PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

8
Final Document Protokol Covid Project REP MEQR 1 PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK REALIZING EDUCATION’S PROMISE – MADRASAH EDUCATION QUALITY REFORM (REP-MEQR) LATAR BELAKANG Proyek Realizing Education’s Promise: Support to Indonesia’s Ministry of Religious Affairs for Improved Quality of Education—selanjutnya disebut Proyek—bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah dalam binaan Kementerian Agama. Proyek akan berjalan selama lima tahun bekerja sama dengan Bank Dunia dan sudah mulai berjalan sejak 26 November 2019. Proyek ini terdiri atas empat komponen, yaitu: 1. Penerapan sistem e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis elektronik) secara nasional dan pemberian dana bantuan untuk madrasah. 2. Penerapan sistem penilaian hasil belajar di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk seluruh peserta didik kelas 5 secara nasional. 3. Kebijakan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk guru, kepala madrasah, dan tenaga kependidikan madrasah. 4. Penguatan sistem untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan. Sebagian dari kegiatan Proyek dalam komponen-komponen itu memerlukan pertemuan tatap muka yang melibatkan banyak orang di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Hal ini tentu berisiko jika dilaksanakan dalam situasi pandemik COVID-19. Proyek diharapkan tidak berkontribusi untuk penyebaran virus. Pihak-pihak yang terlibat dalam Proyek wajib berdisiplin menjaga diri dari risiko terpapar virus. Karena itu, Project Management Unit (PMU) menyusun Protokol Kesehatan sebagai pedoman pada pelaksanaan Proyek dalam situasi pandemik COVID-19 yang melanda seluruh dunia. Dalam rangka memastikan protokol ini dilaksanakan pada operasional Proyek, PMU akan selalu berkoordinasi dengan Gugus Tugas COVID-19 Kementerian Agama. TUJUAN Protokol Kesehatan ini disusun dengan tujuan: Mencegah persebaran virus COVID-19 pada saat pelaksanaan Proyek Mengikuti petunjuk WHO tentang protokol kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan di masa pandemik Menjalankan aturan Pemerintah Republik Indonesia terkait penanganan dampak pandemik COVID-19

Transcript of PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

Page 1: PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

Final Document Protokol Covid Project REP MEQR

1

PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK

REALIZING EDUCATION’S PROMISE – MADRASAH EDUCATION QUALITY REFORM

(REP-MEQR)

LATAR BELAKANG

Proyek Realizing Education’s Promise: Support to Indonesia’s Ministry of Religious Affairs for Improved Quality of Education—selanjutnya disebut Proyek—bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah dalam binaan Kementerian Agama. Proyek akan berjalan selama lima tahun bekerja sama dengan Bank Dunia dan sudah mulai berjalan sejak 26 November 2019.

Proyek ini terdiri atas empat komponen, yaitu:

1. Penerapan sistem e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis elektronik) secara nasional dan pemberian dana bantuan untuk madrasah.

2. Penerapan sistem penilaian hasil belajar di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk seluruh peserta didik kelas 5 secara nasional.

3. Kebijakan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk guru, kepala madrasah, dan tenaga kependidikan madrasah.

4. Penguatan sistem untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan.

Sebagian dari kegiatan Proyek dalam komponen-komponen itu memerlukan pertemuan tatap muka yang melibatkan banyak orang di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Hal ini tentu berisiko jika dilaksanakan dalam situasi pandemik COVID-19. Proyek diharapkan tidak berkontribusi untuk penyebaran virus. Pihak-pihak yang terlibat dalam Proyek wajib berdisiplin menjaga diri dari risiko terpapar virus.

Karena itu, Project Management Unit (PMU) menyusun Protokol Kesehatan sebagai pedoman pada pelaksanaan Proyek dalam situasi pandemik COVID-19 yang melanda seluruh dunia. Dalam rangka memastikan protokol ini dilaksanakan pada operasional Proyek, PMU akan selalu berkoordinasi dengan Gugus Tugas COVID-19 Kementerian Agama.

TUJUAN Protokol Kesehatan ini disusun dengan tujuan:

• Mencegah persebaran virus COVID-19 pada saat pelaksanaan Proyek • Mengikuti petunjuk WHO tentang protokol kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan di masa

pandemik • Menjalankan aturan Pemerintah Republik Indonesia terkait penanganan dampak pandemik

COVID-19

Page 2: PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

Final Document Protokol Covid Project REP MEQR

2

PROTOKOL UMUM KOMUNIKASI KHUSUS PMU akan menentukan saluran komunikasi khusus yang digunakan saat melakukan pelatihan, seminar/workshop, konsultasi, koordinasi, dan supervisi Proyek. PMU menunjuk Focal Person yang akan bertanggung jawab untuk mengoordinasikan semua kegiatan Proyek dan memastikan bahwa tindakan pencegahan COVID-19 telah dikomunikasikan kepada dan dengan semua pihak terkait. Berikut adalah beberapa pertimbangan saat memilih saluran komunikasi sehubungan dengan situasi COVID-19 saat ini:

1. Sebisa mungkin rapat dilakukan secara daring melalui aplikasi seperti Zoom, Skype, Webex, dan sejenisnya. Pembahasan lanjutan secara lebih spesifik dapat dilakukan melalui saluran komunikasi daring atau grup obrolan media sosial berdasarkan kebutuhan.

2. Jika terpaksa ada pertemuan tatap muka, maka ada 3 kelompok pertemuan sebagai berikut: • Pertemuan Kelompok Kecil

Pertemuan guna kebutuhan konsultasi dan supervisi dilakukan secara terbatas dengan jumlah peserta tidak lebih dari 5 orang.

• Pertemuan Kelompok Menengah Pertemuan yang melibatkan 5-10 orang dapat diselenggarakan dengan persetujuan dari Penanggung Jawab Komponen. Misalnya, kegiatan FGD (Focus Group Discussion) dan konsultasi.

• Pertemuan Kelompok Besar Pertemuan besar yang melibatkan lebih dari 10 orang harus dengan persetujuan dari PMU. Misalnya, pelatihan, seminar, workshop, dan rapat.

3. Pertemuan yang dilakukan di gedung Kementerian Agama harus mengikuti ketentuan protokol berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama No. 21 Tahun 2020. Misal, bagi pegawai Kemenag menunjukkan isian self asessment dan bagi bukan pegawai menunjukkan hasil rapid test.

PROTOKOL UNTUK KETERLIBATAN LANGSUNG Pada kegiatan yang memerlukan keterlibatan langsung dengan pemangku kepentingan, langkah yang harus dilakukan sebagai berikut: 1. Perencanaan dan Persiapan.

PMU meninjau kegiatan Proyek untuk memastikan bahwa Proyek mengambil tindakan yang memadai untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 dengan cara:

a. Mengidentifikasi dan meninjau kegiatan yang membutuhkan keterlibatan langsung pemangku kepentingan melalui workshop/seminar/FGD, rapat, konsultasi publik, dan kegiatan pelatihan.

b. Meninjau situasi penyebaran COVID-19 di wilayah Proyek serta kebijakan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah untuk menahan penyebaran virus.

c. Menilai tingkat keterlibatan langsung yang diusulkan dengan pemangku kepentingan, termasuk lokasi dan ukuran pertemuan yang diusulkan, frekuensi keterlibatan, dan kategori pemangku kepentingan (internasional, nasional, dan lokal).

Page 3: PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

Final Document Protokol Covid Project REP MEQR

3

d. Menilai bagaimana pembatasan yang berlaku di wilayah yang diusulkan untuk keterlibatan langsung akan mempengaruhi kegiatan ini.

e. Koordinasi dan menginformasikan kepada dinas kesehatan setempat tentang keterlibatan yang diusulkan, lokasi, dan jumlah peserta.

f. Menunjuk orang yang akan bertanggung jawab untuk mengoordinasikan persiapan kegiatan keterlibatan dan memastikan bahwa tindakan pencegahan COVID-19 dikomunikasikan kepada semua peserta dan pihak terkait. Juga disarankan untuk menunjuk titik fokus bersama sebagai orang pendukung; seandainya titik fokus utama jatuh sakit.

g. Hasil penilaian harus diperhitungkan oleh PMU dalam mengidentifikasi tindakan pencegahan COVID-19 yang sesuai.

h. Melakukan komunikasi awal dengan kantor tujuan atau penyelenggara kegiatan minimal H-7 untuk memastikan materi dan waktu kegiatan telah mengedepankan efektifitas.

i. Mengisi Form Kesehatan Mandiri (Self-Assessment Form) dan menyampaikan kepada Penanggung Jawab Komponen sehari sebelum melakukan kunjungan. Merujuk peraturan pemerintah, peserta wajib menunjukkan hasil uji cepat atau rapid test berakurasi tinggi.

j. Memastikan lokasi kantor yang akan dikunjungi memiliki protokol kesehatan. Termasuk memastikan informasi Protokol Proyek tentang Pencegahan COVID-19 telah diterapkan di lokasi yang dikunjungi.

k. Menyiapkan alat perlengkapan diri dan kesehatan pribadi: masker kain dan/faceshield, sarung tangan, dan hand sanitizer.

l. Mengikuti protokol kesehatan saat berada di lokasi kantor tujuan, termasuk bilik disinfektan maupun penggunaan ruang transisi.

m. Selama kunjungan, seluruh alat kesehatan wajib dikenakan. n. Apabila kunjungan berakhir, seluruh barang bawaan harus disemprot menggunakan

disinfektan.

2. Protokol untuk Perjalanan Dalam Negeri Proyek ini diharuskan untuk mematuhi protokol kesehatan nasional yang berfungsi untuk setiap perjalanan. Protokol wajib mengikuti ketentuan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 64 Tahun 2020.

3. Protokol untuk Tatap Muka (Pelatihan, Workshop, Seminar, dan lain-lain) Ketentuan Umum 1. PMU melalui Focal Personnya berperan sebagai pengendali atas pelaksanaan protokol

kesehatan pada operasional proyek. Focal Person akan berhubungan dengan penanggung jawab pertemuan dari setiapk komponen agar mengikuti protokol yang berlaku dan sesuai ketentuan pemerintah daerah setempat. Focal Person juga akan berkomunikasi dengan Gugus Tugas COVID-19 Kementerian Agama.

2. Event Organizer (EO) yang ditunjuk untuk menggelar kegiatan bertanggung jawab atas pelaksanaan protokol sekaligus memastikan ketersediaan fasilitas pendukungnya. Termasuk menyediakan sarana ibadah yang memenuhi ketentuan protokol kesehatan dan menyiapkan cadangan masker dan/face shield. Jika dirasa perlu, EO menunjuk staf khusus untuk menangani protokol dan berkoordinasi intensif dengan penanggung jawab tempat pertemuan. Perkembangan pelaksanaan protokol dimasukkan dalam laporan kegiatan. Kesanggupan memenuhi ketentuan protokol ini dinyatakan dalam kontrak kerja.

Page 4: PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

Final Document Protokol Covid Project REP MEQR

4

3. Panitia untuk kegiatan bersifat swakelola harus memastikan terlaksananya protokol kesehatan. Tanggung jawab pelaksanaan protokol sepenuhnya dipegang ketua panitia.

4. EO/Panitia berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan serta mengidentifikasi rumah sakit rujukan COVID-19 di sekitar lokasi pertemuan.

5. EO/Panitia harus memastikan bahwa tempat kegiatan telah memungkinkan untuk dilaksanakannya protokol kesehatan dan telah memenuhi peraturan pemerintah setempat. Melakukan pengecekan atas sterilisasi ruangan dan fasilitas di dalamnya sebelum digunakan.

- Jika akses tempat kegiatan menggunakan lift, harus dipastikan tersedianya tombol lift tanpa sentuh (touchless) atau perangkat lain yang menghalangi sentuhan langsung di perangkat lift atau operator khusus yang dilengkapi alat pelindung diri dan sarung tangan.

- Jika akses tempat kegiatan menggunakan elevator atau eskalator, penggunaannya harus memenuhi ketentuan jaga jarak sesuai tanda yang ditetapkan. Utamakan menggunakan tangga yang tersedia.

6. Penanggung jawab protokol pada kegiatan selalu berkoordinasi dengan Focal Person COVID-19 PMU, termasuk dalam mengkomunikasikan potensi risiko kesehatan yang mungkin didapati di tempat kegiatan.

7. Focal Person memberikan pertimbangan kepada PMU untuk mengambil keputusan yang diperlukan terkait pelaksanaan protokol COVID-19 dan mitigasi risikonya dalam kegiatan Proyek.

Ketentuan Khusus ä Sebelum Memulai Kegiatan

a. Tentukan dan amankan titik masuk dan keluar ruang pertemuan. b. Pengelola, penyelenggara, pelatih, dan peserta harus dipastikan dalam kondisi sehat dan

tak memiliki gejala COVID-19 seperti: batuk kering, demam, sesak nafas, atau nyeri otot sebelum menghadiri pelatihan.

c. Setiap peserta dan pelatih menyampaikan hasil tes cepat (rapid test) non-reaktif yang diambil dua hari sebelum pertemuan. Biaya tes cepat dapat dimasukkan dalam komponen biaya perjalanan dinas.

d. Setiap orang yang akan memasuki ruangan harus dicek suhu tubuhnya. e. Apabila ada peserta dengan suhu tubuh >37.5oC tidak diperbolehkan masuk dan diminta

meninggalkan lokasi pertemuan. f. Sebelum memasuki ruangan, semua peserta dan pelatih harus mencuci tangan dengan

sabun minimal 20 detik atau hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 70%. Kemudian, membersihkan alas kaki dengan menginjak kaset/kain berdesinfektan yang tersedia di depan pintu masuk.

g. Perangkat seperti kursi, meja, dan mikrofon harus dibersihkan sebelum pertemuan dimulai. Begitu pula dengan fasilitas umum seperti toilet dan musala.

ä Saat Pertemuan Berlangsung a. Sebelum pertemuan dimulai, Panitia wajib menyampaikan nomor kontak penangggung

jawab pertemuan (atau nomor kontak Focal Person COVID-19 PMU) dan protokol kesehatan yang diterapkan selama pertemuan dan mengingatkan pentingnya semua partisipan untuk mematuhinya.

Page 5: PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

Final Document Protokol Covid Project REP MEQR

5

b. Peserta wajib mengisi daftar hadir yang dilengkapi data: nama jelas, alamat, nomor telepon dan email yang aktif, serta nama dan kontak keluarga terdekat. Data ini diisi dengan benar demi kepentingan pelacakang (tracing) jika diperlukan. Form kesehatan mandiri yang telah diisi dapat dikirimkan secara daring atau diserahkan langsung pada saat pertemuan berlangsung.

c. Semua peserta dan pelatih harus mengenakan masker selama pertemuan dan wajib membawa peralatan makan dan perangkat ibadah sendiri.

d. Selalu menerapkan jarak sosial dengan duduk / berdiri terpisah 1 meter satu sama lain selama acara berlangsung.

e. Jumlah maksimal peserta dalam ruang kelas adalah sebanyak 50% dari kapasitas atau sebanyak 20 orang dan tetap menerapkan jaga jarak fisik.

f. Dilarang berbicara atau bersuara kencang untuk menghindari percikan air liur yang menyemprot saat bersuara.

g. Makanan tidak boleh disajikan secara prasmanan, tapi akan disajikan langsung kepada peserta/hadirin melalui petugas yang mengenakan alat pelindung diri.

ä Sesudah Pertemuan

a. Pastikan nama dan nomor kontak seluruh peserta agar dapat dihubungi apabila ada salah satu peserta mengalami gejala atau sudah terkonfirmasi menderita Covid-19.

b. Seluruh perlengkapan peserta harus disemprot disinfektan pada saat keluar ruangan keluar pelatihan.

c. Wajib mengenakan masker dan/atau faceshield. d. Tetap menerapkan jaga jarak fisik dalam mobilitas menuju rumah dan tidak mengunjungi

tempat keramaian umum. e. Sebaiknya menggunakan kendaran pribadi dan perlengkapan pribadi, termasuk helm dan

masker untuk pengendara motor. f. Apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, upayakan memakai sarung tangan,

menjaga jarak antar penumpang, dan tidak menyentuh benda-benda dalam kabin penumpang.

g. Jika menyewa kendaraan online, gunakan pembayaran non-tunai dan bawa tissue untuk membersihkan bagian tubuh jika menyentuh benda dalam kabin.

h. Hubungi atasan langsung atau penanggung jawab pertemuan atau Focal Person COVID-19 PMU apabila muncul gejala serupa influenza selama 12 hari berturut-turut.

4. Protokol untuk Pertemuan Khusus (Rapat Terbatas, Konsultasi, Supervisi, dan sejenisnya)

a. Protokol kesehatan diterapkan serupa dengan Pertemuan Umum. b. Pertemuan harus berlokasi di area yang terkait implementasi Proyek, baik di tingkat Pusat

(Komponen), Provinsi, Kabupaten/Kota maupun sekolah. c. Apabila koordinasi setingkat Kabupaten/Kota, dimana ada konsekuensi perjalanan agak jauh,

sebaiknya tetap mengikuti anjuran protokol untuk melakukan komunikasi daring.

5. Protokol Pekerjaan Renovasi Gedung Sekolah Madrasah Sebelum menjalankan pekerjaan, kontraktor harus menandatangani komitmen pelaksanaan protokol kesehatan sebagai bagian dari kontrak. ä Pengerjaan Renovasi

Page 6: PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

Final Document Protokol Covid Project REP MEQR

6

a. Kontraktor melakukan asesmen untuk pekerjaan konstruksi untuk memperkirakan jumlah keterlibatan orang di lokasi Proyek berskala kecil.

b. Kontraktor wajib menyediakan alat perlindungan diri (APD) sesuai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), termasuk juga perlengkapan kesehatan (masker, goggle, dan sebagainya).

c. Kontraktor wajib menyediakan alat kebersihan diri berupa sabun dan cairan disinfektan di lokasi Proyek.

d. Kontraktor wajib mengikuti ketentuan Protokol Kesehatan di lokasi madrasah yang telah tersedia. Termasuk mengecek kesehatan pekerja setiap hari sesuai protokol sebelum memasuki lokasi dan sebelum keluar dari lokasi.

e. Akses masuk-keluar area pengerjaan renovasi madrasah harus satu pintu. f. Pekerja proyek dilarang memasuki area kerja apabila:

- Terdeteksi memiliki suhu tubuh lebih dari ketentuan protokol kesehatan (di atas 37,5o C).

- Mengalami gejala serupa influenza berupa batuk, demam, sesak nafas, dan sakit kepala atau nyeri otot.

- Menolak mengikuti protokol kesehatan dengan alasan apa pun, termasuk penggunaan alat perlindungan diri dan kesehatan.

g. Kontraktor wajib membersihkan dan membuang sampah dari proses pelaksanaan fisik Proyek di luar lokasi area madrasah (misalnya berupa kaleng cat, APD bekas, bongkaran bangunan, dan sebagainya) dengan mengikuti aturan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Inmen PUPR) No. 2 Tahun 2020.

h. Kontraktor harus menunjuk personil khusus yang cakap dalam mengontrol dan melaporkan pemenuhan protokol kesehatan. Kecakapan itu bisa didapat melalui pelatihan.

ä Penanganan Pekerja Kontraktor dengan Gejala COVID-19

a. Kontraktor wajib mengganti pekerja yang memiliki gejala sakit serupa influenza. b. Apabila pekerja terdeteksi gejala tersebut, kontraktor wajib membawa pekerja ke Unit

Pelayanan Kesehatan terdekat dan mengikuti prosedur pengujian yang disyaratkan (Swab dan/atau PCR).

c. Apabila hasil pengujian di Unit Pelayanan Kesehatan mengindikasikan positif COVID-19, Kontraktor wajib melakukan isolasi dan merujuk ke Rumah Sakit Rujukan daerah.

d. Kontraktor wajib melaporkan perkembangan kesehatan pekerja yang positif COVID-19 kepada Penanggung Jawab Komponen melalui kepala satker pekerjaan renovasi.

e. Kontraktor juga wajib memasukkan laporan kesehatan terkait kesehatan pekerja selama pengerjaan teknis ke dalam Laporan Akhir Proyek.

PROTOKOL PENANGANAN BILA ADA PESERTA TERINDIKASI COVID-19

Penanganan Saat Pelaksanaan

a. Jika saat pelaksanaan terdapat peserta atau siapa saja yang terlibat dalam kegiatan terindikasi gejala COVID-19, maka penyelenggara/panitia segera mengisolasi dan membawanya ke unit pelayanan kesehatan terdekat serta melakukan observasi terhadapnya.

Page 7: PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

Final Document Protokol Covid Project REP MEQR

7

b. Panitia tidak memperkenankan peserta tersebut untuk meneruskan rangkaian kegiatan.

c. Memblokir dan mengidentifikasi tempat yang telah digunakan oleh orang yang terindikasi gejala COVID-19.

d. Melaporkan kepada Satgas COVID-19 setempat dan melakukan penelusuran keterpaparan peserta dengan orang lain.

e. Menghentikan kegiatan dan mempersilakan peserta untuk kembali ke tempat tinggal atau daerah masing-masing.

f. Melaporkan kepada Focal Person COVID-19 PMU sesegera mungkin (kurang dari 12 jam).

g. PMU melaporkan kejadian tersebut kepada Gugus Tugas COVID-19 Kemenag. h. Penyampaian informasi oleh PMU terkait kejadian tersebut bersifat terbatas.

Penanganan Setelah Pelaksanaan a. Jika ada salah satu orang diindikasikan terpapar COVID-19 yang diduga berasal dari

klaster kegiatan di atas, maka penyelenggara/panitia menginformasikan kepada Focal Person COVID-19 di PMU agar menghubungi seluruh pihak yang terlibat.

b. Semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut disarankan memantau diri sendiri terkait gejala yang dirasakan selama 14 hari serta mengukur suhu tubuh dua kali sehari.

c. Jika ada yang menderita batuk ringan atau demam, maka harus melakukan isolasi mandiri dan menghindari kontak fisik kurang dari 1 meter dengan orang lain termasuk keluarga. Selanjutnya, menghubungi penyedia layanan kesehatan setempat untuk mendapatkan arahan atau penanganan.

d. Focal Person COVID-19 di PMU memantau perkembangan peserta tersebut sekaligus memberikan dukungan moril.

e. Focal Person COVID-19 PMU melaporkan kepada Gugus Tugas COVID-19 Kemenag. IMPLEMENTASI PROTOKOL PER KOMPONEN Protokol ini harus diterapkan pada setiap komponen. Pelaksanaan protokol disesuaikan dengan kegiatan yang diselenggarakan. Berikut ini matriks kegiatan dan area implementasi Protokol Kesehatan pada Pelaksanaan Proyek. (Matriks dalam halaman terpisah)

EVALUASI PELAKSANAAN PROTOKOL PMU akan melakukan evaluasi pelaksanaan pertemuan tatap muka, baik dalam bentuk pertemuan kelompok kecil, menengah, dan besar. Evaluasi tersebut dimaksudkan untuk menilai pada bagian mana yang bisa atau tidak bisa dilaksanakan dengan baik sesuai protokol dan apa yang menjadi kendala atau kekurangan didalam pelaksanaannya. Hasil evaluasi sebagai dasar untuk perbaikan Panduan maupun operasional pelaksanaan protokol Proyek.

Page 8: PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK …

Final Document Protokol Covid Project REP MEQR

8

MATRIKS IMPLEMENTASI PROTOKOL KESEHATAN PER KOMPONEN

KOMPONEN FUNGSI KEGIATAN PELAKSANAAN PROTOKOL

KOMPONEN 1 Penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja elektronik secara nasional

a. Mendukung pengukuran pencapaian Standar Edukasi Nasional (NES)

b. Bantuan teknis kabupaten dan provinsi menganalisis & melaporkan data e-RKAM

c. Pekerjaan rehabilitasi skala medium d. Pelatihan implementasi Output e. Konsultan ahli e-RKAM f. Mempekerjakan penyelenggara acara

pelatihan g. Menyewa kontraktor pekerjaan sipil

§ Bidding/Tender konsultan & kontraktor

§ Rapat koordinasi daerah § Pertemuan pemangku

kepentingan § Pelatihan/workshop operator § Pemaparan/diseminasi Proyek

§ Protokol daring

§ Protokol tatap muka § Protokol tatap muka

§ Protokol tatap muka

§ Protokol tatap muka

KOMPONEN 2 Pelaksanaan penilaian siswa di kelas 5 SD berbasis sensus secara nasional

a. Review soal/instrumen yang dikembangkan b. Memberikan pelatihan untuk implementasi

komponen 2 c. Konsultan spesialis penilaian pembelajaran d. Mempekerjakan penyelenggara acara

pelatihan

§ Bidding/tender konsultan & § Rapat koordinasi daerah § Pertemuan pemangku

kepentingan § Pelatihan/workshop guru § Pemaparan/diseminasi Proyek

§ Protokol daring § Protokol tatap muka § Protokol tatap muka

§ Protokol tatap muka § Protokol tatap muka

KOMPONEN 3 Kebijakan dan pengembangan profesional berkelanjutan untuk guru, direktur sekolah, dan pengawas

a. Akses kelompok (peer) guru, direktur sekolah dan pengawas.

b. Pengembangan, uji coba & peluncuran pelatihan in-house tatap muka untuk tenaga kependidikan.

c. Pengembangan kursus, sumber daya, dan materi pelatihan jabatan utama bidang kebutuhan teridentifikasi.

d. Memperkuat kapasitas tenaga kependidikan utama.

e. Pelatihan implementasi komponen 3 f. Konsultan spesialis pengembangan

kapasitas guru g. Mempekerjakan penyelenggara acara

pelatihan

§ Bidding/tender konsultan & § Rapat koordinasi daerah § Pertemuan pemangku

kepentingan § Pelatihan/workshop guru, direktur

sekolah, pengawas § Pemaparan/diseminasi proyek

§ Protokol daring § Protokol tatap muka § Protokol tatap muka

§ Protokol tatap muka

§ Protokol tatap muka

KOMPONEN 4 Memperkuat sistem untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan

a. Memperkuat sistem informasi dan data Kemenag

b. Reward bagi sekolah utk pencapaian SEN. c. Bantuan teknis penguatan sistem tambahan

di dalam Kemenag d. Pelatihan implementasi komponen 4 e. Konsultan spesialis manajemen sekolah f. Mempekerjakan penyelenggara acara

pelatihan

§ Bidding/tender konsultan & § Rapat koordinasi daerah § Pertemuan pemangku

kepentingan § Pelatihan/workshop operator

proyek § Pelatihan IT Kemenag § Pemaparan/diseminasi proyek

§ Protokol daring § Protokol tatap muka § Protokol tatap muka

§ Protokol tatap muka

§ Protokol tatap muka § Protokol tatap muka