Psikologi Pendidikan

22
Pengantar Psikologi Semester II (Non Regular) MAKALAH PENGANTAR PSIKOLOGI TENTANG HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU PENGETAHUAN LAIN Dosen Pembimbing : Dra. Erni Susiani, M.Pd. Disusun Oleh : Munawaroh SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL–MARHALAH AL–ULYA BEKASI TAHUN 2011 1 | Page [email protected]

Transcript of Psikologi Pendidikan

Page 1: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

MAKALAH PENGANTAR PSIKOLOGI

TENTANG

HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU

PENGETAHUAN LAIN

Dosen Pembimbing : Dra. Erni Susiani, M.Pd.

Disusun Oleh : Munawaroh

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

AL–MARHALAH AL–ULYA BEKASI

TAHUN 2011

1 | P a g [email protected]

Page 2: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada

kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam selalu

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah PENGANTAR

PSIKOLOGI yang berjudul HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU PENGETAHUAN

LAIN oleh dosen pembimbing Dra. Erni Susiani, M.Pd.

Dalam makalah ini penulis telah berusaha mengumpulkan berbagai referensi dari

buku serta internet yang terkait dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi mahasiswa/I STIT AL-MARHALAH

AL-ULYA semester II.

Penulis mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan. Kritik

dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis agar dalam penyusunan makalah

selanjutnya dapat lebih baik lagi. Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak

yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Bekasi, Maret 2011

Penulis

2 | P a g [email protected]

Page 3: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………..…. i

Daftar Isi ………………………………………………………………………….… ii

Bab Pendahuluan ………………………………………………………………….... 1

Bab Pembahasan …………………………………….………………………..…….. 2

A. Hub. Psikologi dengan Filsafat …………………………………………….. 2B. Hub. Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam ………………..…………. 7C. Hub. Psikologi dengan Biologi …………………………………………….. 7D. Hub. Psikologi dengan Sosiologi …………………………………………... 8E. Hub. Psikologi dengan Paedagogiek ……………………………………..… 9F. Hub. Psikologi dengan Agama …………………………………………..…. 9

Bab Penutupan ………………………………………...…………………………… 11

Daftar Pustaka

3 | P a g [email protected]

Page 4: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

BAB

PENDAHULUAN

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam

hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa

Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu)

sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang

jiwa.

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang.

Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang

sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke

masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan

intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

Hakikat ilmu sebenarnya dari satu sumber, kemudian untuk memperdalam bahasanya

dibagilah ilmu-ilmu tersebut. Namun, pembagian itu tidak boleh dikatakan sebagai dikotomi

antar ilmu pengetahuan. bahkan, untuk menguatkan dan mendukung serta menopang ilmu-

ilmu untuk digunakan kepada kebaikan manusia.

Berikut dijelaskan hubungan ilmu psikologi dengan ilmu-ilmu lain. saling lengkap-

melengkapi dan sokong menyokong. Bukan sebaliknya, saling dikotomis dan

menghancurkan. mari kita simak uraian hubungan ilmu psikologi dengan ilmu lainya pada

Bab Pembahasan berikut.

4 | P a g [email protected]

Page 5: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

BAB

PEMBAHASAN

HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU PENGETAHUAN LAIN

A. Hubungan psikologi dengan filsafat

Filsafat sebagai ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam

mengorientasikan diri dalam dunia. Akan tetapi, ilmu-ilmu tersebut secara hakiki

terbatas sifatnya. Untuk menghasilkan pengetahuan yang setepat mungkin, semua

ilmu membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Dengan demikian ilmu-ilmu

khusus tidak menggarap pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut manusia sebagai

keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang dinamis. Dalam hal ini, peranan filsafat

terhadap semua disiplin ilmu termasuk psikologi, hanya sebagai penggagas dan

peletak dasar, dan selanjutnya ilmu-ilmu itulah yang berkembang sesuai dengan objek

kajianya masing-masing.

K. Bertens memberikan lima hal yang menyangkut peranan dari filsafat bagi

perkembangan ilmu-ilmu yang lain :

1) Filsafat dapat menyumbang untuk memperlancar integrasi antara ilmu-ilmu

yang sangat dibutuhkan, yang disinyalir kecondongan ilmu pengetahuan untuk

berkembang ke arah spesialisasi yang akhirnya menimbulkan kebuntuan.

Tetapi pada filsafat tidak ada spesialisasi khusus, filsafat bertugas untuk

memperhatikan keseluruhan dan tidak berhenti pada detail-detailnya.

2) Filsafat dapat membantu dalam membedakan antara ilmu pengetahuan dan

scientisme. Dengan scientisme dimaksudkan pendirian yang tidak mengakui

kebenaran lain daripada kebenaran yang disingkapkan oleh ilmu pengetahuan

dan tidak menerima cara pengenalan lain daripada cara pengenalan yang

dijalankan oleh ilmu pengetahuan, dengan demikian ilmu pengetahuan

melewati batas-batasnya dan menjadi suatu filsafat.

3) Tidak dapat disangkal bahwa hubungan antara filsafat dengan ilmu

pengetahuan lebih erat dalam bidang pengetahuan manusia daripada bidang

ilmu pengetahuan alam.

5 | P a g [email protected]

Page 6: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

4) Salah satu cabang filsafat yang tumbuh subur sekarang ini adalah apa yang

disebut “foundational research“ suatu penelitian kritis tentang metode-metode,

pengandaian-pengandaian dan hasil ilmu pengetahuan positif.

5) Peranan filsafat dalam kerja sama interdisipliner pasti tidak dapat dibayangkan

sebagai semacam “pengetahuan absolut“.

Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang antara lain

membicarakan soal hakikat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan sebagainya.

Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang

ditempuh sebagai salah satu sebabnya, tetapi psikologi masih tetap mempunyai

hubungan dengan filsafat. Bahkan sebetulnya dapat dikemukakan bahwa ilmu-ilmu

yang telah memisahkan diri dari filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan

filsafat terutama mengenai hal-hal yang menyangkut sifat hakikat dan tujuan dari ilmu

pengetahuan.

Kebutuhan keilmiahan psikologi tersebut nampaknya baru terpecahkan ketika

Wilhelm Wundt (1832-1920) dan kawan-kawannya memulai menerapkan metode

yang baru dalam bidang psikologi eksperimen. Dalam laboratorium eksperimen

pertama yang didirikannya pada tahun 1879 di Universitas Leipzig (Jerman), Wundt

kemudian mulai melakukan serangkaian eksperimen untuk menguji fenomena-

fenomena yang dulunya merupakan bagian dari filsafat.

Namun demikian, meskipun pengaruh filsafat bagi perkembangan ilmu

psikologi masih dapat dirasakan dalam setiap penelitian yang dihasilkan, hal ini

tentunya tidak terlepas dari bidang garapan yang lebih banyak mempunyai kesamaan

dengan filsafat itu sendiri. Dengan diakuinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan

yang berusaha menempatkan metode penelitian yang sistematis dan ilmiah, psikologi

menunjukkan jati dirinya sebagai salah satu cabang ilmu yang mampu menempatkan

metode-metode ilmiah sebagai bagian dari penelitiannya.

Filsafat ilmu, sebagai salah satu cabang filsafat, memberikan sumbangan besar

bagi perkembangan ilmu psikologi. Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang hendak

merefleksikan konsep-konsep yang diandaikan begitu saja oleh para ilmuwan, seperti

konsep metode, obyektivitas, penarikan kesimpulan, dan konsep standar kebenaran

suatu pernyataan ilmiah. Hal ini penting, supaya ilmuwan dapat semakin kritis

terhadap pola kegiatan ilmiahnya sendiri, dan mengembangkannya sesuai kebutuhan

6 | P a g [email protected]

Page 7: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

masyarakat. Psikolog sebagai seorang ilmuwan tentunya juga memerlukan

kemampuan berpikir yang ditawarkan oleh filsafat ilmu ini. Tujuannya adalah supaya

para psikolog tetap sadar bahwa ilmu pada dasarnya tidak pernah bisa mencapai

kepastian mutlak, melainkan hanya pada level probabilitas. Dengan begitu, para

psikolog bisa menjadi ilmuwan yang rendah hati, yang sadar betul akan batas-batas

ilmunya, dan terhindar dari sikap saintisme, yakni sikap memuja ilmu pengetahuan

sebagai satu-satunya sumber kebenaran.

Sebagai cabang ilmu, psikologi termasuk dalam ilmu-ilmu kemanusiaan,

khususnya ilmu-ilmu sosial. Ciri ilmu-ilmu kemanusiaan adalah memandang manusia

secara keseluruhan sebagai objek dan subjek ilmu. Ciri lainnya terletak pada titik

pandang dan kriterium kebenaran yang berbeda dari ilmu-ilmu alam. Ciri lain lagi

muncul sebagai akibat ciri tersebut yaitu bahwa antara subjek dan objek ilmu -ilmu

kemanusiaan terdapat proses saling mempengaruhi. Psikologi sebagai bagian dari

ilmu kemanusiaan juga memiki ciri-ciri tersebut . Berhadapan dengan ilmu-ilmu itu

salah satu tugas pokok filsafat ilmu adalah menilai hasil ilmu-ilmu pemngetahuan

dilihat dari sudut pandang pengetahuan manusia seutuhnya. Ada dua bidang

sehubungan dengan masalah pengetahuan yang benar, yaitu:

Ikut menilai apa yang dianggap tepat atau benar dalam ilmu-ilmu

Memberi penilaian terhadap sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan

manusia guna mencapai pengetahuan yang benar.

Dengan demikian, filsafat ilmu dapat berperan dalam menilai secara kritis apa yang

dianggap sebagai pengetahuan yang benar dalam ilmu psikologi. Sebagaimana telah

diungkapkan, ilmu-ilmu mempunyai sumbangan yang sangat besar bagi manusia.

Sumbangan-sumbangan itu mendukung peradaban manusia, karena itu patut dihargai.

Namun demikian kadang terdapat kelemahan yang perlu dicermati, yakni apabila para

pelaku ilmu berpendapat bahwa di luar ilmu-ilmu mereka tidak terdapat pengetahuan

yang benar. Kelemahan lainnya adanya anggapan tentang kebenaran dikemukakan

secara eksplisit dengan mengabaikan bidang filsafat yang dengan demikian

sebenarnya sudah dimasuki oleh para pelaku ilmu yang bersangkutan.

Filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi menjawab

pertanyaan (masalah). Jadi dengan berfilsafat, psikologmendapatkan solusi dari

permasalahan kliennya, karena terus diberikan pertanyaan, kenapa, mengapa,

7 | P a g [email protected]

Page 8: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

alasannya apa, terus begitu sampai akhirnya ada kesimpulan dari pertanyaan (dari

permasalahan) itu. Ketika seseorang sudah mampu mempertanyakan siapa dirinya,

bagaimana dirinya terbentuk, bagaimana posisi dirinya di alam semesta ini, itu berarti

orang tersebut sudah berfilsafat ke taraf yang paling tinggi. Untuk itu dibutuhkan

perenungan, karena apabila didiskusikan, bisa jadi orang lain menganggap kita gila,

karena itu adalah insight, dan tidak semua orang bisa mendapatkan insight.

Filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi. Seperti kita tahu,

psikologi, dan semua ilmu lainnya, merupakan pecahan dari filsafat. Di dalam filsafat,

kita juga bisa menemukan refleksi-refleksi yang cukup mendalam tentang konsep jiwa

dan perilaku manusia. Refleksi-refleksi semacam itu dapat ditemukan baik di dalam

teks-teks kuno filsafat, maupun teks-teks filsafat modern. Dengan mempelajari ini,

para psikolog akan semakin memahami akar historis dari ilmu mereka, serta

pergulatan-pergulatan macam apa yang terjadi di dalamnya. Saya pernah menawarkan

kuliah membaca teks-teks kuno Aristoteles dan Thomas Aquinas tentang konsep jiwa

dan manusia. Menurut saya, teks-teks kuno tersebut menawarkan sudut pandang dan

pemikiran baru yang berguna bagi perkembangan ilmu psikologi.

Filsafat juga memiliki cabang yang kiranya cukup penting bagi perkembangan

ilmu psikologi, yakni etika. Yang dimaksud etika disini adalah ilmu tentang moral.

Sementara, moral sendiri berarti segala sesuatu yang terkait dengan baik dan buruk.

Di dalam praktek ilmiah, para ilmuwan membutuhkan etika sebagai panduan,

sehingga penelitiannya tidak melanggar nilai-nilai moral dasar, seperti kebebasan dan

hak-hak asasi manusia. Sebagai praktisi, seorang psikolog membutuhkan panduan etis

di dalam kerja-kerja mereka. Panduan etis ini biasanya diterjemahkan dalam bentuk

kode etik profesi psikologi. Etika, atau yang banyak dikenal sebagai filsafat moral,

hendak memberikan konsep berpikir yang jelas dan sistematis bagi kode etik tersebut,

sehingga bisa diterima secara masuk akal. Perkembangan ilmu, termasuk psikologi,

haruslah bergerak sejalan dengan perkembangan kesadaran etis para ilmuwan dan

praktisi. Jika tidak, ilmu akan menjadi penjajah manusia. Sesuatu yang tentunya tidak

kita inginkan.

Terakhir, filsafat bisa menawarkan cara berpikir yang radikal, sistematis, dan

rasional terhadap ilmu psikologi, bagi para psikolog, baik praktisi maupun akademisi,

sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh.

8 | P a g [email protected]

Page 9: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

Dengan ilmu logika, yang merupakan salah satu cabang filsafat, para psikolog

dibekali kerangka berpikir yang kiranya sangat berguna di dalam kerja-kerja mereka.

Seluruh ilmu pengetahuan dibangun di atas dasar logika, dan begitu pula psikologi.

Metode pendekatan serta penarikan kesimpulan seluruhnya didasarkan pada prinsip-

prinsip logika. Dengan mempelajari logika secara sistematis, para psikolog bisa mulai

mengembangkan ilmu psikologi secara sistematis, logis, dan rasional. Dalam hal ini,

logika klasik dan logika kontemporer dapat menjadi sumbangan cara berpikir yang

besar bagi ilmu psikologi.

Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai

hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dan

psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Hubungan antara filsafat ilmu

dengan psikologi, diantaranya :

filsafat ilmu dapat berperan dalam menilai secara kritis apa yang dianggap sebagai

pengetahuan yang benar dalam ilmu psikologi;

filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi menjawab pertanyaan

(masalah). Jadi dengan berfilsafat, psikolog mendapatkan solusi dari permasalahan

kliennya;

ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya;

filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi;

dalam metode, filsafat bisa menyumbangkan metode fenomenologisebagai alternatif

pendekatan di dalam ilmu psikologi;

filsafat juga bisa mengangkat asumsi-asumsi yang terdapat di dalam ilmu psikologi.

Selain mengangkat asumsi, filsafat juga bisa berperan sebagai fungsi kritik terhadap

asumsi tersebut;

dalam konteks perkembangan psikologi sosial, filsafat juga bisa memberikan wacana

maupun sudut pandang baru dalam bentukrefleksi teori-teori sosial kontemporer;

filsafat bisa memberikan kerangka berpikir yang radikal, sistematis, logis, dan

rasional bagi para psikolog, baik praktisi maupun akademisi, sehingga ilmu psikologi

bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh.

9 | P a g [email protected]

Page 10: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

B. Hubungan psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pegetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap

perkembangan psikologi. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan

alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam menjadi

contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode

ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Karenanya

sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah

mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Psikologi

merupakan ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun pada akhirnya,

metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya digunakan dalam lapangan psikologi.

Oleh karena perbedaan dalam obyeknya. Sebab ilmu pengetahuan alam berobyekkan

pada benda-benda mati. Sedangkan psikologi berobyekan pada manusia hidup,

sebagai makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan dapat

berubah setiap saat.

Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi menyelidiki dan

mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks, maka

psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap cabang

ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan kurang sempurna apabila

tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan demikian akan terjadi hubungan

timbal balik.

C. Hubungan psikologi dengan Biologi

Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, semua benda yang

hidup menjadi obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung

didalamnya. Baik psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia.

Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun

dati segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi maupun

psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan.

Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang sama-

sama dipelajari oleh kedua ilmu tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi

biologi adalah hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun

temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Soal keturunan juga dibahas oleh

10 | P a g [email protected]

Page 11: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

psikologi, misalnya tentang sifat, intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna

kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi.

D. Hubungan psikologi dengan Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia,

mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat. Obyek dari sosiologi adalah

manusia. Sehingga antara psikologi dengan sosiologi sangat berhubungan. Dan tidak

mengherankan jika suatu waktu ada titik pertemuan dalam meninjau manusia,

misalnya soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang penting adalah hidup

bermasyarakat. Sedangkan tinjauan psikologi adalah tingkah laku sebagai manifestasi

hidup kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu yang membat manusia bertingkah

laku/berbuat. Psikologi dengan sosiologi mempunyaianalisis kemasyarakatan yakni

menggunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Salah satu

contohnya dalam hal pergaulan hidup yang terdiri dari beberapa golongan seperti

suku bangsa, keluarga, perhimpunan, kelas, dll.

Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari

perilaku individu adalah psikologi kepribadian. Pendekatan psikologi kepribadian

adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi

dengan sosiologi adalah mengidentifikasikan respon dari sebagian besar orang dalam

suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.

Psikologi dengan sosiologi lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana

seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Dan mempelajari perasaan

subyektif yang biasa muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu

mempengaruhi perilaku seseorang. Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi

dengan sosiologi adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang

kemungkinan besar timbulnya mereka melakukan perilaku agresi, yang merupakan

penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Dan kita semua

menyadari bahwa tingkah laku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitar,

sehingga tidaklah sempurna jika meninjau manusia berdiri sendiri dan terlepas dari

masyarakat yang melatarbelakanginya.

11 | P a g [email protected]

Page 12: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

E. Hubungan psikologi dengan Paedagogiek

Kedua ilmu ini hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain, oleh karena

mempunyai hubungan timbal balik. Paedogiek sebagai ilmu yang bertujuan untuk

memberikan bimbingan hidup manusia sejak dari lahir sampai mati tidak akan sukses,

bilamana tidak dapat mendasarkan diri kepada psikologi, yang tugasnya memang

memang menunjukkan perkembangan hidup manusia sepanjang masa, bahkan ciri dan

wataknya serta kepribadiannya pun ditunjjukkan oleh psikologi.

F. Hubungan psikologi dengan Agama

Psikologi dengan agama merupakan dua hal yang berhubungan erat.

Mengingat agama sendiri diturunkan kepada umat manusia dengan dasar-dasar yang

disesuaikan oleh kondisi psikologi dan situasi psikologi. Tanpa dasar, agama akan

sulit diterima oleh manusia. Karena didalam agama mengajarkan tentang bagaimana

agar manusia tanpa paksaan bersedia menjadi seorang hamba yang patuh dan taat

pada ajaran agama.

Dalam agama, penuh dengan unsur-unsur paedagogis yang merupakan essensi

pokok dari tujuan agama yang diturunkan oleh tuhan kepada manusia. Unsur

paedagogis dalam agama tidak mempengaruhi manusia kecuali bila disampaikan

sesuai petunjuk psikologis.

Setiap orang dapat menghayati perasaan keagamaan dirinya dan dapat meneliti

keberagaman orang lain. Makna agama dalam psikologis pasti berbeda-beda pada tiap

orang. Bagi sebagian orang, agama adalah ritual ibadah, seperti sholat dan puasa. Bagi

agama lain adalah pengabdian kepada sesama makhluk atau pengorbanan untuk suatu

keyakinan.

Hubungan psikologi dengan agama mempelajari psikis manusia dalam

hubungannya dengan manifestasi keagamaan, yaitu kesadaran agama dan pengalaman

agama. Kesadaran agama hadir dalam pikiran dan dapat dikaji dengan intropeksi.

Pengalaman agama sendiri merupakan perasaan yang hadir dalam keyakinan sebagai

buah dari amal keagamaan semisal melazimkan dzikir. Jadi obyek studinya dapat

berupa gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan

dan proses hubungan antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaan.

12 | P a g [email protected]

Page 13: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

Antara psikologi dengan agama tidak bermaksud untuk melakukan

penelitian/kritik terhadap ajaran agama tertentu, tapi semata untuk memahami dan

melukiskan tingkah laku keagamaan sebagai ekspresi dalam alam pikiran, perasaan,

dan sebagainya akibat adanya keyakinan agama tertentu. Contoh bahwa psikologi

dengan agama mempunyai hubungan erat dalam memberikan bimbingan manusia

adalah jika manusia melanggar norma-norma agama dipandang dosa. Perasaan

berdosa inilah yang mengakibatkan perasaan nestapa dalam dirinya meskipun tidak

diberikan hukuman lahiriyah. Psikologi memandang bahwa orang yang berdosa telah

menghukum dirinya sendiri karena berbuat pelanggaran. Jiwa mereka tertekan dan

dihantui perasaan besalah. Dan bila yang bersangkutan tidak dapat mensublimasikan

perasaannya, akan mengakibatkan semacam penyakit jiwa yang merugikan dirinya

sendiri. Dalam hal demikian itulah penuduk agama sangat diperlukan untuk

memberikan jalan sublimatif serta katharisasi mengingat hubungan antara keduanya.

13 | P a g [email protected]

Page 14: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

BAB

PENUTUPAN

KESIMPULAN

Hubungan psikologi dengan filsafat : sama – sama membicarakan soal hakikat kodrat

manusia, ujuan hidup manusia dan menyagkut maluhur serta tujuan dari ilmu pengetahuan .

Hubungan psikologi dengan IPA : bahwa metode kedua disiplin ilmu ilmu tersebut memiliki

ilmu keterdukungan dari segala hal , walaupun berbeda obyek .

Hubungan psikologi dengan biologi : sama – sama memberikan manusia . Dan keduanya bisa

dijelaskan pada salah satu sisi . Misalnya : soal keturunan, dsb. Sebab psikologi terbatas pada

satu sisi.

Hubungan psikologi dengan sosiologi : bahwa psikologi mempelajari tentang tingkah laku

manusia dalam situasi – situasi sosial yang mana ini juga dipelajari sosiologi . kejiwaan

manusia.

Hubungan Psikologi dengan paedagogiek : ternyata psikologi dapat menunjukkan

perkembangankepribadian seseorang yang menjadi dasar bimbingan ilmu paedagogiek.

Hubungan Psikologi dengan agama : agama telah bahwa dosa adalah suatu karena melanggar

norma – norma dan hukum – hukum yang ada dan ini dapat mengganggu psikis seseorang.

14 | P a g [email protected]

Page 15: Psikologi Pendidikan

Pengantar PsikologiSemester II (Non Regular)

DAFTAR PUSTAKA

M. Ngalim purwanto, Drs., Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya., Bandung., 1990.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/01/psikologiwhat-is-it/

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090505140449AAsK5WP

http://www.ziddu.com/download/7966395/hubungan-psikologi-dg-ilmu-lain.doc.html

http://www.members.tripod.com/ aljawad/artikel/filsafat_ilmu.htm

http://technurlogy.wordpress.com/2010/03/26/hubungan-filsafat-ilmu-dengan-psikologi/

http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=404&Itemid=55

15 | P a g [email protected]