Proteksi radiasi

13
Pencegahan dan Proteksi Radiasi Proteksi radiasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aplikasi radiosiotop dan radiasi. Proteksi radiasi bertujuan untuk mencegah bahaya akibat paparan radiasi untuk masyarakat, meminimalkan efek yang merugikan bagi para pekerja radiasi, dan mencegah bahaya akibat terlepasnya radiosiotop ataupun paparan radiasi menuju lingkungan. Dari ketiga tujuan ini dapat disimpulkan bahwa proteksi radiasi bertujuan untuk melindungi masyarakat, pekerja radiasi dan lingkungan. 1 Tujuan proteksi radiasi adalah: 1 a. Pada pasien : dosis radiasi harus diberikan sekecil mungkin sesuai keharusan klinis b. Pada personil : dosis radiasi yang diterima harus ditekan serendah mungkin dan dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi dosis maksimum yang diperkenankan. Nilai batas yang diizinkan untuk perorangan adalah dosis yang terakumulasi selama jangka waktu panjang atau hasil dari penyinaran tunggal, yang menurut pengetahuan

description

ii

Transcript of Proteksi radiasi

Pencegahan dan Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aplikasi radiosiotop dan radiasi. Proteksi radiasi bertujuan untuk mencegah bahaya akibat paparan radiasi untuk masyarakat, meminimalkan efek yang merugikan bagi para pekerja radiasi, dan mencegah bahaya akibat terlepasnya radiosiotop ataupun paparan radiasi menuju lingkungan. Dari ketiga tujuan ini dapat disimpulkan bahwa proteksi radiasi bertujuan untuk melindungi masyarakat, pekerja radiasi dan lingkungan.1Tujuan proteksi radiasi adalah:1 a. Pada pasien: dosis radiasi harus diberikan sekecil mungkin sesuai keharusan klinis b. Pada personil: dosis radiasi yang diterima harus ditekan serendah mungkin dan dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi dosis maksimum yang diperkenankan. Nilai batas yang diizinkan untuk perorangan adalah dosis yang terakumulasi selama jangka waktu panjang atau hasil dari penyinaran tunggal, yang menurut pengetahuan dewasa ini, mengandung kemungkinan kerusakan somatik atau genetik yang dapat diabaikan, selain itu, besar dosis adalah sedemikian, yaitu setiap efek yang terjadi terbatas pada akibat yang ringan, sehingga tidak akan dianggap tidak dapat diterima oleh seseorang yang tersinari dan oleh instansi yang berwenang dalam bidang medis.1

Tabel: Nilai atas yang diizinkan yang ditentukan oleh Komisi Internasional tentang proteksi radiasi (ICRP) 19661a. Untuk wanita hamil dosis pada janin yang terakumulasi selama masa kehamilan, sesudah diagnosis, tidak boleh melebihi 1 Remb. 1,5 rem dalam 1 tahun pada kelenjar kelenjar gondok untuk anak-anak sampai usia 16 tahun.Filosofi dasar yang melandasi aspek proteksi radiasi terdiri atas tiga pilar utama yaitu :21. Menghindari penggunaan radioisotop atau radiasi kecuali menghasilkan manfaat yang nyata.2. Semua paparan radiasi harus dijaga pada level seminimal mungkin dengan memasukkan faktor kesehatan, ekonomi, dan sosial.3. Dosis ekivalen untuk masing-masing individu tidak boleh melebihi batas yang direkomendasikan untuk suatu kondisi tertentu. Filosofi nomor dua diterjemahkan sebagai suatu konsep yang disebut ALARA (As Low As Reasonably Achievable). Konsep ini menekankan pada kondisi dimana para pekerja radiasi hanya mendapatkan dosis nyata (actual dose) yang lebih rendah dari dosis maksimum yang diperbolehkan. Hal ini berarti bahwa semua desain sistem dan desain operasional harus ditujukan untuk mendapatkan dosis ekivalen yang serendah mungkin. Untuk mengimplementasikan konsep ALARA, maka ICRP (International Commission on Radiological Protection) merekomendasikan setiap institusi yang akan menggunakan radioisotop atau radiasi untuk melakukan analisis cost-benefit guna mendapatkan alternatif sistem yang memberikan dosis ekivalen yang lebih rendah. Selanjutnya setiap alternatif harus dibobot berdasarkan level sistem proteksi radiasi yang harus disediakan. Pada proses pembobotan ini harus diperhatikan biaya yang timbul akibat efek negatif radiasi terhadap manfaat yang akan diperoleh dari aplikasi radiasi tersebut. Selain itu, faktor-faktor seperti kesehatan, ekonomi, dan sosial juga harus dimasukkan, sehingga akhirnya kesimpulan terhadap pencapaian kondisi ALARA dapat bervariasi dari satu negara ke negara yang lain tergantung pada peraturan dan kondisi unik di setiap tempat.2Untuk keperluan proteksi radiasi, maka ICRP membagi kategori paparan radiasi terhadap tiga kelompok populasi yaitu:21. Paparan kerjaPaparan kerja merupakan paparan radiasi pengionisasi yang diterima oleh seseorang atau sekelompok orang akibat penggunaan radiasi di lingkungan kerjanya. Kelompok orang dalam kategori ini disebut sebagai pekerja radiasi. Pekerja radiasi sendiri masih terbagi menjadi dua subkategori yaitu wanita hamil dan pekerja radiasi yang lain.22. Paparan publicPaparan publik merupakan paparan radiasi pengionisasi yang diterima masyarakat umum. Kelompok ini terbagi menjadi dua subkategori yaitu individu dalam kelompok masyarakat dan kelompok masyarakat secara keseluruhan.23. Paparan medisPaparan medis merupakan paparan radiasi pengionisasi yang diterima oleh pasien akibat tindakan diagnostik maupun terapi. Tidak termasuk dalam kelompok ini adalah dokter, radiografer, radiologist, dan paramedis karena mereka semua termasuk dalam kategori paparan kerja.2Dalam mengontrol penggunaan radiasi ada beberapa lembaga-lembaga yang berperan dalam menangani proteksi radiasi diantaranya:1 International Commission on Radiological Protection (ICRP)ICRP merupakan organisasi yang menerbitkan panduan untuk petunjuk teknis proteksi radiasi. Lembaga ini berhubungan dengan penerbitan panduan yang berkaitan dengan aspek-aspek fundamental dari proteksi radiasi yang berlaku secara internasional. Semua negara yang memanfaatkan teknologi nuklir dan radiasi mengadopsi sebagian atau keseluruhan rekomendasi yang diterbitkan oleh ICRP. ICRP merupakan organisasi mandiri yang tidak menjadi bagian dari PBB. Namun demikian rekomendasi yang diterbitkan ICRP dalam jurnal-jurnalnya menjadi acuan IAEA dalam menyusun kebijakan tentang pemanfaatan energi nuklir.1

International Atomic Energy Agency (IAEA)IAEA merupakan lembaga yang mempromosikan pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai. IAEA merupakan badan khusus dari PBB yang didirikan pada tahun 1956. IAEA memberikan bantuan di banyak negara untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk maksud damai. Negara-negara yang mendapatkan bantuan IAEA dipersyaratkan untuk mengikuti prosedur keselamatan dan keamanan berkaitan dengan radiasi. Lembaga ini menerbitkan prosedur-prosedur keselamatan radiasi dalam jurnal Safety Series.1 Badan Pengawas Teknologi Nuklir (BAPETEN)Badan Pengawas Teknologi Nuklir (BAPETEN) dibentuk sebagai akibat pemisahan antara lembaga riset (research body), yang menjadi tugas Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan lembaga pengawas (regulatory body) yang sekarang diampu oleh BAPETEN. BAPETEN merupakan lembaga pengawas tingkat nasional yang langsung berada di bawah Presiden Republik Indonesia, dan berwenang membuat peraturan atau petunjuk teknis berkaitan dengan pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia. Aturan-aturan yang dibuat BAPETEN mengacu baik kepada ICRP maupun IAEA karena Indonesia termasuk negara anggota IAEA.11. Proteksi radiasi eksternal2Proteksi radiasi eksternal ditujukan untuk melindungi jaringan atau organ dari sumber radiasi yang berada di luar organ atau jaringan. Prinsip dasar proteksi radiasi eksternal terdiri dari tiga hal yaitu faktor waktu kerja, Faktor jarak dan Faktor pelindung (shielding).2a. Faktor waktu kerjaSetiap pekerja radiasi hendaknya mampu memperhitungkan waktu kerja dengan radiasi berdasarkan besar laju dosis dan jenis radiasi yang digunakan. Jika memungkinkan, hendaknya waktu kerja diatur seminimal mungkin sehingga memperkecil jumlah dosis radiasi yang diterima. Acuan dosis total yang diterima dihitung dalam rentang harian, mingguan, dan tahunan sesuai dengan rekomendasi ICRP. 2b. Faktor jarakSetiap sumber radiasi memiliki rentang jangkauan yang berbeda di udara. Radiasi alpha dan beta relatif tidak berbahaya karena memiliki jangkauan pendek di udara, sementara radiasi gamma dan sinar-X memiliki jangkauan sangat panjang di udara. Gambar 1 berikut ini menunjukkan perbandingan relatif jangkauan radiasi alpha, beta, dan gamma. 2

Gambar Perbandingan relatif jangkauan radiasi alpha, beta, dan gamma2

Untuk radiasi gamma dan sinar-X, maka faktor jarak dari sumber radiasi ke pekerja radiasi perlu mendapat perhatian. Hubungan antara jarak dan intensitas radiasi gamma atau sinar-X ditunjukkan pada persamaan berikut ini. 2

Gambar Hubungan intensitas radiasi dan jarak sumber radiasi2

Dimana RA adalah jarak sumber menuju titik A, IA adalah intensitas sumber pada titik A, sedangkan RB adalah jarak sumber menuju titik B, IB adalah intensita sumber pada titik B. Berdasarkan persamaan hubungan intensitas dan hjarak dapat diketahui bahwa semakin jauh jarak suatu titik dari sumber radiasi, maka besar intensitas radiasi akan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu cara proteksi radiasi adalah menjaga jarak kerja pada suatu titik dimana intensitas radiasi dianggap aman. 2c. Faktor pelindung (shielding)Faktor pelindung digunakan jika waktu kerja dan jarak kerja yang harus dilakukan menimbulkan tingkat paparan radiasi yang lebih tinggi dari yang diijinkan. Untuk sinar-X dan sinar gamma pelindung yang digunakan umumnya berupa beton atau lapisan logam timbal (Pb). Konsep penggunaan pelindung ini berdasarkan prinsip pelemahan (atenuasi) radiasi jika suatu radiasi melintasi bahan. Ilustrasi dari peristiwa atenuasi dapat ditunjukkan pada Gambar 3. Pada Gambar 3 ditunjukkan suatu radiasi gamma atau sinar-X dengan intensitas awal I0 melewati suatu bahan dengan ketebalan t dan memiliki koefisien pelemahan . Intensitas radiasi setelah melewati bahan adalah I dimana hubungan I0 dan I dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini. 2

Gambar Proses atenuasi radiasi gamma/sinar-X oleh bahan2

Untuk menilai keefektifan suatu bahan sebagai perisai radiasi sering digunakan terminologi tebal paro (Half Value Layer HVL). Semakin kecil nilai HVL maka semakin efektif suatu bahan untuk menahan radiasi. HVL sendiri didefinisikan sebagai suatu nilai ketebalan yang dapat menurunkan intensitas radiasi hingga menjadi separo dari nilai semula. Hubungan HVL dan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini. 2

Pelindung radiasi memungkinkan pekerja radiasi untuk bekerja dalam jarak yang lebih dekat dengan sumber radiasi dan dengan rentang waktu yang lebih lama. Selain dikenakan oleh pekerja radiasi, pelindung radiasi juga diterpakan pada desain ruang sinar-X, glove chamber, dan kontainer penyimpan zat radioaktif. Semakin tinggi paparan radiasi atau aktivitas zat radioaktif yang terlibat, maka semakin tebal pelindung radiasi yang dibutuhkan. Bahan yang sering digunakan untuk pelindung radiasi adalah logam timbal (Pb) karena memiliki koefisien atenuasi () yang tinggi. 2

2. Proteksi radiasi internalUntuk memahami konsep proteksi radiasi internal, maka perlu diketahui jalur-jalur pemasukan (intake) zat radioaktif ke dalam tubuh/organ. Jalur utama masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh adalah melalui saluran pencernaaan dan saluran pernapasan. Untuk itu maka ICRP menetapkan dua standar utama sebagai acuan penilaian dosis maksimum yang diijinkan. Standar pertama berkaitan dengan konsentrasi maksimum zat radioaktif dalam air yang disebut sebagai Maximum Permisible Concentration (MPC). Standar yang kedua berkaitan dengan konsentrasi zat radioaktif dalam udara, disebut sebagai Derived Air Concentration (DAC). Kedua standar ini secara bersama-sama menghasilkan dosis total yang diiijinkan yang disebut sebagai Allowable Limit on Intake (ALI). 2a. Faktor bobot jaringan (WT)Faktor bobot jaringan, WT merupakan suatu besaran yang digunakan untuk menilai efek radiasi pada jaringan atau organ tertentu jika menerima dosis radiasi secara seragam. Semakin tinggi nilai WT maka semakin peka suatu jaringan/organ terhadap radiasi, sehingga dosis yang dapat ditoleransi jaringan/organ tersebut semakin kecil. Tabel 2 berikut ini menunjukkan faktor bbot jaringan untuk organ tubuh manusia. 2

JaringanWT

Gonad0,25

Payudara0,15

Sumsum tulang0,12

Paru-paru0,12

Tiroid0,03

Permukaan tulang0,03

Sisa tubuh lainnya0,30

Total1

Tabel Faktor bobot jaringan untuk organ tubuh manusia1b. Dosis efektifDosis efektif, HE dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini.

Dosis efektif pada dasarnya adalah dosis ekivalen pada suatu jaringan target dengan mempertimbangkan faktor bobot jaringan. Satuan dosis efektif sama dengan dosis ekivalen yaitu sievert (Sv). 2

SUMBER1. Rasad S. 2005. Radiologi Diagnostik. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Gaya Baru. Jakarta. 2. Beyzadeoglu M, Ozyigit G, Ebruli C. 2010. Basic of Radiation Oncology. Hacettepe University Faculty of Medicine Departement of Radiation Oncology Ankara. Springer.