Proyek Mrt Jakarta

5
PROYEK MRT JAKARTA MRT adalah singkatan dari Mass Rapid Transit yang secara harafiah berarti angkutan yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat. Beberapa bentuk dari MRT antara lain: Berdasarkan jenis fisik : BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta api rel listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek yang ada saat ini Berdasarkan Area Pelayanan : Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter Rail yang merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban). Jenis yang akan dibangun oleh PT. MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy Rail Transit. Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal. Selain itu, MRT juga memberikan kontribusi dalam meningkatan kapasitas transportasi publik. Kapasitas angkut MRT (Lebak Bulus ke Bundaran HI) diharapkan mencapai sekitar 412 ribu penumpang per hari (tahun ketiga operasi dengan TOD dan TDM).

description

dff

Transcript of Proyek Mrt Jakarta

Page 1: Proyek Mrt Jakarta

PROYEK MRT JAKARTA

MRT adalah singkatan dari Mass Rapid Transit yang secara harafiah berarti angkutan

yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat. Beberapa bentuk dari

MRT antara lain:

Berdasarkan jenis fisik : BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta

api rel listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel

dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek yang ada

saat ini

Berdasarkan Area Pelayanan : Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter

Rail yang merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota

ke dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban).

Jenis yang akan dibangun oleh PT. MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy

Rail Transit.

Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan

kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat

yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal.

Selain itu, MRT juga memberikan kontribusi dalam meningkatan kapasitas transportasi

publik. Kapasitas angkut MRT (Lebak Bulus ke Bundaran HI) diharapkan mencapai sekitar

412 ribu penumpang per hari (tahun ketiga operasi dengan TOD dan TDM). Pembangunan

MRT Jakarta juga diharapkan mampu memberi dampak positif lainnya bagi Jakarta dan

warganya antara lain:

Penciptaan lapangan kerja: selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan

dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru

Penurunan waktu tempuh & meningkatkan mobilitas: Waktu tempuh antara Lebak Bulus

sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit,

sedangkan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52.5

menit. Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta.

Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan

pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota

Page 2: Proyek Mrt Jakarta

Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan

dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT System

2005)

Transit - Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk

merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung

kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta.

Perlunya MRT di bangun di Jakarta, karena beberapa hal berikut:

Perkiraan Jakarta macet total : Saat ini pertumbuhan jalan di Jakarta kurang dari 1 persen

per tahun dan setiap hari setidaknya ada 1000 lebih kendaraan bermotor baru turun ke

jalan di Jakarta (Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta). Studi Japan International

Corporation Agency (JICA) 2004 menyatakan bahwa bila tidak dilakukan perbaikan pada

sistem transportasi, diperkirakan lalu lintas Jakarta akan macet total pada 2020 (Study on

Integrated Transportation Master Plan (SITRAMP II)

Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil penelitian

Yayasan Pelangi pada 2005 ditaksir Rp 12,8 triliun/tahun yang meliputi nilai waktu, biaya

bahan bakar dan biaya kesehatan. Sementara berdasarkan SITRAMP II tahun 2004

menunjukan bahwa bila sampai 2020 tidak ada perbaikan yang dilakukan pada sistem

transportasi maka perkiraan kerugian ekonomi mencapai Rp 65 triliun/tahun.

Polusi udara akibat kendaraan bermotor memberi kontribusi 80 persen dari polusi di

Jakarta. MRT Jakarta digerakan oleh tenaga listrik sehingga tidak menimbulkan emisi

CO2 diperkotaan.

Berdasarkan studi tersebut, maka jelas DKI Jakarta sangat membutuhkan angkutan massal

yang lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi

masyarakat yang juga ramah lingkungan.

Membangun sistem jaringan MRT bukanlah semata-mata urusan kelayakan ekonomi dan

finansial saja, tetapi lebih dari itu membangun MRT mencerminkan visi sebuah kota.

Kehidupan dan aktivitas ekonomi sebuah kota, antara lain tergantung dari seberapa mudah

warga kota melakukan perjalanan/mobilitas dan seberapa sering mereka dapat melakukannya

ke berbagai tujuan dalam kota. Tujuan Utama dibangunnya sistem MRT adalah memberikan

kesempatan kepada warga kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

Page 3: Proyek Mrt Jakarta

perjalanan/mobilitasnya dengan lebih andal, terpercaya, aman, nyaman, terjangkau dan lebih

ekonomis.

MRT Jakarta adalah salah satu bagian dari solusi transportasi yang terkait dengan

bagaimana mengangkut penumpang dari satu titik asal ke titik tujuan secara cepat, efektif dan

efisien. Untuk mengatasi kemacetan diperlukan langkah-langkah lain seperti peningkatan

disiplin lalu lintas, pembatasan volume lalu lintas (kebijakan pembatasan intensitas

penggunaan kendaraan pribadi melalui kebijakan seperti Electronic Road Pricing),

mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih ke MRT seperti dengan menyediakan

fasilitas park & ride, mengintegrasikan sistem MRT dengan sistem angkutan massal lainnya

seperti bus umum, busway, kereta Jabodetabek.

Terkait dengan pembatasan jumlah kendaraan, Pemerintah akan berupaya untuk

menyediakan moda transportasi massal yang andal, layak dan memadai seingga

masyarakatdengan sendirinya akan lebih tertarik naik angkutan umum ketimbang bawa

kendaraan sendiri. Dengan begitu, penggunaan kendaraan umum dapat menjadi pilihan yang

setara dengan penggunaan kendaraan pribadi. Sistem transportasi publik yang berjalan

mantap akan mendukung pemberlakuan sistem pembatasan kendaraan, sehingga pengguna

kendaraan pribadi bisa beralih menggunakan transportasi publik.

Sistem MRT Jakarta sendiri dibangun untuk menjawab tantangan mobilitas yang rendah

karena terbatasnya ruang untuk bermobilitas. Kemacetan di jalan raya disebabkan oleh

ketidakseimbangan kapasitas jalan dengan volume kendaraan yang melaluinya. Keunggulan

sistem MRT Jakarta yang andal, tepat waktu, dan harga tiketnya terjangkau memberikan

pilihan bagi pengguna kendaraan pribadi khususnya untuk beralih ke MRT. Berkurangnya

penggunaan kendaraan pribadi ini akan meningkatkan ruang gerak di jalan raya yang

berdampak pada berkurangnya tingkat kemacetan serta tingkat polusi.