Psikologi

13
i KESULITAN BELAJAR Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Oleh Endang lastri Dosen Pembimbing : AFRINALDI, S.Sos.I.,M.A JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

Transcript of Psikologi

i

KESULITAN BELAJAR

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Oleh

Endang lastri

Dosen Pembimbing :

AFRINALDI, S.Sos.I.,M.A

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN)

SJECH M. DJAMIL DJAMBEK

BUKITTINGGI

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

B. Rumusan Masalah .........................................................................

C. Tujuan Masalah .............................................................................

BAB II KESULITAN BELAJAR

A. Pengertian Kesulitan Belajar .........................................................

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar.................

C. Mengenal Anak Didik Yang Mengalami Kesulitan Belajar .........

D. Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar ..............................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................

B. Saran ..............................................................................................

DAFTAR KEPUSTAKAAN

i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat

berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,

kadang-kadang dapat cepat menagkap apa yang dipelajari, kadang-kadang

terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi dan

terkadang juga sulit untuk mengadakan kosentrasi.

Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini

pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak

didik. Dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar

sebagaimana mestinya, yang disebut dengan kesulitan belajar.

B. Rumusan Masalah

Adapun dalam makalah ini penulis akan membahas menganai :

1. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar ?

2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesulitan belajar?

3. Bagaimanakah mengetahui anak didik yang mengalami kesulitan belajar?

4. Bagaimanakah menanggulangi kesulitan belajar bagi siswa?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian kesulitan belajar

2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah

kesulitan belajar

3. Untuk mengetahui anak didik yang mengalami kesulitan belajar

4. Untuk mmengettahui usaha-usaha dalammengatasi kesulitan belajar

i

BAB II

KESULITAN BELAJAR

A. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of

Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06) menyatakan

bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari

proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa

ajaran atau tulisan.

Di samping defenisi tersebut, ada definisi lain yang yang dikemukakan

oleh The National Joint Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam

Abdurrahman (2003 : 07) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu

kelompok kesulitan yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam

kematian dan penggunan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap,

membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi biologi

Sedangkan menurut Sunarta (1985 : 7) menjelaskan bahwa yang

dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa-

siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah

dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang

diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan

belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik

tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya

adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkah laku,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

i

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

Kesulitan yang dialami siswa memerlukan bantuan dari berbagai pihak

terutama dari guru bimbingan dan penyuluhan agar proses pembelajaran dapat

berjalan secara efektif dan efisien.

Menurut Slameto (2003 : 54), faktor-faktor yang mempengaruhi

kesulitan belajar ada dua, yaitu :1

1. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar

a. Faktor Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berperan terhadap

kemampuan bagi seseorang, anak yang dalam keadaan segar

jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan anak yang ada dalam

kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi akan mudah cepat lelah,

mudah mengantuk sehingga dalam kegiatan belajarnya mengalami

kesulitan dalam menerima pelajaran.

b. Faktor psikologis

Adapun yang termasuk faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi

proses belajar antara lain adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan dan kesiapan (Slameto, 1999 : 55)

Integensi

Anak yang mempunyai IQ tinggi dapat menyelesaikan persoalan

yang dihadapinya. Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90

tergolong lemah mentah (mentally deffective). Anak inilah yang

banyak mengalami kesulitan belajar, mereka digolongkan atas

debil, emisil,dan idiot.

Perhatian - Menurut al-Ghazali (2001) dalam Slameto (2003)

bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun

bertujuan semata-mata kepada suatu benda atau hal (objek) atau

sekumpulan obyek.

1 Suryabrata, S, Psiikologii Pendidikan,(Jakarta: Rajawali, 1984)

i

Bakat - Menurut Hilgard dalam Slameto (2003) bahwa bakat

adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah

kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi

pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih.

Kemudian menurut Muhibbin (2003) bahwa bakat adalah

kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Minat - Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (1996)

bahwa minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih

secara bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap

aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat

memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi.

Motivasi

Motifasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan,

mendasri, mengarahkankegiatan belajar. Motivasi dapat

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga

semakin besar motifasinya akan semakin besar keseuksesan

belajarnya. Jadi, dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa

motivasi siswa dalam proses belajar mengajar, sangat

mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi

belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri

mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan

baik.

Tipe-tipe khusus seseorang pelajar

Kita mengenal tipe-tipe belajar seorang anak.

- Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-

bahanyang disajikan secara tertulis, bagan, ganmbar, dangrafik.

- Anak yang bertipea uditif, mudah mempelajari bahan yang

disajikan dalam bentuk suara (ceramah).

i

- Individu yang bertipe motorik, mudah mempelajari bahanyang

berupa tulisan-tulisan, gerakan, dan sulit mempelajari bahan

yang berupa suara dan penglihatan.

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern

dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :

a. Keluarga, yang meliputi cara orang mendidik, relasi antara anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang

tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c. Masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media

massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

C. Mengenal Anak Didik yang Mengalami Kesulitan belajar

Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar itu biasanya dikenal

dengan sebutan prestasi rendah/kurang (underachiever). Anak ini tergolong

memiliki IQ tinggi tetapi prestasinya dalam belajar rendah (di bawah rata-rata

kelas).

Secara potensial mereka yang IQ-nya tinggi memiliki prestasi yang

tinggi pula. Tetapi anak yang mengalami kesulitan belajar tidak demikian

halnya. Timbulnya kesulitan belajar itu berkaitan dengan aspek motifasi,

minat, sikap, kebiasaan belajar, pola-pola pendidikan yang diterima dari

keluarga.

Beberapa gejala sebagai penanda adanya kesulitan belajar, antara lain :

1. Menunjukan prestasi yang rendah/dibawah rata-rata kelas.

2. Hasil yang dicapai tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan.

3. Lambat dalam melakukan tuggas-tugas belajar.

i

4. Menunjukan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura,

dusta dan lain-lain.

5. Menunjukan tingkah laku yang berlainan.

Dari gejala-gejala yang tampak guru (pembimbing) dapat

menginterpsrestasikan bahwa ia kemungkinan mengalami kesulitan belajar. Di

samping gejala-gejala yang tanpak guru pun bisa mengadakan penyelidikan

antara lain dengan :2

1. Observasi

Cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap objek.

Mencatat gejala-gejala yang tampak pada subjek, kemuadian diseleksi

ubtuk dipilih yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Data-data yang dapat

diperolrh dengan observasi, misalnya

a. Bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, adalah tanda-tanda

cepat lelah, mudah mengantuk, sukar memusatkan perhatian pada

pelajaran.

b. Bagaimana kelengkapan catatan, peralatan dalam pelajaran.

2. Interviu

Merupakan cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap

orang yang diselidiki. Dalam menyelidiki murid yang mengalami kesulitan

belajar, iterviu dapat dilakukan secara langsung dan tidk langsung.

3. Tes diagnostik

Adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tes. Menurut Cronbach, tes

adalah suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan kelakuan

dari dua orang atau lebih.

4. Dokumentasi

Adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan, arsip,

dokumen-dokumen yang berhubungan dngan orang yang diselidiki. Untuk

mengenal murid yang mengalami kesulitan belajar bisa melihat :

2 Surya, Psikologi Pembelajarandan Pengajara,(Bandung: Yayasan Bakti Wiyana, 1997)

i

- Riwayat hidup

- Kehadiran murid dalam mrngikuti pelajaran

- Catatan kesehatannya

- Catatan hariannya

- Rapor, dan lain-lain

Setelah data terkumpul kemudian diseleksi, tinggal data-data yang

diperlukan. Untuk dapat mengatakan murid mana yang mengalami

kesulitan belajar, diperlukan patokan kesulitan belajar.

D. Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar

Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor

kesulitan belajar. Karena itu, mencari sumber penyebab utama dan sumber-

sumber penyebab peserta lainnya, adalah menjadi mutlak adanya dalam

rangka mengatasi kesulitan belajar.

Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka

mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu :3

1. Pengumpulan data

Untuk menentukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak

informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan

suatu pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data.

2. Pengolahan data

Data telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, tidak ada

artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua data hars

diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan

belajar yang dialami anak.

Dalam pengolah data, langkah yang dapat ditempuh antara lain adalah :

a. Idntifikasi kasus

b. Membandingkan antar kasus

c. Membandingkan dngan hasil tes

d. Menarik kesimpulan

3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru

i

3. Diagnosis

Adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data.

Diaonosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut :

a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan

ringannya)

b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber

penyebab kesulitan belajar.

c. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar dan

sebagainya.

Dalam rangka diagnosis ini biasanya diperlukan berbagai bantuan tenaga

ahli, misalnya :

a. Dokter, untuk mengetahui kesehatan anak

b. Psikolog, untuk mengetahui tingkat IQ

c. Psikiater, untuk mengetahui kejiwaan anak

d. Social worker, untuk mengetahui kelainan sosial yang mungkin

dialami anak.

4. Prognosis

Prognosis artinya ramalan apa yang telah ditetapkan dalam tahap

diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan

ramalan mengetahui bantuan apa yang diberikan kepadanya untuk

membantu mengatasi masasahnya. Dalam prognosis ini antara lain akan

ditetapkan mengenai bentuk treatment (perlakuan) sebagai follow up dari

diagnosis.

Dalam hal ini berupa :

- Bentuk treatment yang harus diberikan

- Bahan/materi yang diperlukan

- Metode yang akan digunakan

- Alat-alat bantu belajar mengajar yang diperlukan

- Waktu (kapan kegiatan itu dilaksanakan)

Pendek kata, prognosis adalah aktivitas penyusunan rencana/program

yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar

anak didik.

i

5. Treatment (perlakuan)

Perlakuan yang dimaksudkan adalah pemberian bantuan kepada anak yang

bersangkutan sesuai dengan progaram yang telah disususn pada tahap

prognosis tersebut.

- Melalui bimbingan belajar

- Melalui bimbingan belajar individual

- Melalui pengajaran remedial dalam beberapa bidang studi tertentu

- Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah

psikologis

- Melalui bimbingan orang tua, dan pengentasan kasus sampingan yang

mungkin ada.

i

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yyang ditandai

dengan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.

Faktor-taktor yyang mempengaruhi kesulitan belajar, terbagi dua

yaitu:

1. Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri manusiaitu sendiri,

meliputi :

- Faktor fisiologis

- Faktor psikologis

2. Faktor ektern yaitu faktor yang berasal dari luar diri manuusia

- Keluarga

- Sekolah

- Masyarakat

Secara potensial mereka yang IQ-nya tinggi memiliki prestasi yang

tinggi pula. Tetapi anak yang mengalami kesulitan belajar tidak demikian

halnya. Timbulnya kesulitan belajar itu berkaitan dengan aspek motifasi,

minat, sikap, kebiasaan belajar, pola-pola pendidikan yang diterima dari

keluarga.

Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor

kesulitan belajar. Karena itu, mencari sumber penyebab utama dan sumber-

sumber penyebab peserta lainnya, adalah menjadi mutlak adanya dalam

rangka mengatasi kesulitan belajar.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah kali ini, pemakalah telah berupaya

menyempurnakan tulisan ini, namun diakui bahwa hasil yang dicapai masih

banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu, diharapkan kepada dosen pembimbing khususnya dan kepada para

pembaca umumnya untuk dapat memberikan kritikan ataupun masukan yang

bersifat membangun untuk penyempurnaan tulisan berikutnya. Semoga tulisan

yang sangat sederhana ini dapat menambah pengetahuan pembaca.

i

DAFTAR KEPUSTTAKAAN

Syah, Muhibbin, M. Ed, 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Banduung: Remaja Rosdakarya

Surya, 2005, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung : Yayasan Bakti

Winaya

Soemannto,W, 1987, Psikologi Pendidikan,Jakarta :Rineka Cipta