 8 September 2016

50

dari kegiatan-kegiatan tersebut. Bank mensyaratkan

penilaian dampak secara penuh sebelum penilaian sub-proyek;

dan memerlukan mitigasi yang signifikan, atau tidak akan

mendanai kegiatan eksplorasi tertentu -yang dapat

mengakibatkan degradasi atau penghapusan habitat kritis- di

kawasan hutan dan kawasan yang dilindungi.

62. Jika ada konflik antara sistem di suatu negara dan

Kebijakan Bank, standar tertinggi yang berlaku, yang

berarti bahwa pencegahan yang paling banyak, atau yang

paling ketat dalam hal menghindari atau meminimalkan dampak

sosial dan lingkungan, akan diikuti dalam rangka memenuhi

kedua sistem.

Page 51: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

51

4 Di mana ada konflik antara sistem negara sendiri dan Kebijakan Bank, standar

tertinggi yang berlaku, yang berarti bahwa paling pencegahan, atau yang paling ketat

dalam hal menghindari atau meminimalkan dampak sosial dan lingkungan, akan diikuti

dalam rangka untuk memenuhi kedua sistem

Page 52: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

52

5 LANGKAH-LANGKAH MITIGASI DAN DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN DAN SOSIAL YANG DIANTISIPASI

5.1 Kegiatan Pengeboran dan Ekplorasi Panas Bumi dan Infrastruktur serta Kegiatan

Terkait

63. Dampak yang diantisipasi dan langkah-langkah mitigasi berikut relevan untuk sub-

proyek eksplorasi di bawah PPHEPB Komponen 1. Dampak dan langkah tersebut juga

relevan untuk kegiatan yang mungkin didanai di bawah Komponen 3 (meskipun tidak ada

dana yang telah dialokasikan untuk komponen ini pada saat penilaian proyek).

Tabel 1 Aspek Lingkungan dan Sosial, Potensi Dampak dan Langkah-Langkah Mitigasi untuk

Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Habitat alami,

termasuk habitat

kritis

Pembukaan lahan untuk

bantalan sumur, jalan,

jaringan pipa dan

Hindari, atau minimalkan, pembangunan di

kawasan sensitif (habitat hutan, lanskap,

daerah pemandangan dll)

Page 53: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

53

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Habitat dan

spesies air dan

darat

Pengguna sumber

daya hutan

Pengguna air

Estetika dan

lanskap

infrastruktur

pendukung akan

menyebabkan kerusakan

langsung atau

perusakan pada habitat

alami.

Hapus dan menonaktifkan infrastruktur setelah

eksplorasi dan rehabilitasi kawasan dengan

cepat, melakukan kontur kembali di mana

diperlukan untuk kondisi tanah alam dan tanam

kembali dengan spesies asli atau spesies

komersial (tergantung pada penggunaan lahan).

Siapkan rencana mitigasi untuk penggunaan lahan

dengan mengikuti kegiatan eksplorasi, bersama-

sama dengan masyarakat dan pemerintah setempat

untuk menghindari perkembangan sembarangan dan

potensi konflik.

Jalan, jaringan pipa

dan bantalan

pengeboran dapat

membuat gangguan dalam

lanskap alam dan

pemandangan.

Dampak tidak langsung

Page 54: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

54

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

dari pembangunan yang

terinduksi (pertanian,

perburuan, izin lahan,

sengketa tanah) ke

kawasan hutan dan

kawasan alam yang

dilindungi.

Abstraksi air dan

pembuangan air dari

cairan limbah /

pengeboran yang

dirawat dan limbah

lainnya menyebabkan

Aliran limbah yang berbeda terpisah dan rawat

dengan metode kolam, dosis, pendinginan dan

metode lain sebelum dibuang ke tanah atau tubuh

air.

Hindari eksploitasi berlebihan terhadap sumber

daya air tawar – temuan beberapa sumber, ambil

Page 55: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

55

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

dampak dampak langsung

atau tidak langsung

pada habitat dan

spesies.

Pencemaran air atau

abstraksi air

mempengaruhi pengguna

air lainnya.

Kemungkinan meluap

atau kegagalan kolam.

dari sungai dengan tingkat aliran tinggi, waktu

pengeboran untuk musim hujan, gunakan bendungan

atau kolam penyimpanan, tidak lebih dari 1/3

dari aliran rendah musiman dari fitur air

permukaan. Identifikasi penggunaan air lainnya

seperti irigasi pertanian dan pastikan tingkat

abstraksi yang berkelanjutan yang tidak

mengganggu penggunaan airnya, memancing dll

Buang ke sumur reinjeksi sedapat mungkin.

Gunakan kembali cairan pengeboran.

Gunakan tangki septik untuk mengolah air limbah

domestik sebelum dibuang ke tanah. Kosongkan

tangki septik secara berkala dan buang lumpur

Page 56: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

56

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

ke TPA.

Perencanaan dan pengelolaan sumber daya, dalam

hubungannya dengan pejabat yang berwenang dan

masyarakat untuk menemukan kolam penyimpanan

yang jauh dari kawasan sensitif.

Desain kolam secara cermat sesuai dengan OP4.36

tentang Keamanan Bendungan dan pemantauan

struktur kolam untuk tanda-tanda kegagalan.

Pembuangan limbah

berbahaya dan padat

sembarangan ke zona

riparian dan cara air.

Pertahankan sistem yang aman atas pengelolaan

limbah bahan berbahaya dan padat sebagai bagian

dari prosedur operasi standar tentang

Konstruksi dan Pengeboran serta EMP.

Pisahkan aliran limbah dan daur ulang, kompos

Page 57: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

57

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

dan gunakan kembali limbah di mana mungkin.

Jauhkan limbah secara rapi/tertutup/aman.

Buanglah limbah yang tidak dapat didaur ulang

ke tempat pembuangan limbah yang ditetapkan

yang memiliki izin dari pemerintah setempat.

Bersihkan dan hilangkan tumpahan dan pulihkan

tanah dengan cepat.

Latihlah staf untuk menggunakan peralatan

tumpahan dan menanggapi adanya insiden-insiden.

Larang pembuangan limbah.

Penangkapan dan

perburuan hewan oleh

pekerja.

Larang penangkapan dan perburuan, dan gunakan

sumber daya hutan, sebagai bagian dari

manajemen gugus tugas.

Page 58: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

58

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Persaingan dengan

penduduk setempat

untuk sumber daya

hutan.

Penggunaan lahan,

dan tanah (dan

kontaminasi

permukaan dan air

tanah berikutnya)

Buanglah lumpur dan

cairan yang

terkontaminasi ke

tanah.

Hindari pembuangan cairan ke tanah.

Uji lumpur untuk kontaminan sebelum dibuang.

Lumpur yang terkontaminasi akan diperlakukan

sebagai limbah berbahaya dan dibuang ke TPA

berjajar.

Tumpahan bahan

berbahaya.

Pertahankan sistem yang aman atas pengelolaan

limbah bahan berbahaya dan padat sebagai bagian

dari prosedur operasi standar tentang

Konstruksi dan Pengeboran serta EMP.

membuang limbah padat

dan berbahaya secara

Page 59: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

59

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

sembarangan. Pisahkan aliran limbah dan daur ulang, kompos

dan gunakan kembali limbah di mana mungkin.

Jauhkan limbah dengan rapi/tertutup/aman.

Buanglah limbah yang tidak dapat didaur ulang

ke tempat pembuangan limbah yang ditetapkan

yang memiliki izin dari pemerintah setempat.

Bersihkan dan hilangkan tumpahan dan pulihkan

tanah dengan cepat.

Latihlah staf untuk menggunakan peralatan

tumpahan dan tanggapi insiden-insiden.

Laranglah pembuangan limbah.

Kerugian atas humus,

tanah longsor dan

Hindari daerah berisiko tinggi seperti medan

terjal.

Page 60: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

60

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

erosi berat lainnya

dari lokasi

pembangunan jalan,

jaringan pipa,

konstruksi bantalan,

lubang kotak pasir,

galian, isi.

Minimalkan pembukaan lahan, terutama di lereng.

Desain kestabilan pinggiran, perlindungan

lereng dan sistem drainase ke dalam desain

jalan, lubang kotak pasir dll

Kembalikan segera daerah yang terganggu dan

rusak/

Gunakan langkah-langkah pengendalian sedimen

dan erosi selama konstruksi (pagar, perangkap,

kolam pengolahan dll).

Ambil/buang material ke lokasi yang disetujui.

Fitur Panas Bumi Gangguan dari

pemompaan atau

reinjeksi air panas

Mengidentifikasi dan menghindari fitur

signifikan (nilai-nilai seperti budaya,

sejarah, spiritual, ilmiah, biologi, lanskap,

Page 61: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

61

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

bumi, atau dari

abstraksi dari air

tawar.

Kerusakan dari

pembangunan jalan,

saluran pipa atau

kegiatan pendukung

lainnya.

ekowisata dll)

Hindari fitur panas bumi yang merusak atau

mengganggu dimana mungkin.

Memonitor aktivitas untuk mengidentifikasi

gangguan dari pemompaan atau reinjeksi.

Sesuaikan dengan pengujian dan reinjeksi sumur

dimana diperlukan untuk memitigasi dampak yang

signifikan.

Siapkan penghalang dan hindari gangguan fitur

dari operasi konstruksi di mana diperlukan.

Air tanah Kontaminasi air tanah

dari gangguan dengan

air panas bumi dari

Siapkan sumur dengan penutup yang sesuai dan

perlindungan kepala sumur untuk mencegah

kontaminasi.

Page 62: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

62

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

sumur abstraksi atau

sumur reinjeksi.

Memonitor kedalaman sumur dan tekanan untuk

mengidentifikasi kebocoran awal dan memperbaiki

tutup sumur atau menonaktifkan sumur untuk

menghindari kontaminasi lebih lanjut.

Dampak pada tingkat

akuifer dari kelebihan

abstraksi untuk

pasokan air bersih.

Hasil model untuk memastikan penggunaan air

tanah yang berkelanjutan.

Gunakan berbagai sumber. Gunakan tangki

penyimpanan, kolam dan bendungan untuk

menyimpan air.

Suasana bising Operasi rig

pengeboran, lalu

lintas yang meningkat,

pengujian pembuangan

Rencanakan kerja untuk menghindari gangguan

pada waktu yang sensitif (malam, hari libur)

Carilah lokasi jauh dari reseptor kebisingan

sensitif seperti sekolah dan desa-desa.

Page 63: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

63

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

yang tepat, mesin

berat, dan peledakan

untuk jalan atau

penggalian – seluruh

suara yang dikeluarkan

bukan yang sebaliknya

dialami di area

proyek.

Gangguan terhadap

hewan, kehidupan rumah

tangga, kehidupan

kerja, sekolah.

Membatasi lalu lintas melalui desa dan dekat

reseptor sensitif.

Gunakan penghalang kebisingan seperti gili-gili

(bunds) atau topografi alam.

Memperingatkan orang-orang sebelum pekerjaan

bising dimulai dan memberikan pilihan mitigasi

khusus untuk orang rentan (seperti relokasi

sementara).

Gunakan metode konstruksi dan peralatan yang

tepat (dan terus dipertahankan).

Gunakan Pedoman tingkat suasana kebisingan

(oleh reseptor):

Page 64: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

64

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Reseptor Tingkatan Suara Maksimal

yang Diperkenankan (per

jam), dalam dB(A)

Siang Hari

07.00-22.00

Malam Hari

22.00-07.00

Perumahan;

kelembagaan;

pendidikan

55 45

Industrial;

perdagangan

70 0

Kondisi mutu

udara

Buang ke udara

kontaminan dari

pengujian dan

Cari lokasi jauh dari reseptor sensitif seperti

sekolah dan desa-desa.

Memperingatkan orang-orang sebelum pekerjaan

Page 65: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

65

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

pengeboran sumur

(hidrogen sulfida,

merkuri, arsenik dll),

tergantung pada sifat

dari sumber daya.

dimulai dan memberikan pilihan mitigasi khusus

kepada orang rentan (seperti relokasi

sementara).

Perencanaan dan langkah-langkah keselamatan

untuk pelepasan gas yang tidak terkendali.

Remediasi/penggantian setiap vegetasi atau

panen yang rusak, dll.

Emisi debu dari

pembangunan jalan,

pembukaan lahan,

kegiatan lokasi.

Cari lokasi yang jauh dari reseptor sensitif

seperti sekolah dan desa-desa.

Mengontrol debu dengan air selama kondisi

berangin dan kering.

Tahap kegiatan pembukaan lahan dan

Page 66: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

66

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

merehabilitasi daerah terbuka dengan cepat.

Infrastruktur

kritis

Kerusakan atau

kehancuran pada

infrastruktur kritis

(jalan, pelabuhan,

jembatan)

Meningkatkan infrastruktur sebelum digunakan.

Menyediakan infrastruktur yang baru dibangun.

Memperbaiki kerusakan infrastruktur setidaknya

pada kondisi pra-proyek.

Kesehatan dan

keselamatan kerja

Risiko yang berkaitan

dengan bekerja

menggunakan mesin,

kecelakaan lalu

lintas, jatuh ke

kolam, melepuh dari

cairan panas dan uap,

Sistem pemantauan gas.

Peralatan pelindung pribadi yang sesuai (PPE).

Pelatihan yang tepat.

Menerapkan sistem dan prosedur keselamatan.

Melindungi permukaan di mana bekerja dengan

cairan panas dan uap.

Kolam pagar dan lubang lumpur.

Page 67: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

67

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

emisi gas beracun.

Resiko yang tidak

rutin seperti ledakan

sumur.

Kendaraan dan mesin yang dipeliharadengan baik.

Perencanaan dan pengelolaan insiden dan kondisi

darurat.

Pelatihan pertolongan pertama, dan rencana

untuk evakuasi ke rumah sakit.

Kepemilikan

tanah, mata

pencaharian dan

pemukiman kembali

Pemukiman kembali

secara paksa untuk

pertambangan, jalan,

bantalan sumur, pipa

dan lokasi lainnya di

mana lahan diperlukan,

menyebabkan hilangnya

mata pencaharian dan

Prioritaskan negosiasi penjual yang bersedia-

pembeli yang bersedia untuk perjanjian sewa

tanah atau pembelian tanah.

Berkonsultasi secara luas dan mengidentifikasi

semua orang yang terkena dampak, termasuk

penghuni liar.

Kompensasi sebesar nilai penggantian.

Gunakan panduan RPF untuk pembebasan lahan dan

Page 68: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

68

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

pemutusan hubungan

sosial.

Kehilangan hasil

panen, struktur, dan

aset lainnya.

Membatasi akses ke

hutan atau sumber daya

lainnya.

pemukiman kembali.

Berkonsultasi secara luas dan libatkan

masyarakat dalam setiap perubahan akses dan

pengelolaan hutan.

Mengintegrasikan masalah pemukiman kembali dan

mata pencaharian dalam rencana manajemen

terpadu.

Kesejahteraan

Sosial

Permasalahan dan

keluhan dari

masyarakat yang

terkena dampak.

Konsultasi atas risiko dan dampak yang

merugikan dari proyek dan ciptakan kesempatan

untuk menerima pandangan masyarakat yang

terkena dampak atas proyek.

Page 69: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

69

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Pembentukan mekanisme pengaduan untuk

mengumpulkan dan memfasilitasi penyelesaian

permasalahan dan keluhan masyarakat yang

terkena dampak mengenai kinerja lingkungan dan

sosial dari sponsor.

Pengungkapan publik yang transparan untuk

menginformasikan setiap tahapan dari proyek

melalui situs web, papan pengumuman, alat

telekomunikasi dan pertemuan-pertemuan publik.

Menyiapkan kuesioner publik yang dirancang

dengan baik dan terstruktur untuk menerima

umpan balik dari masyarakat yang terkena dampak

Kesehatan dan Risiko untuk pengamat Lokasi situs jauh dari reseptor sensitif.

Page 70: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

70

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

keselamatan

masyarakat

dan masyarakat yang

berkaitan dengan

kecelakaan lalu

lintas, emisi gas

beracun,

Sistem pemantauan gas.

Sistem peringatan lalu lintas (kendaraan

percontohan, rambu-rambu lalu lintas)

Pelatihan pengemudi yang tepat.

Konsultasi masyarakat yang teratur.

Tanda-tanda peringatan.

Perencanaan kondisi darurat yang melibatkan

masyarakat.

Akses tidak sah ke rig

pengeboran dan kolam

penyimpanan/perawatan

Beri pagar sekitar lokasi sumur, kolam dan

lubang.

Tanda-tanda peringatan.

Konsultasi masyarakat secara teratur.

Kartu identitas diperlukan untuk menggunakan

Page 71: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

71

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

akses jalan dan/atau bekerja di lokasi.

Sumber daya

budaya fisik.

Sejarah,

spiritual,

arkeologi, agama,

kematian, dll.

Gangguan, degradasi,

penodaan lokasi atau

artefak sebagai akibat

dari gangguan tanah,

pembebasan lahan,

dampak pada fitur

panas bumi atau

lanskap.

Cari lokasi jauh dari PCR.

Gunakan Rencana Pengelolaan PCR untuk

memulihkan dampak (mitigasi, minimalisasi,

relokasi dll).

Gunakan prosedur penemuan kesempatan untuk

berhenti bekerja segera saat menemukan PCR.

Masyarakat adat Dampak yang potensial

pada akses ke sumber

daya dan hubungan

terhadap tanah.

Konsultasikan sejak awal dan secara luas

(Konsultasi Bebas, Sebelumnya dan Terinformasi)

sesuai dengan IPPF, dalam bahasa dan

menggunakan metode yang tepat untuk kelompok

Page 72: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

72

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Kurangnya akses untuk

memberi manfaat

proyek.

IP.

Masukkan IP dalam desain proyek, dan memastikan

yang memberikan tambahan manfaat kepada IP.

Menghindari dan meminimalkan kerusakan pada IP,

dan libatkan mereka untuk mengidentifikasi

mitigasi yang tepat.

5.2 Proyek-proyek Terkait: Pembangkitan Energi-Eksploitasi Panas Bumi dan Infrastruktur

dan Kegiatan Terkait

Tahap eksploitasi akan dianggap sebagai proyek terkait dengan sub-proyek eksplorasi

PPHEPB. Selain kegiatan yang tercantum dalam Tabel 1, kegiatan berikut akan

dipertimbangkan dalam proses penyaringan risiko yang berhubungan dengan proyek-proyek

terkait. Tujuan utama dari analisis awal ini hanyalah untuk menginformasikan pembuat

Page 73: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

73

keputusan dengan informasi yang berguna dan relevan tentang ’kemampuan pengembangan’

'developability " dari sebuah lokasi sebelum adanya keputusan untuk mengeksplorasi dan

bukan untuk menyiapkan kajian atau analisis tambahan yang tidak perlu. Potensi dampak

utama dari pengembangan lokasi dan operasi pada tahap eksploitasi bersamaan dengan

persyaratan mitigasi dan perkiraan biaya akan dinilai melalui pemeriksaan lebih lanjut

karena informasi ini akan relevan dengan keputusan apakah ya atau tidak untuk

mengeksplorasi. Penilaian parsial ini merupakan bagian dari proses ESIA tetapi tidak akan

sepenuhnya dinilai sebagai untuk tahap eksplorasi. Tiga sampai lima halaman penilaian

cepat akan memenuhi persyaratan ini.

Page 74: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

74

Tabel 2 Aspek Lingkungan dan Sosial, Potensi Dampak dan Langkah-Langkah Mitigasi untuk

Kegiatan Eksploitasi Panas Bumi (akan dinilai sebagian untuk menginformasikan para

pembuat keputusan apakah ya atau tidak untuk mengeksplorasi dan beberapa kemungkinan

praktik yang baik yang akan disarankan dalam rekomendasi ESIA untuk tahap eksploitasi)

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Habitat alami,

termasuk habitat

kritis

Habitat dan

spesies air dan

darat

Pengguna sumber

daya hutan

Pengguna air

Pembukaan lahan untuk

pembangkit listrik,

gardu, dan jalur

transmisi menyebabkan

kerusakan langsung

atau perusakan habitat

alami.

Hindari, atau minimalkan, pembangunan di daerah

sensitif (kawasan habitat, lanskap, pemandangan

dll)

Kembangkan rencana pengelolaan sumber daya

terpadu, termasuk peluang pembangunan berbasis

masyarakat, untuk mengelola dampak jangka

panjang dari pembangunan yang teriinduksi.

Kembangkan ini dengan berkoordinasi dengan

pemilik tanah terkait, masyarakat, Kementerian

Pembangkit listrik,

gardu, jaringan

Page 75: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

75

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Estetika dan

lanskap

transmisi dapat

membuat gangguan dalam

lanskap alam dan

pemandangan.

dan pemerintah daerah untuk menghindari

pengembangan sembarangan dan potensi konflik.

Merahabilitasi daerah secara cepat, melakukan

kontur kembali di mana diperlukan untuk kondisi

tanah alam dan menanam kembali dengan spesies

asli atau spesies komersial (tergantung pada

penggunaan lahan).

Dampak tidak langsung

dari pembangunan yang

terinduksi (pertanian,

perburuan, izin tanah,

sengketa tanah) ke

kawasan hutan dan

kawasan alam yang

dilindungi.

Abstraksi air untuk Pisahkan aliran limbah yang berbeda dan

Page 76: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

76

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

menara pendingin atau

keperluan rumah

tangga/kantor dan

pembuangan air dari

pendingin air dan

limbah lainnya

menyebabkan dampak

langsung atau tidak

langsung pada habitat

dan spesies.

Pencemaran air atau

abstraksi air

mempengaruhi pengguna

rawatlah melalui kolam, injeksi kimia (dosing),

pendinginan dan metode lain sebelum dibuang ke

tanah atau badan air. Prioritaskan pembuangan

ke sumur reinjeksi di atas badan air permukaan

dan tanah.

Hindari eksploitasi berlebihan terhadap sumber

daya air tawar-menemukan beberapa sumber,

mengambil dari sungai dengan tingkat tingkat

aliran tinggi, waktu pengeboran untuk musim

hujan, menggunakan bendungan atau kolam

penyimpanan, mengambil tidak lebih dari 1/3

dari aliran rendah musiman dari fitur air

permukaan. Mengidentifikasi penggunaan air

Page 77: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

77

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

air lainnya.

Kemungkinan meluap

atau kegagalan pada

kolam.

lainnya seperti irigasi pertanian dan

memastikan tingkat abstraksi yang berkelanjutan

yang tidak mengganggu penggunaan airnya,

memancing, dll.

Penggunaan kembali air yang didinginkan untuk

penggunaan tanaman lain, atau gunakan sistem

putaran tertutup.

Gunakan tangki septik untuk mengolah air limbah

domestik sebelum dibuang ke tanah. Kosongkan

tangki septik secara teratur dan buanglah

lumpur ke tempat pembuangan akhhir.

Perencanaan dan pengelolaan sumber daya, dalam

hubungannya dengan pejabat yang berwenang dan

Page 78: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

78

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

masyarakat untuk menemukan kolam penyimpanan

yang jauh dari daerah sensitif.

Desain kolam dengan cermat sesuai dengan OP4.36

tentang Keamanan Bendungan dan pemantauan

struktur kolam untuk tanda-tanda kegagalan.

Sumur meledak

melepaskan kontaminan.

Desain tanggap darurat untuk ledakan sumur dan

rangsangan jaringan pipa termasuk langkah-

langkah untuk penahanan tumpahan cairan panas

bumi.

Pemeliharaan kepala sumur dan jaringan pipa

cairan panas bumi secara berkala:

- Pengendalian dan inspeksi korosi

- Pemantauan tekanan

Page 79: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

79

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

- Penggunaan peralatan pencegahan ledakan

(misal katup penutup)

Membuang belerang,

silika, dan karbonat

endapan yang terkumpul

dari menara pendingin,

sistem sikat udara,

turbin, dan pemisah

uap, dan limbah

berbahaya lainnya

secara sembarangan.

Memelihara sistem yang aman dari bahan

berbahaya dan pengelolaan limbah padat sebagai

bagian dari prosedur operasi standar untuk

Pembangkit Listrik dan Sistem Pengelolaan

Lingkungan.

Pisahkan aliran limbah dan daur ulang, kompos

dan menggunakan kembali limbah di mana mungkin.

Jauhkan limbah dengan rapi/tertutup/aman.

Membuang limbah yang tidak dapat didaur ulang

ke tempat pembuangan limbah yang ditunjuk yang

memiliki izin dari pemerintah setempat.

Page 80: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

80

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Membersihkan dan menghilangkan tumpahan dan

memulihkan tanah dengan cepat.

Melatih staf untuk menggunakan peralatan

tumpahan dan menanggapi insiden-insiden.

Melarang pembuangan limbah.

Penangkapan dan

perburuan hewan oleh

pekerja.

Persaingan dengan

penduduk setempat

untuk sumber daya

hutan.

Melarang penangkapan dan perburuan, dan

penggunaan sumber daya hutan, sebagai bagian

dari pengelolaan gugus tugas. .

Pnggunaan lahan, Pembuangan belerang, Lumpur/endapan akan disimpan di daerah gili-

Page 81: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

81

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

dan tanah (dan

kontaminasi

permukaan

berikutnya dan

air tanah)

silika, dan endapan

karbonat yang

terkumpul dari menara

pendingin, sistem

sikat udara, turbin,

dan pemisah uap ke

tanah.

gili.

Uji lumpur untuk pelindian kontaminan sebelum

dibuang.

Lumpur yang terkontaminasi akan dikeringkan,

dirawat sebagai limbah berbahaya dan dibuang ke

tempat pembuangan limbah yang berjajar.

Limbah yang tidak berbahaya akan ditimbun jauh

dari sumber air.

Tumpahan bahan

berbahaya.

Memelihara sistem yang aman dari bahan

berbahaya dan pengelolaan limbah padat sebagai

bagian dari prosedur operasi standar untuk

Pembangkit Listrik dan Sistem Pengelolaan

Lingkungan.

Membuang limbah padat

dan berbahaya lainnya

secara sembarangan.

Page 82: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

82

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Aliran limbah yang terpisah dan daur ulang,

kompos dan menggunakan kembali limbah di mana

mungkin.

Jauhkan limbah dengan rapi / tertutup / aman.

Membuang limbah yang tidak dapat didaur ulang

ke tempat pembuangan limbah yang ditunjuk yang

memiliki izin dari pemerintah setempat.

Membersihkan dan menghilangkan tumpahan dan

memulihkan tanah secara cepat.

Melatih staf untuk menggunakan peralatan

tumpahan dan menanggapi insiden-insiden.

Melarang pembuangan limbah.

Kehilangan humus, Hindari daerah berisiko tinggi seperti medan

Page 83: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

83

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

tanah longsor dan

erosi berat lainnya

dari lokasi

pembangunan

infrastruktur

distribusi dan

konstruksi lainnya.

terjal.

Meminimalkan pembukaan lahan, terutama di

lereng.

Gunakan jalan pengangkutan sementara dan

mengembalikan segera.

Mendesain kestabilan pinggiran, perlindungan

lereng dan sistem drainase ke dalam desain

lokasi.

Mengembalikan daerah yang terganggu dan rusak

dengan segera.

Menggunakan langkah-langkah pengendalian

sedimen dan erosi selama konstruksi (pagar,

perangkap, kolam pengolahan dll).

Page 84: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

84

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Mengambil/membuang bahan ke lokasi yang

disetujui.

Fitur panas bumi Gangguan dari

pemompaan atau

reinjeksi air panas

bumi, atau dari

abstraksi dari air

permukaan.

Mengidentifikasi dan menghindari fitur

signifikan (nilai-nilai seperti budaya,

sejarah, spiritual, ilmiah, biologi, lanskap,

ekowisata dll)

Hindari fitur panas bumi yang merusak atau

mengganggu dimana mungkin.

Membuat model waduk panas bumi dan fitur panas

bumi. Memonitor aktivitas untuk

mengidentifikasi gangguan dari pemompaan atau

reinjeksi. Menyesuaikan produksi dan reinjeksi

dimana diperlukan untuk memitigasi dampak yang

Page 85: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

85

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

signifikan.

Menyiapkan penghalang dan menghindari gangguan

dari konstruksi dan operasi yang diperlukan.

Air tanah dan

waduk panas bumi

Kontaminasi air tanah

dari gangguan dengan

air panas bumi dari

sumur abstraksi atau

sumur reinjeksi.

Siapkan sumur dengan penutup yang sesuai dan

perlindungan kepala sumur untuk mencegah

kontaminasi.

Memonitor kedalaman dan tekanan sumur untuk

mengidentifikasi kebocoran awal dan memperbaiki

penutup sumur atau menonaktifkan sumur untuk

menghindari kontaminasi lebih lanjut.

Analisis secara rinci terhadap struktur akuifer

dan penggunaan air tanah yang ada di daerah

pengembangan

Page 86: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

86

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Penentuan pengguna air tanah yang ada di

sekitar sumur operasional (misalnya 1 km) harus

diidentifikasi. Selain itu, beberapa informasi

teknis tentang sumur air tanah yang ada

(misalnya kedalaman, aliran, dll) harus

dikumpulkan.

Dampak pada tingkat

akuifer dari abstraksi

yang berlebihan untuk

pasokan air bersih.

Hasil model untuk memastikan penggunaan air

tanah yang berkelanjutan.

Gunakan beberapa sumber air tawar. Gunakan

tangki penyimpanan, kolam dan bendungan untuk

menyimpan air.

Abstraksi yang

berlebihan pada sumber

Pemodelan abstraksi panas bumi dan reinjeksi.

Menemukan susunan dan reinjeksi sumur untuk

Page 87: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

87

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

daya panas bumi, yang

mengarah ke penurunan,

intrusi garam, dampak

pada tingkat akuifer,

hasil panas bumi yang

berkurang

memaksimalkan efisiensi penggunaan sumber daya

panas bumi dan menghindari penurunan tanah.

Memantau penurunan tanah, tingkat air tanah dan

kualitas air.

Membangun dan memelihara sumur untuk

menghindari gangguan dengan air tanah.

Suasana bising Pekerjaan konstruksi,

kipas menara

pendingin, ejector

uap, dan ‘dengungan’

turbin.

Gangguan terhadap

hewan, kehidupan rumah

Rencanakan kerja untuk menghindari gangguan

konstruksi pada saat yang sensitif (malam, hari

libur)

Temukan lokasi yang jauh dari reseptor

kebisingan sensitif seperti sekolah dan desa-

desa.

Gunakan hambatan kebisingan seperti gili-gili,

Page 88: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

88

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

tangga, kehidupan

kerja, sekolah.

atau topografi alam.

Gunakan Pedoman untuk tingkat kebisingan

suasana (oleh reseptor):

Receptor Maksimal tingkat suara yang

diperkenankan (per jam),

dalam dB(A)

Siang Hari

07.00-22.00

Malam Hari

22.00-07.00

Perumahan;

kelembagaan;

pendidikan

55 45

Industri;

perdagangan

70 0

Page 89: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

89

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Kondisi mutu

udara

Emisi gas beracun dari

menara pendingin,

sistem menara

pendingin kontak

kondensor terbuka.

Tempatkan pabrik jauh dari reseptor sensitif

(emisi udara model untuk membantu identifikasi

lokasi pabrik yang sesuai).

Pertimbangan total atau sebagian re-injeksi gas

dengan cairan panas bumi.

Menggunakan alternatif pendinginan non-kontak

yang tertutup.

Tergantung pada karakteristik sumber, ventilasi

bahan kimia beracun (misalnya hidrogen sulfida

dan merkuri menguap non-terkondensasi) sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Tergantung pada karakteristik sumber,

penghapusan kemungkinan bahan kimia beracun

Page 90: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

90

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

dari gas non-terkondensasi.

Infrastruktur

kritis

Kerusakan atau

kehancuran pada

infrastruktur kritis

(jalan, pelabuhan,

jembatan) selama

konstruksi.

Meningkatkan infrastruktur sebelum digunakan.

Menyediakan infrastruktur yang baru dibangun.

Memperbaiki kerusakan infrastruktur pada

setidaknya ke kondisi pra-proyek.

Kesehatan dan

keselamatan Kerja

Risiko yang berkaitan

dengan bekerja

menggunakan mesin,

kecelakaan lalu

lintas, jatuh ke

kolam, melepuh dari

Pemasangan system pemantauan dan peringatan

hidrogen sulfida.

Pengembangan rencana kontingensi untuk

peristiwa pelepasan hidrogen sulfida, termasuk

semua aspek yang diperlukan dari evakuasi

hingga saat dimulainya kembali operasi secara

Page 91: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

91

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

cairan dan uap panas,

bekerja di ketinggian,

bekerja di lingkungan

yang bising, risiko

terkait lokasi

konstruksi.

Emisi gas beracun

selama operasi

pembangkit listrik

Eksposur yang tidak

rutin mencakup potensi

kecelakaan ledakan

selama operasi.

normal.

Penyediaan sebuah tim tanggap darurat, dengan

monitor hidrogen sulfida pribadi, alat bantu

pernapasan mandiri dan persediaan oksigen

darurat, dan pelatihan dalam penggunaan yang

aman dan efektif.

Pemberian ventilasi yang memadai terhadap

bangunan yang ditempati untuk menghindari

akumulasi gas hidrogen sulfida.

PPE yang sesuai.

Pelatihan yang tepat.

Menerapkan sistem dan prosedur keselamatan

lokasi tertentu (konstruksi dan operasi).

Page 92: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

92

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Permukaan perisai di mana bekerja dengan cairan

dan uap panas.

Membuat pagar kolam dan lubang.

Kendaraan dan mesin yang dirawat dengan baik.

Perencanaan dan pengelolaan kondisi darurat dan

insiden.

Pelatihan pertolongan pertama, dan rencana

untuk evakuasi ke rumah sakit.

Desain tanggap darurat untuk ledakan sumur dan

rangsangan jaringan pipa termasuk langkah-

langkah untuk penahanan tumpahan cairan panas

bumi. Pemeliharaan secara rutin terhadap kepala

sumur dan pipa fluida panas bumi:

Page 93: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

93

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

- Pengendalian dan inspeksi korosi

- Pemantauan tekanan

- Penggunaan peralatan pencegahan ledakan

(misalnya katup penutup).

Kepemilikan

tanah, Mata

Pencaharian dan

pemukiman kembali

Pemukiman kembali

secara paksa untuk

pembangkit listrik,

infrastruktur

distribusi, fasilitas

terkait (serta sumur

seperti yang

disebutkan dalam Tabel

1) yang menyebabkan

Prioritaskan negosiasi penjual yang bersedia -

pembeli yang bersedia untuk sewa tanah atau

pembelian tanah.

Berkonsultasi secara luas dan mengidentifikasi

semua orang yang terkena dampak, termasuk

penghuni liar.

Kompensasi sebesar nilai penggantian.

Gunakan pedoman RPF untuk pembebasan lahan

secara paksa dan pemukiman kembali.

Page 94: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

94

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

hilangnya mata

pencaharian dan

pemutusan hubungan

sosial.

Kehilangan hasil

panen, struktur, dan

aset lainnya.

Membatasi akses ke

hutang atau sumber

daya lain.

Berkonsultasi secara luas dan melibatkan

masyarakat dalam setiap perubahan akses dan

pengelolaan hutan.

Mengintegrasikan masalah pemukiman kembali dan

mata pencaharian dalam rencana manajemen

terpadu.

Page 95: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

95

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Dampak pada kegiatan

ekonomi lainnya

seperti pariwisata,

perikanan, pertanian.

Konsultasikan dengan perwakilan dari industri

yang terkena dampak pengembangan panas bumi.

Bekerja pada kesempatan untuk meningkatkan

manfaat pada sektor ini (seperti perbaikan

jalan atau listrik yang lebih dapat diandalkan)

atau meminimalkan dampak pada sektor ini,

sebagai bagian dari EMP dan rencana pengelolaan

terpadu.

Kesejahteraan

Sosial

Permasalahan dan

keluhan dari

masyarakat yang

terkena dampak.

Konsultasi mengenai risiko dan dampak yang

merugikan dari proyek dan penciptaan kesempatan

untuk menerima pandangan masyarakat yang

terkena dampak proyek.

Pembentukan mekanisme pengaduan untuk

Page 96: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

96

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

mengumpulkan dan memfasilitasi penyelesaian

kekhawatiran dan keluhan dari masyarakat yang

terkena dampak mengenai kinerja lingkungan dan

sosial dari sponsor.

Pengungkapan kepada masyarakat secara

transparan untuk menginformasikan setiap fase

dari proyek melalui situs web, papan

pengumuman, alat telekomunikasi dan pertemuan-

pertemuan masyarakat.

Menyiapkan kuesioner untuk masyarakat yang

dirancang dengan baik dan terstruktur untuk

menerima umpan balik dari masyarakat yang

terkena dampak.

Page 97: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

97

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

Kesehatan dan

keamanan

masyarakat

Risiko untuk pengamat

dan masyarakat yang

berkaitan dengan

kecelakaan lalu

lintas, emisi gas

beracun.

Lokasi situs jauh dari reseptor sensitif.

Operasi terus-menerus dari sistem pemantauan

gas hidrogen sulfida untuk memudahkan deteksi

dan peringatan dini.

Sistem peringatan lalu lintas konstruksi

(kendaraan percontohan, rambu-rambu lalu

lintas)

Pelatihan pengemudi yang tepat.

Konsultasi masyarakat secara rutin.

Tanda-tanda peringatan.

Perencanaan darurat mencakup masyarakat.

Akses yang tidak

berwenang ke lokasi

Berikan pagar di sekitar semua lokasi

konstruksi, pembangkit listrik dll

Page 98: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

98

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

konstruksi atau

pembangkit listrik,

gardu dan pelataran

langsir.

Tanda-tanda peringatan dan pintu gerbang

keamanan.

Konsultasi masyarakat secara rutin..

Kartu Identitas (ID) diperlukan untuk

menggunakan akses jalan dan/atau bekerja di

lokasi

Sumber daya

budaya fisik.

Sejarah,

spiritual,

arkeologi, agama,

kematian, dll.

Gangguan, degradasi,

penodaan lokasi atau

artefak sebagai akibat

dari pembangunan

infrastruktur

pembangkit listrik

atau keselarasan dari

Cari lokasi yang jauh dari PCR.

Gunakan Rencana Pengelolaan PCR untuk

memulihkan dampak (mitigasi, minimalisasi,

relokasi dll).

Gunakan prosedur menemukan kesempatan untuk

berhenti bekerja segera saat penemuan PCR.

Page 99: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

99

Aspek dan

Permasalahan

Lingkungan dan

Sosial

Potensi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi

jalur transmisi.

Masyarakat Adat Dampak yang potensial

pada akses ke sumber

daya dan hubungan

dengan tanah.

Kurangnya akses

terhadap manfaat

proyek.

Konsultasikan sejak awal dan secara luas

(Konsultasi dengan Bebas, Sebelumnya dan

Terinformasi) sesuai dengan IPPF, dalam bahasa

dan menggunakan metode yang tepat untuk

kelompok IP.

Termasuk IP dalam desain proyek, dan memastikan

bahwa manfaat bertambah kepada IP.

Menghindari dan meminimalkan kerusakan pada IP,

dan libatkan mereka untuk mengidentifikasi

mitigasi yang tepat.

Page 100: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

100

6 PROSEDUR OPERASIONAL PERLINDUNGAN SUB-PROYEK

6.1 Gambaran Iktisar

64. Setiap pembangunan sub-proyek panas bumi yang akan

dikembangkan untuk pendanaan di bawah PPHEPB akan melalui

penyaringan perlindungan dan proses pelaksanaan yang sama,

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, dan dijelaskan di

bagian di bawah. Proses implementasi perlindungan yang

diuraikan dalam ESMF ini dapat dibagi menjadi dua pihak.

Pertama, PT SMI (atau konsultannya) bertanggung jawab untuk

penyaringan secara rinci dan penentuan instrumen

perlindungan yang memadai. Di sisi lain, persiapan

instrumen perlindungan dan pelaksanaan pengelolaan

perlindungan lingkungan dan sosial seperti pengambilalihan

lahan dan teknis bisa menjadi tanggung jawab entitas khusus

yang dikontrak oleh PT SMI melalui afiliasinya yang

memiliki pengalaman luas dan kemampuan dalam eksplorasi

panas bumi dan kegiatan eksploitasi.

Gambar 1 Penyaringan Sub-Proyek dan Proses Pelaksanaan

Perlindungan

Page 101: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

101

6.2 Langkah 1: Penyaringan Dasar

65. Sebagai bagian dari proses identifikasi sub-proyek, PT SMI

(atau konsultan atas namanya) akan menyaring sub-proyek

menggunakan informasi desktop dan daftar periksa dalam

Lampiran A. Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi

pada pemilihan lokasi terbaik untuk pembangunan di bawah

PPHEPB. Pemeriksaan dasar pada awalnya dapat

mengidentifikasi potensi risiko lingkungan dan sosial

Tahap 6 Rekomendasi Pasca Eksplorasi

Rekomendasi untuk investasi hulu dan pengembangan sumber daya

Tahap 5 Implementasi dan Pemantauan (dilakukan oleh badan/afiliasi yang dikontrak)

ESMP Kontraktor, Pengawasan Kontraktor, Pengambilalihan lahan dan pemukiman kembali, Pemantauan

Tahap 4 Izin dan Persetujuan

... dari pejabat berwenang Indonesia dan Bank Dunia

Tahap 3 Penyusunan Instrumen Perlindungan (dilakukan oleh badan/afiliasi yang dikontrak)

Pengadaan konsultan, penyelidik, dokumentasi, konsultasi dan pengungkapan

Tahap 2 Penyaringan secara Rinci dan Pemilihan Instrumen Perlindungan

Penyaringan berbasis lapangan, Penentuan kategori risiko (A, B, C) dan instrumen terkait (ESIA, ESMP, UKL/UP, LARAP, IPP).

Tahap 1 Penyaringan Dasar

Meja ulasan dan masukan ke dalam pilihan sub-proyek, Keputusan untuk bergerak maju ke penyaringan secara rinci

Page 102: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

102

menggunakan informasi dari BG, peta, data yang

dipublikasikan dan google earth. Output dari pemeriksaan

dasar akan memberikan kontribusi prioritas dan seleksi sub-

proyek dan memberikan informasi latar belakang pada laporan

kelayakan sub-proyek.

6.3 Langkah 2: Penyaringan Secara Rinci

66. PT SMI (atau konsultan atas namanya) akan melakukan

kunjungan lokasi dan mengumpulkan data sekunder lebih

lanjut untuk menyaring risiko lingkungan dan sosial,

menggunakan daftar periksa skrining pada Lampiran B sebagai

panduan. Proses ini akan mengidentifikasi kemungkinan area

pengaruh, reseptor sensitif, dampak yang signifikan yang

diantisipasi yang akan membutuhkan perhatian khusus, Risiko

Bank Dunia Kategori (A, B), dan instrumen perlindungan yang

diperlukan. Proses penyaringan akan berfokus pada tahap

eksplorasi, dan juga mempertimbangkan dampak yang

signifikan dari tahap eksploitasi terkait. Permasalahan-

permasalahan tahap eksplorasi akan dinilai sebagai bagian

dari proses ESIA, sedangkan permasalahan-permasalahan tahap

eksploitasi akan melalui pemeriksaan lebih lanjut sebagai

bagian dari proses ESIA namun tidak sepenuhnya dinilai.

67. Output dari penyaringan secara rinci akan berkontribusi

terhadap laporan kelayakan sub-proyek. Sub-proyek tidak

akan melanjutkan pembangunan di bawah PPHEPB jika 'halangan

Page 103: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

103

pada proses lebih lanjut' diidentifikasi dan gagal pada

tahap penyaringan secara rinci. Contohnya adalah saat sub-

proyek berpotensi memiliki dampak yang tidak dapat diubah

pada habitat kritis. Dampak potensial yang signifikan untuk

proyek-proyek terkait juga dapat dianggap sebagai 'halangan

pada proses lebih lanjut'.

6.3.1 Penyaringan terhadap Reseptor Sensitif dan Potensi Dampak

68. Penyaringan akan menghasilkan gambaran awal mengenai

wilayah pengaruh proyek dan akan mengidentifikasi reseptor

sensitif. Pertanyaan penyaringan akan membantu untuk

mengidentifikasi dampak sosial dan lingkungan yang

signifikan, seperti potensi konversi atau degradasi

terhadap habitat alami. Proyek-proyek terkait (seperti fase

eksploitasi) di dalam wilayah pengaruh proyek akan disaring

pada saat yang bersamaan tetapi potensi risiko dan dampak

akan dilaporkan secara terpisah..

6.3.2 Penyaringan terhadap Kebijakan Perlindungan Bank Dunia

69. Berdasarkan reseptor sensitif dan dampak potensial yang

signifikan, pertanyaan penyaringan akan membantu untuk

mengidentifikasi Kebijakan Perlindungan Bank Dunia untuk

setiap sub-proyek.

Page 104: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

104

6.3.3 Penyaringan terhadap Kategori Risiko dari Bank Dunia No.

OP4.01

70. Bank Dunia mengklasifikasikan proyek ke dalam salah satu

dari tiga kategori (A, B dan C), tergantung pada jenis,

lokasi, sensitivitas, dan skala proyek dan sifat dan

besarnya potensi dampak lingkungan.

71. Kategori A: Ketika sub-proyek cenderung memiliki dampak

lingkungan yang merugikan secara signifikan yang sensitif,

beragam atau belum pernah terjadi sebelumnya. Dampak

tersebut dapat mempengaruhi area yang lebih luas dari

lokasi atau fasilitas untuk pekerjaan fisik. Contohnya

adalah: kegiatan eksplorasi dalam kawasan konservasi yang

dapat mengakibatkan dampak yang signifikan pada populasi

spesies yang terancam punah atau pada habitat kritis;

kegiatan eksplorasi yang dapat meningkatkan akses untuk

pengembangan induksi yang akan membahayakan masyarakat

adat. Sub-proyek juga akan dianggap Kategori A jika fase

(hulu) terkait mungkin bertanggung jawab atas dampak

lingkungan yang merugikan secara signifikan yang sensitif,

beragam atau belum pernah terjadi sebelumnya. Semua proyek

Kategori A diwajibkan untuk memiliki ESIA dan EMP.

72. Kategori B: Ketika dampak lingkungan yang merugikan sub-

proyek pada populasi manusia atau area yang penting dalam

lingkungan hidup (termasuk lahan basah, hutan, padang

Page 105: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

105

rumput, dan habitat alam lainnya) lebih tidak merugikan

dibanding sub-proyek Kategori A. Dampak akan merujuk pada

lokasi-spesifik; Sebagai contoh, jika beberapa dampak, jika

ada, tidak dapat diubah dan langkah-langkah mitigasi dapat

dirancang lebih siap dibandingkan sub-proyek Kategori A.

Lingkup penilaian lingkungan untuk sub-proyek Kategori B

akan bervariasi berdasarkan hasil dari proses penyaringan.

Semua sub-proyek Kategori B juga akan mensyaratkan ESIA dan

EMP. Ruang lingkup ESIA akan didasarkan pada potensi

risiko, mengatasi dampak lingkungan negatif dan positif

yang potensial terhadap sub-proyek, dan merekomendasikan

langkah-langkah untuk mencegah, meminimalkan, mengurangi,

atau memberikan kompensasi atas dampak buruk dan

memperbaiki kinerja lingkungan.

73. Kategori C: Jika sub-proyek cenderung memiliki dampak

lingkungan yang minimal atau tidak ada yang merugikan. Di

luar penyaringan, tidak ada tindakan pengkajian lingkungan

lebih lanjut diperlukan untuk sub-proyek Kategori C.

Diharapkan tidak akan ada sub-proyek Kategori C di bawah

PPHEPB tersebut.

6.3.4 Pemilihan Instrumen Perlindungan

74. Penyaringan risiko dan proses kategorisasi akan

mengidentifikasi potensi signifikansi dampak sosial dan

lingkungan. Daftar periksa dalam Lampiran A dan Lampiran B

Page 106: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

106

menguraikan proses pengambilan keputusan untuk memilih

instrumen perlindungan yang tepat untuk setiap sub-proyek.

6.3.4.1 UKL/UPL

75. Sesuai dengan peraturan di Indonesia, setiap proyek

eksplorasi panas bumi disyaratkan memiliki UKL/UPL. Format

dan isi dokumen yang disyaratkan disediakan dalam Lampiran

E. Untuk PPHEPB isi rencana mitigasi dan pemantauan UKL/UPL

akan sama dengan ESMP (lihat Bagian 5.3.4.3). Untuk

memenuhi OP4.01, ESMP akan berisi informasi tambahan

mengenai penilaian kapasitas dan rencana pengembangan

kapasitas, pengaturan pelaksanaan dan anggaran pelaksanaan.

6.3.4.2 Analisis Dampak Lingkungan dan Sosial

76. Setiap sub-proyek eksplorasi panas bumi di bawah PPHEPB

akan mensyaratkan ESIA. Luasnya, kedalaman dan jenis

analisis akan tergantung pada sifat, skala, dan potensi

dampak dari sub-proyek yang diusulkan. Proses penyaringan

akan mengidentifikasi lingkup ESIA.

77. Penilaian Lingkungan (EA) mengevaluasi risiko lingkungan

yang potensial dari proyek dan dampak di daerah yang

terkena pengaruh; dan mengidentifikasi cara meningkatkan

perencanaan proyek, desain dan implementasi dengan

mencegah, meminimalkan, mengurangi, atau memberikan

kompensasi atas dampak lingkungan yang merugikan dan

meningkatkan dampak positif, termasuk implementasi proyek

Page 107: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

107

secara keseluruhan. Tindakan pencegahan akan lebih disukai

dibanding mitigasi atau langkah-langkah kompensasi setiap

kali dimungkinkan.

78. EA memperhitungkan lingkungan alam (udara, air dan tanah),

kesehatan dan keselamatan manusia, dan proyek terkait hal-

hal sosial (pemindahan paksa, Masyarakat Adat, dan kekayaan

budaya), lintas batas, dan aspek lingkungan global. EA

mempertimbangkan aspek alam dan sosial secara terpadu. EA

memperhitungkan aspek-aspek berikut:

variasi dalam sub-proyek dan kondisi negara;

temuan kajian lingkungan suatu negara;

kerangka kebijakan nasional secara keseluruhan, rencana

aksi lingkungan, peraturan perundang-undangan dan

perizinan dan persyaratan perizinan;

kemampuan PT SMI terkait aspek sosial dan lingkungan, dan

latar belakang kepatuhan terhadap hukum setempat dan

hukum nasional, termasuk hal-hal terkait lingkungan dan

konsultasi publik serta pemberitahuan; dan

kewajiban nasional berdasarkan perjanjian lingkungan

hidup internasional dan perjanjian yang relevan dengan

sub-proyek.

Page 108: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

108

Sub-proyek yang bertentangan dengan kewajiban negara tersebut

sebagaimana diidentifikasi selama EA tidak akan didukung

berdasarkan GEUDP.

79. Penilaian dampak sosial dan strategi mitigasi akan mencakup

kegiatan-kegiatan berikut:

a. Survei penilaian sosial dari kelompok masyarakat yang

terkena dampak eksplorasi panas bumi: mengumpulkan

data yang relevan atas penghasilan, mata pencaharian,

akses ke layanan, adat istiadat dan norma-norma, dan

mengidentifikasi anggota masyarakat yang rentan dan

isu-isu gender;

b. Identifikasi persyaratan pembebasan lahan untuk tapak

proyek: penilaian mengenai status kepemilikan tanah,

pemahaman kesediaan masyarakat yang terkena dampak

untuk berpartisipasi dalam pembebasan lahan secara

sukarela atau terpaksa, dan pilihan dan preferensi

(secara potensi disarankan oleh orang-orang yang

terkena dampak) untuk skenario pembebasan lahan baik

secara sukarela maupun dengan paksaan;

c. Pengembangan pendekatan dan mekanisme untuk sewa lahan

bagi kepemilikan lahan bersama atau aset yang dimiliki

secara komunal;

d. Melakukan survei sumber daya budaya fisik (PCR) di

daerah, melalui konsultasi dengan masyarakat yang

Page 109: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

109

terkena dampak dan para pemangku kepentingan, dan

identifikasi dan pemetaan aset warisan budaya seperti

situs budaya, agama, sejarah dan situs arkeologi,

termasuk situs sakral, kuburan dan tempat pemakaman;

dan

e. Melakukan penyaringan untuk kehadiran Masyarakat Adat

di wilayah pengaruh proyek akan dimasukkan dalam

Penilaian Sosial yang meninjau aspek-aspek penting

seperti yang tercantum dalam Lampiran J.

80. Metodologi ESIA akan mencakup proses penyaringan secara

rinci untuk mengidentifikasi potensi risiko dan masalah

dengan proyek-proyek terkait seperti fase eksploitasi dan

pendekatan mengenai bagaimana tahapan eksplorasi dan

eksploitasi panas bumi akan dipresentasikan dan

didiskusikan selama konsultasi. Sebuah penyaringan dan

penilaian risiko untuk tahap eksploitasi dan kegiatan

terkait lainnya akan dimasukkan dalam dokumen ESIA,

menyoroti risiko signifikan yang dapat mempengaruhi rencana

eksplorasi panas bumi, keputusan untuk merekomendasikan

eksploitasi, dan pada akhirnya bagaimana rencana

eksploitasi panas bumi dapat dikembangkan. Sebagai contoh,

jika ada risiko potensial yang tidak dapat diubah berkaitan

dengan perkembangan dalam kawasan konservasi, maka ini

harus jelas didokumentasikan dalam ESIA.

Page 110: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

110

81. Kriteria khusus diwajibkan untuk sub-proyek ESIA Kategori

A. ESIA akan mencakup pemeriksaan potensi dampak lingkungan

yang negatif dan positif terhadap sub-proyek, dan akan

membandingkannya dengan alternatif-alternatif yang layak

(termasuk situasi 'tanpa sub-proyek'). Rekomendasi akan

dibuat dari langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah,

meminimalkan, mengurangi atau mengkompensasi dampak negatif

dan memperbaiki kinerja lingkungan.

6.3.4.3 Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial

82. Setiap sub-proyek eksplorasi panas bumi di bawah PPHEPB

akan mensyaratkan ESMP. Lingkupnya akan tergantung pada

sifat, skala, dan potensi dampak dari sub-proyek yang

diusulkan. Isi dari ESMP disediakan dalam Lampiran D sesuai

dengan Kebijakan Bank Dunia OP4.01 tentang Penilaian

Lingkungan. Untuk PPHEPB, isi dari mitigasi ESMP dan

rencana pemantauan akan sama dengan UKL/UPL. Untuk memenuhi

OP 4.01, ESMP akan berisi informasi tambahan pada penilaian

kapasitas dan rencana pengembangan kapasitas, pengaturan

pelaksanaan dan anggaran pelaksanaan.

83. ESMP dapat mencakup sub-rencana khusus seperti Rencana

Pengelolaan Sumber Daya Budaya Fisik atau Rencana

Pengelolaan Keanekaragaman Hayati, untuk mengelola dampak

spesifik dan signifikan.

Page 111: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

111

6.3.4.4 Instrumen Pengambilalihan Lahan dan Pemukiman Kembali

84. Matriks untuk mengidentifikasi instrument yang berlaku

untuk pengambilalihan lahan dan pemukiman kembali:

Tabel 2 Matriks Instrumen Pengambilalihan Lahan dan Pemukiman

Kembali

Pemicu Instrumen

Pengambilalihan lahan secara sukarela

melalui penjual yang bersedia–pembeli yang

bersedia, atau pengaturan sewa.

Tidak ada instrumen

yang disyaratkan

Perjanjian

penjualan dan

faktur

didokumentasikan

Aset dipengaruhi oleh sub-proyek, namun

tidak terkait dengan pengambilalihan lahan

atau pemukiman kembali.

ESMP

(Lampiran D)

Ketika pembebasan lahan secara paksa untuk

sub-proyek mempengaruhi kurang dari 200

orang, kurang dari 10% dari aset produktif

rumah tangga dan/atau melibatkan relokasi

fisik.

Disingkat LARAP

(Lampiran L)

Ketika pembebasan lahan secara paksa untuk

sub-proyek mempengaruhi lebih dari 200

orang, mempengaruhi lebih dari 10% dari

LARAP yang

komprehensif

(Lampiran K)

Page 112: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

112

aset produktif rumah tangga dan/atau

melibatkan relokasi fisik.

Ketika sub-proyek mengarah pada pembatasan

paksa terhadap akses taman yang ditetapkan

secara sah dan kawasan lindung yang

mengakibatkan dampak buruk pada mata

pencaharian pengungsi.

Rencana Aksi

sebagai akibat dari

Kerangka Proses

(Merujuk pada

OP4.12)

6.3.4.5 Instrumen Masyarakat Adat

85. Matriks untuk mengidentifikasi instrument Masyarakat Adat

yang berlaku:

Tabel 3 Matriks Instrumen Masyarakat Adat

Pemicu Instrumen

Masyarakat Adat dapat membentuk sebagian

dari penerima manfaat/orang yang terkena

dampak

Rencana Masyarakat

Adat berdasarkan

Penilaian Sosial

dalam ESIA

(Lampiran J)

Masyarakat adat ada di daerah pengaruh

proyek tetapi Penilaian Sosial

menyimpulkan bahwa sub-proyek tidak akan

berdampak buruk terhadap orang/penduduk.

Tidak ada

instrument yang

disyaratkan

Page 113: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

113

6.3.5 Laporan pemeriksaan

86. Laporan pemeriksaan akan disusun oleh PT SMI (atau KPE atas

namanya) dan mencakup:

a. Formulir pemeriksaan secara lengkap (Lampiran A)

b. Deskripsi konteks lingkungan dan sosial, termasuk peta

dan foto.

c. Identifikasi daerah pengaruh proyek dan reseptor

sensitif.

d. Secara jelas menyatakan output pemeriksaan yang terkait

dengan proyek eksplorasi yang didanai, dan untuk setiap

kegiatan terkait seperti eksploitasi.

e. Kebijakan perlindungan Bank Dunia yang dipicu.

f. Kategorisasi Risiko Bank Dunia

g. Risiko lingkungan dan sosial yang signifikan, dengan

penilaian awal atas sifat dan skala penilaian dampak

dan/atau langkah-langkah mitigasi mungkin diperlukan

(seperti Rencana Pengelolaan Keanekaragaman, program

konsultasi yang komprehensif, penilaian dampak ekonomi

atau kesehatan).

h. Daftar instrumen perlindungan yang diperlukan (ESIA,

ESMP, UKL/UPL, LARAP, LARAP yang Disingkat, dan IPP)

dan program untuk menyusunnya, yang memperkirakan waktu

yang dibutuhkan, keahlian yang dibutuhkan, dan

anggaran. Catat permasalahan seperti kerangka waktu

Page 114: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

114

atau anggaran yang dapat mempengaruhi kelayakan proyek

panas bumi atau rencana pembangunan.

i. Rekomendasi untuk desain rencana pengembangan panas

bumi, seperti lokasi situs pengeboran, lokasi pasokan

air bersih, penghindaran atas reseptor sensitif, dll.

Laporan pemeriksaan secara rinci dapat menyimpulkan

bahwa sub-proyek tidak layak berdasarkan permasalahan

potensi perlindungan yang signifikan.

6.4 Langkah 3: Persiapan, Konsultasi dan Pengungkapan

Instrumen-Instrumen Perlindungan (dapat dilakukan oleh

afiliasi PT SMI)

6.5

87. Kerangka Acuan (TOR) untuk instrumen perlindungan akan

disusun oleh PT SMI melalui afiliasinya dan dikaji oleh

Bank Dunia sebelum pekerjaan ditenderkan kepada konsultan

lingkungan dan sosial yang kompeten dan berkualitas. Bank

Dunia harus menjelaskan Kerangka Acuan (TOR) untuk Sub

proyek ESIA Kategori A sebelum dikeluarkan dalam permohonan

proposal. Konsultan dengan pengalaman dalam proses regulasi

Indonesia dan kebijakan perlindungan Bank Dunia akan

dilibatkan. Instrumen perlindungan akan diselesaikan secara

paralel dengan studi kelayakan, dan sebelum Bank Dunia

menjelaskan proyek untuk pendanaan dan dokumen kontrak

Page 115: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

115

tender pengeboran diselesaikan. Pekerjaan perlindungan akan

memberi porsi ke dalam desain akhir dari rencana eksplorasi

panas bumi, dokumen tender, dll.

88. Ruang lingkup ESIA, ESMP, UKL/UPL dan IPP akan sepadan

dengan sifat dan skala potensi dampak. Ruang lingkup LARAP

atau disingkat LARAP akan ditentukan berdasarkan jumlah

PAP, dan sifat dan skala kompensasi dan pemulihan mata

pencaharian.

89. Konsultasi dan pengungkapan akan dilaksanakan berdasarkan

Bagian 8. PT SMI atau afiliasinya akan memimpin konsultasi

dengan dukungan dari konsultan.

90. PT SMI dan Bank Dunia akan mengkaji rancangan dokumen dan

memberikan umpan balik sebelum finalisasi.

6.6 Langkah 4: Izin dan Persetujuan

91. UKL/UPL akan diajukan untuk disetujui oleh Provinsi yang

relevan atau Badan Lingkungan Hidup Kabupaten. ESIA, RPLS,

LARAP dan IPP akan ditinjau dan disetujui oleh Bank Dunia.

Pekerjaan tidak akan dimulai di lokasi sampai dokumen telah

diperoleh dan persetujuan peraturan yang relevan telah

diberikan. Di Indonesia "Dokumen Persiapan Dan Pengadaan

Tanah" (berdasarkan UU No.2/2012 akan disetujui oleh

Gubernur dan/atau Kepala Kota/Kabupaten di mana proyek

berlokasi. Berdasarkan persetujuan ini, izin lokasi akan

Page 116: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

116

dikeluarkan. LARAP dapat disusun berdasarkan dokumentasi

ini.

6.7 Langkah 5: Pelaksanaan dan Pemantauan

92. PT SMI akan menyusun proses implementasi yang rinci dalam

Manual Operasi Proyek. Singkatnya, implementasi akan

terjadi sebagai berikut:

a. PT SMI, atau KPE atas nama mereka, akan

mengintegrasikan aspek perlindungan ke dalam rencana

eksplorasi panas bumi (lokasi infrastruktur, metode

konstruksi, langkah-langkah mitigasi yang berkaitan

dengan desain dll).

b. PT SMI, atau KPE atas nama mereka, akan mencakup ESMP

di dokumen tender Kontraktor dan kontrak Kontraktor.

Proses pemilihan kontraktor akan mencakup kapasitas

untuk melaksanakan RPLS, dan UKL/UPL.

c. Kontraktor akan diminta untuk menyiapkan ESMP

Kontraktor sebelum pekerjaan dimulai. ESMP Kontraktor

akan mendokumentasikan, secara rinci, bagaimana

Kontraktor akan memenuhi peran dan tanggung jawab

sebagaimana didokumentasikan dalam ESMP Proyek.

d. Pekerjaan tidak akan dimulai pada lokasi (termasuk

pekerjaan-pekerjaan tambahan seperti akses jalan)

sampai pengambilalihan lahan dan pemukiman kembali

Page 117: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

117

telah selesai dan ESMP Kontraktor telah diizinkan oleh

PT SMI (dengan persetujuan dari Bank Dunia).

e. KPE akan memantau dan mengawasi pelaksanaan ESMP

Kontraktor dan bertanggung jawab untuk

mengimplementasikan aspek-aspek lain dari Proyek ESMP

tidak di bawah kendali Kontraktor.

f. PT SMI atau afiliasinya akan melaksanakan IPP dan LARAP

dan mengkoordinasikan kegiatan dengan orang-orang dari

KPE dan (para) Kontraktor.

g. Pelatihan akan dilaksanakan oleh KPE dan/atau pihak

ketiga, di mana diperlukan, sesuai dengan rencana

pembangunan kapasitas di ESMP.

h. Supervisi, pemantauan dan pelaporan akan dilakukan

sesuai Pasal 9.4 dan persyaratan rinci ESMP.

6.8 Langkah 6: Rekomendasi Pasca Eksplorasi

93. Pemeriksaan perlindungan dan penilaian risiko dari ESIA

mengenai proyek-proyek terkait (dan setiap pelajaran dari

pelaksanaan proyek RPLS, LARAP dan IPP dan kegiatan

eksplorasi) akan menginformasikan penilaian kelayakan

sumber daya yang diproduksi mengikuti tahap eksploitasi,

serta rekomendasi dan pengambilan keputusan tentang

komersialisasi sumber daya masa yang akan datang untuk

pembangkit listrik. Ini dapat mencakup daftar kesimpulan

dan rekomendasi jika ada kemungkinan prospek panas bumi

Page 118: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

118

yang rendah yang dikembangkan, atau dapat mencakup

rancangan atau Kerangka Acuan (TOR) akhir untuk ESIA dan

instrumen perlindungan lainnya jika prospek akan dikirim ke

pasar untuk pembangunan dalam jangka pendek.

6.9 Prosedur Operasional Penasihat Teknis

94. Kerangka Acuan untuk komponen Penasehat Teknis akan

membutuhkan:

a. Spesialis perlindungan untuk menjadi bagian dari tim,

di mana diperlukan (seperti Pedoman Praktik yang Baik,

dan KPE);

b. Saran dan output untuk mematuhi ESMF, RPF dan IPPF;

c. Saran dan output untuk sesuai dengan Kebijakan

Perlindungan Bank Dunia dan kebijakan mengenai Gender

dan Pengungkapan;

d. Konsultasi luas dengan para pemangku kepentingan

terkait, dan masyarakat di mana diperlukan; dan

e. Pengungkapan dokumen teknis.

95. Divisi Pengelolaan yang Berkelanjutan atas Bisnis dan

Perlindungan Sosial Lingkungan Hidup PT SMI (ESS & BCM)

(yang didukung oleh konsultan jika perlu), akan meninjau

output penasehat teknis dan memberikan komentar dan masukan

untuk memastikan konsistensi dengan dokumen kerangka

PPHEPB. Spesialis perlindungan Bank Dunia akan meninjau dan

memberikan komentar mengenai output penasehat teknis untuk

Page 119: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

119

memastikan konsistensi dengan kebijakan dan dokumen

kerangka PPHEPB.

Page 120: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

120

7 KERANGKA KEBIJAKAN PEMUKIMAN KEMBALI

7.1 Prinsip-Prinsip Pokok

96. Di bawah PPHEPB, ini Kerangka Kebijakan Pemukiman Kembali

(RPF) memberikan pedoman penyaringan pemukiman, penilaian,

pengaturan kelembagaan, dan proses mengenai Pemukiman

Kembali secara Paksa yang harus dipatuhi oleh staf

manajemen proyek, konsultan, dan pihak-pihak terkait. RPF

akan memandu persiapan Pembebasan lahan dan Rencana Aksi

Pemukiman Kembali (LARAP) untuk masing-masing sub-proyek.

OP 4.12 dari Bank Dunia tentang Pemukiman Kembali secara

Paksa menetapkan standar dalam mengatasi dan mengurangi

risiko akibat pemukiman kembali secara paksa, termasuk

kasus pengambilan tanah secara paksa.

97. Bank Dunia mengakui bahwa pengambilalihan lahan dan

pembatasan penggunaan lahan yang disebabkan oleh proyek

dapat memiliki dampak yang merugikan pada pengguna lahan

dan masyarakat. Di sini "pemukiman kembali secara paksa"

mengacu baik untuk pemindahan fisik (relokasi atau

kehilangan tempat tinggal) dan perpindahan ekonomi

(kehilangan aset atau akses terhadap aset yang menyebabkan

hilangnya sumber pendapatan atau mata pencaharian lainnya)

sebagai akibat dari kegiatan proyek. Pemukiman kembali

dianggap secara paksa ketika orang atau masyarakat yang

terkena dampak tidak memiliki hak untuk menolak

Page 121: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

121

pengambilalihan lahan atau pembatasan penggunaan lahan yang

mengakibatkan pemindahan fisik atau ekonomi. Hal ini

terjadi dalam hal: (i) pengambilalihan secara sah, atau

pembatasan sementara atau permanen pada penggunaan lahan,

dan (ii) penyelesaian yang dinegosiasikan di mana pembeli

dapat mempergunakan untuk pengambilalihan atau

memberlakukan pembatasan hukum atas penggunaan lahan jika

negosiasi dengan penjual gagal.

98. Sejak pengambilalihan lahan untuk kegiatan pengeboran

kemungkinan akan dilakukan melalui mekanisme transaksi

tanah sukarela seperti kesediaan pembeli–kesediaan

penjual9, RPF ini menerangkan prinsip dan prosedur

pengambilalihan lahan yang dinegosiasikan. Namun, dalam

kasus apapun dampak ekonomi, sosial, atau lingkungan dari

kegiatan proyek (eksplorasi pengeboran) yang merugikan

selain pengambilalihan lahan (misalnya, hilangnya akses

terhadap aset atau sumber daya atau pembatasan penggunaan

lahan), dampak tersebut akan dihindari, diminimalisir,

dikurangi atau diberikan kompensasi melalui proses

penilaian sosial sebagai bagian dari penilaian dampak

lingkungan dan sosial. Namun, jika ada dampak sosial yang

9 Yaitu, transaksi-transaksi pasar dimana penjual tidak diwajibkan untuk

menjual dan pembeli tidak dapat menggunakan prosedur pengambilalihan atau

prosedur yang diwajibkan jika negosiasi gagal.

Page 122: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

122

signifikan dari pengambilalihan lahan secara sukarela, PT

SMI akan mempertimbangkan menerapkan persyaratan Bank Dunia

OP 4.12 tentang Pemukiman Kembali secara Paksa untuk

menghindari, memulihkan atau mengurangi dampak.

99. Tujuan umum dari kebijakan Bank Dunia tentang pemukiman

kembali dengan Paksaan adalah sebagai berikut:

a. Pemukiman kembali dengan Paksaan harus dihindari jika

memungkinkan, atau diminimalkan, dengan mencari desain

proyek alternatif yang lain;

b. Jika tidak memungkinkan untuk menghindari pemukiman

kembali, kegiatan pemukiman kembali harus dirancang dan

dilaksanakan sebagai bagian dari program pembangunan

berkelanjutan, misalnya, menyediakan sumber daya yang

cukup untuk memungkinkan orang-orang yang dipindahkan

oleh proyek untuk berbagi manfaat proyek. Orang-orang

yang dipindahkan oleh proyek harus berkonsultasi dengan

serius dan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi

dalam perencanaan dan pelaksanaan program pemukiman

kembali; dan

c. Para pengungsi harus menerima bantuan dalam upaya

mereka untuk meningkatkan mata pencaharian dan standar

hidup mereka, atau setidaknya untuk memulihkan mereka,

secara riil, sampai tingkat sebelum perpindahan, atau

Page 123: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

123

ke tingkat yang berlaku sebelum dimulainya proyek, mana

yang lebih tinggi.

100. Sebelum pelaksanaan kegiatan pengambilalihan lahan dan

pemukiman kembali, PT SMI akan mengadopsi pendekatan dan

metodologi penilaian sosial seperti yang minta oleh

persyaratan OP4.12 sebagai berikut:

a. Menghindari pemukiman kembali dengan Paksaan dan, jika

tidak dapat dihindari, meminimalkan potensi dampak;

b. Menilai dampak ekonomi dan sosial yang potensial dari

pengambilalihan lahan dengan Paksaan dan pemukiman

kembali pada PAP dan mata pencaharian mereka;

c. Mengidentifikasi kategori atas pihak yang terkena

dampak dan hak masing-masing;

d. Menetapkan proses konsultasi yang jelas dan partisipasi

terhadap PAP dalam persiapan dan perencanaan

pengambilalihan lahan dan pemukiman kembali dengan

Paksaan, jika ada, serta penyebaran informasi kepada

PAP;

e. Mengkompensasi aset yang hilang atas biaya penggantian

penuh;

f. Memberikan kompensasi kepada pengguna lahan

informal/ilegal atas aset yang hilang dan memberikan

bantuan dalam relokasi, jika diperlukan;

Page 124: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

124

g. Memberikan kompensasi dan mendapatkan akses hukum atas

tanah yang diambil alih sebelum memulai konstruksi;

h. Memberikan informasi dan mempersiapkan program-program

bantuan khusus bagi kelompok rentan termasuk orang-

orang yang tidak memiliki harta tak bergerak; dan

i. Menyediakan dan menyiapkan rencana untuk penanganan

keluhan dan pemantauan sesuai dengan RPF.

7.2 Hukum dan Kebijakan Indonesia Berkaitan dengan

Pengambilalihan Lahan

101. Eksplorasi panas bumi penting bagi pembangunan

infrastruktur energi, dan di bawah sistem negara ini

dikategorikan sebagai pengembangan kepentingan umum. Dalam

kasus pengambilalihan lahan untuk pembangunan infrastruktur

bagi kepentingan umum, setiap sub-proyek harus mengacu pada

UU 2 Tahun 2012 tentang P pengambilalihan lahan untuk

Kegiatan Proyek Bagi Kepentingan Umum. Berikut ini adalah

peraturan pelaksanaannya: Keputusan Presiden Nomor 71 tahun

2012, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5

tahun 2012, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.02

2013, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 tahun

2012. Keputusan Presiden Nomor 71 tahun 2012 telah diubah

empat kali. Perubahan utama adalah: Nomor 40 tahun 2014

(...pengambilalihan lahan hingga 45 hektar dapat langsung

dilakukan oleh lembaga yang membutuhkan tanah dengan

Page 125: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

125

pemegang hak atas tanah melalui transaksi bisnis atau cara

lain yang disepakati oleh kedua belah pihak ...); Nomor 99

tahun 2014 (... Kepala Pelaksanaan Pengambilalihan lahan

mengeluarkan nilai kompensasi yang timbul dari penilai atau

penilai publik); Nomor 30 tahun 2015 (... Keuangan untuk

pengambilalihan lahan dapat bersumber dari perusahaan

(Badan Usaha) sebagai Badan yang membebaskan lahan telah

diberikan hak untuk bertindak atas nama negara, menteri,

lembaga pemerintah non kementerian, atau provinsi atau

pemerintah kabupaten, dan yang paling terbaru, No. 148 dari

2015 (...pengambilalihan lahan untuk tujuan pembangunan

kepentingan umum hingga 5 hektar tidak memerlukan surat

penetapan lokasi. Badan yang memerlukan lahan akan

menggunakan penilai untuk penilaian tanah ....).

102. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.02 tahun 2013 juga

telah diubah dengan Nomor 10/PMK 02 2016, yang menunjukkan

alokasi anggaran ambang batas untuk pengambilalihan lahan

untuk proyek pembangunan kepentingan umum. Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 72 tahun 2012 menunjukkan dana

operasional dan dukungan atas pelaksanaan pengambilalihan

lahan untuk pengembangan kepentingan masyarakat bersumber

dari APBD.

103. Peraturan Kepala Biro Pertanahan Nasional (BPN) Nomor 5

tahun 2012 telah diubah dengan No 6 tahun 2015, yang

Page 126: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

126

menyoroti skema dana talangan ( bailout) untuk mempercepat

pembangunan infrastruktur. Pemerintah merevisi Peraturan

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Nomor 6 tahun 2015

untuk Peraturan Perubahan Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Pengadaan Tanah. Revisi ini membuka kesempatan bagi

pengusaha swasta untuk melakukan bailout10 (dana talangan)

dana pengambilalihan lahan untuk proyek-proyek

infrastruktur untuk kepentingan umum. Kemudian dana

talangan diganti dengan menggunakan dana APBN melalui

kementerian atau instansi terkait.

104. Pengambilalihan lahan untuk pembangunan kepentingan umum

harus dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;

Rencana Pembangunan Nasional /Daerah; Rencana Strategis;

dan Rencana Kerja Badan yang membutuhkan tanah. Namun,

seperti yang ditunjukkan dalam Penjelasan Pasal 7 (2) UU 2

tahun 2012, kegiatan energi panas bumi adalah untuk tingkat

yang fleksibel, tidak pasti dan berubah-ubah. Karena itu,

perencanaan yang fleksibel diperlukan untuk memastikan

10 Dana talangan awal swasta untuk pengambilalihan lahan. Pendekatan ini akan

menguntungkan pembangunan jalan tol dan membantu Badan Pengatur Jalan Tol

(BPJT) dapat dengan cepat membangun jalan tol. Namun, Menteri Pekerjaan Umum

dan Perumahan (PUPR) juga mensyaratkan untuk menyusun peraturan teknis

tentang penggunaan pribadi dari dana talangan.

Page 127: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

127

efektivitas dan efisiensi pengembangan sumber daya energi

panas bumi.

105. Undang-Undang No. 2 tahun 2012 telah meningkatkan secara

signifikan sistem negara untuk pemukiman kembali dengan

perlindungan yang lebih besar atas hak-hak pemilik properti

melalui konsultasi dan kompensasi yang adil. Hal ini juga

berkaitan dengan kompensasi untuk properti yang tidak

mempunyai bukti kepemilikan jika pengambilalihan lahan

diperlukan. Jika lahan tersebut secara publik dimiliki,

undang-undang tidak berlaku dan tanah yang diperlukan akan

dibebaskan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960,

di mana Pasal 18 menyatakan bahwa hak atas tanah dapat

diambil alih oleh pemerintah untuk kegiatan kepentingan

umum dengan memberikan kompensasi yang wajar sesuai dengan

prosedur yang diatur dalam UU tersebut. UU juga mengatur

bahwa entitas publik, termasuk perusahaan milik negara,

berhak untuk memperoleh tanah berdasarkan mekanisme ini11.

Demikian pula, perusahaan swasta juga dapat memperoleh

tanah dengan membangun kemitraan swasta publik dengan BUMN

dan instansi pemerintah yang memenuhi syarat.

11 Selain UU 2 tahun 2012 dan peraturan pelaksanaannya, terdapat peraturan lain

yang berkaitan dengan pembebasan lahan dan pemukiman kembali untuk

kepentingan umum, seperti Keputusan Presiden Nomor 40 tahun 2016 tentang

Percepatan Pembangunan Infrastruktur Listrik yang memiliki aspek penting

dalam mengurangi waktu proses pembebasan lahan dan menentukan lokasi. Ini

dibahas lebih lanjut pada bagian 8.3. Sektor energi dalam dokumen ini.

Page 128: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

128

106. Undang-undang 2 tahun 2012 dan peraturan pendukungnya

menetapkan bahwa penilaian kompensasi harus dilakukan oleh

"... Penilai Independen dan Profesional, yang memiliki

lisensi dari Kementerian Keuangan sebagai Penilai Publik

dan terdaftar di Badan Pertanahan Nasional (BPN)".

Masyarakat Penilai Indonesia (MAPPI) menerbitkan Standar

Penilaian 306, Penilaian dalam Konteks Pengadaan Tanah

untuk Pembangunan untuk Kepentingan Umum, untuk memberikan

pedoman dan mendukung pelaksanaan UU No. 2 tahun 2012.

Standar tersebut mengikuti prinsip yang sama seperti UU, di

mana penentuan jumlah kompensasi berdasarkan pada "prinsip-

prinsip kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan, kepastian,

transparansi, perjanjian, partisipasi, kesejahteraan,

keharmonisan dan keberlanjutan." Nilai Penggantian Wajar

adalah berdasarkan pada nilai pasar properti, dengan

memperhatikan unsur-unsur non-fisik yang terkait dengan

hilangnya kepemilikan properti, yang disebabkan oleh

pengambilalihan lahan Definisi Nilai Penggantian Wajar

mengikuti prinsip-prinsip yang sama sebagaimana definisi

untuk kompensasi seperti dikutip sebelumnya.

107. Penilaian terdiri dari komponen fisik dan non-fisik.

Komponen fisik yang akan dikompensasi mencakup: a) tanah;

b) ruang di atas dan di bawah tanah; dan c) bangunan; dan

Page 129: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

129

d) fasilitas dan fasilitas pendukung bangunan. Komponen

non-fisik yang akan dikompensasi meliputi:

Hak pelepasan pemilik tanah, yang akan diberikan

sebagai premi dalam istilah moneter berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang ada. Penggantian

dapat mencakup hal-hal yang berkaitan dengan: a)

kehilangan pekerjaan atau kerugian bisnis, termasuk

perubahan profesi (sehubungan dengan Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2012 Pasal 33 huruf f Penjelasan); b)

kerugian emosional yang terkait dengan hilangnya tempat

tinggal akibat pengambilalihan lahan (dengan

memperhatikan UU No 2 tahun 2012 Pasal 1 Ayat 10, Pasal

2 penjelasan dan Pasal 9, ayat 2).

Biaya transaksi, seperti biaya pemindahan dan pajak

terkait.

Kompensasi untuk masa tunggu, yaitu, pembayaran untuk

memperhitungkan perbedaan waktu antara tanggal

penilaian dan tanggal pembayaran yang diperkirakan.

Hilangnya nilai sisa tanah, yang dapat dihitung atas

seluruh nilai tanah jika tidak bisa lagi digunakan

sebagaimana dimaksud.

Page 130: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

130

Biaya kerusakan dan perbaikan fisik atas bangunan dan

struktur di atas tanah, jika ada, sebagai akibat dari

pengambilalihan lahan.

7.3 Kebijakan Perlindungan Bank Dunia OP4.12 Tentang Pemukiman

Kembali dengan Paksaan

108. Kebijakan ini bertujuan untuk menghindari pemukiman kembali

dengan Paksaan apabila memungkinkan. Namun, kebijakan ini

menetapkan jika diperlukan- persyaratan untuk

berpartisipasi dalam perencanaan pemukiman kembali, serta

penyediaan kompensasi yang meningkatkan, atau setidaknya

mengembalikan, pendapatan dan standar hidup. Pengalaman

Bank dengan proyek-proyek panas bumi di Indonesia terkait

pemukiman kembali dengan Paksaan menunjukkan bahwa tanah

diperoleh melalui transaksi komersial bukan

pengambilalihan, dan pemukiman kembali dengan Paksaan tidak

terjadi. Namun, RPF ini menetapkan prinsip-prinsip dan

prosedur untuk pengambilalihan lahan dan pemukiman kembali

dalam hal terdapat kondisi ketika PT SMI harus meminta

pengambilalihan atau pemukiman kembali dengan Paksaan.

109. Bank Dunia OP 4.12 tidak berlaku untuk pemukiman kembali

yang timbul dari transaksi tanah secara sukarela (yaitu,

transaksi pasar di mana penjual tidak berkewajiban untuk

menjual dan pembeli tidak dapat melakukan ekspropriasi

atau prosedur wajib lainnya yang dikenakan sanksi oleh

Page 131: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

131

sistem hukum dari negara tuan rumah jika negosiasi gagal).

Ini juga tidak berlaku atas dampak pada mata pencaharian di

mana proyek ini tidak mengubah penggunaan lahan dari

kelompok atau masyarakat yang terkena dampak.

7.4 Kesenjangan Analisis

110. Ada potensi perbedaan antara persyaratan kebijakan

perlindungan WB dan sistem negara dalam hal penegakan

tanggal akhir pada awal sensus dan survei lainnya.

Tujuannya adalah untuk mencegah tuntutan palsu dan masuknya

penduduk ke daerah proyek. Catatan akhir pada OP 4.12 Bank

Dunia 21 berbunyi: "Biasanya, tanggal akhir ini adalah

tanggal sensus dimulai. Tanggal akhir juga bisa menjadi

tanggal wilayah proyek itu digambarkan, sebelum sensus,

dengan ketentuan bahwa telah ada penyebaran informasi

publik yang efektif tentang daerah yang digambarkan, dan

penyebaran sistematis dan terus-menerus setelah delineasi

untuk mencegah arus penduduk lebih lanjut. Merujuk pada

Bagian 6.6 mengenai bagaimana ini akan dikelola untuk

PPHEPB. Potensi perbedaan lainnya berkaitan dengan

pemulihan mata pencaharian dan pemberian kompensasi non-

tunai. Sistem negara menunjukkan bahwa mata pencaharian

yang hilang ditutupi dengan kompensasi uang tunai,

sedangkan prosedur Bank berisi serangkaian tindakan yang

Page 132: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

132

menjamin pemulihan mata pencaharian. Perkembangan terbaru

dari sistem negara telah menyoroti kebutuhan untuk

mengembangkan pedoman teknis untuk mengatasi relokasi

termasuk pemulihan mata pencaharian. Namun kecuali pedoman

telah dikeluarkan, proyek-proyek yang didanai Bank Dunia

harus terus menambahkan klausul yang berhubungan dengan

pemulihan mata pencaharian dan pemberian kompensasi non-

tunai.

7.5 Proses Persiapan dan Persetujuan Rencana Aksi Pemukiman

Kembali

111. Tergantung pada hasil ESIA, LARAP akan disusun ketika akan

ada pengambilalihan lahan secara paksa dan/atau pemukiman

kembali dan/atau pembatasan akses pada sumber daya. PT SMI

melalui afiliasinya akan menyusun LARAP sesuai dengan

persetujuan OP 4.12 Bank dan sistem negara.12 Pelaksanaan

LARAP mensyaratkan persetujuan Bank. Sub-bab berikut ini

merinci unsur-unsur yang diperlukan untuk menyusun LARAP.

12 Sesuai dengan sistem perlindungan negara, dalam tahap ini, PT SMI akan

membuat Rencana pengambilalihan lahan untuk Kepentingan Umum sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Rencana ini mengacu pada Perencanaan Daerah,

Perencanaan Tata Ruang dan prioritas pembangunan sebagaimana tercantum dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, dan Rencana Kerja

dari Instansi terkait.

Page 133: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

133

7.5.1 Informasi yang diperlukan untuk pengambilalihan lahan

Pribadi atau Tanah Desa Secara Paksa

112. PT SMI melalui afilliasinya akan memberikan dokumentasi

mengenai kebutuhan pengambilalihan lahan (termasuk tanah

yang akan dibutuhkan untuk proyek di masa yang akan

datang). Para ahli pembangunan sosial Bank akan mengkaji

dokumen dan menentukan pemulihan jika ada keadaan yang akan

membahayakan sesuai dengan OP 4.12. Jika demikian,

informasi tambahan dan tindakan yang tepat mungkin

diperlukan oleh PT SMI.

113. PT SMI kemudian akan menggunakan format pelaporan tertutup

(Disingkat LARAP dalam Lampiran L atau LARAP penuh dalam

Lampiran K) untuk menyelesaikan isu-isu berikut:

a. Penilaian dampak sementara dan permanen terhadap

pengambilalihan lahan atau pengambilalihan, dan

kategori-kategori orang/rumah tangga yang terkena

dampak, jumlah tanah/bidang tanah yang terkena dampak,

persentase tanah/bidang tanah yang terkena dampak dalam

pemilikan tanah apapun, penggunaan tanah sebelum dan

sesudah pembebasan, penggunaan lahan sebelum dan jumlah

pemilik.

b. Dokumentasi atas situasi sosial ekonomi dari rumah

tangga yang terkena dampak, seperti aliran pendapatan

dan persentase penghasilan yang berasal dari tanah yang

Page 134: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

134

diperoleh sesuai dengan persyaratan kebijakan upaya

perlindungan WB. Tujuannya adalah untuk memahami dampak

buruk pada mata pencaharian pengungsi dan memberikan

langkah-langkah pemulihan untuk memberikan kompensasi

atas kerugian pendapatan mereka.

c. Standar kompensasi yang diterapkan untuk kerugian tanah

sementara dan permanen, hilangnya hasil panen,

hilangnya pohon produktif, kehilangan tempat tinggal

dan usaha (mendokumentasikan nilai setara dengan biaya

penggantian penuh),

d. Hasil keputusan pengadilan, jika ada,

e. Penyediaan lahan pengganti, jika relevan, dan

f. Penyediaan dokumentasi untuk kelompok rentan,

penanganan keluhan dan pemantauan.

114. Berdasarkan hukum Indonesia, Rencana Pengambilalihan Lahan

dalam Dokumen Kepentingan Umum yang disusun dalam bentuk

dokumen perencanaan pengambilalihan lahan harus

mensyaratkan: (a) tujuan rencana pembangunan; (b)

konsistensi dengan Rencana Tata Ruang Daerah dan Rencana

Pembangunan Nasional/Daerah; (c) lokasi tanah; (d) ukuran

tanah yang dibutuhkan; (e) deskripsi status tanah (hukum

dan fisik); (f) estimasi masa pengambilalihan lahan; (g)

estimasi masa pelaksanaan konstruksi; (h) estimasi nilai

tanah; (i) rencana anggaran; dan (j) bahwa Rencana tersebut

Page 135: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

135

harus dibuat berdasarkan studi kelayakan yang disusun

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Langkah

terakhir adalah penyampaian Rencana Pengambilalihan Lahan

dalam Dokumen Kepentingan Umum kepada Gubernur dengan

dokumen pendukung yang lengkap.

7.5.2 Informasi yang Diperlukan untuk Pengambilalihan Lahan Umum

115. OP4.12 juga berlaku di mana tanah publik (tanah milik

Pemerintah Indonesia atau pemerintah daerah) dibeli,

dipindahkan, disewakan atau digunakan secara

informal/sementara oleh PT SMI. Ini juga mencakup

kenikmatan-kenikmatan. Sementara transaksi tanah mungkin

'sukarela' oleh lembaga pemerintah, mungkin ada pihak

ketiga yang menggunakan tanah (penyewa, pengguna lahan

informal, penghuni liar dll) yang akan tunduk pada

pemukiman kembali secara Paksa.

116. Dalam hal ini, PT SMI akan menyerahkan Ringkasan

Pemeriksaan Dampak Sosial kepada Bank Dunia, dengan

menggunakan informasi dari Proses Pemeriksaan Secara Rinci

(Merujuk pada Bagian 5.3). PT SMI akan mendokumentasikan

mekanisme pemindahan, jumlah tanah, apakah itu digunakan

dan untuk tujuan apa, dan jumlah, nama, jenis kelamin dan

status pengguna tanah (misalnya, penyewa, pengguna

informal).

Page 136: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

136

117. Untuk setiap sub-proyek yang memerlukan pemukiman kembali

secara paksa dari pihak ketiga dari tanah publik, PT SMI

akan menyusun LARAP, dan menyerahkan kepada Bank untuk

disetujui sebelum pelaksanaan pengambilalihan lahan. LARAP

akan mencakup penjelasan rinci tentang perencanaan dan

pelaksanaan pemukiman kembali sesuai dengan OP 4.12. Bank

Dunia. Ruang lingkup dan tingkat rincian LARAP akan

bervariasi dengan besarnya dan kompleksitas atas

permasalahan pengambilalihan lahan dan kompensasi. Rencana

tersebut akan menunjukkan jumlah dan kepemilikan persil

yang akan diambilalih atau tunduk pada sewa atau

kenikmatan, jumlah persil tanah yang terkena dampak,

perkiraan biaya tanah dan aset lainnya yang akan dibebaskan

atau tunduk pada akuisisi, tanggung jawab untuk pelaksanaan

dan jadwal untuk pengambilalihan. Bank Dunia akan meninjau

dan memastikan kesesuaian pengambilalihan lahan dan proses

pemukiman kembali pada OP4.12.

118. Setelah LARAP diberikan izin oleh Bank, LARAP akan

diungkapkan secara lokal di lokasi proyek dan di situs web

Infoshop Bank. PT SMI akan mereview afilisiasinya dan

memastikan bahwa pelaksanaan proyek ini sepenuhnya sesuai

dengan LARAP dan memberikan pemantauan yang memadai dan

pelaporan kegiatan yang ditetapkan dalam LARAP. Sebagai

bagian dari pelaksanaan LARAP, PT SMI akan memberikan

Page 137: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

137

laporan triwulanan mengenai kegiatan pengambilalihan lahan

kepada Bank Dunia, sebagai bagian dari laporan kemajuan

proyek secara keseluruhan. Laporan ini akan menunjukkan

jumlah dan kepemilikan tanah yang terkena dampak dan

statusnya saat ini, kemajuan negosiasi dan banding, dan

harga yang ditawarkan dan pada akhirnya dibayar (dilaporkan

sebagai jumlah meter persegi atas seluruh bidang tanah dan

ukuran area spesifik yang diambilalih, dan jumlah per meter

persegi). Pada akhir proyek dan sebagai bagian dari laporan

penyelesaian proyek, PT SMI akan memberikan Bank dengan

audit penyelesaian.

119. Bank Dunia mengawasi pelaksanaan LARAP untuk memastikan

kepatuhan dengan OP 4.12. Jika perlu, Bank Dunia dapat

menghubungi pihak yang terkena dampak untuk mengkonfirmasi

keabsahan dan menentukan apakah proses dan hasil telah

memenuhi OP/BP 4.12 atau tidak. Namun, setelah penentuan

lokasi selama tahap persiapan, setiap transaksi tanah hanya

dapat dilakukan ke BPN. Pembekuan tanah telah diterapkan

ketika penentuan lokasi efektif.

120. Berdasarkan sistem negara, entitas yang bertanggung jawab

atas kegiatan dalam tahap persiapan - termasuk proses

persetujuan LARAP – adalah PT SMI dan Pemerintah Daerah.

Setelah dokumen tersebut diajukan oleh PT SMI, Gubernur

akan membentuk Tim Persiapan untuk pengambilalihan lahan

Page 138: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

138

proyek. Berdasarkan instruksi Gubernur, Tim akan menyiapkan

'Penetapan Lokasi' mengikuti langkah-langkah di bawah ini:

a. Pemberitahuan rencana pembangunan;

b. Identifikasi rencana pembangunan;

c. Melakukan konsultasi publik mengenai rencana

pembangunan;

d. Pengumuman 'penentuan lokasi' (Penetapan Lokasi

Pembangunan);

e. Pengungkapan Penentuan Lokasi (yang akan dicetak dan

ditempatkan di Kantor Kelurahan), dan mengumumkan di

koran/media elektronik lokal.

7.6 Tanggal Akhir dan Kriteria yang Memenuhi Syarat untuk

Pihak-Pihak yang Terdampak

121. Setiap orang yang menderita kerugian atau kerusakan tanah, aset,

bisnis atau akses ke sumber daya produktif, sebagai akibat dari

pengambilalihan lahan secara Paksa atau pemukiman kembali,

berhak untuk mendapatkan kompensasi dan/atau bantuan pemukiman

kembali. Tanggal akhir kelayakan untuk kompensasi dan/atau

bantuan pemukiman kembali adalah hari terakhir selama

sensus/inventarisasi aset. Masyarakat yang terkena dampak akan

diinformasikan mengenai tanggal akhir melalui instansi yang

bertanggung jawab, orang tua dan tokoh masyarakat. Individu atau

kelompok yang tidak hadir pada saat pendaftaran tetapi yang

memiliki klaim yang sah atas keanggotaan dalam masyarakat yang

terkena dampak dapat diakomodasi.

Page 139: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

139

122. Berdasarkan sistem negara, tanggal akhir ditentukan selama

tahap implementasi setelah verifikasi kelayakan telah

dilakukan (Lihat Bagian 6.7). Kantor Pertanahan (BPN)

tingkat provinsi akan bertanggung jawab atas kegiatan tahap

pelaksanaan, yang memiliki kewenangan untuk mendelegasikan

ke tingkat kabupaten13. Sebelum tanggal akhir, Kantor

Pertanahan akan melakukan langkah-langkah ini:

a. Mengembangkan tim implementasi, termasuk di tingkat

lokal;

b. Persediaan, identifikasi dan pengungkapan hasil;

c. Pengajuan keberatan dan verifikasi.

7.7 Bukti Kelayakan

123. PT SIM melalui afiliasinya yang akan bertanggung jawab atas

pengambilalihan lahan akan mempertimbangkan berbagai

formulir bukti sebagai bukti kelayakan untuk orang-orang

yang terkena dampak yang tercantum dalam RPF, misalnya, hak

hukum formal, seperti sertifikat pendaftaran hak atas

tanah, surat perjanjian penyewaan rangkap dua, perjanjian

sewa-menyewa, kuitansi sewa, izin bangunan dan perencanaan,

izin operasi bisnis, dan tagihan utilitas; atau sebagai

pengganti dari dokumentasi formal, surat pernyataan yang

13 Keputusan Kepala Kantor Pertanahan 2 tahun 2.013 tentang Pendelegasian

Wewenang Hak atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.

Page 140: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

140

ditandatangani oleh pemilik tanah dan penyewa yang

disaksikan oleh pejabat berwenang administratif. Kriteria

untuk menetapkan klaim untuk kelayakan tanpa dokumentasi

apapun akan ditentukan berdasarkan kasus per kasus.

124. Hanya orang-orang yang terkena proyek yang disebutkan

selama sensus/inventarisasi aset harus memenuhi syarat

untuk mendapatkan kompensasi atau bantuan tambahan. Setiap

struktur baru atau penambahan pada struktur yang sudah ada

yang dilakukan setelah tanggal akhir tidak akan dianggap

terpengaruh, dan pemilik atau penghuni mereka tidak akan

dapat mengklaim kompensasi atau bantuan tambahan untuk ini,

kecuali mereka dapat menunjukkan bahwa sensus/inventarisasi

aset telah gagal untuk mengidentifikasi mereka sebagai

terkena dampak.

7.8 Kebijakan Penunjukkan

125. PAP berikut akan berhak untuk menilai kompensasi,

rehabilitasi, dan dukungan pemukiman kembali:

PAP kehilangan lahan, struktur, dan akses ke aset

tersebut, dan/atau harus pindah karena kehilangan mata

pencaharian, atau akses ke sumber pendapatan atau mata

pencaharian: Mereka dengan hak hukum penggunaan tanah

dan kepemilikan akan diberikan kompensasi atas tanah,

struktur dan aset ekonomi atas tanah dengan nilai

penggantian penuh. Mereka juga akan diberikan bantuan

Page 141: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

141

pemukiman kembali sejalan dengan persyaratan kebijakan

Bank Dunia.

PAP kehilangan hasil panen atau pohon yang memberikan

mata pencaharian atau pendapatan: PAP ini akan segera

dibayarkan secara penuh dengan nilai penggantian pohon,

berdasarkan nilai kumulatif untuk seluruh kehidupan

produktif serta nilai tanah yang kosong. Jika lahan

harus dibebaskan sebelum tanaman dipanen, pemilik juga

akan dikompensasi untuk estimasi nilai tanaman.

PAP sebagai penyewa tanah: Penyewa akan dibantu untuk

menemukan tanah alternatif untuk menyewa. Bantuan

transisi mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa mata

pencaharian penyewa 'tidak terpengaruh.

PAP yang merupakan pengguna tanah ilegal atau informal:

PAP tanpa hak hukum yang diakui atau klaim atas tanah

yang mereka tempati tidak akan diberikan kompensasi

atas tanah, tetapi hanya untuk struktur dan aset

lainnya (pohon) di tanah berdasarkan nilai penggantian.

Mereka yang menggunakan tanah secara tidak resmi untuk

tujuan pertanian atau penggembalaan akan dibantu untuk

menemukan daerah alternatif.

PAP kehilangan mata pencaharian mereka karena

pengambilalihan lahan secara Paksa: PAP ini juga berhak

atas bantuan pemukiman kembali.

Page 142: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

142

7.9 Biaya Penggantian Secara Penuh dan Perbaikan Mata

pencaharian

126. Kebijakan perlindungan Bank Dunia mensyaratkan bahwa

kompensasi harus dibayar dengan nilai penggantian selain

bantuan transisi. Tanah diganti dengan tanah dengan nilai

dan fasilitas yang sama. Aset mata pencaharian diganti

dengan aset dari nilai yang sama. Pembagian keuntungan

dijamin melalui mekanisme dukungan tambahan bilamana

mungkin.

7.10 Negosiasi Pengambilalihan Tanah/Transaksi Secara Sukarela

127. Negosiasi pengambilalihan tanah, atau transaksi secara

sukarela, akan menjadi metode yang lebih disukai untuk

membebaskan tanah. Lokasi situs pengeboran, dan

infrastruktur pendukung seperti akses jalan, adalah

fleksibel pada suatu titik, oleh karena itu, ada beberapa

negosiasi dimana lokasi dipilih berdasarkan 'kesediaan

pemilik tanah untuk menjual atau menyewa tanah.

128. PT SMI atau afiliasinya akan menerapkan prinsip-prinsip

berikut untuk negosiasi pengambilalihan tanah/transaksi

secara sukarela untuk tahap pengeboran eksplorasi:

Konsultasi Bermakna dengan PAP, termasuk konsultasi

tanpa hak kepemilikan yang sah atas tanah dan aset;

Penawaran harga yang wajar atas tanah dan aset lainnya

sebesar biaya pengganti. Pengurangan pajak penghasilan

Page 143: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

143

atas transaksi tanah akan dikomunikasikan secara

terbuka dengan dan disetujui oleh PAP;

Transparansi dalam negosiasi dengan PAP untuk

mengurangi risiko asimetri informasi dan kekuatan tawar

menawar para pihak. Pihak eksternal yang independen

akan terlibat untuk mendokumentasikan dan memvalidasi

proses negosiasi dan penyelesaian.

129. Berdasarkan sistem negara, pengambilalihan lahan hingga 5 ha

dapat dilakukan melalui mekanisme kesediaan pembeli –

kesediaan penjual. Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Indonesia Pasal 1458 tentang Jual dan Beli merinci prinsip-

prinsip dan garis besar kewajiban dan tanggung jawab

pembeli dan penjual. Berdasarkan Undang-undang ini,

mekanisme memiliki karakter wajib, di mana hak-hak yang

melekat pada tanah atau aset yang dijual tidak secara

otomatis dialihkan kepada pembeli. Tidak seperti transaksi

tanah yang dilakukan berdasarkan hukum adat, transaksi

tersebut masih mensyaratkan pengalihan hak kepemilikan

tanah. Pendaftaran tanah merupakan prasyarat untuk

mengalihkan tanah berdasarkan negosiasi pengambilalihan

lahan atau mekanisme kesediaan penjual dan pembeli

130. Peraturan Nasional Menteri Pertanian dan Kepala Badan

Pertanahan Nasional No 5/2012 menetapkan prosedur

pendaftaran tanah. Peraturan ini menjelaskan persyaratan

Page 144: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

144

proses pendaftaran tanah dan pengambilihan, dan menetapkan:

(i) langkah-langkah untuk melakukan skala dan pemetaan

koordinat tanah dan prosedur survei yang disetujui, (ii)

peraturan yang berkaitan dengan valuasi di pasar tanah,

(iii) dokumentasi yang diperlukan, (iv) publikasi resmi

atas klaim dan hak kepemilikan, (v) mekanisme keberatan,

(vi) prosedur verifikasi hak kepemilikan, dan (vii)

penerbitan sertifikat tanah.

131. ”Namun, penilaian aset yang terkena dampak berdasarkan

lingkup PPHEPB akan mengikuti prosedur seperti yang

ditentukan oleh UU 2 tahun 2012 dan peraturan pendukung, di

mana penilaian kompensasi harus dilakukan oleh "... Penilai

Independen dan Profesional yang memiliki lisensi dari

Departemen Keuangan sebagai Penilai publik dan terdaftar di

Badan Pertanahan Nasional (BPN)". Masyarakat Penilai

Indonesia (MAPPI) menerbitkan Standar Penilaian (SPI) 306,

Penilaian dalam Konteks Pengadaan Tanah untuk Pembangunan

untuk Kepentingan Umum, untuk mendukung pelaksanaan UU 2

tahun 2012. Standar Penilaian 306 berbagi prinsip-prinsip

yang sama seperti Hukum, yang mendasarkan pada penentuan

jumlah kompensasi pada prinsip-prinsip "manusia, keadilan,

kemanfaatan, kepastian, transparansi, perjanjian,

partisipasi, kesejahteraan, keharmonisan dan

keberlanjutan."

Page 145: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

145

132. Nilai Penggantian Wajar adalah nilai kepemilikan, yang sama

dengan nilai pasar properti, dengan memperhatikan unsur-

unsur seperti kerugian kepemilikan non-fisik yang timbul

dari pengambilalihan lahan. Definisi Penggantian Nilai

Wajar adalah sama dengan definisi kompensasi dalam UU 2

tahun 2012.

133. Ruang Lingkup Penilaian terdiri dari komponen fisik dan

non-fisik. Komponen fisik yang akan dikompensasi meliputi:

a) tanah; b) ruang di atas dan di bawah tanah; c) bangunan;

dan d) fasilitas dan fasilitas pendukung bangunan. Komponen

non-fisik yang akan dikompensasi meliputi:

• Hak Pelepasan pemilik tanah, akan diberikan sebagai

premi dalam istilah moneter berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang ada. Penggantian dapat mencakup

hal-hal yang berkaitan dengan: a) kehilangan pekerjaan

atau kerugian bisnis, termasuk perubahan profesi

(sehubungan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012

Pasal 33 huruf f Penjelasan); b) kerugian emosional

yang terkait dengan hilangnya tempat tinggal akibat

pengambilalihan tanah (dengan memperhatikan UU No 2

tahun 2012 Pasal 1 Ayat 10, Pasal 2 penjelasan dan

Pasal 9, ayat 2).

• Biaya transaksi, seperti biaya pemindahan dan pajak

yang terkait.

Page 146: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

146

• Kompensasi untuk masa tunggu, yaitu, pembayaran untuk

memperhitungkan perbedaan waktu antara tanggal

penilaian dan estimasi tanggal pembayaran.

• Hilangnya nilai sisa tanah, yang dapat dihitung atas

seluruh nilai tanah jika tidak bisa lagi digunakan

sebagaimana dimaksud.

• Biaya kerusakan dan perbaikan fisik atas bangunan dan

struktur di atas tanah, jika ada, sebagai akibat dari

pengambilalihan tanah.

Page 147: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

147

8 KERANGKA PERENCANAAN MASYARAKAT ADAT

8.1 Tujuan dan Prinsip

134. IPPF ini akan diterapkan ketika Masyarakat Adat (IP) hadir

di daerah pengaruh sub-proyek seperti yang diidentifikasi

selama proses pemeriksaan sosial dan lingkungan atau

kemudian selama ESIA. Afiliasi PT SMI bertanggung jawab

untuk melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi

persyaratan yang digariskan oleh kerangka ini.

135. Tidak ada definisi Masyarakat Adat yang diterima secara

universal. Masyarakat Adat dapat disebut di berbagai

negara dengan istilah-istilah seperti: adat etnis

minoritas, penduduk asli, suku bukit, bangsa minoritas,

suku terasing, negara pertama, atau kelompok suku

(dikenal di Indonesia sebagai Suku Terasing (Masyarakat

Adat Terisolasi) atau Kelompok Adat Terpencil (Masyarakat

Hukum Adat)).

136. Istilah "Masyarakat Adat" digunakan dalam arti umum untuk

merujuk kepada suatu kelompok sosial dan budaya yang

berbeda yang memiliki karakteristik berikut dalam tingkatan

yang berbeda:

• Identifikasi diri sebagai anggota kelompok budaya asli

yang berbeda dan pengakuan identitas ini oleh orang

lain;

Page 148: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

148

• Keterikatan kolektif terhahadap habitat yang berbeda

secara geografis atau wilayah leluhur di wilayah proyek

dan/atau sumber daya alam di dalam habitat dan wilayah;

• Budaya adat, ekonomi, sosial, atau lembaga politik adat

yang terpisah dari mereka yang mendominasi masyarakat

atau budaya;

• Bahasa asli, sering berbeda dari bahasa resmi negara

atau wilayah.

Memastikan apakah kelompok tertentu menganggap sebagai

Masyarakat Adat untuk tujuan yang mungkin memerlukan

penilaian teknis.

8.2 Peraturan perundang-undangan Indonesia berkaitan dengan

Perlindungan Masyarakat Adat

137. Ketika IP hadir dan terkena proyek, proyek harus memberikan

manfaat kepada dan perlu untuk mengelola dampak buruk pada

IP14. Kebijakan nasional Indonesia tentang Masyarakat Adat

meliputi: (1) Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 111/1999

tentang Pengembangan Masyarakat Adat Terisolasi (KAT), yang

memberikan definisi yang luas dari Masyarakat Adat dan

perlunya bantuan pemerintah; dan (2) Undang-Undang Nomor

14 Identifikasi IP berikut kriteria Bank (ayat 137). Identifikasi IP juga akan

memenuhi kriteria "Masyarakat Hukum Adat" -MHA- dirangkum dari Peraturan

Indonesia dan nilai-nilai setempat, serta informasi tambahan yang dikumpulkan

dari masing-masing kota.

Page 149: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

149

41/1999 tentang UU Kehutanan yang mendefinisikan hutan

adat.15

138. Peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan IP

adalah: UUD 1945 (Amandemen) Bab 18 Ayat #2 dan Bab 281 Ayat #3.

Keberadaan masyarakat adat diakui dalam Konstitusi Pasal 18 dan

Nota Penjelasan nya. Ini menyatakan bahwa dalam mengatur wilayah

pemerintahan sendiri dan masyarakat adat, pemerintah perlu

menghormati hak-hak leluhur wilayah mereka. Setelah amandemen,

pengakuan atas keberadaan masyarakat adat diberikan dalam Pasal

18 B Ayat 2 (tentang "masyarakat hukum adat" dan pemerintah

daerah) dan Pasal 28 I Ayat 3 ("masyarakat tradisional" dan Hak

Asasi Manusia).

139. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria (atau UU Dasar Agraria/UUPA). Pasal 2

Ayat 4, Pasal 3, dan Pasal 5 mengatur prinsip-prinsip umum

yang mengakomodasi pengakuan masyarakat adat, hak tanah

ulayat, dan hukum adat. Dalam perkembangan selanjutnya,

UUPA mengenai pengakuan hukum adat terkait dengan

"kepentingan nasional".

15 Salah satu perubahan mendasar terkait dengan Masyarakat Adat adalah

penerbitan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2012 yang mengubah

Pasal 1 angka 6 UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, yang kini telah menjadi

"hutan adat adalah hutan yang terletak di dalam wilayah masyarakat adat".

Sebelumnya, ada kata-kata "negara" dalam pasal tersebut. Dengan penghapusan

kata "negara" dari definisi tersebut, sekarang dipahami bahwa hutan adat kini

tidak lagi hutan Negara.

Page 150: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

150

140. UU Kehutanan (UU No. 5 Tahun 1967 dan Undang-Undang Nomor

41 Tahun 1999). UU ini membagi kawasan hutan menjadi dua

kategori: hutan negara dan hutan milik. Hutan negara adalah

hutan yang tumbuh di atas tanah yang tidak tercakup oleh

hak kepemilikan. Kategori hutan negara juga mencakup hutan

ulayat, atau hutan adat. Hutan milik adalah hutan yang

tumbuh di tanah yang tercakup oleh hak kepemilikan. Dengan

memasukkan hutan ulayat sebagai hutan negara, UU

mengabaikan hak ulayat masyarakat adat atas wilayah hutan

mereka.

141. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2012 memutuskan

bahwa ambiguitas utama dalam Pasal 1 Undang-Undang

Kehutanan Nomor 41 Tahun 1999 dan secara resmi diakui bahwa

hutan adat adalah hutan negara yang terletak di wilayah

masyarakat adat. Pasal 5 dari UU yang sama direvisi untuk

memberikan mandat bahwa kategori hutan negara tidak

mencakup hutan adat. Putusan itu dibuat demi sebuah

permohonan yang diajukan oleh Aliansi Masyarakat Adat

National di Indonesia, atau Aliansi Masyarakat Adat

Nusantara (AMAN) pada bulan Maret 2012.16

16 Pada tahun 1999, kongres masyarakat adat Indonesia berlangsung, yang

dihadiri oleh lebih dari 200 perwakilan masyarakat adat dari 121 masyarakat

adat. Kongres menyepakati untuk membentuk aliansi nasional masyarakat adat,

AMAN. Pada tahun 2001, AMAN memiliki 24 organisasi afiliasinya di pulau-pulau

Page 151: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

151

142. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Depdagri) Nomor 52 Tahun

2014 tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat

Adat, dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah daerah

mengenai masyarakat adat. Bupati/Walikota dapat membentuk

komite Masyarakat Adat di kabupaten/kota, yang berfungsi

untuk mengidentifikasi, memverifikasi dan memvalidasi

Masyarakat Adat. Hasil verifikasi dan validasi, kemudian

diserahkan kepada kepala daerah. Bupati/Walikota dapat

menerbitkan keputusan tentang pengakuan dan perlindungan

Masyarakat Adat berdasarkan rekomendasi komite.

143. Peraturan Menteri Kehutanan (Dephut) No. P.62/Menhut-

II/2013 (penyesuaian atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

P.44/2012) tentang Pembentukan Kawasan Hutan. Peraturan

Menteri Keuangan ini dikritik oleh AMAN karena menyamakan

kawasan hutan dengan hutan negara, yang mereka dianggap

bertentangan dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor

35/PUU-X/2012.

144. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri (Depdagri), Menteri

Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum dan Badan Pertanahan

Nasional Nomor 79/2014; No: PB.3/Menhut-11/2014; No:

17/PRT/m/2014: No: 8/SKB/X/2014 tentang Tata Cara untuk

dan provinsi. AMAN memiliki beberapa tujuan, termasuk pemulihan kedaulatan

kepada masyarakat adat atas hukum sosial ekonomi dan kehidupan budaya, dan

kontrol atas tanah dan sumber daya alam dan mata pencaharian lainnya.

Page 152: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

152

Menyelesaikan Konflik Pemilikan Tanah di Kawasan Hutan.

Peraturan ini mengakui bahwa ada hak-hak lain seperti hak

adat atas tanah hutan.

145. Peraturan Menteri Badan Pertanahan dan Pembangunan Tata

Ruang Nomor 9/2015 tentang Tata Cara Membangun Hak Tanah

Komunal di Tanah MHA dan Hidup Masyarakat di Daerah Khusus.

Peraturan ini mengatur hak komunal tidak hanya Masyarakat

Hukum Adat, tetapi juga kelompok orang yang berada dan

menggantungkan hidup di lahan yang sama. Masyarakat Hukum

Adat adalah sebuah komunitas terikat oleh hukum adat, baik

genealogis (nenek moyang) dan teritorial (kediaman yang

sama). Komunitas ini memiliki ikatan sosial-budaya dengan

tanah dan sumber daya untuk waktu yang lama. Sedangkan

"orang di daerah tertentu" adalah orang-orang yang

menguasai tanah selama setidaknya 10 tahun, yang bergantung

pada hasil hutan dan sumber daya alam, dan yang kegiatan

sosial-ekonomi yang ada terkait erat dengan daerah. Hak

komunal dibahas dalam Peraturan No. 9/2015 yang

kontroversial, karena mereka tidak membedakan sumber

legitimasi hak tanah komunal antara yang berdasarkan

keanggotaan untuk Masyarakat Hukum Adat versus penggunaan

lahan dan kepemilikan daerah dengan orang lain yang bukan

milik dari Komunitas selama jangka waktu yang diperpanjang.

Sebagai akibatnya, Peraturan ini telah mengangkat

Page 153: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

153

permasalahan hukum, yaitu persaingan klaim antara kedua

kelompok ini.

146. Undang-Undang Nomor 6/2014 mengakui keberadaan Desa Adat.

Pemerintah daerah diberdayakan untuk mengevaluasi batas

wilayah suatu Masyarakat Hukum Adat dan menunjuk Desa Adat

melalui peraturan daerah. Tiga kriteria yang harus

dipenuhi: 1) adat dan hak-hak Masyarakat Hukum Adat

tradisional terus dilakukan dan dipertahankan oleh anggota

kelompok, 2) pelestarian atas Desa Adat dengan semua adat

dan hak-hak sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan 3)

tujuannya adalah sejalan dengan prinsip-prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

8.3 Kebijakan Bank Dunia OP4. 10 tentang Masyarakat Adat

147. Kebijakan OP 4.10 Bank Dunia tentang Masyarakat Adat

mengakui bahwa Masyarakat Adat mungkin terkena berbagai

jenis risiko dan dampak dari proyek-proyek pembangunan.

Kebijakan ini mengharuskan proyek mengidentifikasi apakah

Masyarakat Adat terkena dampak proyek, dan secara tepat,

untuk melakukan kegiatan konsultasi khusus, dan

menghindari atau mengurangi dampak dari kelompok-kelompok

yang rentan. Lokasi kunjungan untuk mengkonfirmasi

kehadiran IP akan dilakukan sesuai dengan persyaratan yang

ditentukan dalam IPPF ini.

Page 154: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

154

8.4 Persyaratan Umum

8.4.1 Penghindaran atas Dampak yang Merugikan

148. Afiliasi PT SMI akan mengidentifikasi, melalui pemeriksaan

sosial dan lingkungan dan ESIA, komunitas Masyarakat Adat

yang mungkin ada di daerah pengaruh sub-proyek, serta

sifat dan tingkat kekayaan budaya sosial dan fisik yang

diharapkan, dampak lingkungan serta potensi manfaat kepada

mereka. PT SMI akan menghindari dampak merugikan apabila

dimungkinkan.

149. Ketika penghindaran tidak dimungkinkan, afiliasi PT SMI

akan meminimalkan, mengurangi atau mengkompensasi dampak

ini dengan cara yang sesuai dengan budaya. Tindakan yang

diusulkan akan dikembangkan dengan partisipasi informasi

dari Masyarakat Adat yang terkena dampak dan termasuk

dalam Rencana Pembangunan Masyarakat Adat (IPP) yang

terikat waktu, atau rencana pengembangan masyarakat yang

lebih luas, tergantung pada sifat dan skala dampak.

8.4.2 Pengungkapan Informasi, Konsultasi dan Partisipasi yang

Terinformasi

150. Afiliasi PT SMI akan membentuk hubungan yang berkelanjutan

dengan masyarakat adat yang terkena dampak sedini mungkin

dalam perencanaan sub-proyek dan sepanjang jangka waktu

sub-proyek. Dalam sub-proyek dengan akibat buruk pada

masyarakat adat yang terkena dampak, proses konsultasi akan

Page 155: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

155

memastikan konsultasi mereka bebas, dilakukan dan

diinformasikan sebelumnya, (FPIC) dan memfasilitasi

partisipasi informasi mereka pada hal-hal yang mempengaruhi

mereka secara langsung, seperti langkah-langkah mitigasi

dampak yang diusulkan, berbagi manfaat dan peluang

pembangunan, dan isu-isu implementasi. Proses keterlibatan

masyarakat harus sesuai secara budaya dan sejalan dengan

potensi risiko dan dampak terhadap masyarakat adat. Secara

khusus, proses akan mencakup langkah-langkah berikut:

a. Libatkan badan perwakilan Masyarakat Adat (misalnya,

antara lain dewan tetua atau dewan desa);

b. Bersifat inklusif terhadap keduanya baik perempuan

maupun laki-laki dan dari berbagai kelompok umur yang

berbeda dengan cara yang sesuai budaya;

c. Menyediakan waktu yang cukup untuk proses pengambilan

keputusan kolektif IP ';

d. Memfasilitasi ekspresi IP atas pandangan mereka,

kepedulian, dan proposal dalam bahasa pilihan mereka,

tanpa manipulasi eksternal, gangguan, atau paksaan, dan

tanpa intimidasi;

e. Pastikan bahwa mekanisme pengaduan yang ditetapkan

untuk proyek ini adalah budaya yang tepat dan dapat

diakses untuk masyarakat adat; dan

Page 156: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

156

f. Pastikan bahwa IPP tersedia untuk masyarakat adat yang

terkena dampak dalam bentuk, cara dan bahasa yang

tepat.

8.4.3 Manfaat Pembangunan

151. Melalui proses FPIC dan partisipasi informasi dari

masyarakat adat yang terkena dampak, afiliasi PT SMI akan

mengidentifikasi peluang untuk manfaat pembangunan budaya

yang sesuai. Kesempatan tersebut harus sepadan dengan

tingkat dampak proyek, yang bertujuan untuk meningkatkan

standar hidup mereka dan mata pencaharian dengan cara yang

sesuai dengan budaya, dan untuk mendorong keberlanjutan

jangka panjang dari sumber daya alam dimana mereka

bergantung. PT SMI akan mendokumentasikan manfaat

pembangunan dan menyediakannya secara cepat dan tepat.

8.5 Persyaratan Khusus

152. Karena Masyarakat Adat mungkin sangat rentan dengan keadaan

proyek, persyaratan yang tepat akan diperlukan seperti yang

dijelaskan di bawah ini. Ketika salah satu dari kasus-kasus

khusus berlaku, afiliasi PT SMI akan mempekerjakan dengan

melibatkan ahli eksternal yang berkualitas untuk membantu

dalam melakukan Penilaian Sosial dan memastikan inklusi

yang memadai mereka di IPP atau Rencana Pengembangan

Masyarakat.

Page 157: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

157

8.5.1 Dampak atas Tanah Tradisional atau Tanah Adat Berdasarkan

Penggunaan

153. Masyarakat Adat sering dikaitkan dengan tanah adat mereka,

serta sumber daya alam dan budaya atas tanah. Sementara

tanah mungkin tidak berada di bawah kepemilikan 'hukum'

sesuai dengan hukum nasional, penggunaan lahan, termasuk

penggunaan musiman atau siklus, oleh masyarakat adat untuk

mata pencaharian mereka, atau tujuan budaya, upacara, atau

spiritual yang menentukan identitas dan komunitas mereka,

dapat dibuktikan dan harus sepatutnya didokumentasikan.

154. Jika lokasi sub-proyek diputuskan untuk berada di tanah

tradisional atau adat, dan dampak yang merugikan diharapkan

pada mata pencaharian, atau penggunaan budaya, upacara,

atau spiritual yang menentukan identitas dan komunitas

Masyarakat Adat, afiliasi PT SMI akan menghormati

penggunaannya dengan mengambil langkah-langkah berikut:

a. afiliasi PT SMI mendokumentasikan upaya untuk

menghindari atau setidaknya meminimalkan jejak proyek

yang diusulkan;

b. Para ahli harus dilibatkan untuk mendokumentasikan

penggunaan lahan bekerjasama dengan masyarakat adat

yang terkena dampak tanpa mengurangi klaim tanah

mereka;

Page 158: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

158

c. Komunitas masyarakat adat yang terkena dampak

diberitahukan tentang hak-hak mereka sehubungan dengan

tanah mereka berdasarkan hukum nasional, khususnya

mengakui hak-hak adat atau penggunaan;

d. afiliasi PT SMI menawarkan kompensasi yang adil untuk

komunitas Masyarakat Adat yang terkena dampak dan

proses yang tepat yang sama dengan orang-orang dengan

kepemilikan tanah secara legal penuh, serta peluang

pengembangan yang sesuai dengan budaya (seperti

mekanisme pembagian keuntungan); dan/atau berbasis

lahan dan/atau dalam bentuk kompensasi sebagai

pengganti kompensasi tunai jika memungkinkan;

e. afiliasi PT SMI mengadakan negosiasi dengan itikad baik

dengan komunitas masyarakat adat yang terkena dampak,

dan mendokumentasikan informasi partisipasi dan hasil

dari negosiasi.

8.5.2 Relokasi Masyarakat Adat dari Tanah Tradisional atau

Tanah Adat

155. Afiliasi PT SMI akan mempertimbangkan rancangan proyek

alternatif untuk menghindari relokasi Masyarakat Adat dari

tanah tradisional atau adat yang dimiliki mereka secara

komunal. Jika relokasi tersebut tidak dapat dihindari,

proyek tidak akan dilanjutkan, kecuali afiiasi mengadakan

negosiasi dengan itikad baik dengan komunitas masyarakat

Page 159: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

159

adat yang terkena dampak, dan mendokumentasikan partisipasi

informasi mereka dan hasil yang sukses dari negosiasi.

Setiap relokasi Masyarakat Adat harus konsisten dengan

kebijakan perlindungan Bank Dunia OP. 4.12 Tentang

Pemukiman Kembali secara Paksa. Apabila memungkinkan,

Masyarakat Adat yang direlokasi harus dapat kembali ke

tanah tradisional atau adat mereka, jika alasan untuk

relokasi mereka tidak ada lagi.

8.5.3 Sumber daya Budaya

156. Jika proyek mengusulkan untuk menggunakan sumber daya

budaya, pengetahuan, atau praktik Masyarakat Adat untuk

tujuan komersial, PT SMI akan memberitahu mereka tentang:

(i) hak-hak mereka berdasarkan hukum nasional; (Ii) ruang

lingkup dan sifat pembangunan komersial yang diajukan; dan

(iii) konsekuensi potensial dari pembangunan tersebut. PT

SMI tidak akan melanjutkan komersialisasi tersebut kecuali:

(i) mengadakan negosiasi dengan itikad baik dengan

komunitas masyarakat adat yang terkena dampak; (Ii)

mendokumentasikan partisipasi informasi mereka dan hasil

yang sukses dari negosiasi; dan (iii) menyediakan untuk

pembagian yang adil dan merata atas keuntungan dari

komersialisasi pengetahuan atau praktik yang sesuai dengan

kebiasaan dan tradisi mereka. Namun, hasil PPHEPB seperti

ini kecil kemungkinan terjadi.

Page 160: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

160

Page 161: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

161

9 KONSULTASI DAN PENGUNGKAPAN

9.1 Konsultasi Kerangka Perlindungan

157. ESMF tunduk pada konsultasi publik sebelum finalisasi.

Lembaga pemangku kepentingan pokok, seperti Kementerian

Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,

pemerintah daerah, LSM, sektor swasta, akademisi,

media/pers, dll. akan diundang untuk mengadakan lokakarya

konsultasi yang diselenggarakan di Jakarta. Konsultasi akan

dibagi menjadi dua hari; hari pertama adalah untuk badan-

badan pemerintah, sektor swasta dan media; dan hari kedua

untuk LSM dan universitas.

158. Dokumen kerangka akan dibagi terlebih dahulu dengan

perwakilan dari lembaga-lembaga untuk memungkinkan masukan

konstruktif yang akan diberikan di lokakarya. Diskusi akan

berfokus pada kemudahan penggunaan dan pelaksanaan ESMF,

kecukupan mekanisme mitigasi perlindungan, dan kebutuhan

pelatihan bagi para pemangku kepentingan. Setelah

konsultasi, masukan pemangku kepentingan akan dicatat dan

dipertimbangkan sepatutnya untuk finalisasi ESMF. ESMF

final akan diungkapkan kepada publik di situs web PT SMI

dan Infoshop Bank Dunia.

Page 162: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

162

9.2 Pedoman Praktik yang Baik tentang Konsultasi Penasihat

Teknik

159. Konsultan akan dilibatkan untuk menyusun pedoman praktik

yang baik, yang akan memerlukan analisis pemangku

kepentingan. Para konsultan akan terlibat dengan para

pemangku kepentingan utama sepanjang roses pengumpulan dan

berbagi informasi. Lembaga pemangku kepentingan kunci

termasuk Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (EBTKE), Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan, Badan Geologi, LSM, sektor swasta, lembaga

donor dan universitas. Rancangan dokumen pedoman akan

dibagi dengan perwakilan dari lembaga-lembaga, dan

diungkapkan di situs web PT SMI untuk diberikan komentar

dari publik yang lebih luas. Lokakarya akan diselenggarakan

untuk membahas isu-isu penting dan membantu finalisasi

dokumen.

9.3 Keterlibatan dan Konsultasi Pemangku Kepentingan atas Sub

Proyek Panas Bumi

160. Divisi Perlindungan Lingkungan dan Sosial di bawah

Direktorat Manajemen Risiko PT SMI (ESSBCM-Perlindungan

Lingkungan dan Sosial serta Pengelolaan Bisnis

Berkelanjutan) akan memimpin penyusunan ESIA, RPLS, LARAP

atau IPP. Dalam penyusunan TOR untuk pekerjaan ini, akan

memberikan kegiatan konsultasi kepada para pemangku

Page 163: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

163

kepentingan secara rinci yang akan dilakukan oleh (para)

konsultan. PT SMI akan memimpin konsultasi publik dengan

dukungan dari konsultan dan pemerintah daerah. PT SMI akan

memastikan bahwa PT SMI memiliki dukungan yang diperlukan

untuk melaksanakan konsultasi, serta pembeli setempat dan

dukungan untuk rencana, yang disusun untuk mengurangi

dampak proyek.

9.3.1 Identifikasi Para pemangku kepentingan

161. PT SMI akan mengidentifikasi dan menyusun daftar pemangku

kepentingan lebih awal dalam kelayakan proyek dan pada

tahap pemeriksaan dasar, yang akan dikembangkan lebih

lanjut melalui tahap pemeriksaan secara rinci. Konsultan

pelindung akan diminta untuk melakukan analisis para

pemangku kepentingan sebelum proses konsultasi. Pemangku

kepentingan akan bervariasi tergantung pada lokasi sub-

proyek, namun diharapkan untuk menyertakan: masyarakat tuan

rumah, pemilik tanah dan pengguna, LSM lingkungan dan

sosial, lembaga pemerintah daerah, pemegang/pemilik konsesi

kehutanan, departemen kehutanan, departemen konservasi,

universitas dan organisasi peneliti lainnya dan pemilik

bisnis. Analisis pemangku kepentingan harus: a)

mengidentifikasi individu dan kelompok yang memiliki

kepentingan dalam proyek tersebut dan mereka yang

diharapkan akan terkena dampak proyek, b) mengidentifikasi

Page 164: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

164

ahli dan informan kunci, c) menentukan perangkat komunikasi

yang sesuai.

9.3.2 Prinsip-prinsip Konsultasi

162. Prinsip-prinsip konsultasi adalah:

a. Memberikan informasi yang jelas, faktual dan akurat

secara transparan secara terus-menerus kepada pemangku

kepentingan masyarakat melalui konsultasi bebas yang,

diinformasikan terlebih dahulu;

b. Mendengarkan dan belajar tentang budaya dan kearifan

lokal dan sosial;

c. Memberikan kesempatan bagi para pemangku kepentingan

masyarakat untuk mengangkat isu-isu, memberikan saran

dan menyuarakan kepedulian dan harapan terkait Proyek

tersebut;

d. Terlibat dengan perempuan, laki-laki, tua, muda dan

anggota masyarakat yang rentan, serta orang-orang yang

mempunyai wewenang dan kekuasaan;

e. Menyediakan masukan kepada para pemangku kepentingan

tentang bagaimana kontribusi mereka telah

dipertimbangkan dalam pengembangan penilaian dan

perencanaan yang relevan;

f. Membangun kapasitas antara para pemangku kepentingan

masyarakat untuk menafsirkan informasi yang diberikan

kepada mereka;

Page 165: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

165

g. Memperlakukan semua pemangku kepentingan dengan hormat,

dan memastikan bahwa semua personil proyek dan

kontraktor dalam berkomunikasi dengan para pemangku

kepentingan masyarakat melakukan hal serupa;

h. Menanggapi isu dan permintaan perizinan; dan

i. Membangun hubungan yang konstruktif dengan pemangku

kepentingan masyarakat yang diketahui memiliki pengaruh

melalui komunikasi yang sesuai.

9.3.3 Rencana Konsultasi

163. Konsultasi akan terjadi setidaknya dua kali: pertama selama

persiapan ESIA dan pengumpulan data dasar, dan lainnya

selama presentasi draft ESIA dan EMP. Konsultasi yang lebih

mungkin diperlukan jika terdapat masyarakat adat di wilayah

proyek, orang rentan di antara komunitas tuan rumah,

reseptor lingkungan sensitif dan dampak signifikan yang

membutuhkan komunikasi awal dan berkelanjutan dengan para

pemangku kepentingan. Konsultasi khusus dengan orang yang

terkena dampak pengambilalihan lahan dan pemukiman kembali

secara paksa, dan dengan komunitas Masyarakat Adat, harus

direncanakan sebagai tambahan terhadap konsultasi proyek

secara umum.

164. Konsultan pelindung akan menyusun rencana konsultasi

tertentu untuk setiap sub-proyek. Ini akan mencakup metode

dan prosedur sebagai berikut:

Page 166: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

166

Analisis pemangku kepentingan – siapa yang akan

dikonsultasikan, bagaimana, kapan, oleh siapa, seberapa

sering;

Bagaimana perempuan dan anggota masyarakat yang rentan

akan dikonsultasikan;

Peran dan tanggung jawab untuk mengkoordinasikan,

melakukan dan menindaklanjuti konsultasi (PT SMI,

Konsultan Pengelolaan Eksplorasi (KPE), konsultan

pelindung, dan pemerintah daerah);

komunikasi publik (lihat di bawah) termasuk bagaimana

masyarakat dapat berhubungan dengan PT SMI;

Rencana Pengungkapan - apa yang akan diungkapkan,

kapan, dan bagaimana;

Bagaimana umpan balik akan dikelola;

Daftar bahan dan alat yang akan digunakan.

9.4 Perangkat Konsultasi Publik

165. Komunikasi selama pengembangan sub-proyek akan melibatkan

mencari dan menyampaikan informasi, dan mencapai

kesepakatan melalui dialog. Tabel berikut merangkum

beberapa teknik yang paling umum yang digunakan untuk

menyampaikan informasi kepada masyarakat dan masing-masing

keunggulan dan kerugian. Konsultan pelindung dapat

Page 167: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

167

menggunakan teknik ini dalam mengembangkan Rencana

Konsultasi.

Tabel 5 Teknik untuk menyampaikan informasi kepada publik

Technique Key points Advantages Disadvantages

Materi

yang

dicetak

Buletin informasi,

brosur, laporan:

Teks harus sederhana

dan non-teknis dan

relevan untuk

pembaca

Memberikan petunjuk

yang jelas tentang

cara untuk

mendapatkan

informasi lebih

lanjut

Langsung

Dapat

menyampaikan

informasi

secara rinci

Biaya-efektif

Menghasilkan

catatan

komunikasi

permanen

Menuntut

keterampilan

dan sumber daya

khusus

Tidak efektif

untuk para

pemangku

kepentingan

yang buta huruf

Tampilan

dan

lampiran-

lampiran

Dapat melayani baik

untuk

menginformasikan dan

untuk mengumpulkan

komentar

Harus ditempatkan di

mana kelompok

Dapat mencapai

pihak yang

sebelumnya

tidak diketahui

tuntutan

minimal

masyarakat

Biaya persiapan

dan staf

Tidak Cukup

tanpa teknik

pendukung

Page 168: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

168

Technique Key points Advantages Disadvantages

sasaran berkumpul

atau berlalu secara

berkala

Media

cetak

Koran, siaran pers,

dan konferensi pers

semua dapat

menyebarkan sejumlah

besar dan berbagai

informasi

Mengidentifikasi

koran yang mungkin

akan tertarik dalam

proyek dan untuk

mencapai target

audiens

Menawarkan

cakupan

nasional dan

lokal

Dapat mencapai

banyak orang

dewasa yang

terpelajar

Dapat

memberikan

informasi

secara rinci

Kehilangan

kontrol

kehadiran

Hubungan dengan

media yang

banyak tuntutan

Tidak termasuk

buta huruf dan

miskin

Media

elektronik

Radio, internet,

media sosial, dan

video: Menentukan

cakupan (media

sosial, internet,

atau radio), jenis

viewer; objektivitas

Dapat dianggap

otoritatif

Banyak orang

memiliki akses

ke radio dan

ponsel

Media sosial

Merugikan

mereka yang

tidak memiliki

ponsel /akses

internet

Page 169: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

169

Technique Key points Advantages Disadvantages

yang dirasakan, dan

jenis siaran yang

ditawarkan.

Menentukan bagaimana

menyebarkan alamat

tagar / web media

sosial dll. kepada

audiens.

murah

Iklan

Berguna untuk

mengumumkan

pertemuan publik

atau kegiatan

lainnya

Efektivitas

tergantung pada

persiapan yang baik

dan penargetan

Mendapatkan

kembali kontrol

kehadiran

Dapat

menimbulkan

kecurigaan

Sesi

informasi

formal

Target pengarahan:

Bisa diatur oleh

sponsor proyek atau

sesuai permintaan,

untuk kelompok

Berguna untuk

kelompok dengan

masalah

tertentu

Dapat

meningkatkan

harapan yang

tidak realistis

Page 170: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

170

Technique Key points Advantages Disadvantages

masyarakat tertentu,

LSM dll.

Memungkinkan

diskusi rinci

tentang isu-isu

tertentu

Sesi

informasi

informal

Open House,

Kunjungan Lokasi,

dan Kantor Proyek:

Audiens yang dipilih

dapat memperoleh

informasi dari

tangan pertama atau

berinteraksi dengan

staf proyek.

Kunjungan harus

didukung dengan

materi tertulis yang

lebih rinci atau

briefing atau

konsultasi tambahan.

Memberikan

informasi

secara rinci

Berguna untuk

membandingkan

alternatif

Segera dan

langsung

Berguna ketika

proyek kompleks

keprihatinan

lokal

dikomunikasikan

kepada staf

Dapat membantu

mencapai para

pemangku

kepentingans

Kehadiran sulit

untuk

diprediksi,

menimbulkan

nilai

pembangunan

konsensus yang

terbatas

Dapat menuntut

perencanaan

yang cukup

kantor proyek

mungkin mahal

untuk

dioperasikan

dapat mahal

untuk

beroperasi

Page 171: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

171

Technique Key points Advantages Disadvantages

bukan penduduk Hanya mencapai

sekelompok

kecil orang

Sumber: buku Sumber Penilaian Lingkungan Hidup Bank Dunia,

Nomor 26

Tabel 6 Teknik untuk mendengar publik

Technique Key points Advantages Disadvantages

Teknik survei

Wawancara, survei

formal, jajak

pendapat dan

kuesioner dengan

cepat dapat

menunjukkan siapa

yang tertarik dan

mengapa

Mungkin

terstruktur

(menggunakan

kuesioner tetap)

atau non-

terstruktur

pewawancara

Menunjukkan

bagaimana

kelompok ingin

terlibat

Memungkinkan

komunikasi

langsung dengan

masyarakat

Membantu

mengakses

pandangan

mayoritas

Kurang rentan

terhadap

pengaruh

Wawancara

yang lemah

akan kontra

produktif

Biaya tinggi

Membutuhkan

spesialis

untuk

menyampaikan

dan

menganalisis

Pertukaran

antara

keterbukaan

dan validitas

Page 172: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

172

Technique Key points Advantages Disadvantages

berpengalaman atau

surveyor yang

terbiasa dengan

proyek yang harus

digunakan

Pra pengujian

pertanyaan

pertanyaan-

pertanyaan

pembuka-penutup

merupakan yang

terbaik

kelompok vokal

Mengidentifikasi

kepedulian

terkait dengan

kelompok sosial

Hasil perwakilan

statistik

Dapat menjangkau

orang-orang yang

tidak dalam

kelompok

terorganisir

statistik

Pertemuan

kecil

seminar umum, atau

kelompok fokus

menciptakan

pertukaran

informasi formal

antara sponsor dan

masyarakat; dapat

terdiri dari

individu-individu

yang dipilih

Memungkinkan

diskusi rinci

dan terfokus

Dapat bertukar

informasi dan

argumen

Cepat, pemantau

berbiaya rendah

untuk mengetahui

keinginan

Kompleks

untuk diatur

dan

dijalankan

Dapat

dialihkan

oleh

kelompok-

kelompok

Page 173: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

173

Technique Key points Advantages Disadvantages

secara acak atau

anggota kelompok

sasaran; ahli

dapat diundang

untuk bertindak

sebagai nara

sumber.

masyarakat Suatu

cara untuk

menjangkau

kelompok

marjinal

minat khusus

Tidak

objektif atau

valid secara

statistik

Mungkin

terlalu

dipengaruhi

oleh

moderator

Pertemuan

besar

Pertemuan-

pertemuan publik

memungkinkan

masyarakat untuk

merespon langsung

pada presentasi

formal oleh

sponsor proyek.

Pertemuan yang

efektif

membutuhkan ketua

Berguna untuk

audiens tingkat

menengah

Memungkinkan

tanggapan

langsung dan

umpan balik

Memperkenalkan

kelompok

kepentingan yang

berbeda

Tidak cocok

untuk diskusi

rinci

Tidak pas

untuk

membangun

konsensus

Dapat

dialihkan

oleh

kelompok-

Page 174: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

174

Technique Key points Advantages Disadvantages

yang kuat, agenda

yang jelas, dan

presenter atau

narasumber yang

baik.

kelompok

minat khusus

Kehadiran

sulit untuk

diprediksi

Masyarakat

penyelenggara/

pendukung

Pekerjaan ini erat

dengan kelompok

yang dipilih untuk

memfasilitasi

kontak informal,

mengunjungi rumah-

rumah atau tempat

kerja, atau hanya

tersedia untuk

umum.

Memobilisasi

kelompok yang

sulit dijangkau.

Potensi

konflik

antara

pengusaha dan

klien

Waktu yang

dibutuhkan

untuk

mendapatkan

umpan balik

Sumber: buku Sumber Penilaian Lingkungan Hidup Bank Dunia,

Nomor 26

Page 175: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

175

10 PENGATURAN KELEMBAGAAN DAN PEMBANGUNAN KAPASITAS

166. Keberhasilan pelaksanaan ESMF, RPF dan IPPF tergantung pada

para pemangku kepentingan proyek. Bab ini memberikan

gambaran tentang pengaturan kelembagaan dari PPHEPB ini,

dan tanggung jawab masing-masing para pemangku kepentingan

untuk mengoperasikan instrumen perlindungan. Ini juga

mengatur analisis kapasitas PT SMI sebagai Badan Pelaksana

dengan tanggung jawab perlindungan utama dan rencana

pembangunan kapasitas.

10.1 Peran dan Tanggung Jawab Kelembagaan

Gambar 2 Kerangka Kelembagaan PPHEPB

Page 176: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

176

Tabel 4 Peran dan Tanggung Jawab Perlindungan

Kelembagaan Peran dan Tanggung Jawab

Manajemen

PT SMI

Menyediakan sumber daya yang cukup (staf dan

anggaran) untuk staf dan konsultan PT SMI dalam

menjalankan peran dan tanggung jawab mereka

PT SMI –

Unit

Pengelolaan

Proyek

dengan KPE

Keterlibatan staf dengan keahlian pengawasan

perlindungan untuk memastikan pengawasan yang

memadai dan kepatuhan penuh pada semua dokumen

perlindungan.

Integrasi laporan pemeriksaan perlindungan dan

temuan-temuan ke dalam desain proyek dan

spesifikasi.

Memastikan bahwa desain teknisi yang berkualitas

merancang dan memberikan spesifikasi untuk kolam

penyimpanan, dan konstruksi kolam, manajemen dan

dekomisioning diawasi dan dipantau.

Integrasi RPLS, UKL/UPL, LARAP dan IPP ke dalam

desain proyek, spesifikasi, dokumen tender, dokumen

kontrak untuk kontraktor.

Menyediakan anggaran yang memadai dan kerangka

waktu untuk pengawasan perlindungan dan pelaksanaan

selama pengeboran.

Pengawasan ESMP kontraktor, manajemen kepatuhan,

Page 177: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

177

Kelembagaan Peran dan Tanggung Jawab

manajemen ketidaksesuaian, dan penerbitan hukuman

sehari-hari, dengan laporan kepada PT SMI Divisi

ESS&BCM.

Membantu PT SMI Divisi ESS&BCM untuk menyelidiki

insiden dan keluhan, dan menyelesaikan masalah.

Memberikan pelatihan kepada kontraktor yang

diperlukan mengenai hal-hal teknis untuk mitigasi

dampak lingkungan dan sosial (misalnya kontrol

sedimen dan erosi).

Mengintegrasikan penilaian perlindungan dan output

ke dalam penilaian kelayakan untuk tender

pembangunan prospek panas bumi.

PT SMI

Divisi

ESS&BCM

Mengelola perlindungan melalui rencana pengelolaan,

melacak sumber, tugas, jangka waktu dll untuk

setiap sub-proyek.

Checklist pemeriksaan dasar untuk setiap sub-proyek

eksplorasi panas bumi.

Checklist pemeriksaan secara rinci, termasuk

pengelolaan output konsultan ', untuk masing-masing

sub-proyek eksplorasi panas bumi.

Mengawasi dan memberikan laporan pemeriksaan untuk

BG, PT SMI dan KPE.

Page 178: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

178

Kelembagaan Peran dan Tanggung Jawab

Menyusun TOR untuk instrumen perlindungan sub-

proyek, anggaran estimasi dan mengelola pengadaan

perlindungan konsultan.

Mengelola penyusunan instrumen oleh konsultan,

meninjau rancangan instrumen perlindungan dan

memberikan komentar. Instrumen perlindungan yang

jelas untuk proses pengungkapan dan persetujuan.

Memimpin konsultasi sub-proyek, dalam kemitraan

dengan konsultan perlindungan dan pemerintah

daerah.

Mereview TOR untuk TA untuk dimasukkan pada aspek

perlindungan.

Mereview laporan TA, khususnya Materi Pedoman

Praktik yang Baik, untuk perlakuan yang tepat dari

perlindungan.

Mereview rancangan laporan kelayakan dan Laporan

Kapasitas Sumber Daya yang Tersirat dan memberikan

komentar.

Mereview rancangan spesifikasi teknis, dokumen

penawaran, kontrak kontraktor yang disusun oleh PT

SMI dan Manajer Proyek KPE dan memberikan komentar.

Page 179: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

179

Kelembagaan Peran dan Tanggung Jawab

Afiliasi PT

SMI

Melaksanakan ESMP sub-proyek dan UPL/UKL, termasuk

mengelola pemantauan yang bukan merupakan tanggung

jawab Kontraktor.

Menerapkan LARAP, termasuk pengawasan terhadap

konsultan.

Melaksanakan IPP, termasuk pengawasan terhadap

konsultan.

Kontraktor Audit ESMP secara berkala, termasuk

kunjungan lapangan dan audit laporan.

Mengelola mekanisme penanganan keluhan (GRM),

termasuk koordinasi dengan GRM kontraktor.

Menindaklanjuti dan menyelesaikan insiden, keluhan

dan ketidaksesuaian.

Memberikan masukan dan rekomendasi perlindungan

kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

untuk tender prospek panas bumi. Tim harus bersedia

untuk menyajikan informasi kepada tim yang lebih

luas yang mungkin bertentangan dengan penilaian

teknis dan ekonomi kelayakan, untuk mencegah dampak

yang signifikan yang berpotensi dari pengembangan

panas bumi.

Memberikan pelatihan kepada PT SMI dan Manajemen

Page 180: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

180

Kelembagaan Peran dan Tanggung Jawab

Proyek KPE dan Tim Pengawasan terhadap pelaksanaan

instrumen perlindungan dan sistem manajemen

perlindungan PT SMI.

Memberikan pelatihan teknis kepada kontraktor pada

GRM, pengelolaan pengaduan, keterlibatan masyarakat

dan aspek lain dari mitigasi dampak lingkungan dan

sosial jika diperlukan, atau merekrut konsultan

untuk melakukan pelatihan.

Pelaporan perlindungan secara triwulanan kepada

Bank Dunia dan pemangku kepentingan lainnya.

Menjaga dan memperbarui dokumen kerangka kerja yang

diperlukan.

Konsultan

Pelindung

Menyusun pemeriksaan perlindungan secara rinci.

Menyusun instrumen perlindungan.

Menyusun Rencana Konsultasi dan membantu PT SMI

dengan konsultasi.

Menerapkan LARAP atas nama PT SMI.

Menyediakan layanan pemantauan lingkungan dan

sosial sebagai bagian dari implementasi RPLS,

UPL/UKL, LARAP.

Memberikan TA untuk proyek-proyek seperti

Page 181: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

181

Kelembagaan Peran dan Tanggung Jawab

pelaksanaan IPP atau pengelolaan keanekaragaman

hayati dan perjanjian kemitraan hutan di bawah

RPLS.

Menyediakan jasa manajemen GRM.

Memberikan pelatihan khusus kepada ESMP Kontraktor,

mitigasi dan pengelolaan dampak selama pengeboran,

konstruksi jalan dll, sistem manajemen pengamanan,

konsultasi dan topik lain yang dibutuhkan.

Kontraktor Kepatuhan penuh dengan RPLS dan UPL/UKL terhadap

seluruh kontrak.

Penyediaan Manajer Perlindungan di lokasi di

seluruh Kontrak.

Menyusun ESMP Kontraktor komprehensif sebelum

pekerjaan dimulai.

Melaksanakan ESMP Kontraktor terhadap seluruh

Kontrak, termasuk keterlibatan masyarakat,

menghindari dan mengelola dampak, pemantauan, GRM,

pengelolaan insiden, pelatihan dan tugas-tugas

lainnya.

Membangun, memelihara dan menonaktifkan kolam

sesuai dengan desain dan spesifikasi yang

disediakan oleh teknisi yang berkualitas dan

Page 182: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

182

Kelembagaan Peran dan Tanggung Jawab

berpengalaman.

Mematuhi hukum Indonesia dan memperoleh izin apapun

yang diperlukan (limbah berbahaya, peledakan dan

bahan peledak, dll).

Memberikan laporan kepada KPE dan PT SMI.

Menjalani pelatihan yang diperlukan. Memastikan

semua staf sudah dilatih secara tepat, dan memiliki

peralatan pelindung yang sesuai setiap saat.

Ahli

Spesialis

Perlindungan

Bank Dunia

Mengawasi pelaksanaan kerangka perlindungan PPHEPB

dan instrumen sub-proyek melalui kunjungan lapangan

dan komunikasi dengan PT SMI Divisi ESS&BCM,

manajer proyek PT SMI dan KPE.

Memberikan pelatihan mengenai instrumen

perlindungan, pemeriksaan lingkungan dan sosial,

penilaian dan manajemen dampak, pengobatan kegiatan

terkait dan aspek lain dari kebijakan perlindungans

Bank Dunia.

Menyediakan pelatihan teknis yang relevan (atau

melibatkan konsultan spesialis).

Menerima laporan perlindungan triwulan dan

memberikan komentar.

Menindaklanjuti insiden signifikan yang berkaitan

Page 183: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

183

Kelembagaan Peran dan Tanggung Jawab

dengan pembuangan, kesehatan dan keselamatan

(pekerja atau masyarakat), kerusuhan masyarakat,

pengambilalihan tanah dan pemulihan mata

pencaharian, dll.

10.2 Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial PT SMI

167. PT SMI memiliki pengalaman yang luas dalam mengelola

kebijakan perlindungan Bank Dunia dan donor lain

berdasarkan Dana Jaminan Investasi (IGF), Dana Fasilitas

Infrastruktur Indonesia (IIFF) dan Dana Pembangunan

Infrastruktur Wilayah (RIDF). PT SMI adalah perusahaan

pembiayaan infrastruktur yang didirikan pada tahun 2009

sebagai perusahaan milik negara (BUMN) yang sepenuhnya

dimiliki oleh Pemerintah Indonesia melalui Departemen

Keuangan (Depkeu). PT SMI memainkan peran aktif dalam

memfasilitasi pembiayaan infrastruktur, serta mempersiapkan

proyek dan melayani dalam peran penasehat untuk proyek-

proyek infrastruktur di Indonesia. PT SMI mendukung agenda

pembangunan infrastruktur pemerintah melalui kemitraan

publik-swasta dengan lembaga keuangan swasta dan

multilateral. Dengan demikian, PT SMI berfungsi sebagai

katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur di

Indonesia.

Page 184: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

184

168. PT SMI telah mengembangkan system Pedoman Operasi dan

Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMS) khusus untuk

digunakan pada program yang mendukung investasi pemerintah

daerah melalui berbagai dana infrastruktur. Sistem

Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMS) PT. SMI

berdasarkan pada sistem suatu negara (misalnya peraturan di

Indonesia), dan menitikberatkan pada pengelolaan lingkungan

(dengan kesenjangan dalam hal manajemen dampak sosial,

pengambilalihan tanah, dan kesehatan dan keselamatan).

Namun, saat ini sedang diperbarui untuk mematuhi Standar

Kinerja IFC, Kebijakan Perlindungans Bank Dunia dan

kebijakan perlindungan donor lainnya.

169. ESMS memiliki proses untuk menyaring proyek yang diusulkan,

menentukan tingkat risiko lingkungan dan sosial, dan

melakukan penilaian uji tuntas, semuanya akan menentukan

kesenjangan dalam memenuhi persyaratan yang ditentukan

dalam ESMS. Pemrakarsa proyek pihak ketiga yang mencari

pembiayaan melalui dana yang dikelola PT SMI diperlukan

untuk menyiapkan rencana tindakan korektif (CAP) untuk

mengatasi kesenjangan yang diidentifikasi dalam penilaian

uji tuntas dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam

ESMS.

170. ESMS diawasi oleh Divisi Perlindungan Sosial Lingkungan dan

Pengelolaan Bisnis Berkelanjutan(ESS & BCM) di bawah

Page 185: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

185

Direktorat Manajemen Risiko. Divisi E&S UESS&BCM ini

dipimpin oleh pemimpin tim yang berpengalaman. Bersama

dengan tim kecil spesialis lingkungan dan sosial, PT SMI

telah berkomitmen untuk memperluas Divisi ESS & BCM dan

mempekerjakan lebih banyak tenaga spesialis upaya

perlindungan lingkungan dan/atau sosial di masa yang akan

datang secepatnya, untuk memperkuat Divisi ESS & BCM.

Selain itu, PT SMI memiliki akses yang siap kepada

konsultan lingkungan dan sosial melalui Divisi Penasehat

Proyek.

171. Divisi ESS & BCM harus menjamin ESMF, RPF dan konsistensi

IPPF dan kesesuaian dengan ESMS dalam mengembangkan

prosedur manajemen perlindungan secara rinci dalam Manual

Operasi Proyek PPHEPB ini.

10.3 Pembangunan Kapasitas

172. Desain proyek PPHEPB meliputi peningkatan kapasitas untuk

perlindungan di industri panas bumi di Indonesia (TA

Komponen 2). KPE juga akan menyediakan kapasitas yang saat

ini tidak dalam PT SMI, termasuk bantuan dengan pengawasan

perlindungan selama pengeboran. Hal ini juga akan membantu

memperkuat pengawasan dan keterampilan manajemen proyek PT

SMI, termasuk pelatihan tentang output pengelolaan

konsultan

Page 186: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

186

173. PT SMI akan membutuhkan untuk meningkatkan sumber daya staf

untuk manajemen ESMS oleh satu orang penuh waktu untuk

sepatutnya mengkoordinasikan semua persyaratan perlindungan

untuk setiap sub-proyek PPHEPB selama proyek. Atau,

perbedaan kapasitas bisa diisi oleh konsultan, yang bisa

melakukan tugas, seperti penyusunan TOR dan review output

dan audit pengawasan. Tugas perlindungan yang signifikan,

seperti pemeriksaan secara rinci dan penyusunan instrumen

perlidungan, akan dilakukan oleh konsultan yang memenuhi

syarat dan berpengalaman, akibat kurangnya staf atau

konsultan perlindungan lingkungan dan sosial dari PT SMI.

Namun, dalam waktu dekat PT SMI akan menyewa lebih banyak

ahli perlindungan untuk mengisi kesenjangan ini.

174. Staf dan konsultan yang bekerja pada PPHEPB, termasuk KPE,

akan mengambil bagian dalam acara pelatihan ESMF, RPF dan

IPPF pada awal pelaksanaan proyek, untuk memastikan bahwa

semua pihak memahami peran mereka dan memperoleh

keterampilan yang diperlukan. Ini akan mencakup siklus sub-

proyek dan tonggak untuk tugas-tugas perlindungan,

pengawasan, harapan komunikasi dan pelaporan, tugas yang

jelas tentang peran dan tanggung jawab, dan di mana

kesenjangan mungkin memerlukan pengisian melalui pekerjaan

staf atau konsultan tambahan. Peserta akan mencakup manajer

Page 187: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

187

proyek dan staf perlindungan PT SMI, KPE, BG, EBKTE dan

staf Depkeu.

175. Topik-topik akan mencakup

Permasalahan-permasalahan lingkungan dan sosial terkait

dengan pengembangan panas bumi di Indonesia;

Kerangka tata kelola Indonesia dan persyaratan hukum

yang berlaku untuk proyek PPHEPB;

Sistem perlindungan dan pengelolaan lingkungan dan

sosial;

Struktur dan tujuan ESMF;

Operasionalisasi ESMF yang terdiri dari proses

penilaian yang terintegrasi dalam siklus bisnis melalui

studi kasus (pemeriksaan, mengidentifikasi persyaratan

hukum, penilaian dampak, mengidentifikasi langkah-

langkah mitigasi, kategorisasi);

Pemantauan proyek - Apa yang dipantau /ukuran, mengapa

dan seberapa sering;

penilaian dampak proyek (lingkungan dan sosial);

audit internal dan eksternal (tujuan, protokol,

pelaporan, tindakan korektif);

Pengelolaan Dokumen (perbarui kebijakan dan prosedur

ESMF berdasarkan perubahan eksternal dan internal,

revisi dalam format untuk mencatat informasi).

Page 188: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

188

176. Sesi pelatihan kerangka akan diadakan setidaknya setiap

tahun untuk anggota tim baru, untuk memperbarui pemangku

kepentingan pada perubahan eksternal (persyaratan hukum,

perlindungan, dll), untuk berbagi pengalaman operasional,

dan untuk mengkomunikasikan revisi-revisi yang dilakukan di

ESMF. Ini akan disediakan oleh ahli spesialis perlindungan

Bank Dunia dan/atau konsultan eksternal pada tahap pertama,

dengan PT SMI dalam menjalankan lokakarya untuk sesi

pelatihan kedua dan selanjutnya.

177. Pelatihan perlindungan juga direncanakan sebagai berikut:

Pembangunan

Kapasitas

Audiens/Pesert

a

Pemberi

Pelatihan

Program

Pengawasan

terhadap

konsultan ESIA

dan LARAP

magang dan

melakukan

mentor

PT SMI Ahli

spesialis

perlindunga

n KPE atau

Bank Dunia

Sepanjang

proyek.

Pengawasan

Perlindungan

Konstruksi,

termasuk

KPE, PT SMI Konsultan

atau Pusat

Pembelajara

n

Sebelum

persiapan

dokumen tender

sub -proyek

Page 189: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

189

Pembangunan

Kapasitas

Audiens/Pesert

a

Pemberi

Pelatihan

Program

Kontraktor

ESMP dan

pengelolaan

ketidaksesuaia

n dan insiden.

Lokakarya /

lingkungan

belajar

interaktif.

Perlindunga

n Bank

Dunia

pertama kali.

Menyusun dan

melaksanakan

Kontraktor

ESMP.

Kontraktor Konsultan

atau Pusat

Pembelajara

n

Perlindunga

n Bank

Dunia

Setelah

negosiasi

kontrak dan

sebelum

penyusunan

ESMP

Kontraktor dan

mulai

pekerjaan

pengeboran.

Setidaknya

sekali per

Page 190: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

190

Pembangunan

Kapasitas

Audiens/Pesert

a

Pemberi

Pelatihan

Program

sub-proyek

Pelatihan

teknis tentang

aspek-aspek

pengelolaan

perlindungan

Kontraktor Konsultan,

organisasi

pelatihan

industri

Sebagaimana

disyaratkan

sepanjang

proyek, untuk

aspek-aspek

tertentu yang

diidentifikasi

melalui ESMP,

program

ketidaksesuaia

n atau

kejadian.

178. PT SMI akan menjaga catatan-catatan dari program pelatihan,

termasuk rincian seperti agenda, durasi, pemberi pelatihan

dan kualifikasi pemberi pelatihan untuk melakukan

pelatihan, dan daftar hadir peserta. PT SMI akan

mempertahankan rencana tahunan untuk pelatihan.

10.4 Anggaran

Tabel 5 Estimasi Anggaran untuk Pembangunan Kapasitas

Page 191: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

191

Tugas Estimasi

Biaya US$

Catatan

Rekruitmen staf di unit E&S Tidak

tersedia

Biaya PT SMI

Keterlibatan konsultan untuk

melakukan pemeriksaan dan

menyusun dokumen

perlindungan untuk empat

lokasi sub-proyek.

Tidak

tersedia

Ini sepenuhnya

dibiayai dari hibah

GEF.

Lokakarya ESMF, RPF dan IPPF

internal untuk staf PPHEPB

(x4)

$5,000

Ini sepenuhnya

dibiayai dari hibah

GEF.

Mentoring staf Divisi

ESS&BCM dan magang oleh tim

perlindungan Bank Dunia

Tidak

tersedia

Akan terjadi sebagai

bagian dari

pengawasan proyek

oleh staf Bank.

Lokakarya pengawasan

perlindungan konstruksi (x4) $60,000

Ini sepenuhnya

dibiayai dari hibah

GEF.

Bantuan menyusun ESMP

Kontraktor $40,000

Ini sepenuhnya

dibiayai dari hibah

GEF.

Pelatihan teknis/tematik $50,000 Ini sepenuhnya

Page 192: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

192

Tugas Estimasi

Biaya US$

Catatan

untuk Para Kontraktor dan

Pengawas

dibiayai dari hibah

GEF.

Total Estimasi $155,000

Page 193: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

193

11 PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

179. PT SMI akan bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan

dan pelaporan atas pelaksanaan perlindungan lingkungan dan

sosial, yang akan dilakukan oleh afiliasinya. Ini akan

menjadi bagian dari system pemantauan dan pelaporan proyek

secara keseluruhan yang digariskan dalam Manual Operasi

Proyek PPHEPB. Pemantauan perlindungan akan mencakup:

a. PT SMI Divisi ESS&BCM akan melakukan pemantauan secara

berkala terhadap pelaksanaan dokumen kerangka sebagai

bagian dari mengumpulkan dan menganalisis data dan

informasi untuk pelaporan proyek triwulan. Ini termasuk

menganalisis efektivitas pemeriksaan dan perangkat lain

dalam kerangka kerja, jenis dan jumlah kegiatan

pelatihan dan orang-orang yang dilatih, GRM dan

manajemen keluhan, manajemen mutu dan ketepatan waktu

pengiriman dari konsultan, ketersediaan sumber daya

(staf, anggaran) untuk melakukan kerangka tanggung

jawab, kepatuhan/ketidakkepatuhan dengan kerangka

kerja, kebijakan perlindungan Bank Dunia dan hukum dan

peraturan Indonesia.

b. PT SMI akan melibatkan sebuah lembaga pemantau

independen untuk mengkaji dan mengaudit proses

pengambilalihan lahan secara paksa, pemukiman kembali

dan pemulihan mata pencaharian.

Page 194: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

194

c. Tim perlindungan Bank Dunia akan melakukan misi

pengawasan untuk memantau kepatuhan dan kemanjuran

terhadap kerangka kerja perlindungan dan kepatuhan

dengan Kebijakan Perlindungan Bank secara lebih luas.

Rekomendasi untuk perbaikan akan didokumentasikan dalam

suatu memorandum (mission aide memoire).

d. PT SMI akan melibatkan sebuah perusahaan/organisasi

independen untuk melaksanakan audit lingkungan dan

sosial atas proyek. Ini akan dilakukan sebelum review

tengah semester. Ruang lingkup audit akan mencakup

tinjauan desain dan efektifitas implementasi kerangka

kerja yang akan diadopsi dalam Proyek. Hal ini akan

meninjau struktur kerangka, isi dan cakupan kegiatan

potensial, dampak dan langkah-langkah mitigasi,

interpretasi dari kerangka kerja pada Manual Operasi

Proyek dan perangkat pengelolaan proyek lainnya.

Wawancara dan observasi tentang keefektifan struktur

organisasi, pelatihan, dan kapasitas dan kemampuan

anggota tim untuk melakukan tanggung jawab mereka.

Kunjungan lapangan juga akan dilakukan untuk mengkaji

efektivitas langkah-langkah mitigasi lingkungan dan

sosial yang digariskan dalam dokumen perlindungan.

180. Setiap sub-proyek ESMP akan berisi program pemantauan

khusus yang akan mendokumentasikan pemantauan dampak sosial

Page 195: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

195

dan lingkungan dan pemantauan keefektifan ESMP, ESMP

Kontraktor dan tugas pengawasan. Informasi ini akan

memberikan kontribusi untuk pemantauan dan pelaporan

kerangka. LARAP dan IPP juga akan berisi program pemantauan

khusus untuk memantau dampak dan audit prosedur untuk

kompensasi, pemulihan mata pencaharian dan program

pengembangan masyarakat lainnya

181. Matriks pelaporan diatur di abawah ini:

Tabel 9 Matriks Pelaporan Perlindungan

Jenis dan Isi Laporan Program Tanggung

Jawab:

Pelaporan

kepada:

Pelaksanaan ESMF, RPF dan

IPPF: Laporan pemeriksaan,

kegiatan sub proyek dan

kemajuannya (penyusunan

instrumen, pelaksanaan,

penutupan)

Pemantauan dan output

pemeriksaan

Keluhan / Ringkasan GRM

Laporan insiden

Kegiatan peningkatan pelatihan

dan kapasitas.

Triwulanan Divisi

ESS&BCM

PT SMI

Bank

Dunia

Page 196: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

196

11.1.1.1

Pelaporan Pengawasan

Perlindungan Pengeboran

Kemajuan proyek

Pemantauan dan output

pemeriksaan

Pelatihan

Keluhan / Ringkasan GRM

insiden

Pembaruan kerangka

Bulanan KPE/PT

SMI

Divisi

ESS&BCM

PT SMI

Laporan Pemantauan Lingkungan

dan Sosial Sub-proyek ESMP UKL

/UPL

Triwulanan Konsultan PT SMI

Laporan Pemantauan Independen

Sub-proyek LARAP

Bulanan Konsultan PT SMI

Page 197: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

197

12 MEKANISME PEMULIHAN PENGADUAN

12.1 Pendahuluan

182. Sebagai bagian dari mandatnya untuk menjadi bank

pembangunan infrastruktur nasional di masa yang akan

datang, PT SMI mempromosikan transparansi dan akuntabilitas

untuk pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di

negara ini, tidak hanya dari perlindungan perspektif

lingkungan dan sosial, tetapi juga dari sudut pandang

teknis, keuangan, ekonomi dan politik. Dalam penjelasan

ini, PT SMI terbuka untuk masukan yang konstruktif dan

aspirasi dari masyarakat dan pemangku kepentingan atas

proyek PPHEPB. Sebagai bagian dari upaya untuk mencapai

tujuan tersebut, PT SMI memiliki Mekanisme Penanganan

Keluhan (GRM) untuk memberikan pelayanan sebagai suatu

perangkat yang efektif untuk identifikasi awal, penilaian,

dan penyelesaian keluhan pada sub-proyek PPHEPB..

12.2 Pendekatan atas Pemulihan Pengaduan

183. PT SMI akan menggunakan sistem GRM Perusahaan mereka untuk

mendokumentasikan dan mengelola keluhan sub-proyek PPHEPB.

Divisi Audit Internal (IA) PT SMI merupakan pihak yang

bertanggung jawab untuk GRM tersebut. Divisi ini ada di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden

Direktur PT SMI. Divisi IA akan menerima semua masukan,

keluhan, aspirasi, ide-ide yang ditujukan kepada PT SMI.

Page 198: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

198

Divisi IA akan meneruskannya ke Divisi yang bertanggung

jawab untuk disesuaikan dengan subyek/masalah. dengan

subyek/ hal. Sudah ada pedoman untuk Whistle Blowing System

(WBS) dari PT SMI, yaitu "Pedoman Sistem Pelaporan

Pelanggaran". Ada tautan di situs web SMI terkait dengan

orang-orang http://192.168.29.251:81/wbssmi/. Divisi IA

akan meneruskan masalah terkait perlindungan pada Divisi

Perlindungan Lingkungan Sosial dan Pengelolaan Bisnis

Berkelanjutan (Business Continuity Managemen)t (ESS & BCM).

184. Para anggota yang terkena dampak dari masyarakat, para

pemangku kepentingan, masyarakat adat atau individu, dan

PAP akan dapat mengajukan keluhan dan mendapatkan respon

yang memuaskan pada waktu yang tepat. Sistem ini akan

merekam dan mengkonsolidasikan keluhan dan tindak

lanjutnya. Sistem ini akan dirancang tidak hanya untuk

keluhan mengenai persiapan dan pelaksanaan LARAP dan IPP,

tetapi juga untuk menangani keluhan dari berbagai jenis

masalah (termasuk isu-isu perlindungan sosial lingkungan

dan lainnya) yang terkait dengan proyek yang dibiayai oleh

PT SMI dan Bank Dunis di bawah Proyek ini.

185. Tujuan dari GMR adalah untuk:

Page 199: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

199

Responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang terkena

dampak sub-proyek dan untuk menangani dan menyelesaikan

keluhan mereka;

Sajikan sebagai saluran untuk meminta pertanyaan,

mengundang saran, dan meningkatkan partisipasi

masyarakat;

Kumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kinerja operasional;

Meningkatkan legitimasi proyek antara para pemangku

kepentingan;

Mempromosikan transparansi dan akuntabilitas; dan

Mencegah penipuan dan korupsi dan mengurangi risiko

proyek.

12.3 Mekanisme Pemulihan Pengaduan PPHEPB

186. PPHEPB GRM akan sebagai berikut:

Langkah 1: Titik akses/ serapan komplain:

a. Titik fokus yang mudah diakses dan dipublikasikan

dengan baik atau pengguna yang menghadapi 'help desk'

akan dibentuk dalam PT SMI dan dengan masing-masing

Kontraktor pengeboran.

b. Saluran serapan akan mencakup surel, SMS, halaman web,

dan tatap muka. Saluran penyerapan akan dipublikasikan

Page 200: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

200

dan diiklankan melalui media setempat dan melalui

Kontraktor.

c. Anggota staf yang menerima pengaduan secara lisan akan

dibuatkan dalam bentuk tertulis sebagai bahan

pertimbangan Menyadari bahwa banyak keluhan dapat

diselesaikan 'di tempat' dan secara informal oleh staf

proyek, ada peluang untuk mendorong penyelesaian

informal ini untuk melakukan login di sini untuk (i)

mendorong respon; dan (ii) memastikan bahwa keluhan

yang berulang atau yang minor sedang dicatat dalam

sistem.

d. Sistem GRM Kontraktor akan dikoordinasikan dengan GRM

proyek PT SMI PPHEPB sehingga semua keluhan tercatat

dalam sistem PT SMI GRM.

e. GRM akan memiliki kemampuan untuk menangani keluhan

anonim.

f. Pengguna akan diberikan tanda terima dan peta jalan

'roadmap' yang mengatakan kepadanya bagaimana proses

keluhan bekerja dan kapan harus mengharapkan informasi

lebih lanjut.

Tahap 2: Buku Pencatatan Pengaduang.

g. Semua keluhan akan dicatat secara tertulis dan dipelihara

dalam database sederhana.

Page 201: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

201

h. Keluhan yang diterima akan diberi nomor yang akan

membantu pelacakan kemajuan keluhan pelapor melalui

database.

i. Pengadu akan diberikan tanda terima dan selebaran yang

menggambarkan prosedur dan batas waktu GRM (staf harus

dilatih untuk membaca ini secara lisan untuk pengadu buta

huruf).

j. Bila memungkinkan, buku pencatatan keluhan akan mendata

keluhan yang dibuat melalui sistem informal atau

tradisional, seperti dewan desa atau tetua.

k. Hal ini seringkali membutuhkan pelatihan masyarakat

setempat dan menempatkan hubungan formal antara sistem

tradisional dan PPHEPB GRM (bisa mengambil bentuk

perjanjian lisan atau Nota Kesepahaman tertulis).

l. Minimal, database akan melacak dan melaporkan kepada

publik keluhan yang diterima, keluhan yang diselesaikan

dan keluhan yang telah mencapai tahap mediasi. Database

juga akan menunjukkan masalah yang diangkat dan lokasi di

sekitar lingkaran keluhan.

Langkah 3: Penilaian, pengakuan dan respon

m. Kelayakan akan menjadi langkah prosedural untuk

memastikan bahwa isu yang diangkat adalah relevan

dengan proyek.

Page 202: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

202

n. Keluhan yang tidak dapat diselesaikan di tempat akan

diarahkan ke titik fokus pengaduan yang akan memiliki 5

hari kerja untuk menilai permasalahan ini dan

memberikan tanggapan tertulis kepada pengadu, yang

mengakui penerimaan dan merinci langkah-langkah

berikutnya yang akan diambil.

o. Keluhan akan dikategorikan sesuai dengan jenis masalah

yang diajukan dan dampak pada lingkungan/penggugat jika

dampak yang diangkat dalam komplain terjadi.

Berdasarkan kategorisasi ini, keluhan akan

diprioritaskan berdasarkan risiko dan ditugaskan untuk

tindak lanjut yang tepat.

p. Penilaian terhadap permasalahan akan mempertimbangkan

berikut ini:

Siapa yang bertanggung jawab untuk merespon keluhan

ini? Apakah Kontraktor, KPE, PT SMI, atau pihak

lain? Hal ini diantisipasi bahwa mayoritas isu yang

diangkat selama persiapan sub-proyek akan bersifat

informatif atau umpan balik yang memerlukan koreksi

yang bersifat minor; ini pada umumnya akan

ditangani oleh PT SMI. Selama konstruksi,

mayoritas keluhan akan menjadi tanggung jawab

Kontraktor. Pengaduan 'puncak gunung es'

kemungkinan akan menjadi tanggung jawab orang-orang

Page 203: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

203

yang mencerminkan perlawanan langsung ke sub-proyek

atau konflik terbuka antara para pemangku

kepentingan. Isu-isu ini tidak mungkin diselesaikan

melalui GRM dan harus ditangani di tingkat

tertinggi yang sesuai baik di dalam negara atau

Bank Dunia. Isu-isu risiko lebih tinggi akan

membutuhkan kemandirian yang lebih besar untuk

menangani, sedangkan umpan balik-tingkat yang lebih

rendah dapat dan harus ditangani sendiri," yaitu

oleh Kontraktor atau PT SMI.

Apa itu tingkat risiko keluhan? Apakah itu risiko

rendah, risiko menengah, atau risiko tinggi?

Beberapa pelatihan akan diperlukan untuk memastikan

staf yang melaksanakan GRM menyadari apa yang akan

merupakan masalah berisiko lebih tinggi untuk

proyek dan entitas mana harus menangani keluhan

seperti itu.

Apakah keluhan diatasi sudah disampaikan di tempat

lain? Jika masalah sudah ditangani, misalnya oleh

pengadilan setempat atau badan mediasi, atau dalam

Bank Dunia, maka masalah akan dikeluarkan dari

proses pemulihan pengaduan untuk menghindari

duplikasi dan kebingungan di pihak pelapor.

Page 204: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

204

q. Penyelesaian: Setelah permasalahan di atas telah

dipertimbangkan, pengadu akan ditawarkan opsi untuk

penyelesaikan masalah mereka. Opsi yang ditawarkan

kemungkinan akan berupa salah satu dari tiga kategori

berikut:

Keluhan yang masuk mandat PT SMI atau Kontraktor dan

penyelesaian dapat ditawarkan segera sesuai dengan

permintaan yang dibuat oleh pengadu. Tanggapan akan

menjelaskan bagaimana dan kapan penyelesaian akan

diberikan oleh klien dan nama dan kontak informasi

dari anggota staf yang bertanggung jawab untuk itu.

Keluhan yang masuk mandat PT SMI atau Kontraktor

tetapi ada berbagai pilihan untuk penyelesaian yang

dapat dipertimbangkan dan/atau sumber khusus

diperlukan. Tanggapan akan mengundang pengadu untuk

mengadakan pertemuan dalam membahas pilihan ini.

Keluhan tidak masuk atau sebagian berada di bawah

mandat PT SMI. Tanggapan akan menunjukkan bahwa

pengaduan telah dirujuk pada institusi yang sesuai

(misalnya Pengaduan terkait dengan pemukiman kembali

akan diteruskan ke Komite Pemukiman Kembali), yang

akan melanjutkan komunikasi dengan pengadu.

Langkah 4: Pengajuan Banding

Page 205: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

205

r. Ketika kesepakatan belum tercapai, pengadu akan

ditawarkan proses banding. Ini akan melalui pengadilan

nasional, kecuali pengadu meminta fasilitas atau

mediasi melalui pihak ketiga.

Jika pengadu menerima pilihan, dan kesepakatan

tercapai, implementasi akan dipantau oleh layanan

mediasi dan suatu berita acara akan

ditandatangani menunjukkan pengaduan telah

diselesaikan.

Jika pengadu tidak menerima pilihan ini atau jika

ia/dia menerima tetapi kesepakatan tidak

tercapai, kasus ini akan ditutup. Pengadu dapat

meminta pemulihan melalui pengadilan atau

mekanisme lain yang tersedia di tingkat negara.

Langkah 5: Mengatasi dan menindaklanjuti

s. Ketika ada kesepakatan antara pengadu dan PT SMI atau

kontraktor tentang bagaimana keluhan tersebut akan

diselesaikan, berita acara akan disusun dan

ditandatangani oleh kedua belah pihak. Setelah

implementasi selesai, berita acara baru akan

ditandatangani yang menyatakan bahwa pengaduan telah

diselesaikan.

Page 206: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

206

t. Semua dokumen pendukung dari pertemuan yang diperlukan

untuk mencapai keputusan akan menjadi bagian dari

arsip yang berhubungan dengan keluhan. Ini akan

mencakup pertemuan yang telah meningkat ke tingkat

banding atau ditangani oleh pihak ketiga.

u. PT SMI akan menyiapkan laporan-laporan rutin (bulanan

atau triwulanan) kepada publik yang dapat melacak

pengaduan yang diterima, teratasi, tidak teratasi, dan

yang dirujuk kepada pihak ketiga. Tim proyek Bank

Dunia akan menerima baik data pengaduan mentah atau

laporan bulanan, dalam rangka mendukung PT SMI dalam

identifikasi dini dari risiko yang berkembang.

v. Data GRM akan tersedia untuk memberi umpan ke dalam

laporan-laporan Bank Dunia dalam menunjukkan respon

dan keputusan permasalahan lebih dini (dan membantu

tim Bank mengidentifikasi keluhan yang belum

diselesaikan dan membutuhkan perhatian).

12.4 Penilaian GRM atas Sub-proyek

187. Pendekatan untuk pengaduan pemulihan pada tingkat sub-

proyek akan melibatkan hal-hal berikut:

1. Penilaian terhadap risiko dan potensi keluhan dan sengketa

untuk setiap sub proyek:

188. Divisi ESS&BCM harus memahami isu-isu yang - atau cenderung

- di jantung sengketa yang berkaitan dengan masing-masing

Page 207: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

207

sub-proyek, seperti kejelasan atas hak tanah atau isu-isu

perburuhan. Untuk ini, konsultan ESIA harus melakukan

review isu-isu secara cepat, pemangku kepentingan, dan

kapasitas kelembagaan untuk setiap sub-proyek selama

penyusunan ESIA, sangat bergantung pada informasi yang ada

dari masyarakat sipil dan lembaga non-negara lainnya.

Ulasan harus memetakan siapa para pemangku kepentingan

utama untuk masalah ini dan apa sifat perdebatan tersebut

(informasi, terpolarisasi, dll). Perhatian harus ditujukan

pada budaya penyelesaian sengketa setempat dan khususnya

untuk kapasitas dan rekam jejak dari para pemangku

kepentingan untuk menyelesaikan sengketa melalui mediasi

atau negosiasi yang konstruktif.

2. Penilaian kapasitas

189. Tinjauan ini juga harus mencakup ketersediaan, kredibilitas

dan kemampuan institusi lokal untuk mengatasi masalah yang

berkaitan dengan kegiatan pengeboran dan eksplorasi panas

bumi. Untuk masing-masing lembaga yang diharapkan untuk

menangani masalah ini, penilaian kredibilitas harus

dilakukan, berdasarkan kriteria berikut:

Legitimasi: apakah struktur pemerintahan yang diterima

secara luas dianggap cukup independen dari pihak-pihak

terhadap keluhan tertentu?

Page 208: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

208

Aksesibilitas: apakah itu memberikan bantuan yang cukup

untuk mereka yang menghadapi hambatan seperti bahasa,

melek huruf, kesadaran, biaya, atau takut akan

pembalasan?

Prediktabilitas: apakah itu menawarkan prosedur yang

jelas dengan kerangka waktu untuk setiap tahap dan

kejelasan tentang jenis hasil yang dapat (dan tidak

bisa) diberikan?

Keadilan: apakah prosedur secara luas dianggap adil,

terutama dalam hal akses informasi dan peluang untuk

partisipasi yang berarti dalam keputusan akhir?

Kompatibilitas Hak: apakah hasil konsisten dengan

standar nasional dan internasional yang berlaku? Apakah

itu membatasi akses ke mekanisme penanganan lainnya?

Transparansi: apakah prosedur dan hasil cukup

transparan untuk memenuhi kepentingan publik yang

dipertaruhkan?

Kemampuan: apakah memiliki sumber daya teknis, manusia

dan keuangan yang diperlukan untuk menangani isu-isu

yang dipertaruhkan?

3. Rencana Aksi

Page 209: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

209

190. Rencana aksi harus merupakan sub-proyek tertentu, tetapi

harus berfokus pada langkah-langkah nyata yang dapat

diambil selama penyusunan dan pelaksanaan untuk memperkuat

kapasitas penanganan keluhan.

Page 210: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

210

Lampiran A. CHECKLIST PEMERIKSAAN DASAR

Instruksi:

Langkah 1 Proses Pemeriksaan Perlindungan adalah untuk

memberikan kontribusi pada identifikasi awal dari lokasi yang

cocok untuk studi kelayakan panas bumi dan pengembangan

eksplorasi. Lengkapi checklist pemeriksaan dasar dengan

menggunakan google earth, peta, laporan teknis dan data yang

diterbitkan lainnya. Mendokumentasikan data yang dikumpulkan

hingga saat ini, dan menggambarkan sub-proyek dalam hal dasar

(jenis infrastruktur yang mungkin diperlukan, sifat kegiatan).

Pemeriksaan dasar juga akan mengidentifikasi potensi risiko dari

fase eksploitasi terkait.

Siapkan laporan singkat untuk menyertakan checklist yang diisi,

merinci temuan yang signifikan dan memberikan rekomendasi untuk

studi kelayakan dan proses pemeriksaan secara rinci. Melampirkan

peta dan data pendukung yang relevan. Memberikan analisis

terpisah mengenai potensi risiko dari tahap eksploitasi terkait,

mencatat setiap risiko baru atau risiko yang mungkin memiliki

dampak yang lebih signifikan.

Nama sub-

proyek:________________________________________________________

Lokasi:_________________________________________________________

Provinsi:_______________________________________________________

Page 211: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

211

Uraian kegiatan yang diusulkan (pengeboran sumur pengujian,

akses jalan, kamp pekerja, dll.):___________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

__________________

________________________________________________________________

__________________

Uraian kegiatan Proyek terkait seperti pengeboran sumur

ekploitasi dan pembangkitan

energi:_________________________________________________________

__________________

________________________________________________________________

____________________

________________________________________________________________

____________________

________________________________________________________________

____________________

Data yang terkumpul (tandai seluruhnya yang berlaku,

dan jelaskan jika perlu):

Peta Topografi

Page 212: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

212

Data yang terkumpul (tandai seluruhnya yang berlaku,

dan jelaskan jika perlu):

Prospek Panas bumi dan data sumber daya (dari tim

teknis)

Gambar di Google earth

Peta/data kepemilikan tanah

(peta hutan, peta kepemilikan tanah, peta penggunaan

tanah, dll.)

Rencana Tata Ruang Kabupaten dan Provinsi

Anggaran rumah tangga, kebijakan Kabupaten dan

Provinsi, dll:

Data demografi/data sensus

Data meteorology

Dokumen-dokumen atau data yang dipublikasikan

(daftar):

Page 213: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

213

Page 214: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

214

Checklist Pemeriksaan Dasar

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Page 215: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

215

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Apakah terdapat

lanskap unik atau luar

biasa atau fitur panas

bumi atau geologi di

daerah tersebut?

OP 4.01 tentang

Penilaian

Lingkungan

Page 216: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

216

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Apakah terdapat mata

pencaharian ekonomi

atau subsisten yang

sangat bergantung pada

sumber daya alam di

daerah tersebut

(ekowisata, pertanian

OP 4.01 tentang

Penilaian

Lingkungan

OP4.36 tentang

Hutan

Page 217: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

217

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Apakah terdapat hutan,

danau, rawa, lahan

gambut, daerah

pesisir, sungai di

daerah tersebut?

OP4.04 tentang

Habitat Alam

OP4.36 tentang

Hutan

Page 218: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

218

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Apakah terdapat

spesies yang punah

atau terancam punah

yang mungkin ada di

daerah tersebut?

OP4.04 tentang

Habitat Alam

Page 219: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

219

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Apakah terdapat

kawasan lindung

(seperti taman

nasional, kawasan

konservasi dll) di

daerah tersebut?

OP4.04 tentang

Habitat Alam

OP4.36 tentang

Hutan

Page 220: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

220

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Apakah terdapat situs

budaya nasional atau

internasional yang

signifikan, situs

arkeologi, situs

spiritual, atau PCR

lain di daerah

OP4.09 tentang

Sumber Daya Budaya

Fisik

Page 221: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

221

Apakah ada kemungkinan

bahwa Masyarakat Adat17

akan hadir di daerah

tersebut sehingga

konsultasi khusus dan

Penilaian Sosial

diperlukan?

OP4.10 tentang

Masyarakat Adat

Apakah ada tanah atau

sumber daya yang

dimiliki secara

komunal di daerah

tersebut sehingga

pengambilalihan tanah

mungkin rumit?

OP4.12 tentang

Pemukiman Kembali

Secara Paksa

Page 222: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

222

17 Masyarakat etnis, minoritas, masyarakat adat, sesuai karakteristik yang didefinisikan yang tercantum dalam

ayat 137, Bagian 7.1.

Page 223: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

223

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Apakah ada lahan

pribadi atau lahan

kehutanan di mana

pengambilalihan tanah

dapat dinegosiasikan?

(Perhatikan bahwa 'ya'

adalah aspek positif

OP4.12 tentang

Pemukiman Kembali

Secara Paksa

Page 224: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

224

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Apakah mungkin bahwa

orang akan dibatasi

untuk mengakses

kawasan lindung untuk

tujuan mata

pencaharian?

OP4.12 tentang

Pemukiman Kembali

Secara Paksa

Page 225: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

225

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Risiko atau manfaat

lainnya yang

teridentifikasi namun

tidak ada dalam

daftar:

Page 226: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

226

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Page 227: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

227

Pertanyaan Pemeriksaan

untuk Daerah pengaruh

Eksplorasi Panas Bumi

*

* Catatan di checklist

atau dalam laporan

terlampir di mana

permasalahan-

permasalahan mungkin

hanya berhubungan

dengan proyek-proyek

terkait seperti

eksploitasi hilir

Jawaban Kebijakan Terkait

Ya?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Ya, terkait dengan

proyek terkait

(misalnya eksploitasi)?

Peringkat signifikan,

Risiko sedang atau

kecil atas potensi

dampak

Memberikan rincian

tentang peta atau dalam

checklist dan membuat

rekomendasi untuk 1)

tahap Pemeriksaan

secara rinci dan 2)

laporan kelayakan

Tidak?

Tidak diketahui, tetapi

mungkin?

Resiko rendah. Lanjutkan

ke pertanyaan

pemeriksaan berikutnya.

Membuat rekomendasi

untuk tahap Pemeriksaan

secara rinci untuk

setiap risiko yang tidak

diketahui.

Page 228: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

228

Lampiran B. CHECKLIST PEMERIKSAAN SECARA RINCI

Instruksi:

Ahli spesialis lingkungan dan sosial yang kompeten akan

dilibatkan untuk menyelesaikan pemeriksaan secara rinci.

Dengan menggunakan studi kelayakan dan informasi teknis lainnya

pada sumber daya panas bumi dan potensi eksplorasi, dan hasil

dari proses pemeriksaan dasar, melakukan proses pemeriksaan

perlindungan untuk mengidentifikasi risiko lingkungan dan

sosial, kebijakan Bank Dunia yang dipicu, dan perlindungan

instrumen yang diperlukan. Gunakan checklist dengan tepat dan

untuk mendokumentasikan hasil.

Kegiatan-kegiatan Pemeriksaan:

a. Mengkaji data yang dipublikasikan, melakukan kunjungan

lapangan, mengumpulkan data primer, dan berkonsultasi

dengan lembaga lingkungan hidup dan perencanaan daerah

untuk membahas rencana tata ruang dan peraturan,

menilai kapasitas kelembagaan dan berkonsultasi dengan

informan penting/para pemangku kepentingan.

b. Memetakan wilayah potensi pengaruh kegiatan eksplorasi

panas bumi, berdasarkan data teknis pada lokasi situs

dengan baik dan infrastruktur utama (jalan, kamp-kamp,

peningkatan dermaga dll).

Page 229: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

229

c. Memetakan wilayah potensi pengaruh yang akan mencakup

kegiatan terkait (kegiatan eksploitasi misalnya:

pembangkit listrik, sumur-sumur produksi, dan jalur

transmisi atau distribusi).

d. Mengidentifikasi reseptor sensitif di daerah pengaruh

proyek seperti: hutan, habitat alami (darat dan air),

kawasan lindung (taman nasional, kawasan konservasi),

lokasi yang memiliki kepentingan ekologi, masyarakat,

aset masyarakat, pemilik tanah, masyarakat adat

dan/atau tanah/domain mereka, tanah komunal/sumber daya

mereka, sumber daya budaya fisik, fitur panas bumi,

lanskap dan bentuk geologi.

e. Mengidentifikasi usia lahan dan penggunaan lahan.

Mengidentifikasi pengguna dan kegunaan air.

Mengidentifikasi hukum setempat yang berlaku dan

kerangka perencanaan.

f. Mengidentifikasi pemangku kepentingan dan sentimen

mereka tentang pengembangan panas bumi.

g. Menggunakan pendapat profesional dan akses

berpengalaman untuk menilai potensi dampak signifikan

pada reseptor sensitif dari kegiatan eksplorasi dan

kegiatan terkait. Sampaikan dan jawab setiap pertanyaan

di checklist.

Page 230: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

230

h. Pemicu kebijakan: Dari checklist, mengidentifikasi

kebijakan yang dipicu oleh sub-proyek (termasuk

kegiatan terkait).

i. Kategori pemeriksaan: Klasifikasikan sub-proyek sebagai

kategori A jika ada salah satu jawaban di checklist

memicu A, jika tidak klasifikasikan sub-proyek sebagai

kategori B. Jika salah satu aspek dari kegiatan terkait

memicu sub-proyek A maka akan diklasifikasikan sebagai

Kategori A.

j. Instrumen perlindungan: Daftar semua instrumen yang

relevan sesuai dengan checklist pemeriksaan. Catat di

mana tugas-tugas tertentu untuk ESIA diperlukan,

seperti Penilaian Sosial bagi Masyarakat Adat.

Pelaporan:

Memberikan laporan lengkap dengan rincian seperti yang tercantum

di atas, data pendukung dan peta, dan checklist lengkap seperti

yang dijelaskan dalam Bagian 5.3.5.

Detail sub-proyek

Nama sub-

proyek:_________________________________________________________

Lokasi:_________________________________________________________

___________

Page 231: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

231

Provinsi:_______________________________________________________

______________

Uraian Kegiatan yang

Diusulkan:____________________________________________________

________________________________________________________________

________________

________________________________________________________________

_______________

________________________________________________________________

__________________

Reseptor sensitif yang signifikan

___________________________________________________________

________________________________________________________________

_________________

________________________________________________________________

_________________

________________________________________________________________

_________________

Uraian Kegiatan

Terkait:____________________________________________________

________________________________________________________________

________________

________________________________________________________________

_______________

Page 232: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

232

________________________________________________________________

__________________

Reseptor Sensitif yang Signifikan terhadap Kegiatan Terkait

_______________________________________

________________________________________________________________

_________________

________________________________________________________________

_________________

________________________________________________________________

_________________

Page 233: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

233

Perlindungan Pemeriksaan, Pemicu Kebijakan dan Cheklist Instrumen Perlindungan

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Page 234: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

234

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Apakah dampak sub-

proyek cenderung

memiliki dampak

lingkungan yang

merugikan secara

signifikan yang

sensitif,18 beragam

atau belum pernah

terjadi sebelumnya?19

Berikan penjelasan

singkat:

OP 4.01

tentang

Penilaian

Lingkunga

n

Jika “Tidak”:

Kategori B

Jika “Ya”: Kategori A

ESIA, ESMP, UKL/UPL

Page 235: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

235

18 Sensitif (yaitu, dampak potensial dianggap sensitif jika dampak tersebut mungkin tidak dapat diubah,

misalnya, secara permanen mempengaruhi fitur lanskap yang signifikan. 19 Skala besar yang disebabkan pembangunan pertanian dengan tebang dan bakar ke daerah-daerah berhutan.

Page 236: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

236

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Apakah dampak proyek

cenderung memiliki

dampak sosial yang

merugikan secara

signifikan yang

sensitif, beragam atau

belum pernah terjadi

sebelumnya?20 Berikan

penjelasan singkat.

OP 4.01

tentang

Penilaian

Lingkunga

n

Jika “Tidak”:

Kategori B

Jika “Ya”: Kategori

A

ESIA, ESMP, UKL/UPL

20

Page 237: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

237

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Apakah dampak tersebut

mempengaruhi area yang

lebih luas dari lokasi

atau fasilitas yang

tunduk pada pekerjaan

fisik dan apakah

dampak lingkungan yang

merugikan secara

signifikan dapat

diubah? Berikan

penjelasan singkat:

OP 4.01

tentang

Penilaian

Lingkunga

n

Jika “Tidak”:

Kategori B.

Jika “Ya”: Kategori

A

ESIA, ESMP, UKL/UPL

Page 238: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

238

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Akankah proyek

memiliki manfaat

positif terhadap

lingkungan atau

sosial? Berikan

penjelasan singkat:

OP 4.01

tentang

Penilaian

Lingkunga

n

Jika “Tidak”:

Kategori B.

Jika “Ya”: Kategori

B

ESIA, ESMP, UKL/UPL

Page 239: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

239

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Akankah proyek

berdampak negatif

terhadap sumber daya

budaya fisik?21 Harap

berikan justifikasi

singkat.

OP 4.11

tentang

Sumber

Daya

Budaya

Fisik

Jika "Ya/Signifikan":

Kategori A.

Susun Rencana

Pengelolaan PCR

sebagai bagian dari

ESMP.

Jika Ya/Sedang atau

Ya/Kecil: Kategori

B.

Jika 'Tidak': Gunakan

kesempatan temukan

prosedur.

Page 240: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

240

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Akankah proyek

melibatkan konversi

atau degradasi habitat

alami yan tidak

kritis? Harap berikan

justifikasi singkat.

OP 4.04

tentang

Habitat

Alam

Jika “Tidak”: Merujuk

pada pertanyaan

pemeriksaan

berikutnya.

Jika “Ya/Signifikan”:

Kategori A.

Jika“Ya/Sedang atau

Ya/Kecil’: Kategori

B

21 Contoh sumber daya budaya fisik adalah situs arkeologi atau sejarah, situs agama atau spiritual, terutama

situs-situs yang diakui oleh pemerintah.

Page 241: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

241

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Akankah proyek

melibatkan konversi

atau degradasi habitat

alami yang kritis?22

OP 4.04

tentang

Habitat

Alam

Jika “Tidak”: Merujuk

pada pertanyaan

pemeriksaan

berikutnya.

Jika “Ya/Signifikan”:

tidak memenuhi syarat

untuk pembiayaan

proyek karena tidak

sesuai dengan

Kebijakan.

Jika “Ya/Sedang atau

Ya Kecil”: Kategori A

Page 242: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

242

22Sub-proyek yang secara signifikan mengubah atau menurunkan habitat alami kritis seperti dilindungi secara

hukum, secara resmi diusulkan untuk mendapat perlindungan, diidentifikasi oleh sumber otoritatif untuk

nilai konservasi tinggi, atau diakui sebagai dilindungi oleh masyarakat lokal tradisional, tidak memenuhi

syarat untuk pembiayaan Bank.

Page 243: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

243

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Apakah sub-proyek

melibatkan

pengambilaihan lahan

secara paksa?

Signifikan> 200 orang

pengungsi atau 10%

dari aset rumah tangga

yang terkena dampak.

Sedang <200 orang atau

10% dari aset rumah

tangga yang terkena

dampak.

OP 4.12

tentang

Pemukiman

Kembali

Secara

Paksa

Jika “Tidak”: Merujuk

pada pertanyaan

pemeriksaan

berikutnya.

Jika “Ya/Significan”:

Kategori A, LARAP

Jika “Ya/Sedang”:

Kategori B,

Disingkat LARAP

Page 244: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

244

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Apakah sub-proyek

melibatkan kehilangan

aset atau akses ke

aset, atau kehilangan

sumber pendapatan atau

mata pencaharian

sebagai akibat dari

pengambilalihan tanah

secara paksa? Harap

berikan justifikasi

singkat

OP 4.12

tentang

Pemukiman

Kembali

Secara

Paksa

Jika “Tidak”: Merujuk

pada pertanyaan

pemeriksaan

berikutnya.

Jika “Ya/Significan”:

Kategori A, LARAP

Jika “Ya/Sedang atau

Kecil”: Kategori B,

Disingkat LARAP

Page 245: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

245

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Apakah sub-proyek

melibatkan hilangnya

aset tetapi bukan

sebagai akibat dari

pengambilalihan tanah

secara paksa?

OP4.01

Tentang

Penilaian

Lingkunga

n

Jika “Tidak”: Merujuk

pada pertanyaan

pemeriksaan

berikutnya.

Jika “Ya”: Kategori

B.

Mengelola kompensasi

sebesar nilai

penggantian

berdasarkan ESMP.

Page 246: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

246

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Apakah terdapat

Masyarakat Adat di

wilayah proyek ?:

Mengidentifikasi

sendiri sebagai bagian

dari kelompok sosial

dan budaya yang

berbeda, dan

Mempertahankan intuisi

budaya, ekonomi,

sosial dan politik

yang berbeda dari

masyarakat dan budaya

yang dominan ?, dan

Berbicara dengan

bahasa atau dialek

yang berbeda?, dan

OP4.10

tentang

Masyaraka

t Adat

Jika “Tidak”: Merujuk

pada pertanyaan

pemeriksaan

berikutnya.

Jika “Ya”: Kategori A

Merujuk IPF untuk

persyaratan Penilaian

Sosial dalam ESIA dan

IPP.

Page 247: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

247

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Akankah proyek

langsung atau tidak

langsung memberikan

keuntungan atau

menargetkan Masyarakat

Adat?

OP4.10

tentang

Masyaraka

t Adat

Jika tidak terdapat

IP dalam daerah

proyek, atau

pertanyaan ini tidak

terkait, masukkan

Tidak Tersedia dalam

setiap kolom.

Jika “Tidak ada

manfaat atau target”

atau “Ya Manfaat atau

target”: Kategori A.

Sampaikan di

Penilaian Sosial dan

penyusunan IPP.

Page 248: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

248

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Akankah proyek

langsung atau tidak

langsung mempengaruhi

praktik sosial-budaya

tradisional dan

kepercayaan Masyarakat

Adat? (Misalnya dalam

membesarkan anak,

kesehatan, pendidikan,

seni, dan tata

kelola)?

OP4.10

tentang

Masyaraka

t Adat

Jika “Tidak”: Merujuk

pada pertanyaan

pemeriksaan

berikutnya.

Jika “Ya”: Kategori

A

Merujuk IPF untuk

persyaratan Penilaian

Sosial dalam ESIA dan

IPP.

Page 249: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

249

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Akankah proyek

mempengaruhi sistem

mata pencaharian

Masyarakat Adat?

(Misalnya, sistem

produksi pangan,

pengelolaan sumber

daya alam, kerajinan

dan perdagangan,

status pekerjaan)?

OP4.10

tentang

Masyaraka

t Adat

Jika “Tidak”: Merujuk

pada pertanyaan

pemeriksaan

berikutnya.

Jika “Ya”: Kategori

A

Merujuk IPF untuk

persyaratan Penilaian

Sosial dalam ESIA dan

IPP.

Page 250: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

250

Pertanyaan

*Catatan pada

checklist atau dalam

laporan terlampir di

mana permasalahan

mungkin hanya

berhubungan dengan

proyek-proyek terkait

seperti eksploitasi

hilir

Jawaban Jika Ya

Kebijakan

yang

dipicu

Kategori dan

Instrumen

Perlindungan

Ya

Signifikan,

Sedang, Kecil

Tidak

Akankah proyek berada

di daerah (tanah atau

wilayah) yang

diduduki, dimiliki,

atau digunakan oleh

Masyarakat Adat, dan /

atau diklaim sebagai

tanah leluhur?

OP4.10

tentang

Masyaraka

t Adat

Jika “Tidak”: Merujuk

pada pertanyaan

pemeriksaan

berikutnya.

Jika “Ya”: Kategori

A

Merujuk IPF untuk

persyaratan Penilaian

Sosial dalam ESIA dan

IPP.

Page 251: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

251

Lampiran C. GARIS BESAR LAPORAN ESIA UNTUK KATEGORI SUB

PROYEK

Dengan mengacu pada Lampiran B pada OP 4.01 - Isi Laporan

Penilaian Lingkungan untuk Proyek Kategori A.

Laporan ESIA untuk proyek Kategori A berfokus pada isu-isu

lingkungan yang signifikan atas suatu proyek. Ruang lingkup

laporan dan tingkat detail harus sepadan dengan potensi dampak

proyek. Laporan yang disampaikan kepada Bank disusun dalam

bahasa Inggris dan ringkasan eksekutif dalam bahasa Inggris.

Laporan ESIA harus mencakup hal-hal berikut (tidak harus dalam

urutan yang ditampilkan):

(a) Ringkasan Eksekutif. Secara ringkas membahas temuan

yang signifikan dan tindakan yang direkomendasikan.

(b) Kebijakan, hukum, dan kerangka administrasi. Membahas

kebijakan, hukum, dan kerangka administratif di mana

EA dilakukan. Menjelaskan persyaratan lingkungan atas

setiap pemodal. Mengidentifikasi kesepakatan

lingkungan internasional yang relevan dimana negara

ini merupakan pihak.

(c) Deskripsi Proyek. Secara ringkas menggambarkan proyek

yang diusulkan dan geografis, ekologi, sosial, dan

konteks sementara, termasuk investasi offsite yang

mungkin diperlukan (misalnya, pipa yang didedikasikan,

akses jalan, pembangkit listrik, penyediaan air,

Page 252: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

252

perumahan, dan bahan baku dan fasilitas penyimpanan

produk). Menunjukkan kebutuhan untuk rencana pemukiman

kembali atau rencana pembangunan Masyarakat Adat

(lihat juga paragraph (h)(v) di bawah). Biasanya

mencakup sebuah peta yang menunjukkan lokasi proyek

dan daerah pengaruh proyek.

(d) Data dasar. Menilai dimensi wilayah studi dan

menjelaskan kondisi fisik, biologis, dan sosial

ekonomi yang relevan, termasuk perubahan yang

diantisipasi sebelum proyek dimulai. Juga

memperhitungkan kegiatan pembangunan saat ini dan yang

diusulkan dalam wilayah proyek tetapi tidak secara

langsung terhubung ke proyek. Data harus relevan

dengan keputusan tentang lokasi proyek, desain,

operasi, atau langkah-langkah mitigasi. Bagian ini

menunjukkan keakuratan, keandalan, dan sumber data.

(e) Dampak lingkungan. Memperkirakan dan menilai dampak

positif dan negatif kemungkinan proyek, secara

kuantitatif sejauh mungkin. Mengidentifikasi langkah-

langkah mitigasi dan dampak negatif residual yang

tidak dapat dikurangi. Mengeksplorasi peluang untuk

peningkatan lingkungan. Mengidentifikasi dan

memperkirakan tingkat dan kualitas data yang tersedia,

kesenjangan data kunci, dan ketidakpastian terkait

Page 253: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

253

dengan prediksi, dan menentukan topik yang tidak

memerlukan perhatian lebih lanjut.

(f) Analisis alternatif. Secara sistematis membandingkan

alternatif layak untuk lokasi proyek, teknologi,

desain, dan operasi yang diusulkan termasuk situasi

"tanpa proyek" dalam hal potensi dampak lingkungan

mereka; kemungkinan memitigasi dampak tersebut; modal

dan biaya berulang mereka; kesesuaian dengan kondisi

setempat; dan kelembagaan, pelatihan, dan persyaratan

pemantauan. Untuk setiap alternatif, mengkuantifikasi

dampak lingkungan sejauh mungkin, dan melampirkan

nilai ekonomi jika memungkinkan. Menyatakan dasar

untuk memilih desain proyek tertentu yang diusulkan

dan membenarkan tingkat emisi yang direkomendasikan

dan melakukan pendekatan untuk pencegahan dan

pengurangan polusi.

(g) Rencana pengelolaan lingkungan dan sosial (ESMP).

Meliputi langkah-langkah mitigasi, pemantauan, dan

penguatan kelembagaan; lihat garis di Lampiran D.

(h) Lampiran-lampiran

Daftar pihak penyusun laporan EA - individu dan

organisasi.

Page 254: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

254

Rujukan--materi tertulis baik yang dipublikasikan

dan tidak dipublikasikan, yang digunakan dalam

penyusunan studi.

Catatan atas pertemuan antar agen dan konsultasi,

termasuk konsultasi untuk memperoleh pandangan

informasi dari orang-orang yang terkena dampak dan

organisasi non-pemerintah setempat (LSM). Catatan

tersebut menentukan cara apa pun selain konsultasi

(misalnya, survei) yang digunakan untuk mendapatkan

pandangan dari kelompok yang terkena dampak dan LSM

setempat.

Tabel-tabel menyajikan data yang relevan yang

disebut atau diringkas dalam teks utama.

Daftar laporan terkait (misalnya, rencana pemukiman

kembali atau rencana pembangunan masyarakat adat).

Page 255: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

255

Lampiran D. TEMPLATE RENCANA PENGELOLAAN LINGUNGAN DAN

SOSIAL

Dengan merujuk pada Lampiran C pada Kebijakan Perlindungan Bank

Dunia OP 4.01 – Rencana Pengelolaan Lingkungan

(a) Rencana pengelolaan lingkungan dan sosial sub-proyek (ESMP)

terdiri dari himpunan mitigasi, pemantauan, dan langkah-

langkah institusional yang akan diambil selama pelaksanaan

dan operasi untuk menghilangkan dampak lingkungan dan

sosial yang merugikan, mengimbangi mereka, atau

menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Rencana

tersebut juga mencakup tindakan yang diperlukan untuk

menerapkan langkah-langkah ini. Untuk mempersiapkan sebuah

ESMP, PT SMI akan (a) mengidentifikasi serangkaian

tanggapan terhadap potensi dampak yang merugikan;

(b) menentukan persyaratan untuk memastikan bahwa tanggapan

tersebut dibuat secara efektif dan pada waktu yang tepat;

dan

(c) menjelaskan cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Lebih

khusus, ESMP akan mencakup komponen-komponen berikut.

Mitigasi

ESMP mengidentifikasi langkah yang tepat dan hemat biaya yang

dapat mengurangi potensi dampak lingkungan yang merugikan secara

signifikan untuk tingkat yang dapat diterima. Rencana tersebut

meliputi langkah-langkah kompensasi jika langkah-langkah

Page 256: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

256

mitigasi tidak layak, tidak hemat biaya, atau tidak cukup.

Secara khusus, ESMP:

a. mengidentifikasi dan merangkum semua dampak lingkungan yang

dapat diantisipasi yang merugikan secara signifikan

(termasuk yang melibatkan masyarakat adat atau pemukiman

kembali secara paksa);

b. menjelaskan - dengan rincian teknis - masing-masing langkah

mitigasi, termasuk jenis dampak yang berkaitan dan kondisi

di mana diperlukan (misalnya, terus menerus atau dalam hal

darurat), bersama-sama dengan desain, deskripsi peralatan,

dan prosedur operasi, yang sesuai;

c. memperkirakan setiap dampak lingkungan yang potensial dari

langkah-langkah ini; dan

d. memberikan tautan dengan rencana mitigasi lainnya

(misalnya, untuk pemukiman kembali secara paksa, Masyarakat

Adat, atau kekayaan budaya) yang diperlukan untuk proyek

tersebut.

Pemantauan

Pemantauan lingkungan selama pelaksanaan proyek memberikan

informasi tentang aspek-aspek lingkungan utama dari proyek ini,

terutama dampak lingkungan dari proyek dan efektivitas langkah-

langkah mitigasi. Informasi tersebut memungkinkan peminjam dan

Bank untuk menilai keberhasilan mitigasi sebagai bagian dari

pengawasan proyek, dan memungkinkan tindakan korektif yang harus

Page 257: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

257

diambil bila diperlukan. Oleh karena itu, RPLS mengidentifikasi

tujuan monitoring dan menentukan jenis monitoring, dengan

keterkaitan terhadap dampak yang dinilai dalam laporan ESIA dan

langkah-langkah mitigasi yang dijelaskan dalam RPLS. Secara

khusus, bagian pemantauan RPLS mengatur:

a. deskripsi spesifik, dan rincian teknis, langkah-langkah

pemantauan, termasuk parameter yang akan diukur, metode

yang akan digunakan, lokasi pengambilan sampel, frekuensi

pengukuran, batas deteksi (jika sesuai), dan definisi

ambang batas yang akan memberikan sinyal perlunya tindakan

korektif; dan

b. prosedur pemantauan dan pelaporan untuk (i) memastikan

deteksi dini dari kondisi yang memerlukan tindakan mitigasi

tertentu, dan (ii) memberikan informasi tentang kemajuan

dan hasil mitigasi.

Pengembangan Kapasitas dan Pelatihan

Untuk mendukung pelaksanaan tepat waktu dan efektif komponen

proyek lingkungan dan tindakan mitigasi, RPLS mengacu pada

penilaian ESIA tentang keberadaan, peran, dan kemampuan unit

lingkungan di lokasi atau di tingkat agen dan kementerian. Jika

perlu, RPLS merekomendasikan pendirian atau perluasan unit

tersebut, dan pelatihan staf, untuk memungkinkan pelaksanaan

rekomendasi ESIA. Secara khusus, RPLS memberikan gambaran

spesifik pengaturan kelembagaan - yang bertanggung jawab untuk

Page 258: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

258

melaksanakan mitigasi dan pemantauan tindakan (misalnya, untuk

operasi, pengawasan, penegakan, pemantauan pelaksanaan, tindakan

perbaikan, pembiayaan, pelaporan, dan pelatihan staf). Untuk

memperkuat kemampuan pengelolaan lingkungan di lembaga yang

bertanggung jawab untuk implementasi, banyak ESMP mencakup satu

atau lebih topik tambahan berikut: (a) program bantuan teknis,

(b) pengadaan peralatan dan perlengkapan, dan (c) perubahan

organisasi.

Jadwal pelaksanaan dan Estimasi Biaya

Untuk semua tiga aspek (mitigasi, pemantauan, dan pembangunan

kapasitas), RPLS mengatur (a) jadwal pelaksanaan untuk langkah-

langkah yang harus dilakukan sebagai bagian dari proyek,

menunjukkan pentahapan dan koordinasi dengan rencana pelaksanaan

proyek secara keseluruhan; dan (b) modal dan perkiraan biaya

berulang dan sumber dana untuk melaksanakan ESMP. Angka-angka

ini juga terintegrasi ke dalam total tabel biaya proyek.

Integrasi ESMP dengan Proyek

Keputusan peminjam untuk melanjutkan dengan proyek, dan

keputusan Bank untuk mendukungnya, yang didasarkan pada harapan

bahwa EMP akan dijalankan secara efektif. Akibatnya, Bank

mengharapkan rencana lebih spesifik dalam deskripsi terhadap

tindakan mitigasi dan pemantauan individu dan tugas tanggung

jawab institusional, dan itu harus diintegrasikan ke dalam

keseluruhan perencanaan, desain, anggaran, dan pelaksanaan

Page 259: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

259

proyek. Integrasi tersebut dicapai dengan mendirikan ESMP dalam

proyek sehingga rencana tersebut akan menerima dana dan

pengawasan bersama dengan komponen lainnya.

Tabel berikut ini adalah template yang disarankan untuk

ringkasan mengenai rencana mitigasi dan pemantauan untuk tahap

eksplorasi dan pengembangan kegiatan panas bumi.

A. TEMPLATE RENCANA MITIGASI UNTUK EKSPLORASI

Biaya

kepada:

Tanggung

Jawab

Kelembagaan

kepada

:

Komentar

(misalnya

dampak

sekunder

atau

kumulatif

)

Fase Damp

ak

Tindak

an

Mitiga

si

Mema

sang

Mengo

peras

ikan

Memas

ang

Mengo

peras

ikan

Fase

eksplorasi

Fase

dekomisioni

ng

Page 260: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

260

B. RENCANA PEMANTAUAN UNTUK EKSPLORASI

Biaya

kepada:

Tanggung

Jawab

Kelembagaa

n kepada

:

Fase Apa

(par

amet

er)

Dima

na

Bag

aim

ana

(pe

ral

ata

n)

Kapa

n

(fre

kuen

si)

Men

gap

a

Mema

sang

Meng

oper

asik

an

Mema

sang

Meng

oper

asik

an

Fase

eksplorasi

Fase

dekomisioni

ng

Page 261: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

261

Lampiran E. FORMAT UKL/UPL

Format berikut adalah Format untuk Rencana Pengelolaan

Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (UPL). Format

ini menggambarkan dampak dari kegiatan yang direncanakan pada

lingkungan dan bagaimana hal itu ditangani. Sebagai bagian

integral dari UKL/UPL, Pernyataan Jaminan Pelaksanaan UKL/UPL

juga termasuk. Format ini sesuai dengan Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 16/2012 yang dapat dirujuk untuk panduan

lebih lanjut.

Judul Bab/Sub

Bab

Isi/Keterangan

Surat Pernyataan dari Manajemen Proyek

a. Surat pernyataan dari manajemen proyek akan

menyatakan akuntabilitas mereka untuk

memastikan bahwa Rencana Pengelolaan

Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan

Lingkungan (UPL) akan dilakukan. Surat

pernyataan ini harus ditandatangani di atas

materai yang diakui oleh Kepala BLHD (badan

lingkungan setempat) dan Kepala Pemerintah

Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota).

b. Manajemen proyek terdiri dari pihak-pihak

Page 262: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

262

Judul Bab/Sub

Bab

Isi/Keterangan

yang menyiapkan dan melaksanakan Kegiatan

proyek, pihak-pihak yang bertanggung jawab

untuk operasi dan pemeliharaan atas Kegiatan

Proyek, dan pihak lain yang bertanggung jawab

untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan

I. uraian manajemen proyek

1.1 Nama

perusahaan

……………………………….

1.2 Nama Badan

Manajemen

Proyek

Nama entitas manajemen proyek dan deskripsi

pekerjaan mereka pada setiap tahap Kegiatan

Proyek, yang harus mencakup:

a. Badan atau kantor yang bertanggung jawab atas

penyusunan dan pelaksanaan Kegiatan Proyek.

b. Badan atau kantor yang bertanggung jawab atas

operasi dan pemeliharaan Kegiatan Proyek

setelah pekerjaan selesai.

c. Badan atau kantor yang bertanggung jawab atas

pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

1.3 Alamat,

Nomor Telepon

Alamat jelas lembaga atau kantor yang disebut

yang terkait dengan Kegiatan Proyek sesuai

Page 263: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

263

Judul Bab/Sub

Bab

Isi/Keterangan

dan Faks,

Website dan

Email

dengan titik 1,1 di atas.

II. Uraian kegiatan Proyek dan dampaknya

2.1 Nama

Kegiatan Proyek

Nama Kegiatan Proyek secara jelas dan lengkap.

2.2 Lokasi

Kegiatan Proyek

a. Lokasi Kegiatan Proyek secara jelas dan

lengkap: Kelurahan/Desa, Kabupaten/kota, dan

Provinsi dimana Kegiatan Proyek dan

komponennya berlangsung.

b. Lokasi Kegiatan Proyek harus ditarik dalam

peta menggunakan skala yang memadai

(misalnya, 1: 50.000, disertai dengan lintang

dan bujur lokasi).

2.3 Skala dan

Kegiatan Proyek

Estimasi skala dan jenis Kegiatan Proyek

(menggunakan unit pengukuran yang dapat

diterima). Sebagai contoh: pembangunan pasar

kapasitas tertentu mungkin perlu disertai dengan

fasilitas pendukung sejalan dengan Rencana

Pengelolaan Lingkungan yang harus menyebutkan

Page 264: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

264

Judul Bab/Sub

Bab

Isi/Keterangan

jenis komponen serta skala.

2.4 Komponen

Kegiatan Proyek

dalam uraian

singkat

Penjelasan singkat dan jelas pada setiap

komponen dari Kegiatan Proyek yang memiliki

dampak lingkungan yang potensial. Komponen

pekerjaan harus dibagi berdasarkan tahapan

sebagai berikut:

a. Pra-konstruksi, misalnya: mobilisasi tenaga

kerja dan material, transportasi, dll

b. Konstruksi, misalnya penggunaan air tanah,

meletakkan pipa utilitas, dll

c. Operasi dan Pemeliharaan: Pasca konstruksi,

misalnya: pembersihan bahan limbah yang

digali, dll

Juga, melampirkan bagan alur/diagram untuk

menjelaskan aliran pekerjaan yang harus

dilakukan, jika dapat diterapkan.

III POTENSI

DAMPAK

LINGKUNGAN

Jelaskan secara singkat dan jelas tentang

Aktivitas Proyek dengan dampak lingkungan yang

potensial, jenis dampak yang mungkin terjadi,

besarnya dampak, dan hal-hal lain yang

Page 265: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

265

Judul Bab/Sub

Bab

Isi/Keterangan

dibutuhkan untuk menggambarkan setiap potensi

dampak lingkungan pada lingkungan alam dan

sosial. Deskripsi tersebut dapat disajikan dalam

tabulasi, dengan masing-masing kolom mewakili

masing-masing aspek. Penjelasan mengenai ukuran

atau besarnya dampak harus disertai dengan unit

pengukuran berdasarkan undang-undang dan

peraturan yang berlaku atau analisis ilmiah

tertentu. .

IV. Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan

4.1 Rencana

Pengelolaan

Lingkungan

a. Rencana Pengelolaan Lingkungan (UKL) terdiri

dari rencana itu sendiri, serta pihak yang

bertanggung jawab, frekuensi intervensi,

jadwal pelaksanaan, dan jenis mekanisme

(misalnya: prosedur manajemen, metode, dll)

untuk mengurangi dampak lingkungan yang

teridentifikasi pada Bagian III di atas.

b. Rencana tersebut dapat disajikan dalam format

tabel, yang minimal berisi kolom berikut:

jenis dampak, sumber, besarnya, ambang batas,

Page 266: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

266

Judul Bab/Sub

Bab

Isi/Keterangan

rencana pengelolaan, dan frekuensi

intervensi, pihak yang bertanggung jawab, dan

keterangan lainnya.

4.2 Rencana

Pemantauan

Lingkungan

a. Rencana Pemantauan Lingkungan (UPL) terdiri

dari rencana itu sendiri, pihak yang

bertanggung jawab, frekuensi intervensi,

jadwal pelaksanaan, dan jenis mekanisme

(misalnya: prosedur untuk pemantauan, metode,

dll) untuk memantau rencana pengelolaan

lingkungan yang dijelaskan dalam bagian 4.1

di atas.

b. Rencana tersebut dapat disajikan dalam format

tabel, yang minimal berisi kolom berikut:

jenis dampak, sumber, besarnya, ambang batas,

rencana pengelolaan, dan frekuensi

intervensi, pihak yang bertanggung jawab, dan

keterangan lainnya. Dalam rencana pemantauan

ini, ambang batas harus mematuhi peraturan

perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan

dampak lingkungan sebagaimana telah

diidentifikasi dalam Bagian III di atas.

Page 267: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

267

Judul Bab/Sub

Bab

Isi/Keterangan

V. TANDA

TANGAN DAN

STEMPEL KANTOR

Setelah dokumen UKL / UPL disiapkan dan lengkap,

Manajer Proyek harus menandatangani dan

membubuhkan stempel resmi pada dokumen.

VI. RUJUKAN Masukkan berbagai rujukan yang digunakan dalam

penyusunan UKL/UPL.

VII. LAMPIRAN-

LAMPIRAN

Lampirkan dokumen atau informasi yang relevan

dengan UKL/UPL, yaitu tabel yang menampilkan

hasil pemantauan, dan lain-lain.

Page 268: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

268

Lampiran F. PERNYATAAN JAMINAN UNTUK UKL/UPL

No:…………………….

Dalam upaya untuk mencegah, mengurangi dan / atau mengatasi

potensi dampak lingkungan dari Pekerjaan

Kontruksi.............................. , di Kabupaten /

Provinsi .............. serta sesuai dengan tugas dan wewenang

Dinas ................ , Kabupaten / Provinsi akan melaksanakan

Rencana Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan

Lingkungan (UPL) dan termasuk rekomendasi dari UKL / UPL ke

dalam Desain Secara Rinci.

Untuk tahap berikutnya, yang merupakan pekerjaan fisik,

pelaksanaan rekomendasi dari UKL / UPL dilakukan oleh pihak yang

bertanggung jawab untuk pekerjaan fisik, yang merupakan "Satker

.............. ....... Kabupaten / Provinsi .................. "

Pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya, sebagai konfirmasi

untuk mendukung Rencana Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana

Pemantauan Lingkungan (UPL) pada Pekerjaan Konstruksi untuk

Pembangunan .................. ....., di Kabupaten / Provinsi

.............

Lokasi,.........................., Tanggal…..………..

DINAS…………….………………............

Page 269: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

269

KABUPATEN/PROVINSI.......................

Satker

NAMA .................................

Page 270: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

270

Lampiran G. PROSEDUR PENEMUAN KESEMPATAN PCR

Definisi. Kesempatan menemukan adalah penemuan yang tidak

disengaja atas arkeologi, sejarah, budaya, dan materi tetap

selama konstruksi atau operasi proyek. Prosedur kesempatan

menemukan adalah prosedur spesifik proyek yang akan diikuti jika

warisan budaya yang tidak diketahui sebelumnya ditemui selama

kegiatan proyek. Prosedur tersebut pada umumnya mencakup

persyaratan untuk memberitahu otoritas yang relevan atas benda

atau lokasi yang ditemukan oleh para ahli warisan budaya; untuk

memagari area atau lokasi penemuan untuk menghindari gangguan

lebih lanjut; untuk melakukan penilaian atas benda atau lokasi

yang ditemukan oleh para ahli warisan budaya; untuk

mengidentifikasi dan menerapkan tindakan yang sesuai dengan

persyaratan dari Bank Dunia dan hukum Indonesia; dan untuk

melatih personil proyek dan pekerja proyek pada prosedur

menemukan kesempatan.

Tujuan.

Untuk melindungi sumber daya budaya fisik dari

dampak merugikan atas kegiatan proyek dan

mendukung pelestariannya.

Untuk mempromosikan pembagian keuntungan yang

merata dari penggunaan PCR.

Prosedur.

Page 271: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

271

a. Jika PT SMI, konsultan atau kontraktor mereka menemukan

situs arkeologi, situs sejarah, sisa-sisa dan benda-

benda, termasuk kuburan dan/atau kuburan individu selama

penggalian atau konstruksi, mereka harus:

b. Menghentikan kegiatan konstruksi di daerah menemukan

kesempatan;

c. Menggambarkan dan memberi pagar pada situs atau daerah

yang ditemukan;

d. Mengamankan situs untuk mencegah kerusakan atau

kehilangan benda bergerak. Dalam kasus barang bergerak

antik atau sensitif, penjaga malam harus disiapkan sampai

pemerintah daerah yang bertanggung jawab atau Departemen

Kebudayaan Kabupaten/Provinsi, atau Lembaga Arkeologi

setempat sudah siap ntuk mengambil alih;

e. Melarang pekerja atau pihak lain untuk mengambil objek;

f. Memberitahu semua personil sub-proyek atas penemuan dan

mengambil tindakan pencegahan perlindungan awal;

r. Mencatat kesempatan menemukan objek dan tindakan awal;

s. Memberitahu dengan segera kepada pemerintah setempat yang

bertanggung jawab dan Lembaga Arkeologi terkait;

t. Pemerintah daerah yang bertanggung jawab akan bertugas

melindungi dan melestarikan situs sebelum memutuskan

prosedur yang tepat berikutnya. Ini akan membutuhkan

evaluasi awal mengenai temuan yang akan dilakukan oleh

Page 272: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

272

Lembaga Arkeologi setempat. Arti dan pentingnya temuan

harus dinilai sesuai dengan berbagai kriteria yang

relevan dengan warisan budaya; termasuk nilai-nilai

estetika, sejarah, ilmiah atau penelitian, sosial dan

ekonomi;

u. Keputusan tentang bagaimana menangani temuan harus

diambil oleh otoritas yang bertanggung jawab. Hal ini

dapat mencakup perubahan tata letak sub-proyek (seperti

ketika menemukan benda budaya yg tdk dpt dipindahkan atau

arkeologi penting) konservasi, pelestarian, pemulihan dan

penyelamatan;

v. Pelaksanaan keputusan otoritas mengenai pengelolaan

temuan harus disampaikan secara tertulis oleh otoritas

setempat yang relevan;

w. Langkah-langkah mitigasi dapat mencakup perubahan desain

sub-proyek/tata letak, perlindungan, konservasi,

restorasi, dan/atau pelestarian situs dan/atau benda;

x. Pekerjaan konstruksi di lokasi bisa dilanjutkan hanya

setelah izin diberikan dari pemerintah setempat yang

bertanggung jawab mengenai perlindungan warisan tersebut;

dan

y. PT SMI, konsultan dan kontraktor mereka, akan bekerja

sama dengan pemerintah daerah terkait untuk memantau

semua kegiatan konstruksi dan memastikan bahwa tindakan

Page 273: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

273

pelestarian yang memadai diambil dan karenanya situs

warisan dilindungi.

Page 274: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

274

Lampiran H SAMPEL FORMULIR PENGADUAN

No. Rujukan

Nama Lengkap

Mohon beri tanda

bagaimana anda ingin

dihubungi (surat,

telepon, surel).

Mohon beri tanda bagaimana anda ingin

dihubungi

Provinsi/Kabupaten

Tanggal

Kategori pengaduan

1. Atas pengabaian (rumah sakit, rumah

umum)

2. Atas aset/properti yang terkena

dampak proyek

3. Atas infrastruktur

4. Atas penurunan atau kerugian total

atas sumber pendapat

5. Atas permasalahan lingkungan hidup

(misalnya polusi)

6. Atas pekerjaan

7. Atas lalu lintas, transportasi dan

risiko lainnya

8-Lain-lain (Mohon jelaskan):

Page 275: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

275

Uraian Pengaduan Apa yang terjadi? Kapan itu terjadi? Dimana

itu terjadi? Apa hasil dari masalah itu?

Apa yang Anda inginkan untuk terjadi dalam menyelesaikan

masalah tersebut?

Tanda tangan: Tanggal:

Page 276: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

276

Lampiran I. SAMPEL FORMULIR PENUTUPAN PENGADUAN

Nomor tutup pengaduan:

Menetapkan tindakan segera

yang diperlukan:

Menetapkan tindakan jangka

panjang yang diperlukan (jika

perlu):

Kompensasi yang dibutuhkan? [ ] YA [

] TIDAK

KENDALI ATAS TINDAKAN PEMULIHAN DAN KEPUTUSAN

Tahap-tahap Tindakan Pemulihan Batas waktu dan Lembaga

yang Bertanggung jawab

1.

2.

3.

4.

5.

KOMPENSASI DAN TAHAP AKHIR

Bagian ini akan diisi dan ditandatangani oleh pengadu setelah

dia menerima biaya kompensasi dan pengaduannya telah dipulihkan.

Catatan:

Nama-Nama Keluarga dan Tanda Tangan

Tanggal…./…../…..

Page 277: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

277

Dari Pengadu:

Wakil Lembaga/Perusahaan yang Bertanggung Jawab

Jabatan-Nama-Nama Keluarga dan Tanda Tangan

Page 278: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

278

Lampiran J. ISI UMUM RENCANA PEMBANGUNAN MASYARAKAT ADAT

Latar Belakang dan Konteks

i. Proyek dan komponen proyek

ii. Uraian singkat tentang Masyarakat Adat / etnis minoritas (IP

/ EM) di negara proyek yang relevan

iii. Kerangka hukum yang relevan

iv. Ringkasan temuan mengenai Penilaian Sosial (bagian dari

ESIA), termasuk antara lain:

a. data dasar dari IP/ EM

b. Peta daerah pengaruh proyek dan daerah yang dihuni oleh IP

/ EM

c. Analisis struktur sosial IP/ EM dan sumber-sumber

pendapatan

d. Persediaan sumber daya yang digunakan oleh IP / EM, dan

data teknis pada sistem produksi mereka

e. Informasi tentang praktik dan pola budaya

f. Hubungan IP / EM pada kelompok lokal / nasional lainnya

v. Dampak utama yang positif pada proyek pada IP / EM

vi. Dampak utama yang negatif pada proyek pada IP / EM

Tujuan IPP

i. Menerangkan tujuan IPP

Page 279: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

279

Kegiatan Pengembangan dan/atau Mitigasi

i. Menguraikan detail kegiatan pengembangan

ii. Menguraikan detail kegiatan mitigasi

Strategi untuk Partisipasi IP/EM

i. Menguraikan mekanisme untuk partisipasi IP / EM dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

ii. Menguraikan prosedur untuk menyampaikan keluhan oleh IP / EM

Pengaturan Kelembagaan

i. Mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab utama dalam

perencanaan, pengelolaan, dan pemantauan pembangunan, dan / atau

kegiatan mitigasi

ii. Mengidentifikasi peran LSM atau organisasi IP / EM dalam

melaksanakan pembangunan dan / atau kegiatan mitigasi.

Anggaran dan Pembiayaan

i. Mengidentifikasi biaya pengembangan dan / atau biaya

kegiatan mitigasi dan sumber pendanaan

Pengawasan, Pemantauan dan Evaluasi

i. Menetapkan pengaturan untuk pengawasan, pemantauan, dan

evaluasi

ii. Strategi dan jadwal implementasi

Page 280: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

280

iii. Menyusun rencana pemantauan internal mengenai sasaran

pembangunan utama dan /atau kegiatan mitigasi

Page 281: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

281

Lampiran K. ISI PENGAMBILALIHAN LAHAN DAN RENCANA AKSI

PEMUKIMAN KEMBALI (LARAP)

Ruang lingkup dan tingkat detail dari rencana pemukiman kembali

bervariasi dengan besarnya dan kompleksitas pemukiman kembali

secara paksa. Rencana ini didasarkan pada informasi terkini dan

informasi yang dapat dipercaya tentang (a) pemukiman kembali

yang diusulkan dan dampaknya terhadap pengungsi dan kelompok

lain yang terkena dampak yang merugikan, dan (b) masalah hukum

yang terlibat dalam pemukiman kembali. Rencana pemukiman kembali

mencakup unsur-unsur di bawah ini, sebagaimana relevan.

1. Deskripsi proyek. Gambaran umum proyek dan identifikasi

wilayah proyek.

2. Potensi dampak. Identifikasi komponen atau kegiatan proyek

yang menimbulkan pemukiman kembali; zona dampak dari

komponen atau kegiatan tersebut; alternatif yang

dipertimbangkan untuk menghindari atau meminimalkan

pemukiman kembali; dan mekanisme yang ditetapkan untuk

meminimalkan pemukiman kembali, sejauh mungkin, selama

pelaksanaan proyek.

3. Tujuan. Tujuan utama dari program pemukiman kembali.

4. Studi Sosioekonomi. Temuan studi sosial ekonomi yang akan

dilakukan pada tahap awal persiapan proyek dan dengan

keterlibatan pengungsi yang berpotensi, termasuk hasil

survei sensus yang mencakup:

Page 282: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

282

a. penghuni daerah yang terkena dalam saat ini untuk

membangun pondasi untuk desain program pemukiman

kembali dan untuk mengecualikan arus masuk berikutnya

dari orang-orang untuk kelayakan atas kompensasi dan

bantuan pemukiman kembali;

b. karakteristik standar rumah tangga pengungsi, sistem

produksi, tenaga kerja, dan organisasi rumah tangga;

dan informasi dasar tentang mata pencaharian (termasuk,

sebagaimana relevan, tingkat produksi dan penghasilan

yang diperoleh dari kegiatan ekonomi formal dan

informal) dan standar hidup (termasuk status kesehatan)

dari populasi pengungsi;

c. besarnya kerugian yang diperkirakan – seluruhnya atau

sebagian aset, dan tingkat perpindahan, fisik atau

ekonomi;

d. Informasi tentang kelompok rentan atau orang-orang

sebagaimana diatur dalam OP 4.12, ayat 8, untuk siapa

ketentuan khusus mungkin harus dilakukan; dan

e. Ketentuan untuk memperbarui informasi pada mata

pencaharian dan standar hidup secara berkala para

pengungsi sehingga informasi terbaru tersedia pada saat

perpindahan mereka.

5. Studi lainnnya menguraikan berikut ini

Page 283: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

283

a. kepemilikan tanah dan sistem pengalihan, termasuk

inventarisasi sumber daya alam yang merupakan milik

umum, dari mana orang memperoleh mata mata pencaharian

dan rezeki mereka, system hak pakai hasil non

kepemilikan (termasuk perikanan, penggembalaan, atau

penggunaan kawasan hutan) diatur oleh mekanisme alokasi

tanah yang diakui setempat;

b. pola interaksi sosial di masyarakat yang terkena

dampak, termasuk jaringan sosial dan sistem dukungan

sosial, dan bagaimana mereka akan terkena dampak

proyek;

c. infrastruktur publik dan pelayanan sosial yang akan

terkena dampak; dan

d. karakteristik sosial dan budaya dari komunitas

pengungsi, termasuk deskripsi lembaga formal dan

informal (misalnya, organisasi masyarakat, kelompok

ritual, lembaga swadaya masyarakat (LSM)) yang mungkin

relevan dengan strategi konsultasi dan untuk merancang

dan melaksanakan kegiatan pemukiman kembali.

Kerangka hukum. Temuan-temuan analisis mengenai kerangka hukum,

yang meliputi

a. lingkup kekuasaan domain utama dan sifat kompensasi

yang terkait dengan itu, baik dari segi metodologi

penilaian dan waktu pembayaran;

Page 284: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

284

b. prosedur hukum dan administrasi yang berlaku, termasuk

deskripsi dari solusi yang tersedia untuk pengungsi

dalam proses peradilan dan jangka waktu normal untuk

prosedur tersebut, dan setiap alternatif mekanisme

penyelesaian sengketa yang tersedia yang mungkin

relevan dengan pemukiman kembali dalam proyek;

c. hukum yang relevan (termasuk hukum adat dan

tradisional) yang mengatur kepemilikan lahan, penilaian

aset dan kerugian, kompensasi, dan hak penggunaan

sumber daya alam; hukum pribadi adat yang terkait

dengan perpindahan; dan hukum lingkungan dan peraturan

kesejahteraan sosial;

d. peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

instansi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan

kegiatan pemukiman kembali;

e. kesenjangan, jika ada, antara hukum setempat yang

meliputi domain utama dan pemukiman kembali dan

kebijakan pemukiman kembali dari Bank, dan mekanisme

untuk menjembatani kesenjangan tersebut; dan

f. Langkah-langkah hukum yang diperlukan untuk menjamin

pelaksanaan yang efektif dari kegiatan pemukiman

kembali di bawah proyek, termasuk, yang sesuai, proses

untuk mengakui klaim atas hak-hak hukum atas tanah -

Page 285: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

285

termasuk klaim yang berasal dari hukum adat dan

penggunaan tradisional (lihat OP 4.12, ayat 15 b).

g. kesenjangan, jika ada, antara hukum setempat yang

meliputi domain utama dan pemukiman kembali dan

kebijakan pemukiman kembali dari Bank, dan mekanisme

untuk menjembatani kesenjangan tersebut; dan

h. Langkah-langkah hukum yang diperlukan untuk menjamin

pelaksanaan yang efektif dari kegiatan pemukiman

kembali di bawah proyek, termasuk, yang sesuai, proses

untuk mengakui klaim atas hak-hak hukum atas tanah -

termasuk klaim yang berasal dari hukum adat dan

penggunaan tradisional (lihat OP 4.12, ayat 15 b).

Kerangka kelembagaan. Temuan-temuan dari analisis kerangka

kelembagaan yang meliputi

a. identifikasi instansi yang bertanggung jawab untuk

kegiatan pemukiman kembali dan LSM yang mungkin

memiliki peran dalam pelaksanaan proyek;

b. penilaian terhadap kapasitas kelembagaan lembaga dan

LSM tersebut; dan

c. Langkah-langkah yang diusulkan untuk meningkatkan

kapasitas kelembagaan lembaga dan LSM yang bertanggung

jawab untuk pelaksanaan pemukiman kembali.

Page 286: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

286

Kelayakan. Definisi pengungsi dan kriteria untuk menentukan

kelayakan atas kompensasi mereka dan bantuan pemukiman kembali

lainnya, termasuk tanggal akhir terkait.

Penilaian dan kompensasi atas kerugian. Metodologi yang akan

digunakan dalam menilai kerugian untuk menentukan biaya

pengganti mereka; dan deskripsi dari jenis dan tingkat

kompensasi yang diusulkan menurut hukum setempat dan langkah-

langkah tambahan tersebut sebagaimana diperlukan untuk mencapai

biaya penggantian atas aset yang hilang.

Langkah-langkah pemukiman kembali. Keterangan tentang paket

kompensasi dan langkah-langkah pemukiman kembali lainnya yang

akan membantu setiap kategori pengungsi yang memenuhi syarat

untuk mencapai tujuan dari kebijakan tersebut (lihat OP 4.12,

ayat 6). Selain layak secara teknis dan ekonomis, paket

pemukiman kembali harus kompatibel dengan preferensi budaya

pengungsi, dan siap berkonsultasi dengan mereka.

Pemilihan lokasi, persiapan lokasi, dan relokasi. Tempat

relokasi alternatif dipertimbangkan dan penjelasan dari mereka

yang dipilih, meliputi

a. pengaturan kelembagaan dan teknis untuk

mengidentifikasi dan menyiapkan lokasi relokasi, apakah

pedesaan atau perkotaan, dimana kombinasi potensi

produktif, keuntungan lokasi, dan faktor lainnya

setidaknya sebanding dengan keuntungan dari lokasi

Page 287: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

287

lama, dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk

membebaskan dan memindahkan tanah dan sumber daya

tambahan;

b. langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah

spekulasi tanah atau masuknya orang yang tidak memenuhi

syarat pada lokasi yang dipilih;

c. prosedur untuk relokasi fisik di bawah proyek, termasuk

jadwal untuk persiapan dan pemindahan lokasi; dan

d. pengaturan hukum untuk mengatur kepemilikan dan

memindahkan hak kepemilikan kepada para pemukim

kembali.

Pelayanan perumahan, infrastruktur, dan sosial. Rencana untuk

menyediakan (atau untuk membiayai penyediaan para pemukim

kembali atas) pelayanan perumahan, infrastruktur (misalnya,

pasokan air, jalan pengumpan), dan sosial (misalnya, sekolah,

pelayanan kesehatan); rencana untuk memastikan layanan sebanding

dengan penduduk tuan rumah; setiap pembangunan lokasi yang

diperlukan, rekayasa, dan desain arsitektur untuk fasilitas ini.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Uraian tentang batas-

batas wilayah relokasi; dan penilaian terhadap dampak lingkungan

dari pemukiman kembali dan langkah-langkah yang diusulkan untuk

mengurangi dan mengelola dampak tersebut (dikoordinasikan sesuai

dengan kajian lingkungan dari investasi utama yang membutuhkan

pemukiman kembali).

Page 288: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

288

Partisipasi masyarakat. Keterlibatan para pemukim kembali dan

masyarakat tuan rumah,

a. deskripsi strategi untuk konsultasi dengan dan

partisipasi pada para pemukim kembali dan tuan rumah

dalam desain dan pelaksanaan kegiatan pemukiman

kembali;

b. ringkasan pandangan yang diungkapkan dan bagaimana

pandangan tersebut diperhitungkan dalam penyusunan

rencana pemukiman kembali;

c. tinjauan atas alternatif pemukiman kembali yang

disajikan dan pilihan yang dibuat oleh pengungsi

mengenai pilihan yang tersedia bagi mereka, termasuk

pilihan yang berkaitan dengan bentuk-bentuk kompensasi

dan bantuan pemukiman kembali, untuk relokasi individu

sebagai keluarga atau sebagai bagian dari masyarakat

yang sudah ada atau kelompok kekerabatan, untuk

mempertahankan pola organisasi kelompok yang ada, dan

untuk mempertahankan akses ke benda cagar budaya

(misalnya tempat ibadah, pusat-pusat ziarah, kuburan);

dan

d. Pengaturan yang dilembagakan dengan mana pengungsi

dapat mengkomunikasikan keprihatinan mereka pada

pejabat berwenang proyek selama perencanaan dan

pelaksanaan, dan langkah-langkah untuk memastikan bahwa

Page 289: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

289

kelompok-kelompok rentan seperti masyarakat adat, etnis

minoritas, tidak memiliki tanah, dan perempuan secara

memadai terwakili.

Integrasi dengan populasi setempat. Langkah-langkah untuk

memitigasi dampak pemukiman kembali pada pemukim setempat

1. konsultasi dengan masyarakat setempat dan pemerintah

daerah;

2. pengaturan untuk tender yang cepat atas pembayaran yang

jatuh tempo dimana sejumlah atas tanah atau aset lain yang

disediakan untuk para pemukim kembali;

3. pengaturan untuk menangani konflik yang mungkin timbul

antara pemukim kembali dan masyarakat setempat; dan

4. Setiap langkah yang diperlukan untuk meningkatkan layanan

(misalnya, layanan pendidikan, air, kesehatan, dan

produksi) di masyarakat setempat untuk membuat mereka

setidaknya sebanding dengan layanan yang tersedia untuk

para pemukim kembali.

Prosedur pengaduan. Prosedur yang terjangkau dan dapat diakses

untuk penyelesaian sengketa pihak ketiga yang timbul dari

pemukiman; mekanisme pengaduan tersebut harus memperhitungkan

ketersediaan jalan peradilan dan masyarakat dan mekanisme

penyelesaian sengketa tradisional.

Tanggung jawab organisasi. Kerangka organisasi untuk pelaksanaan

pemukiman kembali, termasuk identifikasi instansi yang

Page 290: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

290

bertanggung jawab untuk pengiriman tindakan pemukiman dan

penyediaan layanan; pengaturan untuk memastikan koordinasi yang

tepat antara lembaga dan yurisdiksi yang terlibat dalam

pelaksanaan; dan langkah-langkah (termasuk bantuan teknis) yang

diperlukan untuk memperkuat kapasitas lembaga pelaksana untuk

merancang dan melaksanakan kegiatan pemukiman kembali; ketentuan

untuk memindahkan ke otoritas setempat atau transmigran sendiri

dalam bertanggung jawab untuk mengelola fasilitas dan layanan

yang disediakan di bawah proyek dan untuk memindahkan tanggung

jawab lain dari badan pelaksanaan pemukiman kembali, saat

dibutuhkan.

Jadwal pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan yang mencakup semua

kegiatan pemukiman kembali mulai dari persiapan sampai

pelaksanaan, termasuk tanggal target untuk pencapaian manfaat

yang diharapkan bagi pemukim kembali dan pemukim setempat dan

mengakhiri berbagai bentuk bantuan. Jadwal harus menunjukkan

bagaimana kegiatan pemukiman kembali terkait dengan pelaksanaan

proyek secara keseluruhan.

Biaya dan anggaran. Tabel menunjukkan perkiraan biaya per item

untuk semua kegiatan pemukiman kembali, termasuk tunjangan untuk

inflasi, pertumbuhan penduduk, dan kontinjensi lainnya; Jadwal

untuk pengeluaran; sumber dana; dan pengaturan untuk kelancaran

dana, dan dana untuk pemukiman kembali, jika ada, di daerah-

daerah di luar yurisdiksi lembaga pelaksana.

Page 291: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

291

Pemantauan dan evaluasi. Pengaturan untuk pemantauan kegiatan

pemukiman kembali oleh badan pelaksana, dilengkapi dengan

pemantau independen yang dianggap tepat oleh Bank, untuk

memastikan informasi yang lengkap dan obyektif; indikator

pemantauan kinerja untuk mengukur input, output, dan hasil untuk

kegiatan pemukiman kembali; keterlibatan para pengungsi dalam

proses pemantauan; evaluasi dampak pemukiman kembali untuk

jangka waktu yang wajar setelah semua kegiatan pembangunan

pemukiman dan terkait telah selesai; menggunakan hasil

pemantauan pemukiman kembali untuk memandu pelaksanaan

berikutnya.

Page 292: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

292

Lampiran L. ISI SINGKATAN PENGAMBILALIHAN LAHAN DAN RENCANA

AKSI PEMUKIMAN KEMBALI

1. Deskripsi proyek: Gambaran umum proyek dan identifikasi

wilayah proyek

2. Potensi dampak: Identifikasi (i) komponen sub-proyek atau

kegiatan yang memerlukan pengambilalihan lahan, (ii) zona

dampak dari komponen/kegiatan tersebut

3. Sensus atas Pihak yang Terkena Dampak Proyek (PAP): Hasil

sensus dan inventarisasi aset, termasuk (i) daftar WTP,

membedakan antara mereka dengan hak atas tanah dan mereka

yang tidak, dan (ii) inventarisasi bidang dan struktur yang

terkena dampak.

4. Analisis Hukum: Deskripsi langkah-langkah hukum untuk

menjamin pelaksanaan yang efektif dari pengambilalihan

tanah di bawah sub-proyek, termasuk, yang sesuai, proses

untuk mengenali klaim untuk hak hukum untuk tanah termasuk

klaim yang berasal dari hukum adat dan penggunaan

tradisional.

5. Kelayakan: Identifikasi PAP yang akan memenuhi syarat untuk

kompensasi dan penjelasan tentang kriteria yang digunakan

untuk menentukan kelayakan

Page 293: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

293

6. Penilaian aset dan perhitungan kompensasi kerugian: Uraian

tentang prosedur yang akan diikuti untuk menentukan bentuk

dan jumlah kompensasi yang akan ditawarkan kepada PAP.

7. Konsultasi dengan orang-orang yang akan kehilangan tanah

dan aset lainnya: Deskripsi kegiatan yang dilakukan untuk

(1) menginformasikan PAP tentang dampak proyek dan prosedur

dan pilihan kompensasi, dan (2) memberikan kesempatan PAP

untuk menyatakan pendapat mereka

8. Tanggung jawab Organisasi: Deskripsi singkat mengenai

kerangka organisasi untuk melaksanakan pengambilalihan.

9. Jadwal Pelaksanaan: Jadwal pelaksanaan yang mencakup

pengambilalihan lahan, termasuk tanggal target untuk

penyerahan kompensasi. Jadwal harus menunjukkan bagaimana

kegiatan pengambilalihan lahan terkait dengan pelaksanaan

proyek secara keseluruhan.

10. Biaya dan anggaran: Perkiraan biaya untuk pengambilalihan

lahan untuk sub-proyek.

11. Prosedur Pengaduan: Prosedur yang terjangkau dan dapat

diakses untuk penyelesaian pihak ketiga terhadap sengketa

yang timbul dari pengambilalihan lahan; mekanisme pengaduan

tersebut harus memperhitungkan ketersediaan jalan peradilan

dan masyarakat dan mekanisme penyelesaian sengketa

tradisional.

Page 294: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

294

12. Pemantauan: Pengaturan untuk memantau kegiatan

pengambilalihan tanah dan penyerahan kompensasi kepada PAP.

Page 295: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

295

Page 296: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

1

PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR

GEOTHERMAL ENERGY UPSTREAM DEVELOPMENT PROJECT

ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT FRAMEWORK

INCORPORATING:

RESETTLMENT POLICY FRAMEWORK

INDIGENOUS PEOPLES’ PLANNING FRAMEWORK

Draft V2 for Consultation Purposes

July 2016

Page 297: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

2

TABLE OF CONTENTS

1 INTRODUCTION ................................................................................................................................ 6

Background 6 1.1 Project Objectives 7 1.2 Project Description 7 1.3 Detailed Sub-Project Descriptions 10 1.4

2 THE GEUDP SAFEGUARD FRAMEWORKS ....................................................................................... 16

3 SAFEGUARDS LAWS, REGULATIONS AND POLICIES ....................................................................... 17

Indonesian Laws and Regulations relating to Environmental Management and Impact 3.1Assessment 17

World Bank Policies 20 3.2 Gap Analysis 22 3.3

4 ANTICIPATED ENVIRONMENTAL AND SOCIAL IMPACTS AND MITIGATION MEASURES ............... 24

Geothermal Exploration – Drilling Activities and Associated Infrastructure and Activities24 4.1 Linked Projects: Geothermal Exploitation – Energy Generation and Associated 4.2

Infrastructure and Activities 32 5 SUB-PROJECT SAFEGUARDS OPERATIONAL PROCEDURES ............................................................ 42

Overview 42 5.1 Step 1: Basic Screening 43 5.2 Step 2: Detailed Screening 43 5.3 Step 3: Preparation, Consultation and Disclosure of Safeguards Instruments 48 5.4 Step 4: Clearances and Approvals 48 5.5 Step 5: Implementation and Monitoring 49 5.6 Step 6: Post Exploration Recommendations 49 5.7 Technical Advisory Operational Procedures 49 5.8

6 RESETTLEMENT POLICY FRAMEWORK ........................................................................................... 51

Key Principles 51 6.1 Indonesian Laws and Policies Relating to Land Acquisition 52 6.2 World Bank Safeguard Policy OP4.12 Involuntary Resettlement 54 6.3 Gap Analysis 55 6.4 Process for Preparing and Approving Resettlement Action Plan 55 6.5 Cut-off Date & Eligibility Criteria for Affected Persons 58 6.6 Proof of Eligibility 58 6.7 Entitlement Policy 59 6.8 Full Replacement Cost and Livelihoods Restoration 59 6.9

Negotiated Land Acquisition / Voluntary Transaction 59 6.107 INDIGENOUS PEOPLES’ PLANNING FRAMEWORK ......................................................................... 62

Objectives and Principles 62 7.1 Indonesian Laws and Regulations relating to Indigenous Peoples Safeguards 62 7.2 World Bank Policy OP4.10 Indigenous Peoples 64 7.3 General Requirements 65 7.4 Special Requirements 66 7.5

8 CONSULTATION AND DISCLOSURE ................................................................................................ 68

Safeguard Framework Consultation 68 8.1 Good Practice Guidance on Technical Advisory Consultation 68 8.2 Stakeholder Engagement and Consultation on Geothermal Sub-Project 68 8.3

Page 298: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

3

Public Consultation Tools 70 8.49 INSTITUTIONAL ARRANGEMENTS AND CAPACITY BUILDING ........................................................ 73

Institutional Roles and Responsibilities 73 9.1 PT SMI Environmental and Social Management System 76 9.2 Capacity Building 77 9.3 Budget 79 9.4

10 MONITORING AND REPORTING ..................................................................................................... 81

11 GRIEVANCE REDRESS MECHANISM ............................................................................................... 83

Introduction 83 11.1 Approach to Grievance Redress 83 11.2 The GEUDP Grievance Redress Mechanism 84 11.3 GRM Assessments for Sub-projects 86 11.4

Appendix A. BASIC SCREENING CHECKLIST ......................................................................................... 88

Appendix B. DETAILED SCREENING CHECKLISTS ................................................................................. 95

Appendix C. ESIA REPORT OUTLINE FOR CATEGORY A SUB-PROJECTS ............................................ 105

Appendix D. ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT PLAN TEMPLATE ............................... 107

Appendix E. FORMAT OF UKL/UPL .................................................................................................... 110

Appendix F. STATEMENT OF ASSURANCE FOR UKL/UPL .................................................................. 114

Appendix G. PCR CHANCE FIND PROCEDURE .................................................................................... 115

Appendix H. SAMPLE OF GRIEVANCE FORM ..................................................................................... 117

Appendix I. SAMPLE GRIEVANCE CLOSE OUT FORM ........................................................................... 118

Appendix J. GENERIC CONTENTS OF INDIGENOUS PEOPLES’ DEVELOPMENT PLAN ........................... 119

Appendix K. CONTENT OF LAND ACQUISITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN (LARAP) .......... 121

Appendix L. CONTENTS OF AN ABBREVIATED LAND ACQUISITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN 126

Page 299: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

4

LIST OF ABBREVIATIONS

AOI Area of Influence

AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment)

BG Badan Geologi (Geological Agency)

BPN Badan Pertanahan National (National Land Bureau)

BPS Badan Pusat Statistik (National Statistical Bureau)

Bupati Head of Regency

CTF Climate Technology Fund

DED Detailed Engineering Design

DG Directorate General

DG EBTKE Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi [Renewable Energy and

Energy Conservation]

EA Environmental Assessment

ESIA Environmental and Social Impact Assessment

ESMF Environment and Social Management Framework

ESMP Environment and Social Management Plan

GEF Global Environment Facility

GFF Global Fund Facility

GEUDP Geothermal Energy Upstream Development Project

GIS Geographical Information System

GNZ Government of New Zealand

GOI Government of Indonesia

GRM Grievance Redress Mechanism

IBRD International Bank for Reconstruction and Development

IGF Investment Guarantee Fund

IIFF Indonesia Infrastructure Finance Facility

IPs Indigenous Peoples

IPDP Indigenous Peoples’ Development Plan

IPPF Indigenous Peoples’ Planning Framework

ISA Indonesian Society of Appraisers

Page 300: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

5

KAT Kelompok Adat Terasing (Isolated Indigenous Community)

Kecamatan Sub-District

Keppres Keputusan Presiden (Presidential Decree)

LARAP Land Acquisition and Resettlement Action Plan

MEMR Ministry of Energy and Mineral Resources

MHA Masyarakat Hukum Adat (Customary Law Community)

MoF Ministry of Finance

MW Megawatt

NGO Non-government Organization

PAP Project Affected Person

PCR Physical Cultural Resources

PCRMP Physical Cultural Resources Management Plan

PPP Pubic Private Partnership

PT SMI PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

RUPTL Electricity Supply Business Plan or Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

SOE State Owned Enterprise

SPPL Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

(Letter of Environmental Management and Monitoring)

TA Technical Assistance

tCO2 Tons of Carbon Dioxide

TOR Terms of Reference

UKL/UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan - Upaya Pemantauan Lingkungan (Environmental

Management and Monitoring Plan)

UUD Undang-undang Dasar (Constitution)

Page 301: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

6

1 INTRODUCTION

This document details the environmental and social safeguard policies, principles, procedures, 1.

institutional arrangements, and workflows of PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) to

guide the avoidance, minimization, or mitigation of any adverse environmental or social impacts of

infrastructure projects supported by the Geothermal Energy Upstream Development Project

(GEUDP).

Background 1.1

Over the past decade, Indonesia has seen strong economic growth and job creation. Indonesia’s 2.

rapid economic growth has been fuelled by an ever-expanding power sector. Nonetheless,

keeping up with high electricity demand is a key development challenge. In an effort to reconcile

the national electrification and economic development plans, the Government of Indonesia (GOI)

has put forward the Electricity Supply Business Plan or Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

(RUPTL), 2015-2024. Geothermal development is a pillar of the country’s Low Carbon Growth

Strategy and a key development priority for the GOI1. It is also one of the best options to provide a

base load response to fast-growing energy demand and diversify the energy mix in Indonesia.

Geothermal power is expected to contribute to the country’s greenhouse gas emission reduction

efforts, which targets a 29% cut by 2030 compared with a Business-As-Usual emissions projection

that starts in 20102.

Despite the geothermal potential and the focus of GoI and development partners, only about 5% 3.

of the total resources indigenous to Indonesia are currently developed to produce power. Against

a potential of approximately 27 GW, only about 1.3 GW of geothermal capacity has been

developed.

Slower-than-desired geothermal development is imputable to low levels of private sector 4.

participation, which in turn are in large part due to resource risk - a key barrier to geothermal

development which remains unaddressed in Indonesia. Realizing this, GOI’s renewed emphasis on

geothermal development includes a number of policy interventions specifically designed to

address resource risk and mobilize private capital.

PT SMI, in collaboration with the World Bank, is preparing the GEUDP with the objective to 5.

facilitate investments in geothermal-based electricity through government-sponsored, pre-license

1 The relevant national policies include: (i) Indonesia’s Second National Climate Change Communication (2009); (ii) the

Indonesia Green Paper (2009); (iii) the GOI National Energy Policy (2005); (iv) the Energy Blueprint 2005 – 2025; (v) Indonesia's National Long-Term Development Plan 2005-2025, and National Medium-Term Development Program for 2010 – 2014 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah, or RPJM); (vii) the National Action Plan for Climate Change (2007); (viii) the Development Planning Response to Climate Change (2008); (ix) the Climate Change Roadmap for the National Medium-Term Development Program for 2010 – 2014 (2009); (x) Indonesia’s Technology Needs Assessment on Climate Change Mitigation (2009). 2 Indonesia’s Intended Nationally Determined Contribution, 2015

Page 302: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

7

drilling and by providing technical assistance and capacity building. The focus of this Project will be

on the geothermal power development market in Eastern Indonesia, where electrification rates

are lowest, poverty rates are highest and electricity generation is heavily reliant on diesel.

PT. SMI will be implementing agency of GEUDP, and is responsible for preparing the environmental 6.

and social safeguard documents and for safeguards management throughout the Project.

Project Objectives 1.2

The Project Development Objective is to facilitate investments in geothermal energy. The focus of 7.

the Project will be on the geothermal power market in Eastern Indonesia in order to increase

access to electricity in areas with high poverty rates and expensive diesel-fired power generation.

Project Description 1.3

The Project has three components, namely: (i) Component 1: Risk Mitigation for Geothermal 8.

Exploratory Drilling; (ii) Component 2: Technical Assistance and Capacity Building; and possibly3 (iii)

Component 3: Investment Support for Geothermal Exploitation as a follow-up to the CTF/GEF

support.

1.3.1 Component 1: Risk Mitigation for Geothermal Exploratory Drilling

Design Background: Component 1 focuses on supporting government-sponsored exploration 9.

drilling (the riskiest part of the geothermal development process as shown in the shaded area in

the schematic below). This approach has been used in several countries. The most recent is

Turkey, where a government agency funds exploration and drilling in selected areas and auctions

off the sites shown to be feasible for power production to private developers. Results are

promising: Turkey has the fastest growing geothermal sector in the world; and most of that growth

is based on development of fields where its geological agency (MTA) has carried out exploration

drilling, thus greatly reducing resource risk. Other countries that have taken this approach with

successful results are the US, New Zealand and Japan.

3 Refer Section 1.3.3 which outlines when and how this Component may be funded in future.

Page 303: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

8

Business Model: If the exploration – to be executed by a service company on behalf of GoI – is 10.

successful, a development and operation license will be issued to a developer. At the time of

securing project financing, the developer will be required to repay the total cost of exploration

plus a risk premium to a dedicated fund within PT SMI. The replenishment of the PT SMI and CTF

support would ensure sustainability in the risk mitigation scheme. Based on the typical size of

plants observed, it is estimated that 65 MW could come on-line as a result of the exploration

drilling financed under this Project.

Geographic Focus and Scope of Drilling Activities: Site selection will be based on the utilization of 11.

geothermal resources to displace high-cost fossil alternatives outside the main load centers, where

electrification rates are lowest and electricity generation is heavily reliant on diesel. Site

screenings (including technical and safeguards) are expected to be conducted on a rolling-basis

based on suggestions made by the Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) / Badan

Geologi (BG) and it is expected that four sites will be developed as a result of the Project. For each

site, a report will be prepared on the basis of the following information: (i) general details,

including location, prior surveys and plans, map of location; (ii) land denomination (e.g.

conservation forest, protection forest, etc.) ; (iii) field concept and summary of resource

estimation; (iv) summaries of geology, geophysics, geochemistry surveys; (v) summary of

temperature gradient wells; (vi) social and environmental issues; (vii) existing electricity

infrastructure in the area, including projected demand and power supply, transmission and

distribution lines; and (viii) probable type of development (e.g. flash, binary). The share of early-

stage exploration to be executed by a service company on behalf of GoI (or how many exploration

or reinjection wells will be drilled before a field is auctioned off) depends on findings from these

reports. Feasibility reports will be updated with the results from exploration drilling. If the

defined work area is considered feasible, these reports will form part of the tendering package for

the exploitation work area.

Expected Outcomes: Component 1 will deliver drilled wells, which provide data that serve as 12.

inputs to investment decisions. Assuming a portfolio of several smaller projects in Eastern

Indonesia, the Project is expected to directly enable 65 MW of new geothermal power capacity,

which, based on ESMAP estimates of development costs of about $6 million per MW, would imply

commercial investments of about US$390 million. The proposed concept involves setting up a

revolving Facility through which the funds used for exploration drilling will flow back to the facility

through repayment from developers who are successful in securing project financing. Given the

revolving nature of the Facility, it is expected that funds will flow back over three-year cycles for 15

years and that their use may enable 260 MW and about US$1.56 billion of new capacity and

investment.

Page 304: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

9

1.3.2 Component 2: Technical Assistance and Capacity Building

This component will be financed by the Global Environment Facility (GEF). Building on the 13.

previous GEF engagement with the Indonesian geothermal sector4, GEF support will mainly be

focused on strengthening the indigenous capabilities for geothermal development by providing the

resources needed in order to establish an efficient and effective exploration and tendering

program5. Specifically, support to the government-sponsored drilling program will largely be

provided for carrying out geology, geochemistry and geophysics surveys (3G surveys) and

topographic mapping for candidate sites.

Support will be also made available for the preparation of drilling, well completion and resource 14.

assessment reports (based on 3G surveys), as well as for the bidding process for exploration

service companies. It is envisioned that such support will be carried out by specialist service

providers coordinated by an Exploration Management Consultant (EMC). In addition, technical

assistance will include the services of a Geothermal Consultant to support capacity building for

MEMR’s Geothermal Directorate (EBTKE). It is expected that the EMC will be financed by the GEF

grant and the Geothermal Consultant will be financed by a grant from the Government of New

Zealand (GNZ). The GNZ grant is designed complement CTF and GEF-supported activities. The GNZ

grant will support GoI on: (i) establishment of an effective GIS-enabled database by collating and

analyzing existing and new resource data, potentially to be housed within BG; (ii) building

methodology for robust resource and reserve estimation and reporting protocol to an

internationally acceptable standard; (iii) methodology for prioritization of potential sites for

geothermal development; and (iv) capacity building for MEMR and PT SMI for tendering and

executing an exploration program.

Moreover, the TA will also produce a ‘good practice’ guide for preparing Indigenous Peoples Plan 15.

(IPP), Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP), Environmental and Social Impact

Assessment (ESIA) and Environmental Management Plan (EMP) for exploration and exploitation of

geothermal energy. This will be in the form of framework documents or guidance materials that

will cover IPDP, LARAP, ESIA and EMP under Indonesian regulations and World Bank’s and other

donors’ safeguards. The purpose is to further reduce barriers to geothermal development by

providing standardized approaches to safeguards, as well as guiding expectations about the

technical rigor and quality of the work required. An area of focus will be good practice guidance

for the development of geothermal indirect use in conservation areas and forests. The Indonesian

government is proposing new regulations to enable geothermal development in Wildlife Reserves,

4The Geothermal Power Generation Development Project: through a US$4 million Global Environment Facility (GEF) grant, the

project assisted MEMR’s US$5 million commitment to develop a pricing and compensation policy mitigate geothermal resource risks, and strengthen domestic capabilities in the sector, in particular to competitively tender new transactions. 5The geothermal development process comprises a number of sequential tasks. A possible breakdown includes: (i) Preliminary

Survey; (ii) Exploration; (iii) Test Drillings; (iv) Project Review and Planning; (v) Field Development; (vi) Construction; (vii) Start-Up and Commissioning; and (viii) Operation and Maintenance. For further details, please refer to the ESMAP “Geothermal Handbook: Planning and Financing Power Generation”.

Page 305: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

10

National Parks, Botanical Forest Parks and Natural Tourist Parks under a Utilization Permit for

Geothermal Environmental Services Region.

Finally, GEF funding will also be employed to ensure seamless coordination with the other key 16.

players in the geothermal development landscape in Indonesia and that adequate administrative

functions are in place.

1.3.3 Component 3: Investment Support for Geothermal Exploitation

It is being considered to finance a third Component as a follow-up to the CTF/GEF support. 17.

Moving upstream in the geothermal development process to take full advantage of Indonesia’s

vast resource potential would also require post-exploration risk mitigation support. During the

exploitation phase of geothermal development, such a support could be provided through debt

finance instruments with enhancements such as insurance schemes. To support new investment,

WB is considering a US$300 million IBRD loan for mid-stream development (i.e. steam-field

drilling). The sequencing of investments in the geothermal development process implies that

Component 3 will be triggered upon successful completion of standard exploration drillings –

hence the need to commit IBRD resources in due course only.

Detailed Sub-Project Descriptions 1.4

1.4.1 Geothermal Development – Overview

Geothermal development happens in a series of phases. These phases are defined in a number of 18.

ways across the industry; the World Bank’s ESMAP6 uses the following:

Phase 1: Preliminary Survey

Phase 2: Exploration

Phase 3: Test Drillings

Phase 4: Project Review and Planning

Phase 5: Field Development

Phase 6: Construction

Phase 7: Start Up and Commissioning

Phase 8: Operations and Maintenance

With some subtle overlaps in the details, in broad terms the GOI’s regulatory definition of

‘Geothermal Exploration’ is Phase 1 to Phase 4 and ‘Geothermal Exploitation’ is Phase 5 to Phase 8.

1.4.2 Geothermal Exploration

Geothermal Exploration sub-projects will be funded under Component 1 of the GEUDP. The sub-19.

projects will: 1) contribute to further define the nature and scale of the geothermal resource

6 ESMAP. 2012. Geothermal Handbook: Planning and Financing Power Generation. Technical Report.

Page 306: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

11

within geothermal prospects identified by the GOI, and 2) support an investment package for a

developer to take the project through to exploitation. Referring to Paragraph 18, the Geothermal

Exploration funded by GEUDP covers the following phases or activities:

Phase 1: Preliminary Survey

Data collection, ESIA and permits, planning for exploration

Phase 2: Exploration

Surface and subsurface testing, seismic data, prefeasibility study

Phase 3: Test Drillings

Land acquisition and permits

Well drilling, well testing, reservoir simulations

Phase 4: Project Review and Planning

Evaluation and decision making

The location of exploration investments is currently unknown, and will be identified through a 20.

prioritization process undertaken by EBTKE and BG and will be informed by the GEUDP safeguard

framework documents. The sensitivity of the geothermal development locations is unknown at

the time of project appraisal, but there is potential for physical cultural resources (PCR), natural

habitats, forests, protected areas, outstanding or unique landscapes and geological/geothermal

features, Indigenous Peoples, vulnerable or non-resilient communities, subsistence livelihoods

(relying on private, forest or communal resources), and sensitive economic activities such as

tourism to be present in the project’s Area of Influence (AOI).

The Project’s AOI will include the direct and indirect impacts of the project infrastructure and 21.

supporting facilities. It includes access routes, quarries, workers’ camps, disposal areas, fresh

water resources, wastewater discharge locations, resettlement areas, and unplanned

developments such as spontaneous settlements, logging and land clearance along roads and

pipeline routes. The AOI also includes that of linked projects, regardless of funding sources that

are directly or significantly related to geothermal exploration. This includes future geothermal

exploitation.

Well drilling and testing will include the following activities: 22.

New and upgraded transport infrastructure: Due to the remoteness of some geothermal

prospect areas, and the nature of transport infrastructure out of the main centers, it is

probable that the sub-projects will include upgrades to ports, wharves, bridges and roads.

New infrastructure and new access roads may be required, depending on the distance of

drilling pads and other project infrastructure from serviced areas. New infrastructure and

roads are likely to require land acquisition and this may be involuntary or voluntary

depending on the location. Quarrying may be required to provide sand and aggregates for

construction.

Page 307: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

12

Mobilization / demobilization: Moving large drilling rigs and heavy traffic can cause access

disruptions and safety issues to other road users.

Well pad preparation: Land for test well pads is only required on a short-term basis unless

the well is identified as a future production well. Locations are usually flexible to avoid

sensitive receptors and land can typically be negotiated on a willing buyer-willing seller, or

lease arrangement. Land clearance and pad preparation will be required for up to 4 or 5

well sites per exploration activity. The land requirements are approximately 1.5 -2 hectares

per pad, which includes the storage and treatment ponds.

Drilling: Well depth can vary depending on the resource, but are usually deep (1000m to

over 2500m). Each well will take approximately 45 to 50 days of around-the-clock drilling to

complete. Drilling is noisy, and the rig and well pad will be lit for night-time operations.

Fresh water is required to provide cooling and lubrication during drilling, and carry rock

cutting to the surface. Synthetic polymers (xanthan gum and starch or cellulose derivatives)

and solid barium sulphate are added in this process.

Management of drilling muds / fluids and rock: Drilling muds (bentonite clay), additives and

fluids will be stored in settlement ponds adjacent to the well pad. Solids will accumulate at

the bottom and the treated liquids will be discharged to reinjection wells or to surface

water. Decommissioning may involve converting the ponds for community or private use,

or returning the site to the pre-development condition. Pipelines will be required to

transport fluids to reinjection wells. Rock will be used as fill in suitable sites nearby, unless

they are considered hazardous and likely to leach contaminants, in which case they will be

disposed to a lined landfill. Designated landfills may be required as part of project

infrastructure, as it is unlikely that there will be suitable landfills operating in the locality.

Well testing and management of geothermal fluids (brine): A significant amount of brine will

be extracted during testing. This liquid typically contains heavy metals and can contain high

concentrations of boron, arsenic and fluoride. Brine ponds will store brine until it is

reinjected or treated and discharged to surface water. Ponds will be located on or near the

well pad. Decommissioning may involve converting the ponds for community or private use,

or returning the site to the pre-development condition. Pipelines will be required to

transport fluids to the reinjection wells. Steam plumes will be emitted during testing, and

this can be noisy and create an aerosol or droplet discharge to neighbouring land. Gases

(carbon dioxide and hydrogen sulphide) will be emitted during testing, which can produce

localized ‘acid’ rain at high concentrations.

Support facilities: Due to the remoteness of some prospect areas it is probable that sub-

projects will require on-site workers camps and maintenance facilities. These will require

waste management, wastewater treatment and disposal, fresh water supplies, health and

safety of workers and community, and provision of services.

1.4.3 Linked Projects - Geothermal Exploitation

At the time of project appraisal, any activities in the Geothermal Exploitation Phase will not be 23.

funded by GEUDP. This may change during project implementation if funds are subsequently

allocated to Component 3 for ‘mid-stream’ development (further field development / well drilling).

Page 308: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

13

Any geothermal exploitation activities are, in any case, considered linked projects and within the 24.

Project Area of Influence of any geothermal exploration sub-project funded by GEUDP and

therefore it is relevant under World Bank safeguard policies to screen the potential environmental

and social risks as part of Component 1’s sub-project preparation and implementation. However,

as this project shall focus on the exploration stage, the screening process and evaluation of key

potential impacts of site development and operation at exploitation stage shall be assessed with

the ultimate purpose to inform decision makers about the ‘developability’ of a site prior to the

decision to explore or not. It is not for requesting to prepare unnecessary additional studies or

analyses. In addition, some possible good practices during exploitation stage such as H2S

monitoring, mitigation of possible impact to tourism (from geothermal over abstraction) and

impact to surrounding community (ground water, air emission, ambient air quality) and best

practice in emergency preparedness for blow out and H2S incidents and preventive maintenance

for geothermal liquid pipe corrosion etc are to be suggested in the ESIA recommendation.

The Geothermal Exploitation Phases6 and relevant safeguards impacts and activities are: 25.

Phase 4: Project Review and Planning

Feasibility study, ESIA and permits, drilling plan

Phase 5: Field Development

Land acquisition and permits

Well drilling (production, reinjection, cooling water), well testing, reservoir

simulations

Phase 6: Construction

Pipelines, power plant, substation and transmission

Phase 7: Start Up and Commissioning

Phase 8: Operations and Maintenance

Managing well operations and brine reinjection

Managing the geothermal resource, reservoir monitoring and simulations

Generating electricity

Managing emissions, noise and waste

Well decommissioning

Make up well drilling, well testing, reservoir simulations

Exploitation activities will also include all of those mentioned in paragraph 19 for the exploration 26.

phase. The scale of field development / well drilling will be larger than the exploration phase, with

10 - 20 well pad sites required for production and reinjection wells (depending on the size and

location of the resource) and pipelines connecting the well(s) and the power plant. Permanent

Page 309: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

14

land acquisition will be required for pads, roads, pipelines, ponds, distribution infrastructure etc.

In addition, exploitation linked to GEUDP will involve the following activities:

Construction of geothermal power plants,7 switch yard, substation and distribution

infrastructure: land acquisition (involuntary or voluntary), construction related hazards,

wastes, noise and workforce. Temporary land uses such as workers’ camps and workshops.

Emissions to air from cooling towers: concentrations of contaminants such as mercury,

carbon dioxide, methane and hydrogen sulfide, depending on geohydrology of location.

Discharges are warmer than ambient air temperature.

Emission of noise: from geothermal plant operation, mainly the cooling tower fans, steam

ejectors and turbine ‘hum’.

Solid and hazardous waste: domestic waste, hazardous waste from workshops/maintenance

and mineral precipitate sludge from cooling towers, scrubbers, steam separators etc.

Discharge of wastewater: reinjection to the deep geothermal aquifer of geothermal fluids.

Treatment and discharge of cooling water and other wastewater to reinjection wells or

surface water.

Well operations: well production reduces over time and wells are eventually abandoned and

‘make-up wells’ commissioned. The activities will be similar to those described in Paragraph

22.

Renewable energy supply to local grids: construction and operation of distribution

infrastructure. Comparative reduction in greenhouse gas emissions compared with diesel

generation. Delivery of electricity to new customers and delivery of low-carbon electricity

into the existing grid.

1.4.4 Technical Advisory

1.4.4.1 Good Practice Guidelines

The guidelines will inform future geothermal development activities and therefore will have an 27.

enduring impact on the geothermal industry. For this reason, the approach, outputs and capacity

building provided through technical advisory will be consistent with in-country systems, Bank

safeguard policies and this ESMF. Stakeholder consultation and disclosure will be a key part of the

approach.

7 Three types of power plants are operating today:

Dry steam plants, which directly use geothermal steam to turn turbines;

Flash steam plants, which pull deep, high-pressure hot water into lower-pressure tanks and use the resulting flashed steam to drive turbines; and

Binary-cycle plants, which pass moderately hot geothermal water by a secondary fluid with a much lower boiling point than water. This causes the secondary fluid to flash to vapor, which then drives the turbines.

Page 310: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

15

1.4.4.2 Exploration Management Consultant

The TOR for the Exploration Management Consultant will include, in particular, requirements to 28.

comply with OP 4.37 Safety of Dams in the design and supervision components of the scope of

work. The bidding documents and Contractors’ contracts will accordingly include requirements of

OP 4.37 Safety of Dams. The Contractors must design, construct, operate and decommission the

settlement and storage ponds in accordance with the policy and the EMC must supervise the

Contractor.

Page 311: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

16

2 THE GEUDP SAFEGUARD FRAMEWORKS

The objective of the Environmental and Social Management Framework (ESMF) is to provide 29.

reference and guidance for the project management staff, consultants, and other related parties

participating in the GEUDP on a set of principles, rules, procedures and institutional arrangements

to screen, assess, manage and monitor the mitigation measures of environmental and social

impacts of the investments, the exact location and dimension, hence area of influence, of which

are not known at Appraisal Stage. The ESMF is the safeguard instrument prepared for appraisal as

per World Bank safeguard policy OP4.01 Environmental Assessment.

The purpose of issuance of this GEUDP ESMF is to ensure that all stakeholders involved in the 30.

project comply with the requirements, procedures and regulations related to environmental

management in accordance to prevailing GOI regulations and supplemental provisions in

compliance with relevant World Bank Safeguard Policies.

The Resettlement Policy Framework (RPF) is contained in Section 6 and is the safeguard 31.

instrument prepared under World Bank safeguard policy OP4.12 Involuntary Resettlement to

ensure compliance with the policy and the laws of GOI relating to involuntary land acquisition and

resettlement.

The Indigenous Peoples Planning Framework (IPPF) is contained in Section 7 and is the safeguard 32.

instrument prepared in accordance with World Bank safeguard policy 4.10 Indigenous Peoples to

comply with the policy and the laws of GOI relating to the management of impacts and benefits of

projects to Indigenous Peoples (sometimes referred to as ethnic minorities).

Page 312: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

17

3 SAFEGUARDS LAWS, REGULATIONS AND POLICIES

Below is a summary of regulations, laws and policies relating to environmental and social 33.

safeguards that are relevant for the ESMF. A summary of laws, policies and regulations relating to

involuntary land acquisition and resettlement are provided in the RPF (Section 6) and those

relating to Indigenous Peoples are provided in the IPPF (Section 7.2).

Indonesian Laws and Regulations relating to Environmental Management and Impact 3.1

Assessment

In the case of environmental and social management, the geothermal exploration sub-projects 34.

funded by GEUDP must refer to Law (UU) No. 32/2009 on Environmental Management and

Protection, and Government Regulation (PP) No. 27/2012 on Environmental Permit, Regulation of

the Minister of Environment No. 16/2012 on Guidelines for Preparing Environmental Documents

(AMDAL and UKL/UPL), Law No. 26/2007 on Spatial Planning, and Ministry of Environment

Regulation No. 5/2012 on the Types of Activities requiring AMDAL, Act No. 21 of 2014 on

Geothermal.

Act No. 32 of 2009 on the Protection and Management of the Environment (State Gazette of the 35.

Republic of Indonesia Year 2009 Number 140, Supplement to Statute Book No. 5059) with the

main principles on guaranteeing the continued existence of all living things and conservation of the

ecosystem, maintaining the conservation of environmental functions, and achieving the

environmental congruence, harmony and balance. With regard to the geothermal activities, the

law regulates the instruments for preventing pollution and/or damage to the environment, such as

UKL/UPL and/or AMDAL.

Act No. 21 of 2014 on Geothermal has changed the geothermal activities from mining to indirect 36.

use, which allows the activities to be sited in the protected forest area, and where it is the case,

the law on environmental protection prescribes that such activities should prepare full EIA or

AMDAL for both exploration and exploitation.

Act No. 41 of 1999 on Forestry based on the sustainability of forest ecosystem and its functions for 37.

both economic purposes and ecology. The development activities other than forestry are

permissible in a selective manner in order to avoid significant damage that can reduce forest

functions. The strategic development activities that are avoidable can be permitted with prudent

approach, such as for mining, electricity, communication, and water installation. Hence, this

applies also to geothermal development that can be implemented in forest areas, even in

protection forest.

Act No. 5 of 1990 on Conservation of Natural Resources and Ecosystems (State Gazette of the 38.

Republic of Indonesia Year 1990 Number 49, Supplement to State Gazette No. 3419) that regulates

the ecosystem and habitats to support the livelihood, as well as its biodiversity to be studied,

conserved, and utilized sustainably. The geothermal permit holders have to implement these

Page 313: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

18

regulations, in particular where the locations are within and in the proximity of the protected and

conservation areas. The geothermal development in the forest areas, as well as in the protected

and conservation forest areas are permissible and considered as the utilization of its

environmental services. This should be done in a prudent manner with the implementation of the

forest and biodiversity sustainability principles. Such activity should obtain relevant permits from

the Ministry of Environment and Forestry.

Act No. 26 of 2007 on Spatial Plan regulates the utilization planning of the land, marine, and air, 39.

including what is within the earth, as one sovereignty for human and wildlife and their livelihood.

The basic principle of the spatial plans is the sustainable utilization of the resources for people’s

welfare. Geothermal in this law is considered as a nationally strategic activity along with oil, gas,

mineral, and groundwater. The local bylaws on spatial plans have to refer to this law, especially on

geothermal resource where they have potency; hence its development will not be hindered

accordingly.

Government Regulation No. 27 of 2012 on Environmental Permit (State Gazette of the Republic of 40.

Indonesia Year 2012 Number 48, Supplement to State Gazette No. 5285) mandates that

geothermal power plant development is considered as one of the nationally strategic activities

that need to obtain environmental permit, and related activities for which are mandatory to have

UKL/UPL and/or AMDAL. Geothermal exploration is UKL/UPL-mandatory if located inside or

outside any conservation area. Exploitation activities are also AMDAL-mandatory if located inside

or outside any conservation area.

Government Regulation No. 24 of 2010 on Forest Area Utilization, has allowed geothermal energy 41.

development within the protected forest areas as a nationally strategic activity. Such development

should obtain the permit from the Ministry of Environment and Forestry and pay adequate levy as

contribution to state revenues. The project proponent is required to submit the proposal to the

Ministry along with the supporting documents outlined in the regulation.

Government Regulation No. 26 of 2008 on National Spatial Plan also provides for sustainable 42.

utilization of the resources to benefit the Indonesian people’s welfare and recognizes geothermal

as a nationally strategic activity along with oil, gas, mineral, and groundwater. The National Spatial

Plan provides guidance for preparing the long-term plans, mid-term plans, land use plan, balance

between the regions, investment locations, national strategic areas, and provincial and district

spatial plans.

Government Regulation No. 28 of 2011 on the Management of Natural Reserve Area and Nature 43.

Conservation (State Gazette of the Republic of Indonesia Year 2011 Number 56, Supplement to

Statute Book No. 5217) allows for geothermal development activities in conservation areas so long

as they are not classified as a mining process (Article 35, verse 1c). Geothermal activities are

regulated as a type of service utilization of forest ecosystem.

Page 314: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

19

Ministry of Environment Regulation No. 5 of 2012 on Activities that are AMDAL Mandatory 44.

categorizes development activities into several groups based on its potential environmental

impacts and their magnitude to affect humans and the environment. The regulation states that

any development activities in proximate or inside protected natural areas are ‘AMDAL-mandatory’;

however, geothermal exploration activities are exempt so UKL/UPL is sufficient.

Ministry of Environment Regulation No. 13 of 2010 on UKL/UPL and SPPL prescribes that projects 45.

or development activities that are not ‘AMDAL-mandatory’ are UKL/UPL-mandatory where the

environmental impacts are less significant. The projects are designated as UKL/UPL-mandatory by

the governors and/or head of districts based on prior screenings. The regulation also provides

guidance and format of the preparation of the UKL/UPL, and mandates that its processing be

completed by the local environmental agencies within 14 working days. After the project

proponent submits the UKL/UPL proposal to the local environmental authority, the agency issues

the recommendation of UKL/UPL at the least 7 days after the submission of the final proposal that

will be used by the proponent as the basis for obtaining environmental permit and for

implementing environmental impacts management and monitoring.

Ministry of Environment Regulation No. 16 of 2012 on Guidance on Environmental Documents 46.

Preparation prescribes how to prepare environmental documents, including AMDAL, UKL/UPL and

SPPL, where the first two are key requirements to obtain the environmental permit. The regulation

provides a detailed description of environmental documents to be prepared by the project

proponents, including for geothermal exploration projects subject to UKL/UPL requirement.

Ministry of Environment Regulation No. 17 of 2012 on Guidelines for Public Involvement in 47.

Environmental Assessment and Environmental Permitting Process. The regulation based on the

principles that: a) information provision in full and transparent; 2) equal position of all

stakeholders; 3) resolution in fair and wise manner; and, 4) coordination, communication and

cooperation among the involve parties. It regulates the public involvement in the AMDAL

establishment and environmental permit issuance through announcement, inputs provision,

feedbacks and public consultation, as well as in the AMDAL review commission. The public defines

as: 1) project affected people; 2) environmental watchdog; and, 3) AMDAL process and decision

affected people. The regulation prescribes the FPIC principles and requirements for disclosure.

Ministry of Environment and Forestry Regulation No. P.46/Menlhk/Setjen/Kum.1/5/2016 on The 48.

utilization of Geothermal Environmental Services at National Parks, Grand Forest Parks, and

Nature Recreation Parks. The regulation is the basis for allowing geothermal development in

specified parts of conservation area, including infrastructure development, exploration and/or

exploitation drilling, and power plant construction.

When the geothermal exploration impacts cultural property, Law No. 5/1992, “Regarding Cultural 49.

Property” (Benda Cagar Budaya) will be applied. It defines a cultural property “of important value

Page 315: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

20

for history, science, and culture", as being “a man-made object or group of objects”; movable

(bergerak) or immovable (tidak bergerak); aged at least fifty years or natural objects with high

historical value8.

Law No. 11 of 2010 (Undang-Undang Cagar Budaya No. 11/2010) on National Heritage, especially 50.

prescribes guidance on observation and data collection on cultural heritage that may be affected

by project activities.

World Bank Safeguard Policies 3.2

Based on desk review of similar projects and preliminary environmental and social screenings, it is 51.

anticipated that the following World Bank Safeguard Policies are relevant and/or could be

triggered by the GEUDP sub-projects9:

Safeguard Policies Triggered by the Project Yes No

Environmental Assessment OP/BP 4.01 X

Natural Habitats OP/BP 4.04 X

Forests OP/BP 4.36 X

Pest Management OP 4.09 X

Physical Cultural Resources OP/BP 4.11 X

Indigenous Peoples OP/BP 4.10 X

Involuntary Resettlement OP/BP 4.12 X

Safety of Dams OP/BP 4.37 X

Projects on International Waterways OP/BP 7.50 X

Projects in Disputed Areas OP/BP 7.60 X

OP 4.01 Environmental Assessment. Under project Component 1, the project will fund 52.

exploration of geothermal resources at several sites; however, the locations are not known at the

time of project appraisal. The sub-projects will fall into either Category B or Category A

Classification. Category B sub-projects would be where the impacts would be local, reversible and

8 UNESCO. Compilation of Law and Regulation of the Republic of Indonesia Concerning Items of Cultural Property", pp. 3f.

Retrieved 6 May 2012. 9 OP4.10 Indigenous Peoples’ Policy is assessed in Section 7.2. OP 4.12 Involuntary Resettlement Policy is assessed in Section

6.2.

Page 316: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

21

readily managed with proven or standardized mitigation measures. Category A sub-projects are

those with significant, sensitive, complex, irreversible and unprecedented potential adverse

environmental and social impacts that may affect an area broader than the sites of facilities

subject to physical work. All sub-projects will likely require a full Environmental and Social Impact

Assessment (ESIA) and Environmental and Social Management Plan (ESMP) to manage and

mitigate such impacts in accordance with OP 4.01.

OP 4.04 Natural Habitats outlines the World Bank policy on biodiversity conservation taking into 53.

account ecosystem services and natural resource management and those used by project affected

people (PAP). Projects must assess potential impacts on biodiversity. The policy strictly limits

circumstances under which damage to natural habitats can occur, and prohibits projects that likely

result in significant loss of critical natural habitats. Where a prospective geothermal site is located

in an area that is designated as hutan lindung (HL) or ‘protected forest area, to remain in forest

cover for watershed protection’ or conservation area, or similar, this policy will apply. Impacts will

be assessed in the ESIA process.

OP 4.11 Physical Cultural Resources (PCR) sets out World Bank requirements to avoid or mitigate 54.

adverse impacts resulting from project development on cultural resources. It is likely that PCR will

be found near geothermal exploration projects. In some cases in Indonesia, local communities

consider the manifestations of geothermal energy as sacred. The ESMF includes the requirements

for preparing PCR Management Plans (PCRMP), which will be developed as part of the ESIA and

ESMP processes, as well as requirement for a chance find procedure to be attached to every ESMP.

OP 4.36 Forests. This policy recognizes the need to reduce deforestation and promote sustainable 55.

forest conservation and management. The prospect geothermal areas could be within a forest

area as defined by its protection status based on the GoI regulations as well as definition of forests

under the Policy. The impacts on forest health and functions, and the impacts on affected persons

that rely on forest resources, will be assessed as part of the ESIA and Resettlement Action Plan

processes and mitigation measures will be incorporated into the ESMP and LARAP.

OP 4.37 Safety of Dams. When the Bank finances a project that includes the construction of a new 56.

dam, this Policy requires that the dam be designed and its construction supervised by experienced

and competent professionals. It also requires that the Borrower adopt and implement certain dam

safety measures for the design, bid tendering, construction, operation, and maintenance of the

dam and associated works. The Policy is triggered because the drilling process requires storage

and settling ponds for brine and other drilling fluids. The requirements of the Policy will be

included in the EMC contracts and drilling contracts, and the activities and outputs will be

monitored under the ESMF.

OP 4.10 Indigenous Peoples. This policy requires the Government to engage in a process of free, 57.

prior and informed consultations with indigenous peoples, as described by the policy in situations

Page 317: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

22

where indigenous peoples are present in, or have collective attachment to, the project area and

for the preparation of an Indigenous Peoples Plan (IPP) and/or Indigenous Peoples Planning

Framework (IPPF).

OP 4.12 Involuntary Resettlement. This policy addresses direct economic and social impacts from 58.

the projects activities that will cause (a) involuntary taking of land resulting in (i) relocation or loss

of shelter, (ii) loss of assets or access to assets or (iii) loss of income sources or livelihoods and (b)

involuntary restriction of access to legally designated parks and protected areas resulting in

adverse impacts on the livelihoods of the displaced persons. The policy requires siting of project

infrastructure to be so chosen so as to avoid these impacts altogether or to minimize them to the

extent possible. Where these cannot be avoided, the policy requires the preparation of either or

both of these instruments (i) resettlement policy Framework, (ii) Resettlement Action Plan, and for

meaningful consultations with potentially affected people. The policy prohibits Community

donations of lands for location-specific infrastructure.

Gap Analysis 3.3

The significant difference between the Indonesian ESIA/AMDAL laws and regulations relating to 59.

geothermal exploration and Bank Policies relates to the applicable safeguard instrument. The GOI

prescribes that only an Environmental Management Plan and Monitoring Plan (UPL / UKL) is

required for geothermal exploration regardless of potential impacts, whereas OP4.01 requires an

assessment of safeguard instrument depending on the classification of activity based on risk

(Category A, B, or C). Both the Bank and country’s own systems will be followed, and the content

of documents will be harmonized where possible; however, separate sets of instruments will be

prepared for separate approval processes.

OP4.01 Environmental Assessment requires an assessment of ‘linked projects’ where they are 60.

considered part of the Project Area of Influence (either geographically, or over time), whereas the

GOI laws and regulations consider project activities discretely. In this Project, the exploitation

phase is considered a linked project under OP4.01 because it foreseeably will occur in the future as

a result of exploration activities. Meanwhile, the GoI laws and regulations consider each phase as

a separate environmental permit process, and thus require separate application and obtainment

of approvals accordingly.

GoI laws and regulations have recently been amended to remove barriers to carrying out 61.

geothermal exploration and exploitation activities in forests and protected areas, and exempting

requirements for full ESIA/AMDAL in many cases. These regulatory revisions take into account the

low-impact use of ecosystem services and that geothermal is accepted and increasingly considered

as a nationally strategic activity. In contrast, the Bank’s OP4.01 Environmental Assessment,

OP4.04 Natural Habitats and OP4.36 Forests have maintained its requirements and standards

regardless of the activities. The Bank requires full impact assessment before sub-project appraisal;

Page 318: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

23

and would either require significant mitigations, or not fund certain exploration activities – that

may result in degradation or removal of critical habitats – in forests and protected areas.

Where there is conflict between the country’s own systems and the Bank Policies, the highest 62.

standard prevails, meaning that the most precautionary, or the most restrictive in terms of

avoiding or minimizing social and environmental impacts, will be followed in order to comply with

both systems.

Page 319: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

24

4 ANTICIPATED ENVIRONMENTAL AND SOCIAL IMPACTS AND MITIGATION MEASURES

Geothermal Exploration – Drilling Activities and Associated Infrastructure and Activities 4.1

The following anticipated impacts and mitigation measures are relevant for exploration sub-projects under GEUDP Component 1. They are 63.

also relevant for activities that may be funded under Component 3 (although no funds have been allocated to this component at the time

of project appraisal).

Table 1 Environmental and Social Aspects, Potential Impacts and Mitigation Measures for Geothermal Exploration Activities

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

Natural habitats, including

critical habitats

Aquatic and terrestrial

habitats and species

Forest resource users

Water users

Aesthetics and landscapes

Land clearance for well pads,

roads, pipelines and supporting

infrastructure will cause direct

damage or destruction to natural

habitats.

Avoid, or otherwise minimize, development in sensitive areas (forest

habitats, landscapes, scenic areas etc.)

Remove and decommission infrastructure after exploration and rehabilitate

areas quickly, re-contour where necessary to natural ground conditions and

replant with native species or commercial species (depending on land use).

Prepare a mitigation plan for land use following the exploration activities,

together with communities and local authorities to avoid indiscriminate

development and potential conflict.

Roads, pipelines and drilling pads

can create intrusions into natural

and scenic landscapes.

Indirect impacts from induced

development (agriculture,

poaching, land clearances, land

disputes) into forested areas and

protected natural areas.

Water abstractions and discharges

to water of treated wastewater /

drilling fluids and other wastes

cause direct or indirect impacts on

habitats and species.

Separate different waste streams and treat via ponds, dosing, cooling and

other methods before discharge to land or water bodies.

Avoid overexploitation of freshwater resources – find multiple sources, take

from streams with high flow rate, time drilling for the rainy season, use

storage dams or ponds, take no more than 1/3 of the seasonal low flow

Page 320: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

25

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

Pollution of water or water

abstractions affects other water

users.

Possible overflow or failure of

ponds.

from surface water features. Identify other water uses such as farm

irrigation and ensure sustainable abstraction rates that do not interfere

with their water use, fishing etc.

Discharge to reinjection wells wherever possible.

Reuse of drilling fluids.

Use septic tanks to treat domestic waste water before discharge to land.

Empty septic tanks regularly and dispose sludge to landfill.

Resource planning and management, in conjunction with authorities &

communities to locate storage ponds away from sensitive areas.

Careful design of ponds in accordance with OP4.36 Safety of Dams and

monitoring of pond structures for signs of failure.

Indiscriminate dumping of

hazardous and solid waste to

riparian zones and water ways.

Maintain safe systems of hazardous materials and solid waste management

as part of Construction and Drilling standard operating procedures and

EMP.

Separate waste streams and recycle, compost and reuse waste where

possible.

Keep waste tidy / covered / secure.

Dispose of unrecyclable waste to designated landfills that have permits

from local authorities.

Clean and remove spills and remediate land quickly.

Train staff to use spill equipment and respond to incidents.

Prohibit dumping of waste.

Page 321: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

26

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

Poaching and hunting of animals

by workers.

Competition with locals for forest

resources.

Prohibit poaching and hunting, and use of forest resources, as part of

workforce management.

Land use, and soils (and

subsequent surface and

groundwater

contamination)

Discharge of contaminated muds

and fluids to ground.

Avoid discharging fluids to ground.

Test muds for contaminants prior to disposal.

Contaminated muds will be treated as hazardous waste and disposed to

lined landfill.

Spills of hazardous materials. Maintain safe systems of hazardous materials and solid waste management

as part of Construction and Drilling standard operating procedures and

EMP.

Separate waste streams and recycle, compost and reuse waste where

possible.

Keep waste tidy / covered / secure.

Dispose of unrecyclable waste to designated landfills that have permits

from local authorities.

Clean and remove spills and remediate land quickly.

Train staff to use spill equipment and respond to incidents.

Prohibit dumping of waste.

Indiscriminate dumping of solid

and hazardous waste.

Loss of topsoil, landslides and

other severe erosion from road

construction, pipelines, pad

construction, borrow pits, quarries,

Avoid high risk areas such as steep terrain.

Minimize land clearance, especially on slopes.

Design bank stability, slope protection and drainage systems into road

Page 322: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

27

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

fill sites. design, borrow pit design etc.

Restore disturbed and damaged areas immediately.

Employ sediment and erosion control measures during construction (fences,

traps, treatment ponds etc.).

Take / dispose material to approved sites.

Geothermal features Interference from pumping or

reinjection of geothermal water, or

from abstraction of freshwater.

Damage from road construction,

pipelines or other ancillary

activities.

Identify and avoid significant features (values such as cultural, historical,

spiritual, scientific, biological, landscape, ecotourism etc.)

Avoid damaging or disturbing geothermal features where possible.

Monitor activity to identify interference from pumping or reinjection. Adjust

well testing and reinjection where necessary to mitigate significant impacts.

Provide barriers and avoid disturbances to features from construction

operations where necessary.

Groundwater Contamination of groundwater

from interference with geothermal

water from abstraction wells or

reinjection wells.

Prepare wells with appropriate casing and well head protection to prevent

contamination.

Monitor well levels and pressure to identify leaks early and repair casing or

decommission wells to avoid further contamination.

Impacts on aquifer levels from

over-abstraction for fresh water

supplies.

Model yield to ensure sustainable groundwater use.

Use multiple sources. Use storage tanks, ponds and dams to store water.

Ambient noise Drilling rig operations, increased

traffic, well discharge testing,

heavy machinery, and blasting for

roads or quarrying – all emit noise

Plan work to avoid disturbances at sensitive times (night, holidays)

Locate sites away from noise-sensitive receptors such as schools and

villages.

Page 323: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

28

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

not otherwise experienced in the

project area.

Disturbances to animals, domestic

life, working life, schooling.

Restrict traffic through villages and near sensitive receptors.

Use noise barriers such as bunds, or the natural topography.

Warn people before noisy work begins and provide specific mitigation

options to vulnerable people (such as temporary relocation).

Use appropriate construction methods and equipment (and keep

maintained).

Use Guidelines for ambient noise levels (by receptor):

Receptor Maximum allowable Leq (hourly), in dB(A)

Daytime

07.00-22.00

Nighttime

22.00-07.00

Residential; institutional;

educational

55 45

Industrial; commercial 70 0

Ambient air quality Discharge to air of contaminants

from well testing and drilling

(hydrogen sulfide, mercury, arsenic

etc.), depending on the nature of

the resource.

Locate sites away from sensitive receptors such as schools and villages.

Warn people before work begins and provide specific mitigation options to

vulnerable people (such as temporary relocation).

Safety planning and measures for uncontrolled gas releases.

Remediation / replacement of any damaged vegetation, crops etc.

Dust emissions from road

construction, land clearance, site

activities.

Locate sites away from sensitive receptors such as schools and villages.

Control dust with water during windy and dry conditions.

Page 324: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

29

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

Stage land clearance activities and rehabilitate open areas quickly.

Critical infrastructure Damage or destruction to critical

infrastructure (roads, ports,

bridges)

Upgrade infrastructure prior to use.

Provide new, purpose-built infrastructure.

Repair damaged infrastructure to at least the pre-project condition.

Occupational health and

safety

Risks relating to working with

machinery, traffic accidents, falling

into ponds, scalding from hot fluids

and steam, toxic gas emissions.

Non-routine risks such as well blow

outs.

Gas monitoring systems.

Appropriate personal protective equipment (PPE).

Appropriate training.

Implement safety systems and procedures.

Shielding surfaces where working with hot fluids and steam.

Fencing ponds and mud pits.

Well maintained vehicles and machinery.

Emergency and incident planning and management.

First aid training, and plans for evacuation to hospital.

Land ownership, livelihood

and resettlement

Involuntary resettlement for

quarries, roads, well pads,

pipelines and other sites where

land is required, leading to loss of

livelihood and social disconnection.

Loss of crops, structures, and other

assets

Prioritize willing buyer-willing seller negotiations for land lease or land

purchase.

Consult widely and identify all affected persons, including squatters.

Compensate at replacement value.

Use the RPF guidance for involuntary land acquisition and resettlement.

Restricting access to forests or Consult widely and engage communities in any changes to forest access and

Page 325: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

30

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

other resources. management.

Integrate resettlement and livelihood issues into the integrated

management plans.

Social Wellbeing Concerns and complaints of

affected communities.

Consultation on risks and adverse impacts of the project and creation of

opportunities to receive affected communities’ views on project.

Establishment of grievance mechanism to collect and facilitate resolution of

affected communities’ concerns and grievances regarding the sponsor’s

environmental and social performance.

Transparent public disclosure to inform each phase of the project through

web site, notice boards, telecommunication tools and public meetings.

Establishing well designed and structured public questionnaire to receive

feedback from affected communities

Community health and

safety

Risks to bystanders and community

relating to traffic accidents, toxic

gas emissions,

Location of sites away from sensitive receptors.

Gas monitoring systems.

Traffic warning systems (pilot vehicles, roadside signs)

Appropriate training of drivers.

Regular community consultation.

Warning signs.

Emergency planning includes community.

Unauthorized access to drilling rigs

and storage / treatment ponds

Fencing around well site, ponds and pits.

Warning signs.

Page 326: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

31

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

Regular community consultation.

ID required to use access road and/or work on site.

Physical cultural resources.

Historic, spiritual,

archaeological, religious,

graves, etc.

Disturbance, degradation,

desecration of sites or artefacts as

a result of land disturbances, land

acquisition, impacts on geothermal

features or landscapes.

Locate sites away from PCR.

Use the PCR Management Plan to remedy impacts (mitigation,

minimization, relocation etc.).

Use the chance find procedure to stop work immediately on the discovery

of a PCR.

Indigenous Peoples Potential impacts on access to

resources and connection to the

land.

Lack of access to benefits of the

project.

Consult early and extensively (Free, Prior and Informed Consultation) in

accordance with the IPPF, in language and using methods appropriate to the

IP group.

Include IP in the project design, and ensure that benefits accrue to IP.

Avoid and minimize harm to IP, and engage with them to identify

appropriate mitigation.

Page 327: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

32

Linked Projects: Geothermal Exploitation – Energy Generation and Associated Infrastructure and Activities 4.2

The exploitation phase will be considered as a linked project to the GEUDP exploration sub-projects. In addition to those activities that are listed in Table 1, the following activities will be considered in the process of screening of risks associated with linked projects. The ultimate purpose of this initial analysis is merely to inform decision makers with useful and relevant information about the ‘developability” of a site prior to the decision to explore and is not to prepare unnecessary additional studies or analyses. Key potential impacts of site development and operation at exploitation stage along with mitigation requirements and approximate costs shall be assessed through further screening as this information will be relevant to the decision whether or not to explore. This partial assessment is as part of the ESIA process but will not be fully assessed as for the exploration phase. Three to five pages quick assessment would satisfy this requirement.

Table 2 Environmental and Social Aspects, Potential Impacts and Mitigation Measures for Geothermal Exploitation Activities (to be partially assessed to inform decision makers whether or not to explore and some possible good practices are to be suggested in the ESIA recommendation for exploitation stage)

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

Natural habitats, including

critical habitats

Aquatic and terrestrial

habitats and species

Forest resource users

Water users

Aesthetics and landscapes

Land clearance for power station,

substation, and transmission lines

cause direct damage or destruction

to natural habitats.

Avoid, or otherwise minimize, development in sensitive areas (habitats,

landscapes, scenic areas etc.)

Develop integrated resource management plans, inclusive of community-

driven development opportunities, to manage long term impacts from

induced development. Develop this in coordination with relevant land

owners, communities, Ministries and local authorities to avoid

indiscriminate development and potential conflict.

Rehabilitate areas quickly, re-contour where necessary to natural ground

conditions and replant with native species or commercial species

(depending on land use).

Power station, substation,

transmission lines can create

intrusions into natural and scenic

landscapes.

Indirect impacts from induced

development (agriculture,

poaching, land clearances, land

disputes) into forested areas and

protected natural areas.

Water abstractions for cooling Separate different waste streams and treat via ponds, dosing, cooling and

Page 328: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

33

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

towers or domestic / office use and

discharges to water of cooling

water and other wastes cause

direct or indirect impacts on

habitats and species.

Pollution of water or water

abstractions affects other water

users.

Possible overflow or failure of

ponds.

other methods before discharge to land or water bodies. Prioritize

discharges to reinjection wells over surface water bodies and land.

Avoid overexploitation of freshwater resources – find multiple sources, take

from streams with high flow rate, time drilling for the rainy season, use

storage dams or ponds, take no more than 1/3 of the seasonal low flow

from surface water features. Identify other water uses such as farm

irrigation and ensure sustainable abstraction rates that do not interfere

with their water use, fishing etc.

Reuse of cooled water for other plant uses, or use closed loop systems.

Use septic tanks to treat domestic waste water before discharge to land.

Empty septic tanks regularly and dispose sludge to landfill.

Resource planning and management, in conjunction with authorities &

communities to locate storage ponds away from sensitive areas.

Careful design of ponds in accordance with OP4.36 Safety of Dams and

monitoring of pond structures for signs of failure.

Well blow-outs discharging

contaminants.

Design of emergency response for well blowout and pipeline raptures

including measures for containment of geothermal fluid spills.

Regular maintenance of wellheads and geothermal fluid pipelines:

- corrosion control and inspection

- pressure monitoring

- use of blowout prevention equipment (e.g. shutoff valves)

Indiscriminate dumping of sulfur, silica, and carbonate precipitates

Maintain safe systems of hazardous materials and solid waste management

as part of Power Station standard operating procedures and Environmental

Page 329: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

34

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

collected from cooling towers, air scrubber systems, turbines, and steam separators, and other hazardous wastes to riparian zones and water ways.

Management System.

Separate waste streams and recycle, compost and reuse waste where

possible.

Keep waste tidy / covered / secure.

Dispose of unrecyclable waste to designated landfills that have permits

from local authorities.

Clean and remove spills and remediate land quickly.

Train staff to use spill equipment and respond to incidents.

Prohibit dumping of waste.

Poaching and hunting of animals

by workers.

Competition with locals for forest

resources.

Prohibit poaching and hunting, and use of forest resources, as part of

workforce management.

Land use, and soils (and

subsequent surface and

groundwater

contamination)

Discharge of sulfur, silica, and carbonate precipitates collected from cooling towers, air scrubber systems, turbines, and steam separators to land.

Sludge / precipitates to be stored in bunded areas.

Test sludge for leachability of contaminants prior to disposal.

Contaminated sludge will be dewatered, treated as hazardous waste and

disposed to lined landfill.

Non-hazardous wastes will be buried away from water sources.

Spills of hazardous materials. Maintain safe systems of hazardous materials and solid waste management

as part of Power Station standard operating procedures and Environmental

Management System.

Separate waste streams and recycle, compost and reuse waste where

Indiscriminate dumping of other

solid and hazardous waste.

Page 330: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

35

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

possible.

Keep waste tidy / covered / secure.

Dispose of unrecyclable waste to designated landfills that have permits

from local authorities.

Clean and remove spills and remediate land quickly.

Train staff to use spill equipment and respond to incidents.

Prohibit dumping of waste.

Loss of topsoil, landslides and

other severe erosion from

distribution infrastructure

construction and other

construction sites.

Avoid high risk areas such as steep terrain.

Minimize land clearance, especially on slopes.

Use temporary haulage roads and restore promptly.

Design bank stability, slope protection and drainage systems into site

design.

Restore disturbed and damaged areas immediately.

Employ sediment and erosion control measures during construction (fences,

traps, treatment ponds etc.).

Take / dispose material to approved sites.

Geothermal features Interference from pumping or

reinjection of geothermal water, or

from abstraction of surface water.

Identify and avoid significant features (values such as cultural, historical,

spiritual, scientific, biological, landscape, ecotourism etc.)

Avoid damaging or disturbing geothermal features where possible.

Model the geothermal reservoir and geothermal features. Monitor activity

to identify interference from pumping or reinjection. Adjust production and

Page 331: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

36

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

reinjection where necessary to mitigate significant impacts.

Provide barriers and avoid disturbances from construction and operations

where necessary.

Groundwater and

geothermal reservoir

Contamination of groundwater

from interference with geothermal

water from abstraction wells or

reinjection wells.

Prepare wells with appropriate casing and well head protection to prevent

contamination.

Monitor well levels and pressure to identify leaks early and repair casing or

decommission wells to avoid further contamination.

Detailed analysis of aquifer structure and existing groundwater use at

development area

Determination of existing groundwater users in the vicinity of the

operational wells (e.g. 1 km) should be identified. In addition, some of

technical information about existing groundwater wells (e.g. depth, flow,

etc.) should be collected.

Impacts on aquifer levels from

over-abstraction for fresh water

supplies.

Model yield to ensure sustainable groundwater use.

Use multiple sources of fresh water. Use storage tanks, ponds and dams to

store water.

Over-abstraction of geothermal

resource, leading to subsidence,

saline intrusion, impacts on aquifer

levels, reduced geothermal yield

Modelling of geothermal abstractions and reinjections.

Locate make up and reinjection wells to maximise the efficient use of the

geothermal resource and avoid land subsidence.

Monitor ground subsidence, groundwater levels and water quality.

Construct and maintain wells to avoid interference with groundwater.

Ambient noise Construction works, cooling tower

fans, the steam ejector, and the

Plan work to avoid construction disturbances at sensitive times (night,

Page 332: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

37

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

turbine ’hum’.

Disturbances to animals, domestic

life, working life, schooling.

holidays)

Locate sites away from noise-sensitive receptors such as schools and

villages.

Use noise barriers such as bunds, or the natural topography.

Use Guidelines for ambient noise levels (by receptor):

Receptor Maximum allowable Leq (hourly), in dB(A)

Daytime

07.00-22.00

Nighttime

22.00-07.00

Residential; institutional;

educational

55 45

Industrial; commercial 70 0

Ambient air quality Toxic gas emissions from cooling

tower, open contact condenser

cooling tower systems.

Locate plant away from sensitive receptors (model air emissions to assist

with identification of suitable location of plant).

Consideration of total or partial re-injection of gases with geothermal fluids.

Using closed non-contact cooling alternatives.

Depending on the characteristics of source, venting of toxic chemicals (i.e.

hydrogen sulfide and non-condensable volatile mercury) in line with current

regulations.

Depending on the characteristics of source, removal of possible toxic

chemicals from non-condensable gases.

Critical infrastructure Damage or destruction to critical

infrastructure (roads, ports,

Upgrade infrastructure prior to use.

Page 333: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

38

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

bridges) during construction. Provide new, purpose-built infrastructure.

Repair damaged infrastructure to at least the pre-project condition.

Occupational health and

safety

Risks relating to working with

machinery, traffic accidents, falling

into ponds, scalding from hot fluids

and steam, working at height,

working in a noisy environment,

construction site-related risks.

Toxic gas emissions during

operation of power plant

Non-routine exposures include

potential blowout accidents during

operation.

Installation of hydrogen sulfide monitoring and warning systems.

Development of a contingency plan for hydrogen sulfide release events,

including all necessary aspects from evacuation to resumption of normal

operations.

Provision of an emergency response teams, with personal hydrogen sulfide

monitors, self-contained breathing apparatus and emergency oxygen

supplies, and training in their safe and effective use.

Provision of adequate ventilation of occupied buildings to avoid

accumulation of hydrogen sulfide gas.

Appropriate PPE.

Appropriate training.

Implement site specific safety systems and procedures (construction and

operation).

Shielding surfaces where working with hot fluids and steam.

Fencing ponds and pits.

Well maintained vehicles and machinery.

Emergency and incident planning and management.

First aid training, and plans for evacuation to hospital.

Design of emergency response for well blowout and pipeline raptures

including measures for containment of geothermal fluid spills. Regular

Page 334: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

39

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

maintenance of wellheads and geothermal fluid pipelines:

- corrosion control and inspection

- pressure monitoring

- use of blowout prevention equipment (e.g. shutoff valves).

Land ownership, livelihood

and resettlement

Involuntary resettlement for

power plant, distribution

infrastructure, associated facilities

(as well as wells as mentioned in

Table 1) leading to loss of

livelihood and social disconnection.

Loss of crops, structures, and other

assets.

Prioritize willing buyer-willing seller negotiations for land lease or land

purchase.

Consult widely and identify all affected persons, including squatters.

Compensate at replacement value.

Use the RPF guidance for involuntary land acquisition and resettlement.

Restricting access to forests or

other resources.

Consult widely and engage communities in any changes to forest access and

management.

Integrate resettlement and livelihood issues into the integrated

management plans.

Impacts on other economic

activities such as tourism, fishing,

agriculture.

Consult with the representatives of industries that could be affected by

geothermal development. Work on opportunities to enhance the benefits

to the sector (such as improved roads or more reliable electricity) or

minimize impacts on the sector, as part of the EMP and integrated

management plans.

Social Wellbeing

Concerns and complaints of

affected communities.

Consultation on risks and adverse impacts of the project and creation of

opportunities to receive affected communities’ views on project.

Page 335: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

40

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

Establishment of grievance mechanism to collect and facilitate resolution of

affected communities’ concerns and grievances regarding the sponsor’s

environmental and social performance.

Transparent public disclosure to inform each phase of the project through

web site, notice boards, telecommunication tools and public meetings.

Establishing well designed and structured public questionnaire to receive

feedback from affected communities

Community health and

safety

Risks to bystanders and community

relating to traffic accidents, toxic

gas emissions.

Location of sites away from sensitive receptors.

Continuous operation of the hydrogen sulfide gas monitoring systems to

facilitate early detection and warning.

Construction traffic warning systems (pilot vehicles, roadside signs)

Appropriate training of drivers.

Regular community consultation.

Warning signs.

Emergency planning includes community.

Unauthorized access to

construction sites or power plant,

substation and switch yard.

Fencing around all construction sites, power plant etc.

Warning signs and security gates.

Regular community consultation.

ID required to use access road and/or work on site.

Physical cultural resources.

Historic, spiritual,

Disturbance, degradation,

desecration of sites or artefacts as

a result of construction of power

Locate sites away from PCR.

Use the PCR Management Plan to remedy impacts (mitigation,

Page 336: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

41

Environmental and Social

Aspects and Issues

Potential Impacts Mitigation Measures

archaeological, religious,

graves, etc.

station infrastructure or alignment

of transmission lines.

minimization, relocation etc.).

Use the chance find procedure to stop work immediately on the discovery

of a PCR.

Indigenous Peoples Potential impacts on access to

resources and connection to the

land.

Lack of access to benefits of the

project.

Consult early and extensively (Free, Prior and Informed Consultation) in

accordance with the IPPF, in language and using methods appropriate to the

IP group.

Include IP in the project design, and ensure that benefits accrue to IP.

Avoid and minimize harm to IP, and engage with them to identify

appropriate mitigation.

Page 337: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

42

5 SUB-PROJECT SAFEGUARDS OPERATIONAL PROCEDURES

Overview 5.1

Each geothermal development sub-project to be developed for funding under GEUDP will go 64.

through the same safeguards screening and implementation process, as shown in Figure 1, and

described in the sections below. Safeguard implementation process outlined in this ESMF can be

divided into two parties. First, PT SMI’s (or its consultant) is responsible for the detailed

screenings and the determination of appropriate safeguards instruments. On the other hand, the

preparation of safeguards instruments and the implementation of environmental and social

safeguards management such as land acquisition and technical could become a responsibility of a

dedicated entity contracted by PT SMI through its affiliate that has extensive experience and

capability in geothermal exploration and exploitation activities.

Figure 1 Sub-project Screening and Safeguard Implementation Process

Step 6 Post Exploration Recommendations

Recommendations for downstream investment and resource development

Step 5 Implementation and Monitoring (conducted by the contracted agency/ affiliate)

Contractors' ESMP, Contractor Supervision, Land aquisition and resettlement, Monitoring

Step 4 Clearances and Approvals

... from Indonesian authorities and World Bank

Step 3 Preparation of Safeguard Instrument (conducted by the contracted agency/ affiliate)

Procurement of consultants, investigations, documentation, consultation, and disclosure

Step 2 Detailed Screening and Selection of Safeguard Instrument

Field-based Screening, Determination of risk categority (A, B, C) and appropriate instruments (ESIA, ESMP, UKL/UP, LARAP, IPP).

Step 1 Basic Screening

Desk review and input into sub-project selection, Decision to move forward to detailed screening

Page 338: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

43

Step 1: Basic Screening 5.2

As part of the sub-project identification process, PT SMI (or consultant on its behalf) will screen the 65.

sub-projects using desktop information and the checklist in Appendix A. The purpose is to

contribute to the selection of best sites for development under GEUDP. The basic screening can

preliminarily identify potential environmental and social risks using information from BG, maps,

published data and google earth. The outputs of the basic screening will contribute to sub-project

prioritization and selection process and provide background information to the sub-project

feasibility report.

Step 2: Detailed Screening 5.3

PT SMI (or a consultant on its behalf) will the conduct a site visit and collect further secondary data 66.

to screen for environmental and social risks, using the screening checklists in Appendix B as a

guide. This process will identify a probable area of influence, sensitive receptors, anticipated

significant impacts that will require particular attention, the World Bank Risk Category (A, B), and

the safeguard instruments required. The screening process will focus on the exploration phase,

and also consider significant impacts from the linked exploitation phase. Exploration phase issues

will be assessed as part of the ESIA process, whereas exploitation phase issues will be go through

further screening as part of the ESIA process but will not be fully assessed.

The outputs of the detailed screening shall contribute to the sub-project feasibility report. A sub-67.

project will not proceed to development under GEUDP if a ‘show stopper’ is identified and fails the

detailed screening step. An example would be where a sub-project would potentially have

irreversible impacts on critical habitats. Significant potential impacts for linked projects may also

be considered a ‘show stopper’.

5.3.1 Screening of Sensitive Receptors and Potential Impacts

The screening will produce a preliminary description of the project area of influence and will 68.

identify sensitive receptors. The screening questions will assist to identify potentially significant

social and environmental impacts, such as the potential conversion or degradation of natural

habitats. Linked projects (such as the exploitation phase) within the project area of influence will

be screened at the same time but the potential risk and impacts will be separately reported.

5.3.2 Screening of World Bank Safeguard Policies

Based on the sensitive receptors and potentially significant impacts, the screening questions will 69.

assist to identify the relevant World Bank Safeguard Policies for each sub-project.

5.3.3 Screening of World Bank OP4.01 Risk Category

The World Bank classifies projects into one of three categories (A, B and C), depending on the type, 70.

location, sensitivity, and scale of the project and the nature and magnitude of its potential

environmental impacts.

Page 339: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

44

Category A: When the sub-project is likely to have significant adverse environmental impacts that 71.

are sensitive, diverse or unprecedented. These impacts may affect an area broader than the sites

or facilities subject to physical works. Examples are: exploration activities within conservation

areas which may result in significant impacts on a population of endangered species or on a critical

habitat; exploration activities that may improve access for induced development that will cause

harm to Indigenous Peoples. A sub-project will also be considered Category A if the linked

(downstream) phase may be responsible for significant adverse environmental impacts that are

sensitive, diverse or unprecedented. All Category A projects are required to have an ESIA and

EMP.

Category B: When the sub-project’s adverse environmental impacts on human populations or 72.

environmentally important areas (including wetlands, forests, grasslands, and other natural

habitats) are less adverse than those of Category A sub-projects. Impacts would be site – specific;

For example, if few of the impacts, if any, would be irreversible and mitigation measures can be

designed more readily than for Category A sub-projects. The scope of environmental assessment

for a Category B sub-project will vary based on the outcomes of the screening process. All

Category B sub-projects will also require an ESIA and EMP. The scope of the ESIA will be based on

the potential risks, address the sub-project’s potential negative and positive environmental

impacts, and recommend measures to prevent, minimize, mitigate, or compensate for adverse

impacts and improve environmental performance.

Category C: If the sub-project is likely to have minimal or no adverse environmental impacts. 73.

Beyond screening, no further environmental assessment action is required for a Category C sub-

project. It is expected that there will be no Category C sub-projects under the GEUDP.

5.3.4 Selection of Safeguards Instruments

The risk screening and categorization process will identify the potential significance of social and 74.

environmental impacts. The checklists in Appendix A and Appendix B outline a decision-making

process for selecting appropriate safeguards instruments for each sub-project.

5.3.4.1 UKL/UPL

In accordance with Indonesian regulations, every geothermal exploration project is required to 75.

have a UKL/UPL. The required format and contents of the document is provided in Appendix E.

For the GEUDP the content of the UKL/UPL mitigation and monitoring plans will be the same as the

ESMP (see Section 5.3.4.3). To comply with OP4.01, the ESMP will contain additional information

on capacity assessment and capacity building plans, implementation arrangements and

implementation budget.

Page 340: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

45

5.3.4.2 Environmental and Social Impact Assessment

Every geothermal exploration sub-project under GEUDP will require an ESIA. The breadth, depth 76.

and type of analysis will depend on the nature, scale, and potential impacts of the proposed sub-

project. The screening process will identify the scope of the ESIA.

The Environmental Assessment (EA) evaluates a project’s potential environmental risks and 77.

impacts in its area of influence; and identifies ways of improving project planning, design and

implementation by preventing, minimizing, mitigating, or compensating for adverse environmental

impacts and enhancing positive impacts, including throughout the project implementation.

Preventive measures will be favored over mitigation or compensatory measures whenever

feasible.

An EA takes into account the natural environment (air, water and land), human health and safety, 78.

and project-related social (involuntary resettlement, Indigenous Peoples, and cultural property),

trans-boundary, and global environmental aspects. The EA considers natural and social aspects in

any integrated way. It takes into account the following aspects:

variations in sub-project and country conditions;

findings of country environmental studies;

overall national policy framework, environmental actions plans, legislations and licensing and

permitting requirements;

PT SMI’s capabilities related to the environment and social aspects, and its history of

compliance with national and local laws, including those on environment and public

consultation and notification; and

national obligations under international environmental treaties and agreements relevant to

the sub-project.

Sub-projects that would contravene such country obligations as identified during the EA will not be

supported under the GEUDP.

The social impact assessment and mitigation strategy will encompass the following activities: 79.

a. Social assessment survey of the community groups impacted by the geothermal exploration:

collecting relevant data on income, livelihoods, access to services, customs and norms, and

identifying vulnerable community members and gender issues;

b. Identification of land acquisition requirements for the project footprint: assessments of the

land ownership status, understanding of affected peoples’ willingness to participate in

voluntary or involuntary land acquisition, and accordingly apposite options and preferences

(potentially suggested by affected people) for both voluntary and involuntary land

acquisition scenarios;

c. Development of approach and mechanism for land lease for collective land ownership or

communally owned assets;

Page 341: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

46

d. Undertaking of a survey of physical cultural resources (PCR) in the area, through consultation

with the affected communities and stakeholders, and identification and mapping of cultural

heritage assets such as cultural, religious, historical and archaeological sites, including

sacred sites, graveyards and burial places; and

e. Screening for presence of Indigenous Peoples in the project area of influence will be

included in the Social Assessment reviewing key aspects as listed in Appendix J.

The ESIA methodology will include a detailed screening process to identify the potential risks and 80.

issues with linked projects such as the exploitation phase and the approach to how the phases of

geothermal exploration and exploitation will be presented and discussed during consultation. A

screening and risk assessment for the exploitation phase and any other linked activities will be

included in the ESIA document, highlighting significant risks that may affect the geothermal

exploration plan, the decision to recommend exploitation, and how the geothermal exploitation

plan may be developed as a result. As an example, if there are potential irreversible risks relating

to developments within conservation areas, then this should be clearly documented in the ESIA.

Specific criteria will be mandatory for Category A sub-project ESIA. The ESIA will include an 81.

examination of the sub-project’s potential negative and positive environmental impacts, and will

compare them with those of feasible alternatives (including the ‘without sub-project’ situation).

Recommendations will be made of any measures needed to prevent, minimize, mitigate or

compensate for adverse impacts and improve environmental performance.

5.3.4.3 Environmental and Social Management Plan

Every geothermal exploration sub-project under GEUDP will require an ESMP. The scope will 82.

depend on the nature, scale, and potential impacts of the proposed sub-project. The contents of

an ESMP are provided in Appendix D consistent with World Bank Policy OP4.01 Environmental

Assessment. For the GEUDP, the content of the ESMP mitigation and monitoring plans will be the

same as the UKL/UPL. To comply with OP 4.01, the ESMP will contain additional information on

capacity assessment and capacity building plans, implementation arrangements and

implementation budget.

An ESMP may include specific sub-plans such as a Physical Cultural Resources Management Plan, 83.

or Biodiversity Management Plan, to manage specific and significant impacts.

5.3.4.4 Land Acquisition and Resettlement Instruments

Matrix for identifying the applicable instrument for land acquisition and resettlement: 84.

Table 3 Land Acquisition and Resettlement Instrument Matrix

Trigger Instrument

Voluntary land acquisition through a willing buyer-willing seller, or No instrument required

Page 342: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

47

lease arrangement. Sales agreements and invoices

are documented.

Assets are affected by a sub-project, but not related to land

acquisition or resettlement.

ESMP

(Appendix D)

When involuntary land acquisition for a sub-project affects less

than 200 people, less than 10% of households’ productive assets

are affected and/or does not involve physical relocation.

An abbreviated LARAP

(Appendix L)

When involuntary land acquisition for a sub-project affects more

than 200 people, affects more than 10% of households’ productive

assets and/or involves physical relocation.

A comprehensive LARAP

(Appendix K)

When a sub-project leads to involuntary restriction of access to

legally designated parks and protected areas resulting in adverse

impacts on the livelihoods of displaced persons.

A Plan for Action as a result of

a Process Framework

(Refer to OP4.12)

5.3.4.5 Indigenous Peoples’ Instruments

Matrix for identifying the applicable instrument for Indigenous Peoples: 85.

Table 4 Indigenous Peoples’ Instrument Matrix

Trigger Instrument

Indigenous Peoples may form a portion of the beneficiaries /

persons affected

An Indigenous Peoples’ Plan

based on a Social Assessment

in the ESIA (Appendix J)

Indigenous Peoples are in the project area of influence but the

Social Assessment concludes that the sub-project will not adversely

impact the people / population.

No instrument required

5.3.5 Screening Report

The screening report will be prepared by PT SMI (or EMC on its behalf) and include: 86.

a. Completed Screening Forms (Appendix A)

b. Description of the environmental and social context, including maps and photos.

c. Identification of the project area of influence and sensitive receptors.

d. Clearly state the screening outputs related to the funded exploration project, and to any

linked activities such as exploitation.

e. World Bank safeguard policies triggered.

f. World Bank Risk Categorization

g. Significant environmental and social risks, with a preliminary assessment of the nature and

scale of impact assessment and/or mitigation measures likely to be required (such as

Page 343: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

48

Biodiversity Management Plans, a comprehensive consultation program, economic or health

impact assessments).

h. List of required safeguards instruments (ESIA, ESMP, UKL/UPL, LARAP, Abbreviated LARAP,

and IPP) and a program to prepare them, estimating the time required, expertise required,

and budget. Note any issues such as timeframes or budgets that may affect geothermal

project feasibility or the development plan.

i. Recommendations for the design of the geothermal development plan, such as the location

of drilling sites, location of fresh water supplies, the avoidance of sensitive receptors, etc.

The detailed screening report may conclude that the sub-project is not feasible based on

significant potential safeguards issues.

Step 3: Preparation, Consultation and Disclosure of Safeguards Instruments (can be conducted 5.4

by PT SMI’s affiliate)

5.5

Terms of Reference (TOR) for safeguards instruments will be prepared by PT SMI through its 87.

affiliate and reviewed by the World Bank before the work is tendered to competent and qualified

environmental and social consultants. The World Bank must clear the TOR for Category A sub-

project ESIA before it is issued in a request for proposal. Consultants with experience in

Indonesian regulatory processes and World Bank safeguard policies will be engaged. The

safeguards instruments will be completed in parallel with the feasibility studies, and before the

World Bank clears the project for funding and the drilling contract bid documents are finalized.

The safeguards work will feed into the final design of the geothermal exploration plan, bid

documents, etc.

The scope of the ESIA, ESMP, UKL/UPL and IPP will be commensurate to the nature and scale of 88.

potential impacts. The scope of the LARAP or abbreviated LARAP will be determined based on the

number of PAPs, and the nature and scale of compensation and livelihood restoration.

Consultation and disclosure will be carried out as per Section 8. PT SMI through its affiliate will 89.

lead consultation with support from the consultants.

PT SMIand the World Bank will review draft documents and provide feedback prior to finalization. 90.

Step 4: Clearances and Approvals 5.6

The UKL/UPL will be submitted for approval by the relevant Provincial or District Environment 91.

Agency. The final ESIA, ESMP, LARAP and IPDP will be subject to review and approval by the

World Bank. No work is to begin on site until the documents have been cleared and the relevant

regulatory approvals have been awarded. In Indonesia “Dokumen Persiapan dan Pengadaan

Tanah” (based on UU No.2/2012 will be approved by the Governor and/or Head of the City/District

where the project locates. Base on this approval, the location permit will be issued. LARAP can be

prepared based on this documentation.

Page 344: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

49

Step 5: Implementation and Monitoring 5.7

PT SMI will prepare detailed implementation processes in the Project Operations Manual. In brief, 92.

implementation will occur as follows:

a. PT SMI, or the EMC on their behalf, will integrate safeguards aspects into geothermal

exploration plans (location of infrastructure, construction methods, mitigation measures

relating to design etc.).

b. PT SMI, or the EMC on their behalf, will include the ESMP in the Contractor’s bid documents

and the Contractor’s contract. Contractor’s selection process will include the capacity to

implement ESMP, and UKL/UPL.

c. The Contractor will be required to prepare a Contractor’s ESMP before work begins. The

Contractor’s ESMP will document, in detail, how the Contractor will fulfill its roles and

responsibilities as documented in the Project ESMP.

d. No work will begin on site (including ancillary works such as access roads) until land

acquisition and resettlement has been completed and the Contractor’s ESMP has been

cleared by PT SMI (to the satisfaction of the World Bank).

e. The EMC will monitor and supervise the Contractor’s ESMP implementation and be

responsible for implementing other aspects of the project ESMP not under the Contractor’s

control.

f. PT SMI through its affiliate will implement the IPP and LARAP and coordinate the activities

with those of the EMC and the Contractor(s).

g. Training will be carried out by EMC and/or a third party, where necessary, in accordance

with the capacity building plans in the ESMP.

h. Supervision, monitoring and reporting will be carried out as per Section 9.4 and the detailed

requirements of the ESMP.

Step 6: Post Exploration Recommendations 5.8

Safeguards screening and risk assessments from the ESIA regarding linked projects (and any 93.

learnings from the implementation of the project ESMP, LARAP and IPP and exploration activities)

will inform the resource feasibility assessments that are produced following the exploitation

phase, as well as the recommendations and decision making regarding future commercialization of

the resource for electricity generation. This may include a list of conclusions and

recommendations if there is a low possibility of the geothermal prospects being developed, or may

include draft or final TOR for ESIA and other safeguards instruments if the prospect will be

delivered to market for development in the short term.

Technical Advisory Operational Procedures 5.9

Terms of Reference for Technical Advisory components will require: 94.

a. Safeguards specialists to be part of the team, where necessary (such as the Good Practice

Guidance, and the EMC);

b. Advice and outputs to comply with the ESMF, RPF and IPPF;

Page 345: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

50

c. Advice and outputs to be consistent with World Bank Safeguards Policies and policies on

Gender and Disclosure;

d. Broad consultation with relevant stakeholders, and the public where necessary; and

e. Disclosure of technical documents.

PT SMI Environmental Social Safeguard and Business Continuity Management (ESS&BCM) 95.

Division (supported by consultants if necessary), will review technical advisory outputs and

provide comment and input to ensure consistency with GEUDP framework documents. The World

Bank safeguards specialists will review and comment on technical advisory outputs to ensure

consistency with policies and GEUDP framework documents.

Page 346: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

51

6 RESETTLEMENT POLICY FRAMEWORK

Key Principles 6.1

Under the GEUDP, this Resettlement Policy Framework (RPF) provides guidance on resettlement 96.

screening, assessment, institutional arrangements, and processes regarding Involuntary

Resettlement to be complied with by project management staff, consultants, and related parties.

The RPF will guide the preparation of Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) for

each sub-project. The World Bank OP 4.12 on Involuntary Resettlement sets the standards on

addressing and mitigating risks resulting from involuntary resettlement, including any case of

involuntary land taking.

The World Bank recognizes that land acquisition and land use restrictions induced by the project 97.

can have adverse impacts on land users and communities. Here “involuntary resettlement” refers

both to physical displacement (relocation or loss of shelter) and economic displacement (loss of

assets or access to assets that leads to loss of income sources or other means of livelihood) as a

result of the project activities. Resettlement is considered involuntary when affected persons or

communities do not have the right to refuse land acquisition or restrictions on land use that result

in physical or economic displacement. This occurs in cases of: (i) lawful expropriation, or

temporary or permanent restrictions on land use, and (ii) negotiated settlements in which the

buyer can resort to expropriation or impose legal restrictions on land use if negotiations with the

seller failed.

Since acquisition of the land for drilling activities is likely to be conducted through voluntary land 98.

transaction mechanisms such as willing seller-willing buyer10, this RPF outlines negotiated land

acquisition principles and procedures. However, in cases of any adverse economic, social, or

environmental impacts from project activities (exploration drilling) other than land acquisition

(e.g., loss of access to assets or resources or restrictions on land use), such impacts will be avoided,

minimized, mitigated or compensated for through the process of social assessment as part of the

environmental and social impact assessment. However, if there are significant social impacts from

voluntary land acquisition, PT SMI will consider applying the requirements of the World Bank OP

4.12 on Involuntary Resettlement to avoid, remedy or mitigate the impacts.

The overall objectives of the Bank's policy on involuntary resettlement are the following: 99.

a. Involuntary resettlement should be avoided where feasible, or minimized, exploring all

viable alternative project designs;

b. Where it is not feasible to avoid resettlement, resettlement activities should be designed

and executed as part of a sustainable development program, e.g., providing sufficient

10 That is, market transactions in which the seller is not obliged to sell and the buyer cannot resort to expropriation or other

compulsory procedures if negotiations fail

Page 347: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

52

resources to enable the persons displaced by the project to share in project benefits.

Persons displaced by the project should be meaningfully consulted and be given the

opportunity to participate in the planning and implementation of resettlement programs;

and

c. Displaced persons should receive assistance in their efforts to improve their livelihoods and

living standards, or at least to restore them, in real terms, to pre-displacement levels, or to

levels prevailing prior to the project commencement, whichever is higher.

Prior to implementation of land acquisition and resettlement activities, PT SMI will adopt the 100.

following approaches and methodology of social assessment as required by OP4.12 requirements:

a. Avoid involuntary resettlement and, if unavoidable, minimize its potential impacts;

b. Assess the potential economic and social impacts of involuntary land acquisition and

resettlement on PAP and their livelihoods;

c. Identify categories of affected persons and their respective entitlements;

d. Set out clear process of consultation with and participation of PAPs in the preparation and

planning of involuntary land acquisition and resettlement, if any, as well as information

dissemination to the PAPs;

e. Compensate for lost assets at full replacement cost;

f. Compensate informal/illegal land users for lost assets and provide assistance in relocating, if

needed;

g. Compensate and obtain legal access to expropriated land before starting construction;

h. Provide information and prepare special assistance programs for vulnerable groups

including the persons without any immovable property; and

i. Provide and prepare plans for grievance redress and monitoring in line with the RPF.

Indonesian Laws and Policies Relating to Land Acquisition 6.2

Geothermal exploration is important for energy infrastructure development, and under the 101.

country system it is categorized as public interest development. In case of land acquisition for

infrastructure development for public purposes, any sub-project should refer to Law 2 of 2012 on

Land Acquisition for Project Activity for Public Interest. The following are its implementing

regulations: Presidential Decree No. 71 of 2012, Head of National Land Bureau Regulation No. 5 of

2012, Minister of Finance Regulation No. 13 / PMK.02 of 2013, and Ministerial of Home Affairs

Regulation No. 72 of 2012.

The Presidential Decree No. 71 of 2012 has been amended four times. The key changes are: No. 102.

40 of 2014 (…Land acquisition up to 45 hectare can be directly conducted by the agency needing

land with holders of land right through a business transaction or other way agreed by both

parties…); No. 99 of 2014 (…Head of Land Acquisition Implementation issues compensation value

resulted from appraiser or public appraiser); No. 30 of 2015 (…Finance for land acquisition can be

sourced from a company (Badan Usaha) as Agency acquiring the land has been given the right to

act on behalf of the state, ministerial, non-ministerial government agency, or provincial or district

government; and the most updated one, No. 148 of 2015 (…Land acquisition for public interest

Page 348: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

53

development purpose up to 5 hectares does not need location determination letter. Agency

needing land to use appraiser for land valuation…).

Minister of Finance Regulation No. 13/PMK.02 of 2013 has been also amended by No. 10 / PMK 103.

02 of 2016, which indicates a threshold budget allocation for land acquisition for public-interest

development projects. Minister of Home Affairs Regulation No. 72 of 2012 indicated operational

and supporting land acquisition implementation for public interest development source from a

regional budget.

Head of National Land Bureau (BPN) Regulation No. 5 of 2012 has been amended by No. 6 of 104.

2015, which highlights a bailout scheme to accelerate infrastructure development. The

government revised the Ministerial of Agrarian and Spatial Planning (ATR) Regulation No. 6 of 2015

for the Amendment Regulation of the National Land Bureau (BPN) No. 5 of 2012 on Technical

Guidelines for the Implementation of Land Acquisition. This revision open up the opportunity for

private entrepreneurs to bailout11 (dana talangan) land acquisition fund for public-interest

infrastructure projects. Then bailout is replaced using state budget funds through the relevant

ministries or agencies.

Land acquisition for public interest development shall be performed in accordance with the 105.

Regional Spatial Plan; the National/Regional Development Plan; the Strategic Plan; and the

Working Plan of the Agency needing land. However, as indicated in Elucidation of Article 7 (2) of

Law 2 of 2012, geothermal energy activities are to a degree flexible, uncertain and changeable.

Because of this, flexible planning is required in order to ensure the effectiveness and efficiency of

the development of geothermal energy resources.

Law 2 of 2012 has significantly improved the country system for resettlement with greater 106.

protection for the rights of property owners through consultation and fair compensation. It also

deals with compensation for non-titled property if land acquisition is required. If the land is

publically owned, the law do not apply and the required land would be cleared according to Law

No. 5 of 1960, in which its Article 18 states that the rights on land may be expropriated by the

government for public-interest activities by providing reasonable compensation in accordance to

procedures stipulated in the Law. The Law also stipulates that public entities, including state-

owned companies, are eligible to acquire land under this mechanism12. Similarly, private

11 Private bails advance funds for land acquisition. This approach will benefit toll roads development and helps Toll Road

Regulatory Agency (BPJT) can quickly build toll road. However, Minister Public Works and Housing (PUPR) also requires to prepare technical regulations of the private use of the bailout fund. 12

Beside the Law 2 of 2012 and its implementing regulations, there are other regulations related to the land acquisition and resettlement for public interest, such as the Presidential Degree No. 40 of 2016 concerning the Acceleration of the Development of Electricity Infrastructure that has significant aspects in reducing the time of land acquisition process and determining the location. This is discussed more in the section 8.3. Energy Sector in this document

Page 349: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

54

companies can also acquire land by establishing public private partnerships with state-owned

enterprises and eligible government agencies.

Law 2 of 2012 and its supporting regulations stipulate that valuation of compensation should be 107.

done by “…Independent and Professionals Appraisers, who have a license from the Ministry of

Finance as Public Appraiser and registered in National Land Bureau (BPN)”. The Indonesian Society

of Appraisers (MAPPI) issued the Valuation Standard 306, Valuation in the Context of Land

Acquisition for Development for Public Interest, to guide and support the implementation of Law 2

of 2012. The Standard follows the same principles as the Law, where determination of the

compensation amount is based on the “principles of humanity, fairness, usefulness, certainty,

transparency, agreement, participation, welfare, harmony and sustainability.” Fair Replacement

Value is the based on the market value of the property, with attention to non-physical elements

associated with loss of property ownership, caused by the land acquisition. The definition of Fair

Replacement Value follows the same principles as that for compensation as cited earlier.

Valuation consists of physical and non-physical components. Physical components that will be 108.

compensated include: a) land; b) space above- and under-ground; and c) buildings; and d)

amenities and facilities supporting the building. Non-physical components to be compensated for

includes:

Disposal rights of landowners, to be given as a premium in monetary terms under existing

legislations. The substitutions may include matters relating to: a) loss of employment or loss

of business, including change of the profession (with respect to Law No. 2 of 2012 Article 33

letter f of the Elucidation); b) emotional loss associated with loss of shelter as a result of

land acquisition (with due regard to the Act No. 2 in 2012 Article 1 Paragraph 10, Article 2

the elucidation and Article 9, paragraph 2).

Cost of transaction, such as moving expenses and corresponding taxes.

Compensation for waiting period, that is, payment to account for the time difference

between the valuation date and the estimated payment date.

Loss of value of the remaining land, which can be calculated over the entire land value if it

can no longer be used as intended.

Physical damage and repair costs to building and structure atop the land, if any, as a result

of land acquisition.

World Bank Safeguard Policy OP4.12 Involuntary Resettlement 6.3

This policy aims to avoid involuntary resettlement where possible. However, it sets out – where 109.

necessary – requirements for participation in resettlement planning, as well as compensation

provision that improves, or at least restores, incomes and living standards. The Bank's experience

with geothermal projects in Indonesia with regard to involuntary resettlement indicates that land

is acquired through commercial transactions rather than expropriation, and involuntary

resettlement does not occur. However, this RPF establishes the principles and procedures for land

Page 350: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

55

acquisition and resettlement in case there are instances when PT SMI must invoke involuntary

acquisition or resettlement.

The World Bank OP 4.12 does not apply to resettlement resulting from voluntary land 110.

transactions (i.e., market transactions in which the seller is not obliged to sell and the buyer

cannot resort to expropriation or other compulsory procedures sanctioned by the legal system of

the host country if negotiations fail). It also does not apply to impacts on livelihoods where the

project is not changing the land use of the affected groups or communities.

Gap Analysis 6.4

There is potential gap between WB safeguard policy requirements and the country system in 111.

terms of enforcement of cut-off date at the beginning of census and other surveys. The aim is to

prevent fraudulent claims and population influx to project area. The World Bank’s OP 4.12

endnote 21 reads: “Normally, this cut-off date is the date the census begins. The cut-off date could

also be the date the project area was delineated, prior to the census, provided that there has been

an effective public dissemination of information on the area delineated, and systematic and

continuous dissemination subsequent to the delineation to prevent further population influx. Refer

to Section 6.6 for how this will be managed for the GEUDP. Another potential gap relates to the

restoration of livelihoods and provision of non-cash compensation. The country system indicates

that lost livelihoods are covered by cash compensation, whereas Bank procedures contain a series

of actions that guarantee the restoration of livelihoods. The latest development of the country

system has highlighted the need to develop a technical guidance to cope with relocation including

restoration of livelihoods. However unless the guidance has been issued, World Bank-financed

projects should continue adding clauses that relate to the restoration of livelihoods and provision

of non-cash compensation.

Process for Preparing and Approving Resettlement Action Plan 6.5

Depending on the ESIA results, LARAP will be prepared when there will be involuntary 112.

acquisition of land and/or resettlement and/or restriction of access to resources. PT SMI through

its affiliate will prepare a LARAP in compliance with the Bank OP 4.12 and the country system13.

Implementation of the LARAP requires the Bank’s prior approval. The following sub-chapters detail

the required elements to prepare a LARAP.

13 In accordance to the country safeguard system, in this stage, PT SMI shall make a Plan of Land Acquisition in the Public

Interest in accordance with the laws and regulations. The Plan shall refer to the Regional Planning, Spatial Planning and the development priority as stated in the Medium – Term Development Plan, Strategic Plan, and the Working Plan of the relevant Agencies.

Page 351: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

56

6.5.1 Required Information for the Involuntary Acquisition of Private or Village Land

PT SMI through its affiliate will first provide documentation regarding land acquisition needs 113.

(including the lands that will be needed for the project in future). The Bank’s social development

specialist will review the documents and determine remedies if there are any circumstances that

would jeopardize compliance with OP 4.12. If so, additional information and an appropriate course

of action may be required by PT SMI.

PT SMI will then use the enclosed reporting formats (Abbreviated LARAP in Appendix L or the 114.

full LARAP in Appendix K) to cover the following issues:

a. Assessment of the temporary and permanent impacts of land acquisition or expropriation,

and categories of persons/households affected, number of lands/plots affected, percentage

of land/plots affected in any landholding, land use before and after acquisition, prior land

use and number of owners.

b. Documentation of the socioeconomic situations of affected households, such as income

stream and percentage of income derived from the acquired land in line with the WB

safeguard policy requirements. The aim is to understand the adverse impacts on livelihoods

of displaced persons and provide restoration measures to compensate for their income

losses.

c. Compensation standards applied for temporary and permanent loss of land, loss of crops,

loss of productive trees, loss of residence and businesses (documenting the value equivalent

to full replacement cost),

d. Result of court decisions, if any,

e. Provision for replacement land, if relevant, and

f. Provision of documentation for vulnerable groups, grievance redress and monitoring.

Under Indonesian Law, Land Acquisition Plan in the Public Interest Document prepared in the 115.

form of a land acquisition planning document must entail: (a) objectives of the development plan;

(b) consistency with the Regional Spatial Planning and the National/Regional Development Plan; (c)

land location; (d) land size needed; (e) description of the land (legal and physical) status; (f)

estimated period of land acquisition; (g) estimated period of construction implementation; (h)

estimated land value; (i) budget plan; and (j) that the Plan shall be made under a feasibility study

prepared in accordance with the laws and regulations. The last step is submission of the Land

Acquisition Plan in the Public Interest Document to the Governor with complete supporting

documents.

6.5.2 Required Information for the Acquisition of Public Land

OP4.12 also applies where public land (land owned by GOI or local government) is 116.

purchased, transferred, leased or used informally/temporarily by PT SMI. This also

includes easements. While the land transaction may be ‘voluntary’ by the Government

agency, there may be third parties who use the land (tenants, informal land users,

squatters etc.) that will be subject to involuntary resettlement.

Page 352: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

57

In this case, PT SMI will submit a Social Impact Screening Summary to the World Bank, using 117.

information from the Detailed Screening Process (Refer Section 5.3). PT SMI will document the

transfer mechanism, the amount of land, whether it is in use and for what purpose(s), and the

number, name, gender and status of land-users (e.g., tenants, informal users).

For each sub-project that requires involuntary resettlement of third parties from public land, PT 118.

SMI will prepare a LARAP, and submit to the Bank for approval before implementation of land

acquisition. LARAPs will include a detailed description of resettlement planning and

implementation in compliance with the World Bank OP 4.12. The scope and level of details of the

LARAP will vary with the magnitude and complexity of the land acquisition and compensation

issues. The Plan will indicate the number and ownerships of parcels to be acquired or subject to

lease or easement, the number of parcels affected, estimated cost of the land and other assets to

be acquired or subject to the acquisition, responsibility for execution and schedule for acquisition.

The World Bank will review and ensure conformance of the land acquisition and resettlement

process to OP4.12.

Once the LARAP is cleared by the Bank, it will be disclosed locally at the project site and on the 119.

Bank’s Infoshop website. PT SMI will review its afiliate and ensure that project implementation is

fully consistent with the LARAP and provide adequate monitoring and reporting of the activities set

out in the LARAP. As part of LARAP implementation, PT SMI will provide a quarterly report of land

acquisition activities to the World Bank, as part of the overall project progress report. The report

will indicate the number and ownership of parcels affected and their current status, progress of

negotiations and appeals, and the price offered and finally paid (reported as number of square

meters of the original whole plot and the size of the specific area acquired, and amount per square

meter). At the end of the project and as part of project completion report, PT SMI will provide the

Bank with a completion audit.

The World Bank supervises LARAP implementation to ensure compliance with OP 4.12. If 120.

necessary, it may contact affected parties to confirm the validity and determine whether or not

the process and outcomes have complied with OP/BP 4.12. However, following the location

determination during the preparation stage, any land transaction can only be done to the BPN.

The land freeze has been applied when location determination is effective.

Under the country system, the responsible entities for activities in the preparation stage – 121.

including the LARAP approval process – are PT SMI and Local Government. After the document is

submitted by PT SMI, the Governor will establish a Preparation Team for the project land

acquisition. Under the Governor’s instruction, the Team will prepare the ‘Penetapan Lokasi’

following the below steps:

a. Notice of the development plan;

b. Identification of the development plan;

Page 353: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

58

c. Undertaking public consultation concerning the development plan;

d. Announcement of the ‘location determination’ (Penetapan Lokasi Pembangunan);

e. Disclosure of the Determination of Location (to be printed and placed at the Kelurahan

Office), and announcing it in local paper/electronic media.

Cut-off Date & Eligibility Criteria for Affected Persons 6.6

Any person who suffers a loss or damage to land, assets, business or access to productive 122.

resources, as a result of involuntary land acquisition or resettlement, will be eligible for

compensation and/or resettlement assistance. The cut-off date for eligibility for compensation

and/or resettlement assistance is the last day during the census/inventory of assets. The affected

communities will be informed of the cut-off date through the responsible agencies, community

elders and leaders. Individuals or groups that are not present at the time of registration but who

have a legitimate claim to membership in the affected community can be accommodated.

Under the country system, the cut-off date is determined during the implementation stage after 123.

verification of eligibility has been conducted (See Section 6.7). The provincial-level Land Office

(BPN) will be responsible for the implementation stage activities, which it has the authority to

delegate to the district level14. Prior to the cut-off date, the Land Office will conduct these steps:

a. Developing the implementation team, including at the local level;

b. Inventory, identification and disclosure of result;

c. Filing the objection and verification.

Proof of Eligibility 6.7

PT SIM through its affiliate who will be in charge for land acquisition will consider various forms 124.

of evidence as proof of eligibility for affect people as stated in the RPF, for example, formal legal

rights, such as land title registration certificates, leasehold indentures, tenancy agreements, rent

receipts, building and planning permits, business operating licenses, and utility bills; or in lieu of

formal documentation, an affidavit signed by land owners and tenants witnessed by the

administrative authority. Criteria for establishing claims to eligibility without any documentation

will be determined on a case-by-case basis.

Only project affected persons enumerated during the census/inventory of assets shall be eligible 125.

for compensation or supplemental assistance. Any new structures or additions to existing

structures carried out after the cut-off date will not be considered affected, and their owners or

occupants will not be able to claim compensation or supplemental assistance for these, unless

they can demonstrate that the census/inventory of assets has failed to identify them as affected.

14 Head of Land Office Decree 2 of 2013 concerned about the Delegation of Authority for Land Rights and Land Registration

Activities

Page 354: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

59

Entitlement Policy 6.8

The following PAP will be entitled to value compensation, rehabilitation, and resettlement 126.

support:

PAPs losing land, structures, and access to those assets, and/or having to relocate due to loss

of livelihood, or access to income sources or means of livelihood: Those with legal right of

land use and ownership will be compensated for land, structures and economic assets on

land at full replacement value. They will also be provided with resettlement assistance in

line with the World Bank policy requirements.

PAPs losing crops or trees providing livelihood or income: These PAPs will be fully

compensated at replacement value of the trees, based on the cumulative value for its entire

productive life as well as bare land value. If land must be acquired before the crops are

harvested, owners will also be compensated for the estimated crop value.

PAPs as land renter: Renters will be assisted to find an alternative land to rent. Transitional

assistance may be necessary to ensure that renters’ livelihoods are not affected.

PAP who are illegal or informal users of land: PAPs without recognized legal rights or claim

to the land they are occupying will not be compensated for land, but only for the structures

and other assets (trees) on land based on replacement value. Those using land unofficially

for agricultural or grazing purposes will be assisted to find alternative areas.

PAPs losing their livelihoods due to involuntary land acquisition: These PAPs are also entitled

to resettlement assistance.

Full Replacement Cost and Livelihoods Restoration 6.9

The World Bank safeguard policy requires that compensation be paid at replacement value in 127.

addition to transitional assistance. Land is replaced with that of equal value and amenities.

Livelihood assets are replaced with those of equal value. Benefit sharing is assured through

additional support mechanisms where possible.

Negotiated Land Acquisition / Voluntary Transaction 6.10

Negotiated land acquisition, or voluntary transaction, will be the preferred method for acquiring 128.

land. The location of the drilling sites, and supporting infrastructure such as access roads, are

flexible to a point, therefore, there can be some negotiations as to which site is selected based on

land-owners’ willingness to sell or lease land.

PT SMI through its affiliate will apply the following principles for negotiated land acquisition / 129.

voluntary transaction for exploration drilling stage:

Meaningful consultations with PAPs, including those without legal title to land and assets;

Offer of fair price for land and other assets at replacement cost. Deduction of income tax

for land transaction will be openly communicated with and agreed by the PAPs;

Transparency in negotiation with PAPs to reduce risks of asymmetry of information and

bargaining power of the parties. An independent external party will be engaged to

document and validate the negotiation and settlement process.

Page 355: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

60

Under the country system, acquisition for land of up to 5 ha can be done through the willing 130.

seller-willing buyer mechanism. Indonesian Civil Laws (Kitab Undang-undang Hukum Perdata)

Chapter 1458 on Selling and Buying spells out the principles and outlines buyer and seller

obligations and responsibilities. Under this Law, the mechanism has an obligatory character,

where the rights attached to the land or assets sold are not automatically transferred to the buyer.

Unlike land transaction conducted under a customary law (hukum adat), such transactions still

require transfer of the land ownership right. Land registration is a precondition for land transfer

under a negotiated land acquisition or willing buyer-willing seller mechanism.

The Minister for Agriculture and the Head of the National Land Bureau’s National Regulation No. 131.

5/2012 specifies procedures for land registration. It outlines requirements for the land registration

and acquisition process, and prescribes: (i) steps for scaling and mapping the land coordinates and

accepted survey procedures, (ii) regulations pertaining to valuation in the land markets, (iii)

necessary documentation, (iv) official publication of claim and title, (v) objection mechanism, (vi)

title verification procedures, and (vii) issuance of land certificates.

However, valuation of the affected assets under the scope of GEUDP would follow the 132.

procedures as prescribed by Law 2 of 2012 and supporting regulations, under which valuation of

compensation should be done by “…Independent and Professionals Appraisers who have license

from Ministry of Finance as Public Appraiser and registered in National Land Bureau (BPN)”. The

Indonesian Society of Appraisers (MAPPI) issued the Valuation Standard (SPI) 306, Valuation in the

Context of Land Acquisition for Development for Public Interest, to support the implementation of

Law 2 of 2012. Valuation Standard 306 shares the same principles as the Law, which bases the

determination of compensation amount on the principles of “humanity, fairness, usefulness,

certainty, transparency, agreement, participation, welfare, harmony and sustainability.”

The Fair Replacement Value is the value of the ownership, which equals the market value of a 133.

property, with attention to elements such as non-physical losses of ownership resulting from land

acquisition. The Fair Replacement Value definition is same as definition for compensation in the

Law 2 of 2012.

The Scope of Valuation consists of physical and non-physical components. Physical components 134.

that will be compensated for include: a) land; b) space above- and under-ground; c) buildings; and

d) amenities and facilities supporting the building. Non-physical components to be compensated

for include:

Disposal rights of land-owners, to be given as a premium in monetary terms under existing

legislations. The substitutions may include matters relating to: a) loss of employment or loss

of business, including change of the profession (with respect to Law No. 2 of 2012 Article 33

letter f of the Elucidation); b) emotional loss associated with loss of shelter as a result of

land acquisition (with due regard to the Act No. 2 in 2012 Article 1 Paragraph 10, Article 2

the elucidation and Article 9, paragraph 2).

Page 356: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

61

Cost of transaction, such as moving expenses and corresponding taxes.

Compensation for waiting period, that is, payment to account for the time difference

between the valuation date and the estimated payment date.

Loss of value of the remaining land, which can be calculated over the entire land value if it

can no longer be used as intended.

Physical damage and repair costs to building and structure atop the land, if any, as a result

of land acquisition.

Page 357: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

62

7 INDIGENOUS PEOPLES’ PLANNING FRAMEWORK

Objectives and Principles 7.1

This IPPF will be applied when Indigenous Peoples (IPs) are present in a sub-project’s area of 135.

influence as identified during the social and environmental screening process or subsequently

during the ESIA. PT SMI ‘s affiliate is responsible for implementing the necessary actions to meet

the requirements outlined by this framework.

There is no universally accepted definition of Indigenous Peoples. Indigenous Peoples may be 136.

referred to in different countries by such terms as: indigenous ethnic minorities, aboriginals, hill

tribes, minority nationalities, scheduled tribes, first nations, or tribal groups (known in Indonesia

as Suku Terasing (Isolated Indigenous Community) or Kelompok Adat Terpencil (Customary Law

Community)).

The term “Indigenous Peoples” is used in a generic sense to refer to a distinct social and cultural 137.

group possessing the following characteristics in varying degrees:

Self-identification as members of a distinct indigenous cultural group and recognition of this

identity by others;

Collective attachment to geographically distinct habitats or ancestral territories in the

project area and/or to the natural resources in these habitats and territories;

Customary cultural, economic, social, or political institutions that are separate from those of

the dominant society or culture;

An indigenous language, often different from the official language of the country or region.

Ascertaining whether a particular group consider as Indigenous Peoples for purpose may require

technical judgment.

Indonesian Laws and Regulations relating to Indigenous Peoples Safeguards 7.2

When IPs are present and affected by the project, the project should provide benefit to and 138.

need to manage adverse impacts on the IPs15. Indonesia’s national policies on Indigenous Peoples

includes: (1) Presidential Decree (Keppres) No. 111/1999 concerning Development of Isolated

Indigenous Community (KAT), which provides a broad definition of Indigenous Peoples and the

need for government assistance; and (2) Law No. 41/1999 concerning Forestry Law which defines

customary forest16.

Identification of IPs follows the Bank’s criteria (paragraph 137). Identification of IPs will also meet the criteria of “Masyarakat Hukum Adat”-MHA- summarized from Indonesian Regulations and local values, as well as additional information gathered from respective cities. 16

One fundamental change is related to Indigenous Peoples is the issuance of Constitutional Court Decision No. 35/PUU-X/2012 which changed Article 1 point 6 of Law No. 41/1999 on Forestry, which has now become “customary forest is a forest located within the area of an indigenous community”. Before, there was a word of “state” in the article. With elimination of the word “state” from the definition, now it is understood that customary forests is now no longer a state forest.

Page 358: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

63

Other laws and regulations related to IPs are: UUD 1945 (Amendment) Chapter 18 Clause #2 and 139.

Chapter 281 Clause #3. The existence of adat communities is recognized in the Constitution Article

18 and its Explanatory Memorandum. It states that in regulating a self-governing region and adat

communities, the government needs to respect the ancestral rights of those territories. After

amendments, recognition of the existence of adat communities was provided in Article 18 B Para.

2 (concerning “adat law community” and regional government) and Article 28 I Para. 3

(“traditional community” and Human Rights).

Act No. 5 of 1960 concerning Basic Regulations on Agrarian Principles (or Basic Agrarian Law / 140.

BAL). Article 2 Para. 4, Article 3, and Article 5 provide general principles that accommodate

recognition of adat communities, ulayat land rights, and adat laws. In later developments, BAL

recognition of adat law is tied to “national interest”.

Forestry Acts (Act No. 5 of 1967 and Act No. 41 of 1999). The Act divides forest area into two 141.

categories: state forest and proprietary forest. State forest is forest growing on land not covered

by proprietary rights. The state forest category also covers ulayat, or adat forest. Proprietary

forest is forest growing on land covered by proprietary rights. By including ulayat forest as state

forest, the Act ignores ulayat rights of adat communities over their forest area.

The Constitutional Court Decision No. 35/PUU-X/2012 resolved a major ambiguity in Article 1 of 142.

the Forestry Act No. 41 of 1999 and formally recognized that customary forests are state forests

located in the areas of customary communities. Article 5 of the same Law was revised to mandate

that state forest category does not cover customary forest. The ruling was made in favor of a

petition filed by Indonesia’s National Indigenous Peoples Alliance, or Aliansi Masyarakat Adat

Nusantara (AMAN) in March 2012. 17

Ministerial of Home Affairs (MOHA) Regulation No. 52 of 2014 on Guidelines for the Recognition 143.

and Protection of Indigenous Peoples, can be used as a reference for local governments regarding

customary communities. The Regent/Mayor may form a committee on Indigenous Peoples in the

regencies/cities, which serves to identify, verify and validate Indigenous Peoples. Results of the

verification and validation, then submitted to the head region. The Regent/Mayor can issue

decision on the recognition and protection of Indigenous Peoples based on the committee’s

recommendations.

Ministerial of Forestry Regulation (MoF) No. P.62/Menhut-II/2013 (adjustment of Ministerial of 144.

Forestry Regulation No. P.44/2012) on the Establishment of Forest Area. This MoF regulation was

17 In 1999, a national congress of Indonesian indigenous peoples took place, attended by over 200 adat community

representatives from 121 indigenous peoples. The Congress agreed to establish a national alliance of indigenous peoples, AMAN. By 2001, AMAN had 24 affiliated organizations in islands and provinces. It has several objectives, including the restoration of sovereignty to adat communities over their socioeconomic laws and cultural life, and control over their lands and natural resources and other livelihoods.

Page 359: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

64

criticized by AMAN for equating forest area with state forest, which they perceived to be against of

the Constitutional Court Decision No. 35/PUU-X/2012.

Joint Regulation of Ministerial of Home Affairs (MOHA), Ministerial of Forest, Ministerial of 145.

Public Works and National Land Bureau No. 79/2014; No: PB.3/Menhut-11/2014; No:

17/PRT/m/2014: No: 8/SKB/X/2014 on Procedures to Settle Land Ownership Conflict in Forest

Area. This regulation recognized that there are other rights such as customary rights over forest

land.

Ministerial Regulation of the Land Agency and Spatial Development No. 9/2015 on the 146.

Procedures to Establish the Land Communal Rights on the MHA Land and Community Living in the

Special Area. This regulates communal rights of not only the Customary Law Community, but also

other groups of people residing and depending in the same land area. Customary Law Community

is a community bound by customary law, both genealogically (common ancestor) and territorially

(similar residence). These Communities have a socio-cultural bond with the land and its resources

for a long time. Whereas “people in certain areas” are people who control the land for at least 10

years, who depend on forestry products and natural resources, and whose existing socio-economic

activities are closely linked to the area. Communal rights addressed in Regulation No. 9/2015 are

controversial, because they not distinguish the source of legitimacy for communal land rights

between that based on membership to the Customary Law Community versus the land use and

ownership of the area by other people not belonging to the Community for an extended period of

time. Consequently, the Regulation has raised legal issues, namely competing claims between

these two groups.

Law No. 6/2014 recognizing the existence of the Customary Village (Desa Adat). The local 147.

government is empowered to evaluate the boundary of a Customary Law Community’s area and

designate a Customary Village through local regulation. Three criteria must be met: 1) the

traditional customs and rights of the Customary Law Community are being practiced and

maintained by members of the group, 2) the preservation of a Customary Village with all their

traditional customs and rights is in accordance with the development of society, and 3) the

purpose is in line with the principles of the Unitary Republic of Indonesia.

World Bank Policy OP4.10 Indigenous Peoples 7.3

The World Bank’s OP 4.10 Indigenous Peoples recognizes that Indigenous Peoples may be 148.

exposed to different types of risks and impacts from development projects. The policy requires

that projects identify whether Indigenous Peoples are affected by the project, and accordingly, to

undertake specific consultation activities, and avoid or mitigate impacts on these potentially

vulnerable groups. Site visits to confirm IPs presence will be done in accordance with the

requirements specified in this IPPF.

Page 360: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

65

General Requirements 7.4

7.4.1 Avoidance of Adverse Impacts

PT SMI’s affiliate will identify, through the social and environmental screening and ESIA, 149.

communities of Indigenous Peoples that may be present in the sub-project’s area of influence, as

well as the nature and degree of the expected social and physical cultural properties,

environmental impacts as well as potential benefits to them. PT SMI shall avoid adverse impacts

whenever feasible.

When avoidance is not feasible, PT SMI’s affiliate will minimize, mitigate or compensate for 150.

these impacts in a culturally appropriate manner. The proposed actions will be developed with

the informed participation of affected Indigenous Peoples and included in a time-bound

Indigenous Peoples Development Plan (IPDP), or a broader community development plan,

depending on the nature and scale of impacts.

7.4.2 Information Disclosure, Consultation and Informed Participation

PT SMI’s affiliate shall establish an ongoing relationship with the affected IPs communities as 151.

early as possible in the sub-project planning and throughout the life of the sub-project. In sub-

projects with adverse impacts on affected IPs communities, the consultation process will ensure

their free, prior, and informed consultation (FPIC) and facilitate their informed participation on

matters that affect them directly, such as proposed impact mitigation measures, sharing of

development benefits and opportunities, and implementation issues. The process of community

engagement will need to be culturally appropriate and correspond with the potential risks and

impacts to the Indigenous Peoples. In particular, the process will include the following steps:

a. Involve Indigenous Peoples’ representative bodies (for example, councils of elders or village

councils, among others);

b. Be inclusive of both women and men and of various age groups in a culturally appropriate

manner;

c. Provide sufficient time for IPs’ collective decision-making process;

d. Facilitate the IPs’ expression of their views, concerns, and proposals in the language of their

choice, without external manipulation, interference, or coercion, and without intimidation;

e. Ensure that the grievance mechanism established for the project is culturally appropriate

and accessible for IPs communities; and

f. Ensure that the IPDP is available to the affected IPs communities in an appropriate form,

manner and language.

7.4.3 Development Benefits

Through the FPIC process and informed participation of the affected IPs communities, PT SMI’s 152.

affiliate shall identify opportunities for culturally appropriate development benefits. Such

opportunities should be commensurate with the degree of project impacts, aimed at improving

their living standards and livelihoods in a culturally appropriate manner, and to fostering the

Page 361: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

66

long-term sustainability of the natural resources on which they depend. PT SMI will document

development benefits and provide them in a timely and equitable manner.

Special Requirements 7.5

Because Indigenous Peoples may be particularly vulnerable to the project circumstances, 153.

appropriate requirements will be required as described below. When any of these special cases

apply, PT SMI’s affiliate will engage qualified external experts to assist in conducting the Social

Assessment and ensuring their adequate inclusion in the IPDP or Community Development Plan.

7.5.1 Impacts on Traditional or Customary Land under Use

Indigenous Peoples are often tied to their customary land, as well as the natural and cultural 154.

resources on the land. While the land may not be under ‘legal’ ownership pursuant to national

laws, the use of the land, including seasonal or cyclical uses, by the IPs communities for their

livelihoods, or cultural, ceremonial, or spiritual purposes that define their identity and

community, can be substantiated and need to be duly documented.

If the sub-project location is decided to be on traditional or customary land, and adverse 155.

impacts are expected on the livelihoods, or cultural, ceremonial, or spiritual uses that define the

identity and community of the Indigenous Peoples, PT SMI’s affiliate will respect their use by

taking the following steps:

a. PT SMI’s affiliate documents its efforts to avoid or at least minimize the proposed project

footprint;

b. Experts is to be engaged to document land uses in collaboration with the affected

Indigenous Peoples communities without prejudicing their land claim;

c. The affected Indigenous Peoples communities are informed of their rights with respect to

their land under national laws, particularly those recognizing customary rights or use;

d. PT SMI’s affiliate offers the affected Indigenous Peoples communities fair compensation

and due process similar to those with full legal land title, as well as culturally appropriate

development opportunities (such as benefit-sharing mechanisms); and/or land-based

and/or in-kind compensation in lieu of cash compensation where feasible;

e. PT SMI’s affiliate enters into good faith negotiation with the affected Indigenous Peoples

communities, and documents their informed participation and outcomes of the negotiation.

7.5.2 Relocation of Indigenous Peoples from Traditional or Customary Lands

PT SMI’s affiliate shall consider alternative project designs to avoid relocation of Indigenous 156.

Peoples from their communally held traditional or customary land. If such relocation is

unavoidable, it will not proceed with the project, unless it enters into a good faith negotiation with

the affected Indigenous Peoples communities, and documents their informed participation and a

successful outcome from the negotiation. Any relocation of Indigenous Peoples will need to be

consistent with the World Bank safeguard policy OP. 4.12 Involuntary Resettlement. Where

Page 362: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

67

feasible, the relocated Indigenous Peoples should be able to return to their traditional or

customary land, should the reason for their relocation cease to exist.

7.5.3 Cultural Resources

Where a project proposes to use the cultural resources, knowledge, or practices of Indigenous 157.

Peoples for commercial purposes, PT SMI shall inform them of: (i) their rights under national laws;

(ii) the scope and nature of the proposed commercial development; and (iii) the potential

consequences of such development. PT SMI shall not proceed with such commercialization unless

it: (i) enters into a good faith negotiation with the affected Indigenous People communities; (ii)

documents their informed participation and a successful outcome from the negotiation; and (iii)

provides for fair and equitable sharing of benefits from commercialization of such knowledge or

practice consistent with their customs and traditions. However, this is an unlikely outcome of the

GEUDP.

Page 363: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

68

8 CONSULTATION AND DISCLOSURE

Safeguard Framework Consultation 8.1

The ESMF is subjected to public consultation prior to its finalization. Key stakeholder 158.

institutions, such as Ministry of Finance, Ministry of Energy and Mineral Resources, local

governments, NGOs, private sector, the academia, the media/press, etc. will be invited to a

consultative workshop held in Jakarta. The consultation will be divided into two days; first day will

be for the government entities, private sectors and the media; and the second day for NGOs and

universities.

The framework document will be shared in advance with representatives from the institutions 159.

to allow for constructive inputs to be provided at the workshop. Discussions will focus on the ease

of use and implementation of the ESMF, adequacy of safeguard mitigation mechanisms, and

training needs for stakeholders. Following the consultations, stakeholders’ inputs would be duly

recorded and considered for the finalization of the ESMF. The final ESMF will be publicly disclosed

on PT SMI website and the World Bank Infoshop.

Good Practice Guidance on Technical Advisory Consultation 8.2

Consultants will be engaged to prepare good practice guidance, which shall entail a stakeholder 160.

analysis. The consultants will engage with key stakeholders throughout the process to gather and

share information. Key stakeholder institutions include Ministry of Finance, Ministry of Energy and

Mineral Resources (/EBTKE), Ministry of Environment and Forestry, Badan Geologi, NGOs, private

sector, donor agencies and universities. The draft guidance document will be shared with

representatives of the institutions, and disclosed on PT SMI’s website for comments from the

broader public. Workshops will be held to discuss key issues and assist with finalization of the

document.

Stakeholder Engagement and Consultation on Geothermal Sub-Project 8.3

The Environmental Social Safeguard Division t under PT SMI’s Risk Management Directorate 161.

(ESSBCM-Environment and Social Safeguards and Business Continuity Management) shall lead the

preparation of ESIA, ESMP, LARAP or IPP. In drafting the TOR for these works, it will provide

detailed stakeholder consultation activities to be carried out by the consultant(s). PT SMI will lead

public consultation(s) with support from the consultant and local government. This will ensure

that PT SMI has the necessary support to carry out consultations, as well as local buy-in and

support for the plans, which are prepared to mitigate project impacts.

8.3.1 Stakeholder Identification

PT SMI shall identify and prepare stakeholder list early in project feasibility and at the basic 162.

screening step, which will be further developed through the detailed screening step. The

safeguards consultants will be required to undertake a stakeholder analysis before the

consultation process. Stakeholders will vary depending on the sub-project location, but are

expected to include: host communities, land owners and users, environmental and social NGOs,

Page 364: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

69

local government agencies, forestry concession holders/owners, forest departments, conservation

departments, universities and other research organizations and business owners. A stakeholder

analysis shall: a) identify the individuals and groups with interest in the project and those expected

to be affected by the project, b) identify experts and key informants, c) determine the nature and

scope of consultation with each type of stakeholder, and d) determine the appropriate

communication tools.

8.3.2 Consultation Principles

The principles for consultation are: 163.

a. Providing clear, factual and accurate information in a transparent manner on an on-going

basis to community stakeholders through free, prior and informed consultation;

b. Listening and learning about local and social culture and wisdom;

c. Providing opportunities for community stakeholders to raise issues, make suggestions and

voice their concerns and expectations with regard to the Project;

d. Engaging with women, men, elderly, youth and vulnerable community members, as well as

those in positions of authority and power;

e. Providing stakeholders with feedback on how their contributions have been considered in

the development of relevant assessments and plans;

f. Building capacity among community stakeholders to interpret the information provided to

them;

g. Treating all community stakeholders with respect, and ensuring that all project personnel

and contractors in contact with community stakeholders do the same;

h. Responding to issues and requests for permission; and

i. Building constructive relationships with identified influential community stakeholders

through appropriate levels of contact.

8.3.3 Consultation Plan

Consultation will occur at least twice: once during ESIA preparation and baseline data collection, 164.

and another during presentation of the draft ESIA and EMP. More consultation may be required if

there are Indigenous Peoples in the project area, vulnerable people among the host community,

sensitive environmental receptors and significant impacts that require early and ongoing

communications with stakeholders. Specific consultation with people affected by involuntary land

acquisition and resettlement, and with Indigenous Peoples communities, shall be planned in

addition to general project consultations.

The safeguards consultant will prepare a consultation plan specific to each sub-project. It will 165.

include methods and procedures for the following:

Stakeholder analysis – who will be consulted, how, when, by whom, how often;

How women and vulnerable community members will be consulted;

Page 365: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

70

Roles and responsibilities for coordinating, undertaking and following up on consultations

(by PT SMI, Exploration Management Consultant (EMC), safeguards consultants, and local

government);

public communications (see below) including how the public can get in touch with PT SMI;

Disclosure plan – what will be disclosed, when, and how;

How feedback will be managed;

List of materials and tools that will be used.

Public Consultation Tools 8.4

Communication during sub-project development will involve seeking and imparting information, 166.

and reaching agreements through dialogue. The following table summarizes some of the most

commonly used techniques for conveying information to the public and their respective

advantages and disadvantages. The safeguards consultant may use any of these techniques in

developing the Consultation Plan.

Table 5 Techniques for conveying information to the public Technique Key points Advantages Disadvantages

Printed

materials

Information bulletins, brochures,

reports: Text should be simple and

non-technical and relevant to the

reader

Provide clear instructions on how to

obtain more information

Direct

Can impart detailed

information

Cost-effective

Yields a permanent record

of communication

Demands specialized skills

and resources

Not effective for illiterate

stakeholders

Displays and

exhibits

Can serve both to inform and to

collect comments

Should be located where the target

audience gathers or passes regularly

May reach previously

unknown parties

Minimal demands the public

Costs of preparation and

staffing

Insufficient without

supporting techniques

Print media

Newspapers, press releases, and

press conferences can all

disseminate a large amount and wide

variety of information

Identify newspapers likely to be

interested in the project and to reach

the target audience

Offers both national and

local coverage

Can reach most literate

adults

Can provide detailed

information

Loss of control of

presentation

Media relationships are

demanding

Excludes illiterates and the

poor

Electronic

Media

Radio, internet, social media, and

video: Determine the coverage

(social media, internet, or radio), the

types of viewer; the perceived

objectivity, and the type of broadcast

May be considered

authoritative

Many people have access to

radio and cell phones

Social media is cheap

Disadvantages those

without cell phones /

internet access

Page 366: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

71

Technique Key points Advantages Disadvantages

offered.

Determine how to disseminate the

social media hashtag / web address

etc. to the audience.

Advertising

Useful for announcing public

meetings or other activities

Effectiveness depends on good

preparation and targeting

Retain control of

presentation May engender suspicion

Formal

information

sessions

Targeted briefing: Can be arranged

by project sponsor or by request, for

a particular community group, NGO

etc.

Useful for groups with

specific concerns

Allow detailed discussion of

specific issues

May raise unrealistic

expectations

Informal

information

sessions

Open House, Site Visits, and Field

Offices: A selected audience can

obtain first-hand information or

interact with project staff. Visits

should be supported with more

detailed written material or

additional briefings or consultations.

Provide detailed

information

Useful for comparing

alternatives

Immediate and direct

Useful when the project is

complex

Local concerns are

communicated to staff

May help reach non-

resident stakeholders

Attendance is difficult to

predict, resulting in limited

consensus-building value

May demand considerable

planning

Field offices can be costly

to operate

Only reach a small group of

people

Source: World Bank Environmental Assessment Sourcebook, Number 26

Table 6 Techniques for listening to the public Technique Key points Advantages Disadvantages

Survey

techniques

Interviews, formal surveys, polls and

questionnaires can rapidly show who

is interested and why

May be structured (using a fixed

questionnaire) or non-structured

Experienced interviewers or

surveyors familiar with the project

should be used

Pre-test the questions

Shows how groups want to

be involved

Allows direct communication

with the public

Helps access the views of the

majority

Less vulnerable to the

influence of vocal groups

Identifies concerns linked to

Poor interviewing is

counter-productive

High cost

Requires specialists to

deliver and analyse

Trade-off between

openness and statistical

validity

Page 367: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

72

Technique Key points Advantages Disadvantages

Open-ended questions are best social grouping

Statistically representative

results

Can reach people who are

not in organized groups

Small

Meetings

Public seminars, or focus groups

create formal information exchanges

between the sponsor and the public;

may consist of randomly selected

individuals or target group members;

experts may be invited to serve as a

resource.

Allows detailed and focused

discussion

Can exchange information

and debate

Rapid, low-cost monitor of

public mood

A way to reach marginal

groups

Complex to organize and

run

Can be diverted by special

interest groups

Not objective or

statistically valid

May be unduly influenced

by moderators

Large

Meetings

Public meetings allow the public to

respond directly to formal

presentations by project sponsors.

Effective meetings need a strong

chairman, a clear agenda, and good

presenters or resource people.

Useful for medium-sized

audiences

Allow immediate response

and feedback

Acquaint different interest

groups

Not suitable for detailed

discussions

Not good for building

consensus

Can be diverted by special

interest groups

Attendance is difficult to

predict

Community

organizers/

advocates

These work closely with a selected

group to facilitate informal contacts,

visit homes or work places, or simply

be available to the public.

Mobilize difficult-to-reach

groups.

Potential conflicts

between employers and

clients

Time needed to get

feedback

Source: World Bank Environmental Assessment Sourcebook, Number 26

Page 368: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

73

9 INSTITUTIONAL ARRANGEMENTS AND CAPACITY BUILDING

The successful implementation of the ESMF, RPF and IPPF depends on project stakeholders. 167.

This chapter provides an overview of the GEUDP’s institutional arrangements, and the

responsibilities of each stakeholder for operationalizing the safeguards instruments. It also

provides an analysis of the PT SMI’s capacity as the Implementing Agency with key safeguard

responsibilities and a plan for capacity building.

Institutional Roles and Responsibilities 9.1

Figure 2 GEUDP Institutional Framework

Table 7 Safeguards Roles and Responsibilities

Institution Roles and Responsibilities

PT SMI

management

Provide sufficient resources (staff and budget) for PT SMI staff and consultants to

undertake their roles and responsibilities.

PT SMI – Project

Management

Unit with EMC

Engagement of staff with safeguards supervision expertise to ensure adequate

supervision and full compliance with all safeguards documents.

Integration of safeguards screening reports and findings into project design and

specifications.

Ensure that qualified engineers design and provide specifications for storage ponds,

and that pond construction, management and decommissioning is supervised and

Page 369: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

74

Institution Roles and Responsibilities

monitored.

Integration of ESMP, UKL/UPL, LARAP and IPP into project design, specifications,

tender documents, contract documents for contractors.

Provide sufficient budget and timeframes for safeguards supervision and

implementation during drilling.

Supervision of Contractors’ ESMP, compliance management, non-conformance

management, and issuance of penalties on a day-to-day basis, with reports to the

PT SMI ESS&BCM Division.

Assist PT SMI ESS&BCM Division to investigate incidents and complaints, and

resolve issues.

Provide training to Contractors as required on technical matters of environmental

and social impact mitigation (e.g. sediment and erosion control).

Integrate safeguards assessments and outputs into the feasibility assessment for

tendering the geothermal prospect development.

PT SMI

ESS&BCM

Division

Manage safeguards via a management plan, keeping track of resources, tasks,

timeframes etc. for each sub-project.

Basic screening checklists for each geothermal exploration sub-project.

Detailed screening checklists, including the management of consultants’ outputs,

for each geothermal exploration sub-project.

Oversee and provide screening reports to BG, PT SMI and EMC.

Prepare TOR for sub-project safeguard instruments, estimate budgets and manage

the procurement of safeguards consultants.

Manage the preparation of instruments by the consultants, review draft safeguard

instruments and provide comments. Clear safeguards instruments for disclosure

and approval processes.

Lead sub-project consultation, in partnership with safeguards consultants and local

government.

Review TOR for TA for inclusion of safeguards aspects.

Review TA reports, in particular the Good Practice Guidance Materials, for

appropriate treatment of safeguards.

Review draft feasibility reports and Inferred Resource Capacity Reports and provide

comment.

Review draft technical specifications, bid documents, Contractors contracts

Page 370: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

75

Institution Roles and Responsibilities

prepared by PT SMI and EMC Project Managers and provide comment.

PT SMI’s Affiliate Implement the sub-project ESMP and UPL / UKL, including managing monitoring

that is not the responsibility of the Contractor.

Implement the LARAP, including the supervision of consultants.

Implement the IPDP, including the supervision of consultants.

Audit Contractors ESMP on a regular basis, including site visits and audits of reports.

Manage the grievance redress mechanism (GRM), including coordination with

Contractors’ GRM.

Follow up and close out incidents, complaints and non-conformances.

Provide safeguards input and recommendations to Ministry of Energy and Mineral

Resources for tendering geothermal prospects. The team must be willing to

present information to the wider team that may conflict with the technical and

economic assessment of feasibility, in order to prevent potentially significant

impacts from geothermal development.

Provide training to PT SMI and EMC Project Management and Supervision Team on

the implementation of safeguards instruments and the PT SMI safeguards

management system.

Provide technical training to Contractors on GRM, complaints management,

community engagement and other aspects of environmental and social impact

mitigation where necessary, or recruit consultants to perform training.

Quarterly safeguards reporting to World Bank and other stakeholders.

Maintain and update framework documents as required.

Safeguards

Consultants

Prepare detailed safeguard screening.

Prepare safeguards instruments.

Prepare Consultation Plans and assist PT SMI with consultation.

Implement LARAP on behalf of PT SMI.

Provide environmental and social monitoring services as part of ESMP, UPL / UKL,

LARAP implementation.

Provide TA for projects such as IPDP implementation or biodiversity management

and forest partnership agreements under ESMP.

Page 371: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

76

Institution Roles and Responsibilities

Provide GRM management services.

Provide specialist training on Contractors ESMP, mitigation and management of

impacts during drilling, road construction etc., safeguards management systems,

consultation and other topics as required.

Contractors Full compliance with the ESMP and UPL / UKL throughout the contract.

Provision of Safeguards Managers on site throughout the Contract.

Prepare a comprehensive Contractors ESMP before works begin.

Implement the Contractors ESMP throughout the Contract, including community

engagement, avoidance and management of impacts, monitoring, GRM, incident

management, training and other tasks.

Construct, maintain and decommission ponds in accordance with designs and

specifications provided by qualified and experienced engineers.

Comply with the laws of Indonesia and obtain any permits as necessary (hazardous

waste, blasting and explosives, etc.).

Provide reports to EMC and PT SMI.

Undergo training as required. Ensure all staff are suitably trained, and have suitable

protective equipment at all times.

World Bank

Safeguards

Specialists

Supervise the implementation of GEUDP safeguards frameworks and sub-project

instruments through site visits and communications with the PT SMI ESS&BCM

Division, PT SMI project managers and the EMC.

Provide training on safeguards instruments, environmental and social screening,

impact assessment and management, treatment of linked activities and other

aspects of World Bank safeguards policies.

Provide technical training where relevant (or engage specialist consultants).

Receive quarterly safeguards reports and comment.

Follow up on significant incidents relating to discharges, health and safety (workers

or community), community unrest, land acquisition and livelihood restoration, etc.

PT SMI Environmental and Social Management System 9.2

PT SMI has extensive experience in managing World Bank’s and other donors’ safeguards 168.

policies under the Investment Guarantee Fund (IGF), Indonesia Infrastructure Facility Fund (IIFF)

and the Regional Infrastructure Development Fund (RIDF). PT SMI is an infrastructure financing

company established in 2009 as a state-owned enterprise (SOE) wholly owned by the GoI through

the Ministry of Finance (MOF). PT SMI plays active role in facilitating infrastructure financing, as

Page 372: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

77

well as preparing projects and serving in an advisory role for infrastructure projects in Indonesia.

PT SMI supports the government’s infrastructure development agenda through public-private

partnerships with private and multilateral financial institutions. As such, PT SMI serves as a

catalyst in accelerating infrastructure development in Indonesia.

PT SMI has developed a specific Operations Manual and Environmental and Social Management 169.

System (ESMS) for use on its programs supporting local government investments through various

infrastructure funds. PT. SMI’s Environmental and Social Management System (ESMS) is based on

the country system (i.e. Indonesian regulations), and heavily weighted to environmental

management (with gaps in terms of social impact management, land acquisition, and health and

safety). However, it is currently being updated to comply with IFC Performance Standards, World

Bank Safeguards Policies and other donors’ safeguards policies.

The ESMS has processes to screen proposed projects, determine environmental and social risk 170.

level, and carry out due diligence assessment, all of which will determine the gaps of meeting the

requirements specified in the ESMS. A third party project proponent seeking financing via a PT

SMI-administered fund is required to prepare a corrective action plan (CAP) to address the gaps

identified in the due diligence assessment and meet the requirements specified in the ESMS.

The ESMS is overseen by the Environmental Social Safeguard and Business Continuity 171.

Management (ESS&BCM) Division under the Risk Management Directorate. This E&S UESS&BCM

Division it is headed by an experienced team leader. Along with a small team of environmental and

social specialists, PT SMI has commited to expand the ESS&BCM Division and recruit more

environmental and/or social safeguard specialists in the very near future, to strengthen the

ESS&BCM Division. Besides, PT SMI has ready access to environmental and social consultants

through the Project Advisory Division.

The ESS&BCM Division shall ensure the ESMF, RPF and IPPF’s consistency and conformance to 172.

the ESMS in developing detailed safeguards management procedures in the GEUDP’s Project

Operations Manual.

Capacity Building 9.3

The GEUDP project design includes capacity building for safeguards in the geothermal industry 173.

in Indonesia (TA Component 2). The EMC will also provide capacity that is not currently within PT

SMI, including assistance with safeguards supervision during drilling. It shall also assist with

strengthening PT SMI‘s supervisory and project management skills, including trainings on

managing consultants’ outputs.

PT SMI will need to bolster the staffing resources for ESMS management by one full time person 174.

to duly coordinate all safeguards requirements for each GEUDP sub-project for the duration of the

Project. Alternatively, the capacity gap could be filled by a consultant, who could undertake tasks,

Page 373: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

78

such as preparation of TOR and review of outputs and supervision audits. Significant safeguards

tasks, such as detailed screening and preparation of safeguards instruments, will be done by

qualified and experienced consultants, as the lack of environmental and social safeguard staff of

PT SMI. However, in the very near future PT SMI will recruit more safeguard experts to fill this gap.

Staff and consultants working on the GEUDP, including the EMC, will take part in ESMF, RPF and 175.

IPPF training events at the beginning of project implementation, to ensure that all parties

understand their roles and obtain the required skills. It will cover the sub-project cycle and the

milestones for safeguards tasks, supervision, communication and reporting expectations, clear

assignment of roles and responsibilities, and where gaps may require filling through employment

of additional staff or consultants. Attendees will include PT SMI project managers and safeguard

staff, EMC, BG, EBKTE and MoF staff.

Topics will include: 176.

Environment and social issues linked to geothermal development in Indonesia;

Indonesian governance framework and legal requirements applicable to GEUDP projects;

Environment and social safeguards and management systems;

ESMF structure and objectives;

Operationalization of ESMF comprising assessment processes integrated in business cycle

through case studies (screening, identifying legal requirements, impact assessment,

identifying mitigation measures, categorization);

Monitoring of projects – What to monitor / measure, why and how often;

Impact assessment of projects (environmental and social);

Internal and external audit (objectives, protocol, reporting, corrective actions);

Document management (update to ESMF policy and procedures based on external and

internal changes, revisions in formats for recording information).

Framework training sessions will be held at least annually for new team members, to update 177.

stakeholders on external changes (legal requirements, safeguards, etc.), for operational

experience-sharing, and to communicate revisions carried out in the ESMF. It will be provided by

the World Bank safeguards specialists and/or an external consultant in the first instance, with PT

SMI running the workshops for second and subsequent training sessions.

Safeguards training is also planned as follows: 178.

Capacity Building Audience / Participants Trainer Program

Supervision of ESIA and

LARAP consultants

On the job training and

mentoring

PT SMI EMC or World Bank

Safeguard Specialists

Throughout the

project.

Supervision of EMC, PT SMI Consultant or the Once prior to

Page 374: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

79

Capacity Building Audience / Participants Trainer Program

Construction

Safeguards, including

Contractors ESMP and

management of non-

conformances and

incidents.

Workshop / interactive

learning environment.

World Bank Safeguard

Learning Centre

preparation of first

sub-project bid

documents.

Preparing and

implementing a

Contractors’ ESMP.

Contractor Consultant or the

World Bank Safeguard

Learning Centre

After contract

negotiation and

prior to

preparation of

Contractor’s ESMP

and start of drilling

works.

At least once per

sub-project

Technical training on

aspects of safeguards

management

Contractor Consultant, Industry

training organization

As required

through the

project, for specific

aspects identified

through the ESMP,

non-conformance

or incident.

PT SMI will maintain records of the training programs, including details such as agenda, 179.

duration, trainers and trainers’ qualifications for conducting training, and participants’ attendance

sheet. PT SMI will maintain an annual plan for training.

Budget 9.4

Table 8 Budget Estimate for Capacity Building

Task Cost Estimate $US Notes

Recruitment of staff in E&S Unit NA PT SMI cost

Engagement of consultants to undertake

screening and prepare safeguards documents

for four sub-project sites.

NA

This will be fully financed from

GEF grant.

Internal ESMF, RPF and IPPF workshops for $5,000 This will be fully financed from

Page 375: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

80

Task Cost Estimate $US Notes

GEUDP staff (x4) GEF grant.

Mentoring of ESS&BCM Division staff and on

the job training by World Bank safeguards

team

NA

Will occur as part of project

supervision by Bank staff.

Construction safeguards supervision

workshops (x4) $60,000

This will be fully financed from

GEF grant.

Assistance preparing Contractors ESMP $40,000

This will be fully financed from

GEF grant.

Technical / thematic training for Contractors

and Supervisors $50,000

This will be fully financed from

GEF grant.

Total Estimate $155,000

Page 376: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

81

10 MONITORING AND REPORTING

PT SMI shall be responsible for the monitoring and reporting on the efficacy of the 180.

environmental and social safeguards implementation that is being done by its affiliate. It will be

part of an overall project monitoring and reporting system outlined in the GEUDP Project

Operations Manual. Safeguards monitoring will include:

a. PT SMI ESS&BCM Division will undertake periodic monitoring of the implementation of the

framework documents as part of collecting and analyzing data and information for quarterly

project reporting. This includes analyzing the effectiveness of screening and other tools in

the frameworks, type and number of training events and people trained, GRM and

complaints management, management of quality and timeliness of deliverables from

consultants, availability of resources (staff, budget) to undertake framework responsibilities,

compliance/non-compliance with frameworks, World Bank safeguard policies and

Indonesian laws and regulations.

b. PT SMI will engage an independent monitoring agency to review and audit the involuntary

land acquisition, resettlement and livelihood restoration processes.

c. The World Bank safeguards team will undertake supervision missions to monitor compliance

and efficacy of safeguard frameworks and compliance with the Bank Safeguard Policies

more broadly. Recommendations for improvements will be documented in mission aide

memoire.

d. PT SMI will engage an independent company / organization to carry out an environmental

and social audits of the project. This will be done once prior to the mid-term review. The

scope of the audit will include a review of the design and implementation effectiveness of

the frameworks to be adopted under the Project. This would review the structure of the

frameworks, content and coverage of potential activities, impacts and mitigation measures,

interpretation of the frameworks into the Project Operations Manual and other project

management tools. Interviews and observations on the efficacy of organizational

structures, training, and the capacity and ability of team members to undertake their

responsibilities. Site visits will also be carried out to review the effectiveness of

environmental and social mitigation measures outlined in safeguards documents.

Each sub-project ESMP will contain a specific monitoring program that will document social and 181.

environmental impact monitoring and the monitoring of the efficacy of the ESMP, Contractor’s

ESMP and supervision tasks. This information will contribute to the framework monitoring and

reporting. LARAP and IPDP will also contain specific monitoring programs for impact monitoring

and auditing of procedures for compensation, livelihood restoration and any other community

development programs.

A matrix of reporting is provided below: 182.

Table 9 Matrix of Safeguards Reporting

Report Type and Content Program Responsibility: Reporting

Page 377: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

82

to:

ESMF, RPF and IPPF implementation:Screening

reports, Sub project activities and progress

(instrument preparation, implementation, closure)

Monitoring and audit outputs

Complaints/GRM summary

Incident reports

Training and capacity building activities.

10.1.1.1

Quarterly PT SMI

ESS&BCM

Division

World Bank

Drilling Safeguards Supervision Reporting

Project progress

Monitoring and audit outputs

Training

Complaints / GRM Summary

Incidents

Framework updates

Monthly EMC / PT SMI PT SMI

ESS&BCM

Division

Sub-project ESMP UKL/UPL Environmental and Social

Monitoring Report

Quarterly Consultant PT SMI

Sub-project LARAP Independent Monitoring Report Monthly Consultant PT SMI

Page 378: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

83

11 GRIEVANCE REDRESS MECHANISM

Introduction 11.1

As part of its mandate to become a future national infrastructure development bank, PT SMI 183.

promotes transparency and accountability for sustainable infrastructure development in the

country, not only from the environmental and social safeguards perspectives but also from the

technical, financial, economic and political viewpoints. In this light, PT SMI is open to constructive

inputs and aspirations from the public and stakeholders of the GEUDP project. As part of the

efforts to achieve these objectives, PT SMI has a Grievance Redress Mechanism (GRM) to serve as

an effective tool for early identification, assessment, and resolution of complaints on GEUDP sub-

projects.

Approach to Grievance Redress 11.2

PT SMI will use their Corporate GRM system to capture and manage GEUDP sub-project 184.

grievances. The Internal Audit (IA) Division of PT SMI is the one that responsible for the GRM. It

is under and reporting directly to the President Director of PT SMI. The IA Division will receive all

the inputs, complaints, aspirations, ideas that is addressed to PT SMI. The IA Division will pass

them on to the responsible Divsiion with adjust to the subjects/matters. There is already a

guidance for a Whistle Blowing System (WBS) of PT SMI, namely “Pedoman Sistem Pelaporan

Pelanggaran”. There is a link in SMI’s website related to the people

http://192.168.29.251:81/wbssmi/. The IA Division will pass the issues related to the

safeguards on to the Environmental Social Safeguard and Business Continuity Management

(ESS&BCM) Division.

Affected members of the public, stakeholders, IPs communities or individuals, and PAPs will be 185.

able to file complaints and to receive satisfying responses in a timely manner. The system will

record and consolidate complaints and their follow-ups. This system will be designed not only for

complaints regarding the preparation and implementation of LARAP and IPDP, but also for

handling complaints of any types of issues (including environmental and other social safeguards

issues) related to the projects financed by the PT SMI and the Word Bank under this Project.

The purpose of the GRM is to: 186.

Be responsive to the needs of people impacted by the sub-project and to address and resolve their grievances;

Serve as a conduit for soliciting inquiries, inviting suggestions, and increasing community participation;

Collect information that can be used to improve operational performance;

Enhance the project’s legitimacy among stakeholders;

Promote transparency and accountability; and

Page 379: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

84

Deter fraud and corruption and mitigate project risks.

The GEUDP Grievance Redress Mechanism 11.3

The GEUDP GRM will be the following: 187.

Step 1: Access point / complaint uptake:

a. An easily accessible and well publicized focal point or user-facing ‘help desk’ will be set up

within PT SMI and with each drilling Contractor.

b. Uptake channels will include email, SMS, webpage, and face-to-face. The uptake channels

will be publicized and advertised via local media and via the Contractor.

c. Staff members who receive complaints verbally will put in writing for them to be

considered. Recognizing that many complaints may be resolved ‘on the spot’ and informally

by project staff, there are opportunities to encourage these informal resolutions to be

logged here to (i) encourage responsiveness; and (ii) ensure that repeated or low-level

grievances are being noted in the system.

d. The Contractor’s GRM system will be coordinated with the PT SMI GEUDP project GRM so

that all complaints are captured within the PT SMI GRM system.

e. The GRM will have the ability to handle anonymous complaints.

f. The user will be provided with a receipt and ‘roadmap’ telling him/her how the complaint

process works and when to expect further information.

Step 2: Grievance log

g. All complaints will be logged in writing and maintained in a simple database.

h. Complaints received will be assigned a number that will help the complainant track progress

via the database.

i. Complainants will be handed a receipt and a flyer that describes the GRM procedures and

timeline (staff should be trained to read this orally for illiterate complainants).

j. Where possible, the grievance log will capture complaints being made via informal or

traditional systems, such as village councils or elders.

k. This will often require training local people and putting in place a formal link between the

traditional systems and the GEUDP GRM (this could take the form of a verbal agreement or

a written MoU).

l. At a minimum, the database will track and report publicly the complaints received,

complaints resolved and the complaints that have gone to mediation. The database will also

show the issues raised and location of complaints circle around.

Step 3: Assessment, acknowledgment, and response

m. Eligibility will be a procedural step to ensure that the issue being raised is relevant to the

project.

n. Complaints that cannot be resolved on the spot will be directed to the grievance focal point

who will have 5 working days to assess the issue and provide a written response to the

complainant, acknowledging receipt and detailing the next steps it will take.

Page 380: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

85

o. Grievances will be categorized according to the type of issue raised and the effect on the

environment/claimant if the impacts raised in the complaint were to occur. Based on this

categorization, the complaint will be prioritized based on risk and assigned for appropriate

follow up.

p. Assessment of the issue will consider the following:

Who is responsible for responding to this grievance? Is it the Contractor, EMC, PT SMI,

or someone else? It is anticipated that the majority of issues raised will be during the

sub-project preparation will be informational in nature or feedback that requires small

course corrections; these should generally be handled by PT SMI. During construction,

the majority of complaints will be the responsibility of the Contractor. The ‘tip of the

iceberg’ complaints will likely be those reflecting outright opposition to a sub-project or

open conflict between stakeholders. These issues are unlikely to be resolved via a GRM

and should be handled at the highest appropriate level within either the country or the

World Bank. Higher risk issues will require greater independence to handle, whereas

lower-level feedback can and should be handled “in-house,” i.e. by the Contractor or PT

SMI.

What is the risk-level of this complaint? Is it low risk, medium risk, or high risk? Some

training will be required to ensure staff implementing the GRM are aware of what would

constitute a higher-risk issue for the project and which entity should handle such a

complaint.

Is the complaint already being addressed elsewhere? If an issue is already being

handled, for example by a local court or mediation body, or within the World Bank, then

the issue will be excluded from the grievance redress process in order to avoid

duplication and confusion on the part of the complainant.

q. Resolution: Once the above issues have been considered, the complainant will be offered

option(s) for resolution of their issue. The option offered is likely to fall into one of the

following three categories:

The complaint falls under the mandate of PT SMI or the Contractor and resolution can

be offered immediately according to the request made by the complainant. The

response will describe how and when resolution will be provided by the client and the

name and contact information of the staff member responsible for it.

The complaint falls under the mandate of PT SMI or the Contractor but various options

for resolution can be considered and/or extraordinary resources are required. The

response will invite the complainant to a meeting to discuss these options.

The complaint does not fall or partially falls under the mandate of PT SMI. The response

will indicate that the complaint has been referred to the appropriate body (e.g.

Complaints related to resettlement will be forwarded to the Resettlement Committee),

which will continue communications with the complainant.

Step 4: Appeals

r. Where an agreement has not been reached, the complainant will be offered an appeals process. This will be through the national courts, unless the complainant requests facilitation or mediation via a third party.

Page 381: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

86

If the complainant accepts the options, and an agreement is reached, implementation will be monitored by the mediation service and a minute will be signed signaling the complaint has been resolved.

If the complainant does not accept these options or if he/she does but an agreement is

not reached, the case will be closed. The complainant may seek redress through courts

or other mechanisms available at the country level.

Step 5: Resolve and follow-up

s. Where there is an agreement between the complainant and PT SMI or contractor on how

the complaint will be resolved, a minute will be drafted and signed by both parties. After

due implementation of it, a new minute will be signed stating that the complaint has been

resolved.

t. All supporting documents of meetings needed to achieve resolution will be part of the file

related to the complaint. This will include meetings that have been escalated to an appeals

level or are handled by a third party.

u. PT SMI will provide regular (monthly or quarterly) reports to the public that track the

complaints received, resolved, not resolved, and referred to a third party. The World Bank

project team will receive either the raw grievance data or the monthly reports, in order to

support the PT SMI in early identification of developing risks.

v. The GRM data will be available to feed into World Bank reports to demonstrate

responsiveness and early resolution of issues (and help Bank teams identify outstanding

complaints in need of attention).

GRM Assessments for Sub-projects 11.4

The approach to redress grievance at the sub-project level will involve the following: 188.

1. Assessment of risks and potential grievances and disputes for each sub-project:

The ESS&BCM Division must understand the issues that are – or are likely to be – at the heart of 189.

disputes related to each sub-project, such as clarity over land rights or labor issues. For this, the

ESIA consultant must conduct a rapid review of contentious issues, stakeholders, and institutional

capacity for each sub-project during the ESIA preparation, strongly relying on existing information

from civil society and other non-state institutions. The review must map who the key stakeholders

to these issues are and what the nature of the debate is (informed, polarized, etc.). Attention

must be paid to the local dispute resolution culture and particularly to the capacity and track-

record of stakeholders to settle disputes through mediation or constructive negotiation.

2. Capacity assessment

The review must also cover the availability, credibility and capabilities of local institutions to 190.

address the issues related to geothermal drilling and exploration activities. For each of the

institutions that are expected to deal with these issues, a credibility assessment must be

undertaken, based on the following criteria:

Page 382: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

87

Legitimacy: is its governance structure widely perceived as sufficiently independent from

the parties to a particular grievance?

Accessibility: does it provide sufficient assistance to those who face barriers such as

language, literacy, awareness, cost, or fear of reprisal?

Predictability: does it offer a clear procedure with a time frame for each stage and clarity on

the types of results it can (and cannot) deliver?

Fairness: are its procedures widely perceived as fair, especially in terms of access to

information and opportunities for meaningful participation in the final decision?

Rights compatibility: are its outcomes consistent with applicable national and international

standards? Does it restrict access to other redress mechanisms?

Transparency: are its procedures and outcomes transparent enough to meet the public

interest concerns at stake?

Capability: does it have the necessary technical, human and financial resources to deal with

the issues at stake?

3. Action plan

Action plans must be sub-project-specific, but should focus on tangible steps that can be taken 191.

during preparation and implementation to strengthen grievance redress capacity.

Page 383: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

88

Appendix A. BASIC SCREENING CHECKLIST

Instructions:

Step 1 of the Safeguards Screening Process is to contribute to the early identification of suitable sites for

geothermal feasibility studies and exploration development. Complete the basic screening checklist

using google earth, maps, technical reports and other published data. Document the data collected to

date, and describe the sub-project in basic terms (type of infrastructure that may be required, nature of

activities).

The basic screening will also identify potential risks from the linked exploitation phase.

Provide a short report to accompany the filled in checklist, detailing significant findings and providing

recommendations for the feasibility study and the detailed screening process. Attach relevant maps and

supporting data. Provide a separate analysis of potential risks from the linked exploitation phase, noting

any new risks or risks that may have more significant impacts.

Sub-project Name:_____________________________________________________________

Location:____________________________________________________________________

Province:_____________________________________________________________________

Description of Proposed Activities (test well drilling, access roads, workers camps etc.):___________

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

Description of linked Project activities such as exploitation well drilling and energy

generation:___________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________________

Data collected (tick all that apply, and explain where necessary):

Topographic maps

Geothermal prospect and resource data (from technical team)

Google earth images

Page 384: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

89

Data collected (tick all that apply, and explain where necessary):

Land tenure maps / data

(forest maps, land ownership maps, land use maps etc.)

District and Provincial Spatial Plans

District and Provincial bylaws, policies etc:

Demographic data / census data

Meteorological data

Published documents or data (list):

Page 385: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

90

Basic Screening Checklist

Screening Question for

Geothermal Exploration Area of

Influence*

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such

as downstream exploitation

Answer Relevant Policy

Yes?

Unknown but possible?

Yes, associated with linked project

(e.g. exploitation)?

Rank Significant, Moderate or

Minor Risk of potential impacts

Provide details on map or in

checklist and make

recommendations for 1) the

detailed screening phase and 2)

feasibility report

No?

Unknown but unlikely?

Low risk. Proceed to next screening

question.

Make recommendations for the

detailed screening phase for any

unknown risks.

Are there unique or remarkable

landscapes or geothermal or

geological features in the area?

OP 4.01 Environmental

Assessment

Are there economic or subsistence

livelihoods that rely heavily on

natural resources in the area

(ecotourism, subsistence

agriculture or fisheries, logging,

irrigation)?

OP 4.01 Environmental

Assessment

OP4.36 Forests

Are there forests, lakes, wetlands,

peatlands, coastal areas, rivers in

the area?

OP4.04 Natural habitat

OP4.36 Forests

Page 386: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

91

Screening Question for

Geothermal Exploration Area of

Influence*

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such

as downstream exploitation

Answer Relevant Policy

Yes?

Unknown but possible?

Yes, associated with linked project

(e.g. exploitation)?

Rank Significant, Moderate or

Minor Risk of potential impacts

Provide details on map or in

checklist and make

recommendations for 1) the

detailed screening phase and 2)

feasibility report

No?

Unknown but unlikely?

Low risk. Proceed to next screening

question.

Make recommendations for the

detailed screening phase for any

unknown risks.

Are there any endangered or

critically endangered species likely

to be in the area?

OP4.04 Natural habitats

Are there any protected areas

(such as national parks,

conservation areas etc.) in the

area?

OP4.04 Natural habitats

OP4.36 Forests

Are there any nationally or

internationally significant cultural

sites, archaeological sites, spiritual

sites, or other PCR in the area?

OP4.09 Physical Cultural

Resources

Page 387: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

92

Screening Question for

Geothermal Exploration Area of

Influence*

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such

as downstream exploitation

Answer Relevant Policy

Yes?

Unknown but possible?

Yes, associated with linked project

(e.g. exploitation)?

Rank Significant, Moderate or

Minor Risk of potential impacts

Provide details on map or in

checklist and make

recommendations for 1) the

detailed screening phase and 2)

feasibility report

No?

Unknown but unlikely?

Low risk. Proceed to next screening

question.

Make recommendations for the

detailed screening phase for any

unknown risks.

Is there a possibility that

Indigenous People18 will be

present in the area so that specific

consultation and a Social

Assessment is required?

OP4.10 Indigenous Peoples

Is there communally owned land

or resources in the area so that

land acquisition may be

complicated?

OP4.12 Involuntary

Resettlement

18 Ethnic communities, minorities, indigenous communities, as per the defining characteristics listed in Paragraph 137, Section 7.1.

Page 388: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

93

Screening Question for

Geothermal Exploration Area of

Influence*

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such

as downstream exploitation

Answer Relevant Policy

Yes?

Unknown but possible?

Yes, associated with linked project

(e.g. exploitation)?

Rank Significant, Moderate or

Minor Risk of potential impacts

Provide details on map or in

checklist and make

recommendations for 1) the

detailed screening phase and 2)

feasibility report

No?

Unknown but unlikely?

Low risk. Proceed to next screening

question.

Make recommendations for the

detailed screening phase for any

unknown risks.

Is there private land or forestry

land where land acquisition can be

negotiated? (Note that ‘yes’ is a

positive aspect of the project).

OP4.12 Involuntary

Resettlement

Is it likely that people will be

restricted from accessing

protected areas for livelihood

purposes?

OP4.12 Involuntary

Resettlement

Other risks or benefits identified

not on the list:

Page 389: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

94

Screening Question for

Geothermal Exploration Area of

Influence*

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such

as downstream exploitation

Answer Relevant Policy

Yes?

Unknown but possible?

Yes, associated with linked project

(e.g. exploitation)?

Rank Significant, Moderate or

Minor Risk of potential impacts

Provide details on map or in

checklist and make

recommendations for 1) the

detailed screening phase and 2)

feasibility report

No?

Unknown but unlikely?

Low risk. Proceed to next screening

question.

Make recommendations for the

detailed screening phase for any

unknown risks.

Page 390: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

95

Appendix B. DETAILED SCREENING CHECKLISTS

Instructions:

Competent environmental and social specialists will be engaged to complete the detailed screening. Using the feasibility study and other technical information on the geothermal resource and exploration potential, and the results of the basic screening process, undertake a safeguard screening process to identify environmental and social risks, World Bank policies triggered, and safeguards instruments required. Use the checklist as a prompt and for documenting results. Screening Activities:

a. Review published data, carry out field visits, gather primary data, and consult with the local

environmental and planning agencies to discuss their spatial plans and bylaws, assess

institutional capacity and consult with key informants / stakeholders.

b. Map the potential area of influence of geothermal exploration activities, based on technical

data on the location of well sites and key infrastructure (roads, camps, wharf upgrades etc.).

c. Map the potential area of influence that would include linked activities (e.g. exploitation

activities: power plant, production wells, and transmission or distribution lines).

d. Identify sensitive receptors in the project area of influence such as: forests, natural habitats

(terrestrial and aquatic), protected areas (national parks, conservation areas), sites of

ecological importance, communities, community assets, land owners, indigenous people

and/or their lands / domain, communal land / resources, physical cultural resources,

geothermal features, landscapes and geological forms.

e. Identify land tenure and land uses. Identify water users and uses. Identify applicable local

laws and planning frameworks.

f. Identify stakeholders and their sentiment about geothermal development.

g. Using professional opinion and experience assess potentially significant impacts on sensitive

receptors from the exploration activities and linked activities. Address and answer each

question in the checklist.

h. Policy trigger: From the checklist, identify the policies triggered by the sub-project (including

linked activities).

i. Category Screening: Classify the sub-project as Category A if any one of the answers in the

checklist triggers an A, otherwise classify the sub-project as Category B. If any of the aspects

of the linked activities triggers an A the sub-project will be classified as Category A.

j. Safeguard instruments: List all of the relevant instruments as per the screening checklist.

Note where specific tasks for the ESIA are required, such as Social Assessment for

Indigenous Peoples.

Reporting:

k. Provide a full report with the details as listed above, supporting data and maps, and the

completed checklist as described in Section 5.3.5.

Page 391: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

96

Sub-project Details

Sub-project Name:_____________________________________________________________

Location:____________________________________________________________________

Province:_____________________________________________________________________

Description of Proposed Activities:____________________________________________________

________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

Significant Sensitive Receptors___________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

Description of Linked Activities:____________________________________________________

________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

Significant Sensitive Receptors of Linked Activities_______________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

Page 392: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

97

Safeguard Screening, Policy Triggering and Safeguard Instrument Checklist

Question

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such as

downstream exploitation

Answer If Yes

Policy

triggered

Category and Safeguard

Instrument Yes

Significant,

Moderate, Minor

No

Are the sub-project impacts likely to

have significant adverse

environmental impacts that are

sensitive,19 diverse or

unprecedented?20 Provide brief

description:

OP 4.01

Environmental

Assessment

If “No”: Cat B

If “Yes”: Cat A

ESIA, ESMP, UKL/UPL

Are the project impacts likely to

have significant adverse social

impacts that are sensitive, diverse

or unprecedented?21 Provide brief

description.

OP 4.01

Environmental

Assessment

If “No”: Cat B

If “Yes”: Cat A

ESIA, ESMP, UKL/UPL

19 Sensitive (i.e., a potential impact is considered sensitive if it may be irreversible, e.g., permanently affect significant landscape features.

20 Large scale induced slash and burn agricultural development into forested areas.

Page 393: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

98

Question

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such as

downstream exploitation

Answer If Yes

Policy

triggered

Category and Safeguard

Instrument Yes

Significant,

Moderate, Minor

No

Do the impacts affect an area

broader than the sites or facilities

subject to physical works and are

the significant adverse

environmental impacts irreversible?

Provide brief description:

OP 4.01

Environmental

Assessment

If “No”: Cat B.

If “Yes”: Cat A

ESIA, ESMP, UKL/UPL

Page 394: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

99

Question

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such as

downstream exploitation

Answer If Yes

Policy

triggered

Category and Safeguard

Instrument Yes

Significant,

Moderate, Minor

No

Will the project have positive

environmental or social benefits?

Provide brief description:

OP 4.01

Environmental

Assessment

If “No”: Cat B.

If “Yes”: Cat B

ESIA, ESMP, UKL/UPL

Will the project adversely impact

physical cultural resources?22 Please

provide brief justification.

OP 4.11

Physical

Cultural

Resources

If “Yes / Significant”: Cat A.

Prepare PCR Management Plan as

part of ESMP.

If Yes / Moderate or Yes / Minor:

Cat B.

If ‘No’: Use chance find

procedures.

Will the project involve the

conversion or degradation of non-

critical natural habitats? Please

provide brief justification.

OP 4.04

Natural

Habitats

If ‘No’: Refer to next screening

question.

If “Yes / Significant”: Cat A.

If “Yes / Moderate or Yes / Minor’:

Cat B

22 Examples of physical cultural resources are archaeological or historical sites, religious or spiritual sites, particularly sites recognized by the government.

Page 395: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

100

Question

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such as

downstream exploitation

Answer If Yes

Policy

triggered

Category and Safeguard

Instrument Yes

Significant,

Moderate, Minor

No

Will the project involve the

conversion or degradation of critical

natural habitats?23

OP 4.04

Natural

Habitats

If “No”: Refer to next screening

question.

If “Yes/Significant”: not eligible for

project financing as would be

inconsistent with the Policy.

If “Yes / Moderate or Yes Minor”:

Cat A

Does the sub-project involve

involuntary land acquisition?

Significant >200 people displaced or

10% households’ assets affected.

Moderate <200 people or 10% of

households’ assets affected.

OP 4.12

Involuntary

Resettlement

If “No”: Refer to next screening

question.

If “Yes / Significant”: Cat A, LARAP

If “Yes / Moderate”: Cat B,

Abbreviated LARAP

23Sub-projects that significantly convert or degrade critical natural habitats such as legally protected, officially proposed for protection, identified by authoritative sources for their high conservation value, or recognized as protected by traditional local communities, are ineligible for Bank financing.

Page 396: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

101

Question

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such as

downstream exploitation

Answer If Yes

Policy

triggered

Category and Safeguard

Instrument Yes

Significant,

Moderate, Minor

No

Does the sub-project involve loss of

assets or access to assets, or loss of

income sources or means of

livelihood as a result of involuntary

land acquisition? Please provide

brief justification

OP 4.12

Involuntary

Resettlement

If “No”: Refer to next screening

question.

If “Yes / Significant”: Cat A, LARAP

If “Yes / Moderate or Minor”: Cat

B, Abbreviated LARAP

Does the sub-project involve loss of

assets but not as a result of

involuntary land acquisition?

OP4.01

Environmental

Assessment

If “No”: Refer to next screening

question.

If “Yes”: Cat B.

Manage compensation at

replacement value under ESMP.

Page 397: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

102

Question

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such as

downstream exploitation

Answer If Yes

Policy

triggered

Category and Safeguard

Instrument Yes

Significant,

Moderate, Minor

No

Are there Indigenous People

present in the project area?:

Self-identify as part of a distinct

social and cultural group, and

Maintain cultural, economic, social

and political intuitions distinct from

the dominant society and culture?,

and

Speak a distinct language or

dialect?, and

Been historically, socially and/or

economically marginalized,

disempowered, excluded and/or

discriminated against?

OP4.10

Indigenous

Peoples

If “No”: Refer to next screening

question.

If “Yes”: Cat A

Refer IPF for requirements for

Social Assessment in the ESIA and

IPDP.

Page 398: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

103

Question

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such as

downstream exploitation

Answer If Yes

Policy

triggered

Category and Safeguard

Instrument Yes

Significant,

Moderate, Minor

No

Will the project directly or indirectly

benefit or target Indigenous

Peoples?

OP4.10

Indigenous

Peoples

If there are no IP in the project

area, or this question is otherwise

not relevant, put NA in each

column.

If “No benefit or target” or “Yes

benefit or target”: Cat A. Address

in Social Assessment and IPDP

preparation.

Will the project directly or indirectly

affect Indigenous Peoples'

traditional socio-cultural and belief

practices? (E.g. child-rearing, health,

education, arts, and governance)?

OP4.10

Indigenous

Peoples

If “No”: Refer to next screening

question.

If “Yes”: Cat A

Refer IPF for requirements for

Social Assessment in the ESIA and

IPDP.

Will the project affect the livelihood

systems of Indigenous Peoples?

(e.g., food production system,

natural resource management,

crafts and trade, employment

status)?

OP4.10

Indigenous

Peoples

If “No”: Refer to next screening

question.

If “Yes”: Cat A

Refer IPF for requirements for

Social Assessment in the ESIA and

IPDP.

Page 399: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

104

Question

*Note on the checklist or in an

attached report where issues may

relate only to linked projects such as

downstream exploitation

Answer If Yes

Policy

triggered

Category and Safeguard

Instrument Yes

Significant,

Moderate, Minor

No

Will the project be in an area (land

or territory) occupied, owned, or

used by Indigenous Peoples, and/or

claimed as ancestral domain?

OP4.10

Indigenous

Peoples

If “No”: Refer to next screening

question.

If “Yes”: Cat A

Refer IPF for requirements for

Social Assessment in the ESIA and

IPDP.

Page 400: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

105

Appendix C. ESIA REPORT OUTLINE FOR CATEGORY A SUB-PROJECTS

With reference to Annex B to OP 4.01 - Content of an Environmental Assessment Report for a Category A

Project.

An ESIA report for a Category A project focuses on the significant environmental issues of a project. The

report’s scope and level of detail should be commensurate with the project’s potential impacts. The

report submitted to the Bank is prepared in English and the executive summary in English.

The ESIA report should include the following items (not necessarily in the order shown):

(a) Executive summary. Concisely discusses significant findings and recommended actions.

(b) Policy, legal, and administrative framework. Discusses the policy, legal, and

administrative framework within which the EA is carried out. Explains the environmental

requirements of any co-financiers. Identifies relevant international environmental

agreements to which the country is a party.

(c) Project description. Concisely describes the proposed project and its geographic,

ecological, social, and temporal context, including any offsite investments that may be

required (e.g., dedicated pipelines, access roads, power plants, water supply, housing,

and raw material and product storage facilities). Indicates the need for any resettlement

plan or Indigenous Peoples development plan (see also sub-para. (h)(v) below).

Normally includes a map showing the project site and the project’s area of influence.

(d) Baseline data. Assesses the dimensions of the study area and describes relevant

physical, biological, and socioeconomic conditions, including any changes anticipated

before the project commences. Also takes into account current and proposed

development activities within the project area but not directly connected to the project.

Data should be relevant to decisions about project location, design, operation, or

mitigation measures. The section indicates the accuracy, reliability, and sources of the

data.

(e) Environmental impacts. Predicts and assesses the project’s likely positive and negative

impacts, in quantitative terms to the extent possible. Identifies mitigation measures and

any residual negative impacts that cannot be mitigated. Explores opportunities for

environmental enhancement. Identifies and estimates the extent and quality of

available data, key data gaps, and uncertainties associated with predictions, and

specifies topics that do not require further attention.

(f) Analysis of alternatives. Systematically compares feasible alternatives to the proposed

project site, technology, design, and operation—including the "without project"

situation--in terms of their potential environmental impacts; the feasibility of mitigating

Page 401: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

106

these impacts; their capital and recurrent costs; their suitability under local conditions;

and their institutional, training, and monitoring requirements. For each of the

alternatives, quantifies the environmental impacts to the extent possible, and attaches

economic values where feasible. States the basis for selecting the particular project

design proposed and justifies recommended emission levels and approaches to

pollution prevention and abatement.

(g) Environmental and social management plan (ESMP). Covers mitigation measures,

monitoring, and institutional strengthening; see outline in Appendix D.

(h) Appendixes

List of EA report preparers--individuals and organizations.

References--written materials both published and unpublished, used in study

preparation.

Record of interagency and consultation meetings, including consultations for

obtaining the informed views of the affected people and local non-governmental

organizations (NGOs). The record specifies any means other than consultations (e.g.,

surveys) that were used to obtain the views of affected groups and local NGOs.

Tables presenting the relevant data referred to or summarized in the main text.

List of associated reports (e.g., resettlement plan or indigenous people development

plan).

Page 402: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

107

Appendix D. ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT PLAN TEMPLATE

With reference to Annex C to World Bank Safeguard Policy OP 4.01 - Environmental Management Plan

A sub-project’s environmental and social management plan (ESMP) consists of the set of mitigation,

monitoring, and institutional measures to be taken during implementation and operation to eliminate

adverse environmental and social impacts, offset them, or reduce them to acceptable levels. The plan

also includes the actions needed to implement these measures. To prepare an ESMP, PT SMI will (a)

identify the set of responses to potentially adverse impacts; (b) determine requirements for ensuring

that those responses are made effectively and in a timely manner; and (c) describe the means for

meeting those requirements. More specifically, the ESMP will include the following components.

Mitigation

The ESMP identifies feasible and cost-effective measures that may reduce potentially significant adverse

environmental impacts to acceptable levels. The plan includes compensatory measures if mitigation

measures are not feasible, cost-effective, or sufficient. Specifically, the ESMP:

a. identifies and summarizes all anticipated significant adverse environmental impacts

(including those involving indigenous people or involuntary resettlement);

b. describes--with technical details--each mitigation measure, including the type of impact to

which it relates and the conditions under which it is required (e.g., continuously or in the

event of contingencies), together with designs, equipment descriptions, and operating

procedures, as appropriate;

c. estimates any potential environmental impacts of these measures; and

d. provides linkage with any other mitigation plans (e.g., for involuntary resettlement,

Indigenous Peoples, or cultural property) required for the project.

Monitoring

Environmental monitoring during project implementation provides information about key

environmental aspects of the project, particularly the environmental impacts of the project and the

effectiveness of mitigation measures. Such information enables the borrower and the Bank to evaluate

the success of mitigation as part of project supervision, and allows corrective action to be taken when

needed. Therefore, the ESMP identifies monitoring objectives and specifies the type of monitoring, with

linkages to the impacts assessed in the ESIA report and the mitigation measures described in the ESMP.

Specifically, the monitoring section of the ESMP provides:

a. a specific description, and technical details, of monitoring measures, including the

parameters to be measured, methods to be used, sampling locations, frequency of

measurements, detection limits (where appropriate), and definition of thresholds that will

signal the need for corrective actions; and

b. monitoring and reporting procedures to (i) ensure early detection of conditions that

necessitate particular mitigation measures, and (ii) furnish information on the progress and

results of mitigation.

Capacity Development and Training

Page 403: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

108

To support timely and effective implementation of environmental project components and mitigation

measures, the ESMP draws on the ESIA’s assessment of the existence, role, and capability of

environmental units on site or at the agency and ministry level. If necessary, the ESMP recommends the

establishment or expansion of such units, and the training of staff, to allow implementation of ESIA

recommendations. Specifically, the ESMP provides a specific description of institutional arrangements--

who is responsible for carrying out the mitigation and monitoring measures (e.g., for operation,

supervision, enforcement, monitoring of implementation, remedial action, financing, reporting, and

staff training). To strengthen environmental management capability in the agencies responsible for

implementation, most ESMPs cover one or more of the following additional topics: (a) technical

assistance programs, (b) procurement of equipment and supplies, and (c) organizational changes.

Implementation Schedule and Cost Estimates

For all three aspects (mitigation, monitoring, and capacity development), the ESMP provides (a) an

implementation schedule for measures that must be carried out as part of the project, showing phasing

and coordination with overall project implementation plans; and (b) the capital and recurrent cost

estimates and sources of funds for implementing the ESMP. These figures are also integrated into the

total project cost tables.

Integration of ESMP with Project

The borrower’s decision to proceed with a project, and the Bank’s decision to support it, are predicated

in part on the expectation that the EMP will be executed effectively. Consequently, the Bank expects the

plan to be specific in its description of the individual mitigation and monitoring measures and its

assignment of institutional responsibilities, and it must be integrated into the project’s overall planning,

design, budget, and implementation. Such integration is achieved by establishing the ESMP within the

project so that the plan will receive funding and supervision along with the other components.

The following tables are the suggested template for summary of the mitigation and monitoring plans for

the exploration and development phase of geothermal activities.

A. TEMPLATE MITIGATION PLAN FOR EXPLORATION

Cost to: Institutional

Responsibility to:

Comments

(e.g. secondary

or cumulative

impacts) Phase Impact Mitigating

Measure

Install Operate Install Operate

Exploration phase

Decommissioning

Phase

Page 404: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

109

B. MONITORING PLAN FOR EXPLORATION

Cost to: Institutional

Responsibility

to:

Phase What

(param

eter)

Wher

e

How

(equi

pme

nt)

When

(freque

ncy)

Why Install Operat

e

Install Operat

e

Exploration phase

Decommissioning

Phase

Page 405: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

110

Appendix E. FORMAT OF UKL/UPL

The following form is the Format for the Environmental Management Plan (UKL) and Environmental

Monitoring Plan (UPL). It describes the impact of the planned activities on the environment and how it

will be managed. As an integral part of the UKL/UPL, the Statement of Assurance for Implementation of

UKL/UPL also included. This format complies with the Regulation of the Minister of Environment No.

16/2012 which can be referred to for further guidance.

Title of Chapter/Sub-

Chapter

Content/Remarks

Statement Letter from Project Management

a. The statement letter from project management will state their

accountability to ensure that the Environmental Management Plan (UKL)

and Environmental Monitoring Plan (UPL) will be done. This statement

Letter should be signed on a stamp duty acknowledged by the Head of

BLHD (local environmental agency) and the Head of Local Government

(Governor/Bupati/Mayor).

b. Project management consists of those parties who prepare and

implement the Project Activities, those parties who are responsible for

the operations and maintenance of the Project Activities, and other

parties responsible for environmental management and monitoring.

I. description OF project management

1.1 Company Name ……………………………….

1.2 Name of Project

Management Entity

Name of project management entity and their job description at each stage

of the Project Activities, which should include:

a. Agency or office responsible for the preparation and implementation of

Project Activities.

b. Agency or office responsible for the operations and maintenance of the

Project Activities after the work is completed.

c. Agency or office responsible for environmental management and

monitoring.

1.3 Address, Number Clear address of the named agencies or offices related to the Project

Page 406: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

111

Title of Chapter/Sub-

Chapter

Content/Remarks

Phone and Fax, Website

and Email

Activities in accordance to the point 1.1 above.

II. Description of Project Activities and its impact

2.1 Project Activities

Name

Name of Project Activities in a clear and complete manner.

2.2 Project Activities

Location

a. Location of the Project Activities in a clear and complete manner:

Kelurahan/Village, District/city, and Province where the Project Activities

and its components take place.

b. Location of the Project Activities should be drawn in a map using an

adequate scale (for example, 1:50.000, accompanied with latitude and

longitude of the location).

2.3 Scale of the Project

Activities

An estimation of the scale and type of Project Activities (using accepted units

of measurement). For example: the construction of a market of certain

capacity may need to be accompanied by supporting facilities in line with the

Environmental Management Plan that must mention the type of component

as well as the scale.

2.4 Component of

Project Activities in brief

outline

A brief and clear explanation on any component of the Project Activities

which have potential environmental impacts. Work components should be

divided based on stages as follows:

a. Pre-construction, for example: mobilization of workforce and materials,

transportation, etc.

b. Construction, for example the use of ground water, laying out of utility

pipes, etc.

c. Operations and Maintenance: Post-construction, for example: clearing of

excavated waste material, etc.

Also, attach the flowchart/diagram to explain the flow of work to be done, if

applicable.

III POTENTIAL

ENVIRONMENTAL

Explain in a brief and clear manner about any Project Activities with potential

environmental impacts, type of impacts which might occur, magnitude of

Page 407: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

112

Title of Chapter/Sub-

Chapter

Content/Remarks

IMPACT impacts, and other matters needed to describe any potential environmental

impacts on the natural and social environment. Such descriptions can be

presented in tabulation, with each column representing each of the aspects.

A description of the size or magnitude of the impacts should be accompanied

with measurement units based on applicable laws and regulations or specific

scientific analysis.

IV. environmental management and monitoring program

4.1 Environmental

Management Plan

a. The Environmental Management Plan (UKL) consists of the plan itself, as

well as the party in charge, frequency of interventions, implementation

schedule, and types of mechanisms (e.g.: procedures for management,

methods, etc.) in order to mitigate the environmental impacts identified

Section III above.

b. The plan can be presented in a table format, which at minimum contains

the following columns: type of impact, source, magnitude, threshold,

management plan, and frequency of interventions, party in charge, and

other remarks.

4.2 Environmental

Monitoring Plan

a. The Environmental Monitoring Plan (UPL) consists of the plan itself, party

in charge, frequency of interventions, implementation schedule, and

types of mechanisms (e.g.: procedures for monitoring, methods, etc.) in

order to monitor the environmental management plan described in

section 4.1 above.

b. The plan can be presented in a table format, which at minimum contains

the following columns: type of impact, source, magnitude, threshold,

management plan, and frequency of interventions, party in charge, and

other remarks. In this monitoring plan, the thresholds should comply

with the prevailing laws and regulations which are applicable according

to the environmental impacts as already identified in Section III above.

V. SIGNATURE

AND OFFICE SEAL

After the UKL/UPL document is prepared and complete, the Project Manager

should sign and put an official seal on the document.

VI. REFERENCE Insert various references used in the preparation of UKL/UPL.

Page 408: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

113

Title of Chapter/Sub-

Chapter

Content/Remarks

VII. ATTACHMENTS Attach any relevant documents or information to the UKL/UPL, e.g. tables

displaying the monitoring results, and others.

Page 409: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

114

Appendix F. STATEMENT OF ASSURANCE FOR UKL/UPL

No:…………………….

In an effort to prevent, minimize and/or address the potential environmental impacts from the

Construction Work of.............................., in the District/Province of.............. as well as in accordance to

the duty and authority of the Dinas................, of the District/Province of shall carry out an

Environmental Management Plan (UKL) and Environmental Monitoring Plan (UPL) and include the

recommendations from UKL/UPL into the Detailed Design.

For the next stage, which is the physical work, implementation of the recommendations from UKL/UPL

shall be done by the party in charge for the physical work, which is “Satker..................... of the

District/Province..................”

This statement is duly made, as confirmation to support the Environmental Management Plan (UKL) and

Environmental Monitoring Plan (UPL) on the Construction Work for the Construction of .......................,

in the District/Province of..............

Location,.........................., Date…..………..

DINAS…………….………………............

DISTRICT/PROVINCE OF .......................

Satker

NAME .................................

Page 410: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

115

Appendix G. PCR CHANCE FIND PROCEDURE

Definition. A chance find is archaeological, historical, cultural, and remain material encountered

unexpectedly during project construction or operation. A chance find procedure is a project-specific

procedure which will be followed if previously unknown cultural heritage is encountered during project

activities. Such procedure generally includes a requirement to notify relevant authorities of found

objects or sites by cultural heritage experts; to fence off the area of finds or sites to avoid further

disturbance; to conduct an assessment of found objects or sites by cultural heritage experts; to identify

and implement actions consistent with the requirements of the World Bank and Indonesian law; and to

train project personnel and project workers on chance find procedures.

Objectives.

To protect physical cultural resources from the adverse impacts of project

activities and support its preservation.

To promote the equitable sharing of benefits from the use of PCR.

Procedure.

a. If PT SMI, their consultants or their Contractors discover archeological sites, historical sites,

remains and objects, including graveyards and/or individual graves during excavation or

construction, they shall:

b. Halt the construction activities in the area of the chance find;

c. Delineate and fence the discovered site or area;

d. Secure the site to prevent any damage or loss of removable objects. In cases of removable

antiquities or sensitive remains, a night guard shall be arranged until the responsible local

authorities or the District/Provincial Department of Culture, or the local Institute of

Archaeology if available to take over;

e. Forbid any take of the objects by the workers or other parties;

f. Notify all sub-project personnel of the finding and take the preliminary precaution of

protection;

g. Record the chance find objects and the preliminary actions;

h. Notify the responsible local authorities and the relevant Institute of Archaeology

immediately (within 24 hours or less);

i. Responsible local authorities would be in charge of protecting and preserving the site before

deciding on subsequent appropriate procedures. This would require a preliminary

evaluation of the findings to be performed by the local Institute of Archaeology. The

significance and importance of the findings should be assessed according to the various

criteria relevant to cultural heritage; those include the aesthetic, historic, scientific or

research, social and economic values;

j. Decisions on how to handle the finding shall be taken by the responsible authorities. This

could include changes in the sub-project layout (such as when finding an irremovable

remain of cultural or archeological importance) conservation, preservation, restoration and

salvage;

Page 411: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

116

k. Implementation for the authority decision concerning the management of the finding shall

be communicated in writing by relevant local authorities;

l. The mitigation measures could include the change of sub-project design/layout, protection,

conservation, restoration, and/or preservation of the sites and/or objects;

m. Construction work at the site could resume only after permission is given from the

responsible local authorities concerning safeguard of the heritage; and

n. PT SMI, their consultants and their contractors, shall cooperate with the relevant local

authorities to monitor all construction activities and ensure that the adequate preservation

actions are taken and hence the heritage sites protected.

Page 412: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

117

Appendix H. SAMPLE OF GRIEVANCE FORM

Reference No

Full Name

Please mark how you wish to be

contacted (mail, telephone, e-

mail).

Please mark how you wish to be contacted

Province/District

Date

Category of the Grievance

1. On abandonment (hospital, public housing)

2. On assets/properties impacted by the project

3. On infrastructure

4. On decrease or complete loss of sources of income

5. On environmental issues (ex. pollution)

6. On employment

7. On traffic, transportation and other risks

8-Other (Please specify):

Description of the Grievance What did happen? When did it happen? Where did it happen? What is

the result of the problem?

What would you like to see happen to resolve the problem?

Signature: Date:

Page 413: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

118

Appendix I. SAMPLE GRIEVANCE CLOSE OUT FORM

Grievance closeout number:

Define immediate action required:

Define long term action required (if necessary):

Compensation Required? [ ] YES [ ] NO

CONTROL OF THE REMEDIATE ACTION AND THE DECISION

Stages of the Remediate Action Deadline and Responsible Institutions

1.

2.

3.

4.

5.

COMPENSATION AND FINAL STAGES

This part will be filled and signed by the complainant after s/he receives the compensation fees and

his/her complaint has been remediated.

Notes:

Name-Surname and Signature

Date…./…../…..

Of the Complainant:

Representative of the Responsible Institution/Company

Title-Name-Surname and Signature

Page 414: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

119

Appendix J. GENERIC CONTENTS OF INDIGENOUS PEOPLES’ DEVELOPMENT PLAN

Background and Context

i. The project and project components

ii. Brief description of Indigenous Peoples/ethnic minorities (IP/EM) in the relevant project country

iii. Relevant legal framework

iv. Summary of the findings of the Social Assessment (part of ESIA), including among others:

a. Baseline data of IP/EM

b. Maps of the area of project influence and the areas inhabited by IP/EM

c. Analysis of the IP/EM social structure and income sources

d. Inventories of the resources used by IP/EM, and technical data on their production systems

e. Information on cultural practices and patterns

f. Relationships of IP/EM to other local/national groups

v. Key positive project impacts on IP/EM

vi. Key negative project impacts on IP/EM

Objectives of the IPDP

i. Explain the purpose of the IPDP

Development and/or Mitigation Activities

i. Describe detail of development activities

ii. Describe detail of mitigation activities

Strategy for IP/EM Participation

i. Describe mechanism for participation by IP/EM in planning, implementation, and evaluation

ii. Describe procedures for redress of grievances by IP/EM

Institutional Arrangements

i. Identify main tasks and responsibilities in planning, managing, and monitoring development,

and/or mitigation activities

Page 415: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

120

ii. Identify role of NGOs or IP/EM organizations in implementing the development and/or

mitigation activities.

Budget and Financing

i. Identify development and/or mitigation activity costs and funding resources

Supervision, Monitoring, and Evaluation

i. Specify arrangements for supervision, monitoring, and evaluation

ii. Implementation strategy and schedule

iii. Prepare a plan for internal monitoring of the targets of the major development and/or

mitigation activities

Page 416: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

121

Appendix K. CONTENT OF LAND ACQUISITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN (LARAP)

The scope and level of detail of the resettlement plan vary with the magnitude and complexity of

involuntary resettlement. The plan is based on up-to-date and reliable information about (a) the

proposed resettlement and its impacts on the displaced persons and other adversely affected groups,

and (b) the legal issues involved in resettlement. The resettlement plan covers the elements below, as

relevant.

1. Description of the project. General description of the project and identification of the project

area.

2. Potential impacts. Identification of the project component or activities that give rise to

resettlement; the zone of impact of such component or activities; the alternatives considered

to avoid or minimize resettlement; and the mechanisms established to minimize resettlement,

to the extent possible, during project implementation.

3. Objectives. The main objectives of the resettlement program.

4. Socioeconomic studies. The findings of socioeconomic studies to be conducted in the early

stages of project preparation and with the involvement of potentially displaced people,

including a. the results of a census survey covering

a. current occupants of the affected area to establish a basis for the design of the resettlement

program and to exclude subsequent inflows of people from eligibility for compensation and

resettlement assistance;

b. standard characteristics of displaced households, production systems, labour, and

household organization; and baseline information on livelihoods (including, as relevant,

production levels and income derived from both formal and informal economic activities)

and standards of living (including health status) of the displaced population;

c. the magnitude of the expected loss--total or partial--of assets, and the extent of

displacement, physical or economic;

d. Information on vulnerable groups or persons as provided for in OP 4.12, para. 8, for whom

special provisions may have to be made; and

e. Provisions to update information on the displaced people's livelihoods and standards of

living at regular intervals so that the latest information is available at the time of their

displacement.

5. Other studies describing the following

Page 417: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

122

a. land tenure and transfer systems, including an inventory of natural resources which are a

common property, from which people derive their livelihoods and sustenance, non-title-

based usufruct systems (including fishing, grazing, or use of forest areas) governed by local

recognized land allocation mechanisms;

b. the patterns of social interaction in the affected communities, including social networks and

social support systems, and how they will be affected by the project;

c. public infrastructure and social services that will be affected; and

d. Social and cultural characteristics of displaced communities, including a description of

formal and informal institutions (e.g., community organizations, ritual groups,

nongovernmental organizations (NGOs)) that may be relevant to the consultation strategy

and to designing and implementing the resettlement activities.

Legal framework. The findings of an analysis of the legal framework, covering

a. the scope of the power of eminent domain and the nature of compensation associated with

it, in terms of both the valuation methodology and the timing of payment;

b. the applicable legal and administrative procedures, including a description of the remedies

available to displaced persons in the judicial process and the normal timeframe for such

procedures, and any available alternative dispute resolution mechanisms that may be

relevant to resettlement under the project;

c. relevant law (including customary and traditional law) governing land tenure, valuation of

assets and losses, compensation, and natural resource usage rights; customary personal law

related to displacement; and environmental laws and social welfare legislation;

d. laws and regulations relating to the agencies responsible for implementing resettlement

activities;

e. gaps, if any, between local laws covering eminent domain and resettlement and the Bank's

resettlement policy, and the mechanisms to bridge such gaps; and

f. Any legal steps necessary to ensure the effective implementation of resettlement activities

under the project, including, as appropriate, a process for recognizing claims to legal rights

to land--including claims that derive from customary law and traditional usage (see OP 4.12,

para.15 b).

g. gaps, if any, between local laws covering eminent domain and resettlement and the Bank's

resettlement policy, and the mechanisms to bridge such gaps; and

Page 418: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

123

h. Any legal steps necessary to ensure the effective implementation of resettlement activities

under the project, including, as appropriate, a process for recognizing claims to legal rights

to land--including claims that derive from customary law and traditional usage (see OP 4.12,

para.15 b).

Institutional Framework. The findings of an analysis of the institutional framework covering

a. the identification of agencies responsible for resettlement activities and NGOs that may

have a role in project implementation;

b. an assessment of the institutional capacity of such agencies and NGOs; and

c. Any steps that are proposed to enhance the institutional capacity of agencies and NGOs

responsible for resettlement implementation.

Eligibility. Definition of displaced persons and criteria for determining their eligibility for compensation

and other resettlement assistance, including relevant cut-off dates.

Valuation of and compensation for losses. The methodology to be used in valuing losses to determine

their replacement cost; and a description of the proposed types and levels of compensation under local

law and such supplementary measures as are necessary to achieve replacement cost for lost assets.

Resettlement measures. A description of the packages of compensation and other resettlement

measures that will assist each category of eligible displaced persons to achieve the objectives of the

policy (see OP 4.12, para. 6). In addition to being technically and economically feasible, the resettlement

packages should be compatible with the cultural preferences of the displaced persons, and prepared in

consultation with them.

Site selection, site preparation, and relocation. Alternative relocation sites considered and explanation of

those selected, covering

a. institutional and technical arrangements for identifying and preparing relocation sites, whether

rural or urban, for which a combination of productive potential, locational advantages, and

other factors is at least comparable to the advantages of the old sites, with an estimate of the

time needed to acquire and transfer land and ancillary resources;

b. any measures necessary to prevent land speculation or influx of ineligible persons at the

selected sites;

c. procedures for physical relocation under the project, including timetables for site preparation

and transfer; and

d. Legal arrangements for regularizing tenure and transferring titles to resettlers.

Page 419: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

124

Housing, infrastructure, and social services. Plans to provide (or to finance resettlers' provision of)

housing, infrastructure (e.g., water supply, feeder roads), and social services (e.g., schools, health

services); plans to ensure comparable services to host populations; any necessary site development,

engineering, and architectural designs for these facilities.

Environmental protection and management. A description of the boundaries of the relocation area; and

an assessment of the environmental impacts of the proposed resettlement and measures to mitigate

and manage these impacts (coordinated as appropriate with the environmental assessment of the main

investment requiring the resettlement).

Community participation. Involvement of re-settlers and host communities,

a. a description of the strategy for consultation with and participation of re-settlers and hosts

in the design and implementation of the resettlement activities;

b. a summary of the views expressed and how these views were taken into account in

preparing the resettlement plan;

c. a review of the resettlement alternatives presented and the choices made by displaced

persons regarding options available to them, including choices related to forms of

compensation and resettlement assistance, to relocation of individuals as families or as

parts of pre-existing communities or kinship groups, to sustaining existing patterns of group

organization, and to retaining access to cultural property (e.g. places of worship, pilgrimage

centers, cemeteries);5 and

d. Institutionalized arrangements by which displaced people can communicate their concerns

to project authorities throughout planning and implementation, and measures to ensure

that such vulnerable groups as indigenous people, ethnic minorities, the landless, and

women are adequately represented.

Integration with host populations. Measures to mitigate the impact of resettlement on any host

1. consultations with host communities and local governments;

2. arrangements for prompt tendering of any payment due the hosts for land or other assets

provided to resettlers;

3. arrangements for addressing any conflict that may arise between resettlers and host

communities; and

4. Any measures necessary to augment services (e.g., education, water, health, and production

services) in host communities to make them at least comparable to services available to

resettlers.

Page 420: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

125

Grievance procedures. Affordable and accessible procedures for third-party settlement of disputes

arising from resettlement; such grievance mechanisms should take into account the availability of

judicial recourse and community and traditional dispute settlement mechanisms.

Organizational responsibilities. The organizational framework for implementing resettlement, including

identification of agencies responsible for delivery of resettlement measures and provision of services;

arrangements to ensure appropriate coordination between agencies and jurisdictions involved in

implementation; and any measures (including technical assistance) needed to strengthen the

implementing agencies' capacity to design and carry out resettlement activities; provisions for the

transfer to local authorities or resettlers themselves of responsibility for managing facilities and services

provided under the project and for transferring other such responsibilities from the resettlement

implementing agencies, when appropriate.

Implementation schedule. An implementation schedule covering all resettlement activities from

preparation through implementation, including target dates for the achievement of expected benefits to

resettlers and hosts and terminating the various forms of assistance. The schedule should indicate how

the resettlement activities are linked to the implementation of the overall project.

Costs and budget. Tables showing itemized cost estimates for all resettlement activities, including

allowances for inflation, population growth, and other contingencies; timetables for expenditures;

sources of funds; and arrangements for timely flow of funds, and funding for resettlement, if any, in

areas outside the jurisdiction of the implementing agencies.

Monitoring and evaluation. Arrangements for monitoring of resettlement activities by the implementing

agency, supplemented by independent monitors as considered appropriate by the Bank, to ensure

complete and objective information; performance monitoring indicators to measure inputs, outputs,

and outcomes for resettlement activities; involvement of the displaced persons in the monitoring

process; evaluation of the impact of resettlement for a reasonable period after all resettlement and

related development activities have been completed; using the results of resettlement monitoring to

guide subsequent implementation.

Page 421: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

126

Appendix L. CONTENTS OF AN ABBREVIATED LAND ACQUISITION AND RESETTLEMENT ACTION

PLAN

1. Description of the project: General description of the project and identification of the project

area

2. Potential impacts: Identification of (i) the sub-project component or activities requiring land

acquisition, (ii) zone of impact of such components/activities

3. Census of the Project Affected Persons (PAPs): Results of the census and inventory of assets,

including (i) a list of PAPs, distinguishing between those with land rights and those without, and

(ii) an inventory of plots and structures affected.

4. Legal Analysis: Descriptions of legal steps to ensure the effective implementation of land

acquisition under the sub-project, including, as appropriate, a process for recognizing claims to

legal rights to land- including claims that derive from customary law and traditional usage

5. Eligibility: Identification of the PAPs who will be eligible for compensation and explanation of

the criteria used to determine eligibility.

6. Valuation of assets and calculation of compensation for losses: A description of the procedures

that will be followed to determine the form and amount of compensation to be offered to PAPs.

7. Consultations with people who shall lose land and other assets: A description of the activities

carried out to (1) inform PAPs about the impacts of the project and the compensation

procedures and options, and (2) give the PAPs opportunities to express their opinions

8. Organizational responsibilities: A brief description of the organizational framework for

implementing land acquisition.

9. Implementation schedule: An implementation schedule covering land acquisition, including

target dates for the delivery of compensation. The schedule should indicate how the land

acquisition activities are linked to the implementation of the overall project.

10. Costs and budget: Cost estimates for land acquisition for the sub-project.

11. Grievance procedure: Affordable and accessible procedures for third-party settlement of

disputes arising from land acquisition; such grievance mechanisms should take into account the

availability of judicial recourse and community and traditional dispute settlement mechanisms.

Page 422: PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR PROYEK · PDF file6.4 Kesenjangan Analisis 131 ... dan Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2010-2014 ... perusahaan jasa atas nama

127

12. Monitoring: Arrangements for monitoring land acquisition activities and the delivery of

compensation to PAPs.