PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK - idnfinancials.s3-ap ... · 39 Komitmen dan Kontinjensi 48 40 Aset...
Transcript of PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK - idnfinancials.s3-ap ... · 39 Komitmen dan Kontinjensi 48 40 Aset...
30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 DAN 2016
Halaman
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Posisi Keuangan 1 - 2
Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 - 4
Laporan Perubahan Ekuitas 5
Laporan Arus Kas 6
1 Informasi Umum 7 - 9
2 Kebijakan Akuntansi 10 - 24
3 Pertimbangan Kritisi Akuntansi dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan 24 - 26
4 Kas 27
5 Giro pada Bank Indonesia 27
6 Giro pada Bank Lain 27 - 28
7 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 28 - 30
8 Efek-efek 30 - 31
9 Tagihan dan Liabilitas Derivatif 31
10 Kredit yang Diberikan 32 - 34
11 Tagihan dan Liabilitas Akseptasi 35
12 Biaya Dibayar Dimuka 35
13 Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual 35
14 Aset tetap 36 - 37
15 Aset Pajak Tangguhan 37
16 Aset Tidak Berwujud 37
17 Aset Lain Lain 38
18 Liabilitas Segera 38
19 Simpanan 38 - 40
20 Simpanan dari Bank Lain 40 - 41
21 Liabilitas Atas Efek Efek Yang Dijual Dengan Janji Dijual Kembali 41
22 Utang Pajak 41
23 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 42
24 Beban Yang Masih Harus Dibayar 42
25 Liabilitas Lain-lain 43
26 Modal Saham 43
27 Tambahan Modal Disetor 43
28 Penghasilan (Rugi) Komprehensif Lain 43
29 Pendapatan Bunga 44
30 Beban Bunga 44
31 Provisi Dan Komisi Selain Kredit - Bersih 44
32 Pendapatan Operasional Lainnya 44
33 Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan 45
34 Beban Umum dan Administrasi 45
35 Beban Tenaga Kerja 45 -46
36 Penjelasan Pendapatan dan Beban Non Operasional 46
37 Laba per Saham 46
38 Sifat,transaksi dan saldo dangan pihak-pihak berelasi 46 - 47
39 Komitmen dan Kontinjensi 48
40 Aset dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing 49 -50
41 Informasi Segmen 50 - 52
42 Jaminan pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank Umum 52
43 Perhitungan Modal Posisi 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 53
44 Manajemen Risiko 53 -70
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
L A P O R A N K E U A N G A N
30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)
DAFTAR ISI
1
ASET 30-Jun-17 31-Des-16
Kas 196.623 144.975
Giro Pada Bank Indonesia 670.505 761.639
Giro Pada Bank Lain - Pihak Ketiga 182.436 292.470
Penempatan Pada Bank Indonesia
dan Bank Lain - Pihak Ketiga 1.967.699 1.984.523
Efek-Efek - Pihak Ketiga 1.114.425 1.375.817
Tagihan Derivatif - Pihak Ketiga 13.920 4.842
Kredit
Pihak Berelasi 147.128 102.129
Pihak Ketiga 7.429.371 7.892.187
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (61.925) (52.521)
Jumlah 7.514.574 7.941.795
Tagihan Akseptasi - Pihak Ketiga 4.341 89.276
Biaya Dibayar Dimuka 134.033 98.432
Aset Tidak lancar Yang Dimiliki untuk dijual - 2.407
Aset Tetap - Bersih 53.021 54.151
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 73.250 59.075
Aset Tak Berwujud - Bersih 19.965 19.327
Aset Lain-lain - Bersih 327.403 228.820
JUMLAH ASET 12.272.195 13.057.549
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
6.
7.
8.
14.
15.
16.
17.
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
11.
12.
13.
4.
5.
9.
10.
2
LIABILITAS DAN EKUITAS 30-Jun-17 31-Des-16
LIABILITAS
Liabilitas Segera 92.283 32.018
Simpanan
Pihak Berelasi 834.695 829.042
Pihak Ketiga 8.591.937 9.510.365
Jumlah 9.426.632 10.339.407
Simpanan dari Bank lain - Pihak Ketiga 402.789 507.316
Liabilitas Derivatif - Pihak Ketiga 2.770 3.576
Liabilitas atas efek efek yang dijual 358.117 89.941
dengan janji dibeli kembali
Liabilitas Akseptasi - Pihak Ketiga 4.341 89.276
Utang Pajak 16.658 12.727
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 51.707 47.997
Beban yang Masih Harus Dibayar 85.734 64.365
Liabilitas lain-lain 13.371 10.521
JUMLAH LIABILITAS 10.454.402 11.197.144
EKUITAS
Modal saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham
modal dasar - 60.000.000.000 saham modal ditempatkan
dan disetor 20.581.465.247 saham.
Tambahan modal disetor - bersih 27. 720 720
Komponen Ekuitas Lainnya
Laba (Rugi) Komprehensif Lain 28. 2.093 (6.720)
Saldo laba (Defisit)
Telah ditentukan penggunaannya 17.940 17.940
Belum ditentukan penggunaannya (261.107) (209.682)
JUMLAH EKUITAS 1.817.793 1.860.405
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 12.272.195 13.057.549
21.
11.
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
20.
9.
22.
23.
24.
25.
Catatan
26. 2.058.147
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
2.058.147
18.
19.
3
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL 30-Jun-17 30-Jun-16
Pendapatan Bunga
Bunga yang diperoleh 533.593 504.676
Komisi dan Fee dari kredit yang diberikan. 13.068 8.332
Jumlah Pendapatan Bunga 546.661 513.008
Beban Bunga
Bunga 334.484 340.941
Provisi dan komisi yang harus dibayar 10.776 10.035
Jumlah Beban Bunga 345.260 350.976
Pendapatan Bunga - Bersih 201.401 162.032
Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan transaksi valuta asing - bersih 6.431 19.066
Keuntungan bersih penjualan efek 7.375 6.314
Provisi komisi dan fee selain kredit - bersih 15.889 8.325
Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku 482 28.515
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
dari efek yang diperdagangkan (95) 2.501
Lain - lain 32. 24.627 21.327
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 54.709 86.048
Beban Kerugian Penurunan Nilai 33.
Aset Keuangan 87.060 10.878
Aset Non Keuangan - 2.000
Jumlah Beban Kerugian Penurunan Nilai 87.060 12.878
Beban Operasional lainnya
Umum dan administrasi 34. 120.018 88.342
Tenaga Kerja 35. 107.594 94.614
Beban Pensiun dan imbalan pasca kerja 7.980 7.740
Lainnya 16.468 7.905
Jumlah Beban Operasional lainnya 252.060 198.601
Beban Operasional lainnya - Bersih (284.411) (125.431)
LABA (RUGI) OPERASIONAL (83.010) 36.601
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
29.
30.
31.
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2017 DAN 2016
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Catatan 30-Jun-17 30-Jun-16
Rugi penjualan agunan yang diambil alih - (27.819)
Keuntungan penjualan dan pengahapusan
aset tetap 16.091 50
Lainnya - bersih (1.617) 114
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL -
BERSIH 14.474 (27.655)
LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK (68.536) 8.946
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 17.111 (2.316)
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN (51.425) 6.630
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pos yang akan direklasif ikasi ke laba rugi
Perubahan nilai w ajar efek tersedia untuk dijual 11.750 11.741
Pajak penghasilan terkait pos yang akan
direklasif ikasi ke laba rugi (2.937) (2.935)
Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak 8.813 8.806
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF (42.612) 15.436
Laba (Rugi) per Saham (2,80) 0,49
4
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2017 DAN 2016
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
36.
dari laporan keuangan secara keseluruhan
37.
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
Modal Saham
Tambahan
Modal disetor
Perubahan nilai wajar
efek efek tersedia untuk
dijual
Pengukuran kembali atas
kewajiban imbalan pastiJumlah Ekuitas
Ditentukan
penggunaannya
Tidak ditentukan
penggunaannya
Saldo per 1 Januari 2016 1.912.957 3.555 (10.296) 3.079 17.940 (219.031) 1.708.204
Laba bersih periode berjalan - - - - - 6.630 6.630
Dana setoran modal - 145.000 - - - - 145.000
Penghasilan ( rugi) komprehensif
lain - setelah pajak- - 8.806 - - - 8.806
Saldo per 30 Juni 2016 1.912.957 148.555 (1.490) 3.079 17.940 (212.401) 1.868.640
Saldo per 1 Januari 2017 2.058.147 720 (6.363) (357) 17.940 (209.682) 1.860.405
Laba bersih tahun berjalan - - - - - (51.425) (51.425)
Penawaran umum terbatas V dan
pelaksanaan waran - - - - - - -
Penghasilan komprehensif lainnya
- setelah pajak - - 8.813 - - - 8.813
saldo per 30 Juni 2017 2.058.147 720 2.450 (357) 17.940 (261.107) 1.817.793
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2017 DAN 2016
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Saldo Laba
5
30-Jun-17 30-Jun-16
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Bunga, provisi dan komisi kredit yang diterima 541.384 496.032
Bunga, provisi dan komisi yang dibayar (349.660) (360.347)
Penerimaan pendapatan operasional lainnya 54.798 83.505
Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan (113.889) (94.910)
Pembayaran beban operasional lainnya (98.521) (79.089)
Penerimaan pendapatan beban non-operasional 229 331
Pembayaran beban non-operasional (1.784) (121)
Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan Liabilitas 32.557 45.400
Penurunan (kenaikan) aset operasi
Penempatan pada bank indonesia dan bank lain (291.176) 29.171
Efek-efek (99.493) (362.082)
Kredit 340.166 (578.569)
Tagihan derivatif (9.078) 7.793
Tagihan akseptasi 84.935 (23.307)
Aset lain-lain (113.172) (174.125)
Kenaikan (penurunan) liabilitas Operasi
Liabilitas segera 60.267 3.250
Simpanan (912.775) 138.062
Simpanan dari bank lain (104.527) 54.034
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 268.176 -
Liabilitas derivatif (806) (3.383)
Liabilitas akseptasi (84.935) 23.307
Liabilitas lain-lain 6.544 10.921
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasional (823.318) (829.528)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 18.498 50
Perolehan Aset Tetap (6.299) (9.244)
Perolehan Aset tak berwujud (3.661) (2.912)
Penjualan (Perolehan) efek tersedia untuk dijual 357.259 (68.917)
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi 365.798 (81.023)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan Dana Cadangan Modal - 145.000
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan - 145.000
Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas (457.520) (765.551)
Kas dan Setara Kas Pada Awal Periode 3.037.683 3.406.331
Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode 2.580.163 2.640.780
Kas dan setara kas terdiri dari :
Kas 196.623 142.831
Giro pada Bank Indonesia 670.505 697.695
Giro pada Bank lain 182.436 391.937
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
jatuh tempo kurang dari 3 Bulan 1.530.599 1.408.318
Jumlah Kas dan Setara Kas 2.580.163 2.640.780
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2017 DAN 2016
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum Bank
PT Bank MNC Internasional Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan di Indonesia dengan nama PT Bank
Bumiputera Indonesia berdasarkan akta No. 49 tanggal 31 Juli 1989 dari notaris Sri Rahayu, SH. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C-2. 7223.HT.01.01.TH.89 tanggal
9 Agustus 1989 serta diumumkan dalam tambahan No. 1917 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 75
tanggal 19 September 1989.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 7 tanggal 17 April 2009 yang
dibuat di hadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H.,LL.M, notaris di Jakarta, yang telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya
tertanggal 26 Mei 2009 No. AHU-22959.AH.01.02. Tahun 2009 dan telah dicatat di dalam Daftar Perseroan No.
AHU.0029405.01.09. Tahun 2009 tanggal 26 Mei 2009 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 56 Tambahan No. 18380/2009 tanggal 14 Juli 2009, nama Bank diubah menjadi PT Bank ICB
Bumiputera Tbk. Selanjutnya berdasarkan akta No. 57 tanggal 16 Juli 2014 yang telah mendapat Persetujuan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
06038.40.20.2014 tanggal 24 Juli 2014 nama Bank diubah menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk. Anggaran
Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu berdasarkan Akta No. 14 tertanggal 10 Desember
2014 yang dibuat dihadapan Aryanti Artisari, SH, M.Kn, notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Repbulik Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-
12711.40.20.2014 tanggal 11 Desember 2014 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perusahaan No.AHU-
0129656.40.80.2014 tanggal 11 Desember 2017, modal dasar Bank telah ditingkatkan menjadi
Rp.6.000.000.000.000, selanjutnya berdasarkan Akta No. 76 tertanggal 26 Mei 2015 yang dibuat dihadapan
Notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn, tersebut yang telah diterima pemberitahuannya berdasarkan Surat Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-AH.01.03.0934870 tertanggal 27 Mei 2015 dan
telah dicatatkan dalam Daftar Perusahaan No.AHU-3509467.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 27 Mei 2015 telah
dilakukan perubahan anggaran dasar Bank sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (POJK) No.32/POJK.04/2014 dan POJK No.33/POJK.04/2014 dan perubahan terakhir dengan akta
No.9 tanggal 3 Nopember 2016 yang dibuat dihadapan Notaris Aryanti Artisari, S.H., MKn, tersebut, mengenai
penambahan modal disetor dan ditempatkan melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”)
sebanyak-banyaknya 1.451.901.709 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100. Akta perubahan ini
telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. AHU-AH.01.03-0097627 tanggal 10 November 2016.
Bank berkedudukan di Jakarta dan memiliki 16 kantor cabang, 33 kantor cabang pembantu, 23 kantor kas dan
98 ATM. Kantor pusat Bank beralamat di Gedung MNC Financial Center Lantai 6, 7 & 8, Jl. Kebon Sirih Raya
No. 27, Jakarta 12930, Indonesia. Jumlah karyawan Bank masing-masing 1.070 dan 1.060 karyawan pada
tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha di
bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 12 Januari 1990, sesuai dengan izin usaha yang
diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 10/KMK.013/1990 tanggal 4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8
Januari 1990. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 30/146/KEP/DIR tanggal 5 Desember 1997,
Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa.
b. Penawaran Umum Efek Bank
Penawaran Umum Perdana Saham
Pada tanggal 27 Juni 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan surat No. S-
1402/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum saham atas 500.000.000 saham Bank kepada
masyarakat. Nilai nominal per saham adalah sebesar Rp 100 dan harga penawaran adalah sebesar Rp 120
per saham. Pada tanggal 15 Juli 2002, saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
Penawaran Umum Terbatas I
Pada tanggal 23 November 2005, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan surat
No. S-3278/PM/2005 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I atas 3.000.000.000 saham Bank dengan
harga penawaran sama dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham, disertai dengan penerbitan
666.666.654 Waran Seri I yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga
pelaksanaan Rp 120 (seratus dua puluh) per saham. Pembelian dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu
mulai tanggal 30 Juni 2006 sampai dengan 29 Desember 2010. Saham-saham tersebut telah dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Januari 2006.
Penawaran Umum Terbatas II
Pada tanggal 22 Juni 2010, Bank memperoleh penyertaan efektif dari Ketua BAPEPAM-LK melalui surat No. S-
5539/BL/2010 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II (“PUT II”) kepada para pemegang saham
perseroan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) dengan penerbitan obligasi
wajib konversi yang diberi nama obligasi wajib konversi Bank ICB Bumiputera tahun 2010 (“OWK”) dengan
jumlah pokok sebesar Rp 150.000 juta.
Setiap pemegang 10 (sepuluh) saham Bank yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Bank
pada tanggal 2 Juli 2010 pukul 16.00 WIB berhak atas 3 (tiga) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak
untuk membeli 1 (satu) satuan OWK, dengan harga penawaran sebesar Rp 100 (seratus rupiah) setiap 1
(satu) satuan OWK yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan OWK.
Penawaran Umum Terbatas III
Pada tanggal 20 Juni 2014, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan No. S-291/D.04/2014 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III (“PUT III”) dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak 8.046.248.527 lembar saham dengan
harga penawaran Rp 100 per saham yang disertai dengan penerbitan Waran Seri II sebanyak 1.828.692.847
waran, dimana setiap 22 (dua puluh dua) saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 5 (lima) Waran
Seri II yang memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga
pelaksanaan Rp 150 per saham. Pelaksanaan Waran Seri II dapat dilaksanakan mulai tanggal 4 Februari 2015
sampai dengan tanggal 3 Juli 2017 dimana setiap pemegang 1 (satu) waran berhak untuk membeli 1 (satu)
saham Bank. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2017, jumlah waran yang tidak dilaksanakan adalah
1.828.683.290 waran.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9
Penawaran Umum Terbatas IV
Pada tanggal 25 September 2015, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan No.S-437/D.04/2015 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV (“PUT IV”) dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak 6.744.407.924 lembar saham dengan
harga penawaran Rp 100 per saham. Pada tanggal 31 Desember 2016 hasil pelaksanaan PUT IV yang
diterima Bank sebanyak 4.097.235.004 lembar saham dan sisanya dikembalikan ke portepel.
Penawaran Umum Terbatas V
Pada tanggal 23 September 2016 , Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan No.S-531/D.04/2016 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas V (“PUT V”) dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak 4.782.390.768 lembar saham dengan
harga penawaran Rp 100 per saham, yang disertai dengan penerbitan Waran Seri III sebanyak 4.782.390.768
saham, dimana setiap 1 (satu) saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 (satu) Waran Seri III yang
memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 100 per
saham. Hasil Pelaksanaan PUT V yang diterima Bank sebanyak 1.451.901.709 dan sisanya dikembalikan
keportapel. Pelaksanaan Waran Seri III dapat dilaksanakan mulai tanggal 7 April 2017 sampai dengan tanggal
4 Oktober 2019. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2017 Waran Seri III yang belum dilaksanakan adalah
1.451.901.709 waran.
Pada tanggal 30 Juni 2017, sejumlah 20.375.650.924 saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
dan sejumlah 205.814.648 saham yang merupakan saham pendiri tidak dicatatkan di bursa.
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit
Dewan Komisaris 30/06/2017 31/12/2016
Presiden Komisaris (Independen) Eko B. Supriyanto Eko B. Supriyanto
Komisaris Purnadi Hardjono Purnadi Hardjono
Komisaris Independen Rusli Witjahjono Rusli Witjahjono
Direksi
Presiden Direktur Benny Purnomo Benny Purnomo
Direktur Keuangan Benny Helman Benny Helman
Direktur Sumber Daya Manusia & Nerfita Primasari Nerfita Primasari
General Services
Direktur Kepatuhan Chisca Mirawati Chisca Mirawati
Direktur Operasional Widiatama Bunarto Widiatama Bunarto
Susunan Komite Audit Bank pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Komite Audit
Ketua Rusli Witjahjono Rusli Witjahjono
Anggota Eko B. Supriyanto Eko B. Supriyanto
H.Eddy Yantho Sofwan Dwi Sasongko
Tri Restu Ramadhan H.Eddy Yantho Sofwan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b. Dasar Penyusunan
Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali instrumen keuangan tertentu yang diukur
pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan
akuntansi di bawah ini. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah
mata uang Rupiah (Rp), yang merupakan mata uang fungsional Bank.
Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan
jasa.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran,
terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik
penilaian lain. Dalam mengestimasi nilai wajar aset atau liabilitas, Bank memperhitungkan karakteristik aset
atau liabilitas, jika pelaku pasar memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau
liabilitas pada tanggal pengukuran. Nilai wajar untuk tujuan pengukuran dan/atau pengungkapan dalam laporan
keuangan ditentukan berdasarkan basis tersebut, kecuali untuk transaksi pembayaran berbasis saham dalam
ruang lingkup PSAK 53, transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30, dan pengukuran yang memiliki
beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto dalam
PSAK 14 dan nilai pakai dalam PSAK 48.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan
arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank
Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia
yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan
serta tidak dibatasi penggunaannya.
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Dalam penyusunan laporan keuangan Bank, transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional entitas
(mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir periode pelaporan,
pos moneter dalam valuta asing dijabarkan dengan menggunakan kurs laporan (penutupan) yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia, yaitu kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB untuk mencerminkan kurs yang berlaku
pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan
kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter diukur dalam biaya
historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs atas pos moneter diakui dalam laba rugi
pada periode saat terjadinya.
Kurs spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11
30-Jun-17 31-Des-16
1 Dollar Amerika Serikat (USD) 13.327,50 13.472,50
1 Dollar Singapura (SGD) 9.589,86 9.311,93
1 Yen Jepang (JPY) 119,97 115,07
1 Dollar Hong Kong (HKD) 1.708,80 1.737,34
1 Dollar Australia (AUD) 10.058,27 9.723,11
1 Euro (EUR) 14.884,16 14.175,77
d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Bank (entitas pelapor):
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau
ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut
adalah anggotanya).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi
dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vii. Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut,
menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk dari
entitas pelapor.
Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan
yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan.
e. Aset Keuangan
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian
dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam
kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar
ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang
awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Aset keuangan Bank diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Nilai wajar melalui laba rugi
b) Dimiliki hingga jatuh tempo
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12
c) Tersedia untuk dijual
d) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
a) Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat atau
b) Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau
c) Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat
pengakuan awal, jika:
a) Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan yang dapat timbul; atau
b) Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan,
dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi
dan CEO.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba
rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang
diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 2i
Dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut
memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Bank
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada
saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan
awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi, atau pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada saat
pengakuan awal, aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah itu, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dan
dicatat pada nilai wajar.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif
lainnya dan akumulasi revaluasi investasi AFS di ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13
dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laba
rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya
diakui pada revaluasi investasi AFS, direklas ke laba rugi.
Dividen atas instrumen AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak untuk memperoleh pembayaran
dividen ditetapkan.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif
diklasifikasi sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai. Bunga diakui dengan
menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak
material.
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari
instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode
yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan
atau pembayaran kas masa depan (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima
oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya
transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat,
digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat
pengakuan awal.
Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang
merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara
langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan
FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap
tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau
lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan
tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara
andal.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka
panjang dalam nilai wajar dari instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif
terjadinya penurunan nilai.
Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14
c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai
merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan
yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk asset keuangan yang signifikan secara individual
serta kolektif untuk asset yang secara individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak
terdapat bukti obyektif penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan
dikelompokkan pada kelompok asset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas
masa depan dari kelompok asset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman
kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian
disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi masa
kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis.
Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Bank harus menghitung:
a) Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran
kembali secara penuh dan tepat waktu.
b) Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa depan dan estimasi nilai kini dari arus
kas tersebut (discounted cash flow).
c) Loss given default (”LGD”) – Bank mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Bank
apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh
kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model perhitungan
LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.
d) Loss identification period (”LIP”) – periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam
kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas fasilitas kredit secara individual.
e) Exposure at default (”EAD”) – Bank mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit pada
saat terjadi tunggakan.
PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data fasilitas kredit selama minimal empat tahun.
Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet
fasilitas kredit pada posisi laporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss given
default (LGD).
Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau kelompok aset
keuangan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Pada saat penurunan nilai
diakui dalam aset keuangan atau kelompok aset keuangan, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat
setelah penurunan nilai menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskontokan estimasi arus kas
masa depan pada saat menghitung penurunan nilai.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya
telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat
investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum
pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh
dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke
pendapatan komprehensif lain.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal
dari aset keuangan berakhir, atau Bank mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Bank tidak mentransfer serta tidak
memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang
ditransfer, maka Bank mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait
sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Bank memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat
kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman
yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan
jumlah pembayaran dan piutang yang diterima dan keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi.
Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian saja (misalnya ketika Bank masih
memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Bank mengalokasikan jumlah tercatat
sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan
dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal
transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah dari
pembayaran yang diterima untuk bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau kerugian
kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam
pendapatan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya
diakui dalam pendapatan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang
dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif kedua bagian tersebut.
Aset dihapus bukukan dari cadangan kerugian penurunan nilai pada saat manajemen berpendapat bahwa aset
tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan/atau sulit
untuk ditagih. Penerimaan kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun berjalan dicatat sebagai
penambahan cadangan kerugian penurunan nilai yang bersangkutan selama tahun berjalan. Penerimaan
kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional
tahun berjalan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16
f. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Keuangan
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank diklasifikasi sesuai dengan substansi
perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi
dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank dicatat sebesar hasil penerimaan
bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL)
Liabilitas keuangan diklasifikasi sebagai FVTPL pada saat liabilitas keuangan baik dimiliki untuk
diperdagangkan atau ditetapkan pada FVTPL.
Liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan jika:
a) Diperoleh terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau
b) Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau
c) Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Liabilitas keuangan selain liabilitas keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada
saat pengakuan awal, jika:
a) Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan yang dapat timbul; atau
b) Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan,
dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi
dan CEO.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui
dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup setiap bunga yang
dibayar dari liabilitas keuangan.
Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diakui
pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan
tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak
material.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Bank telah dilepaskan,
dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya
dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.
g. Reklasifikasi Instrument Keuangan
Reklasifikasi Aset Keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok aset keuangan FVTPL.
Bank hanya dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang
jika aset keuangan tersebut memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan Bank memiliki intensi
dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo
dari kelompok aset keuangan FVTPL atau dari kelompok tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersebut
direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi yang menjadi biaya perolehan diamortisasi yang baru.
Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan. Setiap keuntungan
dan kerugian yang sudah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diamortisasi ke laba rugi selama sisa
umur aset keuangan (jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap) atau tetap diakui dalam pendapatan
komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dilepas atau dijual (jika aset keuangan tidak memiliki jatuh
tempo tetap).
Reklasifikasi Liabilitas Keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi liabilitas keuangan dari atau ke kelompok liabilitas keuangan
FVTPL.
h. Saling Hapus Antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi
keuangan, jika dan hanya jika:
Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui
tersebut
Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya
secara simultan.
i. Nilai Wajar
Sejak 1 Januari 2015, nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal
pengukuran, Bank memperhitungkan karakteristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.
Sebelum 1 Januari 2015, nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk
menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi secara wajar (arm’s length transaction).
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18
Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait, Bank
melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimiliki dengan hirarki berikut:
a. Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.
b. Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk
dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga)
atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).
c. Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset
atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat
diobservasi).
j. Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan giro pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada Catatan
2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.
k. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan
piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada
Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.
l. Efek-efek
Efek-efek diklasifikasikan dalam kategori diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengukuran awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan efek-efek mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset
keuangan.
m. Tagihan dan Liabilitas Derivatif
Tagihan dan liabilitas derivatif diklasifikasikan dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL).
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas derivatif mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g
dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.
n. Kredit
Kredit diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan kredit mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19
o. Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila
nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit
yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari
nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi seperti yang dibahas pada Catatan 2n.
p. Tagihan dan Liabilitas Akseptasi
Tagihan akseptasi diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi
dikategorikan sebagai liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas akseptasi mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g
dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.
q. Sewa
Sewa merupakan suatu perjanjian yang mana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan aset
selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian
pembayaran kepada lessor.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut,
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Sebagai Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam
jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Sebagai Lessee
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa
sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang
dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan
manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat
dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
r. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis
lurus.
s. Aset Tetap
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif
dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20
Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method) masing-masing dengan tarif sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20
Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor) 5
Kendaraan bermotor 5
Perabotan kantor 5
Peralatan kantor 5
Perangkat keras komputer 5
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari
setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang
terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya
perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan
aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset
tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya
pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan
aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan
pada saat selesai dan siap digunakan.
t. Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud merupakan perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dan dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight - line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 5 tahun.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode amortisasi direview setiap akhir periode.
u. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan kecuali Goodwill
Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan
apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut,
nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika
ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu,
Bank mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk pelepasan nilai pakai.
Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas
aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21
Jika jumlah yang yang terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai tercatatnya,
nilai tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan dan rugi penurunan nilai
segera diakui dalam laba rugi.
v. Agunan yang Diambil Alih
Tanah dan aset lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) disajikan dalam akun Agunan yang
Diambil Alih dalam kelompok “Aset lain-lain”.
Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi
bersih dari agunan yang diambil alih, dibebankan kedalam akun cadangan kerugian penurunan nilai.
Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penjualan agunan.
Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Cadangan kerugian penurunan nilai
agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui
penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laba rugi.
w. Liabilitas Segera
Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai
dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan liabilitas segera mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.
x. Simpanan
Simpanan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan simpanan mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.
y. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang
diamortisasi.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik local maupun luar negeri, dalam bentuk
giro, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari, tabungan
dan deposito berjangka.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan simpanan dari bank lain mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas
keuangan.
z. Instrumen Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan
Surat Berharga yang Diterbitkan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22
Obligasi yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang
diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan instrumen utang dan ekuitas yang diterbitkan mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2h
terkait liabilitas keuangan.
Biaya emisi saham
Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru
disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
aa. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2e).
Pendapatan kredit yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan suku bunga efektif atas dasar nilai
kredit setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai.
Pendapatan dan beban bunga yang diakui dalam laporan keuangan termasuk:
a) Bunga pada aset dan liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan
suku bunga efektif.
b) Bunga pada instrumen sekuritas investasi tersedia untuk dijual dihitung menggunakan suku bunga efektif.
Perubahan nilai wajar pada efek-efek yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan diukur pada nilai wajar
pada laba rugi dan derivatif lainnya yang digunakan untuk kepentingan manajemen risiko, dan aset dan
liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, akan mempengaruhi laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain.
bb. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi
Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu
tertentu yang jumlahnya signifikan ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan
menggunakan suku bunga efektif.
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman dan jangka waktu tertentu
atau nilainya tidak material menurut Bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya
transaksi.
cc. Program Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja Lainnya
Program Iuran Pasti
Pembayaran kepada program dana pensiun pasti dibebankan pada saat jatuh tempo. Pembayaran kepada
program dana pensiun didasarkan pada iuran pasti tertentu yang ditentukan program.
Program Imbalan Pasti
Bank juga memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti, untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-
kerja ini.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23
Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian
aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari
keuntungan dan kerugian aktuarial, perubahan dampak batas atas aset (jika ada) dan dari imbal hasil atas aset
program (tidak termasuk bunga), yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan
atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam
penghasilan komprehensif lain tercermin segera sebagai pos terpisah pada penghasilan komprehensif lain di
ekuitas dan tidak akan direklas ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen
program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan
liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:
a) Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan
penyelesaian)
b) Beban atau pendapatan bunga neto
c) Pengukuran kembali
Bank menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi, keuntungan dan kerugian
kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu.
Liabilitas imbalan pensiun yang diakui pada laporan posisi keuangan merupakan defisit atau surplus aktual
dalam program imbalan pasti Bank. Surplus yang dihasilkan dari perhitungan ini terbatas pada nilai kini
manfaat ekonomik yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana program dan pengurangan iuran
masa depan ke program.
Liabilitas untuk pesangon diakui pada lebih awal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan
tersebut dan ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi terkait.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Bank memberikan penghargaan masa kerja kepada karyawan yang memenuhi persyaratan.
Perhitungan imbalan kerja jangka panjang lainnya ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit
Credit. Jumlah diakui sebagai provisi untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya di laporan posisi keuangan
adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti.
dd. Pajak Penghasilan
Pajak saat terutang berdasarkan laba kena pajak untuk satu tahun. Laba kena pajak berbeda dari laba sebelum
pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos
pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak
pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan
keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak
tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya
diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24
kena pajak akan tersedia sehingga peredaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan
tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal (bukan kombinasi bisnis) dari aset dan
liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi. Selain itu, liabilitas
pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal goodwill.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku
dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang
telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara
Bank ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset
dan liabilitasnya.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah
tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk
mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali sepanjang
pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba rugi (baik dalam
pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar
laba rugi atau yang timbul dari akuntansi awal atau kombinasi bisnis. Dalam kasus kombinasi bisnis, pengaruh
pajak termasuk dalam akuntansi kombinasi bisnis.
ee. Laba (Rugi) per Saham
Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Laba (rugi) per saham dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari
semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
ff. Segmen Operasi
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Bank yang secara regular
direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai
kinerja segmen operasi.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
b) Yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c) Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan
penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
3. PERTIMBANGAN KRITISI AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Bank, yang dijelaskan dalam Catatan 3, manajemen diwajibkan untuk
membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari
sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang
dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.
Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam
periode yang estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi
dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.
Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi
Di bawah ini adalah pertimbangan kritisi, selain dari estimasi yang telah diatur, dimana manajemen telah membuat
suatu proses penerapan kebijakan akuntansi Bank dan memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang
diakui dalam laporan keuangan.
Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Klasifikasi atas aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memerlukan pertimbangan yang signifikan. Dalam
membuat pertimbangan tersebut, Bank mengevaluasi tujuan dan kemampuan untuk memiliki suatu investasi
hingga jatuh tempo. Jika Bank tidak dapat menjaga investasinya hingga jatuh tempo selain dalam kondisi
tertentu - contohnya, menjual sekuritas dengan nilai tidak signifikan pada waktu yang mendekati jatuh tempo - hal
ini mengharuskan reklasifikasi seluruh portofolio menjadi investasi tersedia untuk dijual. Investasi tersebut
selanjutnya akan diukur pada nilai wajar dan bukan pada biaya perolehan diamortisasi.Jumlah tercatat atas
sekuritas dimiliki hingga jatuh tempo diuangkapkan dalam Catatan 8.
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode
pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset
dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.
Rugi penurunan nilai aset keuangan
Bank menilai penurunan nilai aset keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi
penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti obyektif
bahwa kerugian telah terjadi. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti obyektif
terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang
dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran
debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang.
Cadangan kerugian penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam
portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk
aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada
dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan.
Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas
masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian
aktualnya.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
Bank melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dalam dua cara, yaitu:
a. Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset
keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal
laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi
terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset
keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas
keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur
beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan
banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai
agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak
mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi
tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan
keuangan.
b. Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak
memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun
belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian penurunan
nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan
dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of
default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian
yang dapat menyebabkan kerugian aktual aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan
kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga
dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran.
Manfaat Karyawan
Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam
menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan
gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Bank diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan
akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun
asumsi Bank dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan
signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca
kerja Bank.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Masa manfaat setiap aset tetap Bank ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut.
Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat
setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya
karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun
terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan
di atas.
Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan
nilai tercatat aset tersebut.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27
Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 14.
4. KAS
Saldo Kas terdiri atas :
30-Jun-17 31-Dec-16
Rupiah 190.957 141.973
Dollar Amerika Serikat 3.089 2.358
Dollar Singapura 2.577 644
Jumlah 196.623 144.975
Saldo kas termasuk uang pada mesin ATM (Automated Teller Machines) sejumlah Rp 33.353 dan Rp 31.596
masing-masing pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
5. GIRO PADA BANK INDONESIA
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Rupiah 577.213 86% 593.233 78%
Dollar Amerika Serikat 93.292 14% 168.406 22%
670.505 100% 761.639 100%
30-Jun-17 31-Dec-16
Sesuai dengan perubahan SE BI No. 19/06/PBI/2017 tanggal 17 April 2017 yang berlaku efektif sejak 18 April
2017 atas Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013, tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada
Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro
minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah terdiri dari GWM
Primer ditetapkan sebesar 6,5% dan GWM Sekunder ditetapkan sebesar 4%, serta GWM Loan to Funding Rate
(LFR) sebesar hasil perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih
antara LFR bank dan LFR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) bank dan KPMM Insentif. GWM dalam Dollar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 8%.
Rasio GWM Bank adalah sebagai berikut:
30-Jun-17 31-Dec-16
GWM Primer
Rupiah 6,56% 7,15%
Dolar Amerika Serikat 9,25% 8,79%
GWM Sekunder
Rupiah 14,89% 14,64%
GWM LFR 0,00% 0,43%
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, Bank telah memenuhi GWM yang harus disediakan sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia.
6. GIRO PADA BANK LAIN
Rincian giro pada bank lain berdasarkan pihak dimana bank menempatkan dananya dan jenis mata uang adalah
sebagai berikut :
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28
Pihak Ketiga 30-Jun-17 31-Dec-16
Rupiah:
Bank Central Asia 13.830 20.235
Standard Chartered Bank 3.659 28
Bank Mandiri 46 47
Bank International Indonesia 5 -
Bank CIMB Niaga Tbk 1 1
Bank Maybank Indonesia - 18
17.541 20.329
Dollar Amerika Serikat:
Standard Chartered Bank, New York 68.328 219.160
Bank Mandiri, Jakarta 66.731 22.088
Bank Central Asia, Jakarta 14.554 19.500
Cash Collateral Standard Chartered Bank 6.664 -
Standard Chartered Bank, Jakarta 2 2
Dollar Singapura:
United Overseas Bank Singapore 3.817 5.616
Euro:
Standard Chartered Bank, Frankfrut 1.658 2.471
Dollar Hongkong:
Standard Chartered Bank, Hongkong 1.588 1.325
Dollar Australia :
Commonwealth Bank, Sydney 1.031 1.723
Yen Jepang:
Stanchart Bank Tokyo 522 -
Wells Fargo Bank Tokyo - 256
164.895 272.141
Jumlah Giro Pada Bank Lain 182.436 292.470
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :
30-Jun-17 31-Dec-16
Rupiah 0,06% 0,06%
Valuta Asing 0,31% 0,33%
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, tidak terdapat giro pada Bank lain yang dijadikan agunan oleh
Bank.
Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh
giro pada Bank lain dapat ditagih.
7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29
Jangka waktu Tingkat bunga
efektif rata-rata
per tahun
Jumlah Jangka waktu Tingkat bunga
efektif rata-rata
per tahun
Jumlah
Pihak ketiga
Rupiah
Call money 11 - 14 hari 5,34% 480.000 3-14 hari 6,47% 470.000
Fasililtas Simpanan Bank Indonesia 0 - 3 hari 4,00% 270.940 3 hari 4,00% 589.869
Sertifikat Deposito 0 - 370 hari 7,38% 91.786 184-370 hari 7,10% 96.883
Sertifikat Deposito Bank Indonesia 181 - 183 hari 5,85% 345.314 56-91 hari 5,55% 199.412
Sertifikat Bank Indonesia 0,00% - 273 hari 6,40% 49.041
Sub jumlah 1.188.040 1.405.205
Valas
Call money 14 - 30 hari 1,21% 113.284 4-7 hari 0,69% 175.143
Term deposit Bank Indonesia 0,00% - 4 hari 0,77% 404.175
Lainnya 0 - 11 hari 1,14% 666.375
Sub jumlah 779.659 579.318
Jumlah Penempatan pada
Bank Indonesia dan Bank Lain 1.967.699 1.984.523
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan pihak dimana Bank menempatkan dananya
adalah sebagai berikut:
30-Jun-17 31-Dec-16
Pihak ketiga
Rupiah
Bank Indonesia 616.254 838.322
Bank OCBC NISP 100.000 100.000
Bank CIMB Niaga 100.000 -
Bank Negara Indonesia 91.786 -
Bank Permata 80.000 -
Bank Nationalnobu 50.000 20.000
Rabobank International Indonesia 50.000 -
Bank Eksekutif internasional 50.000 -
BPD Kalimantan Selatan 50.000 -
BPD Riau - 100.000
BPD Banten - 50.000
BPD Sulawesi Tenggara - 30.000
Bank Negara Indonesia - 47.423
Bank of Tokyo Mitsubishi - 49.460
Bank Victoria International - 100.000
BPD Jabar dan Banten - 70.000
Jumlah 1.188.040 1.405.205
Valuta Asing
Bank Indonesia 666.375 404.175
Bank Mizuho, Indonesia 66.638 67.363
Bank ICBC Indonesia 46.646 -
Bank Bukopin - 67.363
Bank Chinatrust, Indonesia - 40.417
779.659 579.318
Jumlah Bersih 1.967.699 1.984.523
Penempatan pada bank lain pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 ditempatkan pada pihak ketiga
dan dikelompokkan sebagai lancar.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30
Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh
penempatan pada bank lain dapat ditagih.
8. EFEK-EFEK
Rincian efek-efek berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
30-Jun-17 31-Dec-16
Pihak ketiga
Rupiah 1.114.425 1.375.817
Jumlah efek-efek 1.114.425 1.375.817
Berdasarkan jenis dan tujuan investasi, efek-efek adalah sebagai berikut:
30-Jun-17 31-Dec-16
Pihak ketiga
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi Pemerintah Indonesia 476.251 476.251
Jumlah efek dimiliki hingga jatuh tempo 476.251 476.251
Tersedia untuk dijual
Obligasi Pemerintah Indonesia 363.492 437.825
Obligasi lainnya 66.340 349.597
Reksadana 81.572 50.223
Surat utang jangka menengah 10.732 30.000
Jumlah efek tersedia untuk dijual 522.136 867.645
Diperdagangkan
Obligasi Pemerintah Indonesia 114.244 31.921
Obligasi Republik Indonesia (ORI) 1.794 -
Obligasi lainnya - -
Jumlah efek diperdagangkan 116.038 31.921
Jumlah efek-efek 1.114.425 1.375.817
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun untuk efek-efek adalah sebagai berikut :
30-Jun-17 31-Dec-16
Rupiah
Sertifikat Deposito Bank Indonesia 5,85% -
Obligasi Pemerintah Indonesia 7,31% 5,93%
Obligasi lainnya 4,51% 8,34%
Surat utang jangka menengah 11,75% 11,75%
Jangka waktu efek sejak tanggal pembelian hingga tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
30-Jun-17 31-Dec-16
Rupiah
Sertifikat Deposito Bank Indonesia 1 bulan - 5 bulan -
Obligasi Pemerintah Indonesia 8 bulan - 25 tahun 2 bulan - 28 tahun
Obligasi lainnya 2 bulan - 54 bulan 37 - 64 bulan
Surat utang jangka menengah 2 tahun 2 tahun
Rincian efek-efek berdasarkan penerbit dan peringkat obligasi berdasarkan beberapa perusahaan pemeringkat
pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31
Rp Juta Peringkat Rp Juta Peringkat
Rupiah
Obligasi
Pemerintah Republik Indonesia 955.782 idBBB- 945.997 idBBB-
Perusahaan Lainnya
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia - - 105.167 idAAA
PT Sarana Multi Infrastruktur - - 50.050 idAAA
PT Bank Mandiri 35.061 idAAA 27.027 idAAA
PT Sarana Multigriya Finance - - 79.765 idAA+
PT Surya Artha Nusantara 1.010 idAA- 53.530 idAA-
PT Aneka Tambang 11.000 idBBB+ 11.000 idBBB+
PT Indonesia Infrastruktur Finance - - 23.058 idAAA
Reksadana
Danareksa Seruni Pasar Uang II 81.572 50.223
Surat utang jangka menengah
PT Perkebunan Nusantara II 30.000 30.000 idAAA
Jumlah Efek-efek 1.114.425 1.375.817
31-Dec-1630-Jun-17
Efek-efek telah diperingkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Rating Indonesia.
9. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF
Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan
swap untuk tujuan trading.
Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul dari potensi perubahan nilai akibat fluktuasi kurs mata uang asing,
sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Bank.
Rincian tagihan dan liabilitas derivatif pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tagihan Liabilitas Tagihan Liabilitas
Forward 13.818 2.553 2.178 384
Spot 102 217 189 159
Swap - - 2.475 3.033
13.920 2.770 4.842 3.576
31-Dec-1630-Jun-17
Tagihan derivatif pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 merupakan transaksi pada pihak ketiga dan
dikelompokkan sebagai lancar.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32
10. KREDIT YANG DIBERIKAN
Kredit memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank terpapar resioko suku bunga atas nilai
wajar (fair value interest rate risk) dan resiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk)
a. Kredit yang diberikan menurut jenisnya adalah sebagai berikut :
Berelasi Pihak Ketiga Jumlah Berelasi Pihak Ketiga Jumlah
Rupiah
Modal Kerja 90.462 2.987.907 3.078.369 43.437 3.661.895 3.705.332
Konsumsi 7.212 1.970.071 1.977.283 7.924 1.584.899 1.592.823
Investasi - 1.297.222 1.297.222 1.132.564 1.132.564
Pinjaman Sindikasi 35.507 831.755 867.262 35.597 1.026.262 1.061.859
Pinjaman Karyawan 13.947 27.285 41.232 15.171 25.689 40.860
Jumlah 147.128 7.114.240 7.261.368 102.129 7.431.309 7.533.438
Valuta Asing
Modal Kerja - 249.128 249.128 - 363.840 363.840
Investasi - 66.003 66.003 - 97.038 97.038
Jumlah - 315.131 315.131 - 460.878 460.878
Jumlah Kredit 147.128 7.429.371 7.576.499 102.129 7.892.187 7.994.316
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (61.925) (52.521)
Kredit Bersih 7.514.574 7.941.795
Hubungan Hubungan
31-Dec-1630-Jun-17
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk kredit yang diberikan pada tanggal
30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 telah memadai.
b. Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut :
30-Jun-17 31-Dec-16
Rupiah
Jasa-jasa dunia usaha 2.615.392 2.569.640
Perdagangan, restoran dan hotel 753.349 818.520
Perindustrian 637.484 771.549
Konstruksi 209.131 386.254
Angkutan, gudang dan komunikasi 103.031 223.078
Listrik, gas dan air 42.196 50.278
Jasa sosial/masyarakat 23.817 26.855
Pertambangan 23.299 19.858
Pertanian dan perhutanan 2.405 2.555
Lainnya 2.851.264 2.664.851
Jumlah - Rupiah 7.261.368 7.533.438
Valuta asing
Perindustrian 243.920 306.313
Angkutan, gudang dan komunikasi 57.535 65.217
Jasa-jasa dunia usaha 12.969 22.864
Listrik, gas dan air 707 911
Perdagangan, restoran dan hotel - 1.957
Konstruksi - 33.623
Jasa sosial/masyarakat - 14.331
Pertambangan - 15.662
Jumlah - Valuta asing 315.131 460.878
Jumlah 7.576.499 7.994.316
Cadangan kerugian penurunan nilai (61.925) (52.521)
Jumlah Kredit - Bersih 7.514.574 7.941.795
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33
Sektor ekonomi lain-lain terdiri dari perikanan, pertambangan, penyediaan akomodasi, listrik, gas dan air,
transportasi, perantara keuangan, real estate dan rumah tangga.
c. Kredit yang diberikan berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut :
Jangan waktu pinjaman diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman dalam perjanjian kredit adalah sebagai
berikut:
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
≤ 1 tahun 1.709.407 202.244 1.911.651 1.297.603 131.356 1.428.959
1-2 tahun 399.762 1.064 400.826 897.651 79.292 976.943
2-5 tahun 2.796.900 49.273 2.846.173 3.014.775 53.919 3.068.694
> 5 tahun 2.355.299 62.550 2.417.849 2.323.409 196.311 2.519.720
Jumlah Kredit 7.261.368 315.131 7.576.499 7.533.438 460.878 7.994.316
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (61.925) (52.521)
Kredit Bersih 7.514.574 7.941.795
31-Dec-1630-Jun-17
d. Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :
30-Jun-17 31-Dec-16
Rupiah
Investasi 19,40% 19,31%
Modal Kerja 14,13% 13,93%
Konsumsi 13,60% 13,49%
Kartu kredit 32,83% 33,55%
Pinjaman sindikasi 12,80% 12,76%
Dollar Amerika
Investasi 7,04% 7,03%
Modal Kerja 7,08% 7,02%
Dollar Singapore
Modal Kerja 6,90% 6,90%
e. Keikut sertaan Bank sebagai anggota sindikasi dengan persentase penyertaan berkisar antara 8% sampai 50%
dan 4% sampai 50% masing-masing pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
f. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan
keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui
pemotongan gaji setiap bulan.
g. Kredit kepada pihak berelasi kecuali kredit yang diberikan kepada karyawan diberikan dengan persyaratan dan
kondisi yang sama dengan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga.
h. Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap kredit yang diberikan adalah sebesar 0,50% dan 0,59% masing-
masing pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
i. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, rincian kredit yang direstrukturisasi menurut jenis pinjaman
sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34
30-Jun-17 31-Dec-16
Rupiah
Kredit modal kerja 396.638 510.052
Kredit investasi 131.259 136.387
Pinjaman sindikasi 35.507 35.597
Kredit konsumsi 1.467 1.296
Jumlah - rupiah 564.871 683.332
Valuta asing
Kredit modal kerja 42.113 55.105
Kredit investasi - 1.495
Jumlah - valuta asing 42.113 56.600
Jumlah kredit 606.984 739.932
j. Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 berdasarkan klasifikasi
kolektibilitas:
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
Lancar 6.176.211 254.575 6.430.786 6.554.390 459.966 7.014.356
Dalam Perhatian Khusus 747.019 60.556 807.575 757.759 911 758.670
Kurang Lancar 46.295 - 46.295 12.286 - 12.286
Diragukan 36.784 - 36.784 23.546 - 23.546
Macet 255.059 - 255.059 185.458 - 185.458
7.261.368 315.131 7.576.499 7.533.439 460.877 7.994.317
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (61.925) (52.521)
Kredit Bersih 7.514.574 7.941.796
31-Dec-1630-Jun-17
Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2017 dan
31 Desember 2016 tidak terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK.
k. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah
sebagai berikut:
Kredit
bermasalah
Penyisihan
penurunan nilai
Kredit
bermasalah
Penyisihan
penurunan nilai
Rupiah
Perdagangan, restoran dan hotel 103.535 17.820 109.805 10.295
Jasa-jasa dunia usaha 47.200 5.338 15.092 2.172
Listrik, gas dan air 41.352 5 - -
Perindustrian 25.680 7.005 21.202 6.385
Konstruksi 14.687 522 6.543 696
Jasa sosial/masyarakat 14.170 1.362 10.686 1.050
Angkutan, gudang dan komunikasi 4.932 1.978 5.183 1.962
Pertanian dan perhutanan 2.090 570 1.675 561
Lainnya 84.492 10.506 51.104 7.824
Jumlah 338.138 45.106 221.290 30.945
31-Dec-1630-Jun-17
l. Rasio non-performing loan (NPL) yang dihitung berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP
tanggal 16 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
30-Jun-17 31-Dec-16
Rasio NPL
NPL Gross 4,47% 2,77%
NPL Net 3,87% 2,38%
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35
11. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI
a. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan mata uang
30/06/2017 31/12/2016 30/06/2017 31/12/2016
Bukan bank - Pihak ketiga
Rupiah - - - -
Mata uang asing 4.341 89.276 4.341 89.276
Jumlah 4.341 89.276 4.341 89.276
Cadangan kerugian
Penurunan nilai - - - -
Jumlah 4.341 89.276 4.341 89.276
Liabilitas AkseptasiTagihan Akseptasi
Tagihan akseptasi pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 dikelompokkan sebagai lancar.
b. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan jatuh tempo
30/06/2017 31/12/2016 30/06/2017 31/12/2016
Lebih dari 1 s/d 3 bulan - - - -
Lebih dari 3 s/d 6 bulan 4.341 89.276 4.341 89.276
4.341 89.276 4.341 89.276
Cadangan kerugian
Penurunan nilai - - - -
Jumlah 4.341 89.276 4.341 89.276
Liabilitas AkseptasiTagihan Akseptasi
12. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
30-Jun-17 31-Dec-16
Akuisisi kartu kredit 80.482 53.933
Sewa dibayar dimuka 30.929 35.892
Beban promosi dibayar dimuka 4.414 1.428
Asuransi dibayar dimuka 345 270
Lainnya 17.863 6.909
134.033 98.432
Biaya dibayar dimuka lainnya terdiri atas premi LPS, pemeliharaan dan promosi tabungan MNC
13. ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL
30-Jun-17 31-Dec-16
Aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual - 2.407
- 2.407
Pada tanggal 30 Juni 2017, Bank telah menjual tanah dan bangunan yang sebelumnya digunakan dalam
operasional Bank.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
14. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari :
Aset tetap 1-Jan-17 30-Jun-17
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Tanah - - - - -
Bangunan dan
prasarana kantor 73.443 784 2.096 1.475 73.606
Kendaraan bermotor 3.322 - - - 3.322
Perabotan Kantor 17.576 914 1.117 86 17.459
Peralatan Kantor 17.338 1.253 585 141 18.147
Perangkat Keras Komputer 31.125 1.888 347 460 33.126
Aset tetap dalam
penyelesaian 700 1.507 - (2.162) 45
Jumlah 143.504 6.346 4.145 - 145.705
Akumulasi penyusutan :
Bangunan dan prasarana
kantor 44.901 3.658 2.068 - 46.491
Kendaraan Bermotor 1.797 247 - - 2.044
Perabotan Kantor 9.578 1.043 1.107 - 9.514
Peralatan Kantor 11.384 814 576 - 11.622
Perangkat Keras Komputer 21.693 1.667 347 23.013
Jumlah 89.353 7.429 4.098 - 92.684
Nilai Aset Tetap 54.151 53.021
Aset tetap 1-Jan-16 31-Dec-16
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Tanah 2.403 - - (2.403) -
Bangunan dan
prasarana kantor 65.569 7.506 1.860 2.228 73.443
Kendaraan bermotor 3.778 - 456 - 3.322
Perabotan Kantor 17.140 1.969 1.665 132 17.576
Peralatan Kantor 14.692 3.436 1.667 877 17.338
Perangkat Keras Komputer 29.591 2.977 1.465 22 31.125
Aset tetap dalam
penyelesaian 494 3.562 - (3.356) 700
Jumlah 133.667 19.450 7.113 (2.500) 143.504
Akumulasi penyusutan :
Bangunan dan prasarana
kantor 40.451 6.394 1.851 (93) 44.901
Kendaraan Bermotor 1.753 500 456 - 1.797
Perabotan Kantor 9.503 1.739 1.664 - 9.578
Peralatan Kantor 11.941 1.102 1.659 - 11.384
Perangkat Keras Komputer 19.978 3.177 1.462 - 21.693
Jumlah 83.626 12.912 7.092 (93) 89.353
Nilai Aset Tetap 50.041 54.151
Rincian dan tingkat penyelesaian aset tetap dalam penyelesaian per 30 Juni 2017 sebagai berikut:
Renovasi ruangan divisi Card Centre dengan tingkat penyelesaian sebesar 20% 45
Pada tanggal 30 Juni 2017, tidak terdapat proyek yang mengalami hambatan yang siginifikan dalam
penyelesainnya. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat semua aset tetap masih lebih rendah dari pada nilai
yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak diperlukan penurunan nilai aset tetap.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37
Aset tetap dalam penyelesaian merupakan prasarana kantor dan peralatan kantor yang diperkirakan akan selesai
pada tahun 2017.
Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT
MNC Insurance, pihak berelasi dan PT Asuransi Bumiputeramuda 1967 dengan jumlah pertanggungan sebesar
Rp 73.697 juta pada tanggal 30 Juni 2017. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup
untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
15. ASET PAJAK TANGGUHAN
Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Bank adalah sebagai berikut:
30-Jun-17 31-Dec-16
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Cadangan kerugian penurunan nilai kredit (12.580) (12.580)
Penyusutan aset tetap 2.832 2.832
Liabilitas imbalan paca kerja 11.999 11.999
Cadangan kerugian aset keuangan selain
kredit yang diberikan 2.295 2.295
Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi
atas perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual (816) 2.121
Lainnya 18.657 1.545
Rugi fiskal 50.863 50.863
73.250 59.075
16. ASET TIDAK BERWUJUD
Aset Tidak Berwujud 1-Jan-17 30-Jun-17
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer 85.106 1.077 - 4.910 91.093
Aset Tidak berwujud
dalam penyelesaian 3.274 2.584 (4.910) 948
Sub Jumlah 88.380 3.661 - - 92.041
Akumulasi Amortisasi
Perangkat Lunak Komputer 69.053 3.023 - - 72.076
Sub Jumlah 69.053 3.023 - - 72.076
Jumlah Tercatat 19.327 19.965
Aset Tidak Berwujud 1-Jan-16 31-Dec-16
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer 74.769 9.547 - 790 85.106
Aset Tidak berwujud
dalam penyelesaian 1.065 2.999 - (790) 3.274
Sub Jumlah 75.834 12.546 - - 88.380
Akumulasi Amortisasi
Perangkat Lunak Komputer 64.901 4.152 - - 69.053
Sub Jumlah 64.901 4.152 - - 69.053
Jumlah Tercatat 10.933 8.394 - - 19.327
Rincian dan tingkat penyelesaian aset tidak berwujud dalam penyelesaian per 30 Juni 2017 sebagai berikut:
Enchancement sistem software dengan tingkat penyelesaian sebesar 40% 948
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38
17. ASET LAIN-LAIN
Aset lain-lain terdiri dari :
30-Jun-17 31-Dec-16
AYDA 130.393 68.202
Pendapatan yang masih akan diterima 74.323 68.531
Setoran Jaminan 14.122 21.765
Biaya yang ditangguhkan 48.716 34.569
Tagihan Restitusi Pajak 8.892 8.892
Lainnya 60.134 36.038
Sub Jumlah 336.580 237.997
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Aset Non Keuangan (9.177) (9.177)
Jumlah 327.403 228.820
Agunan yang diambil alih untuk periode Juni 2017 dan Desember 2016 masing masing sebesar Rp. 130.393 dan
Rp. 68.202.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal
30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 telah memadai.
18. LIABILITAS SEGERA
Liabilitas segera terdiri dari :
30-Jun-17 31-Dec-16
Transfer dana dalam proses 3.625 7.184
Titipan dana kliring 2.937 6.332
Titipan nasabah 2.281 10
Titipan Pajak Bumi dan bangunan 243 243
Lain-lain 83.197 18.249
Jumlah 92.283 32.018
19. SIMPANAN
Simpanan terdiri dari :
Berelasi Ketiga Jumlah Berelasi Ketiga Jumlah
Giro 297.805 621.470 919.275 403.350 571.392 974.742
Tabungan 44.375 653.079 697.454 42.712 605.074 647.786
Deposito Berjangka 492.515 7.317.388 7.809.903 382.980 8.333.899 8.716.879
Jumlah 834.695 8.591.937 9.426.632 829.042 9.510.365 10.339.407
31-Dec-1630-Jun-17
Hubungan Hubungan
30-Jun-17 31-Dec-16
Simpanan
Giro 919.275 974.742
Tabungan 697.454 647.786
Deposito Berjangka 7.809.903 8.716.879
Jumlah 9.426.632 10.339.407
Beban bunga yang
masih harus dibayar (Catatan 24)
Deposito Berjangka 28.072 32.304
Jumlah 9.454.704 10.371.711
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39
a. Giro
Giro terdiri dari :
30-Jun-17 31-Dec-16
Pihak berelasi
Rupiah 231.500 373.822
Dollar Amerika Serikat 66.264 29.513
Lainnya 41 15
Sub jumlah 297.805 403.350
Pihak ketiga
Rupiah 504.190 483.276
Dollar Amerika Serikat 110.143 79.318
Dollar Singapura 3.991 3.882
Euro 1.698 2.649
Lainnya 1.448 2.267
Sub jumlah 621.470 571.392
Jumlah 919.275 974.742
30-Jun-17 31-Dec-16
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:
Rupiah 2,05% 2,79%
Valas 0,96% 0,79%
Jumlah giro yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016
masing-masing sebesar Rp 25.350 dan Rp 28.392.
b. Tabungan
Tabungan terdiri dari :
30-Jun-17 31-Dec-16
Tabungan MNC 464.096 421.663
Tabungan MNC Bisnis 54.818 13.537
Tabungan Rencana MNC 24.373 28.196
Tabungan MNC Junior 22.672 23.611
Tabungan Program Hadiah 12.244 10.864
Tabungan MNC Bunga Khusus 2.357 65.836
Tabunganku 7.854 8.200
Lainnya 109.040 75.879 Total Tabungan 697.454 647.786
30-Jun-17 31-Dec-16
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:
Rupiah 2,54% 4,00%
Jumlah tabungan yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016
masing-masing sebesar Rp 152.097 dan Rp 133.057.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40
c. Deposito
Deposito terdiri dari :
30-Jun-17 31-Dec-16
Pihak berelasi
Rupiah 474.522 378.383
Dollar Amerika Serikat 17.993 4.597
Sub jumlah 492.515 382.980
Pihak ketiga
Rupiah 6.552.731 6.516.934
Dollar Amerika Serikat 762.206 1.814.523
Lainnya 2.451 2.442
Sub jumlah 7.317.388 8.333.899
Jumlah 7.809.903 8.716.879
30-Jun-17 31-Dec-16
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:
Rupiah 7,15% 8,21%
Valuta asing 1,66% 2,00%
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan periode adalah sebagai berikut :
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
1 bulan 1.155.870 44.866 1.200.736 1.356.273 176.220 1.532.493
3 bulan 1.601.329 298.636 1.899.965 1.879.857 1.055.110 2.934.967
6 bulan 1.147.190 18.303 1.165.493 1.067.939 151.271 1.219.210
12 bulan 1.577.851 227.833 1.805.684 1.173.531 121.613 1.295.144
Lebih dari 12 bulan 1.545.013 193.012 1.738.025 1.417.717 317.348 1.735.065
Jumlah 7.027.253 782.650 7.809.903 6.895.317 1.821.562 8.716.879
31-Dec-1630-Jun-17
Jumlah deposito yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016
masing-masing sebesar Rp 157.129 dan Rp 232.609.
20. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Simpanan dari bank lain memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank terpapar risiko suku
bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate
risk).
Simpanan dari bank lain terdiri :
30-Jun-17 31-Dec-16
Pihak ketiga
Giro 164.274 287.417
Tabungan 129.612 53.893
Deposito Berjangka 8.903 51.006
Interbank Call Money 100.000 115.000
Jumlah 402.789 507.316
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :
30-Jun-17 31-Dec-16
Giro 2,41% 2,13%
Tabungan 2,58% 2,30%
Deposito Berjangka 5,21% 5,41%
Interbank Call Money 5,55% 5,87%
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41
Deposito Berjangka
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan periode adalah sebagai berikut:
30-Jun-17 31-Dec-16
1 bulan - 7.500
3 bulan - 9.053
6 bulan 4.500 3.500
12 bulan - 18.275
Lebih dari12 bulan 4.403 12.678
Jumlah 8.903 51.006
Call Money
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 jangka waktu call money rupiah masing-masing 4 sampai
dengan 7 hari.
21. LIABILITAS ATAS EFEK EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali terdiri dari:
Beban bunga yang
Tanggal jatuh belum diamortisasi/
Jangka waktu/ Rate Tanggal mulai/ tempo/ Nilai nominal/ Unamortized Nilai bersih/
Jenis/Type Term % Starting date Due date Nominal value interest expense Net value
Rp Juta Rp Juta Rp Juta
FR0061 30 hari 6,00% 07-Jun-17 07-Jul-17 91.674 92 91.582
IDSD040817182S 30 hari 6,00% 07-Jun-17 07-Jul-17 89.602 89 89.513
IDSD310817181S 30 hari 6,00% 07-Jun-17 07-Jul-17 89.207 89 89.118
IDSD241117182S 14 hari 6,10% 21-Jun-17 05-Jul-17 87.963 59 87.904
358.117
30/06/2017
Total
Beban bunga yang
Tanggal jatuh belum diamortisasi/
Jangka waktu/ Rate Tanggal mulai/ tempo/ Nilai nominal/ Unamortized Nilai bersih/
Jenis/Type Term % Starting date Due date Nominal value interest expense Net value
Rp Juta Rp Juta Rp Juta
IDSD06011791C 7 hari 7,00% 27-Des-16 03-Jan-17 89.976 35 89.941
89.941
31/12/2016
Total
22. UTANG PAJAK
Hutang pajak, terdiri dari:
30-Jun-17 31-Dec-16
Pajak Penghasilan
Pasal 21 4.628 1.322
Pasal 23/26 304 829
Pasal 4 ayat 2 11.379 10.309
Pajak Pertambahan Nilai 347 267
Jumlah 16.658 12.727
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42
23. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Bank menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi
persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji kotor karyawan, sebesar 2% yang ditanggung oleh
karyawan dan antara 3,5% sampai 10% ditanggung oleh Bank. Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife
Indonesia. Bagian iuran ditanggung oleh Bank dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya.
Bank memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana
pensiun iuran pasti di atas.
Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU
Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, Bank melakukan
penyisihan untuk taksiran kewajiban manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program
dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang
dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja untuk dibayarkan kepada
karyawan.
Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 55 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi
persyaratan manfaat diatas adalah 827 dan 889 karyawan masing masing pada tahun 30 Juni 2017 dan 31
Desember 2016.
Rincian liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut :
30-Jun-17 31-Dec-16
Saldo Awal Tahun 47.997 37.331
Beban Tahun Berjalan 10.486 16.717
Pembayaran Manfaat (6.776) (6.051)
Jumlah 51.707 47.997
24. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Beban yang masih harus dibayar terdiri dari :
30-Jun-17 31-Dec-16
Bunga yang masih harus dibayar
Simpanan 28.072 32.304
Simpanan dari Bank lain 173 60
Sub Jumlah 28.245 32.364
Beban yang masih harus dibayar
Tunjangan karyawan 13.426 17.887
Jasa Pihak Ketiga 11.480 4.720
Lainnya 32.583 9.394
Sub Jumlah 57.489 32.001
Jumlah 85.734 64.365
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43
25. LIABILITAS LAIN-LAIN
30-Jun-17 31-Dec-16
Pendapatan diterima dimuka 6.984 6.468
Setoran jaminan 888 1.127
Lainnya 5.499 2.926
Jumlah 13.371 10.521
Pendapatan diterima di muka
Merupakan pendapatan diterima dimuka atas kredit yang diberikan dan pendapatan sewa diterima di muka atas
agunan yang diambil alih.
Setoran jaminan
Merupakan setoran jaminan yang diterima dari pelanggan untuk keperluan transaksi luar negeri, bank garansi dan
safe deposit box.
26. MODAL SAHAM
Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Bank pada tanggal 30 Juni 2017 dan
31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Jumlah SahamPersentase
Kepemilikan
Jumlah Modal
Disetor
PT MNC Kapital Indonesia Tbk 8.129.678.241 39,50% 812.968
Marco Prince Corp 2.654.374.881 12,90% 265.437
RBC/Singapore Client A/C 1.909.537.680 9,28% 190.954
Masyarakat (masing-masing
di bawah 5%) 7.887.874.445 38,32% 788.788
Jumlah 20.581.465.247 100,00% 2.058.147
Modal ditempatkan dan disetor penuh adalah saham biasa yang memberikan hak satu suara per saham dan
berpartisipasi dalam dividen.
27. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Agio saham merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas (right
issue) dan pelaksanaan waran dengan perincian sebagai berikut :
Saldo 01 Januari 2015 6.360
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan penawaran terbatas IV kepada
masyarakat (2.805)
Saldo 31 Desember 2015 3.555
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan penawaran terbatas V kepada (2.835)
masyarakat
Saldo 31 Desember 2016 dan 30 Juni 2017 720
28. PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
30-Jun-17 31-Dec-16
Perubahan nilai wajar efek tersedia 2.450 (6.363)
untuk dijual
Pengukuran kembali atas kewajiban (357) (357)
imbalan pasti
Jumlah rugi komprehensif lain 2.093 (6.720)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44
29. PENDAPATAN BUNGA
30-Jun-17 30-Jun-16
Rupiah
Kredit yang diberikan 447.099 401.196
Efek-efek 43.600 42.523
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 19.983 33.798
Giro pada bank lain 5.768 -
Sub jumlah 516.450 477.517
Mata uang asing
Kredit yang diberikan 10.812 22.186
Efek-efek 2.873 3.729
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 3.163 899
Giro pada bank lain 295 345
Sub jumlah 17.143 27.159
Jumlah 533.593 504.676
30-Jun-17 30-Jun-16
Pendapatan bunga kredit dari pihak berelasi
Kredit 5.103 3.123
30. BEBAN BUNGA
31. PROVISI DAN KOMISI SELAIN KREDIT - BERSIH
Provisi dan komisi selain kredit terdiri dari :
30-Jun-17 30-Jun-16
Kartu Kredit 8.518 2.401
Komisi ATM Bersama 3.325 412
Asuransi 2.055 1.248
Kiriman Uang 1.168 2.746
Lainnya Bersih 823 1.518
Jumlah 15.889 8.325
32. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
30-Jun-17 30-Jun-16
Pendapatan administrasi 10.271 9.845
Pendapatan denda keterlambatan pembayaran kredit 9.776 6.682
Lainnya 4.580 4.800
Jumlah 24.627 21.327
30-Jun-17 30-Jun-16
Rupiah
Simpanan 300.404 304.081
Simpanan dari bank lain 14.816 18.590
Lainnya 7.973 2.177
Sub jumlah 323.193 324.848
Mata uang asing
Simpanan 11.291 16.093
Sub jumlah 11.291 16.093
Jumlah 334.484 340.941
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45
33. BEBAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN
30-Jun-17 30-Jun-16
Kredit yang diberikan 87.060 10.878
AYDA - 2.000
Jumlah 87.060 12.878
34. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
30-Jun-17 30-Jun-16
Keanggotaan kartu kredit 21.498 3.536
Data komunikasi dan sewa komputer 21.014 16.824
Biaya sewa gedung dan pemeliharaan 20.679 19.476
Penyusutan dan amortisasi 11.581 8.258
Promosi dan iklan 10.599 3.818
Transportasi dan sewa kendaraan 8.998 7.520
Keamanan 4.228 3.958
Listrik dan air 3.626 3.952
Jasa tenaga ahli 2.378 6.514
Outsourching 2.000 2.483
Cetak dan alat tulis 1.999 1.664
Pemeliharaan dan perbaikan 1.963 1.348
Telepon, teleks dan fax 1.423 1.275
Asuransi 450 900
Perjalanan dinas 340 432
Lainnya 7.242 6.384
Jumlah 120.018 88.342
35. BEBAN TENAGA KERJA
30-Jun-17 30-Jun-16
Gaji 80.328 64.882
Tunjangan 22.068 21.779
Honorarium dan bonus 2.936 5.769
Beban pelatihan karyawan 1.169 2.214
Lainnya 1.093 (30)
Jumlah 107.594 94.614
Rincian gaji dan tunjangan atas kelompok direksi, dewan komisaris, komite audit dan pejabat eksekutif adalah
sebagai berikut:
Jumlah
Pejabat
Gaji dan
TunjanganBeban Manfaat
Karyawan
Jumlah
Dewan Komisaris 3 1.082 - 1.082
Direksi 5 7.013 - 7.013
Anggota Komite Audit 4 488 - 488
Pejabat Eksekutif 39 20.043 6.361 26.404
Jumlah 51 28.626 6.361 34.987
30-Jun-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46
Jumlah
Pejabat
Gaji dan
TunjanganBeban Manfaat
Karyawan
Jumlah
Dewan Komisaris 2 554 - 554
Direksi 4 4.801 - 4.801
Anggota Komite Audit 4 385 - 385
Pejabat Eksekutif 40 14.808 - 14.808
Jumlah 50 20.548 - 20.548
30-Jun-16
36. PENJELASAN PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
30-Jun-17 30-Jun-16
Keuntungan penjualan aset tetap 16.091 50
Kerugian penjualan AYDA - (27.819)
Pendapatan sewa dan lainnya (1.617) 114
Jumlah 14.474 (27.655)
37. LABA PER SAHAM
Laba per saham terdiri dari : 30-Jun-17 30-Jun-16
Laba bersih selama tahun berjalan (51.425) 6.630
Rata-rata tertimbang saham biasa 18.383 13.512
Laba bersih per saham biasa (2,80) 0,49
38. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Sifat Relasi
a) PT MNC investama adalah entitas induk terakhir Bank
b) PT MNC Kapital Indonesia merupakan pemegang saham Bank
c) Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Bank:
- PT MNC Asset Management
- PT MNC Finance
- PT MNC Securities
- PT MNC Life Assurance
- PT MNC Asuransi Indonesia
- PT MNC Guna Usaha Indonesia
- PT Medan Nusantara Propertindo
- PT Riau Nusantara Propertindo
- PT Bandung Nusantara Propertindo
- PT Semarang Nusantara Propertindo
- PT Makasar Nusantara Propertindo
- PT Jakarta Nusantara Propertindo
- PT Surabaya Nusantara Propertindo
- PT Palembang Nusantara Propertindo
- PT Yogyakarta Nusantara Propertindo
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47
d) Pihak berelasi yang merupakan entitas dalam grup yang sama :
- PT MNC Land
- PT Rajawali Citra Televisi Indonesia
- PT Global Informasi Bermutu
- PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
- PT MNC Sky Vision Tbk
- PT Nuansa Cipta Coal Investama
- PT Infokom Elektrindo
- PT GLD Property
- PT Sun Televisi Network
- PT Bali Nirwana Resort
- PT Putra Muba Coal
- PT Star Media Nusantara
- PT Flash Mobile
- PT Global Jasa Sejahtera
- Innoform Media Pte Ltd
- PT Linktone Indonesia
- PT Media Nusantara Citra
- PT Mediate Indonesia
- PT MNC Energi
- PT MNC GS Home Shopping
- PT MNC Kabel Mediacom
- PT MNC Pictures
- PT MNC Tencent
- PT Sky Vision Networks
- PT Tivi Bursa Indonesia
- MNC International Ltd
- PT Nusadua Graha International
Transaksi Berelasi
Dalam kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi
transaksi tersebut meliputi antara lain:
1. Pemberian kredit dan penerimaan bunga.
2. Penempatan dana dari pihak-pihak berelasi dalam bentuk simpanan dan pembayaran bunga.
3. Pembelian kendaraan bermotor kepada PT. MNC Finance.
4. Bank menyewa ruang kantor dari PT MNC Land dan PT GLD Property.
5. Aset tetap Bank, cash-in safe dan kesehatan diasuransikan pada PT MNC Asuransi Indonesia dan PT MNC
Life Assurance.
6. Bank melakukan kegiatan promosi menggunakan jasa PT MNC Pictures, PT Mediate Indonesia dan PT Media
Nusantara Cipta.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
48
Persentase Kredit yang diberikan dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:
30-Jun-17 Persentase 31-Dec-16 Persentase
Kredit yang diberikan
Modal kerja 90.462 0,74% 43.437 0,33%
Pinjaman Sindikasi 35.507 0,29% 35.597 0,27%
Pinjaman karyawan 13.947 0,11% 15.171 0,12%
Konsumsi 7.212 0,06% 7.924 0,06%
147.128 1,20% 102.129 0,78%
Persentase simpanan dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:
39. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
30-Jun-17 31-Dec-16
Tagihan Komitmen
Pembelian berjangka valuta asing 661.407 1.100.366
Lainnya non Bank 50.000 -
711.407 1.100.366
Liabilitas Komitmen
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (355.025) (230.017)
L/C yang irrevocable dan masih berjalan dalam rangka
ekspor dan impor - (27.861)
Penjualan valuta asing tunai yang belum diselesaikan (649.165) (1.093.203)
Jumlah Liabilitas Komitmen (1.004.190) (1.351.081)
Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih (292.783) (250.715) 30-Jun-17 31-Dec-16
Tagihan kontinjensi
Bank garansi 7.997 8.084
Pendapatan bunga dalam penyelesaian 133.514 98.789
Jumlah Tagihan Kontinjensi 141.511 106.873
Liabilitas Kontijensi
Bank garansi (209.972) (17.353)
Stand-by L/C (7.997) (8.084)
Jumlah Liabilitas Kontinjensi (217.969) (25.437)
Jumlah Tagihan Kontinjensi - Bersih (76.459) 81.436 30-Jun-17 31-Dec-16
Lainnya
Kredit hapus buku 527.768 449.529
30-Jun-17 Persentase 31-Dec-16 Persentase
Simpanan
Giro 297.805 2,85% 403.350 3,60%
Tabungan 44.375 0,42% 42.712 0,38%
Deposito 492.515 4,71% 382.980 3,42%
834.695 7,98% 829.042 7,40%
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
49
40. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :
30-Jun-17 31-Dec-16
Aset
Kas 5.666 3.002
Giro pada Bank Indonesia 93.292 168.406
Giro pada Bank Lain 164.895 272.141
Penempatan pada Bank Indonesia
dan Bank Lain 779.659 579.318
Kredit 315.131 460.878
Tagihan akseptasi 4.341 89.276
Aset lain-lain 2.787 8.906
Jumlah 1.365.771 1.581.927
Cadangan kerugian penurunan nilai (482) (513)
Jumlah Aset 1.365.289 1.581.414
Liabilitas
Liabilitas Segera 4 675
Simpanan 966.235 1.939.206
Liabilias Akseptasi 4.341 89.276
Liabilitas Lain - lain 1.723 3.159
Jumlah Liabilitas 972.303 2.032.316
Mata uang asing
dalam nilai penuh
Ekuivalen dalam
Rupiah
Aset
Kas USD 231.789 3.089
SGD 268.613 2.577
Giro pada Bank Indonesia USD 7.000.000 93.292
Giro pada Bank Lain USD 11.726.051 156.279
EUR 111.404 1.658
SGD 397.993 3.817
JPY 4.347.596 522
HKD 929.557 1.588
AUD 102.516 1.031
Penempatan Bank Indonesia Dan Bank lain USD 58.500.000 779.659
Kredit bersih USD 23.645.309 315.131
Tagihan Akseptasi USD 325.734 4.341
Aset lain-lain USD 209.105 2.787
SGD 4 -
Cadangan kerugian penurunan nilai USD (36.163) (482)
Jumlah Aset 1.365.289
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50
Liabilitas
Liabilitas Segera USD 180 4
SGD 35 -
EUR 30 -
AUD 20 -
HKD 200 -
Simpanan
Pihak Berelasi USD 6.322.054 84.257
AUD 2.334 23
SGD 1.869 18
Pihak Ketiga USD 65.454.815 872.350
AUD 84.930 854
SGD 671.685 6.441
EUR 114.087 1.698
JPY 4.952.137 594
Liabilias Akseptasi USD 325.734 4.341
Liabilitas Lain - lain USD 128.285 1.707
JPY 16.950 2
EUR 172 3
AUD 532 5
SGD 452 4
HKD 1.200 2
Jumlah Liabilitas 972.303
Jumlah Liabilitas - Bersih 392.986
41. INFORMASI SEGMEN
a. Segmen Operasi
Sejak 1 Januari 2011, Bank telah menyajikan segmen operasi berdasarkan PSAK no. 5 (Revisi 2009)
"Segmen Operasi" segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal bank yang disiapkan untuk
mengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen
tertentu dan penilaian atas performanya.
Untuk kepentingan manajemen, Bank diorganisasikan kedalam empat segmen operasi berdasarkan produk dan
jasa sebagai berikut:
Segmen Bisnis Perbankan
Segmen Konsumer
Segmen treasury
Segmen Lain Lain
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
51
Business
Banking
Consumer
BankingTreasury Lain-lain Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga 314.845 151.215 64.044 16.557 546.661
Pendapatan operasional lainnya 10.920 5.516 17.625 20.648 54.709
Jumlah 325.765 156.731 81.669 37.205 601.370
Beban
Beban bunga (310.070) (12.196) (11.245) (11.749) (345.260)
Beban operasional (83.680) (3.380) - (252.060) (339.120)
Jumlah (393.750) (15.576) (11.245) (263.809) (684.380)
Pendapatan Non Operasional - - - 14.474 14.474
Laba (Rugi)
sebelum Pajak (67.985) 141.155 70.424 (212.130) (68.536)
(51.425)
Jumlah laba rugi komprehensif (42.612)
INFORMASI LAINNYA
ASET
Penempatan pada Bank
Indonesia - - 345.315 1.622.384 1.967.699
Efek - efek - - 1.114.425 - 1.114.425
Kredit bersih 4.667.590 2.846.984 - - 7.514.574
Aset tetap bersih - - - 53.021 53.021
Aset lainnya 38.657 15.451 13.920 1.554.449 1.622.477
Jumlah Aset 4.706.247 2.862.435 1.473.660 3.229.854 12.272.195
LIABILITAS
Simpanan 8.724.178 702.454 - - 9.426.632
Simpanan dari bank lain 302.789 - 100.000 - 402.789
Liabilitas lainnya 45.862 866 411.521 166.731 624.980
Jumlah Liabilitas 9.072.829 703.320 511.521 166.731 10.454.402
30-Jun-17
Rugi bersih tahun berjalan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
52
Business
Banking
Consumer
BankingTreasury Lain-lain Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga 579.161 307.680 147.879 25.831 1.060.551
Pendapatan operasional lainnya 19.125 7.603 11.557 87.130 125.415
Jumlah 598.286 315.283 159.436 112.961 1.185.966
Beban
Beban bunga (641.697) (21.083) (8.620) (22.297) (693.697)
Beban operasional (19.672) (7.565) - (412.274) (439.511)
Jumlah (661.369) (28.648) (8.620) (434.571) (1.133.208)
Pendapatan (Beban) Non Operasional - 2 - (39.625) (39.623)
Laba (Rugi)
Sebelum Pajak (63.083) 286.637 150.816 (361.235) 13.135
Laba bersih periode berjalan 9.349
Jumlah laba rugi komprehensif 9.846
INFORMASI LAINNYA
ASET
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank lain - - 248.454 1.736.069 1.984.523
Efek - efek - - 1.375.817 - 1.375.817
Kredit bersih 5.277.279 2.664.516 - - 7.941.795
Aset tetap bersih - - - 54.151 54.151
Aset lainnya 36.537 13.553 4.842 1.646.331 1.701.263
Jumlah Aset 5.313.816 2.678.069 1.629.113 3.436.551 13.057.549
LIABILITAS
Simpanan 969.742 9.369.665 - - 10.339.407
Simpanan dari bank lain 392.316 - 115.000 - 507.316
Liabilitas lainnya 48.689 790 102.689 198.253 350.421
Jumlah Liabilitas 1.410.747 9.370.455 217.689 198.253 11.197.144
31-Dec-16
b. Segmen Geografis
Seluruh kegiatan operasional Bank berada di wilayah negara Indonesia.
42. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005
tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga
Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan
atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat
termasuk yang berasal dari bank lain.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008, yang
menyatakan bahwa sejak tanggal 13 Oktober 2008 besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin
Simpanan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula maksimal Rp 100 Juta. diubah menjadi maksimal
Rp 2.000 Juta.
Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar pada tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp 20.788
juta dan Rp 20.026 juta.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
53
43. PERHITUNGAN MODAL POSISI 30 JUNI 2017 DAN 30 JUNI 2016
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum pada tanggal 30 Juni 2017 dihitung berdasarkan Surat Edaran Otoritas
Jasa Keuangan nomor 38/SEOJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dimana
modal terdiri dari modal inti (modal inti utama dan modal inti tambahan dan modal pelengkap dimana Bank wajib
menyediakan modal inti paling rendah 10% sampai dengan kurang dari 11% dari aset tertimbang menurut risiko
(ATMR) baik secara individual maupun konsolidasi. Bank juga wajib membentuk tambahan modal sebagai
penyangga yang dibentuk bertahap mulai tanggal 1 Januari 2016.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 dihitung berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/12/PBI/2013 dimana Bank wajib menyediakan modal inti paling rendah 6%
dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR) baik secara individual maupun konsolidasi.
Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko
pasar pada tanggal 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 sesuai peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut :
30-Jun-17 30-Jun-16
Modal
Modal Inti 1.491.525 1.532.605
Modal Pelengkap 79.915 91.760
Jumlah Modal 1.571.440 1.624.365
Aset Tertimbang Menurut Resiko
Untuk resiko kredit 7.453.646 8.206.818
Untuk resiko operasional 750.430 667.322
Untuk resiko pasar 232.503 147.329
Jumlah ATMR 8.436.579 9.021.469
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan :
30-Jun-17 30-Jun-16
Rasio KPMM sesuai profil resiko 18,63% 18,01%
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016, Bank telah memenuhi rasio sesuai yang diisyaratkan oleh Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk rasio kecukupan modal.
Rasio modal inti terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko pada tanggal 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 masing-
masing sebesar Rp 1.571.440 juta dan Rp 1.624.365 juta.
44. MANAJEMEN RISIKO
Penerapan manajemen risiko di Bank berpedoman pada peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum berikut perubahannya serta dokumen-dokumen dari Basel Committee on
Banking Supervision, terutama konsep Basel Accord II.
Pengelolaan risiko di Bank mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Bank berdasarkan
kebutuhan akan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya.
Untuk mengakomodasi tren perbankan dan pertumbuhan bisnis, Bank secara terus menerus melakukan evaluasi
secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu
dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi secara dini mengenai
terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang
memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu tersebut
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
54
dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas-batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai
perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional.
Selain itu Bank juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk
menentukan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi
Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.
Bank memiliki Komite Manajemen Manajemen Risiko di level Direksi dan Komite Pemantau Risiko di level Dewan
Komisaris untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara
keseluruhan.
Selain komite-komite tersebut, terdapat komite-komite lain yang bertugas untuk menangani risiko-risiko secara
lebih spesifik, antara lain: komite pemutus kredit dan komite manajemen aset dan kewajiban (ALCO).
Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko
telah diidentifikasi, dinilai dan dimitigasi secara tepat.
Secara berkala, Bank membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Bank berdasarkan 8
(delapan) jenis risiko yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan.
Manajemen Risiko Kredit
Risiko kredit diartikan sebagai risiko kerugian akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio.
Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta
diversifikasi risiko kredit.
Kebijakan manajemen dalam pemberian kredit didasarkan pada prinsip kehati-hatian, yang meliputi:
a. Menghindari pemberian kredit pada debitur yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat
spekulatif atau usaha dimana Bank tidak memiliki pengalaman atau keahlian signifikan dalam menilai dan
menghindari pemberian kredit pada debitur yang bermasalah, tidak terbatas pada debitur yang namanya
tercantum dalam daftar hitam Otoritas Jasa Keuangan.
b. Menghindari konsentrasi pemberian kredit hanya di satu sektor ekonomi.
c. Melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah
disalurkan.
Pengawasan risiko kredit di tangani oleh divisi khusus di bawah manajemen Satuan Kerja Manajemen Risiko,
dikerjakan bersama-sama dengan unit bisnis pemberi kredit, unit evaluasi kredit yang mengevaluasi kelayakan
pemberian kredit, unit pemulihan kredit yang menangani kredit bermasalah, Satuan Kerja Audit Internal, dan audit
eksternal.
Risiko kredit di kelola melalui kebijakan kredit yang mengatur seluruh aktivitas kredit, antara lain pengaturan
berdasarkan sasaran pasar, jenis kredit, lapangan usaha, wilayah geografis, mata uang, dan jangka waktu.
Pengelolaan risiko kredit secara portfolio diatur dalam kebijakan Risk Appetite & Risk Tolerance yang menetapkan
alokasi kredit maksimum pada tiap sektor konsentrasi, seperti konsentrasi pada debitur inti, ekonomi tertentu, mata
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
55
uang asing tertentu, dan sektor-sektor lainnya. Untuk konsentrasi kredit per debitur atau grup debitur Perseroan
menetapkan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dengan mengikuti ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Bank telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan berkelanjutan serta melaporkannya
kepada manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala.
Agunan
Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan
pelunasan kredit jika jaminan berupa sumber pembayaran utama debitur berdasarkan arus kas tidak terpenuhi.
Jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko meliputi kas, tanah dan/atau bangunan, mesin,
kendaraan bermotor, piutang dagang, dan persediaan.
Untuk meminimalisir kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat penurunan
nilai atas agunan untuk pinjaman yang terkait. Perkiraan nilai wajar dari agunan yang digunakan oleh Bank
didasarkan pada nilai agunan yang dinilai oleh penilai internal maupun eksternal.
Korporasi Ritel Mikro
Kredit
pemilikan
rumah
Lainnya Jumlah
Eksposur kredit 4.496.262 201.645 26.153 1.426.195 1.426.244 7.576.499
Nilai agunan *) 12.640.441 521.230 86.909 2.967.317 2.033.176 18.249.073
Jumlah eksposur kredit
tanpa agunan - - - - 592.075 592.075
Porsi eksposur kredit
tanpa agunan (%) - - - - 41,51% 7,81%
Jenis agunan :
Kas (deposito dan tabungan) 180.680 19.630 - 192 1.500 202.002
Tanah dan/atau bangunan 6.667.849 387.391 86.087 2.967.124 137.798 10.246.249
Mesin-mesin 512.460 444 - - - 512.904
Kendaraan 194.226 426 822 - 1.891.959 2.087.433
Piutang usaha 4.333.802 105.836 - - - 4.439.638
Persediaan 388.455 7.503 - - - 395.958
Kapal 29.870 - - - - 29.870
Lainnya 333.098 - - - 1.918 335.016
Jumlah 12.640.440 521.230 86.909 2.967.316 2.033.176 18.249.070
30-Jun-17
*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56
Korporasi Ritel MikroKredit pemilikan
rumahLainnya Jumlah
Eksposur kredit 5.065.073 229.017 33.460 1.122.587 1.544.179 7.994.316
Nilai agunan *) 12.128.634 621.617 107.386 2.474.848 2.301.561 17.634.046
Jumlah eksposur kredit
tanpa agunan - - - - 515.555 515.555
Porsi eksposur kredit
tanpa agunan (%) - - - - 33.39% 33.39%
Jenis agunan :
Kas (deposito dan tabungan) 303.726 24.566 - 41 2.300 330.633
Tanah dan/atau bangunan 5.248.437 465.898 105.904 2.474.807 160.067 8.455.113
Mesin-mesin 584.833 444 - - - 585.277
Kendaraan 542.890 986 1.482 - 2.137.256 2.682.614
Piutang usaha 4.587.921 122.727 - - - 4.710.648
Persediaan 496.690 6.996 - - - 503.686
Kapal 33.240 - - - - 33.240
Lainnya 330.897 - - - 1.938 332.835
Jumlah 12.128.634 621.617 107.386 2.474.848 2.301.561 17.634.046
31-Dec-16
*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank
Eksposur Maksimum Risiko Kredit
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit (sebelum dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai) untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan maupun rekening administratif dengan
memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya.
Laporan Posisi Keuangan 30-Jun-17 31-Dec-16
Rp Juta Rp Juta
Giro pada Bank Indonesia 670.505 761.639
Giro Pada Bank Lain 182.436 292.470
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 1.967.699 1.984.523
Efek Efek 1.114.425 1.375.817
Tagihan Derivatif 13.920 4.842
Kredit Yang Diberikan 7.576.499 7.994.316
Tagihan Akseptasi 4.341 89.276
Aset Lain lain 108.476 95.046
Jumlah 11.638.301 12.597.929
Rekening Administratif
30-Jun-17 31-Dec-16
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan 355.025 230.017
L/C yang Irrevocable dan masih berjalan - 27.861
Bank garansi yang diterbitkan 209.972 17.353
Jumlah 564.997 275.231
Risiko konsentrasi kredit
Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah nasabah yang memiliki aktivitas usaha yang serupa atau memiliki
kemiripan karakteristik yang akan menyebabkan kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya
dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi dan kondisi lainnya.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57
Berikut ini adalah tabel dari konsentrasi aset keuangan dan rekening administratif berdasarkan jenis counterparty
(sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai):
Pemerintah dan
Bank IndonesiaBank lain
Korporasi dan
perseoranganJumlah
Giro pada Bank Indonesia 670.505 - - 670.505
Giro Pada Bank Lain - 182.436 182.436
Penempatan pada Bank - - -
Indonesia dan Bank Lain 1.282.629 685.069 - 1.967.698
Efek Efek 955.782 35.062 123.582 1.114.425
Tagihan Derivatif - 48 13.873 13.920
Kredit - 6.284 7.570.216 7.576.499
Tagihan Akseptasi - - 4.341 4.341
Aset Lain lain 8.611 65.713 34.152 108.476
Komitmen dan kontinjensi - 113 564.884 564.997
Jumlah 2.917.527 974.724 8.311.047 12.203.298
30-Jun-17
Pemerintah dan
Bank IndonesiaBank lain
Korporasi dan
perseoranganJumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Giro pada Bank Indonesia 761.639 - - 761.639
Giro Pada Bank Lain - 292.470 - 292.470
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 1.242.497 742.026 - 1.984.523
Efek Efek 945.997 132.194 297.626 1.375.817
Tagihan Derivatif 2.475 309 2.058 4.842
Kredit - 12.160 7.982.156 7.994.316
Tagihan Akseptasi - - 89.276 89.276
Aset Lain lain 8.138 1.205 85.703 95.046
Komitmen dan kontinjensi - 140 275.091 275.231
Jumlah 2.960.746 1.180.504 8.731.910 12.873.160
31-Dec-16
Pengungkapan konsentrasi risiko kredit maksimum berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut :
Jakarta Jawa Barat
Jawa
Tengah &
Jogjakarta
Jawa Timur &
BaliSumatera
Indonesia
TimurJumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Giro pada Bank Indonesia 670.505 - - - - - 670.505
Giro Pada Bank Lain 182.436 - - - - - 182.436
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 1.967.699 - - - - - 1.967.699
Efek Efek 1.114.425 - - - - - 1.114.425
Tagihan Derivatif 13.920 - - - - - 13.920
Kredit 5.014.977 200.811 816.281 991.186 338.684 214.560 7.576.499
Tagihan Akseptasi 1.524 - 2.817 - - - 4.341
Aset Lain lain 89.236 1.992 6.449 8.382 1.648 769 108.476
Fasilitas kredit kepada
nasabah yang belum ditarik 195.884 13.459 51.736 74.775 15.176 3.995 355.025
Bank garansi yang diberikan 205.349 59 - - - 4.564 209.972
Jumlah 9.455.955 216.321 877.283 1.074.343 355.508 223.888 12.203.298
30-Jun-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58
Jakarta Jawa BaratJawa
TengahJawa Timur Sumatera
Indonesia
TimurJumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Giro pada Bank Indonesia 761.639 - - - - - 761.639
Giro Pada Bank Lain 292.470 - - - - - 292.470
Penempatan pada Bank -
Indonesia dan Bank Lain 1.984.523 - - - - - 1.984.523
Efek Efek 1.375.817 - - - - - 1.375.817
Tagihan Derivatif 4.842 - - - - - 4.842
Kredit 5.450.954 230.732 811.956 923.709 375.478 201.487 7.994.316
Tagihan Akseptasi 1.686 - 87.590 - - - 89.276
Aset Lain lain 79.776 1.255 6.247 4.920 1.795 1.053 95.046
Fasilitas kredit kepada -
nasabah yang belum ditarik 179.675 1.310 11.642 16.614 17.646 3.130 230.017
L/C yang Irrevocable 983 - 26.878 - - - 27.861
dan masih berjalan
Bank garansi yang diberikan 15.049 135 - - 69 2.100 17.353
Jumlah 10.147.414 233.432 944.313 945.243 394.988 207.770 12.873.160
31-Dec-16
Kualitas Kredit Berdasarkan Kelas Aset Keuangan
Sebagai bagian dari manajemen risiko kredit, Bank mengadopsi bobot resiko dalam perhitungan aset tertimbang
menurut risiko untuk mengukur kualitas kredit dari aset keuangan. Pedoman perhitungan bobot risiko dalam ATMR
risiko kredit mengacu kepada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 42/SEOJK.03/2016.
Kualitas kredit aset keuangan berdasarkan bobot risiko diklasifikasikan sebagai berikut :
- Grade A = bobot risiko 0%
- Grade B = bobot risiko 20%
- Grade C = bobot risiko 35%
- Grade D = bobot risiko 50%
- Grade E = bobot risiko 75%
- Grade F = bobot risiko 100%
- Grade G = bobot risiko 150%
Kelas aset keuangan di atas adalah untuk aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan
nilai.
Untuk aset keuangan yang sudah jatuh tempo dibagi menjadi dua bagian :
a. Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
b. Mengalami penurunan nilai
Tabel dibawah ini menyajikan kualitas aset keuangan berdasarkan kelas risiko kredit, jumlah yang disajikan adalah
sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
59
Rating A Rating B Rating C Rating D Rating E Rating F Rating G
Bobot 0% Bobot 20% Bobot 35% Bobot 50% Bobot 75% Bobot 100% Bobot 150%
Aset keuangan
Giro pada Bank Indonesia 670.505 - - - - - - - 670.505
Giro pada bank lain - 175.769 - 6.667 - - - - - 182.436
Penempatan pada Bank -
Indonesia dan bank lain 1.276.281 599.632 - 91.786 - - - - - 1.967.699
Efek-efek 955.781 36.072 - - 122.572 - - - 1.114.425
Tagihan derivatif - 102 - - 13.818 - - - 13.920
Kredit yang diberikan - - 932.296 192.088 1.596.512 4.590.695 - - 264.908 7.576.499
Tagihan akseptasi - - - - - 4.341 - - - 4.341
Aset lain-lain - - - - - 108.476 - - - 108.476
Jumlah 2.902.567 811.575 932.296 290.541 1.596.512 4.839.902 - - 264.908 11.638.301
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunanTelah jatuh
tempo tetapi
tidak
mengalami
penurunan
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
30-Jun-17
Rating A Rating B Rating C Rating D Rating E Rating F Rating G
Bobot 0% Bobot 20% Bobot 35% Bobot 50% Bobot 75% Bobot 100% Bobot 150%
Aset keuangan
Giro pada Bank Indonesia 761.639 - - - - - - - - 761.639
Giro pada bank lain - 292.452 - 18 - - - - - 292.470
Penempatan pada Bank -
Indonesia dan bank lain 1.242.498 645.142 - 96.883 - - - - - 1.984.523
Efek-efek 945.879 55.028 107.107 - 267.803 - - - 1.375.817
Tagihan derivatif 2.475 309 - - - 2.058 - - - 4.842
Kredit yang diberikan - - 626.761 178.676 1.740.969 5.226.620 - - 221.290 7.994.316
Tagihan akseptasi - - - - - 89.276 - - - 89.276
Aset lain-lain - - - - - 95.046 - - - 95.046
Jumlah 2.952.491 992.931 626.761 382.684 1.740.969 5.680.803 - - 221.290 12.597.929
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunanTelah jatuh
tempo tetapi
tidak
mengalami
penurunan
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
31-Dec-16
Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat
perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Bank menggunakan
standar model untuk menghitung dan memantau risiko pasar sesuai Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor
34/POJK.03/2016 tentang kewajiban penyediaan modal minimum. Hasil perhitungan risiko pasar yang berdampak
terhadap rasio kewajiban penyediaan modal minimum dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan
manajemen senior secara berkala.
Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif
akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Bank.
Pengelolaan risiko pasar
Bank mengelola risiko pasar yang inheren pada portofolio trading book dan banking book menggunakan
pengukuran sebagai berikut:
Sensitivitas dari posisi atau portofolio terhadap perubahan faktor risiko pasar yang mempengaruhinya;
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
60
Maksimal perubahan dari faktor risiko pasar dalam horison waktu tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu;
atau dengan kata lain, besaran perubahan faktor risiko pasar yang tidak akan melewati horison waktu tertentu
dalam tingkat keyakinan tertentu (seperti 99% dari waktu); pengukuran yang dimaksud ini adalah volatilitas.
Sebagai tambahan dari pendekatan tersebut, Bank juga melakukan analisis uji daya tahan untuk mengetahui
kemampuan Bank dalam menghadapi pergerakan atau kondisi pasar yang tidak normal.
Risiko suku bunga
Pengelolaan risiko pasar dilakukan dengan berbagai analisa risiko dan limit.
Sementara itu, pengelolaan risiko pasar pada posisi non trading (banking book) difokuskan pada pengelolaan
risiko suku bunga melalui analisis imbal hasil suku bunga bulanan untuk penelaahan dampak dari perubahan suku
bunga aktual terhadap aset dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dan pengukuran dengan
menggunakan analisis repricing gap, dalam analisis ini aset yang akan di-reprice dalam suatu periode tertentu
akan dikurangi dengan pasiva yang akan di-reprice dalam periode yang sama untuk menghasilkan net repricing
gap untuk periode waktu tersebut.
Tabel berikut merangkum aset dan liabilitas Bank yang sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga:
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan s/d
12 bulan
>1 tahun s/d 5
tahun>5 tahun Jumlah
Aset Keuangan
Giro pada Bank Indonesia 670.505 - - - - 670.505
Giro pada Bank lain 182.436 - - - - 182.436
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 1.530.598 198.474 238.627 - - 1.967.699
Efek-efek 81.572 30.000 97.560 243.368 661.925 1.114.425
Kredit 3.356.706 24.182 523.770 2.560.951 1.110.890 7.576.499
Jumlah Aset Keuangan 5.821.817 252.656 859.957 2.804.319 1.772.815 11.511.564
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.404.839 2.255.593 754.240 9.830 2.130 9.426.632
Simpanan dari bank lain 397.744 2.928 1.516 601 - 402.789
Efek-efek yang dijual dengan janji
dibeli kembali 358.117 - - - - 358.117
Jumlah Liabilitas Keuangan 7.160.700 2.258.521 755.756 10.431 2.130 10.187.538
Jumlah aset (liabilitas)-bersih (1.338.883) (2.005.865) 104.201 2.793.888 1.770.685 1.324.026
30-Jun-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
61
Sampai dengan
1 bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan s/d
12 bulan
>1 tahun s/d 5
tahun>5 tahun Jumlah
Aset Keuangan
Giro pada Bank Indonesia 761.639 - - - - 761.639
Giro pada Bank lain 292.470 - - - - 292.470
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 1.739.110 148.949 96.464 - - 1.984.523
Efek-efek 150.196 49.532 78.952 409.401 687.736 1.375.817
Kredit 3.004.840 118.588 1.051.102 2.697.228 1.122.558 7.994.316
Jumlah Aset Keuangan 5.948.255 317.069 1.226.518 3.106.629 1.810.294 12.408.765
Liabilitas Keuangan
Simpanan 6.707.183 2.824.763 788.107 16.940 2.414 10.339.407
Simpanan dari bank lain 487.933 15.601 3.281 501 - 507.316
Efek yang dijual dengan janji
dibeli kembali 89.941 - - - - 89.941
Jumlah Liabilitas Keuangan 7.285.057 2.840.364 791.388 17.441 2.414 10.936.664
Jumlah aset (liabilitas)-bersih (1.336.802) (2.523.295) 435.130 3.089.188 1.807.880 1.472.101
31-Dec-16
Jika terjadi perubahan suku bunga yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Bank, maka Bank dapat segera
merestruktur aset dan liabilitas yang dimiliki, baik tanggal repricing date-nya ataupun jenis suku bunganya (tetap
atau variabel).
Risiko mata uang
Risiko mata uang adalah risiko-risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam
nilai tukar mata uang asing. Bank telah menetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut dimonitor
harian dan strategi lindung nilai akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang
telah ditetapkan.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia nomor. 5/13/PBI/2003, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Bank Indonesia nomor. 17/5/PBI/2015, Bank wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto (PDN) pada
akhir hari kerja secara keseluruhan paling tinggi 20% dari modal. Bank menetapkan limit internal PDN sebesar
17% dari modal dalam rangka mencegah terjadinya pelampauan terhadap limit yang ditetapkan oleh regulator.
Rasio PDN pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
62
Aset Liabilitas Nilai BersihNilai Bersih
Absolut
Neraca
Dollar USA 1.354.097 962.657 391.440 391.440
Yen Jepang 522 596 (74) 74
Euro 1.658 1.701 (43) 43
Dollar Australia 1.031 883 148 148
Dollar Singapura 6.393 6.464 (71) 71
Dollar Hongkong 1.588 1 1.587 1.587
Jumlah Neraca 1.365.289 972.303 392.986 393.362
Rekening Administrasi
Dollar USA 187.918 474.459 (286.541) 286.541
Jumlah Neraca 187.918 474.459 (286.541) 286.541
Jumlah 1.553.207 1.446.762 106.445 679.904
Posisi Devisa absolut 6,78%
30-Jun-17
Aset Liabilitas Nilai BersihNilai Bersih
Absolut
Neraca
Dollar USA 1.569.379 2.021.048 (451.669) 451.669
Dollar Singapura 6.260 6.327 (67) 67
Dollar Australia 1.723 1.718 5 5
Dollar Hongkong 1.325 - 1.325 1.325
Yen Jepang 256 573 (317) 317
Euro 2.471 2.650 (179) 179
Jumlah Neraca 1.581.414 2.032.316 (450.902) 453.562
Rekening Administrasi
Dollar USA 836.753 324.798 511.955 511.955
Yen Jepang 20.924 20.979 (55) 55
Jumlah Neraca 857.677 345.777 511.900 512.010
Jumlah 2.439.091 2.378.093 60.998 965.572
Posisi Devisa absolut 3,70%
Jumlah Modal
Rasio posisi devisa netto (Neraca)
31-Dec-16
Tabel di bawah menggambarkan analisa sensitivitas 10 basis poin kenaikan atau penurunan dalam nilai tukar
terhadap PDN Bank per tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
Mata Uang
kenaikan /
(penurunan) Dalam
basis poin
Dollar Amerika Serikat 10/(10) 104.337 104.337 60.346 60.226
Yen Jepang 10/(10) (75) (75) (373) (372)
Euro 10/(10) (43) (43) (179) (179)
Dollar Singapura 10/(10) (71) (71) (67) (67)
Dollar Hongkong 10/(10) 1.589 1.589 1.326 1.324
Dollar Australia 10/(10) 148 148 5 5
30-Jun-17 31-Dec-16
Sensitivitas dalam posisi mata uang
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
63
Risiko likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari
sumber pendanaan arus kas dan/ atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu
aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas adalah untuk meminimalkan kemungkinan
ketidakmampuan Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas.
Pemantauan dan perhitungan risiko likuiditas dilakukan dengan menggunakan indikator risiko likuiditas seperti Giro
Wajib Minimum, Primer dan Sekunder, Loan to Funding Ratio (LFR), rasio aset lancar terhadap dana pihak ketiga,
konsentrasi 50 nasabah terbesar serta maturity mismatch, dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan
manajemen senior secara harian, mingguan dan bulanan maupun dalam rapat bulanan ALCO.
Secara berkala Bank melakukan kaji ulang terhadap kebijakan dan limit risiko likuiditas, serta kebijakan
contingency funding plan yang telah ditetapkan sehingga terdapat panduan yang jelas di saat krisis terjadi. Untuk
mengetahui dampak perubahan pasar maupun faktor internal pada kondisi ekstrim (krisis) terhadap kondisi
likuiditas yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank melakukan uji daya tahan terhadap posisi
likuiditas Bank secara regular. Melalui uji daya tahan tsb, Bank dapat mengantisipasi lebih awal dan mengambil
langkah-langkah pengendalian dan solusi yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka
panjang pemulihan likuiditas.
Tabel berikut menggambarkan profil maturitas aset dan liabilitas Bank (sebelum dikurangi penyisihan cadangan
kerugian penurunan nilai) berdasarkan behavioral dana pihak ketiga dan sisa jatuh tempo, sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
64
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan s/d 12
bulan
>1 tahun s/d 5
tahun>5 tahun Jumlah
Aset Keuangan
Tanpa suku bunga
Kas 196.623 - - - - 196.623
Giro pada Bank Indonesia - - - 670.505 - 670.505
Tagihan derivatif 13.920 - - - - 13.920
Tagihan akseptasi 2.817 - 1.524 - - 4.341
Aset lain-lain 74.323 - 20.030 14.122 - 108.475
-
Suku bunga variabel -
Kredit 201.448 140.866 984.124 1.015.780 917.698 3.259.916
Suku bunga tetap
Giro pada Bank Lain 182.436 - - - - 182.436
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 1.530.598 198.474 238.627 - - 1.967.699
Efek-efek 81.572 30.000 97.560 243.368 661.925 1.114.425
Kredit 96.790 24.182 523.770 2.560.951 1.110.890 4.316.583
Jumlah Aset Keuangan 2.380.527 393.522 1.865.635 4.504.726 2.690.513 11.834.923
Liabilitas Keuangan
Tanpa suku bunga
Liabilitas segera 92.283 - - - - 92.283
Liabilitas derivatif 2.770 - - - - 2.770
Liabilitas akseptasi 2.817 - 1.524 - - 4.341
Liabilitas lain-lain 7.871 - - - - 7.871
Biaya yang masih -
harus dibayar - - 57.489 - - 57.489
Suku bunga variabel
Simpanan 413.031 - - 1.092.362 - 1.505.393
Simpanan dari bank lain 201.102 - - - - 201.102
Suku bunga tetap
Simpanan 830.713 - - 7.090.526 - 7.921.239
Simpanan dari bank lain 196.642 2.928 1.516 601 - 201.687
Efek yang dijual dengan
janji dibeli kembali 358.117 - - - - 358.117
Biaya yang masih
harus dibayar 8.474 7.626 7.061 5.084 - 28.245
Jumlah Liabilitas Keuangan 2.113.820 10.554 67.590 8.188.573 - 10.380.538
30-Jun-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
65
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d
3 bulan
>3 bulan
s/d 12
bulan
>1 tahun s/d 5
tahun>5 tahun Lain-lain Jumlah
Aset Keuangan
Tanpa suku bunga
Kas 144.975 - - - - - 144.975
Giro pada Bank Indonesia 761.639 - - - - - 761.639
Tagihan derivatif 2.784 - 2.058 - - - 4.842
Tagihan akseptasi 1.686 - 87.590 - - - 89.276
Aset lain-lain 68.531 4.750 - 21.765 - - 95.046
Suku bunga variabel
Kredit 430.083 92.459 451.202 1.139.398 578.124 - 2.691.266
Efek-efek 50.223 - - - - - 50.223
Suku bunga tetap
Giro pada Bank Lain 292.470 - - - - - 292.470
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 1.739.110 148.949 96.464 - - - 1.984.523
Efek-efek 99.973 49.532 78.952 409.401 687.736 - 1.325.594
Kredit 313.574 118.588 1.051.102 2.697.228 1.122.558 - 5.303.050
Jumlah Aset Keuangan 3.905.048 414.278 1.767.368 4.267.792 2.388.418 0 12.742.904
Liabilitas Keuangan
Tanpa suku bunga
Liabilitas segera 32.018 - - - - - 32.018
Liabilitas derivatif 3.192 384 - - - - 3.576
Liabilitas akseptasi 1.686 - 87.590 - - - 89.276
Biaya yang masih
harus dibayar - - 32.001 - - - 32.001
Liabilitas lain-lain 7.595 - - - - - 7.595
Suku bunga variabel
Simpanan 426.322 32.756 53.488 963.085 - - 1.475.651
Simpanan dari bank lain 304.431 - - - - - 304.431
-
Suku bunga tetap
Simpanan 1.504.196 - - 7.359.560 - - 8.863.756
Simpanan dari bank lain 183.502 15.601 3.281 501 - - 202.885
Efek yang dijual dengan janji
dibeli kembali 89.941 - - - - - 89.941
Biaya yang masih
harus dibayar 18.540 10.218 3.606 - - - 32.364
Jumlah Liabilitas Keuangan 2.571.423 58.959 179.966 8.323.146 - - 11.133.494
31-Dec-16
Analisa Jatuh Tempo untuk Liabilitas Keuangan
Tabel di bawah menunjukkan arus kas kontraktual tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan dan rekening
administratif bank didasarkan pada sisa jatuh tempo kontrak dari tanggal pelaporan per 30 Juni 2017 dan 31
Desember 2016.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
66
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan
s/d 12
bulan
>1 tahun s/d
5 tahun>5 tahun Lain-lain Jumlah
Liabilitas Keuangan
Tanpa suku bunga
Liabilitas segera 92.283 - - - - - 92.283
Liabilitas derivatif 2.770 - - - - - 2.770
Liabilitas akseptasi 2.817 - 1.524 - - - 4.341
Biaya yang masih -
harus dibayar - - 57.489 - - - 57.489
Liabilitas lain-lain - - - - - 7.871 7.871
Suku bunga variabel
Simpanan 1.508.022 - - - - - 1.508.022
Simpanan dari bank lain 202.249 - - - - - 202.249
Suku bunga tetap
Simpanan 4.918.324 2.262.632 756.874 9.830 2.130 - 7.949.790
Simpanan dari bank lain 197.626 2.934 1.518 601 - - 202.678
Efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 358.117 - - - - - 358.117
Sub jumlah 7.282.208 2.265.566 817.404 10.431 2.130 7.871 10.385.610
Liabilitas komitmen
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan 66.657 14.984 122.672 84.589 66.123 - 355.025
Sub jumlah liabilitas komitmen 66.657 14.984 122.672 84.589 66.123 - 355.025
Liabilitas kontijensi
Bank garansi yang
diterbitkan 200.132 1.470 7.719 651 - - 209.971
Jumlah 7.548.998 2.282.020 947.795 95.671 68.252 7.871 10.950.607
30-Jun-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
67
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan s/d
12 bulan
>1 tahun s/d
5 tahun>5 tahun Lain-lain Jumlah
Liabilitas Keuangan
Tanpa suku bunga
Liabilitas segera 32.018 - - - - - 32.018
Liabilitas derivatif 3.192 384 - - - - 3.576
Liabilitas akseptasi 1.686 - 87.590 - - - 89.276
Biaya yang masih
harus dibayar - - 32.001 - - - 32.001
Liabilita lain-lain - - - - - 7.595 7.595
Suku bunga variabel
Simpanan 1.478.931 - - - - - 1.478.931
Simpanan dari bank lain 306.174 - - - - - 306.174
Suku bunga tetap
Simpanan 5.250.622 2.834.946 - 791.709 - 16.940 - 2.414 - - 8.896.631
Simpanan dari bank lain 184.422 15.636 3.285 501 - - 203.844
Efek yang dijual dengan janji
dibeli kembali 89.941 - - - - - 89.941
Sub jumlah 7.346.986 2.850.966 914.585 17.441 2.414 7.595 11.139.987
Liabilitas komitmen
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan 11.665 14.448 113.870 39.225 50.809 - 230.017
L/C yang irrevocable dan masih
berjalan 2.950 24.911 - - - - 27.861
Sub jumlah liabilitas komitmen 14.615 39.359 113.870 39.225 50.809 - 257.878
Liabilitas kontijensi
Bank garansi yang
diterbitkan 12.971 955 2.776 651 - - 17.353
Jumlah 7.374.572 2.891.280 1.031.231 57.317 53.223 7.595 11.415.218
31-Dec-16
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan.
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Bank, dari mulai Kantor
pusat sampai Kantor Kas. Kegagalan mengelola risiko operasional dapat menyebabkan kerugian keuangan,
keselamatan karyawan dan reputasi Perseroan.
Tujuan Bank dalam mengelola risiko operasional adalah meminimalisasi dampak kegagalan/ketidakcukupan
proses internal, faktor manusia, sistem atau kejadian-kejadian eksternal yang dapat mempunyai dampak kerugian
keuangan dan merusak reputasi Perseroan
Dalam rangka penerapan manajemen risiko khususnya untuk risiko operasional, Satuan Kerja Manajemen Risiko
memiliki divisi khusus yang mengelola risiko operasional melalui kebijakan dan perangkat risiko operasional.
Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional antara lain dilakukan
melalui perangkat risiko operasional.
Untuk pengukuran risiko operasional, Perseroan melakukan dengan memanfaatkan pendekatan Basic Indicator
Approach (BIA) untuk menghitung Asset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Risiko Operasional yang kemudian
digunakan dalam pengukuran Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM).
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
68
Mitigasi risiko operasional dilakukan oleh Pemilik Risiko dan dipantau oleh Lini Kedua dan Ketiga. Hasil
pemantauan risiko operasional disampaikan kepada Direksi maupun kepada Risk Taking Unit untuk diupayakan
proses mitigasi bagi pengendalian dan perbaikan risiko operasional Bank.
Menyadari Sumber Daya Manusia adalah aset yang berharga dan merupakan unsur kunci didalam pengelolaan
risiko operasional, Bank telah melakukan rekrutmen tenaga kerja professional dari industri perbankan untuk
membawa kontribusi didalam penyempurnaan proses. Bank juga telah melakukan banyak pelatihan untuk
meningkatkan ketrampilan didalam bekerja.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi
negatif terhadap Bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank dalam
menjaga reputasinya dimata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif masyarakat
terhadap Bank. Apabila risiko ini dihadapi oleh Bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau
hilangnya kepercayaan nasabah terhadap Bank yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap
pendapatan dan volume aktivitas Bank.
Untuk memitigasi risiko reputasi, Bank telah menunjuk divisi corporate secretary untuk melakukan pengamatan
terhadap pemberitaan media untuk memantau publikasi negatif atau keluhan nasabah yang muncul di media.
Untuk pemberitaan negatif dan keluhan nasabah yang muncul di media selanjutnya dibuatkan klarifikasi dan
tanggapan sesuai dengan langkah yang ditempuh Bank. Pemantauan atas keluhan nasabah, Bank memiliki
fasilitas seperti call center dan website, sedangkan keluhan yang datang dari cabang Bank diakomodasi dengan
sistem CDS (Customer Desk Solution) yang disampaikan langsung ke Bank melalui unit kerja Quality Service
untuk kemudian ditindaklanjuti penyelesaiannya.
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis
tersebut antara lain disebabkan oleh adanya, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak
sempurna.
Untuk memitigasi risiko hukum yang mungkin timbul akibat tuntutan hukum atau kelemahan aspek yuridis, Bank
memiliki Divisi Legal untuk memastikan perikatan yang dilakukan oleh Bank telah memenuhi 4 (empat) landasan
utama yaitu:
1. Kesepakatan
yaitu setiap hubungan hukum/perikatan yang dilakukan dengan counterparty harus berlandaskan adanya
kesepakatan dari para pihak.
2. Kecakapan
yaitu kemampuan atau kewenangan bertindak dari para pihak dalam suatu hubungan hukum perikatan.
3. Objek Perjanjian
yaitu obyek perjanjian hukum yang harus jelas atau spesifik dan realistis
4. Memiliki causa prima yang halal
yaitu setiap perjanjian yang dilakukan tidak bertentangan dengan norma kepatutan, kesusilaan dan tidak
melanggar ketentuan hukum yang berlaku.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
69
Selain itu, Bank juga memiliki divisi Litigasi yang salah satu fungsinya adalah menangani setiap permasalahan
hukum yang terkait dengan litigasi agar risiko hokum yang mungkin timbul dapat diminimalisir seminimal mungkin.
Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan memantau perkembangan kasus-kasus hukum yang terjadi dan
mengambil tindakan hukum dari kasus-kasus tersebut. Penanganan kasus hukum yang dilakukan pada Bank
senantiasa memperhitungkan potensi kerugian baik atas penyelesaian kasus secara damai ataupun melalui jalur
pengadilan. Bank juga memberikan perhatian khusus atas kasus hukum yang berpotensi menimbulkan kerugian
secara signifikan.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan. Dalam menjalankan kegiatan usaha pada industri perbankan, Bank diwajibkan untuk selalu
tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Bank
Indonesia. Selain itu, Bank juga wajib tunduk pada beberapa ketentuan lainnya, seperti peraturan Lembaga
Penjamin Simpanan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, dan peraturan perundang-undangan
lainnya yang berlaku.
Bank telah memiliki satuan kerja kepatuhan yang bersifat independen dari satuan kerja operasional serta
bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan.
Tugas utama pada satuan kerja kepatuhan adalah melakukan koordinasi atas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Bank yaitu :
1. Mewujudkan terlaksananya Budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank.
2. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh bank.
3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada otoritas pengawas yang
berwenang.
Mekanisme pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan yang dilakukan oleh satuan kerja Kepatuhan adalah
dengan:
a. Melakukan sosialisasi peraturan Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan yang diterbitkan melalui
media sosialisasi e-mail blast atau compliance news.
b. Membuat Checklist Pemenuhan Ketentuan yang berisi daftar ketentuan yang berlaku untuk digunakan sebagai
media kontrol risiko kepatuhan oleh Risk Taking Unit.
c. Berperan aktif dalam forum rapat Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko bersama sama
dengan satuan kerja Manajemen Risiko, satuan kerja operasional dan satuan kerja Audit Internal sebagai
upaya mitigasi risiko, termasuk risiko kepatuhan Perseroan.
d. Memberikan pelatihan pelaksanaan fungsi kepatuhan Perseroan dan ketentuan Bank Indonesia dan/atau
Otoritas Jasa Keuangan kepada para karyawan untuk meningkatkan compliance awareness dan budaya
kepatuhan di lingkungan kerja.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
70
Dalam hal pengelolaan risiko kepatuhan, satuan kerja Kepatuhan menyampaikan eksposur risiko kepatuhan
kepada Direksi. Di dalam penyampaian eksposur risiko kepatuhan, turut melibatkan Lini Kedua sesuai skema Tiga
Lini Pertahanan.
Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan
stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk dapat tumbuh dan
berkembang menjadi sebuah institusi keuangan terdepan di Indonesia, Bank membutuhkan serangkaian strategi
untuk mencapai tujuan tersebut. Ketidakmampuan Bank dalam melakukan penyusunan strategi yang tepat dapat
menimbulkan kegagalan bisnis Bank di masa yang akan datang.
Risiko stratejik berhubungan dengan perencanaan strategi yang baik untuk menghindari terjadinya kerugian atau
dampak negatif lainnya dari adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan yang berpotensi untuk berdampak
luas atau berjangka panjang yang kurang baik didalam organisasi.
Bank secara berkelanjutan memantau kondisi pasar dan mengumpulkan informasi penting sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan strategi Bank. Seiring dengan pemantauan
kondisi pasar tersebut, Bank memiliki portfolio ragam produk yang variatif agar rencana stratejik yang ditetapkan
dapat tercapai.
Bank memiliki kebijakan mengidentifikasi dan merespon atas perubahan lingkungan yaitu:
1. Analisa lingkungan bisnis
Menganalisa faktor internal dan eksternal, menangkap peluang dan tantangan dari perubahan lingkungan
bisnis dan menganalisa kelebihan internal dan kekurangan.
2. Perencanaan
Menyusun sasaran yang ingin dicapai disesuaikan dengan kompleksitas, profil risiko maupun risk bearing
capacity, menetapkan strategi dan direksi menetapkan kebijakan untuk dijadikan dasar keputusan.
3. Implementasi
Mengalokasikan sumber daya berupa keuangan maupun manusia, menyelesaikan program kerja, dan
komitmen direksi untuk mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan.
4. Evaluasi
Evaluasi terhadap kondisi aktual dengan apa yang telah direncanakan, dan melakukan corrective action untuk
perbaikan.
Secara triwulanan melalui pengukuran profil risiko, Bank melakukan pengukuran risiko stratejik dengan
menggunakan indikator atau parameter berupa tingkat kompleksitas strategi bisnis Bank, posisi bisnis Bank di
industri perbankan, pencapaian rencana bisnis, dan kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis.