Psikologi Pendidikan

21
MAKALAH PERKEMBANGAN MASA REMAJA Disusun Oleh : Anesia RSA1C113001 Dosen Pengampu : Drs.Fuldiaratman,M.Pd FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN KIMIA PGMIPAU

description

Psikologi Pendidikan

Transcript of Psikologi Pendidikan

MAKALAH

PERKEMBANGAN MASA REMAJA

Disusun Oleh :

Anesia

RSA1C113001

Dosen Pengampu :

Drs.Fuldiaratman,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN KIMIA PGMIPAU

UNIVERSITAS JAMBI

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat cepat,dan masa remaja terjadi pada anak-anak yang berusia 12 atau 13 sampai dengan 19 tahun.Pada masa remaja pertumbuhan fisikmengalami perubahn dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan dewasa.Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu,remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih banyak.Dan ditinjau secara teoritis masa remaja terdiri masa adolesen dan puber

Pada awal masa adolesen seseorang mengalami perkembangan jasmani yang pesat karena organ-organ pada tubuh pada waktu itu sedang mampu-mampunya mengatasi gangguan apa saja yang didorong oleh kelenjar jenis.perkembangan tersebut disetai dengan kematangan seksual pertumbuhan jasmaniah. Dalam hal perkembangan seksual, wanita megalami kematangan lebih awal daripada laki-laki yang sebaya umurnya.Sedangkan dalam hal perkembangan jasmani,lebih dahulu laki-laki mengalami pertumbuhan jasmaninya.

Pada masa ini pula terjadi masa puber yaitu anak tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak,tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa.Dan hal ini mempengaruhi pula seorang remaja pada faktor psikologis dan sosialnya.Hal ini akan berpengaruh juga pada perkembangan interaksi sosial pada remaja,yakni sudah semakin berkembang keinginan mencari dan menemukan jati dirinya sehingga konfrontmisme semakin berbenturan dengan upaya mencapai kemandirian atau individuasi.

BAB II

ISI

A.Perkembangan Fisik pada Remaja

Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya.Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.

Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri. Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :

1.Perempuan- Pertumbuhan payudara (3 8 tahun)- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)- Pertumbuhan badan (9,5 14,5 tahun)- Menarche/menstruasi (10 16 tahun, kadang 7 thn)- Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat

2.Laki-laki- Pertumbuhan testis (10 13,5 tahun)- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 15 tahun)- Pembesaran badan (10,5 16 tahun)- Pembesaran penis (11 14,5 tahun)- Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.

B. Perkembangan Hubungan Sosial Remaja

1.Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial

Manusia tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangan itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan .Interaksi sosial merupakan proses sosialisasi yang mendudukan anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial. .

Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.

2.Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.

Pada masa remaja , anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan . Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting , tetapi cukup sulit , karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesame remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.

Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional . Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertuutup sehubungan dengan masalah yang dialaminya.

Menurut Erick Erison Bahwa masa remaja terjadi masa krisis , masa pencarian jati diri . Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural . Sedangkan menurut Freud , Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual.

Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok kelompok baik kelompok besar maupun klelompok kecil

3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial.

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi. .

a. KeluargaKeluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak.Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.

b. Kematangan Anak

Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

c. Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. ia anak siapa. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. .Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa menjaga status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud menjaga status sosial keluarganya itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi terisolasi dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.

d. Pedidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah).

Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

e. Kapasitas Mental, Emosi, dan Integensi .

Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. .Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

4. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku

Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh hide-ide dari teori teori yang menyebabkan siakp kritis terhadap situasi dan orang lain. .Pengaruh egosentris sering terlihat pada pemikiran remaja, yaitu :

a) Cita-cita dan idealisme yang baik , terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat jauh dan kesulitan-kesulitan praktis.

b) Kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri belum disertai pendapat orang lain. Pencerminan sifat egois dapat menyebabkan dalam menghadapi pendapat oaring lain , maka sifat ego semakin kecil sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang semakin baik dan matang .

5.Perbedaan Individual dalam Perkembangan Sosial

Bergaul dengan sesama manusia (sosialisasi) dilakukan oleh setiap orang, baik secara individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan individual manusia, yang hal itu tampak juga dalam perkembangan sosialnya.

Sesuai dengan Teori komprehensif yang dikemukakan oleh Erickson yang menyatakan bahwa manusia hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat menyediakan segala Hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai dengan minat, kemampuan, dan latar belakang kehidupan budayanya maka berkembang kelompok-kelompok sosial yang beranekaragam.Remaja yang telah mulai mengembangkan kehidupan bermasyarakat, maka telah mempelajari pola-pola yang sesuai dengan kepribadiannya.

6. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan.

Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsang kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat.Perlu sering diadakan kegiatan kerja bakti , bakti karya dan kelompok-kelompok belajar untuk dapat mempelajari remaja bersosialisasi sesamanya dan masyarakat .

C.Perkembangan Kemandirian Remaja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Dan karier berarti keahlian (hobi dsb) yg diamalkan dalam masyarakat atau dijadikan sumber kehidupan; atau kemajuan dalam kehidupan; perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan,atau jabatan.Dari pengertian kemandirian dan karier makaperkembangan kemandirian karier anak dan remajadapat dimaknai sebagai proses progresif menuju kematangan seorang individu dalam menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri dan kemampuannya dalam mengambil peran dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan remaja dan orientasinya di masa depan.

Kemandirian merupakan salah satu tugas pokok dari perkembangan. Untuk pencapaiannya harus diterapkan sejak dini dalam diri anak agar anak mampu melaksanakan segala sesuatunya dengan kemampuannya sendiri yang dominan, dimana anak tersebut mampu menyelesaikan tugas dengan kemampuannya tanpa di dominasi bantuan dari orang lain.Kemandirian pada remaja lebih mengarah tindakan yang melibatkan hati dan pemikirannya (psikis). Hal ini diperkuat pernyataan ahli perkembangan yang menyatakan: "Berbeda dengan kemandirian pada masa anak-anak yang lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri, mandi dan berpakaian sendiri, pada masa remaja kemandirian tersebut lebih bersifat psikologis, seperti membuat keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya".Memberikan kesempatan pada remaja untuk menentukan pilihan-pilihan sederhana akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam dirinya sehingga seterusnya ia akan mampu memutuskan perkara yang lebih pelik.

1.Karakteristik perkembangan kemandirian pada anak Kemandirian pada anak di usia-usia tertentu di tandai dengan beberapa perilaku anak, yaitu:1.Usia 1-2 tahun,anak mampu minum dari gelasnya sendiri tanpa tumpah, mulai makan sendiri dengan menggunakan sendok.2.Usia 2-3 tahun,memberitahu orang dewasa kala ingin buang air3.Usia 3-4 tahun,anak mampu ke kamar mandi sendiri4.Usia 5-7 tahun,anak mampu berpakaian sendiri, mengikat simpul tali sepatu.5.Usia 8-10 tahun,anak sudah mamapu membenahai peralatan pribadinya seperti menyiapkan buku sesuai jadwal pelajaran,mampu memenuhi kebutuhan sendiri seperti, memasaka mi instan saat orang orang tua tidak di rumah.

2. Faktor yang mempengaruhi kemandirian anak dan remaja

Kemandirian merupakan aspek yang berkembang di dalam diri seseorang, bentuknya beragam karena dipengaruhi oleh hal yang beragam pula. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak dan remaja:a. Gen atau keturunan orang tuab. Pola asuhc. Sistem pendidikan di sekolahd. Sistem kehidupan di masyarakat3. Orientasi karier pada anak dan remaja Oreintasi karier pada anak dan remaja merupakan tahap dimana anak dan remaja dikenalkan dengan dunia yang akan digelutinya kelak. Pengenalan dan pemahaman anak terhadap cita-cita harus dikenalkan sejak dini, sehingga akan segera diketahui apa yang menjadi bakat dan minat mereka sehingga guru dan orang tua dapat mengarahkan ke jalan yang tepat sejak awal dimana kemampuan intelektual sang anak sedang maju dengan pesat.

4. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Karier Anak dan Remaja Factor yang mempengaruhi perkembangan karier anak dan remaja dibagi menjadi dua bagian:1. Faktor Internala. Motivasi dalam diri anak sendirib. Kesadaran anak pada kemampuan dan minat yang dimiliki2. Faktor Eksternala. Keluarga.b. Pendidikan Sekolah.c. Lingkungan sekitar, baik itu teman sebaya ataupun media informasi

D.Perkembangan Moral pada Remaja

Masa remaja adalah periode di mana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan.Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis,remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya kenyataan lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.

Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan kenyataan yang baru. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap pemberontakan remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik.pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya.

Kemungkinan remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.Peranan orangtua atau pendidik sangat besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya.Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika lingkungan baru memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.

E.Perkembangan Kognitif pada Remaja

Menginjak masa puber, seorang remaja akan mengalami perkembangan kognitif atau kemampuan berpikir. Perkembangan kognitif remaja, dalam pandanganJean Piaget(seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Idealnya, seorang remaja sudah mempunyai pola pikir sendiri. Di antaranya yang bisa digambarkan yaitu:

Mulai bisa berpikir logis tentang suatu gagasan yang abstrak

Mulai bisa membuat rencana, strategi, membuat keputusan, memecahkan masalah serta mulai memikirkan masa depan

Muncul kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar menguji hipotesis atau permasalahan

Belajar berinstropeksi diri

Wawasan berpikirnya semakin luas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, jati diri atau identitas

Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tapi juga akan mengadaptas informasi tersebut dengan pemikirannya sendiri. Namun pada kenyataannya, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia), masih banyak sekali remaja (bahkan orang dewasa juga lho) yang belum mampu berpikir dewasa. Sebagian masih memiliki pola pikir yang sangat sederhana. Hal ini terjadi karenasistem pendidikan di Indonesia banyak menggunakan metode belajar mengajar satu arah atau ceramah, sehingga daya kritis belajar seorang anak kurang terasah. Bisa juga pola asuh orang tua yang cenderung masih memperlakukan remaja seperti anak-anak sehingga mereka tidak punya keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usianya.Seharusnya seorang remaja harus sudah mencapai tahap perkembangan pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada jenjang perkembangan remaja, Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya.. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.

Seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial karena perkembangan remaja sangat dipengarunhi oleh fisik dan lingkungan sekitarnya. .