Psikiatrik Emergency

37
Hal 907-915 Tabel 34.1-4 Pedoman Terapi untuk pasien yang beresiko akan atau memiliki kebiasaan bunuh diri Indikasi umum: risiko tinggi bunuh diri Setelah usaha bunuh diri atau usaha bunuh diri dibatalkan jika: Pasien psikotik Mencoba coba berupa bentuk kekerasan, mendekati kematian, atau premediated Tindakan pencegahan diambil untuk menghindari penyelamatan Terdapat niat bunuh diri Adanya stress atau penyesalan pasien yang masih hidup Pasien laki-laki,> 45 tahun, terutama dengan onset baru dari penyakit jiwa atau berpikir bunuh diri Pasien memiliki keluarga terbatas dan / atau dukungan sosial, termasuk kurangnya kondisi kehidupan yang stabil Perilaku impulsif saat ini, agitasi parah, status ekonomi rendah, atau penolakan bantuan yang jelas Pasien memiliki perubahan status mental dengan etiologi metabolik, toksik, infeksi, atau lain yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut Dengan adanya keinginan bunuh diri dengan:

Transcript of Psikiatrik Emergency

Hal 907-915

Tabel 34.1-4 Pedoman Terapi untuk pasien yang beresiko akan atau memiliki kebiasaan bunuh diri

Indikasi umum: risiko tinggi bunuh diri

Setelah usaha bunuh diri atau usaha bunuh diri dibatalkan jika: Pasien psikotik

Mencoba coba berupa bentuk kekerasan, mendekati kematian, atau premediated

Tindakan pencegahan diambil untuk menghindari penyelamatan

Terdapat niat bunuh diri

Adanya stress atau penyesalan pasien yang masih hidup

Pasien laki-laki,> 45 tahun, terutama dengan onset baru dari penyakit jiwa atau berpikir bunuh diri

Pasien memiliki keluarga terbatas dan / atau dukungan sosial, termasuk kurangnya kondisi kehidupan yang stabil

Perilaku impulsif saat ini, agitasi parah, status ekonomi rendah, atau penolakan bantuan yang jelas

Pasien memiliki perubahan status mental dengan etiologi metabolik, toksik, infeksi, atau lain yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut

Dengan adanya keinginan bunuh diri dengan: Spesifik rencana dengan lethality tinggi niat bunuh diri yang tinggi

Risiko yang akan bunuh diri : Setelah usaha bunuh diri atau usaha bunuh diri dibatalkan, kecuali dalam keadaan yang tertentu yang ditunjukkan dengan adanya keinginan bunuh diri disertai: Kegilaan Gangguan mayor kejiwaan

Upaya terakhir, terutama jika secara medis serius Mungkin berkontribusi kondisi medis (misalnya, gangguan neurologis akut, kanker, infeksi) Kurangnya respon terhadap atau ketidakmampuan untuk bekerja sama dengan rumah sakit sebagian atau pengobatan rawat jalan Terapi electroconvulsive yang perlu diawasi Perlu untuk pengamatan keterampilan, tes klinis, atau penilaian diagnostik yang memerlukan pengaturan terstruktur Terbatas pada keluarga dan / atau dukungan sosial, termasuk kurangnya kondisi kehidupan yang stabil Kurangnya hubungan dokter-pasien yang sedang berlangsung atau kurangnya akses terhadap rawat jalan sehingga untuk tindak lanjut agak sulit. Dengan tidak adanya usaha bunuh diri atau dilaporkan keinginan bunuh diri / rencana / niat tapi bukti dari evaluasi kejiwaan dan / atau sejarah dari orang lain menunjukkan tingkat tinggi risiko bunuh diri dan peningkatan akut terbaru dalam risiko Risiko lebih rendah :

Setelah usaha bunuh diri atau dengan adanya keinginan bunuh diri / rencana jika: Bunuh diri adalah reaksi terhadap kejadian pencetus (misalnya, ujian kegagalan, kesulitan hubungan), terutama jika tampilan pasien telah berubah sejak datang ke gawat darurat Rencana / metode dan niat memiliki lethality rendah Pasien memiliki kondisi kehidupan yang stabil dan mendukung Pasien dapat bekerja sama dengan rekomendasi untuk tindak lanjut, jika mungkin, jika pasien saat ini sedang dalam pengobatan Pengobatan rawat jalan risiko lebih rendah bunuh diri Pasien memiliki keinginan bunuh diri kronis dan / atau melukai diri tanpa upaya medis yang serius sebelumnya, jika kondisi kehidupan yang aman dan mendukung tersedia dan rawat jalan psikiatri dapat dijalankan

* Bunuh diri merupakan kejadian yang jarang, bahkan di populasi yang berisiko tinggi. Pada statistik membuat prediksi bunuh diri, berdasarkan faktor risiko, baik sendiri atau dalam kombinasi, Psikiater, bagaimanapun, dapat menggunakan pengetahuan tentang faktor risiko bunuh diri untuk membantu menentukan pengaturan perawatan yang tepat dan rencana perawatan individu. Tujuan penilaian risiko bunuh diri adalah untuk mengklarifikasi ada tidaknya risiko dan faktor pelindung, dan kemudian memperkirakan risiko individu pasien untuk bunuh diri. Tujuan utama dan berkelanjutan dari penilaian ini adalah untuk mengurangi risiko bunuh diri pasien.(From the Practice Guidelines for Assessment and Treatment of the Suicidal Patient, 2nd ed. The American Psychiatric Association Practice Guidelines for the Treatment of Psychiatric Disorders Compendium, [Copyright 2004], with permission.)

Pembunuhan-bunuh diri

Pembunuhan-bunuh diri merupakan kasus yang cukup sering sehingga mendapatkan perhatian khusus, karena mereka yang dramatis dan tragis. Adanya perasan tertentu yang dirasakan oleh pasien seperti depresi yang akna menimbulkan kerugian bagi mereka seperti membunuh atau bunuh diri. Selanjutnya, apa yang tampaknya menjadi sebuah fakta sering, pada kenyataannya, lebih merupakan pemaksaan (atau flat-out pembunuhan) Kejadian ini lebih sering dialami oleh perempuan atau pasangan yang lanjut usia

Laki-laki 25 tahun yang telah bercerai mempunyai anak kembar 3 mengancam istrinya. Meskipun demikian, suatu malam, ia pergi ke rumahnya, membawa pistol mainan di dalam sakunya.Dia menolak untuk menerimanya, dan, ketika dia mulai menciptakan adegan, dia menelepon polisi. Ketika tiga petugas polisi tiba, ia menolak untuk pergi, menunjuk pistol mainan pada mereka dan mengejek mereka untuk menembaknya. Mereka menarik revolver mereka, memerintahkannya untuk menjatuhkan pistol yang ada digenggamannya. Akhirnya polisi membawa Mereka membawanya ke gawat darurat terdekat, dimana menurut pengakuan perawat yang ada disana pasien marah dan mengancam orang lain dengan pistol mainan lalu datanglah psikiater dan melihat nya sebentar, ketika ditanyakan pasien membantah ingin melakukan bunuh diri atau niat untuk membunuh dan psikiater menyimpulkan bahwa sudah aman untuk melepaskan pasien. Tetapi ternyata pada hari berikutnya ia mencoba bunuh diri dengan menggunakan karbonmonoksida. Walaupun ini bukan kasus yang complicated tetapi kasus ini berisi korban yang memendam niat akan bunuh diri atau niat untuk membunuh, dan sebenarnya pasien-pasien yang pintar menyembunyikan gejala seperti ini merupakan pasien yang beresiko tinggi. Ada kasus ini pasien menantang polisi untuk menembakkan pistol ke arahnya padahal ia tanpa kesadaran penuh tidak menyadari bahwa pistol yang dimiliki polisi adalah pistol sungguhan bukan pistol mainan seperti yang ia miliki.Akibatnya ia telah mengancam jiwanya sendiri. Tetapi untung saja polisi saat itu dapat menahan diri mereka untuk tidak menembakkan pistol ke korban

Bertahan dari Bunuh Diri

Orang-orang yang berupaya untuk bunuh diri adalah mereka yang telah kehilangan orang yang dicintai, bukan untuk seseorang yang telah mencoba bunuh diri tapi hidup. Jumlah korban yang selamat pada bunuh diri lebih besar daripada yang meninggal, dan akan timbul rasa bersalah yang begitu besar. Korban merasa bahwa orang yang dicintai dengan sengaja dan sengaja mengambil hidupnya dan jika korban telah melakukan sesuatu yang berbeda, orang yg meninggal masih akan berada di sini. Orang yg meninggal biasanya merasa batin atau secara psikologis sudah tidak merasa ampun lagi untuk dirinya sendiri.Apa yang umumnya lebih akurat adalah bahwa decedents tidak sepenuhnya disengaja tetapi dirinya korban kecenderungan pengalaman mereka sendiri , genetik atau seumur hidup untuk depresi dan bunuh diri. Untuk anak-anak, khususnya, kehilangan orang tua karena bunuh diri terasa seperti hal yang memalukan dimana anak mungkin akan menyalahkan dirinya sendiri. Bagi orang tua yang anak-anak nya bunuh diri, kesedihan mereka diperparah tidak hanya dengan kehilangan bagian dari diri mereka sendiri, tetapi juga oleh karena gagal dalam apa yang mereka anggap sebagai tanggung jawab mereka . Terapi karena kehilangan pasien yang bunuh diri terlalu sering diabaikan dan tidak saling mendukung, meskipun penderitaan yang cukup besar dan rasa bersalah, dan diperparah oleh momok litigasi berpotensi menjadi sebuah tanggung jawab

Tabel 34,1-5 Cara untuk Mengurangi kejadian Bunuh Diri1. Menyadarkan bahwa bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat dicegah2. Perlu dukungan dari orang-ortang disekitarnya untuk pencegahan bunuh diri3. Mengembangkan dan menerapkan strategi untuk mengurangi stigma yang terkait kesehatan mental, penyalahgunaan zat, dan pencegahan bunuh diri4. Mengembangkan dan melaksanakan program pencegahan bunuh diri5. Berupaya untuk mengurangi akses ke sarana mematikan dan metode menyakiti diri6. Melaksanakan pelatihan pada perilaku berisiko dan pemberian pengobatan yang efektif7. Mengembangkan dan mempromosikan praktek klinis dan profesional efektif8. Meningkatkan hubungan dengan masyarakat, kesehatan mental dan penyalahgunaan zat9. Melaporkan peningkatan dan perilaku bunuh diri, penyakit mental, dan penyalahgunaan zat di media hiburan dan berita10. Mempromosikan dan mendukung penelitian tentang bunuh diri dan pencegahan bunuh diri11. Meningkatkan dan memperluas sistem surveilans

Psikiatrik Darurat Dewasa

Kegawatdaruratan psikiatri adalah setiap gangguan yang ada dalam pikiran, perasaan, atau tindakan yang saling mempengaruhi sehingga dapat diperlukan terapi teraupeutik. Untuk berbagai kejadian seperti kejadian kekerasan, apresiasi peningkatan peran penyakit medis dalam status mental berubah, dan epidemi kecanduan alkohol dan penggunaan narkoba lainnya penyakit kegawatdaruratan pasien di igd semakin meningkat . Ruang lingkup kegawatdaruratan psikiatri meliputi psikiatri umum termasuk masalah khusus seperti penyalahgunaan zat, anak-anak, dan pasangan; kekerasan dalam bentuk bunuh diri, pembunuhan, dan pemerkosaan, dan masalah sosial lainya seperti tunawisma, penuaan, kompetensi, dan mengakuisisi sindrom defisiensi imun (AIDS). Kegawatdaruratan psikiatri harus sesuai dengan gejala yang ada sehingga dapat diterapi dengan tepat. Bagian ini memberikan gambaran tentang keadaan darurat psikiatri yang pada umumnya dan yang pada orang dewasa pada khususnya. Bagian selanjutnya mencakup keadaan darurat psikiatrik pada anak.

Pengelolaan Pengobatan Evaluasi darurat jiwa yang paling sering dilakukan oleh nonpsychiatrists dalam pengelolaan kegawatgawat daruratan medis umum, tetapi khususnya layanan psikiatri semakin disukai. Terlepas dari jenis pengelolaan, keselamatan dan keamanan diu. Tenaga medis yang diperlukan agar dapat diajak bekerja sama dalam pengelolaan pengobatan meliputi psikiater, perawat, pembantu, dan pekerja sosial harus hadir setiap saat. Petugas kesehatan tambahan untuk membantu pada saat pasien yang datang begitu banyak. Tanggung jawab tertentu, seperti hambatan yang mungkin terjadi, harus ditetapkan secara jelas dan dipraktekkan oleh tim darurat secara keseluruhan. Komunikasi yang jelas dan jalur kewenangan juga sangat penting. Kerjasama antar tim petugas kesehatan merupakan hal yang penting agar pengelolaan pengobatan dapat berjalan dengan baik. Anak-anak dan remaja muda masuk dalam pengelolaan pediatrik (lihat Bagian 34.3). Kecuali ada risiko masalah perilaku atau dari mereka meninggalkan rumah maka dapat dikirim ke kegawatdaruratan dewasa..Akses langsung ke ruang gawat darurat medis dan untuk layanan diagnostik yang tepat diperlukan karena sepertiga dari kondisi medis hadir dengan manifestasi kejiwaan. Psychopharmacological yang lengkap diperlukan sebagai psikiater. Jika terjadi kekerasan psikiatri adalah sesuatu yang perlu mendapatkan perhatian. Semua gejala yang dikeluhkan pasien peru dipahami lebih dalam.

p.908

terutama pasien yang tiba di IGD. Pengelolan yang terbaik adalah hubungan dokter dengan pasien bukan dengan penegak hokum (jika ia mempunyai masalah dengan hukum). Bila mungkin, pasien yang gelisah dan mengancam harus diasingkan . Untuk pasien yang perlu mendapatkan observasi maka lebih baik ditempatkan di kamar yang letaknya dekat dengan kamar perawat agar lebih mudah untuk diobservasi.

Seluruh petugas kesehatan harus memahami bahwa pasien psikiatri berada dalam tekanan fisik dan emosional yang labih dan terjadi berbagai fantasi, sering tidak realistis, dan hal itu mempengaruhi respon mereka terhadap pengobatan. Misalnya, seorang pria dengan gangguan tes realitas yang dibawa oleh polisi di luar kemauannya mungkin tidak mengerti bahwa dokter adalah bahwa dokter mempunyai niat untuk membantu dia. Pasien lain, dipengaruhi oleh

pengalaman sebelumnya pengobatan tidak memuaskan, mungkin bermusuhan. Persentase yang tinggi dari pasien percaya bahwa psikiater bisa membaca pikiran atau mereka berfikir bahawa dokter hanya ingin mengunci mereka dalam suatu ruangan. Padahal mereka bisa secara terbuka membicarakan masalah mereka sehingga tidak menumpuk dan membebani jiwa mereka. Banyak orang yang tidak paham sepenuhnya bahwa mereka adalah pasien. Jadi harus ada komunikasi yang baik antara dokter dan pasien.

Epidemiologi

Ruang gawat darurat psikiatri ditempatioleh pria dan wanita daripada pasie yang sudha meninggal . Sekitar 20 persen pasien merupakankasus bunuh diri, dan sekitar 10 persen adalah kekerasan. Diagnosa yang paling umum adalah gangguan mood (termasuk gangguan depresi dan episode manik), skizofrenia, dan ketergantungan alkohol. Sekitar 40 persen dari semua pasien di ruang gawat darurat psikiatri memerlukan rawat inap. Kunjungan paling banyak terjadi pada jam-jam malam, tetapi tidak dipengaruhi oleh hari minggu, bulan ataupun tahun. Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa penggunaan ruang gawat darurat psikiatri meningkat pada saat bulan purnama atau musim Natal.

Evaluasi Tujuan utama dari evaluasi darurat psikiatri adalah menilai secara tepat waktu pasien dalam keadaan krisis. Untuk itu, dokter harus membuat diagnosis awal, mengidentifikasi faktor, dan mulai pengobatan atau merujuk pasien ke pengaturan pengobatan yang paling tepat. Mengingat keluhan yang tidak terduga dari gawat darurat, kebanyakan pesien mengeluhkan keluhan fisik dan emosional, dan mengingat ruang yang terbatas dan persaingan untuk layanan tambahan, pendekatan pragmatis untuk pasien diperlukan.Di ruang gawat darurat diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan cepat. Kegawatdaruratan medis umumnya lebih baik dikelola dengan baik juga. Menjaga jumlah pasien darurat di satu tempat untuk mengurangi kemungkinan agitasi dan kekerasan.

Standar kejiwaan interviewâ € "yang terdiri dari sejarah, pemeriksaan status mental, dan, bila perlu dan tergantung pada aturan ruang gawat darurat, pemeriksaan fisik lengkap dan interview merupakan hal terpenting dalam evaluasi ruang gawat darurat. Psikiater ruang gawat darurat, bagaimanapun, harus siap untuk menerima pasien dalam bentuk apapun. Misalnya, psikiater darurat mungkin harus menyusun wawancara dengan pasien manik bertele-tele, mengobati atau menahan pasien gelisah, atau menilai risiko seorang remaja yang bunuh diri. Secara umum, setiap strategi yang ada di unit gawat darurat juga harus direkam dalam catatan medis.Figure 34.2-1

Pelayanan kegawatdaruratan psikiatrik

Gambar 34.2-1 evaluasi dan pengobatan kegawatdaruratan psikiatri

Apa yang merupakan keadaan darurat psikiatri sangat subyektif. Kondisi medis seperti trauma kepala, intoksikasi akut, penolakan diri, dan encephalopathies AIDS dapat hadir dengan manifestasi kejiwaan akut. Para psikiater darurat harus dengan cepat menilai dan membedakan pasien penyakit jiwa yang benar-benar darurat dari mereka yang kurang akut dan keadaan darurat yang nonpsychiatric. Sebuah sistem triase menggunakan psikiater, perawat, dan pekerja sosial kejiwaan merupakan cara yang efisien dan efektif untuk mengidentifikasi darurat, pasien mendesak, dan tidak mendesak, yang kemudian dapat diprioritaskan untuk perawatan (Gambar 34,2-1).

Dalam satu model, setiap pasien yang datang ke ruang gawat darurat dinilai oleh seorang perawat triase pada saat kedatangan untuk memastikan keluhan utama pasien, kondisi klinis, dan tanda-tanda vital. Psikiater kemudian secara singkat bertemu dengan pasien dan orang penting lainnya yang terlibat anggota keluarga, teknisi layanan darurat medis, dan polisi untuk menetapkan pasien masuk di salah satu dari tiga categoriesâ € "darurat, mendesak, dan nonurgentâ €" atau merujuk pasien ke pengaturan perawatan yang tepat, seperti ruang gawat darurat medis. Memiliki dokter senior yang melakukan tugas yang memastikan identifikasi cepat kasus yang paling mendesak dan merepotkan, alokasi sumber daya, dan jawaban atas pertanyaan yang paling umum terdengar di ruang gawat darurat: kemana aku dokter?

Triase oleh petugas

Tanda vital

Klasifikasi status gawatdarurat

Evaluasi psikiatrik

Evaluasi medik

Obaservasi ketat

Psikiater itu kemudian memberikan tanggung jawab klinis untuk setiap pasien kepada personil yang tepat. Untuk rencana evaluasi harus meliputi visual, komunikasi lisan, dan tertulis. Permintaan untuk catatan lama harus dibuat secara otomatis untuk setiap pasien yang datang ke ruang darurat. Setiap kegawatdaruratan harus dinilai dari informasi riwayat penyakt dahulu dan temen-teman kerja serta anggota keluarga menjadi sangat penting untuk menilai pasien, khususnya pasien yang psikotik, ketakutan, atau tidak mampu atau tidak mau bekerja sama dalam memberikan informasi yang cukup.

Untuk seorang psikiater diperlukan seorang atau beberapa yang memiliki kemampuan bahasa yang baik dan multibahasa agar dapat membantu dokter sebagai penerjemah. Penggunaan teman pasien atau anggota keluarga sebagai penerjemah tidak diinginkan karena kemungkinan penolakan sadar atau disengaja atau distorsi dari gambaran klinis yang berasal dari keterlibatan mereka dengan pasien

p.909

Penilaian awal dari total kebutuhan pasien biopsikososial haruslah optimal, tetapi status

darurat pasien, pasien lain menunggu untuk dilihat, dan kendala pengaturan ruang gawat darurat sering membuat suatu penilaian penuh yang menjadi titik diperdebatkan. Minimal, evaluasi darurat harus membahas lima pertanyaan berikut sebelum memutuskan terapi: (1) Apakah aman bagi pasien berada di ruang gawat darurat? (2) Apakah masalah organik atau fungsional atau kombinasi? (3) Apakah pasien psikotik? (4) Apakah pasien bunuh diri atau membunuh? (5) Apakah pasien mampu melakukan perawatan diri? Tabel 34,2-1 menyediakan strategi umum dalam mengevaluasi pasien.

Table 34.2-1 Strategi umum untuk evaluasi pasien

I. Proteksi diria. Mengetahui sebanyak mungkin tentang pasien sebelum bertemu dengan

mereka.b. Tinggalkan prosedur pengendalian fisik kepada mereka yang dilatih.c. Jadilah waspada terhadap risiko kekerasan yang akan datang.d. Hadir dengan keselamatan lingkungan fisik (misalnya, pintu akses, objek

kamar).e. Apakah dalam penilaian pasien diperlukan orang lain.f. Ada orang lain di sekitarnya.g. Hadir untuk mengembangkan aliansi dengan pasien (misalnya, jangan

melawan atau mengancam pasien dengan psikosis paranoid).II. Pencegahan terhadap cedera

a. Mencegah cedera diri dan bunuh diri. Gunakan apa pun metode yang diperlukan untuk mencegah pasien dari melukai diri mereka sendiri selama evaluasi.b. Mencegah kekerasan terhadap orang lain. Selama evaluasi, menilai pasien

untuk resiko kekerasan. Jika risiko dianggap signifikan, pertimbangkan pilihan berikut:1. Memberitahukan kepada pasien bahwa kekerasan tidak dapat diterima2. Pendekatan pasien dengan cara tidak mengancam.3. Yakinkan, menenangkan, atau membantu pengujian realitas pasien.4. Menawarkan obat.5. Memberitahukan pasien bahwa menahan diri atau dikarantina akan

digunakan jika diperlukan.6. Memiliki tim siap untuk menahan pasien.7. Ketika pasien terkendali, selalu melihat dari dekat mereka, dan sering

memeriksa tanda-tanda vital mereka. Mengisolasi pasien terkendali dari sekitarnya rangsangan mengagitasi. Segera merencanakan pengobatan "lebih lanjut, jaminan, evaluasi medis.

III. Mengesampingkan Gangguan Mental OrganikIV. Mengesampingkan impending psikosis

Keamanan Pasien

Dokter harus mempertimbangkan masalah keselamatan pasien sebelum mengevaluasi setiap pasien. Yaitu dengan cara menata ruang unit gawat darurat untuk pemeriksaan pasien psikiatri, jumlah petugas kesehatan dan komunikasi,serta jumlah pasien. Psikiater kemudian harus mengambil cara sendiri: Apakah akan melakukan evaluasi? Apakah masalah dalam kasus reaksi kontratransferensi? Penilaian diri harus ada dalam setiap evaluasi. Keamanan fisik dan emosional pasien menjadi prioritas di atas semua pertimbangan lainnya. Jika intervensi lisan gagal atau kontraindikasi, penggunaan obat atau pengekangan harus dipertimbangkan dan, jika perlu, dengan paksaan. Perhatian terhadap kemungkinan terjadinya agitasi atau perilaku yang mengganggu di luar batas untuk menghindari kejadian tak diinginkan.

Gambar 34.2-2 Bellevue Rumah Sakit darurat bangsal: pecandu narkoba dibawa setelah overdosis. (Courtesy of Leonard Freed untuk Magnum Foto, Inc)

Medik atau Psikiatrik?

Pertanyaan yang paling penting bagi kegawatdaruratan pskiatrik untuk penatalaksanaan adalah apakah masalahnya berupa masalah medis atau kejiwaan atau keduanya. Keadaan medis seperti diabetes mellitus, penyakit tiroid, intoksikasi akut, AIDS, dan trauma kepala dapat muncul menonjol dengan perubahan status mental yang mirip dengan penyakit kejiwaan umum (Gbr. 34,2-2). Kondisi tersebut dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Secara umum,

pengobatan penyakit medis lebih definitif dan prognosis lebih baik daripada untuk gangguan kejiwaan fungsional. Psikiater harus mempertimbangkan semua kemungkinan kasus yang ada.

Setelah pasien didiagnosa menderita masalah kejiwaan, keluhan mereka tidak ditanggapi dengan serius oleh para profesional kesehatan nonmental, bagaimanapun, dan kondisi pasien seperti 'mungkin memburuk, terutama jika mereka memiliki sindrom Axis. Karena faktor-faktor seperti deinstitutionalization, tunawisma, dan alkoholisme kronis, sakit mental beresiko besar tuberkulosis, kekurangan vitamin, dan kondisi mudah diabaikan, tetapi mudah diobati lainnya. Gejala seperti paranoid, keasyikan internal, dan psikosis akut dapat membuat diagnosis medis rutin menjadi sangat sulit. Setiap pasien harus dinilai untuk kemungkinan adanya kombinasi penyakit organik dengan penyakit kejiwaan yang mendasari. Seorang pemuda yang datang ke ruang gawat darurat mabuk atau

p.910

pada saat meminum alkohol selama dua atau tiga bulan mungkin datang satu hari dengan hematoma subdural akibat jatuh. Tabel 34,2-2 daftar yang mengarah ke penyebab medis dari gangguan mental.

Tabel 34.2-2 Penyebab Medis dari Gangguan Jiwa

Onset akut (dalam hitungan jam atau menit, dengan gejala yang ada)episode pertama

Usia Geriatric

Riwayat penyakit medis sekarang atau cedera

penyalahgunaan zat

gangguan persepsi Nonauditory

Neurologis symptom

kehilangan kesadaran, kejang, cedera kepala, perubahan pola sakit kepala, perubahan visi

Tanda klasik status mental adalah kewaspadaan berkurang, disorientasi, gangguan memori, gangguan konsentrasi dan perhatian, dyscalculia, konkrit

Tanda- tanda Status mental lainnya adalah pidato, gerakan, atau gangguan gaya berjalanKonstruksi apraxiaâ adalah kesulitan dalam menggambar jam, kubus, segilima berpotongan, Bender gestalt

Situasi Spesifik Anamnesis Psikosis

Apakah pasien psikotik mengacu bukan untuk diagnosis sebagai dengan tingkat keparahan gejala pasien dan derajat gangguan kehidupan. Derajat pasien dalam hal menarik diri dari realitas objektif, tingkat efektifitas, fungsi intelektual, dan tingkat regresi adalah parameter penting lainnya. Penurunan salah satu dari hal-hal tersebut dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan evaluasi. Gelisah, perilaku Menyerang atau kegagalan untuk mematuhi rekomendasi pengobatan juga dapat terjadi. Seorang pasien, paranoid hypervigilent mungkin akan terjadi misperceive yang mungkin akan melakukan serangan terhadap petugas kesehatan dan serangan yang dilakukan merupakan bentuk pembelaan dirinya. Adanya halusinasi pendengaran dapat menyebabkan pasien untuk menolak gejala dan membuang resep di sampah segera setelah meninggalkan ruang gawat darurat. Psikiater harus waspada terhadap komplikasi yang dapat timbul dengan pasien yang realitas pengujian terganggu dan harus memodifikasi pendekatan yang sesuai.

Berkomunikasi dengan pasien haruslah efekif. Semua intervensi klinis harus dijelaskan secara singkat dalam bahasa pasien sehingga dapat dimengerti pasien.Psikiater tidak boleh berasumsi bahwa pasien mempercayai mereka atau bahkan ingin bantuan mereka. Dokter harus siap untuk segala hal yang mungkin dapat terjadi seperti agitasi dan regresi.

Depresi dan Pasien yang berpotensi akan Bunuh diri

Dokter harus selalu bertanya tentang ide-ide bunuh diri sebagai bagian dari setiap pemeriksaan status mental, terutama jika pasien depresi. Pasien mungkin tidak menyadari bahwa gejala seperti terbangun pada malam hari dan keluhan somatik yang meningkat berkaitan dengan gangguan depresi. Pasien harus ditanyai secara langsung mengenai apakah Anda pernah bunuh diri ?Apakah Anda ingin mati ?Anda merasa begitu buruk sehingga Anda akan menyakiti diri sendiri ? Delapan dari 10 orang yang akhirnya bunuh diri akan memberikan sinyal-sinyal bahwa mereka akan melakukan percobaan bunuh diri. Jika pasien mengaku memiliki rencana aksi, itu merupakan sinyal yang berbahaya. Jika seorang pasien yang telah mengancam bunuh diri menjadi tenang dan kurang gelisah dari sebelumnya, hal tersebut merupakan tanda yang baik.. Klinik terutama berkaitan dengan faktor yang tercantum dalam Tabel 34,2-3.

Sebuah catatan bunuh diri, riwayat keluarga bunuh diri, atau perilaku bunuh diri sebelumnya pada pihak pasien meningkatkan risiko bunuh diri. Bukti impulsif atau pesimisme luas tentang masa depan juga menempatkan pasien pada risiko tersebut. Jika dokter memutuskan bahwa pasien dalam risiko besar akan untuk perilaku bunuh diri, pasien harus dirawat di rumah sakit atau dilindungi. Situasi sulit muncul ketika risiko tidak tampak tapi potensi bunuh diri akan ada selama pasien tetap tertekan. Jika psikiater memutuskan untuk tidak segera merawat inapkan pasien, dokter berusaha keras bahwa janji pasien untuk tidak melakukan bunuh diri akan ditepatinya.

Pasien-pasien kekerasan

Pasien yang melakukan tindakan kekerasan mempunyai berbagai alasan, dan wawancara dengan pasien tindakan kekerasan harus dapat melakukan anamnesis yang benar agar didapatkan penyebabnya sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat juga . Diagnosis diferensial dari perilaku kekerasan termasuk psikoaktif zat yang disebabkan gangguan mental organik, gangguan kepribadian antisosial, skizofrenia katatonik, infeksi medis, neoplasma otak, decompensating obsesif-kompulsif gangguan kepribadian, gangguan disosiatif, gangguan kontrol impuls, gangguan seksual, intoksikasi alkohol idiosinkratik, delusi gangguan, gangguan kepribadian paranoid, skizofrenia, epilepsi lobus temporal, gangguan bipolar, dan kekerasan tak terkendali sekunder terhadap stres interpersonal.

Anamnesis kejiwaan harus mencakup pertanyaan yang mencoba untuk memilah diferensial untuk perilaku kekerasan dan pertanyaan diarahkan prediksi kekerasan.

Prediktor terbaik terhadap perilaku kekerasan adalah (1) asupan alkohol yang berlebihan, (2) adanya riwayat dulu pernah mengalami tindakan kekerasan, meliputi penculikan atau kegiatan kriminal, dan (3) riwayat penyalahgunaan anak. Tabel 34,2-4 daftar beberapa faktor yang paling signifikan dalam menilai dan memprediksi kekerasan.

Perkosaan dan Pelecehan Seksual

Pemerkosaan adalah pemaksaan kuat dari korban yang tidak bersedia untuk terlibat dalam tindakan seksual, hubungan seksual biasanya, meskipun hubungan seks anal dan fellatio juga bisa menjadi tindak perkosaan. Seperti tindakan kekerasan lainnya, perkosaan adalah keadaan darurat psikiatrik yang memerlukan tindakan dan intervensi segera. Korban perkosaan mungkin menderita gejala sisa yang menetap seumur hidup. Perkosaan adalah pengalaman yang mengancam jiwa di mana korban hampir selalu terancam bahaya fisik, sering kali dengan senjata. Selain pemerkosaan, bentuk-bentuk pelecehan seksual termasuk manipulasi alat kelamin dengan benda-benda asing, siksaan, dan memaksa aktivitas seksual.

Tabel. 34.2-3 Riwayat dahulu, Tanda-tanda,dan resiko gejala bunuh diri

1. Sebelumnya ada upaya bunuh diri atau membayangkan untuk bunuh diri2. Kecemasan, depresi, kelelahan3. Ketersediaan sarana bunuh diri4. Kepedulian untuk efek bunuh diri pada anggota keluarga5. Ide untuk melisankan akan bunuh diri6. Persiapan pengunduran diri, kehendak setelah gelisah depresi7. Hidup proksimal krisis, seperti berkabung atau yang akan datang operasi8. Riwayat keluarga bunuh diri9. Pervasif pesimisme atau keputusasaan

Pemerkosa Kebanyakan adalah laki-laki, dan sebagian besar korban adalah perempuan. Pemerkosaan laki-laki tidak terjadi, bagaimanapun, sering di lembaga-lembaga di mana pria ditahan (misalnya, penjara). Wanita antara usia 16 dan 24 tahun berada dalam kategori risiko tertinggi, tetapi korban perempuan yang masih berumur 15 bulan dan setua 82 tahun telah diperkosa. Lebih dari sepertiga dari semua kasus perkosaan dilakukan oleh pemerkosa diketahui korban, 7 persen oleh kerabat dekat. Seperlima dari semua pemerkosaan melibatkan lebih dari satu pemerkosa (pemerkosaan geng).

Reaksi yang khas yang ada pada korban perkosaan dan pelecehan seksual termasuk rasa malu, penghinaan, kecemasan, kebingungan, dan kemarahan. Banyak korban bertanya-tanya apakah gara-gara mereka juga kejahatan datang kepada mereka. Bahkan perilaku menghindar yang dilakukan korban saat akan diperkosa tidak membuat pelaku perkosaan menyerah begitu saja

p.911

Bahkan hal itu malah membuat pelaku akan melakukan tindakan kejahatan lain seperti perampokan sampai akhinya membunuh korban. Perkosaan dan korban pelecehan seksual sering bingung setelah serangan itu. Dokter harus meyakinkan, mendukung, dan tidak menghakimi. Informasikan pasien tentang ketersediaan layanan medis dan hukum dan sekitar pusat krisis perkosaan yang menyediakan layanan multidisiplin

Jika mungkin, seorang dokter perempuan harus mengevaluasi pasien, karena korban mungkin akan lebih mudah untuk berbicara dengan seorang wanita dibandingkan dengan pria. Evaluasi harus dilakukan secara pribadi. Ketika pelecehan seksual atau perkosaan belum diakui secara terbuka, biasanya karena banyak korban ragu untuk mendiskusikan serangan itu dan dengan demikian menghindari topik. Jika pasien tampak cemas ketika ditanya tentang sejarah seksual dan menghindari diskusi, penting untuk memvalidasi menghindari pasien. Biasanya korban pelecehan akan mengalami stress. Hal ini penting untuk segera diterapi.

Dengan persetujuan pasien tertulis, mengumpulkan bukti, seperti rambut kemaluan dan air mani, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pemerkosa. Mengambil foto bukti, jika memungkinkan. Catatan medis dapat digunakan sebagai bukti dalam proses pidana, sehingga tujuan dokumentasi yang cermat dari semua aspek dari evaluasi merupakan hal yang penting.

Tabel. 34.2-4 Menilai dan Memprediksi perilaku Kekerasan

1. Tanda-tanda kekerasan yang akan datanga. Kekerasan yang menggunakan benda b. Verbal atau fisik ancaman (mengancam)c. Membawa senjata atau benda lainnya yang dapat digunakan sebagai senjata

(misalnya, garpu, asbak)d. Progresif psikomotor agitasie. Alkohol atau intoksikasi obatf. Paranoid fitur pada pasien psikotikg. Adanya halusinasi pendengaran untuk melakukan tindakan kejahatan

tersebuth. Adanya gangguan mental organik, global atau dengan temuan lobus

frontal; temuan lobus kurang umum dengan temporal (kontroversial)i. Pasien dengan kegembiraan katatonikj. Beberapa pasien dengan maniak. Beberapa pasien dengan gelisah depresil. Gangguan kepribadian pasien rentan terhadap dyscontrol kemarahan,

kekerasan, atau impuls2. Menilai faktor resiko dari kekerasan

a. Pertimbangkan ideation kekerasan, keinginan, niat, rencana, ketersediaan sarana, pelaksanaan rencana.

b. Pertimbangkan jenis kelamin seks (pria), usia (15-24 thn) status sosial ekonomi (rendah), sosial mendukung (beberapa).

c. Pertimbangkan sejarah masa lalu: kekerasan, tindakan antisosial tanpa kekerasan, dyscontrol impuls (misalnya, perjudian, penyalahgunaan zat, bunuh diri atau melukai diri, psikosis).

d. Pertimbangkan stres terbuka (misalnya, konflik perkawinan, kehilangan nyata atau simbolik).

Pengobatan Darurat Psikoterapi

Dalam intervensi darurat kejiwaan, semua upaya yang dilakukan untuk membantu 'pasien agar harga diri nya kembali. Empati sangat penting untuk penyembuhan dalam keadaan darurat psikiatri. Pengetahuan yang diperoleh tentang bagaimana genetik, situasional, perkembangan, dan eksistensial bertemu pada satu titik dalam sejarah untuk menciptakan darurat psikiatri sama saja dengan pematangan keterampilan dalam psikiatri darurat. Penyesuaian gangguan pada semua kelompok umur dapat mengakibatkan kemarahan seperti ledakan kemarahan

Ledakan ini adalah sangat umum dalam pertengkaran perkawinan, dan polisi sering dipanggil oleh tetangga yang tertekan oleh suara perkelahian kekerasan. Pertengkaran keluarga tersebut harus didekati dengan hati-hati, karena mereka dapat menjadi rumit dengan penggunaan alkohol dan adanya senjata berbahaya. Pasangan yang sedang marah dapat meluapkan kemarahan mereka pada orang lain sehingga orang lain yangada disekitarnya haruslah waspada.Kehilangan harga diri merupakan masalah besar, dan dokter harus menghindari sikap merendahkan atau menghina dan mencoba untuk berkomunikasi dengan sikap hormat dan memberi perhatian yang sewajarnya.

Dalam kekerasan keluarga, psikiater harus memperhatikan kerentanan khusus para kerabat dekat yang dipilih. Seorang istri atau suami mungkin memiliki rasa penasaran terhadap pasangannya dan dapat memprovokasi kekerasan gara-gara mengejek dan sebaliknya gara-gara melecehkan harga diri pasangannya. Hubungan seperti itu sering berakhir dengan pembunuhan pasangan memprovokasi dan kadang-kadang di bunuh oleh orang ketiga. Dinamika di balik sebagian fakta bunuh diri yang telah disebutkan seperti banyaknya pasien bunuh diri, pasien kekerasan diman pasien-pasien tersebut memerlukan tindakan yang khusus di rawat inap.

Lebih dari satu psikoterapis atau jenis psikoterapi sering digunakan dalam terapi darurat. Misalnya, seorang pria 28-tahun, depresi dan bunuh diri setelah kolostomi untuk kolitis terselesaikan, yang istrinya mengancam untuk meninggalkan dia karena mudah marah dan, dirujuk ke psikiater untuk psikoterapi suportif dan obat antidepresan, Selain itu juga untuk meningkatkan hubungan yang harmonis dikeduanya. Dokter darurat kejiwaan adalah pragmatis, mereka menggunakan setiap modus yang diperlukan intervensi terapi yang tersedia untuk menyelesaikan krisis dan memfasilitasi eksplorasi nilai dan pertumbuhan, dengan perhatian lebih sedikit dari biasanya. Terapi Darurat menekankan bagaimana modalitas kejiwaan berbagai bertindak secara sinergis untuk meningkatkan pemulihan.

Tidak ada pendekatan tunggal yang cocok bagi semua orang dalam situasi yang sama. Apa dokter mengatakan kepada pasien dan keluarga yang mengalami keadaan darurat psikiatri, seperti upaya bunuh diri atau istirahat skizofrenia? Bagi sebagian orang, alasan genetik membantu; informasi yang sakit memiliki komponen biologis yang kuat mengurangi beberapa orang. Bagi yang lain, bagaimanapun, pendekatan ini menggarisbawahi kurangnya kontrol dan meningkatkan depresi dan kecemasan. Semua merasa tak berdaya karena baik keluarga maupun

pasien dapat mengubah perilaku untuk mengurangi kemungkinan kekambuhan. Beberapa orang dapat mengambil manfaat dari penjelasan tentang dinamika keluarga atau individu. Lain hanya ingin seseorang mendengarkan mereka, dalam waktu, mereka mencapai pemahaman mereka sendiri.

Dalam situasi darurat seperti dalam situasi kejiwaan lainnya, ketika seorang dokter tidak tahu harus berkata apa, pendekatan terbaik adalah mendengarkan. Orang dalam krisis mengungkapkan betapa mereka membutuhkan dukungan, penolakan, ventilasi, dan kata-kata untuk konsep makna krisis mereka dan untuk menemukan jalan untuk resolusi

Farmakoterapi

Indikasi utama untuk penggunaan obat psikotropika di ruang gawat darurat meliputi perilaku kekerasan atau Menyerang, kecemasan besar atau panik, dan reaksi ekstrapiramidal, seperti distonia dan akatisia sebagai efek samping obat psikiatris. Spasme laring adalah bentuk yang jarang dari distonia, dan psikiater harus siap untuk mempertahankan jalan napas terbuka dengan intubasi jika perlu

p.912

Orang yang paranoid atau dalam keadaan kegembiraan katatonik memerlukan tranquilization. Ledakan episodik kekerasan berespon terhadap pengobatan haloperidol (Haldol), Î ²-adrenergik antagonis reseptor (beta-blocker), carbamazepine (Tegretol), dan lithium. Jika terdapat riwayat gangguan kejang, gunakan studi klinis untuk mengkonfirmasi diagnosis dan evaluasi untuk memastikan penyebabnya. Jika temuan positif, terapi antikonvulsan dimulai atau operasi yang sesuai disediakan (misalnya, dalam kasus massa otak).

Tindakan konservatif mungkin cukup untuk keracunan dari penyalahgunaan obat. Kadang-kadang, obat-obatan seperti haloperidol (5 hingga 10 mg setiap setengah jam sampai satu jam) yang diperlukan sampai pasien distabilkan. Benzodiazepin dapat digunakan sebagai pengganti, atau di samping, antipsikotik (untuk mengurangi dosis antipsikotik). Ketika obat rekreasi memiliki sifat antikolinergik yang kuat, benzodiazepin lebih tepat daripada antipsikotik. Orang dengan alergi atau menyimpang untuk antipsikotik dan benzodiazepin diperlakukan dengan amobarbital (amytal), 130 mg oral atau intramuskular (IM), paraldehyde, atau diphenhydramine (Benadryl), 50 sampai 100 mg secara oral atau IM.

Pasien kekerasan paling efektif dengan obat penenang sesuai atau antipsikotik. Diazepam (Valium), 5 sampai 10 mg, atau lorazepam (Ativan), 2 sampai 4 mg, dapat diberikan perlahan-lahan secara intravena (IV) lebih dari 2 menit. Dokter harus memberikan obat IV dengan hati-hati untuk menghindari komplikasi ke pernapasan. Pasien yang memerlukan obat-obatan IM dapat dibius dengan haloperidol, 5 sampai 10 mg IM. Jika gejala disebabkan oleh alkohol atau merupakan bagian dari gangguan psikomotor postseizure,maka efek todur yang ada apda oba IV

dapat bertahan berjam-jam. Pada saat serangan pasien sering sepenuhnya waspada dan rasional dan biasanya setalh tindakan kekrasan pasien akan mengalami amnesia.

Jika gangguan itu adalah bagian dari proses psikotik yang sedang berlangsung dan kembali segera setelah obat habis IV, pengobatan terus menerus dapat diberikan. Kadang-kadang lebih baik untuk menggunakan IM kecil atau dosis oral waktu setengah jam sampai 1 jam interval (misalnya haloperidol, 2 sampai 5 mg, atau diazepam, 20 mg) sampai pasien dikendalikan daripada menggunakan dosis besar awalnya, yang dapat mengakibatkan pasien overmedicated. Sebagai perilaku terganggu dikendalikan, berturut-turut lebih kecil dan dosis kurang sering harus digunakan. Selama pengobatan awal, tekanan darah pasien dan tanda-tanda vital lainnya harus dipantau.

Pengekangan

Pengekangan digunakan ketika pasien sangat berbahaya untuk diri sendiri atau orang lain bahwa mereka menimbulkan ancaman berat yang tidak dapat dikontrol dengan cara lain. Pasien mungkin akan tertahan sementara untuk menerima obat atau untuk waktu yang lama jika obat tidak dapat digunakan. Biasanya, pasien akan memerlukan waktu sementara untuk dia menenangkan diri. Pada tingkat psikodinamik, pasien mungkin menolak dirinya dikekang. Lihat Tabel 34,2-5 untuk ringkasan indikasi pengekangan.

Watak

Dalam beberapa kasus, pilihan biasa mengakui atau pemakaian pasien tidak dianggap optimal. Diduga psikosis toksik, decompensations singkat pada pasien dengan gangguan kepribadian, dan reaksi penyesuaian terhadap peristiwa traumatis, misalnya, mungkin paling berhasil dalam suasana pengamatan diperpanjang. Membiarkan waktu tambahan pasien dalam lingkungan yang aman dapat menghasilkan perbaikan yang cukup atau klarifikasi isu untuk membuat pengobatan rawat inap tradisional yang tidak perlu. Krisis intervensi untuk korban pemerkosaan dan trauma lainnya juga dapat dilakukan dalam suasana pengamatan yang diperpanjang.

Tabel. 34.2-5 Penggunaan pengekangan

Sebaiknya lima atau minimal empat orang harus digunakan untuk menahan pasien. Pembatasan gerakan tubuh adalah tipe paling aman dan paling pasti dari pengendalian diri.Jelaskan kepada pasien mengapa ia akan dikekang

Seorang petugas kesehatan harus selalu terlihat dan meyakinkan pasien yang sedang ditahan. Reasuransi membantu mengurangi rasa takut pasien tidak berdaya, impotensi, dan hilangnya kontrol.

Ketika keputusannya adalah membawa pasien ke rumah sakit adalah pilihan yang tepat. Membiarkan pasien bahwa pilihan memberi mereka rasa kontrol atas hidup mereka dan partisipasi dalam pengambilan keputusan pengobatan. Pasien yang jelas memenuhi kriteria penerimaan sukarela atas dasar Bahaya untuk diri sendiri atau orang lain tidak dapat meninggalkan rumah sakit tanpa penelaahan lebih lanjut dan selalu dapat diubah ke status paksa jika diperlukan.

Karena evaluasi awal adalah dengan tidak meyakinkan, pengobatan definitif yang terbaik ditangguhkan sampai pasien dapat lebih dinilai pada unit rawat inap atau di departemen rawat jalan. Ketika diagnosis yang jelas, bagaimanapun, dan respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya diketahui, tidak ada yang diperoleh dengan penundaan. Sebagai contoh, pasien dengan skizofrenia kronis yang telah dekompensasi setelah menghentikan rejimen biasa obat antipsikotik yang terbaik dilayani oleh kembalinya cepat pengobatan.

Tabel. 34.2-5 Penggunaan pengekangan

Sebaiknya lima atau minimal empat orang harus digunakan untuk menahan pasien. Pembatasan gerakan tubuh adalah tipe paling aman dan paling pasti dari pengendalian diri.Jelaskan kepada pasien mengapa ia akan dikekang

Seorang petugas kesehatan harus selalu terlihat dan meyakinkan pasien yang sedang ditahan. Reasuransi membantu mengurangi rasa takut pasien tidak berdaya, impotensi, dan hilangnya kontrol.

Bahkan jika pasien merasa nyaman datang ke ruang gawat darurat pada saat dibutuhkan, psikiater darurat harus selalu mengarahkan atau mengarahkan mereka ke pengaturan pengobatan yang paling tepat. Pasien di klinik Psychopharmacology yang tidak memenuhi janji rutin mereka harus diberikan hanya obat cukup

p.913

sindrom Manifestasi kegawatdaruratan pengobatanGangguan pada anak dan orang dewasa

Trauma fisik , penyakit dasar Evaluasi psikiatri, laporkan ke pskiater

AIDS Perubahan perilaku sekunder penyebab organik, perubahan perilaku sekunder untuk ketakutan dan kecemasan, perilaku bunuh diri

Manajemen penyakit neurologis; pengelolaan concomitants psikologis, dukungan sosial yang kuat

Krisis Remaja upaya bunuh diri dan bunuh; penyalahgunaan zat, bolos, bermasalah dengan hukum, kehamilan, melarikan diri, gangguan makan, psikosis

Evaluasi potensi bunuh diri, sejauh mana dinamika penyalahgunaan zat, keluarga; krisis berorientasi keluarga dan terapi individu; rawat inap jika perlu; konsultasi dengan pihak berwenang yang sesuai extrafamilial

Panic agoraphobia; Panic, depresi alprazolam (Xanax), 0,25 mg sampai 2 mg, propranolol (inderal); obat antidepresan

Agranulositosis (clozapine [Clozaril] diinduksi)

Tinggi demam, faringitis, oral dan perianal ulserasi

Hentikan pengobatan segera; mengelola granulocyte colony-stimulating factor

akatisia kegelisahan, ketidaknyamanan otot; dysphoria

Mengurangi dosis antipsikotik; propranolol (30 sampai 120 mg sehari); benzodiazepin; diphenhydramine (Benadryl) secara oral atau IV; benztropine (Cogentin) IM

Kegawatdaruratan yang berhbubungan dengan alkoholAlkohol delirium Kebingungan, disorientasi,

kesadaran berfluktuasi dan persepsi, hiperaktif otonom; mungkin chlordiazepoxide fatal

haloperidol (Haldol) untuk gejala psikotik dapat ditambahkan jika perlu

(Librium) Intoksikasi alkohol Disinhibited perilaku, sedasi

pada dosis tinggiDengan waktu dan lingkungan sekitar yang mendukung secara positif maka gejala mereda

Alkohol persistant Kebingungan gangguan amnestic, kehilangan memori

semua pasien diRawat Inap; hipnosis; amobarbital (amytal) wawancara; menyingkirkan penyebab organik

Alkohol demensia persistantKebingungan yang terus ada, agitasi, impulsif

Peraturan keluar penyebab lain untuk demensia, tidak ada pengobatan yang efektif; rawat inap jika perlu

Alkohol gangguan psikotik dengan halusinasi

Vivid (lemak kali visual) halusinasi dengan mempengaruhi sesuai dengan konten (sering takut)

Haloperidol jelas untuk gejala psikotik

Alkohol kejang kejang grand mal; jarang Status epileptikus

Diazepam (Valium), phenytoin (Dilantin); mencegah dengan menggunakan chlordiazepoxide (Librium) selama detoxification

Alcohol berulang/kambuh Lekas marah, mual, muntah, insomnia, malaise, hiperaktivitas otonom, kegoyahan

Cairan dan elektrolit dipertahankan; sedasi dengan benzodiazepin; pengekangan; pemantauan tanda vital; 100 mg tiamin IM

   Intoksikasi alkohol idiosinkratik

Ditandai perilaku agresif atau Menyerang

Umumnya tidak ada pengobatan yang diperlukan selain lingkungan yang mendukung

Korsakoff sindrom Alkohol stigmata, amnesia, kompromi

Tidak ada pengobatan yang efektif

Ensefalopati Wernicke oculomotor gangguan, ataksia serebelar; kebingungan mental,

100 mg IV atau IM, dengan MgSO4 diberikan sebelum pembebanan glukosa

Amphetamine (atau substansi terkait)

keracunan Delusi, paranoia; kekerasan; depresi (dari penarikan); kecemasan, Antipsikotik delirium

rawat inap jika perlu, tidak perlu antidepresan mungkin dapat diberikan

Anoreksia nervosa Kehilangan 25% dari berat badan normal untuk usia

Rawat Inap,elektrokardiogram (EKG), cairan dan elektrolit;

evaluasi neuroendokrin

psikotik antikolinergik Gejala psikotik antikolinergik keracunan, kulit kering dan mulut, hiperpireksia, mydriasis, takikardia, gelisah, halusinasi visual

Hentikan obat, IV physostigmine (Antilirium), 0,5 sampai 2 mg, untuk agitasi parah atau demam, benzodiazepin; antipsikotik kontraindikasi

Keracunan Psikosis antikonvulsi Psikosis, delirium Dosis antikonvulsan berkurang

keracunan benzodiazepine, Sedasi,mengantuk,, ataxia flumazenil (Romazicon), 7,5-45 mg sehari, dititrasi sesuai kebutuhan, harus digunakan hanya oleh tenaga terampil dengan peralatan resusitasi tersedia

Rasa Dukacita bersalah perasaan, mudah marah, insomnia, keluhan somatik

Harus dibedakan dari penyakit depresi, antidepresan tidak diindikasikan; benzodiazepin untuk tidur; dorongan ventilasi

Kepribadian ideation gangguan bunuh diri dan gerak tubuh; ideations pembunuh dan gerak tubuh; penyalahgunaan zat; episode micropsychotic; luka bakar, memotong tanda di tubuh

memotong tanda di tubuh evaluasi bunuh diri dan membunuh (jika besar, rawat inap); dosis kecil antipsikotik; jelas rencana tindak lanjut

Psikotik singkat gangguan emosional kekacauan, lability ekstrim; akut terganggu pengujian kenyataan setelah

Rawat Inap stres psikososial jelas sering diperlukan; dosis rendah antipsikotik mungkin diperlukan tapi sering sembuh secara spontan

Psikotik Bromida keracunan Delirium; mania, depresi, psikosis tingkat

Serum diperoleh (> 50 mg sehari); asupan bromida dihentikan; jumlah besar dari sodium klorida IV atau oral, jika agitasi, paraldehyde atau antipsikotik yang digunakan

Kafein kecemasan mabuk berat, gangguan panik menyerupai; mania; delirium; gelisah depresi, gangguan tidur

Penghentian kafein yang mengandung zat; benzodiazepin

Delusi intoksikasi ganja ; panik; dysphoria; Benzodiazepin gangguan kognitif dan antipsikotik sesuai kebutuhan; evaluasi risiko bunuh

diri atau membunuh; gejala biasanya mereda dengan waktu dan kepastian

Skizofrenia katatonik Ditandai gangguan psikomotor (baik kegembiraan atau pingsan); kelelahan;

antipsikotik; memantau tanda vital; amobarbital dapat melepaskan pasien dari katatonik atau stupor sifat bisu tapi dapat memicu perilaku kekerasan

Simetidin psikotik gangguan Delirium; delusi Mengurangi dosis atau menghentikan obat

Clonidine penarikan Lekas marah; psikosis; kekerasan; kejang Gejala mereda dengan waktu,

tetapi antipsikotik mungkin diperlukan; penurunan bertahap dari dosis

Kokain mabuk dan Paranoia Antipsikotik dan benzodiazepin;

penarikan dan kekerasan; kecemasan yang parah; manik negara; delirium: schizophreniform psikosis; takikardia, hipertensi, infark miokard, penyakit serebrovaskular; depresi dan keinginan bunuh diri

antidepresan atau ECT untuk depresi penarikan jika terus-menerus; rawat inap

Delirium risiko bunuh diri dan membunuh; kekeruhan kognitif; visual, halusinasi taktil dan pendengaran; paranoia

Mengevaluasi semua faktor potensial dan memperlakukan satu sama sesuai; jaminan, struktur, petunjuk untuk orientasi; benzodiazepin dan rendah dosis, potensi tinggi antipsikotik harus digunakan dengan sangat hati-hati karena potensi mereka untuk bertindak secara paradoks dan meningkatkan agitasi

Gangguan delusi Paling sering dibawa ke kamar darurat tanpa sadar; ancaman diarahkan

Antipsikotik lain jika pasien akan mematuhi (IM jika perlu); intervensi keluarga intensif; rawat inap jika perlu

Tidak dapat merawat diri Demensia

ledakan kekerasan, psikosis, depresi dan bunuh diri; kebingungan

dosis Kecil tinggi potensi antipsikotik; petunjuk untuk orientasi; evaluasi organik, termasuk penggunaan obat; intervensi keluarga

Depresi gangguan keinginan bunuh diri Penilaian bahaya bagi diri

dan upaya; pengabaian diri; penyalahgunaan zat

sendiri; rawat inap jika perlu, penyebab nonpsychiatric depresi harus dievaluasi

L-Dopa keracunan Mania, depresi, gangguan schizophreniform, dapat menyebabkan bersepeda cepat pada pasien dengan gangguan bipolar I

dosis rendah atau menghentikan obat

Distonia, Penurunan antipsikotik; benztropine atau diphenhydramine IM

kejang tak sadar akut yang intens dari otot-otot leher, lidah, wajah, rahang, mata atau batang dosis

Penurunan dosis antipsikotik; benztropine atau diphenhydramine IM

Grup histeria sekelompok orang menunjukkan kesedihan yang ekstrem

Kelompok perilaku lain mengganggu tersebar dengan bantuan dari petugas kesehatan lainnya; ventilasi, krisis berorientasi terapi, jika perlu, kecil dosis benzodiazepin

Halusinogen diinduksi psikotik gangguan dengan gambar

Gejala halusinasi adalah hasil interaksi dari jenis zat, dosis diambil, durasi kerja, kepribadian premorbid pengguna, pengaturan, panik, agitasi; atropin

Serum psikosis dan layar urin; menyingkirkan mendasari gangguan medis atau mental; benzodiazepin (2 sampai 20 mg) secara lisan; jaminan dan orientasi; tranquilization cepat, sering merespon secara spontan

Perilaku pembunuh dan Menyerang

Ditandai dengan agitasi Khalwat ancaman verbal, hambatan, obat

Panik homoseksual Tidak terlihat dengan pria atau wanita yang merasa nyaman dengan orientasi seksual mereka; terjadi pada mereka yang tegas menyangkal memiliki apapun impuls homoerotic; impuls yang dibangkitkan oleh pembicaraan, sebuah overture fisik, atau bermain di antara sesama jenis teman, seperti gulat, tidur bersama, atau menyentuh satu sama lain dalam shower atau bak mandi air panas; orang panik melihat orang lain secara seksual tertarik pada dia dan membela terhadap mereka

Ventilasi, penataan lingkungan, dan, dalam beberapa kasus, obat untuk panik akut (misalnya, alprazolam, 0,25 untuk 2 mg) atau antipsikotik mungkin diperlukan; lawan jenis klinisi harus mengevaluasi pasien bila memungkinkan, dan pasien tidak boleh disentuh kecuali pemeriksaan rutin; pasien memiliki dokter terlampir yang memeriksa perut atau melakukan pemeriksaan dubur (misalnya, pada seseorang yang melabuhkan terselubung impuls homoseksual tidak terintegrasi

Hipertensi krisis yang mengancam kehidupan reaksi hipertensi sekunder untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung

adrenergic blockers (misalnya, phentolamine [Regitinel]); nifedipin (Procardia) 10 mg secara lisan; klorpromazin

tyramine dalam kombinasi dengan MAOIs, sakit kepala, leher kaku, berkeringat, mual, muntah

(Thorazine); membuat gejala yakin tidak sekunder terhadap hipotensi (efek samping inhibitor monoamine oxidase [MAOIs] saja)

Hipertermia kegembiraan Extreme atau stupor katatonik atau keduanya; suhu yang sangat tinggi;

Hidrat hyperagitation kekerasan dan sejuk; mungkin reaksi obat, sehingga menghentikan obat apapun, menyingkirkan infeksi

Hiperventilasi Kecemasan, teror, kesadaran berkabut, pusing, pingsan;

antianxietas

Hipotermia Kebingungan; kelesuan; combativeness; suhu tubuh rendah dan menggigil; perasaan paradoks cairan kehangatan

IV dan rewarming, status jantung harus dimonitor; menghindari alkohol

Inses dan pelecehan seksual perilaku anak bunuh diri; krisis remaja;

perlindungan korban, layanan kontak sosial; evaluasi medis dan psikiatris; intervensi krisis

Insomnia Depresi dan mudah tersinggung; agitasi pagi; mimpi menakutkan

; Hipnotik kelelahan hanya dalam jangka pendek, misalnya, triazolam (Halcion) mg, 0,25 ke 0.5, pada waktu tidur, mengobati gangguan jiwa yang mendasari; aturan kesehatan tidur