PSIKOGERIATRI presentasi

download PSIKOGERIATRI presentasi

of 37

description

lol

Transcript of PSIKOGERIATRI presentasi

PSIKOGERIATRI

Oleh : Kelompok 3 dan 4Pembimbing: Dr. Tony Setiabudhi, Sp.KJ, Ph.DMO GER-2011PSIKOGERIATRIPsikiatri geriatri adalah cabang kedokteran yang memperhatikan pecegahan, diagnosis, dan terapi gangguan fisik dan psikologis pada lanjut usia dan dengan meningkatkan umur panjang. Merupakan bidang dalam psikiatri yang bertumbuh paling cepat. psikiatri geriatri dideklarasikan sebagai subspesialisasi resmi oleh American Board of Psychiatri and Neurology ( ABPN ) pada tahun 1989 (1 )

Pemeriksaan Psikiatrik pada usia lanjutPenggalian riwayat psikiatrik dan pemeriksaan status mental pada penderita usia dewasa muda Dokter harus menentukan apakah penderita mengerti sifat dan tujuan pemeriksaan Jika penderita mengalami gangguan kognitif, riwayat pra-morbid dan riwayat sakit harus didapatkan dari anggota keluarga atau mereka yang merawatnya.Namun, penderita juga tetap harus diperiksa tersendiri

Pemeriksaan Psikiatri GeriatriIdentitas Pasien nama, usia, jenis kelamin, status perkawinanII.Riwayat PasienRiwayat Psikiatrikeluhan utama, riwayat penyakit sekarang , riwayat penyakit dahulu (termasuk gangguan fisik), pemakainan obat, riwayat penggunaan alkohol dan pemakaian zat .b. Riwayat Kehidupan PribadiMasa kecil, pendidikan/pekerjaan, pernikahanRiwayat Keluargapohon keluarga d.Riwayat Sosial

III. Status MentalDeskripsi UmumPenampilanWajah seperti topeng terdapat pada penderita penyakit parkisonKesadaranIndikator yang peka terhadap disfungsi otak adalah adanya perubahan kesadaran ,adanya fluktuasi tingkat kesadaran atau tampak letargik.Pada keadaan yang berat penderita dalam keadaan somnolen atau stupor Perilaku dan aktivitas psikomotor gaya berjalan, posisi tubuh, gerakan jari,tremor dan asimetris tubuhPembicaraan/verbalisasipenderita depresi mungkin lambat dalam bicara dan gerakannyaSikap terhadap pemeriksa

Afek dan MoodPerasaan kesepian ,tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya adalah gejala depresi. Kesepian merupakan alasan yang paling sering dinyatakan oleh para lanjut usia yang ingin bunuh diri .Depresi merupakan resiko yang tinggi untuk bunuh diriGangguan persepsi halusinasi, ilusi, derealisasi, depersonalisasi

Gangguan pikiranProses pikir neologisme,gado-gado kata,sirkumstansialitas,asosiasi longgar,asosiasi bunyi,flight of ideas,dan retardasiIsi pikir (Waham)Gagasan tentang bunuh diri atau pembunuhan harus dicari Pengendalian impulsDaya nilaiTilikanTaraf dapat dipercaya

Penilaian kognitifDaya ingat (jangka panjang,pendek dan segera)Uji daya ingat jangka panjang: tempat dan tanggal lahir,nama dan hari ulang tahun anak-anak penderita.Uji daya ingat jangka pendek: menyebut tiga benda pada awal wawancara dan meminta penderita mengingat kembali benda tersebut akhir wawancara. (Hamilton,1985).Gangguan daya ingat yang berhubungan dengan usia tersebut perlu dibedakan dengan adanya kecemasan pada saat dilakukanpemeriksaan/wawancara (Weinberg,1995;Hamilton,1985) Bahasa

Orientasi (waktu,tempat dan orang berhubungan dengan gangguan kognisi)Orientasi terhadap orang mungkin dinilai dengan dua cara :apakah penderita,mengenali namnya sendiri,dan apakah juga mengenali perawat dan dokter.Orientasi waktu diuji dengan menanyakan tanggal,tahun,bulan dan hari.Kemampuan visuospasialPenderita untuk mencotoh gambar atau menggambar mungkin membantu dalam penilaian. Pemeriksaan neuropsikologis harus dilaksanakan jika fungsi visuospasial sangat terganggu KalkulasiFungsi eksekutifPerhatian/konsentrasiTaraf intelektualFunctional assessmentkemandirian dan melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (ADL, IADL)l.Kompetensi Uji dengan: Serial sevens testGangguan Mental Pada Lanjut UsiaProgram Epidemiological Catchment Area ( ECA ) dari National Institute of Mental Health menemukan bahwa gangguan mental yang paling sering pada lanjut usia adalah gangguan depresif, gangguan kognitif, fobia dan gangguan pemakaian alkohol serta juga memiliki risiko tinggi untuk bunuh diri, dan gejala psikiatrik akibat obat.I. Gangguan Demensia Demensia,suatu gangguan intelektual yang progresif dan ireversibelmeningkat prevalensinya dengan bertambahanya usia. Perubahan karakteristik dari demensia melibatkan fungsi kognitif daya ingat bahasa fungsi visuospasial gangguan perilaku ( sering ), berupa agitasi, kegelisahan, berkelana ( wandering ), penyerangan, kekerasan, berteriak, disinhibisi sosial dan seksual, impusivitas, gangguan tidur, dan waham.

Penyebab demensia:

Cedera otak Tumor serebral Sindroma Imunodefisiensi ( AIDS ) Alkohol Medikasi Infeksi Gangguan sistemik : penyakit jantung, ginjal, gagal jantung kongestif

Gangguan endokrin : hipotiroidisme Defisiensi vitamin Gangguan mental primer, terutama gangguan depresif

Demesia juga telah diklasifikasikan menjadi kortikal dan subkortikal ( bergantung pada letak lesi ).

A. Demensia Tipe Alzheimerterjadi pada 50-60% penderita demensia. Ditandai dengan penurunan fungsi kognitif yang bertahap dan progresif. (Urutan umum deficit adalah daya ingat, bahasa dan fungsi visuospasial.)

Etiologi Penyebabnya tidak diketahui. Terjadi perubahan anatomis : Makroskopis : penurunan gyrus pada lobus frontalis, temporalis, sensorik primer Mikroskopis : plak senilis dan serabut neurofibrilarisTiga neurotransmiter yang biasanya terganggu pada Alzheimer adalah asetilkolin, serotorin dan norepinefrin.

Penyakit Alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya deteorisasi intelektual :Stadium I (amnesia) Berlangsung 2-4 tahun Amnesia menonjol Memori jangka penuh Perubahan emosi ringan Memori jangka panjang baik Keluarga biasanya tidak terganggu

Stadium II (Bingung)Berlangsung 2 10 tahun Kemunduran aspek fungsi luhur (apraksia, afasia, agnosia, disorientasi) Episode psikotik Agresif Salah mengenali keluarga

Stadium III (Akhir)Setelah 6 - 12 tahun Memori dan intelektual lebih terganggu Akinetik Membisu Inmontinensia urin dan alvi Gangguan berjalan

B. Demensia VaskulerPenyakit ini disebabkan adanya defisit kognitif yang sama dengan Alzheimer tetapi terdapat gejala-gejala / tanda-tanda neurologis fokal seperti :Peningkatan reflek tendon dalam, Respontar eksensor, Palsi pseudobulbar, Kelainan gaya berjalan, Kelemahan anggota gerak.

Demensia vaskuler merupakan demensia kedua yang paling sering pada lansia, sehingga perlu dibedakan dengan demensi AlzheimerC. Picks DiseasePenyakit Pick disebabkan penurunan fungsi mental dan perilaku yang terjadi secara progresif dan lambat. Kelainan terdapat pada kortikal fokal pada lobus frontalis.

Pedoman diagnostik penyakit demensia penyakit PickAdanya gejala demensia yang progresif. Gambaran neuropatologis berupa atrofi selektif dari lobus frontalis yang menonjol disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi, apatis, gelisah. Manifestasi gangguan perilaku pada umumnya mendahului gangguan daya ingat.

D. Demensia Penyakit Creutzfeldt JacobPenyakit ini disebabkan oleh degeneratif difus yang mengenai sistim piramidalis dan ekstrapiramidal. Pada penyakit ini tidak berhubungan dengan proses ketuaan. Gejala terminal adalah :Demensia parah. Hipertonisitas menyeluruh. Gangguan bicara yang berat.

Penyakit ini dsiebabkan oleh infeksi virus yang tumbuh lambat.

Trias yang sangat mengarah pada diagnosis penyakit ini :Demensia yang progresif merusak. Penyakit piramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus. Elektroensephalogram yang khas.

E. Demensia karena Penyakit HuntingtonDemensia ini disebabkan penyakit herediter yang disertai dengan degenerasi progresif pada ganglia basalis dan kortex serebral. Transmisi terdapat pada gen autosomal dominan fragmen G8 dari kromosom 4. Onset terjadi pada usia 35 50 tahun. Gejalanya :Demensia progresif. Hipertonisitas mascular. Gerakan koreiform yang aneh.

F. Demensia karena Hidrosefalus Tekanan NormalPada demensia tipe ini terdapat pembesaran vertrikel dengan meningkatnya cairan serebrospinalis, hal ini menyebabkan adanya:Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret). Inkontinensia urin. Demensia.

G. Demensia karena Penyakit ParkinsonDemensia ini disebabkan adanya penyakit parkinson yang menyertai dengan gejala :Disfungsi motorik. Gangguan kognitif / demensia bagian dari gangguan. Lobus frontalis dan defisit daya ingat. Depresi.Terapi :Neurotransmiter dopaminergik (L-Dopa). Amantadine (symnetral R). Bromocriptine (Parlodel R )

II. Gangguan DepresifDepresi merupakan suatu gangguan mood. Depresi ialah suasana perasaan tertekan (depressed mood) yang dapat merupakan suatu diagnosis penyakit atau sebagai sebuah gejala atau respons dari kondisi penyakit lain dan stres terhadap lingkungan. Depresi pada lansia adalah depresi sesuai kriteria DSM-IV.

Etiologi 1. Polifarmasi 2. Kondisi medis umum 3. Teori neurobiologi faktor genetik berperan pada depresi lansia. perubahan neurotransmiter: serotonin, norepinefrin, dopamin, asetilkolin, monoamin oksidaseAtrofi otak juga diperkirakan berperan pada depresi lansia. 4. Teori psikodinamik 5. Teori kognitif dan perilaku Konsep Seligman tentang learned helplessness: hubungan antara kehilangan yang tidak dapat dihindari akibat proses penuaan dengan sensasi passive helplessness pada pasien usia lanjut. 6.Teori psikoedukatif

Gambaran klinik:episode depresif mayor selama 2 mingguempat gejala tambahan:Perubahan nafsu makan, berat badan, tidur, dan aktivitas psikomotorik energi yang berkurangperasaan tidak berharga atau bersalahkesulitan dalam berpikir, berkonsentrasi, atau membuat keputusanatau pemikiran-pemikiran berulang tentang kematian atau pemikiran, rencana-rencana, atau usaha untuk bunuh diri Dampak Depresi Pada Lansia Pada usia lanjut depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan dengan penyakit lain hendaknya ditangani dengan sungguh-sungguh karena bila tidak diobati dapat memperburuk perjalanan penyakit dan memperburuk prognosis. Pada depresi dapat dijumpai hal-hal seperti di bawah ini (Mudjaddid, 2003): Depresi dapat meningkatkan angka kematian pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler peningkatan hormon adrenokortikotropin akan meningkatkan kadar kortisol). Metabolisme serotonin trombogenesis. gangguan respons imunitaskepatuhan yang buruk pada program pengobatan maupun rehabilitasi.

III. Gangguan bipolar IBiasanya dimulai pada masa dewasa pertengahanGangguan kognitif, disorisntasi ataua tingkat kesadaran yang berfluktuasi harus menyebabkan klinisi curiga akan penyebab organic.

IV. SkizofreniaWalaupun episode pertama yang di diagnosis setealh usia 65 tahun adalah jarang, tipe onset lambat yang dimulai usia 45 tahun telah dijelaskan. Wanita lebih sering menderita skizofrenia onset lama, dibandingkan dengan laki-laki.Gejala dan tandanya adalan penumpulan emosional, penarikan diri dari lingkungan sosial, perliaku eksentrik dan pikiran tidak logis. Waham dan halusinasi jarangOrang lansia dengan gejala skizofrenik adalah berspon baikt terhadap obat antipsikotik. Medika harusk diberikan dengan berhati0hati. Dosis yang lebih rendah dari biasanya sering efektif pada lanjut usia.

V. Gangguan DelusionalUsia onset gangguan ini bisanya 40-55 tahunWahamGangguan ini terjadi dibawah stress fisik / psikologis Waham mungkin juga menyertai penyakit lainSindroma delusional mungkin juga diakibatkan oleh medikasi yang diresepkan atau merupakan tanda awal tumor otak. Prognosis adalah cukup baikGangguan delusional dengan onset lambat yang dinamakan parafrenia adalah ditandai oleh waham kejar. Gangguan ini timbul selama beberapa tahun dan tidak disertai dengan demensia.Beberapa peneliti yakin gangguan merupakan varian dari skizofrenia yang pertama kali bermanifestasi setelah usia 60 tahun. Pasien dengan riwayat keluarga skizofrenia menunjukkan peningkatan parafrenia.

VI. Gangguan KecemasanPrevalensi gangguan kecemasan pada usai 65 tahun dan lebih adalah 5,5 %.Gangguan yang paling sering adalah fobia dan panik. Gangguan kecemasan dimulai pada masa dewasa awalTanda dan gejala fobia pada lansia adalah kurang parah dibandingkan pada orang yang lbh muda. Kerapuhan sistim saraf otonom pada lansia dapat berperan dalam perkembagan kecamasan setelah seuatu stressor yang berat. Gangguan obsesif kompulsif muncul pada kepribadian yang saat masih muda perfeksionik, tepat waktu, dan kikir. Jika simptomatik, pasien menjadi berlebihan dalam keinginannya akan ketertiban, ritual, dan kesamaan.

VII. Gangguan Somatoform Gangguan somatoform ditandai oleh gejala fisik yang menyerupai penyakit medis adalah relevan dengan prkiatri geriatrik karena keluhan somatic adalah sering ditemukan pada lansia.Hipokondriasis adalah sering ditemukan pada pasien yang berusia > 60 tahunGangguan biasanya kronis dan prognosis adalah berhati-hati. Pemeriksaan fisik ulang adalah berguna untuk meneteramkan pasien bahwa mereka tidak memilik penyakit yang mematian

VIII. Gangguan Penggunaan Zat dan AlkoholSecara keseluruhan berjumlah 10 % dari semua masalah emosional pada lanjut usa dan ketergatungan pada zat tertentu seperti hipnotik, ansiolitik, narkotik adalah lebih sering pada lansia dibandingkan dari umumnya diketahui. Perilaku mencari zat, ditandai oleh perilaku kriminal, manipulative, dan antisocial adalah relative jarang pada lansia. Pasien lansia menyalahgunakan ansiolitik untuk mengatasi kecemasain kronis atau untuk mempermudah tidur. Pemeliharaan pasien kenker yang sakit kronis denagan narkotik yang diresepkan oleh dokter adalah menghasilkan ketergantungan, tetapi perlunya menghilangkan nyeri adalah lebih diutamakan.Zat yang dijual bebas, termasuk nikotin dan kafein, analgesik, laksatif mungkin juga keliru digunakan oleh lanisa. IX. Gangguan Lain pada Lanjut UsiaVertigoSyncopeKesepian

X. Penyiksaan Lanjut UsiaDidefinisikan sebagai tindakan/kelalaian yang menyebabkan bahaya bagi kesehatan/ kesejahteraan seorang lansia. Perlakuan jahat yang termasuk penyiksaan dan penelantaran : fisik, psikologi, materi, financial. Penyiksaan seksual juga dapat terjadi. Tidakan kelalaian adalah termasuk menunda memberikan makanan, obat, pakaian dan kebutauhan lain.

Terapi PsikofarmakaTujuan utama terapi farmakologis pada lansia adalah meningkatakan kualitas hidup, mempertahankan mereka dalam konunitas, dan menunda/ menghindari penempata mereka di rumah perawatan.

Sebagai aturan umum, dosis serendah mungkin harus digunakan untk mencapai respon terapeutik. PsikoterapiPsikoterpai suportif, kognitif, kelompok dan keluarga. Masalah dalam terapi yang berkaitan dengan usiadan yang sering adalah kebutuhan untuk beradaptasi terhadap kehilangan rekuren dan berlainan, perlunya menerima peran baru dan kebutuhan untuk menerima kematian diri sendiri. Psikoterapi membantu lansia menghadapai masalah tersebut dan masalah emosional yang mengelilingi mereka dan untuk mengerti perilaku mereka dan efek perilaku mereka pada orang lain. Di samping itu : meningkatkan interpersonal, harga diri, keyakinan diri.

Terapi Kelompok : memberikan kesempatan bagi dukungan yang saling menguntungkan dan suatu bantuan dalam menolong pasien menghadapi stress dalam beradaptasi dengan penurunan kekuatan. Pasien memiliki kesempatan utk membantu satu sama lain, meningkatkan harga dirinya. Terapi Singkat : seperti terapi kognitif, membantu pasien mengkoreksi distorsi pikiran, terutama praduga yang ditimbulkan diri sendiri mengenai proses ketuaan. Pasien dapat belajar menggunakan mekanisme pertahanan adaptif dan dapat didorong untuk berusaha untuk melawan penghindaran fobik dan inhibisi lain.

DAFTAR PUSTAKA1. Martono HH, Pranaka K. Buku Ajar Boedhi-Darmajo : Geritari. 4th ed. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta ; 2009.2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks : Synopsis Of Psychiatry 7 Th Edition. Philadelphia; 2000.3. Gangguan Depresif. Available at: http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2007/ppgb_2007_syamsir_bs.pdf. Accessed at June 20th 2011