PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan...

93
PROYEK AKHIR ARSITEKTUR PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Disusun Oleh : Widya Ayu Nugraha NIM 5112412003 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan...

Page 1: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PROYEK AKHIR ARSITEKTUR

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURSebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Disusun Oleh :Widya Ayu Nugraha NIM 5112412003

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTURJURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan judul “ Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini yang disusun oleh Widya Ayu Nugraha dengan NIM 5112412003 telah disetujui olehpembimbing untuk diajukan ke Ujian Proyek Akhir pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 19 April 2017

Dosen Pembimbing II Dosen Pembimbing I

Lulut Indrianingrum, ST,MT. Teguh Prihanto, ST, MT. NIP. 19810712 200501 2 003 NIP. 19780718 200501 1 002

Mengetahui, Ketua Jurusan Teknil Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang

Dra. Sri Handayani, MPdNIP. 19671108 199103 2 001

Page 3: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 iii

HALAMAN PENGESAHAN

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan judul “Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah dipertahankan oleh Widya Ayu Nugraha dengan NIM 5112412003 dihadapan Panitia Ujian Proyek Akhir Program Studi S1 Arsitektur, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, pada hari Rabu, 19 April 2017.

Panitia Ujian Proyek Akhir :

Ketua Sekretaris

Dra. Sri Handayani, MPd Teguh Prihanto, S.T.,M.T. NIP. 19671108 199103 2 001 NIP. 19780718 200501 1 002

Pembimbing I Pembimbing II

Teguh Prihanto, S.T.,M.T. Lulut Indrianingrum, S.T,M.T.NIP. 19780718 200501 1 002 NIP. 19810712 200501 2 003

Penguji

Ir. Didik Nopianto AN, M.T. NIP. 19661104 199803 1 001

Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang

Dr. Nur Qudus, M.T.NIP. 19691130 199403 1 001

Page 4: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, 15 Mei 2017

Widya Ayu Nugraha

NIM. 5112512003

Page 5: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Landasan

Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Proyek Akhir Pusat Budidaya

dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora ini dengan

baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan apapun yang mungkin dapat mengganggu

proses penyusunan LP3A.

LP3A ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan akademik di Universitas

Negeri Semarang serta landasan dasar untuk merencanakan desain Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek nantinya. Judul Proyek Akhir yang penulis pilih adalah ” Pusat

Budidaya dan Pelestarian Anggrek di semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”.

Dalam penulisan LP3A ini tidak lupa penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu, membimbing serta mengarahkan sehingga penulisan

LP3A ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, serta kekekuatan sehingga

dapat menyelesaikannya dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

3. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

4. Ibu Dra. Sri Handayani, MPd selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri

Semarang.

5. Bapak Teguh Prihanto, ST, MT. selaku Koordinator Program Studi Teknik Arsitektur S1

Universitas Negeri Semarang dan selaku Dosen Pembimbing I yang memberikan

masukan, arahan, ide-ide, dan persetujuan dalam penyusunan LP3A ini dengan penuh

keikihlasan dan ketabahan dalam membantu memperlancar Proyek Akhir.

6. Ibu Lulut Indrianingrum, ST,MT. yang juga selaku pembimbing yang memberikan arahan,

bimbingan, masukan dan persetujuan dalam penyusunan LP3A ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Arsitektur UNNES yang memberikan bantuan arahan dalam

penyusunan LP3A.

8. Kedua orang tua, kerabat dan saudara-saudara saya. Terimakasih untuk semua perhatian

dan kesabarannya dalam menyikapi semua tingkah laku penulis selama pengerjaan

LP3A.

9. Semua keluargaku, teman-teman Arsitektur UNNES 2010-2015 yang telah memberikan

dukungan.

Page 6: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 vi

Ucapan terimakasih ini penulis haturkan kepada semua pihak yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan motivasi. Penulis menyadari

masih terdapat banyak kekurangan, maka segala saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya penulisan LP3A ini. Semoga

penulisanan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada

umumnya.

Semarang, 15 Mei 2017

Penulis,

Widya Ayu Nugraha

Page 7: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 vii

PERSEMBAHAN

Proyek Akhir LP3A Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang ini penulis

persembahkan kepada :

1. Ketua Jurusan Teknik Sipil, Dra. Sri Handayani, MPd. yang telah memberikan ijin

bagi penulis untuk melaksanakan Proyek Akhir Arsitektur.

2. Kaprodi S1 Arsitektur Teguh Prihanto, ST, MT. Yang memberikan arahan dalam

program Proyek Akhir ini sehingga memperlancar proses penulisan LP3A.

3. Pembimbing Proyek Akhir Teguh Prihanto, ST, MT. Dan Lulut Indrianingrum,

ST,MT. yang memberikan arahan, bimbingan, masukan dan persetujuan dalam

penyusunan Proyek akhir dengan penuh keikihlasan dalam membantu

memperlancar jalannya proses Proyek Akhir.

4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Arsitektur UNNES yang memberikan bantuan arahan

dalam penyusunan Proyek Akhir ini.

5. Kedua orang tua, dan saudara-saudara saya, Terimakasih untuk semua perhatian

dan kesabarannya dalam menyikapi semua tingkah laku penulis selama

pengerjaan Proyek Akhir.

6. Teman-teman seperjuangan Proyek Akhir Periode 6 terimakasih atasbantuan dan

kerja samanya selama Proyek Akhir.

7. Semua teman-teman Arsitektur UNNES 2010-2015 yang telah memberikan

dukungan.

Page 8: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 viii

ABSTRAK

Widya Ayu Nugraha 2017

“Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”

Dosen Pembimbing : Teguh Prihanto, ST, MT. dan Lulut Indrianingrum, ST,MT.

Teknik Arsitektur S1

Indonesia dengan berjuta keragaman anggrek yang tersebar disegala penjuru. Dengan lebih dari 5000 jenis yang sebagian besarnya merupakan endmik Indonesia. Sebagai tanaman yang tumbuh dan berkembang di Indonesia dengan keragaman dan kekhasan spesiesnya,Indonesia sering dijuluki sebagai The Land of Orchids, bahkan Indonesia menjadikan anggrek sebagai salah satu Bunga Nasional, berdasarkan keputusan Presiden no.4 tahun 1993.Popularitas anggrek sebagai bunga nasional Indonesia semakin terancam dan disinyalir punah, karena ketidak tahuan kebanyakan masyarakat tentang anggrek yang menjadi salah satu ikon bunga Indonesia. Agar kembali menimbulkan rasa cinta terhadap bunga nasional bangsa yang kini mulai terancam keberadaannya maka dibutuhkanlah suatu pusat penampungan anggrek dimana nantinya akan difasilitasi fasilitas untuk masyarakat yang diharapkan akan mampu membuat masyarakat sadar dan cinta pentingnya melestarikan serta membudidayakan anggrek. Maka dari itu didesainlah Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek yang juga berfungsi sebagai sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat. Dipilihnya Kota Semarang sebagai letak dari Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek diantaranya karena Kota Semarang merupakan pusat atau ibu kota dari Jawa Tengah, yang merupakan pulau ke-3 (tiga) di Indonesia yang memiliki spesies anggrek terbanyak, yaitu 769 spesies, banyaknya komunitas-komunitas pencinta anggrek yang rutin melakukan kegiatan seperti pelatihan pembudidayaan anggrek, adanya instansi terkait pengembangan anggrek di Semarang yaitu Balitbang Semarang, Dinas Pertanian Kota Semarang, STIP Farming, serta Jurusan Pertanian seperti di Undip dan Unsoed yang dapat bekerja sama dengan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dan pasti memberikan dampak positif terhadap riset-riset yang terkait dengan pelestarian dan pembudidayaan tanaman hias, juga termasuk anggrek. Dipilihlah konsep arsitektur metafora agar pendekatan penerapan bangunan tetap konstektual dan sekaligus memberikan pemahaman yang mendalam tentang perancangan yang berbasis kepada proses pemanfaatan penggunaan media tanam anggrek serta ornamen-ornamen tanaman anggrek yang diaplikasikan menjadi elemen utama pembentuk bangunan, sehingga menimbulkan karakter natural yang kuat berkaitan dengan anggrek sebagai salah satu objek yang dominan dalam perancangan pusat budidaya dan pelestarian anggrek.

Kata Kunci- Anggrek, Budidaya dan Pelestarian, Arsitektur Metafora

Page 9: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 ix

DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................. i

Halaman Persetujuan........................................................................................ ii

Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii

Halaman Pernyataan......................................................................................... iv

Kata Pengantar ................................................................................................. v

Persembahan .................................................................................................... vii

Abstraksi ........................................................................................................... viii

Daftar isi ............................................................................................................ ix

Daftar Gambar .................................................................................................. xiii

Daftar Tabel ...................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakang............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Permasalahan ............................................................................. 3

1.3 Maksud Dan Tujuan .................................................................................... 4

1.3.1 Maksud ........................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan............................................................................................. 4

1.4 Manfaat ....................................................................................................... 4

1.4.1 Subjektif .......................................................................................... 4

1.4.2 Objektif............................................................................................ 4

1.5 Lingkup Pembahasan.................................................................................. 5

1.5.1 Ruang lingkup Substansial.............................................................. 5

1.5.2 Ruang lingkup Spasial .................................................................... 5

1.6 Metode Pembahasan .................................................................................. 5

1.6.1 Data Primer..................................................................................... 5

1.6.2 Data Sekunder ................................................................................ 6

1.7 Keaslian Penulisan...................................................................................... 6

1.8 Sistematika Pembahasan............................................................................ 7

1.9 Alur Pikir ...................................................................................................... 8

Page 10: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 x

BAB II TINJAUAN UMUM PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK

2.1 Tinjauan Umum Anggrek.......................................................................... 9

2.1.1 Pengertian dan Manfaat Anggrek. .............................................. 9

2.1.2 Karakteristik Anggrek ................................................................. 10

2.1.3 Media Tanam Anggrek ............................................................... 15

2.1.4 Jenis Anggrek yang Ditanam...................................................... 16

2.1.5 Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek............................................. 18

2.2 Tinjauan Umum Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek ...................... 20

2.2.1 Pengertian Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek................. 20

2.2.2 Tujuan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek....................... 21

2.2.3 Fungsi Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek ....................... 22

2.2.4 Jenis Kegiatan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek........... 22

2.2.5 Ruang Terbuka Hijau (Green Open Spaces) di Perkotaan ........ 23

2.2.6 Fasilitas Umum Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek ......... 25

2.3 Tinjauan Umum Arsitektur Metafora........................................................ 26

2.4 Studi Kasus.............................................................................................. 29

2.4.1 Taman Anggrek Ragunan, Jakarta ............................................. 30

2.4.2 National Orchid Garden, Singapore ............................................ 43

2.4.3 Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta................................ 47

BAB III TINJAUAN LOKASI

3.1 Tinjauan Umum Kota Semarang ................................................................ 50

3.1.1 Kedudukan Grafis dan Wilayah Administrasi . ............................ 50

3.1.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota............................................ 52

3.1.3 Potensi Kota Semarang sebagai Lokasi Pusat Budidaya

dan Pelestarian Anggrek ............................................................ 56

3.2 Kriteria Pemilihan Site ................................................................................ 58

3.3 Pemilihan Site ............................................................................................ 59

3.3.1 Alternatif Tapak .......................................................................... 60

3.4 Pembobotan Tapak .................................................................................... 72

3.5 Tapak Terpilih ............................................................................................ 74

Page 11: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 xi

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1 Pendekatan Aspek Fungsional ................................................................... 76

4.1.1 Analisa Pelaku............................................................................ 77

4.1.2 Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ..................................... 78

4.1.3 Analisa Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang.......................... 82

4.1.4 Studi Kapasitas dan Besaran Ruang .......................................... 88

4.2 Pendekatan Aspek Kontekstual.................................................................. 94

4.2.1 Lokasi Site.................................................................................. 94

4.2.2 Eksisting Site.............................................................................. 95

4.2.3 Analisis Zoning Site .................................................................... 96

4.3 Pendekatan Aspek Teknis.......................................................................... 99

4.3.1 Sistem Modul.............................................................................. 100

4.3.2 Sistem Struktur........................................................................... 101

4.3.3 Material Bangunan ..................................................................... 107

4.4 Pendekatan Aspek Kinerja ......................................................................... 112

4.4.1 Sistem Pencegahan Kebakaran ................................................. 112

4.4.2 Sistem Transportasi.................................................................... 114

4.4.3 Sistem Pengkondisian Udara ..................................................... 115

4.4.4 Sistem Pencahayaan.................................................................. 117

4.4.5 Sistem jaringan Listrik ................................................................ 118

4.4.6 Sistem Plumbing ........................................................................ 119

4.4.7 Sistem Komunikasi ..................................................................... 122

4.4.8 Sistem Keamanan ...................................................................... 123

4.5 Pendekatan Aspek Arsitektural................................................................... 124

4.5.1 Analisis Pendekatan Arsitektur Metafora .................................... 124

4.5.2 Tampilan Bangunan ................................................................... 125

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1 Konsep Fungsional .................................................................................. 127

5.1.1 Pelaku,Aktivitas dan Kebutuhan Ruang...................................... 127

5.1.2 Kelompok Ruang, Hubungan Kelompok Ruang dan Sirkulasi

Ruang........................................................................................ 130

Page 12: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 xii

5.1.3 Besaran Ruang .......................................................................... 134

5.2 Konsep Kontekstual ................................................................................. 139

5.2.1 Site Rencana.............................................................................. 139

5.2.2 Analisis Site................................................................................ 140

5.3 Konsep Teknis ........................................................................................ 141

5.3.1 Sistem Modul.............................................................................. 141

5.3.2 Sistem Struktur........................................................................... 141

5.3.3 Material Bangunan ..................................................................... 142

5.4 Konsep Kinerja......................................................................................... 143

5.4.1 Sistem Pemadam Kebakaran ....................................................... 143

5.4.2 Sistem Transportasi...................................................................... 143

5.4.3 Sistem Pengkondisian Udara........................................................ 144

5.4.4 Sistem Pencahayaan.................................................................... 145

5.4.5 Sistem Penangkal Petir................................................................. 146

5.4.6 Sistem Jaringan Listrik.................................................................. 147

5.4.7 Sistem Plumbing........................................................................... 147

5.4.8 Sistem Komunikasi ....................................................................... 149

5.4.9 Sistem Keamanan ........................................................................ 149

5.5 Konsep Arsitektur..................................................................................... 149

5.5.1 Konsep Bentuk ............................................................................. 149

5.5.2 Konsep Pendekatan Arsitektur Metafora....................................... 150

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 152

Page 13: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Pikir ................................................................................................. 8

Gambar 2.1 Daun Anggrek ....................................................................................... 11

Gambar 2.2 Batang Anggrek .................................................................................... 12

Gambar 2.3 Akar Anggrek ........................................................................................ 13

Gambar 2.4 Bunga Anggrek ..................................................................................... 14

Gambar 2.5 Buah Anggrek ....................................................................................... 15

Gambar 2.6 Anggrek Vanda Doglas ......................................................................... 16

Gambar 2.7 Anggrek Kalajengking Merah................................................................ 17

Gambar 2.8 Anggrek Kantung Kolopaking ............................................................... 17

Gambar 2.9 Anggrek Bulan ...................................................................................... 18

Gambar 2.10 Cresent Moon Tower .......................................................................... 28

Gambar 2.11 Busan Opera House ........................................................................... 28

Gambar 2.12 Satolas TGV Station ........................................................................... 29

Gambar 2.13 Taman Anggrek Ragunan................................................................... 30

Gambar 2.14 Lokasi Taman Anggrek Ragunan ....................................................... 30

Gambar 2.15 Kantor Informasi dan Administrasi...................................................... 33

Gambar 2.16 Balai Pertemuan ................................................................................. 34

Gambar 2.17 Pos Satpam ........................................................................................ 34

Gambar 2.18 Tempat Parkir 1 .................................................................................. 35

Gambar 2.19 Tempat Parkir 2 .................................................................................. 35

Gambar 2.20 Tempat Parkir 3 .................................................................................. 36

Gambar 2.21 Main Enterance................................................................................... 36

Gambar 2.22 Side Enterance ................................................................................... 37

Gambar 2.23 Koridor Jalan....................................................................................... 37

Gambar 2.24 Shalter................................................................................................. 38

Gambar 2.25 Tempat Display ................................................................................... 38

Gambar 2.26 Bangunan Pengelola .......................................................................... 39

Gambar 2.27 Pengelolahan Pupuk........................................................................... 39

Gambar 2.28 Penanaman Anggrek .......................................................................... 40

Gambar 2.29 Penanaman Anggrek 1 ....................................................................... 40

Gambar 2.30 Sumur Air ............................................................................................ 41

Gambar 2.31 Meja Tempat Transaksi Jual............................................................... 41

Gambar 2.32 Media Tanam ...................................................................................... 42

Gambar 2.33 Atap Paranet ....................................................................................... 42

Page 14: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 xiv

Gambar 2.34 Pusat Pelatihan Budidaya Anggrek .................................................... 43

Gambar 2.35 National Orchid Garden ...................................................................... 43

Gambar 2.36 Display House..................................................................................... 44

Gambar 2.37 Cool House ......................................................................................... 44

Gambar 2.38 Mist House .......................................................................................... 45

Gambar 2.39 Nursery ............................................................................................... 45

Gambar 2.40 Burkill Hall ........................................................................................... 46

Gambar 2.41 Main Entrance VIP Orchid Garden ..................................................... 46

Gambar 2.42 Gardu TAIP ......................................................................................... 47

Gambar 2.43 Area Parkir .......................................................................................... 47

Gambar 2.44 Koridor ................................................................................................ 48

Gambar 2.45 Gedung Puspa Pesona....................................................................... 48

Gambar 2.46 Koridor Jalan....................................................................................... 49

Gambar 3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031 ...... 50

Gambar 3.2 Peta Bagian Wilayah Kota( BWK) Kota Semarang .............................. 52

Gambar 3.3 Lokasi Alternatif Tapak 1 ...................................................................... 60

Gambar 3.4 Foto Pendukung Batas-batas Alternatif Tapak 1.................................. 61

Gambar 3.5 Potongan Melintang Jalan pada Alternatif 1 ......................................... 61

Gambar 3.6 Aksesibilitas Alternatif Tapak 1............................................................. 62

Gambar 3.7 Jaringan Infrastruktur pada Alternatif Tapak 1 ..................................... 63

Gambar 3.8 Kepadatan Bangunan pada Alternatif Tapak 1..................................... 63

Gambar 3.9 Lokasi Alternatif Tapak 2 .................................................................... 64

Gambar 3.10 Foto Pendukung Batas-batas Alternatif Tapak 2............................... 64

Gambar 3.11 Potongan Melintang Jalan pada Alternatif Tapak 2 .......................... 65

Gambar 3.12 Aksesibilitas pada Alternatif Tapak 2 ............................................... 66

Gambar 3.13 Jaringan Infrastruktur pada Alternatif Tapak 2 ................................ 66

Gambar 3.14 Kepadatan Bangunan pada Alternatif Tapak 2................................... 67

Gambar 3.15 Lokasi Alternatif Tapak 3 .................................................................... 67

Gambar 3.16 Batas-batas Alternatif Tapak 3 ........................................................... 68

Gambar 3.17 Foto Batas-batas Alternatif Tapak 3 ................................................... 68

Gambar 3.18 Potongan Melintang Jalan pada Alternatif Tapak 3............................ 69

Gambar 3.19 Denah Kontur pada Alternatif Tapak 3 ............................................... 70

Gambar 3.20 Aksesibilitas pada Alternatif Tapak 3................................................. 70

Gambar 3.21 Jaringan Infrastruktur pada Alternatif Tapak 3 ................................... 71

Gambar 3.22 Kepadatan Bangunan pada Alternatif Tapak 2................................... 71

Gambar 3.23 Lokasi Kawasan Tapak Terpilih.......................................................... 75

Page 15: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 xv

Gambar 3.24 Lokasi Tapak Terpilih.......................................................................... 75

Gambar 4.1 Hubungan Kelompok Ruang................................................................. 84

Gambar 4.2 Analisis Sirkulasi Pengunjung Ekskursi ................................................ 85

Gambar 4.3 Analisis Sirkulasi Pengunjung Rekreasi ............................................... 86

Gambar 4.4 Analisis Sirkulasi Pengelola .................................................................. 87

Gambar 4.5 Analisis Sirkulasi Servis ........................................................................ 88

Gambar 4.6 Hubungan Kelompok Ruang................................................................. 92

Gambar 4.7 Lokasi Site ............................................................................................ 95

Gambar 4.8 Aksesibilitas Menuju Site ...................................................................... 95

Gambar 4.9 Analisis Aksesibilitas............................................................................. 97

Gambar 4.10 Analisis Klimatologi ............................................................................. 98

Gambar 4.11 Analisis Kepadatan ............................................................................. 99

Gambar 4.12 Modul Horizontal ................................................................................ 100

Gambar 4.13 Modul Vertikal .................................................................................... 101

Gambar 4.14 Pondasi Batu Kali............................................................................... 102

Gambar 4.15 Pondasi Foot Plat............................................................................... 102

Gambar 4.16 Pondasi Tiang Pancang..................................................................... 103

Gambar 4.17 Pondasi Bored Pile ............................................................................ 104

Gambar 4.18 Kolom................................................................................................. 104

Gambar 4.19 Plat Lantai .......................................................................................... 105

Gambar 4.20 Rangka Atap Baja Ringan ................................................................. 106

Gambar 4.21 Rangka Atap Baja Konvensional ....................................................... 107

Gambar 4.22 Fire Detector dan Fire Alarm ............................................................. 113

Gambar 4.23 Sprinkle .............................................................................................. 113

Gambar 4.24 Hydrant Box ....................................................................................... 114

Gambar 4.25 Hydrant Pilar ...................................................................................... 114

Gambar 4.26 Tangga............................................................................................... 114

Gambar 4.27 Eskalator ............................................................................................ 114

Gambar 4.28 Ramp ................................................................................................. 114

Gambar 4.29 Ilustrasi Penghawaan Alami .............................................................. 115

Gambar 4.30 AC Central ......................................................................................... 115

Gambar 4.31 AC Split .............................................................................................. 116

Gambar 4.32 AC VRV.............................................................................................. 116

Gambar 4.33 Ilustrasi Strategi ................................................................................. 117

Gambar 4.34 Pencahayaan tidak langsung............................................................. 118

Gambar 4.35 Up Feed Distribution....................................................................... 120

Page 16: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 xvi

Gambar 4.36 Down Feed System ........................................................................ 121

Gambar 4.37 CCTV ................................................................................................. 123

Gambar 4.38 Contoh Transformasi ......................................................................... 126

Gambar 5.1 Hubungan Kelompok Ruang................................................................ 131

Gambar 5.2 Sirkulasi Ruang Pengunjung Ekskursi................................................. 131

Gambar 5.3 Sirkulasi Ruang Pengunjung Rekreasi ................................................ 132

Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang Pengelola................................................................... 133

Gambar 5.5 Sirkulasi Ruang Servis......................................................................... 134

Gambar 5.6 Site Rencana ....................................................................................... 139

Gambar 5.7 Analisis Klimatologi .............................................................................. 140

Gambar 5.8 Analisis Topografi ................................................................................ 140

Gambar 5.9 Analisis View........................................................................................ 140

Gambar 5.10 Analisis Aksesibilitas.......................................................................... 140

Gambar 5.11 EFTE .................................................................................................. 142

Gambar 5.12 Rangka Atap Baja .............................................................................. 142

Gambar 5.13 Sistem Pemadam Kebakaran ............................................................ 143

Gambar 5.14 Sistem Transportasi ........................................................................... 144

Gambar 5.15 Sistem Penghawaan Alami................................................................ 144

Gambar 5.16 Sistem Penghawaan Buatan ............................................................. 145

Gambar 5.17 Sistem Pencahayaan Alami............................................................... 145

Gambar 5.18 Sistem Pencahayaan Buatan untuk anggrek .................................... 146

Gambar 5.19 Sistem Pencahayaan Buatan Kios / retail.......................................... 146

Gambar 5.20 Sistem Penangkal Petir ..................................................................... 147

Gambar 5.21 Sistem Jaringan Listrik....................................................................... 147

Gambar 5.22 Sistem Jaringan Air Bersih ................................................................ 148

Gambar 5.23 Sistem Jaringan Air Bersih 2 ............................................................. 148

Gambar 5.24 Sistem Jaringan Air Kotor .................................................................. 148

Gambar 5.25 Sistem Komunikasi ............................................................................ 149

Gambar 5.26 Sistem Keamanan.............................................................................. 149

Gambar 5.27 Konsep Bentuk Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek ............... 150

Gambar 5.28 Proses Gubahan 1 ............................................................................. 150

Gambar 5.29 Proses Gubahan 2 ............................................................................. 151

Gambar 5.30 Akhir Proses Gubahan....................................................................... 151

Page 17: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian BWK Kota Semarang ............................................................ 52

Tabel 3.2 Fungsi BWK Kota Semarang ................................................................ 54

Tabel 3.3 Pembobotan Alternatif Tapak 1 ................................................................ 72

Tabel 3.4 Pembobotan Alternatif Tapak 2 ................................................................ 72

Tabel 3.5 Pembobotan Alternatif Tapak 3 ................................................................ 73

Tabel 4.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Rekreasi............................ 78

Tabel 4.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Ekskursi ............................ 78

Tabel 4.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola .............................................. 79

Tabel 4.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis .............................................. 79

Tabel 4.5 Jumlah Pengelola ..................................................................................... 81

Tabel 4.6 Jumlah Servis ........................................................................................... 82

Tabel 4.7 Kelompok Ruang ...................................................................................... 83

Tabel 4.8 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Rekreasi dan Ekskursi ......... 89

Tabel 4.9 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola .............................. 91

Tabel 4.10 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis .................................. 92

Tabel 4.11 Kebutuhan Luasan Parkir ....................................................................... 93

Tabel 4.12 Pendekatan Rekapitulasi Besaran Total................................................. 93

Tabel 4.13 Material Bangunan untuk Lantai....................................................... 107

Tabel 4.14 Material Bangunan untuk Dinding.......................................................... 108

Tabel 4.15 Material Bangunan untuk Penutup Dinding ........................................... 110

Tabel 4.16 Material Bangunan untuk Langit-langit .................................................. 110

Tabel 4.17 Material Bangunan untuk Penutup Atap ................................................ 111

Tabel 4.18 Pendekatan Arsitektur Metafora ............................................................ 124

Tabel 5.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Ekskursi ........................... 128

Tabel 5.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Rekreasi........................... 128

Tabel 5.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola ............................................. 128

Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis ................................................... 129

Tabel 5.5 Kelompok Ruang ..................................................................................... 130

Tabel 5.6 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Rekreasi dan Ekskursi ......... 134

Tabel 5.7 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola ............................. 136

Tabel 5.8 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis ................................... 137

Tabel 5.9 Besaran Luas Parkir ................................................................................ 138

Tabel 5.10 Rekapitulasi Besaran Total .................................................................... 138

Page 18: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan keanekaragam hayati yang

tersebar di Indonesia. Keanekaragaman hayati di Indonesia memiliki ciri khas keragaman

yang berbeda-beda ditiap-tiap daerah yang tumbuh dan berkembang di alam bebas.

Tanaman di Indonesia hidup sangat subur karena memilik tanah yang subur, serta curah

hujan yang cukup tinggi. Adanya kondisi tanah yang subur,ini menjadikan Indonesia

suatu negara dimana sebagian besar penduduknya hidup dari usaha pertanian. Usaha

cocok tanam ini masih ditunjang oleh jenis-jenis tanaman yang beranekaragam yang

dapat tumbuh subur dengan iklim yang sesuai. Menurut kurator anggrek di Kebun Raya

Bogor, Sofi Mursidawati, saat ini Indonesia merupakan negara dengan biodiversitas

keanekaragaman hayati yang tinggi, salah satunya adalah keanekaragaman anggrek.

Bahkan tingkat keanekaragaman anggrek di Indonesia merupakan yang terbesar kedua

setelah Brazil. Indonesia juga memiliki kurang lebih 5000 jenis anggrek dan tidak sedikit

yang menjadi tanaman endemik di Indonesia. Dari jenis tanaman anggrek ini terdapat

cukup banyak tanaman anggrek yang dilindungi dikarenakan sudah banyak spesies

anggrek yang semakin langka dan disinyalir punah (sumber : www.mediaindonesia.com).

Jumlah keragaman dan kekhasan spesies anggrek yang sangat banyak di

Indonesia, membuat Indonesia kerap dijuluki sebagai The Land Of Orchids. Berdasarkan

keputusan Presiden no. 4 tahun 1993, Indonesia resmi menjadikan anggrek sebagai

salah satu bunga nasional, adalah Phalaenopsis amabilis atau sering dikenal dengan

sebutan Anggrek Bulan yang merupakan salah satu jenis anggrek yang ditetapkan

sebagai salah satu bunga nasional. Phalaenopsis amabilis ditemukan oleh peneliti dunia

bernama Carl Blume di Nusa Kambangan, Jawa Tengah pada 1825. Karena kecantikan

dan kepopulerannya Phalaenopsis amabilis di tetapkan sebagai puspa pesona

Indonesia. Namun sayang popularitas Phalaenopsis amabilis sebagai puspa pesona

Indonesia justru terdesak di tanah air. Keberadaannya di alam semakin sukar dijumpai

karena banyak faktor. Hal itu diperparah dengan belum mampunya Indonesia

mengembangkan potensi anggrek ini secara maksimal. Pengembangan hibrida unggul

Page 19: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 2

dari induk Phalaenopsis amabilis di Indonesia jauh tertinggal dari pemain utama

agribisnis Anggrek dunia seperti Singapura, Thailand dan Taiwan, negara-negara yang

kekayaan anggreknya justru jauh dibawah Indonesia. Nasib Phalaenopsis

amabilis menjadi potret yang menggambarkan anggrek Indonesia secara keseluruhan.

Di negerinya sendiri, nasib anggrek Indonesia memang mengkhawatirkan dan terancam

bukan hanya dari alamnya yang semakin rusak, tapi juga belum dikenali dan dicintai oleh

masyarakat serta bangsanya sendiri.

Oleh karna itu dibutuhkan sebuah wadah, tempat, serta bangunan untuk

menampung, melestarikan serta membudidayakan anggrek yang merupakan sebuah

pusat pengembahan tanaman anggrek yang memiliki fasilitas yang kompleks, tidak

hanya terdiri dari tempat display saja tetapi juga dilengkapi sarana penunjang lainnya.

Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek juga mempunyai fungsi sebagai sarana

edukatif dan rekreatif karena dapat menjadi tempat rekreasi alam serta pembelajaran

tentang anggrek agar masyarakat umum dapat mengetahui dan kembali mencintai

anggrek sebagai bunga nasional Indonesia.

Dipilihnya Kota Semarang sebagai letak dari bangunan Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek dikarenakan Kota Semarang merupakan pusat atau ibu kota dari

Jawa Tengah, yang merupakan pulau ke-3 (tiga) di Indonesia yang memiliki spesies

anggrek terbanyak, yaitu 769 spesies (sumber :www.nationalherbarium). Banyaknya

komunitas-komunitas pencinta anggrek yang rutin melakukan kegiatan seperti pelatihan

pembudidayaan anggrek yang diolah gereja Sr. Maria Fatima jalan Kanfer Raya 49

Banyumanik, serta pameran-pameran yang diadakan oleh Gebyar Flora Suara Merdeka

yang tidak diwadahi oleh bangunan pusat budidaya anggek yang memang layak guna

menampung, mengembangkan serta memfasilitasi kegiatan pelestarian anggrek. Adanya

instansi terkait pengembangan anggrek di Semarang yaitu Balitbang Semarang, Dinas

Pertanian Kota Semarang, STIP Farming, serta Jurusan Pertanian seperti di Undip dan

Unsoed yang dapat bekerja sama dengan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di

Semarang dan pasti memberikan dampak positif terhadap riset-riset yang terkait dengan

pelestarian dan pembudidayaan tanaman hias, juga termasuk anggrek. Hal ini membuat

kawasan Pusat Budidaya Dan Pelestarian Anggrek di Semarang sangat diperlukan,

guna menunjang dan memfasilitasi proses pengembangan dan pembudidayaan anggrek.

Lokasi tapak Pusat Budidaya Dan Pelesetarian Anggrek harus dapat memenuhi

aktifitas bangunan dan juga mudah diakses oleh masyarakat, hal ini dikarenakan

Page 20: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 3

Semarang yang merupakan daerah yang cukup mudah dijangkau dan merupakan pusat

atau ibu kota Jawa Tengah, sehingga lebih memudahkan dalam hal pemasaran serta

promosi anggrek, juga dengan tujuan mengembangkan ruang terbuka hijau di

Semarang. Ruang terbuka hijau (Green open spaces) adalah kawasan atau areal

permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan

habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan / kota, dan atau pengamanan jaringan

prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer,

menunjang kelestarian air dan tanah, ruang terbuka hijau (Green open spaces) di

tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan

kualitas lansekap kota. Karena di Semarang keberadaan ruang publik telah tersingkir

akibat pembangunan gedung-gedung atau bangunan mix use building, yaitu bangunan

yang cenderung berpola “kontainer” (container development), bangunan yang secara

sekaligus dapat menampung berbagai aktivitas sosial ekonomi, seperti mall,

perkantoran, hotel, dan lain sebagainya, yang berpeluang menciptakan kesenjangan

antar lapisan masyarakat dikarenakan hanya orang-orang kelas menengah ke atas saja

yang dapat mengakses bangunan tersebut.

Melalui proyek akhir ini diharapkan mampu menciptakan suatu wadah yang dapat

mengembangkan budidaya anggrek agar tetap lestari, sehingga menciptakan kembali

rasa cinta dan peduli tanaman anggrek yang merupakan bunga nasional dari Indonesia,

serta menjadi alternatif pilihan wisata bagi para wisatawan sebagai objek wisata yang

edukatif dan rekreatif. Dipilihlah konsep arsitektur metafora agar pendekatan penerapan

bangunan tetap konstektual dan sekaligus memberikan pemahaman yang mendalam

tentang perancangan yang berbasis kepada proses pemanfaatan penggunaan media

tanam anggrek serta ornamen-ornamen tanaman anggrek yang diaplikasikan menjadi

elemen utama pembentuk bangunan, sehingga menimbulkan karakter natural yang kuat

berkaitan dengan anggrek sebagai salah satu objek yang dominan dalam perancangan

pusat budidaya dan pelestarian anggrek.

1.2 Rumusan PermasalahanBagaimana menyusun landasan perencanaan dan perancangan Pusat Budidaya

Dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan pendekatan arsitektur metafora. Yang

mampu memberikan solusi permasalahan arsitektural dalam hal penerapan desain,

pengaturan tata ruang, arsitektur bangunan, arsitektur lansekap, serta perencanaan dan

Page 21: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 4

perancangan yang mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pengelola maupun

pengunjung, juga dapat digunakan sebagai sarana Edukatif dan Rekreatif.

1.3 Maksud Dan Tujuan1.3.1 Maksud

Menyusun landasan perencanaan dan perancangan sebagai dasar dalam

merancang sebuah Pusat Budidaya Dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan

pendekatan arsitektur metafora. 1.3.2 Tujuan

Menyusun pedoman perancang Pusat Budidaya Dan Pelestarian Anggrek di

Semarang yang dapat mendukung aktifitas pengunjung dan pengelolah serta

sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur metafora sebagai pendekatannya.

1.4 Manfaat1.4.1 Subjektif

a. Untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh Proyek Akhir Arsitektur

sebagai penentu kelulusan Sarjana pada Program Studi Teknik Arsitektur

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES).

b. Penulis mendapatkan pengetahuan tentang tema pusat budidaya dan

pelestarian anggrek dengan pendekatan arsitektur metafora, serta dapat

dipergunakan dalam referensi perencanaan selanjutnya yang terkait.

1.4.2 Objektifa. Sebagai landasan program perencanaan dan perancangan pusat budidaya

dan pelestarian anggrek di Semarang dengan pendekatan konsep arsitektur

metafora.

b. Dapat bermanfaat sebagai pengetahuan dan penambah wawasan pembaca

pada umumnya, mahasiswa arsitektur pada khususnya yang akan

mengajukan produk Proyek Akhir Arsitektur.

c. Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dan rekomendasi dalam proses

rencana desain Pusat Budidaya Dan Pelestarian Anggrek.

Page 22: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 5

1.5 Lingkup Pembahasan1.5.1 Ruang Lingkup Substansial

Lingkup pembahasan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan

perencanaan dan perancangan dari Pusat Budidaya Dan Pelestarian Anggrek di

Semarang dengan pendekatan arsitektur metafora, sebagai wadah untuk

menampung tanaman anggrek yang dijadikan sebagai sarana edukatif dan

rekreatif. Pembahasan fokus pada hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pusat

budidaya dan pelestarian anggrek yang terkait dengan aktifitas dan pelaku serta

prinsip – prinsip arsitektur metafora.1.5.2 Ruang Lingkup Spasial

Pusat budidaya dan pelestarian anggrek berada di Kota Semarang, dengan

lokasi tapak yang dilihat mampu menampung aktifitas pengelola maupun

pengunjung dengan aksesibilitas yang baik sehingga mudah dikunjungi.

Mengembangkan taman di perkotaan menjadi lahan hijau di Semarang yang

mulai padat pembangunan.

1.6 Metode PembahasanPembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan

menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Berbagai cara yang dilakukan untuk pengumpulan data : 1.6.1. Data primer

a. Observasi/survey lapangan

Dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap lokasi dan tapak yang

nantinya akan dipakai sebagai perencanaan dan perancangan Pusat Budidaya

Dan Pelestarian Anggrek di Semarang, sehingga mendapatkan data situasi

sebenarnya mengenai eksisting site serta observasi bangunan sejenis. Dalam

hal ini objek yang dijadikan studi banding adalah Taman Anggrek Ragunan,

Jakarta.

b. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan

pihak pengelola Taman Anggrek Ragunan dan instansi atau narasumber

kondisional yang terkait dalam perencanaan dan perancangan Pusat Budidaya

Dan Pelestarian Anggrek.

Page 23: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 6

1.6.2. Data sekunder Studi Literatur, terutama mengenai hal-hal seperti masterplan, kebutuhan ruang,

serta infrastruktur yang berkaitan dengan persyaratan ruang dan persyaratan

bangunan pada bangunan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek, sebagai

landasan teori yang tepat untuk menganalisa data-data yang diperoleh.

Pembahasan menggunakan pendekatan teoritis dan pendekatan studi, yang

melengkapi data dari wawancara dan observasi/survei lapangan. Hasil dari

pendekatan tersebut dikembangkan untuk mendapatkan konsep perencanaan

dan perancangan arsitektur.

1.7 Keaslian PenulisanLandasan Program Perencanaan dan Perancangan desain tentang “Pusat

Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur

Metafora”, belum pernah dilakukan suatu studi kajian dalam rumpun penelitian ilmiah,

tesis, dan desertasi. Tetapi, kajian penelitian ilmiah yang berkaitan dengan Pusat

Budidaya dan Pelestarian Anggrek telah dilakukan penelitian sebelumnya, antara lain:

a. Kusuma, F. (2011), Museum Tanaman di Pulomas, Jakarta Timur.

b. Sari, P. (2008) Balai Penelitian dan Budidaya Tanaman Pangan di

Yogyakarta.

c. Agitha, A. (2008) Pusat Budidaya Tanaman Hias “Arsitektur Semiotik” .

Penulisan ini memberikan solusi dan memperkenalkan tentang pembudidayaan

maupun pelestarian sebuah tanaman anggrek yang dari tahun ke tahun semakin rawan

terhadap kepunahan, sehingga di butuhkan sebuah wadah yang tepat guna menampung

tanaman anggrek dan menjadi sarana edukatif serta rekreatif bagi pengunjung.

Page 24: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 7

1.8 Sistematika PembahasanBAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang hal-hal yang melatar belakangi pemilihan topik, perumusan

masalah, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, manfaat dari penulisan laporan,

lingkup pembahasan dari laporan, metode pembahasan, pernyataan keaslian penulisan,

sistematika dalam pembahasan laporan dan alur pikir laporan menuju desain.BAB II TINJAUAN UMUM

Bab ini berisi tinjauan umum Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang

dengan Pendekatan Arsitektur Metafora, Membahas tinjauan, pengertian umum,

klasifikasi, menguraikan data-data survey dan preseden yang telah dilakukan sebagai

perbandingan untuk tinjauan pustaka yang bertujuan melanjutkan ke proses

perancangan.BAB III TINJAUAN LOKASI

Bab ini berisi tentang tinjauan lokasi yang akan direncanakan untuk mengetahui data,

peraturan, persyaratan bangunan pada lokasi tersebut serta potensi ruang terbuka hijau

di Kota Semarang.

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANARSITEKTUR

Bab ini menjelaskan tentang uraian dasar-dasar pendekatan konsep

perencanaan dan perancangan awal dan analisis mengenai pendekatan fungsional,

pendekatan pelaku aktifitas, pendekatan kebutuhan ruang, pendekatan arsitektur,

pendekatan aspek teknis serta pendekatan aspek kinerja. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi tentang konsep perencanaan dan perancangan Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek di Semarang dengan pendekatan arsitektur metafora, yang ditarik

berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

Page 25: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 8

1.9 Alur Pikir

Gambar 1.1. Alur Pikir Sumber : Analisis Penulis,2016.

Page 26: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

9

BAB IITINJAUAN UMUM PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK

2.1 Tinjauan Umum Anggrek2.1.1 Pengertian dan Manfaat Anggrek

Anggrek (bahasa latin : Orchidaceae) adalah salah satu tanaman yang

banyak tumbuh di hutan dan mempunyai banyak spesies. Para ahli tumbuh -

tumbuhan berkeyakinan bahwa anggrek memiliki lebih dari 20.000 jenis. Jenis

anggrek ini hampir dapat ditemui di seluruh dunia, terutama didaerah tropis baik

dataran tinggi sampai dataran rendah. Jumlah spesies anggrek di Asia Tenggara

diperkirakan terdapat di Myanmar 700 spesies, Vietnam 5.000-6.000 spesies,

Indonesia 5.000 spesies, Malaysia 800 spesies, dan Filipina 1.000 spesies.

Persebaran anggrek terbesar di Indonesia adalah Kalimantan yaitu 2.500-3.000

spesies, Jawa 971 spesies, dan Maluku 123 spesies. Tetapi karena kerusakan

hutan banyak yang kehilangan spesies dan belum dikanali. (Sarwono, 2005). Ciri-

ciri anggrek yang paling menonjol adalah bunganya. Setiap jenis anggrek

mempunyai karakteristik bunga yang berbeda, mulai dari bentuk, ukuran, warna,

sampai corak yang berbeda-beda sehingga setiap jenis mempunyai daya tarik

masing-masing. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) adalah salah satu

anggrek paling popular Indonesia sehinga dinobatkan menjadi “Bunga Nasional”

dan dijuluki “Puspa Pesona” sejak tanggal 5 juni 1990. (Andiani, 2008)

Keindahan anggrek menjadikan tanaman tersebut populer dikalangan

pecinta tanaman hias. Para kolektor berlomba untuk bisa mendapatkan koleksi

anggrek. Semakin langka jenis anggrek, harganya akan semakin mahal, semakin

indah bunganya dan sukar dicari nilai komersialnya pun semakin bertambah.

Karena maraknya perburuan anggrek spesies dikhawatirkan anggrek spesies

tersebut akan punah, sehingga para penganggrek mulai melakukan penyilangan-

penyilangan spesies. Kondisi demikian disebut era hibrida. Saat ini diduga ada

35.000 anggrek hibrida. Jumlah itu akan terus bertambah setiap tahunnya.

(Sarwono, 2005).

Manfaat Anggrek sangat banyak, yaitu sebagai tanaman hias dalam pot,

bunga potong, dan tanaman taman (Anonim, 2005). Beberapa jenis anggrek yang

paling sering dimanfaatkan sebagai tanaman pot umumnya adalah anggrek

Page 27: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

10

hibrida 8 dari anggrek Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya, Oncidium,

Cymbidium, dan lain-lain. Anggrek yang dimanfaatkan sebagai unsur taman

merupakan anggrek yang ditanam di tanah maupun ditempel di pohon. Jenis

anggrek tanah yang banyak digunakan yaitu anggrek Spathoglotis, Vanda,

Arachnis, dan lain - lain. Sedangkan jenis anggrek tempel menggunakan

bermacam jenis anggrek baik spesies maupun hibrida. Anggrek juga dapat

dimanfaatkan sebagai bunga potong yang digunakan untuk membuat rangkaian

atau karangan bunga. Beberapa jenis anggrek yang digunakan sebagai bunga

potong yaitu Dendrodium, Oncidium, Phalaenopsis, Cattleya, dan lain - lain.

Selain untuk tanaman hias, dibeberapa negara anggrek dimanfaatkan sebagai

tanaman obat dan bahan kosmetik.

Manfaat anggrek yang sangat banyak memberi peluang bagi petani yang

anggrek, sehingga dapat membudidayakan tanaman ini untuk dijual maupun

disewakan. Demikian pula bagi penghobi anggrek akan sangat terbantu dengan

adanya petani anggrek sehingga penghobi anggrek dapat memperoleh jenis-jenis

anggrek yang berbeda sebagai koleksinya.

2.1.2 Karakteristik AnggrekAnggrek memiliki banyak keragaman bentuk. Secara morfologi, anggrek

terdiri dari daun, batang, akar, bunga, dan buah. Secara morfologi pula bentuk

tiap-tiap bagian itu berbeda-beda ditiap spesies anggrek. Variasi tersebut bisa

terjadi akibat adanya perbedaan tempat lingkungan hidup anggrek.

Untuk dapat memelihara anggrek yang baik, harus menciptakan suatu

kondisi lingkungan hidup yang sesuai dengan jenis - jenis spesies anggrek

tersebut agar anggrek dapat tumbuh dan berbunga dengan sehat dan indah.

Untuk itulah, kita perlu mengetahui karakteristik dari tanaman anggrek agar dapat

menentukan syarat lingkungan tumbuh yang sesuai dengan spesies anggrek.

Secara umum, karakteristik anggrek dapat dilihat dari segi bentuk daun,

batang, akar, bunga, dan buah.

Page 28: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

11

a. Bentuk Daun.

Gambar 2.1 Daun AnggrekSumber : http://budidayaanggrek.blogspot.co.id

Anggrek memiliki bentuk daun yang bervariasi mulai dari bentuk oval,

lonjong, bulat telur, bulat panjang dan bulat telur. Ketebalan daun juga

berbeda, ada yang tipis, tebal, rata dan kaku dengan lebar yang juga

berbeda, ada yang berdaun lebar dan berdaun sempit menyerupai jarum.

Anggrek yang berdaun tebal dan lebar biasanya lebih gampang berbunga

dibandingkan yang berdaun lebih sempit. Hal ini disebabkan semakin lebar

permukaan daun maka proses fotosintesis dan transpirasi akan semakin

bagus. Dengan proses fotosintesis dan transpirasi yang baik maka sumber

makanan yang didapat suatu tanaman juga semakin besar, yang nantinya

makanan ini digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Jika pertumbuhan

tanaman sudah optimal, maka cadangan makanan akan dialihkan untuk

pembentukan bunga dan buah.

Contoh anggrek yang memiliki daun lebar diantaranya

adalah Phalaenopsis, Dendrobium, Cattleya, Spathoglottis, Bulbophyllum,

dan Coelogyne. Sedangkan anggrek yang berdaun sempit seperti jarum

adalah Sarcanthus subutalus, Renanthera matutina, Vanda hookeriana, dan

Schoenorchis juncifolia.

Page 29: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

12

b. Bentuk Batang

Gambar 2.2 Batang AnggrekSumber : http://budidayaanggrek.blogspot.co.id/

Selain bentuk daun yang beragam, bentuk batang juga bervariasi, ada

yang raping, gemuk berdaging keseluruhan, menebal dibagian tertentu, ada

yang dengan atau tanpa umbi semu (Pseudobulb). Ukurannya pun bervariasi

mulai dari tipis, pendek, besar dan berbentuk panjang.

Pertumbuhan batang umbi semu (Pseudobulb) tipe simpodial

(berumpun) umumnya terbatas. Pertumbuhan batang akan berhenti bila telah

mencapai maksimum yang kemudian dilanjutkan oleh tunas anakan yang

tumbuh disampingnya. Setiap tunas saling berhubungan karena adanya

rhizoma atau batang bawah batang dibawah media. Jadi setiap tunas baru

nantinya akan keluar dari rhizoma tersebut. Contoh Cattleya dan

Dendrobium.

Sedangkan bentuk batang yang ramping dan tidak berubi tipe

monopodial (memanjang ke atas) akan tumbuh tidak terbatas. Tangkai bunga

akan keluar dari ketiak daun, contohnya Vanda, Aranthera, Arachnis dan

Phalaenopsis.

Page 30: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

13

c. Akar

Gambar 2.3 Akar AnggrekSumber : http://budidayaanggrek.blogspot.co.id

Pada umumnya, akar anggrek berbentuk silindris dan berdaging, lunak,

mudah patah dengan ujung akar yang meruncing licin sedikit lengket. Dalam

keadaan kering, akar anggrek akan tampak berwarna putih agak perak

dengan bagian ujung akar berwarna hijau atau keunguan. Akar anggrek

memiliki velamen yang terdiri dari beberapa lapisan sel korteks yang

berongga dan transparan. Velamen ini berfungsi sebagai sistem pelindung

saluran akar yang melindungi akar dari kehilangan air selama proses

penguapan.

Pada anggrek simpodial (berumpun), akar akan keluar dari pseudobulb

atau di sepanjang rhizoma. Sedangkan untuk tipe monopodial akar akan

tumbuh diruas - ruas batang.

Akar anggrek bersifat lekat, yang digunakan untuk menjaga posisi dan

kedudukan tanaman saat menempel pada pohon yang besar sehingga

mampu mendapatkan sinar matahari yang cukup. Selain akar

lekat, anggrek juga memiliki akar udara yang berfungsi menyerap air dan

unsur hara. Kelembapan udara yang tinggi akan menyebabkan terganggunya

proses pertukaran udara dalam akar sehingga dapat menyebabkan penyakit

busuk akar.

Page 31: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

14

d. Bunga

Gambar 2.4 Bunga AnggrekSumber : http://budidayaanggrek.blogspot.co.id

Terdapat 5 (lima) bagian utama dari bunga yaitu : sepal (daun kelopak),

petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovari (bakal

buah).Sepal anggrek berjumlah 3 buah, bagian atas sepal disebut sepal

dorsal sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Petal ada 3 buah, 2 buah

petal letaknya berseling dengan sepal dan petal satunya lagi mengalami

modifikasi menjadi labelum (bibir). Labelum umumnya berwarna lebih cerah

dan di dalamnya terdapat gumpalan-gumpalan massa sel (callus) yang

mengandung protein, minyak dan zat pewangi. Callus berfungsi untuk

menarik serangga hinggap ke bunga lalu melakukan penyerbukan (polinasi).

Dibagian tengah bunga terdapat gynandrium dan columna yang

merupakan tempat alat reproduksi jantan (androecium) dan alat reproduksi

betina (gynoecium). Pada ujung columna terdapat anther (kepala sari)

sedangkan stigma (kepala putik) terletak di bawah rostelum menghadap ke

labelum. Stigma merupakan rongga dangkal yang berisi cairan kental, tempat

meletakkan pollen dan masuknya tabung pollen ke dalam ovari pada waktu

terjadi penyerbukan.

Page 32: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

15

e. Buah

Gambar 2.5 Buah AnggrekSumber : http://budidayaanggrek.blogspot.co.id

Buah anggrek berbentuk kapsular yang berbelah enam dengan 3 (tiga)

karpel (rongga buah). Di dalam buah anggrek terdapat biji yang berjumlah

sangat banyak, berukuran sangat kecil dan halus seperti tepung. Biji tersebut

tidak memiliki endosperm (cadangan makanan) sehingga dalam

perkecambahannya diperlukan tambahan nutrisi dari lingkungan sekitarnya.

Biasanya perkecambahan dibantu oleh fungi (jamur) micorhyza yang

bersimbiosis dengan biji-biji anggrek. Simbiosis tersebut akan menghasilkan

pelepasan nutrisi sebagai bahan energi yang digunakan untuk pertumbuhan

dan perkembangan perkecambahan bibit anggrek tersebut.

2.1.3 Media Tanam Anggrek Dalam merencanakan perancangan pusat budidaya dan pelestarian

anggrek kita butuh untuk mengetahui, proses penanaman melalui media tanam

yang digunakan pada penanaman anggrek untuk memenuhi kebutuhan anggrek

pada desain bangunan yang dirancang.

Anggrek merupakan tanaman hias dengan bentuk dan warna bunga yang

memiliki daya tarik utama, disamping itu bunga anggrek tahan lama dan tidak

cepat rontok, sehingga bisa dinikmati dalam jangka waktu lama. Banyak Anggrek

endemik Indonesia yang berbunga cantik dan menawan, hal ini dikarnakan

metode serta media tanam yang baik dan benar pada proses penanaman

anggrek. Untuk menanam dan memelihara anggrek butuh pengetahuan dan

pangalaman sehingga anda akan menjadi ahli anggrek. Tidak semua orang bisa

telaten dan mampu untuk memelihara bunga anggrek agar selalu berbunga.

Berikut adalah beberapa contoh media tanam diantaranya adalah pecahan batu

Page 33: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

16

bata atau genteng, batang pakis, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa,

arang kayu, lumut, pot tanah liat untuk anggrek.

Pentingnya penerapan penanaman dan pengembangan anggrek

menggunakan media tanam yang tepat, agar menghasilkan kualitas tanaman

anggrek yang unggul dan indah. Jadi media tanam yang tepat sangat

berpengaruh untuk mengembangkan anggrek menjadi bunga yang cantik dan

indah. Dari media tanam serta proses penanaman anggrek dengan media tanam

yang tepat mampu menghasilkan anggrek kualitas tinggi, serta morfologi anggrek

yang indah dan memiliki nilai estetika tinggi maka diangkat arsiektur morfologi

sebagai pendekatan desain, dengan memanfaatkan morfologi anggrek serta

pemanfaatan media tanam sebagai elemen pembentuk bangunan yang dapat

diaplikasikan langsung pada fasad maupun lansekap Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek di Semarang.

2.1.4 Jenis Anggrek yang Ditanam a. Ditanam di Taman

1) Vanda Doglas

Gambar 2.6 Anggrek Vanda DoglasSumber : http://sarungpreneur.com/bunga-anggrek/

Anggrek Vanda Douglas warnanya ungu, dan ditanam dengan cara ditempel pada medium yang berbentuk seperti pagar yang terbuat dari bambu.

Page 34: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

17

2) Gimstori / Kalajengking Merah

Gambar 2.7 Anggrek Kalajengking MerahSumber : http://sarungpreneur.com/bunga-anggrek/

Jenis anggrek ini memiliki batang yang kuat dan tinggi dengan ruas-ruas sepanjang 4-10 cm. Memiliki daun yang tebal berdaging dan pipih memanjang dengan panjang daun hingga mencapai 35 cm dan lebar sekitar 5 cm. Bunganya unik yang sekilas menyerupai hewan kalajengking lengkap dengan sengat dan kaki-kakinya. Oleh karena itulah anggrek ini kemudian disebut sebagai anggrek kalajengking. Bunga tumbuh tidak terlalu lebat dengan ukuran tinggi antara 10-11 cm dan lebar antara 7-8,5 cm. Sebagai anggrek epifit, anggrek kalajengking tumbuh menempel di batang pohon dengan ketinggian 12 m di atas permukaan tanah.

b. Ditanam di Galeri/Atrium 1) Anggrek Kantung Kolopaking

Gambar 2.8 Anggrek Kantung KolopakingSumber : http://sarungpreneur.com/bunga-anggrek/

Anggrek ini termasuk dalam jenis tanaman yang sangat langka. Bunga ini merupakan salah satu tanaman endemik Kalimantan Tengah yang hidup di bebatuan berlumut. Habitat bunga ini berada pada ketinggian

Page 35: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

18

600dpl. Anggrek jenis ini hanya ada di Kalimantan Tengah.Anggrek katung kolopaking memiliki nama latin Paphinopedilum kolopakingii dengan ciri daun berwarna hijau tua, dan berbentuk pita dengan ujung bulat dengan panjang sekitar 20 sampai 80 cm.

2) Anggrek Bulan

Gambar 2.9 Anggrek BulanSumber : http://sarungpreneur.com/bunga-anggrek/

Anggrek bulan mempunyai nama latin Phalaenopsis

amabilis merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki ciri kelopak

bunga yang lebar dan berwarna putih. Jenis anggrek ini termasuk ke

dalam tanaman anggrek monopodial yang hidup di tempat yang terkena

sedikit cahaya. Bentuk daun yang memanjang dan berwarna hijau

sedangkan bagian akar anggrek bulan memiliki warna putih dengan

bentuk bulat memanjang.

2.1.5 Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek a. Iklim

1) Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.

2) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya

berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek. Ada yang memerlukan

intensitas penyinaran penuh, ada juga yang tidak penuh alias memerlukan naungan.

Kebutuhan cahaya berdasarkan jenis anggrek, yakni antara lain: Arachnis Maggie

Oei butuh 100% intensitas penyinaran, Arachnis Apple Blossom butuh 100%

intensitas penyinaran, Renanthera Hybrid butuh 100% intensitas penyinaran, Vanda

pensil dan vanda quarter butuh 100% intensitas penyinaran, Dendrobium butuh 50-

Page 36: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

19

65% intensitas penyinaran, Aranda Hybrid butuh 50-65% intensitas penyinaran,

Oncidium Hybrid butuh 60-75% intensitas penyinaran, Vanda berdaun lebar butuh

20-30% intensitas penyinaran, Phalaenopsis Hybrid butuh 10-15% intensitas

penyinaran, dan Cattleya Hybrid butuh 20-30% intensitas penyinaran.

3) Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 15 derajat C dan suhu

maksiumnya adalah 28 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 13

derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran

tinggi Dieng). Berdasarkan kebutuhan suhu, tanaman anggrek dibedakan menjadi

tiga tipe, yakni: 1) Anggrek tipe dingin, membutuhkan suhu siang sekitar 18-21

derajat C. Anggrek yang termasuk dalam tipe ini adalah Cymbidium sp. dan Miltona

sp. 2) Anggrek tipe sedang, membutuhkan suhu siang sekitar 21-24 derajat C, dan

suhu malam sekitar 18-21 derajat C. Anggrek yang termasuk tipe ini adalah

Dendrobium sp. dan oncidium sp. 3) Anggrek tipe hangat, membutuhkan suhu siang

sekitar 24-29 derajat C dan suhu malam 21-24 derajat C. Anggrek yang termasuk

dalam tipe ini adalah Vanda sp., Arachnis sp., dan Renanthera sp.

4) Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%.

Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari

penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu

tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh

karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan

kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara

pemberian semprotan kabut disekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.

b. Media Tanam Anggrek

Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:

1) Media untuk anggrek epifit dan semi epifit terdiri dari: serat pakis yang telah digodok,

kulit kayu yang dibuang getahnya, serabut kelapa yang telah direndam air selama 2

minggu, ijuk, potongan batang pohon enau, arang kayu, pecahan genting/batu bata,

bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek

semi epifit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu

diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.

2) Media untuk anggrek terrestria : Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.

Page 37: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

20

3) 3) Media untuk anggrek semi terrestria : Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya.

c. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1) Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas memerlukan suhu udara

26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah

ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah: Dendrobium

phalaenopsis, Onchidium Papillo, dan Phaphilopedillum Bellatum.

2) Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek sedang pada suhu udara

siang hari 21 derajat C dan 15–21 derajat C,pada malam hari, dengan ketinggian

150-1500 m dpl.

3) Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia,

tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari dan 9–15 derajat C pada

malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.

(sumber : https://alamendah.org/2015)2.2 Tinjauan Umum Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek

2.2.1 Pengertian Pusat Budidaya dan Pelestarian AnggrekBudidaya adalah suatu tindakan dimana menjaga, memelihara dan

mengembangakan sesuatu yang dinyatakan hampir punah. Pusat Budidaya

merupakan suatu wadah yang berfungsi untuk memfasilitasi atau mengupayakan

pengembangan tanaman menjadi bermanfaat dengan menggunakan teknologi

sesuai anjuran maupun teknologi inovasi yang berguna untuk menunjang

kegiatan pembudidayaan, mulai dari pengelompokan tanaman, pembibitan,

pemupukan, pengairan, penyiangan, hingga pameran yang dapat memamerkan

jenis jenis tanaman hias yang dibudidayakan.

Keberadaan keanekaragaman tumbuhan maupun tanaman dalam hal ini

anggrek yang tidak akan selalu tetap keadaannya ,baik jumlah serta jenisnya.

Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti perburuan, kerusakan

ekosistem, serta pemanfaatan yang berlebihan. Pemanfaatan keanekaragaman

tumbuhan dan tanaman untuk berbagai keperluan secara berlebihan ini ditandai

dengan semakin langkanya beberapa jenis tumbuhan seperti anggrek. Hal ini

Page 38: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

21

disebabkan rusaknya habitat dan ekosistem yang ditempati tumbuhan dan

tanaman tersebut. Ketidakseimbangan tersebut apabila dibiarkan, dapat

mengancam keanekaragaman tumbuhan. Oleh karenanya, kegiatan-kegiatan

yang dapat menyebabkan kerusakan kekayaan hayati di Indonesia ini harus

dicegah yaitu dengan cara tetap melestarikan tumbuhan tersebut. Pelestarian

dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata lestari, yang artinya adalah

tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian dalam penggunaan Bahasa

Indonesia, penggunaan awalan pe- dan akhiran –an artinya digunakan untuk

menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja). (Endarmoko, 2006)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pusat Budidaya dan Pelestarian adalah

sebuah wadah, tempat, bangunan, yang diperuntukkan memfasilitasi serta

mengupayakan pengembangan tanaman dengan teknologi inovasi yang berguna

untuk tetap mempertahankan Tumbuhan dan tanaman dalam hal ini anggrek

yang sudah mulai langka serta hampir punah keberadaannya, dengan proses

pemeliharaan dan pengembahan melalui desain yang akan diterapkan.

2.2.2 Tujuan Pusat Budidaya dan Pelestarian anggrekBeberapa tujuan dari perancangan Pusat Budidaya dan Pelestarian

Anggrek adalah sebagai berikut :

a. Sebagai bangunan yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung

segala jenis tanaman anggrek yang ada dan berkembang di Indonesia.

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa anggrek merupakan

tanaman yang memiliki keanekaragaman jenis dan juga banyak

terdapat jenis Anggrek yang merupakan tanaman endemik Indonesia,

akan tetapi lambat laun jenis anggrek di Indonesia semakin mengalami

penurunan dan nyaris punah.

b. Sebagai tempat pembenihan, penanaman dan pembudidayaan

anggrek. Keanekaragaman anggrek yang mulai nyaris punah,

membuat dibutuhkannya pembudidayaan serta pengembangan

anggrek.

c. Sebagai bangunan serta lansekap yang memiliki fungsi sebagai sarana

edukatif serta rekreatif. Karena Pusat Budidaya dan Pelestarian

Anggrek ini tidak hanya sebagai tempat untuk liburan dan rekreasi saja,

Page 39: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

22

tetapi juga dapat dijadikan tempat untuk belajar tentang anggrek

maupun lingkungan dan alam.

d. Menerapkan perancangan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek

dengan pendekatan arsitektur metafora, yaitu dengan konsep yang

menerapkan pendekatan morfologi anggrek yang diaplikasikan

kedalam bentuk masa ataupun tata ruang bangunan Pusat Budidaya

dan Pelestarian Anggrek sehingga menciptakan bangunan yang

terkesan natural dan kontekstual dengan anggrek. 2.2.3 Fungsi Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek

Memahami tentang perencanaan perancangan Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek yang memiliki fungsi diantaranya adalah :

a. Sebagai pusat tanaman anggrek.

b. Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan edukasi. Dimana Pusat

Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini dirancang dengan fasilitas dan

tata ruang yang diperuntukkan untuk menunjang kegiatan yang bersifart

edukatif.

c. Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi. Layaknya

pusat tanaman lainnya, Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini juga

memiliki fasilitas penunjang yang akan membuat masyarakat merasa

nyaman ketika berkunjung ke pusat budidaya dan pelestarian anggrek

ini, selai juga dikarnakan di dalam bangunan ini terdapat banyak jenis

tanaman anggrek yang tentu saja indah, cantik dan menarik.

d. Sarana pengetahuan serta penyuluhan bagi masyarakat (pengunjung)

untuk membentuk kesadaran lingkungan, serta pentingnya melestarikan

anggrek yang merupakan Bunga Nasional Indonesia.

e. Mendapatkan banyak pengetahuan tentang anggrek.

f. Pusat pelestarian dan pemudidayaan anggrek, agar bisa ditanam dan

dikembangkan, sehingga dapat dijual dan dijadikan peluang bisnis.2.2.4 Jenis Kegiatan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek

Jenis kegiatan pada Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang

ini di bagi dua berdasarkan kegiatan pengunjung, yaitu :

Page 40: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

23

a. Kegiatan Pengunjung Rekreasi

Dikarenakan Semarang merupakan kota dengan kepadatan penduduk

yang tinggi maka kebutuhan ruang publik yang merangkap sebagai

ruang terbuka hijau (green open spaces) sangat dibutuhkan sebagai

tempat berkumpul dan bersosialisasi masyarakat umum. Maka

disediakanlah tempat wisata sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat

umum, dengan fasilitas serta infrastruktur yang tersedia guna memenuhi

kebutuhan pengunjung.

b. Kegiatan Pengunjung Ekskursi

Sebagai wahana wisata, Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di

Semarang ini digunakan sebagai sarana edukasi, yaitu dengan adanya

kegiatan studi ekskursi bagi para pelajar maupun instansi tertentu terkait

anggrek, yang datang dan mempelajari analogi dan karakteristik dari

anggrek. 2.2.5 Ruang Terbuka Hijau (Green Open Spaces) di Perkotaan

a. Definisi

Secara definitif, ruang terbuka hijau (Green Open spaces) adalah kawasan

atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina

untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota,

dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian.

Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan

tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah

ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap

kota. (Rustam, 2000)

b. Fungsi dan Manfaat

Ruang terbuka hijau (green open spaces) memiliki fungsi sebagai

berikut:

1) Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:

a) memberi jaminan pengadaan Ruang terbuka hijau menjadi bagian

dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota)

b) pengatur iklim mikro di perkotaan agar sistem sirkulasi udara dan

air secara alami dapat berlangsung lancar

c) sebagai peneduh

Page 41: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

24

d) produsen oksigen

e) penyerap air hujan

f) penyedia habitat satwa

g) penyerap polutan media udara, air dan tanah.

h) penahan angin.

2) Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:

a) Fungsi sosial dan budaya: Menggambarkan ekspresi budaya

lokal, merupakan media komunikasi warga kota, tempat rekreasi,

wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam

mempelajari alam.

b) Fungsi ekonomi: Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman

bunga, buah, daun, sayur mayur, bisa menjadi bagian dari usaha

pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain.

c) Fungsi estetika:

Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik

dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam,

maupun makro: lansekap kota secara keseluruhan, menstimulasi

kreativitas dan produktivitas warga kota, pembentuk faktor

keindahan arsitektural; menciptakan suasana serasi dan seimbang

antara area terbangun dan tidak terbangun.

Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat

dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan

kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi

hayati. Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:

1) Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu

membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan

mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah);

2) Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu

pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan

persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi

Page 42: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

25

flora dan fauna yang ada (konservasi hayati atau keanekaragaman

hayati).

2.2.6 Fasilitas Umum Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggreka. Fasilitas Pendukung

Sebuah pusat budidaya dan pelestarian anggrek membutuhkan fasilitas-

fasilitas pendukung guna memfasilitasi kebutuhan pengelolah maupun

pengunjung.

1) Meeting Room

Berfungsi untuk membicarakan dan berdiskusi tentang pusat budidaya dan

tanaman anggrek.

2) Kantor

Merupakan area pribadi bagi pemimpin, pengelolah dan staff.

3) Ruang Arsip

4) Ruang Penyimpanan Pupuk (Pemupukan)

5) Ruang Penyimpanan Bibit (Pembibitan)

6) Galeri

7) Perpustakaan

Berfungsi untuk menyimpan hasil dan arsip dari penelitian yang telah

dilakukan maupun buku-buku yang berhubungann dengan sektor pertanian

dan pmbudidayaan anggrek.

8) Cafetaria

Menyajikan makanan dan minuman

9) Retail

Berupa toko lainnya yang menjual keperluan berkebun dan dapat

mendukung kegiatan dan aktivitas publik yang terjadi.

10) Souvenir Shop

Toko yang menjual barang-barangnya souvenir.

b. Fasilitas Tapak (Outdoor)

Sebagai proyek akhir yang berlingkup kawasan tentunya fasilitas tapak

sangat penting dalam kebutuhan dan program ruang, untuk mendukung

fasilitas tapak disediakan fasilitas sewa sepeda, dan pengunjung juga dapat

melakukan aktivitas outdoor seperti piknik pada lansekap yang difungsikan

Page 43: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

26

sebagai kebun, taman, plasa, playground dan ruang komunal lainnya. Pusat

budidaya dan pelestarian anggrek ini juga dapat menampung

penyelenggaraan event seperti flower fair festival yang dapat menjadi daya

tarik bagi pengunjung untuk datang dan berekreasi. Event ini berfungsi untuk

memberikan kesadaran kepada masyarakaat tentang pentingnya menjaga

lingkungan alam kita termasuk keanekaragaman anggrek yang terdapat

didalamnya.

2.3 Tinjauan Umum Arsitektur MetaforaMetafora adalah perumpamaan suatu hal dengan sesuatu yang lain. Dalam

bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang

lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan sifat-sifat

dari sesuatu yang lain itu ke dalam bangunan, sehingga akhirnya para pengamat dan

pengguna arsitekturnya bisa mengandaikan arsitektur itu sebagai sesuatu yang lain.

Penggunaan metafora sebagai channel untuk kreatifitas arsitektural telah popular di

antara arsitek pada abad ini. Metafora telah ditemukan untuk menjadi channel yang

sangat kuat, lebih berguna bagi pencipta dari pada pengguna. Melalui metafora,

imajinasi perancang bisa diuji dan dikembangkan. Mereka yang memiliki daya imajiasi

yang tinggi tidak akan engalami kesulitan dalam menggunakan metafora, bahkan

metafora akan

semakin memperluas dan memperdalam daya imajinasi mereka (Antoniades,

1992). Ada sedikit kerancuan antara metafora, analogi, dan mimesis. Ketiga hal itu

sama-sama menghadirkan suatu desain dengan melihat hal lain. Tapi ada yang

membedakan di sini. Yaitu bila suatu bangunan dirancang dengan menyerupai sesuatu

yang lain tanpa memperhatikan sifat-sifat dari sesuatu yang ditiru itu, maka bisa

dikatakan bangunan ini memiliki tema analogi atau mimesis. Terlebih bila bentuk yang

diambil yang menyerupai sesuatu hal tersebut tidak ada kaitannya dengan fungsi

bangunan yang dirancang. Tapi apabila suatu bangunan mengambil bentuk sekaligus

sifat dari sesuatu yang lain, maka bisa dikatakan bangunan ini bertemakan metafora.

Terutama bila sifat-sifat sesuatu yang lain itu sesuai dengan fungsi bangunan yang

dirancang. Terlebih lagi bila hasil rancangan atau bentuk akhir dari rancangannya nanti

menghasilkan interpretasi yang berbeda di antara pengamat dan pengguna bangunan,

sehingga metaforanya bisa menjadi rahasia perancang.

Page 44: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

27

Ada tiga kategori metafora :

a. Intangible metaphor; kreasi metafora berangkat dari konsep, ide, kondisi manusia,

atau kualitas tertentu (individualitas, kealamiahan, komunitas, tradisi, budaya)

b. Tangible metaphor; metafora berangkat dari visual atau karakter material (rumah

sebagai istana, atap kuil sebagai langit)

c. Combine metaphor, di mana konseptual dan visual saling menindih sebagai titik

keberangkatan desain. (Antoniades, 1992)

Intangible metaphor, dalam penerapannya pada desain arsitektur, adalah lebih

menggunakan sifat-sifat non fisik daripada sifat fisik yang tampak pada suatu hal

untuk diterapkan pada bangunan. Sebagai contoh: bila seorang perancang ingin

merancang bangunan Music Center dengan menggunakan kategori intangible

metaphor, maka dia bisa menampilkan konsep dari unsur-unsur musik yang non

fisik ke dalam bangunannya, seperti nada, tempo, ketukan, dan konsep-konsep

musik lainnya. Hal ini tentulah tidak mudah karena musik dan arsitektur merupakan

dua jenis seni yang sangat berbeda, di mana musik merupakan unsur bunyi atau

suara, sedangkan arsitektur lebih kepada visual. Hal inilah yang menyebabkan

intangible metaphor sulit untuk diraba, terlebih lagi untuk diterapkan.

Tangible metaphor lebih mudah untuk diraba, karena lebih bersifat fisik, yaitu

sebuah arsitektur menampilkan sifat fisik dari sesuatu yang lain. Sebagai contoh:

bila seorang arsitek ingin merancang sebuah music center seperti contoh di atas,

tetapi ingin menggunakan tema tangible metaphor. Yang bisa dilakukan dalam

menerapkan tema tersebut adalah dengan cara merancang bentuk bangunan

menyerupai bentuk kunci G, atau menyerupai bentuk alat musik. Hal ini lebih

mudah untuk dilakukan, tapi arsitek harus berhati-hati karena dalam menggunakan

tema ini bisa dengan mudah terjadi kerancuan dengan analogi dan mimesis.

Combine metaphor merupakan gabungan antara kedua hal di atas. Jadi dalam

merancang bukan hanya menampilkan sifat-sifat fisik dari subyek yang lain, tapi

juga sifat non fisiknya. Kategori ini merupakan kategori yang paling sulit untuk

diterapkan. Contoh yang tepat untuk kategori ini adalah pada obyek kasus, yaitu

Museum of Fruit. Bangunan ini menggunakan tema metafora dengan kategori

combine metaphor. Bangunan Museum of Fruit menggunakan konsep penyebaran

bibit dalam menerapkan idenya sekaligus juga menerapkan bentuk fisik dari

Page 45: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

28

tumbuhan dan buah-buahan. Bagaimana cara menerapkannya akan dijelaskan

pada subbab selanjutnya. (Ernaning Setiyowati, 2007)

Kegunaan dari Penerapan Metafora

a. Mempengaruhi pengertian orang terhadap suatu obyek yang kemudian dianggap

belum atau suatu hal yang tidak dapat dimengerti.

b. Dapat menimbulkan interpretasi-interpretasi yang lain dari orang yang

mengamatinya.

c. Menyebabkan pengamat memandang suatu obyek dari karya Arsitektural dari

sudut pandang yang lain.

d. Dapat menghasilkan karya Arsitektur yang ekspresif.

Gambar 2.10 Cresent Moon TowerSumber :Ernaning Setyowati, 2007

Gambar 2.11 Busan Opera HouseSumber :http// ikapurwaningtyas.wordpress.com

Page 46: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

29

Gambar 2.12 Satolas TGV StationSumber :santiego calatrava.Philip Jodidion. Spain:Taschen

2.4 Studi KasusStudi kasis dilakukan untuk memperoleh standart kebutuhan ruang,

sirkulasi penataan bangunan maupun desain lansekap pada bangunan yang

memiliki karakter peruntukan yang sama dengan Pusat Budidaya dan Pelestarian

Anggrek di Semarang yaitu membudidayakan, memamerkan serta menjual.

Bangunan yang memiliki karakter peruntukan yang sama diantaranya

adalah Taman Anggrek Ragunan (TAR) di Jakarta, The National Orchid Garden

di Singapura.

Page 47: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

30

2.4.1 Taman Anggrek Ragunan (TAR) di Jakarta

Gambar 2.13 Taman Anggrek RagunanSumber : www.beritajakarta.com

Taman Anggrek Ragunan (TAR) menjadi salah satu tujuan para wisatawan

baik domestik maupun mancanegara ketika mengisi waktu liburan bersama

keluarga di Jakarta. Para pengunjung yang menyukai dan menjadi pencinta

tanaman anggrek dan tanaman hias, banyak yang mengunjungi tempat yang

selalu ramai di kunjungi tiap akhir pekan.

Taman Anggrek Ragunan

Gambar 2.14 Lokasi Taman Anggrek RagunanSumber : Google Earth

Page 48: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

31

Taman Anggrek Ragunan (TAR) yang memiliki pesona keindahan dan

kesejukan ini terletak di Kota Jakarta. Lokasi Taman Anggrek Ragunan (TAR)

bisa dijumpai di Jalan Harsono RM, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar

minggu, Jakarta Selatan.

Lokasi Taman Anggrek Ragunan (TAR) yang sangat strategis memudahkan

bagi pengunjung yang pertama kali datang untuk mengunjungi tempat wisata

alam ini. Sebelah selatan Taman Anggrek Ragunan (TAR) berbatasan langsung

dengan Kebun Raya Ragunan, sedangkan sebelah Timurnya berbatasan dengan

Gelanggang Olahraga Ragunan.

Taman Anggrek Ragunan (TAR) berdiri pada tahun 1973 merupakan salah

satu wisata argo, selain sebagai salah satu tempat wisata yang bertemakan alam

yang ada di daerah Jakarta, TAR berfungsi juga sebagai pusat promosi sekaligus

pemasaran tanaman anggrek baik dalam bentuk tanaman maupun bunga potong,

dan juga sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk pemeliharaan anggrek.

Taman Anggrek Ragunan (TAR) menempati lahan seluas 5 ha yang

merupakan aset Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang diserahkan

pengelolaannya kepada Dinas Pertanian DKI Jakarta. Indonesia memiliki kurang

lebih 5.000 spesies anggrek dari 20.000 sampai 30.000 spesies yang tersebar di

seluruh dunia, itu karena iklim di Indonesia mendukung dan cocok untuk budidaya

tanaman anggrek.

Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki jenis yang beragam, salah satunya seperti anggrek jenis dendrobium, cattleya, Oncidium, dan anggrek Phalaenopsis yang banyak dikenal sebagai anggrek bulan.

Anggrek biasanya dipergunakan selain sebagai hiasan dan dekorasi ruangan, dimanfaatkan juga sebagai keperluan seperti acara keagamaan atau ucapan selamat serta ungkapan dukacita. Taman Anggrek Ragunan merupakan tempat wisata yang memberikan kenyamanan dan kesejukan. Ketika masuk ke kawasan Taman Anggrek Ragunan akan diberikan pemandangan yang indah seperti suasana yang hijau, teduh dengan pepohonan dan dihiasai kilauan warna-warni dari berbagai macam anggrek yang membuat mata tak bosan untuk memandanginya. Disini Anda berjalan dijalan setapak yang disamping kanan dan kiri terdapat anggrek yang hidup subur dan menyajikan keindahan dengan

Page 49: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

32

beragam macam warna dan jenis anggrek yang disimpan dalam pot. Dipastikan setiap pengunjung tidak akan merasa bosan berada ditempat wisata ini.

Pesona keindahan yang dipancarkan tanaman anggrek ini dapat menyedot dan menarik perhatian bagi para pengunjung, diantaranya:

a. Pedagang yang datang dengan tujuan untuk bisnis penjualan tanaman anggrek,

b. Orang yang merupakan pecinta dan penggemar anggrek (hobbies), pengunjung ini sengaja datang untuk mencari sekaligus mengoleksi berbagai jenis anggrek,

c. Wisatawan yang datang sekedar untuk berwisata, melihat-lihat, mengetahui beragam jenis anggrek, menikmati keindahan bunga anggrek, hingga sekedar untuk berfoto-foto di kavling yang terdapat banyak bunga anggreknya,

d. Peneliti, baik itu dari pelajar maupun mahasiswa yang mengunjungi Taman Anggrek Ragunan dengan tujuan tertentu yaitu tujuan pendidikan seperti melakukan studi banding, PKL (Praktek Kerja Lapangan), hingga penelitian untuk tugas akhir.

Dengan biaya yang dikenakan untuk masuk ke Taman Anggrek Ragunanyaitu Rp.1.000,- per orang, pengunjung bisa melihat langsung cara merawat anggrek sekaligus melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan budidaya anggrek.

Selain dibagi menjadi 42 kapling yang digunakan untuk kegiatan budidaya anggrek seperti pembibitan hingga pemeliharaan anggrek, Taman Anggrek Ragunan (TAR) pun memberikan fasilitas lain, fasilitas yang disediakan diantaranya:

a. Kantor Informasi dan Administrasi, b. Balai Pertemuan yang digunakan dikala ada kegiatan tertentu yang

sifatnya pertemuan penting dan memerlukan ruangan yang cukup luas, c. Ruang Pameran yang dilengkapi dengan ruang laboratorium dan

perlengkapannya, d. Bangunan-bangunan seperti kantin, ruangan isitirahat, toilet, mushola,

dan kios yang menjual berbagai macam kebutuhan dalam budidaya anggrek,

Page 50: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

33

e. Tak ketinggalan lahan parkir yang cukup luas. Pesona Keindahan yang ada di Taman Anggrek Ragunan (TAR) Jakarta Selatan bukan untuk dirasakan dan dinikmati hanya melalui perkataan dan cerita orang lain saja, namun harus dirasakan langsung caranya anda datang, rasakan, dan nikmati sendiri.

Namun amat disayangkan fasilitas-fasilitas yang ada di Taman Anggrek Ragunan sebenarnya masih dalam katagori kurang layak, masih kurangnya fasilitas penunjang untuk menambah minat pengunjung dan kurang menariknya tatanan lansekap yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan.

a. Kantor Informasi dan Administrasi

Gambar 2.15 Kantor Informasi dan AdministrasiSumber : Dokumentasi Pribadi

Kantor informasi dan administrasi Taman Anggrek Ragunan terletak pada bangunan utama yang terdapat didepan dekat pintu masuk utama Taman Anggrek Ragunan. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai.

Page 51: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

34

b. Balai Pertemuan

Gambar 2.16 Balai PertemuanSumber : Dokumentasi Pribadi

Gedung balai pertemuan jadi satu dengan gedung informasi dan administrasi Taman Anggrek Ragunan. Balai pertemuan terletak pada lantai dua di gedung utama Taman Anggrek Ragunan.

c. Pos Satpam

Gambar 2.17 Pos SatpamSumber : Dokumentasi Pribadi

Pos satpam yang menjadi kantor bagi para security ini terletak di depan

pintu masuk utama.

Page 52: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

35

d. Tempat Parkir

Gambar 2.18 Tempat Parkir 1Sumber : Dokumentasi Pribadi

Parkiran Taman Anggrek Ragunan terbagi menjadi 3 tempat, yaitu

pertama terletak di depan bangunan utama, kedua terletak di bawah bangunan

utama (basement), dan yang ketiga terletak di dekat pintu masuk belakang.

Gambar 2.19 Tempat Parkir 2Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 53: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

36

Gambar 2.20 Tempat Parkir 3Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Main Enterance

Gambar 2.21 Main EnteranceSumber : Dokumentasi Pribadi

Pintu masuk utama terletak di depan bangunan utama Taman Anggrek

Ragunan. TAR memiliki 2 pintu masuk gerbang dibagian kiri dan kanan pada

wajah bangunan.

Page 54: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

37

f. Side Enterance

Gambar 2.22 Side EnteranceSumber : Dokumentasi Pribadi

Pintu masuk ini terletak di belakang, terhubung dengan koridor jalan yang

ada di dalam Taman Anggrek Ragunan yang memiliki luasan 5 hektar.

g. Koridor Jalan Taman Anggrek Ragunan

Gambar 2.23 Koridor JalanSumber : Dokumentasi Pribadi

Gambaran koridor jalan yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan, dikelilingi display tanaman juga pepohonan. Juga terdapat kavling di kiri dan kanan koridor jalan yang di sewakan bagi para pembudidaya anggrek. Jumlah kavling yang ada di Taman Anggrek Ragunan adalah 42 buah.

Page 55: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

38

h. Shalter

Gambar 2.24 ShalterSumber : Dokumentasi Pribadi

Terdapat 2 buah shalter di sepanjang koridor jalan di Taman Anggrek

Ragunan.

i. Display

Gambar 2.25 Tempat DisplaySumber : Dokumentasi Pribadi

Terdapat tempat display Anggrek di setiap kavling yang disediakan di

Taman Anggrek Ragunan. Terdapat banyak jenis tanaman Anggrek yang

dipamerkan dan diperjual belikan di kavling sewaan ini.

Page 56: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

39

j. Bangunan Pengelola

Gambar 2.26 Bangunan PengelolaSumber : Dokumentasi Pribadi

Terdapat bangunan pengelola pada setiap kavling yang disewakan di Taman Anggrek Ragunan. Didalam setiap kavling selain terdapat bangunan pengelola, juga terdapat toilet, gudang serta mushola kecil.

k. Pengelolaan Pupuk

Gambar 2.27 Pengolahan PupukSumber : Dokumentasi Pribadi

Proses penanaman dan pembudidayaan anggrek dilakukan langsung di dalam kavling yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan.

Page 57: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

40

l. Penanaman Anggrek

Gambar 2.28 Penanaman AnggrekSumber : Dokumentasi Pribadi

Proses penanaman dan pembudidayaan anggrek dilakukan langsung di dalam kavling yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan.

m. Pengelolahan Anggrek

Gambar 2.29 Penanaman Anggrek1Sumber : Dokumentasi Pribadi

Proses penanaman dan pembudidayaan anggrek dilakukan langsung di

dalam kavling yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan.

Page 58: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

41

n. Sumber Air

Gambar 2.30 Sumur AirSumber : Dokumentasi Pribadi

Dikarenakan anggrek merupakan tanaman yang tidak begitu

membutuhkan air dengan volume banyak, maka sumber air yang digunakan

untuk menyirami anggrek hanya menggunakan sumur air biasa.

o. Penjualan Media Tanam

Gambar 2.31 Meja Tempat Transaksi JualSumber : Dokumentasi Pribadi

Selain menjual tanaman Anggrek, ditempat ini juga menyediakan media

tanam lainnya, seperti berbagai macam pupuk, pot bunga, serta rak display

untuk tempat pot bunga yang sengaja disediakan untuk dijual kepada

pengunjung.

Page 59: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

42

Gambar 2.32 Media TanamSumber : Dokumentasi Pribadi

Penjualan media tanam seperti pot tanah liat, yang biasa digunakan

sebagai pot tanaman anggrek dikarnakan tanah liat memiliki daya serap air

yang tinggi, sehingga dapat menyimpan stok air untuk anggrek.

p. Atap Paranet

Gambar 2.33 Atap ParanetSumber : Dokumentasi Pribadi

Pada setiap kavling-kavling yang di sewakan di Taman Anggrek Ragunan ini menggunakan atap Paranet. Fungsi atap paranet disini adalah sebagai bahan pembuat naungan, hal ini dikarenakan tanaman anggrek tidak menyukai sinar matahari dengan intensitas yang tinggi. Penggunaan paranet sebagai naungan dapat mengontrol jumlah intensitas sinar matahari yang dibutuhkan.

Page 60: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

43

q. Pusat Pelatihan Budidaya

Gambar 2.34 Pusat Pelatihan Budidaya AnggrekSumber : Dokumentasi Pribadi

Salah satu kavling yang disewakan sebagai Pelatihan Budidaya Anggrek

dengan kondisi bangunan serta fasilitas yang kurang memadai. Sehingga tidak

optimalnya pembudidayaan anggrek yang terdapat di Taman Anggrek

Ragunan.

2.4.2 National Orchid Garden, Singapore

Gambar 2.35 National Orchid GardenSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore

National Orchid Garden dibuka pada tanggal 20 Oktober 1995 oleh Mr Lee Kuan Yew. National Orchid Garden terletak di bukit tertinggi di Singapore Botanic Gardens. Tiga hektar lereng taman diperuntukkan untuk lebih dari 1.000 spesies dan 2.000 hibrida, dengan sekitar 600 spesies dan hibrida yang kini terdapat

Page 61: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

44

dikawasan ini. Ciri khas dari National Orchid Garden adalah konsep desain yang menyajikan tampilan tanaman di empat zona warna terpisah atas sebagian besar wilayah nya: Musim semi zona dengan warna yang berlaku nuansa cerah dan hidup yaitu emas, kuning dan krim, Musim panas zona dengan nada utama dari merah cerah dan merah muda, Gugur zona nuansa jatuh dengan warna yang redup ,serta Musim dingin zona putih dan violet bernuansa sejuk. Zonasi warna ini dicapai dengan campuran pemilihan pohon, semak, tumbuh-tumbuhan dan anggrek (kebanyakan hibrida) dengan pencocokan dedaunan dan warna bunga.a. Display House

Gambar 2.36 Display HouseSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore

Ini merupakan bangunan pengelolah, sekaligus rumah yang diperuntukkan

mendisplay segala jenis anggrek yang terdapat di National Orchid Garden,

Singapore. Bentuk bangunan tropis yang teduh memberikan kesan tersendiri

pada bangunan ini.

b. Cool House

Gambar 2.37 Cool HouseSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore

Cool House memiliki luasan bangunan 600m2, bangunan ini sangat poluler

dan disukai pengunjung, karena didalam bangunan ini dipasang simulasi dari

Page 62: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

45

udara dingin, kabut dan air terjun yang memberikan representasi yang

realistis dari situs elevasi tinggi di daerah tropis. hutan pegunungan tropis

memiliki iklim yang sejuk dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.

c. Mist House

Gambar 2.38 Mist HouseSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore

Merupakan Rumah atau ruang yang berkabut yang di tanami hibrida dataran

rendah tropis anggrek yang berbentuk unik .

d. Nursery

Gambar 2.39 NurserySumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore

1 hektar area pembibitan dibelakang National Orchid Garden memainkan

peran penting dalam mendukung menampilkan anggrek didalam taman ini.

Bibit anggrek laboratorium anggrek dikirim ke kamar khusus pembibitan

anakan anggrek ini untuk dibudidaya sampai jadi anggrek dewasa.

Page 63: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

46

e. Burkill Hall

Gambar 2.40 Burkill HallSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore

Di dalam taman anggrek ini ada beberapa macam area yang mempunyai ciri

khas masing-masing yaitu salah satunya Burkill Hall yangmerupakan sebuah

bangun bergaya kolonial yang dibangun pada tahun 1868. Bangunan klasik

ini diperuntukkan untuk event VIP atau private. Sebuah contoh yang sangat

baik dari sejarah arsitektur dunia.

f. VIP Orchid Garden

Gambar 2.41 Main Entrance VIP Orchid GardenSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore

VIP Orchid Garden dan ditata sebagai halaman belakang taman Inggris dari

Burkill Hall. Anggrek yang ditampilkan di sini adalah hibrida anggrek yang luar

biasa dari Gardens Program anggrek yang digagas oleh Prof. Eric Holttum

pada tahun 1928.

Page 64: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

47

2.4.3 Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP), Jakarta

Gambar 2.42 Gardu TAIPSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/

Taman Anggrek Indonesia Permai, letaknya tepat di sebelah TAMINI SQUARE atau di

depan kantor Jasa Marga. Walau memakai nama Taman Mini namun sebenarnya TAIP

ini tidak berada di area TMII. Masih 1 km menuju pintu 1 TMII sebelum Masjid At-Tin.

Di Taman Anggrek Indonesia Permai terdapat banyak jenis Anggrek dengan kurang lebih

30 Kavling yang menjual berbagai jenis anggrek.

a. Area Parkir

Gambar 2.43 Area ParkirSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/

Page 65: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

48

Di bagian depan Taman Anggrek ini disambut hamparan parkiran yang luasnya

dapat menampung sekitar 500 mobil, yang memanjang dengan pohon Kamboja

Bali namun terkesan gersang dan terik.

b. Koridor TAIP

Gambar 2.44 KoridorSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/

Penggunaan lantai keramik Yang mengisi area koridor dari gerbang masuk serta

atap fiber yang membuat lorong itu jadi mesin sauna, dikarnakan jenis material

yang tidak memantulkan panas.

c. Gedung Puspa Pesona

Gambar 2.45 Gedung Puspa PesonaSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/

Di ujung koridor tadi terdapat gedung Puspa Pesona Yang disewakan untuk

berbagai acara termasuk pernikahan namun gedung serba guna ini tergolong

biasa dan tidak terlalu besar, namun cukup rapi.

Page 66: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

49

d. Koridor Jalan

Gambar 2.47 Koridor JalanSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/

Taman Anggrek Indonesia Permai ini memilikiKoridor jalan yang cukup lebar,

dengan di tumbuhi pohon-pohon hijau, serta terdapat lebih kurang 30 buah kavling

yang disewakan.

Page 67: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

127

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Fungsional Bangunan dan Kepemilikan Bangunan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek dengan pendekatan

arsitektur metafora berfungsi sebagai salah satu bangunan serta kawasan

sarana rekreasi dan edukasi dibidang tanaman terutama anggrek.

Kepemilikan dari Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini adalah milik

Perhimpunan Anggrek Indonesia cabang Semarang. Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek ini sendiri dipimpin oleh direktur utama dan terdapat

pemimpin lain pada tiap kegiatan seperti kepala devisi bagian rekreasi dan

edukasi. Semua keputusan diambil oleh direktur utama setelah adanya

koordinasi pada tiap-tiap anggota divisi lainnya. Sumber dana utama pada Pusat

Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini didapat dari saham anggota perhimpunan

anggrek, sedangkan yang lainnya dihasilkan dari kegiatan ekskursi yang tersedia

di Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek. Pendapatan dari setiap pengunjung

yang datang dengan membayar karcis serta parkiran, penjualan anggrek di retail

– retail, garden shop, souvenir shop, serta fasilitas penunjang lainnya.

5. 1. Konsep Fungsional 5.1.1. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Pelaku yang terdapat dalam Pusat Budidaya dan Pelestarian

Anggrek dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) antara lain : a. Pengunjung untuk rekreasi b. Pengunjung untuk ekskursi c. Pengelola

1) Kelompok Pengelola Utama

2) Kelompok Pengelola Rekreasi

3) Kelompok Pengelola Ekskursi d. Servis

1) Kelompok Keamanan

2) Kelompok Teknisi

Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pelaku pada Pusat Budidaya

dan Pelestarian Anggrek antara lain sebagai berikut :

Page 68: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

128

Tabel 5.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Ekskursi No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Mamarkirkan kendaraan Parkir2 Menanyakan informasi Resepsionis3 Mendaftarkan diri Ruang Pendaftaran4 Mengisi tanda kehadiran Ruang Presensi5 Mengikuti kelas teori Ruang Kelas6 Mengikuti kelas praktek pemupukan anggrek Ruang Simpan Pupuk7 Mengikuti kelas praktek pembibitan anggrek Ruang Simpan bibit

anggrek8 Mengikuti kelas praktek pengecekan bunga Ruang simpan anggrek 9 Mencari literature buku Perpustakaan

10 Memamerkan anggrek Galeri/Atrium11 Makan dan Minum Kantin12 Menjual dan membeli anggrek serta media

tanamnyaKios display /retail

13 sholat Mushola14 Buang air besar / buang air kecil Toilet

Sumber : Analisis, 2016

Tabel 5.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Rekreasi No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Memarkirkan kendaraan Parkir pengunjung2 Membeli karcis Loket karcis3 Duduk atau menunggu Lobby, Hall4 Menanyakan informasi Ruang Informasi dan Pos

Securty5 Memamerkan anggrek Galery/Atrium Anggrek6 Bermain Play Ground7 Membeli anggrek anggrek Kios/retail anggrek8 Buang air besar / buang air kecil Toilet9 sholat Mushola10 Mengambil uang tunai ATM Centre11 Makan dan Minum Cafetaria12 Membeli souvenir Souvenir Shop13 Membeli bahan bercocok tanam

anggrekGarden shop

14 Penunjang kesehatan Pos kesehatan15 Piknik Taman Bunga

Sumber : Analisis, 2016

Tabel 5.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Bekerja 1) Pengelola Utama1) Ruang Direktur Utama2) Ruang Wakil Direktur Utama3) Ruang Administrasi Utama

2) Pengelola Rekreasi 1) Ruang Kepala Divisi Rekreasi2) Ruang Wakil Divisi Rekreasi3) Ruang Administrasi Rekreasi4) Ruang Pengelola Konservasi5) Ruang Pengelola Pengembangan

wisata6) Ruang kantor pemasaran7) Ruang Pengelola Galeri/Atrium

Page 69: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

129

3) Pengelola Ekskursi1) Ruang Kepala Divisi Ekskursi2) Ruang Wakil Divisi Ekskursi3) Ruang Administrasi Ekskursi4) Ruang Mentor5) Ruang Pengelola Perpustakaan

2 Menyimpan peralatan maintenance

Gudang Pengelola

3 Menerima tamu Resepsionis

4 Rapat Ruang Rapat5 Makan dan Minum Pantry6 Buang air besar / buang air

kecilToilet

7 Beribadah Mushola8 Memarkirkan kendaraan Parkir Pengelola

Sumber : Analisis, 2016

Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Memarkirkan kendaraan Parkir2 Makan dan Minum Pantry 3 Buang air besar / buang air

kecilToilet

4 Bekerja a. Kelompok Keamanan 1) Ruang Kepala Keamanan

2) Ruang kontrol CCTV3) Pos Keamanan

b. Kelompok Teknisi 1) Ruang Cleaning Service2) Ruang ME

(a) Ruang PABX(b) Ruang Panel(c) Ruang Genset(d) Penampungan Air Bersih(e) Ruang Sampah(f) Ruang AHU(g) Ruang Boiler

Sumber : Analisis, 2016

Page 70: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

130

5.1.2. Kelompok Ruang, Hubungan Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang

a. Kelompok Ruang Tabel 5.5 Kelompok Ruang

Kelompok Ruang RuangKegiatan Rekreasi 1) Lobby

2) Resepsionis3) Loket karcis4) Galeri/Atrium anggrek5) Kios/Retail anggrek6) Garden shop7) Souvenir shop8) Gudang alat media tanam anggrek9) Toilet10) Cafetaria 11) Taman anggrek12) Play ground13) fountain14) Pos Kesehatan15) ATM Center

Kegiatan Ekskursi a. Lobby b. Resepsionisc. Ruang pendaftarand. Ruang presensie. Ruang kelasf. Ruang pemupukan anggrekg. Ruang pembibitan anggrekh. Ruang penyimpanan anggreki. Perpustakaanj. Ruang Serbagunak. Mushola

Pengelola a. Pengelola Utama1) Ruang Direktur Utama2) Ruang Wakil Direktur Utama3) Ruang Administrasi Utama

b. Pengelola Rekreasi1) Ruang Kepala Devisi Rekreasi2) Ruang Wakil Kepala Devisi Rekreasi3) Ruang Administrasi Rekreasi4) Ruang Pengelola Konservasi5) Ruang Pengelola Pemasaran6) Ruang Pengelola Galeri / Atrium7) Ruang Pengelola Pengembangan Wisata

c. Pengelola Ekskurs1) Ruang Kepala Devisi Ekskursi2) Ruang Wakil Kepala Divisi Ekskursi3) Ruang Mentor 4) Ruang Kantor Administrasi Ekskursi5) Ruang Pengelola Perpustakaan

c. Resepsionisd. Ruang Rapate. Pantryf. Gudangg. Musholah. Toilet

Servis a. Parkirb. Toiletc. Kelompok Keamanan

1) Ruang Kepala Keamanan2) Ruang Kontrol CCTV

Page 71: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

131

3) Pos Keamanand. Kelompok Teknisi

1) Ruang Cleaning Service2) Ruang Pengolah Sampah3) Gudang4) Loading Dock5) Ruang ME

(a) Ruang Genset(b) Ruang Panel(c) Ruang PABX(d) Penampungan Air Bersih(e) Ruang Sampah(f) Ruang AHU(g) Ruang Boiler

Sumber : Analisis, 2016

b. Hubungan Kelompok Ruang

Gambar 5.1 Hubungan Kelompok RuangSumber : Analisis, 2016

c. Sirkulasi RuangBerikut sirkulasi ruang sesuai dengan kelompok kegiatan

pelaku di Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek, yaitu antara lain : 1) Pengunjung Ekskursi

Gambar 5.2 Sirkulasi Ruang Pengunjung Ekskursi Sumber : Analisis, 2016

Hubungan Sangat Erat

Hubungan Kurang Erat

Kelompok Kegiatan Rekreasi

Kelompok Kegiatan Servis

Kelompok KegiatanEkskursi

Kelompok Kegiatan Pengelola

PARKIR RETAIL

TAMAN BUNGA

LOBBY

R.PENDAFTARA

R. INFORMASIR. PRESENSI

R ADMINISTRASI

PERPUSTAKAAN

KANTIN

TOILET

R.PEMUPUKAN

R.PEMBIBITAN

RUANG KELAS

R.PENYIMPANAN

Page 72: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

132

2) Pengunjung Rekreasi

Gambar 5.3 Sirkulasi Ruang Pengunjung RekreasiSumber : Analisis, 2016

LOBBY

LOUNGE

RUANG PAMER

ANGGREK

PLAZA

PERPUSTAKAAN

SOUVENIRSHOP

TOILET

MUSHOLA

CAFETARIA

POS KESEHATAN

R. TIKET & PENITIPAN BARANG

PARKIR

RETAIL

GALERI/ATRIUM

GARDEN SHOP

PLAY GROUND

TAMAN BUNGA

ATM CENTRE

Page 73: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

133

3) Pengelola

Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang PengelolaSumber : Analisis, 2016

PARKIR

RETAIL

KANTORPENGELOLA LOBBY

PENGELOLA UTAMA

R. RESEPSIONIS

R. DIREKTUR UTAMA

RUANG RESEPSIONIS

RUANG KEPALA DIVISI EKSKURSI

GUDANG

R. MENTOR

RUANG WAKIL KEPALA DIVISI EKSKURSI

R. ADMINISTRASI UTAMA

R. ADMINISTRASI EKSKURSITOILET

MUSHOLA

PANTRY

R. WAKIL DIREKTUR UTAMA

PENGELOLA EKSKURSI

PENGELOLA REKREASI

TAMAN BUNGA

R. PEMASARAN + STAFF

R. KONSERVASI + STAFF

R. RESEPSIONIS

R. KEPALA DEVISI REKREASI

R. WAKIL KEPALA DIVISI REKREASI

R. ADMINISTRASI REKREASI

R. PENGELOLA PENGEMBANGAN

WISATA

R. PENGELOLA GALERI/ ATRIUM

R. PENGELOLA PERPUSTAKAAN

R. RAPAT

Page 74: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

134

4) Servis

Gambar 5.5 Sirkulasi Ruang ServisSumber : Analisis, 2016

5.1.3. Besaran Ruang Studi besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan

perancangan bangunan serta kawasan Pusat Budidaya dan Pelestarian

Anggrek, diantaranya adalah :a. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama

Tabel 5.6 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Rekreasi dan Ekskursi

No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2)AREA PENGUNJUNG EKSKURSI

1 Lobby 2 m2/org NAD 10 orang 10 x 2 m2 202 Resepsionis 2 m2/org NAD 4 orang 4 x 2 m2 83 Presensi 1 m2/org AS 2 orang 2 x 1 m2 24 R. Pendaftaran 2 m2/org SK 20 orang 15 x 2 m2 305 Ruang Kelas 3 m2/org NAD 20 orang /

unit x 2 unit20 x 3 m2 = 60 m2

2 x 60 m2 = 120 m2 180

6 R.Pemupukan 3 SK 500 produk 500 x 3 m2 1500

RUANG GENSET

RUANG PANEL

RUANG TRAFO

RUANG PABX

GUDANG

RUANG SAMPAH

LOADING DOCK

RUANG CLEANING SERVICE

TOILET

PARKIR

AREA RUANG SERVIS

POS KEAMANAN

AREA REKREASI

RUANG PENAMPUNGAN AIR

AREA EDUKASI

Page 75: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

135

No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2)m2/produk

7 R.Pembibitan 3m2/produk SK 500 produk 500 x 3 m2 1500

8 R.Penyimpanan 3m2/produk SK 500 produk 500 x 3 m2 1500

10 PerpustakaanR. Ka + staff 5 m2/org NAD 3 orang 3 x 5 m2 15R. Katalog dan

buku10 m2/

1000vol NAD 8000 bh 10 x 8 m2 80

R. Baca 2.32m2/org NAD 15 orang 15 x 2.32 m2 34.8

R. Komputer 1 m2/org NAD 3 orang 3 x 1 m2 39 Gudang Alat

penanaman anggrek

- SK - 25 m2 25

10 Kantin 2 m2/org SK 20 orang 20 x2 m2 4011 Toilet

Toilet Pria

0.89 m2/ur1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 3.34 m2

TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04

Toilet Wanita1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 2.45 m2

TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7

12 Mushola 2.4 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.4 m2 36Jumlah 5008.54

AREA PENGUNJUNG REKREASI1 Lobby 2 m2/org NAD 20 Orang 20 x 2 m2 402 Loket karcis 0.7 m2/org NAD 20 Orang 20 x 0.7 m2 14

3 R. Informasi 2 m2/org NAD 4 orang 4 x 2 m2 84 Pos security 2 m2/org NAD 2 orang 2 x 2 m2 45 Galeri/atrium

AnggrekLobby 2 m2/org NAD 10 orang 10 x 2 m2 20Ruang Pamer

3 m2/produk +1.5 m2/orang SK

100 produk+50

orang/unit x 4 unit

100 x 3 m2 = 300 m2 +50 x 1.5 m2 = 75 m2

375 m2 / unit x 4 unit = 1500 m2

1500

R.Penyimpanan 3 m2/produk SK 200 produk 200 x 3 m2 600

2 Garden shop 2 m2/produk SK 50 orang 50 x 2 m2 100

3 Souvenir shop 2 m2/produk SK 50 orang 50 x 2 m2 100

4 Plaza 3 m2/org AS 50 orang/ unit x 2 unit

3 x 50 =150 m2

150 x 2 =300 m2 300

4 Kios/retail100 m2 AS 20

Kios/retail 20 x 100 m2 2000

5 Cafetaria

R. Makan 3.78/meja(4 orang) BPDS 30 unit 3.78 x 30 m2 113.4

Dapur 25 % ruang makan BPDS - 25% x 113,4 28.35

Kasir 3.51 / unit NAD 1 unit 3.51 x 1 3.51R. 0.75/orang AS 10 orang 0.75 x 10 7.5

Page 76: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

136

No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2)Karyawan

Gudang 15% luas dapur BPDS - 15% x 28.35 4.25

5 Toilet

Toilet Pria

0.89 m2/ur1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 3.34 m2

TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04

Toilet Wanita1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 2.45 m2

TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7

Mushola 2.4 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.4 m2 366 Ruang

Serbaguna 3 m2/org NAD 30 orang 30 x 3 m2 90

7 ATM Center 3 m2/org NAD1 orang / unit

x 4 unit 3 x 1 m2 = 3 m2

3 x 4 unit = 12 m2 12

Pos kesehatan 2 m2/org NAD 10orang 10 x 2 m2 20

Play ground 5 m2/org NAD 60 orang 60 x 5 m2 300Taman Anggrek 3 m2/produk +

1.5 m2/orang SK 1000 produk +500 orang/unit

1000 x 3 m2 = 3000m2 +

500 x 1.5 m2 = 750 m2 3750

Jumlah 9085.75Jumlah keseluruhan 14094.29

Sirkulasi 30 % 4228.28TOTAL 18322.57

Sumber : Analisis, 2016

b. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola Tabel 5.7 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola

No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2)Pengelola Area Utama

1 Resepsionis 2 m2/org NAD 2 orang 2 x 2 m2 4

2 Ruang Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20

3 Ruang Wakil Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20

4Ruang AdministrasiUtama

2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5

Pengelola Refresing5 Resepsionis 2 m2/org NAD 2 orang 2 x 2 m2 4

6 Ruang Kepala Devisi Rekreasi 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20

Ruang Kepala Devisi Rekreasi 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20

Ruang AdministrasiRekreasi

2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5

Page 77: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

137

No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2)4 Ruang Mentor 2.5 m2/org NAD 10 orang 10 x 2.5 m2 25

5 Ruang Administrasi 2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5

Ruang Staff Pengembangan Wisata

5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15

Ruang StaffKonservasi 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15

Ruang Staff Pemasaran 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15

Ruang Pengelola Galeri / Atrium 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15

Pengelola Ekskursi1 Resepsionis 2 m2/org NAD 4 orang 4 x 2 m2 8

6 Ruang Kepala Divisi Ekskursi 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20

Ruang Wakil Kepala DivisiEkskursi

20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20

Ruang AdministrasiEkskursi

2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5

4 Ruang Mentor 2.5 m2/org NAD 10 orang 10 x 2.5 m2 25

8 Ruang Pengelola Perpustakaan 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15

10 Gudang - AS 1 unit 1 x 10 m2 1011 Ruang Rapat 3 m2/org NAD 15 orang 15 x 45 m2 45

12 Toilet Direksi Pria

0.89 m2/ur1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 3.34 m2

TSS 4 set 3.34 x 4 m2 13.35

13 Toilet Direksi Wanita

0.89 m2/ur1.53 m2/wc TSS 4 set 2.45 x 4 m2 9.8

14 Pantry 1.5 m2/org SK 6 orang 6 x 1.5 m2 915 Mushola 2.4 m2/org NAD 30 orang 30 x 2.4 m2 72

Jumlah 470.15Sirkulasi 30 % 141.04

TOTAL 611.19Sumber : Analisis, 2016

c. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis Tabel 5.8 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis

No NamaRuang

Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas (m2)

1 Ruang Loker - AS 1 Unit - 152 Ruang Genset - MEE 1 Unit 1 x 60 m2 603 Ruang Panel - MEE 1 Unit 1 x 9 m2 94 Ruang PABX - NAD 1 Unit 1 x 15 m2 155 Ruang Trafo - NAD 1 Unit 1 x 9 m2 96 Ruang STP - MEE 2 Unit 1 x 5 = 5 m2

5 x 2 unit = 10 m210

7 Ruang Sampah - NAD 1 Unit 1 x 8 m2 8

Page 78: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

138

8 Ruang AHU - AS 2 Unit 2 x 24 m2 489 Roof Tank - AS 2 Unit 2 x 60 m2 120

10 Ground Tank - AS 2 Unit 2 x 60 m2 12011 Ruang Boiler - AS 2 Unit 2 x 50 m2 10012 Gudang - AS 1 Unit 1 x 10 m2 1013 Loading Dock 2.4 m2/org AS 2 Unit 2 x 2.4 m2 4.814 Pos Keamanan 4 m2/org AS 3 Unit 3 x 4 m2 1215 Ruang Cleaning

Servis2.5 m2/org NAD 12 orang 12 x 2.5 m2 30

Jumlah 570.8Sirkulasi 30 % 171.24

TOTAL 913.28Sumber : Analisis, 2016

d. Besaran Luas Parkir Tabel 5.9 Besaran Luas Parkir

No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2)1 Parkir Pengunjung Area Rekreasi dan Edukasi

Motor 3 m2/motor HED 90 motor 90 x 3 m2 270Mobil 12 m2/mobil HED 32 mobil 32 x 12 m2 384

2 Ruang Parkir PengelolaMotor 3 m2/motor HED 22 22 x 3 m2 66Mobil 12 m2/mobil HED 20 20 x 12 m2 240

3 Ruang Parkir Kelompok ServisMotor 3 m2/motor HED 22 22 x 3 m2 66

Jumlah 1026Sirkulasi 100 % 1026

TOTAL 2052Sumber : Analisis, 2016

Keterangan : HED : Handbook of enviromental Design

SK : Studi Kasus (survei)

AS : Asumsi Sendiri (studi ruang)

NAD : Neufert Architect Data

TSS : Times Saver Standart

MEE : Mechanical Electrical Equipment

e. Rekapitulasi Besaran Total Tabel 5.10 Rekapitulasi Besaran Total

No Besaran Ruang Luas (m2)

1. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengunjung Rekreasi dan Ekskursi

15874.57

2. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola

611.19

3. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis 913.28

Page 79: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

139

4. Besaran Luas Parkir 2052Jumlah Kebutuhan Ruang 21899.04

Sumber : Analisis, 2016

5. 2. Konsep Kontekstual 5.2.1. Site Rencana

Lokasi site perencanaan dan perancangan Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek berada di Jalan Sultan Agung, kecamatan Candisari

Kota Seamarang. Luas lahan 20.544 m2 (± 2.5 Ha) dengan ketinggian

maksimal bangunan 5 lantai dan KDB 60% dan KLB 0 – 3.0. Kondisi site

kontur namun kontur site relatif datar. Lokasi site yang berada di dalam

kecamatan Candisari yang merupakan daerah stategis penghubung pusat

kota dan Semarang atas. Dekat dengan kawasan Candi lama dan baru

yang merupakan salah satu kawasan elit di kota Semarang. Letak site

merupakan kawasan dengan perutukan fasilitas pendidikan, perdagangan

dan jasa.

Gambar 5.6 Site Rencana Sumber : Analisis, 2016

5.2.2. Analisis Site

Jl. sisingamangaraja

SITE 4.4 Ha

Page 80: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

140

a. Hasil Analisis Klimatologi

sore

pagi

siang25-27'c

24-25'cdata klimatologi

orientasibangunan

orientasibangunan

sebagai bufering akan ditanamipohon pada area barat dan timursite. peletakan kerekatan titik pohondilihat dari masing-masing tingkatpanas matahari kedalam site.

orientasi bangunan menghadaputara selatan untuk meminimalisirkontak langsung dengan panassinar matahari

analisis klimatologi output klimatologi

output zoning area didapat dari pertimbangan analisis titik pelatakan buferingpohon dan arah orientasi bangunan terhadap kondisi klimatologi padalingkungan site.

edukasipengelolarekreasiservis

Gambar 5.7 Analisis KlimatologiSumber : Analisis, 2016

b. Hasil Analisis Topografi

0.00-2.00-4.00

data topografi analisis topografi

eksisting site memiliki kontursetinggi 4 meter, dengan masing-masing garis kontur memilikiketinggian 2 meter.

agar lahan lebih mudah dalampenentuan peletakan titik masing-masing bangunan maka dilakukancut and fill tanah pada setiap konturlahan.

output topografi

edukasipengelolarekreasiservis

output zoning area didapat dari pertimbangan analisis kontur yang sudahdiolah dengan cut and fill, lalu dipilih lah bidang datar sebagai peletakanzoning permasing-masing area bangunan.

Gambar 5.8 Analisis Topografi

Sumber : Analisis, 2016

c. Hasil View data view

tebu

oncidium

violet

jamrud

jingga

tanah

dikarenakan view diluar site tidak ada yang berpotensi, sehingga viewdalam site akan lebih dioptimalkan dengan pembuatan taman bungaanggrek dan juga taman-taman bunga lainnya.

analisis view

edukasipengelolarekreasiservis

output view

output zoning area didapat dari hasil peletakan taman bunga, sehigga plotzoning didasarkan pada area bangunan-bangunan yang membutuhkanview optimal langsung menuju taman bunga.

Gambar 5.9 Analisis ViewSumber : Analisis, 2016

d. Hasil Analisis Aksesibilitas

100%

75%

50%

25%

0%

data aksesibilitas

jalan utamadua jalur

jalanlingkungan

jalan lingkungan

jalan lingkungan

100%75%50%25%0%

sangat berpotensi untuk akses masuk kedalam sitecukup berpotensi untuk akses masuk kedalam siteberpotensi untuk akses masuk kedalam sitetidak berpotensi untuk akses masuk kedalam sitesangat tidak berpotensi untuk akses masuk kedalam site

analisis aksesibilitas output aksesibilitas

edukasipengelolarekreasiservis

output zoning area didapat dari hasil analisa pemilihan akses masukkedalam site, lalu dipilih area bangunan yang terdekat hingga terjauhdari akses utama berdasarkan kebutuhannya.

Gambar 5.10 Analisis Aksesibilitas

Sumber : Analisis, 2016

Page 81: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

141

5. 3. Konsep Teknis 5.3.1 Sistem Modul

Modul yang digunakan pada perencanaan Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek adalah :

a. Modul Horizontal berupa grid yang disesuaikan dengan bentuk

bangunan.

b. Modul Vertikal

1) Bangunan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek, jarak lantai

ke plafond : 3.5 meter.

5.3.2 Sistem Struktur Struktur bangunan yang digunakan pada Pusat Budidaya dan

Pelestrarian Anggrek di Semarang adalah struktur sederhana seperti post

and beam, bahan yang digunakan adalah beton, beton bertulang, dan

baja. Sedangkan sistem sub-struktur yang digunakan menggunakan

pondasi titik dan dikombinasikan dengan sistem struktur menerus berupa

plat menerus.

a. Sub Structure (Struktur Bawah)

Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur

bawah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi tanah

dasar, beban yang diterima pondasi. Untuk itu pondasi yang dipilih

untuk perencanaan bangunan Pusat Budidaya dan Pelestarian

Anggrek yaitu pondasi dalam berupa pondasi tapak (foot plate) yang

diaplikasikan dengan pondasi batu kali dikarenakan bangunan Pusat

Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini cukup sederhana.

b. Mid Structure (Struktur Tengah)

Terdapat dua kolom yaitu kolom utama (struktur) dan kolom

praktis. Kolom utama akan diteruskan langsung ke pondasi tapak

(foot plate) pondasi tapak (foot plate) juga dapat diaplikasikan

langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk

pemasangan dinding.

c. Upper Structure (Struktur Atas)

Struktur atas yang dipilih yaitu rangka atap baja konvensional,

hal ini karena cocok untuk bentang-bentang besar, kemudian

diaplikasikan dengan material atap EFTE sebagai penutup atap.

Page 82: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

142

Gambar 5.11 EFTE Gambar 5.12 Rangka Atap BajaSumber : www.vector-foiltec.com, 2016 Sumber : www.vector-foiltec.com, 2016

5.3.3 Material Bangunan Material bangunan yang dipilih untuk bangunan Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek dengan pendekatan Arsitektur Metafora bisa berupa

material pabrikasi maupun material alam.

a. Lantai

Material lantai yang dipilih untuk Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek berupa keramik dan dikombinasikan dengan

conwood decorative deck pada bagian bangunan pengelolah, untuk

galer / atrium menggunakan lantai menggunakan beton

berpori,sedangkan untuk outdoor digunakan grassblock.

b. Dinding

Dinding menggunakan dinding batu-bata dan dikombinasi

dengan cladding berupa ACP. Pada bagian galeri / atrium

menggunakan dinding kaca.

c. Penutup Dinding

Finishing untuk penutup dinding bisa berupa cat dan batu alam

sebagai elemen estetika yang tebuat dari material alam.

d. Langit-langit

Material yang dipilih untuk langit-langit berupa lapisan

fiberglass untuk lapisan langit-langit serta lapisan bahan pembungkus

polietilen yang tahan terhadap UV untuk bangunan galeri / atrium..

e. Penutup Atap

Genteng aspal dan dikombinasikan dengan dak beton yang

ditambahkan waterproofing sebagai antisipasi terhadap kebocoran

serta pengaplikasian material atap EFTE (Ethylene

tetrafluoroethlene) adalah jenis polimer / plastik. EFTE memiliki daya

tahan yang tinggi terhadap korosi, kuat, serta transparan cocok untuk

Page 83: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

143

untuk diaplikasikan pada bangunan galeri / atrium yang akan

dirancang transparan untuk membuat cahaya matahari masuk ke

dalam bangunan.

5. 4. Konsep Kinerja 5.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran

Untuk pendeteksian terhadap api menggunakan heat + smoke

detector. Untuk pemadaman terhadap api menggunakan sistim Sprinkler,

Hydrant Box, Hydrant Pillar dan Fire Extingusier yang berisi Dry Powder

(NaHCO3) atau Natrium Bicarbonate. Jenis ini sangat tepat digunakan

sebagai alat pertolongan pertama, terutama pada kebakaran yang

disebabkan oleh minyak (cairan) serta kebakaran benda padat dan

sejenisnya, termasuk kebakaran listrik dan LPG. Powder ABC ini tidak

mudah menggumpal dan selalu siap pakai, dan bubuk ini tidak beracun

dan tidak menghantarkan listrik dan mempunyai reaksi kimia yang sangat

tinggi sebagai racun api.

Gambar 5.13 Sistem Pemadam KebakaranSumber : Analisis, 2016

5.4.2. Sistem Transportasi Jaringan transportasi yang digunakan untuk menghubungkan antara

lantai satu sengan lantai atasnya pada Pusat Budidaya dan Pelestarian

Anggrek yaitu menggunakan tangga dan ramp, dikarnakan pada

bangunan ini tidak banyak bangunan yang berlantai lebih dari satu.

Api

Asap

Heat Detector

Smoke Detector

Sistem Alarm

APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)

Sistem Start

Alat Pemadam Kebakaran otomatis (Sprinkle)

Hydrant Box

Fire Extingusier

Page 84: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

144

Gambar 5.14 Sistem TransportasiSumber : Analisis, 2016

5.4.3. Sistem Pengkondisian Udara Untuk memanfaatkan penghawaan alami akan diterapkan bukaan -

bukaan untuk cross sirculation udara, ini diterapkan pada bangunan galeri

/ atrium dan juga kios/ retail karena bangunan ini memanfaatkan

penerapan bukaan untuk memberikan lingkungan mikroklimatik yang

kondusif bagi pertumbuhan anggrek.

Penghawaan buatan pada ruang pengelola, perpustakaan serta

bangunan lainnya menggunakan AC VRV yang merupakan jenis AC

multi split dan bisa digunakan untuk lebih dari satu indoor AC serta dapat

mengatur jadwal dan temperatur yang diinginkan secara terkomputerisasi.

Untuk indoor menggunakan cassette yang dihubungkan dengan pipa gas

dan liquid yang dihubungkan oleh ducting system untuk proses

pertukaran udara. Sementara untuk outdoor dapat dijadikan satu.

.

Gambar 5.15 Sistem Penghawaan Alami Sumber : Analisis, 2016

Page 85: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

145

Gambar 5.16 Sistem Penghawaan Buatan Sumber : Analisis, 2016

5.4.4. Sistem Pencahayaan a. Pencahayaan Alami

Sistem pencahayaan alami dimaksimalkan dengan banyak

bukaan-bukaan pada bangunan. Kapasitas cahaya terang matahari

dapat disaring dengan penggunaan material EFTE pada atap

bangunan, dan pemberian tritisan pada keseluruhan bangunan yang

mendapat cahaya matahari yang cukup terik.

Gambar 5.17 Sistem Pencahayaan AlamiSumber : Analisis, 2016

b. Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan yang diterapkan pada bangunan

galeri / atrium menggunakan down light dan wall washer untuk

penerangan bunga anggrek yang di pamerkan. Lampu ditempatkan

tepat diatas anggrek yang dipamerkan sehingga pencahayaan

maksimal langsung pada objek yaitu anggrek.

Outdoor Unit

Pipa (Pipa cair dan pipa

gas)

Ducting System

Indoor Unit (cassette)

Ruang-ruang yang membutuhkan

penghawaan buatan

Page 86: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

146

Gambar 5.18 Sistem Pencahayaan Buatan untuk anggrekSumber : Analisis, 2016

Gambar 5.19 Sistem Pencahayaan Buatan Kios / retail Sumber : Analisis, 2016

5.4.5. Sistem Penangkal PetirSistem penangkal petir menggunakan sistim Penangkal Petir

Neoflash mengingat Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek merupakan

kawasan yang cukup luas, yaitu untuk tipe TZ 05 dengan ketinggian 4

meter memiliki radius 100 meter. Bangunan yang sudah terpasang

penangkal petir neoflash yang dilintasi awan bermuatan listrik, elektroda

yang menerima dibagian samping penangkal petir mengumpulkan energi

listrik awan pada unit kapasitornya. Jika energinya telah besar akan

dilepas dan disesuaikan potensialnya pada bagian Ion Generator.

Unit Ion Generator melepaskan muatan listrik karena dipicu oleh

sambaran petir, saat lidah api menyambar permukaan bumi dengan

demikian seluruh muatan listrik di bagian Ion Generator dilepas ke udara

lewat pusatnya penangkal petir yang bentuknya runcing, agar lidah api

mengeluarkan api yang bergulir ke atas, biasa disebut Streamer Leader.

Yang gunanya untuk menyambut sambaran petir yang masuk ke dalam

titik pusat sambaran petir di unit NeoFlash.

Page 87: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

147

Gambar 5.20 Sistem Penangkal PetirSumber : Analisis, 2016

5.4.6. Sistem Jaringan Listrik Sumber utama listrik untuk Pusat Budidaya dan Pelestarian

Anggrek ini melalui PLN dengan menggunakan bantuan Genset

(Generator Set), yang dapat bekerja secara otomatis bila aliran listrik dari

PLN / listrik padam atau terputus.

Gambar 5.21 Sistem Jaringan ListrikSumber : Analisis, 2016

5.4.7. Sistem Plumbing a. Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih yang digunakan adalah sistem Down Feed

Distribution, yaitu pendistribusian air yang dilakukan melalui pipa

PLN

Travo

Main Distribution Panel (MDP)

Otomatis

Genset

Sub Panel

Sub Panel

Sub Panel

Unit Kapasitor

Ion Generator Ground

Streamer Leader

Page 88: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

148

yang berasal dari ground tank ke bak penampung atas dan

didistribusikan ke ruang-ruang basah.

Gambar 5.22 Sistem Jaringan Air BersihSumber : Analisis, 2016

Gambar 5.23 Sistem Jaringan Air Bersih 2 Sumber : Analisis, 2016

b. Jaringan Air Kotor Pembuangan limbah dibagi menjadi tiga :

1) Untuk limbah kamar mandi pembuangan dilakukan melalui

septictank dulu untuk kemudian disalurkan melalui sumur

peresapan baru dibuang ke riool.

2) Untuk limbah air kotor dari kamar mandi dan dapur pembuangan

melalui sumur peresapan dulu baru dibuang ke riool.

3) Untuk Air hujan ditampung ke bak filtrasi untuk dimanfaatkan

sebagai penyiram tanaman.

Sistim pembuangan air limbah atau air kotor dapat dilihat pada

bagan berikut ini :

Gambar 5.24 Sistem Jaringan Air KotorSumber : Analisis, 2016

PDAMGround

Reservoir Pompa

Bak Penampung (House Tank)

Distribusi ke ruang-ruang

WC & Urinoir

Air Kotor

Septictank

Peresapan Riool

Air Hujan Filtrasi Penyiraman

tanaman

Page 89: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

149

5.4.8. Sistem Komunikasi Sistem komunikasi yang digunakan pada ada dua jenis Sistem

komunikasi, yaitu Komunikasi Internal, seperti intercom untuk komunikasi

individual dua arah, speaker / sound system, local area network (LAN).

Serta komunikasi eksternal, yaitu komunikasi dari dalam keluar bangunan

dapat berupa telepon, faximile, PABX untuk mengkontrol hubungan

keluar dan masuk.

Gambar 5.25 Sistem KomunikasiSumber : Analisis, 2016

5.4.9. Sistem Keamanan Sisem keamanan menggunakan CCTV yang dipantau pos

keamanan untuk mengawasi keadaan pada ruangan-ruang ada di Pusat

Budidaya dan Pelestarian Anggrek.

Gambar 5.26 Sistem Keamanan Sumber : Analisis, 2016

5. 5. Konsep Arsitektural 5.5.1. Konsep Bentuk

Untuk menentukan bentuk massa bangunan harus

memperhatikan karakteristik dari pendekatan arsitektur yang

diterapkan, dalam hal ini yaitu arsitektur metafora. Dimana bentukan

massa bangunan berdasarkan karakteristik yang sudah dibahas pada

tinjauan pustaka yaitu berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi /

AM/FM CD/DAT

Tape

Program Selector

Amplifier Distribution Switch

Load Speaker

Page 90: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

150

karakter tertentu dari sebuah benda mengarahkan ke bentuk-bentuk

karakteristik anggrek. Dalam penerapan pendekatan arsitektur

metafora bukan hanya bentuk masa bangunan tetapi pola denah atau

lanskape juga dapat diaplikasikan.

Gambar 5.27 Konsep Bentuk Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek Sumber : Analisis, 2016

Bentuk massa bangunan Pusat Budidaya dan Pelestarian

Anggrek yaitu bentuk dasar bunga Anggrek yang sederhana, serta

tetap memperhatikan aspek lain yang mendukung karakteristik

arsitektur metafora. Dengan menambahkan material dari media

tanam sebagai unsur pendukung pada desain bangunan.

5.5.2. Konsep Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 5.28 Proses Gubahan 1Sumber : Analisis, 2016

Ditransformasikan dari bentuk dasar Bunga Anggrek yang merupakan falsafah dari Pusat Budidaya dan

Pelestarian Anggrek, dengan penerapan bentuk, struktur maupun lansekap pada

bangunan.

Bentuk gubahan masa diadopsi dari bentuk dasar kelopak bunga anggrek, menjadi satu masa bangunan inti yaitu galeri/atrium sebagai ruang display anggrek yang

digunakan sebagai bangunan utama.

Page 91: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003

151

Gambar 5.29 Proses Gubahan 2Sumber : Analisis, 2016

Gambar 5.30 Akhir Proses GubahanSumber : Analisis, 2016

Pada bangunan penunjang lainnya diambil dari konsep green house, dengan mengaplikasikan bentuk masa “rumah” yang nantinya dilapisi dengan fasad

kaca ataupun fasad transparan.

Hasil akhir gubahan masa menghasilkan satu bangunan inti yaitu galeri/atrium yang diaplikasikan dari bentuk dasar kelopak bunga anggrek sebagai transformasi bentuk dari unsur metofora. Bangunan penunjang lainnya berbentuk “rumah kaca” sesuai dengan konsep green house yang akan diaplikasikan. Untuk menambahkan unsur metafora maka lansekap akan didesain sedemikian rupa untuk mendukung fasad bangunan kelopak bunga anggrek tersebut.

Page 92: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 152

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Artikel PDF Angkadiredja, Eddy (1980), Pemuliaan Anggrek Untuk Bunga Potongan,Perhimpunan Anggrek Indonesia, Semarang.Budiarto, Slamet. 2013. vertical garden atau living wall.

Calatrava, S. Philip Jodidion. Spain : Taschen

Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH (2005), Pendekatan Metafora dan Transformasi pada Perancangan Proyek Terminal Pengembangan Bandara Hasanudin- Makassar, Jakarta.KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02

Neufert, Ernst. 1991. Data Arsitek.

Neufert, Ernst. 2013. Data Arsitek.

Neufert, Ernst and Peter, Architect’s Data Third Edition.

Pemkot Kota Semarang BAPPEDA tahun 2011

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tentang Garis Sempadan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. 2013. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Prasetyo, A. (2013). Pusat Desain Grafis dengan Pendekatan Arsitektur Metafor, Surakarta.RTRW/RDTRK Kota Semarang Tahun 2011-2031

Setyawan, M. (2015), Pemetaan Arahan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kebutuhan Oksigen, Semarang.Setyowati, E, 2007

Sutrisno, 1984

Referensi Website crimebustersnigeria , 2015

edraw-pakar.blogspot, 2015

Google Earth, 2016.

Google Map, 2016.

http://aarsitek.blogspot.co.id

http://agungbengkel.blogspot.co.id

http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/

http://bangun-rumah.com

http://bestananda.blogspot.co.id, 2014

http://budidayaanggrek.blogspot.co.id

http://distributorbajaringan.com

Page 93: PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah

PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Widya Ayu Nugraha | 5112412003 153

https://dionsevenfold7.files.wordpress.com , 2010

http://elisa.ugm.ac.id , 2007

https://id.wikipedia.org

https://khedanta.files.wordpress.com

http://preview.turbosquid.com , 2014

http://quantitys.blogspot.co.id , 2011

http://semarangkota.bps.go.id , 2015

http://strukturbeton1.blogspot.co.ld

http://www.pasangpenangkalpetir.com http://www.suryatrussbali.com

http://www.vedcmalang.com, 2013

http://www veronika.staff.gunadarma.ac.id , 2014

http://www.wheelchair-ramps.co.uk , 2010

https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore

septanabp.wordpress.com , 2013 www.urba.com