Proyek Pekerjaan Pengadaan Gedung Kesehatan Pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta...

download Proyek Pekerjaan Pengadaan Gedung Kesehatan Pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun Anggaran 2007 Dikerjakan Oleh PT

of 9

Transcript of Proyek Pekerjaan Pengadaan Gedung Kesehatan Pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta...

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA)

I. PENDAHULUAN

Proyek pekerjaan Pengadaan Gedung Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun Anggaran 2007 dikerjakan oleh PT. Karya Kencana Mukti, sedangkan proses perencanaannya dikerjakan oleh konsultan CV. MEDESAIN serta Konsultan Pengawas CV. AFIAT.Berdasarkan kontrak Jangka Waktu Pelaksanaan adalah selama 90 hari kalender terhitung sejak tanggal 6 September 2007 dan berakhir tanggal 4 Desember 2007. Besar nilai kontrak adalah Rp. 1.575.000.000,00 ( Satu milyar lima ratus tujuh puluh lima juta rupiah ). Harga borongan untuk pekerjaan tersebut adalah lumpsum dan dilaksanakan berdasarkan gambar Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Berita Acara Aanwijzing dari dokumen lelang. Pada proses pelaksanaan kontraktor me-ngalami kendala-kendala antara lain belum adanya ijin pembongkaran bangunan lama oleh dinas terkait dan juga ada item pekerjaan yang tidak terdapat dalam Bill of Quality (BoQ). Hal ini sangat merugikan bagi kontraktor baik dari segi waktu maupun biaya, oleh karena itu kontraktor mengajukan klaim (permintaan / permohonan ) kepada pengguna jasa.

II. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan penjelasan diatas, maka kami mendapatkan sebab akibat terjadinya sengketa pada pembangunan Gedung kesehatan tersebut. Adapun yang mengakibatkan klaim kerugian bagi pihak kontraktor untuk menyelesaikan pembangunan sesuai waktu dan harga borongan yang telah ditetapkan bersama pada dokumen kontrak, antara lain : a. Permasalahan pertama, yaitu belum turunnya ijin pembongkaran gedung yang lama oleh dinas kesehatan yang mengakibatkan tertundanya beberapa pekerjaan. b. Permasalahan kedua, terjadi pada gedung Aula dimana pada gambar rencana terdapat peninggian elevasi lantai Aula setinggi 40 cm, namun di dalam Bill of Quantity (BoQ) tidak terdapat item timbunan/urugan untuk peninggian elevasi tersebut. c. Permasalahan ketiga sama seperti permasalahan kedua yaitu terjadi pada halaman yang di paving, dimana di dalam gambar juga terjadi peninggian elevasi halaman paving, tetapi pada BoQ juga tidak terdapat item timbunan/urugan untuk peninggian elevasi halaman paving tersebut Dari beberapa permasalahan tersebut, maka akan mempengaruhi jangka waktu penyelesaian pekerjaan dan juga penambahan item pekerjan akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, kontraktor mengajukan klaim (permintaan atau per-mohonan) untuk mendapatkan penambahan waktu dan juga biaya.

III. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari perumusan masalah diatas maka dalam menyelesaikan sengketa Pada proyek pekerjaan Pengadaan Gedung Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta ini menurut kami proses yang paling tepat untuk menyelesaikannya permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Analisis pengajuan Klaim Pertama

Pada pengajuan klaim pertama dalam hal ini permasalahan mengenai jangka waktu pelaksanaan. Kami menganalisis sebagai berikut:Di sini merupakan permasalahan perizinan yang mengakibatkan penundaan pekerjaan dan bukan karena perubahan pekerjaan. Klaim ini terjadi karena ijin pembongkaran gedung yang lama dan tempat parkir belum turun. Proses menunggu turunnya ijin pembongkaran ini cukup lama yaitu sekitar satu bulan. Sehingga pekerjaan kontraktor menjadi tertunda, hal ini mempengaruhi waktu penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. Dengan alasan tersebut kontraktor mengajukan klaim (permintaan atau permohonan) untuk mendapatkan penambahan waktu pelaksanaan dengan menggunakan Metode Negosiasi. Kontraktor melakukan komunikasi kepada pihak user dan menjelaskan maksud dan tujuan serta alasan terhadap pengajuan klaimnya, bahwasanya pekerjaan pengadaan gedung kesehatan tersebut tidak akan dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.Kesepakatan terhadap usulan waktu tersebut diputuskan berdasarkan hasil Negosiasi yang disepakati bersama. Proses pengajuan klaim penambahan waktu tersebut adalah : 1. Surat dari kontraktor ke PIHAK PERTAMA atau pemberi tugas.2. Surat Undangan Negosiasi3. Pelaksanaan Berita Acara Perpanjangan Waktu Pelaksanaan. 4. Surat Persetujuan Perpanjangan Waktu Pelaksanaan.

Dari hasil negosiasi tersebut terjadi kesepakatan antar dua belah pihak (kontraktor dan User) yaitu adanya penambahan waktu yang yang diberikan pihak User untuk Proyek pekerjaan Pengadaan Gedung Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta sampai 31 Desember 2007.

2. Analisis pengajuan Klaim keduaKlaim kedua terjadi pada pembangunan gedung Aula, dimana elevasi lantai di dalam gambar rencana ada peninggian setinggi 40 cm. Dengan peninggian elevasi setinggi 40 cm tersebut kontraktor harus menambah item pekerjaan urugan (leveling) yang mana item pekerjaan tersebut tidak ada dalam Bill of Quality (BoQ). Dengan adanya penambahan item pekerjaan tersebut kontraktor mengajukan klaim kepada PIHAK KESATU atau pemberi tugas. Menurut kami metode yang tepat untuk menyelesaikan perkara tersebut dengan menggunakan Metode konsultasi.Langkah pertama yang dilakukan oleh kontraktor untuk menyelesaikan masalah tersebut melakukan konsultasi kepada pihak Konsultan selaku pengawas atau perwakilan dari pihak User. Ketika Metode konsultasi yang dilakukan tidak terjadi kesepakatan maka pihak kontraktor mengunakan Metode selanjutnya yaitu Metode Mediasi. Dengan meminta kepada pihak konsultan untuk memediasi kontraktor kepada pihak User. Dimana selaku perwakilan User dalam mengawas pelaksanaan proyek, pihak konsultan mengetahui keadaan BoQ sebelumnya tidak sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Pihak konsultan menjadi penengah antara pihak kontraktor dan User, sehingga terjadi kesepakatan yaitu, PIHAK KESATU tidak menginginkan perubahan nilai kontrak, sehingga biaya penambahan item pekerjaan tersebut harus diambilkan dari item pekerjaan lain dengan pengurangan volume dalam hal ini pembangunan gedung Aula dimana terdapat penambahan item pekerjaan yaitu peninggian elevasi lantai Aula setinggi 40 cm. Sesuai kesepakatan biaya penambahan item pekerjaan tersebut diambilkan dari pengurangan volume pekerjaan paving halaman. Jadi volume pekerjaan paving halaman menjadi berkurang. Hal ini disepakati oleh user dan kontraktor selaku palaksana.Kesepakatan terhadap penambahan item pekerjaan tersebut diputuskan menjadi pekerjaan tambah kurang, dengan proses sebagai berikut: 1. Surat dari kontraktor ke konsultan pengawas. 2. Surat dari konsultan pengawas ke User. 3. Berita Acara Tambah Kurang. 4. SPK Sementara.

3. Analisis pengajuan Klaim ketiga

Menurut pendapat kami permasalahan Klaim ketiga, terjadi karena pekerjaan paving halaman elevasinya harus ditinggikan, sementara item pekerjaan untuk peninggian elevasi paving halaman ini juga tidak ada dalam BoQ. Dengan adanya penambahan item tersebut kontraktor mengajukan klaim kepada PIHAK KESATU atau pemberi tugas. Adapun penyelesaian dari kalim ketiga ini menguakan metode yang sama pada kalaim kedua, yaitu Metode Konsultasi dan Metode Mediasi. Hasil kesepakatan diputuskan bahwa, biaya pekerjaan peninggian elevasi paving halaman diambilkan dari pekerjaan paving halaman. Jadi volume pekerjaan paving halaman menjadi berkurang, yang semula dikerjakan seluas 2400 m2 menjadi 1950 m2. Kesepakatan terhadap penambahan item pekerjaan tersebut diputuskan menjadi pekerjaan tambah kurang dengan proses sebagai berikut: 1. Surat dari kontraktor ke konsultan pengawas. 2. Surat dan konsultan pengawas ke PIHAK KESATU atau pemberi tugas. 3. Berita Acara Tambah Kurang. 4. SPKSementara.

Jadi, dari semua Klaim Proyek pekerjaan Pengadaan Gedung Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta diselesaikan dengan menggunakan tiga Metode, yaitu : Metode Negosiasi, Konsultasi dan Mediasi.

Penyelesaian Klaim berdasarkan

a. Klaim pertama

Permasalahan pertama mengenai jangka waktu pelaksanaan. Di sini merupakan permasalahan perijinan yang mengakibatkan penundaan pekerjaan dan bukan karena perubahan pekerjaan. Klaim ini terjadi karena ijin pembongkaran gedung yang lama dan tempat parkir belum turun. Proses menunggu turunnya ijin pembongkaran ini cukup lama yaitu sekitar satu bulan. Sehingga pekerjaan kontraktor menjadi tertunda, hal ini mempengaruhi waktu penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. Oleh karena itu kontraktor mengajukan klaim (permintaan atau permohonan) untuk mendapatkan penambahan waktu.Kesepakatan terhadap usulan waktu tersebut diputuskan berdasarkan rapat perpanjangan waktu pelaksanaan yang disepakati bersama yaitu pelaksanaan berakhir tanggal 31 Desember 2007. Proses pengajuan klaim penambahan waktu tersebut adalah 1. Surat dari kontraktor ke PIHAK KESATU atau pemberi tugas, dalam hal ini dari BBKPMS. 2. Surat Undangan Rapat PerpanjanganWaktu 3. Pelaksanaan. Berita Acara Perpanjangan Waktu Pelaksanaan. 4. Surat Persetujuan Perpanjangan Waktu Pelaksanaan. b. Klaim kedua Klaim kedua terjadi pada pembangunan gedung Aula, dimana elevasi lantai di dalam gambar rencana ada peninggian setinggi 40 cm. Dengan peninggian elevasi setinggi 40 cm tersebut kontraktor harus menambah item pekerjaan urugan (leveling) yang mana item pekerjaan tersebut tidak ada dalam Bill of Quality (BoQ). Dengan adanya penambahan item pekerjaan tersebut kontraktor mengajukan klaim kepada PIHAK KESATU atau pemberi tugas.Didalam negosiasi PIHAK KESATU Bersedia untuk memberikan biaya tambahan kepada pihak KontraktorHasil negosiasi tersebut diputuskan bahwa biaya pekerjaan peninggian elevasi lantai sebesar 40 cm diambilkan dari Penambahan Biaya dari User. Kesepakatan terhadap penambahan Biaya tersebut dengan proses sebagai berikut: 1. Surat dari kontraktor ke konsultan pengawas. 2. Surat dari konsultan pengawas ke BBKPMS. 3. Surat Undangan Negosiasi. 4. Berita Acara Penambahan Biaya5. SPK Sementara. c. Klaim ketiga Klaim ketiga dengan permasalahan sama dengan permasalahan pada klaim kedua. Permasalahan terjadi pada pekerjaan paving halaman dimana elevasi paving halaman harus ditinggikan, sementara item pekerjaan untuk peninggian elevasi paving halaman ini juga tidak ada dalam BoQ. Dengan adanya penambahan item tersebut kontraktor mengajukan klaim kepada PIHAK KESATU atau pemberi tugas. Hasil negosiasi diputuskan bahwa pihak User bersedia memberikan biaya tambahan kepada pihak kontraktor.Kesepakatan terhadap penambahan item pekerjaan tersebut diputuskan memberi biaya tambahan dengan proses sebagai berikut: 1. Surat dari kontraktor ke konsultan pengawas. 2. Surat dan konsultan pengawas ke PIHAK KESATU atau pemberi tugas, dalam hal inidari BBKPMS.3. Surat Undangan Negosiasi. 4. Berita Acara Tambahan Biaya pekerjaan5. SPKSementara.

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan pada proyek pekerjaan Pengadaan Gedung Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun Anggaran 2007 didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada proyek tersebut terdapat 3 (tiga) permasalahan yang akhirnya menjadi klaim (permintaan atau permohonan) dari pihak penyedia jasa kepada pihak pengguna jasa yang tidak mengakibatkan addendum kontrak. 2. Ketiga klaim tersebut terdiri dari 1 jenis klaim perpanjangan waktu pelaksanaan merupakan pekerjaan tambah kurang yang semuanya diajukan oleh kontraktor kepada pengguna jasa. 3. Klaim pertama mengenai perpanjangan waktu pelaksanaan dimana pada dokumen kontrak pelaksanaan berakhir pada tanggal 4 Desember 2007 setelah melalui kesepakatan disetujui penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan berakhir sampai tanggal 31 Desember 2007. Permasalahan ini diselesaikan dengan metode Negosiasi.4. Klaim kedua terjadi pada pembangunan gedung Aula dimana terdapat penambahan item pekerjaan yaitu peninggian elevasi lantai Aula setinggi 40 cm. Sesuai kesepakatan biaya penambahan item pekerjaan tersebut diambilkan dari pengurangan volume pekerjaan paving halaman. Permasalahan ini diselesaikan dengan metode Konsultasi dan Metode Mediasi5. Klaim ketiga terjadi juga karena terdapat penambahan item pekerjaan peninggian elevasi paving halaman. Sesuai kesepakatan, biaya penambahan item pekerjaan tersebut juga diambilkan dari pengurangan volume pekerjaan paving halaman. Permasalahan ini diselesaikan dengan metode Konsultasi dan Metode Mediasi.6. Dari hasil kesepakatan pada klaim kedua dan ketiga tersebut mengakibatkan penambahan item pekerjaan peninggian elevasi dan pengurangan volume pekerjaan Paving halaman yang semula dikerjakan seluas 2400 m2 menjadi 1950 m2. 7. Berdasarkan pandangan kami Semua Klaim Proyek pekerjaan Pengadaan Gedung Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta dapat diselesaikan dengan menggunakan tiga Metode, yaitu : Metode Negosiasi, Konsultasi dan Mediasi.

DAFTAR PUSTAKA

Yasin, Nazarkhan, 2004, Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian sengketa Konstruksi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Tahun 2004.

Winarta,Frans Hendra, 2012 Hukum Penyelesaian Sengketa Jakarta.

http://www.google.com.57-109-1-SM. Herman Susila.pdf. diunduh pada 1 Desember 2013