BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

54
BAB 13 Liabilitas jangka pendek, provisi dan kontinjensi AKUNTANSI KEUANGAN 2 (IFRS) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dibuat oleh DwiMartani Dipresentasikan oleh Hafiez Sofyani

Transcript of BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Page 1: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

BAB 13Liabilitas jangka pendek, provisi dan kontinjensi

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (IFRS)Program Studi Akuntansi

Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dibuat oleh DwiMartaniDipresentasikan oleh Hafiez Sofyani

Page 2: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

2

Agenda

Liabilitas Jangka Pendek1

PSAK 57 Provisi. Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi2

Ilustrasi3

Page 3: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Setelah menyelesaian sessi ini diharapkan mahasiswa:1. Mampu menjelaskan jenis-jenis liabilitas

jangka pendek2. Mampu membuat jurnal transaksi liabilitas

jangka pendek3. Mampu menyajikan dan mengungkapkan

liabilitas jangka pendek4. Mampu menjelaskan provisi dan kontijensi5. Mampu menyajikan provisi dan

mengungkapkan kontijensi

3

Sasaran Pembelajaran

Page 4: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas.

4

Liabilitas

Ref. PSAK 57

kewajiban kini peristiwa masa

lalu pengeluaran sumber daya

Page 5: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Klasifikasi liabilitas lancar, jika:◦ mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut

dalam siklus operasi normalnya;◦ memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;◦ liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam

jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau◦ tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda

penyelesaian liabilitas selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka panjang.

5

Liabilitas Jangka Pendek

Ref. PSAK 1

Siklus operasi jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas.

Page 6: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Liabilitas jangka pendek termasuk kategori instrumen keuangan liabilitas keuangan

Instrumen keuangan diatur dalam:◦ PSAK 50 : Penyajian Instrumen Keuangan◦ PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan◦ PSAK 60: Pengungkapan Instrumen Keuangan

Liabilitas diukur dengan nilai wajar, nilai amortisasi atau harga perolehan.

Biaya transaksi untuk yang diukur dengan nilai wajar dibebankan sebagi biaya periode berjalan, sedangkan untuk yang diukur selain dengan nilia wajar dikapitalisasi.

Pengaruh kapitalisasi biaya transaksi akan mempengaruhi effective interest rate dan beban bunga yang diakui.

6

Liabilitas Jangka Pendek

Ref. PSAK 55

Page 7: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Utang Usaha Wesel Bayar Utang Bank jangka

pendek Liabilitas jangka panjang

yang akan jatuh tempo Liabilitas jangka pendek

yang didanai kembali Utang dividen

7

Jenis – Jenis Liabilitas Jangka Pendek

Uang muka pelanggan Pendapatan diterima

dimuka Utang PPN / PPnBM Utang pajak penghasilan Utang gaji Utang pajak pihak ketiga

Page 8: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Jumlah yang belum dibayarkan atas barang atau jasa yang telah diserahkan atau diselesaikan dari suplier.

Pengakuan pada tanggal penyerahan barang / penyelesaian jasa.

Dasar mencatat faktur pembelian Perjanjiang pembelian misal 2/10,

n/30 pembelian akan diberikan potongan 2% jika dibayarkan dalam waktu 10 hari, jangka waktu kredit 30 hari.

8

Utang Dagang – Account Payable

Page 9: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PT. Kenanga tanggal 1 Nopember 2X13 membeli peralatan secara kredit sebesar Rp 20.000.000. Syarat pembelian 2/10, n/30.

9

Ilustrasi Utang Dagang

1 Nopember 2X13Persediaan 20.000.000

Utang Dagang 20.000.000

Jika dilunasi 10 Nopember 2X13Utang Dagang 20.000.000

Kas 19.600.000Potongan pembelian 400.000

Jika dilunasi 15 Nopember 2X13Utang Dagang 20.000.000

Kas 20.000.000

Page 10: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Janji untuk membayar sejumlah tertentu pada waktu yang telah ditentukan.

Diterbitkan untuk melunasi utang atau membayar pembelian.

Dapat bersifat jangka pendek atau panjang

Seringkali berbunga atau dapat tidak berbunga

Jika tidak berbunga diterbitkandengan diskon

10

Wesel Bayar – Notes Payable

Page 11: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1 Desember 2X13 dengan menerbitkan wesel bayar 90 hari, bunga 12%.

11

Ilustrasi Wesel Bayar - berbunga

1 Desember 2X13Utang Dagang 20.000.000

Wesel Bayar 20.000.000

31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)Beban Bunga 200.000

Utang Bunga 200.000

Wesel dilunasi 1 Maret 2X14Wesel Bayar 20.000.000Utang Bunga 200.000Beban Bunga 400.000

Kas 20.600.000

Page 12: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PT. Kenanga melunasi utang dagang sebesar Rp 20.000.000 pada 1 Desember 2X13 dengan menerbitkan wesel bayar sebesar Rp 22.400.000, jangka waktu 360 hari, tanpa bunga.

12

Ilustrasi Wesel Bayar – tanpa bunga

1 Desember 2X13Utang Dagang 20.000.000

Wesel Bayar 20.000.000

31 Desember 2X13 – bunga (30/360*12%*20.000.000)Beban Bunga 200.000

Wesel Bayar 200.000

Wesel dilunasi 1 Des 2X14 (330/360*12%*20.000.000)Beban Bunga 2.200.000

Wesel Bayar 2.200.000Wesel bayar 22.400.000

Kas 22.400.000

Hitung Effective interest rate 12%

Page 13: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PT. Mawar melakukan beberapa transaksi berikut ini pada bulan Nopember 2X13. Membeli peralatan kantor pada 2 Nopember

Rp 30.000.000 secara kredit (2/15, n/30). Dilunasi pada 15 Nopember 2X13.

Menerbitkan wesel bayar 12 bulan tanpa bunga pada 16 Nopember 2X13 sebesar Rp 55.000.000, untuk melunasi utang dagang sebesar Rp 50.000.000.

Menerbitkan wesel bayar 3 bulan dengan bunga 8% jangka waktu 3 bulan pada 30 Nopember untuk membeli persediaan.

13

Soal Kuis

Page 14: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Utang bank jangka pendek diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek.

Pencatatan hampir sama dengan wesel bayar.

Ada bunga Biaya transaksi menambah nilai utang dan

provisi akan mengurangi nilai utang. Tingkat suku bunga dihitung ulang untuk

memperoleh tarif bunga efektif. Tarif bunga efektif digunakan menghitung

bunga

14

Utang Bank jangka Pendek

Pokok utang-provisi + biaya

transaksi

Tarif bunga Effektive

Beban Bunga

Page 15: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PT. Kenanga pada 1 Oktober 2X13 menerima utang dari Bank Permata sebesar Rp 100.000.000 dipotong provisi 4%. Tingkat suku bunga sebesar 15%. Bunga dan pokok dibayar saat jatuh tempo.

15

Utang Bank jangka Pendek

1 Oktober 2X13Kas 96.000.000

Utang Bank 96.000.000

31 Desember 2X13 – bunga (3/12*19,79%*96.000.000)Beban Bunga 4.750.000

Utang Bunga 4.750.000

Utang Bank dilunasi 1 Oktober 2X14Beban Bunga 14.250.000*Utang Bunga 4.750.000Utang Bank 96.000.000

Kas 115.000.000* 9/12*19,79%*96.000.000

Hitung Effective interest rate 19,79%

Page 16: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi periode berikutnya diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek kecuali:◦ Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak

diklasifikasikan sebagai aset lancar◦ Dibiayai kembali atau dilunasi dengan

penerbitan liabilitas jangka panjang yang baru.◦ Dikonversi menjadi sahamLiabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo tetap diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek

16

Liabilitas Jangka Panjang yangakan Jatuh Tempo periode berikutnya(Current portion of longterm liability)

Page 17: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Entitas harus menunjukkan kemampuan untuk melengkapi proses pembiayaan ulang.◦ Hutang tersebut dibiayai ulang

sebelum laporan keuangan diluncurkan, atau

◦ Entitas menandatangani perjanjian pebiayaan ulang.

17

Liabilitas Jangka Panjang yangakan Jatuh Tempo periode berikutnya(Current portion of longterm liability)

Page 18: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai kembali.

Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta percepatan pembayaran, maka liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal pelaporan

18

Liabilitas Jangka Pendek Dibiayai Kembali

Ref. PSAK 1

Page 19: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Pendapatan diterima dimuka merupakan kewajiban karena perusahaan telah menerima uang dari pelanggan, tapi jasa atau barang dari perusahaan belum diberikan atau diserahkan kpd pelanggan tsb.

Contoh: PT ABC menerima uang muka sebesar Rp 480.000 untuk berlangganan majalah “Bola” selama 1 tahun pada tanggal 1 april 1990. Apr 1 Kas 480.000 Pendapatan diterima dimuka 480.000

Penerimaan uang muka sebesar 480.000 untuk 12 bulan Jadi per bulannya = 480.000 / 12 = 40.000

Pendapatan diterima dimuka

Page 20: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Pada akhir tahun, 31 desember 1990 PT ABC akan mengakui pendapatan untuk 9 bulan ( 1 april s/d 31 desember = 9 bulan)

Pendapatan diakui jika majalah “Bola” sudah diberikan kepada pelanggannya. Karena selama 9 bulan sudah diberikan, maka pendapatan diakui.

Perhitungan pengakuan pendapatan selama 9 bulan:

Per bulannya sebesar Rp 40.000 Rp 40.000 x 9 bulan = 360.000

Des 31 Pendapatan diterima dimuka 360.000 Pendapatan 360.000

Pendapatan diterima dimuka (lanj...)

Page 21: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Utang pajak terjadi karena perusahaan secara Undang-undang wajib menyetorkan pajak kepada negara senilai besaran yang diatur.Contoh:Setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal atas laporan keuangan PT. ABC, diketahui jumlah pajak yang harusdibayarkan PT. ABC adalah senilai Rp 10.000.000,-.

Jurnal:Beban pajak Rp 10.000.000,-Utang pajak (PPh...) Rp 10.000.000,-

Ketika utang pajak dibayar oleh PT. ABC:

Utang pajak (PPh...) Rp 10.000.000,-Kas Rp 10.000.000,-

Utang pajak:

Page 22: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Utang dividen diakui pada saat pengumuman dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham

Utang dividen yang diakui hanyalah dividen tunai atau dividen yang diberikan dalam bentuk aset

Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan tidak ada pengakuan utang. Dividen saham akan dicatat dengan mereklasifikasikan saldo laba ke modal /agio saham

22

Utang Dividen

Page 23: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Soal Kuis 2PT. Melati pada 1 Oktober 2X13 menerima utang dari Bank Permata sebesar Rp 250.000.000 dipotong provisi 5%. Tingkat suku bunga sebesar 15%. Bunga dan pokok dibayar saat jatuh tempo.

Dari utang Perusahaan senilai 550.000.000,- kepada Bank ABC, Rp 50.000.000,- menjadi Liabilitas yang harus dilunasi maksimal satu tahun ke depan.

Perusahaan mengumumkan deviden yang akan dibagikan kepada pemegang saham senilai Rp 5.000,- per lembar saham. Diketahui jumlah saham perusahaan yang beredar di pasar bursa sebanyak 1.000.000 lembar saham.

Page 24: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PSAK 57 (IAS 37) ini bertujuan untuk mengatur ◦ pengakuan dan pengukuran provisi,

kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta

◦ untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam CaLK

Agar para pengguna dapat memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.

24

Tujuan & Ruang Lingkup PSAK 57

ProvisionContingent liabilities

Contingent assets

Ref. PSAK 57

Page 25: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PSAK diterapkan oleh semua entitas dalam akuntansinya, kecuali yang timbul dari:

(a) kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut bersifat memberatkan (onerous);

(b) hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain.

Contoh: PSAK 34; 46; 30; 24; 28; 36

Pernyataan ini tidak berlaku untuk instrumen keuangan (termasuk garansi) yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

25

Pengecualian

PSAK 57 Par 5

Ref. PSAK 57

Page 26: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah pihak terkaitnya belum melaksanakan kewajiban kontrak atau telah melaksanakan sebagian kewajiban mereka dengan proporsi yang sama.

Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti

Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

26

Definisi

Ref. PSAK 57

Page 27: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Provisi diakui jika:

(a) entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu;

(b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi; dan

(c) estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban ter sebut dapat dibuat.

Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak diakui.

27

Pengakuan ProvisiPresent obligation

Probable outflow

Reliable estimate

Past event

Ref. PSAK 57

Page 28: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Dalam kasus kewajiban kini tidak dapat ditentukan secara jelas: ◦ setelah mempertimbangkan

semua bukti tersedia, ◦ terdapat kemungkinan lebih

besar terjadi daripada tidak terjadi bahwa kewajiban kini telah ada, pada akhir periode pelaporan.

28

Pengakuan ProvisiPresent ObligationContoh: Tuntutan HukumPar 15

More likely than not

End of Reporting Period

Ref. PSAK 57

Page 29: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia:(a) besar kemungkinannya bahwa

kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaporan, entitas mengakui provisi (jika kriteria pengakuan terpenuhi); dan

(b) jika besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada akhir periode pelaporan, entitas mengungkapkan kewajiban kontinjensi.

(c) Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil.

29

Pengakuan Provisi

more likely than not

provision

Disclose a Contingent Liability

Remote:No disclosure

Page 30: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Past events Present obligation

Obligating events

Legal Obligation Constructive Obligation

Kewajiban hukum timbul dari:(a) suatu kontrak (secara

eksplisit atau implisit);(b) peraturan perundang-

undangan; atau(c) pelaksanaan produk

hukum lainnya.

Kewajiban konstruktif :(a) berdasarkan praktik baku masa lalu,

dan(b) menimbulkan ekspektasi kuat bahwa

entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.

30

Pengakuan Provisi

Page 31: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang terpisah dari tindakan entitas pada masa datang (yaitu penyelenggaraan entitas pada masa datang).

“Independent of future actions” Contoh:

◦ denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan, yang mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban itu tanpa memandang tindakan entitas pada masa datang.

◦ biaya kegiatan purna-operasi (decommissioning) instalasi minyak atau instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus ditanggung entitas untuk memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan.

31

Pengakuan Provisi

PSAK 57 Par 19

Page 32: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Contoh ...◦ ketika terjadi kerusakan lingkungan, entitas tidak terikat untuk

menanggulanginya. Akan tetapi, perbuatan yang mengakibatkan kerusakan tersebut akan menjadi peristiwa yang mengikat pada saat terbit peraturan perundang-undangan baru yang mengharuskan kerusakan itu untuk ditanggulangi atau pada saat entitas mengumumkan secara terbuka untuk menanggulangi kerusakan tersebut sehingga menimbulkan kewajiban konstruktif.

Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya garansi atau jaminan produk, atau kontrak-kontrak serupa), ◦ kemungkinan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan

kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan keseluruhannya sebagai suatu kelompok kewajiban.

32

Pengakuan Provisi

PSAK 57

Par 21; 24

Ref. PSAK 57

Page 33: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

33

Pengakuan Provisi

Page 34: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

34

Liabilitas Kontijensi No Recognition Disclosed

Liabilitas kontijensi yang tidak memenuhi kriteria sebagai provisi diklasifikasikan sebagai liablitas kontijensi.

Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan dan hanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

Keberasaan liabilitas kontijensi harus dievaluasi apakah berubah : menjadi provisi karena menjadi probable dan dapat diukur

dengan andal; atau Menjadi kemungkinan kecil sehingga tidak perlu

diungkapkanRef. PSAK

57

Page 35: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi. (PSAK 57 par 31)

35

Contingent Assets

No Recognition Disclosed

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwamasa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.

Ref. PSAK 57

Page 36: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

1. Estimasi terbaik◦ Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik

pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. (par 36)

2. Risiko dan Ketidakpastian◦ Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik

pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. (par 42)

3. Nilai Kini◦ Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah

provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. (par 45)

36

Pengukuran

Page 37: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

4. Peristiwa Masa Depan

◦ Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa peristiwa itu akan terjadi. (PSAK 57 par 48)

5. Rencana Pelepasan Aset

◦ Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi (PSAK 57 par 51)

37

Pengukuran

Page 38: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga, ◦ penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa

penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan kewajibannya.

◦ Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah. ◦ Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi

nilai provisi.◦ Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan

dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.

38

Penggantian

Ref. PSAK 57

Page 39: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi tersebut dibatalkan. (PSAK 57 par 59)

Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai tercatatnya akan meningkat pada setiap periode untuk mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui sebagai biaya pinjaman (PSAK 57 par 60) unwinding of the discount

Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan provisi tersebut. (PSAK 57 par 61)

39

Perubahan dan Penggunaan Provisi

Ref. PSAK 57

Page 40: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Jika entitas terikat dalam suatu kontrak memberatkan, maka kewajiban kini menurut kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai provisi. (PSAK 57 par 66)

40

Kontrak memberatkan

Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biaya tidakterhindarkan untuk memenuhi kewajiban kontraknya melebihi manfaat ekonomis yang akan diterima dari kontrak tersebut.

Page 41: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen dan secara material mengubah:

(a) lingkup kegiatan usaha suatu entitas; atau (b) cara mengelola usaha tersebut. Contoh:(a) penjualan atau penghentian suatu lini usaha; (b) penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau

kawasan ke negara atau kawasan lain;(c) perubahan dalam struktur manajemen, misalnya

menghilangkan satu lapis manajemen; dan(d) reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifi kan

pada karakteristik dan fokus operasi entitas.41

Restrukturisasi

Page 42: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi muncul hanya jika entitas memiliki rencana formal yang rinci dan menciptakan ekpektasi yang valid pada pihak-pihak yang terkena dampak restrukturisasi (rinci, lihat PSAK 57 par 72)

Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran langsung yang timbul dari restrukturisasi, yaitu yang memenuhi kedua persyaratan berikut ini:(a) benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi; dan(b) tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung pada

entitas.

42

Restrukturisasi

Page 43: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan:(a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode; (b) provisi tambahan yang dibuat dalam periode

bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada provisi yang ada;

(c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi selama periode bersangkutan;

(d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan

(e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.

43

Pengungkapan

Page 44: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Entitas juga harus mengungkapkan pula:(a) uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan

perkiraan saat arus keluar sumber daya terjadi; (b) indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus

keluar tersebut jika diperlukan dalam rangka menyediakan informasi yang memadai, entitas harus mengungkap kan asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa depan

(c) jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan jumlah aset yang telah diakui untuk estimasi penggantian tersebut.

44

Pengungkapan

Page 45: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PT. Intan menjual produknya dengan memberikan jaminan atau garansi produk kepada para pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk yang dalam jangka waktu dua tahun sejak tanggal penjualannya jika terjadi kerusakan. Berdasarkan pengalaman masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas jaminan yang diberikan.

45

Contoh 1

Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang mengikat. Penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan kewajiban hukum.Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam rangka penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar terjadi pengeluaran sumber daya karena jaminan yang diberikan (paragraf 24).Simpulan. Entitas harus mengakui kewajiban provisi sebesar estimasi terbaik biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan (par 14 dan 24). Ref. PSAK

57

Page 46: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PT. Mulia bergerak pada industri minyak melakukan pencemaran lingkungan, tetapi perusahaan melakukan pembersihan atas pencemaran tersebut hanya sebatas diwajibkan oleh peraturan. Salah satu negara tempat entitas tersebut beroperasi tidak memiliki peraturan yang mengatur tentang pembersihan atas pencemaran lingkungan, dan entitas tersebut telah melakukan pencemaran di negara tersebut selama beberapa tahun. Pada tanggal 31 Desember 2X0 dapat dipastikan bahwa RUU yang mewajibkan pembersihan tanah yang dicemarkan akan diberlakukan segera setelah akhir tahun.

46

Contoh 2

1. Peristiwa yang mengikat adalah pencemaran tanah karena dapat dipastikan peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan mengharuskan pembersihan atas pencemaran lingkungan.

2. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber daya) akan terjadi.

3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi terbaik biaya pembersihan. Ref. PSAK

57

Page 47: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang konsumen.

47

Contoh 3

1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan mengembalikan uang mereka.

2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan mengembalikan uang pelanggan (par 24)

3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.

Ref. PSAK 57

Page 48: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan.

Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang jasa keuangan.

Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum dilakukan.

48

Contoh 4

1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu pelatihan ulang) belum terjadi.

2. Provisi tidak diakui (par 14 dan 17-19).

Page 49: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Pada pebruari 2015, PT. Jaya Abadi menjual mesin seharga $ 5000 sebanyak 100 unit dengan garansi 1 tahun pada tiap2 mesin. Menurut pengalaman2 tahun lalu, perusahaan mengeluarkan beban garansi senilai $200/ unit mesin.Ceritanya, pada 2015 PT Jaya Abadi mengeluarkan sumber dayanya utk melayani garansi senilai $ 4000 dan $ 16,000 pada 2016.Diminta, buatkan jurnal saat penjualan, saat klaim garansi oleh pelanggan pada 2015 dan 2016

Contoh Provisi 1

Page 50: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Jurnal saat penjualanKas 500.000Beban garansi 20.000liabilitas garansi 20.000penjualan 500.000

Jurnal saat klaim garansi oleh pelanggan (2015)liabilitas garansi 4.000Kas, persediaan, dsb 4.000

Jurnal saat klaim garansi oleh pelanggan (2016)liabilitas garansi 16.000Kas, persediaan, dsb 16.000

Jawab:

Page 51: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

PT Batu Bara Tbk dituntut oleh masyarakat Tabalong karena telah melakukan perusakan lingkungan. Pengadilan telah memutuskan secara final bahwa PT Batu bara harus menanggulangi kerusakan lingkungan tersebut dengan program reboisasi dengan nilai $ 1,000,000 yang dapat dilaksanakan secara bertahap selama 5 tahun. Diketahui tingkat suku bunga diskonto adalah 0,62092.

Buatkan jurnal2 terkait liabilitas provisi yang muncul pada kasus di atas!

Contoh Provisi 2

Page 52: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Jurnal saat melakukan reboisasi 1,000,000 x 0,620920 Aset Tanaman (Reboisasi) 620,920

Liabilitas Lingkungan (Provisi) 620,920

Jurnal saat akhir tahun 2015, 2016, 2017, 2018 (620,920;5) Beban Deflesi Aset Tanaman 124,184

Akumulasi deflesi- Aset tanaman 124,184

Jawab

Page 53: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Jurnal saat akhir tahun 2015 utk penyesuaian bungan tahunan diskonto 620,920 x10%= 62,092 Beban bunga 62,092Liabilitas Lingkungan (Provisi) 62,092

Pada 2020 reboisasi selesai dan ternyata biayanya hanya $ 995,000 Liabilitas Lingkungan (Provisi) 1,000,000Keuntungan selisih Liabilitas Lingkungan (Provisi) 5,000Kas 995,000

Jawab (sambungan..)

Page 54: BAB 13 Utang lancar, provisi dan kontinjensi

Intermediate AccountingKieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley

Standar Akuntansi KeuanganDewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

Referensi Utama