Psikologi Sosial Dalam Praktek

22
5/16/2018 PsikologiSosialDalamPraktek-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 1/22  Bab ini akan dibahas bagaimana cara psikologi sosial membantu kita untuk memahami berbagai peristiwa dan proses dalam sistem hukum, sistem kesehatan, dan organisasi. Penerapan Psikologi Sosial pada Aspek Interpersonal dari Sistem Hukum Studi psikologi yang berkaitan dengan persoalan hukum, yaitu Psikologi Forensik (forensic psychology) mempelajari efek dari berbagai faktor psikologis terhadap proses hukum (Davis, 1989). Beberapa akibat dari kekhilafan manusia yang mempengaruhi berbagai aspek dalam bidang hukum adalah penilaian yang bias, ketergantungan pada stereotip, ingatan yang keliru, dan keputusan yang salah atau tidak adil. Sebelum Pengadilan Dimulai: Efek dari Prosedur Kepolisian dan Liputan Media Sebelum sebuah kasus kriminal mencapai ruang sidang, ada dua faktor utama yang berpengaruh terhadap kesaksian yang akan ditampilkan dan terhadap sikap para juri sebelum pengadilan dimulai. Kedua faktor tersebut adalah: (1) bagaimana polisi berurusan dengan para saksi dan tersangka, serta (2) bagaimana informasi mengenai kasus tersebut ditampilkan oleh media. Penelitian Psikologi Sosial menunjukkan bahwa orang akan mematuhi hukum dan menerima keputusan pengadilan selama mereka percaya bahwa hukum dan prosedurnya “adil” (fair and just) (Tyler dkk., 1997). Namun, ketika orang memiliki alasan percaya bahwa sistem yang ada tidak adil, maka perilaku taat hukum dan kepercayaan pada sistem hukum pun menurun. Efek dari Prosedur Kepolisian

Transcript of Psikologi Sosial Dalam Praktek

Page 1: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 1/22

 

Bab ini akan dibahas bagaimana cara psikologi sosial membantu

kita untuk memahami berbagai peristiwa dan proses dalam sistem

hukum, sistem kesehatan, dan organisasi.

Penerapan Psikologi Sosial pada Aspek Interpersonal dari

Sistem Hukum

Studi psikologi yang berkaitan dengan persoalan hukum, yaitu

Psikologi Forensik (forensic psychology) mempelajari efek dari berbagai

faktor psikologis terhadap proses hukum (Davis, 1989). Beberapa akibat

dari kekhilafan manusia yang mempengaruhi berbagai aspek dalam

bidang hukum adalah penilaian yang bias, ketergantungan pada

stereotip, ingatan yang keliru, dan keputusan yang salah atau tidak adil.

Sebelum Pengadilan Dimulai: Efek dari Prosedur Kepolisian

dan Liputan Media

Sebelum sebuah kasus kriminal mencapai ruang sidang, ada dua

faktor utama yang berpengaruh terhadap kesaksian yang akan

ditampilkan dan terhadap sikap para juri sebelum pengadilan dimulai.

Kedua faktor tersebut adalah: (1) bagaimana polisi berurusan dengan

para saksi dan tersangka, serta (2) bagaimana informasi mengenai

kasus tersebut ditampilkan oleh media.

Penelitian Psikologi Sosial menunjukkan bahwa orang akan mematuhi

hukum dan menerima keputusan pengadilan selama mereka percaya

bahwa hukum dan prosedurnya “adil” (fair and just) (Tyler dkk., 1997).

Namun, ketika orang memiliki alasan percaya bahwa sistem yang adatidak adil, maka perilaku taat hukum dan kepercayaan pada sistem

hukum pun menurun.

Efek dari Prosedur Kepolisian

Page 2: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 2/22

Kebanyakan orang setuju bahwa peran yang tepat bagi polisi dalam

menginvestigasi sebuah kejahatan adalah untuk mencari kebenaran

sebagai seorang penyidik, dan bukan berupaya membuktikan seseorang

bersalah sebagai seorang musuh.

Upaya untuk membuktikan sesorang bersalah umumnya melibatkan

cara bagaimana saksi mata atau tersangka diintrogasi. Kebanyakan

introgasi berlangsung dalam atmosfer yang mengintimidasi bagi orang

yang diajukan pertanyaan, berlangsungnya proses sosial dirancang

untuk menghasilkan respons menurut dan bahkan kepatuhan

(Gudjonsson & Clark, 1986; Schooler & Loftus, 1986).

Kecenderungan alami untuk menceritakan sebuah kisah yang

bermakna dikombinasikan dengan proses-proses pengaruh sosial, dan

tiga faktor spesifik akan mendorong respons menurut dan kepatuhan.

Para tersangka dan saksi mata biasanya memiliki:

1. semacam ketidakpastian tentang jawaban yang “benar”

2. tingkat kepercayaan tertentu terhadap petugas yang mengajukan

pertanyaan

3. ekspektasi bahwa ia diwajibkan untuk mengetahui jawaban yang

seharusnya.

Interogasi (dan Terapi) Sebagai Alat Memulihkan

Ingatan

Di luar persoalan palsu, ada pertanyaan umum yang juga

berhubungan yaitu mengenai “ingatan yang pulih” (recovered

memories). Humphreys (1998) menyatakan bahwa banyak dari ingatan

yang pulih tersebut keliru, dan menegaskan bahwa meskipun banyak

tulisan yang terpercaya tentang pulihnya ingatan mengenai pemaksaanseksual yang dilakukan oleh kerabat dekat dan kejahatan lainnya,

seperti pelecehan seksual yang dilakukan oleh makhluk dari planet lain,

oleh orang asing di kehidupan sebelumnya, dan oleh anggota sekte

penyembah setan, juga cerita mengenai pengalaman di dalam rahim ibu

sebelum dilahirkan.

Page 3: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 3/22

Ingatan yang berhubungan dengan berita atas suatu peristiwa dapat

memburuk sejalan dengan waktu, makan ingatan akan pelecehan

seksual dan pengalaman personal lainnya bisa salah juga. Ditemukan

bahwa ingatan-ingatan yang keliru dapat dengan mudah tersusun

melalui berbagai pengalaman seperti melihat foto, mendengar

perkataan orang lain dan bahkan melamun (Henkel, Franklin & Jihnson,

2000). Pengalaman-pengalaman personal tersebut disusun dalam benak

seseorang menjadi sebuah cerita yang bermakna, dan hasilnya adalah

sebuah keyakinan kuat bahwa sesuatu benar-benar telah menjadi

meskipun tidak demikian adanya.

Ingatan yang terpendam (repressed memory) – ketika ingatan

tentang sebuah kejadian traumatis benar-benar terlupakan. Ketika

ingatan tersebut pulih kembali melalui serangkaian terapi atau hipnotis,

maka yang menjadi pertanyaan adalah apakah ingatan tersebut

merupakan bukti valid yang relevan dengan suatu tuntutan kejahatan

(Brown, 1997) atau apakah ingatan tersebut merupakan ingatan yang

keliru yang merupakan ancaman bagi tersangka yang sebenarnya tidak

bersalah (Loftus, 1998).

Efek Media

Berita yang muncul di radio, televisi, dan surat kabar sangat

menitikberatkan pada unsure dramatis (pembunuhan, penyerangan,

pemerkosaan, pembakaran, perampokan, dll). Hal ini terutama

dikarenakan publik menganggap cerita semacam itu lebih menarik

daripada cerita mengenai orang-orang baik yang melakukan perbuatan

baik pula (Pooley, 1997). Hasilnya adalah kita terlalu melebih-lebihkan

frekuensi kegiatan criminal dan merendahkan frekuensi tingkah lakuprososial. Informasi negative memiliki dampak yang lebih besar

daripada informasi positif.

Kesaksian Saksi Mata: Berbagai Permasalahan dan Solusinya

Page 4: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 4/22

Setiap orang yang menyaksikan suatu tindak kriminal atau

sesuatu yang berkaitan hal tersebut barangkali akan diminta untuk

memberikan kesaksian dan informasi krusial dalam sebuah investigasi

atau persidangan.

Ketika Saksi Mata Keliru

Ada banyak contoh dramatis dimana para saksi mata, termasuk

 juga korban tindak kriminal itu sendiri, melakukan kesalahan

pengidentifikasian tersangka, yang kemudian dinyatakan bersalah dan

dihukum dalam penjara (Loftus, 1992a). 

Bahkan para saksi mata yang paling jujur, cerdas, dan berniat baik

sekalipun tidak luput dari kemungkinan melakukan kesalahan. Cukup

menyedihkan, ternyata ketidakakuratan saksi mata merupakan satu-

satunya faktor paling penting yang menyebabkan kekeliruan keputusan

pengadilan terhadap terdakwa yang tidak bersalah. Fakta yang lebih

positif adalah kini kita menyadari alasan terjadinya kekeliruan-

kekeliruan tersebut sehingga dapat menghindari setidaknya beberapa

diantaranya.

Kendala utama dalam akurasi adalah adanya rentang waktu antara

ketika peristiwa tersebut disaksikan dan ketika kesaksian diambil

sepanjang interval waktu tersebut, saksi mata hampir selalu dipaparkan

pada berbagai INFORMASI PASCAPERISTIWA yang kerap kali

menyesatkan, misalnya dari pertanyaan-pertanyaan polisi, tayangan

berita , dan berbagai pernyataan yang dibuat oleh orang lain

Meningkatkan Akurasi Saksi MataDi luar berbagai kemungkinan kesalahan yang ada, sebaiknya kita

tidak begitu saja menyimpulkan bahwa saksi mata selalu salah, bahkan

seringkali mereka luar biasa akurat (Youle & Cutshall, 1986).

 Target utama dalam upaya perbaikan ini adalah prosedur LINEUP

polisi dimana para saksi mata mengevaluasi beberapa individu (yang

Page 5: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 5/22

terdiri dari tersangka dan beberapa orang bukan tersangka) dan

mencoba mengidentifikasi siapa diantara mereka yang bersalah. Wells

dan Luus (1990) menyatakan bahwa lineup merupakan analog dari

prosedur eksperimen psikologi sosial. Petugas yang berwenang dalam

proses lineup adalah SANG PENELITI, para saksi mata adalah

partisipan riset , tersangka adalah stimulus primer, identifikasi positif 

dari saksi mata merupakan data perilaku, dan keberadaan orang-orang

bukan tersangka berikut susunan lineup merupakan desain riset-nya.

Dan, polisi yang bertindak sebagai investigator sering kali sudah punya

hipotesis tentang kesalahan tersangka.

 Terakhir, baik dalam temuan eksperimental maupun dalam

kesaksian hukum, data harus dinyatakan dalam probabilitas

(probability), karena tidak ada satu prosedur pun yang dapat

memberikan kepastian yang absolut.

Pemeran Utama dalam Persidangan: Dampak dari Pengacara,

Hakim, Juri, dan Terdakwa

PENGACARA: PERSETERUAN ANTARA PENUNTUT DAN

PEMBELA

Sebuah fase penting dalam prosedur persidangan yang dijalani

sesaat sebelum proses peradilan dimulai adalah penyeleksian jurimelalui prosedur VOIR DIRE, dimana pengacara dari kedua belah pihak

dalat "melihat dan berbicara" dengan para calon juri untuk menentukan

siapa yang diterima dan siapa yang tidak. Tujuan resminya adalah untuk

memilih warga yang paling kompeten serta mampu bersikap tidak

memihak dalam menjalankan tugasnya nanti, namun pada

Page 6: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 6/22

kenyataannya kedua wakil hukum yang saling kontradiktif ini berupaya

sedapat mungkin untuk memilih juri yang diyakini dapat membantu

mereka memangkan kasus atau membahayakan posisi lawan.

 Abramson (1994) menyatakan bahwa pemilihan juri sebenarnya

mirip dengan permainan dimana kedua belah pihak berusaha sebaik

mungkin dengan berbagai cara untuk memasukkan juri yang cenderung

bias.

Selama persidangan, pengacara tidak diperbolehkan untuk

mengajukan pertanyaan yang menjurus (leading questions) yaitu

pertanyaan yang memang dirancang untuk mendapatkan jawaban

tertentu ketika bertanya kepada para saksi yang mereka tunjuk sendiri.

Baik penuntut maupun pembela keduanya sama-sama mempunyai

kesempatan terakhir untuk mempengaruhi suara juri melalui

argumentasi penutup. Pada sidang-sidang pidana mati (yang melibatkan

tuntutan atas pembunuhan tingkat pertama), juri tidak hanya memberi

keputusan bersalah atau tidak bersalah dalam Fase I persidangan,

melainkan juga merekomendasikan hakim apakah terdakwa harus

menjalani hukuman penjara atau hukuman mati .

HAKIM: MENEGAKKAN ATURAN DAN MEMINIMALKAN BIAS.

Idealnya, seorang hakim haruslah sepenuhnya objektif dan adil,

namun mereka juga manusia yang tak luput dari kesalahan dan sikap

bias. Para juri diinstuksikan untuk mendasari keputusan mereka semata-mata pada bukti faktual, namun kadang kala bukti pun dipertanyakan

dan kemudian diperintahkan untuk dianulir oleh hakim. Para juri

cenderung mengabaikan perintah hakim kecuali jika juri yakin bahwa

hakim punya alasan yang bagus untuk meminta mereka mengabaikan

bukti tersebut (Kassin & Sommers, 1977).

Page 7: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 7/22

Umumnya, juri memang selektif dalam mematuhi instruksi

penerimaan atau pengabaian barang bukti, dan beberapa juri bahkan

melakukan seleksi secara lebih ketat dibandingkan yang lainnya.

Sebagai contoh, mengabaikan bukti yang tidak reliabel namun diperoleh

secara sah adalah hal yang sering dilakukan oleh juri dengan kebutuhan

kognisi yang tinggi, yaitu mereka yang. Cenderung menyenangi

aktivitas kognitif yang sulit seperti mempelajari sesuatu yang baru atau

menyusun puzzle. Individu seperti ini tampak lebih peduli pada akurasi

daripada kesempurnaan legalitas.

 Teorinya, hakim maupun juri tidak seharusnya membuat keputusan final

tentang bersalah atau tidak bersalah sampai pada akhir persidangan,

namun hampir semua orang mengalami kesulitan atau bahkan merasa

mustahil untuk menunda penilaian hingga akhir persidangan. Bahkan

hakim pun dapat membentuk opini pribadinya dan sering kali

berspekulasi dengan para koleganya tentang bagaimana kira-kira

keputusan yang akan diambil oleh para juri

EFEK KARAKTERISTIK TERDAKWA DAN JURI

Determinan-determinan yang paling penting adalah komunikasi

nonverbal, atribusi, pembentukan kesan dan manajemen kesan,

prasangka, serta ketertarikan interpersonal. Hal-hal seperti kesan

pertama, stereotip, dan ketertarikan hal-hal tersebut memang

berpengaruh terhadap hasil keputusan yang diperoleh dalam situasi

persidangan nyata maupun dalam persidangan simulasi.

Ketika O.J Simpson dituduh melakukan pembunuhan terhadap

mantan istri dan kekasihnya, dia menghadapi persidangan kriminal

dimana sebagian besar juri yang merupakan warga kulit hitam daridaerah pinggiran kota Los Angeles menyatakan bahwa dia tidak

bersalah. Beberapa waktu kemudian, disuatu persidangan sipil yang

menuntut pertanggungjawaban atas “kematian yang tidak semestinya”,

sebagian besar juri warga kulit putih yang berasal dari Santa Monica

menyatakan bahwa dia bersalah. Terdakwa yang sama, bukti yang

Page 8: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 8/22

sama, beda juri, dan beda keputusan. Mengapa begitu? Goleman

(1994a) menyatakan bahwa sebenarnya sebagian besar sidang sudah

selesei saat juri telah dipilih. Dalam kasus O.J. Simpson, sebelum

satupun sidang dimulai, dan sebelum ada satupun bukti yang

ditampilkan di depan publik, survei telah secara konsisten membuktikan

bahwa kebanyakan warga afro amerika mempercayai bahwa terdakwa

tidak bersalah. Sebaliknya kebanyakan warga kulit putih percaya bahwa

terdakwa memang bersalah. Warga kulit putih menekankan perlunya

hukuman yang seberat-beratnya bagi terdakwa yang telah mereka

putuskan bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap dua individu

yang tidak bersalah. Sementara itu, warga kulit hitam lebih

mempertanyakan keabsahan bukti-bukti dan,terutama, rehabilitasi

nama baik terdakwa. Perbedaan rasial ini terus berlanjut sebelum sidang

pertama dibuka, selama sidang pertama berlangsung, dan setelah

sidang kedua usai.

Karekteristik Juri Sebagai Peramal dari Keputusan Juri

Berbagai macam sikap, belief, dan disposisi kepribadian juri

terbukti terkait dengan keputusan yang mereka buat.

KARAKTERISTIK JURI KEPUTUSAN JURI

Leniency Bias (Asumsi bahwa

terdakwa juga menjadi korban)

Cenderung untuk tidak

memberikan keputusan bersalah

(MacCoun & Kerr, 1988)

Otoritarianisme (Kecenderunganuntuk menggenggam belief dan

sikap otoritarian)

Lebih cenderung untukmemberikan keputusan bersalah

dan untuk bereaksi terhadap

segala tuduhan sebagai sesuatu

yang serius dan layak diberi

Page 9: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 9/22

hukuman

Kompleksitas Atribusional (Lebih

menghendaki penjelasan yangkompleks dari pada yang

sederhana)

Cenderung untuk tidak

memberikan keputusan bersalahdan mempertimbangkan faktor-

faktor eksternal sebagai penyebab

perilaku terdakwa

Epistemic Understanding

(Kemampuan untuk membedakan

apakah suatu tuntutan masuk akal

atau tidak dan apakah benar atau

tidak)

Cenderung untuk memahami

bahwa fakta berbeda dari opini dan

bahwa sebuah tuntunan

mencerminkan teori yang harus

didukung bukti-bukti

Tidak setuju pada hukuman mati Lebih cenderung untuk

memberikan keputusan tidak

bersalah dan cenderung untuk

tidak menerima kegilaan/sakit jiwa

sebagai alasan pembelaan

Sikap negatif terhadap psikiatri Cenderung untuk tidak menerima

kesaksian tentang kondisi mental

terdakwa

Penganut paham “entity”  (Mereka

yang percaya bahwa trait adalah

faktor yang tetap dan tidak bisaberubah)

Lebih cenderung untuk

mempercayai berbagai petunjuk

yang mengindikasikan karakter,seperti pakaian terdakwa

Page 10: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 10/22

Penerapan Psikologi Sosial pada Tingkah Laku yang Terkait

dengan Kesehatan

Sebagian besar orang masih berpikir bahwa penyakit disebabkan

oleh hal-hal seperti kelemahan bawaan, tingkah laku asusila, udara yang

buruk, ataupun karena ilmu sihir. Meskipun pada awalnya ide tentang

bakteri dan virus yang ‘tidak terlihat’ ditolak oleh para dokter dan

masyarakat umum, orang-orang kini telah mengerti peranan mikroba.

Hasilnya, para peneliti yang tertarik terhadap Psikologi Kesehatan

memfokuskan perhatian mereka kepada proses-proses psikologis yang

mempengaruhi perkembangan, pencegahan, dan pengobatan penyakit-

penyakit fisik.

MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI INFORMASI TENTANG

KESEHATAN

 Jika berita-berita utama dimedia adalah sumber utama

pengetahuan kita, maka kita akan terus-menerus hidup dalam

ketakutan terhadap AIDS, penyakit lyme, penyakit sapi gila, bakteri

pada daging dan virus dari monyet-monyet Afrika yang mengubah isi

perut seseorang menjadi sesuatu yang berbentuk seperti spaghetti.

Namun secara teratur kita juga menerima berita-berita positif yang

mengindikasikan bahwa ilmu kesehatan hampir berhasil dalam

mencegah atau menyembuhkan kanker, diabetes, dan penyakit-

penyakit yang ditakuti lainnya.

Sejumlah wacana diatur agar memenuhi dua fungsi yaitu

memberikan informasi tentang sebuah wabah baru dan juga

memberikan informasi tentang bagaimana kita harus menghadapinya.Seperti halnya ketika kita melebih-lebihkan besar angka kejahatan, kita

 juga melebih-lebihkan ancaman dari penyakit-penyakit yang jarang

muncul serta berharap secara berlebihan terhadap janji-janji

pengobatan instan yang didasarkan pada metode heuristik.

Page 11: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 11/22

MENOLAK VERSUS MENERIMA INFORMASI TENTANG KESEHATAN

Dalam merespons serangan informasi tentang kesehatan yang

bertubi-tubi dari TV, koran-koran, majalah, internet, dan petugas medis,

orang-orang cenderung hanya menerima sebagian saja. Kalaupun

mereka menerima informasi-informasi itu secara sepenuhnya bukan

berarti tingkah laku mereka juga berubah sejalan dengan informasi yang

mereka terima. Salah satu penyebabnya adalah faktor afektif yang

terkandung dalam pesan-pesan kesehatan. Sering kali pesan itu dibuat

begitu menakutkan karena tujuannya adalah agar si penerima pesan

melakukan apa yang dianjurkan.

Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mengatasi

kecemasan yang terkait dengan isu-isu kesehatan adalah minum

minuman beralkohol, dimana salah satu akibatnya adalah keadaan yang

disebut alcohol myopia. Karena pesan-pesan negatif bisa saja

membangkitkan  perasaan takut dan penghindaran, maka pesan-pesan

tentang kesehatan dapat dibingkai secara positif dengan menyatakan

bahwa perubahan tingkah laku dapat membawa keuntungan. Bingkai

positif ini adalah strategi yang paling efektif dalam memotivasi berbagai

tingkah laku  preventif. Sedangkan pesan-pesan dengan bingkai negatif 

yang menekankan pada kerugian alkibat kegagalan dalam bertindak,

lebih tepat untuk memotivasi tingkah laku pendeteksian penyakit.

Dampak Emosional dan Fisiologis dari stres.

Stress didefinisikan sebagai peristiwa fisik atau psikologis apa

pun yang dipersepsikan sebagai ancaman potensial terhadap kesehatan

fisik atau emosional.Coping mengacu pada cara seseorang untuk mengatasi atau

menghadapi ancaman-ancaman dan konsekuensi emosional dari

ancaman-ancaman tersebut.

Penyakit-penyakit fisik sebagai akibat dari stres

Page 12: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 12/22

Berbagai macam stres akan menimbulkan penyakit. Selain itu,

ketakutan terhadap penyakit, penyakit itu sendiri, serta prosedur-

prosedur medis untuk mengobati dan mendiagnosis penyakit adalah

sumber-sumber tambahan dari stres.

Perbedaan jenis kelamin dan ras dari mereka yang memberikan

pelayanan kesehatan dapat menjadi suatu masalah dalam mengevaluasi

dokter gigi, orang-orang cenderung memandang dokter gigi laki-laki

lebih kompeten daripada dokter gigi perempuan, dan yang menjadi

pilihan pertama adalah dokter gigi laki-laki berkulit putih. Dari hal

tersebut tampak bahwa prasangka dan stereotip mempengaruhi pilihan

terhadap seorang praktisi atau reaksi terhadap praktisi tertentu ketika

individu tidak punya kemungkinan untuk memilih.

Apapun sumbernya, seiring dengan meningkatnya jumlah dan

kepelikan dari peristiwa-peristiwa negatif, efek kumulatif stres akan

meningkatkan resiko timbulnya penyakit fisik.

Perasaan-perasaan yang menyenangkan ternyata mempunyai

efek yang berlawanan terhadap fungsi-fungsi fisik, yaitu kondisi emosi

yang positif berkaitan dengan kondisi tubuh yang sehat.

Baum mengemukakan bahwa masing-masing efek yang

langsung dan tidak langsung dari stres dapat meningkatkan resiko

timbulnya penyakit. Efek tidak langsung muncul ketika emosi-emosi

negatif sebagai akibat dari stres mengganggu tingkah laku yang terkait

dengan kesehatan, seperti melaksanakan program makan yang

seimbang atau memeriksakan diri ke dokter secara teratur. Sedangkan

efek fisik langsung dari stres ternyata lebih mengejutkan yaitu

memperlambat proses penyembuhan luka, berdampak negatif terhadapsistem endokrin, dan mengganggu fungsi sistem kekebalan.

Perbedaan Individual Dalam Kaitannya dengan Efek dari Stres

Masing-masing dari kita berada dalam sebuah kontinum

kecenderungan yang terbentang antara titik yang paling mudah

Page 13: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 13/22

menerima efek negatif dari stres yang disebut disease prone personality

sampai dengan titik yang paling tahan terhadap stres self healing

personality.

Seorang yang berada diujung titik disease prone akan merespons

stres dengan emosi negatif yang intens dan pola-pola tingkah laku yang

tidak sehat, dan sebagai akibatnya adalah timbulnya penyakit dan

rentang kehidupan yang lebih singkat.

Dalam diri individu terdapat kcenderungan umum untuk bersikap

antusias pada kehidupan, mempunyai emosi yang stabil, waspada,

responsif terhadap orang lain, penuh semangat, ingin tahu, merasa

bahagian dan percaya diri dan merasa berguna.

Mengatasi stres

• Meningkatkan kebugaran

Berada dalam kondisi fisik yang sehat yang diindikasikan oleh

kekuatan dan daya tahan. Hasil dari menjadi sehaat adalah timbulnya

perasaan bahwa diri kita sehat dan perasaan akan self-efficacy

bersamaan dengan persepsi bahwa kita mampu mengatasi stres.

• Strategi coping : emosi positif dan pengendalian kontrol.

Compa dan teman-temannya mengemukakan bahwa coping

terhadap stres adalah suatu proses yang terdiri dari dua tingkat.

Tingkat pertama, adalah coping yang berpusat pada emosi yaitu

usaha untuk mengurangi respons-respons emosional negatif yang

muncul akibat dari suatu ancaman dan untuk meningkatkan afek-afekpositif.

Pada tingkat kedua, coping yang berpusat pada masalah yang

melibatkan usaha untuk mengatasi ancaman itu sendiri dan untuk

memperoleh kontrol terhadap situasi.

Cara yang lebih baik  adalah dengan mencoba merasakan perasaan-

Page 14: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 14/22

perasaan yang positif menyenangkan, dan dengan berpikir optimis atas

peristiwa-peristiwa yang buruk.

PENTINGNYA DUKUNGAN SOSIAL.

Dukungan sosial (social support) adalah kenyamanan secara

fisik dan psikologis yang diberikan oleh orang lain, hal yang bermanfaat

tatkala kita mengalami stres, dan sesuatu yang sangat efektif yang

digunakan untuk mengatasi stres. Meskipun seseorang yang

menghadapi stres sangat membutuhkan dukungan, upaya yang kikuk

untuk memberikan rasa nyaman justru dapat membuat situasi menjadi

semakin buruk. Individu dengan gaya kelekatan aman adalah yang

paling baik dalam mencari dukungan sosial, dan mereka cenderung

menerima dukungan sosial yang lebih besar dibandingkan mereka yang

mempunyai gaya kelekatan yang lain.

Mengapa dukungan sosial mempunyai efek seperti itu? Bahwa hanya

dengan bersama-sama orang lain kecemasan dapat berkurang,

ditambah teman-teman dan keluarga mungkin dapat membantu

memecahkan masalah. Ketika kita mengalami stres, menceritakan

kepada orang lain tentang masalah kita tidak hanya akan mengirangi

perasaan negatif, tetapi juga akan mengurangi timbulnya masalah

kesehatan.

Penerapan Psikologi Sosial pada Dunia Kerja : Kepuasan Kerja,

Perilaku Menolong, dan Kepemimpinan

Bukan suatu hal yang mengejutkan jika prinsip dan penemuan

dibidang psikologi sosil telah sering diterapkan untuk memahami apayang terjadi dalam dunia kerja terutama dengan tujuan untuk membuat

dunia kerja menjadi lebih produktif dan memuaskan. Para psikologi

sosial terhadap pemahaman mengenai empat topik penting, yaitu:

kepuasan kerja (sikap para pekerja terhadap pekerja mereka), perilaku

Page 15: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 15/22

kemasyarakatan dalam berorganisasi, tingkah laku prososial (misalnya

menolong), dan kepemimpinan.

Kepuasan Kerja : Sikap terhadap pekerjaan

Sikap mengenai pekerjaan seseorang biasanya mengacu pada

istilah kepuasan kerja, sementara sikap terhadap suatu perusahaan

disebut komitmen organisasi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA.

Faktor apa saja yang turut berperan pada kepuasan

kerja?

Dua faktor utama yang penting adalah : faktor organisasi

yang berkaitan dengan praktik perusahaan dan faktor personal yang

berhubungan dengan trait dari para karyawan.

Faktor organisasi , yang mempengaruhi kepuasan kerja

mencakup sejumlah kejutan, orang-orang melaporkan bahwa mereka

mempunyai kepuasan kerja yang tinggi jika sistem imbalan dalam

perusahaan tempat mereka bekerja dirasakan cukup adil. Faktor

personal, aspek senioritas dan status sangatlah penting. Semakin lama

seseorang bekerja dalam bidang pekerjaannya dan semakin tinggi

statusnya, semakin besar pula kepuasan yang dirasakan. Trait-trait

personal terkait erat dengan kepuasan kerja, misalnya dari penelitian

diketahui bahwa perbedaan dalam (core self-evaluation) penilaian dasar

individu terhadap dirinya sendiri dan seberapa besar ia menghargai

dirinya tersebut, dapat memiliki peran penting. Core self-evaluation

melibatkan empat faktor dasar, yaitu : self-esteem, perasaanself-efficacy secara umum, locus of control, dan kestabilan

emosi.

EFEK KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TUGAS :

Page 16: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 16/22

Mengapa korelasi ini tidak bisa lebih kuat lagi? Salah satu yang

terpenting adalah banyak pekerjaan yang kurang memberi kebebasan

untuk melakukan variasi dalam pelaksanaannya. Namun mereka juga

tidak dapat melebihi syarat minimum ini karena mereka hanya dapat

menunggu barang datang untuk dikerjakan.

 Alasan lainnya adalah kemungkinan bahwa sikap positif terhadap

pekerjaan atau terhadap teman kerja atau terhadap keseluruhan

organisasi telah banyak terefleksikan dalam tingkah laku diluar kinerja.

Dengan kata lain, individu yang memiliki sikap positif terhadap

pekerjaan mereka mungkin akan mengekspresikan sikapnya melalui

tindakan yang konsisten dengan sikap dan pandangan mereka, namun

tidak secara langsung atau tidak serta merta terkait dengan

pelaksanaan tugas.

Perilaku Kemasyarakatan dalam Organisasi : Perilaku Prososial

di Tempat Kerja

Perilaku prososial, perilaku menolong yang jelas menguntungkan

orang lain namun tidak jelas keuntungannya bagi orang yang

memberikan pertolongan.

BENTUK-BENTUK PERILAKU PROSOSIAL DI TEMPAT KERJA.

Kebanyakan peneliti menyebut perilaku itu sebagai perilaku

kemasyarakatan organisasional. Perilaku prososial yang terjadi didalam

organisasi baik yang diberi atau tidak diberi imbalan oleh perusahaan.

Fakta bahwa perilaku seperti ini tidak otomatis diberi imbalan adalah hal

yang penting, karena itu berarti bahwa terkadang, setidaknya, OCBterjadi tanpa disertai harapan individu untuk mendapat imbalan.

OCB : FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM

KEMUNCULANNYA.

Faktor apa saja yang mendorong seseorang melakukan OCB?

Page 17: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 17/22

Salah satunya yang tidak terlalu mengejutkan adalah faktor

kepuasan kerja, makin tinggi kepuasan kerja pegawai semakin besar

kecenderungan mereka untuk melakukan OCB, khususnya tindakan

yang menunjukkan loyalitas terhadap organisasi.

Faktor lain yang memperngaruhi OCB adalah persepsi pegawai

terhadap keluasan pekerjaan mereka, perilaku mana yang memang

merupakan bagian dari tugas, dan mana yang sukarela saja. Makin luas

pegawai mendefinisikan perkerjaan mereka semakin cenderung mereka

melakukan OCB.

Menariknya hasil penelitian mengindikasikan bahwa pegawai

tidak selalu melakukan OCB tanpa berharap mendapat imbalan.

Sebaliknya, berbagai bukti menunjukkan bahwa untuk membuat

keputusan tentang promosi dan kenaikan gaji, para manajer sering kali

menggunakan penilaian mereka terhadap tingkat kesediaan para

bawahannya untuk melakukan OCB.

Kesimpulannya, kecenderungan manusia untuk melakukan

perilaku prososial ditempat kerja juga dipengaruhi oleh beragam faktor.

Sepanjang OCB dianggap masih berguna, OCB akan terus terjadi dalam

organisasi dan sebaliknya.

Kepemimpinan: Pola dari Pengaruh di dalam Pengaruh

Dalam beberapa hal, kepemimpinan mirip dengan daya tarik:

mudah dikenali tapi sulit didefinisikan. Namun para psikolog secara

umum menggunakan istilah ini untuk menjelaskan sebuah proses di

mana seorang anggota kelompok (sang pemimpin) mempengaruhi

anggota kelompok yang lain dalam upaya pencapaian tujuan bersamakelompok (Vecchio, 1997; Yukl, 1998).

SIAPA YANG MENJADI PEMIMPIN? BENARKAH TRAIT SUNGGUH-

SUNGGUH BERPENGARUH

Page 18: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 18/22

Observasi terhadap fenomena ini membuat para peneliti

terdahulu memformulasikan teori kepemimpinan yang disebut teori

orang besar (the real person theory) , cara pandang yang mengatakan

bahwa para pemimpin besar memang memiliki beberapa trait  tertentu

yang membedakan mereka dari kebanyakan orang,yaitu trait  yang

dimiliki oleh seluruh pemimpin besar tak peduli kapan dan dimana

mereka hidup.

Trait  khusus apa yang dimiliki para pemimpin? Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa pemimpin memiliki trait berikut dalam derajat

yang lebih tinggi dari kebanyakan orang, yaitu dorongan (drive)

hasrat untuk mencapai sesuatu, dibarengi dengan energy yang besar

dan resolusi; kepercayaan diri; kreativitas; dan motivasi kepemimpinan

—syarat untuk memegang kembali dan memiliki otoritas terhadap yang

lainnya.

Secara spesifik, temuan-temuan terbaru (misalnya, Watson &

Clark, 1997). Secara spesifik, temuan-temuan terbaru (misalnya, Judge

& Bono, 2000) menyatakan bahwa beberapa dari Lima Besar dimensi

kepribadian (Big Five dimensions of personality) berperan penting dalam

kepemimpinan (misalnya, Barrick & Mount, 1991). Singkatnya, kelima

dimensi ini tampak mewakili aspek aspek-aspek paling dasar dari

kepribadian dimensi yang sangat bervariasi pada manusia, dan yang

sering kali tampak dengan jelas dalam perilaku seseorang.

Kelima dimensi itu adalah (akan dijelaskan kutub atas dari

masing-masing dimensi): ekstraversi—kecenderungan pada sifat-sifat

ramah, asertif, dan aktif; agreeableness—kecenderungan pada sifat-sifat

baik hati, lembut, mempercayai, dan dapat dipercaya; ketekunan

(conscientiousness)—teratur, dapat diandalkan, dan berorientasi pada

kesuksesan; keterbukaan  pada pengalaman baru—kecenderungan pada

Page 19: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 19/22

sifat kreatif, imajinatif, perseptif, dan memikirkan orang lain; serta

 penyesuaian atau stabilitas emosional—kecenderungan pada sifat

tenang, tidak tertekan, dan tidak moody. (kelima dimensi ini, pada

kutub bawah, sering dijelaskan sebagai neurotisme; melibatkan sifat-

sifat yang bertentangan dengan yang di atas, yaitu kecenderungan

untuk menjadi cemas, mudah takut atau khawatir, tertekan, moody ).

BAGAIMANA PEMIMPIN MENJALANKAN KEPEMIMPINANNYA:

PERBANDINGAN GAYA DAN PENDEKATAN

Pada semua pemimpin mungkin saja Trait mereka sama tapimereka sangat berbeda dalam gaya atau pendekatan kepemimpinan

(misalnya, George, 1995; Peterson, 1997). Terdapat begitu banyak

variasi gaya kepemimpinan mengingat ada begitu banyak pemimpin,

berbagai penelitian tentang perilaku atau gaya kepemimpinan

menyatakan bahwa kebanyakan pemimpin dapat ditempatkan dalam

sejumlah kecil dimensi sehubungan dengan keseluruhan pendekatan

kepemimpinan mereka.

Pada awal studi ditemukan dua dimensi. Dimensi pertama

disebut memprakarsai struktur (initiating structure) (atau

berorientasi pada produksi). Pemimpin yang mempunyai kadar tinggi

dalam dimensi ini sangat peduli pada upaya penyelesaian suatu tugas.

Sebaliknya, pemimpin yang memiliki kadar rendah dalam dimensi ini

melakukan hal-hal tersebut dalam porsi yang lebih sedikit.

Dimensi yang kedua adalah kepedulian (consideration) (atau

berorientasi pada manusia). Pemimpin yang memiliki kadar tinggi dalam

dimensi ini memfokuskan diri pada usaha memmpertahankan pada

hubungan baik dengan para bawahannya serta bagaimana membuat

dirinya tetap disukai oleh mereka. Sedangkan pemimpin yang memiliki

Page 20: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 20/22

kadar rendah dalam dimensi ini cenderung tidak terlalu mempedulikan

seberapa baik hubungan mereka dengan bawahan.

Keduanya sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Kepedulian yang tinggi (sangat peduli pada manusia)

dapat meningkatkan moral kelompok, tapi karena pemimpin seperti itu

cenderung tidak suka member tahu bawahannya apa yang harus

dilakukan atau member umpan balik negative atas hasil kerja mereka,

efisiensi sering kali berkurang. Sebaliknya para pemimpin yang memiliki

kadar tinggi dalam dimensi memprakarsai struktur bisa menghasilkan

efisiensi kerja yang lebih tinggi meskipun para bawahannya mungkin

menyimpulkan bahwa sang atasan tidak terlalu mempedulikan nasibmereka.

 Ada dua dimensi kepemimpinan lain yang belum

terungkap dalam penelitian yang sama, yaitu seberapa jauuh

pemimpin membuat seluruh keputusannya sendiri atau apakah

memperbolehkan partisipasi dari anggota-anggota kelompok (dimensi

otokratik-partisipatif ) seberapa jauh pemimpin berusaha menjalankan

tugasnya dengan cara memberikan pengarahan langsung dalam

aktivitas kelompok ( dimensi permisif-terarah).

PEMIMPIN TRANSFORMASIONAL (KARISMATIK): PEMIMPIN

 YANG MENGUBAH DUNIA—ATAU SETIDAKNYA ORGANISASI

MEREKA.

 Jenis pemimpin ini memang memiliki dampak yang demikian

kuat pada jutaan manusia dan dengan dampak tersebut mereka mampu

mengubah masyarakat. Pemimpin yang memiliki kapasitas seperti ini

disebut pemimpin transformasional (transformational leader) (atau

karakteristik) (House & Howell, 1992; Kohl, Steers, & Terborg, 1995).

Page 21: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 21/22

Walau belum ada kesepakatan penuh, tetapi para peneliti setuju bahwa

pemimpin tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut (misalnya,

Bass, 1985; Judge & Bono, 2000): (1)  pengaruh sosok ideal—mereka

berperan sebagai panutan yang karismatik bagi para pengikutnya

(misalnya, mereka memperlihatkan karisma dalam diri mereka); (2)

stimulasi intelektual—mereka menstimulasi kreativitas dikalangan para

pengikutnya dengan mempertanyakan berbagai asumsi dan status quo;

(3) motivasi inspirasional—mereka menyatakan visi yang jelas dan

memberikan inspirasi kepada para pengikutnya; serta (4) kepedulian

individual—mereka menaruh perhatian dan mendukung kebutuhan

individual para pengikutnya.

Para pemimpin transformasional acap kali memiliki dampak yang

sangat kuat pada pengikutnya, mereka bisa begitu karena

memanfaatkan kemampuan mereka yang luar biasa untuk

meningkatkan motivasi dan komitmen para pengikut mereka. Berbagai

hasil penelitian mengindikasikan beberapa faktor bagaimana cara

mereka melakukan ini: Pertama, pemimpin ini menyatakan dengan jelas

visi masa depan yang dapat—dan harus—dipenuhi oleh organisasi atau

kelompok (Howell & Frost, 1989).

Kedua, pemimpin karismatik tidak sekedar menyatakan visi :

mereka juga menawarkan jalan untuk mencapainya. Mereka

menjabarkan dengan jelas kepada para pengikut mereka, apa saja yang

harus dilakukan untuk mencapai visi tersebut. Penting juga untuk

disadari bahwa orang cenderung tidak terlalu termotivasi untuk bekerja

meraih visi yang tampaknya kelewat sulit untuk dicapai.

Ketiga, pemimpin karismatik melakukan pembingkaian (framing)

(Conger, 1991). Mereka mendefinisikan tujuan kelompok sedemikian

rupa sehingga member makna dan maksud lebih pada tujuan dan

tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.

Page 22: Psikologi Sosial Dalam Praktek

5/16/2018 Psikologi Sosial Dalam Praktek - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-sosial-dalam-praktek 22/22

Perilaku lain yang ditunjukan oleh pemimpin karismatik adalah

self-confidence yang tinggi, gaya komunikasi yang memukau, serta

kepribadian yang mempesona (House, Spangler, & Woycke, 1991).