Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

23
Kesehatan Paru dan PAK Paru di Tempat Kerja Oleh : Kelompok 2 Ari Purnomosidi25010110151155 Fitria Ciptaningsih25010111150029 Fathimah E2A009141 Wahyu Mariyanto E2A009162 Laely Mustika D. E2A009168 Indri Setyaningrum E2A009206

Transcript of Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Page 1: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Kesehatan Paru dan PAK Paru di Tempat Kerja

Oleh : Kelompok 2

Ari Purnomosidi 25010110151155 Fitria Ciptaningsih 25010111150029

Fathimah E2A009141 Wahyu Mariyanto E2A009162

Laely Mustika D. E2A009168 Indri Setyaningrum E2A009206

Page 2: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Ratusan juta tenaga kerja di seluruh dunia saat bekerja pada kondisi yang tidak nyaman dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Menurut international labour organizational (ilo) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau yang disebabkan oleh pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat kerja dimana diperkirakan terjadi akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya.

Penyakit yang paling banyak terdapat pada masyarakat indonesia termasuk masyarakat pekerja adalah penyakit infeksi, penyakit endemik dan penyakit cacing/parasit. Penyakit infeksi pada saluran pernapasan menempati bagian terbanyak (30 – 40%) dari seluruh penyakit umum.

Latar Belakang

Page 3: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Fungsi Paru

Fungsi paru yang utama adalah proses respirasi yaitu pengambilan oksigen dari udara luar yang masuk ke dalam saluran napas dan terus ke dalam darah.Proses respirasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :1. Ventilasi yaitu proses keluar dan masuknya

udara ke dalam paru, serta keluarnya karbondioksida dari alveoli ke udara luar.

2. 2. Difusi yaitu proses berpindahnya oksigen dari alveoli ke dalam darah, serta keluarnya karbondioksida dari darah ke alveoli.

3. 3. Perfusi yaitu distribusi darah yang telah teroksigenasi di dalam paru untuk dialirkan ke seluruh tubuh

Page 4: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Anatomi Paru

Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan external, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli.

Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli, memisahkan oksigen dan darah oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini darah dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh.

Metabolisme menembus membran alveoli, kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronchial, trakea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut.

Page 5: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Mekanisme Pertahanan Paru

a. Partikel-partikel debu dan aerosol yang berdiameter > 15 µm tersaring keluar pada saluran napas bagian atas.

b. Partikel 5 – 15 µm tertangkap pada mukosa saluran yang lebih rendah dan kembali disapu ke laring oleh kerja mukosiliar, selanjutnya ditelan.

c. Partikel-partikel berdiameter antara 0,5 dan 5 µm (debu yang ikut dengan pernapasan) dapat melewati sistem pembersihan mukosiliar dan masuk ke saluran napas terminal serta alveoli.

d. Partikel berdiameter < 0,5 µm kemungkinan tetap mengambang dalam udara dan tidak diretensi.

e. Partikel-partikel panjang atau serat yang diameternya < 3 µm dengan panjang sampai 100 µm dapat mencapai saluran napas terminal.

Page 6: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Penyakit Paru Akibat Kerja

Penyakit paru kerja adalah penyakit atau kerusakan paru disebabkan oleh debu, uap atau gas berbahaya yang terhirup pekerja di tempat kerja. Berbagai penyakit paru dapat terjadi akibat pajanan zat seperti serat, debu, dan gas yang timbul pada proses industrialisasi.

Jenis penyakit paru yang timbul tergantung pada jenis zat pajanan, tetapi manifestasi klinis penyakit paru kerja mirip dengan penyakit paru lain yang tidak berhubungan dengan kerja. Penyakit paru kerja ternyata merupakan penyebab utama ketidakmampuan, kecacatan, kehilangan hari kerja dan kematian pada pekerja.

Page 7: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Karakteristik Penyakit Paru Akibat Kerja

1. Penyakit paru kerja dan lingkungan mempunyai gejala yang tidak khas sehingga sulit dibedakan dengan penyakit paru lainnya.

2. Pajanan di tempat kerja dapat menyebabkan lebih dari satu penyakit atau kelainan.

3. Beberapa penyakit paru disebabkan oleh berbagai faktor, dan faktor pekerjaan mungkin berinteraksi dengan faktor lainnya.

4. Dosis pajanan penting untuk menentukan proporsi orang yang terkena penyakit atau beratnya penyakit.

5. Ada perbedaan kerentanan pada setiap individu terhadap pajanan zat tertentu.

6. Penyakit paru akibat pajanan di tempat kerja atau lingkungan biasanya timbul setelah periode laten yang dapat diduga sebelumnya.

Page 8: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Lanjutan…

Beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa suatu penyakit memang disebabkan oleh agen di tempat kerja atau lingkungan, antara lain gejala klinis dan perkembangannya sesuai dengan diagnosis, hubungan sebab akibat antara pajanan dan kondisi diagnosis telah ditentukan sebelumnya atau diduga kuat berdasarkan kepustakaan medis, epidemiologi atau toksikologi, terdapat pajanan yang diduga sebagai penyebab penyakit serta tidak ditemukan diagnosis lain.

Page 9: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Jenis dan Macam Penyakit Paru Akibat Kerjaa. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk

jaringan parut ( silikosis,antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat dan kematian

b. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras

c. Penyakit paru dan saluran pernapasna (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas,vlas,henep,sisal (bissinosis)

d. Asma akibat kerja disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal berada dalm proses pekerjaan

e. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirup debu organis.

f. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh abses.

Page 10: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

a. Pnemokoniosis

Pnemokoniosis adalah akumulasi debu dalam paru dan reaksi jaringan paru terhadap keberadaan debu tersebut. Pnemokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentuk jaringan parut ditandai oleh perubahan atau kerusakan permanen struktur alveoli, pembentukan kolagen dari moderat sampai maksimal dan terbentuk jaringan parut permanen dalam paru.

Tergantung dari jenis debu yang ditimbun dalam paru maka penyakit pnemokoniosis pun berlainan. Beberapa macam pnemokoniosis yang dikenal diantaranya adalah:

Silikosis (silicosis) disebabkan oleh SiO2 bebas Asbestosis disebabkan oleh debu asbes Beriliosis disebabkan oleh debu Be Siderosis disebabkan oleh debu yang mengandung

Fe2O3

Stannosis disebakan oleh bijih timah (SnO2) Talkosis (talcosis) disebabkan pleh debu talk

Page 11: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

b. Penyakit Paru yang Disebabkan Debu Logam Keras

Logam keras (hard metals) yang dimaksud adalah karbida logam yang didapatkan dari tungsten (wolfram) dengan campiuran sejumlah kecil titanium, tantalum, vandanium, molebdenum, atau karbida kromium yang diikat bersama oleh kobalt juga besi dan nikel. Pada pekerjaan yang memproduksi perkakas atau peralatan atau bagian logam yang terbuat dari logam keras mungkin menimbulkan debu logam keras ke udara dan pekerja yang bersangkutan mungkin menghirup debu tersebut.

Page 12: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

c. Penyakit paru yang disebabkan debu kapas, vlas, henep dan sisal (Bissinosis)

Penyakit bissinosis banyak terjadi terutama pada pekerjaan karding dan blowing, pengolahan kapas dan menenun. Masa latennya adalah beberapa tahun, yaitu bagi para pekerja pada karding dan blowing. Untuk pekerja lainnya masa laten lebih panjang. Selama puluhan tahun berlaku hipotesis mengenai etiologi bissinosis sebagai berikut:

Efek mekanis debu kapas yang dihirup ke dalam paru Akibat pengaruh endotoksin bakteri gram (-) kepada

alat pernafasan Merupakan gambaran reaksi alergi dari pekerja

kepada debu kapas Akibat pekerjaannya zat kimia dari debu kepada paru

seperti zat kimia brokho-konstriktor atau enzim Reaksi psikis dari para pekerja

Page 13: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

d. Asma yang disebabkan sensitisasi dan zat perangsang

Zat perangsang penyebab asma adalah alkali, asam dan oksidan kuat (amonia, klor, asam klorida, fosgen, asam fluorida, oksidan nitrogen atau sulfur, seng klorida), dan debu inert pada kadar yang sangat tinggi.

Page 14: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

e. Alveolitis Alergika

Penyebab dari penyakit ini adalah debu yang mengandung antigen zat kimia organis khususnya yang berasal dari bakteri dan jamur thermofil atau protein binatang. Macam debu yang sering menjadi penyebab adalah rumput yang berjamu, ampas tebu berjamur, kompos cendawan, debu gabus, kulit, serbuk dan pulp kayu, jerami berjamur, kotoran burung, tepung gandum, bulu binatang, biji kopi dan paprika.

Page 15: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

f. Kanker paru atau Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes

Penyebabnya adalah neoplasia yaitu asbes khususnya asbes biru atau krosidolit. Namun resiko kanker paru juga dihadapi pada penghirupan krisotil, hal ini dapat terjadi pada pekerja penambangan dan penggilingan krisotil yang telah bekerja puluhan tahun.

Di luar neoplasia yang etiologinya asbes sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan, dikenal adanya berbagai zat kimia atau jenis pekerjaan yang menunjukkan kecenderungan tenaga kerja yang berada si tempat kerja tersebut menderita neoplasia paru seperti halnya proses pengolahan dengan resiko penghirupan terhadap arsen, krom, radon dan mungkin lainnya.

Page 16: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

g. Iritasi saluran pernafasan dan paru serta edema paru

Gejala iritasi saluran pernafasan mulai dari batuk-batuk yang merupakan kadar reaksi terhadap debu atau polutan yang sifatnya sementara serta segera hilang. Namun batuk-batuk yang berulang kali dan menetap tetapi tanpa gejala lain mungkin gejala dan tanda penyakit dini. Tergantung kepada tingkat kuatnya kemampuan iritasi suatu polutan di udara tempat kerja dapat saja timbul gejala seperti sukar bernafas, keluar air mata atau leher terasa tercekik. Iritasi ini dapat berakhir dengan bronchitis akut atau kronis, pnemonitis kimiawi serta pneumonia.

Page 17: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

h. Penyakit Paru Akibat Kerja Lainnya

1. Tabakosis yaitu penyakit saluran pernafasan dan paru yang disebabkan oleh penghirupan debu tembakau. Gejala tabakosis akut adalah demam, batuk, sesak dan keluhan asmatis. Lebih lanjut berkembang menjadi bronchitis akut hingga kronis serta pneumonia atau menjadi aktifnya proses spesifik TBC paru. Adapun NAB untuk debu tembakau adalah 5 mg/m3.

2. Penyakit shaver yaitu fibrosis paru yang penyebabnya adalah pemaparan terhadap debu alumunium bersama silika. Penyakit ini dinamakan juga penyakit aluminosis. Kelainan paru pada penyakit ini adalah restriktif, selain itu dapat menyebabkan kelainan paru obstruktif.

Page 18: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Pencegahan Penyakit Paru Akibat Kerja

Ada 3 macam pencegahan :

a. Pencegahan Primer

b. Pencegahan Sekunder

c. Pencegahan Tersier

Page 19: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

a. Pencegahan Primer

Prinsip dasar pencegahan primer adalah: Regulasi Seleksi calon pekerja Eliminasi Substitusi Ventilasi Modifikasi Perlindungan personal

Page 20: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

b. Pencegahan Sekunder

Cara yang dilakukan pada pencegahan sekunder adalah dengan pemeriksaan secara berkala meliputi kuesioner, pemeriksaan fisis terutama pemeriksaan paru, radiologis serta spirometri. Pemeriksaan berkala dilakukan dengan selang waktu tertentu yang teratur dengan cakupan keberkalaan dan pemeriksaan didasarkan pada sifat dan luasnya risiko yang terjadi. Fokus pemeriksaan lebih ditujukan pada organ dan sistim tubuh yang paling mungkin terpengaruh di tempat kerja.

Page 21: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

c. Pencegahan Tersier

Prinsip pencegahan tersier adalah: Membatasi gangguan fisis dan sosial yang diakibatkan

pekerjaannya sehingga timbul gejala dan PPAK. Pada derajat ini yang dilakukan adalah tatalaksana dan terapi pada penyakit paru kerja yang telah terjadi. Pencegahan tersier diseumpumakan dengan meminimalkan dampak klinis merugikan kesehatan. Contohnya adalah tatalaksana asma akibat kerja.

Mutasi, merupakan salah satu cara pencegahan tersier, pekerja yang telah diketahui terkena PPAK dipindahkan ke bagian lain yang terhindar dari pajanan sebelumnya.

Rehabilitasi, dimulai sejak awal pengobatan. Tujuan rehabilitasi adalah bila terjadi kecacatan baik sementara atau menetap, keadaan sosial dan pekerjaannya dapat diminimalisir.

Kompensasi kecacatan permanen seperti pada kasus asbestosis.

Page 22: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulana. Beberapa jenis penyakit paru akibat kerja

diantaranya adalah pneumokoniosis, penyakit paru karena debu logam keras, debu kapas, asma, alveolitis alergika, kanker paru atau mesotelioma, iritasi saluran nafas dan paru serta edema paru.

b. b. Pencegahan terhadap penyakit paru akibat kerja terdiri dari pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.

2. SaranBagi para pekerja sebaiknya memperhatikan kesehatan paru dengan melakukan pencegahan-pencegahan terhadap penyakit paru akibat kerja terutama bagi pekerjaan yang beresiko.

Page 23: Kesehatan Paru Dan PAK Paru Di Tempat Kerja

Terima Kasiiihhh ….